BIDANG ILMU EKONOMI, SOSIAL DAN POLITIK
HASIL PENELITIAN HIBAH PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL Tahun Anggaran 2009
KAJIAN TENTANGMODEL PEMBERDAYAAN KELEMBAGAAN RUMAHTANGGA NELAYAN DALAM MENANGGULANGI KEMISKINAN di Desa Pantai Jawa Timur. TIM PENELITI : Prof. Dr. Ir. SAHRI MUHAMMAD, MS. Dr. Ir. PUDJI PURWANTI, MS. Ir. AIDA SARTIMBUL, MSc. , PhD
UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2009
RINGKASAN
Kemiskinan nelayan masih merupakan masalah dalam pembangunan yang berisifat multi dimensi. Khususnya dalam menanggulangi kemiskinan nelayan kecil, dimana sumberdaya bersifat milik umum (common property), pembuat kebijakan sering bias dalam pelaksanaan. Permasalahan penelitian ini adalah seberapa besar kapasitas (aset dan akses) dan upaya apa saja yang dilakukan rumahtangga nelayan miskin dalam mengatasi ketidakberdayaan dan kemiskinan dalam menghadapi perubahan lingkungan bio-fisik sumberdaya milik umum (common property) dan intervensi kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat nelayan miskin itu sendiri. Untuk memecahkan permasalahan tersebut, penelitian dirancang secara bertahap selama tiga tahun. Tujuan penelitian tahun pertama adalah sebagai berikut : (1) Melakukqn identifikasi dan evaluasi aset dan akses rumahtangga nelayan dalam merespon berbagai macam intervensi eksternal kebijakan kelembagaan, permodalan dan pemasaran hasil perikanan dan program pemberdayaan masyarakat nelayan yang telah dilakukan oleh pemerintah maupun LSM. Dengan informasi ini akan diperoleh berbagai kemungkinan pilihan pemberdayaan dan kebijakan pembangunan perikanan, kelebihan dan kelemahannya untuk selanjutnya menjadi dasar penyusunan model pemberdayaan yang lebih cocok dengan kondisi bio-ekonomi, sosial-budaya rumahtangga nelayan secara individu, kelompok dan kelembagaan masyarakat pesisir secara komprehensif. (2) Melakukan evaluasi berbagai kebijakan pemerintah untuk mengembangkan kelembagaan untuk penguatan kegiatan usaha perikanan skala kecil. Dengan dasar informasi dampak kebijakan ini akan dapat diperoleh kaitan berbagai faktor pemberdayaan dan kebijakan publik untuk menyusun model awal pemberdayaan usaha, pemenuhan kebutuhan /ketahanan pangan, permodalan dan pemasaran untuk meningkatkan akses rumahtangga nelayan dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan secara berkelanjutan. Model awal pemberdayaan kelembagaan ini penting untuk diketahui, karena kemiskinan nelayan juga dapat bersumber karena bias kebijakan kelembagaan pengembangan masyarakat (community development) di daerah. (3) Menyusun rancangan awal model pemberdayaan kelembagaan masyarakat pesisir sesuai dengan harapan, kebutuhan dan aksesabilitas nelayan miskin. Penelitian menggunakan metode survei dan PRA (poverty rapid appraisal) di empat lokasi yang mewakili pantai Utara, Selat Madura, Muncar- Selat Bali dan pantai Selatan Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan data kualitatif dan kuantitatif dari sumber primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan dari responden rumahtangga nelayan skala kecil menggunakan teknik partisipatori dengan pendekatan Participatory Poverty Assessment (PPA), Sustainable Livelihoods Approach (SLA) dan action research. Data dianalisis secara deskriptif. Dari penelitian menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Respon rumahtangga nelayan skala kecil terhadap intervensi kebijakan pemberdayaan terkait dengan kapasitas pentagon aset (modal) dan saptagon (heptagon) akses rumahtangga nelayanl. Skoring (skala 1- 10) aset dan akses diperoleh nilai sebagai berikut : a. Urutan skoring pentagon aset rumahtangga nelayan skala kecil di Karanggongso, Prigi secara relatif adalah dari yang tertinggi sampai terendah adalah : (1) Aset sosial (5,45), (2) Mutu SDM (4,87), (3) Cadangan Ikan (3,35), (4) Finansial (2,6) dan yang terendah adalah (5) Aset fisik dan teknologi. Adapan skoring pentagon aset rumahtangga nelayan Jarirejo (Lekok) adalah : (1) Aset Sosial (5.15), (2) Mutu SDM ( 4,72), (3) Cadangan Ikan (3,74), (4) Fisik dan Teknologi (2,69), dan yang terendah adalah (5) Aset Finansial (2,68). Dari dua contoh tergambar bahwa aset sosial paling tinggi, sementara aset finansial tergolong rendah. Adapun urutan skoring saptagon (heptagon) akses rumahtangga nelayan skala kecil di Karanggongso, Prigi secara relatif adalah dari yang tertinggi sampai terendah adalah : (1) Akses sosial (5,95), (2) Akses perbaikan teknologi (4,67), (3) Akses kebijakan Konservasi SDI (4,40), (4) Akses Jaringan Pasar dan Informasi harga Ikan (3,50), (5) Akses Permodalan (3,03), (6) Akses kebijakan penenggulangan kemiskinan dan Alternatif Mata Pencaharian (1,5), dan akses terendah (7) Pelatihan Vokasi (1,16). Adapun skoring saptagon (heptagon) akses rumahtangga nelayan Jatirejo, Lekok dari yang tertinggi sampai terendah adalah : (1) Akses sosial (8,0), (2) Akses perbaikan teknologi (7,50), (3) Akses Lembaga permodalan (5,20), (4) Akses kebijakan Konservasi dan pengelolaan SDI (4,18), (5) Akses jaringan Pasar dan Informasi Harga Ikan, (6) Akses Kebijakan Konservasi SDI (4,40), dan akses terendah adalah (7) Pelatihan Vokasi (1,78). b. Pemberdayaan ekonomi rumahtangga nelayan skala kecil dengan pendekatan aset dan akses sosial seperti impimentasi PEMP di Smedusari, Lekok cenderung memperoleh respon positif dan berkelanjutan, sedangkan implimentasi Fish Sanctuary Pasir Putih, PSBK di Karanggongso, Prigi, respon rumahtangga nelayan sekala kecil tergolong rendah sampai sedang, mengingat implimentasi lapang kurang menyentuh aset dan akses sosial. 2. Pemberdayaan rumahtangga nelayan melalui program PEMP di Lekok dan PSBK di Prigi diidentifikasi menganut pola ko-managemen tipe konsultatif, yaitu pola pemberdayaan partisipatif, dimana dominasi pemerintah sangat kuat... Akibatnya keberlanjutan partisipasi rumahtangga nelayan skala kecil sangat rentan dengan keberlanjutan program pemberdayaan. Arah dan respon masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat pesisir melalui program PSBK di Prigi dan PEMP di Lekok adalah sebagai berikut : (a). PSBK lebih menekankan aspek pengelolaan Sumberdaya Ikan (SDI) secara lestari, dan kurang memperhatikan aspek pemberdayaan sosial dan permodalan komunitas. Sedangkan PEMP lebih menekankan .aspek penguatan akses permodalan nelayan dalam aktifitas usaha produktif, dan kurang memberikan kepedulian terhadap penguatan pengelolaan SDI secara lestari. (b) Sementara itu, kedua program PSBK dan PEMP kurang memberikan kepedulian yang memadai terhadap aspek kemitraan pasar antara nelayan dan para bakul lokal
maupun pedagang ekspor. Pasar sebagai rezim ekonomi terbuka yang berdampak dominan terhadap pendapatan dan kesejahteraan nelayan belum tersentuh secara memadai. (c) Mengingat pendapatan nelayan banyak dipengaruhi oleh cadangan SDI, permodalan dan harga ikan, maka pendekatan pemberdayaan yang komprehensif (terpadu) yang ditawarkan adalah memadukan aspek partisipatori dalam saptagon (heptagon) akses, yaitu : (1) akses kebijakan pengelolaan SDI, (2) akses finansial, (3) akses pelatihan vokasi untuk penguatan mutu SDM, (4) akses teknologi ramah lingkungan, (5) akses sosial , (6) akses pasar, dan (7) akses kebijakan penanggulangan kemiskinan oleh pemerintah dan prngustsn Alternatif Mata Pencaharian oleh nelayan.. 3. Model awal desain pemberdayaan kelembagaan rumahtangga nelayan skala kecil adalah ditujukan untuk : (a) Penguatan saptagon akses dalam organisasi yang tangguh dan mandiri, sebagai prasyarat terbentuknya sistem sosial kemasyarakatan perikanan menuju pembentukan masyarakat nelayan yang madani, yaitu menjunjung tinggi etika moral, kemandirian dan nilai dasar kemanusiaan. Indikator kehidupan dalam masyarakat yang demikian adalah ditumbuhkannya solidaritas, toleransi, kemitraan, penghargaan yang tinggi terhadap perbedaan dan keberagaman serta mengedepankan penguatan aspek sosial dan moral. (b) Pendekatan yang dilakukan adalah partisipatif, kemandirian dan kemitraan. Adapun prinsip pengelolaan penguatan organisasi nelayan skala kecil berbasisi kearifan masyarakat lokal dilakukan dengan prinsip acceptability,transparency, aaccountability, responsiveness, quick disbursement, democracy, sustainability, equality, dan competitiveness Dengan demikian, desaun pemberdayaan yang ditawarkan disarankan untuk dikembangkan ke arah pembentukan komunitas dan organisasi nelayan yang kuat dan tetap menghargai prinsip sebagai berikut : (a) Prinsip hubungan sosiologis yang berbasis pada kearifan masyarakat lokal, bahwa suatu masyarakat atau kawasan tertentu, misalnya Karanggongso, Selatan Jawa, Nasionalis dan Lekok, Utara Jawa, Relijius tetap diberi kebebasan untuk membangun garis-garis idiologis dengan masyarakat lain, baik bersifat regional atau global, (b) Prinsip pluralitas (keberagaman) setiap unsur kegiatan saptagon (heptagon) akses tetap dipelihara dan dijaga.
DAFTAR PUSTAKA Becker, Gary S. 1965. A Theory of the Allocation of Time. J. Econ., September 1964; Vol. LXXV No. 299 : 493-517. Betke, F. 1989. The Fishermen of Lekok, Traditional Technology and Socio-Economic Transition in Two Fishing Village of East Java, Indonesia. Ringkasan Hasil Penelitian. Department of Sociology, University of Bielefeld, Bielefeld. Cholik, F. 1996. Potensi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Ikan di Perairan Wilayah dan ZEEI. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan, Direktorat Jenderal Perikanan, Jakarta. Dahuri, R. et al. 1998. “Penyusunan Konsep Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan yang Berakar dari Masyarakat” Kerjasama Ditjen Bangda dengan Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, IPB. Laporan Akhir. Dayal, Rekha, Christine van Wijk and Nilanjana Mukherjee. 2000. Methodology for Participatory Assessments (MPA). International Water and Sanitation Centre. IRC. Program. Deaton, Angus. 1998. The Analysis of Household Surveys. A Microeconometric Approach to Development Policy. The Johns Hopkins University Press, Baltiomore. Departemen Kelautan dan Perikanan R.I., 2002. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. : Kep. 10/Men/2002 Tentang Pedoman Umum Perencanaan Pengelolaan Pesisir Terpadu. Dinas Perikanan Propinsi Jawa Timur. 1980-2000. Statistik Perikanan Jawa Timur Tahun 1980 – 2000. Dinas Perikanan Propinsi Jawa Timur, Surabaya. Evenson, Robert E. 1976. On the New Household Economics. Journal of Agricultural Economics And Development, Jan. 1976 Vol. VI (1) : 87-107. Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya. 1999. Studi Penyusunan Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Pantai di Prigi dan Muncar, Jawa Timur, Universitas Brawijaya, Malang. Fellizar, Francisco F. 1994. Achieving Sustainable Development Through CommunityBased Resource Management (CBRM) AFSSRN-Sponsored Seminar-Workshop
on Community-Based Management of Costal Resources, 7-8 Dec 1994. Iloilo City. Friedman, John. 1992. Empowerment. The Politics of Alternative Development. Blackwell Publishers. Cambridge MA & Oxford UK. Hanif, Hasrul (2008) : Mengembalikan Daulat Warga Pesisir. Partisipasi, Representasi dan Demokrasi di Aras Lokal. Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Kelompok Peneliti Agro Ekosistem (KEPAS). 1987. Perubahan dan Pengelolaan Kawasan Pantai Utara Jawa. Departemen Pertanian, Jakarta. Kikuchi, Masao. 1987. Delema Ekonomi Desa. Suatu pendekatan Ekonomi terhadap Perubahan Kelembagaan di Asia. Yayasan Obor Indonesia, Jakarata. Komisi Riset Pengembangan Wilayah dan Sumberdaya Malang. 2000. Laporan Perencanaan Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Berbasis Komunitas (CFRMPlan) di Kabupaten Trenggalek. Kusnadi, 2002. Konflik Sosial Nelayan : “Kemiskinan Dan Perebutan Sumber Daya Perikanan”. LKiS, Yogyakarta. Kusnadi, 2003. Akar Kemiskinan Nelayan. LKiS, Yogyakarta Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPM) Universitas Brawijaya. 1999. Identifikasi Keperluan Usaha Ekonomi dalam Rangka Penghapusan Kemiskinan di Prigi, Kabupaten Trenggalek. Lembaran Negara RI. Tahun 1999 No. 60. 1999. Undang-Undang Republik Indonesia No. 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah, Jakarta. Lembaran Negara RI Tahun 2000 No. 54. 2000. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 25 Tahun 2000 Tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom, Jakarta. Mosher, A.T., 1974. Menciptakan Struktur Pedesaan Progresif. CV. Yasaguna, Jakarta Mosher, A.T., 1983. Menggerakkan dan Membangun Pertanian (Syarat-Syarat Pokok Pembangunan Modernisasi). CV. Yasaguna, Jakarta. Mubyarto, Loekman Sutrisno dan Dove. 1983. Nelayan dan Kemiskinan. Studi Ekonomi Antropologi di Dua Desa. Yayasan Agro Ekonomika - CV. Rajawali, Jakarta. Muhammad, Sahri dan E. Susilo. 1998. East Java Fishermen’s Attitudes Towards New Fishing Technologies in Roch, J. (editor). Proceedings of Socio-Ecnomics, Inovation and Management of the Java Sea Pelagic Fisheries. Seminar SOSEKIMA 4-7 December 1995, Bandungan. European Union – Central
Research Institute for Fisheries (CRIFI) – French Scientific Research Institute for Development through Cooperation (ORSTOM), Jakarta. Muhammad, Sahri. 2002. Ekonomi Rumahtangga Nelayan dan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Jawa Timur : Suatu Analisis Simulasi Kebijakan. Program Pascasaraja, IPB, Bogor (Desertasi) Muhammad, Sahri, Irfan Islami dan Eko Ganis Sukoharsono. 2007 . Kajian Tentang Model Pemberdayaan Aksesibilitas Rumahtangga Nelayan Kecil Dalam Penanggulangan Kemiskinan di Jawa Timur. Hibah Pascasarjana III Tahun 2005 2007, DIKTI, DIKNAS. Muhammad, Sahri, Akhmad Yani Mashudi dan Eko Ganis Sukoharsono (2006) : Analisisi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Aksesibiltas Sosial Ekonomi Nelayan Kecil di Jawa Timur . Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial, UB. Vol. 18 No. 1, hal : 56 -65. Muhammad, Sahri, Irfan Islami dan Eko Ganis Sukoharsono. 2007 . Saptagon Aksesibilitas Rumahtangga Nelayan Dalam Menanggulangi Kemiskinan. Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial, UB. Vol. 19 No. 2, hal : 136 -146. Muhammad, Sahri, Irfan Islami dan Eko Ganis Sukoharsono. 2008 . Pemberdayaan Saptagon Aksesibilitas Rumahtangga Nelayan Dalam Menanggulangi Kemiskinan. Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial, UB. Vol. 20 No. 1, hal : 77- 86. Mukherjee, Nilanjana, Joan Hardjono and Elizabeth Carriere. 2002. People, Poverty and Livelihoods. Link for Sutainable Poverty Reduction in Indonesia. The Word Bank and Departement for International Development (DFID), UK. Narayan, Deepa, at al. 2000. Voices of The Poor. Can Anyone Hear Us ?. Oxford University Press for Word Bank, Washington. Panayotou, Theodore. 1982. Management Concept for Small-Scale Fisheries : Economic and Social Aspects. Kasetsart University, Faculty of Economic. FAO Fisheries Tech. Paper No. 228, Bangkok. Pusat Penelitian Perikanan, Departemen Pertanian dan MREP. 1994. Survei Perikanan dan Sosial Ekonomi di MCMA Madura – Kangean, Propinsi Jawa Timur. Pusat Penelitian Perikanan, Departemen Pertanian, Jakarta. Roch, J. and R. Clignet. 1998. Income Uncertainties Management by the Java Purse Seiner’s Fishermen in Roch, J. (editor). Proceedings of Socio-Ecnomics, Inovation and Management of the Java Sea Pelagic Fisheries. Seminar SOSEKIMA 4-7 December 1995, Bandungan. European Union – Central Research Institute for Fisheries (CRIFI) – French Scientific Research Institute for Development through Cooperation (ORSTOM), Jakarta.
Roch, J., N. Luong, R. Clignet. 1998. A Note on the Demographic, Economic and Social Structures of the Fishermen’s Household in Roch, J. (editor). Proceedings of Socio-Ecnomics, Inovation and Management of the Java Sea Pelagic Fisheries. Seminar SOSEKIMA 4-7 December 1995, Bandungan. European Union – Central Research Institute for Fisheries (CRIFI) – French Scientific Research Institute for Development through Cooperation (ORSTOM), Jakarta. Siason, Ida M. And Rodelio F. Surade. 1994. Comunity-Based Management of Coastal Resouces. AFSSRN-IDRC-ICLARM, Iliilo City, Philippines. Singh, I., L.Squire and J. Strauss. 1986. Agricultural Household Models : Extensions, Applications and Policy. The Johns Hopkins University Press, Baltimore. Slesnick, Daniel T. 1998. Emperical Approachs to the Measurement of Welfare. Journal of Economic and Literature Vol. XXXVI : 2108 – 2165. Smith, I. R. 1987. Peningkatan Pendapatan Perikanan pada Sumberdaya yang Sudah Lebih Tangkap. (Bahasa Indonesia) dalam Marahudin dan Smith (editors). Ekonomi Perikanan. Yayasan Obor-Gramedia, Jakarta. Sumodiningrat, Gunawan. 1998. Membangun Perekonomian Rakyat. Pustaka PelajarIDEA, Yogyakarta. Susilo, E. dan Ismadi. 1998. The Mobility of Andon Fishermen in East Java in Roch, J. (editor). Proceedings of Socio-Ecnomics, Inovation and Management of the Java Sea Pelagic Fisheries. Seminar SOSEKIMA 4-7 December 1995, Bandungan. European Union – Central Research Institute for Fisheries (CRIFI) – French Scientific Research Institute for Development through Cooperation (ORSTOM), Jakarta. Susilowati, I. 1998. The Role of Woman in Fishing Household in Juwana Sub-District, Pati Regency, Central Java, Indonesia in Roch, J. (editor). Proceedings of SocioEcnomics, Inovation and Management of the Java Sea Pelagic Fisheries. Seminar SOSEKIMA 4-7 December 1995, Bandungan. European Union – Central Research Institute for Fisheries (CRIFI) – French Scientific Research Institute for Development through Cooperation (ORSTOM), Jakarta. Syafaat, Rachmat, at al (2008) : Negara, Masyarakat Adat dan Kearifan Lokal. Trans Publishing , Malang. Tjokrowinoto, Moeljarto. 1996. Pembangunan .Delema dan Tantangan. Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Uption, Melissa dan Tuti Susilowati. 1992. The Role of Women in Small Scale Fishery Development in Indonesia. Departemen Pertanian. Central Research Institute for
Fisheries (CRIFI) – Agency of Agriculture Research and Development (AARD), Jakarta. Vuichard, L, J. Roch, R. Clignet. 1998. An Overview of the Gender Differences : Javanese Fish Traders and Processors in Roch, J. (editor). Proceedings of SocioEcnomics, Inovation and Management of the Java Sea Pelagic Fisheries. Seminar SOSEKIMA 4-7 December 1995, Bandungan. European Union – Central Research Institute for Fisheries (CRIFI) – French Scientific Research Institute for Development through Cooperation (ORSTOM), Jakarta. Wahyono, Ari, at al. 2001. Pemberdayaan Masyarakat Nelayan. Penerbit Media Pressindo Kerjasama dengan Yayasan Adikarya - Ford Foundation. Zamani, N.P dan Darmawan, 2000. Pengelolaan Sumber Daya Pesisir Terpadu Berbasis Masyarakat. Prosiding Pelatihan untuk Pelatih Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu, Bogor 21 – 26 Februari 2000. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB, Bogor.