Kode/Rumpun Ilmu: 722/ Pendidikan Matematika
LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA
HUBUNGAN KECEMASAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATA KULIAH MATEMATIKA EKONOMI TIM PENELITI:
VEPI APIATI, M.PD
NIDN. 0427047502
WITRI NUR ANISA, M.PD
NIDN. 0416078204
Penelitian ini dibiayai oleh DIVA Universitas Siliwangi Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, sesuai Surat Penjanjian Penugasan Penelitian 229/UN.58.09/LT/2015 tanggal 18 September 2015
UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA NOVEMBER 2015
HALAMANPENGESAHAN PENELITIAN DOSEN PEMULA Hubungan Kecemasana Kecemasan Belajar Hubungan Belajar Dengan dengan Prestasi dalam Mata Mata Prestasi Belajar Belajar Mahasiswa Mahasiswa Dalam Kuliah Matematika Ekonomi Kuliah Analisis Kompleks
Penelitian
. ama Rumpun llmu: a Peneliti: . ~ama Lengkap
. :IDN Jabatan Fungsional . Program Studi
e.
omorHP Alamat Surel (E-mail)
: Vepi Apiati, M.Pd : 0427047502 : Asisten Ahli : Pendidikan Matematika : 081312888555 :
[email protected]
A.nggota Peneliti: a. Nama Lengkap
: Witri Nur Anisa, M.Pd
b. NIDN
: 0416078204
c. Perguruan Tinggi
: Universitas Siliwangi Tasikmalaya
Biaya Penelitian
: Dana Internal PT Rp. 5.000.000,00 Tasikmalaya, November Agustus 2015 2015 Tasikmalaya,1910
Ketua Peneliti,
=1#/t
Vepi Apiati, M.Pd NIDN. 0427047502
DAFTAR ISI Hal. Halaman Pengesahan Daftar Isi......………………………………………………………………..
i
Daftar Tabel .........…………………………………………………………..
ii
Ringkasan .......………………………………………………………………
iii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……………………………………………….
1
B. Rumusan masalah ....................................................................
3
C. Definisi Operasional....………………………………………
4
D. Hipotesis Penelitian ………………………………………….
4
E. BatasanPenelitian ……….......……………………………….
4
F. TujuanPenelitian …………....……………………………….
5
G. Target Luaran ………………………………………………...
5
TINJAUAN PUSTAKA A. KecemasanBelajar …………………………………………...
6
B. PrestasiBelajar ……………………………………………….
9
C. Hubungan Antara Kecemasan Menghadapi Perkuliahan
12
Matematika Ekonomi dengan Prestasi Belajar Mahasiswa BAB III
BAB IV
METODE PENELITIAN A. Tahapan-tahapan Penelitian .....................................................
13
B. Tempat Penelitian ....................................................................
13
C. Variabelpenelitian …………………………………………...
13
D. DesainPenelitian …………………………………………….
14
E. TeknikPengumpulan Data …………………………………...
14
F. TeknikAnalisis Data ………………………………………....
17
G. Anggaran dan Biaya ................................................................
18
H. Jadwal Penelitian .....................................................................
19
HASIL DAN PEMBAHASAN A.
Deskripsi Data Penelitian ........................................................
20
B. Pengujian Prasyarat Analisis ....................................................
22
i
BAB V
C. Pengujian Hipotesis Penelitian .................................................
23
D. Pembahasan ..............................................................................
24
SIMPULAN DAN SARAN ..
26
A. Simpulan ...................................................................................
26
B. Saran .........................................................................................
26
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………
27
LAMPIRAN-LAMPIRAN
30
ii
DAFTAR TABEL Hal. Tabel 3.1 Skor Skala Likert yang digunakan dalam angket …..........
15
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket Kecemasan Belajar Mahasiswa .............
16
Tabel 3.3 Kategori Prestasi Belajar Mahasiswa ……….....…..….....
17
Tabel 3.4 Kriteria Kekuatan Korelasi................………….…..……..
18
Tabel 3.5 Kategori Skor Kecemasan ....…......….......................…....
18
Tabel 3.6 Anggaran Biaya …….......…...……...……………............
18
Tabel 3.7 Jadwal Kegiatan ……...……………..…………………....
19
Tabel 4.1 Deskripsi Data Penelitian Angket Kecemasan
20
Menghadapi Perkuliahan Matematik Ekonomi................. Tabel 4.2 Kategori Skor Kecemasan Menghadapi Perkuliahan
20
Matematika Ekonomi ........................................................ Tabel 4.3 Deskripsi Data Penelitian Tes Prestasi Belajar
21
Mahasiswa........................................................................... Tabel 4.4 Kategori Skor Tes Prestasi Belajar Matematika................. Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas........................................................... Tabel 4.6 Hasil Uji Linieritas ............................................................. Tabel 4.7 Hasil Uji Hipotesis .............................................................
iii
21 22 23 24
RINGKASAN Mahasiswa dengan tingkat kecemasan yang berlebihan cenderung bersikap pesimis dalam menyelesaikan masalah matematika dan kurang termotivasi untuk mempelajarinya.
Kecemasan
berlebihan
juga
sering
kali
memposisikan
matematika menjadi mata pelajaran yang ditakuti dan dihindari. Oleh karena itu kecemasan berlebihan dimungkinkan berdampak negative pada prestasi belajar. Kecemasan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keadaan yang dirasakan oleh mahasiswa pada saat menghadapi perkuliahan yaitu kecemasan sebagai sifat (trait anxiety) dan kecemasan sesaat (state anxiety) sedangkan prestasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah prestasi yang diperoleh mahasiswa selama satu semester. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kecemasan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa semester 5 dalam mata kuliah matematika ekonomi di program studi pendidikan matematika Universitas Siliwangi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket kecemasan dan soal tes pada mata kuliah matematika ekonomi. Tahapan yang dilakukan dalam penelitian yaitu tahap persiapan yang meliputi: membuat pernyataan angket kecemasan belajar mahasiswa; membuat soal tes mata kuliah matematika ekonomi; membuat Silabus dan Satuan Acara Perkuliahan(SAP) pada mata kuliah matematika ekonomi. Selanjutnya tahap pelaksanaan meliputi: melaksanakan perkuliahan; memberikan soal tes dan angket kecemasan belajar matematika pada mahasiswa. Tahap penyelesaian meliputi: mengumpulkan data hasil tes dan data hasil pengisian angket kecemasan belajar mahasiswa; mengolah dan menganalisis hasil data yang diperoleh berupa data kuantitatif dengan metode korelasional; tahapan terakhir adalah penarikan simpulan. Data hasil analisis diperoleh kesimpulan tidak ada hubungan antara kecemasan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah matematika ekonomi dan tingkat kecemasan belajar mahasiswa dalam mata kuliah matematika ekonomi sebagian besar yaitu 47% berada dalam kategori rendah.
iii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peraturan mentri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia Nomor 49 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi dalam standar proses pembelajaran disebutkan bahwa standar proses pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang pelaksanaan pembelajaran pada program studi untuk memperoleh pencapaian pembelajaran lulusan mencakup karakteristik proses pembelajaran yang terdiri dari sifat interaktif, holistic, integrative, saintifik, kontekstual, efektif, kolaboratif, dan berpusat pada mahasiswa. Perguruan tinggi merupakan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi yang diperuntukan bagi mahasiswa yang ingin menuntut ilmu. Perguruan tinggi mewajibkan mahasiswanya untuk mengikuti semua mata kuliah yang telah ditentukan sesuai dengan bidang ilmu yang diambilnya masing-masing, diantaranya mata kuliah matematika ekonomi untuk mahasiswa yang kuliah di program studi pendidikan matematika. Johnson
&
Myklebush
(Abdurrahman,
1999:252)
mendefinisikan
matematika sebagai bahasa simbolik yang fungsi praktisnya adalah untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan, sedangkan fungsi teoretisnya adalah untuk memudahkan berpikir. Banyak alasan tentang perlunya mempelajari matematika, salah satunya karena matematika berguna dalam segala segi kehidupan, semua bidang studi memerlukan matematika yang sesuai dengan bidang ilmunya dan matematika dapat memberi kepuasan terhadap usaha untuk memecahkan masalah. Sejak jaman dulu hingga sekarang matematika merupakan salah satu ilmu yang penting dalam kehidupan, tetapi tidak mudah dan masih dirasa sulit untuk dipelajari. Pembelajaran matematika hendaknya lebih mengutamakan pada pengembangan daya matematika mahasiswa, yang meliputi kemampuan menemukan kembali, menyusun konjektur, dan menalar secara logis, menyelesaikan soal tidak rutin dan menyelesaikan masalah, berkominikasi
1
secara matematik dan mengaitkan ide matematika dengan kegiatan intelektual lainnya. Santrock (2003) mengatakan masa remaja disebut juga masa pemantapan identitas diri atau masa-masa strom and stress, atau masa up and down. Bila pada periode ini remaja tidak memiliki kemantapan dalam dirinya maka akan menimbulkan kecemasan di dalam dirinya. Bila ketidakmantapan tersebut terjadi pada pelajaran matematika maka remaja tersebut akan mengalami kecemasan terhadap pelajaran matematika. Hasil penelitian Auliani, Rizqiah (2010) di Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kecemasan dan prestasi belajar statistik pada mahasiswa fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian lain yaitu penelitian yang dilakukan oleh Tya Anggareini (2010) mengenai “Hubungan
antara
Kecemasan
dalam
Menghadapi
Mata
Pelajaran
Matematika dengan Prestasi Akademik Matematika pada Remaja”, yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negative dan signipikan antara kecemasan dalam menghadapi mata pelajaran matematika dengan prestasi akademik matematika pada remaja. Freedman (Johnson, 2003:5) mendefinisikan kecemasan matematika sebagai “ an emotional reaction to mathematics based on past unpleasant experience which harm future learning” jadi kecemasan matematika merupakan reaksi emosional berdasarkan pengalaman tidak menyenangkan sebelumnya, yang mengganggu proses belajar selanjutnya. Jika sebelumnya mahasiswa memperoleh prestasi yang baik maka kemungkinan mahasiswa tersebut terhindar dari rasa cemas yang berlebihan. Sebaliknya apabila sebelumnya mahasiswa memperoleh prestasi yang buruk, maka kemungkinan besar pada usaha belajar matematika selanjutnya mahasiswa tersebut mengalami tingkat kecemasan yang besar. Dalam penelitian ini prestasi belajar yang ingin diteliti adalah prestasi belajar mata kuliah matematika ekonomi. Mata kuliah matematika ekonomi merupakan mata kuliah pilihan yang dapat diikuti oleh mahasiswa yang
2
mengambil program studi pendidikan matematika. Mahasiswa yang akan mengontrak mata kuliah tersebut harus lulus mata kuliah Kalkulus I dan II, mata kuliah persamaan diferensial, dan mata kuliah Kapita Selekta Matematika.
Nilai rata-rata yang diperoleh mahasiswa pada tahun 2014
adalah 80. Kecemasan matematika bisa menjadi fenomena umum dan menjadi hambatan dalam belajar matematika itu sendiri. Kecemasan matematika bisa diikuti sikap menghidari matematika, yang menimbulkan math-phobia yaitu suatu penyakit mental dimana penderita takut pada matematika sebelum dia mencoba.
Kecemasan matematika berkaitan dengan perasaan dan sikap
negatif tentang matematika. Kecemasan ini dapat menyerang manusia dalam berbagai usia, mulai dari usia sekolah dasar sampai pada perguruan tinggi. Hal inilah yang peneliti rasa perlu untuk diteliti penyebabnya. Peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian tentang seberapa besar kecemasan dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah matematika ekonomi di program studi pendidikan matematika Universitas siliwangi Tasikmalaya. Penelitian ini mengambil sebuah judul “Hubungan Antara Kecemasan Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Dalam Mata Kuliah Matematika Ekonomi”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah peneliti uraikan sebelumnya maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: a. Apakah ada hubungan antara kecemasan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah matematika ekonomi? b. Bagaimana tingkat kecemasan belajar mahasiswa dalam mata kuliah matematika ekonomi.
3
C. Definisi Operasional Definisi Operasional pada penelitian ini adalah: a. Prestasi belajar yang dimaksud adalah prestasi belajar pada mata kuliah matematika ekonomi yang skor penilaiannya peneliti ambil dari nilai prestasi akademik pada mata kuliah matematika ekonomi. b. Kecemasan yang dimaksud adalah keadaan yang dirasakan oleh mahasiswa yang mengikuti mata kuliah matematika ekonomi saat menghadapi perkuliahan mata kuliah tersebut, yakni kecemasan sebagai sifat (trait anxiety) dan kecemasan sesaat (state anxiety). c. Mahasiswa dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang mengontrak mata kuliah matematika ekonomi pada program studi pendidikan matematika Universitas Siliwangi Tasikmalaya.
D. Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah: “Ada hubungan antara kecemasan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah matematika ekonomi”.
E. Batasan Penelitian Untuk menjaga agar penelitian ini dapat terfokus dan tidak melebar terlalu jauh, maka batasan yang difokuskan pada penelitian ini adalah: a. Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai selama kurun waktu tertentu pada mata kuliah matematika ekonomi yang skor penilaiannya diambil dari nilai prestasi belajar pada mata kuliah matematika ekonomi. b. Kecemasan yang dimaksud adalah keadaan yang dirasakan oleh mahasiswa yang mengikuti mata kuliah matematika ekonomi saat menghadapi perkuliahan mata kuliah tersebut, yakni kecemasan sebagai sifat (trait anxiety) dan kecemasan sesaat (state anxiety). c. Mahasiswa dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang mengikuti mata kuliah matematika ekonomi pada program studi pendidikan matematika Universitas Siliwangi Tasikmalaya.
4
F. Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui: a. Ada tidaknya hubungan antara kecemasan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah matematika ekonomi. b. Tingkat kecemasan belajar mahasiswa dalam mata kuliah matematika ekonomi. G. Target Luaran Target luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah: a. Mengetahui seberapa besar hubungan kecemasan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah matematika ekonomi b. Menghasilkan publikasi ilmiah yang diterbitkan pada Jurnal Nasional Terakreditasi
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Belajar Ashcraft (2002: 1) mendefinisikan kecemasan matematika sebagai perasaan ketegangan, cemas atau ketakutan yang mengganggu kinerja matematika. Mahasiswa yang mengalami kecemasan matematika cenderung menghindari situasi dimana mereka harus mempelajari dan mengerjakan matematika. Menurut Atkinson (1996), kecemasan adalah emosi yang tidak menyenangkan yang ditandai dengan istilah-istilah seperti kekhawatiran, keprihatinan, dan rasa takut yang kadang-kadang kita alami dalam tingkat yang berbeda-beda. Trujillo & Hadfield (Peker, 2009) menyatakan bahwa penyebab kecemasan matematika dapat diklasipikasikan dalam tiga kategori yaitu sebagai berikut: a. Faktor kepribadian (psikologis atau emosional) Misalnya perasaan takut siswa akan kemampuan yang dimilikinya (selfefficacy belief), kepercayaan diri yang rendah yang menyebabkan rendahnya nilai harapan siswa (expectancy value), motivasi diri siswa yang
rendah
dan
sejarah
emosional
seperti
pengalaman
tidak
menyenangkan di masa lalu yang berhubungan dengan matematika yang menimbulkan trauma. b. Faktor lingkungan atau sosial Misalnya kondisi saat proses belajar mengajar matematika di kelas yang tegang diakibatkan oleh cara mengajar, model dan metode mengajar guru matematika. Rasa takut dan cemas terhadap matematika dan kurangnya pemahaman yang dirasakan para guru matematika dapat terwariskan kepada para siswanya (Wahyudin, 2010: 21). Faktor yang lain yaitu keluarga terutama orang tua siswa yang terkadang memaksakan anakanaknya untuk pandai dalam matematika karena matematika dipandang sebagai sebagai sebuah ilmu yang memiliki nilai prestise.
6
c. Faktor intelektual Faktor intelektual terdiri atas pengaruh yang bersifat kognitif, yaitu lebih mengarah pada bakat dan tingkat keserdasan yang dimiliki siswa. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ashcraft & Kirk (dalam Johnson, 2003) menunjukkan bahwa ada korelasi antara kecemasan matematika dan kemampuan verbal atau bakat serta Intelectual Quotion (IQ). Mathematical Anxiety atau mathphobia menurut Reys, dkk. (dalam Afgani D. Jarnawi, 2011) adalah ketakutan terhadap matematika atau prasangka negative tentang matematika. Nugraha (dalam Afgani D. Jarnawi, 2011) memberikan pengertian bahwa cemas pada matematika berarti cemas pada pelajaran matematika dan yang berhubungan dengannya, seperti cemas tidak mengerjakan soal, dan cemas pada saat ditanya oleh guru. Dari beberapa pendapat maka kita dapat menenentukan beberapa ciri kecemasan belajar matematika dalam diri seseorang, diantaranya: a. Adanya rasa takut terhadap matematika b. Adanya
anggapan
bahwa
matematika
itu
menyulitkan
(selalu
berprasangka negative) c. Adanya rasa tegang saat belajar matematika d. Adanya rasa takut tidak bisa mengerjakan soal matematika e. Adanya rasa takut dan malu tidak bias menjawab pertanyaan guru saaat belajar matematika f. Sering lupa terhadap konsep matematika Sfielberger (Rizqiah Auliani. 2010:29) membahas proses kecemasan dengan membaginya menjadi 5 komponen, yautu: -
Evaluated Situation, adanya situasi yang mengancam, sehingga ancaman ini menyebabkan timbulnya kecemasan
-
Perception Of Situation, situasi yang mengancam diberi penilaian individu. Penilaian ini dipengaruhi oleh sikap, kemampuan dan pengalaman masa lalu individu.
-
Anxiety State Reaction, jika individu menganggap bahwa situasi berbahaya maka reaksi kecemasan akan timbul. Kompleksitas respon
7
dikenal sebagai reaksi kecemasan sesaat yang melibatkan respon psikologis, seperti denyut jantung dan telanan darah. -
Cognitif Reappraisal Follow, individu menilai kembali situasi yang mengancam tersebut. Untuk itu individu menggunakan pertahanan diri (defence mechanism) atau dengan meningkatkan aktifitas kognisi atau motoriknya.
-
Coping, disini individu menemukan jalan keluarnya dengan menggunakan defence mechanism misalnya proyeksi dan rasionalisasi. Menurut Behaviouristik, proses belajar memegang peranan penting dalam
pembentikan kecemasan. Kecemasan merupakan hasil atau sesuatu yang dipelajari juga merupakan dorongan untuk bertingkah laku bagi seseorang. Salah satu tokok Behavioristik yaitu J. B. Watson membahas mengenai tingkah laku manusia yang ditampilkan atau yang tercermin secara pisik. Ia mengatakan bahwa suatu stimulus adalah hasil dari proses belajar. Terjadinya perubahan itu relative menetap serta dihasilkan oleh usaha-usaha tertentu. Menurut Spielberger kecemasan dibedakan menjadi dua yaitu: a. State anxiety (kecemasan sesaat) State anxiety adalah gejala kecemasan yang timbul apabila seseorang dihadapkan pada situasi yang dirasakan mengancam, berlangsung sementara dan ditandai dengan perasaan subjektif akan tekanan-tekanan tertentu, kegugupan, dan aktifnya susunan syaraf pusat. b. Trait anxiety (kecemasan sebagai sifat) Trait anxiety adalah kecemasan yang menetap pada diri seseorang dan merupakan pembeda antara satu individu dengan individu lainnya. Kecemasan ini sudah terintegrasi dalam kepribadian sehingga seseorang yang memiliki kecemasan ini lebih mudah cemas bila menghadapi suatu situasi.
8
B. Prestasi Belajar Matematika 1. Pengertian Belajar Sumadi Suryabrata (2008: 232), memberikan pendapatnya bahwa belajar merupakan proses yang disengaja atau diusahakan untuk membawa perubahan, yaitu didapatkannya kecakapan baru. Sedangkan W. S. Winkel (2004: 56) berpendapat bahwa belajar merupakan proses perubahan selama jangka waktu tertentu dari belum mampu ke arah sudah mampu yang meliputi tiga ranah, yaitu kognitif, psikomotorik da afektif. Belajar merupakan kegiatan seseorang untuk memperoleh pengetahuan, perilaku dan keterampilan dengan cara mengolah bahan ajar (Syaiful Sagala, 2005: 12). Menurut Sugihartono et all (2007: 74) belajar merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relative permanen atau menetap karena adanya interaksi seseorang dengan lingkungannya. Belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan seseorang melalui berbagai pengalaman yang disengaja atau diusahakan dan meliputi ranah kognitif (meliputi pengetahuan dan pemahaman), afektif (meliputi sikap dan nilai yang meresapi perilaku dan tindakan), serta psikomotorik (meliputi keterampilan melakukan gerak-gerik badan dalam urutn tertentu) yang diarahkan pada tujuan.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Sumadi Suryabrata (2008: 233) mengklasipikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menjadi dua golongan, yaitu faktor yang berasal dari luar diri pelajar dan faktor yang berasal dari dalam diri pelajar. Faktor yang berasal dari luar meliputi faktor non social dan faktor social. Faktor yang berasal dari dalam diri pelajar meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis. Terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi belajar, yaitu faktor internal yang merupakan faktor dalam diri pelajar dan faktor eksternal yang merupakan faktor dari luar diri pelajar. Faktor internal terdiri dari faktor jasmaniah yang meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh dan faktor
9
fsikologis yang meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motof, kematangan, dan kelelahan. Faktor eksternal meliputi faktor keluarga, sekolah, dan masyarakat. Muhubbin Syah (Sugihartono, 2007: 77) membedakan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menjadi tiga macam, yaitu faktor internal, faktor eksternal, dan faktor pendekatan belajar. Faktor internal meliputi keadaan jasmani dan rohani. Faktor eksternal merupakan kondisi lingkungan disekitarnya. Faktor pendekatan belajar merupakan upaya belajar yang meliputi strategi dan metode yang digunakan untuk melakukan kegiatan pembelajaran pada materi-materi pelajaran.
3. Pengertian Prestasi Belajar Chaplin dengan bukunya, Dictionary of Personality (dalam Suryabrata, 2001, h.231) membatasi belajar dengan dua macam rumusan sebagai berikut: a. Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relative menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman b. Belajar adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus. Secara bahasa prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu “prestatie” yang kemudian dalam bahasa Indonesia berkembang menjadi prestasi yang berarti usaha. Kamus umum bahasa Indonesia mengartikan prestasi sebagai hasil yang dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya) (Poerwadarminta, 1984, h.768). Hal ini memberi arti bahwa prestasi belajar menunjukkan pada hasil yang dicapai oleh individu melalui suatu pembelajaran. Dalam kamus bahasa Indonesia, prestasi belajar terdiri dari dua kata yaitu “prestasi” dan “belajar”. Prestasi diartikan sebagai hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya). Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan suatu kegiatan. Sedangkan belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.
10
Faktor yang dapat mempengaruhi positif atau negative terhadap prestasi belajar dapat dibedakan atas tiga kelompok besar, yaitu: faktor internal, faktor eksternal, dan faktor pendekatam belajar (Suryabrata, 2001, h.223). a. Faktor internal 1) Aspek jasmani (fisiologis) yang diedakan menjadi dua macam, yakni: -
Jasmani yang lelah atau sakit dapat menyebabkan terganggunya aktifitas seseorang sehingga kegiatan belajarnya kurang maksimal.
-
Keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu, terutama panca indera. Fungsi panca indera yang kurang baik dapat memungkinkan terjadinya hambatan pada aktifitas belajar seseorang.
2) Aspek psikologis, diantaranya adalah: tingkat intelegensi, sikap siswa terhadap guru dan pelajaran, minat, motivasi, dan sikap terhadap guru dan pelajaran dapat memungkinkan seseorang untuk memiliki hasil belajar yang baik. b. Faktor eksternal 1) Aspek sosial -
Lingkungan sekolah
-
Lingkungan masyarakat
-
Lingkungan tinggal yang cenderung membiarkan anaknya hanya untuk bermain dapat mempengaruhi berkurangnya motivasi belajar bagi anak lain disekitarnya.
-
Lingkungan keluarga, termasuk didalamnya sifat orangtua, praktik pengelolaan orangtua, dan ketegangan keluarga. Interaksi social yang terjalin secara berkelanjutan ini akan menciptakan iklim yang berbeda-beda pada setiap keluarga.
2) Aspek non sosial Yang termasuk dalam asfek ini seperti fasilitas di rumah, fasilitas belajar, penataan rumah sebagai tempat tinggal dan letaknya. 3) Aspek budaya Yang termasuk dalam asfek ini seperti: adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. Dalam hal ini seberapa besar
11
suatu adat atau kebudayaan memberi dukungan pada warganya untuk mempergunakan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat mendukung aktifitas belajarnya. c. Faktor pendekatan belajar 1) Faktor stimulasi belajar Yang dimaksud adalah segala hal di luar individu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar yang berkenaan dengan: -
Panjangnya bahan pelajaran
-
Kesulitan bahan pelajaran
-
Berat ringannya tugas yang diberikan
2) Faktor metode belajar Metode belajar yang dipakai oleh guru sangat mempengaruhi metode belajar yang dipakai oleh mahasiswa.
C. Hubungan Antara Kecemasan Menghadapi Perkuliahan Matematika Ekonomi dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Berdasarkan opini negative mahasiswa yang berkembang tentang pembelajaran matematika dalam perkuliahan matematika ekonomi maka timbul kecemasan ketika proses perkuliahan. Kecemasan atau kekhawatiran ini menimbulkan perasaan takut terhadap pembelajaran matematika pada perkuliahan matematika ekonomi, merasa malas untuk mempelajari dan mengerjakan
soal-soal
matematika
ekonomi,
serta
perasaan
ingin
menghindari perkuliahan matematika ekonomi. Kecemasan dalam menghadapi perkuliahan matematika ekonomi juga akan menimbulkan rasa takut gagal yang dimungkinkan berdampak negative terhadap terhadap prestasi belajar, seperti kekhawatiran ketika menghadapi ulangan atau evaluasi materi, jantung berdebar dan berkeringat ketika disuruh mengerjakan soal matematika di depan kelas, serta hilangnya konsentrasi ketika perkuliahan matematika sedang berlangsung.
12
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tahapan-tahapan Penelitian Tahapan yang dilakukan dalam penelitian yaitu tahap persiapan yang meliputi: membuat pernyataan angket kecemasan belajar mahasiswa; membuat soal tes mata kuliah matematika ekonomi; membuat Silabus dan Satuan Acara Perkuliahan (SAP) pada mata kuliah matematika ekonomi. Selanjutnya
tahap
pelaksanaan
memberikan soal tes
meliputi:
melaksanakan
perkuliahan;
dan angket kecemasan belajar matematika pada
mahasiswa. Tahap penyelesaian meliputi: mengumpulkan data hasil tes dan data hasil pengisian angket kecemasan belajar mahasiswa; mengolah dan menganalisis hasil data yang diperoleh berupa data kuantitatif dengan metode korelasional; tahapan terakhir adalah penarikan simpulan. Data hasil analisis diinterpretasikan kemudian disimpulkan berdasarkan hipotesis dan rumusan masalah yang dibuat.
B. Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya.
C. Variabel penelitian Menurut Arikunto, Suharsimi (2010:161) “variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”. Menurut Sukmadinata, Nana Syaodih (2010:58) “variabel yang memberikan pengaruh dikelompokkan sebagai variabel bebas (independent variables), dan variabel yang dipengaruhi dikelompokkan sebagai variabel terikat (dependent variables)”. Sehingga variabel bebas dalam penelitian ini adalah kecemasan belajar matematika mahasiswa sedangkan variabel terikatnya adalah prestasi belajar matematik mahasiswa dalam mata kuliah matematika ekonomi.
13
D. Desain Penelitian Desain penelitian adalah suatu rancangan penelitian yang dirancang sebagai ancang-ancang suatu kegiatan yang akan dilaksanakan. Menurut Arikunto, Suharsimi (2010: 90) “Desain (design) adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti, sebagai ancar-ancar kegiatan, yang akan dilaksanakan. Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: A: X Y Keterangan: A = sampel kelas acak X = kecemasan belajar matematika Y = prestasi mahasiswa dalam mata kuliah matematika ekonomi Arikunto, Suharsimi (2010:173) mengatakan bahwa “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Dengan demikian, populasi yang dijadikan objek penelitian adalah seluruh mahasiswa yang mengontrak mata kuliah matematika ekonomi di program studi pendidikan matematika di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi. Menurut Somantri, Ating dan Sambas Ali Muhidin (2010:63) “Sampel adalah bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya”. Prosedur yang dilakukan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu dengan cara pengambilan sampel acak atau claster random sampling. Ini dilakukan karena peneliti berasumsi bahwa setiap individu pada populasi memiliki karakteristik yang sama atau homogen, sehingga setiap individu memiliki peluang yang sama untuk dijadikan objek penelitian. Sampel dalam penelitian ini menggunakan satu kelas mahasiswa semester 5 kelas B angkatan 2013 yang mengontrak mata kuliah matematika ekonomi pada program studi pendidikan matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Siliwangi Tasikmalaya.
14
E. Teknik Pengumpulan Data Intrumen penelitian yang digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Alat pengukur kecemasan belajar mahasiswa Alat pengukur kecemasan belajar berupa angket kecemasan belajar matematika mahasiswa.Pernyataan dalam angket meliputi pernyataan yang berkaitan dengan tanggapan mahasiswa mengenai kegelisahan terhadap perkuliahan matematika dalam mata kuliah matematika ekonomi.Tujuan pemberian angket ini dalah untuk mengklasifikasikan tingkat kecemasan yang dialami oleh mahasiswa. Angket kecemasan ini memuat pernyataan yang menghendaki mahasiswa untuk menyatakan sikap dalam bentuk: Sangat Sering, Sering, Jarang dan Tidak Pernah. Suherman (1997:237) menyatakan bahwa jika tidak menghendaki jawaban responden yang ragu-ragu (netral), dengan kata lain responden dituntut untuk menjawab angket secara konsekuen maka alternativ jawaban yang disajikan menjadi 4 buah. Dengan demikian pemberian skor untuk setiap pernyataan adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Skor Skala Likert yang Digunakan dalam Angket Pernyataan Sangat Sering Sering Jarang Tidak Pernah Positif
5
4
2
1
Negatif
1
2
4
5
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui informasi tingkat
kecemasan
dirasakan
oleh
mahasiswa
saat
menghadapi
perkuliahan mata kuliah matematika ekonomi. Jika, tingkat kecemasan yang diperoleh dari skor angket tinggi, maka saat mengikuti perkuliahan matematika ekonomi, mahasiswa memiliki kecemasan yang tinggi juga. Sebaliknya, jika skor yang diperoleh dalam angket rendah, maka tingkat kecemasan yang di alami oleh mahasiswa rendah.
15
Kisi-kisi angket kecemasan belajar mahasiswa dibuat dalam Tabel 3.3 sebagai berikut: Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket Kecemasan Belajar Mahasiswa Konsep
Kecemasan sesaat yang dirasakan secara fisik
Kecemasan sifat
Indikator
Item Positif 1, 2
a. Gemetar
Jumlah Item Negatif 3 16
b. Keringat bercucuran 4, 5, 6
4
c. Tangan terasa dingin d. Detak jantung cepat
12
e. Gangguan pencernaan f. Nafas memburu a. Rendah diri
7,8,9 10,11 13,14 15,16 17
18 19
b. Takut c. Gugup d. Konsentrasi terganggu e. Tegang f. Kurang mampu berbicara
19,20,2 2 23,24 26,27,2 9 30,31,3 2 33,34,3 5
21 25 28
b. Tes Prestasi Belajar Tes prestasi belajar matematika disusun berdasarkan materi perkuliahan yang telah diberikan. Dalam hal ini materi perkuliahan tersebut adalah penerapan fungsi linier, penerapan fungsi linier dan penerapan barisan dan deret. Tes ini disusun dalam bentuk soal uraian dengan kisi-kisi tes, jawaban dan penskoran ada pada lampiran. 16
Tabel 3.3 Kategori Prestasi Belajar Mahasiswa Skor Kategori 52 – 69 Sangat Rendah 70 – 78 Rendah 79 – 87 Sedang 88 – 96 Tinggi 97 – 104 Sangat Tinggi F. Teknik Analisis Data Analisis data berkaitan dengan rumusan masalah dan hipotesis yang telah diajukan. Analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a.
Prestasi belajar mahasiswa dianalisis dari hasil tes pada mata kuliah matematika ekonomi.
b.
Analisis pengujian hipotesis. 1) Menentukan hipotesis 2) Menentukan sampel yang refresentatif 3) Menentukan persamaan regresi dari kedua variabel. 4) Menentukan linieritas regresi. 5) Jika diperoleh regresi linier, maka dilanjutkan menghitung r. 6) Tes nilai ρ 7) Jika ρ = 0, berarti tidak mempunyai korelasi linier. 8) Jika ρ ≠ 0, selanjutnya menghitung interval harga ρ. 9) Menguji hipotesis. 10) Jika ternyata regresinya tidak linier, maka langkah selanjutnya menggunakan statistika non paramertik yaitu menggunakan korelasi rank. Sarwono dan Jonathan (2012: 123) memberikan kriteria untuk mempermudah
melakukan
interprestasi
mengenai
kekuatan
hubungan antara dua variabel yang dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut ini:
17
Tabel 3.4 Kriteria Kekuatan Korelasi Interval Koefisien Korelasi Kriteria 0 Tidak ada korelasi antara dua variabel 0,01 – 0,25 Korelasi sangat lemah 0,26 – 0,50 Korelsi cukup 0,51 – 0,75 Korelasi kuat 0,76 – 0,99 Korelasi sangat kuat 1 Korelasi sempurna c.
Analisis Angket Instrumen angket yang digunakan sebanyak 35 pernyataan dengan 28
pernyataan
positif
dan
7
pernyataan
negatif.
Dengan
menggunakan perhitungan SPSS 23.0. Tabel 3.5 Kategori Skor Kecemasan Menghadapi Perkuliahan Matematika Ekonomi Skor Kategori 83 – 91 Tidak Cemas 92 – 100 Sangat Rendah 101 – 109 Rendah 110 – 118 Sedang 119 – 127 Tinggi 128 – 136 Sangat Tinggi
G. Anggaran Biaya Tabel 3.6 Anggaran Biaya No.
Komponen
Biaya yang Diusulkan (Rp)
1
Honorarium
1.000.000
2
Bahan habis pakai dan peralatan
2.750.000
3
Perjalanan
650.000
4
Lain-lain
600.000 JUMLAH
18
5.000.000
H. Jadwal Kegiatan Tabel 3.7 Jadwal Kegiatan No
Jenis Kegiatan
1
Studi Literatur dan Pengumpulan data awal penelitian Persiapan pembuatan instrument penelitian Pelaksanaan penelitian (eksperimen) Olah data hasil penelitian Pembuatan laporan akhir
2 4 5 6 7
Bulan keAgustus September Oktober Nopember 2015 2015 2015 2015
Persiapan dan Pelaksanaan Publikasi
19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian 1. Kecemasan dalam perkuliahan matematika ekonomi Data kecemasan menghadapi perkuliahan matematika ekonomi diperoleh dari angket yang terdiri dari 35 pernyataan dengan 4 alternatif jawaban, dimana 5 untuk skor tertinggi dan 1 untuk skor terendah. Deskripsi data kecemasan menghadapi perkuliahan matematika ekonomi dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:
Data Y
Tabel 4.1 Deskripsi Data Penelitian Angket Kecemasan menghadapi perkuliahan Mean Median Standar Skor maks. Skor min. defiasi 101 99 9,59 129 83
Selanjutnya data disajikan dalam tabel kategorisasi skor kecemasan menghadapi perkuliahan matematika ekonomi sebagai berikut: Tabel 4.2 Kategori Skor Kecemasan Menghadapi Perkuliahan Matematika Ekonomi Skala Skor Frekuensi Frekuensi Kategori Relative % Kecemasan 83 – 91 3 10 Tidak menghadapi cemas perkuliahan 92 – 100 14 47 Sangat matematika rendah ekonomi 101 – 109 6 20 Rendah 110 – 118 5 17 Sedang 119 – 127 1 3 Tinggi 128 – 136 1 3 Sangat tinggi Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa sebanyak 10% mahasiswa merasa tidak cemas dalam menghadapi perkuliahan matematika ekonomi dan 20
hanya 3% mahasiswa yang mengalami kecemasan yang sangat tinggi terhadap pembelajaran matematika dalam perkuliahan matematika ekonomi.
2. Prestasi Belajar Matematika Ekonomi Data prestasi belajar matematika mahasiswa diperoleh dari hasil tes uraian. Soal tes, penskoran, dan jawaban ada pada lampiran. Deskripsi data prestasi belajar mahasiswa dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini:
Data Y
Tabel 4.3 Deskripsi Data Penelitian Tes Prestasi Belajar Mahasiswa Mean Median Standar Skor maks. defiasi 84,4 84,5 8,0 98
Skor min. 52
Selanjutnya data disajikan dalam tabel kategorisasi skor tes prestasi belajar matematika sebagai berikut: Tabel 4.4 Kategori Skor Tes Prestasi Belajar Matematika Skala Skor Frekuensi Frekuensi Kategori Relative % Tes Prestasi 52 – 69 1 3 Sangat Belajar rendah Matematika 70 – 78 4 13 Rendah 79 – 87 11 37 Sedang 88 – 96 13 44 Tinggi 97 – 104 1 3 Sangat Tinggi Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa sebagian besar mahasiswa yaitu 44% mahasiswa memiliki kategori prestasi yang tinggi dalam mata kuliah matematika ekonomi, dan hanya 3% saja mahasiswa yang masuk dalam kategori prestasi sangat rendah dalam mata kuliah matematika ekonomi.
21
B. Pengujian Prasyarat Analisis 1. Uji Normalitas Uji Normalitas dimaksudkan untuk menentukn apakah sampel berasal dari
populasi
yang
berdistribusi
normal.
Uji
normalitas
ini
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan SPSS versi 23.0. rangkuman hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.5 dan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas a
Kolmogorov-Smirnov Statistic PRESTASI(X)
,182
KECEMASAN(Y)
,130
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
30
,012
,807
30
,000
30
*
,955
30
,223
,200
Sampel dikatakan berasal dari polulasi yang berdistribusi normal jika nilai signipikansi Kolmogorov-Smirnov (p-value) lebih besar dari . Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa prestasi belajar mahasiswa (X) mempunyai nilai signifikansi
, dapat
diartikan sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal. Sedangkan
untuk
kecemasan
dalam
menghadapi
perkuliahan
matematika ekonomi (Y) mempunyai nilai signipikansi , dapat diartikan sampel berasal dari populasi berdistribusi normal. Karena prestasi belajar mahasiswa tidak berdistribusi tidak normal maka untuk uji normalitasnya Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal.
2. Uji Linieritas Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat bersifat linier atau tidak. Untuk mengetahui kelinieran bentuk regresi dengan berpedoman pada hasil perhitungan SPSS versi 23.0. Adapun rangkuman hasil uji linieritas dapat dilihat pada tabel 4.6 dan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
22
Tabel 4.6 Hasil Uji Linieritas Sum of Squares PRESTASI( Between
(Combined)
X) *
Linearity
Groups
KECEMAS
Deviation
AN(Y)
from
Mean df
Square
F
Sig.
945,867
19
49,782
,546
,877
6,964
1
6,964
,076
,788
938,902
18
52,161
,572
,855
911,333
10
91,133
1857,200
29
Linearity Within Groups Total
Model regresi dikatakan linier jika Sig. (p-value) lebih besar dari . Pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa model mempunyai nilai sig. (p-value) = 0,788 >
, dapat diartikan
bahwa terdapat hubungan linier antara variabel prestasi belajar matematika dengan variabel kecemasan belajar dalam menghadapi perkuliahan matematika ekonomi.
C. Pengujian Hipotesis Penelitian Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji linieritas regresi sebagai berikut: Pasangan hipotesis:
H0 = Tidak ada hubungan antara kecemasan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah matematika ekonomi H1 = Ada hubungan antara kecemasan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah matematika ekonomi
Kriteria pengujiannya dengan menggunakan bantuan SPSS versi 23.0. Adapun rangkuman hasil uji hipotesis dapat dilihat pada tabel 4.7 dan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
23
Tabel 4.7 Hasil Uji Hipotesis Kecemasan(y x Kendall's tau_b
X
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Kecemasan(y)
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Spearman's rho
X
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Kecemasan(y)
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
)
1,000
-,053
.
,691
30
30
-,053
1,000
,691
.
30
30
1,000
-,099
.
,604
30
30
-,099
1,000
,604
.
30
30
Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa nilai signipikansinya adalah 0,691 > , maka H0 diterima, artinya Tidak ada hubungan antara kecemasan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah matematika ekonomi. Untuk kriteria korelasi antara dua variabel dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa koefisien korelasinya adalah , sehingga pada kriteria kekuatan korelasi berada pada kriteria tidak ada korelasi antara dua variabel. D. Pembahasan Hasil Penelitian Hasil penelitian tentang hubungan kecemasan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah matematika ekonomi menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan antara kecemasan belajar dengan prestasi belajar matematika dalam mata kuliah matematika ekonomi. Hal tersebut dapat diketahui dari nilai koefisien korelasi , sehingga pada kriteria kekuatan korelasi berada pada kriteria tidak ada korelasi antara dua variabel.
24
Kecemasan
menghadapi
pembelajaran
dalam
perkuliahan
matematika ekonomi dapat diartikan sebagai keadaan emosional mahasiswa yang diikuti respon-respon fisiologis maupun fsikologis sebagai dampak dari perasaan tidak aman terhadap kemungkinan buruk yang dimungkinkan akan terjadi ketika proses perkuliahan. Menurut Durant dan Barlow (2006: 158) kecemasan yang masih tergolong wajar dan terkendali akan membuat mahasiswa lebih siap dalam menghadapi pembelajaran matematika, karena kecemasan mendorong mahasiswa untuk lebih mempersiapkan diri. Namun ketika tingkat kecemasan berlebihan dan tidak terkendali akan berdampak buruk bagi mahasiswa, seperti mengakibatkan siswa sulit berkonsentrasi.
25
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasn yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa: 1.
Tidak ada hubungan antara kecemasan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah matematika ekonomi.
2. Tingkat kecemasan belajar mahasiswa dalam mata kuliah matematika ekonomi sebagian besar yaitu 47% berada dalam kategori kecemasan sangat rendah.
B. SARAN Berdasarkan pembahasan kesimpulan, dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi subjek penelitian, sangat perlu untuk memahami dirinya sendiri dan memberikan penilaian positif terhadapo dirinya, sehingga dapat memupuk rasa percaya diri. Dengan demikian dapat mengontrol emosinya, sehingga kecemasan dapat ditekan dan perkuliahan dapat dilakukan dengan baik. 2. Bagi orang tua, sangat perlu untuk memberikan pendampingan secara penuh dan menyeluruh pada anaknya, terlebih bagi anak-anak remajanya yang cenderung masih memiliki emosi yang labil. Orang tua dapat mengajak anak untuk mempunyai harapan-harapan positif dan dapat membangkitkan semangat belajarnya. 3. Praktisi pendidikan, hendaknya memberikan pendampingan dan arahan positif mengenai diri anak didik dan proses belajarnya. Memberikan perhatian kepada anak didik bukan hanya mengajar materi saja melainkan juga memahami diri anak didik. 4. Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi bagi ilmu pendidikan matematika, khususnya pada pemahaman akan fsikologis mahasiswa.
26
Penelitian
lanjutan
mengenai
kecemasan
dalam
menghadapi
perkuliahan matematika ekonomi masih sangat lebar demikian pula halnya dengan prestasi belajar matematika
27
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. (1990).Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: RinekaCipta. Afgani, D., Jarnawi. (2011). Materi Pokok Analisis Kurikulum Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka. Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: RinekaCipta. Atkinson, R. Dkk. (1996). Pengantar Psikologi. Jakarta: Erlangga. Ashcraft, M. H. (2002). Math Anxiety: Personal, Educational, and Cognitive Concequences. Direction in PsycologicalScience. Auliani, Rizqiah .(2010). Hubungan Antara Tipe Kecemasan Dengan Prestasi Belajar Statistik Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Jakarta. Skripsi Fakultas Psikologi UIN Jakarta. Jakarta Durand, V. Mark dan David H. Barlow. (2006). Psikologi Abnormal. Yogyakarta:Pustaka Belajar Johnson, D. (2003). Math Anxiety.Literature Review. Papalia, Old &Fielman.(2004). Human Development.New York: McGraw Hill. Inc. Peker.M. (2009).Pre-Service Teacher Teaching Anxiety about Mathematics and Their Learning Styles.Eurasia Journal of Mathematics, Science, &Tecknology Education. Poerwadarminta.(2007). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Priyatno, Dwi.(2013). Mandiri Belajar Analisis Data dengan SPSS. Yogyakarta: Mediacom Santrock, J. W. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja (6th). Jakarta. Erlangga. Sarwono, Jonathan.(2012). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. Somantri, Ating& Sambas Ali Muhidin. (2006). Aplikasi Statistika dalam Penelitian.Bandung. PustakaSetia.
17
Sugihartono, dkk.(2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Suryabrata, Soemadi. (2002). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada. Syaiful Sagala. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Syaodih Sukmadinata, Nana. (2013). Metode Penelitian Pendidikan.Bandung. PT. RemajaRosdakarya. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alpha Beta. Anggraeni Tya. (2014). Hubungan antara Kecemasan dalam Menghadapi Mata Pelajaran Matematika dengan Prestasi Akademik Matematika pada Remaja. Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma.Jakarta. Wahyudin. (2010). Monograf: Kecemasan Matematika. Bandung: Program Studi Pendidikan Matematika SPS IPI. W. S. Winkel (2004). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Utama
18