Laporan Praktek Industri
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Untuk meningkatkan kualitas dan pengetahuan mahasiswa tidak hanya dilakukan pembelajaran di kelas atau dengan praktek di laboratorium saja. Perlu terobosan yang lebih dapat mengenalkan dan memberikan pendekatan antara ilmu yang didapat mahasiswa dibangku kuliah dan di dunia kerja. Universitas Negeri Surabaya merupakan suatu lembaga akademis yang berorientasi terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi, menetapkan sebuah mata kuliah yang dapat mengakomodasi perkembangan yang ada, yaitu mata kuliah Praktek Industri. Dengan mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mengetahui aplikasi dari mata kuliah yang didapatkan selama duduk di bangku kuliah. Mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan wawasannya diluar kampus serta mendapatkan ilmu dan pengalaman baru. Kerja praktek merupakan sebuah penugasan magang kepada Mahasiswa pada sebuah Perusahaan selama kurun waktu tertentu. Ruang lingkup dari kerja praktek ini adalah Perusahaan yang telah ditunjuk oleh pihak Mahasiswa dan disetujui oleh pihak Jurusan. Kerja praktek ditujukan kepada Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya yang memenuhi syarat-syarat akademis tertentu. Kuliah yang berisi teori dan praktek di laboratorium merupakan pendahuluan yang kemudian pengaplikasian ilmu dapat direalisasikan melalui kerja praktek. Penulis melaksanakan Kerja Praktek di PT. Telkom Kebalen. Alasan penulis melaksanakan kerja praktek di perusahaan tersebut dikarenakan instansi tersebut pada saat melaksanakan kinerja di setiap harinya menggunakan peralatan sistem elektronika untuk membantu dalam penyelesaian tugas. Dengan keadaan yang sedemikaian tersebut menurut pengamatan penulis, bisa sebagai ajang mengukur kemampuan diri sendiri sejauh mana penulis dapat melaksanakan Kerja Praktek. Kerja Praktek
Teknik Elektro Komunikasi UNESA
1
Laporan Praktek Industri
memberikan gambaran nyata mengenai ilmu Teknik Elektro Komunikasi. Sehingga pengalaman di lapangan diharapkan mampu mamperdalam pemahaman ilmu Teknik Elektro Komunikasi di bangku kuliah. 1.2
Tempat dan Tujuan Praktik 1.2.1
Tempat Praktek Industri dilaksanakan di PT. Telkom Kebalen di jalan Kebalen Timur No. 1-3 yang tepatnya di Divisi Acces Area Surabaya Utara.
1.2.2
Tujuan Tujuan dari Praktek Industri di PT. Telkom Kebalen ini antara lain: a.
Menerapkan kemampuan teoritis yang diperoleh di bangku perkuliahan.
b.
Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan di bidang Elektronika Komunikasi
c.
Memenuhi mata kuliah wajib tempuh di Jurusan Teknik Elektro UNESA.
d.
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami aplikasi ilmu yang telah didapat di perusahaan.
e.
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami sistem kerja perusahaan dan terjun atau turut serta dalam proses.
f.
Kerja praktek ini bertujuan untuk memahami system kerja konfigurasi PSTN
g.
Mengenal dan membiasakan diri terhadap suasana kerja yang sebenarnya sehingga dapat membangun etos kerja yang baik, serta seabagai upaya untuk memeperluas cakrawala wawasan kerja.
h.
Memahami dan mengerti secara langsung tentang elektronika dan bidang-bidang pendukung pada dunia industri, dengan hal ini diharapkan dapat tercipta calon tenaga kerja yang terampil.
1.3
Batasan Masalah Laporan Kerja Praktek ini hanya akan melaporkan kegiatan selama 4 minggu menjalani program kerja praktek terhitung mulai tanggal 2
Teknik Elektro Komunikasi UNESA
2
Laporan Praktek Industri
Januari – 31 Januari 2012 di Devisi Accea Area Jl. Kebalen Timur No. 1-3 Surabaya mengenai Konfigurasi PSTN. 1.4
Metodologi Penulisan Dalam pelaksanaan Kerja Praktek untuk mengumpulkan data, penulis menggunakan metode kegiatan sebagai berikut : 1. Observasi Yaitu metode pengumpulan data dengan cara mengamati dan mempelajari cara kerja jaringan. 2. Interview Yaitu metode pengumpulan data dengan cara meminta penjelasan langsung dari nara sumber yaitu pembimbing kerja praktek dan karyawan. 3. Literatur Yaitu metode pengumpulan data dengan cara mencari data-data yang berhubungan dengan pengendalian kualitas dari referensi buku, karya ilmiah yang berkaitan dengan hal tersebut, sehingga penulis dapat membandingkan bahan tulisan pendukung maupun pembanding dari data-data yang dikumpulkan.
1.5
Sistematika Penulisan Laporan Pada laporan ini kami membagi menjadi 4 bab, yaitu :
Bab I
:
Pendahuluan
Pada bab ini berisi tentang latar belakang, batasan masalah, tujuan, metodologi penulisan, serta sistematika penulisan.
Bab II
:
Aspek Umum
Pada bab ini menguraikan tentang sejarah PT. Telekomunikasi Indonesia, visi dan misi, serta arti logo, kredo, dan maskot PT. Telkom.
Bab III
:
Kegiatan selama kerja praktek
Bab IV
:
Konfigurasi PSTN
Bab ini menguraikan tentang sisstem konfigurasi PSTN
Bab V
:
Penutup
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.
Teknik Elektro Komunikasi UNESA
3
Laporan Praktek Industri
LEMBAR INI SENGAJA DIKOSONGKAN
Teknik Elektro Komunikasi UNESA
4
Laporan Praktek Industri
BAB II ASPEK UMUM 2.1.
Sejarah Singkat Perusahaan Telekomunikasi Indonesia PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. atau PT. TELKOM merupakan
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah naungan Departemen Komunikasi dan Informasi (Infokom) yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa telekomunikasi untuk umum dalam dan luar negeri. Keberadaan PT. Telekomunikasi
Indonesia,
Tbk.
tidak
terlepas
dari
sejarah
panjang
pertelekomunikasian Indonesia yang dimulai dengan Badan Usaha bernama Post en Telegraafdients yang didirikan dengan Staatsblad No. 52 Tahun 1884. Penyelenggaraan telekomunikasi di Hindia Belanda waktu itu pada mulanya oleh swasta. Bahkan sampai tahun 1905 tercatat 38 Perusahaan Telekomunikasi dan pada tahun 1906, semua perusahaan tersebut diambil alih oleh Pemerintah Hindia Belanda dengan berdasarkan Staatsblad No. 395 Tahun 1906. Sejak itu berdirilah Post Telegraaf en Telefoondients atau disebut PTTDients. PTT-Dients yang ditetapkan sebagai Perusahaan Negara berdasar Staatsblad No. 419 Tahun 1927 tentang Indonesische Bedrijven Wet (IBW) atau Undang-Undang Perusahaan Negara. Jawatan PTT ini berlangsung sampai dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) No. 19 Tahun 1960 oleh Pemerintah Republik Indonesia tentang persyaratan suatu Perusahaan Negara dan PTT-Dients memenuhi syarat untuk tetap menjadi suatu Perusahaan Negara (PN). Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 240 Tahun 1961 tentang pendirian Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi disebutkan bahwa Perusahaan Negara sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 2 IBW dilebur ke dalam Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Pos dan Telekomunikasi). Dalam perkembangan selanjutnya, pemerintah memandang perlu untuk membagi PN Pos dan Telekomunikasi menjadi dua Perusahaan Negara yang berdiri sendiri. Oleh karena itu, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun
Teknik Elektro Komunikasi UNESA
5
Laporan Praktek Industri
1965 maka berdirilah Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos dan Giro) dan Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi) yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 1965. Seiring dengan berjalannya waktu, bentuk Perusahaan Negara ini berkembang menjadi Perusahaan Umum (PERUM) Telekomunikasi berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 1974. Dalam Peraturan Pemerintah tersebut dinyatakan pula bahwa Perusahaan Umum Telekomunikasi (PERUMTEL) sebagai badan usaha tunggal penyelenggara jasa telekomunikasi dalam negeri maupun luar negeri. Dalam rangka meningkatkan pelayanan jasa telekomunikasi untuk umum, pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 1980 mengenai telekomunikasi untuk umum yang isinya tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 1974. Berdasarkan Peraturan Pemerintah tersebut PERUMTEL ditetapkan sebagai Badan Usaha penyelenggara telekomunikasi untuk umum dalam dan luar negeri dan PT. Indonesian Satellite Corporation 36 (INDOSAT) ditetapkan sebagai Badan Usaha penyelengara telekomunikasi untuk umum internasional. Memasuki Repelita V, pemerintah merasakan perlunya percepatan pembangunan telekomunikasi karena sebagai infrastruktur diharapkan dapat memacu pembangunan sektor lainnya. Selain hal tersebut, penyelenggara telekomunikasi membutuhkan manajemen yang lebih profesional, oleh sebab itu perlu meningkatkan bentuk perusahaan. Untuk itu berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1991, maka bentuk Perusahaan Umum (PERUM) dialihkan menjadi Perusahaan Perseroan (PERSERO) sebagaimana dimaksudkan dalam Undang-Undang No. 9 Tahun 1969. Sejak itulah berdiri Perusahaan Perseroan (PERSERO) Telekomunikasi Indonesia yang selanjutnya disebut PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. atau PT. TELKOM, yang merupakan perusahaan informasi dan komunikasi (Infocom) serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap (full service and network provider) yang terbesar di Indonesia. Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (Perusahaan ) pada mulanya merupakan bagian dari “Post en Telegraafdienst”, yang didirikan
Teknik Elektro Komunikasi UNESA
6
Laporan Praktek Industri
pada tahun 1884 berdasarkan keputusan Gurbernur Jendral Hindia Belanda No. 52 tanggal 3 April 1884 (www.telkom.co.id/sejarah berdirinya PT. TELKOM). Pada tahun 1991, berdasarkan Peraturan Pemerintah, Nomor 52 Tahun 1991,status perusahaan dubah menjadi Perseroan Terbatas milik negara (“Persero”).Perusahaan didirikan berdasarkan akta notaris Imas Fatimah, S.HNo.28 tanggal 24 September 1991.Akta tersebut telah disetujui oleh menteri kehakiman
Republik
Indonesia
dengan
surat
keputusan
No.
C2-
6870.HT.01.01.Th.1991 tanggal 19 November 1991 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 5 tanggal 17 Januari 1992, Tambahan No. 210 Anggaran Dasar Perusahaan telah beberapa kali diubah, perubahan terakhir dalam rangka penyesuaian terhadap undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang perseroan terbatas, Undang-Undang No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Indonesia (“BAPEPAM – LK”) No.IXJ.1 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik serta dalam rangka penambahan maksud dan tujuan perusahaan, berdasarkan akta notaries A. Partomuan Pohan, S.H., LLM. No. 27 Tanggal 15 Juli 2008 dan pemberitahuan atas perubahan tersebut oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (“MENKUHAM”) berdasarkan surat No. AHU.46312.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 31 Juli 2008.(www.telkom.co.id/sejarah berdirinya PT. TELKOM) Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan (Pokok- Pokok Perubahan Anggaran Dasar PT. Telkom Indonesia Tbk.), ruang lingkup kegiatan perusahaan adalah menyelenggarakan jaringan dan jasa telekomunikasi, informatika, serta optimalisasi sumber daya perusahaan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, Perusahaan melakukan kegiatan meliputi: 1. Merencanakan,
membangun,
menyediakan,
mengembangkan,
mengoprasikan, memasarkan,atau menjual, menyewakan dan memelihara jaringan
Telekomunikasi
dan
informatika
perundang-undangan yang berlaku.
Teknik Elektro Komunikasi UNESA
7
dengan
memperhatikan
Laporan Praktek Industri
2. Merencanakan, mengembangkan, menyediakan, memasarkan atau menjual dan meningkatkan layanan jas dan telekomunikasi dan informatika dengan memperhatikan perundang-undangan yang berlaku. 3. Menyediakan jasa transaksi pembayaran dan pengiriman uang melalui jaringan telekomunikasi dan informatika. 4. Menjalankan kegiatan dan usaha lain dalam rangka optimalisasi sumber daya yang dimiliki perusahaan, antara lain pemanfaatan aktiva tetap dan aktiva bergerak, fasilitas system informasi, fasilitas pendidikan dan pelatihan dan fasilitas pemeliharaan dan perbaikan.
Berdasarkan
Undang-Undang
No.
3
Tahun
1989
mengenai
Telekomunikasi, yang berlaku sejak tanggal 1 April 1989, badan usaha Indonesia diizinkan menyelenggarakan jasa Telekomunikasi dasar dalam bentuk kerja sama dengan perusahaan sebagai badan penyelenggara jasa telekomunikasi dalam negeri. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1993 mengenai penyelenggaraan telekomunikasi mengatur lebih lanjut bahwa kerja sama penyelenggaraan jasa telekomunikasi dasar tersebut dapat dilakukan dalam bentuk sebuah perusahaan patungan, kerja sama operasi, atau kontrak menajemen dan bahwa badan usaha yang bekerja sama dengan penyelenggara jasa telekomunikasi dalam negeri harus menggunakan jaringan telekomunikasi badan penyelenggara tersebut.
2.2 Visi dan Misi PT. TELKOM Visi To become a leading InfoCom player in the region. Telkom berupaya untuk menempatkan diri sebagai perusahaan InfoCom terkemuka di kawasan Asia Tenggara, Asia dan akan berlanjut ke kawasan Asia Pasifik. Misi Telkom mempunyai misi memberikan layanan " One Stop InfoCom Services with Excellent Quality and Competitive Price and To Be the Role Model as the Best Managed Indonesian Corporation " dengan jaminan bahwa pelanggan akan mendapatkan layanan terbaik, berupa kemudahan, produk dan jaringan berkualitas, dengan harga kompetitif.
Teknik Elektro Komunikasi UNESA
8
Laporan Praktek Industri
Telkom akan mengelola bisnis melalui praktek-praktek terbaik dengan
mengoptimalisasikan
sumber
daya
manusia
yang
unggul,
penggunaan teknologi yang kompetitif, serta membangun kemitraan yang saling menguntungkan dan saling mendukung secara sinergis.
2.3 Arti Logo, Kredo, dan Maskot PT. TELKOM 1. Arti Logo
Gambar 2.3.1 New Logo PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk,
Arti dari simbol-simbol logo tersebut yaitu:
Lingkaran sebagai simbol dari kelengkapan produk dan layanan dalam portofolio bisnis baru TELKOM yaitu TIME (Telecommunication, Information, Media & Edutainment). Expertise.
Tangan yang meraih ke luar. Simbol ini mencerminkan pertumbuhan dan ekspansi ke luar. Empowering.
Jjemari tangan. Simbol ini memaknai sebuah kecermatan, perhatian, serta kepercayaan dan hubungan yang erat. Assured.
Kombinasi tangan dan lingkaran. Simbol dari matahari terbit yang maknanya adalah perubahan dan awal yang baru. Progressive.
Telapak tangan yang mencerminkan kehidupan untuk menggapai masa depan. Heart. Warna-warna yang digunakan adalah :
Expert
Blue pada
teks
Telkom
melambangkan
keahlian
dan
pengalaman yang tinggi
Vital Yellow pada telapak tangan mencerminkan suatu yang atraktif, hangat, dan dinamis
Teknik Elektro Komunikasi UNESA
9
Laporan Praktek Industri
Infinite sky blue pada teks
Indonesia dan lingkaran bawah
mencerminkan inovasi dan peluang yang tak berhingga untuk masa depan.
2. Arti Kredo
Gambar 2.3.2 New Kredo PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, Arti new kredo telkom: Menandakan bahwa perubahan Telkom mengikuti dunia yang terus berkembang.
3. Arti Maskot a. Maskot Be Bee
Gambar 2.3.3 Maskot Telkom
1. Antena Lebah Sensitif terhadap segala keadaan dan perubahan 2. Mahkota Kemenangan 3. Mata yang Tajam dan Cerdas 4. Sayap Lincah dan Praktis 5. Tangan Kuning Memberikan Karya yang Terbaik b. Filosofi Dibalik Sifat dan Perilaku Be Bee Lebah dapat digolongkan sebagai makhluk sosial yang senang bekerja sama, pekerja keras mempunyai kesisteman berupa pembagian
Teknik Elektro Komunikasi UNESA
10
Laporan Praktek Industri
peran operasional dan fungsional menghasilkan yang terbaik berupa madu yang bermanfaat bagi berbagai pihak. Di habitatnya, lebah mempunyai dengung sebagai tanda tentang keberadaannya dan loyal terhadap kelompok berupa perlindungan bagi koloninya, maka akan menyerang bersama bila diganggu. Lebah memiliki potensi diri yang baik berupa tubuh yang sehat, liar, dan kuat sehingga bisa bergerak cepat, gesit dan efektif dalam menghadapi tantangan alam. Lebah berpandangan jauh ke depan dengan merancang bangun sarang yang kuat dan efisien, berproduksi, berkembang biak dan menyiapkan persediaan makanan bagi kelangsungan hidup koloninya. Berdasar pada penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa lebah berwarna biru merupakan penggambaran insan TELKOM Indonesia.
Teknik Elektro Komunikasi UNESA
11
Laporan Praktek Industri
BAB III STRUKTUR ORGANISASI PT. TELKOM PT. Telekomunikasi Indonesia ini memiliki 7 Divisi Regional yang mewakili beberapa wilayah geografis di Indonesia, yaitu:
Divisi Regional I
: Sumatera
Divisi Regional II
: Jakarta dan wilayah sekitarnya
Divisi Regional III
: Jawa Barat
Divisi Regional IV
: DIY dan Jawa Tengah
Divisi Regional V
: Jawa Timur
Divisi Regional VI
: Kalimantan
Divisi Regional VII
: Indonesia Timur
Sedangkan dalam menjalankan kinerjanya FRAM Kebalen (Fiber and Radio Access maintenance) memiliki struktur organisasi.
Gambar 1.4 Struktur Organisasi FRAM Kebalen Strkutur organisasi PT. TELKOM secara nasional terdiri dari :
Teknik Elektro Komunikasi UNESA
12
Laporan Praktek Industri
Gambar 1.5 Struktur organisasi PT. Telkom Indonesi
Teknik Elektro Komunikasi UNESA
13
Laporan Praktek Industri
BAB IV KEGIATAN SELAMA KERJA PRAKTEK Hari/Tanggal Senin 2 Januari 2012
Jenis Kegiatan
Keterangan
Penerimaan mahasiswa dan penjelasan K3. Penempatan di MDF dan penjelasan oleh
Pak Slamet
pembimbing tentang MDF dan apa saja alat-
Pak Saryono
alat yang ada pada bagian MDF. Selasa 3 Januari 2012
Membantu pengerjaan pemasangan speedy. Pendataan modul pelanggan yang sudah unrepairable. Mengerjakan pemasangan telpon baru serta
Pak Suponi Mas Agus
pemasangan speedy. Rabu 4 Januari 2012
Mengecek MDF Work Order.
Pak Suponi
Mengerjakan WO pemasangan speedy.
Mas Agus
Pendataan modul pelanggan yang sudah unrepairable. Kamis 5 Januari 2012
Mengecek MDF Work Order.
Pak Suponi
Mengerjakan WO pemasangan speedy.
Mas agus
Pendataan modul pelanggan yang sudah unrepairable. Jum‟at 6 Januari 2012
Mengecek MDF Work Order.
Pak Suponi
Mengerjakan Wo pemasangan speedy.
Mas Agus
Pendataan modul pelanggan yang sudah unrepairable. Senin 9 Januari 2012
Pendalaman materi jenis dan struktur pada kabel serat optik Pencarian Literatur
Selasa
Ijin buat ujian semester ganjil
10 Januari 2012 Rabu
Ijin buat ujian semester ganjil
Teknik Elektro Komunikasi UNESA
14
Laporan Praktek Industri
11 Januari 2012 Kamis 12 Januari 2012 Jum‟at
Pembenahan jamper wire
Mas Agus
Pencarian Literatur Pengecekan rumah kabel dan DP tiang
13 Januari 2012 Senin 16 Januari 2012 Selasa
Pendataan posisi tiap DP tiang dengan
Lapangan
menggunakan alat GPS Ijin buat ujian semester ganjil
17 Januari 2012 Rabu
Ijin buat ujian semester ganjil
18 Januari 2012 Kamis 19 Januari 2012 Jum‟at 20 Januari 2012
Pengukuran jarak tiap DP tiang ke Dp tiang
Lapangan
yang lain. Pemberian teori penyambungan kabel serat optik Pencarian Literatur
Senin
Libur Tahun Baru Imlek
23 Januari 2012 Selasa 24 Januari 2012 Rabu 25 Januari 2012 Kamis 26 Januari 2012 Jum‟at
Penyambungan kabel serat optic di FRP
Pak Suluh
pasar bongkaran
Pak Mat
Pencarian Literatur
Pak Suluh
Teori fungsi OTDR, Power Meter Menganalisis gangguan penyambungan pada Pak Suluh Fiber Optik dengan OTDR Pencarian Literatur
27 Januari 2012 Senin
Penyambungan kabel MODUL (DSLAM)
30 Januari 2012 Selasa 31 Januari 2012
Pencarian Literatur Perpisahan
Teknik Elektro Komunikasi UNESA
15
Pak Saryono
Laporan Praktek Industri
BAB V KONFIGURASI PSTN 5.1
Defini PSTN PSTN adalah singkatan dari Public Switched Telephone Network atau
yang biasa disebut jaringan telpon tetap (dengan kabel). PSTN secara umum diatur oleh standar-standar teknis yang dibuat oleh ITU-T, dan menggunakan pengalamatan E.163/E.164 (secara umum dikenal dengan nomor telepon). PSTN merupakan jaringan publik yang bersifat circuit switch dan pada awalnya disipakan untuk fasilitas teleponi. PSTN merupakan jaringan telekomunikasi pertama dan terbesar di seluruh dunia. Hampir 700 juta pelanggan memanfaatkan jaringan tersebut untuk aktifitas telepon.\ Pesawat telefon merupakan perangkat elektronika yang digunakan untuk melakukan komunikasi jarak jauh melalui saluran telefon atau PSTN (Public Switch Telephone Network). Pesawat telefon mempunyai tiga bagian utama, yaitu: Speech Circuit merupakan bagian rangkaian bicara untuk melakukan pengiriman dan penerimaan sinyal suara baik sinyal pembicaraan maupun sinyal-sinyal kode pada telefon. Dialer Circuit merupakan bagian proses penekanan tombol untuk melakukan pemanggilan pesawat telefon yang akan dihubungi melalui jaringan telefon. Bell Circuit merupakan rangkaian yang berfungsi membangkitkan nada dering jika sinyal dari Public Switch Telephone Network (PSTN) terdeteksi. 5.2
Karakteristik utama PSTN:
Akses analog dengan frekuensi 300-3400 Hz
Bersifat circuit-switched
Memiliki bandwith 64 kbps Bersifat fix sehingga mobilitasnya sangat terbatas
5.3
Dapat diintegrasikan dengan jaringan lain, seperti ISDN, PLMN, PDN
Jaringan Utama PSTN a.
Jaringan Backbone
Teknik Elektro Komunikasi UNESA
16
Laporan Praktek Industri
Merupakan core network/jaringan inti yang membangun PSTN, yaitu jaringan yang menghubungkan antar sentral.2). b.
Jaringan Akses Merupakan jaringan yang berfungsi menghubungkan sentralsampai ke pelanggan. Jaringan Akses dapat dibagi menjadi empat, yaitu : Jaringan Lokal Akses Tembaga (Jarlokat), Jaringan Lokal Akses Radio (Jarlokar), Jaringan Lokal Akses Fiber Optik (Jarlokaf), Hybrid Fiber Coaxial (HFC).
c.
Jaringan Interkoneksi Private Branch eXchange (PBX). Biasanya sebuah perusahaan besar memiliki banyak ruangan dan karyawan yang hampir dipastikan membutuhkan telepon dalam mempermudah bertukar informasi dengan karyawan lain diruangan tertentu. Setiap kali menelpon perusahaan tersebut akan dikenakan charging oleh penyedia jasa telekomunikasi setara dengan telepon lokal. Setelah dilakukan penelitian, didapatkan kenyataan bahwa intensitas telepon internal kantor sangat tinggi dan tidak bisa dicegak karena menyangkut operasional
perusahaan.
Dari
kenyataan
ini,
didapatkan
ide
pembangunan sebuah sentral privat yang memungkinkan komunikasi internal perusahaan dapat dilakukan secara gratis. Maka keluarlah perangkat yang disebut PBX (Private Branch eXchange), yaitu sebuah sentral privat dengan feature seperti sentral publik yang digunakan oleh suatu lembaga/perusahaan dalam melayani komunikasi internal perusahaan tersebut. 5.4
Arsitektur Jaringan PSTN a.
Jarlokat Jarlokat adalah jaringan local akses yang memanfaatkan media kabel tembaga sebagai media transmisinya. Ada beberapa unsur yang membentuk konfigurasi dasar Jaringan Lokal Akses Tembaga, yaitu : 1.
Sentral Telepon / MDF (Main Distribution Frame)
2.
Kabel Primer
Teknik Elektro Komunikasi UNESA
17
Laporan Praktek Industri
3.
Rumah Kabel
4.
Kabel Sekunder
5.
Kotak Pembagi
6.
Kabel / Saluran Penanggal
7.
Teminal Batas
8.
Kabel Rumah
9.
Daerah Catuan Langsung
10. Perangkat lain yang diintegrasikan pada JARLOKAT. 11. Terminal Pelanggan.
Untuk lebih jelasnya, konfigurasi dasar Jaringan Lokal Akses Tembaga dapat dilihat pada Gambar 2.3 berikut ini :
Gambar 2.3 konfigurasi dasar Jarlokat
Kenyataan dilapangan, jarlokat dibagi menjadi dua infrastruktur jaringan, yaitu Jaringan catuan langsung dan jaringan catuan tidak langsung.
A. Jaringan Catu Langsung Jaringan catu langsung yaitu jaringan dimana pelanggan mendapat pencatuan saluran dari KP ( Kotak Pembagi = DP = Distribution Point) terdekat dan langsung dihubungkan dengan RPU ( Rangka Pembagi Utama = Main Distribution Frame/MDF) tanpa melalui Rumah Kabel (RK).
Teknik Elektro Komunikasi UNESA
18
Laporan Praktek Industri
Gambar 2.4 Jaringan Catu Langsung
Pemakaian Jaringan Catu Langsung Di daerah dekat sentral, biasanya di kota besar. Kota-kota kecil yang pelanggannya masih sedikit (jumlah KP juga sedikit) Daerah dengan demand/pelanggan terpusat Daerah dengan pelanggan VIP Keuntungan pemakaian Jaringan Catu Langsung : Dari segi ekonomi menguntungkan (biaya rendah) karena pada jaringan ini tidak digunakan RK Administrasi kabel menjadi lebih sederhana Titik rawan gangguan kecil Kerugian Pemakaian Jaringan Catu Langsung : Tidak fleksibel Sulit melokalisir gangguan karena kabel primer yang digunakan terlalu panjang sehingga kesulitan untuk menentukan letak kerusakan dengan tepat
B. Jaringan Catu Tidak Langsung Jaringan Catu Tidak Langsung yaitu jaringan dimana saluran para pelanggan dicatu dari KP terdekat, yang dihubungkan terlebih dahulu dengan Rumah Kabel (RK), yang akan diteruskan ke RPU (MDF). Penyambungan saluran dari KP ke RK sama dengan jaringan catu
Teknik Elektro Komunikasi UNESA
19
Laporan Praktek Industri
langsung (tetap), tetapi penyambungan seterusnya ke RPU di RK dilakukan tidak tetap (melalui jumper wire).
Gambar 2.5 Jaringan Catu Tidak Langsung
Pemakaian Jaringan Catu Tidak Langsung : Saluran di kota-kota yang jumlah pelanggannya besar Daerah yang lokasinya jauh dari sentral Daerah yang pelanggannya menyebar
Keuntungan Jaringan Catu Tidak Langsung : Lebih Fleksibel Mudah dalam melokalisir gangguan karena dapat diurut dari RK ke RK. Kerugian Jaringan Catu Tidak Langsung : Dari segi ekonomi tidak menguntungkan (karena membutuhkan RK yang banyak sehingga biayanya menjadi lebih mahal) Sumber gangguan lebih banyak b.
Jarlokar Jarlokar adalah jaringan lokal akses yang memanfaatkan media udara sebagai media transmisinya, dimana antenna dijadikan sebagai pemancar dan penerima sinyal informasi. Beberapa teknologi yang menggunakan radio diantaranya adalah : 1.
WLL (Wireless Local Loop)
2.
Seluler
Teknik Elektro Komunikasi UNESA
20
Laporan Praktek Industri
3.
WiFi
4.
Wimax
Untuk lebih detailnya tentang teknologi tersebut akan dibahas pada bab wireless dan mobile communication.
Gambar 2.7 Jaringan Lokal Akses Radio c.
Jarlokaf Jarlokaf adalah jaringan lokal akses yang memanfaatkan media fiber optic sebagai media transmisinya, sehingga proses pengiriman sinyal informasi dapat dilakukan lebih cepat. Terdapat beberapa metode dalam mengintegrasikan jaringan fiber pada PSTN, yaitu : 1. FTTC (Fiber to The Curb) Remote Terminal Metallic Cable
Optical Fiber Cable
Home
Telephone office
2. FTTB (Fiber to The Building) Telephone office
Optical Fiber Cable
Teknik Elektro Komunikasi UNESA
21
RT
Metallic Cable
Laporan Praktek Industri
3. FTTH (Fiber to The Home) Telephone office Home
Optical Fiber Cable
5.5
Perangkat Terminal Jaringan PSTN dapat melayani beberapa perangkat terminal pelanggan,
diantaranya : fixed telephone, cordless telephone, fax, komputer, pay phone, dan PBX. Salah satu perangkat terminal yang banyak digunakan pelanggan adalah telepon. Mungkin Anda bertanya ”Bagaimana sebenarnya sebuah sentral dapat mengenali nomor telepon yang kita tekan?” Keypad suatu telepon modern dihubungkan untuk suatu generator nada, yaitu suatu sirkit elektronik yang menterjemahkan masukan(tekan tombol) ke kode nada. Masing-masing digit termasuk "bintang"(*) dan "pagar"(#) diwakili oleh suatu kombinasi dua nada (dua frekuensi). Standard tersebut dikenal sebagai dual-tone-multi-frequency (DTMF). Berikut ini adalah ilustrasi hubungan antara digit nomor dengan frekuensi yang dibangkitkan pada masing-masing nomor tersebut.
Gambar 2.11 Skema keypad telepon dan frekuensi yang dibangkitkan 5.6 Desain Jaringan Publik 5.6.1 Penomoran (Numbering) Layaknya seperti alamat tujuan pada sebuah surat yang harus ada jika surat tersebut tepat sasaran pada orang yang dimaksud, berlaku juga demikian pada sistem telekomunikasi. Perlu dilakukaan penomoran terminal yang berfungsi dalam identifikasi user/terminal dan penentuan posisi atau alamat sentral/terminal.
Teknik Elektro Komunikasi UNESA
22
Laporan Praktek Industri
Permasalahan pada system penomoran telepon (PSTN dan ISDN) adalah jumlah keypad untuk penomoran yang tersedia hanya 10 (dari 12 keypad standar, dikurangi dan # sebagai tool yang berkaitan dengan fitur), sehingga jumlah user terminal merupakan kombinasi dari 10 digit tersebut. 5.6.1.1 Teknik Penomoran Terdapat 2 jenis penomoran yang digunakan pada system telekomunikasi, yaitu : A. Penomoran Terbuka Penomoran jenis ini membedakan penomoran untuk setiap panggilan. Misalnya : panggilan local, SLJJ, atau SLI Teknik dalam penomoran terbuka dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Penentuan Awalan (Prefik) a) Awalan SLJJ (SLDD = Subscriber Long Distance Dialing) Contoh :
Indonesia : 0 sekarang 0 X ( X = Operator ) USA
:1
b) Awalan SLI Contoh :
Indonesia
: 00X ( X = Operator)
USA
: 11
c) Fungsi Utama Bagi user
: agar „ingat‟ bukan hubungan local
Bagi network : penentuan ruting lebih cepat 2) Penentuan Kode Negara Kode Negara telah diatur oleh ITU sebagai berikut : 1 digit contoh USA =1, Uni Soviet = 7 2 digit contoh Indonesia = 62 3 digiti untuk Negara-negara kecil 8
7 1 3/4 9
8
2
5 6
Gambar 2.12 Penentuan Kode Negara
Teknik Elektro Komunikasi UNESA
23
Laporan Praktek Industri
3) Penentuan Kode Area Penentuan kode area dapat dilakukan secara random, contohnya Australia, maupun sistematis, contohnya Indonesia. Untuk penomoran secara sistematis menggunakan aturan sebagai berikut : a) Penomoran dilakukan secara “significant – geografis “ b) Area code ABC atau AB (6 kota) Untuk A digit
Gambar 2.12 Penentuan Kode Area - A digit Untuk B digit di tiap A digit terdapat B digit (max 10 digit) Contohnya pada A = 2 seperti berikut ini : B=1 B=5
B=2
B=3 B=6
B=9 B=8 B=7
Gambar 2.13 Penentuan Kode Area - B digit Untuk C digit ditiap A dan B digit terdapat C digit (max 10) 4) Penentuan Nomor Pelanggan Nomor pada pelanggan terdiri dari dua inforamasi, yaitu : bagian untuk kode sentral dan bagian untuk kode user. Contoh : USA
: S1
S2
S3
S4
S5
S6
S7
Kode Sentral
Teknik Elektro Komunikasi UNESA
24
Selalu 7 digit
Laporan Praktek Industri
Australia (1999) : S1 S2 S3 S4 S5 S6
Selalu 8 digit
S7 S8
Kode Sentral
Indonesia : S1 S2 S3 S4 s/d S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 Kode sentral S1 atau S1 S2 atau S1 S2 S3 5) Struktur Penomoran Nasional Awalan Jarak jauh (Trunk Prefiks)
Kode Wilayah (Area Code)
+
0
X
X
Nomor Pelanggan (Subscriber Number)
+
X
Y
Y
Y
Y
Nomor Telepon Nasional (National Number)
Contoh : 0
22
75
64108
Awalan Jarak jauh (Trunk Prefiks)
Kode Wilayah (Area Code)
Office Code (Kode Sentral)
Nomor Pelanggan (Subscriber Number)
Maksimum 13 Digit
Dapat ditempati nomor khusus : 1. 10X nomor khusus yang terpusat 2. 11X untuk nomor darurat 3. 8X STKB
6) Struktur Penomoran Internasional Awalan SLI (Trunk Prefiks)
+
Kode Negara (Country Code)
0 0 x
x
+
Kode Wilayah (Area Code)
x
x
+
Office Code (Kode Sentral)
x
X X
+
Nomor Pelanggan (Subscriber Number)
Y Y Y Y
Nomor Telepon Internasional (International Number)
Contoh : 001
62
22
75
64108
Maksimum 15 Digit (Rec. ITU-T E166 (2)
7) Penomoran Darurat Pemberian nomor darurat memiliki aturan sebagai berikut : a) Maksimum 3 digit b) Dimulai dengan digit “1” c) Pelayanan khusus local (11x) Contoh
:113
Pemadam Kebakaran
117
Pengaduan gangguan
110
Polisi
Teknik Elektro Komunikasi UNESA
25
Laporan Praktek Industri
d) Pelayanan khusus terpusat (10x) Contoh
:108
Informasi
103
Waktu
e) Pelayanan bagi operator (19x) 8) Penomoran Sistem Telepon Bergerak STB Analog 82
M1
M2
M3
M4
M5
M6
M7
Dimana : M1
: Wilayah pesawat yang bersangkutan
M1 = 1: Jakarta M1 = 2: Jawa Barat, Jawa Tengah, Jogjakarta M1 = 3: Jawa Timur, Bali, NTT, NTB, Timor Timur M1 = 4: Sulawesi M1 = 5: Kalimantan M1 = 6: Sumatra Utara, Aceh M1 = 7: Sumatra Barat, Riau, Lampung, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu M1 = 9: Ambon, Jayapura M2
: Home MSC dalam area M1
M1M2 : Area dimana pesawat STB berada M3 – M7 : Pesawat pelanggan STB yang berinduk pada MSC M1M2(M3) STB Digital 81
N
M1
M2
M3
M4
M5
M6
Dimana : N adalah Operator STBS digital penyelenggara Contoh : 811 : Telkomsel 816 : Satelindoindo 818 : Excelcomindo B. Penomoran Tertutup Suatu nomor yang diberikan untuk semua jenis panggilan
Teknik Elektro Komunikasi UNESA
26
Laporan Praktek Industri
Misalnya : E-mail nama @ telematika . ee . itb . ac . id User Identification
5.7
Netw ork code "posisi" server
Country Code Profesional Code
Konfigurasi PSTN Jaringan kabel yang menghubungkan sentral telepon ke pelanggan
menggunakan kabel tembaga dengan jumlah 1 pasang (pair) untuk 1 pelanggan. Kabel ditarik dari MDF (di sentral) melalui konstruksi kabel primer (terdiri dari manhole dan duct) dan diterminasi ke titik distribusi skunder (RK), yang kemudian didistribusikan ke rumah penduduk melalui tiang dan Distribution Point (DP). Dari DP ditarik ke rumah menggunakan drop wire dan diterminasi dilokasi tertentu
di
rumah.
Selanjutnya
dengan
menggunakan
IKR/G
jaringan
dihubungkan dengan pesawat telepon. Awalnya PSTN hanya digunakan sebagai jaringan pembawa (bearer Network) untuk layanan suara dan fax. Dalam perkembangannya PSTN digunakan sebagai layanan pembawa untuk data kecepatan rendah (X.25 – 9,6 kbps) dan data narrow band (max 64 kbps).PSTN juga diperkaya dengan adanya Supplementary Services seperti Call Waiting, Call Forwarding, Three Party dan Value Added Services (VAS) serta layanan Intelligent Network (Free Call, Premium Call, Unicall). Evolusi PSTN = ISDN (Integrated Services Digital Network) & ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line produk Speedy)
Teknik Elektro Komunikasi UNESA
27
Laporan Praktek Industri
a. Sentral Telepon (switching unit) : Sentral telepon adalah perangkat yang berfungsi untuk melakukan proses pembangunan hubungan antar pelanggan. Sentral telepon juga melakukan tugas pencatatan data billing pelanggan.
Kemampuan dasar yang dimiliki sentral telepon : – Menghubungkan dua diantara pemakai yang ingin berhubungan (switching) – Memberikan informasi adanya panggilan, terjadinya percakapan, berakhirnya percakapan dll (signaling) – Memberikan identitas kepada tiap pemakai (numbering)
a. MDF (Main Distribution Frame)
Gambar : MDF MDF (Main Distribution Frame) adalah sebuah tempat terminasi kabel yang menghubungkan kabel saluran pelanggan dari sentral telepon dan jaringan kable yang menuju ke terminal pelanggan. Bila sebuah sentral telepon memiliki 1000 pelanggan, maka pada MDF-nya akan terdapat 1000 pasang kabel tembaga yang terpasang pada slot MDF-nya, dimana Teknik Elektro Komunikasi UNESA
28
Laporan Praktek Industri
setiap pasang kabel tembaga ini akan mewakili satu nomor pelanggan. Dan 1000 pasang kabel yeng terpasang di slot MDF ini akan di-cross coneect dengan 1000 pasang kable lain yang berasal dari saluran pelanggan yang menuju ke pesawat terminal pelanggan. Jadi bila seorang pelanggan ingin agar nomor teleponnya diganti dengan nomor lain, maka proses perubahan nomor ini dapat dengan mudah dilakukan dengan merubah koneksi saluran pelanggan di MDF-nya. MDF bisanya diletakan pada satu gedung yang sama dengan sentral teleponnya (berdekatand engansentral telepon). b. Kabel Primer
Kabel primer Ditempatkan dan didistribusikan dari MDF di dalam gedung sentral ke arah rumah kabel (RK). Penempatan kabel melalui tanam langsung atau duct, dan menggunakan titik penarikan manhole atau handhole, serta terdapat daerah yang dicatu secara langsung (DCL). c. Pengkabelan (Cabling) Untuk memudahkan dalam pengelolaan kabel dan troubleshooting apabila terjadi kerusakan dikemudian hari, maka PT. Telkom telah menetapkan standarisasi pengaturan urat kabel, sebagai berikut : 1)
Susunan urat kabelnya berpasangan (pair). Dua buah yang digabung jadi satu disebut quad.
2)
Kode warna dari isolasi penghantar untuk tiap satuan dasar harus memenuhi ketentuan seperti dalam tabel berikut :
Teknik Elektro Komunikasi UNESA
29
Laporan Praktek Industri
3) Sejumlah satuan dasar (10 pair) dipilin membentuk unit yang simetris dan utuh, bergantung pada kapasitas kabelnya. Permulaan perhitungan dari inti kelapisan luar seperti terlihat pada gambar berikut :
Gambar 2.14 Susunan urat kabel 4) Setiap satu satuan dasar (10 pair) pada kabel yang berkapasitas lebih dari 10 pair, diikat dengan pita warna yang dililitkan pada tiap-tiap satu satuan tersebut. Warna pita pengikat satu satuan dasar awal pada setiap lapisan dimulai dengan pita berwarna merah, lalu satu satuan dasar berikutnya berwarna putih dan kuning secara bergantian. Misal kabel pita 50 pair, mempunyai aturan sebagai berikut : a) 10 pair yang pertama (urat 1-10) dililit pita merah b) 10 pair yang kedua (urat 11-20) dililit pita putih c) 10 pair yang ketiga (urat 21-30) dililit pita kuning d) 10 pair yang keempat (urat 31-40) dililit pita putih e) 10 pair yang kelima (urat 41-50) dililit pita kuning d. Rumah Kabel
Rumah Kabel atau Cross Connect cabinet menjadikan distribusi kabel primer fleksibel dan menghubungkan jaringan kabel primer dengan jaringan kabel sekunder. RK merupakan sebuah perangkat cross connect
Teknik Elektro Komunikasi UNESA
30
Laporan Praktek Industri
saluran pelanggan yang memiliki ukuran lebih kecil. Jadi dari MDF, kabel saluran pelanggan akan dibagi-bagi dalam kelompok yang lebih kecil dan masing-masing kelompok kabel akan didistrubikan ke beberapa RK. Dan dari RK, kable saluran pelanggan ini akan dibagi-bagi lagi ke dalam jumlah yang lebih kecil dan terhubung ke beberapa IDF. Bentuk phisik RK adalah sebuah kotak (biasanya berwarna putih) dan banyak kita temui dipinggir-pinggir jalan. e. IDF (Intermediate Distribution Frame) merupakan sebuah perangkat cross connect kabel saluran pelanggan, dengan ukuran yang lebih kecil dari MDF dan RK. Secara phisik, IDF berbentuk kotak-kotak (biasanya warna hitam) yang terpasang pada tiang-tiang telepon. f. DCL DCL atau Daerah Catuan Langsung adalah daerah layanan dimana kabel dari MDF langsung dicatukan ke DP. merupakan area yang berdekatan sekali disekitar sentral telepon. Apabila terjangkau,maka dapat dicatu langsung. g. Kabel Sekunder
Kabel sekunder adalah kabel yang menghubungkan RK dengan DP/KP. Kabel sekunder mempunyai kapasitas maksimal 200 pasang dengan diameter urat kabel bervariasi antara 0,4 s/d 0,8 mm seperti yang terdapat Gambar di atas. Kabel sekunder dipasang dengan cara ditanam langsung atau atas tanah. Kabel ini Ditempatkan dan didis tribusikan dari Rumah Kabel (RK) ke arah Distribution Point (DP). Pendistribusiannya melalui system kabel Teknik Elektro Komunikasi UNESA
31
Laporan Praktek Industri
udara dan sistem kabel bawah tanah. Distribusi sekunder menggunakan tiang. h. KP / DP ( Kotak Pembagi / Distribution Point )
Merupakan unit terminal kabel tempat penyambungan antara kabel sekunder dengan kabel distribusi (penanggal) yang mempunyai fungsi sebagai tempat penyambungan antara kabel sekunder dengan kabel distribusi, dan sebagai tempat pengetesan untuk melokalisir gangguan Sebagai
perangkat
pendistribusian
frame
dari
perangkat
microwave. Pada PSTN disebut DP (Distribution Point). Terdapat 3 bagian umum, yaitu Rx, Tx yang masing-masing memiliki 16 slot (sesuai capacity pada Microwave). DP ini digunakan untuk menghubungkan kabel sekunder ke saluran dropwire ke rumah. KP ada berbagai macam jenis, antara lain, Kotak Pembagi Tiang ( KPT ), Kotak Pembagi Dinding ( KPD ), Tabung Pembagi /Terminal Post ( TP ).
Kotak Pembagi Tiang ( KPT ) Mempunyai kapasitas 10 pasang yang kecil dan 20 pasang yang besar. Digunakan untuk mencatu pelanggan yang terpencar dengan menggunakan saluran penanggal.
Kotak Pembagi Dinding ( KPD ) Dipasang pada dinding sebelah luar, biasanya digunakan untuk mencatu pertokoan/rumah yang letaknya berdampingan secara teratur. Dapat juga dipasang pada dinding sebelah dalam / biasanya digunakan
untuk
mencatu
Teknik Elektro Komunikasi UNESA
32
tiap
tingkat
pada
gedung
Laporan Praktek Industri
bertingkat/komplek industri, kampus, perkantoran. DP jenis ini mempunyai kapasitas lebih besar dibanding DP atas tiang dan biasanya kapasitas paling kecil 60 pasang dan paling besar 400 pasang.
Tabung Pembagi / Terminal Post ( TP ) Kotak pembagi yang dipasang di atas permukaan tanah/pelataran. Digunakan untuk mencatu pelanggan pada daerah permukaan yang sudah mapan seperti perumahan pada real estate.
i. TB (Terminal Box) Merupakan cross connect kabel saluran pelanggan yang menghubungkan antara kabel saluran pelanggan di dalam rumah dengan yang diluar rumah. Secara phisik, TB berbentuk kotak yang terpasang di rumahrumah pelanggan. j. Pesawat telepon pelanggan Perangkat yang berfungsi sebagai transceiver (pengirim dan penerima) sinyal suara. Pesawat pelanggan juga dilengkapi dengan bell dan keypad DTMF yang berfungsi untuk mendial nomor pelanggan. 5.8
Cara Kerja Telefon Pada saat gagang pesawat telefon diletakkan pada pesawat telefon maka
saklar dari pesawat telefon akan tertekan yang mengakibatkan saklar terbuka, keadaan seperti ini disebut kondisi on hook. Pada kondisi on hook antara pesawat telefon dan PSTN dalam keadaan terbuka dan besartegangan •} 50 Volt DC, tetapi Bell Circuit pada pesawat telefon selalu terhubung dengan PSTN. Pada saat gagang telefon diangkat maka saklar pesawat telefon akan tertutup, keadaan ini disebut kondisi off hook. Pada kondisi off hook bagian Speech Circuit pada pesawat telefon akan terhubung ke PSTN dan besar tegangan menjadi •} 7 Volt DC. Kondisi off hook memberikan isyarat pada PSTN bahwa pesawat telefon akan menggunakan saluran sehingga arus DC akan mengalir ke Speech Circuit. Kemudian PSTN akan mengirimkan nada pilih kepada pesawat telefon pemanggil untuk mengetahui bahwa PSTN siap menerima penekanan nomor tujuan. Pada penekanan nomor terdapat dua metode yaitu metode decadic dan metoda DTMF Sebagian besar pesawat telefon menggunakan metoda DTMF untuk mengirimkan
Teknik Elektro Komunikasi UNESA
33
Laporan Praktek Industri
nomor tujuan. Setelah menerima nomor tujuan, PSTN secara otomatis akan menghubungkan telefon pemanggil dengan pesawat telefon yang dituju. Apabila telefon yang dituju dalam keadaan off hook maka nada sibuk akan dikirimkan oleh PSTN pada telefon pemanggil sebaliknya apabila telefon yang dituju dalam keadaan on hook maka nada dering akan dikirimkan pada telefon yang dituju tersebut. Pada saat yang sama nada dering balik (ring back tone) akan dikirimkan oleh PSTN pada telefon pemanggil untuk memberikan tanda bahwa telefon yang dituju sedang berdering. Apabila telefon yang dituju diangkat maka PSTN akan menghentikan sinyal dering dan nada dering balik dari saluran tersebut. Hubungan telefon akan dihentikan apabila salah satu telefon atau kedua telefon tersebut meletakkan gagang telefon. 5.9
Personalisasi Ring Back Tone pada Jaringan PSTN a. Konsep Ring Back Tone Ring Back Tone (RBT) adalah layanan yang diberikan oleh sistem (dalam hal ini jaringan PSTN) yang menyediakan nada panggil tertentu dalam bentuk lagu atau nada khusus yang menunjukan personalisasi pelanggan yang dipanggil kepada pelanggan yang memanggil, personalisasi nada tersebut dilakukan sebelumnya oleh pelanggan yang dipanggil. RBT tersebut merupakan nada pengganti dari nada sinyal ring back yang diberikan sentral kepada pelanggan pemanggil sebagai notifikasi / nada tunggu bahwa proses Call set up / panggilan sedang dalam state menunggu jawaban dari pelanggan yang di panggil. Untuk lebih memberikan gambaran yang lebih jelas perbedaan anatara pelanggan Non RBT dan pelanggan RBT dapat dilihat pada gambar berikut:
Konfigurasi layanan Ring Back Tone
Teknik Elektro Komunikasi UNESA
34
Laporan Praktek Industri
b. Fitur dan pola akses RBT Fitur dari layanan Ring Back Tone meliputi : 1. Basic RBT, layanan ini memungkinkan pelanggan yang berlangganan RBT untuk dapat memperdengarkan content RBT seperti nada dering, rekaman suara dan lain sebagainya kepada orang lain yang menghubungi nomor telepon dirinya. 2. Gift RBT, layanan ini memungkinkan seseorang yang berlangganan RBT memberikan content RBT yang dipesannya kepada nomor telepon orang lain, sehingga nomor telepon orang lain tersebut dapat memperdengarkan content yang telah diberikan ketika nomor teleponnya dihubungi. 3. Recorded RBT, layanan ini memungkinkan sesorang untuk merekam voice secara individual untuk kemudian dijadikan sebagai ring back tone ketika nomor teleponnya dihubungi. 4. Advertizing RBT, layanan ini memungkinkan sebuah RBT berisi klip suara dari sebuah perusahaan yang dijadikan sebagai ajang kegiatan promosi dari produk material/ jasanya. 5. Pola akses yang dapat dilakukan untuk melakukan personalisasi RBT dapat ditempuh dalam berbagai macam cara sebagai berikut : – Akses melalui IVR, calon pelanggan yang akan berlangganan RBT melakukan dialing ke nomor akses provider RBT selanjutnya melakukan proses subcribe sesuai petunjuk IVR yang diberikan. – Akses melalui SMS, calon pelanggan yang akan berlangganan RBT mengirimkan SMS ke provider RBT dengan syntax tertentu, selanjutnya sistim RBT secara otomatis mengaktifkan fitur RBT pada no telepon yang dikehendaki. – Akses melalui WEB, calon pelanggan yang akan berlangganan RBT melakukan pendaftaran fitur RBT melalui petunjuk yang diberikan pada situs WEB provider RBT, selanjutnya sistim RBT secara otomatis mengaktifkan fitur RBT pada no telepon yang dikehendaki.
Teknik Elektro Komunikasi UNESA
35
Laporan Praktek Industri
c. Implementasi RBT di PSTN Untuk menerapkan fitur RBT pada jaringan PSTN beberapa hal yang menjadi konsideran adalah : 1. Infrastruktur jaringan yang meliputi pemilihan jenis koneksi dan dimensi jaringan untuk menghubungkan perangkat server dengan sentral. Jenis koneksi direkomendasikan menggunakan link E1 dengan CCS #7 yang diketahui memiliki kecepatan dalam melakukan call set up, sementaara dimensi jaringan yang berkaitan dengan kapasitas user yang akan terhubung dengan RBT menentukan apakah akan dipilih sistim RBT terpusat (Centralised) atau tersebar (Distributed) dalam hal memberikan service RBT kepada pelanggan PSTN. 2. Jaringan TCP/IP yang terjamin realibitiy dan securitynya sehingga tidak menjadi hambatan untuk melakukan monitoring, provisioning dan updating content pada perangkat RBT server. 3. Pelanggan yang berlangganan ring back tone adalah pelanggan yang terhubung langsung dengan jaringan PSTN tanpa melalui sentral perantara seperti PABX. 4. Proses inserting RBT pada jaringan PSTN dapat dilihat pada gambar berikut :
Tipikal konfigurasi RBT pada jaringan PSTN
Tipikal konfigurasi implementasi RBT pada jaringan PSTN adalah sebagai berikut :
Teknik Elektro Komunikasi UNESA
36
Laporan Praktek Industri
Tipikal konfigurasi RBT pada jaringan PSTN
Pada
koneksi
antara
Sentral
dengan
Server
RBT
yang
mempergunakan link E1 CCS #7 terdapat 2 (dua) jenis network yaitu Signalling Network yang bertugas untuk melakukan pembangunan dan pembubaran hubungan. Hubungan dengan server akan terbentuk sejak connection path antara caller dan called terbentuk sampai dengan called menjawab panggilan atau time out state ringing dilampaui. Server RBT secara umum dibagi kedalam 3 (tiga) sub sistem yaitu : 1.
RBT Management Server, berfungsi sebagai server pengendali seluruh aktifitas pelayanan RBT bagi pelanggan yang berlangganan RBT. Pada server ini terhubung database pelanggan dan data pemakaian RBT (CDR) dari setiap kejadian koneksi terhadap server.
2.
RBT Content akan memainkan lagu, klip suara dan rekaman lainnya secara individual pada saat pelanggan sedang dihubungi (ringing state).
3.
RBT IVR, server yang berisi petunjuk bagi pelanggan yang ingin mengaktifkan fasilitas RBT pada pesawat teleponnya.
Teknik Elektro Komunikasi UNESA
37
Laporan Praktek Industri
BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Kesimpulan dari Kerja Praktek adalah memiliki banyak manfaat bagi mahasiswa, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Kerja praktek adalah sebuah penugasan magang kepada penulis pada sebuah instansi pada kurun waktu tertentu. 2. Penulis memperoleh pengalaman praktis di lapangan sebagai wahana usaha untuk membentuk kemampuan akademik dan ketrampilan yang professional. 3. Penulis mendapatkan pengalaman kerja sebelum memasuki dunia kerja yang sebenarnya. 4. Penulis memahami konsep-konsep non akademis dan non-teknis di dunia kerja nyata, seperti hubungan atasan dan bawahan, menjaga hubungan relasi, hubungan kolega, batas waktu, dan lain sebagainya. 5. Sistem kontrol yang banyak digunakan pada PT. TELKOM adalah COC, T3 online yang mengontrol gangguan atau aktif tidak saluran telpon pada pelanggan. 6. Jaringan PSTN menggunakan jaringan kabel, ada dua kabel yang digunakan yaitu tembaga dan fiber optik. 7. Pengembangan jaringan PSTN yaitu adanya produk baru ISDN (Integrated Services Digital Network) & ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line produk Speedy) 8. Input data untuk awal pemasangan telepon dimasukkan kedalam progam IFES yang dulu menggunakan SISKA. 9. Dengan diberlakukannya layanan RBT bagi pelanggan PSTN terdapat beberapa butir yang dapat disimpulkan sebagai berikut: A. Konsep layanan RBT untuk pelanggan PSTN dapat diterapkan seperti halnya pada jaringan selular GSM maupun Flexi.
Teknik Elektro Komunikasi UNESA
38
Laporan Praktek Industri
B. RBT yang berlaku pada saat pelanggan yang dituju sedang di panggil (ring state) memberikan sumber revenue bagi TELKOM serta meningkatkan value TELKOM bagi pelanggannya. C. Layanan RBT dapat membangkitkan gairah bisnis berupa pola kemitraan dengan pihak ketiga (Content Provider) dalam wujud penyediaan content. D. Susksesnya layanan RBT ini adalah kontinuitas updating content, kestabilan jaringan dan charging yang kompetitif. 6.2 Saran Dalam Kerja Praktek yang penulis lakukan banyak kekurangan, maka diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Peserta Kerja Praktek seharusnya di beri pengarahan yang sesuai dengan disiplin ilmunya. 2. Agar para peserta kerja praktek lebih diarahkan pada tugas khusus yang telah diberikan sehingga hasil yang didapatkan oleh para peserta kerja praktek maksimal. 3. Peserta Kerja Praktek seharusnya diberikan tugas yang sesuai dengan disiplin ilmunya. 4. Mahasiswa kerja praktek diberi tanggung jawab terhadap sebuah pekerjaan tertentu disuatu bidang, sehingga mereka benar-benar menguasai bidang tersebut. 5. Pengamatan dan praktek di lapangan, lebih dioptimalkan 6. Pembimbing Kerja Praktek seharusnya lebih sering mengajak peserta kerja praktek kelapangan langsung atau ke laborat agar lebih mengerti tidak hanya mengerti teori saja tetapi juga mengerti implementasi yang sebenarnya pada industri dari ilmu yang telah dipelajari. Penulis menyadari dalam pembuatan Laporan Kerja Praktek ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis berharap agar para pembaca dapat memakluminya. Demikian laporan Kerja Praktek ini, apabila ada banyak hal yang kurang baik dalam segi penyusunan, penulisan, maupun dalam hal pembuatan laporan, penulis mohon maaf. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian. Terima Kasih.
Teknik Elektro Komunikasi UNESA
39