LAPORAN PEMANTAUAN SVLK PT SURYA SARITAMA 16-25 Maret 2016
Di susun oleh : Teguh Ardi Srianto (Anggota JPIK JawaTimur)
PUSAT PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP(PPLH) MANGKUBUMI Sekretariat : Perum Permata Kota Blok D-11 Bago Tulungagung Jawa Timur Phone “ 0355-333683, 081-335174892, http ; www.pplh-mangkubumi.org
Maret 2 0 1 6
PENDAHULUAN Menyikapi desakan untuk perbaikan Forest Governance di Indonesia, khususnya terkait pemberantasan illegal logging dan kebutuhan akan perdagangan kayu legal terutama di tingkat internasional. Pemerintah Republik Indonesia telah menerbitkan Keputusan Menteri dan Kehutanan (KLHk) Nomor P.95/MenLHK-II/2015 tentang Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK). SVLK melakukan penilaian dan verifikasi yang meliputi: (i) penilaian kinerja dan verifikasi legalitas kayu atas pemegang IUPHHK berdasarkan standar penilaian PHPL (Pengelolaan Hutan Produksi Lestari) yang diperuntukkan bagi pemilik IUPHHK; dan (ii) verifikasi legalitas kayu atas pemegang IUPHHK, IPK dan IUI Lanjutan serta pemilik Hutan Hak (Hutan Rakyat) berdasarkan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK). Berdasarkan P.14/2014, ada beberapa elemen penting dalam SVLK. Pertama yaitu Pemerintah Indonesia yang diwakili oleh Kementeriaan Lingkungan Hidup dan Kehutanan; Elemen kedua adalah unit manajemen dari pemegang IUPHHK, IPK, IUIPHHK, dan IUI Lanjutan serta pemilik Hutan Hak (Hutan Rakyat); Ketiga adalah lembaga akreditasi sertifikasi yaitu Komite Akreditasi Nasional (KAN); kemudian, elemen keempat adalah, Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK) yang terdiri dari: (i) Lembaga Penilai Pengelolaan Hasil Hutan Lestari (LP-PHPL), dan (ii) Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu (LVLK); dan elemen terakhir yang tak kalah penting adalah Lembaga Pemantau Independen (PI) yang bentuk kelembagaannya adalah organisasi masyarakat sipil ataupun individu masyarakat. Jaringan Pemantau Independen Kehutanan (JPIK) selama ini menyoroti dan membuktikan beberapa kelemahan dalam pelaksanaan SVLK, terutama terkait lemahnya penegakan aturan ini. Berdasarkan Permenhut 95/2014, seluruh industri primer kehutanan wajib menggunakan bahan baku kayu bulat hutan alam bersertifikat. Sedangkan peraturan Dirjen BPPHH (P.14.VI- BPPHH/2014) yang mengatur SVLK mensyaratkan Tanda VLegal wajib dibubuhkan langsung pada kayu atau produk kayu atau dokumen/lampiran dokumen angkutan yang sah atau Deklarasi Kesesuaian Pemasok Berdasarkan peran dan fungsi diatas, Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Mangkubumi bersama JPIK (Jaringan Pemantau Independen Kehutanan) Provinsi Jawa Timur atas dukungan dari Mulistakeholder Forestry Progam (MFP) 3 perlu untuk melakukan pemantauan atas kinerja dan izin yang diberikan terhadap PT SURYA SARITAMA yang beralamat di Jalan MARGOMULYO 68 Kav. 11 - 15 Surabaya, Jawa Timur untuk melihat realitas pelaksanaan aturan mengenai SVLK ini.
1.
Proses Pemantauan
Pemantauan SVLK PT SURYA SARITAMA dilaksanakan selama 10 hari yang dimulai pada tanggal 16 Maret hingga 25 Maret 2016. Pemantauan di lakukan oleh Pemantau Independen dari JPIK Jawa Timur yang sudah mengikuti pelatihan pemantauan SVLK. Pemantauan legalitas kayu PT. SURYA SARITAMA yang beralamat di Jalan MARGOMULYO 68 Kav. 11 - 15 Surabaya, Jawa Timur ini dilakukan karena ditemukannya sumber bahan baku kayu bulat atau IPHHK yang berasal dari PT. Kayan Jaya Tanjung yang berkedudukan di Kota Surabaya berdasarkan alamat website www.dephut.go.id diketahui SVLK dengan nomor sertifikat VLK-00109 memiliki masa berlaku sertifikat 3 Juli 2012 – 2 Juli 2015. Sedangkan pemantauan dilakukan pada bulan Maret 2016, sehingga perlu dilakukan penelusuran terhadap SVLK PT. SURYA SARITAMA untuk memastikan apakah sumber kayu bulat tidak berasal dari industri yang illegal. Dari temuan diatas kemudian dilakukan pemantauan lebih lanjut terhadap PT. SURYA SARITAMA dengan memantau secara langsung di sekitar Industri atau observasi lapangan dan Juga melakukan wawancara secara tertutup dengan beberapa nara sumber yang memiliki hubungan dengan PT. SURYA SARITAMA
2. Hasil Pemantauan Nama Pemegang Izin/ Hak Pengelolaan : PT Surya Saritama Nomor & Tanggal SK : IUIPHHK No SK.704/MenhutII/2010 tanggal 20 Desember 2010, IUIPHHK No. 510/109/116.05/2006 tanggal 24 April 2006 dan IUI No. P2T/007/IUI/118-03/2010 tanggal 8 April 2010
Lokasi
Alamat Kantor
No.Telepon/Faks/email Pengurus
: Jl. Margomulyo No. 68 Kav. 11-15 Surabaya, Jawa Timur; : Jl. Margomulyo No. 68 Kav. 11-15 Surabaya, Jawa Timur : : Direktur Utama : Wong Tranadi Komisaris Utama : Suhail Trisubambang
2.1. Profil PT. SURYA SARITAMA Dari hasil pemantauan yang dilakukan terhadap PT. SURYA SARITAMA yang berkedudukan di Jalan MARGOMULYO 68 Kav. 11 - 15 Surabaya, Jawa Timur di ketahui bahwa PT. SURYA SARITAMA merupakan industri Primer (IUIPHHK) IUIPHHK No SK.704/Menhut-II/2010 tanggal 20 Desember 2010 dan IUIPHHK
No. 510/109/116.05/2006 tanggal 24 April 2006 dan IUI No. P2T/007/IUI/11803/2010 tanggal 8 April 2010 dengan jenis kayu olahan Kayu Bulat, Kayu Olahan Setengah Jadi, Kayu Limbah
. 2.2. Gambar Lokasi PT. SURYA SARITAMA Dari pemantauan di sekeliling dan wawancara dengan penduduk sekitar PT. SURYA SARITAMA tidak ditemukan adanya keluhan masyarakat terkait dengan pencemaran udara maupun kebisingan dikarenakan lokasi pabrik berada dalam kawasan pergudangan dan kawasan industri sehingga jauh dari pemukiman.
Gambar Denah Lokasi PT. Surya Saritama
2.3. Pemantauan Lapangan Dalam pemantauan lapangan dari tanggal 16 Maret hingga 25 Maret 2016 di PT. Surya Saritama ditemukan tumpukan kayu bulat dan kayu balok yang disimpan diluar pabrik dan tidak di gunakan penutup kayu sehingga sangat rawan untuk terkena air hujan dan meluber ke jalan.
Tumpukan Kayu bulat di Luar Pabrik tanpa penutup
Tumpukan Kayu balok setelah pemotongan di depan pabrik
Gambar Tumpukan kayu bulat dan kayu balok didepan pabrik Dari pemantauan terhadap tumpukan kayu bulat di depan PT. Surya Saritama ditemukan beberapa kayu bulat tidak memiliki tanda V legal yang bercampur dengan tumpukan kayu bulan lainnya yang seharusnya ada di semua kayu bulat yang di terima oleh industri lanjutan.
Kayu bulat tidak ditemukan tanda V legal
Kayu bulat tidak ditemukan tanda V legal Dari pemantauan disekitar industri di temukannya beberapa tumpukan kayu bulat dan kayu balokan di depan kawasan pabrik di karenakan kapasitas tempat penampungan industri yang berada didalam pabrik sudah melebihi kapasitas tampungan kayu, sehingga kayu – kayu bulat dan kayu balokan di tumpuk di luar pabrik dan rawan terkena air hujan karena tidak ada penutup.
2.4. Sertifikasi Legalitas Kayu PT. Surya Saritama PT. SURYA SARITAMA yang beralamat di Jalan MARGOMULYO 68 Kav. 11 - 15 Surabaya, Jawa Timur dari www.dephut.go.id diketahui memiliki SVLK nomor sertifikat BRIK-VLK-0012-RI yang memiliki masa berlaku 30 maret 2011 – 29 maret 2017. http://silk.dephut.go.id/index.php/info/iuiphhk (didownload 25 Maret 2016 ). Dari Executive Summary Verifikasi Legalitas Kayu PT. SURYA SARITAMA diketahui LV-LK yang melakukan verfikasi adalah PT BRIK Quality Service (BRIKQS) dengan menggunakan Standard: Permenhut Nomor P.43/Menhut-II/2013 juncto Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.95/Menhut-II/2014 dan Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan No.P.14/VI-BPPHH/2014 juncto No. P.1/VI-BPPHH/2015
Website Daftar pemegang sertifikat LK Sedangkan dari executive Summary yang dikeluarkan oleh PT BRIK Quality Service (BRIK-QS) yang dipublikasikan melalui situs resmi KLHK http://silk.dephut.go.id/index.php/info/iuiphhk menunjukkan bahwa ada temuan yang harus di konfirmasi ulang terhadap PT.BRIK Quality Service (BRIK-QS) selaku lembaga yang mengeluarkan SVLK diantaranya sumber bahan baku kayu yang bersal dari PT.Kayan Jaya Tanjung yang berkedudukan di Kota Surabaya yang berdasarkan alamat website www.dephut.go.id diketahui SVLK dengan nomor sertifikat VLK-00109 memiliki masa berlaku sertifikat 3 Juli 2012 – 2 Juli 2015 dan sampai sekarang PT. Surya Saritama masih menggunakan bahan baku dari PT.Kayan Jaya Tanjung.
2.5 Bahan Baku kayu PT. Surya Saritama Dari pemantauan terhadap bahan baku kayu PT. Surya Saritama didapatkan bahwa bahan baku yang tercantum didalam dokumen IPHHK menunjukkan bahwa bahan baku kayu yang tergolong IUPHHK Pada Hutan Alam berasal dari : 1. BORNEO KARYA INDAH MANDIRI, PT - Kalimantan Timur. 2. KOPERASI WAILO WANALESTARI – Maluku. 3. MALUKU SENTOSA, PT – Maluku 4. UTAMA DAMAI INDAH TIMBER, PT. - Kalimantan Timur 5. WANA POTENSI NUSA, PT – Maluku Sedangkan pemilik/Pedagang Dari Asal Usul Yang Sah atau TPT-KB/KO, atas nama : 1. ALAM LESTARI JAYA SALBACH, PT - Jawa Timur 2. KAYUMAS PODO AGUNG, PT - Jawa Timur 3. TRINKO WOOD, CV (TPT-KB) - Jawa Timur
4. WANA ARTHA SAMUDRA,UD - Jawa Timur 5. WANA ARTHA SEJAHTERA, CV - Jawa Timur Sedangkan untuk IPHHK Lain penyuplai kayu bulat : 1. INTIPROSPEK SENTOSA, PT - Jawa Timur 2. KAYAN JAYA TANJUNG, PT. - Jawa Timur Dari hasil pemantauan terkait masalah SVLK PT. SURYA SARITAMA ada beberapa hal yang menjadi masalah, yaitu : 1. PT.Kayan Jaya Tanjung yang berkedudukan di Kota Surabaya yang merupakan salah satu pemasok kayu PT. Surya Saritama memiliki dokumen SVLK yang sudah habis masa berlakunya sejak Tahun 2015.
2.6 Tenaga Kerja dan jaminan kesehatan Salah satu masalah yang ditemukan Tim Pemantau dari wawancara dengan narasumber secara tertutup terhadap PT. Surya saritama adalah masalah serikat pekerja yang tidak aktif dalam kegiatan dengan karyawan atau pekerja PT. Surya Saritama. Dari pemantauan pekerja di lapangan pada waktu bekerja ditemukan beberapa hal yang tidak sesuai dengan penilaian K3 SVLK diantaranya : 1. Pekerja atau operator forklift yang memindahkan kayu tidak dilengkapi dengan helm standart K3 dan juga masker serta sepatu keselamatan, sehingga sangat beresiko terhadap kecelakaan kerja.
Operator tidak dilengkapi dengan helm keselamatan
2. Tumpukan kayu balok setelah di gerjadi di tumpuk semrawut dan tidak diberi tanda peringatan atau rawan untuk runtuh.
Tumpukan kayu yang semrawut dan tanpa tanda peringatan
3. Materi Pembelajaran Dari proses pemantauan yang dilakukan ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan untuk keamanan, kelancaran dan kerahasiaan proses pemantauan diantaranya : 1. Pemantau dalam melakukan tahapan dan proses pemantauan di lapangan harus menyiapkan kondisi fisik yang prima untuk menyesuaikan dengan kondisi cuaca di lapangan. 2. Pemantau perlu menyiapkan bahan atau target dari pemantauan berdasar data awal dari desk riset. 3. Pemantau perlu memperhatikan kelengkapan alat pemantauan di lapangan, diantaranya alat tulis, kamera, handycam, alat rekam serta Global Positioning System (GPS) termasuk selular. Manfaatkan semaksimalnya kamera selular pintar (smartphone) anda apabila bermega pixel atau resolusi sangat tinggi untuk mengambil gambar foto atau video di lokasi pemantauan. 4. Pemantau perlu memperhatikan aspek keamanan selama dilapangan, diantaranya dengan menjaga agar proses pemantauan berjalan lancar sebaiknya pemantau tidak menggunakan atau memakai pakaian yang mencolok, beratribut aktivis lingkungan
atau beratribut kelompok atau organisasi lingkungan atau jurnalis sehingga proses pemantauan tidak terbongkar oleh target pemantauan. 5. Hindari konflik apabila terjadi penolakan atau perlawan di lokasi pemantauan dengan target pemantauan, apabila sudah terpaksa lebih baik mengalah dengan menunda proses pemantauan beberapa waktu tanpa harus membuka kedok (rahasia) kalau sedang melakukan proses pemantauan. 6. Usahakan selalu membaca situasi di sekitar target atau lokasi pemantauan dengan mencairkan suasana, misal membuka jaringan dengan warga di sekitar, masyarakat yang beraktifitas di sekitar lokasi seperti pemilik warung, pemilik bangunan sekitar, sehingga kehadiran pemantau di sekitar lokasi tidak mencurigakan dan dianggap mengganggu kondisi sosial di sekitar target pantauan. 7. Jangan menggunakan kendaraan bermotor yang mencolok, misal selalu berlalulalang beberapa kali di lokasi target pantauan sehingga akan menarik perhatian target pantaun. 8. Selalu berdoa sesuai agama dan keyakinan masing-masing sebelum dan sesudah proses pemantauan di lakukan agar semua proses pemantauan berjalan lancar.
***TAS2016***