LAPORAN PROGRAM HIBAH KKN TEMATIK
PEMBUATAN PATILO SEBAGAI USAHA MENINGKATKAN DIVERSIFIKASI PANGAN DI DESA GIRIPURWO, KEC. PURWOSARI, KAB. GUNUNGKIDUL DIY
Disusun Oleh : Chandra Kurnia Setiawan, SP, MSc Ir. Bambang Heri Isnawan, MP.
Didanai oleh LP3M UMY Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik tahun anggaran 2015/2016
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2015 - 2016
i
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang (Analisis situasi lokasi KKN) Gunungkidul merupakan salahsatu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta yang wilayahnya relatif jauh dari pusat pemerintahan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu letaknya berada di pegunungan bagian selatan, dan berada ± 40 km dari kota Yogyakarta. Selain terpencil, Gunungkidul juga merupakan daerah tandus dan bebatuan, sehingga sangat tertinggal dalam bidang pertanian dibanding daerah lain di Provinsi D.I Yogyakarta. Berdasarkan keputusan Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal nomor 001/KEP/MPDT/II/2005, Kabupaten Gunungkidul termasuk salahsatu dari 199 kabupaten daerah tertinggal, sehingga diperlukan langkah-langkah strategis untuk secara bertahap dilakukan percepatan mengurangi ketertinggalan (IRE,2011) Berdasarkan pada hasil penelitian IRE (2011), dari 144 desa di Kabupaten Gunungkidul, terdapat 32 desa tergolong sebagai daerah tertinggal dan terpencil yang tersebar di lima kecamatan. Kecamatan tersebut adalah Purwosari, Saptosari, Gedangsari, Girisubo, dan Tanjungsari. Menilik sistem zonasi wilayah Gunungkidul, kelima kecamatan ini masuk dalam zona selatan, dan beberapa kecamatannya berbatasan langsung dengan Samudera Hindia. Selain itu, karakter daerahnya berupa kawasan berbukit karst dan letaknya yang jauh, mengakibatkan sulitnya aksesibilitas sarana dan prasarana transportasi. Walaupun dalam keadaan tersebut, sebagian besar penduduk Gunungkidul berprofesi sebagai petani dan peternak. Wilayah Kabupaten Gunungkidul banyak memiliki lahan tadah hujan, tetapi daerah yang selama ini dikenal gersang ini, berhasil swasembada pangan. Produksi tanaman padi
1
berhasil meningkat sehingga surplus gabah. Selain padi, di kabupaten Gunungkidul juga ditanam beberapa tanaman palawija, antara lain Jagung, Kacang kedelai, Kacang Tanah, Ubi Jalar, Ubi Kayu, Kacang Hijau dan Sorgum. Kecamatan Purwosari mempunyai luas wilayah 7175,68 hektar yang menurut kondisi tanahnya termasuk di daerah zona pegunungan seribu, terletak di bagian selatan dari Kabupaten Gunungkidul. Iklim terdiri dari musim kemarau dan musim penghujan dimana pada musim kemarau di wilayah ini mengalami kekeringan. Rata-rata curah hujan 1,933 mm/tahun. Wilayah kecamatan Purwosari dibagi 5 desa yaitu desa Giripurwo yang memiliki 10 dusun dengan luas 27,2569 km2; Giricahyo yang memiliki 7 dusun dengan luas 16,3550 km 2; desa Girijati yang memiliki 4 dusun dengan luas 7,6520 km2; desa Giriasih yang memiliki 4 dusun dengan luas 8,4334 km2; desa Giritirto yang memiliki 7 deusun dengan luas 12,0595 km 2. Masyarakat di Kecamatan Purwosari dalam kegiatan budidaya banyak menanam tanaman palawija, antara lain Ubi kayu. Ubi kayu atau singkong merupakan salah satu komoditas penting di Indonesia. Produk singkong diharapkan dapat mengurangi ketergantungan kita terhadap bahan pangan dari luar negeri. Selain digunakan sebagai bahan pangan, singkong juga dapat digunakan sebagai sumber bioenergi, bahan bakar, dan bahan untuk industri pertanian. Dalam mendukung ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan pangan, ketela pohon merupakan alternatif komoditi pangan lokal yang sangat potensial. Tanaman singkong sangat mudah tumbuh. Singkong merupakan tanaman asli dari Amerika Tropis. Banyak ditanam di pekarangan, tanggul, ataupun sawah. Perbanyakan tanaman sangat mudah dapat dilakukan dengan stek dari batang singkong tua.
2
Ubikayu merupakan komoditas tanaman pangan yang penting sebagai penghasil sumber bahan pangan karbohidrat dan bahan baku industri makanan, kimia dan pakan ternak. Beberapa keunggulan lain dari ubikayu ini adalah : a) tanaman ini sudah dikenal dan dibudidayakan secara luas oleh masyarakat pedesaan sebagai bahan pokok dan sebagai bahan cadangan pangan pada musim paceklik, b) masyarakat khususnya di pedesaan telah terbiasa mengolah dan mengkonsumsinya dalam bentuk gatot dan tiwul, c) nilai kandungan gizinya cukup tinggi dan d) mudah beradaptasi dengan lingkungan atau lahan yang marginal dan beriklim kering Mengingat ubi kayu merupakan salah satu bahan hasil pertanian yang mudah rusak, dan keberadaannya pada saat panen sangat melimpah, maka upaya untuk penanganan pasca panen ataupun upaya pengolahannya harus segera dilakukan. Untuk dapat menyerap semaksimal mungkin bahan baku ubi kayu yang ada di masyarakat, maka skala produksinya haruslah skala industri yang mampu menyerap ubi kayu secara kontinyu dalam jumlah yang cukup besar. Dalam hal ini tidak harus industri skala besar, melainkan industri kecil dan menengah atau UKM-pun mampu melakukannya. Mestinya pemberdayaan di tingkat UKM inilah yang harus terus didorong agar kesejahteraan masyarakat meningkat dan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat di sekitarnya. Beberapa hasil olahan ubi kayu atau singkong yang sudah cukup dikenal masyarakat antara lain ceriping singkong atau keripik singkong, kerupuk singkong, lemet, combro, tiwul, gathot, tape / peuyem (jawa barat), gethuk, patilo, dan slondok. Hal ini menjadi peluang tersendiri khususnya di desa Giripurwo. Salah satu hasil olahan singkong yang sedang digemari oleh masyarakat sekarang yaitu Patilo. Patilo merupakan olahan singkong yang memanfaatkan pati dari singkong tersebut dan melewati proses fermentasi. Produk ini sangat terkenal dan dicari sebagai makanan ringan. 3
Rasanya yang gurih dipadu dengan variasi rasa membuat makanan ini laris. Pengolahan yang mudah juga memungkinkan masyarakat atau KWT dapat mengerjakan sendiri. Hal ini didukung dengan melimpahnya produk ketela pohon di desa Purwosari yang membuat harga bahan menjadi lebih murah. Dari analisa usaha, untuk membuat patilo dalam 100 kilogram ubi kayu basah bisa menghasilkan 28 kilogram patilo. Adapun biaya produksi untuk pembuatan patilo dalam satu kuintal menghabiskan Rp 155 ribu, sedangkan harga jual patilo Rp 12.500 jika jumlah produksinya 28 kilogram maka diperoleh hasil Rp 350.000 sehingga keuntungannya bisa Rp 200 ribu. Banyak potensi yang dimiliki oleh Dusun Karangnongko, salah satunya petani yang menanam singkong namun sampai saat ini belum ada inovasi dari hasil bumi tersebut hanya dibuat menjadi gaplek saja. Sehingga diperlukan inovasi dari singkong tersebut dan pengenalan mengenai wirausaha pengolahan singkong. Potensi tersebut ternyata belum diimbangi dengan sosialisasi mengenai produk patilo yang belum banyak diketahui oleh UKM atau masyarakat di Desa Purwosari, Dusun Karangnongko. Sehingga perlu dilakukan sosialisasi sekaligus pendampingan intensif sehingga masyarakat bisa mengenal patilo dan mengembangkannya menjadi produk yang berdaya saing dengan olahan lainnya.
B. Permasalahan Wilayah
4
Potensi akan pengembangan produk olahan singkong belum banyak diketahui oleh masyarakat. Perlu diadakan penyuluhan dan pendampingan kepada masyarakat agar program ini berhasil dan produk yang dihasilkan memiliki daya saing.
1. Masalah yang dihadapi masyarakat Kecamatan Purwosari, Desa Giripurwo, Dusun Karangnongko: a. Proses pasca panen singkong yang belum baik Produksi ketela pohon yang besar belum diimbangi dengan pengetahuan pascapanen yang baik sehingga hasil bumi hanya dijual murah kepada tengkulak b. Pengetahuan akan olahan singkong yang belum cukup Belum banyaknya sosialisasi dan pelatihan membuat pengetahuan masyarakat akan macam-macam produk olahan singkong belum cukup memadai c. Ketidak jelasan pemasaran produk Organisasi yang konsen dalam pemasaran produk olahan belum ditemukan di desa Purwosari. . 2. Usulan Penyelesaian Masalah dan Konsep Pemberdayaan KWT a. Penyuluhan diversifikasi pangan. Dalam rangka memperkenalkan kembali (kemungkinan sudah dilakukan oleh pemda setempat) maka bisa diawali dengan penyuluhan dengan tema diversifikasi produk singkong terutama produk olahan. b. Pelatihan Pembuatan PATILO
5
Salah satu produk yang dapat dikembangkan yaitu patilo. Patilo yang sudah dihasilkan nantinya akan dikumpulkan di koperasi yang nantinya akan mengelola pemasarannya. c. Pengenalan pemasaran produk secara online Produk yang sudah dihasilkan perlu dipasarkan. Untuk memudahkan pemasaran, pemasaran secara online bisa dilakukan demi menjangkau penjualan yang lebih luas bukan sekadar daerah DIY saja.
C. Tujuan KKN Tematik a. Menyemarakan kembali program difersifikasi pangan. b. Memberi pengetahuan mengenai produk olahan singkong sebagai komoditas pangan utama di Desa Giripurwo, Dusun Karangnongko c. Mengenalkan pemasaran online dan pengeloaannya untuk mengakselerasi penjualan produk olahan dari Desa Giripurwo, Dusun Karangnongko.
D. Program dan Kegiatan KKN TEMATIK Program Kuliah kerja nyata akan dibagi menjadi dua program yaitu ; a. Program inti. Program inti adalah program yang mendukung terwujudnya “Ketahanan Pangan” di Dusun Karangnongko Desa Giripurwo, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Gunungkidul. Program-program tersebut yaitu, Penyuluhan dengan tema diversifikasi pangan, penyuluhan dan pelatihan pembuatan PATILO, serta pemasaran produk PATILO. b. Program sosial merupakan kegiatan yang bersifat sosial kemasyarakatan, program sosial disesuaikan dengan kreatifitas mahasiswa dan juga permintaan masyarakat.
6
Seperti misalnya : pengajian, Taman Pendidikan AL-Qur’an, pendampingan belajar anak-anak, Dasawisma, pembinaan kesenian, dan olah raga .
E. Target KKN Tematik a. Masyarakat bisa membuat PATILO b. Pemasaran produk sudah merambah pasar online.
F. Komposisi jumlah Mahasiswa Jumlah mahasiswa: 18 orang Komposisi Program Studi Mahasiswa: Agroteknologi
: 2 Orang
Teknik Informatika
: 2 Orang
Teknik Sipil
: 2 orang
Teknik Mesin
: 2 Orang
Ekonomi Akuntansi
: 2 Orang
Ekonomi / Manajemen
: 2 orang
ISIPOL /Komunikasi
: 2 Orang
ISIPOL /Ilmu Pemerintahan : 2 Orang ISIPOL /Komunikasi
: 2 Orang
G. Pelaksanaan Program KKN Tematik 1. Tempat KKN Tematik Lokasi KKN TEMATIK dengan tema : Pembuatan PATILO sebagai usaha diversifikasi pangan adalah Desa Giripurwo, Kec. Purwosari, Kab. Gunungkidul, DIY. 2. Jadwal Pelaksanaan KKN Tematik No. A. 1. 2. 3. B.
Uraian Kegiatan Pendahuluan Pembentukan Tim Work Pengelola KKN Perijinan dan pra Observasi Konsolidasi dengan Pemerintah Desa untuk pemantapan program dan lokasi Persiapan dan Pembekalan Mahasiswa 7
Waktu Pelaksanaan 1-5 Juli 2015 5-10 Juli 2015 5-10 Juli 2015
Ket
1. 4. 5. 6. 7. 9. C. 1. 3. 4.
Sosialisasi KKN ke Mahasiswa UMY Pembuatan Logistik KKN TEMATIK Pembekalan KKN TEMATIK di LP3M UMY Observasi oleh Mahasiswa Diskusi Pemantapan Program oleh Mhs Koordinasi Penerjenunan Pelaksanaan Program KKN Penyambutan dan penerjunan ke Lokasi Persiapan-persiapan dan konsolidasi lokasi Pelaksanaan Kegiatan/program
5.
Monitoring/Evaluasi
D. E. F. G.
Rencana Tindak Lanjut Penarikan KKN TEMATIK Responsi Penyusunan Laporan dan Publikasi
8
15 – 20 Juli 2015 15 - 30 Juli 2015 15 – 30 Juli 2015 28 Juli 2015 29 Juli 2015 30 juli 2015 3 Agustus 2015 1 Agustus 2015 3 Agustus 2015 – 31 Agustus 10 Agustus 2015, 17 Agustus 2015, 24 Agustus 2015 31 Agustus 2015 31 Agustus 2015 7 September 2015 14 September 2015
II. PELAKSANAAN PROGRAM POKOK A. Uraian Program Pokok Kegiatan dalam program pokok yang dilakukan selama kurang lebih satu bulan pada objek Diversifikasi Pengolahan Singkong di Dusun Karangnongko, Desa Giripurwo, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, yakni membuat patilo dan berbagai macam olahannya seperti kue putu, kerupuk lanting, kue pia kacang dan kue bika singkong serta melakukan kegiatan motivasi dalam mengembangkan usaha rumahan dengan olahan makanan dari bahan singkong. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan daya jual singkong melalui diversifikasi pengolahan singkong di Dusun Karangnongko, Desa Giripurwo, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta. Selain itu program ini diharapkan juga dapat memberikan motivasi kepada warga Dusun Karangnongko untuk membuka dan mengembangkan home industry sehingga dapat meningkatkan tingkat perekonomian warga sekitar. B. Pelaksanaan Program Pokok Tabel 1. Pelaksanaan Program Pokok No 1 2
3
Nama Program/ Kegiatan Pembuatan patilo Pembuatan berbagai macam olahan makanan dari singkong (kue bika, kerupuk, kue pia, kue putu) Motivasi dalam mengembangkan usaha rumahan dengan olahan makanan dari bahan singkong dan tepung mokaf
Sasaran Warga Dusun Karangnongko Warga Dusun Karangnongko
Warga Dusun Karangnongko
Jumlah Jam Kerja Efektif 33,5 jam
Penanggung Jawab Adita
8 jam
Dyah
8 jam
Maulela
1. Pembuatan Patilo Pembuatan Patilo merupakan salah satu cara untuk melancarkan program utama yang sudah direncanakan. Pembuatan patilo dilakukan sendiri karena di daerah Padukuhan Karangnongko sudah tidak ada warga yang memproduksinya. Maka dari itu 9
kami memutuskan untuk membuatnya sendiri. Bahan baku dan alat-alat yang digunakan untuk membuat patilo termasuk mudah untuk dicari dan tidak terlalu membutuhkan dana yang besar.
2. Pembuatan Berbagai Macam Olahan Makanan Dari Singkong Dan Tepung Mokaf (Kue Bika, Kerupuk Lating, Kue Pia, Kue Putu) Ini merupakan bagian utama atau bagian dari program pokok yang ditujukam untuk warga Dukuh Karangnongko. Semua alat dan bahan yang diperlukan untuk membuat berbagai macam olahan makanan dari bahan baku singkong disediakan oleh tim pengabdian. Tim pengabdian menyediakan bahan-bahan yang lebih agar tidak sampai kekurangan karena di sini antusias warga untuk mengikuti atau menhadiri acara ini sangat tinggi. Seperti yang sudah di duga-duga oleh tim pengabdian ternyata warga juga menginginkan nantinya mereka dapat mempraktekkan lagi pada saat pertemuan RT, sehingga bahan-bahan yang masih sisa dan masih dapat dipakai oleh warga mereka bagi rata untuk ibu-ibu masing-masing RT.
3. Program Motivasi Dalam Mengembangkan Usaha Rumahan Dengan Olahan Makanan Dari Bahan Singkong Dan Tepung Mokaf Demi terlancarkannya program utama yang dilaksanakan, tim pengabdian juga menyediakan snack atau makanan untuk warga yang diundang. Tidak hanya snack tetapi dari kami sendiri juga mengundang motivator dan pemateri dari salah satu warga daerah Playen, Wonosari yang sudah berhasil mengembangkan usaha rumahan. Dengan seperti itu kami mengaharapkan agar dapat memotivasi warga Dusun Karangnongko untuk mengembangkan usaha rumahan yang akan dapat membantu perekonomian keluarga. Demi program yang terlaksana dapat berjalan dengan lancar, tim pengabdian menyediakan semua fasilitas yang dibutuhkan agar warga juga merasa senang dan termotivasi.
10
Tabel 2. Pencapaian Hasil Program Pokok
No
Nama Program/ Kegiatan
1
Pembuatan patilo
Masyarakat di Hasil panen Padukuhan singkong dapat Karangnongo dimanfaatkan menjadi produk baru yang dapat diolah lagi.
2
Pembuatan berbagai macam olahan makanan dari singkong (kue bika, kue putu, kerupuk, kue pia) Motivasi dalam mengembangkan usaha rumahan dengan olahan makanan dari bahan singkong dan tepung mokaf
Masyarakat di Daya jual Padukuhan tepung mokaf Karangnongko meningkat melalui diversifikasi pengolahannya
3
Sasaran
Target
Keadaan Awal
Hasil panen singkong hanya dijual dalam bentuk umbi singkong yang sudah kering dan dijual dengan harga rendah yaitu Rp 2500/kg.
Keadaan Sesudah
Tingkat Keberhasilan (%) Masyarakat mulai mengerti bahwa dengan 100% mengolah singkong menjadi patilo akan lebih menguntungkan atau mempunyai nilai ekonomis yang lebih tinggi dibandingkan menjual dalam bentunk umbi kering. Selain itu patilo bisa lebih lama disimpan jika dibandingkan dalam bentuk singkong yang masih basah atau utuh bisa menjadi keras dan mengayu. Pengetahuan masyarakat mengenai 100% pengolahan tepung mokaf meningkat sehingga bisa dijadikan sebagai peluang usaha.
Hasil panen singkong hanya dijual dalam bentuk umbi singkong yang sudah kering yang dikenal dengan sebutan gaplek dan dijual dengan harga rendah yaitu Rp 2500/kg. Masyarakat di Meningkatkan Daya minat masyarakat Masyarakat menjadi lebih antusias dalam 100% Padukuhan daya minat akan bisnis pengolahan mengembangkan bisnis pengolahan Karangnongko masyarakat singkong masih rendah. singkong menjadi produk yang lebih untuk menguntungkan. mengembangk an bisnis olahan singkong.
11
III. Pelaksanaan Program Bantu A. Uraian Program Bantu Kegiatan dalam program bantu yang dilakukan selama kurang lebih satu bulan terdiri atas program bantu keagamaan dan bantu tambahan dengan rincian kegiatan sebagai berikut : 1. Program Bantu Keagamaan a.
Mengajar anak-anak TPA untuk tingkat TK dan SD
b.
Mengajar ibu-ibu dan bapak-bapak baca iqra dan al-quran tingkat RT.
c.
Melaksanakan sholat berjamaah bersama warga padukuhan Karangnongko.
d.
Mengisi khotib pada sholat wajib dan sholat jumat tingkat padukuhan.
e.
Memberikan sumbangan berupa buku iqra sebanyak 50 buah untuk padukuhan Karangnongko.
2. Program Bantu Tambahan a.
Penyelenggaraan POSBINDU (posyandu lansia)
b.
Penyelenggaraan
perlombaan
17
agustus
untuk
anak-anak
Padukuhan
Karangnongko c.
Partisipasi dalam lomba voli antar pemuda Padukuhan Karangnongko
d.
Ikut serta pada pertemuan setiap RT hingga tingkat Padukuhan
e.
Gotong royong bersama warga Padukuhan Karangnongko
f.
Penyelenggaraan bimbingan belajar untuk anak-anak SD hingga SMP
g.
Membantu mengajar anak-anak PAUD Karangnongko
h.
Pengecatan PAUD Karangnongko
i.
Penyelenggaraan senam ibu-ibu dan senam lansia
B. Pelaksanaan Program Bantu Di bawah ini merupakan program-program bantu yang dilaksanakan oleh tim pengabdian di Dukuh Karangnongko.
12
Tabel 3. Pelaksanaan Program Bantu No 1
2 3
Nama Program/ Kegiatan Mengajar anak-anak TPA Penyelenggaraan POSBINDU Perlombaan 17 Agustus
4
Bimbingan Belajar
5
Senam ibu-ibu dan senam Lansia
Sasaran Anak-anak di Padukuhan Karangnongko Warga Padukuhan Karangnongko Anak-anak di Padukuhan Karangnongko Anak-anak di Padukuhan Karangnongko Ibu-ibu dan warga lansia di Padukuhan Karangnongko
13
Jumlah Jam Kerja Efektif 24 jam
Penanggung Jawab Ghilman
3,5 jam
Faris
4 jam
Iqbal
16 jam
Wike
6 jam
Senja
1. Penyelenggaraan POSBINDU (Posyandu Lansia) Program ini bekerja sama dengan pihak Puskemas Giripurwo. Ada beberapa dana yang dikeluarkan misalnya untuk tambahan snack karena dari pihak Puskesman Giripurwo hanya mencover snack untuk 40 orang saja. Sedangkan dari KKN sendiri menginginkan lansia yang ada di Dukuh Karangnongko untuk mengikuti posyandu ini. Undangan yang disebar sekitar 80 undangan, sehingga kekurangan snack ditanggung oleh tim pengabdian. Lampiran 8 adalah rincian dana yang keluar untuk program posbindu. 2. Penyelenggaraan Perlombaan 17 Agustus Untuk Anak-Anak Padukuhan Karangnongko Lampiran 9 adalah rincian dana yang keluar untuk acara perlombaan anak-anak Padukuhan Karangnongko memperingati HUT RI ke-70.
3. Partisipasi Dalam Lomba Voli Antar Pemuda Padukuhan Karangnongko Pemuda Padukuhan Karangnongko mengadakan acara lomba voli untuk memperingati HUT RI ke-70. Dari KKN juga diundang dan dijadikan salah satu tim peserta lomba voli Padukuhan Karangnongko. Lampiran 10a. Adalah rincian dana yang keluar untuk perlombaan voli.
4. Penyelenggaraan Bimbingan Belajar Untuk Anak-anak SD Hingga SMP Untuk kelancaran terlaksananya bimbingan belajar anak-anak Padukuhan Karangnongko diperlukan peralatan yang mendukung untuk proses belajar agar dapat berjalan dengan lancar. Lampiran 10b. adalah rincian dana yang keluar untuk program bimbingan belajar. 5. Pengecatan PAUD Karangnongko Pendidikan merupakan salah satu hal penting untuk mencetak anak bangsa yang mempunyai SDM tinggi dan berkualitas. Demi kenyamanan anak-anak PAUD dari KKN berinisiatif mengecat PAUD Padukuhan Karangnongko karena memang kondisi
14
tembok yang kurang menarik dan kurang bersih. Lampiran 11 adalah rincian dana yang keluar untuk pengecetan PAUD
6. Penyelenggaraan Lomba 17 Agustus Untuk Anak-Anak PAUD Penyelenggaraan Lomba memperingati HUT RI ke-70 untuk anak-anak PAUD bertujuan agar mereka semangat. Berbagai macam lomba kami adakan untuk anak-anak khusus PAUD Padukuhan Karangnongko. Lampiran 11b adalah rincian realisasi dana yang keluar. 7. Penyelenggaraan Senam Ibu-Ibu Dan Lansia
15
III. PEMBAHASAN
A. Pembahasan Program Pokok Dukuh
Karangnongko,
Desa
Giripurwo,
Kecamatan
Purwosari,
Kabupaten
Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai potensi dalam bidang pertanian. Sebagian besar penduduk di daerah tersebut bermatapencaharian sebagai petani. Hampir semua petani menanam ketela di ladangnya. Bulan Agustus yang diperkirakan bulan panen raya ketela ternyata pada tahun ini banyak petani yang mengeluh kegagalan panennya. Hal tersebut dikarenakan beberapa faktor. Penyebab-penyebab kegagalan tersebut yaitu karena penyerangan kera ke ladang petani yang mencapai puluhan kera yang merusak dan memakan ketela di ladang milik petani. Kera-kera tersebut menyerang ladang petani karena mereka kehilangan habitat aslinya di hutan pinggiran pantai yang mulai dijual pemiliknya dan diisukan akan dijadikan hotel dan sebagainya. Selain masalah tersebut ternyata saat ini hasil ketela yang dapat dipanen juga hasilnya kurang memuaskan. Ketela yang didapat ukurannya kecil dan sebagian sudah mengeras atau mengayu karena kurang air. Sedangkan petani hanya mengandalkan air hujan karena di Dusun Karangnongko tidak ada sumber mata air. Ketela yang sudah dipanen oleh petani akhirnya hanya dibuat menjadi gaplek atau singkong yang sudah kering dan dijual dengan harga Rp 2500/kg. Pengetahuan petani akan pengolahan singkong masih terbatas. Maka dari itu tim KKN 23 UMY berharap dapat memotivasi para warga maupun petani agar ketela mempunyai nilai ekonomis atau nilai jual yang lebih tinggi. Salah satu cara yang dilakukan oleh tim KKN 23 UMY yaitu dengan adanya program penyuluhan atau sosialisasi pengolahan ketela menjadi berbagai macam olahan makanan sehingga mempunyai nilai ekonomis yang lebih tinggi. Ketela tersebut dapat diolah menjadi berbagai macam kue seperti kue putu ayu, kue bika singkong, dan kue pastel isi kacang. Tidak hanya diolah menjadi kue, ketela juga bisa diolah menjadi kerupuk patilo dan lanting. Ketela yang masih basah jika disimpan terlalu lama kualitasnya akan menurun dan menjadi mengayu sehingga membuat ketela menjadi keras. Solusi dari permasalahan tersebut lebih tepatnya ketela dijadikan tepung mokaf. Dengan dijadikan tepung mokaf maka penyimpanannya dapat lebih lama dan harga jualnya menjadi lebih tinggi. Selain itu ternyata dari berbagai sumber yang
16
didapat oleh tim KKN 23 UMY untuk membuat tepung mokaf memang lebih bagus menggunakan ketela yang agak keras karena mengandung pati yang banyak jika dibandung ketela yang berkualitas baik. Semua olahan makanan di atas dibuat dengan bahan baku dari ketela. Warga Dusun Karangnongko yang kami libatkan dalam penyuluhan ini mempunyai antusias yang tinggi sehingga program yang kami laksanakan dapat berjalan dengan lancar. Kami juga memberikan perbandingan ketika diadakan penyuluhan pembuatan kue putu ayu dengan memberikan dua macam contoh kue yang terbuat dari beda bahan baku. Yang satu terbuat dari tepung terigu dan yang satu terbuat dari tepung mokaf. Ternyata para warga lebih suka dengan kue putu ayu yang terbuat dari tepung mokaf karena lebih lembut dan tidak terlalu keras. Dari situlah masyarakat sekitar mulai tertarik dengan tepung mokaf. Dalam pelaksanaan program utama, kami dari tim KKN 23 UMY juga mengundang seorang motivator yaitu salah satu warga dari daerah Playen, Wonosari sebagai seorang yang sudah berhasil mengembangkan industi rumahan dari bahan baku ketela. Ilmu yang diberikan sangat banyak dan sangat bermanfaat bagi warga maupun kami tim KKN 23 UMY. Tujuannya agar dapat memotivasi warga Dusun Karangnongko untuk mengembangkan industri rumahan sehingga dapat membantu perekonomian keluarga. Selain itu kami juga mengundang bapak ketua BPP (Balai Penyuluh pertanian) Desa Giripurwo sebagai pemateri yang menyampaikan seputar pertanian yaitu Bapak Iriyanto S.P. Selain kegiatan-kegiatan program pokok yang temanya sudah ditentukan dari kampus, kami juga melaksanakan program-program bantu yang memang diperlukan untuk warga Dusun Karangnongko. Kegiatan dalam program bantu yang dilakukan selama kurang lebih satu bulan terdiri atas program bantu keagamaan dan bantu tambahan dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
B. Pembahasan Program Bantu Keagamaan a. Mengajar anak-anak TPA Program bantu dari tim KKN 23 UMY salah satunya mengadakan TPA anak anak TK SD,dan SMP diadakan setiap hari Selasa, Jumat, dan Minggu jam 14.00 WIB. TPA dilaksanakan di masjid Al-Falaq Padukuhan Karangnongko.Tim KKN ini
17
melaksanakan TPA juga bekerjasama dengan anggota remais (remaja islam) masjid AlFalaq. Anggota KKN melakukan program tambahan ini di Dusun Karangnongko yang di ikuti kurang lebih sekitar 20 anak TPA. Selain mengajarkan baca iqra, KKN UMY juga mengajarkan ilmu tajwid kepada anak-anak TPA dengan tujuan agar mereka dapat membaca iqra dan Al-Qur’an dengan baik dan benar.Sasaran yang ingin dicapai adalah anak-anak Padukuhan Karangnongko menjadi semakin rajin dan lancar membaca iqra dan Al-Qur’an.Selain itu kami juga melaksanakan sholat berjamaah bersama-sama setelah TPA selesai.
b. Mengajar ibu-ibu dan bapak-bapak baca iqra dan al-quran tingkat RT. Program bantu dari tim KKN 23 UMY adalah dengan memberikan bimbingan belajar membaca iqra dan Al-Quran untuk ibu ibu dan bapak bapak. Program ini dilaksanakan setiap hari Senin, Rabu, Kamis, dan Sabtu pukul 19.30 sampai pukul 21.00 WIB dirumah salah satu warga RT 4 Padukuhan Karangnongko.Adapun hasil yang ingin dicapai dalam program kerja KKN tentang mengajar ibu-ibu dan bapak-bapak baca Iqra dan Al-Quran tingkat RT ini adalah untuk memudahkan ibu-ibu dan bapak-bapak dalam belajar, memahami, dan membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.Tindak lanjut dari kegiatan mengajar mengaji di TPA ini adalah ibu-ibu dan bapak-bapak yang sudah dapat membaca dengan baik dan benar dapat mengajarkannya kembali kepada yang belum lancer membaca Iqra maupun Al-Quran.
c. Melaksanakan sholat berjamaah bersama warga padukuhan Karangnongko. Sebagian anggota KKN melaksanan sholat berjamaah di masjid Al-Falaq saat sholat subuh, magrib, dan isya’.Warga Dusun karangnongko sangat rajin melaksanakan shalat subuh berjamaah.Dapat dilihat dari jumlah jamaah yang tidak sedikit di banding dengan perkotaan.Mungkin karena mengingat bahwa salah satu shalat yang berat dilaksanakan bagi sebagian besar kaum Muslim, khususnya laki-laki dewasa ini, adalah shalat Subuh secara berjamaah.Padahal, bila melihat kepada keutamaannya, justru shalat Subuh berjamaah memiliki banyak keutamaan yang luar biasa.Selain itu dengan seperti
18
ini kami dari KKN 23 UMY juga semakin sering berinteraksi dengan warga Karangnongko sehingga memiliki kesan dekat dengan masyarakat.
d. Mengisi khotib pada sholat wajib dan sholat jumat tingkat padukuhan. Kegiatan tim KKN 23 UMY lainnya adalah dengan mengisi khotib beberapa kali pada sholat wajib dan sholat jumat .Pengisian khotib dilakukan secara bergiliran di masjid Al-Falaq.
e. Memberikan sumbangan buku iqra Memberikan sumbangan berupa buku iqra sebanyak 50 buah untuk padukuhan Karangnongko.Tim KKN 23 UMY telah memberikan sumbangan berupa buku iqra sebanyak 50 buah untuk padukuhan Karangnongko dengan pengajuan proposal permohonan dan terealisasi pengadaan buku iqra ke Depot Iqra AMM Yogyakarta.
C. Bantu Tambahan 1. Penyelenggaraan POSBINDU (posyandu lansia) Program di bidang kesehatan Tim KKN 23 UMY telah mengadakan POSBINDU posyandu untuk lansia. POSBINDU dilaksanakan pada tanggal 19 Agustus 2015 mulai jam 09.00 WIB hingga selesai. Penyelenggaraan POSBINDU dilaksanakan di balai padukuhan Karangnongko.bekerjasama dengan pihak puskesmas Giripurwo. POSBINDU melayani para lansia yang mempunyai kartu jaminan kesehatan dan yang tidak mempunyai jaminan kesehatan.Kegiatan POSBINDU adalah melakukan penyuluhan pola makan sehat, cek tensi, penimbangan berat badan, dan pemberian obat gratis.
2. Pendampingan Posyandu Balita Posyandu balita dilaksanakan rutin setiap bulannya pada tanggal 19.Kami dari KKN 23 UMY juga melakukan pendampingan Posyandu Balita.Respon atau antusias warga sangat tinggi untuk mengecek keadaan balitanya.
19
3. Penyelenggaraan perlombaan 17 agustus untuk anak-anak Padukuhan Karangnongko Dalam rangka memperingati HUT RI ke-70, mahasiswa KKN 23 UMY memiliki program untuk Dusun Karangnongko berupa beberapa perlombaan anak-anak dari tingkat TK, SD, dan SMP yang diadakan di lapangan Kesari Dusun Karangnongko. Lomba tersebut diadakan selama satu hari pada tanggal 19 Agustus 2015 pukul 13.00 WIB.Lomba yang diadakan meliputi lomba makan kerupuk, memasukkan pensil dalam botol, joget balon, dan kelereng dalam sendok.
4. Partisipasi dalam lomba voli antar pemuda Padukuhan Karangnongko Tim KKN 23 UMY diundang dalam partisipasi lomba voli antar RT padukuhan Karangnongko. Tim KKN 23 UMY juga ikut berpartisipasi dalam meramaikan acara dengan membentuk satu tim voli KKN. Lomba voli diadakan di lapangan Kesari Karangnongko pada tanggal 14 Agustus sampai 22 Agustus 2015 setiap hari jam 19.30 hingga selesai.
5. Ikut serta pada pertemuan setiap RT hingga tingkat Padukuhan Pada satu minggu pertama setelah penerjunan, tim KKN 23 UMY setiap malam mengikuti pertemuan di setiap RT padukuhan Karangnongko yang memang sudah rutin dilaksanakan setiap minggu di setiap RT Padukuhan Karangnongko. Agenda yang dilakukan adalah perkenalan dan diskusi dengan warga membahas program apa saja yang akan dilaksanakan oleh tim KKN 23 UMY selama mengabdi di masyarakat padukuhan Karangnongko.
6. Gotong royong bersama warga Padukuhan Karangnongko Kegiatan lainnya yang dilakukan tim KKN 23 UMY adalah ikut serta dalam kegiatan Gotong royong bersama warga Padukuhan Karangnongko dalam menyambut hari kemerdekaan RI. Gotong royong atau kerja bakti dilakukan di masing-masing RT dan tingkat padukuhan.Kami juga ikut berpartisipasi dalam kegitian tersebut.
7. Penyelenggaraan bimbingan belajar untuk anak-anak SD hingga SMP
20
Bidang pendidikan juga menjadi salah program kerja KKN, program yang menjadi unggulan adalah bimbingan belajar.Dalam hal ini yang bertugas sebagai pengajar atau guru adalah para mahasiswa.Bimbingan ini diharapkan dapat membantu para orang tua yang sibuk bekerja atau yang kesulitan dalam memberikan pendampingan belajar kepada putra dan putrinya. Dalam hal ini para mahasiswa KKN yang berperan sebagai guru dan pembimbing memberikan motivasi agar proses belajar berjalan disiplin. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada pukul 13.00 setiap hari Senin dan Kamis.Anak-anak Padukuhan Karangnongko yang terlibat sangat antusias dengan adanya program bimbingan belajar yang dilaksanakan di balai padukuhan ini.Mereka merasa senang dan terbantu dengan adanya program ini terbukti dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan oleh anak-anak terkait dengan pelajaran yang mereka dapat di sekolah.
8. Membantu mengajar anak-anak PAUD Karangnongko Mengajar PAUD merupakan salah satu dari kegiatan program bantu kami yang dilakukan di Dusun Karangnongko. Di Dusun ini, terdapat 1 PAUD. Alasan kami lebih memilih membantu mengajar PAUD dibanding mengajar SD atau SMP yang ada di Dusun Karangnongko karena bantuan kami lebih dibutuhkan dalam membantu mengajar PAUD. Karena tingkah laku anak – anak sangat atraktif atau gerak – gerik anak sangat lincah sehingga tutor harus lebih mampu mengawasinya. Dan tenaga pengajar di PAUD sangat kurang hanya ada satu pengajar. Maka dari itu kami membantu pendampingan di PAUD Dusun Karangnongko agar anak-anak mendapatkan perhatian dan bimbingan yang lebih. Kami mengajar PAUD setiap Senin sampai Jumat pukul 08.00-10.00. Setiap PAUD ada beberapa orang dari kami yang membantu. Kami membantu dalam mengajar mengenal huruf, angka, hewan, alat transportasi, warna, baca, lagu, dan lain-lain. Kami selaku mahasiswa mengajarkan berbagai macam hal dari membaca, menulis dan menyanyi. Pembelajaran selain yang telah disebutkan diatas antara lain yaitu membimbing
anak-anak
menjiplak
gambar,
menempelkan
gambar,
mewarnai,
menggunting, serta mengarahkan murid dalam menyambungkan titik – titik menjadi sebuah gambar.
21
9. Pengecatan PAUD Karangnongko Tim KKN 23 UMY telah memberikan bantuan dengan pengecatan ruang PAUD padukuhan Karangnongko.Adapun tujuan dari mengecatan ruangan PAUD ini adalah agar menambah keindahan dan kebersihan PAUD Karangnongko serta menambah daya tarik masyarakat untuk menyekolahkan anak mereka ke PAUD Karangnongko. Dengan ruangan yang bersih dan menarik diharapkan dapat membangkitkan semangat belajar anak-anak.
10. Penyelenggaraan senam ibu-ibu dan senam lansia Tim KKN 23 UMY telah memberikan penyelenggaran senam ibu-ibu dan senam lansia di padukuhan Karangnongko.Alasan diadakannya kegiatan ini karena Ibu-ibu Padukuhan Karangnongko sebelumnya tidak memiliki kegiatan dalam bidang olahraga dan masih banyaknya waktu luang yang tidak dimanfaatkan oleh warga padukuhan Karangnongko. Tujuan diselenggarakan program ini adalah agar dapat menumbuhkan kepedulian akan pentingnya olahraga untuk kesehatan jasmani dan memanfaatkan waktu luang.
D. Faktor Pendukung Selama melaksanakan Program KKN tematik di Dusun Karangnongko, banyak faktor yang mendorong keberhasilan pelaksanaan program di masyarakat, diantaranya yaitu: 1. Sambutan dan kerja sama yang cukup baik dari masyarakat kepada peserta KKN sehingga dapat mempermudah pelaksanaan. 2. Terdapat kerja sama yang baik antara peserta KKN dengan pihak-pihak yang terkait dalam kegiatan KKN ini. 3. Masyarakat sangat menghargai dan menghormati mahasiswa peserta KKN. 4. Ilmu pengetahuan yang didapatkan selama di bangku kuliah sangat membantu peserta KKN ketika terjun di dunia masyarakat. 5. Partisipasi dan komunikasi yang baik dengan warga sekitar sangat membantu peserta KKN dalam melaksanakan program maupun mendapatka informasi dari warga sekitar.
22
6. Sikap kekeluargaan dan kerukunan warga Padukuhan Karangnongko yang masih sangat erat membuat kami nyaman berada di sana sehingga semua program yang terlaksana dapat berjalan dengan baik.
E. Faktor Penghambat Masih terdapatnya sebagian masyarakat yang berpandangan sebelah mata bahwa mahasiswa adalah anak muda yang tidak tahu apa-apa, mereka tidak melihat apa yang sebenarnya telah di lakukan melainkan dari penampilan luarnya saja dan terkesan mahasiswa telah menggurui padahal dalam kenyataannya hanya ingin mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan selama ada di bangku kuliah. Selain itu masih ada beberapa warga yang menganggap bahwa KKN membantu dalam bentuk materi.
F. Tindak Lanjut Program Pokok Program pokok yang dilakukan selama kurang lebih satu bulan pada objek Diversifikasi Pengolahan Singkong di Dusun Karangnongko, Desa Giripurwo, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, yakni membuat tepung mokaf dan berbagai macam olahannya seperti kue putu, kerupuk lanting, kue pia, kacang, dan kue bika serta melakukan kegiatan motivasi dalam mengembangkan usaha rumahan dengan olahan makanan dari bahan baku singkong dan tepung mokaf. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan daya jual singkong agar lebih tinggi melalui diversifikasi pengolahan singkong. Selain itu program ini diharapkan juga dapat memberikan motivasi kepada warga Dusun Karangnongko untuk membuka dan mengembangkan home industry sehingga dapat meningkatkan tingkat perekonomian warga sekitar. Program ini terlaksana dengan lancar dan dikuti oleh ibu-ibu PKK dengan antusias dan semangat yang tinggi. Walaupun sudah ada pelatihan namun warga masih membutuhkan perhatian khusus untuk mewujudkan home industry. Ibu-ibu PKK masih kesulitan dalam hal pemasaran dan masih mencoba mengolah berbagai macam olahannya seperti kue putu, kerupuk lanting, kue pia, kacang, dan kue bika, dll untuk konsumsi pribadi. Untuk itu masih perlu bimbingan yang lebih intensif.
23
G. Tindak lanjut program bantu keagamaan a. Mengajar anak-anak TPA Al-Falaq. Program bantu dari tim KKN 23 UMY salah satunya adalah mengadakan TPA untuk anak-anak TK, SD, dan SMP diadakan setiap hari Selasa, Jumat, dan Minggu pukul 14.00 WIB. TPA dilaksanakan di masjid Al-Falaq Padukuhan Karangnongko. Anggota KKN melakukan program tambahan ini di Dusun Karangnongko yang di ikuti kurang lebih sekitar 20 anak TPA. KKN UMY juga mengajarkan ilmu tajwid kepada anak-anak TPA dengan tujuan agar mereka dapat membaca iqra dan Al-Qur’an dengan baik dan benar. Setelah KKN selesai anggota remais dusun karangnongko meneruskan sebagai pengajar TPA dan sekaligus mengatur segala kegiatan TPA Masjid Al-Falaq Karangnongko. Dan dari pihak kelompok KKN 23 UMY meneruskan komunikasi dengan anggota Remais melalui media sosial dengan tujuan untuk meninjau perkembangan TPA tersebut dan memberi kontribusi apa saja yang sekiranya bisa dilakukan oleh kelompok KKN 23 UMY seperti mencarikan bantuan Iqra dan kitab-kitab lainnya seperti kitab Tuhfatul Atfal untuk memperbanyak materi dan ilmu tajwid yang lebih mendalam dan juga untuk mempermudah pengajar dalam memberikan materi kepada santri-santri TPA agar bisa diterima dengan baik dan mereka dapat membaca dengan lancar dan benar.
b. Mengajar ibu-ibu dan bapak-bapak baca iqra dan al-quran tingkat RT. Dengan sudah berjalannya program baca iqra dan al-quran tingkat RT maka dari pihak kelompok KKN 23 UMY menyarankan kepada remaja masjid dan warga yang sudah bisa menguasai atau lancar membaca Al-Qur’an untuk melanjutkan program tersebut dengan tujuan ilmu yang sudah didapat oleh warga yang mengikuti program baca iqra dan al-quran bisa terus berkembang sampai bisa membaca iqra dan al-quran dengan lancar. Dari pihak KKN 23 UMY tidak lupa terus menyambung komunikasi walau dengan salah satu warga melalui media sosial supaya bisa meninjau perkembangan program baca iqra dan al-quran tingkat RT dan membantu apa saja yang sekiranya bisa dilakukan oleh kelompok KKN 23 UMY.
c. Mengisi khotib pada sholat wajib dan sholat jumat tingkat padukuhan.
24
Kegiatan tim KKN 23 UMY lainnya adalah dengan mengisi khotib beberapa kali pada sholat wajib dan sholat jumat. Pengisian khotib dilakukan secara bergiliran di masjid Al-Falaq, program tersebut masih berlanjut dan dilakukan oleh warga di Karangnongko dan di jadwalkan oleh taqmir masjid Al-falaq.
d. Sumbangan buku iqra Dengan pengajuan proposal permohonan pengadaan buku iqra ke Depot Iqra AMM Yogyakarta. Setelah akhir KKN 23 UMY memberikan sumbangan berupa buku iqra sebanyak 50 buah untuk padukuhan Karangnongko untuk menambah semangat belajar membaca Al-quran. H. Tindak lanjut program bantu tambahan a. Penyelenggaraan POSBINDU (posyandu lansia) Penyelenggaraan POSBINDU dilaksanakan di balai padukuhan Karangnongko yang bekerja sama dengan pihak puskesmas Giripurwo. POSBINDU melayani para lansia yang mempunyai kartu jaminan kesehatan maupun yang tidak mempunyai jaminan kesehatan untuk melakukan cek kesehatan. Kegiatan POSBINDU adalah melakukan penyuluhan pola makan sehat, cek tensi, penimbangan berat badan, dan pemberian obat gratis. Setelah KKN selesai pihak puskesmas melaksanakan POSBINDU (posyandu lansia) rutin setiap tiga bulan sekali.
b. Penyelenggaraan senam ibu-ibu dan senam lansia Kegiatan diadakannya senam karena Ibu-ibu Padukuhan Karangnongko sebelumnya tidak memiliki kegiatan dalam bidang olahraga dan masih banyaknya waktu luang yang tidak dimanfaatkan oleh warga padukuhan Karangnongko. Tujuan diselenggarakan program ini adalah agar dapat menumbuhkan kepedulian akan pentingnya olahraga untuk kesehatan jasmani dan memanfaatkan waktu luang. Selain itu latihan senam juga untuk persiapan lomba kemerdekaan tahun depan. Dengan begitu kegiatan senam masih berlanjut dengan rutin setelah KKN selesai.
c. Penyelenggaraan bimbingan belajar untuk anak-anak SD hingga SMP
25
Bidang pendidikan juga menjadi salah satu program kerja KKN, program yang menjadi unggulan adalah bimbingan belajar. Dalam hal ini yang bertugas sebagai pengajar atau guru adalah para mahasiswa. Bimbingan ini diharapkan dapat membantu para orang tua yang sibuk bekerja atau yang kesulitan dalam memberikan pendampingan belajar kepada putra dan putrinya. Dalam hal ini para mahasiswa KKN yang berperan sebagai guru dan pembimbing memberikan motivasi agar proses belajar berjalan disiplin. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada pukul 13.00 setiap hari Senin dan Kamis. Anak-anak Padukuhan Karangnongko yang terlibat sangat antusias dengan adanya program bimbingan belajar yang dilaksanakan di balai padukuhan ini. Mereka merasa senang dan terbantu dengan adanya program ini terbukti dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan oleh anak-anak terkait dengan pelajaran yang mereka dapat di sekolah.
d. Membantu mengajar anak-anak PAUD Karangnongko Tenaga pengajar di PAUD sangat kurang hanya ada satu pengajar karena pengajar ke-2 sedang cuti. Maka dari itu kami membantu pendampingan di PAUD Dusun Karangnongko agar anak-anak mendapatkan perhatian dan bimbingan yang lebih. Kami mengajar PAUD setiap Senin sampai Jumat pukul 08.00-10.00. Kami selaku mahasiswa mengajarkan berbagai macam hal dari membaca, menulis dan menyanyi. Pembelajaran selain yang telah disebutkan diatas antara lain yaitu membimbing anak-anak gambar, menempelkan gambar, mewarnai, menggunting, serta mengarahkan murid dalam menyambungkan titik – titik menjadi sebuah gambar.
26
IV. PENUTUP A. Kesimpulan KKN Tematik ini berusaha mengintegrasikan berbagai aspek, seperti aspek ekonomi, sosial dan budaya. Sebagian besar ilmu yang di dapatkan dari bangku perkuliahan biasanya hanya bersifat teoritis saja. Sedangkan pada saat mahasiswa terjun dalam masyarakat, mahasiswa tersebut akan mengalami banyak benturan-benturan yang terkadang tidak sesuai dengan apa yang di dapatkan di bangku perkuliahan, untuk itu maka dibutuhkan suatu kreatifitas, inovasi, ketekunan, dan keimanan yang tinggi untuk mendapatkan hasil yang baik. Dalam kegiatan KKN Tematik yang dilaksanakan membuat peserta KKN lebih bersyukur atas segala nikmat dan karunia yang diberikan Allah SWT, panca indra yang lengkap, kasih sayang kedua orang tua, kesempatan bisa mengkonsumsi makanan yang layak dan bergizi serta kesempatan meraih pendidikan hingga perguruan tinggi sekarang. Karena di luar sana masih banyak sekali orang-orang yang tidak bisa merasakan kesempatan seperti apa yang peserta rasakan sekarang. Dalam kegiatan KKN Tematik ini melalui uraian singkat di atas maka dapat ditarik kesimpulan, antara lain: 1. Dalam kegiatan bimbingan belajar yang dilaksanakan di Balai Pertemuan Padukuhan Karangnongko dapat dikatakan mendapatkan hasil yang baik karena para siswa yang diajarkan dapat menerima dan mengerti dengan materi yangdisampaikan. 2. Dalam kegiatan perlombaan yang diadakan di Dusun Karangnongko mendapatkan sambutan yang baik, hal ini dapat terlihat dari banyaknya anak-anak yang berminat untuk ikut serta dalam kegiatan lomba tersebut. Selain itu warga sebagai orang tua dari anak juga mendukung adanya perlombaan tersebut, terbukti dengan banyaknya orang tua yang mendampingi anak-anaknya mengikuti perlombaan tersebut. 3. Dalam kegiatan pelatihan yang diadakan di Balai Pertemuan Padukuhan Karangnongko mendapatkan sambutan yang baik, hal ini dapat terlihat dari banyaknya warga penduduk Dusun Karangnongko yang berminat untuk ikut serta dalam kegiatan pelatihan tersebut.
27
4. Dalam kegiatan seminar motivasi yang diadakan di Balai Pertemuan Padukuhan Karangnongko mendapatkan sambutan yang baik, hal ini dapat terlihat dari banyaknya penduduk yang berminat untuk ikut serta dalam kegiatan seminar tersebut. 5. Dalam kegiatan mengajar TPA yang diadakan bersama REMAIS di Masjid Al-Falaq Padukuhan Karangnongko mendapatkan sambutan yang baik, hal ini dapat terlihat dari anak-anak yang datang antusias untuk belajar membaca Al-Quran dan belajar ilmu tajwid. 6. Hampir sebagian masyarakat di wilayah tersebut merupakan lulusan Sekolah Dasar dan tingkat pendidikannya cukup rendah sehingga kemampuan dalam sebagian hal masih terbatas dan masih memegang teguh adat istiadat. 7. Dari peserta KKN 23 UMY juga merasakan banyak manfaat yang di dapat dengan adanya KKN ini, salah satunya yaitu menjadi mengerti dan bisa menempatkan diri ketika bermasyarakat. Selain itu dari peserta juga merasa senang dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang sudah di dapat di bangku kuliah dengan masyarakat sekitar.
B. Saran 1. Membuka kesempatan kepada masyarakat untuk lebih menggali potensi yang dimiliki dengan cara sering mengadakan berbagai kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan potensi yang ada pada masyarakat maupun pada daerah yang bersangkutan. 2. Menambah dan memperbaiki sarana dan prasarana penunjang seperti pendidikan, kesehatan, fasilitas umum dan lainnya. 3. Memperbaiki taraf hidup dengan segala potensi yang ada di masyarakat agar perekonomian masyarakat meningkatkan dan menghasilkan pendapatan melalui potensi yang ada dengan mengembangkan usaha mikro.
28
LAMPIRAN-LAMPIRAN
29
Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup Dan Identitas Dosen Pengusul a. Biodata Ketua Tim Pengusul 1. Nama : Chandra Kurnia Setiawan, SP, MSc 2. NIK : 19871007201310133058 3. Jenis kelamin : Laki-laki 4. Alamat rumah : Kricak Kidul, TR I/1241F 5. Pangkat/Jabatan : /6. Institusi : Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian UMY. 7. Alamat kantor : Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul 8. Bidang keahlian : Pasca Panen 9. Pendidikan : Jenjang pendidikan Tempat Tahun Gelar Bidang Studi selesai S-1 Fak. Pertanian UMY 2010 SP Agroteknologi S-2 FTP UGM 2012 MSc Ilmu dan Teknologi Pangan
3
10. Pengalaman Penelitian : Pengaruh LED terhadap pasca panen brokoli Pengaruh POC diperkaya rhizobakteri pertumbuhan dan hasil tanaman padi. Degredabel Film dari Kitosan dan pati sagu
1 2 3
11. Pengalaman Pelatihan dan Pengabdian : Pelatihan Pasca Panen produk Hortikultura Pengolahan ikan di dusun Klajuran, Nanggulan, Kulon Progo Pemanfaatan Pekarangan untuk diversifikasi tanaman.
1 2
1
osmotoleran
terhadap
12. Pengalaman Publikasi : Pengaruh LED terhadap kandungan asam askorbat pada bunga brokoli, 2014 Yogyakarta, 10 Maret 2016 Ketua Tim,
Chandra Kurnia Setiawan, SP. MSc
30
b. Biodata Anggota Tim Pengusul 1. Nama : Ir Bambang Heri Isnawan, MP 2. NIK : 19650814199409133021 3. Jenis kelamin : Laki-Laki 4. Alamat rumah : Patalan Utara KG II / 719 RT 39 RW 08 Kotagede, Telp. : 0818468094 5. Pangkat/Jabatan : Penata Muda Tingkat I / IIIb. 6. Institusi : Fakultas Pertanian UMY. 7. Alamat kantor : Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul 8. Bidang keahlian : Agronomi / Produksi Tanaman 9. Pendidikan : Jenjang pendidikan Tempat Tahun Gelar Bidang Studi selesai S-1 Pertanian UGM 1991 Ir Budidaya Pertanian/ Produksi Tanaman S-2
1. 2. 3
1 2 3 4 5
Pertanian UGM
1999
MP
Ilmu-ilmu Pertanian / Agronomi
10. Pengalaman Penelitian : Peningkatan Kapasitas Masyarakat Kabupaten Sleman, program PNPM Mandiri Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Sleman Peningkatan Kapasitas Masyarakat Kabupaten Gunungkkidul, program PNPM Mandiri Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Gunungkidul Peningkatan Kapasitas Masyarakat Kabupaten Sumba Timur , program PNPM Mandiri Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sleman 11. Pengalaman Pelatihan dan Pengabdian : Nara sumber pada Siaran Forum Konsultasi Kabar Desa (FKKD) Pelatihan Perancangan Percobaan : SAS Portable di Fakultas Pertanian UGM Lokakarya Perancangan Percobaan: R v.3.1.2. dan Analisis Lintas (Path analysis) di Lab Biometrika Fakultas Pertanian UGM Training of Design Thinking and Sustainable Innovation Project in Singapore Polytechnic, Singapore Pelatihan Geograpyc Information System: ArcGIS, Google Earth, dan GlobalMapper di Fakultas Pertanian UGM Yogyakarta, 10 Maret 2016 Anggota Tim, Ir Bambang Heri Isnawan, MP 31
LAMPIRAN 2. Denah Lokasi Desa Giripurwo
Gambar 1. Peta Administrasi Desa Giripurwo, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Gunungkidul, DIY
32
Lampiran 3. Dokumentasi Observasi ke kebun singkong di Dusun Karangnongko, melakukan diskusi dan ikut membantu proses pengupasan singkong dengan para petani singkong
33
Proses pembuatan Patilo dan praktek pembuatan kue putu dari bahan tepung mokaf sebelum dipresentasikan ke Ibu PKK Padukahan Karangnongko, tempat di rumah Ibu Sulis Dusun Jlumbang
34
35
Presentasi tembuatan tepung mokaf dan pembuatan aneka olahan makanan yang berbahan dari tepung mokaf ke Ibu PKK Padukuhan Karangnongko, tempat Balai Padukuhan Karangnongko
36
37
Lampiran 4. Materi Pelatihan pembuatan Patilo
38
PATILO UBIKAYU
Bahan-bahan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Ubi Kayu Ketumbar Cabe Gula Pasir Soda Kue Garam Penyedap rasa Minyak goreng (pilih minyak yang baru dengan kualitas cukup baik)
Peralatan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Ember plastik/baskom/bakul bambu Pisau Parut Saringan (kain saring/kain kasa) Nyiru/keleong Alat pemberasan Alat cetak (lapak/tatakan gelas plastik, gelang-gelang bambu tebal +1/3 cm atau loyang) Kompor Wajan/sigon untuk menggoreng Rombong/alat pengukus Para-para/tampah dari bambu (kelabang) Kantong plastik untuk mengemas Gunting Timbangan, dan beberapa alat pendukung lainnya.
Cara pembuatan : 1. Persiapan bahan : Pilih ubi kayu yang masih segar, paling lama 2 hari setelah dipanen, tidak cacat, serta tidak terinfeksi hama dan penyakit.
2. Pengupasan : Ubi kayu yang telah dipilih dikupas kulitnya secara manual dengan pisau yang tajam.
39
3. Pencucian : Ubi kayu yang telah dikupas, secepatnya dicuci dengan air dalam bak pencucian, tujuannya untuk menghilangkan sisa kotoran yang masih melekat , menghilangkan getah atau lendir yang mengandung enzim, untuk pencucian dapat menggunakan sikat cuci.
4. Perendaman : Setelah dicuci ubi kayu direndam satu hari satu malam agar tetap bersih dan putih selama menunggu proses pemarutan. Untuk mendapatkan kualitas tepung yang baik, putih, dan tahan lama disimpan, maka kedalam air perendaman, dapat ditambahkan larutan kapur tohor (50 g kapur tohor dalam 1 liter air). Apabila kita mendapatkan ubi kayu dari jenis yang berasa pahit, maka untuk memnghilangkan rasa pahitnya, sebelum diparut, perlu terlebih dulu dilakukan perendaman dalam air garam ( 50 g garam dalam 1 liter air) selama 24 jam.
5. Pemarutan : Setelah di rendam, tahap selanjutnya adalah pemarutan. Pemarutan ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat pemarut secara manual ataupun dengan mesin pemarut. Hasil pemarutan ditampung kedalam ember plastik atau bakul.
6. Penyantanan : Setelah diparut dilakukan penyantanan untuk memisahkan air, pati, dan ampas ubi kayu. Penyantanan dilakukan dengan cara menambah air bersih pada ubi kayu yang telah diparut, meremas-remasnya dan kemudian menyaringnya dengan kain kasa, sama seperti yang dilakukan pada proses penyantanan kelapa. Penyantanan ini dilakukan sebanyak 2-3 kali, sehingga air hasil perasan terlihat bening. Air hasil perasan ditampung dalam bak-bak penampungan atau ember plastik untuk diendapkan selama 1 malam, sedangkan ampas ubi kayu sisa perasan, dimasukkan ke dalam ember/bakul untuk diperam.
7. Pengendapan : Pengendapan, setelah air hasil perasan diendapkan selama 1 malam, maka akan terbentuk 2 lapisan pada hasil perasan tersebut. Lapisan atas terlihat bening dan jernih, karena terdiri atas air. Adapun lapisan yang bawah yang berupa pati ubi kayu atau tapioka, akan terlihat hijau kekuning-kuningan pada permukaannya dan putih bersih pada bagian bawahnya. Selanjutnya , lapisan yang berupa air (lapisan atas) dan bagian permukaan dari lapisan bawah yang berwarna hijau kekuning-kuningan secara hati-hati dibuang. Kemudian, pati yang berwarna putih bersih diambil dengan sendok kayu, dan dihancurkan dengan cara meremasnya, Pati yang masih basah tersebut segera ditempatkan pada nyiru/keleong, dan dijemur di bawah sinar matahari, sehingga kering dan menjadi tepung.
8. Pemeraman : Sementara pati ubi kayu dijemur, ampas ubi kayu dimasukkan ke dalam bakul atau ember besar yang telah dialasi dengan plastik atau daun pisang. Untuk menjaga kebersihan perlu ditutup dengan plastik atau daun pisang, dan diikat seperlunya. Selama pemeraman tersebut, akan terjadi fermentasi dan timbul rasa asam.
40
9. Pemberian bumbu : Langkah berikutnya, pati ubi kayu yang sudah dijemur dan ampas ubi kayu yang sudah diperam selama 3 hari dicampur menjadi satu, kemudian ke dalamnya ditambahkan bumbu-bumbu penyedap yang berupa bawang putih, ketumbar, cabai, dan garam. Adonan diaduk rata hingga menjadi adonan yang dapat dipulung. Sebagai pariasi, sebagian adonan dapat dibuat asin atau manis tanpa penambahan cabai. Agar lebih menarik, dapat juga ditambah dengan pewarna merah jambu. Untuk mendapatkan patilo yang berbumbu, yaitu mempunyai rasa pedas, gurih/asin, ataupun manis, maka dibawah ini disampaikan perbandingan bahan-bahan tambahan yang diperlukan. Apabila masih dirasa kurang pedas, asin, atau manis dapat ditambah sendiri sesuai dengan rasa yang dikehendaki. Untuk setiap 5 kg ubi kayu parut , diperlukan bumbu-bumbu sebagai berikut : a. Rasa asin Bumbu-bumbu yang harus ditambahkan adalah sebagai berikut. a. Bawang putih 14,0 siung b. Ketumbar 2,0 sm c. Garam 2,5 sm b. Rasa manis Bumbu-bumbu yang harus ditambahkan adalah sebagai berikut. a. Gula Pasir 0,5 kg b. Garam 2,5 sm c. Rasa pedas Bumbu-bumbu yang harus ditambahkan adalah sebagai berikut. a. Cabai merah 100 g b. Bawang putih 14,0 siung c. Ketumbar 2,0 sm d. Garam 2,5 sm 10. Pemberasan Pemberasan atau penggelintiran merupakan suatu tahapan proses yang dilakukan dengan tujuan membentuk adonan patilo tersebut menjadi butir-butir yang menyerupai beras. Pemberasan dilakukan dengan cara sebagai berikut. Ambil segenggam adonan dan bentuk bulatan, kemudian taruh di atas alat pemberasan, yang terbuat dari potongan seng dengan permukaan yang telah dilubangi menggunakan paku. Selanjutnya, gesekan adonan tersebut sambil sedikit ditekan sampai adonan dalam genggaman habis, dan berubah, dan berubah menjadi butiran-butiran menyerupai beras yang akan jatuh di bawah alat pemberasan.
41
Adonan yang berbentuk menyerupai beras tersebut ditampung terlebih dahulu dengan baskom yang telah ditempatkan di bawah alat pemberasan. Pemberasan dilakukan hingga adonan habis. 11. Pencetakan Pencetakan bertujuan untuk membuat patilo berbentuk bundar, hingga menyerupai rengginan yang terbuat dari beras ketan. Sebagai alat pencetak patilo, dapat digunakan bambu utuh yang dipotong-potong setebal + 1/3 tebal cetakan, atau ke dalam loyang hingga ketebalan + 30 mm, dan kemudian dimasukkan ke dalam dandang, lalu dikukus. Apabila pencetakan dilakukan dengan menggunakan tatakan gelas, maka setelah pencetakan dilakukan, tatakan gelas yang telah berisi adonan tersebut diatur di dalam dandang dan dikukus. Agar lebih efisien tempat, maka tatakan dapat diatur dengan cara ditumpuk berselang-seling, Namun, apabila digunakan cetakan yang berupa gelang-gelang bambu tersebut harus diletakkan terlebih dahulu diatas suatu alas, yang dapat dibuat dari seng atau anyaman bambu yang dipotong sesuai dengan bentuk dan ukuran dandang yang akan digunakan, atau loyangloyang yang berbentuk dan berukuran sesuai dengan dandang pula. Selanjutnya, ke dalam gelang-gelang bambu tersebut ditaburkan adonan patilo berbentuk beras sesuai dengan ketebalan yang telah ditentukan. Setelah pencetakan, gelang-gelang atau tatakan yang telah diisi dengan adonan tersebut segera dimasukkan ke dalam dandang bersama dengan alasnya, dan dikukus. 12. Pengukusan Pengukusan cukup dilakukan selama + 5 menit sampai butiran adonan berbentuk beras berubah menjadi keruh dan lengket. Lembaran patilo yang masih panas dan basah diangkat dari cetakan, dan diatur di atas para-para atau tampah (kelabang) yang tebuat dari bambu, yang telah dialasi dengan plastik, Kemudian dijemur di bawah sinar matahari. 13. Pengeringan, Patilo basah yang sudah dikukus dan dilepas dari cetakan. Harus segera dikeringkan dengan cara diletakkan di atas para-para yang dialasi dengan plastik, tikar, atau anyaman bambu, dan dijemur dibawah sinar matahari. Proses pengeringan pada perinsipnyaialah untuk penguapan air semaksimal mungkin dari makanan, sehingga bahan makanan tersebut dapat dapat awet atau tahan lama, mudah dalam pengemasan dan pengangkutannya. Dalam proses pengeringan, faktor yang sangat perlu diperhatikan adalah tingkat kebersihan, cara pengeringan harus diusahakan sedemikian rupa agar terhindar dari pencemaran yang dapat ditimbulkan baik oleh serangga, debu, ataupun kotoran lainnya. Untuk mempercepat proses pengeringan dan mendapatkan hasil pengeringaan yang merata, patilo basah harus di balik-balik secara teratur. Penjemuran sebaiknya dilakukan sejak matahari terbit. Pengeringan dengan penjemuran merupakan cara yang paling murah dan telah banyak dilakukan sejak dahulu oleh nenek moyang kita. Akan tetapi, kendala yang dihadapi dalam pengeringan cara ini adalah keadaan cuaca. Apabila proses pengeringan atau
42
penjemuran dilakukan pada musim hujan, maka pengeringan akan menjadi lambat. Proses pengeringan yang lambat ini akan menyebabkan bahan makanan yang hendak dikeringkan menjadi rusak, bau, berjamur, ataupun busuk sebelum mencapai tingkat kekeringan yang dikehendaki. Disamping dengan cara penjemuran diatas, proses pengeringan dapat pula dilakukan dengan menggunakan oven atau alat pengering tenaga matahari yang dapat dibuat dengan cara sederhana. 14. Pengemasan, Setelah proses pengeringan selesai, kita mendapatkan patilo mentah kering yang siap untuk dipasarkan baik dalam kondisi mentah ataupun dengan digoreng terlebih dahulu. Baik patilo mentah maupun yang sudah digoreng, perlu dilakukan pengemasan untuk mempertahankan mutu selama penyimpanan serta mempermudah dalam pengangkutan.Pengemasan dapan menggunakan kantong plastik. 15. Penggorengan, Selain dijual dalam bentuk mentah kering, kita juga dapat menjual patilo dalam bentuk patilo goreng yang telah siap dinikmati. Untuk mmendapatkan patilo goreng yang enak, maka patilo harus digoreng dengan minyak goreng yang banyak serta dalam kondisi yang panas. Penggorengan jangan terlalu lama, sehingga dapat dihasilkan patilo dengan warna putih bersih, mekar, dan matang secara merata.
43