LATAR BELAKANG SOSIAL EKONOMI KELUAEGA DAN STATUS G l Z l BALITA PUS PESERTA KB DAN PUS TlDAK PESERTA KB (Studi Kasus di Desa Tianyar Barat, Kecamatan
Kubu, Kabupaten Karangasem, Propinsi Bali)
Oleh I GUST1 AYU PUTRl MAHADEWI A. 25,1654
IW8USAN-GKI~SYARAKAT-BAN-SUMBEROAYA-KfLf)#RGA FAKULTAS PERTANIAW INSTITUT PERTANIAN BOGOR '1992
RINGKASAN
.
I GUST1 AYU PUTRI MAHADEWI. Latar Belakang Sosial Ekonomi Keluarga dan Status Gizi Balita PUS Peserta KB dan PUS Tidak Peserta KB (studi kasus di Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, Propinsi Bali) (Di bawah bimbingan DIAH K. PRANADJI dan DJOKO SUSANTO). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang sosial ekonomi keluarga dan status gizi balita PUS peserta KB dan PUS tidak peserta KB. Unit analisa dalam penelitian ini adalah keluarga yang mengikuti program KB (selanjutnya disebut PUS KB) dan tidak mengikuti program KB (selanjutnya disebut PUS non KB) yang mempunyai anak balita. Keluarga dipilih secara llcontoh acak proporsit'yaitu diteliti 75 rumah tangga, terdiri dari 45 rumah tangga PUS KB dan 30 rumah tangga PUS non KB. Data identitas keluarga dan distribusi pangan keluarga dikumpulkan dengan cara wawancara menggunakan daftar pertanyaan. Data konsumsi pangan balita dikumpulkan menggunakan metode "recall" dan untuk menegaskan jumlah yang dikonsumsi dibantu dengan penimbangan selama dua hari berturut-turut. Sedangkan data . berat badan diperoleh dengan cara penimbangan langsung menggunakan dacin dan umur balita diperoleh dengan cara menanyakan langsung pada orang tua balita atau melihat langsung surat kenal lahir bila ada. Data demografi desa diperoleh dari Kepala Desa dengan wawancara dan pengamatan langsung. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Untuk mengetahui perbedaan latar belakang pendapatan, jumlah anak dan jarak kelahiran, tingkat konsumsi energi, protein, zat besi (Fe) dan vitamin A balita antara PUS KB dan PUS non KB digunakan uji beda "t-Studentn. Dan Uji "Khi Kuadrat" digunakan untuk mengetahui perbedaan latar belakang pendidikan, persentase jumlah anak yang semua masih hidup, jumlah perkawinan, umur isteri pertama kali kawin, pengetahuan gizi ibu dan status gizi antara PUS KB dan PUS non KB. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan latar belakang keluarga seperti tingkat pendidikan KK, pendapatan per kapita, jumlah anak yang semua masih hidup, umur isteri pertama kali kawin antara PUS KB dan PUS non KB. Sebanyak 20,OO persen KK PUS KB berpendidikan SMP, pendapatan per kapita per bulan Rp 32.505,-, umur isteri pertama kali kawin sebagian besar (57,78 % ) di atas 20 ta m n n d a n m - k ~ ~ n g s e r n w a - m a s - i U i 4 & ~ ~ ) , lebih tinggi dibandingkan dengan PUS non KB dimana 60,OO persen KK tidak sekolah, pendapatan per kapita per bulan ~p 24.940,-, umur isteri pertama kali kawin sebagian besar (73,33 % ) kurang dari 20 tahun dan jumlah anak yang semua masih hidup (43,33 % ) .
Sedangkan latar belakang tingkat pendidikan isteri dan jumlah perkawinan antara PUS KB dan PUS non KB tidak berbeda Terdapat perbedaan jumlah anak dan jarak kelahiran antara PUS KB dan PUS non KB. PUS KB memiliki rata-rata jumlah anak lebih sedikit yaitu 3 orang dengan jarak kelahiran lebih panjang yaitu 41,2 bulan. Sedangkan pada PUS non KB memiliki rata-rata jumlah anak lebih banyak yaitu 4 orang dengan rata-rata jarak kelahiran lebih pendek yaitu 26,9 bulan. Terdapat perbedaan tingkat konsumsi energi, protein, zat besi (Fe) dan vitamin A antara PUS KB dan PUS non KB. Pada PUS KB tingkat konsumsi energi, protein, zat besi (Fe), dan vitamin A berada diatas kecukupan gizi yang dianjurkan sedangkan pada PUS non KB tingkat konsumsi energi dan zat besi (Fe) masih kurang dari kecukupan gizi yang dianjurkan. Tingkat konsumsi balita tidak dipengaruhi oleh pengetahuan gizi ibu, karena pengetahuan gizi ibu PUS KB dan PUS non KB tergolong sedang, tetapi kemungkinan faktor lain seperti pendapatan, pantangan terhadap makanan tertentu, keadaan kesehatan dan distribusi pangan keluarga berpengaruh terhadap konsumsi balita. Terdapat perbedaan status gizi balita antara PUS KB dan PUS non KB, Pada PUS KB status gizi baik lebih banyak (62,22 % ) , status gizi kurang lebih sedikit (2,22 % ) dan status gizi buruk tidak ada, sedangkan pada PUS non KB status gizi status gizi baik lebih sedikit (20,OO % ) , kurang lebih banyak (20,OO % ) dan status gizi buruk lebih banyak (6,67 % ) . Dan bila dilihat ternyata status gizi kurang dan buruk terjadi pada keluarga yang memiliki anak lebih dari 3 orang, balita dengan jarak kelahiran kurang dari 24 bulan, balita yang mengkonsumsi energi dan protein kurang dari kecukupan dan balita yang mengalami sakit sebulan yang lalu, baik pada PUS KB maupun PUS non KB.
.
LATAR BELAKANG SOSIAL EKONOMI KELUARGA DAN STATUS GIZI BALITA PUS PESERTA KB DAN PUS TIDAK PESERTA KB
(studi Kasus di Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, Propinsi Bali)
'Skripsi Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Institut Pertanian Bogor
Oleh I GUST1 AYU PUTRI MAHADEWI A.25.1654
JURUSAN GIZI MASYARAKAT DAN SUMBER DAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1 9 9 2
Judul
:
LATAR BELAWING SOSIAL EKONOMI KELUARGA DAN STATUS GIZI BALITA PUS PESERTA KB DAN PUS TIDAK PESERTA KB (Studi Kasus di Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali)
Nama Mahasiswa
:
I GUST1 AYU PUTRI MAKADEWI
Nomor Pokok
:
A.25.1654
I
Menyetujui:
Dosen Pembimbinq I
Dosen Pembimbinq I1
Ir. Diah K. Pranadji, MS. NIP. 131476543
DR. Iq. Djoko Susanto, SKM. NIP. 140020647
Jurusan GMSK
ni Nasoetion, MS.
Tanggal Lulus : 22 Oktober 1992