LAPORAN PENELITIAN HIBAH PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2009
JUDUL
UPAYA PENGGANTIAN TEPUNG JAGUNG DENGAN PRODUK FORMULASI BERBASIS TEPUNG GAPLEK DALAM PAKAN UNGGAS
Oleh : Dr. Ir. Osfar Sjofjan, M.Sc Ir. Mashudi, M.Agr.Sc Artharini Irsyammawti, S.Pt. MP
Dibiayai Oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, Sesuai Surat Perjanjian Hibah Penelitian Strategis Nasional Nomor : 0174.0/023-04.2/XV/2009 Tanggal 31 Desember 2008 Dan Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Nomor : 160/SK/2009 Tanggal 7 Mei 2009
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG NOPEMBER, 2009
RINGKASAN Tepung gaplek merupakan ubi ketela pohon kering yang kurang bersaing dengan kebutuhan manusia dan belum dimanfaatkan secara maksimal sebagai pakan ternak. Indonesia merupakan penghasil tepung gaplek nomor dua di dunia setelah Thailand (Anonima, 2004. Indonesia juga merupakan penghasil potensial tepung gaplek berupa onggok sekitar 2,4 juta ton per tahun. Teknologi Blending merupakan salah satu alternatif dan murah untuk meningkatkan nilai nutrisi tepung gaplek tersebut. Teknologi blending dapat pengkayaan zat mkanan dengan zat makanan yang berkualitas untuk mencapat tujuan sebagai pengganti tepung jagung. Tujuan penelitian ini adalah Untuk menciptakan dan mendapatkan bahan pakan tepung gaplek hasil rekayasa yang mempunyai kandungan nutrisi menyamai tepung jagung dan mencari tingkat penggunaan yang tepat tepung gaplek hasil rekayasa sebagai pengganti tepung jagung di dalam industri pakan ternak unggas.Tujuan Khusus 1).Untuk mengetahui dan mencari metode yang tepat, sederhana dan aplikatif dalam meningkatkan kandungan nutrisi tepung gaplek sebagai pengganti tepung jagung 2). Mengurangi ketergantungan penggunaan tepung jagung dalam industri pakan ternak unggas khususnya ayam pedaging dan petelur di Indonesia. Diharapkan apabila penggunaan tepung jagung di dalam industri pakan unggas dapat digantikan dengan tepung gaplek hasil rekayasa sebanyak 50 % saja, maka ketergantungan impor sebesar satu juta ton setiap tahun dapat dihindarkan. Manfaat lainnya adalah terjadi penurunan biaya pakan yang optimal karena diharapkan bahan pengganti alternatif ini harganya lebih murah dari harga jagung sehingga diharapkan dapat menekan biaya pakan dan meningkatkan pendapatan peternak unggas. Untuk menciptakan dan mendapatkan bahan pakan produk tepung onggok fungsional hasil rekayasai yang mempunyai kandungan nutrisi yang baik, rendah akan serat kasar, nilai kecernaan protein dan energi yang tinggi dan murah harganya sehingga diharapkan dapat nantinya digunakan sebagai pengganti tepung jagung. Materi yang digunakan adalah Bahan percobaan yang dipergunakan adalah n tepung gaplek diperoleh dari sekitar daerah Malang Selatan. Penelitian ini dilakukan 2 tahap. Tahap pertama adalah memproduksi onggok hasil rekayasa (TGHR)i dan tahap 2 adalah percobaan biologis hasil peneilitian tahap1 terbaik pada ayam pedaging dan ayam petelur. Metode penelitian yang digunakan tahap 1 adalah percobaan laboratorium dengan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 macam perlakuan. Perlakuan yang diberikan adalah PC0 : Tepung Jagung : PC1 : Proporsi campuran tepung gaplek dengan daun kelor PC2 : Proporsi campuran tepung gaplek dengan daun singkong; PC3 : Proporsi campuran tepung gaplek dengan daun lamtoro. Sebelum dilakukan di rekayasa kandungan zat makana tepung gaplek dengan menyamai kendungan zat makanan tepung jagung. Variabel yang diamati adalah kandungan zat makana secara proksimat, asam amino kecernaan protein dan energi metabolis. Metode penelitian yang diguanakan untuk tahap ke 2 adalah metode percobaan lapang dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap.. Pakan perlakuan terbagi menjadi 3 kelompok yaitu : Pakan tanpa penggantian jagung, empat macam pakan P0 : pakan dengan tanpa penggantian tepung jagung; P1. pakan
dengan penggantian tepung jagung 20 % dengan TGHR; P2. pakan dengan penggantian tepung jagung 40 % dengan TGHR; P3. pakan dengan penggantian tepung jagung 60 % dengan TGHR; P4. pakan dengan penggantian tepung jagung 80 % dengan TGHR; P5. pakan dengan penggantian tepung jagung 100 % dengan TGHR Setiap perlakuan diulang 4 kali dan setiap ulangan digunakan 25 ekor ayam. Varaibel yang diamati adalah penampilan produksi ayam pedaging dan ayam petelur. Data dianalisi menggunana anova dari rancanagn acak lengkap dan Uji Jarak berganda Duncan’s Hasil yang diperoleh penelitian tahap 1 adalah hasil penlitian dengan teknologi blending ditemukan campuran tepung gaplek dan tepung daun lamtoro yang terbaik. Hal tidak menunjukkan adanya perbedaan yang nyata terhadap kandungan zat makanan secara proksimat, kandungan asam amino, nilai kecernaan protein dan energi metabolis dibandingkan dengan tepung jagung. Pada penelitian tahap 2 penggunaan TGHRL dalam pakan ayam pedaging menunjukkan adanya perbedaan yang nyata (P<0.05) terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, konversi pakan, IOFC, , warna kulit kaki, dan berat karkas, persentase karkas presentase lemak abdominal, kandungan protein daging, koleseterol daging dan warna kaki. Tetapi memebrikan tidak nyata (P>0.05) terhadap Indeks produksi, mortalitas,Disposisi daging, berat organ dalam, WHC dan warna kulit karkas. Sedangkan penggunaan TGHRL dalam pakan ayam petelur menunjukkan adanya perbedaan yang nyata (P<0.01) terhadap konsumsi pakan, HDP, konversi pakan, egg mass dan efisiensi penggunanan pakan serrta berat jenis kung telur. Tetapi tidak menunjukkan adanya perbedaan yang nyata (P>0.05) terhadap berat telur, IOFC, tebal kerabang telur, nilai gravitasi telur, haugh unit, kandungan kolesterol kuning telur, berat kuning dan putih telur, Kesimpulan dari penelitian dapat disimpulkan bahwa tepung gaplek hasil rekayasa 1). Tepung gaplek hasil rekayasa memberikan nilai kandungan zat makanan, energi metabolis dan kecernaan protein yang hampir sama dengan tepung jagung. 2). Fomulasi tepung gaplek hasil rekayasa dengan tepung daun kelor dan dengan campuran tepung lamtoro memberikan nilai kandungan zat makan yang hampir sama dengan tepung jagung. 3).Penggunaan tepung gaplek hasil rekayasa dengan campuran tepung daun lamtoro (TGHRL) sebagai pengganti tepung jagung di dalam pakan memberikan efek yang sama terhadap penampilan produksi ayam pedaging. 4) Penggunaan tepung gaplek hasil rekayasa dengan campuran tepung daun lamtoro (TGHRL) sebagai pengganti tepung jagung di dalam pakan memberikan efek yang sama terhadap penampilan produksi ayam petelur 5). Penggunaan tepung gaplek hasil rekayasa dengan tepung daun lamtoro dapat menggantikan jagung sebanyak 60 % di dalam pakan ayam pedaging. 6). Penggunaan tepung gaplek hasil rekayasa dengan tepung daun lamtoro dapat menggantikan jagung sebanyak 40 % di dalam pakan ayam petelur. Disarankan bahwa penggunaan tepung gaplek hasil rekayasa campuran dengan tepung daun lamtoro dapat digunakan sebagai pengganti (susbtitusi) tepung jagung di dalam pakan ayam pedaging sebesar 60 % sedangkan di dalam pakan ayam petelur sebesar 40 %.
SUMMARY Dried cassava flour is drought tapioca parsnip that is unsatisfying in competition with requirement of man and has not been exploited maximum as feed. Indonesia is second best dried cassava flour producer in world after Thailand ( Anonym, 2004). Indonesia also is potential producer of dried cassava flour in the form of cassava around 2,4 million tons per year. Technology Blending is one of alternative and cheap to increase nutrition value of the dried cassava flour. Technology blending earns impregnation of matter feed with food matter which with quality for purpose of in the place of corn flour. Purpose of this research is for creates and gets engineering result dried cassava flour feeding stuff having nutrition content to come up to corn flour and looks for level of correct usage of dried cassava flour result of engineering in the place of corn flour in feed industry of poultry. Specific of Objectives of research are 1) To knows and looks for correct method, modestly and applied in increasing nutrition content of dried cassava flour in the place of corn flour 2). Lessens usage dependency of corn flour in poultry feed industry especially broiler and laying hens in Indonesia. Expected if usage of corn flour in feed industry of poultry can be replaced with dried cassava flour result of engineering 50 % only, hence dependency of import one million tons every year avoidable. Other benefit is happened maximum feed decreasing cost because expected substitution material of this alternative the price cheaper than the price of corn causing is expected able to depress feed cost and increases farmer.. To create and gets functional cassava flour product feeding stuff of result enggenering having good nutrition content, low crude fiber would, cheap and high protein digesting value and energy in price causing is expected earns later is applied in the place of corn flour. Matter applied is feedstuffs attempt utilized is dried cassava flour nitrogen obtained from around area south Malang. This research done 2 phase. First phase is produce cassava flour result of engineering ( TGHR) and phase 2 is biological attempt result of research of best tahap1 at broiler and laying hens. Research method applied by phase 1 is attempt of laboratory with Completely randomized design with 4 kinds of treatment. Treatment given is PC0 : Corn flour : PC1 : proportion of Dried cassava flour mixture with kelor leaf PC2 : proportion of Dried cassava flour mixture with cassava leaf; PC3 : proportion of Dried cassava flour mixture with lamtoro leaf. Before done in engineering matter content feed dried cassava flour by coming up to content of corn flour food matter. Variable observed is matter content feed in proximat analysis, protein digesting amino acid and energy metabolism. Research method are used for phase to 2 is spacious experimental method by using Completely randomized design.. Feed of treatment divided to become 3 group of that is : Feed without replacement of corn, four kinds of feed of P0 : feed without replacement of corn flour; pl p2 etc.. feed with replacement of corn flour 20 % with TGHR; pl p2 etc.. feed with replacement of corn flour 40 % with TGHR; P3. feed with replacement of corn flour 60 % with TGHR; P4. feed with replacement of corn flour 80 % with TGHR; P5. feed with replacement of corn flour 100 % with TGHR Each
treatment 4 replicate times and every restating is applied 25 chicken tails. Variable observed is appearance of produce of broiler and laying hens. Data is analyst by using anova from complete random design and DMRT. Result obtained by research of phase 1 is result of research with technology blending is found [by] dried cassava flour mixture and leaf flour lamtoro leaf which best. Thing doesn't show existence of a marked difference to food matter content in proximat analysis, amino acid content, protein digesting value and energy metabolism compared to corn flour. At research of phase 2 usage of TGHRL in feed of broiler shows existence of a marked difference ( P<005) to feed consumption, increase of body weight, feed conversion, IOFC, , foot/feet skin color, and carcass weight, carcass percentage presentage of abdominal fat, flesh protein content, fleshy Cholesterol and foot/feet colour. But showe that is not reality ( P>005) to Index of production, mortality, Disposition of flesh, organ weight in, WHC and carcass skin color. While usage of TGHRL in feed of chicken petelur shows existence of a marked difference ( P<001) to feed consumption, HDP, feed conversion, egg mass and feed usage efficiency of which specific gravity kung egg. But doesn't show existence of a marked difference ( P>005) to egg weight, IOFC, thick layer egg, gravitation value of egg, haugh unit, egg yolk cholesterol content, yellow weight and protein, Conclusion from inferential research that dried cassava flour result of engineering 1). Dried cassava flour result of engineering gives food matter content value, energy metabolism and protein digesting that much the same to with corn flour. 2). formulation of Dried cassava flour result of engineering with leaf flour kelor and with flour mixture lamtoro gives matter content value to eat that much the same to with corn flour. 3). Using of dried cassava flour result of engineering with leaf flour mixture lamtoro ( TGHRL) in the place of corn flour in feed gives the same effect to appearance of produce of broiler. 4) Usage of dried cassava flour result of engineering with leaf flour mixture lamtoro ( TGHRL) in the place of corn flour in feed gives the same effect to appearance of produce of layng hens 5). Usage of dried cassava flour result of engineering with leaf flour lamtoro can replace corn 60 % in feed of broiler. 6). Usage of dried cassava flour result of engineering with leaf flour lamtoro can replace corn 40 % in feed of laying hens. Suggested that usage of dried cassava flour result of mixture engineering with leaf flour lamtoro serve the purpose of substitution corn flour in feed of broiler 60 % while in feed of laying hens 40 %
DAFTAR PUSTAKA
Amrullah, I K. 2003. Ilmu Nutrisi Ungas. Penerbit Satu Gunung Budi. Bogor A.O.A.C. 1980. Official Methods of Analysis. Association of official Analytical Chemist. 12th ED. Washington DC. Astuti. 1994. Campuran gaplek dan limbah udang dalam pakan ayam pedaging. Laporan Penelitian. Fakultas Peternakan. Universitas Brawijaya. Malang Arteagaf, C, Enriquez, V.F and Avila, G.E. 1977. Cassava meal for boriler chicks and layer. Technica Pencuaria. Mexico. Bamualim, A. M., I.K Amarullah dan D. J Samosir. 1979. Kemungkinan Penggunaan tepung gaplek dalam ransom ayam pedaging. Departemen Ilmu Makanan Ternak. Departemen Produksi Ternak. Fakultas peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Evans, M. 1985. Nutrient composition of feed for poultry and pig. CSIRO. Victoria. Canada. Farrel, D. J. and Choice, A. 1981. Determination of Metabolizable Energy using cockerel. New England. Australia. Irawan. 1995. Penggantian jagung dalam pakan ayam pedaging dengan campuran gaplek, tepung ikan dan daun lamtoro. Laporan Penelitian. Fakultas Peternakan. Universitas Brawijaya. Malang Kondoy H, Togatorop dan Basya S. 1976. Tibgkat penggunaan tepung gaplek (monihot utilisima meal) sebagai substitusi energi ransom ayam pedaging. Buletibn Lembaga Penelitian Peternakan 16 : Ciawi. Bogor. Khajarern, S, Khajarern, J, Phalarakash, K Kitpanit dan Haunuweter. 1979. Substituition oc cassava root for cereal in livestock and poultry feeds. Department of Aimal Science. Khon Kaen University. Bangkok. Menteri Pertanian R.I. 2005. Pengembangan bioteknologi pakan sebagai pendorong agroindustri di Indonesia. Keynote Speaker pada seminar Nasional AINI V. Fakultas Peternakan. Universitas Brawijaya. Malang
Muwakhidah. 1994. Pengaruh campuran gaplek, sorghum dan bungkil kacang sebagai pengganti jagung terhadap penampilan produksi ayam pedaging. Laporan Penelitian. Fakultas Peternakan. Universitas Brawijaya. Malang Olson D.S. M.L Sunde and H.E Bird. 2003. The Metabolizable energy content and pelleting value of tapioca meal in diets for chicks. Poultry sci. 58 : 1445. Ravindran V and Blair. P. 1992. Feed resources for poultry production in Asia and The Pacific. II. Plant Protein sources. World’s Poultry Science. J. 48 : 3. Sjofjan. O. 1992. Penggantian jagung dengan tepung gaplek dalam pakan ayam pedaging yang mengunakan konsentrat. Laporan Penelitian. Fakultas Peternakan. Universitas Brawijaya. Malang Sjofjan. O. 2000. Penggantian jagung dengan tepung gaplek terfermentasi dengan Aspegillus niger dalam pakan terhadap penampilan ayam pedaging. Laporan Penelitian. Fakultas Peternakan. Universitas Brawijaya. Malang Sjofjan. O. 2002. Penggantian tepung jagung dengan tepung onggok terfermentasi dengan Rhizopus sp dalam formulasi menggunakan konsentrat dalam pakan terhadap penampilan ayam pedaging. Laporan Penelitian. Fakultas Peternakan. Universitas Brawijaya. Malang Surisdiarto. 1989. The uses of wheat in poultry ration with emphasize on hogh protein samples. University of New England. Australia. Surisdiarto. 2001. Gaplek campuran prospektif mengganti jagung. Trobos No. 17 Th 11 pp. 24 – 25. Toipah. 1996. Campuran gaplek, tepung ikan dan bungkil kelapa dalam pakan ayam pedaging. Laporan Penelitian. Fakultas Peternakan. Universitas Brawijaya. Malang Widodo, W dan Ngapuli, P. 1986. Pengantar Ekonomi Pertanian Dan Peternakan. Nuffic. Unibraw. Malang Winarsih. 2002. Pengaruh Aras Pemberian Tepung Kunyit (Curcuma domestica) Pada Pakan Terhadap Kinerja Ayam Arab Jantan Umur 2 Minggu Sampai 6 Minggu. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Malang Yitnosumarto, S. 1993. Percobaan Perancangan Analisa dan Interpretasinya. Penerbit P.T. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta