LAPORAN PENELITIAN HIBAH PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2009
Judul
: Pengaruh Kinerja Unit Pengelola Keuangan (UPK) Gerdu-Taskin Terhadap Peningkatan Usaha Ekonomi Produktif Masyarakat
Ketua
:
Dr. Ir. Budi Setiawan, MS
Anggota
:
Rosihan Asmara, SE,MP
Dibiayai Oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, Sesuai Dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Hibah Penelitian Strategis Nasional, Nomor : 0174.0/023-04.2/XV/2009, tanggal 31 Desember 2008 dan berdasarkan SK Rektor Nomor : 160/SK/2009, tanggal 7 Mei 2009.
UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOPEMBER 2009
RINGKASAN Salah satu upaya pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan salah satunya adalah melakukan pengembangan lembaga keuangan mikro yang berada di tingkat desa/kelurahan. Program Gerakan Terpadu Pengentasan Kemiskinan (Gerdu-Taskin) yang dimulai sejak tahun 2002 sampai dengan Tahun 2008 telah menjangkau 1.958 Desa/Kelurahan di Jawa Timur serta telah memfasilitasi terbentuknya Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang mudah, murah dan cepat berupa 1.958 Unit Pengelola Keuangan (UPK). Berdasarkan hasil pemetaan menunjukkan jika kinerja UPK yang dinilai dari tingkat kesehatannya mengalami fluktuasi. Kinerja UPK masih belum optimal dalam hal peningkatan tingkat kesehatannya dan peranannya untuk menggerakkan usaha ekonomi produktif di masyarakat. Melalui penelitian diharapkan dapat mengetahui bagaimana pengaruh Kinerja UPK Gerdu-Taskin terhadap Peningkatan Usaha Ekonomi Produktif Masyarakat. Penelitian dilaksanakan di di Kabupaten Jember, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Trenggalek, dan Kabupaten Pacitan. Masing-masing kabupaten diambil 3 UPK contoh yang dipilih secara proporsive yang mewakili UPK berdasarkan tingkat kinerja/ kesehatannya. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Mei 2009 sampai dengan bulan November 2009. Jumlah responden dari setiap UPK sebanyak 12 orang penerima manfaat. Penelitian menggunakan pendekatan survey, observasi, dan kajian pustaka untuk mendapatkan data primer dan sekunder. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis probit. Analisa probit digunakan untuk mengetahui pengaruh kinerja UPK terhadap perkembangan usaha responden. Aspek dominan yang membedakan kinerja kesehatan UPK antara lain: Aspek Kualitas Aktiva Produktif (KAP), Aspek Manajemen, dan Aspek efisiensi serta rentabilitas. Sedangkan faktor-faktor determinan yang mempengaruhi Kinerja UPK antara lain: Faktor Pengurus UPK, Faktor Kepala Desa/Kelurahan, Faktor Perangkat Desa/ BPD/Tokoh Masyarakat, Faktor Legalitas UPK, Faktor Pola Pengelolaan USP, Faktor Kelengkapan keorganisasian, dan Faktor Pengelolaan Sektor Riil.
Hasil analisis probit menunjukkan jika di Kabupaten Lumajang UPK yang sehat memberikan peluang perkembangan usaha sebesar 98%, UPK Sedang memberikan peluang perkembangan usaha sebesar 50%. Di Kabupaten Jember UPK yang sehat memberikan peluang perkembangan usaha sebesar 54%, UPK Sedang memberikan peluang perkembangan usaha sebesar 56%. UPK yang sehat di Kabupaten Pacitan memberikan peluang perkembangan usaha sebesar 84%, UPK Sedang memberikan peluang perkembangan usaha sebesar 88%. Hasil analisis di Kabupaten Trenggalek, UPK berkategori sehat memberikan kontribusi perkembangan usaha sebesar 68% dan UPK berkategori sedang sebesar 6,8%. Sedangkan hasil analisis untuk UPK tidak sehat di keempat kabupaten menunjukkan jika bantuan pemodalan yang telah diberikan tidak berpengaruh atau memberikan kontribusi terhadap usaha pemanfaat. Dari hasil penelitian diduga bahwa faktor yang menentukan besaran kontribusi UPK terhadap perkembangan usaha adalah tingkat dan frekuensi perguliran pinjaman, besaran pinjaman dibandingkan modal keseluruhan yang diperlukan, besaran jasa
pinjaman, serta jenis usaha pemanfaat. Berdasarkan temuan tersebut disarankan agar: [i] dilakukan pembinaan dan pendampingan lebih intensif agar kinerja UPK bisa meningkat serta apabila dimungkinkan dilakukan penyehatan UPK, [ii] Bagi UPK yang sudah berjalan agar membuat skim-skim pinjaman yang kreatif untuk meningkatkan produktifitas perguliran dana maupun produk-produk simpanan untuk meningkatkan modal kerja, [iii] Dilakukan penggalian atau pengembangan potensi bagi desa/kelurahan yang jenis usahanya masih kurang produktif serta belum ”ramah” terhadap keberadaan lembaga keuangan mikro semacam UPK.
SUMMARY
One of the efforts of our government in poverty reduction is develop micro finance unit in village area. Gerakan Terpadu Pengentasan Kemiskinan (Gerdu-Taskin) program which initially in 2002 until 2008 had reached 1.958 vilagges/kelurahan at East Java Province, also had fasilitated founding 1.958 of micro finance unit with easy, cheap and quick service i.e. Unit Pengelola Keuangan (UPK). According to the result of mapping activity, showed that UPK performance, which had evaluated by the healthness, had fluctuative scale. UPK performance did not optimal yet in improvement its healthness level and role to improve public productive economic. Hopely, with this research we could find out how the impact of Unit Pengelola Keuangan (UPK) Performance of Gerdu-Taskin Program toward Public Productive Economic Business Improvement, The research was conducted in Jember, Lumajang, Trenggalek and Pacitan District. In every district, we took purposively 3 samples of UPK, based on its performance or healthness level. This research had done in May until November 2009. The number of responden in each UPK was 12 beneficiaries. This reseach used survey approach, observation and literature study to get primary and secondary data. Method of analysis that used in this research are descriptive and probit analysis. Probit analysis was used to find the impact of UPK performance toward business improvement of responden. The dominant aspects to evaluate the healthness of UPK were: Productive Asset Quality (PAQ), Management Aspect, and Efficiency and Rentability Aspect. The determinant factors that influence UPK performance were: Board of Managers of UPK, Head of Village/kelurahan, The behavior of village managers, public figure in society, UPK legality, Unit Simpan Pinjam management pattern,. Organizational Equipment, and g. Management of riil sector. The result of probit analysis showed that in Lumajang district, UPK with good health gave 98% of opportunity to business improvement, while UPK with median health gave 50% of opportunity to business improvement. In Jember district, good and median health of UPK contribute, respectively, 54% and 56% of opportunity to business improvement. Good health of UPK in Pacitan district gave 84%, while median health of UPK gave 88% to improve the business of responden. However, in Trenggalek district, good health of UPK gave 68% of contribution to improve the business of responden,
while median health of UPK gave 6.8% only. It showed also that the unhealthy UPK did not gave contribution to business improvement in four districts that already mention, because there were not a circulation of loan fund. From the result, we can find out the factors that determined UPK contribution to the improvement of business, i.e. the level and frequency of loan fund circulation, comparation between number of loan fund and aggregate capital that responden needed, the rate of loan interest, and type of business of beneficiaries. According to all the result, we suggest that [i] conduct more intensive consultating and conselling to improve the performance of UPK, and to improve the level of healthness of UPK, [ii] make a creative loan schemes to rise fund circulation and saving scheme to improve business capital, [iii] conduct deep observation and improvement the potency of resources for the less productive business, and for business that rare involve in micro finance unit such as UPK.
DAFTAR PUSTAKA Amemiya, T. 1981. Qualitative Response Models: A Survey. Journal o Economics Literature Maddala, GS. 1989. Introduction to Econometrics. Macmillan. Singapura Anonymous.2009. Panduan penilaian Kesehatan UPK. Bapemas Provinsi Jawa Timur. Anonymous.2004. Pengembangan Pola Konsumsi Pangan. Badan Ketahanan Pangan Nasional. Jakarta. Baswir, Revrisond.1997. Agenda Ekonomi Kerakyatan. Pustaka Pelajar,Yokyakarta. Blanchard, Ken, John P. Carlos, Alan Randolph.2001. Three Keys to Empowerment: Release the Power within People for Ashtonishing Results. Berret-Koehler Publishers, Inc, San Francisco. Chambers, Robert.1983. Rural Development. Putting the last First, Longman, London. Cohen, John M. dan Normat T. Uphoff. 1980. Participation’s Place in Rural Development: seeking Clarity trough Specificity. dalam World Development. Friedmann, John (1992). Empowerment: The Politics of Alternative Development. Blacwell Book, Cambridge Mass. Kartasasmita, Ginanjar (1995), Pemberdayaan Masyarakat: Sebuah Tinjauan Administrasi. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Dalam Ilmu Administrasi Pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya, Malang, 27 Mei 1995. Krisnamurthi, Bayu, RUU Keuangan Mikro : Rancangan Keberpihakan Terhadap Ekonomi Rakyat, www.bmm-Online.Org , Februari 2002. Kuncoro, Mudrajad.1997.Ekonomi Pembangunan (Teori, Masalah dan Kebijakan). Edisi I, UPP AMP YKIN, Yokyakarta. Mood and Graybill.1973. Introduction To The Theory Of Statistics. 3rdedition. McGraw Hill Book Company. NewYork. Priyono, Onny S& AMW Pranaka(1996), Pemberdayaan, Konsep, Kebijakan, dan Implementasi, Jakarta, CSIS. Sahdan, Gregorius. 2000. Menanggulangi Kemiskinan Desa. Jurnal Rakyat Sajogyo.1977. Garis Kemiskinan dan Kebutuhan Minimum Pangan. Aditya Media, Yokyakarta. Soetrisno, Loekman.1995. Menuju Masyarakat partisipatif. Yogyakarta : Kanisius. Soetrisno, N. 2005. Lembaga Keuangan Mikro: Energi Pemberdayaan Ekonomi Rakyat. Sumodiningrat, Gunawan.1998. Membangun Perekonomian Rakyat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004