Bidang Kajian: Pendidikan
LAPORAN PENELITIAN DOSEN
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS MELALUI QUICK READING PASSAGE UNTUK MENINGKATKAN BELAJAR SISWA MI MAGELANG Oleh : 1. 2.
Ahwy Oktradiksa, M.Pd.I. Mujahidun, Drs., M.Pd.
128506096 Fakultas Agama Islam 966706112 Fakultas Agama Islam
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG 2014
ABSTRAKSI
Ahwy Oktradiksa dan Mujahidun. 2014. Prodi Studi Pendidikan Guru MI Fakultas Agama Islam. Pengembangan Model Pembelajaran Bahasa Inggris Melalui Quick Reading Passege Untuk Meningkatkan Belajar Siswa MI Magelang: Program Penelitian Lembaga Penelitian, Pendidikan, Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Magelang. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sebuah model pembelajaran yang dapat dijadikan sebagai solusi alternatif untuk memperbaiki kualitas pembelajaran bahasa Inggris di MI Magelang Jawa Tengah. Penelitian ini merupakan eksperimen dengan disain pretest-posttest melalui metode quick reading passage dalam pembelajaran bahasa Inggris pada MI Terpadu Harapan Kota Magelang dan MI Muhammadiyah Blabak Kabupaten Magelang. Penelitian dilakukan selama empat minggu. Instrumen penelitian ini adalah seperangkat Tes Bahasa Inggris, Lembar Wawancara, dan Lembar Kerja Prakrik. Penelitian menemukan bahwa: siswa kelas quick reading passage mencapai nilai lebih baik dari siswa pada kelas kontrol; siswa menyatakan bahwa dengan metode membaca cepat, siswa merasa termotivasi belajar bahasa Inggris, senang dengan aktivitas kelas, suasana kelas yang kondusif, dan proses pembelajaran menyenangkan. Demikian pula guru menyatakan bahwa siswa senang, semangat, dan asyik belajar dengan metode membaca cepat. Beberapa kendala yang masih dihadapi oleh guru dalam menerapkan metode ini, di antaranya: adalah keterbatasan media (misalnya; English flash card), Poster berbahasa Inggris, minimnya media audio visual untuk menemukan secara lansung cara mengeja materi bahasa Inggris, tidak memadainya waktu untuk pelajaran bahasa Inggris untuk membuat media sebagai budaya kreatifitas guru,tidak memadainya waktu unutk pelajaran bahasa Inggris ukuran kelas yang besar, dan target kurikulum dan silabus membuat guru kurang leluasa dalam menerapkan model ini. Beberapa saran di antaranya: membuat sistem co-teachers dengan English Young Learners (EYL), penambahan jam pelajaran, meningkatkan sarana dan prasarana media pembelajaran berbasis kreatif dan multimedia, dan partisipasi aktif dari stakeholders.
KATA PENGANTAR
ص ْح ِب ِه َّ صالَةُ َوال َّ هلل َر ِّب ا ْل َعالَ ِميْنَ َوال َ س ِليْنَ َو َعلَى اَ ِل ِه َو َ ف اْألَ ْن ِب َيا ِء َوا ْل ُم ْر ِ سالَ ُم َعلَى أَش َْر ِ ِ ا ْل َح ْم ُد أَ ْ َم ِعيْنَ أَ َّ ا َ ْع ُد Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penelitian ini dapat terselesaikan pada waktunya. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan keharibaan junjungan kita Nabi Muhammad SAW, sekeluarga, sahabat dan pengikutnya hingga akhir hayat. Dalam penyusunan dan penyelesaian penelitian ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada : 1. Dekan Fakultas Agama Islam, yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian ini sebagai salah satu pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. 2. Dr. Suliswiyadi, M.Ag. Ketua LP3M UM Magelang, yang telah memberikan kepercayaan untuk melakukan penelitian ini. 3. Dra. Kanthi Pamungkas Sari, M.Pd. ketua bidang Penelitian LP3M, Yang selalu memberikan motivasi untuk selalu melakukan penelitian. 4. Bapak dan Ibu dosen dan rekan kerja di Fakultas Agama Islam yang telah berbagi wawasan, ide dan pemikiran yang bermanfaat bagi pengembangan Ilmu bagi Peneliti. 5. Kepala MI Muhammadiyah Harapan Terpadu Kota Magelang. 6. Kepala MI Muhammadiyah Blondo Kabupaten Magelang. 7. Mahasiswa Semester Tujuh (7) Fakultas Agama Islam Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah, (1) Wahyu Septiyani, (2) Fani Istiyani yang bekerjasama dalam penyelesaian penelitian ini. 8. Semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak dapat peneliti sebutkan.
Semoga Allah SWT senantiasa membalas kebaikan yang telah diperbuat dengan pahala yang mulia. Magelang, April 2014
Penyusun,
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi diri sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Salah satu cara pemerintah dalam meningkatkan Pendidikan adalah memperkenalkan bahasa Inggris lebih dini, yaitu dimulai dari SD/MI. Bahasa Inggris merupakan salah satu mata pelajaran yangmemberikan kontribusi positif dalam tercapainya masyarakat yang cerdas dan bermartabat melalui penggunaan bahasa yang diakui dunia sebagai bahasa resmi Internasional. Mata pelajaran Bahasa Inggris memiliki tujuan sebagai berikut : 1. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa tersebut, dalam bentuk lisan dan tulis. Kemampuan berkomunikasi meliputi mendengarkan (listening), berbicara (speaking), membaca (reading) dan menulis (writing). 2. Menumbuhkan kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris sebagai salah satu bahasa asing untuk menjadi alat utama belajar. 3. Mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitan antar bahasa dan budaya serta memperluas cakrawala budaya. Dengan demikian peserta didik memiliki wawasan lintas budaya dan melibatkan diri dalam keragaman budaya. (Depdiknas, Standar Kompetensi Bahasa Inggris, 2006). Bahasa Inggris memiliki peranan yang penting dalam upaya untuk berkomunikasi dan sebagai penjembatan dengan dunia luar. Dalam kaitannya dengan bidang pendidikan dasar, bahasa Inggris memiliki peranan yang strategis. Untuk menentukan keberhasilan pendidikan maka mutu belajar dan mengajar harus ditingkatkan. Pembelajaran bahasa Inggris yang baik dan benar harus didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Dengan kata lain peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat berdampak positif terhadap peningkatan pembelajaran bahasa Inggris. Untuk itu, perlu dikembangkan berbagai
pilihan model pembelajaran yang mampu meningkatkan motivasi dan minat berbahasa Inggris. Matapelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar/Madrasah Ibtida’iyah sudah dilaksanakan selama kurang lebih 10 tahun. Kebijakan tentang dimungkinkannya pelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar secara resmi dibenarkan sebab dilandasi dengan kebijakan-kebijakan terkait. Kebijakan Depdikbud RI No. 0487/4/1992, Bab VIII, menyatakan bahwa sekolah dasar dapat menambah matapelajaran dalam kurikulumnya, asalkan pelajaran itu tidak bertentangan dengan tujuan pendidikan nasional. Kemudian, kebijakan ini disusul oleh SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 060/U/1993 tanggal 25 Februari 1993 tentang dimungkinkannya program bahasa Inggris di sebagai mata pelajaran muatan lokal SD, dan dapat dimulai pada kelas 4 SD/MI. Hasil pengamatan peneliti, pembelajaran bahasa Inggris di pendidikan dasar baik di SD/MI selama ini masih bersifat konvensional. Dalam mengajar guru hanya mengandalkan metode ceramah secara klasikal. Guru kurang menggunakan media pendukung selain buku. Metode pembelajaran seperti ini kurang memenuhi prinsip-prinsip pembelajaran yang efektif dan kurang memberdayakan potensi siswa. Kegiatan belajar mengajar seharusnya mampu mengoptimalkan semua potensi siswa untuk menguasai kompetensi yang diharapkan. Proses belajar mengajar sebaiknya dilandasi dengan prinsip-prinsip: (1) berpusat pada siswa, (2) mengembangkan kreativitas siswa, (3) menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, (4) mengembangkan beragam kemampuan yang bermuatan nilai, (5) menyediakan pengalaman belajar yang beragam, dan (6) belajar melalui berbuat.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan
latar
belakang
masalah tersebut
diatas,
maka
dapat
didiskripsikan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagimana pengembangan model pembelajaran bahasa Inggris melalui quick reading passage?
2. Bagaimana penerapan hasil model pembelajaran bahasa Inggris quick reading passage?
C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang dihadapi, penelitian ini secara umum bertujuan untuk meneliti dan mengembangkan model pembelajaran melalui quick reading passage kepada siswa MI dalam pengembangan model pembelajaran bahasa Inggris. Sejalan dengan tujuan umum tersebut, secara khusus penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk : 1. Mengembangkan satu model pembelajaran bahasa Inggris melalui quick reading passage yang dapat diterapkan di lingkungan siswa MI; 2. Menguji penerapan dalam pengembangan model pembelajaran bahasa Inggris melalui quick reading passage yang dapat diterapkan di lingkungan siswa MI.
D. Kontribusi Penelitian Berdasarkan tujuan pada penelitian diatas, maka dapat didiskripsikan kontribusi penelitian Sebagi berikut : 1. Dapat mengembangkan model pembelajaran bahasa Inggris melalui quick reading passage. 2. Sebagai satu bentuk pengembangan bahan ajar untuk pembelajaran bahasa Inggris, dan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sarana atau pelatihan pembelajaran kegiatan penelitian bagi peneliti pengusul.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Asal-usul Sejarah Bahasa Inggris Asal
usul
Sejarah
bahasa
Inggris bermula
dari
lahirnya bahasa
Inggris di pulau Britania kurang lebih 1.500 tahun yang lalu. Bahasa Inggris adalah sebuah bahasa Jermanik Barat yang berasal dari dialek-dialek Anglo-Frisia yang dibawa ke pulau Britania oleh para imigran Jermanik dari beberapa bagian barat laut daerah yang sekarang disebut Belanda dan Jerman. Pada awalnya, bahasa Inggris Kuno adalah sekelompok dialek yang mencerminkan asal-usul beragam kerajaan-kerajaan Anglo-Saxon di Inggris. Salah satu dialek ini, Saxon Barat akhirnya yang berdominasi. Lalu bahasa Inggris Kuno yang asli kemudian dipengaruhi oleh dua gelombang invasi. Gelombang invasi pertama adalah invasi para penutur bahasa dari cabang Skandinavia keluarga bahasa Jerman. Mereka menaklukkan dan menghuni beberapa bagian Britania pada abad ke-8 dan ke-9. Lalu gelombang invasi kedua ini ialah suku Norman pada abad ke-11 yang bertuturkan sebuah dialek bahasa Perancis. Kedua invasi ini mengakibatkan bahasa Inggris "bercampur" sampai kadar tertentu (meskipun tidak pernah menjadi sebuah bahasa campuran secara harafiah). Hidup bersama dengan anggota sukubangsa Skandinavia akhirnya menciptakan simplifikasi tatabahasa dan pengkayaan inti Anglo-Inggris dari bahasa Inggris. 1. Bahasa Inggris Kuno Para pendatang yang menginvasi pulau Britania mendominasi penduduk setempat yang menuturkan bahasa Keltik. Bahasa Keltik akhirnya bisa lestari di Skotlandia, Wales dan Cornwall. Dialek-dialek yang dipertuturkan oleh para pendatang yang menginvasi Britania pada zaman sekarang disebut dengan nama bahasa Inggris Kuno, dan akhirnya bahasa Anglo-Saxon. Kemudian hari, bahasa ini dipengaruhi bahasa Jermanik Utara; bahasa Norwegia Kuna yang dipertuturkan oleh kaum Viking yang menginvasi dan akhirnya bermukim di
sebelah timur laut Inggris. Para pendatang yang bermukim lebih awal menuturkan bahasa-bahasa Jermanik dari cabang yang berbeda. Banyak dari akar kosakata mereka memang sama atau mirip, meski tatabahasanya agak lebih berbeda termasuk prefiks (awalan), sufiks (akhiran), dan hukum infleksi (takrifan) dari banyak kata-kata. Bahasa Jermanik dari orang-orang Britania yang berbahasa Inggris Kuno ini, terpengaruhi kontak dengan orang-orang Norwegia yang menginvasi Britania. Hal ini kemungkinan besar merupakan alasan daripada penyederhanaan morfologis bahasa Inggris Kuno, termasuk hilangnya jenis kelamin kata benda dan kasus (kecuali pronominal). Karya sastra ternama yang masih lestari dari masa Inggris Kuno ini adalah sebuah fragmen wiracarita "Beowulf". Penulisnya tidak diketahui, dan karya ini sudah dimodifikasi secara besar oleh para rohaniwan Kristen, lama setelah digubah. Kemudian introduksi agama Kristen di Britania menambah sebuah gelombang baru yang membawa banyak kata-kata pinjaman dari bahasa Latin dan bahasa Yunani. Selain ada yang berpendapat bahwa pengaruh bahasa Norwegia berlangsung sampai pada Abad Pertengahan awal. Masa Inggris Kuno secara resmi berakhir dengan Penaklukan Norman, ketika bahasa Inggris secara drastik dipengaruhi bahasa kaum Norman ini yang disebut bahasa Norman dan merupakan sebuah dialek bahasa Perancis. 2. Bahasa Inggris Pertengahan Selama 300 tahun setelah invasi kaum Norman di Britania pada tahun 1066, raja-raja Norman dan kaum bangsawan hanya menuturkan bahasa Perancis dialek Norman saja yang disebut dengan nama bahasa Anglo-Norman. Sementara itu bahasa Inggris berlanjut sebagai bahasa rakyat. Sementara AngloSaxon Chronicle tetap ditulis sampai tahun 1154, sebagian besar karya sastra lainnya dari masa ini ditulis dalam bahasa Perancis Kuna atau bahasa Latin. Sejumlah besar kata-kata Norman dipinjam dalam bahasa Inggris Kuno dan menghasilkan
banyak
diambil ox/beef (sapi), sheep/mutton (kambing).
sinonim Pengaruh
contoh Norman
ini
memperkuat kesinambungan perubahan-perubahan bahasa Inggris pada abadabad selanjutnya dan menghasilkan sebuah bahasa yang sekarang disebut dengan istilah bahasa Inggris Pertengahan. Salah satu perubahannya adalah meningkatnya pemakaian sebuah aspek unik tatabahasa Inggris yang disebut dengan istilah continuous tense dengan imbuhan atau sufiks -ing. Ejaan bahasa Inggris juga
dipengaruhi
bahasa
Perancis
pada
periode
ini.
Bunyi-
bunyi /θ/ dan /ð/ sekarang dieja sebagai th dan bukan dengan huruf Inggris Kuno þ and ð, yang tidak ada dalam bahasa Perancis. Selama abad ke-15, bahasa Inggris Pertengahan berubah lebih lanjut lagi. Perubahan ini disebut sebagai The Great Vowel Shift (Pergeseran Vokal Besar), dan dimulai dengan penyebaran dialek London bahasa Inggris yang mulai dipakai oleh pemerintahan dan munculnya buku-buku cetak. Bahasa Inggris modern sendiri bisa dikatakan muncul pada masaWilliam Shakespeare. Penulis ternama dari masa Inggris Pertengahan ini ialah Geoffrey Chaucer, dengan karyanya yang terkenal The Canterbury Tales. Banyak sumber sezaman menyatakan bahwa dalam kurun waktu lima puluh tahun setelah Invasi kaum Norman, sebagian besar kaum Norman di luar istana berganti bahasa dan menuturkan bahasa Inggris. Bahasa Perancis kala itu tetap menjadi bahasa resmi pemerintahan dan perundang-undangan yang bergengsi di luar dinamika sosial. Sebagai contoh,Orderic Vitalis, seorang sejarawan yang lahir pada tahun 1075 dan seorang anak ksatria Norman, menyatakan bahwa ia hanya mempelajari bahasa Perancis sebagai bahasa kedua. Sastra Inggris mulai muncul kembali pada sekitar tahun 1200 Masehi ketika perubahan iklim politik dan jatuhnya bahasa Anglo-Norman membuat hal ini lebih bisa diterima. Pada akhir abad tersebut, bahkan kalangan kerajaan sudah berganti menuturkan bahasa Inggris. Sedangkan bahasa Anglo-Norman masih tetap dipakai pada kalangan tertentu sampai agak lama, namun akhirnya bahasa ini juga tidak merupakan bahasa hidup lagi.
3. Bahasa Inggris Modern Awal Mulai dari abad ke-15, bahasa Inggris berubah menjadi bahasa Inggris Modern,
yang
seringkali
ditarikh
bermula
dengan Great
Vowel
Shift (Pergeseran Bunyi Besar). Setelah itu bahasa Inggris mulai banyak mengambil kata-kata pungutan dari bahasa-bahasa asing, terutama bahasa Latin dan bahasa Yunani semenjak zaman Renaisans. Karena banyak kata-kata dipinjam dari bahasa yang berbeda-beda, dan ejaan bahasa Inggris bisa dikatakan tidak konsisten, maka risiko pelafazan salah kata-kata cukup tinggi. Namun sisa-sisa dari bentuk-bentuk yang lebih kuna masih ada pada beberapa dialek regional,
terutama pada dialek-dialek di West
Country.
Pada
tahun 1755 Samuel Johnson menerbitkan kamus penting bahasa Inggris pertama, yang berjudul Dictionary of the English Language. (http://asal-usulmotivasi.blogspot.com/2012/10/diambil pada hari selasa tanggal 1 April 2014).
Undang undang sistem pendidikan nasional no 20 tahun 2003 pasal 39 dan 42 menyebutkan bahwa Bahasa Inggris dapat digunakan sebagai bahasa pengantar pada satuan pendidikan tertentu untuk mendukung kemampuan berbahasa asing peserta didik, sehingga semua jenjang kurikulum di Indonesia memasukkan mata pelajaran tersebut sebagai mata pelajaran wajib. Djiwandono (1996:7) mengemukakan bahwa bahasa Inggris juga disebut sebagai bahasa asing yang pertama (the first foreign language).
Kedudukan
sebagai bahasa asing pertama, memiliki kaitan yang sangat erat dengan perkembangan ilmu dan teknologi serta lowongan keja yang ada sekarang. Oleh karena itu, bahasa ini wajib diajarkan disatuan pendidikan menengah sampai perguruan tinggi. Bahkan, di beberapa satuan pendidikan dasar, dijadikan sebagai muatan local wajib. Jannah (2007:3) mengemukakan bahawa bahasa Inggris merupakan salah satu mata pelajaran
yang memerlukan beberapa macam tingkatan literasi untuk
mempelajarinya secara optimal, yaitu: 1) tingkat performatif, pebelajar bahasa
Inggris diharapkan mampu membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara dengan menggunakan symbol symbol yang digunakan, 2) tingkat functional, pebelajar dituntut mampu menggunakan bahasa untuk memenuhi kebutuhan sehari hari seperti membaca surat kabar, manual atau petunjuk, 3) tingkat informational, pebelajar diharapkan mampu mengakses pengetahuan berbekal kemampuan bahasa Inggris, 4) tingkat epistemic, pebelajar diharapkan mampu mengungkapkan pengetahuan kedalam bahasa sasaran.
B. Perkembangan Bahasa Pertama Belajar suatu bahasa, baik bahasa ibu (mother tounge) maupun bahasa nasional yang menjadi simbol kebangsaan, pada masa anak-anak merupakan proses yang pasti berlangsung dan tidak dapat dihindari. Disebut bahasa Ibu karena bahasa ini di pakai oleh anak-anak saat berkomunikasi dengan ibunya ketika ia mulai belajar berbicara. Seorang anak yang dibesarkan di lingkungan masyarakat yang berbahasa Inggris akan menjadikan bahasa ibunya masalah bahasa Inggris, begitu juga sebaliknya anak yang dibesarkan dengan bahasa daerah Jawa atau Sunda, maka anak itu akan menjadikan bahasa daerahnya sebagai bahasa ibunya. Belajar bahasa yang bukan bahasa pertama disebut bahasa kedua atau asing. Berdasarkan pengalaman diketahui bahwa belajar bahasa kedua termasuk sukar, baik bahasa yang digunakan secara umum dalam masyarakat luas (bukan bahasa rumah tangga) maupun bahasa yang hanya dipakai oleh orang “asing” (di luar lingkungan masyarakat dalam kelompok atau bangsa). Seseorang yang mempelajari bahasa asing, misalnya bahasa Inggris di sekolah formal termasuk orang yang berkepandaian khusus. Setiap tahunnya, ribuan bahkan ratusan orang bersemangat untuk mempelajari bahasa asing dengan motif dan tujuan berbeda-beda. Namun di antara mereka, hanya sedikit yang berhasil baik dan mencapai tujuan yang diharapkannya. Penyebab pertama dan paling utama adalah orang yang mempelajari bahasa asing itu sudah memiliki pengalaman berbahasa komunikasi dengan ibunya (source of language).
Bahasa merupakan landasaran yang asasi bagi semua bentuk kerja sama antarmanusia.
Karena
tanpa
bahasa,
peradaban
tidak
mungkin
dapat
dikembangkan. Dengan bahasa pula peradaban (civilation) dan kebudayaan manusia dapat dipelihara, dekmabngkan dan diwariskan kepada generasi mendatang. Perubahan bahasa sebagai bentuk fenomena sosial bukanlah hal yang statis, tetapi bersifat dinamis dan terus begerak seiring dengan perkembangan ilmu-sains dan teknologi yang dalam hal ini bahasa tunduk kepada hukum perubahan yang karenanya bahasa tersu berkembang. 1. Problematika Lingusitik Ketika seorang anak dalam proses belajar di sekolah harus mempelajari suatu bahasa asing, sebenarnya akan menghadapi masalah yang sama, yaitu tahap pengenalan, pendengaran, pengucapan. Tetapi tahap yang ditempuh tentu dalam wujud yang sangat jauh berbeda, misalnya perbedaan dalam segi suara, kosakata, tata-kalimat, dan juga tulisan. Unsur-unsur bahasa yang diajarkan di tingkat anak-anak akan sangat jauh berbeda dengan unsur-unsur bahasa di tingkat pelajar (bahasa ibu dan nasional) karena bagaimanapun tidak ada bahasa yang unsur-unsur atau strukturnya sama. Jadi dapat dikatakan bahwa proses mempelajari bahasa Inggris, sebagai bahasa asing bagi orang Indonesia merupakan usaha khusus untuk membentuk dan membina kebiasaan baru yang harus dilakukan secara sadar, dan ketika mempelajari bahasa ibu, proses pembelajaran itu berlangsung tanpa sadar. Ketika seorang pelajar pernah mendapatkan pengetahuan tentang gramatika bahasanya sendiri, ia akan berusaha pula mendapatkan hal yang sama ketika mempelajari bahsa asing. Jadi kemajuan mempelajari bahasa Inggris bagi orang Indonesia sangat bergantung pada sejumlah perbedaan dan persamaan antara bahasa pelajar dan bahasa Inggris yang dipelajarinya. Dalam pengajaran bahasa Inggris, ada sebuah prinsip yang harus selalu menjadi rujukan, bahwa persamaan-persamaan antara bahasa pelajar dan asing yang dipelajari dapat menimbulkan berbagai kemudahan. Perbedaan-perbedaan
yang ada dapat menimbulkan berbagai kesulitan. Atas
dasar prinsip itu,
sebelum memberi pelajaran dikelas, seorang pengajar bahasa Inggris harus sudah membuat catatan dan daftar tentang persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan tentang tata bunyi, kosakata, tata kalimat, dan tulisan. Sulit dipungkiri bahwa pernbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan itulah yang
sering
menjadi
masalah
yang
menimbulkan
kesukaran
dalam
pembelajaran bahasa Inggris. Permasalahan inilah yang kadang kurang disadari oleh sebagian guru bahasa Inggris, baik guru bahasa Inggris dari Indonesia atau guru penutur aslinya (native speaker). Seorang guru bahasa Inggris seharunya banyak menaruh dan mencurahkan perhatiannnya kepada perbedaan-perbedaan, sehingga banyak yang membuat kesalahan dalam hal perbedaan antara bahasa asing dengan bahasa ibu sebagai seorang pelajar. Tindakan yang harus dilakukan untuk memperlancar proses belajar bahasa Inggris adalah dengan seleksi materi pelajaran, urutan, dan cara menyajikannya. Namun, uraian tentang persamaan-persamaan yang ada antara bahasa ibu dan bahasa asing harus didahulukan dari pada perbedaanperbedaanya, terutama bagi tingkat pemula. Langkah ini dilakukan untuk menghindari timbulnya kesan bahwa bahasa Inggris adalah bahasa yang sangat sulit dipelajari. 2. Problematika Non Linguistik Sulit dibantah bahwa sosio-kultural bangsa Inggris pasti berbeda jauh dengan
sosio-kultural
bangsa
Indonesia.
Perbedaan
ini
menimbulkan
problematika tersendiri berkaitan dengan proses pembelajaran bahasa Inggris. Selain karena perbedaan sosio-kultural, antara bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris pun terdapat perbedaan ungkapan-ungkapan istilah-istilah dan nama benda. Problematika yang kemudian timbul adalah ungkapan-ungkapan, istilahistilah dan nama-nama benda yang tidak terdapat dalam bahasa Indonesia tidak mudah dipahami pengertiannya oleh pengajar bahasa Inggris dari orang Indonesia yang belum mengenal sedikitpun sosio-kultur bangsa Inggris.
Untuk mengatasi problematika ini perlu usaha penyusunan materi pembelajaran bahasa Inggris yang mengandung hal-hal yang dapat memberikan gambaran sekitar sosio-kultur bangsa Inggris. tentu saja, materi tersebut harus berhubungan dengan praktek penggunaan bahasa Inggris. Persoalan ini di anggap penting, karena bagaimanapun wawasan dan pengetahuan sekitar sosiokultur wilayah Inggris dapat mempercepat pemahaman belajar bahasa Inggris tentang makna dan pengertian berbagai ungkapan, istilah, dan nama benda yang khas bagi bahasa Inggris.
C. Teori Belajar Bahasa 1. Behaviorisme Aliran behaviorisme dalam berbahasa disarikan dalam pandangan behaviorisme tentang conditioning. Teori ini berangapan bahwa kita bisa melatih hewan untuk melakukan apapun. Untuk melakukan ini, kita harus mengikuti prosedur yang terdiri dari tiga tahap: stimulus, response, dan reinforcement. Suatu perilaku akan muncul bila didahului oleh stimulus. Perilaku itu dapat diperkuat dan dibiasakan dengan memberi penguatan (reinforcement). Behaviorisme, yang sebenarnya merupakan teori psikologi, selama beberapa waktu diadopsi oleh para metodologi pengajar bahasa, terutama di Amerika Serikat yang menghasilkan sebuah pendekatan yang disebut audiolingual. Metode ini ditandai oleh pemberian pelatihan terus menerus kepada siswa yang diikuti oleh pemantapan, baik positif maupun negatif, sebagai fokus pokok aktifitas kelas. Dalam pelakanaan di kelas, metode yang juga dipengaruhi oleh strukturalisme ini, Moulton (1963), memiliki lima krakteristik kunci yang perlu dipertimbangkan jika hendak membuat program bahasa : a. Bahasa itu ujaran, bukan tulisan; b. Bahasa itu seperangkat kebiasaan;
c. Ajarkanlah bahasa, bukan tentang bahasa; d. Bahasa adalah, sebagaimana dikatakan oleh penutur asli, bukan seperti yang dipikirkan orang sebagaimana seharusnya mereka berbicara; e. Bahasa itu berbeda.
2. Model Pembelajaran Quick Reading Passage Di zaman informasi seperti sekarang, kita dapat memperoleh informasi hampir dari mana saja. Bayangkan dengan banyaknya informasi tersebut dibutuhkan kemampuan memilah informasi mana yang penting dan mana yang tidak. Informasi dalam jumlah tertentu yang dibutuhkan akan sangat berharga. Sementara informasi yang terlalu banyak tanpa pemilahan hanya akan menjadi sampah. Kemampuan menyerap dan menguasai informasi yang telah dipilih secara cepat dan efektif menjadi kunci sukses di era ledakan informasi. Anda akan menjadi tuan dan bukan budak dari informasi. Manfaat Membaca Cepat Membaca cepat sangat bermanfaat bagi semua orang. Apakah Anda seorang pelajar, mahasiswa, profesional, eksekutif, semuanya membutuhkan kemampuan membaca yang lebih baik. Membaca cepat dan efektif akan membantu Anda dalam tiga hal penting: a. Memilah Informasi Penting dan Tidak Seperti yang sudah dijelaskan di awal, kita telah memasuki zaman ledakan informasi di mana terdapat begitu banyak sumberbacaan. Di satu sisi hal ini membantu untuk mengetahui apa saja yang ingin kita ketahui. Namun di sisi lain informasi yang terlalu banyak membuat kita bingung mana yang penting dan mana yang tidak. Mana informasi yang relevan untuk dipelajari dan mana yang hanya akan membuang waktu saja tanpa memberi manfaat berarti. Kemampuan membaca cepat berguna ketika Anda hendak memutuskan apakah suatu buku, dokumen atau bahan bacaan merupakan materi yang penting dan relevan buat Anda atau tidak.
b. Menguasai informasi dengan cepat Setelah melakukan langkah pertama, kemampuan membaca cepat akan membantu Anda menguasai informasi dengan lebih cepat serta lebih baik. c. Meningkatkan pemahaman Membaca cepat akan membuat pemahaman menjadi lebih baik. Jadi tidak hanya Anda mengusai materi lebih cepat, bahkan Anda bisa memahaminya dengan lebih baik. Hal ini terjadi karena membaca cepat akan mengajak Anda fokus pada persoalan dan melihat lebih jernih hubungan antar bab, antar paragraf, maupun antar pemikiran yang disampaikan dalam materi bacaan. Untuk menguji hal ini Anda perlu mempraktekkan terlebih dahulu agar bisa merasakan perbedaan tingkat pemahaman yang terjadi sebelum Anda menguasai baca cepat dengan sesudahnya. 3. Apa yang menghambat Quick Reading Passage Ada beberapa hal yang menghambat seseorang dalam membaca cepat : a. Kurangnya konsentrasi Kesulitan berkonsentrasi bisa disebabkan beberapa faktor diantaranya: kelelahan fisik dan mental, bosan, atau banyak hal lain yang sedang dipikirkan. Konsentrasi juga dapat terganggu karena adanya hal-hal yang dapat mengalihkan perhatian seperti suara musik yang terlalu keras, TV yang menyala, orang lalu-lalang, dan lain-lain.Kesulitan konsentrasi membuat pikiran melayang entah ke mana dan huruf-huruf yang dibaca pun ikut menguap terbang. Dalam membaca konsentrasi sangat penting karena menentukan kemampuan Anda menangkap dan memahami isi bacaan. Apalagi ketika Anda membaca cepat, maka konsentrasi yang baik akan memastikan bahwa kecepatan baca berbanding lurus dengan pemahaman dan bukan sebaliknya. Untuk itu ketika mulai membaca, coba atasi faktor-faktor yang menyebabkan Anda sulit berkonsentrasi. Cari tempat yang tenang, memiliki
penerangan yang cukup, suhu ruangan yang nyaman, dan tempat duduk yang enak dipakai. Jika ada gangguan, selesaikan dulu sebelum Anda mulai membaca. Setelah hal di atas dilakukan, selanjutnya adalah bagaimana meningkatkan konsentrasi itu sendiri. Dalam membaca cepat konsentrasi yang dibutuhkan adalah kerjasama antara mata dan otak di mana mata bekerja menangkap kata dengan cepat
dan otak menerjemahkan,
mengomentari, dan memahami kata demi kata yang ditangkap. b. Rendahnya motivasi Hambatan berikutnya dalam membaca adalah motivasi. Rendahnya motivasi akan muncul ketika Anda hendak membaca suatu buku tapi tidak terlalu tahu buku tersebut tentang apa. Maka Anda akan cenderung membaca sekedarnya saja dan tidak terlalu berminat untuk membaca dengan pemahaman yang baik. Motivasi menjadi pendukung konsentrasi dan saling bantu membantu dalam menciptakan pemahaman yang utuh baik secara nalar maupun emosional. Jika Anda memiliki otak yang cemerlang dan konsentrasi yang tinggi, mungkin Anda bisa memahami materi dengan mudah. Akan tetapi, motivasi-lah yang membantu untuk mempertahankan pemahaman tersebut dalam jangka panjang karena motivasi melibatkan emosi dan keinginan untuk menikmati suatu bahan bacaan. c. Khawatir tidak memahami bahan bacaan Ada orang yang minder duluan ketika baru melihat buku yang hendak dibaca. Dia khawatir bahwa buku tersebut terlalu berat dan nanti tidak bisa dipahami. Rasa khawatir ini ternyata akan menjadi kenyataan jika Anda terus membawanya ketika membaca. Kekhawatiran bahwa Anda tidak bisa atau sulit memahami isi bacaan akhirnya akan benar-benar menjadi kenyataan. Untuk itu singkirkan semua kekhawatiran tersebut. Yakinkan pada diri Anda bahwa meskipun buku yang hendak dibaca mungkin cukup sulit, bukan berarti Anda tidak bisa memahaminya. Batu yang keras
sekalipun akan berlubang oleh tetesan air yang terus menerus. Rasa khawatir ini paling sering jika membaca buku pelajaran terutama pada saat menjelang ujian. Ada perasaan waktu Anda cukup terbatas, Anda kurang memiliki pengetahuan, soal yang ditanyakan mungkin sangat beragam dan Anda harus menguasai satu buku secara penuh untuk memahaminya. Kekhawatiran ini akan mengganggu kecepatan baca maupun pemahaman Anda. Jika Anda adalah seorang pelajar atau mahasiswa, maka saya sarankan, secara rutin bacalah buku teks yang diwajibkan jauh-jauh hari sebelum ujian. Dengan demikian rasa khawatir tidak memahami akan hilang dan Anda dapat membacanya jauh lebih rileks dan nyaman. Ketika ujian sudah menjelang, Anda tinggal mengulang sedikit poin-poin penting untuk memastikan topik tersebut masih dikuasai tanpa perlu membaca lagi keseluruhan buku. d. Memiliki kebiasaan buruk dalam membaca Hal terakhir yang kita bahas dalam hambatan membaca adalah kebiasaan buruk yang dimiliki seseorang. Kebiasaan buruk dalam membaca jika terus dipelihara akan membuat kecepatan baca Anda terganggu. Beberapa kebiasaan buruk yang lazim dimiliki orang adalah: Vokalisasi Hal ini dilakukan dengan cara melafalkan apa yang Anda baca. Dengan demikian, kecepatan baca Anda akan sama dengan kecepatan berbicara. Tahukah Anda berapa kecepatannya? Sangat lambat, kira-kira cuma 120 kata per menit. Silakan Anda coba sendiri dan hitung. Sub Vokalisasi Ada orang membaca tanpa suara di bibir, tapi di hati. Dengan cara ini, dampaknya kurang lebih sama dengan vokalisasi yakni kecepatan baca sama dengan kecepatan berbicara. Gerakan Bibir
Ada juga yang tidak bersuara, tapi bibir seperti orang berbicara dan melafalkan sesuatu. Kebiasaan ini berakibat sama dengan dua kebiasaan buruk yang kita bahas. Gerakan Kepala Banyak orang ketika membaca kepalanya ikut bergerak mengikuti kata demi kata dalam bahan bacaan. Dengan demikian kepala bergerak secara teratur dari kiri ke kanan kembali lagi ke kiri dan seterusnya. Kebiasaan ini akan menghambat kecepatan baca karena pergerakan kepala sebenarnya kalah jauh dengan pergerakan mata. Regresi (Pengulangan ke belakang) Pernahkah Anda membaca suatu kalimatatau paragraf kemudian tidak yakin dengan isinya atau merasa kurang paham kemudian Anda balik lagi dan mengulang kalimat atau paragraf tersebut. Bayangkan jika dalam satu halaman saja Anda melakukannya 10-15 kali, berapa banyak waktu yang telah terbuang. 4. Teknik Dasar Membaca Cepat a. Mengenali kata dengan cepat Dalam proses membaca, mata bertindak sebagai indra yang menangkap kata-kata dalam bahan bacaan. Kata-kata tersebut kemudian dikirim ke otak untuk dikenali sebagai sebuah kosa kata, kelompok kata, maupun pemahaman sebuah kalimat. Salah satu alasan kita bisa membaca lebih cepat adalah karena otak manusia mampu memproses informasi dengan kecepatan sangat tinggi. Namunkecepatan ini seringkali tidak dimanfaatkan secara maksimal dan hanya digunakan sekedarnya saja. Dalam membaca cepat kemampuan mengenali kata adalah dasar. Ketika Anda melihat sekumpulan huruf lewat mata dan mengirimkan ke otak, maka akan ada proses pengenalan terhadap kata-kata tersebut terlebih jika Anda pernah mengenal kosa kata tersebutsebelumnya. Itu mengapa orang yang rajin membaca memiliki kecepatan yang relatif lebih cepat dibandingkan orang yang jarang
baca karena kekayaan kosa kata yang telah dimiliki sebelumnya. Dalam teknik membaca cepat, kita akan melatih kecepatan mengenali berbagai kosa kata tersebut. b. Membaca kelompok kata Proses membaca berlangsung ketika mata berhenti sejenak dengan jangkauan pandang tertentu dan mengenali rangkaian huruf menjadi katakata. Proses perhentian ini disebut fiksasi (fixation) di mana secara visual mata fokus sejenak untuk mengenali objek tertentu sebelum kemudian berpindah ke titik berikutnya dan mengenali objek berikutnya. c. Melatih Irama Pergerakan Mata Caranya adalah dengan membuat garis lurus vertikal di buku atau bahan bacaan. Dengan demikian, keseluruhan teks akan terbagi menjadi beberapa bagian. Cara ini baik dipakai untuk melatih membiasakan mata melihat sekelompok kata sekaligus. Membaca termasuk aktifitas yang sangat rumit atau kompleks karena bergantung pada keterampilan berbahasa pelajar dan tingkat penarannya. Tujuan seseorang me mbaca adalah untuk mengerti atau memahami isi-pesan yang terkandung dalam suatu bacaan seefisien mungkin. Menurut Morrow, tujuan membaca adalah mencari infromasi yang kognitif-intelektua, yakni yang digunakan seseorang untuk menambah keilmihannya sendiri; referensisalfactua, yakni yang digunakan seseorang untuk mengethaui fakta-fakta yang nyata di dunia ini, dan efektif-emosiona, yakni yang digunakan seseorang untuk mencari kenikmatan membaca. Menurut Munby (1978), aktifitas membaca itu melibatkan keterampilanketerampilan mengenal otnografi suatu teks dan mengambil kesimpulan tentang makna kata-kata dan menggunkan butir-butir leksis (kosa kata) yang belum dikenal. Ada beberapa tujuan khusus yang ingin dicapai guru dalam menyajikan teknik keteramilan membaca. Tujuannya itu diantaranya adalah dengan
membaca cepat (Quick Reading passage) yaitu pengembangan cara membaca cepat. Banyak guru yang menganjurkan pelajar untuk membaca cepat yang cenderung berpikir bahwa hanya seorang pembaca cepatlah seorang pembaca yang efektif dan efisien. Jadi, seorang pelajar yang membaca lambat tidak akan dapat menyelesaikan tugasnya pada waktu yang ditentukan. Untuk mengejar keterampilan membaca cepat, guru dapat memberikan latihan-latihan berikut : a. Sajikanlah bacaan tertulis di papan peraga (instrument games), atau media slide dalam bentuk power point. b. Tunjukan dan mintalah seorang pelajar membaca dengan perhitungan waktu. c. Gunakan penggaris kertas panjang untuk menutupi baris demi baris. Pelajar dipaksa untuk mengikuti kecepatan membaca yang ditentukan. d. Gunakan penutup bacaan yang agak lebar, ditengah-tengah di beri lubang memanjang, dan guru memperlihatkan baris demi baris dengan menggerakan lubang memanjang itu.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Bagan Alir Penelitian Sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yakni mengembangkan satu model pembelajaran melalui quick reading passage yang dapat diterapkan di siswa, khususnya siswa MI, sehingga dapat meningkatkan belajar siswa dalam belajar bahasa Inggris, maka penelitian ini menggunakan metode action research. Metode ini di pilih karena pada tahap pertama akan dilakukan kajian (research) terhadap pemahaman siswa dalam belajar bahasa Inggris dengan mengembangkan model pembelajaran dengan quick reading passage, tahap kedua akan dilaksanakan penerapan/tindakan (action) untuk menerapkan serta menguji penerapan dan efektifitas pemanfaatan model pembelajaran melalui quick reading passage yang diberikan di lingkungan siswa MI/SD. Secara keseluruhan penelitian ini akan diselesaikan dalam dua tahap (dua tahun), dengan rincian kegiatan pada masing-masing tahap sebagai berikut : Tahap pertama Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kegiatan pada tahap pertama adalah menghasilkan satu pemahaman atas kondisi dan kebutuhan siswa tentang pengembangan model pembelajaran melalui quick reading passage yang dipergunakan untuk memberikan peningkatan belajar siswa MI. Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka kegiatan utama akan dilaksanakan dalam dua langkah yakni : (1) melakukan analisis terhadap kondisi dan tingkat pemahaman siswa MI tentang belajar bahasa Inggris, dan (2) melakukan analisis terhadap dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemahaman siswa MI dan kebutuhannya terhadap satu model pembelajaran melalui quick reading passage dalam belajar bahasa Inggris yang disajikan secara menarik dan inovatif. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data primer adalah metode survei dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Sebelum melakukan survei,
perlu dilakukan kegiatan penyusunan kuesioner dan pra-survei untuk pemantapan kuesioner. Sesudah kuesioner disempurnakan, kemudian kegiatan pengumpulan data primer dengan metode survei pada beberapa MI. Perolehan data primer dilakukan melalui pengamatan langsung ke lapangan dan wawancara dengan responden. Untuk memperoleh data tersebut, seperti untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang dihadapi, digunakan metode diskusi kelompok terarah (focus group dicussion/FGD), data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan metode descriptive analysis. Tahap kedua Tahap kedua ditujukan untuk mengimplementasikan pra-model pembelajaran melalui quick reading passage siswa belajar bahasa Inggris. Kegiatan pada tahap kedua ini akan dilaksanakan dalam dua langkah meliputi : (1) mengembangkan pra-model pembelajaran melalui quick reading passage siswa belajar bahasa Inggris, dan (2) menguji penerapan dan efektifitas pemanfaatan quick reading passage dilingkungan MI. Langkah pertama akan dimulai dengan sosialisasi model, persiapan, dan implementasi model, dengan metode aksi dan pendampingan. Setelah model diaplikasikan, kemudian akan dilaksanakan langkah kedua yakni verifikasi model dan dan penyempurnaan model, dengan metode diskusi terarah (FGD). Kegiatan tahap dua ini akan menghasilkan model pengembangan pembelajaran dengan quick reading passage untuk meningkatkan belajar siswa MI.
Gambar 1. Kegiatan Penelitian
TAHAP 1 Identifikasi Model Pembelajaran Quick Reading Passage pada Mata pelajaran bahasa Inggris MI
TAHAP 2 Merumuskan dan Menyusun Model Pembelajaran Quick Reading Passage pada Mata pelajaran bahasa Inggris MI
TAHAP 3 Implementasi Model Pembelajaran Quick Reading Passage pada Mata pelajaran bahasa Inggris
TAHAP 4 Verifikasi Model Pembelajaran Quick Reading Passage pada Mata pelajaran bahasa Inggris MI
MI
Studi Pustaka penyusunan kuesioner pra survey
Survey desk analysis FGD Pra Model
Masalah penelitian 1. Quick Reading Passage merupakan model pembelajaran untuk meningkatkan belajar bahasa Inggris. 2. Belum ada model pembelajaran untuk bisa meningkatkan belajar siswa dalam belajar bahasa Inggris.
Analsis penyusu nan model
FGD Model awal dan finaliisasi model
Luaran Penelitian 1. Model pembelajaran yang variatif sudah ada. 2. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam penentuan model pembelajaran. 3. Parameter model quick reading passage yang mampu meningkatkan belajar bahasa Inggris.
Langkah Pertama
Sosialisasi model persiapan dan implementasi model
Verifikasi (FGD) Penyempurnaan model
Luaran Penelitian 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi model pembelajaran 2. Model aplikasi guru dan siswa pada pembelajaran quick reading passage
Langkah Kedua
B. Teknik Analisa Berdasarkan pada bagan alir penelitian, maka kegiatan penelitian dimulai dengan identifikasi masalah dan penyusunan langkah-langkah pengembangan model pembelajaran. Selanjutnya dilakukan pengumpulan data primer dan hasilnya dianalisa dengan desk analysis.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsai Data Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di 2 (dua) lokasi yaitu, Pertama MI Muhammadiyah Terpadu Harapan Kabupaten Magelang dengan Visi : Unggul dalam prestasi, berlandaskan iman dan takwadan berakhlakul karimah dan Misi: (1) Melaksanakan pembelajaran yang Islami, aktif, kreatif, menyenangkan dengan mengedepankan optimalisasi siswadan profesionalisme guru, (2) Menumbuhkembangkan bakat dan minat siswadibidang akademik, (3) Mewujudkan pribadi muslim yang beraklaq karimahmenciptakan iklam belajar dan bekerja yang produktif. MI Muhammadiyah Terpadu Harapan Kota Magelang, adalah sebuah lembaga Pendidikan yang memadukan antara Ilmu Agama dengan Ilmu Umum dengan kurikulum Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan Nasional melalui sistem pembelajaran “Learning By Doing”, yaitu Sistem Pembelajaran secara langsung dengan pembiasaan seperti membiasakan sholat dhuha dan sholat dhuhur berjama’ah, hafalan al-qur’an dan do’a harian, membiasakan hidup bersih, berakhlaqul karimah dan lain sebagainya. MI Muhammadiyah Terpadu Harapan Kota Magelang juga mendorong Peserta Didiknya untuk Kreatif danh Inovatif mengembangkan ilmu sains dan ilmu lainya, sehingga menjadi pribadi Muslim yang berkualitas dan siap untuk menghadapai tantangan jaman saat ini. Sejarah Berdirinya MI Muhammadiyah, berawal dari Madrasah Wajib Belajar (MWB) pada tahun 1952 atas prakarsa dari Kyai Muh. Badarudin. Dia adalah seorang tokoh masyarakat di wilayah Jurangombo. MWB pada mulanya adalah pondok dan Madrasah yang didirikan oleh Kyai Badarudin. Kepedulian terhadap dunia pendidikan dan keikhlasan dalam mendidik murid-muridnya
membawanya untuk membuka sebuah kelas yang kemudian menjadi cikal bakal MI Muhammadiyah Jurangombo. Meskipun belum memiliki gedung sendiri, proses belajar-mengajar di MWB tetap berlangsung. hal ini didukung dengan keberadaan pondok pesantren yang salah satu pendirinya adalah Kyai Muh.Badarudin, yang meminjamkan sebagian ruanganya. Kondisi tersebut memicu semangat pendiri dan pengurus MWB untuk memperbaiki pondok pesantren sehingga lebih layak sebagai tempat belajar-mengajar. keinginan tersebut akhirnya terlaksana dengan kerjasama antara pendiri, pengurus, dan masyarakat sekitar pondok pesantren. hal ini juga didukung dengan keberadaan kyai Muh.Badarudin sebagai penggerak dakwah yang dibantu beberapa ustadz antara lain, Ustadz Istirokah, Ustadz Mardi,Ustadz Waluyo, dan Ustadzah Mariyah. Nama Madrasah Ibtidaiyah (MI) Muhammadiyah didasari dengan adanya Piagam Pengakuan Kewajiban Belajar Djawatan Pendidikan Agama yang dikeluarkan Departemen Agama RI dengan nomor seri : A/9/5466 tanggal 1 April 1968 dijakarta. Dengan dasar itu, MWB yang dikelola Kyai Muh. Badarudin berganti nama menjadi MI Muhammadiyah Jurangombo.Walaupun MI Muhammadiyah dipimpin oleh Margono (Memimpin MI Muhammadiyah Jurangombo pada tahun 1970 sampai dengan tahun 2000) Kyai Muh. Badarudin tetap aktif sebagai pengelola juga penasehat pondok pesantren sekaligus pengajar di Madrasah tersebut. Tahun 2001 kepala MI Muhammadiyah Jurangombo diganti oleh Suratidjah, S.Ag (memimpin MI Muhammadiyah Jurangombo sampai dengan tahun
2005)
dengan
murid
hanya
46
orang
pada
awal
kepemimpinanya,Suratidjah bertekad untuk mengembangkan MI ,baik secara kualitas maupun kuantitas.berbagai program inovasi dilakukan untuk menarik calon siswa, termasuk penambahan nama menjadi MI Muhammadiyah Terpadu Harapan. Mulai tahun 2006 kepala MI Muhammadiyah Jurangombo yang
sekarang menjadi MI Muhammadiyah Terpadu Harapan dijabat oleh Ismujiyarti,S.Ag. Letak Geografis
MI Muhammadiyah Terpadu Harapan Kota Magelang, terletak di Jl. Bojong Timur No 73 Jurangombo Selatan Kecamatan Magelang Selatan. Sebelah barat komplek Akademi Militer kota Magelang yang berjarak kurang lebih
400 m dari akademi militer ,dan sebelah selatan Taman Kyai
Langgeng.yang berjarak kurang lebih 500 m. Kepala MI Muhammadiyah Terpadu Harapan Kota Magelang Periode 2005 s/d sekarang Nama: Ismujiyarti,S.Ag; NIP: 196504061993032001; Tempat/Tgl lahir: Magelang, 6 April 1965; Alamat: Ds. Salakan Bandongan Kabupaten Magelang. Adapun lokasi penelitian yang kedua, yaitu di MI Muhammadiyah Blondo Kabupaten Magelang
dengan Visi; Terwujudnya generasi yang bertakwa,
berilmu, berahklak mulia, dan mandiri. Dan Misi; (1) Menumbuhkan pemahaman terhadap ajaran islam dan budaya bangsa sehingga menjadi sumber dalam bertindak. (2) Melaksanakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan untuk mengembangkan potensi siswa secara optimal. Dengan tujuan Menjadikan generasi yang beriman, bertakwa, cerdas dan terampil berguna bagi Agama, Nusa dan Bangsa.
Sejarah berdirinya MI Muhammadiyah Blondo berdiri tanggal 1 Januari 1959.Pada awal berdirinya lokasi Madrasah terbagi- bagi menjadi beberapa tempat yaitu di Dusun Gedongan, Dusun Kauman dan Dusun Kaalitan. Hal ini disebabkan karena gedung yang berada di Dusun Gedongan tidak mencukupi untuk menampung siswa yang cukup banyak. Sehingga sebagian murid ada yang belajar di gedung yang berada di Kauman. Sedangkan yang berada di Kenalan Blondo adalah rumah warga yang kemudian dijadikan sebagai sekolahan. Kemudian karena lokasi yang berjauhan dan terbagi- bagi ini dirasa tidak efektif, akhirnya para tokoh masyarakat yang tergabung dalam organisasi Muhammadiyah mendirikan gedung baru yang berada di Kalitan Blondo yang berada di atas tanah wakaf Istifaqroh Ny Muh. Duri. Yang akhirnya dengan dibantu masyarakat berdirilah gedung MI Muhammadiyah Blondo yang baru pada tahun 1978. Mulai saat itu kegiatan belajar mengajar berada di gedung baru yang berada di dusun Kalitan Desa Blondo sampai saat ini. Sampai saat ini gedung MIM Blondo telah mengalami beberapa kali renovasi atau perbaikan. Diantaranya pada tahun 1997 mendapatkan bantuan dari pemerintah Kabupaten Magelang. Dari bantuan ini beberapa ruang telah direnovasi sehingga ruang yang ada menjadi lebih bagus dan baik sehingga MIM Blondo menjadi sekolah yang nyaman untuk kegiatan belajar mengajar. MI Muhammadiyah Blondo memiliki beberapa kekuatan/keunggulan, diantaranya, (1) manajemen terbuka dan partisipatif, (2) kerjasama antar personil cukup baik, (3) sarana praktik yang berkualitas untuk setiap program keahlian cukup tersedia, (4) fasilitas fisik gedung memadai dengan lingkungan sekolah yang nyaman. Penelitian di lokasi yang berbeda ini dilakukan karena ingin mengetahui proses perkembangan pembelajaran pada mata pelajaran bahasa Inggris di Madrasah Ibtidaiyah berkaitan dengan pengembangan model pembelajaran
kelas, alasan ini muncul karena berdasar pada hasil observasi penelitian dinilai tingkat ketertarikan dan pemahamaan siswa terhadap mata pelajaran inin cererung menurun karena model pengembangan pembelajaran yang tidak variatif tanpa mengembangan imajinasi kreatifitas siswa.
2. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 7 Maret-4 April 2014. Adapun pelaksanaan pengembangan model pembelajaran pada mata pelajaran bahasa Inggris pada saat penelitian sebagai berikut: a. Jum’at, tanggal 07 Maret 2014 melakukan pendataan, pengamatan dan pelaksanaan pre-tes pada 2 lokasi penelitian dalam waktu yang bersamaan. b. Jum’at, tanggal 14 Maret 2014 melakukan pelaksanaan pengembangan model pembelajaran di MI Muhammadiyah Terpadu Harapan Kota Magelang. c. Jum’at, tanggal 21 Maret 2014 melakukan pelaksanaan pengembangan model pembelajaran di MI Muhammadiyah Blondo Kabupaten Magelang. d. Jum’at, 28 Maret 2014 melakukan post-tes
melakukan pendataan dan
pelaksanaan pre-tes pada 2 lokasi penelitian dalam waktu yang bersamaan. e. Jum’at,
04
April
2014
melakukan
tindak
lanjut
evalusi/refleksi
pengembangan model pembelajaran di 2 (dua) lokasi penelitian dalam waktu yang bersamaan.
3. Analisis data penelitian Dalam proses analsis dilakuakn dengan 2 (dua) tahapan sebagai berikut : a. Tahapan pertama. 1) Perencanaan Tahapan perencanaan yaitu melakukan pendataan jumlah siswa yang akan dilakukan proses pengembangan penelitian sehingga menghasilkan satu
pemahaman
atas
kondisi
dan
kebutuhan
siswa
tentang
pengembangan model pembelajaran melalui quick reading passage yang dipergunakan untuk memberikan peningkatan belajar siswa MI. Tabel. 1 Data siswa Madrasah Ibtida’iyah Muhammadiyah Terpadu Harapan Kota Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014 No
Nama Siswa
1 Bagus Lufi A. P 2 Zaenal Arifin 3 Sahilda Lailatul Rahma 4 Annida Nur Aisyah 5 Bagus Santoso 6 M. Afan 7 M. Alvin K 8 Muhammad Ardian Ari Nugroho 9 Bagas 10 Muhammad Rifki Dewasakti 11 Riski Dewa Sakti 12 Nira Anggraeni 13 Nur Faturrohman 14 Nisrina Nadia Salsabila 15 Nabila 16 Samial Akbar 17 Ria Setiani Cahya Ningrum 18 Firman Nurokhim Jumlah
Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 6 12
Tabel. 2 Data Siswa Kelas 4 MI Muhammadiyah Blondo Kabupaten Magelang tahun Pelajaran 2013/2014 No 1 2 3 4 5
Nama Siswa Indah Cahya Safitri M. Fais. P M. Wahyu Amirudin Muktar Ainul Mufid Raihan Muhammad Rafli
Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki √ √ √ √ √
6 Zazan Widya 7 Aditya Irham Nur Aziz 8 Anda Zavista Putri 9 Anindiya Salsabila 10 Ani Putri Nurrohmah 11 Barik Hamzah 12 Eka Widiastuti 13 Fahmi Nur Alam 14 Gigih Destaro Szehnenda 15 Ivando Feryawan 16 Khairunisa 17 Lailatusa’diyah 18 Maula Matina 19 M. Chandra K 20 Faisal 21 Muhammad Farhan Makmun 22 Hafit Randika 23 M. Nur Rohman 24 Muhammad Roehana 25 M. Wildan M 26 Luki Ridwan Fauzi 27 Sahara Al-Hamka 28 Siti Rukoyah Jumlah
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 17
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 11
2) Tindakan Tahapan untuk menentukan fokus/indikator materi sebagai bentuk tindakan pembelajaran dengan pemberian soal pre-tes, pendataan ini dilakukan pada subjek penelitian siswa MI Muhammadiyah Terpadu Harapan Kabupaten Magelang kelas 4 (empat) dan MI Muhammadiyah Blondo Kabupaten Magelang dengan hasil sebagai berikut.Setelah melakukan pendataan terhadap siswa MI Muhammadiyah Blondo Kabupaten Magelang kemudia peneliti melaksanakan pre-tes dengan materi Alphabet, Hobbies, Personal Indentity, Family, Numeral, Daily Activity, Things in Class Room, Saying Appologize. Adapun Indikator
pre-tes sebagai berikut : Siswa dapat menyebutkan who I am?, mengeja huruf alphabet dengan nama sendiri (J-H-O-N), menyebutkan anggota keluarga (brother, sister, father, mother), menyebutkan ungkapan maaf (I am sorry for), menyebutkan benda yang ada didalam kelas (chair, table, eraser). Setelah dilaksanakan pre-tes, maka hasil pre-tes di olah dan dipersentasikan sebagai masukan dalam memberikan pelajaran untuk mengembangkan model pembelajaran melalui Quick Reading Passage. Data dari hasil pre-tes juga dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dengan hasil post-tes. Adapun hasil pre-tes sebagai berikut : Tabel. 3 Data hasil uji tes kemampuan Bahasa Inggris di Madrasah Ibtida’iyah Muhammadiyah Terpadu Harapan Kota Magelang No Nama Siswa 1 Bagus Lufi A. P 2 Zaenal Arifin 3 Sahilda Lailatul Rahma 4 Annida Nur Aisyah 5 Bagus Santoso 6 M. Afan 7 M. Alvin K 8 Muhammad Ardian Ari Nugroho 9 Bagas 10 Muhammad Rifki Dewasakti 11 Riski Dewa Sakti 12 Nira Anggraeni 13 Nur Faturrohman 14 Nisrina Nadia Salsabila 15 Nabila 16 Samial Akbar 17 Ria Setiani Cahya Ningrum 18 Firman Nurokhim Skor Minimum Skor Maksimum
Skor Pre-Tes Keterangan Kurang 36 Baik 66 Baik 73 Cukup 50 Baik 66 Baik 73 Baik 66 Baik 73 Kurang 33 Cukup 46 Kurang 20 Baik 70 Cukup 50 Baik 70 Cukup 46 Kurang 43 Baik 76 Kurang 20 20 73
Jumlah Rata-rata
977 54,27 %
Tabel. 2 Data Hasil uji tes kemampuan bahasa Inggris di Madrasah Ibtida’iyah Muhammadiyah Blondo Kabupaten Magelang No Nama Siswa 1 Indah Cahya Safitri 2 M. Fais. P 3 M. Wahyu Amirudin 4 Muktar Ainul Mufid 5 Raihan Muhammad Rafli 6 Zazan Widya 7 Aditya Irham Nur Aziz 8 Anda Zavista Putri 9 Anindiya Salsabila 10 Ani Putri Nurrohmah 11 Barik Hamzah 12 Eka Widiastuti 13 Fahmi Nur Alam 14 Gigih Destaro Szehnenda 15 Ivando Feryawan 16 Khairunisa 17 Lailatusa’diyah 18 Maula Matina 19 M. Chandra K 20 Faisal 21 Muhammad Farhan Makmun 22 Hafit Randika 23 M. Nur Rohman 24 Muhammad Roehana 25 M. Wildan M 26 Luki Ridwan Fauzi 27 Sahara Al-Hamka 28 Siti Rukoyah Skor Minimum Skor Maksimum
Pre-tes 63 46 63 66 76 66 43 60 60 66 40 43 43 66 60 60 80 60 53 60 50 26 30 56 73 63 86 73
Keterangan Baik Cukup Baik Baik Baik Baik Kurang Cukup Cukup Baik Kurang Kurang Kurang Baik Cukup Cukup Baik Cukup Cukup Cukup Cukup Kurang Kurang Cukup Baik Cukup Sangat Baik Baik 26 86
Jumlah Rata-rata
Dalam
1631 58,25 %
mengklasifikasikan
nilai,
peneliti
mengelompokannya
menjadi empat bagian nilai, yaitu kelompok sangat baik, baik, cukup dan kurang dengan ketentuan sebagai berikut : a. Kelompok nilai “Sangat Baik”
: 85-100
b. Kelompok nilai “Baik”
: 65-84
c. Kelompok nilai “Cukup”
: 45-64
d. Kelompok nilai “Kurang”
: 20-44
Dari hasil pengelompokan nilai tersebut, maka dapat dianalisis dalam tabel sebagai berikut : Tabel 3 Analisa Hasil Nilai Pre-Tes Siswa MI Muhammadiyah Terpadu Harapan Kota Magelang Kategori Sangat Baik Baik Cukup Kurang
Jumlah Siswa 0 8 4 4 Jumlah
Prosentase 0% 50 % 25 % 25 % 100 %
Chart Title 9
50% 8
8 7
6 5 25% 4
4
25% 4
Prosentase Jumlah Siswa
3 2 1
0
0 0% Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Tabel 4 Analisa Hasil Nilai Pre-Tes Siswa MI Muhammadiyah Blondo Kabupaten Magelang Kategori Sangat Baik Baik Cukup Kurang
Frekuensi Jumlah Siswa 1 8 13 6 Jumlah
Prosentase 3,6 % 28,6 % 46,4 % 21,4 % 100 %
Grafik 2. Analisa Hasil Nilai Pre-Tes Siswa MI Muhammadiyah Blondo Kabupaten Magelang 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
50% 9
50% 9
Prosentase Jumlah Siswa
Sangat Baik
Baik
0 0% Cukup
0 0% Kurang
Dari table ditas dapat diberikan kesimpulan sementara dari hasil pretes kemampuan siswa MI Muhammadiyah Terpadu Harapan Kota Magelang dan MI Muhammadiyah Blondo Kabupaten Magelang dalam memahami materi pelajaran bahasa Inggris belum bisa dikategorikan berhasil secara maksimal. Hal ini dibuktikan dengan hasil rata-rata kelas siswa MI Muhammadiyah Terpadu Harapan Kota Magelang yaitu 54, 27 % dengan analisa prosentase nilai
dan MI Muhammadiyah Blondo
Kabupaten Magelang yaitu 58.25 %. 3) Refleksi Pre-tes pada langkah yang pertama dalam proses pembelajaran sebagai tindak lanjut untuk melakukan praktik pembelajran dalam tahapan kedua. Adapun beberapa kendala yang dihadapi guru-siswa sebagai berikut : a) Keterbatasan media (misalnya; English flash card), Poster berbahasa Inggris, minimnya media audio visual untuk menemukan secara lansung cara mengeja materi bahasa Inggris, tidak memadainya waktu
untuk pelajaran bahasa Inggris untuk membuat media sebagai budaya kreatifitas guru,tidak memadainya waktu untuk pelajaran bahasa Inggris ukuran kelas yang besar, dan target kurikulum dan silabus membuat guru kurang leluasa dalam menerapkan model ini. b) Permasalahan pemahaman siswa dalam pembelajaran bahasa asing (bahasa Inggris) sebagai bahasa kedua (bahasa ibu). c) Penyampaian materi yang sulit untuk bisa ditelaah dengan baik. d) Model pembelajaran yang monoton dengan menggunakan lembar kerja siswa tidak akan menjadikan siswa lebih kreatif untuk mencari bahan lain guna untuk menunjang pemahaman materi secara mendalam.
b. Tahapan kedua 1) Perencanaan Dalam
melakuakn
pembelajaran
dengan
perencanaan menyiapkan
peneliti Rencana
membuat Pelaksanaan
kerangka Praktik
Pembelajaran (RP3), media pembelajaran (poster, english card), alat uji evaluasi praktik. 2) Tindakan Tahapan kedua ini menuntut untuk menentukan fokus/indikator materi sama sebagai bentuk tindakan pembelajaran dengan pemberian soal post-tes yang dilakukan pada subjek penelitian siswa MI Muhammadiyah Terpadu Harapan Kabupaten Magelang kelas 4 (empat) dan MI Muhammadiyah Blondo Kabupaten Magelang dengan hasil sebagai berikut.Setelah melakukan pendataan terhadap siswa MI Muhammadiyah
Blondo
Kabupaten
Magelang
kemudia
peneliti
melaksanakan pre-tes dengan materi Alphabet, Hobbies, Personal Indentity, Family, Numeral, Daily Activity, Things in Class Room, Saying Appologize. Adapun Indikator pre-tes sebagai berikut : Siswa dapat menyebutkan who I am?, mengeja huruf alphabet dengan nama sendiri (J-
H-O-N), menyebutkan anggota keluarga (brother, sister, father, mother), menyebutkan ungkapan maaf (I am sorry for), menyebutkan benda yang ada didalam kelas (chair, table, eraser). Adapun hasil pre-tes sebagai berikut : Tabel. 3 Data hasil uji tes kemampuan Bahasa Inggris di Madrasah Ibtida’iyah Muhammadiyah Terpadu Harapan Kota Magelang No Nama Siswa 1 Bagus Lufi A. P 2 Zaenal Arifin 3 Sahilda Lailatul Rahma 4 Annida Nur Aisyah 5 Bagus Santoso 6 M. Afan 7 M. Alvin K 8 Muhammad Ardian Ari Nugroho 9 Bagas 10 Muhammad Rifki Dewasakti 11 Riski Dewa Sakti 12 Nira Anggraeni 13 Nur Faturrohman 14 Nisrina Nadia Salsabila 15 Nabila 16 Samial Akbar 17 Ria Setiani Cahya Ningrum 18 Firman Nurokhim Skor Minimum Skor Maksimum Jumlah Rata-rata
Post-Tes 95 90 70 75 85 90 85 85 70 90 75 80 70 85 80 75 80 90
Keterangan Sangat baik Sangat baik Baik Baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Baik Sangat baik Baik Baik Baik Sangat baik Baik Baik Baik Sangat baik 70 95 1470 81,66 %
Tabel. 4 Data Hasil uji tes kemampuan bahasa Inggris di Madrasah Ibtida’iyah Muhammadiyah Blondo Kabupaten Magelang No Nama Siswa 1 Indah Cahya Safitri 2 M. Fais. P 3 M. Wahyu Amirudin 4 Muktar Ainul Mufid 5 Raihan Muhammad Rafli 6 Zazan Widya 7 Aditya Irham Nur Aziz 8 Anda Zavista Putri 9 Anindiya Salsabila 10 Ani Putri Nurrohmah 11 Barik Hamzah 12 Eka Widiastuti 13 Fahmi Nur Alam 14 Gigih Destaro Szehnenda 15 Ivando Feryawan 16 Khairunisa 17 Lailatusa’diyah 18 Maula Matina 19 M. Chandra K 20 Faisal 21 Muhammad Farhan Makmun 22 Hafit Randika 23 M. Nur Rohman 24 Muhammad Roehana 25 M. Wildan M 26 Luki Ridwan Fauzi 27 Sahara Al-Hamka 28 Siti Rukoyah Skor Minimum Skor Maksimum Jumlah Rata-rata Keterangan :
Post-tes 95 100 100 65 70 90 70 75 75 80 65 90 90 85 100 90 100 100 100 75 60 60 65 90 85 85 90 90
Keterangan Sangat baik Sangat baik Sangat baik Cukup Sangat baik Sangat baik Baik Baik Baik Baik Baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Baik Cukup Cukup Baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik 65 100 2340 83,57 %
a. b. c. d.
Kelompok nilai “Sangat Baik” Kelompok nilai “Baik” Kelompok nilai “Cukup” Kelompok nilai “Kurang”
: 85-100 : 65-84 : 45-64 : 20-44
Dari hasil pengelompokan nilai tersebut, maka dapat dianalisis dalam tabel sebagai berikut : Tabel 3 Analisa Hasil Nilai Post-Tes Siswa MI Muhammadiyah Terpadu Harapan Kota Magelang Kategori Sangat Baik Baik Cukup Kurang
Jumlah Siswa 9 9 0 0
Prosentase 50 % 50 % 0% 0% 100 %
Jumlah
Grafik 3. Analisa Hasil Nilai Post-Tes Siswa MI Muhammadiyah Terpadu Harapan Kota Magelang 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
18 0
Prosentase 25% 7
Jumlah Siswa 03
Sangat Baik
Baik
Cukup
0 0% Kurang
Tabel 4 Analisa Hasil Nilai Post-Tes Siswa MI Muhammadiyah Blondo Kabupaten Magelang Kategori Sangat Baik Baik Cukup Kurang
Jumlah Siswa 18 7 3 0
Prosentase 64 % 24 % 12 % 0% 100 %
Jumlah
Grafik. 4 Analisa Hasil Nilai Post-Tes Siswa MI Muhammadiyah Blondo Kabupaten Magelang 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
64% 18
Prosentase 24% 7
Jumlah Siswa 12% 3
Sangat Baik
Baik
Cukup
0 0% Kurang
Dari table ditas dapat diberikan kesimpulan dari hasil post-tes kemampuan siswa MI Muhammadiyah Terpadu Harapan Kota Magelang dan MI Muhammadiyah Blondo Kabupaten Magelang dalam memahami materi pelajaran bahasa Inggris bisa dikategorikan berhasil secara maksimal. Hal ini dibuktikan dengan hasil rata-rata kelas siswa MI Muhammadiyah Terpadu Harapan Kota Magelang yaitu 81, 66 % dengan analisa prosentase nilai Magelang yaitu 83, 57 %.
dan MI Muhammadiyah Blondo Kabupaten
3) Refleksi Refleksi pada tahapan kedua ini dalam melakukan proses pembelajaran praktik bahasa Inggris melalui quick reading passage dinyatakan berhasil ini dibuktikan dengan hasil post-tes pada mata pelajaran bahasa Inggris dan model pembelajaran ini bisa dijadikan salah satu pendukung keberhasilan anak dalam mendalami dan memahami materi bahasa Inggris.
B. Pembahasan hasil Penelitian Dua tahapan pelaksanaan penelitian sudah dilaksanaka sehingga menhasilkan hasil penelitian yang signifikan untuk dijadikan sebuah pertimbangan. Pada tahapan pertama pelaksanaan tindakan hanya menguji kemampuan siswa dalam memahami materi yang sudah di sleksi oleh peneliti sebagai bahan acuan pengembangan model pembelajaran, adapun tindakan tahapan pertama dengan memberikan pre-tes dengan hasil melihat hasil skor nilai kurang memuaskan ini terbukti dengan skor nilai di MI Muhammadiyah Terpadu harapan Kota Magelang hanya mencapai rata-rata nilai (54, 27 %) dan skor nilai terendah (20) dan tertingi (73) kemudian di MI Muhammadiyah Blondo Kabupaten Magelang hanya mencapai rata-rata (58,25 %) dan skor nilai terendah (26) dan tertinggi (86). Setelah dilakukan tindakan pada tahapan kedua dalam perencanaan pembelajaran praktik pengembangan model quick reading passage, maka pengujian dengan melakukan post-tes sehingga menghasilkan nilai memuaskan, ini terbukti di MI Muhammadiyah Terpadu harapan Kota Magelang hanya mencapai rata-rata nilai (81,66 %) dan skor nilai terendah (70) dan tertingi (95) kemudian di MI Muhammadiyah Blondo Kabupaten Magelang hanya mencapai rata-rata (83,57 %) dan skor nilai terendah (65) dan tertinggi (100). Dari deskripsi ini menunjukan bahawa pengembangan model pembelajaran melalui quick reading passage bisa dijadikan sebagai strategi unutk meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran bahasa Inggris.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan data penelitian tentang pengembangan model pembelajaran melalui quick reading passage, maka dapat di deskripsikan kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengembangan model pembelajaran melalui quick reading passage
dapat
dijadikan salah satu bahan alternatif untuk pengembangan metode pembelajaran bahasa Inggris. Dengan membaca cepat siswa dapat melatih pengejaan (pronunciation),
terampil
dalam
pengucapan
(speaking)
dan
mampu
menuliskan kembali (writing). 2. Hasil penerapan implementasi pengembangan model pembelajaran menemukan bahwa siswa kelas quick reading passage mencapai nilai lebih baik dari siswa pada kelas kontrol; siswa menyatakan bahwa dengan metode membaca cepat, siswa merasa termotivasi belajar bahasa Inggris, senang dengan aktivitas kelas, suasana kelas yang kondusif, dan proses pembelajaran menyenangkan. Demikian pula guru menyatakan bahwa siswa senang, semangat, dan asyik belajar dengan metode membaca cepat.
B. Saran 1. Membuat sistem co-teachers dengan English Young Learners (EYL), penambahan jam pelajaran, meningkatkan sarana dan prasarana media pembelajaran berbasis kreatif dan multimedia, dan partisipasi aktif dari stakeholders. 2. Belajar bahasa kedua setelah bahasa pertama membutuhkan keteladanan dan kebiasaaan sehingga bisa dijadikan alat
LAMPIRAN 1. Hasil Analisis Statistik Pre-Tes FREQUENCIES VARIABLES=NAMA NILAI /ORDER= ANALYSIS.
Frequencies [DataSet0] Statistics NAMA N Valid Missing
NILAI 28
0
0
28
Frequency Table NAMA
Valid
Frequency 1 1 1 1 1 1
Percent 3,6 3,6 3,6 3,6 3,6 3,6
Valid Percent 3,6 3,6 3,6 3,6 3,6 3,6
Cumulative Percent 3,6 7,1 10,7 14,3 17,9 21,4
1 1 1 1 1
3,6 3,6 3,6 3,6 3,6
3,6 3,6 3,6 3,6 3,6
25,0 28,6 32,1 35,7 39,3
Gigih
1
3,6
3,6
42,9
Hafit Indah Ivanando Khairun
1 1 1
3,6 3,6 3,6
3,6 3,6 3,6
46,4 50,0 53,6
1 1
3,6 3,6
3,6 3,6
57,1 60,7
1
3,6
3,6
64,3
1
3,6
3,6
67,9
1 1
3,6 3,6
3,6 3,6
71,4 75,0
Rohman
1 1
3,6 3,6
3,6 3,6
78,6 82,1
Sahara
1
3,6
3,6
85,7
Aditya Anda Ani Anindia Barik Chandra Eka Fahmi Fais Faisal Farhan
Laila Luki Maula Muhtar Raihan Roehan
Siti
1
3,6
3,6
89,3
Wahyu Wildan Zazan
1 1 1
3,6 3,6 3,6
3,6 3,6 3,6
92,9 96,4 100,0
28
100,0
100,0
Total NILAI Frequency Mising
26,00 30,00 40,00 43,00 46,00 50,00 53,00 56,00 60,00 63,00 66,00
Percent 1
3,6
1 1
3,6 3,6
2 1
7,1 3,6
1 2 1 6 3
3,6 7,1 3,6 21,4 10,7
4
14,3
73,00 76,00 80,00 86,00
2 1 1
7,1 3,6 3,6
1
3,6
Total
28
100,0
Hasil Analisis Statistik Post-Tes FREQUENCIES VARIABLES=NAMA NILAI /ORDER= ANALYSIS.
Frequencies [DataSet1] Statistics NAMA N Valid Missing
NILAI 28
0
0
28
Frequency Table NAMA Frequency Valid
Aditya
1
Percent 3,6
Valid Percent 3,6
Anda Ani
1
3,6
3,6
7,1
1 1 1
3,6 3,6 3,6
3,6 3,6 3,6
10,7 14,3 17,9
1 1
3,6 3,6
3,6 3,6
21,4 25,0
1 1
3,6 3,6
3,6 3,6
28,6 32,1
1 1
3,6 3,6
3,6 3,6
35,7 39,3
1 1
3,6 3,6
3,6 3,6
42,9 46,4
1 1
3,6 3,6
3,6 3,6
50,0 53,6
1 1 1
3,6 3,6 3,6
3,6 3,6 3,6
57,1 60,7 64,3
1
3,6
3,6
67,9
Raihan Roehan Rohman Sahara
1 1 1 1 1
3,6 3,6 3,6 3,6 3,6
3,6 3,6 3,6 3,6 3,6
71,4 75,0 78,6 82,1 85,7
Siti
1
3,6
3,6
89,3
Anindia Barik Chandra Eka Fahmi Fais Faisal Farhan Gigih Hafit Indah Ivanando Khairun Laila Luki Maula Muhtar
Cumulative Percent 3,6
Wahyu
1
3,6
3,6
92,9
Wildan Zazan Total
1 1 28
3,6 3,6 100,0
3,6 3,6 100,0
96,4 100,0
NILAI Frequency Missing
60,00 65,00 70,00 75,00 80,00 85,00 90,00 95,00 100,00 Total
3 2
Percent 10,7 7,1
2 3
7,1 10,7
1 3
3,6 10,7
7 1 6 28
25,0 3,6 21,4 100,0
Hasil Analisis Statistik Pre Tes FREQUENCIES VARIABLES=NAMA NILAI /ORDER= ANALYSIS .
Frequencies [DataSet0] Statistics
N
Valid Missing
NAMA 18
NILAI 0
0
18
Frequency Table NAMA
Valid
Afan Alvin Annida Ardian Bagas Bagus Fatur Firman Nabila Nira Nisrina Ria Rifki Riski Sahilda Samila Santoso Zaenal Total
Frequency 1 1 1 1 1 1
Percent 5,6 5,6 5,6 5,6 5,6 5,6
Valid Percent 5,6 5,6 5,6 5,6 5,6 5,6
Cumulative Percent 5,6 11,1 16,7 22,2 27,8 33,3
1 1 1
5,6 5,6 5,6
5,6 5,6 5,6
38,9 44,4 50,0
1 1 1
5,6 5,6 5,6
5,6 5,6 5,6
55,6 61,1 66,7
1
5,6
5,6
72,2
1 1 1
5,6 5,6 5,6
5,6 5,6 5,6
77,8 83,3 88,9
1 1
5,6 5,6
5,6 5,6
94,4 100,0
18
100,0
100,0
NILAI
Missing
20,00 33,00 36,00 43,00 46,00 50,00 66,00 70,00 73,00 76,00 Total
Frequency 2 1
Percent 11,1 5,6
1
5,6
1 2 2
5,6 11,1 11,1
3
16,7
2 3
11,1 16,7
1
5,6
18
100,0
Hasil Analisis Statistik Nilai Post-Tes FREQUENCIES VARIABLES=NAMA NILAI /ORDER= ANALYSIS.
Frequencies [DataSet0] Statistics
N
Valid
NAMA 18
Missing
NILAI 0
0
18
Frequency Table NAMA
Valid
Afan Alvin Annida Ardian Bagas Bagus Fatur Firman Nabila Nira Nisrina Ria Rifki Riski Sahilda Samila Santoso Zaenal Total
Frequency 1 1 1 1
Percent 5,6 5,6 5,6 5,6
Valid Percent 5,6 5,6 5,6 5,6
Cumulative Percent 5,6 11,1 16,7 22,2
1 1 1 1 1 1
5,6 5,6 5,6 5,6 5,6 5,6
5,6 5,6 5,6 5,6 5,6 5,6
27,8 33,3 38,9 44,4 50,0 55,6
1 1 1
5,6 5,6 5,6
5,6 5,6 5,6
61,1 66,7 72,2
1 1
5,6 5,6
5,6 5,6
77,8 83,3
1
5,6
5,6
88,9
1 1 18
5,6 5,6 100,0
5,6 5,6 100,0
94,4 100,0
NILAI
Missing
Frequency 3
Percent 16,7
80,00
3 3
16,7 16,7
85,00
4
22,2
90,00
4 1 18
22,2 5,6 100,0
70,00 75,00
95,00 Total
DAFTAR PUSTAKA
Izzan, Ahmad, 2010, Metodelogi Pembelajaran Bahasa Inggris, (Bandung: Humaniora). Goridus sukur, Silvester, 2011, English Conversation For Teacher, (Bandung: Kaifa Learning). Oktradiksa, Ahwy, 2013, Islamic Learning In English Academic Purpose,(Jakarta: Prenada Media Group). Sugiono, 2009, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta). Djamal, Murni, 2002, Improving Reading Skill In English, (Jakarta: Prenada Media Group). Zahner, Louis, (1966), The English Language, (United Stated: Harcout, Brace World). Herudjati Purwoko, 2010, Penelitian Tindakan Kelas dalam Pengajaran Bahasa Inggris, (Jakarta : Indeks). Djiwandono, S. 1996. Naskah Sambutan promoter Wido Toendan Untuk Memperoleh Gelar Doktor Pendidikan Bidang Studi Bahasa Inggris. IKIP Malang. Noer, Muhammad, e_Book (www.membacacepat.com), Speed Reading For Beginners (Panduan Membaca Lebih Cepat, Lebih Cerdas, dan Pemahaman Lebih Baik).
LAMPIRAN 2. BIODATA PENELITI : 1. Ketua Peneliti a. b. c.
Nama Tempat dan tanggal lahir Pendidikan terakhir
d.
Pengalaman penelitian dan pengabdian pada masyarakat
e.
Publikasi Ilmiah
f.
Mata Kuliah yang diampu
: Ahwy Oktradiksa, S.Pd.I., M.Pd.I. : Muara Enim, 02 Oktober 1985 : Program Pascasarjana (S2) Program Studi (PGMI) Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 2011. : 1) Pengabdian Penanggulangan Bencana Gempa Bumi Bantul Yogyakarta Kerjasama dengan LSM (TSP Yogyakarta), 2006. 2) Pengaruh Kesadaran Beribadah Siswa Madrasah Tsanawiyah di Desa Maguwoharjo Yogyakarta, 2007. 3) Analisis Kompetensi Pedagogik dan Profesional Guru Mata Pelajaran Sains (study komparasi antara MIN II Yogykarta dan SDN Kotagede II Yogyakarta), 2011. : 1) Hakikat Pendidika Islam Di Madrasah Ibtida’iyah Di Tinjau dari Manajemen Pendidikan (tulisan ilmiah dimuat di Jurnal TARBIYATUNA No.02/I/2012). 2) Buku Bunga Rampai Pendidikan Islam (Analisis Kebijakan Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah), 2011. 3) Buku Islamic Learning InEnglish Academic Purpose, 2013 : 1) Pembelajaran Bahasa Inggris MI di FAI 2) Bahasa Inggris 1 dan 2 di FAI
2. Anggota Peneliti a. b. c.
Nama Tempat dan tanggal lahir Pendidikan terakhir
d.
Pengalaman penelitian dan
: Drs. Mujahidun, M.Pd. : Magelang, 4 Juni 1967 : Program Pascasarjana konsentrasi Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, 2004 : 1) The Exploration Of English
pengabdian pada masyarakat
2)
e.
Publikasi Ilmiah
:
1)
f.
Mata Kuliah yang diampu
:
1) 2) 3) 4)
Vocabularies On Islamic Students Of Tarbiyah Faculty Muhammadiyah University of magelang Hubungan suversisi administrasi sekolah dengan peningkatan kinerja MI dan SD kabupaten Magelang Improving reading skill : A concept and technique approach (RefleksiISSN : 0853-9359). Bahasa Inggris Manajemen Pendidikan Manejemen kelas Pembelajaran bahasa Inggris MI
Laporan Keungan Penelitian Jenis Pengeluaran 1 Peralatan dan perlengkapan a. Buku dan Boltpoint b. Stopmap plastik c. Kertas 4 rem d Pembuatan dan penggandaan proposal e Tinta printer (black and colorfull) f Instrument model pembelajaran 2
Transportasi perijinan a 2 lokasi penelitian b Lokasi penelitian (lembaga pendidikan MI) c Lokasi Penelitian (siswa MI)
Rincian
Jumlah
2 x 2 x Rp. 25.000., 2 x 2 x Rp. 35.000., 4 x Rp. 25.000., 10 x Rp. 5.000., 2 x Rp. 25.000., Rp. 470.000.,
Rp.790.000.,
2 x Rp. 250.000., Rp. 600.000.,
1.200.000., Rp. 2.300.000.,
3
Laporan a Penulisan (editor) 2 orang b Pengetikan draf awal c Pengetikan draf akhir d Penggandaan (10 exp) e Penjilidan (10 exp)
2 x RP. 150.000., RP. 50.000., Rp. 50.000., Rp. 150.000., 10 x Rp. 10.000., Rp. 650.000.,
4
Pengiriman dan Publikasi a Pengiriman hasil penelitian b Publikasi hasil penelitian (lembaga dan kampus)
TOTAL BIAYA
Rp. 200.000., 2 x Rp. 50.000.,
Rp. 300.000., Rp. 4.000.000.,