Gubernur Bank Indonesia
Laporan Pengendalian Inflasi Daerah Rakornas VI TPID 2015, Jakarta 27 Mei 2015 Yth. Bapak Presiden Republik Indonesia Yth. Para Menteri Kabinet Kerja Yth. Para Gubernur Provinsi Yth. Para Walikota/Bupati dan Undangan yang berbahagia
< slide 1-2 >
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua, A. Pembukaan 1) Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya pagi hari ini kita dapat berkumpul bersama dalam acara Rapat Koordinasi Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah Ke-Enam tahun 2015. 2) Merupakan suatu kehormatan bagi kita semua bahwa Bapak Presiden Republik Indonesia berkenan hadir bersama kita, bukan hanya untuk membuka tetapi juga memimpin langsung Rakornas ini. Dari lima kali Rakornas TPID yang pernah diselenggarakan sebelumnya, baru pada Rakornas keenam ini Presiden Republik Indonesia berkenan memimpin langsung. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Presiden. 1
3) Tak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak dan Ibu Kepala Daerah serta seluruh undangan yang telah menyediakan waktu untuk hadir pada forum koordinasi tertinggi di bidang pengendalian inflasi ini, suatu forum yang ditujukan untuk memperkuat sinergi antara Pemerintah Pusat dan Daerah dalam merumuskan solusi atas berbagai permasalahan dan tantangan stabilisasi harga di daerah. B. Perkembangan Inflasi dan TPID < slide 3 >
Bapak Presiden dan hadirin yang berbahagia, < slide 4 - 5 > 4) Tahun 2014 telah kita lewati bersama dengan pencapaian inflasi yang relatif terkendali pada “single digit” sebesar 8,36%. Kami memandang pencapaian ini sebagai suatu keberhasilan karena, di tengah berbagai tantangan yang timbul, salah satunya dalam bentuk kenaikan tekanan inflasi pasca kebijakan reformasi subsidi energi yang ditempuh pada akhir 2014, laju inflasi dapat kita jaga pada tingkat yang sedikit lebih rendah daripada tahun 2013 yang mencapai 8,38%. Penurunan laju inflasi bahkan berlanjut selama Triwulan I 2015 menjadi 6,39%. Meskipun laju inflasi April 2015 sedikit meningkat menjadi 6,79% (yoy), kenaikan tersebut lebih disebabkan oleh dampak lanjutan dari kenaikan harga BBM pada akhir Maret 2015. Kendati terkendali,
bila dibandingkan inflasi di negara-negara kawasan
seperti Malaysia, Thailand, dan Filipina maka inflasi Indonesia masih lebih tinggi. 5) Dengan upaya koordinasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah, 2
baik di tingkat pusat maupun daerah, kami optimis kita dapat memitigasi berbagai risiko yang ada sehingga sasaran inflasi 4%±1% pada periode 2015-2017 dan 3,5%±1% pada 2018 akan dapat kita capai. <Slide 6> 6) Di tingkat pusat, kami sangat mengapresiasi kebijakan reformasi subsidi energi yang telah diambil oleh Pemerintah. Kebijakan ini akan dapat mengurangi lonjakan inflasi yang sebelumnya sering terjadi setiap kali pemerintah melakukan penyesuaian harga BBM ketika kondisi fiskal menghadapi tekanan. Selain itu, kebijakan ini memberikan tambahan ruang fiskal yang sangat besar untuk digunakan membangun berbagai infrastruktur yang dapat meningkatkan daya saing sekaligus mengurangi tekanan inflasi. Kami juga sangat mengapresiasi respons kebijakan Pemerintah dalam meminimalkan dampak lanjutan dan dampak sosial dari kenaikan harga BBM bersubsidi melalui pengendalian tarif angkutan darat, pengelolaan distribusi bahan pokok, dan program bantuan bagi masyarakat miskin. < slide 7 > 7) Di tingkat daerah, berbagai inovasi kebijakan turut berperan besar dalam pengendalian inflasi. Pokjanas TPID mencatat bahwa banyak kebijakan dan kegiatan TPID di berbagai daerah yang diarahkan pada upaya menjaga dan melaksanakan 4K, yakni: (i) Ketersediaan barang dan jasa; (ii) Keterjangkauan harga; (iii) Kelancaran distribusi; dan (iv) Komunikasi yang efektif untuk mengelola persepsi masyarakat terhadap harga-harga. Sebagaimana diketahui, program 4K adalah salah satu komitmen bersama yang dihasilkan pada
3
Rakornas V TPID tahun 2014. < slide 8 > 8) Dapat kami laporkan, bahwa seluruh pencapaian tersebut tidak terlepas dari komitmen, kerja keras, dan dukungan dari 432 TPID yang telah terbentuk sampai dengan hari ini. Semakin luasnya keberadaan TPID diharapkan dapat membantu penyelesaian berbagai persoalan di daerah yang kerap menjadi kendala stabilitas harga. < slide 9 > C. Tantangan ke Depan dan Upaya yang Perlu Dilakukan
Bapak Presiden dan hadirin yang saya hormati, < slide 10 > 9) Ke depan, tantangan yang harus dihadapi dalam mencapai sasaran inflasi yang telah ditetapkan oleh Pemerintah, yaitu sebesar 4±1% pada tahun 2015-2017 dan 3,5±1% pada tahun 2018, masih sangat besar. < slide 11 > 10) Ada banyak kendala struktural di sektor rill yang kerap menimbulkan ketidakstabilan harga. Pertama adalah terbatasnya kapasitas produksi di dalam negeri, khususnya komoditas pangan strategis, karena produktivitas yang rendah dan luas lahan yang semakin menyusut. Kedua adalah nilai tukar rupiah yang rentan terhadap gejolak eksternal karena masih tingginya ketergantungan kita pada ekspor berbasis sumber daya alam dan bahan baku impor. Ketiga adalah produksi pangan yang rentan terhadap gangguan pasokan karena perubahan iklim yang semakin sulit diantisipasi.
4
Keempat adalah masih tingginya ketergantungan energi nasional pada impor BBM dan LPG. Kelima adalah pasar yang tidak efisien sebagaimana tercermin pada rantai distribusi yang panjang dan didominasi oleh segelintir pelaku besar. Dan yang Keenam adalah masih lemahnya konektivitas antar daerah. 11) Selain dihadapkan pada berbagai tantangan struktural, permasalahan inflasi sangat dipengaruhi oleh karakteristik daerah yang unik sehingga sering kali membutuhkan penanganan tersendiri. Namun, karakteristik suatu daerah juga mungkin saling terkait dengan daerah lainnya sehingga penanganannya memerlukan sinergi kebijakan, baik antara daerah dengan daerah, daerah dengan pusat, maupun di tingkat pusat dengan pusat. Sehubungan dengan tersebut, diperlukan koordinasi yang intensif dan partisipatif di berbagai sektor, lintas kementerian, serta melibatkan pemerintah pusat maupun daerah, termasuk yang dilakukan melalui forum TPI dan TPID. <Slide 12> 12) Dalam
kaitan
ini,
Kementerian
Koordinator
Bidang
Perekonomian,
Kementerian Dalam Negeri, dan Bank Indonesia yang tergabung dalam Pokjanas TPID memiliki peran sentral dalam memperkuat koordinasi kebijakan dimaksud melalui implementasi berbagai program, antara lain; (i) pengembangan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional dan (ii) upaya perluasan akses pasar bagi petani dengan memperkuat kerjasama antar daerah. Kami berharap berbagai program tersebut dapat dilanjutkan dan diperluas di seluruh daerah. 5
< slide 13 >
Bapak Presiden dan hadirin yang saya hormati, 13) Kami menyambut baik berbagai agenda Pemerintah dalam pembangunan ekonomi ke depan, terutama dalam mewujudkan kedaulatan pangan, yang
salah
satunya
dilakukan
melalui
percepatan
pembangunan
infrastruktur pendukung di bidang pertanian. Upaya mencapai kedaulatan pangan sangat erat kaitannya dengan pengendalian inflasi. Sejalan dengan itu, Rakornas VI TPID tahun 2015 mengambil tema “Optimalisasi Peran Pemerintah Daerah dalam Mendukung Stabilitas Harga melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan Pembenahan Tata Niaga di Daerah.” 14) Dalam
konteks optimalisasi
peran
daerah,
Pokjanas
TPID
sangat
mengapresiasi inisiatif TPID di hampir seluruh daerah yang telah membangun road map pengendalian inflasi daerah.
Road
map
tersebut
memiliki
peran
strategis
dalam
memastikan
kesinambungan pembenahan berbagai persoalan struktural yang telah kami uraikan tadi dan dapat dijadikan acuan dalam membangun sinergi antara kebijakan di pusat dan di daerah. <Slide 14> 15) Sesuai dengan tema yang diambil, kami sangat berharap dalam forum Rakornas hari ini kita dapat merumuskan langkah-langkah sinergi yang konkrit dan memperkuat komitmen nasional,
dalam mewujudkan
kedaulatan pangan, melalui percepatan pembangunan infrastruktur dan pembenahan tata niaga pangan di daerah. 6
D. Pengumuman Pemenang “TPID Award” dan Penutup
Bapak Presiden dan hadirin yang saya hormati, < slide 15-16 > 16) Pada forum ini, Pokjanas TPID akan kembali memberikan penghargaan
“TPID Terbaik” kepada daerah yang memiliki TPID berkinerja terbaik dalam mendukung pencapaian stabilitas harga. Seperti pada empat Rakornas sebelumnya, kriteria penilaian untuk penghargaan “TPID Terbaik” didasarkan pada dua aspek, yaitu “aspek proses” yang mengukur intensitas dan kualitas kegiatan TPID, serta “aspek keluaran” yang mengukur tingkat dan volatilitas inflasi di daerah yang bersangkutan selama 2014. 17) Sejalan dengan semakin banyaknya TPID di kabupaten/kota yang bukan merupakan basis perhitungan inflasi nasional, sebagaimana telah dimulai pada Rakornas tahun lalu, pada tahun ini kami juga akan memberikan penghargaan kepada TPID terbaik di kabupaten/kota dimaksud. Penghargaan tersebut diberi nama “TPID Berprestasi” dan kriteria penilaiannya hanya didasarkan pada aspek proses karena kabupaten/kota dimaksud tidak memiliki angka inflasi. 18) Proses penilaian dan penetapan pemenang penghargaan “TPID Terbaik” dan “TPID Berprestasi” dilakukan oleh Tim Penilai yang terdiri atas anggota Pokjanas TPID dan beberapa pakar dari kalangan akademisi. Para pemenang dikelompokkan ke dalam tiga Kawasan, yakni Sumatera, Jawa, dan Kawasan Timur Indonesia, serta dibedakan antara pemenang tingkat provinsi dan pemenang tingkat kabupaten/kota. 7
19) Para pemenang akan diumumkan melalui film pendek yang akan ditampilkan setelah kami menyelesaikan laporan ini. Setelah pengumuman pemenang, kami mohon perkenan Bapak Presiden untuk dapat menyerahkan penghargaan TPID Terbaik dan TPID Berprestasi tahun 2014, sekaligus membuka dan memimpin Rakornas VI TPID 2015. 20) Demikian laporan kami. Atas perhatian Bapak Presiden dan para hadirin sekalian, kami mengucapkan terima kasih.
Wabillahi taufik wal hidayah. Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wa Barakatuh.
8