1
László Hankó: Kebahagiaan Marina Terjemahan: Mentari Siahaan Dahulu kala hiduplah seorang wanita muda dan cantik bernama Marina. Dia tinggal di sebuah gubuk kecil di tepi pantai bersama suaminya yang bernama Tadeo. Mereka bekerja sangat rajin dan tidak pernah lelah mengolah sawah mereka. Walaupun mereka hidup sederhana, tetapi mereka selalu mampu mencukupi kebutuhan hidup mereka. Ketika hasil panen melimpah ruah, yang mana sangat jarang terjadi, mereka tidak pernah lupa untuk menolong orang yang berkekurangan. Apabila seorang pengemis datang mengetuk pintu gubuk Marina dan Tadeo, mereka akan mengundang si pengemis masuk untuk makan bersama, memberi sedikit uang dan juga bekal ketika si pengemis akan pergi melanjutkan perjalanannya. Setiap orang yang membutuhkan pertolongan dan percaya kepada Marina dan Tadeo, mereka tidak akan dikecewakan. Tadeo adalah seorang pria yang berhati penuh belas kasihan. Dia selalu ingin melakukan hal baik bagi setiap makhluk di muka bumi. Suatu ketika badai menghancurkan rumah seorang wanita tua yang tinggal di desa mereka. Si wanita tua yang miskin dan malang hanya hidup dengan mengumpulkan kayu bakar di hutan dan menjualnya di pasar. Saat Tadeo mendengar berita menyedihkan yang menimpa wanita tersebut, ia segera bergegas mendatangi rumah yang telah menjadi reruntuhan itu dan berniat membangunnya kembali. Dia membutuhkan bahan bangunan seperti balok kayu, papan, atap, paku, dan lain lain. Namun, baik Tadeo maupun si wanita tua, tidak mempunyai uang untuk membeli semuanya itu. Tadeo lalu mendatangi pria terkaya di desa itu untuk meminjam sejumlah uang.
2
„Aku akan memberimu uang yang kau butuhkan, tapi kau harus mengembalikannya padaku tepat waktu beserta dengan bunganya“, tegas si pria kaya. „Uang itu bukan untukku, tetapi untuk seorang wanita tua yang telah kehilangan rumahnya karena badai. Aku ingin membeli bahan bangunan untuk bisa membangun kembali rumah itu. Paling tidak, Anda bisa membebaskan saya dari beban bunga“, ujar Tadeo. Namun si pria kaya hanya menjawab, “Ohh, tidak bisa. Dunia ini hanya bisa berputar karena uang, bukankah begitu?” Tadeo akhirnya dengan berat hati menerima persyaratan itu. Saat waktunya tiba dan Tadeo tidak mampu melunasi hutangnya, si pria kaya mendatangi rumah Tadeo bersama dengan prajuritnya dan menyita ladang milik Tadeo dan Marina, kemudian berlalu dengan hanya meninggalkan mereka dengan gubuk tua mereka. Semua orang di desa itu merasa kasihan terhadap Marina dan Tadeo. Salah seorang tetangga mereka berbisik kepada Marina, „Aku sangat kasihan melihatmu, sayang. Suamimu lebih banyak memikirkan orang lain daripada memikirkanmu.“ Ketika Marina mendengarnya, ia pun menjadi sangat sedih. Apa yang dikatakan tetangganya memang benar. Apa yang telah ia dapatkan selama hidupnya? Tidak ada. Dia selalu bekerja keras sampai tangannya rusak dan kasar, tetapi dia tidak pernah bisa menikmati hasil kerja kerasnya. Dia bangun saat ayam mulai berkokok dan baru pergi tidur ketika semua orang sudah terlelap dalam mimpi. Untuk apa? Bahkan untuk membeli sehelai gaun pun, ia tidak mampu. Sawah mereka sudah disita, yang tersisa
3
hanyalah sedikit gandum untuk musim dingin. Gubuk mereka sudah sangat tua, bisa saja sewaktu-waktu runtuh. Dindingnya sudah banyak berlubang hingga hembusan angin dingin yang menusuk ke tulang bebas masuk ke gubuk dan atap yang bocor meloloskan air hujan membasahi bagian dalam gubuk mereka. Semua itu hanya karena suaminya yang berhati penuh belas kasihan selalu ingin menyelamatkan orang lain dari setiap penderitaan mereka sehingga Marina juga harus selalu menghindari kenikmatan dan kesenangan dunia. Marina melihat kereta kuda mewah milik si pria kaya yang berhenti di tepi jalan, ia juga melihat sang istri yang duduk di sebelah suaminya dengan wajah bangga dan penuh sukacita. Marina segera merasakan kecemburuan yang mendalam. Ia juga ingin merasakan hidup yang demikian. Namun hingga akhir hidupnya, keinginan itu tidak pernah terwujud. Setelah Marina meninggal dunia, ia kemudian berada di surga. Tuhan bertanya kepada Marina, “Apakah kau bahagia selama hidupmu, Marina?” “Bahagia? Apakah seperti itu yang disebut bahagia? Suamiku hanya sibuk menolong orang lain! Dia tidak terlalu memperhatikan aku dan juga dirinya sendiri!” “Jikalau bukan karenamu, Marina, ia tidak akan sanggup melakukan
begitu
banyak
kebaikan.
Kepadamulah
Aku
harus
berterimakasih karena suamimu telah menjadi orang yang sangat baik hati. Sebagai imbalannya Aku memberimu kesempatan untuk memulai sebuah kehidupan baru dengan seorang pria, yang menurutmu akan mampu membuatmu bahagia.” “Jikalau boleh, aku ingin terlahir kembali sebagai istri seorang pria
4
yang kaya raya.” “Keinginanmu akan Aku wujudkan. Tapi ingat, di kehidupanmu yang baru, kau tidak akan bisa mengingat apapun dari kehidupanmu yang sebelumnya.“ *****
Marina lalu terlahir kembali dan menikah dengan seorang pria yang sangat kaya. Ia tinggal di istana yang megah dengan taman yang luas penuh dengan bunga-bunga dan pepohonan yang indah. Di tengah taman tersebut terdapat sebuah kolam, dan di tengah kolam itu terdapat sebuah gazebo, ibarat sebuah pulau kecil indah lengkap dengan keindahan alamnya. Marina bisa berperahu hingga ke gazebo nan mewah dan bersantai disana ditemani dengan makanan dan minuman yang tidak hanya enak dipandang mata namun juga sangat menggiurkan lidah. Tidak ada keinginan Marina yang tidak terwujud. Suaminya selalu memenuhi apapun permintaan Marina. Dia mengenakan gaun baru nan indah setiap hari dilengkapi dengan perhiasan-perhiasan mahal dari mutiara dan emas. Marina tidak mengenal kata sengsara ataupun penderitaan. Dia juga tidak perlu khawatir akan masa depannya, karena suaminya semakin hari semakin kaya raya. Meskipun demikian, Marina tetap tidak merasakan kebahagiaan. Di sebuah gubuk di tepi pantai hiduplah seorang pria bernama Tadeo, pria yang penuh dengan belas kasihan dan selau berusaha menolong setiap makhluk hidup. Suatu hari Tadeo mendatangi rumah sang pria kaya untuk meminjam sejumlah uang. “Untuk apa kamu menbutuhkan jumlah uang yang begitu banyak?”
5
tanya si pria kaya kepada Tadeo. “Aku ingin membangun kembali rumah seorang wanita tua yang telah dihancurkan oleh badai”, jawab Tadeo. “Kau pikir kau itu siapa? Lihat dirimu sendiri yang juga miskin dan malang! Tetapi supaya kau bisa melihat kebaikan hatiku, aku akan memberimu uang sebagai hutang, tetapi harus dengan bunga.“ Tadeo tidak mempunyai pilihan lain selain menerima persyaratan tersebut. “Kalau dia tidak mengembalikan hutang itu tepat waktu, aku akan menyita sawah miliknya“, ujar si pria kaya dengan nada licik ketika ia melihat Tadeo melangkah keluar dari rumahnya. „Kau tidak seharusnya begitu berhati batu“, tegur Marina. „Dia hanya ingin melakukan hal baik dengan uangmu. Jika memang kau berhati baik, bukan hanya menghapus bunga, tapi kau juga seharusnya memberi uang itu sebagai bantuan, bukan sebagai hutang“. „Hei perempuan, jangan ikut campur dalam urusan ini!” bentak suami Marina. Akhirnya jangka waktu pelunasan hutang sudah berakhir, si pria kaya bersama dengan prajuritnya mendatangi rumah Tadeo. Kepala prajurit itu adalah seorang pria yang tampan, kuat, dengan wajah yang memancarkan kebijaksanaan.
Marina
mendatangi
pria
itu
secara
rahasia
dan
menyodorkan setumpuk uang kepadanya sambil berkata, “Itu adalah jumlah hutang Tadeo kepada suamiku. Ketika kalian berada di rumah Tadeo, kalian harus berlaku seolah-olah kalian menerima uang ini dari Tadeo. Aku tidak ingin sawah pria yang baik hati itu disita oleh suamiku.”