Laporan Pertanggungjawaban dan Serah Terima Komisi Paripurna Komnas Perempuan Periode 2015-2019
Komisioner Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) telah melakukan Laporan Pertanggungjawaban Paripurna Periode 2010-2014 di Bidakara Jakarta Selatan, tanggal 11 Desember 2014. Acara dilanjutkan dengan tanggapan dari para mitra Komnas Perempuan, yaitu Ibu Dra. Sridanti, M.A, selaku Sekretaris Menteri dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Sebanyak 150 peserta dari komunitas korban, CSO, pemerintah nasional dan daerah, Aparat Penegak Hukum (APH), media, tokohtokoh organisasi/ perempuan, institusi agama, lembaga nasional HAM, lembaga negara dan lembaga regional/ internasional turut hadir dan berpartisipasi. Selepasnya, kegiatan masih dilanjutkan dengan konsultasi bersama mitra strategis (korban, kelompok negara, masyarakat dan lembaga nasional HAM) untuk membahas rencana strategis Komnas Perempuan periode 2015-2019. Kegiatan ini diakhiri dengan perkenalan para komisioner baru yang terpilih untuk periode 2015-2019 kepada publik. Perkenalan komisioner dan serah terima dilanjutkan kepada 15 komisioner yang terpilih, yaitu: 1.
Adriana Venny Aryani
Dr. Adriana Venny Aryani lahir di Semarang, 22 Mei 1970. Menyelesaikan studi S1 Hubungan Internasional UNPAS, S2 Filsafat Universitas Indonesia, S3 Filsafat Universitas Indonesia. Pernah menjalani aktivitas sebagai konsultan di UNDP, UN Women, UNFPA. Ketua Badan Pembina Lembaga Partisipasi Perempuan, Koordinator Koalisi GBU. Direktur Eksekutif Yayasan Jurnal Perempuan
1
2.
Azriana
Azriana RM, SH lahir di Lhoksuko, 7 Maret 1968. Menyelesaikan studi S1 Hukum Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Pernah menjalani sejumlah aktivitas sebagai Sekretaris Jenderal Relawan Perempuan untuk Kemanusiaan (2010–2014), Koordinator Wilayah Timur Relawan Perempuan untuk Kemanusiaan (2002–2009), Komisioner Komnas Perempuan (2007–2009), Pengacara LBH APIK Aceh (2000–2014), Dewan Pengurus LBH APIK Aceh (2004–2009), Presidium Balai Syura Ureung Inong Aceh (2000–2005) dan Pengacara LBH Iskandar Muda Lhoksumawe (1995–1996)
3.
Budi Wahyuni
Dr. Dra. Budi Wahyuni, MM, MA lahir di Yogyakarta, 23 Mei 1958. Menyelesaikan studi di S1 Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional Yogyakarta, S2 Manajemen Universitas Gajah Mada, S2 Medical Antropology UVA Amsterdam, S3 Public Health Universitas Gajah Mada. Pernah menjalani sejumlah aktivitas sebagai Peneliti PSKK–UGM (2000–2005), Dosen Tamu Fakultas Kedokteran UGM (2000–sekarang), Direktur PKBI Yogyakarta (1994–1999), Asisten Direktur Keuangan PKBI Yogyakarta (1984–1994), Konselor Kesehatan Produksi KTP PKBI & LBH APIK Yogyakarta (2002– sekarang) dan Komisioner LOS Yogyakarta (2005 – 2008)
2
4.
Indraswari
Indraswari lahir di Bandung, 16 Mei 1968. Menyelesaikan studi di S1 Hubungan Masyarakat Universitas Padjajaran, S2 Sosiologi University of Essex, S3 Antropologi The Australian National University. Menjalani beragam aktivitas sebagai Dosen Tetap Ilmu Administrasi Publik (1996–sekarang), Dosen Tidak Tetap Ilmu Administrasi STIA LAN Bandung (2011–sekarang), Dosen Tamu Gender Studies Program University of Malaya (2009), Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Publik (2012–2014), Sekretaris Ilmu Administrasi Publik (2011–2012), Direktur Center for Public Policy and Management Studies (2007–2009). Peneliti Yayasan Akatiga (1991–1994)
5.
Indriyati Suparno
Indriyati Suparno lahir di Surakarta, 14 Desember 1975. Menjalani aktivitas seperti Pendamping & Fasilitator Solidaritas Perempuan untuk Kemanusiaan & HAM (1999–2006), Koordinator Program Solidaritas Perempuan untuk Kemanusiaan & HAM (2004–2009), Fasilitator untuk Pendidikan Publik & Penguatan Komunitas (2000– 2014), Peneliti Utama Solidaritas Perempuan untuk Kemanusiaan & HAM (2001 & 2004)
3
6.
Irawati Harsono
Dr. Irawati Harsono, MSi menyelesaikan studi di S1 PTIK XI/Bhakti, S2 Kajian Ketahanan Nasional Universitas Indonesia, S3 Kajian Ilmu Kepolisian Universitas Indonesia. Pernah menjalani beragam aktivitas sebagai Anggota Kepolisian Republik Indonesia (1965–1995), Pembantu Rektor 1 (Bidang Akademisi) Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (1995–2004), Dosen Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (1995–sekarang), Pelatih HAM dan Hak Perempuan (1999–sekarang), Ketua Lembaga Bantuan Perlindungan Perempuan dan Anak DERAP Wrapsari (1998–sekarang), Komisioner Komnas Perempuan (2003-2006), Konsultan International Organization for Migran Indonesia (2004–2009), Dosen STIK–PTIK (2010–sekarang), Anggota Senat Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (2013–sekarang)
7.
Khariroh Ali
Khariroh Ali adalah aktivis perempuan dan peneliti yang kurang lebih selama 10 tahun menggeluti isu keadilan dan kesetaraan jender dengan bekerja di berbagai LSM lokal seperti Puan Amal Hayati, P3M, Rahima dan juga aktif di organisasi perempuan Fatayat NU. Selama dua tahun terakhir bekerja di LSM Internasional yaitu the International Republican Institute (IRI) untuk program peningkatan representasi perempuan di parlemen di Indonesia, dengan berbagai aktivitas seperti membantu para perempuan untuk terjun aktif di dunia politik, melatih caleg perempuan untuk menyusun strategi kampanye yang efektif, meningkatkan kapasitas anggota dewan perempuan untuk menyusun kebijakan yang adil jender, memahami gender responsive budgeting, dan membantu Kaukus Perempuan Parlemen. Mendapat gelar MA tahun 2010 dari Center for International Studies Ohio University USA, dan mendapatkan sertifikat dari jurusan Women and Gender Studies. Tahun 2012, thesisnya dipublikasikan oleh Lambert Academic Publishing (LAP) dengan judul “Challenging Religious Discourse: The Women Movement in Indonesia’s Pesantren, Negotiating Islam, Culture and Modernity” http://www.amazon.ca/Challenging-Religious-DiscourseRiri-Khariroh/dp/3659178640
4
8.
Magdalena Sitorus
Magdalena Hemina M Sitorus lahir di Porsea, 27 Oktober 1952. Menyelesaikan studi S1 Sosiologi STISIP Widuri Jakarta dan S2 Hukum Universitas Diponegoro Semarang. Memiliki aktivitas sebagai: Koordinator JP3T (2013 – sekarang), Dosen Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia (2011–2013), Ketua Sahabat Perempuan dan Anak Indonesia (2010–sekarang), Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (2007–2010), Komisioner KPAI Bidang Pemantauan dan Pengaduan Masyarakat (2004 – 2007), Direktur Solidaritas Aksi Korban Kekerasan Terhadap Anak & Perempuan (1995–2004), Asisten Secretary Hellen Keller (1986–1987), Pengurus Theater Sanggar Bahtera (1979–1990), Sekretaris Direktur Personalia PT. Krakatau Steel (1971–1976)
9.
Mariana Amiruddin
Mariana Amiruddin S.Sos, M Hum lahir di Jakarta 14 Maret 1976, adalah jurnalis, editor, aktivis, penulis, peneliti, bekerja di Jurnal Perempuan selama 10 tahun, Direktur dan Pemimpin Redaksi Jurnal Perempuan sejak 2008-2013. Lulusan Kajian Wanita Paskasarjana Universitas Indonesia (2000), aktif menulis esai dan artikel di beberapa media nasional dan jurnal, menulis cerpen dan novel serta pernah menerbitkan buku berjudul Perempuan Menolak Tabu; Hermeneutika, Seks, Sastra dan Feminisme (Penerbit Jalasutra 2005).
5
10. Nahe’I
Nahe'I MHI lahir di Malang, 12 Februari 1970. Beliau adalah penulis, peneliti dan pengajar pada lembaga kader ahli fiqih, Ma'had Aly Situbondo Jawa Timur dan Institut Agama Islam Ibrahimy (IAII) Situbondo. Lulusan IAII (S1), Unisma Malang (S2) dan saat ini program Doktor Di UIN Surabaya, semuanya konsentrasi Hukum Islam. Saat ini telah menerbitkan beberapa buku, al. Fiqih Anti Trafficking (penerbit Fahmina), Fiqih Keseharian Buruh Migrant (penerbit Fahmina), Fiqih Pluralis (penerbit puslitbang Kemenag RI), Qawa'id Fiqih (penerbit Ibrahimy Press). Pernah juga mengikuti pendidikan kader ulama Majelis Ulama Indonesia (PKU-MUI) Angkatan 1997. Aktif mengikuti kegiatan diskusi, workshop, pelatihan, pendidikan HAM dan Gender, baik peserta maupun narasumber. Disamping mengajar pada kedua lembaga di atas, juga bergabung beberapa LSM yang mengusung isuisu HAM dan keseteraan gender.
11. Nina Nurmila Dra. Nina Nurmila, MA, PhD lahir di Cirebon, 6 September 1969. Menyelesaikan S1 Pendidikan Agama Islam IAIN Bandung, S2 Gender And Development Murdoch University. Diploma in Conflict Resolution Uppsala University, S3 Gender and Islamic Studies Melbourne University, Dosen Universitas Islam Negeri/ UIN (1994– ekarang), Editor dan penterjemah Mizan (1997–2000), Women’s Officer at University of Melbourne Postgraduate Association/ UMPA (2003), Postdoctoral Fellow at University Technology Sydney (2008), Visiting Lecturer at University of Redlands (2008 – 2009), Research Fellow at University of Western Sydney (2013)
6
12. Masruchah Masruchah menekuni isu-isu sensitif perempuan semenjak memimpin organisasi ekstra kampus Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Putri cabang Yogyakarta (1980). Pernah memimpin Kajian Serial tentang Perempuan dalam Agama-agama dan Pembangunan di Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Yogyakarta yang kemudian diterbitkan dalam buku “Perempuan dalam Perbincangan antar Agama dan Pembangunan”. Memimpin Yayasan Kesejahteraan Fatayat (sebuah lembaga yg peduli pada penguatan hak-hak reproduksi dan hak politik perempuan) Nahdlatul Ulama (1997-2002). Ketua Lembaga Kemaslahatan Keluarga (LKK) NU Daerah Istimewa Yogyakarta (2001-2004), Sekretaris Jenderal di Koalisi Perempuan Indonesia/ KPI (2004-2009), Pengurus Rahima (2006). Komisioner dan Wakil Ketua pada Komnas Perempuan pada periode (2010-2014). Mendapatkan penghargaan SK TRIMURTI (2008) dan terpilih sebagai Tokoh Muda Inspiratif versi Kompas (2009)
13. Sri Nurherwati Mulai mempraktikkan pengetahuan hukumnya sejak di YLBHI-LBH Semarang (1992). Memulainya sebagai volunteer hingga menjadi pengabdi bantuan hukum. Selama di Semarang, ia memfasilitasi dan membidani lahirnya NGO yang melakukan pendampingan dan advokasi kebijakan yang melindungi Hak Asasi Perempuan dan perempuan korban kekerasan. Bekerja bersama Pemerintah Propinsi Jawa Tengah hingga berhasil meraih cita-cita menjadikan Jawa tengah sebagai salah satu Propinsi terdepan dalam melahirkan kebijakan yang melindungi perempuan. Pengalaman ini ia gunakan dalam posisi sebagai Komisioner Komnas Perempuan (2010-2014) untuk menempatkan korban sebagai basis utama dalam membangun sistem penanganan dan lahirnya yurisprudensi yang berkeadilan gender. Berbagai strategi dilakukan sebagai upaya membangun sistem hukum diantaranya bekerja bersama Focal Point Gender Kejaksaan Agung RI menyusun kebijakan di internal bagi Jaksa dalam melakukan penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan. Demi mewujudkan tujuannya untuk hukum berkeadilan jender, mendirikan Yayasan Sukma LRC-KJHAM dan Klinik Hukum Ultra Petita
7
14. Saur Tumiur Situmorang Saur Tumiur Situmorang lahir di Medan pada tanggal 25 Desember 1960. Menyelesaikan pendidikan di Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945/ UNTAG Semarang (1980-1986), College of Social Work and Community Development, University of The Philippines, Quezon City, Diliman, Philippines (1997-1999). Juga mengikuti berbagai pendidikan informal diantaranya mengikuti Human Rights Training di Oxford University, UK (2002). Bergabung bersama Kelompok Studi dan Pengembangan Prakarsa Masyarakat (KSPPM) yakni lembaga yang memberikan perhatian pada berbagai masalah ketidakadilan yang alami oleh komunitas petani dan masyarakat adat akibat dari hadirnya industrialisasi di wilayah Sumatera bagian Utara. Anggota dan Pengurus di Lembaga Pelayanan Kristen Indonsia (JKLPK), International NGO Forum on Indonesian Development (INFID). Pernah melakukan penelitian dan pendokumentasian terkait Arti dan Fungsi Tanah bagi Masyarakat Adat Batak. Serta pendokumentasian pengalaman 30 orang korban PT. Toba Pulp Lestari (PT.TPL) yang berubah nama dari PT. Indorayon Utama (1988). Komisioner Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) untuk masa kerja periode 2010–2014. 15. Yuniyanti Chuzaifah Yuniyanti Chuzaifah lahir di Wonogiri, Jawa Tengah pada tanggal 4 Juni 1969. Lulus dari KMI Pabelan dan meneruskan studinya untuk kerja sosial di Asian Development University (ADU-proyek pilot jangka pendek di Pabelan). Menyelesaikan pendidikan S1 bidang Filsafat, IAIN Jakarta, S2 di Leiden University (dengan tesis: Politicization of Gender and Religion: Debate on Women’s Political Rights in Islam), sedang menuntaskan disertasi program S-3 doktornya (Indonesian Migrants Domestic Workers on Saudi Arabia: Study on Dynamic of Religion, Gender Relation and Migration) di Amsterdam University, Belanda bidang Antropologi tentang Gender dan Migrasi. Beberapa aktivitasnya selama ini adalah: Ketua Komnas Perempuan periode 2010-2014, Solidaritas Perempuan (1990), Pendiri Koalisi Perempuan Indonesia, pernah aktif dalam Suara Ibu Peduli, Konsorsium Pembela Buruh Migran Indonesia, Kelompok Perempuan untuk Kebebasan Pers, Common Ground Indonesia sebagai konsultan dan program manajer untuk perempuan di wilayah konflik di beberapa wilayah Papua, Kalimantan, Madura dan Jakarta (2001). Gender Advisor/ Konsultan untuk kerjasama Mc Gill University, Canada dan beberapa perguruan tinggi Islam (salah satu proyeknya adalah mengembangkan kurikulum bagi program kerja sosial di UIN Jakarta-Yogyakarta); dan menjadi national board untuk International Center for Islam and Pluralism (ICIP).
8
Serah terima dan perkenalan disertai dengan memberikan selendang kain persahabatan kepada komisioner lama maupun komisioner baru sebagai tanda kasih sayang. Perkenalan kepada publik tanggal 11 Desember 2014 lalu dilanjutkan dengan acara serah terima dari komisioner lama ke komisioner baru pada tanggal 5 Januari 2015 di Kantor Komnas Perempuan dalam bentuk rapat tentang program-program kerja yang berkelanjutan dan penandatanganan.*)
9