LAPORAN PEMANTAUAN KUALITAS AIR SUNGAI TAHUN 2013 Program Pengendalian Pencemaran dan Pengrusakan Lingkungan Hidup Kegiatan Pemantauan Kualitas Lingkungan Hidup
KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KETAPANG Jl. HOS Cokroaminoto, No. 1, Ketapang Telp / Fax : (0534) 3037605 www.lingkunganhidup.ketapangkab.go.id email :
[email protected]
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
KATA PENGANTAR
Laporan Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013 merupakan dokumen laporan pelaksanaan kegiatan Pemantauan Kualitas Lingkungan Hidup yang merupakan bagian dari pelaksanaan Program Pengendalian Pencemaran dan Pengrusakan Lingkungan Hidup yang dilaksanakan oleh Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang. Pelaksanaan Pemantauan Kualitas Air Sungai merupakan salah satu kewajiban dari Pemerintah Kabupaten Ketapang sebagaimana diamanat oleh Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Pemantauan Kualitas Air Sungai merupakan bagian penting untuk melihat informasi atau gambaran kualitas air sungai di Kabupaten Ketapang sehingga dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan kebijakan Pemerintah Kabupaten Ketapang dalam perencanaan pengelolaan kualitas air dan pengembangan standar kualitas air dan peraturan pembuangan limbah cair dalam rangka menciptakan kualitas lingkungan dengan sumber air yang bersih dan sehat. Apabila dalam penyusunan Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Kabupaten Ketapang tahun 2013, masih terdapat kekurangan atau kesalahan baik dalam penyusunan dokumen maupun penulisannya, maka kami mengharapkan masukan dari berbagai pihak untuk penyempurnaan pada tahun berikutnya. Semoga melalui Kegiatan Pemantauan Kualitas Air Sungai, visi Kabupaten Ketapang untuk “Meningkatkan Kelestarian Lingkungan Hidup” dapat terwujud.
Ketapang,
Desember 2013
Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang
KHAIRANI, SH, M.SI NIP. 19580715 199003 1 004
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
i
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ...........................................................................................................................................
i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................................................
ii
RINGKASAN EKSEKUTIF...................................................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .............................................................................................................................. B. Rumusan Permasalahan ............................................................................................................... C. Maksud dan Tujuan Kegiatan ........................................................................................................
1 1
D.
Ruang Lingkup Kegiatan ...............................................................................................................
BAB II GAMBARAN LOKASI PEMANTAUAN DAN PARAMETER YANG DIPANTAU A. Lokasi Pemantauan ...................................................................................................................... B.
Parameter yang Dipantau .............................................................................................................
BAB III M E T O D O L O G I A. Penentuan Segmen Sungai dan Titik Sampling ............................................................................ B. Metode Sampling .......................................................................................................................... C.
Metode Pengolahan dan Analisis Data .........................................................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Hasil Pemantauan ................................................................................................................ B. Hasil Analisis Kualitas Air .............................................................................................................. 1. Sungai Laur ............................................................................................................................. 2. Sungai Pawan ........................................................................................................................ 3. Sungai Keriau (Pawan Hulu) ................................................................................................... 4. Sungai Kendawangan ............................................................................................................. 5. Sungai Pesaguan .................................................................................................................... 6. Sungai Jelai ............................................................................................................................. 7. Sungai Tayap .......................................................................................................................... C. BAB V P E A. B. C.
Pembahasan ................................................................................................................................. N U T U P Kesimpulan ................................................................................................................................... Saran ............................................................................................................................................. Rekomendasi ................................................................................................................................
REFERENSI LAMPIRAN
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
ii
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
RINGKASAN EKSEKUTIF
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013 merupakan dokumen laporan kegiatan tentang pelaksanaan rutin pemantauan kualitas air sungai tahun 2013 yang disusun oleh Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang untuk keperluan pelaksanaan pemantauan kualitas air sungai yang terdapat di Kabupaten Ketapang sebagai bentuk pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup. Kegiatan pemantauan ini mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, serta Peraturan Bupati Ketapang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Fungsi, Rincian Tugas dan Tata Kerja Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang. Salah satu upaya pengelolaan kualitas air yang penting dilakukan adalah pelaksanaan pemantauan kualitas air. Pemantauan kualitas air berfungsi untuk memberikan informasi faktual tentang kondisi (status) kualitas air masa sekarang, kecenderungan masa lalu dan prediksi perubahan lingkungan masa depan. Informasi dasar yang dihasilkan dari kegiatan pemantauan dapat dijadikan acuan untuk menyusun perencanaan, evaluasi, pengendalian dan pengawasan lingkungan, rencana tata ruang, ijin lokasi untuk usaha atau kegiatan, serta penentuan baku mutu air dan air limbah. Data hasil pemantauan dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan, penyusunan kebijakan ataupun pengambilan keputusan dan evaluasi kebijakan pengelolaan lingkungan dalam peraturan perundangan lingkungan hidup didaerah. Kegiatan Pemantauan air sungai ini dilaksanakan di sungai-sungai yang terdapat di kecamatan dalam wilayah administrasi Kabupaten Ketapang. Hal ini sangat penting untuk mendorong Pemerintah Daerah Kabupaten Ketapang dalam upaya mengelola kualitas air dan mengendalikan pencemaran air sebagai sumber kehidupan demi terciptanya pembangunan daerah yang sinergis dan berbasis lingkungan demi keberlangsungan kehidupan di masa depan.
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
iii
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
iv
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Sungai merupakan jaringan alur-alur pada permukaan bumi yang terbentuk secara alami, mulai dari bentuk kecil di bagian hulu sampai besar di bagian hilir. Sungai berfungsi menampung curah hujan dan mengalirkannya ke laut. Berdasarkan fungsinya untuk mengalirkan air, sungai disebut pula sebagai drainase alam. Untuk dapat menggambarkan secara lebih luas, daerah dari mana sungai memperoleh air yang merupakan tangkapan hujan, sungai disebut dengan Daerah Aliran Sungai (DAS). Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk berikut dan kebutuhannya menyebabkan peningkatan kuantitas produksi. Untuk dapat memenuhi peningkatan kuantitas produksi, maka otomatis kebutuhan penggunaan sumber daya alam juga akan meningkat, yang pada akhirnya menimbulkan beban pada lingkungan hidup seperti turunnya daya dukung lingkungan. Sebagai contohnya turunnya daya dukung sungai dimana badan air ini sering digunakan sebagai media akhir pembuangan limbah dari segala kegiatan manusia. Dengan semakin bertambahnya jumlah kegiatan atau industri kecil serta berkembangnya hasil produksi di beberapa kegiatan atau industri di Kabupaten Ketapang tentunya akan beresiko terhadap turunnya daya dukung sungai. untuk menunjang pembangunan ekonomi yang hingga saat ini masih merupakan tulang punggung pembangunan nasional. Salah satu fungsi lingkungan sungai yang utama adalah untuk pengairan lahan pertanian dan untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan berbagai industri, maka pencemaran air sungai telah menjadi masalah serius yang dihadapi oleh manusia. Meskipun udara, tanah, dan air tidak terlepas dari masalah pencemaran, tidak dapat dipungkiri bahwa lingkungan yang paling terancam dewasa ini adalah lingkungan perairan terutama sungai karena air sungai merupakan kebutuhan utama industri dan rumah tangga, dan pada akhirnya sebagian besar air yang telah digunakan oleh industri dan rumah tangga akan dilepaskan ke lingkungan bersama-sama dengan berbagai jenis polutan yang terkandung di dalamnya. Air merupakan sumber daya alam yang dibutuhkan untuk memenuhi hajat hidup orang banyak, sehingga perlu dilindungi agar dapat bermanfaat bagi hidup dan kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya. Untuk menjaga atau mencapai kualitas air, yang dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan sesuai dengan tingkat mutu air yang diinginkan, sebagaimana PP No. 82 Tahun 2001, maka perlu upaya pelestarian dan pengendalian melalui upaya pemeliharaan kualitas dan fungsi air agar kualitasnya tetap pada kondisi alamiahnya dan/atau sesuai baku mutu.
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
1
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
Kabupaten Ketapang merupakan salah satu kabupaten yang letaknya paling selatan di Propinsi Kalimantan Barat dengan luas wilayah 31.588 Km2, terdiri dari 20 Kecamatan dan merupakan kabupaten terluas di Kalimantan Barat. Di Kabupaten Ketapang banyak terdapat sungai-sungai yang merupakan urat nadi kehidupan bagi masyarakat di sekitarnya. Sungai-sungai tersebut merupakan sarana dan prasarana yang vital bagi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sarana transportasi maupun sebagai bahan baku air minum, mandi dan cuci serta berbagai kegiatan seperti industri, perikanan, perkebunan, pertambangan dan kegiatan lainnya dan juga sebagai tempat pembuangan akhir dari limbah berbagai kegiatan yang ada di sekitar. Sungai-sungai tersebut oleh masyarakat saat ini diduga telah mengalami penurunan kualitas air sebagai akibat dari buangan limbah berbagai kegiatan seperti perkebunan, perindustrian domestik, ilegal logging dan penambangan emas tanpa izin (PETI) serta kegiatan lainnya yang dilakukan oleh masyarakat. Untuk mengetahui kondisi lingkungan akibat berbagai kegiatan tersebut di atas, maka perlu dilakukan pemantauan/pengujian terutama terhadap lingkungan yang diduga mengalami perubahan pencemaran tersebut. Adapun dasar dari pelaksanaan pemantauan terhadap lingkungan adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup 2. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air 3. Peraturan Bupati Ketapang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Fungsi, Rincian Tugas dan Tata Kerja Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang Di dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air dinyatakan bahwa Mutu air adalah kondisi kualitas air yang diukur dan atau diuji berdasarkan parameter-parameter tertentu dan metoda tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Baku mutu air adalah ukuran batas atau nilai makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya di dalam air. Mengacu Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi empat (4) kelas, yaitu: 1. Kelas I (satu), air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
2
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
2. Kelas II (dua), air yang peruntukannya dapat digunakan untuk sarana/prasarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. 3. Kelas III (tiga), air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. 4. Kelas IV (empat), air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan hidup menyatakan bahwa Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan idup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan. Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air didefinisikan bahwa Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehinga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Dari definisi pencemaran air tersebut dapat diuraikan sesuai makna pokoknya menjadi 3 (tiga) aspek, yaitu aspek kejadian, aspek penyebab atau pelaku dan aspek akibat. Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran. Indikator bahwa air lingkungan telah tercemar adalah ditandai dengan adanya perubahan atau tandatanda yang dapat diamati melalui: (1) Adanya perubahan suhu air, (2) Adanya perubahan nilai pH atau konsentrasi ion hidrogen, (3) Adanya perubahan warna, bau dan rasa air, (4) Timbulnya endapan, koloid, bahan terlarut, (5) Adanya mikroorganisme, dan (6) Meningkatnya radioaktivitas air lingkungan. Metode pemantauan kualitas air yang telah ada dapat digunakan untuk menentukan kualitas air, apakah air bersifat tidak tercemar, tercemar ringan, tercemar sedang atau tercemar berat. Diantaranya adalah metode fisik kimia, di mana metode ini merupakan penentuan kualitas air yang didasarkan pada Dissolved Oxygent (DO), Biologycal Oxygent Demand (BOD), Chemical Oxygent Demand (COD) dan sebagainya. Selanjutnya pemantauan kualitas lingkungan dapat menggunakan indeks diversitas dengan menggunakan kumpulan data makroinvertebrata bentos. Masuknya bahan pencemar ke dalam air permukaan merubah struktur komunitas organisme yang hidup di dalamnya. Indikator atau tanda bahwa air pada lingkungan telah tercemar menurut Anonim (2008) terdiri dari tiga jenis, yaitu sumber pencemar yang berasal dari sumber fisik, sumber kimia dan sumber biologis. Sumber fisik Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
3
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
berasal dari kegiatan rumah tangga, pasar jalan dan lain-lain yang biasanya membuang sampah di sembarang tempat. Sumber kimia berasal dari kegiatan-kegiatan industri yang membuang limbah industrinya yang mengandung bahan-bahan kimia tanpa pengolahan lebih lanjut, atau sudah diolah tetapi buangannya tidak sesuai dengan Baku Mutu Air Limbah yang ditetapkan Pemerintah. Sedangkan sumber biologis berasal dari adanya kehidupan mikroba (jasad renik, mikroorganisme) seperti bakteri, fungi dan algae. Adanya kehidupan mikroba tersebut di dalam air, banyak menimbulkan kerugian, walaupun juga banyak mempunyai manfaat dan keuntungan. Sungai merupakan badan air mengalir (flowing water atau lentik). Lebih kurang 69% air sungai ini berasal dari ratusan air tanah (base flow) dan sisanya berasal dari hujan yang mengalir sebagai aliran permukaan (surface run off). Kondisi kritis sungai dapat dinilai dari parameter kuantitas (debit) alirannya dan kualitas airnya. Dampak dari bahan pencemar pada sungai sangat tergantung dari sifat alamiahdan karakteristik dari sungai itu sendiri. Beberapa yang termasuk karakteristik sungai antara lain volume dan kecepatan air yang mengalir pada sungai, kedalaman sungai dan jenis dasar sungai. Secara teoritis, aliran dan dispersi bahan pencemar dalam lingkungan perairan dikendalikan oleh pergerakan massa (advection) dan pencampuran atau difusi. Ketika massa bahan kimia dibuang ke sungai, massa dari bahan kimia tersebut akan mengalir dengan kecepatan rata-rata aliran sungai. Bahan kimia yang mengalir dapat tersebar dalam badan sungai, akibat dari difusi turbulensi dan kecepatan yang tidak seragam sepanjang sungai. Kecepatan aliran air pada sungai biasanya bernilai maksimum di dekat pusat sungai dan di bawah permukaan, sedangkan air di dekat dasar dan di tepi sungai diperlambat oleh adanya pengaruh aliran sehingga pencampuran menjadi semakin besar.
B. Rumusan Permasalahan Sungai mempunyai sifat dinamis dimana dapat berubah dalam dimensi ruang dan waktu maka dalam pemanfaatan potensinya perubahan sifat dapat mengurangi nilai manfaat sungai dan membahayakan lingkungan sekitar. Adapun perubahan di lingkungan sekitar sungai dapat diakibatkan oleh penyempitan palung sungai, permukiman liar, pembuangan sampah atau limbah padat dan sedimentasi. Selain itu, adanya polusi akibat pembuangan limbah kimia industri, pertanian, limbah domestik dan limbah organik. Disamping itu, terjadinya perubahan warna air sungai yang berubah menjadi keruh kehitaman dapat diakibatkan oleh adanya bahan organik mengalami yang mengalami proses pembusukan dan mengeluarkan bau busuk ke lingkungan. Sementara itu, bahan Anorganik yang dihasilkan banyak mengendap di dasar sungai atau terapung di air menutup permukaan sungai. Di samping itu adanya limbah domestik seperti busa detergent dan bahan beracun lainnya dapat mempengaruhi berubahnya kualitas air sungai. Oleh karena itu pemantauan kualitas sungai sangat diperlukan. Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
4
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
C. Maksud dan Tujuan Kegiatan Maksud dari program kegiatan pemantauan kualitas air sungai adalah untuk mengetahui kualitas air maupun kuantitasnya. Mendapatkan informasi atau gambaran kualitas air sungai di Kabupaten Ketapang sehingga dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan kebijakan Pemerintah Kabupaten Ketapang dalam perencanaan pengelolaan kualitas air dan pengembangan standar kualitas air dan peraturan pembuangan limbah cair dalam rangka menciptakan kualitas lingkungan dengan sumber air yang bersih dan sehat. Sedangkan tujuan dari kegiatan pemantauan ini adalah: 1.
Melakukan inventarisasi data di lapangan akibat kegiatan pertambangan, industri dan lain-lain yang diduga mengakibatkan adanya penurunan kualitas air/pencemaran dan kekeruhan.
2.
Mengetahui kualitas air sungai yang diperuntukkan sebagai sumber air minum, mandi, dan cuci bagi masyarakat dengan melalui pengambilan sampel air sungai, penelitian data dan analisa pada Laboratorium Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang.
3.
Studi lingkungan dan penanganan kasus lingkungan hidup.
4.
Mengetahui aktivitas pengelolaan lingkungan hidup yang telah dilakukan serta sebagai bahan evaluasi perubahan keadaan lingkungan.
5.
Mencari data dan fakta di lapangan dalam rangka menindaklanjuti keluhan masyarakat terhadap beberapa dugaan pencemaran lingkungan pada sungai-sungai di Kabupaten Ketapang sebagai dampak kegiatan perkebunan, penambangan, industri dan lain-lain.
D. Ruang Lingkup Kegiatan Adapun kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka pemantauan kualitas air sungai di Kabupaten Ketapang adalah sebagai berikut: 1. Persiapan, merupakan studi literatur, interpretasi titik-titik pengambilan sampel air sungai dengan menggunakan peta skala 1:100.000, persiapan administrasi dan perlengkapan lapangan. 2. Pengamatan lapangan, meliputi kegiatan pendataan lokasi sekitar pengambilan sampel air sungai seperti titik koordinat sampling, vegetasi sekitar lokasi sampling, waktu sampling dan lain sebagainya sebagai data lapangan. Selain itu juga dilakukan wawancara dengan masyarakat di sekitar lokasi untuk mengetahui keadaan sungai yang dipantau. 3. Pengambilan sampel permukaan air sungai, meliputi kegiatan pengambilan sampel air sungai di masingmasing titik yang telah ditentukan. Pengambilan sampel air diambil menggunakan metode grab (sesaat) dengan menggunakan depth integrated volume water.
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
5
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
4. Pengukuran parameter lapangan dilakukan pada saat pengambilan sampel disetiap titik koordinat yang telah ditentukan dengan menggunakan peralatan parameter lapangan, adapun parameter yang langsung diukur dilapangan adalah Temperatur, pH, TDS, Salinitas dan DHL. 5. Penyimpanan dan pengawetan sampel air sungai. Tahapan ini dilakukan untuk mempertahankan kondisi sampel agar tidak mengalami perubahan selama transportasi menuju laboratorium. Adapun tempat penyimpanan dan pengawet yang digunakan sebagai berikut, yaitu : -
1 (satu) buah botol Polyetilen Dengan pengawet H2SO4 sampai pH < 2 untuk pengukuran parameter COD, Amoniak, Fenol, TOC, IC, TC dan parameter lain yang juga diawetkan dengan H2SO4.
-
1 (satu) buah botol Polyetilen yang ditambahkan larutan pengawet HNO3 pekat sampai pH < 2 untuk pemeriksaan logam-logam berat.
-
1 (satu) buah botol Polyetilen yang tanpa pengawet untuk pengukuran parameter BOD, TDS Nitrit dan parameter lain yang didinginkan .
Kemudian ketiga wadah sampel tersebut ditempatkan dalam ice cool box dengan tujuan agar tidak terjadi perubahan kondisi air antara kondisi air sungai sebenarnya dengan pada saat pengukuran atau penganalisaan di laboratorium. 6. Preparasi dan analisis sampel di laboratorium Parameter yang diuji di laboratorium melalui beberapa tahapan sebelum dianalisa. Adapun tahapantahapan yang dilakukan adalah pemberian kode analisa, kemudian dipreparasi sesuai dengan metode uji standar yang tertelusur, pengukuran menggunakan instrumentasi sesuai dengan parameter yang dianalisis dan terakhir pengolahan data hasil pengukuran. Adapun peralatan laboratorium yang dimiliki oleh Kantor Lingkungan Hidup Laboratorium Lingkungan adalah sebagai berikut: a. AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer) merk Shimadzu type AA-6800 untuk mengukur parameter logam berat. Khusus logam As menggunakan alat optional HVG dan logam Hg menggunakan MVU. b. TOC Analyzer merk Shimadzu untuk mengukur TOC, IC dan TC. c. Spectrophotometer UV-VIS merk Shimadzu type 1800 untuk mengukur parameter COD. d. Beberapa parameter yang lain dianalisa menggunakan teknik titrimetri dan gravimetri. Adapun Parameter yang dianalisa di laboratorium meliputi : Fisika (TSS) dan Kimia (Zn, Cu, Fe, Pb, Cd, TOC, IC, TC, Amoniak, Nitrit, Fenol, BOD, COD) dan lain-lain. Kegiatan Preparasi dan Analisa ini dilakukan di laboratorium Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang dan sebagian di Laboratorium BARISTAND Pontianak dan Laboratorium SUCOFINDO Pontianak.
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
6
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
BAB II GAMBARAN LOKASI PEMANTAUAN DAN PARAMETER YANG DIPANTAU
A.
Lokasi Pemantauan Kabupaten Ketapang merupakan salah satu kabupaten yang letaknya paling selatan di Propinsi Kalimantan Barat dengan luas wilayah 31.588 Km2, terdiri dari 20 Kecamatan dan merupakan kabupaten terluas di Kalimantan Barat. Di Kabupaten Ketapang banyak terdapat sungai-sungai yang merupakan urat nadi kehidupan bagi masyarakat di sekitarnya. Sungai-sungai tersebut merupakan sarana dan prasarana yang vital bagi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sarana transportasi maupun sebagai bahan baku air minum, mandi dan cuci serta berbagai kegiatan seperti industri, perikanan, perkebunan, pertambangan dan kegiatan lainnya dan juga sebagai tempat pembuangan akhir dari limbah berbagai kegiatan yang ada di sekitar. Sungai-sungai tersebut oleh masyarakat saat ini diduga telah mengalami penurunan kualitas air sebagai akibat dari buangan limbah berbagai kegiatan seperti perkebunan, perindustrian domestik, illegal logging dan penambangan emas tanpa izin (PETI) serta kegiatan lainnya yang dilakukan oleh masyarakat. Adapun lokasi pemantauan dalam rangka mengetahui kualitas air sungai dilakukan di beberapa Kecamatan yang terdapat di wilayah Kabupaten Ketapang adalah sebagai berikut: No
Sungai yang dipantau
Kecamatan
Frekuensi Pemantauan
1.
Sungai Laur
Sungai Laur
2 kali
2.
Sungai Pawan
Delta Pawan, Benua Kayong, Muara Pawan, Nanga Tayap, Sandai dan Hulu Sungai
2 kali
3.
Sungai Keriau
Hulu Sungai
2 kali
4.
Sungai Kendawangan
Kendawangan dan Marau
2 kali
5.
Sungai Pesaguan
Tumbang Titi, Kecamatan Matan Hilir Selatan dan Sungai Melayu Rayak
2 kali
6.
Sungai Jelai
Jelai Hulu dan Manis mata
2 kali
7.
Sungai Tayap
Nanga Tayap
2 kali
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
7
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
B.
Parameter yang Dipantau 1. Temperatur / Suhu Temperatur merupakan derajat panas atau dinginnya air yang diukur pada skala definitif seperti derajat celsius (oC) atau derajat Fahrenheit (oF). Temperatur air merupakan regulator utama prosesproses alamiah di dalam lingkungan akuatik. Ia dapat mengendalikan fungsi fisiologis organisme dan berperan secara langsung atau tidak langsung bersama dengan komponen kualitas air lainnya mempengaruhi kualitas akuatik. Temperatur air mengendalikan spawning dan hatching, mengendalikan aktivitas, memacu atau menghambat pertumbuhan dan perkembangan; dapat menyebabkan kematian kalau air menjadi panas atau dingin sekali secara mendadak. Air yang lebih dingin lazimnya menghambat perkembangan; air yang lebih panas umumnya mempercepat aktivitas.
Temperatur air juga
mempengaruhi berbagai macam reaksi fisika dan kimiawi di dalam lingkungan akuatik. Temperatur / Suhu merupakan salah satu variabel lingkungan penting untuk organisme akuatik. Rentang toleransi serta suhu optimum kultur berbeda untuk setiap jenis / spesies ikan, hingga stadia pertumbuhan yang berbeda. Suhu dapat mempengaruhi aktivitas makan ikan, dimana peningkatan suhu mempengaruhi peningkatan aktivitas metabolisme ikan, penurunan gas (oksigen) terlarut, memberi efek pada proses reproduksi ikan. Perubahan suhu yang ekstrim dapat menyebabkan kematian organisme sungai. Suhu air yang optimal bagi pertumbuhan biota air berkisar: 28-32°C . 2. Salinitas Salinitas adalah kadar garam atau tingkat keasinan yang terkadung pada air, salinitas juga terdapat pada tanah. Salinitas yang terkandung pada air danau dan sungai terhitung rendah maka air pada danau dan sungai dikategorikan sebagai air tawar. Kandungan garam pada air sungai dan danau kurang dari 0,05%. Jika melebihi itu atau sekitar 0,05 % sampai 3% maka air tersebut dikategorikan sebagai air payau. Dan jika tingkat salinitasnya diantara 3% sampai 5% air tersebut dikategorikan sebagai air saline dan jika melebihi 5% maka dikategorikan sebagai brine. Indonesia memiliki dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Perbedaan musim tersebut mengakibatkan perubahan debit air dari waktu ke waktu. Pada musim kemarau debit air kecil, kecilnya debit sungai pada musim kemarau dapat pula menyebabkan adanya intrusi air asin karena kecilnya debit air sungai tidak cukup kuat menahan arus pasang air laut di muara sungai. Mekanisme intrusi air asin antara lain disebabkan oleh debit air sungai yang kecil pada musim kemarau dan tidak cukup kuat untuk menahan arus pasang air laut di muara sungai, sehingga berakibat terjadinya penyusupan air laut ke dalam air sungai. Adanya penyusupan air laut akan mengakibatkan terjadinya peningkatan kadar garam dalam air, sehingga berpengaruh pada kualitas air sungai. Faktor lain yang berpengaruh diantaranya adalah kedalaman sungai di muara dan pasang surut. Dimana semakin dalam sungai, maka penyusupan air laut yang mempunyai berat jenis yang lebih besar, mudah menyusup Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
8
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
ke arah hulu melalui dasar sungai. Untuk faktor pasang surut, pasang surut yang lebih besar daripada kecepatan aliran sungai pada musim kemarau akan mendesak air sungai ke arah hulu. Kalau faktor kedalaman sungai dan pasang surut dianggap tetap, maka penyusupan air laut akan dipengaruhi oleh debit sungai. Semakin kecil debit sungai, maka semakin jauh pengaruh penyusupan ke arah hulu. 3. Total Padatan Tersuspensi (TDS) Total padatan tersuspensi (TDS) merupakan agregat dari karbonat, bikarbonat, klorida, sulfat, fosfat, nitrat dan garam-garam lainnya dari Ca, Mg, Na, K, dan senyawa lainnya. TDS dipisahkan dari SS melalui teknik filtrasi laboratorium. Satuannya adalah mg/liter. TDS sangat penting karena pengaruhnya terhadap palatabilitas dan efeknya untuk menyebabkan reaksi fisiologis yang buruk. Air yang kaya mineral juga kurang bagus bagi aplikasi industri, dan juga kualitasnya untuk irigasi agak terbatas. 4. Residu Tersuspensi (TSS) Zat padat tersuspensi (Total Suspended Solid = TSS) adalah semua zat padat (pasir, lumpur, dan tanah liat) atau partikel-partikel
yang tersuspensi dalam air dan dapat berupa
komponen hidup (biotik) seperti fitoplankton, zooplankton, bakteri, fungi, ataupun komponen mati (abiotik) seperti detritus dan partikel-partikel anorganik. Zat padat tersuspensi merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia yang heterogen, dan berfungsi sebagai bahan pembentuk endapan yang paling awal dan dapat menghalangi kemampuan produksi zat organik di suatu perairan. Penetrasi cahaya matahari ke permukaan dan bagian yang lebih dalam tidak berlangsung efektif akibat terhalang oleh zat padat tersuspensi, sehingga fotosintesis tidak berlangsung sempurna. Sebaran zat padat tersuspensi di laut antara lain dipengaruhi oleh masukan yang berasal dari darat melalui aliran sungai, ataupun dari udara dan perpindahan karena resuspensi endapan akibat pengikisan. Residu Tersuspensi adalah berat zat padat dalam air yang tertahan pada penyaring dengan kertas saring yang berpori sebesar 0,45 mm dan dikeringkan pada suhu tertentu secara merata dan dinyatakan dalam satuan mg/L. Residu Terlarut adalah berat zat padat dalam air yang lolos pada penyaring dengan kertas saring yang berpori sebesar 0,45 mm dan dikeringkan pada suhu tertentu secara merata dan dinyatakan dalam satuan mg/L Residu Total terurai adalah bagian berat dari residu total yang terurai menjadi gas pada pemanasan dengan suhu tertentu dan dinyatakan dalam satuan mg/L. Residu Tersuspensi Terurai adalah bagian berat dari residu tersuspensi yang terurai menjadi gas pada pemanasan dengan suhu tertentu dan dinyatakan dalam satuan mg/L. Residu Terikat adalah bagian berat residu total atau residu tersuspensi Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
9
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
yang tidak terurai menjadi gas pada pemanasan dengan suhu tertentu dan dinyatakan dalam satuan mg/L Residu Mengendap adalah zat padat yang dapat mengendap selama waktu tertentu dan dinyatakan dalam satuan mg/L atau mL/L. 5. Oksigen Terlarut (DO) Oksigen terlarut (dissolved oxygen, disingkat DO) atau sering juga disebut dengan kebutuhan oksigen (Oxygen demand) merupakan salah satu parameter penting dalam analisis kualitas air. Nilai DO yang biasanya diukur dalam bentuk konsentrasi ini menunjukkan jumlah oksigen (O2) yang tersedia dalam suatu badan air. Semakin besar nilai DO pada air, mengindikasikan air tersebut memiliki kualitas yang bagus. Sebaliknya jika nilai DO rendah, dapat diketahui bahwa air tersebut telah tercemar. Pengukuran DO juga bertujuan melihat sejauh mana badan air mampu menampung biota air seperti ikan dan mikroorganisme. Selain itu kemampuan air untuk membersihkan pencemaran juga ditentukan oleh banyaknya oksigen dalam air. Oleh sebab pengukuran parameter ini sangat dianjurkan di samping parameter lain seperti kob dan kod. Oksigen terlarut adalah suatu hal yang sangat diperlukan oleh makhluk hidup dalam air tergantung dari kemampuan air untuk mempertahankan konsentrasi oksigen minimal yang dibutuhkan untuk kehidupannya. Konsentrasi oksigen terlarut minimal untuk kehidupannya. Oksigen terlarut dalam air dapat berasal dari proses fotosintesis tanaman air, dimana jumlahnya tidak tetap tergantung dari jumlah tanamannya, dan dari atsmosfer (udara) yang masuk ke dalam air dengan kecepatan terbatas. Konsentrasi oksigen terlarut dalam keadaan jenuh bervariasi tergantung dari suhu dan tekanan atmosfer. Semakin tinggi suhu air, semakin rendah tingkat kejenuhan. Misalnya danau di pegunungan yang tinggi mungkin mengandung oksigen terlarut 20-40 % kurang daripada danau pada permukaan laut. 6. COD (Chemical Oxygen Demand) COD (Chemical Oxygen Demand) yaitu suatu uji yang menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bahan oksidan misalnya kalium dikromat untuk mengoksidasi bahan-bahan organik yang terdapat dalam air. Mengenai baku mutu air minum golongan B (air yang dipakai sebagai bahan baku air minum melalui suatu pengolahan) maksimum yang dianjurkan adalah 12 mg/l. apabila nilai COD melebihi batas dianjurkan, maka kualitas air tersebut buruk. Penetapan COD gunanya untuk mengukur banyaknya oksigen setara dengan bahan organik dalam sampel air, yang mudah dioksidasi oleh senyawa kimia oksidator kuat. Penetapan ini sangat penting untuk dapat diuraikan secara kimiawi. Maka dapat dikatakan COD adalah banyaknya oksidator kuat yang diperlukan untuk mengoksidasi zat organik dalam air, dihitung sebagai mg/l O2. Beberapa zat
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
10
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
organik yang tidak terurai secara biologik antara lain asam asetat, asam sitrat, selulosa dan lignin (zat kayu). Penggunaan teknik yang benar-benar sama antara sampel dan blanko pada setiap penetapan sangat penting karena hanya sebagian dari bahan organik yang terhitung, tergantung dari oksidator kimia yang dipakai, susunan dari senyawa organiknya dan prosedur yang dipakai. Cara refluks dengan dikromat dipilih untuk penetapan COD karena kemampuannya untuk mengoksidasi, pemakaiannya luas terhadap berbagai jenis sampel dan mudah dilakukan. Dalam studi kualitas air parameter COD sangat penting sekali karena parameter ini juga merupakan salah satu indikator pencemaran air. Air yang tercemar, misalnya oleh limbah domestik ataupun limbah industri pada umumnya mempunyai nilai COD yang tinggi, sebaliknya air yang tidak tercemar mempunyai COD yang rendah. 7. BOD (Biochemical Oxygen Demand) BOD (Biochemical Oxygen Demand) Adalah jumlah zat terlarut yang dibutuhkan oleh organisme hidup untuk memecah bahan – bahan buangan di dalam air. Nilai BOD tidak menunjukkan jumlah bahan organik yang sebenarnya tetapi hanya mengukur secara relatif jumlah oksigen yang dibutuhkan. Penggunaan oksigen yang rendah menunjukkan kemungkinan air jernih, mikroorganisme tidak tertarik menggunakan bahan organik. Makin rendah BOD maka kualitas air minum tersebut semakin baik. Kandungan BOD dalam air bersih menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 82 / 2001 mengenai baku mutu air dan air minum golongan B maksimum yang dianjurkan adalah 6 mg/l. Angka BOD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk menguraikan hampir semua zat organik yang terlarut dan sebagian zat-zat organik yang tersuspensi dalam air. BOD penting untuk mengetahui banyaknya zat anorganik yang terkandung dalam air limbah. Makin banyak zat organik, makin tinggi BOD-nya. Nilai BOD dipengaruhi oleh suhu, cahaya, matahari, pertumbuhan biologik, gerakan air dan kadar oksigen. Dalam air limbah, bahan pencemar organik akan diuraikan secara alami oleh bakteri yang ada. Bakteri dalam air dibagi menjadi beberapa golongan. Golongan aerob ialah mereka yang memerlukan oksigen bebas untuk kehidupannya dan golongan anaerob ialah yang tidak memerlukan oksigen bebas tetapi dapat mempergunakan oksigen yang didapat dari pemecahan senyawa lain. Ada golongan ketiga yang dinamakan golongan fakultatif yang dapat berlaku sebagai aerob maupun anaerob tergantung keadaan lingkungannya. Kebanyakan bakteri dalam air kotor adalah saprofit, hidup dari zat organik mati. Air badan air mempunyai daya pemurnian alami (self purification), bila kemasukan bahan pencemar akan diuraikan secara biologik oleh mikroorganisme yang ada di dalam air dengan bantuan oksigen terlarut menjadi hasil uraian yang stabil. Dari zat organik diuraikan menjadi senyawa nitrat, sulfat, karbonat, fosfat dan sebagainya oleh bakteri aerob. Akan tetapi bila bahan pencemar organiknya terlalu tinggi, oksigen Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
11
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
terlarut yang ada akan makin berkurang sampai menjadi nol. Akibatnya yang bekerja adalah bakteri anaerob dengan hasil akhir nitrit, amonia, asam sulfida dan sebagainya yang menimbulkan bau. Kalau DO yang cukup banyak, bakteri aeron akan melakukan oksidasi dan terbentuklah senyawa nitrit yang selanjutnya menjadi nitrat. Kalau kehabisan DO selama proses inim maka nitrat akan direduksi menjadi nitrit oleh bakteri anaerob. Ini akan terjadi bila sebagian besar zat organik tersebut telah dioksidasi menjadi nitrat. Kalau persediaan oksigen tidak cukup, zat organik akan diuraikan oleh bakteri anaerob membentuk amoniak. Jadi bila ada pencemar organik dalam air limbah, DO yang ada akan dipergunakan oleh bakteri untuk menguraikannya, sehingga cepat habis. Sebaliknya bila ada air limbah yang mengandung bahan pencemar organik diberi oksigen secukupnya (dilakukan aerasi), akan terjadi peruraian aerobik sampai mencapai keadaan stabil. Banyaknya oksigen yang diperlukan untuk mencapai keadaan stabil ini yang disebut BOD. Dalam studi kualitas air parameter BOD sangat penting sekali karena parameter ini merupakan salah satu indikator pencemaran air. Air yang tercemar biasanya mempunyai BOD yang tinggi, sebaliknya air yang tidak tercemar mempunyai BOD yang rendah. BOD merupakan petunjuk penting untuk mengetahui banyaknya zat organik yang terkandung dalam air limbah. Makin banyak kandungan zat organik makin tinggi BODnya. Nilai BOD dipengaruhi oleh suhu, cahaya matahari, pertumbuhan biologik, gerakan air dan kadar oksigen. 8. Amoniak (NH3-N) Amoniak (NH3) adalah salah satu jenis polutan yang terdapat dalam sungai yang tercemar. Amonia adalah gas berbau tajam yang tidak berwarna dengan titik didih -33,50C. Secara fisik cairan amonia mirip dengan air, ikatan antara amoniak dan air sangat kuat karena termasuk ikatan hydrogen. Amonia merupakan senyawa nitrogen yang menjadi NH4+ pada pH rendah dan disebut ammonium. Amoniak umumnya bersifat basa (pH>8) namun pada keadaan tertentu bersifat asam lemah. Ammonia dalam air permukaan berasal dari air seni, tinja maupun oksidasi senyawa organik oleh mikroba. Penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan pada areal persawahan turut berkontribusi pada peningkatan kadar amoniak pada aliran sungai. Pupuk yang mengandung nitrogen seperti urea (CO(NH2)2) dan ZA (NH4SO4) apabila terurai dapat menyebabkan excess yang kemudian terurai di alam membentuk nitrogen amoniak. Konsentrasi amoniak yang tinggi pada permukaan air sungai dapat menyebabkan kematian pada biota kecil misalnya ikan. Bahkan pada pH tinggi, amoniak dengan konsentrasi kecil sudah bersifat racun. Karena sifat toksisitas tersebut, kandungan amoniak pada air minum harus nol dan pada air sungai di bawah 0,5 mg/L. Terdapat dua hal prinsip mengapa amoniak berbahaya apabila terkandung dalam air. Pertama, semakin tinggi konsentrasi amoniak dalam air, oksigen terlarut semakin menurun karena digunakan untuk Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
12
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
mendisosiasi amoniak. Kedua, Amoniak yang terdisosiasi dalam bentuk ion NH4+ dikategorikan sebagai radikal bebas yang dapat menyebabkan kanker (karsinogen). Bahaya lain dari kandungan nitrogen dalam senyawa amoniak adalah adanya sindrome blue baby yang dapat menyebabkan kematian. Dinamakan blue baby karena bayi yang terkena sindrome ini kulitnya berwarna biru. Sindrom ini disebabkan karena air yang dikonsumsi bayi terkontaminasi nitrogen dan nitrate. Nitrogen yang tertelan akan mengubah haemaglobin yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuh menjadi methamoglobin. Methamoglobin tidak dapat mengikat oksigen dan mentransportasikan ke tubuh, sehingga tubuh kekurangan oksigen. 9. Daya Hantar Listrik (DHL) Daya hantar listrik adalah kemampuan air untuk mengalirkan arus listrik dan kemampuan tercermin dari kadar padatan total dalam air dan suhu pada saat pengukuran. Konduktivitas arus listrik mengalirkan arusnya tergantung pada mobilitas ion dan kadar yang terlarut. Senyawa anorganik merupakan konduktor kuat dibandingkan dengan senyawa organik. Daya hantar (Konduktivitas) listrik air secara langsung berkaitan dengan konsentrasi padatan terlarut terionisasi dalam air Ion dari padatan terlarut dalam air menciptakan kemampuan untuk air yang untuk melakukan arus listrik. Pengukuran daya hantar listrik ini untuk melihat keseimbangan kimiawi dalam air dan pengaruhnya terhadap kehidupan biota. 10. Timbal (Pb) Timbal (Pb) adalah logam berat yang terdapat secara alami di dalam kerak bumi. Keberadaan timbal bisa juga berasal dari hasil aktivitas manusia, yang mana jumlahnya 300 kali lebih banyak dibandingkan Pb alami yang terdapat pada kerak bumi. Pb terkonsentrasi dalam deposit bijih logam. Unsur Pb digunakan dalam bidang industri modern sebagai bahan pembuatan pipa air yang tahan korosi, bahan pembuat cat, baterai, dan campuran bahan bakar bensin tetraetil. Timbal (Pb) adalah logam yang mendapat perhatian khusus karena sifatnya yang toksik (beracun) terhadap manusia. Timbal (Pb) dapat masuk ke dalam tubuh melalui konsumsi makanan, minuman, udara, air, serta debu yang tercemar Pb. Keracunan akibat kontaminasi Pb bisa menimbulkan berbagai macam hal diantaranya : 1.
Menghambat aktivitas enzim yang terlibat dalam pembentukan hemoglobin (Hb)
2.
Meningkatnya kadar asam δ-aminolevulinat dehidratase (ALAD) dan kadar protoporphin dalam sel darah merah
3.
Memperpendek umur sel darah merah
4.
Menurunkan jumlah sel darah merah dan retikulosit, serta meningkatkan kandungan logam Fe dalam plasma darah.
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
13
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
Timbal bersifat kumulatif. Dengan waktu paruh timbal dalam sel darah merah adalah 35 hari, dalam jaringan ginjal dan hati selama 40 hari, sedangkan dalam tulang selama 30 hari. Mekanisme toksisitas Pb berdasarkan organ yang dipengaruhinya adalah : 1.
Sistem haemopoietik; dimana Pb menghambat sistem pembentukan hemoglobin (Hb) sehingga menyebabkan anemia.
2.
Sistem saraf; di mana Pb dapat menyebabkan kerusakan otak dengan gejala epilepsi, halusinasi, kerusakan otak besar, dan delirium.
3.
Sistem urinaria; dimana Pb bisa menyebabkan lesi tubulus proksimalis, lengkung henle, serta menyebabkan aminosiduria.
4.
Sistem pencernaan; di mana Pb dapat menyebabkan kolik dan konstipasi.
5.
Sistem kardiovaskular; di mana Pb dapat menyebabkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah.
6.
Sistem reproduksi; di mana Pb dapat menyebabkan keguguran, tidak berkembangnya sel otak embrio, kematian janin waktu lahir, serta hipospermia dan teratospermia pada pria.
7.
Sistem endokrin; di mana Pb dapat menyebabkan gangguan fungsi tiroid dan fungsi adrenal
8.
Bersifat karsinogenik dalam dosis tinggi. Paparan Pb dosis tinggi mengakibatkan kadar Pb darah mencapai 80 µg/dL pada orang dewasa
dan 70 µg/dL pada anak-anak sehingga terjadi ensefalopati, kerusakan arteriol dan kapiler , edeme otak, meningkatkanya tekanan zalir serebrospinal, degenerasi neuron, serta perkembangbiakan sel glia yang disertai dengan munculnya ataksia, koma, kejang-kejang, dan hiperaktivitas. Kandungan Pb dalam darah berkorelasi dengan tingkat kecerdasan manusia. Semakin tinggi kadar Pb dalam darah, semakin rendah poin IQ. Apabila dalam darah ditemukan kadar Pb sebanyak tiga kali batas normal (intake normal sekitar 0,3 mg/hari), maka akan terjadi penurunan kecerdasan intelektual. Intoksikasi Pb bisa terjadi melalui jalur oral, lewat makanan, minuman, pernafasan, kontak lewat kulit, kontak lewat mata, serta lewat parenteral. Logam Pb tidak dibutuhkan oleh tubuh manusia sehingga bila makanan atau minuman tercemar Pb dikonsumsi, maka tubuh akan mengeluarkannya. Sebagian kecil Pb diekskresikan melalui urin atau feses karena sebagian terikat oleh protein dan sebagian lainnya lagi terakumulasi dalam ginjal, hati, kuku, jaringan lemak, dan rambut. Adanya Timbal (Pb) dalam peredaran darah dan otak dapat menyebabkan gangguan sintesis Hemoglobin darah, gangguan neurologi (susunan syaraf), gangguan pada ginjal, sistem reproduksi, penyakit Akut atau kronik sistem syaraf, dan gangguan fungsi paru-paru. Selain itu, dapat menurunkan IQ pada anak kecil jika terdapat 10-20 myugram/dl dalam darah. 11. Kadmium (Cd) Kadmium (Cd) jika berakumulasi dalam jangka waktu yang lama dapat menghambat kerja paruparu, bahkan mengakibatkan kanker paru-paru, mual, muntah, diare, kram, anemia, dermatitis, Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
14
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
pertumbuhan lambat, kerusakan ginjal dan hati, dan gangguan kardiovaskuler. Kadmium dapat pula merusak tulang (osteomalacia, osteoporosis) dan meningkatkan tekanan darah. Gejala umum keracunan Kadmium adalah sakit di dada, nafas sesak (pendek), batuk - batuk, dan lemah. 12. Tembaga (Cu) Tembaga (Cu) merupakan mikroelemen esensial untuk semua tanaman dan hewan, termasuk manusia. Logam Cu diperlukan oleh berbagai sistem enzim di dalam tubuh manusia. Oleh karena itu, Cu harus selalu ada di dalam makanan. Yang perlu diperhatikan adalah menjaga agar kadar Cu di dalam tubuh tidak kekurangan dan juga tidak berlebihan. Tembaga terlibat dalam berbagai reaksi biokimia di dalam sel manusia. Tembaga merupakan komponen beberapa enzim, yang terlibat dengan regulasi ekspresi gen, fungsi mitokondria / metabolisme sel, pembentukan jaringan ikat, serta penyerapan, penyimpanan, dan metabolisme dari zat besi. Cemaran tembaga (Cu) terdapat pada sayuran dan buah-buahan yang disemprot dengan pestisida secara berlebihan. Penyemprotan pestisida banyak dilakukan untuk membasmi siput dan cacing pada tanaman sayur dan buah. Kebutuhan tubuh per hari akan Cu adalah 0,05 mg/kg berat badan. Pada kadar tersebut tidak terjadi akumulasi Cu pada tubuh manusia normal. Konsumsi Cu dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan keracunan dan bahkan dihubungkan dengan dengan penyakit Wilson yaitu gangguan genetik di mana tubuh tidak dapat melepaskan diri dari tembaga, mengakibatkan deposisi pada organorgan dan konsekuensi serius seperti gagal hati dan kerusakan neurologis. Potensi bahaya lainnya termasuk obstruksi aliran empedu, kontaminasi cairan dialisis (pada pasien yang menerima hemodialisis untuk gagal ginjal), dan sirosis anak. 13. Seng (Zn) Seng (Zn) adalah salah satu elemen yang paling umum dalam kerak bumi. Ini ditemukan di udara, tanah, dan air, dan hadir di semua makanan. Seng murni adalah logam putih kebiruan mengkilap. Seng memiliki kegunaan komersial sebagai lapisan untuk mencegah karat, dalam baterai sel kering, dan dicampur dengan logam lain untuk membuat paduan seperti kuningan dan perunggu. Senyawa seng yang banyak digunakan dalam industri untuk membuat cat, karet, pewarna, pengawet kayu, dan salep. Beberapa seng dilepaskan ke lingkungan oleh proses alam, tetapi sebagian besar berasal dari aktivitas orang-orang seperti pertambangan, produksi baja, pembakaran batu bara, dan pembakaran limbah. Senyawa seng dapat pindah ke tanah dan ke danau, sungai, dan sungai. Sebagian besar seng dalam tanah tetap terikat pada partikel tanah. Ini berakumulasi di tubuh ikan dan organisme lain, tetapi tidak membangun dalam tanaman.
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
15
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
Terlalu kecil kadar seng dalam tubuh dapat menyebabkan masalah kesehatan, namun terlalu banyak seng juga berbahaya. Kelebihan kadar seng di dalam tubuh dapat menyebabkan kram perut, mual, dan muntah. Selain itu keracunan seng dapat menyebabkan anemia, kerusakan pankreas, dan menurunkan kadar kolesterol high-density lipoprotein (HDL - bentuk kolesterol baik). 14. Besi (Fe) Besi (Fe) adalah logam berwarna putih keperakan, liat dan dapat dibentuk. Fe di dalam susunan unsur berkala termasuk logam golongan VIII, dengan berat atom 55,85g.mol-1, nomor atom 26, berat jenis 7.86g.cm-3 dan umumnya mempunyai valensi 2 dan 3 (selain 1, 4, 6). Besi (Fe) adalah logam yang dihasilkan dari bijih besi, dan jarang dijumpai dalam keadaan bebas, untuk mendapatkan unsur besi, campuran lain harus dipisahkan melalui penguraian kimia. Besi digunakan dalam proses produksi besi baja, yang bukan hanya unsur besi saja tetapi dalam bentuk alloy (campuran beberapa logam dan bukan logam, terutama karbon). (Eaton Et.al, 2005; Rumapea, 2009 dan Parulian, 2009). Kandungan Fe di bumi sekitar 6.22 %, di tanah sekitar 0.5 – 4.3%, di sungai sekitar 0.7 mg/l, di air tanah sekitar 0.1 – 10 mg/l, air laut sekitar 1 – 3 ppb, pada air minum tidak lebih dari 200 ppb. Pada air permukaan biasanya kandungan zat besi relatif rendah yakni jarang melebihi 1 mg/L sedangkan konsentrasi besi pada air tanah bervariasi mulai dan 0,01 mg/l sampai dengan + 25 mg/l. Di alam biasanya banyak terdapat di dalam bijih besi hematite, magnetite, taconite, limonite, goethite, siderite dan pyrite (FeS), sedangkan di dalam air umumnya dalam bentuk terlarut sebagai senyawa garam ferri (Fe-) atau garam ferro (Fe2+); tersuspensi sebagai butir koloidal (diameter < 1 mm) atau lebih besar seperti, Fe(OH)3; dan tergabung dengan zat organik atau zat padat yang anorganik (seperti tanah liat dan partikel halus terdispersi). Senyawa ferro dalam air yang sering dijumpai adalah FeO, FeSO4, FeSO4.7 H2O, FeCO3, Fe(OH)2, FeCl2 sedangkan senyawa ferri yang sering dijumpai yaitu FePO4, Fe2O3, FeCl3, Fe(OH)3. (Eaton Et.al, 2005; Said, 2003; Perpamsi, 2002; Alaerts,1987 dan www.lenntech.com). Pada air yang tidak mengandung oksigen O2, seperti seringkali air tanah, besi berada sebagai Fe2+ yang cukup dapat terlarut, sedangkan pada air sungai yang mengalir dan terjadi aerasi, Fe2+ teroksidasi menjadi Fe3+ yang sulit larut pada pH 6 sampai 8 (kelarutan hanya di bawah beberapa m g/l), bahkan dapat menjadi ferihidroksida Fe(OH)3, atau salah satu jenis oksida yang merupakan zat padat dan bisa mengendap. (Alaerts,1987) Konsentrasi besi dalam air minum dibatasi maksimum 0.3 mg/l (sesuai Kepmenkes RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002), hal ini berdasarkan alasan masalah warna, rasa serta timbulnya kerak yang menempel pada sistem perpipaan. Manusia dan mahluk hidup lainnya dalam kadar tertentu memerlukan zat besi sebagai nutrient tetapi untuk kadar yang berlebihan perlu dihindari. Garam ferro misalnya (FeSO4) dengan konsentrasi 0.1 – 0.2 mg/L dapat menimbulkan rasa yang tidak enak pada air minum. Dengan dasar ini standar air minum WHO untuk Eropa menetapkan kadar besi dalam air minum maksium Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
16
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
0.1 mg/l sedangkan USEPA menetapkan kadar maksimum dalam air yaitu 0.3 mg/l. (Arifin, 2007; Eaton Et.al, 2005 dan Said, 2003). Unsur besi mempunyai sifat – sifat yang sangat mirip dengan mangan sehingga pengaruhnya juga hampir sama meskipun beberapa hal berbeda terutama nilai ambang batas. Di dalam air minum besi (Fe) dan mangan dapat berpengaruh seperti tersebut dibawah ini : -
Menimbulkan penyumbatan pada pipa disebabkan : Secara langsung oleh deposit (tubercule) yang disebabkan oleh endapan besi sedangkan secara tidak langsung, disebabkan oleh kumpulan bakteri besi yang hidup di dalam pipa, karena air yang mengandung besi, disukai oleh bakteri besi.
-
Selain itu kumpulan bakteri ini dapat meninggikan gaya gesek (losses) yang juga berakibat meningkatnya kebutuhan energi. Selain itu pula apabila bakteri tersebut mengalami degradasi dapat menyebabkan bau dan rasa tidak enak pada air.
-
Besi dan mangan sendiri dalam konsentrasi yang lebih besar dan beberapa mg/l, akan memberikan suatu rasa pada air yang menggambarkan rasa logam, atau rasa obat.
-
Keberadaan besi dan mangan juga dapat memberikan kenampakan keruh dan berwarna pada air dan meninggalkan noda pada pakaian yang dicuci dengan menggunakan air ini, oleh karena itu sangat tidak diharapkan pada industri kertas, pencelupan/textil dan pabrik minuman.
-
Meninggalkan noda pada bak-bak kamar mandi dan peralatan lainnya (noda kecoklatan disebabkan oleh besi dan kehitaman oleh mangan).
-
Endapan logam ini juga yang dapat memberikan masalah pada sistem penyediaan air secara individu (sumur).
-
Pada ion exchanger endapan besi dan mangan yang terbentuk, seringkali mengakibatkan penyumbatan atau menyelubungi media pertukaran ion (resin), yang mengakibatkan hilangnya kapasitas pertukaran ion.
-
Menyebabkan keluhan pada konsumen (seperti kasus “red water”) bila endapan besi dan mangan yang terakumulasi di dalam pipa, tersuspensi kembali disebabkan oleh adanya kenaikan debit atau kenaikan tekanan di dalam pipa/sistem distribusi, sehingga akan terbawa ke konsumen.
-
Fe2+ juga menimbulkan corrosive yang disebabkan oleh bakteri golongan Crenothric dan Clonothrix. (Oktiawan, dkk., 2007. Saifudin, 2005 ; Said, 2003 dan Perpamsi, 2002).
15. Nitrit sebagai N Nitrit (NO2) merupakan bentuk peralihan antara ammonia dan nitrat (nitrifikasi) dan antara nitrat dengan gas nitrogen (denitrifikasi) oleh karena itu, nitrit bersifat tidak stabil dengan keberadaan oksigen. Kandungan nitrit pada perairan alami mengandung nitrit sekitar 0.001 mg/L. kadar nitrit yang lebih dari 0.06 mg/L adalah bersifat toksik bagi organisme perairan. Keberadaan nitrit menggambarkan Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
17
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
berlangsungnya proses biologis perombakan bahan organik yang memiliki kadar oksigen terlarut yang rendah. Nitrit juga bersifat racun karena dapat bereaksi dengan hemoglobin dalam darah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen, di samping itu juga nitrit membentuk nitrosamin (RRN-NO) pada air buangan tertentu dan dapat menimbulkan kanker. Nitrat (NO3-) dan nitrit (NO2-) adalah ion-ion anorganik alami, yang merupakan bagian dari siklus nitrogen. Aktivitas mikroba di tanah atau air menguraikan sampah yang mengandung nitrogen organik pertama-pertama menjadi ammonia, kemudian dioksidasikan menjadi nitrit dan nitrat. Oleh karena nitrit dapat dengan mudah dioksidasikan menjadi nitrat, maka nitrat adalah senyawa yang paling sering ditemukan di dalam air bawah tanah maupun air yang terdapat di permukaan. Pencemaran oleh pupuk nitrogen, termasuk ammonia anhidrat seperti juga sampah organik hewan maupun manusia, dapat meningkatkan kadar nitrat di dalam air. Senyawa yang mengandung nitrat di dalam tanah biasanya larut dan dengan mudah bermigrasi dengan air bawah tanah. 16. Fenol Senyawa-senyawa fenol merupakan senyawa organik yang mempunyai sifat racun. Bila mencemari perairan dapat membuat rasa dan bau tidak sedap, dan pada nilai konsentrasi tertentu dapat menyebabkan kematian organisme di perairan tersebut. Fenol bersifat Toksik (racun) jika masuk lewat pernapasan, termasuk kontak dengan kulit dan jika fenol tertelan manusia. Fenol akan sangat cepat masuk ke dalam tubuh lewat pernapasan, dan gesekan dengan kulit dan melalui rongga mulut. Gejala keracunan fenol diantaranya adalah muntah-muntah, kejang kejang, terkejut, aktivitas jantung yang tidaknormal, ketidaksadaran, kesulitan dalam bernapas, berhentinya pernapasan sampai pada kematian manusia. Kemungkinan juga memiliki efek pada: sistem saraf pusat, jantung, hati, ginjal, air seni. 17. Total Organik Carbon (TOC), Total Carbon (TC) dan Inorganic Carbon (IC) Total organik karbon (TOC) adalah jumlah karbon yang terikat dalam suatu senyawa organik dan sering digunakan sebagai indikator tidak spesifik dari kualitas air atau kebersihan peralatan pabrik farmasi. TOC dalam sumber air berasal dari pembusukan bahan organik alami (NOM : natural organic matter) dan dari sintetis sumber. Humik asam, fulvic asam, amina, dan urea merupakan jenis NOM. Deterjen, pestisida, pupuk, herbisida, kimia industri, dan diklorinasi organik adalah contoh sumber sintetis. Sebelum air sumber diperlakukan untuk desinfeksi, TOC memberikan peran penting dalam mengukur jumlah NOM dalam sumber air. Ketika air baku mengandung kaporit, senyawa klor aktif (bereaksi dengan diklorinasi NOM untuk menghasilkan produk samping desinfeksi (DBPs). Banyak peneliti telah menentukan bahwa tingkat yang lebih tinggi dari sumber NOM dalam air selama proses desinfeksi akan
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
18
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
meningkatkan jumlah karsinogenik (suatu bahan yang dapat mendorong/menyebabkan kanker) dalam air minum yang diproses. TOC adalah analisis kimia pertama yang akan dilaksanakan pada minyak bumi potensi sumber batu di eksplorasi minyak. Hal ini sangat penting dalam mendeteksi kontaminan dalam air minum, pendingin air, air yang digunakan dalam manufaktur semikonduktor, dan air untuk farmasi digunakan. Analisis dapat dilakukan baik sebagai pengukuran kontinu secara online atau sebuah laboratorium berbasis pengukuran. TOC deteksi adalah pengukuran penting karena efek hal itu mungkin karena pada lingkungan, kesehatan manusia, dan proses manufaktur. TOC adalah sangat sensitif, tidak spesifik organik pengukuran dari semua hadir dalam sampel. Karena itu, dapat digunakan untuk mengatur kimia organik dibuang ke lingkungan dalam pabrik. Selain itu, TOC rendah dapat mengkonfirmasi adanya bahan kimia organik yang berpotensi berbahaya dalam air yang digunakan untuk memproduksi produk farmasi. TOC juga kepentingan di bidang minum pemurnian air karena produk samping desinfeksi. Karena hanya analisis TOC benar-benar mengukur total karbon, analisis TOC selalu memerlukan beberapa akuntansi untuk karbon anorganik yang selalu hadir. Salah satu teknik analisis melibatkan proses dua tahap yang biasanya disebut sebagai TC-IC. Ini mengukur jumlah karbon anorganik (IC) berevolusi dari diasamkan alikuot dari sampel dan juga jumlah total karbon (TC) hadir dalam sampel. TOC dihitung dengan pengurangan dari nilai IC dari TC sampel. Varian lain menggunakan peningkatan keasaman dari sampel untuk berevolusi karbon dioksida dan mengukur sebagai karbon anorganik (IC), kemudian mengoksidasi dan mengukur sisanya purgeable non-organik karbon (NPOC). Metode yang lebih umum secara langsung langkah-langkah TOC dalam sampel oleh lagi acidifying sampel ke sebuah pH nilai dari dua atau kurang untuk melepaskan gas IC tetapi dalam hal ini tidak udara untuk pengukuran. Tersisa purgeable non-CO 2 gas (NPOC) yang terkandung dalam cairan alikuot ini kemudian teroksidasi melepaskan gas. Gas-gas ini kemudian dikirim ke detektor untuk pengukuran.
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
19
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
BAB III METODOLOGI
A.
Penentuan Segmen Sungai dan Titik Sampling Penentuan segmen sungai dan titik sampling bertujuan agar dapat diperoleh sampel air yang dapat mewakili sehingga dapat memenuhi tujuan pemantauan yang ditargetkan. Sehingga alam penentuan titik sampling perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut : 1.
Proses yang mempengaruhi kualitas air.
2.
Pengetahuan tentang geografi, penggunaan air dan pembuangan limbah.
3.
Kemungkinan variasi musim dan variasi lokasi terhadap parameter yang diukur.
4.
Meminimalkan intervensi manusia yang bukan merupakan bagian dari program pemantauan demikian juga hindari struktur di badan air yang dapat mengganggu flow atau kondisi kimia bila keberadaan struktur tersebut bukan fokus pemantauan. Untuk itu titik sampling perlu ditempatkan jauh ke arah hilir dari struktur tersebut bila kualitas air pada aliran bebas yang dijadikan fokus pemantauan.
5.
Lokasi harus diidentifikasi dengan tepat sehingga pengulangan pengambilan sampel dapat dilakukan ulang Agar diperoleh gambaran mengenai kualitas air sungai maka penentuan titik sampling di sungai
dilakukan dengan pertimbangan bahwa air sungai pada titik tersebut telah betul-betul homogen atau tercampur dengan baik. Untuk memverifikasi bahwa pada titik sampling tersebut sudah terjadi percampuran air sungai yang baik maka perlu dilakukan pemeriksaan homogenitas dengan cara pengambilan beberapa sampel pada titik sepanjang lebar dan kedalaman sungai untuk dianalisis beberapa parameter yang khas seperti pH, temperatur dan oksigen terlarut. Jika hasil yang diperoleh tidak berbeda secara signifikan maka suatu titik sampling dapat ditentukan di tengah aliran atau titik lain yang mudah pengambilannya. Bila hasil analisis berbeda nyata dari satu titik dengan yang lainnya maka perlu diambil sampel dari beberapa titik yang dilalui aliran. Umumnya semakin banyak sampel yang dikumpulkan akan semakin mewakili.
B.
Metode Sampling Metodologi yang digunakan dalam kegiatan pemantauan kualitas air sungai di Kabupaten Ketapang mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-7016-2004 tentang tata cara pengambilan sampel dalam rangka pemantauan kualitas air pada suatu daerah pengaliran sungai. Sedangkan teknik sampling air sungai
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
20
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) 6989.57 : 2008 tentang Air dan Air Limbah-Bagian 57: Metoda Pengambilan Sampel Air Permukaan. Teknik pengambilan contoh harus disesuaikan dengan tujuan pengambilan contoh yaitu pengambilan contoh sesaat (grab sample) adalah contoh yang menunjukkan sifat contoh pada saat contoh diambil. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah: 1. Contoh air sungai sebaiknya diambil dari bagian yang mengalir dan dekat dengan permukaan. 2. Bagian sungai yang diam sebaiknya dihindari. 3. Untuk sungai yang lebar dan lurus, contoh diambil dari tepi tetapi pada jarak paling sedikit 1 m dari tepi sungai. 4. Pengambilan contoh air sungai yang tidak terjangkau tangan, contoh air dapat diambil dengan botol pemberat Cara pengolahan dalam pengawetan contoh Pengawetan contoh untuk parameter tertentu diperlukan apabila pemeriksaan tidak dapat langsung dilakukan setelah pengambilan contoh. Jenis bahan pengawet yang digunakan dan lama penyimpanan berbeda-beda tergantung pada jenis parameter yang akan diperiksa. Adapun cara pengawetan ada 2 (dua) macam yaitu dengan cara fisika dan kimia. Pengawetan secara fisika dilakukan dengan cara pendinginan contoh pada suhu 40C atau pembekuan, sedangkan pengawetan dengan cara kimia dapat dilakukan sebagai berikut : b.
Pengasaman yaitu penambahan HNO3 pekat atau HCl pekat atau H2SO4 pekat ke dalam contoh air sampai pH <2.
c.
C.
Pendinginan pada kondisi suhu ± 4 0C
Metode Pengolahan dan Analisis Data Mengacu pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air, salah satu metode yang digunakan untuk menentukan status mutu kualitas air sungai adalah dengan metode STORET. Dengan metode STORET ini dapat diketahui parameter yang telah memenuhi atau melampaui baku mutu air. Secara prinsip metode STORET adalah membandingkan antara data kualitas air dengan baku mutu air yang disesuaikan dengan peruntukannya guna menentukan status mutu air. Penentuan status mutu air dengan menggunakan metode STORET dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Melakukan pengumpulan data kualitas air dan debit air secara periodik sehingga membentuk data dari waktu ke waktu (time series data).
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
21
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
2. Membandingkan data hasil pengukuran dari masing-masing parameter air dengan nilai baku mutu yang sesuai dengan kelas air. 3. Jika hasil pengukuran memenuhi nilai baku mutu air (hasil pengukuran < baku mutu) maka diberi skor 0. 4. Jika hasil pengukuran tidak memenuhi nilai baku mutu air atau (hasil pengukuran >baku mutu) maka diberi skor sesuai dengan Tabel 1 berikut :
Tabel : Penentuan Sistem Nilai untuk Menentukan Status Mutu Air dengan Metode STORET Jumlah
Nilai
Parameter
Contoh
<10
>10
Fisika
Kimia
Biologi
Maksimum
-1
-2
-3
Minimum
-1
-2
-3
Rata-rata
-3
-6
-9
Maksimum
-2
-4
-6
Minimum
-2
-4
-6
Rata-rata
-6
-12
-18
5. Jumlah negatif dari seluruh parameter dihitung dan ditentukan status mutunya dari jumlah skor yang didapat dengan menggunakan sistem nilai 6. Cara untuk menentukan status mutu air adalah dengan menggunakan sistem nilai dari US-EPA (United State - Environmental Protection Agency) dengan mengklasifikasikan mutu air dalam empat kelas seperti pada Tabel 3.2, yaitu : Tabel : Sistem Nilai Penentuan Status Mutu Air No
Kategori
Skor
Status
1
Kelas A
Baik sekali
0
Memenuhi BML
2
Kelas B
Baik
-1 s/d -10
Cemar ringan
3
Kelas C
Sedang
-11 s/d -30
Cemar sedang
4
Kelas D
Buruk
>-31
Cemar berat
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
22
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Data Hasil Pemantauan Berdasarkan gambaran lokasi pemantauan kualitas air sungai di Kabupaten Ketapang , yaitu sebanyak 15 Kecamatan yang memiliki 7 sungai dengan beberapa lokasi titik sampling per sungai. Pemantauan kualitas air sungai dilakukan 2 kali dalam setahun yaitu pada saat musim kemarau dan musim hujan. Periode waktu ini dipilih karena sebagian besar sungai yang dipantau adalah badan air yang berfungsi sebagai badan air penerima limbah cair baik dari kegiatan domestik, industri maupun pertanian. Pada saat musim kemarau, seperti kebanyakan karakteristik sungai di Indonesia, debit air cenderung kecil sehingga ikut mempengaruhi kualitas air sungai. Pada musim kemarau kualitas badan air cenderung lebih buruk karena faktor pengencer dari air hujan berkurang. Pemilihan sungai yang dipantau sesuai dengan prioritas masing-masing yang rawan atau berpotensi menimbulkan dampak lingkungan, seperti sungai yang berada di sekitar daerah industri, industri rumah tangga, dan permukiman penduduk. Adapun data laboratorium kualitas air sungai yang dipantau dilampirkan pada bagian akhir laporan ini.
B.
Hasil Analisis Kualitas Air Metode untuk menentukan status mutu air adalah dengan metode STORET dimana prinsipnya metode ini adalah dengan membandingkan antara data kualitas air yang diambil secara series dan baku mutu air yang disesuaikan dengan peruntukannya, guna menentukan status mutu air. Merujuk pada Peraturan Pemerintah RI No.82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, sungai di Kabupaten Ketapang diklasifikasikan sebagai badan air kelas II. Dimana badan air tersebut adalah sebagai air
yang
peruntukannya dapat digunakan
untuk
sarana/prasarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. 1. Sungai Laur Sungai Laur merupakan salah satu cabang sungai Pawan, sungai ini melintasi Kecamatan Sungai Laur dan Kecamatan Sandai, muara sungai Laur terletak di Desa Penjawaan Kecamatan Sandai. Di daerah aliran sungai laur terdapat kegiatan perkebunan kelapa sawit antara lain PT. Prakarsa Tani Sejati (PTS) dan PT. Swadaya Mukti Prakarsa (SMP). Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
23
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
Aktivitas yang berada di sepanjang Sungai Laur selain kegiatan perkebunan kelapa sawit (yang berada di sekitar Desa Sungai Air Putih), antara lain adalah aktivitas dermaga, pemukiman penduduk. Keberadaan Sungai Laur selain untuk sarana transportasi sungai, juga berfungsi sebagai aktivitas kehidupan sehari-hari bagi masyarakat yang berada di sepanjang sungai Laur (mencuci, memasak, sanitasi). Pada daerah hulu Sungai Laur terdapat aktivitas kegiatan penambangan ilegal (penambangan emas) Daerah hulu dari Sungai Laur. Pemantauan sampel air sungai Laur dilaksanakan dalam 2 (dua) kegiatan yang dibagi dalam 2 semester. Pengambilan sampel air sungai Laur dilaksanakan di 8 (Delapan) titik pengambilan di Sungai Laur Kecamatan Sungai Laur Kabupaten Ketapang dimana yang 2 titik (*) dikirim dan dianalisis di BARISTAND Pontianak dan 6 titik dianalisis di Laboratorium Lingkungan Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang. Lokasi ke 8 (delapan) titik pengamatan sebagai berikut:
Tabel : Titik Pengambilan Sampel Sungai Laur NO
KODE
1
TK-1
2
SL-1
3
SL-2
4
SL-3
5
SL-4
6
SL-5
7
SL-6
8
TK-2
LOKASI SAMPEL
KOORDINAT
Sungai Laur
E = 1100 28’ 20,0”
(Kuala Laur/Jembatan Laur)
S = 010 19’ 06,1”
Sungai Laur
E = 1100 28’ 14,6”
(Kuala Laur)
S = 010 18’ 49,3”
Sungai Laur
E = 1100 28’ 09,3”
(Kuala Laur)
S = 010 18’ 40,6”
Sungai Laur
E = 1100 27’ 42,0”
(Kuala Laur)
S = 010 18’ 30,7”
Sungai Laur
E = 1100 27’ 19,0”
(Kampung Penyengkuang)
S = 010 18’ 16,5”
Sungai Laur
E = 1100 27’ 24,9”
(Kampung Penyengkuang)
S = 010 17’ 57,3”
Sungai Laur
E = 1100 27’ 00,4”
(Kampung Penyengkuang)
S = 010 17’ 33,8”
Sungai Laur
E = 1100 27’ 03,2”
(Desa Spiso)
S = 010 17’ 10,8”
WILAYAH
AKTIFITAS SEKITAR LOKASI
(Administrasi)
Pemukiman
Kec. Sungai Laur
Pemukiman
Kec. Sungai Laur
Pemukiman
Kec. Sungai Laur
Pemukiman
Kec. Sungai Laur
Pemukiman
Kec. Sungai Laur
Pemukiman
Kec. Sungai Laur
Pemukiman
Kec. Sungai Laur
Pemukiman
Kec. Sungai Laur
Berikut status Mutu Air berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air dengan metode storet diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut:
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
24
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
•
Titik 1 (TK-1) Hasil Uji
No
Parameter Uji
Satuan
Baku mutu
Sungai Laur
Hasil Pengukuran
Rincian skor Skor
Mak
Min
Rata2
Mak
Min
Rata2
I
II
II
°C
26,00
29,40
±3
29,4
26,0
27,70
-1
0
0
-1
1
Temperatur
2
TDS
mg/L
15,00
14,47
1000
15,0
14,5
0,00
0
0
0
0
3
pH
-
7,30
7,10
6–9
7,3
7,1
7,20
0
0
0
0
4
BOD
mg/L
<2
4,00
3
4,0
4,0
4,00
-2
-2
-6
-10
5
COD
mg/L
30,00
34,19
25
34,2
30,0
0,00
-2
-2
0
-4
6
Nitrit Sbg NO2-N
mg/L
<0,01
0,07
0,06
0,1
0,1
0,07
-2
-2
-6
-10
7
Amoniak (NH3-N)
mg/L
0,05
0,07
-
0,1
0,1
0,06
-
-
-
0
8
Besi
mg/L
1,30
-
-
1,3
1,3
1,30
-
-
-
0
9
Seng (Zn)
mg/L
< 0,005
-
0,05
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
10
Tembaga (Cu)
mg/L
< 0,005
-
0,02
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
11
Timbal (Pb)
mg/L
< 0,01
-
0,03
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
12
Kadmium (Cd)
mg/L
< 0,002
-
0,01
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
13
Fenol
mg/L
0,57
4,82
0,01
4,8
0,6
2,70
-2
-2
-6
-10
Jumlah skor
-35
Kelas Air
D
Status Mutu Air
CEMAR BERAT
Berdasarkan perhitungan dengan metode STORET, skor kualitas air sungai Laur pada titik 1 adalah sebesar -35, sehingga status mutu airnya adalah TERCEMAR BERAT (dibandingkan dengan baku mutu badan air kelas II). Parameter yang perlu mendapat perhatian adalah BOD, COD, nitrit dan fenol.
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
25
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
•
Titik 2 (TK-2) Hasil Uji
No
Parameter Uji
Satuan
Sungai Laur
Baku mutu
Hasil Pengukuran
Rincian skor Skor
Mak
Min
Rata2
Mak
Min
Rata2
I
II
II
°C
26,00
29,00
±3
29,0
26,0
27,50
-1
0
0
-1
1
Temperatur
2
TDS
mg/L
15,00
15,67
1000
15,7
15,0
15,34
0
0
0
0
3
pH
-
7,30
7,80
6–9
7,8
7,3
7,55
0
0
0
0
4
BOD
mg/L
<2
6,00
3
6,0
6,0
6,00
-2
-2
-6
-10
5
COD
mg/L
33,00
16,43
25
33,0
16,4
24,72
-2
0
0
-2
6
Nitrit Sbg NO2-N
mg/L
<0,01
<0,01
0,06
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
7
Amoniak (NH3-N)
mg/L
0,06
<0,02
-
0,1
0,1
0,06
-
-
-
0
8
Besi
mg/L
1,20
-
-
1,2
1,2
1,20
-
-
-
0
9
Seng (Zn)
mg/L
< 0,005
-
0,05
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
10
Tembaga (Cu)
mg/L
< 0,005
-
0,02
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
11
Timbal (Pb)
mg/L
< 0,01
-
0,03
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
12
Kadmium (Cd)
mg/L
< 0,002
-
0,01
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
13
Fenol
mg/L
0,79
<0,1
0,01
0,8
0,8
0,79
-2
-2
-6
-10
Jumlah skor
-23
Kelas Air
C
Status Mutu Air
CEMAR SEDANG
Berdasarkan perhitungan dengan metode STORET, skor kualitas air sungai Laur pada titik 2 adalah sebesar -23, sehingga status mutu airnya adalah TERCEMAR SEDANG (dibandingkan dengan baku mutu badan air kelas II). Parameter yang perlu mendapat perhatian adalah BOD, COD dan fenol.
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
26
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
•
Titik 3 (TK-3) Hasil Uji
No
Parameter Uji
Satuan
Sungai Laur
Baku mutu
Hasil Pengukuran
Rincian skor Skor
Mak
Min
Rata2
Mak
Min
Rata2
I
II
II
°C
27,6
29,80
±3
29,8
27,6
28,70
-1
0
-3
-4
1
Temperatur
2
TDS
mg/L
16,0
15,10
1000
16,0
15,1
15,55
0
0
0
0
3
pH
-
7,4
7,40
6–9
7,4
7,4
7,40
0
0
0
0
4
BOD
mg/L
<2
3,00
3
3,0
3,0
3,00
0
0
0
0
5
COD
mg/L
18,0
29,72
25
29,7
18,0
23,86
-2
0
0
-2
6
Nitrit Sbg NO2-N
mg/L
<0,01
<0,01
0,06
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
7
Amoniak (NH3-N)
mg/L
0,1
<0,02
-
0,1
0,1
0,05
-
-
-
0
8
Besi
mg/L
1,2
-
-
1,2
1,2
1,20
-
-
-
0
9
Seng (Zn)
mg/L
< 0,005
-
0,05
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
10
Tembaga (Cu)
mg/L
< 0,005
-
0,02
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
11
Timbal (Pb)
mg/L
< 0,01
-
0,03
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
12
Kadmium (Cd)
mg/L
< 0,002
-
0,01
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
13
Fenol
mg/L
0,3
<0,1
0,01
0,3
0,3
0,27
-2
-2
-6
-10
Jumlah skor
-16
Kelas Air
C
Status Mutu Air
CEMAR SEDANG
Berdasarkan perhitungan dengan metode STORET, skor kualitas air sungai Laur pada titik 3 adalah sebesar -16, sehingga status mutu airnya adalah TERCEMAR SEDANG (dibandingkan dengan baku mutu badan air kelas II). Parameter yang perlu mendapat perhatian adalah BOD, COD, nitrit dan fenol.
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
27
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
•
Titik 4 (TK-4) Hasil Uji
No
Parameter Uji
Satuan
Sungai Laur
Baku mutu
Hasil Pengukuran
Rincian skor Skor
Mak
Min
Rata2
Mak
Min
Rata2
I
II
II
°C
27,60
30,10
±3
30,1
27,6
28,85
-1
0
-3
-4
1
Temperatur
2
TDS
mg/L
20,00
14,04
1000
20,0
14,0
17,02
0
0
0
0
3
pH
-
7,60
7,40
6–9
7,6
7,4
7,50
0
0
0
0
4
BOD
mg/L
<2
4,00
3
4,0
4,0
4,00
-2
-2
-6
-10
5
COD
mg/L
38,00
39,24
25
39,2
38,0
38,62
-2
-2
-6
-10
6
Nitrit Sbg NO2-N
mg/L
<0,01
<0,01
0,06
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
7
Amoniak (NH3-N)
mg/L
0,05
0,06
-
0,1
0,1
0,06
-
-
-
0
8
Besi
mg/L
1,60
-
-
1,6
1,6
1,60
-
-
-
0
9
Seng (Zn)
mg/L
<0,005
-
0,05
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
10
Tembaga (Cu)
mg/L
<0,005
-
0,02
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
11
Timbal (Pb)
mg/L
<0,01
-
0,03
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
12
Kadmium (Cd)
mg/L
<0,002
-
0,01
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
13
Fenol
mg/L
1,11
0,29
0,01
1,1
0,3
0,70
-2
-2
-6
-10
Jumlah skor
-34
Kelas Air
D
Status Mutu Air
CEMAR BERAT
Berdasarkan perhitungan dengan metode STORET, skor kualitas air sungai Laur pada titik 4adalah sebesar -34, sehingga status mutu airnya adalah TERCEMAR BERAT (dibandingkan dengan baku mutu badan air kelas II). Parameter yang perlu mendapat perhatian adalah BOD, COD dan fenol.
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
28
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
•
Titik 5 (TK-5) Hasil Uji
No
Parameter Uji
Satuan
Sungai Laur
Baku mutu
Hasil Pengukuran
Rincian skor Skor
Mak
Min
Rata2
Mak
Min
Rata2
I
II
II
°C
27,40
28,40
±3
28,4
27,4
27,90
-1
0
0
-1
1
Temperatur
2
TDS
mg/L
18,00
17,27
1000
18,0
17,3
17,64
0
0
0
0
3
pH
-
7,40
7,60
6–9
7,6
7,4
7,50
0
0
0
0
4
BOD
mg/L
<2
1,00
3
1,0
1,0
1,00
0
0
0
0
5
COD
mg/L
17,00
23,33
25
23,3
17,0
20,17
0
0
0
0
6
Nitrit Sbg NO2-N
mg/L
<0,01
<0,01
0,06
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
7
Amoniak (NH3-N)
mg/L
0,09
<0,02
-
0,1
0,1
0,09
-
-
-
0
8
Besi
mg/L
1,40
-
-
1,4
1,4
1,40
-
-
-
0
9
Seng (Zn)
mg/L
<0,005
-
0,05
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
10
Tembaga (Cu)
mg/L
<0,005
-
0,02
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
11
Timbal (Pb)
mg/L
<0,01
-
0,03
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
12
Kadmium (Cd)
mg/L
<0,002
-
0,01
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
13
Fenol
mg/L
1,42
0,11
0,01
1,4
0,1
0,77
-2
-2
-6
-10
Jumlah skor
-11
Kelas Air
C
Status Mutu Air
CEMAR SEDANG
Berdasarkan perhitungan dengan metode STORET, skor kualitas air sungai Laur pada titik 5adalah sebesar -11, sehingga status mutu airnya adalah TERCEMAR SEDANG (dibandingkan dengan baku mutu badan air kelas II). Parameter yang perlu mendapat perhatian adalah temperatur dan fenol.
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
29
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
•
Titik 6 (TK-6) Hasil Uji
No
Parameter Uji
Satuan
Sungai Laur
Baku mutu
Hasil Pengukuran
Rincian skor Skor
Mak
Min
Rata2
Mak
Min
Rata2
I
II
II
°C
29,70
29,90
±3
29,9
29,7
29,80
-1
-1
-3
-5
1
Temperatur
2
TDS
mg/L
17,00
16,00
1000
17,0
16,0
16,50
0
0
0
0
3
pH
-
7,20
7,60
6–9
7,6
7,2
7,40
0
0
0
0
4
BOD
mg/L
<2
2,00
3
2,0
2,0
2,00
0
0
0
0
5
COD
mg/L
21,00
38,47
25
38,5
21,0
29,74
-2
0
-6
-8
6
Nitrit Sbg NO2-N
mg/L
<0,01
<0,01
0,06
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
7
Amoniak (NH3-N)
mg/L
0,07
0,04
-
0,1
0,0
0,05
-
-
-
0
8
Besi
mg/L
0,80
-
-
0,8
0,8
0,80
-
-
-
0
9
Seng (Zn)
mg/L
< 0,005
-
0,05
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
10
Tembaga (Cu)
mg/L
< 0,005
-
0,02
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
11
Timbal (Pb)
mg/L
< 0,01
-
0,03
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
12
Kadmium (Cd)
mg/L
< 0,002
-
0,01
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
13
Fenol
mg/L
0,25
0,64
0,01
0,6
0,3
0,45
-2
-2
-6
-10
Jumlah skor
-23
Kelas Air
C
Status Mutu Air
CEMAR SEDANG
Berdasarkan perhitungan dengan metode STORET, skor kualitas air sungai Laur pada titik 6adalah sebesar -23, sehingga status mutu airnya adalah TERCEMAR SEDANG (dibandingkan dengan baku mutu badan air kelas II). Parameter yang perlu mendapat perhatian adalah nitrit dan fenol.
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
30
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
•
Titik 7 (TK-7) Hasil Uji
No
Parameter Uji
Satuan
Sungai Laur I*
Baku mutu
II**
II
Hasil Pengukuran Mak
Min
Rincian skor
Rata2
Mak
Min
Rata2
Skor
1
Temperatur
°C
29,40
25,10
±3
29,4
25,1
27,25
-1
0
0
-1
2
TDS
mg/L
107,00
116,00
1000
116,0
107,0
111,50
0
0
0
0
3
TSS
mg/L
124,00
298,00
50
298,0
124,0
0,00
-2
-2
0
-4
4
pH
-
7,58
6,56
6–9
7,6
6,6
7,07
0
0
0
0
5
BOD
mg/L
2,55
1,52
3
2,6
1,5
2,04
0
0
0
0
6
COD
mg/L
3,86
6,83
25
6,8
3,9
5,35
0
0
0
0
7
DO
mg/L
6,99
10,22
4
10,2
7,0
0,00
0
0
-6
-6
8
Total Fosfat Sbg P
mg/L
0,02
0,13
0,2
0,1
0,0
0,00
0
0
0
0
9
Nitrat sbg NO3-N
mg/L
0,96
0,02
10
1,0
0,0
0,00
0
0
0
0
10
Nitrit Sbg NO2-N
mg/L
0,01
8,49
0,06
8,5
0,0
4,25
-2
0
-6
-8
11
Amoniak (NH3-N)
mg/L
0,06
0,98
-
1,0
0,1
0,52
-
-
-
0
12
Besi
mg/L
2,76
2,68
-
2,8
2,7
2,72
-
-
-
0
13
Seng (Zn)
mg/L
<0,001
< 0,001
0,05
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
14
Tembaga (Cu)
mg/L
<0,001
< 0,001
0,02
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
15
Timbal (Pb)
mg/L
<0,002
< 0,001
0,03
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
16
Kadmium (Cd)
mg/L
<0,002
< 0,001
0,01
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
17
Khlorida (Cl)
mg/L
4,48
11,80
600
11,8
4,5
0,00
0
0
0
0
18
Sianida (CN)
mg/L
<0,002
<0,001
0,02
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
19
Khlorida Bebas (Cl2)
mg/L
0,15
0,01
0,03
0,2
0,0
0,00
-2
0
0
-2
20
Sulfat (SO4)
mg/L
<0,001
0,00
-
0,0
0,0
0,00
-
-
-
0
21
Merkuri (Hg)
mg/L
-
<0,0002
0,002
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
22
Belerang (H2S)
0,04
<0,002
0,0
0,0
0,00
23
Minyak dan Lemak
mg/L
0,19
-
1
0,2
0,2
0,00
0
0
0
0
24
Deterjen sbg MBAS
mg/L
0,01
-
0,2
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
25
Fenol
<0,001
-
0,01
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
26
Fecal Coliform
0,00
10,00
1000
10,0
0,0
0,00
0
0
0
0
27
Total Coliform
mg/L koloni/100 mL koloni/100 mL
0,00
24,00
5000
24,0
0,0
0,00
0
0
0
0
Jumlah skor
-21
Kelas Air
C CEMAR SEDANG
Status Mutu Air
Berdasarkan perhitungan dengan metode STORET, skor kualitas air sungai Jelai pada titik 7adalah sebesar -21, sehingga status mutu airnya adalah TERCEMAR SEDANG (dibandingkan dengan baku mutu badan air kelas II). Parameter yang perlu mendapat perhatian adalah TSS, DO, nitrit dan klorida bebas (Cl2).
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
31
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
•
Titik 8 (TK-8) Hasil Uji
No
Parameter Uji
Satuan
Sungai Laur
Baku mutu
Hasil Pengukuran
Rincian skor
Mak
Min
Rata2
Mak
Min
Rata2
Skor
I*
II**
II
°C
29,70
24,40
±3
29,7
24,4
27,05
-1
0
0
-1
TDS
mg/L
101,00
96,00
1000
101,0
96,0
98,50
0
0
0
0
3
TSS
mg/L
35,20
204,00
50
204,0
35,2
0,00
-2
0
0
-2
4
pH
-
6,98
6,92
6–9
7,0
6,9
6,95
0
0
0
0
5
BOD
mg/L
2,87
6,07
3
6,1
2,9
4,47
-2
0
-6
-8
6
COD
mg/L
9,77
27,33
25
27,3
9,8
18,55
-2
0
0
-2
7
DO
mg/L
7,19
10,15
4
10,2
7,2
0,00
0
0
-6
-6
8
Total Fosfat Sbg P
mg/L
0,02
0,13
0,2
0,1
0,0
0,00
0
0
0
0
1
Temperatur
2
9
Nitrat sbg NO3-N
mg/L
0,94
6,75
10
6,8
0,9
0,00
0
0
0
0
10
Nitrit Sbg NO2-N
mg/L
0,01
0,02
0,06
0,0
0,0
0,01
0
0
0
0
11
Amoniak (NH3-N)
mg/L
0,06
1,14
-
1,1
0,1
0,60
-
-
-
0
12
Besi
mg/L
1,89
1,46
-
1,9
1,5
1,68
-
-
-
0
13
Seng (Zn)
mg/L
<0,001
< 0,001
0,05
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
14
Tembaga (Cu)
mg/L
<0,001
< 0,001
0,02
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
15
Timbal (Pb)
mg/L
<0,002
< 0,001
0,03
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
16
Kadmium (Cd)
mg/L
<0,002
< 0,001
0,01
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
17
Khlorida (Cl)
mg/L
5,87
11,88
600
11,9
5,9
0,00
0
0
0
0
18
Sianida (CN)
mg/L
<0,002
<0,001
0,02
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
19
Khlorida Bebas (Cl2)
mg/L
0,14
0,01
0,03
0,1
0,0
0,00
-2
0
0
-2
20
Sulfat (SO4)
mg/L
<0,001
14,94
-
14,9
14,9
0,00
-
-
-
0
21
Merkuri (Hg)
mg/L
-
<0,0002
0,002
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
22
Belerang (H2S)
0,03
<0,0002
0,0
0,0
0,00
23
Minyak dan Lemak
mg/L
0,23
-
1
0,2
0,2
0,00
0
0
0
0
24
Deterjen sbg MBAS
mg/L
0,01
-
0,2
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
25
Fenol
<0,001
-
0,01
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
26
Fecal Coliform
0,00
8,00
1000
8,0
0,0
0,00
0
0
0
0
27
Total Coliform
mg/L koloni/100 mL koloni/100 mL
0,00
20,00
5000
20,0
0,0
0,00
0
0
0
0
Jumlah skor
-21
Kelas Air
C CEMAR SEDANG
Status Mutu Air
Berdasarkan perhitungan dengan metode STORET, skor kualitas air sungai Laur pada titik 8adalah sebesar -21, sehingga status mutu airnya adalah TERCEMAR SEDANG (dibandingkan dengan baku mutu badan air kelas II). Parameter yang perlu mendapat perhatian adalah TSS, COD, BOD, DO dan klorida bebas (Cl2).
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
32
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
2. Sungai Pawan Sungai Pawan merupakan sungai terbesar dan terpanjang di Kabupaten Ketapang, dimana sungai ini melintasi Kecamatan Delta Pawan, Benua Kayong, Muara Pawan, Nanga Tayap, Sandai dan Hulu Sungai. Aktivitas yang berada di daerah aliran sungai Pawan antara lain Perkebunan Kepala Sawit (PT. Agrolestari Mandiri, PT. Sepanjang Inti Surya Mulia, PT. SMA, PT. GY Plantation), Logpond PT. Suka Jaya Makmur (Alas Kusuma), pemukiman penduduk dan pertanian penduduk. Pemantauan sampel air sungai Pawan dilaksanakan dalam 2 (dua) kegiatan yang dibagi dalam 2 semester. Pengambilan sampel air sungai Pawan dilaksanakan di 8 (Delapan) titik pengambilan, 2 titik lokasi pengambilan sampel (*) dikirim dan dianalisis di BARISTAND Pontianak dan 6 titik dianalisis di Laboratorium Lingkungan Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang. Lokasi ke 8 (delapan) titik pengamatan sebagai berikut: NO
KODE
LOKASI SAMPEL
1
S.PW-01
Jembatan Sandai
2
S.PW-02
Intake PDAM
KOORDINAT
E = 1100 31’ 58,5” S = 010 13’ 56,9”
E = 1090 59’ 05,9” S = 010 51’ 06,7”
AKTIFITAS SEKITAR LOKASI
(Administrasi)
Pemukiman
Kec. Sandai
Pemukiman
Kec. Delta Pawan
WILAYAH
Berikut status Mutu Air berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air dengan metode storet diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut:
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
33
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
•
Titik 1 (S.PW-01) Hasil Uji Sungai Pawan
Baku mutu
No
Parameter Uji
Satuan
I
II
II
1
Temperatur
°C
27,3
26,4
2
TDS
mg/L
22
3
TSS
mg/L
4
pH
5
Hasil Pengukuran
Rincian skor Skor
Mak
Min
Rata2
Mak
Min
Rata2
±3
26,4
26,4
26,4
0
0
0
0
35
1000
35
35
35,0
0
0
0
0
12,2
32,7
50
32,7
32,7
32,7
0
0
0
0
-
7,12
6,82
6–9
6,82
6,82
6,8
0
0
0
0
BOD
mg/L
1,82
2,97
3
2,97
2,97
3,0
0
0
0
0
6
COD
mg/L
10,7
23,8
25
23,8
23,8
23,8
0
0
0
0
7
DO
mg/L
7,27
5,66
4
5,66
5,66
5,7
0
0
0
0
8
Total Fosfat Sbg P
mg/L
0,01
0,022
0,2
0,022
0,022
0,0
0
0
0
0
9
Nitrat sbg NO3-N
mg/L
0,862
0,7
10
0,7
0,7
0,7
0
0
0
0
10
Nitrit Sebagai NO2-N
mg/L
0,006
0,009
0,06
0,009
0,009
0,0
0
0
0
0
11
Amoniak (NH3-N)
mg/L
0,143
<0,001
-
0
0
0,0
-
-
-
-
12
Besi
mg/L
0,744
0,602
-
0,602
0,602
0,6
-
-
-
-
13
Seng (Zn)
mg/L
<0,001
<0,001
0,05
0
0
0,0
0
0
0
0
14
Tembaga (Cu)
mg/L
<0,001
<0,001
0,02
0
0
0,0
0
0
0
0
15
Timbal (Pb)
mg/L
<0,002
<0,002
0,03
0
0
0,0
0
0
0
0
16
Kadmium (Cd)
mg/L
< 0,002
-
0,01
0
0
0,0
0
0
0
0
17
Khlorida (Cl)
mg/L
18,4
5,16
600
5,16
5,16
5,2
0
0
0
0
18
Sianida (CN)
mg/L
<0,002
0,007
0,02
0,007
0,007
0,0
0
0
0
0
19
Khlorida Bebas (Cl2)
mg/L
0,02
0,08
0,03
0,08
0,08
0,1
-2
-2
-6
-10
20
Sulfat (SO4)
mg/L
<0,001
<0,001
-
0
0
0,0
-
-
-
-
21
Merkuri (Hg)
mg/L
<0,0002
<0,0002
0,002
0
0
0,0
0
0
0
0
22
Minyak dan Lemak
mg/L
0,245
0,345
1
0,345
0,345
0,3
0
0
0
0
23
Deterjen sbg MBAS
mg/L
<0,001
0,009
0,2
0,009
0,009
0,0
0
0
0
0
24
Fenol
<0,001
0,015
0,01
0,015
0,015
0,0
-2
-2
0
-4
25
Fecal Coliform
0
60
1000
60
60
60,0
0
0
0
0
26
Total Coliform
mg/L koloni/ 100 mL koloni/ 100 mL
20
140
5000
140
140
140,0
0
0
0
0
Jumlah skor
-14
Kelas Air
C CEMAR SEDANG
Status Mutu Air
Berdasarkan perhitungan dengan metode STORET, skor kualitas air sungai Pawan adalah sebesar -14, sehingga status mutu airnya adalah TERCEMAR SEDANG (dibandingkan dengan baku mutu badan air kelas II). Parameter air yang perlu mendapat perhatian adalah klorida bebas dan fenol.
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
34
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
•
Titik 2 (S.PW-02) Hasil Uji
No Parameter Uji
Satuan
Sungai Pawan
Baku mutu
Hasil Pengukuran
Rincian skor
Mak
Min
Rata2
Mak
Min
Rata2
Skor
I
II
II
°C
27,8
26,2
±3
26,2
26,2
26,2
0
0
0
0
TDS
mg/L
39
35
1000
35
35
35,0
0
0
0
0
3
TSS
mg/L
22
26,3
50
26,3
26,3
26,3
0
0
0
0
4
pH
-
7,93
6,63
6–9
6,63
6,63
6,6
0
0
0
0
5
BOD
mg/L
1,21
1,27
3
1,27
1,27
1,3
0
0
0
0
6
COD
mg/L
13,9
20,8
25
20,8
20,8
20,8
0
0
0
0
7
DO
mg/L
6,79
3,17
4
3,17
3,17
3,2
-2
-2
-6
-10
8
Total Fosfat Sbg P
mg/L
0,022
0,038
0,2
0,038
0,038
0,0
0
0
0
0
9
1
Temperatur
2
Nitrat sbg NO3-N
mg/L
1,12
1
10
1
1
1,0
0
0
0
0
10 Nitrit Sebagai NO2-N
mg/L
0,014
0,007
0,06
0,007
0,007
0,0
0
0
0
0
11 Amoniak (NH3-N)
mg/L
0,15
<0,002
-
0
0
0,0
-
-
-
-
12 Besi
mg/L
2,27
1,06
-
1,06
1,06
1,1
-
-
-
-
13 Seng (Zn)
mg/L
<0,001
<0,001
0,05
0
0
0,0
0
0
0
0
14 Tembaga (Cu)
mg/L
<0,001
<0,001
0,02
0
0
0,0
0
0
0
0
15 Timbal (Pb)
mg/L
<0,002
<0,002
0,03
0
0
0,0
0
0
0
0
16 Kadmium (Cd)
mg/L
< 0,003
-
0,01
0
0
0,0
0
0
0
0
17 Khlorida (Cl)
mg/L
23
4,81
600
4,81
4,81
4,8
0
0
0
0
18 Sianida (CN)
mg/L
<0,002
0,005
0,02
0,005
0,005
0,0
0
0
0
0
19 Khlorida Bebas (Cl2)
mg/L
0,0009
0,1
0,03
0,1
0,1
0,1
-2
-2
-6
-10
20 Sulfat (SO4)
mg/L
<0,001
<0,001
-
0
0
0,0
-
-
-
-
21 Merkuri (Hg)
mg/L
<0,0002
<0,0002
0,002
0
0
0,0
0
0
0
0
22 Minyak dan Lemak
mg/L
0,282
0,335
1
0,335
0,335
0,3
0
0
0
0
23 Deterjen sbg MBAS
mg/L
<0,001
0,005
0,2
0,005
0,005
0,0
0
0
0
0
mg/L koloni/ 100 mL koloni/ 100 mL
<0,001
0,038
0,01
0,038
0,038
0,0
-2
-2
0
-4
0
0
1000
0
0
0,0
0
0
0
0
0
0
5000
0
0
0,0
0
0
0
0
24 Fenol 25 Fecal Coliform 26 Total Coliform
Jumlah skor
-24
Kelas Air
C CEMAR SEDANG
Status Mutu Air
Berdasarkan perhitungan dengan metode STORET, skor kualitas air sungai Pawan adalah sebesar -24, sehingga status mutu airnya adalah TERCEMAR SEDANG (dibandingkan dengan baku mutu badan air kelas II). Parameter air yang perlu mendapat perhatian adalah DO, klorida bebas dan fenol.
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
35
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
3. Sungai Keriau (Pawan Hulu) Sungai Keriau merupakan hulunya Sungai Pawan yang terletak di Kecamatan Hulu Sungai. Pada daerah sekitar sungai Keriau masih terdapat hutan sekunder dan khususnya daerah sempadan sungai sudah banyak ditanami pohon karet oleh masyarakat setempat. Aktivitas yang berada di daerah aliran sungai Keriau antara lain: pemukiman dan perkebunan masyarakat. Dilihat dari peta kawasan hutan, di tepian sungai Keriau terdapat Kawasan Hutan Lindung. Saat ini kegiatan perkebunan kelapa sawit milik PT. Sawit Makmur Sejahtera belum memulai kegiatan, dan masih pada tahapan sosialisasi dan pembebasan lahan. Pada beberapa lokasi di Sungai Keriau masih terdapat kegiatan penambangan emas di dalam aliran sungai Keriau, dengan bentuk ponton terapung. Menurut informasi masyarakat setempat (masyarakat Menyumbung, Sandai dan sekitarnya) pada daerah hulu sungai Keriau masih beroperasi kegiatan penambangan emas ilegal yang dikelola oleh masyarakat lokal maupun pendatang. Pemantauan sampel air sungai Keriau dilaksanakan dalam 2 (dua) kegiatan yang dibagi dalam 2 semester. Pengambilan sampel air sungai Keriau dilaksanakan di 8 (Delapan) titik pengambilan, 2 titik lokasi pengambilan sampel (*) dikirim dan dianalisis di BARISTAND Pontianak untuk semester 1 dan SUCOFINDO Pontianak untuk semester 2 dan 6 titik dianalisis di Laboratorium Lingkungan Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang. Lokasi ke 8 (delapan) titik pengamatan sebagai berikut: NO
KODE
1
HS -2
2
HS -4
3
HS -5
4
HS -6
5
HS -7
LOKASI SAMPEL
KOORDINAT
Sungai Keriau
E = 1100 45’ 46,1”
(Desa Menyumbung)
S = 010 02’ 56,3”
Sungai Keriau
E = 1100 42’ 01,3”
(Desa Randau Jungkal)
S = 010 10’ 30,0”
Sungai Keriau
E = 1100 39’ 40,5”
(Desa Demit)
S = 010 10’ 40,2”
Sungai Keriau
E = 1100 34’ 22,7”
(Desa Patai Patah)
S = 010 12’ 08,9”
Jembatan Muara Cekak
E = 1100 33’ 09,9”
(Sungai Cekak)
S = 010 12’25,5”
AKTIFITAS
WILAYAH
SEKITAR LOKASI
(Administrasi)
Pemukiman
Kecamatan Hulu Sungai
Pemukiman
Kecamatan Hulu Sungai
Pemukiman
Kecamatan Hulu Sungai
Pemukiman
Kecamatan Hulu Sungai
Pemukiman
Kecamatan Hulu Sungai
Berikut status Mutu Air berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air dengan metode storet diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut:
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
36
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
•
Titik 1 (HS-1) Hasil Uji
No
Parameter Uji
Satuan
Sungai Keriau
Baku mutu
Hasil Pengukuran
Rincian skor Skor
Mak
Min
Rata2
Mak
Min
Rata2
I
II
II
°C
25,00
29,00
±3
29,0
25,0
27,00
-1
0
0
-1
1
Temperatur
2
TDS
mg/L
13,00
17,06
1000
17,1
13,0
15,03
0
0
0
0
3
pH
-
8,10
7,70
6–9
8,1
7,7
7,90
0
0
0
0
4
BOD
mg/L
1,20
4,00
3
4,0
1,2
2,60
-2
0
0
-2
5
COD
mg/L
44,80
12,32
25
44,8
12,3
28,56
-2
0
-6
-8
6
Nitrit Sbg NO2-N
mg/L
<0,01
<0,01
0,06
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
7
Amoniak (NH3-N)
mg/L
0,05
0,04
-
0,1
0,0
0,04
-
-
-
0
8
Besi
mg/L
0,80
-
-
0,8
0,8
0,80
-
-
-
0
9
Seng (Zn)
mg/L
<0,005
-
0,05
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
10
Tembaga (Cu)
mg/L
0,01
-
0,02
0,0
0,0
0,01
0
0
0
0
11
Timbal (Pb)
mg/L
<0,01
-
0,03
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
12
Kadmium (Cd)
mg/L
<0,002
-
0,01
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
13
Fenol
mg/L
<0,1
0,12
0,01
0,1
0,1
0,12
-2
-2
-6
-10
Jumlah skor
-21
Kelas Air
C
Status Mutu Air
CEMAR SEDANG
Berdasarkan perhitungan dengan metode STORET, skor kualitas air sungai Jelai pada titik 1adalah sebesar -21, sehingga status mutu airnya adalah TERCEMAR SEDANG (dibandingkan dengan baku mutu badan air kelas II). Parameter yang perlu mendapat perhatian adalah BOD, COD dan fenol.
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
37
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
•
Titik 2 (HS-2) Hasil Uji
No
Parameter Uji
Satuan
Sungai Keriau
Baku mutu
Hasil Pengukuran
Rincian skor Skor
Mak
Min
Rata2
Mak
Min
Rata2
I
II
II
°C
25,00
29,10
±3
29,1
25,0
27,05
-1
0
0
-1
1
Temperatur
2
TDS
mg/L
18,00
13,34
1000
18,0
13,3
15,67
0
0
0
0
3
pH
-
8,10
7,90
6–9
8,1
7,9
8,00
0
0
0
0
4
BOD
mg/L
1,20
5,00
3
5,0
1,2
3,10
-2
0
-6
-8
5
COD
mg/L
34,60
34,73
25
34,7
34,6
34,67
-2
-2
-6
-10
6
Nitrit Sbg NO2-N
mg/L
0,03
<0,01
0,06
0,0
0,0
0,03
0
0
0
0
7
Amoniak (NH3-N)
mg/L
0,10
0,05
-
0,1
0,0
0,07
-
-
-
0
8
Besi
mg/L
0,60
-
-
0,6
0,6
0,60
-
-
-
0
9
Seng (Zn)
mg/L
<0,005
-
0,05
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
10
Tembaga (Cu)
mg/L
0,01
-
0,02
0,0
0,0
0,01
0
0
0
0
11
Timbal (Pb)
mg/L
<0,01
-
0,03
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
12
Kadmium (Cd)
mg/L
<0,002
-
0,01
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
13
Fenol
mg/L
0,30
<0,02
0,01
0,3
0,3
0,30
-2
-2
-6
-10
Jumlah skor
-29
Kelas Air
C
Status Mutu Air
CEMAR SEDANG
Berdasarkan perhitungan dengan metode STORET, skor kualitas air sungai Jelai pada titik 2adalah sebesar -29, sehingga status mutu airnya adalah TERCEMAR SEDANG (dibandingkan dengan baku mutu badan air kelas II). Parameter yang perlu mendapat perhatian adalah BOD, COD dan fenol.
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
38
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
•
Titik 3 (HS-3) Hasil Uji
No
Parameter Uji
Satuan
Sungai Keriau
Baku mutu
Hasil Pengukuran
Rincian skor Skor
Mak
Min
Rata2
Mak
Min
Rata2
I
II
II
°C
25,00
29,70
±3
29,7
25,0
27,35
-1
0
0
-1
1
Temperatur
2
TDS
mg/L
8,00
17,36
1000
17,4
8,0
12,68
0
0
0
0
3
pH
-
8,30
7,90
6–9
8,3
7,9
8,10
0
0
0
0
4
BOD
mg/L
1,20
3,00
3
3,0
1,2
2,10
0
0
0
0
5
COD
mg/L
40,70
21,65
25
40,7
21,7
31,18
-2
0
-6
-8
6
Nitrit Sbg NO2-N
mg/L
<0,01
<0,01
0,06
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
7
Amoniak (NH3-N)
mg/L
0,10
-
-
0,1
0,1
0,10
-
-
-
0
8
Besi
mg/L
0,50
-
-
0,5
0,5
0,50
-
-
-
0
9
Seng (Zn)
mg/L
<0,005
-
0,05
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
10
Tembaga (Cu)
mg/L
0,01
-
0,02
0,0
0,0
0,01
0
0
0
0
11
Timbal (Pb)
mg/L
<0,01
-
0,03
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
12
Kadmium (Cd)
mg/L
<0,002
-
0,01
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
13
Fenol
mg/L
0,37
0,02
0,01
0,4
0,0
0,20
-2
-2
-6
-10
Jumlah skor
-19
Kelas Air
C
Status Mutu Air
CEMAR SEDANG
Berdasarkan perhitungan dengan metode STORET, skor kualitas air sungai Jelai pada titik 3adalah sebesar -19, sehingga status mutu airnya adalah TERCEMAR SEDANG (dibandingkan dengan baku mutu badan air kelas II). Parameter yang perlu mendapat perhatian adalah COD dan fenol.
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
39
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
•
Titik 4 (HS-4) Hasil Uji
No
Parameter Uji
Satuan
Sungai Keriau
Baku mutu
Hasil Pengukuran
Rincian skor
Mak
Min
Rata2
Mak
Min
Rata2
Skor
I
II
II
°C
26,20
24,30
±3
26,2
24,3
25,25
0
0
0
0
1
Temperatur
2
TDS
mg/L
81,00
68,00
1000
81,0
68,0
74,50
0
0
0
0
3
TSS
mg/L
88,20
224,00
50
224,0
88,2
156,10
-2
-2
-6
-10
4
pH
-
7,23
6,45
6–9
7,2
6,5
6,84
0
0
0
0
5
BOD
mg/L
3,03
7,59
3
7,6
3,0
5,31
-2
-2
-6
-10
6
COD
mg/L
25,10
34,16
25
34,2
25,1
29,63
-2
-2
-6
-10
7
DO
mg/L
6,79
10,52
4
10,5
6,8
8,66
0
0
0
0
8
Total Fosfat Sbg P
mg/L
0,08
0,13
0,2
0,1
0,1
0,10
0
0
0
0
9
Nitrat sbg NO3-N
mg/L
0,32
7,23
10
7,2
0,3
3,78
0
0
0
0
10
Nitrit Sbg NO2-N
mg/L
0,01
<0,02
0,06
0,0
0,0
0,01
0
0
0
0
11
Amoniak (NH3-N)
mg/L
0,13
1,31
-
1,3
0,1
0,72
-
-
-
0
12
Besi
mg/L
1,89
0,99
-
1,9
1,0
1,44
-
-
-
0
13
Seng (Zn)
mg/L
<0,001
<0,001
0,05
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
14
Tembaga (Cu)
mg/L
<0,001
<0,001
0,02
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
15
Timbal (Pb)
mg/L
<0,002
<0,001
0,03
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
16
Kadmium (Cd)
mg/L
<0,002
<0,001
0,01
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
17
Khlorida (Cl)
mg/L
13,50
11,26
600
13,5
11,3
12,38
0
0
0
0
18
Sianida (CN)
mg/L
0,01
<0,001
0,02
0,0
0,0
0,01
0
0
0
0
19
Khlorida Bebas (Cl2)
mg/L
0,06
0,01
0,03
0,1
0,0
0,03
-2
0
-6
-8
20
Sulfat (SO4)
mg/L
0,37
13,00
-
13,0
0,4
6,68
-
-
-
0
21
Merkuri (Hg)
mg/L
<0,0002
<0,0002
0,002
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
22
Minyak dan Lemak
mg/L
0,41
-
1
0,4
0,4
0,41
0
0
0
0
23
Deterjen sbg MBAS
mg/L
0,01
-
0,2
0,0
0,0
0,01
0
0
0
0
24
Fenol
mg/L
<0,001
-
0,01
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
25
Fecal Coliform
koloni/100 mL
10,00
8,00
1000
10,0
8,0
9,00
0
0
0
0
26
Total Coliform
koloni/100 mL
80,00
16,00
5000
80,0
16,0
48,00
0
0
0
0
Jumlah skor
-38
Kelas Air
D
Status Mutu Air
CEMAR BERAT
Berdasarkan perhitungan dengan metode STORET, skor kualitas air sungai Jelai pada titik 4adalah sebesar -38, sehingga status mutu airnya adalah TERCEMAR BERAT (dibandingkan dengan baku mutu badan air kelas II). Parameter yang perlu mendapat perhatian adalah TSS, BOD dan COD.
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
40
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
•
Titik 5 (HS-5) Hasil Uji
No
Parameter Uji
Satuan
Sungai Keriau
Baku mutu
Hasil Pengukuran
Rincian skor
Mak
Min
Rata2
Mak
Min
Rata2
Skor
I
II
II
°C
25,90
24,20
±3
25,9
24,2
25,05
0
0
0
0
1
Temperatur
2
TDS
mg/L
69,00
40,90
1000
69,0
40,9
54,95
0
0
0
0
3
TSS
mg/L
61,30
134,00
50
134,0
61,3
97,65
-2
-2
-6
-10
4
pH
-
7,06
6,72
6–9
7,1
6,7
6,89
0
0
0
0
5
BOD
mg/L
2,95
7,59
3
7,6
3,0
5,27
-2
0
-6
-8
6
COD
mg/L
28,70
34,16
25
34,2
28,7
31,43
-2
-2
-6
-10
7
DO
mg/L
6,79
10,61
4
10,6
6,8
8,70
0
0
0
0
8
Total Fosfat Sbg P
mg/L
0,05
0,14
0,2
0,1
0,0
0,09
0
0
0
0
9
Nitrat sbg NO3-N
mg/L
0,57
7,89
10
7,9
0,6
4,23
0
0
0
0
10
Nitrit Sbg NO2-N
mg/L
0,01
<0,02
0,06
0,0
0,0
0,01
0
0
0
0
11
Amoniak (NH3-N)
mg/L
0,10
0,82
-
0,8
0,1
0,46
-
-
-
0
12
Besi
mg/L
1,18
0,83
-
1,2
0,8
1,01
-
-
-
0
13
Seng (Zn)
mg/L
<0,001
<0,001
0,05
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
14
Tembaga (Cu)
mg/L
<0,001
<0,001
0,02
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
15
Timbal (Pb)
mg/L
<0,002
<0,001
0,03
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
16
Kadmium (Cd)
mg/L
<0,002
<0,001
0,01
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
17
Khlorida (Cl)
mg/L
11,70
9,38
600
11,7
9,4
10,54
0
0
0
0
18
Sianida (CN)
mg/L
0,01
<0,001
0,02
0,0
0,0
0,01
0
0
0
0
19
Khlorida Bebas (Cl2)
mg/L
0,07
0,00
0,03
0,1
0,0
0,04
-2
0
-6
-8
20
Sulfat (SO4)
mg/L
<0,001
13,48
-
13,5
13,5
13,48
-
-
-
0
21
Merkuri (Hg)
mg/L
<0,0002
<0,0002
0,002
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
22
Minyak dan Lemak
mg/L
0,41
-
1
0,4
0,4
0,41
0
0
0
0
23
Deterjen sbg MBAS
mg/L
0,02
-
0,2
0,0
0,0
0,02
0
0
0
0
24
Fenol
mg/L
<0,001
-
0,01
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
25
Fecal Coliform
koloni/100 mL
0,00
8,00
1000
8,0
0,0
4,00
0
0
0
0
26
Total Coliform
koloni/100 mL
30,00
16,00
5000
30,0
16,0
23,00
0
0
0
0
Jumlah skor
-36
Kelas Air
D CEMAR BERAT
Status Mutu Air
Berdasarkan perhitungan dengan metode STORET, skor kualitas air sungai Jelai pada titik 5 adalah sebesar -36, sehingga status mutu airnya adalah TERCEMAR BERAT (dibandingkan dengan baku mutu badan air kelas II). Parameter air yang perlu mendapat perhatian adalah TSS, BOD, COD dan klorida bebas .
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
41
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
4. Sungai Kendawangan Sungai Kendawangan yang merupakan tumpuan aktivitas masyarakat yang berada pinggiran sungai dan masuk dalam 2 (dua) wilayah Kecamatan. Wilayah yang masuk dalam 2 Kecamatan yaitu Wilayah Kecamatan Marau dan Kecamatan Kendawangan. Aktivitas yang berada di sepanjang Sungai Kendawangan, yaitu kegiatan perkebunan kelapa sawit (Golden Hope Group, Sinar Mas Group), aktivitas dermaga (pelabuhan CPO Golden Hope, pelabuhan bongkar muat kegiatan penambangan bauksit PT. Harita Prima Abadi Mineral), penambangan bauksit (PT. Harita Prima Abadi Mineral), penambangan bijih besi (PT. Putra Alam Lestari dan PT. Kendawangan Putra Lestari), penambangan pasir zirkon, pemukiman penduduk. Keberadaan Sungai Kendawangan selain untuk sarana transportasi sungai, juga berfungsi sebagai aktivitas kehidupan sehari-hari bagi masyarakat yang berada di sepanjang sungai Kendawangan (Mencuci, memasak, sanitasi). Daerah hulu dari Sungai Kendawangan berada di Kecamatan Marau. Pemantauan sampel air sungai Kendawangan dilaksanakan dalam 2 (dua) kegiatan yang dibagi dalam 2 semester. Pengambilan sampel air sungai Kendawangan dilaksanakan di 8 (Delapan) titik pengambilan, 2 titik lokasi pengambilan sampel (*) dikirim dan dianalisis di BARISTAND Pontianak dan 6 titik dianalisis di Laboratorium Lingkungan Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang. Lokasi ke 8 (delapan) titik pengamatan sebagai berikut:
NO
KODE
LOKASI SAMPEL
1
S.KDW-1
Muara Sungai Membuluh
2
S.KDW-2
Sungai Membuluh
3
S.KDW-3
4
S.KDW-4
5
S.KDW-5
Dermaga PT. PAL
6
S.KDW-6
Pelabuhan PT. HPAM Air Upas
7
S.KDW-7
Jembatan Kelampai
8
S.KDW-8
Dermaga Desa Bakung
Sebelum Muara Sungai Membuluh Pelabuhan PT. HPAM Kendawangan
KOORDINAT E = 1100 16’39” S = 020 31’07” E = 1100 18’ 01” S = 020 31’39” E = 1100 17’35” S = 020 29’ 07” E = 1100 17’ 36,4” S = 02029’06,9” E = 1100 20’50,4” S = 020 26’ 50,4” E = 1100 23’37,7” S = 020 19’ 06,9” E = 110022’13,4” S = 020 17’59,1” E = 1100 29’ 33,0” S = 020 09’34,1”
AKTIVITAS SEKITAR LOKASI Muara Anak Sungai Kebun Kelapa Sawit Kebun Kelapa Sawit Pertambangan Bauksit Pelabuhan, Pertambangan Bijih Besi Pertambangan Bauksit Pemukiman Penduduk, Tranportasi Penyebrangan Pemukiman Penduduk, Pelabuhan CPO
WILAYAH (Administrasi) Kec. Kendawangan Kec. Kendawangan Kec. Kendawangan Kec. Kendawangan Kec. Kendawangan Kec. Kendawangan Kec. Kendawangan Kec. Marau
Berikut status Mutu Air berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air dengan metode storet diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut: Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
42
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
•
Titik 1 (S.KDW-1) Hasil Uji
No
Parameter Uji
Satuan
Sungai Kendawangan
Baku mutu
Hasil Pengukuran
Rincian skor Skor
Mak
Min
Rata2
Mak
Min
Rata2
I
II
II
°C
29,20
28,00
±3
29,2
28,00
28,60
-1
0
-3
-4
1
Temperatur
2
TDS
mg/L
-
14,70
1000
14,7
14,70
14,70
0
0
0
0
3
TSS
mg/L
41,80
41,80
50
41,8
41,80
41,80
0
0
0
0
4
pH
-
5,90
6,90
6–9
6,9
5,90
6,40
0
-2
0
-2
5
BOD
mg/L
1,80
5,00
3
5,0
1,80
3,40
-2
0
-6
-8
6
COD
mg/L
26,93
62,69
25
62,7
26,93
44,81
-2
-2
-6
-10
7
Nitrit Sbg NO2-N
mg/L
< 0,01
<0,01
0,06
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
8
Amoniak (NH3-N)
mg/L
< 0,02
0,17
-
0,2
0,17
0,17
-
-
-
0
9
Besi
mg/L
0,22
0,92
-
0,9
0,22
0,57
-
-
-
0
10
Seng (Zn)
mg/L
< 0,004
<0,005
0,05
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
11
Tembaga (Cu)
mg/L
< 0,005
0,01
0,02
0,0
0,01
0,01
0
0
0
0
12
Timbal (Pb)
mg/L
< 0,01
<0,01
0,03
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
13
Kadmium (Cd)
mg/L
< 0,002
<0,002
0,01
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
14
Fenol
mg/L
0,18
0,14
0,01
0,2
0,14
0,16
-2
-2
-6
-10
Jumlah skor
-34
Kelas Air
D CEMAR
Status Mutu Air
BERAT
Berdasarkan perhitungan dengan metode STORET, skor kualitas air sungai Kendawangan pada titik 1adalah sebesar -34, sehingga status mutu airnya adalah TERCEMAR BERAT (dibandingkan dengan baku mutu badan air kelas II). Parameter yang perlu mendapat perhatian adalah BOD, COD dan fenol.
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
43
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
•
Titik 2 (S.KDW-2) Hasil Uji
No
Parameter Uji
Satuan
Sungai Kendawangan
Hasil Pengukuran
Baku mutu
Rincian skor Skor
Mak
Min
Rata2
Mak
Min
Rata2
I
II
II
°C
30,00
29,00
±3
30,0
29,00
29,50
-1
-1
-3
-5
1
Temperatur
2
TDS
mg/L
-
406,00
1000
406,0
406,00
406,00
0
0
0
0
3
TSS
mg/L
1145,00
1145,00
50
1145,0
1145,00
1145,00
-2
-2
-6
-10
4
pH
-
6,60
6,80
6–9
6,8
6,60
6,70
0
0
0
0
5
BOD
mg/L
0,80
3,00
3
3,0
0,80
1,90
0
0
0
0
6
COD
mg/L
45,67
28,37
25
45,7
28,37
37,02
-2
-2
-6
-10
7
Nitrit Sbg NO2-N
mg/L
< 0,01
0,03
0,06
0,0
0,03
0,03
0
0
0
0
8
Amoniak (NH3-N)
mg/L
< 0,02
0,13
-
0,1
0,13
0,13
-
-
-
0
9
Besi
mg/L
0,11
0,08
-
0,1
0,08
0,10
-
-
-
0
10
Seng (Zn)
mg/L
< 0,005
<0,005
0,05
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
11
Tembaga (Cu)
mg/L
< 0,005
0,02
0,02
0,0
0,02
0,02
0
0
0
0
12
Timbal (Pb)
mg/L
< 0,01
<0,01
0,03
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
13
Kadmium (Cd)
mg/L
< 0,002
<0,002
0,01
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
14
Fenol
mg/L
< 0,1
<0,1
0,01
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
Jumlah skor Kelas Air
-25 C CEMAR
Status Mutu Air
SEDANG
Berdasarkan perhitungan dengan metode STORET, skor kualitas air sungai Kendawangan pada titik 2adalah sebesar -25, sehingga status mutu airnya adalah TERCEMAR SEDANG (dibandingkan dengan baku mutu badan air kelas II). Parameter yang perlu mendapat perhatian adalah TSS dan COD.
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
44
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
•
Titik 3 (S.KDW-3) Hasil Uji
No
Parameter Uji
Satuan
Sungai Kendawangan
Baku mutu
Hasil Pengukuran
Rincian skor Skor
Mak
Min
Rata2
Mak
Min
Rata2
I
II
II
°C
31,00
29,50
±3
31,0
29,50
30,25
-1
-1
-3
-5
1
Temperatur
2
TDS
mg/L
-
502,00
1000
502,0
502,00
502,00
0
0
0
0
3
TSS
mg/L
6,84
6,84
50
6,8
6,84
6,84
0
0
0
0
4
pH
-
7,06
7,50
6–9
7,5
7,06
7,28
0
0
0
0
5
BOD
mg/L
0,70
3,00
3
3,0
0,70
1,85
0
0
0
0
6
COD
mg/L
30,38
40,13
25
40,1
30,38
35,25
-2
-2
-6
-10
7
Nitrit Sbg NO2-N
mg/L
< 0,01
<0,01
0,06
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
8
Amoniak (NH3-N)
mg/L
< 0,02
<0,02
-
0,0
0,00
0,00
-
-
-
0
9
Besi
mg/L
< 0,01
<0,01
-
0,0
0,00
0,00
-
-
-
0
10
Seng (Zn)
mg/L
< 0,005
<0,005
0,05
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
11
Tembaga (Cu)
mg/L
< 0,005
0,02
0,02
0,0
0,02
0,02
0
0
0
0
12
Timbal (Pb)
mg/L
< 0,01
<0,01
0,03
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
13
Kadmium (Cd)
mg/L
< 0,002
<0,002
0,01
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
14
Fenol
mg/L
0,15
<0,1
0,01
0,2
0,15
0,15
-2
-2
-6
-10
Jumlah skor Kelas Air
-25 C CEMAR
Status Mutu Air
SEDANG
Berdasarkan perhitungan dengan metode STORET, skor kualitas air sungai Kendawangan pada titik 3adalah sebesar -25, sehingga status mutu airnya adalah TERCEMAR SEDANG (dibandingkan dengan baku mutu badan air kelas II). Parameter yang perlu mendapat perhatian adalah COD dan fenol.
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
45
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
•
Titik 4 (S.KDW-4) Hasil Uji
No
Parameter Uji
Satuan
Sungai Kendawangan
Baku mutu
Hasil Pengukuran
Rincian skor Skor
Mak
Min
Rata2
Mak
Min
Rata2
I
II
II
°C
31,20
29,00
±3
31,2
29,00
30,10
-1
-1
-3
-5
1
Temperatur
2
TDS
mg/L
-
7,56
1000
7,6
7,56
7,56
0
0
0
0
3
TSS
mg/L
9,89
9,89
50
9,9
9,89
9,89
0
0
0
0
4
pH
-
6,70
7,00
6–9
7,0
6,70
6,85
0
0
0
0
5
BOD
mg/L
0,40
10,00
3
10,0
0,40
5,20
-2
0
-6
-8
6
COD
mg/L
23,26
34,92
25
34,9
23,26
29,09
-2
0
-6
-8
7
Nitrit Sbg NO2-N
mg/L
< 0,01
<0,01
0,06
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
8
Amoniak (NH3-N)
mg/L
< 0,02
<0,02
-
0,0
0,00
0,00
-
-
-
0
9
Besi
mg/L
< 0,01
<0,01
-
0,0
0,00
0,00
-
-
-
0
10
Seng (Zn)
mg/L
< 0,005
<0,005
0,05
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
11
Tembaga (Cu)
mg/L
< 0,005
0,02
0,02
0,0
0,02
0,02
0
0
0
0
12
Timbal (Pb)
mg/L
< 0,01
<0,01
0,03
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
13
Kadmium (Cd)
mg/L
< 0,002
<0,002
0,01
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
14
Fenol
mg/L
0,15
0,27
0,01
0,3
0,15
0,21
-2
-2
-6
-10
Jumlah skor
-31
Kelas Air
D
Status Mutu Air
CEMAR BERAT
Berdasarkan perhitungan dengan metode STORET, skor kualitas air sungai Kendawangan pada titik 4adalah sebesar -31, sehingga status mutu airnya adalah TERCEMAR BERAT (dibandingkan dengan baku mutu badan air kelas II). Parameter yang perlu mendapat perhatian adalah BOD, COD dan fenol.
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
46
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
•
Titik 5 (S.KDW-5) Hasil Uji
No
Parameter Uji
Satuan
Sungai Kendawangan
Hasil Pengukuran
Baku mutu
Rincian skor Skor
Mak
Min
Rata2
Mak
Min
Rata2
I
II
II
°C
31,10
28,90
±3
31,1
28,90
30,00
-1
-1
-3
-5
1
Temperatur
2
TDS
mg/L
-
1769,00
1000
1769,0
1769,00
1769,00
-2
-2
-6
-10
3
TSS
mg/L
13,88
13,88
50
13,9
13,88
13,88
0
0
0
0
4
pH
-
6,40
7,50
6–9
7,5
6,40
6,95
0
0
0
0
5
BOD
mg/L
1,90
3,00
3
3,0
1,90
2,45
0
0
0
0
6
COD
mg/L
18,24
16,67
25
18,2
16,67
17,45
0
0
0
0
7
Nitrit Sbg NO2-N
mg/L
< 0,01
<0,01
0,06
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
8
Amoniak (NH3-N)
mg/L
< 0,02
<0,02
-
0,0
0,00
0,00
-
-
-
0
9
Besi
mg/L
< 0,01
0,12
-
0,1
0,12
0,12
-
-
-
0
10
Seng (Zn)
mg/L
< 0,005
<0,005
0,05
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
11
Tembaga (Cu)
mg/L
< 0,005
0,02
0,02
0,0
0,02
0,02
-2
-2
-6
-10
12
Timbal (Pb)
mg/L
< 0,01
<0,01
0,03
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
13
Kadmium (Cd)
mg/L
< 0,002
<0,002
0,01
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
14
Fenol
mg/L
0,10
0,12
0,01
0,1
0,10
0,11
-2
-2
-6
-10
Jumlah skor
-35
Kelas Air
D
Status Mutu Air
CEMAR BERAT
Berdasarkan perhitungan dengan metode STORET, skor kualitas air sungai Kendawangan pada titik 5adalah sebesar -35, sehingga status mutu airnya adalah TERCEMAR BERAT (dibandingkan dengan baku mutu badan air kelas II). Parameter yang perlu mendapat perhatian adalah TDS, Cu dan fenol.
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
47
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
•
Titik 6 (S.KDW-6) Hasil Uji
No
Parameter Uji
Satuan
Sungai Kendawangan
Baku mutu
Hasil Pengukuran
Rincian skor Skor
Mak
Min
Rata2
Mak
Min
Rata2
I
II
II
°C
30,90
29,00
±3
30,9
29,00
29,95
-1
-1
-3
-5
1
Temperatur
2
TDS
mg/L
-
933,00
1000
933,0
933,00
933,00
0
0
0
0
3
TSS
mg/L
12,50
12,50
50
12,5
12,50
12,50
0
0
0
0
4
pH
-
6,40
7,00
6–9
7,0
6,40
6,70
0
0
0
0
5
BOD
mg/L
0,70
9,00
3
9,0
0,70
4,85
-2
0
-6
-8
6
COD
mg/L
28,69
13,82
25
28,7
13,82
21,26
-2
0
0
-2
7
Nitrit Sbg NO2-N
mg/L
< 0,01
<0,01
0,06
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
8
Amoniak (NH3-N)
mg/L
< 0,02
<0,02
-
0,0
0,00
0,00
-
-
-
0
9
Besi
mg/L
< 0,01
<0,01
-
0,0
0,00
0,00
-
-
-
0
10
Seng (Zn)
mg/L
< 0,005
<0,005
0,05
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
11
Tembaga (Cu)
mg/L
< 0,005
0,02
0,02
0,0
0,02
0,02
-2
-2
-6
-10
12
Timbal (Pb)
mg/L
< 0,01
<0,01
0,03
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
13
Kadmium (Cd)
mg/L
< 0,002
<0,002
0,01
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
14
Fenol
mg/L
< 0,1
1,56
0,01
1,6
1,56
1,56
-2
-2
-6
-10
Jumlah skor
-35
Kelas Air
D
Status Mutu Air
CEMAR BERAT
Berdasarkan perhitungan dengan metode STORET, skor kualitas air sungai Kendawangan pada titik 6adalah sebesar -35, sehingga status mutu airnya adalah TERCEMAR BERAT (dibandingkan dengan baku mutu badan air kelas II). Parameter yang perlu mendapat perhatian adalah BOD, COD, Cu dan fenol.
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
48
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
•
Titik 7 (S.KDW-7) Hasil Uji
No
Parameter Uji
Satuan
Sungai Kendawangan
Baku mutu
Hasil Pengukuran
Rincian skor Skor
Mak
Min
Rata2
Mak
Min
Rata2
I
II
II
°C
24,40
29,85
±3
29,9
24,40
27,13
-1
0
0
-1
1
Temperatur
2
TDS
mg/L
52,00
8,10
1000
52,0
8,10
30,05
0
0
0
0
3
TSS
mg/L
9,84
-
50
9,8
9,84
9,84
0
0
0
0
4
pH
-
5,63
7,50
6–9
7,5
5,63
6,57
0
-2
0
-2
5
BOD
mg/L
0,65
8,00
3
8,0
0,65
4,33
-2
0
-6
-8
6
COD
mg/L
15,40
41,39
25
41,4
15,40
28,40
-2
0
-6
-8
7
Nitrit Sbg NO2-N
mg/L
0,01
<0,01
0,06
0,0
0,01
0,01
0
0
0
0
8
Amoniak (NH3-N)
mg/L
0,17
<0,02
-
0,2
0,17
0,17
-
-
-
0
9
Besi
mg/L
0,92
<0,01
-
0,9
0,92
0,92
-
-
-
0
10
Seng (Zn)
mg/L
0,11
<0,005
0,05
0,1
0,11
0,11
-2
-2
-6
-10
11
Tembaga (Cu)
mg/L
<0,001
0,02
0,02
0,0
0,02
0,02
-2
-2
-6
-10
12
Timbal (Pb)
mg/L
<0,002
<0,01
0,03
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
13
Kadmium (Cd)
mg/L
< 0,003
<0,002
0,01
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
14
Fenol
mg/L
0,02
<0,1
0,01
0,0
0,02
0,02
-2
-2
-6
-10
Jumlah skor
-49
Kelas Air
D
Status Mutu Air
CEMAR BERAT
Berdasarkan perhitungan dengan metode STORET, skor kualitas air sungai Kendawangan pada titik 7adalah sebesar -49, sehingga status mutu airnya adalah TERCEMAR BERAT (dibandingkan dengan baku mutu badan air kelas II). Parameter yang perlu mendapat perhatian adalah BOD, COD, Zn, Cu dan fenol.
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
49
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
•
Titik 8 (S.KDW-8) Hasil Uji
No
Parameter Uji
Satuan
Sungai Kendawangan
Baku mutu
Hasil Pengukuran
Rincian skor Skor
Mak
Min
Rata2
Mak
Min
Rata2
I
II
II
°C
24,60
28,00
±3
28,0
24,60
26,30
0
0
0
0
1
Temperatur
2
TDS
mg/L
18386,00
651,00
1000
18386,0
651,00
9518,50
-2
0
-6
-8
3
TSS
mg/L
9,40
-
50
9,4
9,40
9,40
0
0
0
0
4
pH
-
6,70
7,00
6–9
7,0
6,70
6,85
0
0
0
0
5
BOD
mg/L
3,19
5,00
3
5,0
3,19
4,10
-2
-2
-6
-10
6
COD
mg/L
62,50
42,77
25
62,5
42,77
52,64
-2
-2
-6
-10
7
Nitrit Sbg NO2-N
mg/L
<0,001
<0,01
0,06
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
8
Amoniak (NH3-N)
mg/L
0,02
<0,02
-
0,0
0,02
0,02
-
-
-
0
9
Besi
mg/L
0,21
<0,01
-
0,2
0,21
0,21
-
-
-
0
10
Seng (Zn)
mg/L
0,02
0,15
0,05
0,2
0,02
0,09
-2
0
-6
-8
11
Tembaga (Cu)
mg/L
<0,001
0,03
0,02
0,0
0,03
0,03
-2
-2
-6
-10
12
Timbal (Pb)
mg/L
<0,002
<0,01
0,03
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
13
Kadmium (Cd)
mg/L
< 0,004
<0,002
0,01
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
14
Fenol
mg/L
0,04
<0,1
0,01
0,0
0,04
0,04
-2
-2
-6
-10
Jumlah skor
-56
Kelas Air
D
Status Mutu Air
CEMAR BERAT
Berdasarkan perhitungan dengan metode STORET, skor kualitas air sungai Kendawangan pada titik 8adalah sebesar -56, sehingga status mutu airnya adalah TERCEMAR BERAT (dibandingkan dengan baku mutu badan air kelas II). Parameter yang perlu mendapat perhatian adalah TDS, BOD, COD, Zn, Cu dan fenol.
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
50
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
5. Sungai Pesaguan Sungai Pesaguan berada di wilayah administrasi Kecamatan Tumbang Titi, Kecamatan Matan Hilir Selatan dan Sungai Melayu Rayak. Aktivitas yang berada di sepanjang Sungai Pesaguan adalah perkebunan dan ladang (Karet) yang dikelola oleh masyarakat sekitar, perkebunan kelapa sawit yang dikelola oleh perusahaan (Poliplant group dan Artuu Group), HTI yang dikelola oleh PT. Warna Hijau Pesaguan, dan kegiatan penambangan (emas, zirkon, maupun timah). Untuk masyarakat yang berada di daerah muara Sungai Pesaguan aktivitas yang dilakukan masyarakat adalah pertanian, perkebunan dan perdagangan. Daerah sekitar Sungai Pesaguan, sebagian besar kebun karet, semak belukar, dan hutan sekunder. Untuk aktivitas kegiatan perkebunan masih pada tahap pembersihan lahan (land clearing). Pemantauan sampel air sungai Pesaguan dilaksanakan dalam 2 (dua) kegiatan yang dibagi dalam 2 semester. Pengambilan sampel air sungai Pesaguan dilaksanakan di 8 (Delapan) titik pengambilan, 2 titik lokasi pengambilan sampel (*) dikirim dan dianalisis di BARISTAND Pontianak dan 6 titik dianalisis di Laboratorium Lingkungan Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang. Lokasi ke 8 (delapan) titik pengamatan sebagai berikut: LOKASI SAMPEL
KOORDINAT
AKTIVITAS SEKITAR LOKASI
WILAYAH (Administrasi)
NO
KODE
1
SPG-01
Jembatan Pesaguan
E : 110°07’24” S : 02°02’01”
Pemukiman
Kec. MHS
2
SPG-02
S. Tapah
E : 110°08’30” S : 02°01’40”
Hutan / Semak Belukar
Kec. MHS
3
SPG-03
S. Kepuluk
E : 110°08’53” S : 01°59’19”
Hutan / Semak Belukar
Kec. MHS
4
SPG-04
S. Pesaguan
E : 110°10’03” S : 02°00’24”
Hutan / Semak Belukar
Kec. MHS
5
SPG-05
Jembatan. Lama tumbang Titi
E : 110°36’47” S : 01°49’40”
Kebun Karet, Pemukiman
Kec. Tb. Titi
6
SPG-06
Belakang SD PL suka Damai
E : 110°38’41” S : 01°48’53”
Pemukiman, Tambang Emas
Kec. Tb. Titi
7
SPG-07
Jembatan Gantung Batu Beransah
E : 110°42’15” S : 01°47’40”
Pemukiman, Tambang Emas
Kec. Tb. Titi
8
SPG-08
Jembatan Gantung desa Serangkah
E : 110°42’19” S : 01°46’44”
Kebun Karet, Pemukiman
Kec. Tb. Titi
Berikut status Mutu Air berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air dengan metode storet diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut:
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
51
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
•
Titik 1 (SPG-1) Hasil Uji
No
Parameter Uji
Satuan
Sungai Pesaguan I
II
Hasil Pengukuran
Baku mutu II
Mak
Min
Rata2
Rincian skor Mak
Min
Rata2
Skor
1
Temperatur
°C
26,90
25,80
±3
26,9
25,80
26,35
0
0
0
0
2
TDS
mg/L
265,00
29770,00
1000
29770,0
265,00
15017,50
-2
0
-6
-8
3
TSS
mg/L
98,00
37,30
50
98,0
37,30
67,65
-2
0
-6
-8
4
pH
-
5,43
6,92
6–9
6,9
5,43
6,18
0
-2
0
-2
5
BOD
mg/L
4,66
2,63
3
4,7
2,63
3,65
-2
0
-6
-8
6
COD
mg/L
16,60
66,50
25
66,5
16,60
41,55
-2
0
-6
-8
7
DO
mg/L
3,84
6,08
4
6,1
3,84
4,96
0
-2
0
-2
8
Total Fosfat Sbg P
mg/L
0,16
0,04
0,2
0,2
0,04
0,10
0
0
0
0
9
Nitrat sbg NO3-N
mg/L
0,80
0,18
10
0,8
0,18
0,49
0
0
0
0
10
Nitrit Sbg NO2-N
mg/L
<0,001
<0,001
0,06
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
11
Amoniak (NH3-N)
mg/L
0,57
0,10
-
0,6
0,10
0,34
-
-
-
0
12
Besi
mg/L
3,19
0,40
-
3,2
0,40
1,80
-
-
-
0
13
Seng (Zn)
mg/L
0,03
<0,001
0,05
0,0
0,03
0,03
0
0
0
0
14
Tembaga (Cu)
mg/L
<0,001
<0,001
0,02
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
15
Timbal (Pb)
mg/L
<0,002
0,06
0,03
0,1
0,06
0,06
-2
-2
-6
-10
16
Kadmium (Cd)
mg/L
-
<0,002
0,01
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
17
Khlorida (Cl)
mg/L
8,94
25370,00
600
25370,0
8,94
12689,47
-2
0
-6
-8
18
Sianida (CN)
mg/L
0,01
0,01
0,02
0,0
0,01
0,01
0
0
0
0
19
Khlorida Bebas (Cl2)
mg/L
0,42
0,02
0,03
0,4
0,02
0,22
-2
0
-6
-8
20
Sulfat (SO4)
mg/L
31,10
250,00
-
250,0
31,10
140,55
-
-
-
0
21
Merkuri (Hg)
mg/L
-
<0,0002
0,002
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
22
Belerang (H2S)
0,03
-
0,0
0,03
0,03
23
Minyak dan Lemak
0,31
0,51
0,5
0,31
0,41
0
0
0
0
24
Deterjen sbg MBAS
mg/L
0,02
0,04
0,2
0,0
0,02
0,03
0
0
0
0
25
Fenol
0,03
<0,001
0,01
0,0
0,03
0,03
-2
-2
-6
-10
26
Fecal Coliform
10,00
0,00
1000
10,0
0,00
5,00
0
0
0
0
27
Total Coliform
mg/L koloni/ 100 mL koloni/ 100 mL
30,00
30,00
5000
30,0
30,00
30,00
0
0
0
0
mg/L
1
Jumlah skor
-72
Kelas Air
D CEMAR BERAT
Status Mutu Air
Berdasarkan perhitungan dengan metode STORET, skor kualitas air sungai Pesaguan pada titik 1adalah sebesar -72, sehingga status mutu airnya adalah TERCEMAR BERAT (dibandingkan dengan baku mutu badan air kelas II). Parameter yang perlu mendapat perhatian adalah TDS, TSS, pH, BOD, COD, DO, Pb, klorida, klorida bebas dan fenol. Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
52
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
•
Titik 2 (SPG-2) Hasil Uji
No
Parameter Uji
Satuan
Sungai Pesaguan
Baku mutu
Hasil Pengukuran
Rincian skor
Mak
Min
Rata2
Mak
Min
Rata2
Skor
I
II
II
°C
26,90
25,90
±3
26,9
25,90
26,40
0
0
0
0
1
Temperatur
2
TDS
mg/L
74,00
49,00
1000
74,0
49,00
61,50
0
0
0
0
3
TSS
mg/L
52,00
4,67
50
52,0
4,67
28,34
-2
0
0
-2
4
pH
-
5,65
7,57
6–9
7,6
5,65
6,61
0
-2
0
-2
5
BOD
mg/L
4,66
1,80
3
4,7
1,80
3,23
-2
0
-6
-8
6
COD
mg/L
11,10
21,70
25
21,7
11,10
16,40
0
0
0
0
7
DO
mg/L
2,80
7,13
4
7,1
2,80
4,97
0
-2
0
-2
8
Total Fosfat Sbg P
mg/L
0,06
0,02
0,2
0,1
0,02
0,04
0
0
0
0
9
Nitrat sbg NO3-N
mg/L
0,78
0,05
10
0,8
0,05
0,41
0
0
0
0
10
Nitrit Sbg NO2-N
mg/L
<0,001
0,00
0,06
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
11
Amoniak (NH3-N)
mg/L
0,15
0,08
-
0,1
0,08
0,12
-
-
-
0
12
Besi
mg/L
2,92
0,41
-
2,9
0,41
1,67
-
-
-
0
13
Seng (Zn)
mg/L
0,01
<0,001
0,05
0,0
0,01
0,01
0
0
0
0
14
Tembaga (Cu)
mg/L
<0,001
<0,001
0,02
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
15
Timbal (Pb)
mg/L
<0,002
< 0,002
0,03
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
16
Kadmium (Cd)
mg/L
-
<0,002
0,01
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
17
Khlorida (Cl)
mg/L
5,96
18,30
600
18,3
5,96
12,13
0
0
0
0
18
Sianida (CN)
mg/L
0,01
0,00
0,02
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
19
Khlorida Bebas (Cl2)
mg/L
0,07
0,03
0,03
0,1
0,03
0,05
-2
0
-6
-8
20
Sulfat (SO4)
mg/L
6,57
6,46
-
6,6
6,46
6,52
-
-
-
0
21
Merkuri (Hg)
mg/L
-
<0,0002
0,002
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
22
Belerang (H2S)
0,00
-
0,0
0,00
0,00
23
Minyak dan Lemak
mg/L
0,29
0,34
1
0,3
0,29
0,31
0
0
0
0
24
Deterjen sbg MBAS
mg/L
0,00
0,02
0,2
0,0
0,00
0,01
0
0
0
0
25
Fenol
<0,001
<0,001
0,01
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
26
Fecal Coliform
430,00
10,00
1000
430,0
10,00
220,00
0
0
0
0
27
Total Coliform
mg/L koloni/ 100 mL koloni/ 100 mL
720,00
110,00
5000
720,0
110,00
415,00
0
0
0
0
Jumlah skor
-22
Kelas Air
C CEMAR SEDANG
Status Mutu Air
Berdasarkan perhitungan dengan metode STORET, skor kualitas air sungai Pesaguan pada titik 2adalah sebesar -22, sehingga status mutu airnya adalah TERCEMAR SEDANG (dibandingkan dengan baku mutu badan air kelas II). Parameter yang perlu mendapat perhatian adalah TDS, TSS, pH, BOD, DO dan klorida bebas. Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
53
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
•
Titik 3 (SPG-3) Hasil Uji
No
Parameter Uji
Satuan
Sungai Pesaguan
Baku mutu
Hasil Pengukuran
Rincian skor Skor
Mak
Min
Rata2
Mak
Min
Rata2
I
II
II
°C
30,40
25,10
±3
30,4
25,10
27,75
-1
0
0
-1
1
Temperatur
2
TDS
mg/L
-
3,40
1000
3,4
3,40
3,40
0
0
0
0
3
TSS
mg/L
32,00
-
50
32,0
32,00
32,00
0
0
0
0
4
pH
-
8,10
6,00
6–9
8,1
6,00
7,05
0
0
0
0
5
BOD
mg/L
1,30
12,00
3
12,0
1,30
6,65
-2
0
-6
-8
6
COD
mg/L
-
7,37
25
7,4
7,37
7,37
0
0
0
0
7
Nitrat sbg NO3-N
mg/L
-
<0,01
10
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
8
Nitrit Sbg NO2-N
mg/L
0,07
0,14
0,06
0,1
0,07
0,10
-2
-2
-6
-10
9
Seng (Zn)
mg/L
< 0,005
<0,005
0,05
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
10
Tembaga (Cu)
mg/L
< 0,005
<0,005
0,02
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
11
Timbal (Pb)
mg/L
< 0,01
<0,01
0,03
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
12
Kadmium (Cd)
mg/L
< 0,002
<0,002
0,01
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
13
Fenol
mg/L
1,18
4,05
0,01
4,1
1,18
2,62
-2
-2
-6
-10
Jumlah skor Kelas Air Status Mutu Air
-29 C CEMAR SEDANG
Berdasarkan perhitungan dengan metode STORET, skor kualitas air sungai Pesaguan pada titik 3adalah sebesar -29, sehingga status mutu airnya adalah TERCEMAR SEDANG (dibandingkan dengan baku mutu badan air kelas II). Parameter yang perlu mendapat perhatian adalah BOD, nitrit dan fenol.
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
54
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
•
Titik 4 (SPG-4) Hasil Uji
No
Parameter Uji
Satuan
Sungai Pesaguan
Baku mutu
Hasil Pengukuran
Rincian skor Skor
Mak
Min
Rata2
Mak
Min
Rata2
I
II
II
°C
30,70
25,00
±3
30,7
25,00
27,85
-1
0
0
-1
1
Temperatur
2
TDS
mg/L
-
7,80
1000
7,8
7,80
7,80
0
0
0
0
3
TSS
mg/L
32,60
-
50
32,6
32,60
32,60
0
0
0
0
4
pH
-
-
7,00
6–9
7,0
7,00
7,00
0
0
0
0
5
BOD
mg/L
1.0
9,00
3
9,0
9,00
9,00
-2
-2
-6
-10
6
COD
mg/L
-
34,32
25
34,3
34,32
34,32
-2
-2
-6
-10
7
Nitrat sbg NO3-N
mg/L
-
<0,01
10
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
8
Nitrit Sbg NO2-N
mg/L
0,07
0,00
0,06
0,1
0,00
0,03
-2
0
0
-2
9
Amoniak (NH3-N)
mg/L
0,02
<0,02
-
0,0
0,02
0,02
-
-
-
0
10
Besi
mg/L
0,11
0,39
-
0,4
0,11
0,25
-
-
-
0
11
Seng (Zn)
mg/L
< 0,005
<0,006
0,05
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
12
Tembaga (Cu)
mg/L
< 0,005
<0,005
0,02
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
13
Timbal (Pb)
mg/L
< 0,01
<0,01
0,03
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
14
Kadmium (Cd)
mg/L
< 0,002
<0,002
0,01
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
15
Fenol
mg/L
1,22
0,29
0,01
1,2
0,29
0,76
-2
-2
-6
-10
Jumlah skor Kelas Air Status Mutu Air
-33 D CEMAR BERAT
Berdasarkan perhitungan dengan metode STORET, skor kualitas air sungai Pesaguan pada titik 4adalah sebesar -33, sehingga status mutu airnya adalah TERCEMAR BERAT (dibandingkan dengan baku mutu badan air kelas II). Parameter yang perlu mendapat perhatian adalah BOD, COD, nitrit dan fenol.
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
55
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
•
Titik 5 (SPG-5) Hasil Uji
No
Parameter Uji
Sungai Pesaguan
Satuan
Baku mutu
Hasil Pengukuran
Rincian skor Skor
Mak
Min
Rata2
Mak
Min
Rata2
I
II
II
°C
30,10
25,10
±3
30,1
25,10
27,60
-1
0
0
-1
1
Temperatur
2
TDS
mg/L
-
9,50
1000
9,5
9,50
9,50
0
0
0
0
3
TSS
mg/L
18,14
-
50
18,1
18,14
18,14
0
0
0
0
4
pH
-
12,70
7,00
6–9
12,7
7,00
9,85
-2
0
-6
-8
5
BOD
mg/L
1,60
11,00
3
11,0
1,60
6,30
-2
0
-6
-8
6
COD
mg/L
-
71,42
25
71,4
71,42
0,00
-2
-2
0
-4
7
Nitrat sbg NO3-N
mg/L
-
<0,01
10
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
8
Nitrit Sbg NO2-N
mg/L
<0,01
<0,1
0,06
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
9
Amoniak (NH3-N)
mg/L
0,04
<0,02
-
0,0
0,04
0,04
-
-
-
0
10
Besi
mg/L
0,98
1,20
-
1,2
0,98
1,09
-
-
-
0
11
Seng (Zn)
mg/L
<0,005
<0,005
0,05
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
12
Tembaga (Cu)
mg/L
<0,005
<0,005
0,02
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
13
Timbal (Pb)
mg/L
< 0,01
<0,01
0,03
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
14
Kadmium (Cd)
mg/L
<0,002
<0,002
0,01
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
15
Fenol
mg/L
1,55
0,35
0,01
1,6
0,35
0,95
-2
-2
-6
-10
Jumlah skor
-31
Kelas Air
D
Status Mutu Air
CEMAR BERAT
Berdasarkan perhitungan dengan metode STORET, skor kualitas air sungai Pesaguan pada titik 5adalah sebesar -31, sehingga status mutu airnya adalah TERCEMAR BERAT (dibandingkan dengan baku mutu badan air kelas II). Parameter yang perlu mendapat perhatian adalah pH, BOD, COD dan fenol.
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
56
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
•
Titik 6 (SPG-6) Hasil Uji
No
Parameter Uji
Satuan
Sungai Pesaguan
Baku mutu
Hasil Pengukuran
Rincian skor Skor
Mak
Min
Rata2
Mak
Min
Rata2
I
II
II
°C
28,80
25,00
±3
28,8
25,00
26,90
-1
0
0
-1
1
Temperatur
2
TDS
mg/L
-
10,70
1000
10,7
10,70
10,70
0
0
0
0
3
TSS
mg/L
17,40
-
50
17,4
17,40
17,40
0
0
0
0
4
pH
-
-
7,00
6–9
7,0
7,00
7,00
0
0
0
0
5
BOD
mg/L
1,50
15,00
3
15,0
1,50
8,25
-2
0
-6
-8
6
COD
mg/L
-
56,71
25
56,7
56,71
56,71
-2
-2
-6
-10
7
Nitrat sbg NO3-N
mg/L
-
<0,01
10
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
8
Nitrit Sbg NO2-N
mg/L
< 0,01
0,27
0,06
0,3
0,27
0,27
-2
-2
-6
-10
9
Amoniak (NH3-N)
mg/L
< 0,002
<0,02
-
0,0
0,00
0,00
-
-
-
0
10
Besi
mg/L
0,69
1,28
-
1,3
0,69
0,98
-
-
-
0
11
Seng (Zn)
mg/L
< 0,005
<0,005
0,05
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
12
Tembaga (Cu)
mg/L
< 0,005
<0,005
0,02
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
13
Timbal (Pb)
mg/L
< 0,01
<0,01
0,03
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
14
Kadmium (Cd)
mg/L
< 0,002
<0,002
0,01
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
15
Fenol
mg/L
0,48
0,15
0,01
0,5
0,15
0,32
-2
-2
-6
-10
Jumlah skor
-39
Kelas Air
D
Status Mutu Air
CEMAR BERAT
Berdasarkan perhitungan dengan metode STORET, skor kualitas air sungai Pesaguan pada titik 6adalah sebesar -39, sehingga status mutu airnya adalah TERCEMAR BERAT (dibandingkan dengan baku mutu badan air kelas II). Parameter yang perlu mendapat perhatian adalah BOD, COD, nitrit dan fenol.
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
57
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
•
Titik 7 (SPG-7) Hasil Uji
No
Parameter Uji
Satuan
Sungai Pesaguan
Baku mutu
Hasil Pengukuran
Rincian skor Skor
Mak
Min
Rata2
Mak
Min
Rata2
I
II
II
°C
28,80
25,00
±3
28,8
25,00
26,90
-1
0
0
-1
1
Temperatur
2
TDS
mg/L
-
10,50
1000
10,5
10,50
10,50
0
0
0
0
3
TSS
mg/L
8,80
-
50
8,8
8,80
0,00
0
0
0
0
4
pH
-
9,20
7,00
6–9
9,2
7,00
8,10
-2
0
0
-2
5
BOD
mg/L
0,60
5,00
3
5,0
0,60
2,80
-2
0
0
-2
6
COD
mg/L
-
52,61
25
52,6
52,61
52,61
-2
-2
-6
-10
7
Nitrat sbg NO3-N
mg/L
-
<0,01
10
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
8
Nitrit Sbg NO2-N
mg/L
< 0,01
0,12
0,06
0,1
0,12
0,12
-2
-2
-6
-10
9
Amoniak (NH3-N)
mg/L
< 0,02
<0,02
-
0,0
0,00
0,00
-
-
-
0
10
Besi
mg/L
0,64
0,51
-
0,6
0,51
0,58
-
-
-
0
11
Seng (Zn)
mg/L
<0,005
<0,005
0,05
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
12
Tembaga (Cu)
mg/L
<0,005
0,01
0,02
0,0
0,01
0,01
0
0
0
0
13
Timbal (Pb)
mg/L
< 0,01
<0,01
0,03
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
14
Kadmium (Cd)
mg/L
<0,002
<0,002
0,01
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
15
Fenol
mg/L
0,58
0,45
0,01
0,6
0,45
0,52
-2
-2
-6
-10
Jumlah skor
-35
Kelas Air
D
Status Mutu Air
CEMAR BERAT
Berdasarkan perhitungan dengan metode STORET, skor kualitas air sungai Pesaguan pada titik 7adalah sebesar -35, sehingga status mutu airnya adalah TERCEMAR BERAT (dibandingkan dengan baku mutu badan air kelas II). Parameter yang perlu mendapat perhatian adalah BOD, COD, nitrit dan fenol.
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
58
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
•
Titik 8 (SPG-8) Hasil Uji
No
Parameter Uji
Satuan
Sungai Pesaguan
Baku mutu
Hasil Pengukuran
Rincian skor Skor
Mak
Min
Rata2
Mak
Min
Rata2
I
II
II
°C
28,50
25,00
±3
28,5
25,00
26,75
-1
0
0
-1
-
6,00
7,00
6–9
7,0
6,00
6,50
0
0
0
0
1
Temperatur
2
pH
3
BOD
mg/L
0,70
5,00
3
5,0
0,70
2,85
-2
0
0
-2
4
COD
mg/L
-
41,11
25
41,1
41,11
41,11
-2
-2
-6
-10
5
Nitrat sbg NO3-N
mg/L
-
<0,01
10
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
6
Nitrit Sbg NO2-N
mg/L
< 0,01
1,56
0,06
1,6
1,56
1,56
-2
-2
-6
-10
7
Amoniak (NH3-N)
mg/L
0,05
<0,02
-
0,0
0,05
0,00
-
-
-
0
8
Besi
mg/L
0,46
0,41
-
0,5
0,41
0,43
-
-
-
0
9
Seng (Zn)
mg/L
< 0,005
<0,005
0,05
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
10
Tembaga (Cu)
mg/L
< 0,005
0,01
0,02
0,0
0,01
0,01
0
0
0
0
11
Timbal (Pb)
mg/L
< 0,01
<0,01
0,03
0,0
0,00
0,00
0
0
0
0
12
Fenol
mg/L
< 0,1
0,18
0,01
0,2
0,18
0,18
-2
-2
-6
-10
Jumlah skor
-33
Kelas Air
D
Status Mutu Air
CEMAR BERAT
Berdasarkan perhitungan dengan metode STORET, skor kualitas air sungai Pesaguan pada titik 8adalah sebesar -33, sehingga status mutu airnya adalah TERCEMAR BERAT (dibandingkan dengan baku mutu badan air kelas II). Parameter yang perlu mendapat perhatian adalah BOD, COD, nitrit dan fenol.
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
59
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
6. Sungai Jelai Sungai Jelai yang merupakan tumpuan aktivitas masyarakat yang berada pinggiran sungai dan masuk dalam 2 (dua) wilayah Kecamatan. Wilayah yang masuk dalam 2 Kecamatan yaitu Wilayah Kecamatan Jelai Hulu dan Kecamatan Manis Mata. Sungai Jelai berbatasan langsung dengan Provinsi Kalimantan Tengah, Hulu Sungai Jelai berada di Provinsi Kalimantan Tengah. Sedangkan hilir Sungai Jelai berada di Kuala Jelai / Natai Kuini. Daerah Sungai Jelai yang berbatasan dengan Kalimantan Tengah yaitu Kabupaten Sukamara dan wilayah terdekat yang masuk di Kabupaten Ketapang adalah Sukaramai, yang bersebelahan langsung dengan Sukamara. Aktivitas yang berada di sepanjang Sungai Jelai di wilayah Kecamatan Manis Mata adalah kegiatan perkebunan kelapa sawit (PT. Harapan Sawit Lestari, PT. Harapan Hibrida Kalbar, PT. UAI), aktivitas dermaga (pelabuhan CPO PT. Harapan Sawit Lestari yang berada di daerah Jambi). Untuk kegiatan yang berada di wilayah Kecamatan Jelai Hulu yaitu Perkebunan Kelapa Sawit (PT. Fangiono, di daerah Pangkalan Suka). Pemantauan sampel air sungai Jelai dilaksanakan dalam 2 (dua) kegiatan yang dibagi dalam 2 semester. Pengambilan sampel air sungai Jelai dilaksanakan di 6 (Enam) titik pengambilan, 2 titik lokasi pengambilan sampel (*) dikirim dan dianalisis di BARISTAND Pontianak untuk semseter 1 dan SUCOFINDO Pontianak untuk semester 2, sedangkan 4 titik dianalisis di Laboratorium Lingkungan Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang. Lokasi ke di 6 (Enam) titik pengamatan sebagai berikut: NO
KODE
LOKASI SAMPEL
1
S.J-01
Jembatan Lama Tanjung
2
S.J-02
3
S.J-03
4
S.J-04
5
S.J-05
6
S.J-06
KOORDINAT E = 110º45’ 26,0” S = 001º59’ 24,0”
Jembatan gantung
E = 110º50’ 48,7”
Riam Danau
S = 001º56’ 45,1”
Jembatan gantung
E = 110º52’ 36,1”
Riam Kota
S = 002º03’ 39,6”
Dermaga Manis Mata
E = 111º01’ 09,0” S = 002º01’ 52,0”
Dermaga PT. HSL
E = 111º03’ 52,1”
Desa Jambi
S = 002º39’ 54,0”
Dermaga Sukamara
E = 111º10’ 12,1” S = 002º42’ 26,1”
AKTIFITAS SEKITAR LOKASI
WILAYAH (Administrasi)
Pemukiman
Kec. Jelai Hulu
Pemukiman
Kec. Jelai Hulu
Pemukiman
Kec. Jelai Hulu
Pemukiman
Kec. Manis Mata
Pemukiman dan Pelabuhan
Kec. Manis Mata
Pemukiman
Kec. Manis Mata
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
60
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
Berikut status Mutu Air berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air dengan metode storet diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut: •
Titik 1 (S.J-1) Hasil Uji
No
Parameter Uji
Satuan
Sungai Jelai
Baku mutu
Hasil Pengukuran
Rincian skor Skor
Mak
Min
Rata2
Mak
Min
Rata2
I
II
II
°C
-
28,00
±3
28,0
28,0
28,00
0
0
0
0
1
Temperatur
2
TDS
mg/L
6,00
10,85
1000
10,9
6,0
8,43
0
0
0
0
3
pH
-
7,60
7,47
6–9
7,6
7,5
7,54
0
0
0
0
4
BOD
mg/L
0,80
-
3
0,8
0,8
0,80
0
0
0
0
5
COD
mg/L
31,00
27,70
25
31,0
27,7
29,35
-2
-2
-6
-10
6
Nitrit Sbg NO2-N
mg/L
<0,01
0,07
0,06
0,1
0,1
0,07
-2
-2
-6
-10
7
Amoniak (NH3-N)
mg/L
<0,02
0,02
-
0,0
0,0
0,02
-
-
-
0
8
Besi
mg/L
0,06
0,27
-
0,3
0,1
0,16
-
-
-
0
9
Seng (Zn)
mg/L
<0,005
<0,005
0,05
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
10
Tembaga (Cu)
mg/L
0,01
<0,005
0,02
0,0
0,0
0,01
0
0
0
0
11
Timbal (Pb)
mg/L
< 0,01
<0,01
0,03
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
12
Kadmium (Cd)
mg/L
<0,002
<0,002
0,01
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
13
Fenol
mg/L
0,20
-
0,01
0,2
0,2
0,20
-2
-2
-6
-10
Jumlah skor Kelas Air Status Mutu Air
-30 C CEMAR SEDANG
Berdasarkan perhitungan dengan metode STORET, skor kualitas air sungai Jelai pada titik 1adalah sebesar -30, sehingga status mutu airnya adalah TERCEMAR SEDANG (dibandingkan dengan baku mutu badan air kelas II). Parameter yang perlu mendapat perhatian adalah COD, nitrit dan fenol.
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
61
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
•
Titik 2 (S.J-2) Hasil Uji
No
Parameter Uji
Satuan
Sungai Jelai
Baku mutu
Hasil Pengukuran
Rincian skor Skor
Mak
Min
Rata2
Mak
Min
Rata2
I
II
II
°C
25,00
25,70
±3
25,7
25,0
25,35
0
0
0
0
1
Temperatur
2
TDS
mg/L
5,00
43,00
1000
43,0
5,0
24,00
0
0
0
0
3
pH
-
7,60
6,98
6–9
7,6
7,0
7,29
0
0
0
0
4
BOD
mg/L
0,80
3,84
3
3,8
0,8
2,32
-2
0
0
-2
5
COD
mg/L
25,00
9,09
25
25,0
9,1
17,05
0
0
0
0
6
Nitrit Sbg NO2-N
mg/L
<0,01
0,00
0,06
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
7
Amoniak (NH3-N)
mg/L
0,10
0,09
-
0,1
0,1
0,10
-
-
-
0
8
Besi
mg/L
1,80
0,41
-
1,8
0,4
1,11
-
-
-
0
9
Seng (Zn)
mg/L
<0,005
0,02
0,05
0,0
0,0
0,02
0
0
0
0
10
Tembaga (Cu)
mg/L
0,01
<0,001
0,02
0,0
0,0
0,01
0
0
0
0
11
Timbal (Pb)
mg/L
< 0,01
<0,002
0,03
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
12
Kadmium (Cd)
mg/L
<0,002
<0,002
0,01
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
13
Fenol
mg/L
0,55
<0,001
0,01
0,6
0,6
0,55
-2
-2
-6
-10
Jumlah skor Kelas Air Status Mutu Air
-12 C CEMAR SEDANG
Berdasarkan perhitungan dengan metode STORET, skor kualitas air sungai Jelai pada titik 2adalah sebesar -12, sehingga status mutu airnya adalah TERCEMAR SEDANG (dibandingkan dengan baku mutu badan air kelas II). Parameter yang perlu mendapat perhatian adalah BOD dan fenol.
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
62
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
•
Titik 3 (S.J-3) Hasil Uji No
Parameter Uji
Satuan
Sungai Jelai
Baku mutu
Hasil Pengukuran
Rincian skor Skor
Mak
Min
Rata2
Mak
Min
Rata2
I
II
II
°C
25,00
27,80
±3
27,8
25,0
26,40
0
0
0
0
1
Temperatur
2
TDS
mg/L
5,00
14,54
1000
14,5
5,0
9,77
0
0
0
0
3
TSS
mg/L
-
32.0
50
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
4
pH
-
7,00
7,50
6–9
7,5
7,0
7,25
0
0
0
0
5
BOD
mg/L
2,40
1.3
3
2,4
2,4
2,40
0
0
0
0
6
COD
mg/L
33,20
26,90
25
33,2
26,9
30,05
-2
-2
-6
-10
7
Nitrit Sbg NO2-N
mg/L
<0,01
<0,01
0,06
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
8
Amoniak (NH3-N)
mg/L
<0,02
<0,02
-
0,0
0,0
0,00
-
-
-
0
9
Besi
mg/L
0,90
0,33
-
0,9
0,3
0,61
-
-
-
0
10
Seng (Zn)
mg/L
<0,005
<0,005
0,05
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
11
Tembaga (Cu)
mg/L
0,01
<0,005
0,02
0,0
0,0
0,01
0
0
0
0
12
Timbal (Pb)
mg/L
< 0,01
< 0,01
0,03
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
13
Kadmium (Cd)
mg/L
<0,002
<0,002
0,01
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
14
Fenol
mg/L
0,17
-
0,01
0,2
0,2
0,17
-2
-2
-6
-10
Jumlah skor Kelas Air Status Mutu Air
-20 C CEMAR SEDANG
Berdasarkan perhitungan dengan metode STORET, skor kualitas air sungai Jelai pada titik 3adalah sebesar -20, sehingga status mutu airnya adalah TERCEMAR SEDANG (dibandingkan dengan baku mutu badan air kelas II). Parameter yang perlu mendapat perhatian adalah COD dan fenol.
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
63
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
•
Titik 4 (S.J-4) Hasil Uji
No
Parameter Uji
Satuan
Sungai Jelai
Baku mutu
Hasil Pengukuran
Rincian skor Skor
Mak
Min
Rata2
Mak
Min
Rata2
I
II
II
°C
25,00
28,10
±3
28,1
25,0
26,55
-1
0
0
-1
1
Temperatur
2
TDS
mg/L
4,00
18,19
1000
18,2
4,0
11,10
0
0
0
0
3
TSS
mg/L
-
32.6
50
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
4
pH
-
6,70
7,13
6–9
7,1
6,7
6,92
0
0
0
0
5
BOD
mg/L
0,80
1.0
3
0,8
0,8
0,80
0
0
0
0
6
COD
mg/L
45,40
15,40
25
45,4
15,4
30,40
-2
0
-6
-8
7
Nitrit Sbg NO2-N
mg/L
<0,01
<0,01
0,06
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
8
Amoniak (NH3-N)
mg/L
<0,02
<0,02
-
0,0
0,0
0,00
-
-
-
0
9
Besi
mg/L
0,70
0,27
-
0,7
0,3
0,49
-
-
-
0
10
Seng (Zn)
mg/L
<0,005
<0,005
0,05
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
11
Tembaga (Cu)
mg/L
0,01
<0,005
0,02
0,0
0,0
0,01
0
0
0
0
12
Timbal (Pb)
mg/L
< 0,01
< 0,01
0,03
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
13
Kadmium (Cd)
mg/L
<0,002
<0,002
0,01
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
14
Fenol
mg/L
0,15
-
0,01
0,2
0,2
0,15
-2
-2
-6
-10
Jumlah skor Kelas Air Status Mutu Air
-19 C CEMAR SEDANG
Berdasarkan perhitungan dengan metode STORET, skor kualitas air sungai Jelai pada titik 5adalah sebesar -19, sehingga status mutu airnya adalah TERCEMAR SEDANG (dibandingkan dengan baku mutu badan air kelas II). Parameter yang perlu mendapat perhatian adalah COD dan fenol.
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
64
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
•
Titik 5 (S.J-5) Hasil Uji
No
Parameter Uji
Satuan
Sungai Jelai
Baku mutu
Hasil Pengukuran
Rincian skor Skor
Mak
Min
Rata2
Mak
Min
Rata2
I
II
II
°C
26,50
27,80
±3
27,8
26,5
27,15
0
0
0
0
1
Temperatur
2
TDS
mg/L
47,00
8,54
1000
47,0
8,5
27,77
0
0
0
0
3
TSS
mg/L
16,40
18.14
50
16,4
16,4
16,40
0
0
0
0
4
pH
-
6,36
5,15
6–9
6,4
5,2
5,76
0
-2
-6
-8
5
BOD
mg/L
1,82
1.6
3
1,8
1,8
1,82
0
0
0
0
6
COD
mg/L
20,80
31,60
25
31,6
20,8
26,20
-2
0
-6
-8
7
Nitrit Sbg NO2-N
mg/L
0,01
<0,01
0,06
0,0
0,0
0,01
0
0
0
0
8
Amoniak (NH3-N)
mg/L
0,06
<0,02
-
0,1
0,1
0,06
-
-
-
0
9
Besi
mg/L
0,76
0,35
-
0,8
0,4
0,56
-
-
-
0
10
Seng (Zn)
mg/L
0,04
<0,005
0,05
0,0
0,0
0,04
0
0
0
0
11
Tembaga (Cu)
mg/L
<0,001
<0,005
0,02
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
12
Timbal (Pb)
mg/L
<0,002
< 0,01
0,03
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
13
Kadmium (Cd)
mg/L
<0,002
<0,002
0,01
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
Jumlah skor Kelas Air Status Mutu Air
-16 C CEMAR SEDANG
Berdasarkan perhitungan dengan metode STORET, skor kualitas air sungai Jelai pada titik 5adalah sebesar -16, sehingga status mutu airnya adalah TERCEMAR SEDANG (dibandingkan dengan baku mutu badan air kelas II). Parameter yang perlu mendapat perhatian adalah pH dan COD.
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
65
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
•
Titik 6 (S.J-6) Hasil Uji
No
Parameter Uji
Satuan
Sungai Jelai
Baku mutu
Hasil Pengukuran
Rincian skor
Mak
Min
Rata2
Mak
Min
Rata2
Skor
I
II
II
°C
26,40
28.5
±3
26,4
26,4
26,40
0
0
0
0
TDS
mg/L
41,00
37,00
1000
41,0
37,0
39,00
0
0
0
0
3
TSS
mg/L
8,40
12,30
50
12,3
8,4
10,35
0
0
0
0
4
pH
-
6,55
6,68
6–9
6,7
6,6
6,62
0
0
0
0
5
BOD
mg/L
1.5
4,00
3
4,0
4,0
4,00
-2
-2
-6
-10
6
COD
mg/L
5,19
21,50
25
21,5
5,2
13,35
0
0
0
0
7
DO
mg/L
6,54
6,38
4
6,5
6,4
6,46
0
0
0
0
8
Total Fosfat Sbg P
mg/L
0,02
0,23
0,2
0,2
0,0
0,12
-2
0
0
-2
9
1
Temperatur
2
Nitrat sbg NO3-N
mg/L
0,22
0,40
10
0,4
0,2
0,31
0
0
0
0
10 Nitrit Sbg NO2-N
mg/L
0,00
0,00
0,06
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
11 Amoniak (NH3-N)
mg/L
0,04
0,08
-
0,1
0,0
0,06
-
-
-
0
12 Besi
mg/L
0,34
0,65
-
0,7
0,3
0,50
-
-
-
0
13 Seng (Zn)
mg/L
< 0,005
0,02
0,05
0,0
0,0
0,02
0
0
0
0
14 Tembaga (Cu)
mg/L
<0,001
<0,001
0,02
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
15 Timbal (Pb)
mg/L
<0,002
<0,002
0,03
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
16 Kadmium (Cd)
mg/L
< 0,003
-
0,01
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
17 Khlorida (Cl)
mg/L
19,60
10,70
600
19,6
10,7
15,15
0
0
0
0
18 Sianida (CN)
mg/L
0,00
0,02
0,02
0,0
0,0
0,01
0
0
0
0
19 Khlorida Bebas (Cl2)
mg/L
0,03
0,08
0,03
0,1
0,0
0,06
-2
0
-6
-8
20 Sulfat (SO4)
mg/L
<0,001
2,36
-
2,4
2,4
2,36
-
-
-
0
21 Merkuri (Hg)
mg/L
<0,0002
<0,0002
0,002
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
22 Minyak dan Lemak
mg/L
0,21
0,25
1
0,2
0,2
0,23
0
0
0
0
23 Deterjen sbg MBAS
mg/L
0,01
0,00
0,2
0,0
0,0
0,01
0
0
0
0
24 Fenol
mg/L
<0,002
0,01
0,01
0,0
0,0
0,01
-2
-2
-6
-10
25 Fecal Coliform
koloni/100 mL
120,00
0,00
1000
120,0
0,0
60,00
0
0
0
0
26 Total Coliform
koloni/100 mL
220,00
0,00
5000
220,0
0,0
110,00
0
0
0
0
Jumlah skor
-30
Kelas Air
C CEMAR SEDANG
Status Mutu Air
Berdasarkan perhitungan dengan metode STORET, skor kualitas air sungai Jelai pada titik 6adalah sebesar -30, sehingga status mutu airnya adalah TERCEMAR SEDANG (dibandingkan dengan baku mutu badan air kelas II). Parameter yang perlu mendapat perhatian adalah BOD, Total Posfat, klorida bebas dan fenol.
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
66
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
7. Sungai Tayap Kecamatan Nanga Tayap merupakan salah satu kecamatan yang banyak memiliki aktivitas perusahaan di dalam kawasannya. Aktivitas perusahaan yang berada di wilayah Kecamatan Nanga Tayap antara lain kegiatan Pemanfaatan Hasil Hutan Alam (PT. Sukajaya Makmur), Pemanfaatan Hasil Hutan Tanaman (PT. Wana Hijau Pesaguan), Perkebunan Kelapa Sawit (PT. Agrolestari Mandiri, PT. Sepanjang Inti Surya Mulia, PT. Sawit Makmur Abadi, BGA Group, PT. GY Plantation, dll), Kegiatan Pertambangan Bauksit (PT. Harita Prima Abadi Mineral) dan kegiatan lainnya. Selain aktivitas perusahaan-perusahaan tersebut, pada anak-anak sungai Kayong dan Sungai Tayap yang merupakan sungai terbesar di Kec. Nanga Tayap selain sungai Pawan, banyak terdapat kegiatan penambangan emas tanpa ijin (PETI) dan penambangan pasir, antara lain terdapat di sungai Segagap dan Sungai Demit. Pemantauan sampel air sungai Tayap dilaksanakan dalam 2 (dua) kegiatan yang dibagi dalam 2 semester. Pengambilan sampel air sungai Tayap dilaksanakan di 6 (Enam) titik pengambilan, 2 titik lokasi pengambilan sampel (*) dikirim dan dianalisis di BARISTAND Pontianak, sedangkan 4 titik dianalisis di Laboratorium Lingkungan Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang. Lokasi ke di 6 (Enam) titik pengamatan sebagai berikut: NO
1
KODE
S.TY-1
LOKASI SAMPEL
Sungai Engkadin
KOORDINAT E = 1100 35’02” S = 010 27’21” E = 1100 34’ 11”
2
S.TY-2
Sungai Segagap
3
S.TY-3
Jembatan Nanga Tayap
E = 110034’03”
4
S.TY-4
Sungai Demit, Tepi Jalan Desa Sekembar
E = 1100 36’ 58”
5
S.TY-5
Sungai Demit, Jembatan Desa Betenung
E = 110037’09”
S.TY-6
Muara Sungai Kayung
E = 1100 21’22”
6
S = 010 30’55”
S = 010 31’55”
S=
01035’51”
S = 010 35’ 42”
S = 010 37’37”
AKTIVITAS
WILAYAH
SEKITAR LOKASI
(Administrasi)
Perkebunan Sawit PT. SISM
Pemukiman Penduduk, PETI, Perkebunan Sawit BGA Grup
Pemukiman Penduduk
Dusun Engkadin Desa Sepakat Jaya Dusun Segagap Desa Naanga Tayap Desa Nanga Tayap Ibukota Kecamatan
Penambangan pasir, pemukiman penduduk
Desa Sekembar
PETI, Pemukiman Penduduk
Desa Betenung
Muara Sungai, Perkebunan Sawit PT. ALM
Dusun Muara Kayung Desa Sungai Kelik
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
67
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
Berikut status Mutu Air berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air dengan metode storet diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut: •
Titik 1 (S.TY-1) Hasil Uji
No
Parameter Uji
Satuan
Sungai Tayap
Baku mutu
Hasil Pengukuran
Rincian skor Skor
Mak
Min
Rata2
Mak
Min
Rata2
I
II
II
°C
25,00
27,00
±3
27,0
25,0
26,00
0
0
0
0
1
Temperatur
2
TDS
mg/L
3,00
6,20
1000
6,2
3,0
4,60
0
0
0
0
4
pH
-
7,80
6,60
6–9
7,8
6,6
7,20
0
0
0
0
5
BOD
mg/L
2,40
9,00
3
9,0
2,4
5,70
-2
0
-6
-8
6
COD
mg/L
3,50
7,01
25
7,0
3,5
5,26
0
0
0
0
10
Nitrit Sebagai NO2-N
mg/L
0,03
0,03
0,06
0,0
0,0
0,03
0
0
0
0
11
Amoniak (NH3-N)
mg/L
<0,02
0,02
-
0,0
0,0
0,02
-
-
-
0
12
Besi
mg/L
0,40
0,19
-
0,4
0,2
0,30
-
-
-
0
13
Seng (Zn)
mg/L
<0,005
<0,005
0,05
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
14
Tembaga (Cu)
mg/L
<0,005
<0,005
0,02
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
15
Timbal (Pb)
mg/L
< 0,01
0,05
0,03
0,0
0,0
0,00
-2
-2
0
-4
16
Kadmium (Cd)
mg/L
<0,002
< ,002
0,01
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
24
Fenol
mg/L
0,13
<0,1
0,2
0,1
0,1
0,00
0
0
0
0
Jumlah skor
-12
Kelas Air
C CEMAR
Status Mutu Air
SEDANG
Berdasarkan perhitungan dengan metode STORET, skor kualitas air sungai Tayap pada titik 1adalah sebesar -12, sehingga status mutu airnya adalah TERCEMAR SEDANG (dibandingkan dengan baku mutu badan air kelas II). Parameter yang perlu mendapat perhatian adalah BOD dan timbal.
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
68
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
•
Titik 2 (S.TY-2) Hasil Uji
No
Parameter Uji
Satuan
Sungai Tayap
Baku mutu
Hasil Pengukuran
Rincian skor Skor
Mak
Min
Rata2
Mak
Min
Rata2
I
II
II
°C
25,00
29,90
±3
29,9
25,0
27,45
-1
0
0
-1
1
Temperatur
2
TDS
mg/L
7,00
12,30
1000
12,3
7,0
9,65
0
0
0
0
4
pH
-
8,00
6,80
6–9
8,0
6,8
7,40
0
0
0
0
5
BOD
mg/L
0,80
20,00
3
20,0
0,8
10,40
-2
0
-6
-8
6
COD
mg/L
19,40
21,64
25
21,6
19,4
20,52
0
0
0
0
10
Nitrit Sebagai NO2-N
mg/L
<0,01
0,07
0,06
0,1
0,1
0,07
-2
-2
-6
-10
11
Amoniak (NH3-N)
mg/L
<0,02
0,04
-
0,0
0,0
0,04
-
-
-
0
12
Besi
mg/L
0,40
1,97
-
2,0
0,4
1,19
-
-
-
0
13
Seng (Zn)
mg/L
<0,005
<0,005
0,05
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
14
Tembaga (Cu)
mg/L
<0,005
<0,005
0,02
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
15
Timbal (Pb)
mg/L
< 0,01
0,06
0,03
0,1
0,1
0,00
-2
-2
0
-4
16
Kadmium (Cd)
mg/L
< 0,002
< 0,002
0,01
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
24
Fenol
mg/L
0,37
0,11
0,2
0,4
0,1
0,00
-2
0
0
-2
Jumlah skor Kelas Air
-25 C CEMAR
Status Mutu Air
SEDANG
Berdasarkan perhitungan dengan metode STORET, skor kualitas air sungai Tayap pada titik 2adalah sebesar -25, sehingga status mutu airnya adalah TERCEMAR SEDANG (dibandingkan dengan baku mutu badan air kelas II). Parameter yang perlu mendapat perhatian adalah BOD, nitrit, timbal,dan fenol.
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
69
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
•
Titik 3 (S.TY-3) Hasil Uji
No
Parameter Uji
Satuan
Sungai Tayap
Baku mutu
Hasil Pengukuran
Rincian skor Skor
Mak
Min
Rata2
Mak
Min
Rata2
I
II
II
°C
25,00
29,40
±3
29,4
25,0
27,20
-1
0
0
-1
1
Temperatur
2
TDS
mg/L
7,00
10,60
1000
10,6
7,0
8,80
0
0
0
0
4
pH
-
7,90
6,90
6–9
7,5
6,9
7,20
0
0
0
0
5
BOD
mg/L
2,40
19,00
3
19,0
2,4
10,70
-2
0
-6
-8
6
COD
mg/L
11,33
20,91
25
20,9
11,3
16,12
0
0
0
0
10
Nitrit Sebagai NO2-N
mg/L
<0,01
<0,01
0,06
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
11
Amoniak (NH3-N)
mg/L
0,05
0,02
-
0,1
0,0
0,04
-
-
-
0
12
Besi
mg/L
0,40
0,96
-
1,0
0,4
0,68
-
-
-
0
13
Seng (Zn)
mg/L
0,08
<0,005
0,05
0,1
0,1
0,00
-2
-2
0
-4
14
Tembaga (Cu)
mg/L
0,01
<0,005
0,02
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
15
Timbal (Pb)
mg/L
<0,01
0,06
0,03
0,1
0,1
0,00
-2
-2
0
-4
16
Kadmium (Cd)
mg/L
<0,002
<0,002
0,01
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
24
Fenol
mg/L
0,42
<0,1
0,2
0,4
0,4
0,00
-2
-2
0
-4
Jumlah skor
-21
Kelas Air
C CEMAR
Status Mutu Air
SEDANG
Berdasarkan perhitungan dengan metode STORET, skor kualitas air sungai Tayap pada titik 3 adalah sebesar -21, sehingga status mutu airnya adalah TERCEMAR SEDANG (dibandingkan dengan baku mutu badan air kelas II). Parameter yang perlu mendapat perhatian adalah BOD, seng, timbal dan fenol.
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
70
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
•
Titik 4 (S.TY-4) Hasil Uji
No
Parameter Uji
Satuan
Sungai Tayap
Baku mutu
Hasil Pengukuran
Rincian skor Skor
Mak
Min
Rata2
Mak
Min
Rata2
I
II
II
°C
25,00
27,70
±3
27,7
25,0
26,35
0
0
0
0
1
Temperatur
2
TDS
mg/L
7,30
10,22
1000
10,2
7,3
8,76
0
0
0
0
4
pH
-
7,80
6,80
6–9
7,8
6,8
7,30
0
0
0
0
5
BOD
mg/L
0,80
15,00
3
15,0
0,8
7,90
-2
0
-6
-8
6
COD
mg/L
23,00
8,44
25
23,0
8,4
15,72
0
0
0
0
10
Nitrit Sebagai NO2-N
mg/L
0,07
<0,01
0,06
0,1
0,1
0,07
-2
-2
-6
-10
11
Amoniak (NH3-N)
mg/L
0,03
<0,02
-
0,0
0,0
0,03
-
-
-
0
12
Besi
mg/L
0,40
0,95
-
0,9
0,4
0,67
-
-
-
0
13
Seng (Zn)
mg/L
0,39
<0,005
0,05
0,4
0,4
0,00
-2
-2
0
-4
14
Tembaga (Cu)
mg/L
0,01
<0,005
0,02
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
15
Timbal (Pb)
mg/L
< 0,01
0,07
0,03
0,1
0,1
0,00
-2
-2
0
-4
16
Kadmium (Cd)
mg/L
<0,002
<0,002
0,01
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
24
Fenol
mg/L
0,33
<0,1
0,2
0,3
0,3
0,00
-2
-2
0
-4
Jumlah skor Kelas Air
-30 C CEMAR
Status Mutu Air
SEDANG
Berdasarkan perhitungan dengan metode STORET, skor kualitas air sungai Tayap pada titik 4 adalah sebesar -30, sehingga status mutu airnya adalah TERCEMAR SEDANG (dibandingkan dengan baku mutu badan air kelas II). Parameter yang perlu mendapat perhatian adalah BOD, seng, timbal dan fenol.
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
71
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
•
Titik 5 (S.TY-5) Hasil Uji
No
Parameter Uji
Satuan
Sungai Tayap
Baku mutu
Hasil Pengukuran
Rincian skor Skor
Mak
Min
Rata2
Mak
Min
Rata2
I
II
II
°C
26,60
27,10
±3
27,1
26,6
26,85
0
0
0
0
1
Temperatur
2
TDS
mg/L
55,00
10,59
1000
55,0
10,6
32,80
0
0
0
0
3
TSS
mg/L
10,00
18.14
50
10,0
10,0
0,00
0
0
0
0
4
pH
-
6,63
6,80
6–9
6,8
6,6
6,72
0
0
0
0
5
BOD
mg/L
2,42
15,00
3
15,0
2,4
8,71
-2
0
-6
-8
6
COD
mg/L
15,00
14,94
25
15,0
14,9
14,97
0
0
0
0
10
Nitrit Sebagai NO2-N
mg/L
0,01
<0,01
0,06
0,0
0,0
0,01
0
0
0
0
11
Amoniak (NH3-N)
mg/L
0,05
<0,02
-
0,1
0,1
0,05
-
-
-
0
12
Besi
mg/L
0,82
1,02
-
1,0
0,8
0,92
-
-
-
0
13
Seng (Zn)
mg/L
0,04
<0,005
0,05
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
14
Tembaga (Cu)
mg/L
<0,001
<0,005
0,02
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
15
Timbal (Pb)
mg/L
<0,002
0,06
0,03
0,1
0,1
0,00
-2
-2
0
-4
16
Kadmium (Cd)
mg/L
-
<0,002
0,01
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
24
Fenol
mg/L
<0,001
2,76
0,2
2,8
2,8
0,00
-2
-2
0
-4
Jumlah skor
-16
Kelas Air
C CEMAR
Status Mutu Air
SEDANG
Berdasarkan perhitungan dengan metode STORET, skor kualitas air sungai Tayap pada titik 5 adalah sebesar -16, sehingga status mutu airnya adalah TERCEMAR SEDANG (dibandingkan dengan baku mutu badan air kelas II). Parameter yang perlu mendapat perhatian adalah BOD, timbal, dan fenol.
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
72
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
•
Titik 6 (S.TY-6) Hasil Uji
No
Parameter Uji
Satuan
Sungai Tayap
Baku mutu
Hasil Pengukuran
Rincian skor Skor
Mak
Min
Rata2
Mak
Min
Rata2
I
II
II
°C
26,60
29,10
±3
29,1
26,6
27,85
-1
0
0
-1
1
Temperatur
2
TDS
mg/L
45,00
11,61
1000
45,0
11,6
28,31
0
0
0
0
3
TSS
mg/L
17,00
17.4
50
17,0
17,0
0,00
0
0
0
0
4
pH
-
6,50
7,50
6–9
7,5
6,5
7,00
0
0
0
0
5
BOD
mg/L
2,02
8,00
3
8,0
2,0
5,01
-2
0
-6
-8
6
COD
mg/L
6,03
72,92
25
72,9
6,0
39,48
-2
0
-6
-8
10
Nitrit Sebagai NO2-N
mg/L
0,01
<0,01
0,06
0,0
0,0
0,01
0
0
0
0
11
Amoniak (NH3-N)
mg/L
0,08
<0,02
-
0,1
0,1
0,08
-
-
-
0
12
Besi
mg/L
0,67
1,17
-
1,2
0,7
0,92
-
-
-
0
13
Seng (Zn)
mg/L
<0,001
<0,005
0,05
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
14
Tembaga (Cu)
mg/L
<0,001
<0,005
0,02
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
15
Timbal (Pb)
mg/L
<0,002
0,10
0,03
0,1
0,1
0,00
-2
-2
0
-4
16
Kadmium (Cd)
mg/L
-
<0,002
0,01
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
24
Fenol
mg/L
<0,001
<0,1
0,2
0,0
0,0
0,00
0
0
0
0
Jumlah skor
-21
Kelas Air
C CEMAR
Status Mutu Air
SEDANG
Berdasarkan perhitungan dengan metode STORET, skor kualitas air sungai Tayap pada titik 2adalah sebesar -25, sehingga status mutu airnya adalah TERCEMAR SEDANG (dibandingkan dengan baku mutu badan air kelas II). Parameter yang perlu mendapat perhatian adalah BOD, COD, dan timbal.
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
73
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
C.
Pembahasan Berdasarkan definisinya, pencemaran air diindikasikan dengan turunnya kualitas air sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Yang dimaksud dengan tingkat tertentu tersebut di atas adalah baku mutu air yang ditetapkan dan berfungsi sebagai tolok ukur untuk menentukan telah terjadinya pencemaran air, juga merupakan arahan tentang tingkat kualitas air yang akan dicapai atau dipertahankan oleh setiap program kerja pengendalian pencemaran air (PP No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air). Penetapan baku mutu air selain didasarkan pada peruntukan (designated beneficial water uses), juga didasarkan pada kondisi nyata kualitas air yang mungkin berada antara satu daerah dengan daerah lainnya. Oleh karena itu, penetapan baku mutu air dengan pendekatan golongan peruntukkannya perlu disesuaikan dengan menerapkan pendekatan klasifikasi kualitas air (kelas air). Dalam laporan ini, klasifikasi kualitas air mengacu pada kelas II. Berdasarkan hasil pemantauan sungai yang berada di Kabupaten Ketapang seluruhnya melebihi baku mutu air Kelas II dengan status yang bervariasi, dari 7 (tujuh) sungai di beberapa kecamatan di Kabupaten Ketapang dengan titik pemantauan disepanjang aliran sungai diperoleh status air sungai sebagai berikut:
Tabel. Hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai di Kabupaten Ketapang Tahun 2013 No
1.
2.
3.
Sungai yang dipantau
Sungai Laur
Sungai Pawan
Sungai Keriau
Kecamatan
Sungai Laur
Delta Pawan, Benua Kayong, Nanga Tayap dan Sandai
Hulu Sungai
Titik Pantau Titik 1
Frekuensi
Status
2 kali
Cemar Berat
Titik 2
2 kali
Cemar Sedang
Titik 3
2 kali
Cemar Sedang
Titik 4
2 kali
Cemar Berat
Titik 5
2 kali
Cemar Sedang
Titik 6
2 kali
Cemar Sedang
Titik 7
2 kali
Cemar Sedang
Titik 8
2 kali
Cemar Sedang
Titik 1
2 kali
Cemar Sedang
Titik 2
2 kali
Cemar Sedang
Titik 1
2 kali
Cemar Sedang
Titik 2
2 kali
Cemar Sedang
Titik 3
2 kali
Cemar Sedang
Titik 4
2 kali
Cemar Berat
Titik 5
2 kali
Cemar Berat
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
74
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
No
4.
5.
6.
7.
Sungai yang dipantau
Sungai Kendawangan
Sungai Pesaguan
Sungai Jelai
Sungai Nanga Tayap
Kecamatan
Kendawangan dan Marau
Tumbang Titi, Kecamatan Matan Hilir Selatan dan Sungai Melayu Rayak
Jelai Hulu dan Manis mata
Nanga Tayap
Titik Pantau Titik 1
Frekuensi
Status
2 kali
Cemar Berat
Titik 2
2 kali
Cemar Sedang
Titik 3
2 kali
Cemar Sedang
Titik 4
2 kali
Cemar Berat
Titik 5
2 kali
Cemar Berat
Titik 6
2 kali
Cemar Berat
Titik 7
2 kali
Cemar Berat
Titik 8
2 kali
Cemar Berat
Titik 1
2 kali
Cemar Berat
Titik 2
2 kali
Cemar Sedang
Titik 3
2 kali
Cemar Sedang
Titik 4
2 kali
Cemar Berat
Titik 5
2 kali
Cemar Berat
Titik 6
2 kali
Cemar Berat
Titik 7
2 kali
Cemar Berat
Titik 8
2 kali
Cemar Berat
Titik 1
2 kali
Cemar Sedang
Titik 2
2 kali
Cemar Sedang
Titik 3
2 kali
Cemar Sedang
Titik 4
2 kali
Cemar Sedang
Titik 5
2 kali
Cemar Sedang
Titik 6
2 kali
Cemar Sedang
Titik 1
2 kali
Cemar Sedang
Titik 2
2 kali
Cemar Sedang
Titik 3
2 kali
Cemar Sedang
Titik 4
2 kali
Cemar Sedang
Titik 5
2 kali
Cemar Sedang
Titik 6
2 kali
Cemar Sedang
Berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan di beberapa titik lokasi pemantauan tampak bahwa sungai yang dipantau tidak memenuhi baku mutu sebagai badan air kelas II dengan status yang bervariasi dimulai dari TERCEMAR SEDANG hingga TERCEMAR BERAT. Parameter yang tidak memenuhi baku mutu antara lain adalah TSS, BOD, COD, DO, nitrit, Total Posfat, logam Zn, Logam Pb, khlorida bebas dan fenol. Sungai di Kabupaten Ketapang secara umum dimanfaatkan oleh penduduk sebagai irigasi pertanian, transportasi air (penumpang dan barang). Di lain pihak sumber daya air juga dimanfaatkan sebagai badan air Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
75
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
penerima limbah dari kegiatan industri ataupun kegiatan domestik yang berpotensi untuk menurunkan kualitas dari badan air tersebut. Pencemaran badan air dapat terjadi akibat limbah industri, limbah rumah tangga/domestik maupun limbah pertanian. Berdasarkan sumbernya, pencemaran dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu pencemaran yang bersumber dari rumah tangga (domestik), limbah industri dari perusahaan, dan limbah pertanian/perkebunan. Berbagai macam sumber pencemar menunjukkan bahwa konsentrasi senyawa pencemar sangat bervariasi, hal ini disebabkan karena sumber air limbah juga bervariasi sehingga faktor waktu dan metode pengambilan sampling sangat mempengaruhi besarnya konsentrasi. Berdasarkan hasil pemantauan terhadap kualitas air sungai di Kabupaten Ketapang tampak bahwa sungai dalam keadaan TERCEMAR SEDANG dan berat. Dilihat dari parameter yang melampaui baku mutu, tampak bahwa bahan pencemar merupakan bahan organik. Hal ini ditandai dengan tingginya nilai BOD dan rendahnya kadar oksigen yang terlarut dalam air (parameter DO). Kemungkinan bahan organik tersebut berasal dari kegiatan domestik dan home industry yang bergerak diberbagai bidang Industri. Secara fisik kondisi sebagian air sungai yang dilihat dari parameter Residu terlarut (TDS) dan Residu tersuspensi (TSS ) keruh. Berdasarkan hasil perhitungan status mutu air beberapa sungai, terdapat sungai yang memiliki nilai TSS di atas baku mutu air kelas II yang dipersyaratkan. Hal ini dikarenakan kondisi air sungai tersebut yang mulai mengalami perubahan fungsi dikarenakan banyaknya aktivitas yang terjadi di sepanjang sungai sehingga akan berpengaruh terhadap kondisi fisik air yang jelas tampak dari jumlah total padatan yang tersuspensi di sungai tersebut. Parameter air Sungai lain yang melebihi baku Mutu Air Kelas II adanya kadar COD di beberapa titik pemantauan kualitas air sungai. Parameter COD ini adalah parameter yang sangat penting karena parameter ini juga merupakan salah satu indikator pencemaran air, yang menunjukkan kandungan oksigen yang terdapat di sungai. COD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organik yang terdapat dalam sungai dengan memanfaatkan oksidator kalium dikromat sebagai sumber oksigen. Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat organik yang secara alamiah dapat dioksidasi melalui proses biologis dan dapat menyebabkan berkurangnya oksigen terlarut dalam sungai. Salah satu parameter Sungai yang tercemar dapat dilihat dari parameter COD. Tingginya parameter COD dapat disebabkan oleh limbah industri ataupun limbah domestik pada umumnya mempunyai nilai COD yang tinggi, sebaliknya air yang tidak tercemar mempunyai COD yang rendah. Parameter air Sungai lain yang juga melebihi baku Mutu Air Kelas II adalah khlorida bebas yang terdapat di beberapa sungai. Adanya kandungan khlorida bebas dapat diakibatkan oleh kondisi alamiah. Secara alamiah, Keberadaan klorida pada sungai sangat banyak jumlahnya. Karena itu, sungai memiliki tingkat klorida yang tinggi. Dalam jumlah yang kecil parameter khlorida tidak berpengaruh. Jumlah konsentrasi yang berlebihan dari khlorida bebas tentu akan membuat air jadi tidak enak diminum dan Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
76
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
berbahaya. Kebanyakan klorida larut dalam air, oleh karena itu klorida biasanya hanya ditemui di kawasan beriklim kering, atau bawah tanah. Klorida biasanya dihasilkan melalui elektrolisis natrium klorida yang terlarut dalam air. Bersama dengan klorin, proses kloral kali ini menghasilkan gas hidrogen dan natrium hidroksida. Klor berasal dari gas Cl2, NaOCl, Ca(OCl)2 atau larutan kaporit atau larutan HOCl (asam hipoklorit). Dalam konsentrasi yang wajar, klorida tidak akan membahayakan bagi manusia. Parameter pencemaran air yang juga perlu mendapat perhatian adalah tingginya kandungan logam di salah satu sungai, yaitu logam Zn dan Pb. Untuk logam Zn Konsentrasinya dalam air secara alami umumnya rendah, tetapi dalam beberapa tempat ditemukan dalam konsentrasi yang relatif tinggi. Seng dalam konsentrasi yang tinggi selalu ditemukan dalam air yang tercemar atau air yang mengalir melalui sistem batuan dasar (bedrock) yang mengandung deposit seng. Dan rendahnya kandungan logam Zn di perairan kemungkinan disebabkan oleh sifat logam Zn dalam lingkungan perairan dan sangat dipengaruhi oleh bentuk senyawanya. Sedangkan logam Pb konsentrasinya dalam air dapat berasal dari kegiatan industri ataupun pertanian yang menggunakan bahan bakar, dan lokasi yang sering dilalui transportasi air mengingat air sungai yang berada di Kabupaten Ketapang juga digunakan sebagai jalur transportasi. Logam berat merupakan salah satu komponen alami pada bumi yang tidak dapat didegradasi atau dihancurkan. Munculnya Logam berat dapat terjadi secara alamiah sebagai hasil dalam siklus biogeokimia. Logam berat dalam aplikasinya dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas manusia, termasuk aktivitas domestik maupun industri. Parameter pencemaran air yang juga perlu mendapat perhatian adalah tingginya kandungan nitrit, Fenol dan Fosfat. Kondisi ini dapat ditemui pada semua badan air di Kabupaten Ketapang. Kemungkinan ketiga parameter ini dapat berasal dari kegiatan industri ataupun pertanian, mengingat air sungai yang berada di Kabupaten Ketapang juga digunakan sebagai air irigasi pertanian. Munculnya nitrit ataupun phospat dapat terjadi karena pemakaian pupuk organik buatan yang berlebihan. Keberadaan Fenol dalam air dapat membahayakan kehidupan biota air, misalnya ikan. Fenol merupakan senyawa organik dari golongan senyawa aromatik yang dirumuskan dengan rumus kimia C6H5OH.Fenol banyak dijumpai sebagai polutan dalam industri, terutama industri kimia. Kegiatan atau aktivitas rumah tangga, industri dan aktivitas alamiah dapat menghasilkan limbah cair yang mengandung Fenol. Sumber air limbah domestik adalah seluruh buangan air yang berasal dari seluruh kegiatan Permukiman, rumah makan, perkantoran, perniagaan, penginapan dan industri skala rumah tangga yang bergerak dibidangnya masing-masing. Limbah cair ini meliputi limbah buangan kamar mandi, toilet, dapur dan air bekas pencucian pakaian. Sedangkan limbah dari industri berasal dari aktivitas perusahaan-perusahaan yang ada di sekitar sungai baik yang bergerak dibidang perkebunan ataupun pertambangan.
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
77
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
BAB V P E N U T U P
A.
Kesimpulan Berdasarkan hasil kegiatan pemantauan Kualitas air di lapangan dan hasil pemeriksaan di laboratorium pada sungai-sungai penting di Kabupaten Ketapang dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
Sebagian besar sungai-sungai di Kabupaten Ketapang sudah tercemar akibat adanya aktivitas pemanfaatan lahan di daerah aliran sungai tersebut seperti perkebunan kelapa sawit dan pertambangan serta adanya kegiatan penambangan emas ilegal, baik yang dilakukan oleh masyarakat setempat maupun pendatang.
2.
Pencemaran yang terjadi di sungai-sungai tersebut sedikit banyak akan mempengaruhi ekosistem dan dapat membahayakan kesehatan penduduk yang memanfaatkan air sungai tersebut untuk kebutuhan hidupnya sehari-hari.
3.
Dari hasil pengujian sampel air di laboratorium didapatkan bahwa rata-rata kualitas air sungai di Kabupaten Ketapang termasuk dalam Kelas III (tiga), dimana air tersebut dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
B.
Saran Sebagai tindak lanjut hasil kegiatan pemantauan kualitas air pada sungai-sungai di Kabupaten Ketapang sesuai dengan hasil pemantauan dan pemeriksaan di laboratorium maka dapat disarankan sebagai berikut: 1.
Bahwa kepada masyarakat yang berada di sekitar sungai-sungai yang tercemar tersebut untuk tidak mempergunakan air sungai sebagai bahan baku air minum. Untuk kebutuhan lainnya seperti: mandi dan cuci dapat terus dipergunakan tetapi perlu dilakukan pengolahan lebih lanjut seperti pengendapan dan penyaringan terlebih dahulu.
2.
Di samping itu disarankan kepada masyarakat setempat yang belum mempunyai sumur gali agar mengupayakan membuat sumur gali tersebut sebagai alternatif sumber air baku.
3.
Sebagai upaya untuk melindungi kesehatan masyarakat dan untuk mengetahui secara dini terjadinya pencemaran sungai maka perlu dilakukan pemantauan dan penyuluhan kepada masyarakat secara berkala di lapangan oleh instansi terkait.
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
78
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
4.
Untuk mengetahui tingkat pencemaran yang terjadi sebagai akibat pencemaran air sungai di Kabupaten Ketapang maka perlu dilakukan penelitian terhadap masyarakat pengguna air sungai dengan cara pemeriksaan laboratorium terhadap darah, kuku dan rambut masyarakat setempat serta melakukan pemeriksaan terhadap sedimen dan ikan konsumsi yang berada di daerah aliran sungai.
5.
Dengan berkembangnya pembangunan sektor industri, pertambangan dan perkebunan di Kabupaten Ketapang saat ini yang dampaknya akan mempengaruhi Daerah Aliran Sungai (DAS) maka perlu dilakukan inventarisasi kegiatan-kegiatan yang ada di sepanjang DAS serta identifikasi limbah yang dihasilkan dan dibuang ke sungai.
6.
Perlu diambil langkah-langkah dalam upaya mensosialisasikan semua peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan kegiatan masyarakat sekitar sehingga semua sanksi-sanksi dan penegakan hukum lingkungan dengan sendirinya dapat diketahui masyarakat.
7.
Mengingat keterbatasan Laboratorium Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, perlu adanya peningkatan sarana dan sumber daya manusia, sehingga Laboratorium tersebut dapat berfungsi secara maksimal.
C.
Rekomendasi Berdasarkan hasil pemantauan kualitas air sungai di beberapa kecamatan di Kabupaten Ketapang maka direkomendasikan bahwa pentingnya pengawasan kualitas air sungai sebagai badan penerima (beban pencemaran yang masuk ke lingkungan per satuan area) dan daya dukung lingkungan, maka sangat diperlukan pengelolaan dan penanganan air limbah di Kabupaten Ketapang segera dilaksanakan pada daerah perkebunan dan pertambangan serta daerah yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi. Hal ini disebabkan karena lokasi tersebut merupakan faktor yang paling mungkin untuk terjadinya pencemaran air sungai. Kepemilikan sarana dan prasarana fasilitas sanitasi kesehatan khususnya jamban dan tangki septik serta bangunan resapan terutama didaerah Permukiman padat, bantaran sungai di beberapa kecamatan di Kabupaten Ketapang merupakan kebutuhan yang harus dilakukan karena bila tidak dilakukan menimbulkan dampak terhadap kehidupan biota air, kualitas air tanah, kesehatan masyarakat dan estetika lingkungan. Semakin bertumbuhkembangnya keberadaan industri dan perusahaan-perusahaan di Kabupaten Ketapang, seperti perhotelan, rumah makan, perusahaan sawit, pertambangan dan perusahaan lainnya, selain menghasilkan produk yang mempertinggi laju pertumbuhan ekonomi, juga menghasilkan limbah yang dapat menimbulkan pencemaran air apabila tidak dikelola dengan benar. Terdapat beberapa industri/usaha di Kabupaten Ketapang yang berpotensi mencemari air antara lain pencucian mobil, pabrik karet, rumah potong hewan, pabrik tahu dan penggalian pasir di sungai. Serta adanya perusahaan-perusahaan perkebunan dan
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
79
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
pertambangan yang beraktivitas di daerah hulu sungai di beberapa kecamatan di Kabupaten Ketapang. Dimana, industri tersebut di samping menghasilkan air limbah dalam jumlah besar juga membutuhkan air dalam jumlah besar untuk proses produksi. Oleh sebab itu diperlukan upaya pengelolaan dan penerapan teknologi bersih dalam proses produksi untuk mengurangi volume limbah. Adapun beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam Penanggulangan Pencemaran Air adalah sebagai berikut: 1.
Usaha reboisasi atau penghijauan serta pengelolaan daerah air sungai (DAS) untuk mengurangi intensitas dan volume erosi.
2.
Memonitor segala perubahan komposisi biotik dan abiotik dan ekosistem air yang menunjukkan telah terjadinya pencemaran, kerusakan dan gangguan.
3.
Menjaga kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak atau mengeksploitasi sumber mata air agar tidak tercemar.
4.
Tidak membuang sampah ke sungai.
5.
Menciptakan tempat pembuangan sampah yang cukup dan memadai. Hal ini mutlak dilakukan agar sistem pembuangan sampah dapat berjalan dengan baik dan lancar. Sampah menjadi kontribusi tertinggi dalam pencemaran air. Jika masalah sampah dapat segera teratasi maka pencemaran air pun juga akan teratasi dengan cepat.
6.
Mengurangi intensitas limbah rumah tangga.
7.
Melakukan penyaringan limbah pabrik sehingga yang nantinya bersatu dengan air sungai bukanlah limbah yang merusak ekosistem. Pembuatan sanitasi yang benar dan bersih agar sumber-sumber air bersih lainnya tidak tercemar.
Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk menekan dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran air adalah melakukan usaha pencegahan pencemaran air. Usaha pencegahan pencemaran air ini bukan merupakan proses yang sederhana, tetapi melibatkan berbagai faktor sebagai berikut: 1. Air limbah yang akan dibuang ke perairan harus diolah lebih dahulu sehingga memenuhi standar air limbah yang telah ditetapkan pemerintah. 2. Menggunakan bahan yang dapat mencegah dan menyerap minyak yang tumpah di perairan. 3. Tidak membuang air limbah rumah tangga langsung ke dalam perairan. Hal ini untuk mencegah pencemaran air oleh bakteri.
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
80
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
4. Limbah radioaktif harus diproses dahulu agar tidak mengandung bahaya radiasi dan barulah dibuang di perairan. 5. Mengeluarkan atau menguraikan deterjen atau bahan kimia lain dengan menggunakan aktifitas mikroba tertentu sebelum dibuang ke dalam perairan umum. 6. Semua ketentuan di atas bila tidak dapat dipenuhi dapat dikenakan sanksi.
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
81
Laporan Pemantauan Kualitas Air Sungai Tahun 2013
REFERENSI
http://jujubandung.wordpress.com/2012/06/11/pencemaran-air-di-sungai-oleh-logam-berat-2/ http://uphilunyue.blogspot.com/2013/03/penanggulangan-pencemaran-air.html http://www.kajianpustaka.com/2012/11/sumber-dan-dampak-pencemaran-air.html#.UXEpk6IXE8o http://irwantoshut.net/pencemaran_air.html http://siklus.lmb.its.ac.id/?p=99
Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang
82
LAMPIRAN
PETA LOKASI PENGAMBILAN SAMPEL AIR SUNGAI DI KABUPATEN KETAPANG TAHUN 2013 1. Sungai Laur
2. Sungai Pawan
3. Sungai Pesaguan
4. Sungai Tayap
5. Sungai Keriau
6. Sungai Kendawangan
7. Sungai Jelai