PERBAIKAN PROSES PENGERINGAN BAHAN DAN SERBUK RAMUAN JAMU UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS DAN KAPASITAS PRODUKSI JAMU HERBAL DI UMKM CV. ALBIRUNI SUKSES BERSINAR KABUPATEN KLATEN Muhtadi1, Andi Suhendi1, Totok Budi Santoso2, dan Imron Rosyadi3 1 Fakultas Farmasi 2 Jurusan Fisioterapi – Fakultas Ilmu Kesehatan 3 Jurusan Manajemen – Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta Jalan A. Yani Pabelan Tromol Pos I Kartasura Surakarta 57102 Abstract The community service activities is part of a series of activities Iptekda LIPI Bottom-Up Program in 2009, entitled Improved Production Processes to Improve Quality and Production Capacity of Medicinal Herbs on MSMEs CV. Albiruni Sukses Bersinar in Klaten District. The market potential of herbal medicine is very large both at domestic and abroad, provide opportunities for small industries to traditional medicine is growing rapidly. Based on the study of the problems that existed before, that the capacity and quality of herbal medicine production in CV. Albiruni Sukses Bersinar Klaten was not optimal, primarily because of problems 1) the drying process is very dependent on sunlight, and 2) the capacity of the drying material and medicinal herb that is very limited, 3) oven technology is still very conventional and simple. The three issues related to the capacity and quality of the drying process, solved by the introduction of technology with the blower cabinet drier large capacity (capacity ± 20 kg) with drying temperatures of less than 60-70 oC. The result of the introduction and utilization of technology to SMEs herbal CV. Albiruni Sukses Bersinar Klaten, has provided a very significant influence on the development of SMEs CV. Albiruni Klaten. This is evident by the increase in sales of herbal medicine to be produced, from average of Rp. 50-75 million per month to Rp. 100-150 million permonth, and there is the addition of labor, from 23 to 35 people. Stages of coaching and development of herbal medicine production enterprises in the CV. Albiruni Sukses Bersinar in Klaten, it is necessary and will be continued for the purpose of improving the quality of herbal medicinal products that meet the standards recommended by the BPOM RI and get a distribution license (TR POM) that can be developed marketing network. Kata kunci: introduksi teknologi , lemari pengering dengan blower, CV. Albiruni Sukses Bersinar Klaten
PENDAHULUAN Penggunaan obat tradisional (jamu) di Indonesia pada hakekatnya merupakan WARTA, Vol .14, No.2, September 2011:107 - 114 ISSN 1410-9344
bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia. Keuntungan dari penggunaan obat (ramuan) tradisional pada prinsipnya adalah efek 107
samping yang relatif kecil dibandingkan obat modern. Meskipun secara empiris obat tradisional mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit, tetapi khasiat dan kemampuannya belum banyak dibuktikan secara ilmiah maupun klinis. Selain itu, belum banyak diketahui senyawa kimia apa yang bertanggung jawab terhadap khasiat obat tradisional tersebut (Wijayakusuma, 2002). Penggunaan obat-obat tradisional menyebabkan perkembangan terhadap Industri Jamu. Industri jamu Indonesia dilaporkan telah bangkit, salah satunya ditandai dengan semakin banyaknya jamu digunakan sebagai bahan dasar pengobatan, dan juga telah direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Departemen Kesehatan (Depkes) sebagai obat buat pasien. Menurut Ketua GP Jamu Indonesia, Charles Saerang, pada tahun 2008 ini diperkirakan bahwa industri jamu Indonesia akan tumbuh 20 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang telah mencapai Rp 7,2 triliun. Diperkirakan hingga akhir tahun 2008 ini, nilai transaksi industri jamu Indonesia senilai Rp. 10 triliun. Nilai pangsa pasar ini, sebenarnya masih jauh dibawah nilai penjualan industri obat tradisional di Asia dan Asia Tenggara. Malaysia dilaporkan telah mencapai nilai transaksi obat tradisional ini sebesar 1,5 milyar dolar (hampir Rp. 15 triliun). Sementara di Asia pendapatan industri obat tradisional telah mencapai 6,5 miliar dolar (Anonimb, 2008). Akan tetapi, yang sangat meresahkan dan menjadi masalah besar bagi Pemerintah dan masyarakat, di pasaran banyak dijumpai beredarnya jamu BKO (jamu yang dicampur bahan kimia obat). Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dilaporkan telah menarik 54 merek obat tradisional dari peredaran yang terdiri dari obat kuat, pegal linu, asam urat, dan pelangsing tubuh. Semua obat ini terbukti memiliki kandungan bahan kimia berbahaya. Obat tradisional yang
108
sebagian besar diproduksi dari industri jamm di Cilacap ini, dilaporkan banyak mengandung bahan kimia berbahaya yang dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh, bahkan kematian. Sedikitnya ada sembilan bahan kimia berbahaya pada berbagai obat tersebut, antara lain Sildenafil sitrat yang biasa dipakai dalam obat kuat dan dapat menyebabkan sakit kepala hingga gangguan penglihatan bahkan kematian. Ada pula Metampiron yang biasa ditemukan pada obat asam urat, dapat menyebabkan gangguan darah, ginjal, dan kematian. Bahan-bahan kimia dalam obat tradisional tersebut dosisnya sangat besar. Pertama kali diminum terasa cespleng, tapi efek sampingnya terhadap organ tubuh akan rusak berat (Anonim a , 2008). Dari 54 merek obat tradisional yang ditarik dari peredaran, sebagian besar adalah produk-produk untuk pengobatan asam urat/flu tulang, seperti : Asam Urat Flu Tulang Cap Unta, Pegal Linu Asam Urat cap Burung Gelatik, Akar Sakti Asam Urat Flu Tulang Stroke, Asam Urat Pegal Linu Cikungunya, Asam Urat Flu Tulang Karisma Sehat dll (Anonimb, 2008). Hal ini memberikan petunjuk bahwa kebutuhan pasar tentang obat-obat herbal (jamu) sebenarnya sangat besar. Di kabupaten Klaten, Jawa Tengah, sampai saat ini terdapat dua usaha Mikro kecil dan menengah/UMKM jamu tradisional, yaitu CV Fastabiq dan CV Albiruni Sukses Bersinar. Berdasarkan hasil pengamatan pelaksana, UMKM CV Albiruni Sukses Bersinar memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan dari indusri kecil menjadi industri menengah. Hal ini dikarenakan pada saat peninjauan, jumlah karyawan yang bekerja pada UMKM tersebut sudah mencapai 23 orang dengan komposisi tenaga kerja 3 orang laki-laki dan sisanya sebanyak 20 pekerja merupakan wanita yang berasal dari warga sekitar dukuh Sonayan, desa Jagalan kecamatan Karangnongko Kabupaten Klaten.
Perbaikan Proses Pengeringan Bahan dan Serbuk Ramuan Jamu untuk Meningkatkan Kualitas dan Kapasitas Produksi Jamu Harbal di UMKM CV Albiruni Sukses Bersinar Kabupaten Klaten oleh: Muhtadi, dkk.
Kemampuan produksi mengolah bahan baku berupa simplisia/serbuk bahan menjadi jamu tradisional sampai saat ini 700 Kg per bulan yang menghasilkan 7.000-10.000 butir kapsul. Produksi sebesar ini masih kurang untuk memenuhi permintaan pasar dikarenakan keterbatasan kemampuan produksi UMKM dalam melakukan pengolahan simplisia menjadi jamu. Ketidakmampuan meningkatkan produksi pada UMKM tersebut disebabkan karena keterbatasan dalam proses produksi berupa : (1) Proses pengeringan simplisia yang masih mengandalkan sinar matahari (2) Proses pengeringan serbuk dengan menggunakan oven kecil sederhana dengan pemanas lampu pijar. Tujuan utama dari kegiatan pengabdian masyarakat berbasis tekanologi tepat guna ini adalah meningkatkan kapasitas produksi dan kualitas produk UMKM jamu tradisional pada CV Albiruni Sukses Bersinar Klaten melalui perbaikan proses produksi, sedangkan tujuan khususnya adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan kemampuan proses produksi UMKM CV. Albiruni Sukses Bersinar Klaten yang produktif melalui pelatihan dan pemanfaatan teknologi peralatan produksi 2. Meningkatkan produktifitas dan efisiensi proses produksi melalui penggunaan peralatan produksi yang dapat menekan biaya produksi namun meningkatkan produk yang dihasilkan baik kuantitas maupun kualitas 3. Meningkatkan keterlibatan tenaga kerja terutama wanita dari warga sekitar dengan meningkatkan kapasitas produksi UMKM melalui perbaikan peralatan proses produksi. Pada kegiatan ini diharapkan terjadi peningkatan penyerapan tenaga kerja dua kali lipat dari 23 tenaga kerja menjadi 50 tenaga kerja.
WARTA, Vol .14, No.2, September 2011:107 - 114 ISSN 1410-9344
4. Meningkatklan kemampuan sumber daya manusia dari UMKM dan mendekatkan peran LPPM UMS dalam pengembangan UMKM di wilayah kabupaten Klaten. Secara keseluruhan kegiatan pengabdian masyarakat yang diarahkan pada introduksi dan pemanfaatan teknologi mesin pengering dengan bantuan blower (cabinet drier with blower), telah memberikan hasil yang cukup signifikan, yaitu terjadi peningkatan kualitas dan kapasitas pengeringan dan produk jamu herbal. Dampak nyata lain yang telah dirasakan oleh CV. Albiruni Klaten adalah peningkatan omset penjualan & pendapatan menjadi dua kali lipat dari sebelumnya, serta bertambahnya jumlah tenaga kerja yang dilibatkan menjadi 35 orang. METODE KEGIATAN Metode kegiatan ini berupa introduksi dan pemanfaatan teknologi tepat guna, berupa mesin pengering dengan blower (cabinet drier with blower), pemberian modal kerja berupa teknologi mesin pengering tersebut, serta pendampingan untuk peningkatan kualitas produk dan perluasan pemasaran produk jamu herbal. 1. UMKM yang dibina Nama UMKM yang dibina adalah CV. Albiruni Sukses Bersinar yang berdomisili di Dukuh Sonayan RT 02/RW 01 Desa Jagalan, Kecamatan Karangnongko, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah. Secara ringkas profil dari UMKM jamu herbal CV. Albiruni Sukses Bersinar Klaten adalah sebagai berikut : Nama UMKM : CV Albiruni Sukses Bersinar Nama pemimpin: Bambang Minarno, ST Alamat : Dukuh Sonayan RT 02/ RW 01 Desa Jagalan, Kec. Karangnongko, Kab. Klaten, Prop. Jawa Tengah Telp/HP : 085229111999
109
Jumlah Produksi : 7000-10000 Kapsul jamu per bulan setara dengan 700 Kg serbuk/simplisa per bulan Jenis Produk : 12 macam Luas Pasar : 25 agen tercatat tersebar terutama di pulau Jawa, Sumatera. Jumlah tenaga kerja : 23 orang (3 laki-laki, 20 wanita) Peralatan yang telah dimiliki (sebelum kegiatan Iptekda LIPI tahun 2009) : Nama Alat
Kapasitas
Jumlah
Status
Kondisi
Mesin penggiling
50 kg
2
Milik sendiri
Baik
Almari pengering
5 rak
1
Milik sendiri
Baik
5
1 kg
Milkik sendiri
Baik
10
Milik sendiri
Baik
20
Milik sendiri
Baik
1
Milik sendiri
Baik
Ayak manual Hair drier Pengisi kapsul jamu Kompor steam
100 kapsul
b. Organisasi pelaksana di daerah Sebagai pelaksana kegiatan IPTEKDA LIPI Program Bottom-Up 2009 di Klaten ini, kami menggunakan Lembaga/ kelompok Intermediasi Alih Teknologi (KIAT) “SINERGY” dibawah koordinasi dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Muhammadiyah Surakarta. KIAT “SINERGY” telah memiliki Akta Notaris dan didirikan pada bulan Juni 2009. Kegiatan Iptekda LIPI tahun 2009 ini, juga didukung oleh Dinas Perindagkop & PM serta Dinas Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial dari Kabupaten Klaten. c. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Dalam melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat ini, pelaksana membagi menjadi beberapa tahapan pelaksanaan, yaitu : 110
1. Tahap I Pengenalan dan pelatihan kepada UMKM CV. Albiruni Sukses Bersinar Klaten tentang penggunaan alat proses produksi yang dapat meningkatkan kapasitas produksi maupun kualitas produk jamu tradisional. Alat proses produksi yang dikenalkan dan dilatihkan kepada UMKM CV Albiruni sukses bersinar adalah mesin pengering yang dilengkapi dengan blower, 2. Tahap II Pelatihan tenaga kerja dalam penggunaan mesin proses produksi, cara operasional peralatan, dan cara mengatasi permasalahan jika ada gangguan mesin saat dioperasikan. 3. Tahap III Pelatihan penggunaan mesin pengering dan penangangannya jika terjadi problem kecil dalam pengoperasian. Pada tahap ini tenaga kerja pada UMKM CV Albiruni Sukses Bersinar ditargetkan dapat memiliki ketrampilan menggunakan alat–alat baru yang dikenalkan untuk menyempurnakan dan meningkatkan kapasitas dan kualitas produk UMKM CV. Albiruni Sukses Bersinar. 4. Tahap IV Pemberian modal/teknologi tepat guna berupa alat proses produksi yang sudah well proven, dalam hal ini alat proses produksi yang dikenalkan dan dilatihkan kepada UMKM CV. Albiruni Sukses Bersinar, yaitu cabinet drier dengan blower. 5. Tahap V Pembimbingan untuk memperluas pemasaran dengan membentuk jaringan/ networking dengan para agent dan distributor (Rumah sakit, Apotek) di
Perbaikan Proses Pengeringan Bahan dan Serbuk Ramuan Jamu untuk Meningkatkan Kualitas dan Kapasitas Produksi Jamu Harbal di UMKM CV Albiruni Sukses Bersinar Kabupaten Klaten oleh: Muhtadi, dkk.
seluruh wilayah Indonesia. Pengembangan pemasaran dapat ditempuh melalui jaringan alumni farmasi & apoteker Fak. Farmasi UMS yang telah tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. 6. Tahap VI Evaluasi dan monitoring untuk melakukan perbaikan dan modifikasi, dan diversivikasi produk jamu jika diperlukan baik dalam bidang penyempurnaan mutu produk, maupun strategi pemasaran. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari gambaran kondisi dan kemampuan produksi jamu herbal di CV. Albiruni Klaten yang berupa: Tabel 1. Kondisi proses pengeringan bahan baku dan serbuk jamu herbal di CV. Albiruni Klaten sebelum menggunakan teknologi cabinet drier with blower No.
Uraian
Keterangan
1.
Proses pengeringan bahan baku atau simplisia
Sangat bergantung pada pemanasan sinar matahari
2.
Proses pengeringan serbuk ramuan jamu herbal
Menggunakan mesin oven 5 rak dengan kapasitas ± 4 Kg
Gambar 1. Pengeringan simplisia dengan mengandalkan sinar matahari: bahan mudah tercemar mikroorganisme
WARTA, Vol .14, No.2, September 2011:107 - 114 ISSN 1410-9344
Gambar 2. Oven serbuk/simplisia tanpa dikengkapi vakum dan blower, kapasitas terlalu kecil, waku pengeringan lama
Setelah diintroduksi dan memanfaatkan teknologi cabinet drier with blower, diperoleh peningkatan kapasitas proses produksi di tempat mitra UMKM sebagai berikut : Tabel 2. Kondisi proses pengeringan bahan baku dan serbuk jamu herbal di CV. Albiruni Klaten setelah menggunakan teknologi cabinet drier with blower No. 1.
Uraian Proses pengeringan bahan baku atau simplisia
2.
Proses pengeringan serbuk ramuan jamu herbal
Keterangan - Tidak lagi bergantung ada pemanasan sinar matahari, - Memanfaatkan mesin pengering dengan blower ini Mesin oven pengering rak dengan kapasitas ± 20 Kg, 22 rak
Peningkatan kapasitas produksi jamu herbal ini, juga dibarengi dengan peningkatan kualitas produksi karena dengan memanfaatkan teknologi cabinet drier dengan blower ini, maka higienitas proses produksi dapat terjaga dengan baik kondisinya. Hal ini karena : 1) proses pengeringan berlangsung dalam tempat yang
111
tertutup, sehingga kontaminasi dengan jamur/bakteri dari luar bahan dapat dihindari, 2) Suhu produksi dapat dijaga antara 60-70 o C, sehingga bahan-bahan kimia aktif yang terkandung dalam bahan/simplisia tidak rusak karena pemanasan langsung dengan matahari atau dengan oven kecil yang berlangsung lama. 3) Adanya teknologi blower, akan mempercepat proses pengeringan dan juga mengurangi potensi berkembang biaknya bakteri/jamur yang terkandung dalam bahan simplisia atau serbuk ramuan jamu herbal. Peningkatan kualitas produk jamu herbal ini, dapat dibuktikan dari hasil uji cemaran mikroba yang terkandung dalam produk jamu herbal CV. Albiruni Klaten yang telah lolos dalam pemeriksaan uji oleh Badan POM RI, dan mendapatkan sertifikasi ijin edar (TR) dari BPOM RI. Hingga pada saat pelaporan kegiatan pengabdian masyarakat ini, CV. Albiruni Sukses Bersinar Klaten telah memiliki 5 (lima) produk yang mendapatkan sertifikasi TR POM RI.
Gambar 3. Gambar Cabinet Drier dengan Blower kapasitas 20 kg Simplisia/Serbuk Jamu Herbal
Sebelum diikutkan dalam kegiatan Iptekda 2009 omset penjualan dari CV. Albiruni Sukses Bersinar Klaten setiap bulannya belum tercatat dengan baik, dan di awal kegiatan dilaporkan oleh pemiliknya, 112
omset penjualan masih sekitar 50-75 juta rupiah, setelah ikut kegiatan Iptekda Program Bottom-Up 2009 dengan mendapatkan dukungan/alih teknologi tepat guna serta pembimbingan manajemen usaha & keuangan, peningkatan omset sudah sangat meningkat dan juga tercatat secara baik. Berikut data omset penjualannya (periode Januari s.d Oktober 2009) : Tabel 3. Omset Penjualan Produk Jamu Herbal CV. Albiruni Sukses Bersinar Klaten (periode Januari s.d Oktober 2009) No
Bulan
Jumlah
1
Januari
Rp
123,358,750
2
Februari
Rp
124,115,325
3
Maret
Rp
166,958,625
4
April
Rp
172,653,750
5
Mei
Rp
136,458,900
6
Juni
Rp
147,331,950
7
Juli
Rp
134,150,300
8
A gustus
Rp
147,405,135
9
September
Rp
121,829,250
10
Oktober
Rp
150,226,800
Peningkatan omset pada bulan Maret & April 2009 sebesar Rp. 166.958.625,- dan Rp. 172.653.750,-; disebabkan oleh adanya produk pesanan (Gurah Jumbo) oleh mitra yang cukup signigfikan jumlahnya. Sedangkan penurunan omset penjualan pada bulan September 2009, hal ini disebabkan karena bertepatan dengan bulan puasa dan lebaran idul fitri yang lazimnya mengurangi terhadap omset penjualan produk herbal. Rencana Selanjutnya Sebagai langkah lanjutan, sasaran yang akan dicapai adalah peningkatan
Perbaikan Proses Pengeringan Bahan dan Serbuk Ramuan Jamu untuk Meningkatkan Kualitas dan Kapasitas Produksi Jamu Harbal di UMKM CV Albiruni Sukses Bersinar Kabupaten Klaten oleh: Muhtadi, dkk.
kemampuan UMKM jamu herbal dalam melakukan diversifikasi produk yang lebih berkualitas, memenuhi persyaratan BPOM RI dan diterima baik oleh pasar. Produk yang semula masih berupa serbuk ramuan herbal, diubah menjadi kapsul ekstrak ramuan herbal yang secara teoritis lebih baik & berkhasiat dan telah memenuhi persyaratan standar dari BPOM RI. Dan jika memungkinkan UMKM jamu herbal CV. Albiruni Sukses Bersinar Klaten dibimbing & dibina untuk memproduksi obat herbal terstandar (OHT) yang didukung dari hasil-hasil penelitian yang dilakukan & dikembangkan oleh Tim Peneliti di LPPM UMS. Jadi tahapan selanjutnya yang telah direncanakan dan akan diraih meliputi; pencapaian diperolehnya ijin edar TR POM untuk semua produk jamu herbal (sebanyak 12 item produk) yang telah diproduksi oleh UMKM CV. Albiruni Sukses Bersinar Klaten, pengembangan strategi pemasarannya melalui konsep pojok atau klinik herbal di apotek sebagai agen/pusat pemasaran produk jamu herbal, dan menjaga keberlangsungan dan kualitas bahan baku obat herbal dengan melibatkan & memberdayakan potensi lahan & tenaga kerja di lingkungan/domisili usaha CV. Albiruni Sukses Bersinar, sehingga kualitas dan khasiat produk jamu herbal akan tetap terjaga, serta memberikan efek pemberdayaan masyarakat sekitar lebih maksimal. SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan a. Potensi UMKM jamu herbal dapat dikembangkan dengan baik, jika didampingi dan diperkenalkan teknologi tepat guna yang dapat menunjang peningkatan kualitas dan kapasitas produksi jamu herbal b. Introduksi dan pemanfaatan teknologi cabinet drier dengan blower mampu meningkatkan kapasitas dan kualitas pengeringan
WARTA, Vol .14, No.2, September 2011:107 - 114 ISSN 1410-9344
bahan dan serbuk ramuan jamu pada CV. Albiruni Sukses Bersinar Klaten. c. Peningkatan kapasitas produksi dan omset penjualan yang telah diperoleh dari pemanfaatan teknologi mesin pengering dengan blower ini, mampu memberikan hasil pendapatan menjadi dua kali lipat dari sebelumnya, serta peningkatan jumlah karyawan yang dilibatkan dalam proses produksi. 2. Saran a. Pendampingan untuk pengurusan ijin edar dari BPOM RI terhadap produkproduk jamu herbal yang dihasilkan oleh CV. Albiruni Klaten masih perlu dilanjutkan. b. Usaha untuk pengembangan pemasaran dan perluasan jaringan distribusi perlu dipikirkan dan dilakukan, agar peningkatan kapasitas produksi dapat menghasilkan peningkatan omset penjualan yang terus menerus. PERSANTUNAN Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada berbagai pihak yang telah membantu dan mendukung pelaksanaan kegiatan Iptekda LIPI tahun 2009 di CV. Albiruni Sukses Bersinar Klaten ini, yaitu kepada : 1. Pengelola Iptekda LIPI (lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) yang telah memberikan kepercayaan dengan memberikan dana bagi kegiatan Iptekda ini. 2. Pimpinan Universitas Muhammadiyah Surakarta dan LPPM UMS yang telah memfasilitasi pelaksanaan kegiatan Iptekda LIPI tahun 2009 ini. 3. Pemerintah Kabupaten Klaten melalui Dinas Perindustrian, perdagangan dan koperasi (Perindagkop) & penanaman modal, serta Dinas Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial dari Kabupaten
113
Klaten yang telah membantu dan mendampingi dalam kegiatan Iptekda ini. 4. Mitra CV. Albiruni Klaten yang telah bersedia dan bekerjasama dengan baik
untuk melaksanakan kegiatan Iptekda LIPI tahun 2009 ini.
DAFTAR PUSTAKA Tim Pelaksana Iptekda LIPI, (2008), Panduan Penyusunan Proposal Kegiatan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Daerah (Iptekda) LIPI (Program Bottom Up 2009), LIPI Press. Anonima, (2008), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) buru 54 jamu berbahaya. (http://www.kompas.com/read/xml/2008/06/10/12150799/ pom.buru.54.jamu.berbahaya). Diakses 2 September 2008 Anonimb, (2008). Industri Jamu Tahun 2008 Tumbuh 20%, (http://www.antara.co.id/arc/ 2008/6/12/gp). Diakses 2 September 2008 Ma’at, S., (2003), Pengembangan Industrialisasi Fitofarmaka untuk Pelayanan Medis di Indonesia, Seminar Nasional, Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Muhtadi, Andi Suhendi, Totok Budi Santoso, Imron Rosyadi, (2009), Perbaikan Proses Produksi Untuk Meningkatkan Kualitas Dan Kapasitas Produksi Jamu Herbal Berbasis Teknologi Tepat Guna Pada Umkm CV. Albiruni Sukses Bersinar di Kabupaten Klaten, Seminar Nasional Forum Komunikasi Iptekda LIPI, Universitas Brawijaya Malang.
114
Perbaikan Proses Pengeringan Bahan dan Serbuk Ramuan Jamu untuk Meningkatkan Kualitas dan Kapasitas Produksi Jamu Harbal di UMKM CV Albiruni Sukses Bersinar Kabupaten Klaten oleh: Muhtadi, dkk.