Koridor * : Kalimantan Fokus Kegiatan : Kelapa Sawit
LAPORAN PENELITIAN TAHUN I PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA 2011 - 2025 (PENPRINAS MP3EI 2011-2025)
FOKUS/KORIDOR : Kelapa Sawit / Kalimantan
TOPIK/KEGIATAN PENGEMBANGAN REAKTOR UNTUK PRODUKSI BIOENERGI BERBASIS GENERASI KEDUA KELAPA SAWIT
TIM PENELITI Dr. Ir. HESTY HERYANI, M.Si A.RIZALI SAIDY, SP., M.Ag.Sc., PhD PRIMATA MARDINA, ST., M.Eng ABUBAKAR TUHULOULA, ST., MT
NIDN 0020066703 NIDN 0025046902 NIDN 0024038102 NIDN 0020087505
(Ketua) (Anggota) (Anggota) (Anggota)
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT DESEMBER, 2013
RINGKASAN
Pada Tahun I, pekerjaan lebih difokuskan pada penetapan lokasi efektif di Perusahaan Mitra, Pembuatan bejana Bioreaktor, penempatan sensor pada system, konektivitas jejaring, kalibrasi sensor, evaluasi kadar dan yield bioethanol dari TKKS pada scale up 200 L, melakukan proses delignifikasi untuk skala industry (1000 L), dilanjutkan dengan proses hidrolisis. Saat ini sedang berlangsung proses running bioreactor dilengkapi dengan 5 sensor (suhu dan tekanan, CO2, O2, dan rpm) yang bersinergi pada system. Hasil yang sudah diperoleh untuk alat mencapai 99% (sesuai target Tahun I, focus pada instrument system bioreactor skala industry). Tujuan jangka pendek Penelitian Tahun I sudah tercapai, menghasilkan bioethanol menggunakan bioreactor hasil rancang bangun Tim Peneliti skala 1000 L. Saat ini proses produksi terus berlangsung. Running bioreactor dilengkapi dengan 5 sensor (suhu dan tekanan, CO2, O2, dan rpm) yang bersinergi pada system. Untuk tujuan jangka panjang yaitu dapat meningkatkan ekonomi suatu wilayah dengan lebih mengotimalkan sumber daya nonpangan yang tersedia dengan mengembangkan konsep ‘green economy’. Dari Metodelogi yang dikembangkan semua merujuk pada prinsip pengelolaan ‘Cleaner Production’ dan produk berstandar SNI dan SNI-ISO untuk menjadi produk dengan life cycle terstandar. Hasil yang diperoleh, bioethanol pada hari ke empat fermentasi sebesar 14,3 g/L, dan konversi selulosa sudah mencapai 59%. Untuk konversi glukosa menjadi bioethanol mencapai 83,5%. Hasil yang diperoleh lebih meningkat jika dibandingkan saat penulisan laporan kemajuan, dan sangat relevan dengan kondisi proses yang semakin stabil dan mampu bersinergi dengan bioreactor yang dilengkapi dengan ke lima sensor pada system yang bekerja. Pihak Mitra sangat tertarik untuk program berkelanjutan yang dikerjakan karena sangat mendukung pelaksanaan Program Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) dan perolehan sertifikat Indonesian Sustainable Palm Oil System (ISPO). Kata kunci : TKKS, bioreaktor, sensor, scale up, RSPO, ISPO
PRAKATA Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunia Nya sehingga laporan akhir dari Riset MP3EI Tahun I dapat disampaikan, sementara untuk riset lanjutan sedang diusulkan. Tim Peneliti menghaturkan terima kasih pada semua pihak terutama : 1. DP2M Dikti yang telah memberikan Pendanaan sehingga hasil karya teknologi berupa Bioreaktor skala industry (1000 L) dapat dimanfaatkan oleh masyarakat karena produk bioethanol yang dihasilkan dapat menjadi bahan bakar alternative. 2. Pada Tim Reviewer DP2M Dikti atas Perkenannya. 3. Perusahaan Mitra dalam hal ini Manajemen PT. Teguh Sempurna, Pemantang Estate dan semua Pihak yang terlibat. 4. Rektor Unlam yang mensupport dan sempat membantu peminjaman dana mengingat target pekerjaan dan waktu penyampaian laporan kemajuan serta Monev Internal dan Eksternal yang cukup terbatas. 5. Ketua Lemlit Unlam yang senantiasa cooperative membantu dan memfasilitasi keperluan administrasi dan system on line jika bermasalah. 6. Dekan, PD I, II dan III, serta Ketua Jurusan dan Kaprodi serta Teman-teman Dosen baik sesama Tim maupun di luar Tim dengan segala dukungannya. 7. Semua Teknisi, Laboran, Tenaga Workshop serta Pembantu Lapangan lainnya terkhusus Bapak Agung Cahyo Legowo selaku teknisi khusus dalam penelitian ini dengan background serta Pengalaman Beliau. 8. Mahasiswa Prodi TIP yang juga ikut dalam riset MP3EI. 9. Semua Pihak yang membantu sehingga pekerjaan dapat terselesaikan sesuai target.
Hasil riset Tahun I berupa Bioreaktor yang dilengkapi dengan a new generation of control system diharapkan mampu memproduksi bioethanol dari generasi kedua kelapa sawit sesuai Fokus Koridor 3 Kalimantan dari Program MP3EI secara berkelanjutan. Selain itu, hasil riset akan dikembangkan menjadi buku ajar. Semoga hasil riset ini bermanfaat bagi pemenuhan energy terbarukan di Indonesia dan mampu membantu Mitra dan masyarakat disekitarnya untuk mengatasi masalah krisis energy dalam Konsep Cleaner Production dan pencapaian ‘green economy’. Banjarbaru, Desember 2013
Tim Peneliti
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL ……………………………………………………………………..vi DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………….….vii RINGKASAN ………………………………………………………………………...viii PRAKATA …………………………………………………………………………......ix DAFTAR TABEL ……………………………………………………………………....x DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………………....xi BAB 1. PENDAHULUAN ……………………………………………………………..1 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………………….2 BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ……………………………………5 BAB 4. METODE PENELITIAN ……………………………………………………...6 BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………………….8 BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA……………………………………...16 BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………………………...17 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………..18 LAMPIRAN ……………………………………………………………………………..21 -
Instrumen …………………………………………………………………22
-
Personalia Tenaga Peneliti dan Kualifikasi………………………………..23
-
HKI dan Publikasi…………………………………………………………24
-
Surat Keterangan Mitra untuk Riset selanjutnya…………………………..24
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Methodelogi dikembangkan mengacu pada tahapan pekerjaan yang disajikan……………………………………………………………..…7 Tabel 2. Kinerja Rencana vs. Kinerja Aktual (Tahun I, 2013)…………………….…10 Tabel 3. Rencana Penelitian Tahun II ……………………………………….……….16
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Instrumen Penelitian……………………………………………….….…22 Lampiran 2. Personalia Tenaga Peneliti dan Kualifikasi ……………………….……..23 Lampiran 3. HKI dan Publikasi ……………………………………………………….24 Lampiran 4. Surat Keterangan Mitra untuk Riset Selanjutnya ……………………….24
BAB I. PENDAHULUAN Kalimantan, khususnya Kalimantan Selatan dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang masih rendah (peringkat 26 nasional) merupakan permasalahan tersendiri yang harus di atasi oleh segenap pemangku kepentingan termasuk Peneliti yang sebagian besar berada di akademisi. pendidikan, kesehatan dan ekonomi.
IPM memiliki elemen penentu yaitu
Sementara yang menjadi focus riset dan
pengembangan di Balitbangda Provinsi Kalimantan Selatan yang sejalan dengan RPJMD 2011-2015 berfokus pada pengembangan ekonomi dan IPM serta permasalahan lingkungan (Balitbangda, 2013). Sejalan dengan focus riset di atas, Program Penelitian Penprinas MP3EI pada tema pembangunan koridor ekonomi berdasarkan keunggulan dan potensi wilayah, dimana Kalimantan berada di Koridor 3 yaitu sebagai Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Tambang dan Lumbung Energi Nasional, maka Peneliti mengusulkan riset kearah pengembangan dari hasil penelitian sebelumnya yang diharapkan dapat membantu memberikan solusi pada masyarakat khususnya masalah lingkungan, kesehatan, peningkatan pendapatan yang berujung pada pencapaian hasil pendidikan yang lebih berkualitas. Kelapa sawit yang dipilih sebagai kegiatan ekonomi utama diantara 22 kegiatan ekonomi yang difokuskan oleh Tim Peneliti dikarenakan Kalimantan memang wilayah potensial. Lebih lengkapnya bagaimana potensi tersebut dan mengapa topic ini dipilih untuk Hibah MP3EI 2013, disajikan detail pada road map (peta jalan). Beberapa invensi yang sudah dihasilkan sebelumnya oleh Peneliti dan akan sampai ke pengguna dalam hal ini industri serta dimanfaatkan bagi kepentingan masyarakat sebagai bioenergy, sehingga membantu program percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia. Kerjasama penelitian yang dilakukan dapat menjadi penguatan Konsep ABGc yang lebih memasyarakat dan memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian khususnya di Kalimantan Selatan, selain menjadi link yang baik antara Perguruan Tinggi dengan Perusahaan / Industri.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
State of the art atau yang sering dikenal dalam lingkungan kampus dengan sebutan SOTA dalam penelitian dimaknai dengan hasil yang diperoleh merupakan pencapaian dari solusi atas permasalahan yang ada.
SOTA dapat berupa metode
terbaru, alat terbaru (hasil rekayasa) maupun model hasil dari suatu metode tercanggih yang sifatnya dapat menyelesaikan permasalahan. Dengan catatan invensi yang sudah dihasilkan merupakan tahapan dari sebuah road map riset untuk dapat dijadikan sebuah hasil inovasi teknologi (dengan penyempurnaan) dalam hal ini berupa reaktor/bioreactor hasil dari rekayasa untuk menghasilkan bioenergy dengan yield lebih optimal. Topik/kegiatan yang dipilih oleh Tim Peneliti, menyesuaikan dengan koridor dan bidang focus. Pemilihan untuk mengembangkan reaktor, karena saat ini sudah membuat invensi dan dihasilkan sebuah karya inovasi teknologi berupa sistem sensor untuk pengukuran parameter gas pada produksi biogas pada bioreaktor 10 L (Hibah Insentif Riset Terapan Sinas, 2012). Penelitian berikutnya oleh salah satu anggota Tim yang didanai Kemenristek adalah pengembangan jaringan dari system sensor yang terintegrasi pada skala industri kecil (Hibah Insentif Riset Terapan Sinas, 2013). Sinergi Periset multidisiplin ternyata memberikan hasil brainstorming berupa ide riset dengan state of the art (SOTA) yang luar biasa. Pengalaman kami dalam memberikan kuliah dan khususnya praktikum mahasiswa serta pembimbingan baik skripsi mamupun thesis tentang reaktor dan bioreactor yang tentunya menggunakan (bio) dalam hal ini seperti mikroorganisme ataupun agen hayati lainnya menyebabkan Tim Peneliti bersepakat untuk membuat biofuel terutama bioethanol guna pemenuhan bahan bakar masyarakat sekitar perkebunan kelapa sawit menggunakan sumber daya yang melimpah disekitar mereka dan dapat menjadi masalah lingkungan jika tidak dimanfaatkan dengan baik melalui penciptaan alat berupa reaktor skala 1000 L dengan system sensor mikrokontroler yang dirancang dengan fungsi khusus tetapi bersifat fleksibel yang menungkinkan dapat dioptimalkan untuk pengolahan limbah padat maupun limbah cair dan bahkan kombinasi cair dan padat.
Kasus yang terakhir
mengadop system pada pemanfaatan limbah PDAM untuk lapisan atas paving block (Rosyidi dalam Jurnal Standarisasi, 2012).
Bioreaktor merupakan tempat (wadah) berlangsungnya proses transformasi suatu bahan/suatu zat akibat adanya mekanisme reaksi (secara fisik, biologi maupun kimia) dan melibatkan mikroorganisme atau enzim dalam lingkungan yang terkendali dengan proses yang dapat berlangsung baik secara aerob ataupun anaerob (Hesty H, 2012). Ada beberapa type reaktor seperti bioreaktor air-lift, fluidisasi, micro-carrier, membran, tangki termodifikasi dan Packed Bed, CSTR dan lainnya. Pemilihan type reaktor ditentukan oleh jenis produk yang akan dihasilkan dalam suatu proses transformasi. Type DSTR (discontinous stirred tank reactor) dan CSTR (continous stirred tank reactor) merupakan dua type yang sangat relevan dikembangkan karena sesuai dengan karakteristik bahan baku, proses dan output yang akan dihasilkan (Hartono dan Sailah, 1992). Teknologi yang sedang dikembangkan saat ini adalah pada Thesis Mahasiswa S2 PSDAL yang mengambil judul ‘rancang bangun bioreactor untuk pengolahan limbah agroindustri’ spesifik agroindustry sawit pada skala 200 L (dibimbing oleh Ketua Tim Peneliti) dengan type discontinous stirred tank reactor (DSTR). Beberapa pertimbangan dasar yang sangat diperlukan dalam rancang bangun seperti penentuan nisbah geometrik, spesifikasi bahan untuk konstruksi serta yang paling penting ada produk akhir yang akan dihasilkan serta seberapa volume yang dibutuhkan. Optimalisasi alat yang didalamnya menggunakan baffle, impeller, sistem aerasi serta agitasi disertai keberadaan beberapa kontrol pada system seperti pH, suhu dan kelembababan, pembentukan gas metana, CO2 dan lainnya, merupakan faktor penting untuk dipertimbangkan (Hartono dan Sailah, 1992). Dalam melakukan rancang bangun tentunya tidak boleh lepas dari acuan standarisasi, baik dalam hal material konstruksi hingga kalibrasi system untuk sensor. Tujuan utama dari diberlakukan suatu standarisasi adalah untuk melindungi produsen, konsumen, tenaga kerja, masyarakat dalam aspek keamanan, keselamatan, kesehatan serta untuk pelestarian fungsi lingkungan (Indonesia Standard, 2012). Optimalisasi alat yang merupakan hasil rancang bangun seperti bioreaktor,
melibatkan teknik analisa biokimiawi. Analisa ini mengkaji bagaimana penguraian jaringan, sel, organel atau atomik dari satu kesatuan biokimiawi melalui suatu prosedur dengan bantuan suatu alat, dalam konteks ini berupa bioreaktor (Sudarmadji, 2010). Untuk mencapai fungsi utama bioreaktor yang dapat memberi kondisi lingkungan terkendali terbaik bagi biokatalis serta elemen lainnya,
menurut
pengalaman Tim Peneliti dari beberapa hasil Teknologi Tepat Guna (TTG) yang dihasilkan seperti optimasi pada reaktor untuk produksi senyawa volatile (minyak atsiri) (TTG Ketua Peneliti Tahun 2010), bioreactor untuk pengolahan dan penyediaan air bersih (TTG Ketua Peneliti Tahun 2009), serta decomposer berupa produk enzim (TTG Ketua Peneliti dengan code AI-05), maka perlu diperhatikan beberapa hal berikut : 1. Bejana atau reaktor yang dirancang harus mampu dioperasikan pada suasana aseptik maupun non aseptis dengan life time sesuai yang dibutuhkan saat optimasi dan sustainable. 2. Sistem control harus mampu mengatur aerasi dan agitasi dengan benar sehingga kebutuhan biokatalis untuk melakukan metabolisme secara optimal terpenuhi. Catatan : Proses pencampuran tidak boleh mengganggu atau merusak sel (biokatalis). 3. Konsumsi energi pengoperasian dihitung dan diupayakan seminimal mungkin dengan yield semaksimal mungkin. 4. Pada bioreactor perlu diperhatikan posisi untuk inlet dan outlet khususnya bagi ketersediian feed dan pengeluaran yield harus berada pada posisi nyaman bagi user dan safety. 5. Mengupayakan system tidak menjadikan evaporasi berlebih. 7. Sistem pada reaktor harus dapat dioperasikan dengan jumlah kerja minimal baik untuk pengoperasian, pemanenan produk, pembersihan, dan pemeliharaan. 8. Reaktor/bioreactor diuapncang fleksibel dalam arti kelayakan system dirsesuai dengan berbagai jenis proses. 9. Upayakan gesekan pada system seminimal mungkin sehingga lebih hemat energy. Untuk itu reaktor harus dikonstruksi sedemikian rupa sehingga permukaan bagian dalamnya halus. 10. Konsep scale up harus dipegang teguh, dalam arti bioreaktor harus mempunyai bentuk geometri serupa antara yang berukuran kecil dengan yang di scale up.
Mengingat kebutuhan energy di Indonesia yang sangat bergantung pada energy posil (95,2%) dengan pertumbuhan sekitar 7% (Kemenristek, 2012), maka pemanfaatan sumber EBT (energy baru dan terbarukan) harus dioptimalkan terutama untuk membantu rumah tangga selain transportasi dan industry, dengan harapan kehidupan ekonomi mereka menjadi lebih baik karena sebagian uang bisa di tabung untuk pendidikan dan peningkatan kesejahteraan.
BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Tujuan penelitian adalah memanfaatkan generasi kedua dari kelapa sawit, termasuk di dalamnya buah yang restan (buah yang tidak terangkut karena kesulitan jalan diakibatkan hujan terus menerus) di perkebunan kelapa sawit sehingga busuk/rusak, CPO dengan FFA yang over (di atas 5) serta tandan kosong kelapa sawit (TKKS) yang sementara ini hanya ditumpuk dalam waktu lama baru menjadi pupuk yang masih belum optimal diserap tanah dan tanaman dengan support Bioreaktor skala 200 L dan di scale up hingga 1000 L. Material yang potensial tersebut di atas disebut dengan ‘Generasi Kedua’ Kelapa Sawit dan akan di jadikan feed dalam proses pada suatu alat yang akan dikembangkan. Tujuan khusus adalah menyediakan energy alternative dan memberikan solusi untuk limbah TKKS yang berlebih dan dengan system aplikasi kembali nampaknya belum optimal. Urgensi (keutamaan) kegiatan adalah reaktor yang diciptakan dapat mengatasi permasalahan bioenergy dengan mengoptimalkan semua bagian dari kelapa sawit sebagaimana disebutkan di atas dan Perusahaan merasa membutuhkan hasil invensi ini yang dinyatakan dalam sebuah karya inovasi yang terstandar hingga tahun ke dua. Pada bagian lain deseminasi teknologi dan rekayasa proses disampaikan kepada Manajemen Mitra serta masyarakat sekitar. Luaran yang ditargetkan adalah berupa hasil inovasi teknologi tepat guna yang diadopsi oleh Perusahaan dalam upaya membantu memproduksi bioenergy berbasis generasi kedua kelapa sawit. Diharapkan teknologi ini akan dapat membantu masyarakat di sekitar perkebunan kelapa sawit terutama guna pemenuhan bahan bakar energy alternative. Manfaat dari penelitian dijabarkan dari berbagai sisi : 1.
Dari sisi Masyarakat, memberikan solusi permasalahan TKKS yang berlebih menjadi bioenergy dan membantu mengurangi pengeluaran untuk bahan bakar.
2.
Dari sisi Mitra, memperoleh informasi terkait rekayasa proses basis TKKS serta teknologi pengembangan bioreactor yang dilengkapi dengan system sensor.
3.
Dari sisi Tim Peneliti, memperoleh invensi teknologi berupa karya inovasi yang dapat menjadi HKI, publikasi dan bahan ajar serta mensupport Program MP3EI selain berperan menjadi “Menara Air” bagi masyarakat terkait Iptek yang perlu terus dikaji untuk dikembangkan.
4.
Dari sisi Pemerintah, DP2M Dikti dan Perguruan Tinggi adalah untuk percepatan program MP3EI yang merupakan Target bersama untuk masyarakat Indonesia sesuai Koridor.
5.
Dari sisi sudut pandang secara menyeluruh untuk segenap elemen adalah
mampu
mensubstitusi bahan bakar fosil (unrenewable resources) dengan yang terbarukan (renewable resouces).
Berarti menjaga kelestarian SDA serta
berpartisipasi dalam Program MDGs karena CO2 yang terkendali pada system (ditampung) dan produk CO2 tersebut selanjutnya bermanfaat untuk industry yang membutuhkan downstream process dengan superctical point.
BAB 4. METODE PENELITIAN Metodelogi yang dikembangkan mengacu pada setiap proses pekerjaan yang tertera pada Tabel 1. Tempat penelitian dilaksanakan kombinasi yaitu antara di PT. Teguh Sempurna dan di Lab. Teknik Kimia, Fakultas Teknik Unlam, di Lab. Prodi TIP Faperta Unlam, Lab. MIPA Terpadu, Unlam serta beberapa Lab. Pendukung Analisa dan kalibrasi sensor. Penetapan lokasi efektif. Metode yang dikembangkan mengacu pada prinsip penentuan tata letak lokasi industry. Memperhatikan factor ketersediaan bahan baku, kemudahan akses, serta urgensi bagi masyarakat sekitar yang sangat membutuhkan bionergi sebagai bahan bakar dengan memperhatikan factor lingkungan strategis. Preparasi feed dimaksud agar pengotor serta bahan toksik yang berbahaya karena proses dalam reaktor dapat dieliminir sejak dini. Selain itu partikel size sangat penting serta kadar air feed dalam penentuan proses dan perolehan yield. Pembuatan Reaktor.
Menyiapkan sebuah wadah berbahan material yang
standar dengan volume 1000 L. Atas dasar volume selanjutnya ditentukan volumen feed dalam tangki mengacu pada metode nisbah geometri sebuah bioreaktor. Ketentuan dalam rancang bangun bioreaktor untuk tinggi cairan yang direkomendasi adalah 0,7 – 0,8, dalam design menggunakan 0,75 dari volume reaktor (1000 L). Tinggi bioreaktor terhadap diameter tangki dengan nisbah 1 – 2. Diameter impeller terhadap diameter tangki 1/3 – ½ (design menggunakan ½). Diameter baffle terhadap diameter tangki 0,1 – 0,2 (design menggunakan 0,1). Tinggi bilah impeller terhadap diameter impeller 0,2, lebar bilah impeller terhadap diameter impeller dengan nisbah geometrik 0,25 dan jarak antara pertengahan bilah impeller dengan tinggi bilah impeller adalah 1. Demikian pula halnya dengan design untuk panjang, lebar, tebal pisau impeller serta diameter plate mengacu pada metode yang dikembangkan oleh Van’t Riet, et al., (1991) dan Oldshue
(1983) di dalam Hartono dan Sailah (1992). Teknik Gambar. Hasil perhitungan nisbah geometrik selanjutnya dinyatakan dalam sebuah design berupa gambar teknik menggunakan software AutoCAD 2007 pada skala yang sesuai dengan perhitungan. Instrumen Pendukung. Bioreaktor dilengkapi dengan seperangkat alat sensor untuk menjamin proses berjalan optimal.
Sensor apa saja yang diperlukan dalam
pengembangan reaktor dijelaskan sesuai dengan hasil yang disajikan pada Tabel 2 yang dilengkapi dengan gambar-gambar aktualitas penyelesaian. Diagram alir kerja secara keseluruahan tersebut disajikan pada Tabel 1 berikut (No. 1 hingga terakhir merupakan tahap-tahap yang harus dikerjakan mengacu pada alir proses sesuai dengan metodelogi yang dikembangkan untuk perekayaan bioreactor/reaktor untuk output bioenergy (biofuel/etanol pada Tahun I dan Tahun II). Tabel 1. Methodelogi dikembangkan mengacu pada tahapan pekerjaan yang disajikan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
TAHUN I Koordinasi Tim Peneliti Link dengan Mitra dan membuat perencanaan kerja bersama (penetapan schedule) Penetapan lokasi efektif sesuai kebutuhan Divisi yang paling membutuhkan Preparasi feed (baik buah rusak, CPO dengan FFA>5,5, dan TKKS Pembuatan bejana/reaktor skala 1000 L Kalibrasi sensor Penempatan sensor pada sistem Pemasangan jejaring sensor dalam sistem Uji coba menggunakan CPO yang FFA> 5,5 Pemantapan system jaringan Uji coba dengan feed padat dari TKKS yang sudah di delignifikasi Optimasi system pada reaktor Hidrolisis Kimiawi Optimalisasi reaktor Fermentasi Etanol Pengukuran yield, by product dan Standarisasi yield
Metodelogi yang sudah dikerjakan adalah untuk keperluan : 1. Preparasi TKKS 2. Persiapan kultur untuk delignifikasi 3. Delignifikasi 4. Persiapan enzim lignoselulotik 5. Proses Hidrolisis Enzimatik 6. Metode pengukuran kadar glukosa hasil hidrolisis 7. Persiapan media fermentasi
8. Proses Fermentasi 9. Pengukuran rendemen 10. Proses Destilasi 11. Pengukuran yield dan kadar bioethanol
Untuk Proses pembuatan bioreactor dengan system jaringan dikembangkan metodelogi dimulai dari : 1. Cross check design dan jumlah material serta spek dari material. 2. Pembuatan bejana sesuai nisbah geometric ketentuan rancang bangun bioreactor 3. Pembuatan sensor dan jaringan 4. Synergi sensor dan bejana serta elemen pensupport dari bejana sehingga disebut bioreactor. 5. Pengecekan kebocoran 6. Uji coba dan kalibrasi 7. Fleksibilitas system dan optimalisasi 8. Penetapan kadar (metode Hydrometer (SNI 01-4201-1996, Brendi) dengan metode pembanding standar dari AOAC 1984). 9. Penentuan life time
Konsep Produksi Bersih dilaksanakan dengan menampung gas CO2 yang keluar menggunakan pipa khusus. Tentunya gas CO2 tersebut dapat digunakan pada proses ekstraksi menggunakan metode supercritical point pada proses pengolahan produk industri yang lebih bernilai.
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian yang dikerjakan merupakan Penelitian Prioritas Nasional Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (PENPRINAS MP3EI) 2011-2025. Fokus Kelapa Sawit untuk Koridor Kalimantan. Penelitian direncanakan berlangsung selama 2 Tahun dan yang saat ini dikerjakan merupakan Penelitian Tahun 1. Institusi Mitra pada penelitian ini adalah PT. Teguh Sempurna, Pemantang Estate. Jumlah Pendanaan yang disetujui DP2M Dikti sebesar Rp. 167.500.000,- yang hingga laporan kemajuan ini ditulis telah dicairkan sebesar Rp. 117.250.000,-.(70%). Untuk membantu administrasi dan operasional pekerjaan serta berbagai workshop yang diadakan di Lemlit Unlam dialokasikan dana penelitian sebesar Rp.9.380.000,- (8%).
Hingga saat ini jumlah dana yang sudah terpakai sebesar Rp. 113.579.350,- dengan penyelesaian alat berupa bioreactor disertai system control digital dan computerisation lebih dari 90%. Kinerja Rencana vs. Kinerja Aktual Indikator aktual saat penyelesaian Level-Tujuan sesuai Proposal pada Tahun I (2013) adalah : “Membuat interkonektivitas dalam system sensor dan synergy dalam system bioreactor dengan memperhatikan feed-proses-output serta by produk dan waste”. Pekerjaan yang sudah dilakukan sesuai log book dan dana yang digunakan untuk mencapai indicator tersebut dapat disebutkan beberapa agenda berikut : 1. Pada 11-12 Juli pencarian dan pembelian material, sensor dan pemesanan karena tidak ready stock. 2. Pada 23 Juli pembelian thermocouple dan SHT75 3. Pada 24 Juli dimulai perancangan bioreactor di Workshop 4. Pada 25 Juli ke Surabaya untuk pembelian sub elemen sensor dan pensinergian dengan bioreactor 5. Pada 18 Agustus perakitan bejana utama dan pengecekan kebocoran 6. Pada 20 Agustus bioreaktor 1000 L sedang dilakukan kalibrasi pada sensor dan pembelian bahan kalibrasi seperti O2. 7. Pada 21-26 Agustus pembuatan program (computerisation) 8. Pada 6 September pembuatan jacket pada bioreaktor skala 1000 L dan saluran inlet/outlet 9. Pada 12 September Pembuatan dan verifikasi program, disertai dengan kalibrasi 3 sensor (suhu, tekanan dan rpm). 10. Pada 14 September kalibrasi sensor O2 menggunakan oksigen murni. 11. Pada 21 September pembuatan jendela pantau pada reaktor, kalibrasi sensor C02 12. Pada 25 September Pembelian Gear Box dan Dinamo Fetch Hp 4P 13. Pada 2 Oktober ke ITS untuk koordinasi analisis kualitas mutu bioetanol dan validasi hasil kalibrasi. 14. Pada 5 Oktober verifikasi dan validasi program untuk ke sistem digital dan uji coba system 15. Pada 8 Oktober merangkai gear box, impeller, motor serta mengatur sirkulasi jacket 16. Pada 21 Oktober Koordinasi dengan Tim Peneliti untuk persiapan upload Laporan Kemajuan. 17. Pada 22 Oktober Evaluasi dan koordinasi serta penyampaian Target dengan Mitra 18. Pada 23-24 Oktober Pembicaraan untuk rencana program Tahun II dengan Mitra serta menawarkan Konsep Cleaner Production untuk TKKS sejak keluar dari proses di Mill hingga menjadi Bioetanol dan pemanfaatan untuk pemantapan
program Rountable on Sustainable Palm Oil (RSPO) di Perkebunan Kelapa Sawit. 19. Pada 26 Oktober Kalibrasi ulang semua elemen. 20. Pada 30 Oktober belanja barang lainnya yaitu berupa biaya pengiriman setelah kalibrasi. Sasaran yang di targetkan pada Tahun I : Terciptanya bioreactor hasil rekayasa dengan system digital yang dapat mengolah kelapa sawit ‘generasi kedua’ menjadi bioethanol. Disisi lain dapat memberikan solusi terkait limbah dan cemaran lainnya serta berkembangnya uret yang dapat memicu populasi kumbang tanduk yang merupakan hama bagi tanaman kelapa sawit. Dampak Positif dan Tak Terduga dari Kegiatan Riset ini adalah : Perusahaan merasa membutuhkan hasil invensi ini yang dinyatakan dalam sebuah karya inovasi yang terstandar dan sesuai surat permintaan dari Mitra untuk riset ini berlanjut hingga tahun ke dua. Penerapan ‘Konsep BIO’ sangat diharapkan dalam mensupport program Rountable on Sustainable Palm Oil (RSPO) dan Perolehan sertifikat Indonesian Sustainable Palm Oil System (ISPO) di Perkebunan Kelapa Sawit Mitra. Untuk Hasil Tahun I disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Kinerja Rencana vs. Kinerja Aktual (Tahun I, 2013) Indikator
Aktual Saat Penyelesaian
Keluaran 1. Penetapan Koordinasi Tim dan Mitra by Phone Lokasi Efektif sesuai Kebutuhan Mitra
Ditetapkan di Divisi 2 sesuai kebutuhan Stakeholder
Keluaran 2. Hasil Pengambilan TKKS dan Pencacahan dilanjutkan dengan Preparasi bahan untuk delignifikasi dan hidrolisis (Proses sesungguhnya ada yang berlangsung di dalam Tanki proses Delignifikasi 1100 L)
Keluaran 3. Proses Delignifikasi
TKKS yang sudah memperoleh treatment delignifikasi, insert foto mikroskop (pembesaran 20)
Keluaran 4 :
Persiapan dari Lab. Hingga hasil dan pengukuran pH serta glukosa.
Hasil Proses Hidrolisi
Produk bioreactor sebelum dan sesudah adanya system Keluaran 5 : Bejana reactor, system jacket jacket
KOORDINASI TIM
Keluaran 6. Pemasangan sensor
Sensor dan system jaringan yang telah terpasang jejaring
Terbangunnya system jaringan dngan tampilan digital Keluaran 7. System jaringan pada sistem
Keluaran 8.
Reaktor yang sedang dilakukan proses optimasi
Optimasi system pada Reaktor
Keluaran 9 :
Hasil Proses Fermentasi pada skala 200 L
Proses Fermentasi pada bioreactor skala 200 L
Hasil proses destilasi dari sumber feed hasil fermentasi Keluaran 10 : Proses destilasi
Evaluasi pekerjaan untuk lebih optimal KOORDINASI TIM DAN MITRA
PEMAPARAN PADA Materi riset disampaikan pada saat Seminar Nasional SEMINAR NASIONAL Koridor III Kalimantan yang dihadir Menristek RI.
Keluaran 11 : Perolehan Yield kadar bioetanol
Kenampakan dan diperoleh.
pada
alat
alcoholmeter
kadar
yang
Kinerja alat dan Hasil Kinerja alat saat pelaporan dibuat, siap dalam kondisi Produk Bioetanol yang 99%, telah dilakukan simulasi dan uji coba serta pengetesan kebocoran, hingga saat ini kondisi baik. bisa di laporkan Hasil bioetanol yang diperoleh dari rangkaian proses mulai dari preparasi generasi kedua berupa TKKS – Delignifikasi – Hidrolisis – Fermentasi – Destilasi – Dehidrasi. Hasil yang diperoleh, bioethanol pada hari ke empat fermentasi sebesar 14,3 g/L, dan konversi selulosa sudah mencapai 59%. Untuk konversi glukosa menjadi bioethanol mencapai 83,5%. Hasil yang diperoleh lebih meningkat jika dibandingkan saat penulisan laporan kemajuan, dan sangat relevan dengan kondisi proses yang semakin stabil dan mampu bersinergi dengan bioreactor yang dilengkapi dengan sensor pada system yang bekerja. Memperhatikan hasil kinerja alat dan keberhasilan proses produksi dimana bioethanol yang dihasilkan mampu untuk menyalakan lampu dan memberikan penerangan serta juga dapat digunakan untuk bahan bakar memasak, maka Tahun II akan dikembangkan hingga dapat menjadi bahan bakar bagi kendaraan bermotor yang mesinnya dimodifikasi untuk aplikasi TKKS yang afkir dari seleksi bahan baku bioethanol dikembalikan ke lapangan untuk konsep sustainability.
BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA Hasil penelitian dan alat yang sudah kami hasilkan pada Tahun I, kami sampaikan pada Mitra. Memperhatikan hasil yang sudah kami peroleh, Pihak Mitra berharap Penelitian dilanjutkan sesuai dengan surat yang kami sertakan pada Lampirkan 4. Inti permintaan adalah kami dari Tim Peneliti diharapkan kedepan dapat menjadi fasilitator baik terkait dengan bidang rekayasa, Teknologi Tepat Guna, maupun penyedia alat (seperti bioreactor dan asesoris pendukung lainnya). Catatan yang diberikan pada Tim Peneliti oleh Mitra adalah lakukan verifikasi dan validasi sehingga mencapai sesuai standar dan sustainable.
Disisi lain dari hasil
diskusi yang berkembang pihak Mitra menginginkan adanya system sinergi yang baik dengan SOU yang terkait dengan program RSPO dan ISPO, sehingga terjadi pemilhan yang jelas antara “Generasi Kedua” yang untuk diaplikasikan kembali ke lapangan dan yang dijadikan bahan pembuatan ‘Bioenergi”. Dari Pengamatan Tim Peneliti dan Pihak Mitra hal ini berdampak pada operational cost yang memberikan kontribusi sangat signifikan baik pada User maupun keberhasilan sebuah hasil rekayasa Teknologi dalam menghasilkan TTG untuk skala Industri.
Mengacu
pada
proposal
awal
khusus
rencana
Tahun
II
dan
penambahan/modifikasi terkait masukan dari Pihak Mitra kami sajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Rencana Penelitian Tahun II Tertulis Pada Proposal
Hasil Diskusi dengan MITRA untuk Tahun II
Evaluasi Hasil Tahun 1 Uji coba dengan feed padat dari TKKS yang sudah di delignifikasi. 3. Optimasi system sensor 4. Hidrolisis secara Enzimatis (Menggunakan AI-05) TTG punya Ketua Peneliti 5. Optimalisasi reactor 6. Proses Fermentasi bioethanol 7. Pengukuran yield, by product dan Standarisasi yield 8. Menjaga stabilitas jejaring system 9. Optimalisasi system secara menyeluruh 10. Penentuan life time reaktor
1. Bioreaktor yang dibuat sudah dapat menghasilkan bioethanol dari “Generasi Kedua” kelapa sawit. 2. Pembuatan Bioreaktor Baru 3. Kalibrasi kembali system Sensor yang ada 4. Optimalisasikan 5. Penggunaan Konsep “BIO” sudah sesuai sebab sejalan dengan system SOU dan Program RSPO 6. Membuat Model “Green Supply Chain Management (GSCM)” untuk tujuan Efisiensi dan aplikasi bahan kembali (sejalan dengan prinsip Cleaner Production dan Ramah Lingkungan). 7. Merancang Prototype untuk mensupport Model. 8. Proses produksi bioethanol
1. 2.
10.Mengembangkan fleksibitas system dan menjaga stabilitas Jejaring dari alat. 10.Evaluasi yield, by product dan Standarisasi. 11.Verifikasi terkait optimalisasi system 12.Life time waktu kalibrasi untuk masing-masing elemen pada system serta system secara keseluruhan.
Biaya yang Diusulkan untuk Tahun II : Gaji dan Upah Bahan perangkat/Penunjang Perjalanan Pengolahan data, laporan, seminar & publish, pendaftaran HKI dan pembuatan Buku Total
: : :
Rp. Rp. Rp.
58.000.000,94.000.000,25.000.000,-
:
Rp.
23.000.000,-
: Rp. 200.000.000,-
BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Mengacu pada hasil Kajian Tahun I, dapat disimpulkan beberapa point berikut : 1. Effisiensi proses di Tahun II perlu lebih ditingkatkan, mengingat alat (bioreactor) hasil penelitian Tahun I akan dijadikan produk/alat yang direplikasi lebih banyak ke depan. 2. Komponen lignoselulosa mengalami full bio treatment sebelum masuk fase hidrolisis/sakarifikasi, walaupun lebih panjang waktu yang diperlukan jika dibanding menggunakan kimiawi (H2SO4 7%), tetapi proses produksi lebih ramah lingkungan. 3. Bioethanol diperoleh pada hari ke empat fermentasi sebesar 14,3 g/L. 4. Konversi selulosa menjadi glukosa meningkat dari 57% menjadi 59%. 5. Konversi glukosa menjadi bioethanol dalam range 80% -83.5%. 6. Kadar bioethanol mencapai 28% (v/v), selanjutnya kadar yang diperoleh
menjadi lebih tinggi setelah proses dehidrasi. Saran Mengacu pada hasil penelitian skala industri yang sudah dilakukan, saran yang diberikan sebagian besar tercakup pada ‘Rencana Penelitian Tahun II’. Model GSCM dirasa baik oleh Peneliti maupun pihak Mitra sangat mendesak, karena Implementasi dari Model dihasilkan output/outcome terkait integritas dari prinsip dan praktek managemen lingkungan (seperti RSPO) dengan prinsip dan praktek terkait Management Profit yang sangat bermanfaat bagi penelitian yang hasil-hasilnya diharapkan digunakan oleh Perusahaan/Industri sesuai harapan DP2M Dikti. Selain itu hal dimaksud sejalan
dengan tujuan Program Hibah Kompetitif Nasional MP3EI yaitu untuk Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (2011-2025).
DAFTAR PUSTAKA Alvira, P., E. Tomas-Pejo, M. Ballesteros., M.J. Negro. 2010. Pretreatment Technologies for an efficient bioethanol production process based on enzymatic hydrolysis : A review. Bioresource Technology. Elsevier Journal. 101 : 48514861. Arianie. 2010. Potention of lignin, lignin sulfonate and lignin acetate from palm empty bunch as an effort to reduce nitrogen solubility to environment. Journal of Advanced Materials Research. Vol. 93-94 : 409-412. Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah. 2013. Perencanaan dan Pengembangan Penelitian Prov. Kalsel. Banjarmasin. BSN dan KAN. 2013. SNI Valuasi. Penerapan Manajemen Energi di Indonesia. Majalah Standarisasi. Vo. 7/ No. 3/2013 BSN dan KAN. 2013. SNI Valuasi. Lebih Jauh Mengenai SNI ISO 50001 : 2012. Majalah Standarisasi. Vo. 7/ No. 3/2013 Charles, M. 1978. Development and Efficiency of a New Generation of Bioreactors. Bioprocess Enggineering 2. Coulson, J.M dan Richardson, J.F. 1989. Chemical Engineering Vol. 6 An Itroduction to Chemical Engineering Design. Pergamon Press. New York. Datta, R. 1981. Acidigenic fermentation of lignocellilose-acid yield and conversion of components. Biotechnology ang Bioengineering. Dien, B.S., M.A. Cotta and T.W. Jeffries. 2003. Bacteria engineered for fuel ethanol production. Current status. Apll. Microbiol. Biotechnol. Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Dirjend. Pendidikan Tinggi Kemendikbud. 2013. Panduan Pelaksanaan Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat di Perguruan Tinggi Edisi IX. Jakarta. Esser, K and T.Karsch. 1984. Bacterial ethanol production : advantages and disadvantages. Proc. Biochem. Goenadi, D.H. 2006. Developing Technology for Biodecomposisition of Fresh Solid Wastes of Plantation Crops Under Tropical Conditions. IPB Press. Bogor. Guritno, A. D., Agustinus Suryandoro, Mirwan Ushada. 2012. AgroIndustri Indonesia : Kritik dan Opini Alternatif Solusi AgroIndustri. Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Hagerdal, B. Hahn., M. Galbe, M.F. Gorwa.G., G. Liden and G. Zacchi. 2007. Bioethanol-the fuel of tomorrow frm the residues of today. Review. TRENOS in Biotechnology. Vol. 24 (12) : 549-556. Hari, Hartadi. 1983. Lignifikasi. Gadjah Mada University Press.
Hartoto, Liesbetini dan Ilah Sailah. 1992. Sistem Bioreaktor. Bioteknologi-IPB, IPB Press, Bogor. Hesty Heryani. 2012. Downstream Process dalam Agroindustri. Modul Mata Kuliah Proses Hilir. Banjarbaru. Hesty Heryani. 2007. Uji Potensi Dekomposer AI-05 untuk Berbagai Limbah Agroindustri. Balitbangda-CSR PT. Teguh Sempurna. Kalimantan Tengah. Hill, J., E. Nelson, D, Tilman, S., Polasky and D. Tiffany. 2006. Environmental, economic and energetic costs and benefits of biodiesel and ethanol biofuels. Proceeding of the National Academy of Science, USA. Judoamidjojo, R.M., E.G. Sa’id dan Liesbetini H. 1989. Bogor.
Biokonversi. PAU-IPB.
Kastaman, Roni, Totok Herwanto dan Yusep Iskandar. 2005. Rancang Bangun dan Uji Kinerja Reaktor Kompos Skala Rumah Tangga. Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Teknologi Industri Pertanian-Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Bandung. Diakses 13 Januari 2013. Kementerian Negara Riset dan Teknologi. 2012. Pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan untuk Mendukung Ketahanan Energi Nasional. Jakarta. Kim,C.H., Abidin Z., Ngee C.C and Rhee S.K. 1992. Pilot scale ethanol fermentation by Z.mobilis from simultaneously saccharified sago stach. Bioresource Tech. 40 : 1-6. Kristiningrum, E dan W. Widyatmoko. 2012. Kajian Kebutuhan Standar dalam Mendukung Efisiensi Energi. Jurnal Standarisasi. Vol. 14. No. 3. Lee, J.W., B.W. Koo., J.W.Choi., D.H. Choi and In-Gyu Choi. 2008. Evaluation of waste mushroom logs as a potential biomass resource for the production of bioethanol. Bioresource Technology. 99 : 2736-2741. Lin, Yan and S.Tanaka. 2006. Ethanol fermentation from biomass resources : current state and prospects. Appl. Microbiol, Biotechnol. 69 : 627-642. Liu, R and Fei Shen. 2008. Imfacts of main factors on bioethanol fermentation from stalk juice of sweet sorghum by immobilized Saccharomyces cerevisiae (CiCC 1308). Bioresource Technology. 99 : 847-854. Low, Liana. 2007. Revenue maximization and Zero Waste in Palm Oil Mills. Proceeding PIPOC 2007. Malaysian Palm Oil Board. Malaysia Mangunwidjadjaja, D., dan Ani Suryani. 1994. Teknologi Bioproses. Editor : E. Gumbira Sa’id. Penebar Swadaya. Jakarta. Montgomery, D.C. 2003. Design and Analysis of Experiments. 5th Edition. John Wiley & Sons. Singapore. Nigam, J.N. 2001. Ethanol production from wheat straw hemicelluloses hydrolysate by Pichia stipites. Jounal of Technology. 87 : 17-27. Peraturan Presiden RI No. 5 tahun 2006. Kebijakan Energi Nasional. Jakarta Peraturan Presiden RI No. 70 tahun 2009. Konservasi Energi. Jakarta
Polpraset, Chongkrak. 1989. Organic Waste Recycling. Environmental Engineering Division Asian Institute of Technology Bangkok, Thailand, John Wiley& Sons. Rose, L.M.1981. Chemical Reactor Design in Practice. Elsevier Scientific Publishing Company. New York. 2013. Rancang Bangun Bioreaktor untuk Pengolahan Limbah Agroindustri. Thesis. Program Pasca Sarjana PSDAL, Unlam. Banjarbaru.
Saleh, R.Y.
Shofiyanto, M.E. 2008. Hidrolisis Tongkol Jagung oleh Bakteri Selulotik untuk Produksi Bioetanol dalam Kultur Campuran. Skripsi. Fateta-IPB. Bogor. Sudarmadji, Slamet. 2010. Peralatan dan Teknik Analisa Hayati (Equipment and Procedures of Bioanalysis). Laboratorium Bioindustri Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Sugriwan, I, A.J.Fuadi, Selamat Riady, Rahmadiansya, A. Tuhuloula. 2012. Pengembangan Sistem Sensor untuk Mengukur Parameter Gas pada Produksi Biogas. Prosiding InSinas 2012. Xing, Ke. 2013. Cloud-Based Model for Collaborative Life Cycle Assesment in Green Supply Chain Management. School of Advanced Manufacturing & Mechanical Engineering. University of South Australia.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Instrumen Penelitian Penelitian dilaksanakan di Lab. Faperta, Terpadu-MIPA, Lab. ESDM, BLK dan Workshop dari Mitra dengan sarana dan prasarana yang tersedia sebagai berikut: No. NAMA ALAT 1 Alat Las listrik 2
Bor Listrik
3
Gerenda Listrik
4
Pemasang skrup otomat
5
Mata bor set
6
Mata gerenda
7
Alat solder
8
Bais duduk
9
Besi siku
10 Elektorda las 11 HPLC dan GC 12 Alkohol meter 13 Hydro meter 14 Timbangan Analitik ( Chyo Jupiter 54160D) 15 Lemari Es 16 Freezer -20°C (Jetfrost) 17 Laboratory Bottle 250 mL 18 Refraktometer 19 pH meter 20 Destilator 21 Seperangkat Tool Kit 22 Bahan/Media serta alat gelas untuk perkembangan kultur 23 Bioreaktor 200 L
24 25 26 27 28
Vortek ( Guo Huo ) Oven ( Binder ) pH Meter ( Corning ) Scanner LIDE 20 ( Canon ) Komputer ( SP Super Power )
TEMPAT Workshop Institusi, BLK dan Mitra Workshop Institusi, BLK dan Mitra Workshop Institusi, BLK dan Mitra Workshop Institusi, BLK dan Mitra Workshop Institusi, BLK dan Mitra Workshop Institusi, BLK dan Mitra Workshop Institusi, BLK dan Mitra Workshop Institusi, BLK dan Mitra Workshop Institusi, BLK dan Mitra Workshop Institusi, BLK dan Mitra Lab MIPA Terpadu, Lab. BTKL Lab. Tim Peneliti Lab. Tim Peneliti Lab. Tim Peneliti
KONDISI Baik
Lab. Tim Peneliti Lab. Tim Peneliti Lab. Tim Peneliti Lab. Tim Peneliti Lab. Tim Peneliti Lab. Tim Peneliti Lab. Tim Peneliti Lab. Tim Peneliti
Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Lab. Tim Peneliti (Hasil Rancang Bangun Mahasiswa S2 – Bimbingan Thesis) Lab Mikrobiologi, Faperta Lab Analisis Kimia, Faperta Lab Mikrobiologi, Faperta Lab PCR, Faperta Lab PCR, Faperta
Baik
Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Baik Baik Baik Baik Baik
29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Autoclave Water Bath ( Smic) Stavolt 500 VA (Matsunaga) Mikroskop Fhoto Digital Centrifuge Mikro 200 ( Hettich ) Bioreaktor Digital 2 L Pipet Epp. 500 Ul Pipet Epp. 1000 Ul Pipet Epp. 0,5 - 10 Ul Spektrofotometer UV - VIS Sentrifuse
Lab Mikrobiologi, Faperta Lab Kimia, Faperta Lab Mikrobiologi, Faperta Lab Mikrobiologi, Faperta Lab Pronak, Faperta Lab Pronak, Faperta Lab PCR, Faperta Lab PCR, Faperta Lab PCR, Faperta Lab Pronak, Faperta Lab Pronak, Faperta
Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Lampiran 2. Personalia Tenaga Peneliti dan Teknisi Khusus serta Kualifikasi No . 1
2
3
4
5
Nama/NIDN
Instansi/ Prodi
Kualifikasi
Dr.Ir.Hesty Heryani, Unlam/TIP M.Si NIDN : 0020066703
Rekayasa & Manajemen Industri
A.Rizali Saidy,SP.,M.AgSc., PhD NIDN : 0025046902
Unlam/ Agrotech.
Primata Mardina, S.T,M.Sc NIDN : 0024038102 Abubakar Tuhuloula,ST.,MT NIDN : 0020087505
Unlam/ Tekim
Teknologi Biomassa dan Sekuestrasi karbon organik Teknologi Lingkungan
Unlam/ Tekim
Agung Cahyo Unlam/ Legowo,ST Tek.Industri NIDN : 0010107605
Teknologi Proses Kimia
Teknik Industri – system Jaringan dan sensor
Alokasi Waktu (jam/minggu) 12
10
10
10
12
Uraian Tugas
Manajemen koordinasi internal dan eksternal, pengaturan schedule rekayasa prosaes ‘BIO’ dan verifikasi serta validasi hasil capaian. Karakteristik material dalam system dan menjaga/memantau polusi pada sistem Optimasi feed, proses, menjaga material konstruksi Rancang bangun, optimasi proses kimia serta proses rekayasa untuk mempertinggi kualitas system dan produk Teknis operasional pemasangan Jaringan dan system sensor dan Pemograman pada alat (Bioreaktor).
Lampiran 3. HKI dan Publikasi Hasil riset hingga Tahun II, akan dinyatakan dalam Hak Kekayaan Intelektual terkait ‘Rekayasa dan Optimasi Proses Produksi Menggunakan Operational system yang dihasilkan’ serta Model yang dihasilkan akan di Publikasikan dalam Jurnal Terstandar/Jurnal Asosiasi (MAKSI).
Lampiran 4. Surat Keterangan Mitra untuk Riset Lanjutan