LAPORAN Workshop Pengelolaan CSR (Corporate Social Responsibility) Menuju Pelestarian Sumberdaya Air Nirmala Convention Center, Denpasar-Bali 2 Desember 2016
Oleh :
FORUM DAS BADUNG
DAFTAR ISI I. 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6
PENDAHULUAN ..................................................................................... 2 Latar Belakang ............................................................................................. 2 Tujuan ......................................................................................................... 4 Tempat dan Waktu ....................................................................................... 4 Peserta Workshop ……………………………………………………….4 Narasumber dan Fasilitator .......................................................................... 4 Penyelenggara Workshop ............................................................................ 5
II. 2.1 2.2 2.3
PROSES PELAKSANAAN ...................................................................... 6 Pengantar Workshop .................................................................................... 6 Pembukaan Workshop ................................................................................. 7 Presentasi Materi ......................................................................................... 8 2.3.1 Membangun Peran Multipihak dalam Mendukung Pelestarian Daerah Hulu, oleh BPDAS Unda Anyar ........................ 8 2.3.2 Peran Swasta dalam Merawat Sumberdaya Alam untuk Keberlanjutan Bisnis oleh Univ. Trisakti ....................... 9 2.3.3 Dual Komitmen untuk Pengelolaan Sumberdaya Air Berkelanjutan oleh AQUA ....................................................... 12 2.3.4 Tanya jawab/diskusi ........................................................................ 14 2.4 Working Group .......................................................................................... 16 2.5 Deklarasi Komitmen Peserta ..................................................................... 19 III. PENUTUP ................................................................................................ 20 Lampiran-Lampiran ....................................................................................... 21
i
I. 1.1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Program
tanggung
jawab
sosial
perusahaan
(Corporate
Social
Responsibility- CSR) merupakan salah satu bentuk kegiatan yang wajib dilakukan oleh perusahaan sesuai dengan amanat UU PT No.40 (pasal 74). Dalam undangundang ini dijelaskan tentang kewajiban pelaksanaan CSR bagi perusahaanperusahaan yang terkait dengan pengelolaan sumber daya alam. Selain karena amanat undang-undang, program CSR ini juga sangat erat kaitannya dengan upaya
untuk
mendukung
pembangunan
yang
berkelanjutan,
termasuk
keberlanjutan operasi (usaha) perusahaan tersebut. Perusahaan tidak bisa begitu saja mengabaikan peranan stakeholders (pekerja, pemerintah, dan mitra bisnis) dengan hanya mengejar profit semata, dan mengabaikan masyarakat yang terdampak operasi perusahaan dan kelestarian
lingkungan di sekitarnya.
Karenanya program CSR merupakan komitmen perusahaan untuk berkontribusi pada terciptanya pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Disisi lain, banyak perusahaan/lembaga swasta/Bank dan Dinas/Instansi pemerintah terkait belum memahami prinsip-prinsip dasar dan pentingnya peran CSR dalam mendukung masyarakat terdampak operasi perusahaan dan kelestarian lingkungan secara berkelanjutan. Demikian halnya di wilayah Kabupaten Badung, pengembangan dan pemanfaatan program CSR sebenarnya cukup potensial. Ada beberapa perusahaan yang berkembang di wilayah ini, antara lain Industri Pariwisata (Hotel dan Restoran), Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan, Perbankan dll, yang punya kewajiban untuk mengembangkan program CSR dalam
membantu pemberdayaan
masyarakat (miskin), baik bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan kelestarian lingkungan. Industri pariwisata, PDAM, PAMDK, dll, yang ada di wilayah Kabupaten Badung khususnya dan Provinsi Bali pada umumnya, tentunya membutuhkan banyak sekali sumberdaya air untuk mendukung usahanya, baik yang diperoleh dengan melakukan pengeboran air tanah maupun diambil dari sungai/sumber air yang berasal dari daerah hulu.
Berdasarkan data industri perhotelan di Kab 2
Badung,
paling tidak terdapat Perusahaan Hotel golongan F1 (hotel biasa)
jumlahnya kurang lebih 1,162 hotel dan hotel golongan F2 (hotel berbintang) sebanyak 89 hotel. Sementara, upaya yang dilakukan perusahaan tersebut melalui kegiatan CSR untuk pelestarian sumberdaya hutan dan air di daerah hulu, seperti penghijauan, pembuatan sumur resapan, Biopori, dll, masih belum banyak dilakukan secara intensif dan berkelanjutan. Bahkan untuk penyelenggaraan CSR atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TJSP) di Kabupaten Badung, telah diterbitkan Peraturan Bupati Badung No. 83 Tahun 2013. Namun nampaknya forum TJSP ini belum berperan secara optimal. Salah satu persoalan yang terjadi adalah pemahaman perusahaan maupun dinas/instansi terkait tentang CSR masih sebatas “Dana” atau sumbangan/donasi yang wajib diberikan Perusahaan kepada masyarakat
atau
stakeholders,
dan
bukan
dipahami
sebagai
program
pemberdayaan masyarakat dan lingkungan SDA yang dikembangkan secara komprehensip
dan
berkelanjutan.
Padahal
program
CSR
(sebagaimana
diamanatkan dalam ISO 26000) bukanlah sekedar sumbangan dana/donasi, akan tetapi lebih berfokus pada bagaimana perusahaaan ikut bertanggung jawab terhadap manajemen dampak (dampak sosial dan lingkungan) yang terjadi dalam mendukung pembangunan berkelanjutan. ISO 26000, yang merupakan Guidance Standard on Social Responsibility, menjelaskan bahwa pada prinsipnya tanggung jawab program CSR mencakup 7 isu pokok yaitu: Konsumen, Praktek Tata Kelola Perusahaan yang baik, Lingkungan, Ketenagakerjaan, Hak Asasi Manusia (HAM), Operasi yang Adil dan Pengembangan serta Pelibatan Masyarakat (Community DevelopmentComDev). Guna mengoptimalkan peran Perusahaan maupun Dinas/Instansi terkait, dalam menindaklanjuti pengelolaan program CSR ke depan, khususnya di wilayah Kabupaten Badung,
maka pemahaman tentang apa dan bagaimana
pengelolaan CSR sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan terhadap manajemen dampak (masyarakat dan lingkungan), dibicarakan. Karena itu,
menjadi amat penting untuk
Forum Daerah Aliran Sungai (DAS) Badung
menyelenggarakan kegiatan workshop pengelolaan CSR ini, dengan melibatkan berbagai pihak (stakeholders).
3
1.2
Tujuan
Adapun tujuan workshop pengelolaan CSR, yaitu : 1. Meningkatkan pemahaman para pihak terhadap tentang konsep CSR sesuai ISO 26000 dan pentingnya pengelolaan program CSR dalam mendukung pembangunan berkelanjutan 2. Diketahui gambaran
peta permasalahan dan kebutuhan Program CSR di
Kabupaten Badung. 3. Adanya komitmen/deklarasi para pihak mendukung Pelestarian Sumberdaya Air daerah hulu Kabupaten Badung melalui program CSR.
1.3
Tempat dan Waktu Workshop ini diselenggarakan pada 2 Desember 2016, bertempat di
Nirmala Hotel Convention Center, Jl. Mahendra Data No. 81, Denpasar-Bali, phone (0361) 483777. Agenda workshop, dapat dilihat pada Lampiran 1.
1.4
Peserta Workshop Peserta workshop CSR terdiri dari Dinas/Instnasi terkait, baik di tingkat
Kabupaten Badung maupun Provinsi Bali, perwakilan unit/devisi CSR atau SDP (Sustainable Development Program) dari Perusahaan yang ada di Kabupaten Badung, Lembaga Perbankan, Perguruan Tinggi, Pemerintah Desa dan Lembaga Swadaya Masyarakat. Jumlah peserta yang terlibat sebanyak 50 orang, dengan perincian sebagaimana terlihat pada Lampiran 2.
1.5
Narasumber dan Fasilitator Dalam workshop ini, selain dipaparkan materi tentang pengertian CSR sesuai
amanat ISO 26000, bagaimana peran CSR dalam mendukung bisnis perusahaan dan pembangunan berkelanjutan, juga dipaparkan sharing pengalaman dari perusahaan yang telah melaksanakan program CSR selama ini. Adapun narasumber yang terlibat dalam workshop ini, yaitu:
1. BPDASHL Unda Anyar, terkait topik “Membangun Peran Multipihak dalam mendukung pelestarian daerah hulu”. 2. Ibu Maya, Dosen Trisakti Jakarta, terkait topic “Peran Swasta dalam merawat sumberdaya alam untuk Keberlanjutan Bisnis Perusahaan” 4
3. PT. Tirta Investama-Aqua, terkait best practices “Komitmen Perusahaan AQUA dalam Pengelolaan Sumberdaya Air Secara Berkelanjutan”. Untuk memperlancar proses diskusi, terutama dalam memperdalam pemahaman CSR dan strategi pengelolaannya serta
penggalian gagasan dari peserta
workshop, difasilitasi oleh moderator/fasilitator (Bapak Budi Raharjo)
1.6
Penyelenggara Workshop Kegiatan workshop CSR diselenggarakan oleh Forum Daerah Aliran
Sungai (DAS) Badung-POKJA Ayung Lestari bersama JANMA, PT. Tirta Investama-Pabrik Mambal, Pemkab Badung, BPDAS Unda Anyar dan Media Bali Post.
5
II.
2.1
PROSES DAN HASIL WORKSHOP
Pengantar Workshop
Mengawali pelaksanaan workshop, Ketua POKJA Ayung Lestari (Dr. Ir. I Made Sudarma, MS) menyampaikan pengantar terkait pentingnya melestarikan sumberdaya air di daerah hulu oleh para pihak, melalui topik bahasan: “Membangun Sinergitas Pengelolaan DAS Ayung Berkelanjutan di Provinsi Bali yang dimulai dari Kabupaten Badung”. Badung?
Mengapa dimulai dari Kabupaten
Alasan utama dan faktor pendukung yang dikemukakan oleh Pak
Sudarma, yaitu pemanfaatan terbesar DAS Ayung berada di wilayah Kabupaten Badung, berupa : 1. Irigasi
: 2575 Ha (69,16 %) dari 3723 Ha sawah.
2. PDAM
: IPA Blusung + Semanik + Petang, Rafting : Tidak kurang dari 12 perusahaan.
3. Industri
: Air Mineral Dalam Kemasan (AMDK)
4. Sosbud
: Tempat Melasti, Nganyut, dll.
Ketua POKJA menekankan, Air merupakan komoditi yang tidak memiliki substitusi
(pengganti).
Air
merupakan
barang publik, sehingga air seeprtinya tidak bernilai ekonomi
yang dengan mudah
diperoleh dan mudah juga dibuang. Jika terdapat alokasi dana dalam bentuk CSR atau dalam bentuk lain, hal yang harus dipikirkan adalah bagaimana memanfaatkan dana tersebut agar terintegerasi, terfokus untuk
menyelesaikan
masalah-masalah
terkait menyelamatkan sumber daya air. Kalau sumber daya air tidak dirawat dengan baik, maka tentunya akan menjadi masalah besar dikemudian hari. Leih lanjut dijelaskan bahwa pendapatan terbesar Kabupaten
Badung
dikontribusi oleh pariwisata. Sementara seluruh pelaku dan industri pariwisata memerlukan air yang cukup banyak untuk memenuhi kebutuhannya. Kalau air
6
tidak dijaga dengan baik, maka bisnis pariwisata tentu tidak akan berjalan dengan baik. Karena itu, beberapa langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian air, antara lain : 1. Air sungai terbentuk dengan sangat mudah.
Menjaga vegetasi hutan
dengan baik merupakan salah satu cara untuk menjaga ketersediaan air. 2. Tindakan masyarakat hulu dalam merawat hutan adalah sebagai “penyedia air“. 3. Masyarakat hilir
adalah pihak “pemanfaat air “ atas upaya yang
dilakukan masyarakat hulu, sehingga pemanfaat air haruslah memberi kompensasi kepada masyarakat hulu sebagai penyedia air. 4. Kompensasi akan menjadi perangsang bagi masyarakat hulu untuk melakukan konservasi dan sekaligus dapat memperbaiki kehidupan sosial ekonomi mereka. 5. Penyedia jasa lingkungan tidak hanya dijadikan obyek program, tetapi mereka juga harus dijadikan subyek program. 6. Perlu adanya sinergitas berbagai pihak dalam dalam program konservasi air. Diharapkan melalui workshop CSR ini, semua stakeholder
baik pemerintah,
perusahaan, lembaga swadaya masyarakat dan masyarakat agar menyadari pentingnya pelestarian sumberdaya air yang menjadi tanggung jawab bersama, salah satunya melalui pengelolaan program CSR.
2.2
Sambutan dan Pembukaan Workshop
Sesi berikutnya, disampaikan sambutan/arahan dari Bupati Badung yang diwakili oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Badung, sekaligus membuka secara resmi kegiatan workshop. Dalam sambutannya, Kepala BLH Badung menyampaikan apresiasi atas inisiatif
Forum DAS Badung untuk
menyelenggarakan workshop CSR ini. Lebih lanjut dijelaskan, bahwa sumber daya air merupakan anugrah Tuhan Yang Maha Esa,
7
merupakan modal dasar pembangunan. Namun demikian disadari bahwa sumber daya alam yang ada saat ini telah banyak mengalami penurunan fungsi, terjadi degradasi
lahan,
adanya
erosi,
banjir
dan
kekeringan,
serta
adanya
pengambilalihan kawasan hutan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Kondisi tersebut akan memperburuk kondisi lingkungan, serta mengakibatkan terjadinya lahan kritis. Karena itu, diharapkan agar
pemerintah, swasta dan
masyarakat secara bersama-sama ikut serta untuk menanggulangi permasalahan tersebut sejak dini. Selain itu, juga disampaikan bahwa pentingnya DAS sebagai konsepsi dari wilayah bentang alam yang mewadahi air dari curah hujan. Masalah yang dihadapi dalam pengelolaan DAS di Kabupaten Badung antara lain: tingginya alih fungsi lahan dari pertanian menjadi pemukiman, pelaksanaan konservasi belum optimal, dan tingginya lahan kritis. Peran pemerintah tidak cukup untuk menanggulangi permasalahan tersebut, sehingga diperlukan adanya kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan para pemangku kepentingan lainnya (swasta). Dalam akhir sambutannya, Kepala BLH Badung menegaskan bahwa program CSR merupakan salah satu bentuk kegiatan yang wajib dilakukan oleh perusahaan yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Oleh sebab itu, Pemerintah Kabupaten Badung mengharapkan peran serta secara aktif dari Forum DAS Badung untuk bersama-sama menggerakkan masyarakat utamanya para pemangku kepentingan (perusahaan) dalam mendukung pengelolaan dan pelestarian Daerah Aliran Sungai (DAS).
Selanjutnya pelaksanaan Workshop CSR (Corporate Social
Responsibility) Menuju Pelestarian Sumberdaya Air, dibuka secara resmi oleh Kepala BLH Badung.
2.3 Presentasi Materi 2.3.1
Membangun Peran Multipihak dalam Mendukung Pelestarian Daerah Hulu. Materi ini dipaparkan oleh Kepala BPDAS HL Unda Anyar (Ir.
Tekstyanto). Tujuan pemaparan materi ini adalah untuk memberikan gambaran permasalahan-permasalahan yang terjadi dikawasan hutan, lahan, dan sumber
8
daya air serta bagaimana membangun peran multipihak dalam mendukung pelestarian daerah hulu. Dalam presentasinya, beberapa poin yang dipaparkan terkait tentang pemahaman tentang DAS berupa pengertian DAS, penampilan 3D permukaan DAS, sketsa DAS dan morfologi DAS. Hal ini dilakukan karena masih banyak ditemukan perbedaan pemahaman terhadap DAS baik pada tingkat pelaksana maupun pengambil keputusan. Tidak kalah pentingnya, beliau juga memaparkan permasalahanpermasalahan yang terjadi di daerah hulu berupa tanah longsor, erosi lahan pertanian, dan hutan gundul, daerah
tengah-hilir
kekeringan,
dan
berupa
daerah
hilir
berupa sampah yang terdapat disungai
dan bencana
banjir. Untuk
mengatasi
permasalahan hutan, lahan, dan sumberdaya air, diperlukan adanya pengelolaan DAS secara terpadu. Hal ini dilakukan karena (1) adanya keterkaitan antar berbagai kegiatan (multisektor), (2) melibatkan berbagai disiplin ilmu, (3) batas DAS tidak selalu bertepatan dengan batas wilayah administrasi, dan (4) adanya interaksi hulu-hilir sehingga perlu koordinasi, permasalahan PDAS seringkali harus diselesaikan lintas bagian dan harus lintas sektor. Stakeholder yang memiliki peran dalam pengelolaan DAS diantaranya (1) pemerintah pusat, (2) pemerintah daerah, (3) masyarakat, (4) pihak swasta, dan (5) stakeholder pendukung (perguruan tinggi, LSM, Forum DAS, dll).
2.3.2
Peran
Swasta
dalam
Merawat
Sumberdaya
Alam
untuk
Keberlanjutan Bisnis Materi ini dipaparkan oleh Ibu Maria Dian Nurani (Dosen dari Universitas Trisakti). Sesuai yang diharapkan dalam workshop ini, tujuan pemaparan materi adalah untuk memberikan dan menyatukan pemahaman kepada semua pihak
9
tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TJSP) atau dalam perusahaan lebih dikenal dengan istilah CSR (Corporate Social Responsibility). Dijelaskan bahwa Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (ISO 26000, 2010) merupakan tanggung jawab sosial organisasi akan dampak dari keputusan dan aktifitasnya terhadap masyarakat dan lingkungan, melalui perilaku etis
dan
transparan
yang
berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan, kesehatan
dan
masyarakat, harapan
termasuk kesejahteraan
mengikutsertakan
stakeholder,
sesuai
hukum yang berlaku dan konsisten dengan perilaku norma internasional. Tanggung jawab ini harus terintegrasi di seluruh aktifitas organisasi dan dipraktekkan dalam relasinya. Aktifitas yang dimaksud termasuk produk, jasa, dan proses dan relasi merujuk pada aktifitas organisasi dalam lingkaran pengaruhnya. Lebih lanjut, dijelaskan beberapa poin penting terkait dengan konsep Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR), antara lain : 1) Tanggung jawab sosial adalah tanggung jawab semua organisasi, 2) Tanggung jawab sosial adalah manajemen dampak, 3) Dampak dari produk, jasa, proses dan keputusan organisasi terhadap masyarakat dan lingkungan hidup, 4) bertanggung
jawab
dengan
berperilaku
etis
dan
transparan,
memperhitungkan ekspektasi stakeholder, memenuhi hukum yang berlaku, dan norma perilaku internasional yang dilakukan di seluruh perusahaan dan lingkaran pengaruh, dan 5) Tujuannya adalah berkontribusi bagi pembangunan berkelanjutan, termasuk kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Selanjutnya ditegaskan bahwa sesuai dengan ISO 26000; 2010, cakupan CSR cukup luas, meliputi 7 subyek inti, yaitu :
10
1. Tata kelola perusahaan, 2. Hak Asasi Manusia (HAM) 3. Ketenagakerjaan 4. Lingkungan, 5. Praktik operasi yang adil, 6. Konsumen 7. Pelibatan dan pengembangan masyarakat (ComDev)
Dengan demikian, pemahaman tentang konsep CSR sebagaimana diatas, cakupannya sangat luas, tidak hanya sekedar”dana”/donasi (pilantropy) semata. Keberhasilan program CSR, bukan dilihat dari besarnya dana. Ada beberapa kriteria CSR dikatakan berhasil, yaitu : 1. Mampu meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif dari produk, jasa, proses produksi dan operasi bisnis serta keputusan perusahaan. 2. Memiliki dampak yang lebih besar dan lebih luas terhadap pembangunan berkelanjutan (aspek ekonomi, sosial dan lingkungan hidup). 3. Sesuai karakteristik organisasi, pemangku kepentingan dan masyarakat setempat serta kearifan lokal. 4. Terintegrasi dalam kebijakan, budaya, strategi dan operasi perusahaan. 5. Memenuhi hukum dan perundang-undangan yang berlaku. 6. Melibatkan pemangku kepentingan yang terkena dampak pada setiap tahapannya. 7. Mampu mendorong organisasi lain dalam lingkaran pengaruhnya (sphere of influence) untuk juga berperilaku bertanggung jawab sosial. 8. Merupakan proses perbaikan terus-menerus (continues improvement)
11
2.3.3
Best practices PT. Tirta Investama: Dual Komitmen Perusahaan AQUA untuk Pengelolaan Sumberdaya Air Berkelanjutan. Materi ini dipaparkan oleh PT. Tirta Investama (Bapak Arief Fatullah), terkait pengalaman praktis Perusahaan Aqua (Danone) dalam menjalankan program CSR selama ini. Diawali dengan memaparkan sejarah singkat berdirinya Perusahaan Aqua,
lebih lanjut narasumber menyampaikan bahwa keberhasilan Aqua adalah buah hasil
dari keputusan yang
dibuat
oleh
Tirto
Utomo
ketika
mendirikan
sebuah
perusahaan memproduksi dan
yang air
kemasan
menjadikan
AQUA
sebagai
mereknya.
Selanjutnya, pada tahun 1998, Aqua menjalin kemitraan dengan Danone Group, sebuah entitas bisnis multinasional yang berlokasi di Paris, melalui Danone Asia Holding Pte. Ltd. Lebih lanjut dijelaskan bahwa Aqua memiliki 3 komitmen penting dalam menjalankan usaha, antara lain (1) komitmen untuk karyawan, (2) komitmen untuk konsumen, dan (3) komitmen untuk lingkungan dan masyarakat. Komitmen Aqua untuk karyawan yaitu Aqua tempat yang nyaman untuk bekerja. Komitmen Aqua untuk konsumen diimplementasikan dengan memberikan produk yang berkualitas dan memberikan pelayanan yang terbaik untuk konsumen. Komitmen Aqua untuk lingkungan dan masyarakat dibuktikan dengan oleh AQUA Grup sebagai Perusahaan AMDK pertama di Indonesia yang meraih PROPER Hijau untuk empat Pabrik di Mekarsari, Pandaan, Mambal dan Airmaidi. Aqua sebagai perusahaan ramah lingkungan menetapkan berbagai upaya untuk mengurangi jejak karbon. Beberapa program pengurangan jejak karbon antara lain (i) efisiensi energi, (ii) mendekatkan supplier, (iii) optimasi rute pengiriman, (iv) modifikasi mesin, (v) mengganti solar dengan cnd, (vi) penanaman pohon dan konservasi, dan (vii) pengurangan pemakaian forklift.
12
Terkait dengan komitmen Aquaa terhadap lingkungan dan masyarakat, Bapak Arief menyampaikan bahwa Aqua sebenarnya sudah memiliki komitmen ini sejak tahun 1973. Penamaan program tersebut adalah sebagai berikut. 1. Philanthrophy On Sport (Badminton) 1973-1990 2. Aqua Peduli Strategic Philanthrophy On Environment 1993-1998 3. Aqua Lestari Comdev Program 2006 4. Aqua Lestari IWR-Based Comdev - 2009 5. Ecosystem Project 2010 6. Present Aqua Lestari Sustainability Platform 2011 7. Aqua 2020 Sustainability Pillars. They Are Water Resources Protection, Packaging Optimization And Waste Collection, Sustainable Product Distribution And Co2 Reduction. Pilar-pilar tersebut dapat berjalan dengan bekerja secara bersama-sama. Aqua juga memiliki program di Daerah Aliran Sungai Ayung. Beberapa kegiatan program yang dikembangkan bersama mitra kerja (JANMA), diantaranya (i) Ayung Lestari, meliputi: Penanaman dan pemeliharaan pohon, WASH, pembuatan Sumur Resapan & Biopori, Kehati, dan Pokja Ayung Lestari, (ii) Integrated Farming System, meliputi Pertanian Sehat, Economic Development, Biogas, dan Pengelolaan sampah, (iii) Sekolah Sahabat Mata Air, meliputi Adiwiyata dan Kampanye dan aksi lingkungan, serta (iv) Waste Management. Terkait perlindungan air dan lingkungan, Aqua juga memiliki beberapa program, diantaranya penanaman pohon, konservasi mekanik, dan sekolah sahabat mata air sebagai edukasi
lingkungan
sejak
dini.
Khusus untuk program WASH, terdapat
lebih
dari
132,796
penerima, tersebar di 17 Kecamatan dan lebih dari 70 Desa di Indonesia. Berbagai keberhasilan pengembangan program CSR Aqua, mengantarkan Perusahaan Aqua mendapatkan penghargaan Proper Hijau secara berturut-turut.
13
2.3.4
DISKUSI/TANYA JAWAB Setelah presentasi berakhir, dilanjutkan dengan sesi diskusi/tanya jawab
yang dipandu oleh moderator/fasilitator. Ada dua peserta yang menyampaikan pertanyaan, yaitu Ida Bagus Badraka (BLH Bali) dan Nyoman Sunarta (Forum DAS Provinsi Bali). 1.
Ida Bagus Badraka (BLH Bali)
Beberapa pertanyaan yang diajukan yaitu:
Bagaimana mentransformasi keberadaan organisasi pengelola air maupun forum-forum melalui sistem yang ada dalam upaya pelestarian sumberdaya air ?
Bagaimana sistem pengelolaan sumberdaya air dikembangkan ke depan ?
Menanggapi pertanyaan tersebut, narasumber memberikan tanggapan sbb: (i) Ibu Maya: Forum DAS dapat (i) membuat grand strategi untuk kegiatan DAS Badung dalam mengelola pelestarian sumberdaya air tanpa memandang siapa pelaku yang melakukan kegiatan tersebut, (ii) membuat tahapan-tahapan pelaksanaan kegiatan pengelolaan pelestarian sumberdaya air, sehingga arah dan tujuan kegiatan jelas, (iii) pembagian tugas-tugas pelaksanaan pelestarian sumberdaya air dengan melibatkan banyak pihak (pemerintah, swasta, akademisi, masyarakat, dll). (ii) Pak Tekstianto: sistem pengelolaan air kedepan lebih menekankan pada visi dan misi untuk pengelolaan dan pelestarian air. Terdapat kantor P3E yang sedang melakukan penyusunan daya dukung dan daya tampung. Data tersebut bisa dimanfaatkan untuk kegiatan pelestarian air, sehingga isu-isu tentang keterbatasan air dapat diminimalisir. (iii) Pak Sudarma, terkait dengan daya dukung dan daya tamping yang disampaikan oleh Pak Tekstyanto, perlu dketahui itu hanya berupa peta, sesungguhnya pendekatan daya dukung dan daya tampung yang dilakukan oleh P3E merupakan pendekatan berdasarkan jasa ekosistem, dimana terdapat daerah rawan gempa, daerah rawan bencana, daerah potensi air, dls. Tetapi, secara spesifik untuk sungai ayung tidak kelihatan, karena peta yang digunakan 1 : 250.000. Pemahaman daya dukung dan daya tampung masih
14
sangat berbeda. Sebenarnya, daya dukung lebih pada penyediaan sumberdaya alam, sedangkan daya tampung lebih pada kemampuan asimilasi limbah. 2. Nyoman Sunarta (Forum DAS Provinsi Bali) Beberapa pertanyaan yang diajukan, antara lain :.
Bagaimana mengembalikan air di daerah hulu ?
Bagaimana mengelola hujan di daerah tengah dan hilir ?
Tanggapan dari narasumber, yaitu : (i) Ibu Maya : semua supply air perlu ditingkatkan dengan berbagai cara. (ii) Pak Tekstyanto: untuk di daerah hilir bisa diupayakan dengan membuat sumur resapan, biopori, dan ruang terbuka hijau, untuk di daerah tengah bisa membuat agroforestry, dan untuk di daerah hulu bisa membuat waduk dan embung. (iii) Pak Sudarma: terkait dengan penyediaan air, mungkin banyak diantara kita berpikir bahwa kita masih memiliki banyak air terbuang ke laut. Contohnya Tukad Unda. Sebenarnya air sungai ini dapat dimanfaatkan sebagai konsumsi air baku untuk daerah Sarbagita (Bali Selatan). Salah satu penyebab tidak tergarapnya Tukad Unda menjadi pensupply air adalah dari segi geografis, Bali Selatan berada lebih diatas dari Tukad Unda, sehingga memerlukan biaya yang besar untuk proses memompa air. Kemudian, munculnya wacana lain oleh BWS Bali Penida yaitu membangun waduk yang lokasinya interseksi antara Sidan, Gianyar, dan Bangli. Studi AMDAL untuk pembangunan waduk ini sudah berjalan. Fungsi waduk tersebut bukan untuk irigasi, tetapi untuk supply air ke daerah Bali Selatan karena sistem gravitasi supply air lebih murah. Permasalahan yang mungkin bisa muncul adalah terjadi perebutan air di daerah hulu. Jika ini terwujud maka pertanian yang justri mensubsidi pariwisata, sebab pertanian menjadi sektor yang dikorbankan. Air yang seharusnya digunakan untuk irigasi pertanian, justru disuppy ke Pariwisata. Lebih lanjut ditekankan, bawah dalam mengelola ketersediaan air dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu dari sisi supply (hulu) dan sisi demand (hilir). Daerah hulu merupakan tempat penyediaan air, sehingga untuk menjaga hutan di daerah hulu merupakan solusi untuk menjaga
15
ketersediaan air. Sedangkan untuk di daerah hilir tempat yang hanya memanfaatkan air (demand). Menaikkan harga air akan mengurangi konsumsi air di daerah hilir. Mengatur air di daerah deman jauh lebih mudah daripada di daerah supply.
2.4
DISKUSI KELOMPOK (Working Group) Pada sesi berikutnya dilakukan pendalaman materi oleh peserta terkait
dengan pemaparan materi yang telah disampaikan oleh narasumber. Proses pendalaman materi dilakukan melalui diskusi kelompok, Ada 2 isu pokok yang didiskusikan, yaitu (1) bagaimana persepsi mendapatkan pelestarian
peserta
setelah
informasi DAS
tentang
Ayung
dan
konsep CSR sesuai ISO 26000; dan (2) langkah-langkah/strategi dan peran yang perlu dilakukan untuk pengelolaan dan pelestarian DAS Ayung ke depan. Untuk proses diskusi ini, peserta dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu (i) kelompok pemerintah, (ii)
swasta, dan kelompok masyarakat sipil.
Masing-masing kelompok dipandu oleh seorang fasilitator (Ida Ayu Eka Pertiwi Sari, Budi Raharjo dan Gde Suarja). Hasil diskusi kelompok selanjutnya dipresentasikan secara pleno untuk mendapatkan masukan/feed back bersama. Adapun hasil diskusi dari masingmasing kelompok, sebagai berikut: A. Kelompok : Pemerintah (1) Persepsi ttg pelestarian DAS dan konsep CSR 1. Hulu : (i) DAS ayung merupakan sumber air utama namun kondisinya kurang terawat, (ii) kurang terjadinya pemeliharaan dan rehabilitasi, (iii) Masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang pelestarian alam, maka dari itu diperlukan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya pelestarian alam, (iv) Terjadinya
16
perambahan (alih fungsi lahan dari tanaman konservasi menjadi sayur), (v) adanya penurunan debit air, dan (vi) terjadinya pencemaran air dari pertanian yang tidak ramah lingkungan serta perilaku sanitasi masyarakat. 2. Hilir-Tengah ; (i) padatnya aktivitas perekonomian, sehingga menyebabkan permasalahan seperti penyempitan badan sungai, tingginya pencemaran, dan bencana banjir. 3. Persepsi CSR merupakan mitra pemerintah sesuai dengan peran masing-masing. (2) Langkah-langkah dalam pengelolaan DAS Ayung 1. Perlu dilakukan penyempurnaan RPJM/RPJP dan rentra, karena isu yang disampaikan dalam presentasi belum terjawan di dalam renstra. 2. Pelaksanaan dan penegakan regulasi. 3. Leadership berada pada BAPEDA dan BLH 4. Peningkatan sumber daya manusia di dalam pemerintahan 5. Pembenahan sistem pendanaan Pembentukan
kemitraan
daerah
penyelamatan
air,
artinya
Pemerintah, Swasta, dan Masyarakat bekerja secara terintegrasi dalam penyelamatan air.
B.
Kelompok: Swasta (1) Persespi terhadap kosnep CSR dan Pengelolaan DAS 1. Data terkait tata guna lahan di daerah DAS masih lemah/kurang, sehingga mengalami kesulitan dalam membuat perencanaan. Data yang dimaksud seperti situasi tata guna lahan pada tahun 1990, 2000, dll 2. Masing-masing perusahaan yang ada di Bali sudah melakukan kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan. 3. Bank BPD mengalokasikan dana yang besar untuk kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan (pemnanaman pohon). 4. KTI sudah melakukan penanaman bamboo
17
5. PT. Coca Cola sudah banyak melakukan kegiatan di wilayah operasional Coca Cola 6. PT. Astra Motor memiliki hutan taro di Gianyar seluas 26 Ha. Hutan tersebut menjadi hutan wisata. 7. PT. Indonesia Power memiliki program-program berkaitan dengan kondev disekitar tempat operasionalnya. 8. PHRI sudah
melakukan
kegiatan
yang
berkaitan
dengan
lingkungan, tetapi tidak terkoordinasi dengan baik. (2) Langkah-langkah dalam pengelolaan DAS Ayung 1. Ada kebutuhan untuk melakukan kolaborasi antar pihak, sehingga dibutuhkan wadah yang independen. 2. Perlu adanya pertemuan rutin antar perusahaan untuk membahas langkah-langkah dalam pelestarian lingkungan.
C. Kelompok :Masyarakat (1) Persepsi tentang CSR dan pengelolaan DAS 1. Masyarakat belum memahami apa itu CSR 2. Dalam pelaksanaan CSR masyarakat hanya menjadi objek. Masyarakat ingin dilibatkan dari awal sampai akhir (perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut) 3. Masyarakat berharap agar lokasi pelaksanaan lebih diperluas dan menjangkau masyarakat yang benar-benar membutuhkan. 4. Masyarakat ingin agar CSR bukan bersifat sporadis tetapi berkelanjutan 5. Masyarakat daerah hulu merasa diberi beban untuk melestarikan daerah hulu yang menjadi tanggung jawab semua pihak padahal masyarakat di daerah hulu sulit mendapatkan air. 6. Masyarakat hulu berharap (i) adanya keberlanjutan dalam pengembangan program CSR di daerah hulu, (ii) lebih banyak perusahaan yang terlibat di daerah hulu (pelestarian SDA)
(2) Langkah-lamgkah yang perlu dilakukan
18
1. Masyarakat mendapatkan insentif dalam pemeliharaan penghijauan di daerah hulu. 2. Masyarakat
siap
untuk
mendukung,
melaksanakan,
dan
memelihara/merawat program pelestarian SDA di daerah hulu dari pemerintah dan swasta melalui CSR yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 3. Lembaga swadaya masyarakat (LSM), siap untuk mendampingi dan memfasilitasi seluruh proses kegiatan CSR untuk melestarikan SDA di daerah hulu. 4. LSM siap untuk membangun jejaring antar pihak (masyarakat, pemerintah, swasta) untuk melaksanakan CSR dan pelestarian di daerah hulu.
2.5
DEKLARASI KOMITMEN BERSAMA Pada sesi akhir, sebelum penutupan acara workshop, dilakukan
pendeklarasian komitmen bersama para peserta workshop untuk mendukung Pelestarian Sumber Daya Air ke depan. Tujuannya adalah agar semua pihak memiliki komitmen bersama untuk mengelola program-program taerkait dengan pengelolaan
CSR
(Corporate
social
responsibility)
menuju
pelestarian
sumberdaya air. Deklarasi ini, selanjutnya ditandatangani oleh para pihak yang mewakili instansi, perusahaan dan lembaga masing-masing.
Adapun bentuk
deklarasi komitmen bersama yang telah disepakati, sebagaimana terlampir (Lampiran 3)
III. PENUTUP 19
Pelaksanaan Workshop Pengelolaan CSR (Corporate Social Responbility) menuju Pelestarian Sumberdaya Air, telah berjalan lancar dan sesuai dengan yang direncanakan pada awalnya. Hal ini tentu tidak terlepas dari adanya dukungan berbagai pihak, antara lain Distanbunhut Badung, Forum DAS Badung, POKJA Ayung
Lestari,
PT.
Tirta
Investama, JANMA, dan seluruh undangan yang hadir (Instansi Pemerintah, Pihak Swasta, dan LSM/Masyarakat). Workshop
ini
telah
memberikan pemahaman awal kepada para pihak terkait konsep CSR yang benar sesuai dengan ISO 26000, sehingga diharapkan ada pemahaman yang sama para pihak dalam mengembangkan dan mengelola program-program CSR ke depan. Selain itu, adanya komitmen bersama yang sudah dideklarasikan oleh para pihak, diharapkan dapat ditindaklanjuti bersama, meliputi: (i) upaya nyata dalam mendukung perlindungan sumber daya alam dan kesejahteraan masyarakat di wilayah hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Ayung sesuai dengan tanggungjawab dan peran masing-masing pihak, (ii) Berkontribusi melalui program CSR untuk mencapai visi dan misi bersama dalam menuju pelestarian sumberdaya air pada khususnya dan pembangunan berkelanjutan pada umumnya. (iii) Mendorong Forum DAS Badung untuk menjembatani kerjasama antar pihak dalam upaya upaya pelestarian wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Ayung.
20
LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1. Rundown Acara Workshop CSR Waktu
Acara
Narasumber
09 :00 - 09:30 09:30 – 09:40
Regristrasi Opening
09:40 – 10:00
Pengantar Workshop
10.00 - 10:20
14:30 – 14:45 14:45 – 15:30
Opening Speech Panel Diskusi Membangun peran multipihak dalam mendukung pelestarian daerah hulu Peran Swasta dalam merawat sumberdaya alam untuk Keberlanjutan Bisnis Sharing best practice Program Konservasi hulu DAS Ayung dan sering program pengelolaan DAS yang dilakukan di pabrik AQUA lain nya Makan Siang Diskusi dan Working Group Coffe Break Working Group
15:30 – 15:50
Deklarasi
15:50-
Acara ditutup
10:20 – 10:50
10:50 – 12:00
12;00 – 12:30
12:30 – 13:30 13:45 – 14:30
Panitia MC Dr. Made Sudarma/Ketua Pokja Ayung Kepala BLH
BPDASHL Unda Anyar (Pak Tekstyanto) Bu Maya (Universitas Trisakti). CSR Expert
AQUA (Pak Arief Fatullah)
Panitia Fasilitator/Moderator Panitia Fasilitator/Moderator Kembali ke MC dan penandatanganan dipersiapkan panitia Panitia
Lampiran 2. Daftar Nama Peserta Workshop CSR, 2 Desember 2016 No Nama Instansi 1 Nyoman Astawa Aqua 2 Frocy Tjthrya Aqua 3 Budjo Aqua 4 I Gusti Gede Duesta PTJP UP Bali 5 Made Sulasa Jaya PHRI Badung 6 Claudra Lienshi Yayasan THK 7 Rindra Bali Post 21
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Tangguh Putri Alir Sulis Andreas Pandu W A. A Alit Winarti Widya Ningsih Yuda Bagus Sumertana Catur Yudha H Ni Luh Putu Aryani I Made Warta I Made Sudarma Maria Dian Nurani Probo Raharjo Winarsih Ishak Y. Walaka Ida Bagus Badaka I Komang Tapa Sila I. A. G. Dewi Chrisnadi Merta Ekayuta I Made Subawa I Wayan Dasta Nyoman Kusumayami I Wayan Ginarta
33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
Tekstianto I Gusti Ngurah Ambaradewi Nyoman Sunarta Wayan Sulasta Wayan Sutanaya I Nyoman Jaya A.A. Made Agung Ni Luh Sukesi KT. Sudarsana IGAA Sriasih Eka Faizal Gde Suarja I Nengah Ari Medikana
Astra-Motor Fajar Bali PT. KTI PT. KTI Coca Cola PT. Angkasa Pura I PT. Angkasa Pura I Bali Post Bagus Agro Pelaga PPLH Bali JANMA JANMA POKJA PKL Distanbunhut PKL Distanbunhut PKL Canangsari BLH Bali Forum DAS Badung Disparda Badung Perbekel Distanbunhut Badung KB. Br. Bon PDAM Kelian Sulangai BPDAS HL Unda Anyar Camat Distanbunhut Badung Forum DAS Bali UPT Petang BPP Abiansemal Distanbunhut Badung BPD Bali Bank Indonesia Pengkab Badung BLH Badung BLH Badung Kadin Bali JANMA JANMA
22
48 49 50
Agus Ananta Astradita Djelantik Yanuar Debby Setiawan
Mahasiswa UNUD Mahasiswa UNUD Mahasiswa UNUD
Lampiran 3. Deklarasi Komitmen Bersama Peserta Workshop KESEPAKATAN PARA PIHAK RENCANA TINDAK LANJUT WORKSHOP PENGELOLAAN PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY) MENUJU PELESTARIAN SUMBERDAYA AIR,
Kami peserta Workshop Pengelolaan Program Corporate Social Responsibility (CSR) Menuju Pelestarian Sumber Daya Air : Pada hari Jumat 2 Desember 2016 bertempat di Nirmala Hotel Convention Center Denpasar Bali, memahami bahwa : 1. Sumberdaya alam di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ayung adalah rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa yang harus dilindungi, dipulihkan dan dilestarikan serta dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk berbagai tujuan kemanusiaan. 2. Hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Ayung memiliki peran penting dalam penyediaan air (kuantitas, kualitas dan kontinuitas) bagi kepentingan masyarakat dan dunia usaha yang ada di Bali, khususnya di Kabupaten Badung. 3. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Ayung tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri melainkan harus dilakukan secara terintegrasi
melalui
kerjasama para pihak. Untuk itu kami, peserta workshop berkomitmen untuk; 1. Terlibat melalui upaya nyata dalam perlindungan sumber daya alam dan kesejahteraan masyarakat di wilayah hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Ayung sesuai dengan tanggungjawab dan peran masing-masing pihak. 2. Berkontribusi melalui program CSR untuk mencapai visi dan misi bersama dalam menuju pelestarian sumberdaya air pada khususnya dan pembangunan berkelanjutan pada umumnya 3. Mendorong Forum DAS Badung untuk menjembatani kerjasama antar pihak dalam upaya upaya pelestarian wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Ayung. Demikian 3 (tiga) butir kesepakatan yang dihasilkan dalam workshop ini. 23
Pihak-pihak yang menyepakati: No
Nama
Lembaga/Instansi
1
Ketut Sudarsana
Kepala BLH Badung
2
Ir. Tekstiyanto,MP
BPDASHL Unda Anyar
3
I Made Sudarma
Pokja Ayung Lestari
4
Probo Rahardjo
Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Badung
5
Winarsih
Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Badung
6
Ishak Y. Walaka
Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Badung
7
Ida Bagus Badraka
BLH Bali
8
I Kt Cidra
UPT.KC ABG
9
I Nyoman Budiasih
SMKN 1 Petang
10
I Komang Tapa Sila
Forum DAS Badung
11
I.A. G Dewi Chrisnadi
Disparda Badung
12
Dw Md. Merta Ekayata
Perbekel Pelaga
13
I Made Subawa
Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Badung
14
I Wayan Dasta
Kelian Banjar Bon
15
Nyoman Kusumayani
PDAM
16
I Wayan Ginarta
Kepala Lingkungan Sulangai
17
I Gst Ngurah Putu Kiana
Kantor Camat Petang
18
Ambara Dewi
Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Badung
19
Nyoman Sunarta
Forum DAS Bali
20
Wayan Sukarta
UPT Petang
21
Wayan Sutanaya
BPP Abiansemal
22
I Nyoman Jaya
Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Badung
23
A.A Made Agung
BPD Bali
24
Ni Luh Sukesi
Bank Indonesia
25
Ketut Sudarsana
Pemerintah Badung
26
I G A A Sriasih
BLH Badung
27
Eka Wikrama
BLH Badung
24
Tanda Tangan
28
Faisal
KADIN Bali
29
Forcy Tjandra
PT. Tirta Investama - AQUA
30
I Gusti Gd Duwesa
PT. Indonesia Power UP Bali
31
Made Sulasa Jaya
PHRI Badung
32
Claudia Lienshi
Yayasan THK
33
Nyoman Wirata
Bali Post
34
Tangguh
Astra-Honda
35
Alit
PT. KTI
36
Sulis
PT. KTI
37
Andreas Pandu W
PT. Cocacola
38
A.A Alit Winarti
PT. AP I
39
Widya Ningsih
PT. AP I
40
IG Bagus Sumertana
Bagus Agro
41
Catur Yudha H
PPLH Bali
Lampiran 4. Daftar Kontak Person Peserta Workshop CSR No 1 2
Nama I Ketut Cidra Ishak Y. Walaka
3
Winarsih
4
Budiasih
5 6 7 8 9 10 11 12
I Made Subawa Nyoman Kusumayani Claudiyanti Liengshi I.A.G. Dewi Chrisnadi Ade Supriatma I Gst Gede Duasa Tangguh Rinekso I Wayan Dasta
Instansi Pertanian UPT Abiansemal Distambunhut Badung PKL BPP Abiansemal SMK N 1 Petang PKL BPP Petang PDAM Badung Yayasan Tri Hita Karana Disperda Badung BPDASHL Unda Anyar PT. IP UP BALI Astra Motor/HONDA KBD Br. Bon BELOK
No Tlp/Hp
Alamat Email
081338344080 081353173888
[email protected] 082147572704
[email protected] 08113994633
[email protected]
081236382006 08124637657
info@badung_bali_co.id
081237777528
[email protected] 082236296287
[email protected] 085337274871
[email protected] 081337199266
[email protected] 081338713317
[email protected] 085792259067
25
SIDAN 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
I Gst Ngurah Putu Kirana I MD Merta Ekayasa Ambara Dewi Ida Bagus Badraka Made Sulasa Jaya I Wayan Sutanaya Wayan Sukarta Nyoman Jaya SP Ni Nyoman Sudarmini I Nyoman Sunarta Ni Luh Sukesi Putri
Camat Petang Prebekel Desa Pelaga Distanbunhut Badung BLH Bali PHRI BADUNG BPP Abiansemal UPT Petang Distambunhut Badung PT. KARYA TANGAN INDAH Forum DAS Bali BANK INDONESIA Fajar Bali
082144497759 081236193529 087760446023 081547132938
[email protected] 081999981175
[email protected] 082145251514
[email protected] 081338716333 081353242208
[email protected] 081338419819
[email protected] 085737362090 081932643656
[email protected] 081239977944
[email protected]
26
Lampiran 5. Daftar Abensi Peserta Workshop CSR,2 Desember 2016
27
Lampiran 6. Deklarasi yang sudah dilengkapi tanda tangan peserta workshop
28