LAPORAN KEMAJUAN “PENGEMBANGAN SISTEM PEMANTAUAN KUALITAS AIR REALTIME BERBASIS OPEN SOURCE SOFTWARE”
KEGIATAN INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA
PROGRAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LITBANG UNTUK IPTEK (PROLIPTEK) TAHUN 2012
Jenis Insentif
:
Paket Insentif Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Berupa Dukungan Prototipe Peralatan Teknologi
Bidang Fokus
:
Teknologi Informasi dan Komunikasi
Produk Target
:
Aplikasi Perangkat Lunak Berbasis Open Source
Peneliti Utama
:
1. Heru Dwi Wahjono, B.Eng, M.Kom.
Peneliti
:
2. Ir. Warto, M.Kom. 3. Ir. Djoko Heru Martono, M.Sc. 4. Sri Wahyono, S.Si, MSc. 5. Ir. Hendra Tjahjono, M.Sc.
PUSAT TEKNOLOGI LINGKUNGAN DEPUTI BIDANG TEKNOLOGI PENGEMBANGAN SUMBERDAYA ALAM BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI Gedung II, BPPT, Lantai 20, Jl. M.H. Thamrin No. 8, Jakarta 10340 Telp. 021-3169770, Fax. 021-3169736
KATA PENGANTAR Kegiatan pembangunan selama ini telah menyebabkan tereksploitasinya sumber daya air (SDA) secara masal. Setiap tahunnya jumlah DAS kritis semakin bertambah seiring dengan semakin menurunnya kualitas lingkungan perairan. Pengelolaan sumber daya air yang baik selalu terus diupayakan oleh pemerintah untuk mengurangi dampak negatif dari pencemaran lingkungan ini. Salah satunya adalah dengan pemantauan kualitas air secara berkala. Kegiatan pemantauan kualitas air telah dilakukan oleh instansi terkait untuk mengendalikan pencemaran lingkungan. Kegiatannya dilakukan secara manual, yaitu dengan mengambil sampling contoh air dan menganalisakannya ke laboratorium lingkungan yang membutuhkan waktu cukup lama sampai dikeluarkan hasilnya. Sehingga fungsi peringatan dini dengan cara ini tidak dapat diperoleh sampai terjadinya korban pencemaran. Untuk menunjang kegiatan pemantauan kualitas air tersebut perlu dikembangkan teknologi pemantauan kualias air secara online dan realtime yang dapat memberikan peringatan dini jika terjadi pencemaran kualitas air, sehingga dapat dihindari terjadinya korban pencemaran. Tidak hanya pemerintah melalui instansi terkait yang membutuhkan teknologi ini, beberapa industri dan PDAM yang membutuhkan air untuk keperluan industrinya serta menghasilkan air limbah pun memerlukan teknologi ini. Kegiatan “Pengembangan Sistem Pemantauan Kualitas Air Realtime Berbasis Open Source Software” ini merupakan pengembangan dari teknologi online monitoring yang pernah dikembangkan sebelumnya berbasis software legal. Kekhususan kegiatan pengembangan saat ini lebih ditujukan kepada penggunaan Open Source Software atau perangkat lunak sumber terbuka sebagai media pengembangan perangkat lunaknya. Selain itu perangkat data logger dikembangkan dengan memanfaatkan mainboard PC bekas yang masih berfungsi. Laporan ini terdiri dari empat bab, yaitu Bab I berisi pendahuluan dan latar belakang kegiatan, Bab II berisi perkembangan pelaksanan kegiatan, Bab III berisi rencana tindak lanjut kegiatan dan bab IV berisi penutup. Pada kesempatan ini pula kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan kegiatan ini. Besar harapan kami semoga prototipe produk yang dihasilkan dari kegiatan ini dapat bermanfaat untuk pengelolaan kualitas lingkungan hidup di Indonesia. Jakarta, 25 Mei 2012 Kepala Lembaga Pelaksana Direktur PTL, BPPT
Koordinator/ Peneliti Utama
Dr. Joko Prayitno Susanto NIP : 19601114 198603 1 004
Heru Dwi Wahjono, B.Eng, M.Kom NIP : 19700602 198911 1 001 1
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR
1
DAFTAR ISI
2
BAB I PENDAHULUAN
3
1.1. 1.2. 1.3.
3 6 7 8 8 8 9
1.4.
Latar Belakang Pokok Permasalahan Metodologi Pelaksanaan 1.3.1. Lokasi Kegiatan 1.3.2. Fokus Kegiatan 1.3.3. Bentuk Kegiatan Tahapan Pelaksanaan Kegiatan
BAB II PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN
11
2.1.
Pengelolaan Administrasi Manajerial
11
2.1.1. Perencanaan Angaran 2.1.2. Pengelolaan Anggaran 2.1.3. Rancangan Pengelolaan Aset
11 11 12
Metode Proses Pencapaian Target Kinerja
12
2.2.1. Kerangka Metode-Proses Pencapaian Target Kinerja 2.2.2. Indikator Keberhasilan Pencapaian Target Kinerja 2.2.3. Perkembangan Pencapaian Target Kinerja
13 14 15
Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program
16
2.3.1. Kerangka Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program 2.3.2. Indikator Keberhasilan Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program 2.3.3. Perkembangan Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program
16 17 17
Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa
17
2.4.1. 2.4.2. 2.4.3. 2.4.4.
18 18 19 19
2.2.
2.3.
2.4.
Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Strategi Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Indikator Keberhasilan Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Perkembangan Pemanfaatan Hasil Litbangyasa
BAB III RENCANA TINDAK LANJUT
20
3.1. 3.2. 3.3. 3.4.
20 20 21 21
Rencana Pelaksanaan Pencapaian Target Kinerja Rencana Koordinasi Kelembagaan-Program Rencana Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Rencana Pengembangan ke Depan
BAB IV PENUTUP
22
2
BAB I. PENDAHULUAN Penurunan kualitas air yang terjadi saat ini mengakibatkan sulitnya mendapatkan sumber air bersih yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat untuk keperluan hidup sehari-hari. Pemantauan terhadap kualitas air ini telah banyak dilakukan mulai dari hulu hingga ke hilir. Pemantauan realtime terhadap kualitas air permukaan maupun air tanah perlu dilakukan agar pemantauan secara kontinyu bisa dilakukan, sehingga keadaan yang dapat menyebabkan bencana sebagai akibat penurunan kualitas air tersebut dapat segera diketahui dan diambil tindakan preventif. Data kualitas air yang dihasilkan juga perlu diolah sehingga informasinya dapat segera dilihat secara terbuka oleh masyarakat luas maupun para pengambil keputusan. Industri selain menghasilkan air limbah yang wajib diolah melalui instalasi pengolahan air limbah (IPAL) juga membutuhkan air bersih yang disuplai dari instalasi pengolahan air bersih (IPA). Pemantauan kualitas air terhadap proses di dalam IPAL dan IPA di industri perlu dilakukan secara kontinyu, sehingga air yang digunakan tidak tercemar dan mencemari lingkungan sekitarnya. Pemantauan terhadap kualitas air di lingkungan industri secara realtime dapat dilakukan dengan memanfaatkan peralatan sensor kualitas air yang diintegrasikan dengan perangkat komputer dan sistem software untuk melakukan pengambilan data kualitas air secara kontinyu. Perangkat keras mainboard komputer yang sudah lama dapat digunakan sebagai data logger sistem pengambilan data realtime. Dengan menggunakan opensource software dapat dikembangkan sebuah aplikasi yang dapat melakukan pengambilan data secara kontinyu dan mengelola datanya ke dalam sebuah sistem database terstruktur. Penggunaan perangkat mainboard komputer lama dan opensource software dapat mengurangi biaya investasi sebuah pengadaan sistem pemantauan kualitas air realtime. Sistem ini sangat dibutuhkan oleh industri kecil dan menengah yang wajib melaporkan data pemantauan kualitas airnya setiap saat agar izin pembuangan limbah cair industri mereka tetap dapat diberikan oleh instansi yang berwenang serta perusahaan air minum daerah (PDAM) yang setiap saat memproduksi air bersih kepada pelanggannya.
1.1.
Latar Belakang
Penurunan kualitas air merupakan salah satu bentuk penurunan kualitas lingkungan sebagai akibat dari tingkat pertambahan penduduk yang semakin tinggi dan peningkatan jumlah industri di Indonesia. Penurunan kualitas air yang terjadi saat ini mengakibatkan sulitnya mendapatkan sumber air bersih yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat baik untuk keperluan hidup sehari-hari maupun untuk keperluan industri. Sebagian daerah di tanah air malah mengalami kehilangan sumber air bersih bahkan beberapa daerah ada yang mengalami kekeringan. Krisis air yang terjadi saat ini tidak lain adalah akibat dari perusakan lingkungan perairan baik oleh industri ataupun oleh masyarakat itu sendiri.
3
Industri Komersial Domestik
%
0
50
100
Domestik
Komersial
Industri
2010
72,7
17,3
9,9
1989
78,9
13,1
8
Sumber : JICA Report, “The Study On Urban Drainage and Waste Water Disposal Project In The City Of Jakarta“, 1990 Gambar 1. Grafik Prosentase Sumber Penghasil Limbah Cair ke Sungai-sungai di Jakarta Studi pengamatan limbah cair yang telah dilakukan oleh JICA pada tahun 1990 memberikan kesimpulan bahwa limbah cair domestik lebih banyak mencemari sungai-sungai yang ada di Jakarta. Gambar grafik di atas menunjukkan prosentase perbandingan air limbah yang dibuang di sungai-sungai di Jakarta. Pada tahun 1989 kontribusi limbah cair domestik sebanyak 78,9% sedangkan limbah cair industri hanya 8%. Pada tahun 2010 perkiraan kontribusi limbah cair domestik adalah menurun 72.7% sedangkan limbah cair industri meningkat menjadi 9,9% (1). Dalam rapat antar Menteri Dalam Negeri, Menteri Kehutanan, dan Menteri Pekerjaan Umum pada tahun 1984 mengenai penanganan konservasi air tanah dalam rangka pengamanan Daerah Aliran Sungai (DAS) prioritas telah menyatakan sejumlah 22 DAS sebagai super prioritas, artinya mendapatkan prioritas utama dalam pembangunan dan peningkatan kualitas air di dalamnya. Sejak itu penanganan DAS kritis yang seharusnya dapat mengurangi jumlah DAS kritis, ternyata menghasilkan hal sebaliknya, yaitu peningkatan jumlah DAS yang kritis seperti terlihat pada tabel di bawah ini. (2) Tabel 1. Jumlah DAS Kritis 1984~2003 Tahun
Jumlah DAS Kritis
1984
22
1994
39
1998
42
2000
58
2003
62 4
Untuk mengatasi permasalahan krisis air, pemerintah baik pusat maupun daerah telah mengupayakan peningkatan kualitas air melalui beberapa kegiatan, salah satunya adalah dengan mengeluarkan beberapa peraturan perundangan yang dapat dijadikan pedoman bagi masyarakat baik itu perorangan maupun industri dalam hal pengendalian pencemaran air. Beberapa peraturan perundangan yang telah disyahkan antara lain : a. Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 20 Tahun 1990, Tanggal 5 Juni 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air. Peraturan ini mengatur kualitas air berdasarkan golongan A, B, C, dan D sesuai peruntukan sumber air. b. Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 82 Tahun 2001, Tanggal 14 Desember 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Peraturan ini mengatur kaulitas air berdasarkan kelas I, II, III, dan IV sesuai peruntukan sumber air. c. Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002, Tanggal 29 Juli 2002 Tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum. Keputusan menteri ini mengatur baku mutu kualitas air yang diperuntukan sebagai air minum. d. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor KEP-51/MENLH/10/1995, Tanggal 23 Oktober 1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri. Keputusan menteri ini mengatur baku mutu kualitas air limbah yang dibuang industri. Ada 21 industri yang diatur secara khusus baku mutu air limbahnya. e. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor KEP-52/MENLH/10/1995, Tanggal 23 Oktober 1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Hotel. Keputusan menteri ini mengatur baku mutu kualitas air limbah yang dibuang oleh kegiatan perhotelan. f. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor KEP-58/MENLH/12/1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit. Keputusan menteri ini mengatur baku mutu kualitas air limbah yang dibuang oleh kegiatan rumah sakit dan puskesmas. Kegiatan pemantuan kualitas air telah banyak dilakukan oleh berbagai instansi secara rutin, namun hasilnya tidak dipublikasikan, sehingga tidak banyak masyarakat yang tahu mengenai kualitas air di wilayah sekitarnya. Masyarakat akan tahu setelah terjadi bencana atas kerusakan kualitas air tersebut terhadap kehidupan mereka. Pemantauan kualitas air secara manual yang telah dilakukan periodik tersebut banyak mengalami hambatan terutama masalah biaya yang besar dan waktu yang lama untuk melakukan pemantauan suatu daerah di salah satu DAS kritis. Selain kegiatan domestik yang menghasilkan limbah, kegiatan industri pun turut berkontribusi dalam masalah pencemaran air. Kantor BPLHD baik pusat maupun daerah telah melaksanakan amanah yang telah diundangkan di atas dengan menyusun beberapa aksi positif diantaranya melakukan pemantauan secara rutin terhadap kualitas air di beberapa titik pantau di sungai-sungai dan memantau kualitas air limbah yang dibuang oleh beberapa industri. Izin Pembuangan Limbah Cair (IPLC) hanya diberikan oleh industri yang air limbahnya memenuhi bakumutu yang telah ditetapkan. 5
Untuk meningkatkan kinerja BPLHD dalam mengawasi air limbah yang dibuang oleh industri dan membantu industri itu sendiri dalam mengolah air limbahnya perlu dikembangkan teknologi pemantuan kualitas air yang dapat melakukan pengukuran secara kontinyu dan realtime, sehingga kualitas air hasil olahan sebuah instalasi pengolahan air limbah maupun air bersih dapat dipantau secara terus menerus. Data hasil pengukurannya pun dapat dipublikasikan kepada publik sebagai bentuk pertanggungjawaban keterbukaan informasi publik. Perkembangan teknologi komputer saat ini sangat cepat tidak sebanding dengan kemampuan SDM pengguna, sehingga banyak perangkat komputer yang masih layak tidak digunakan lagi hanya karena ingin membeli yang baru. Sebagai contoh teknologi komputer dengan processor tipe icore atau core2duo jauh berbeda dengan processor tipe intel pentium I, II, III, IV. Processor bertipe ini sangat cocok dan masih dapat digunakan sebagai perangkat data logger untuk melakukan pemantauan kualitas air dengan mengembangkan sebuah perangkat lunak untuk mengendalikan proses pemantauannya. Penggunaan Open Source Software (OSS) adalah salah satu upaya untuk meminimalisasi biaya investasi sebuah peralatan monitoring kualitas air. Pengembangan perangkat lunaknya juga dapat dilakukan dengan mudah karena banyak pilihan mulai dari sistem operasinya maupun tools dan utilitas yang ada. Hasil pengembangannya pun dapat dipublikasikan kembali agar publik dapat menggunakannya secara gratis dan legal. Dengan mengintegrasikan peralatan digital sensor, mainboard komputer sebagai data logger dan aplikasi open source software diharapkan pemantauan kualitas air secara kontinyu dan realtime dapat dilakukan dengan biaya investasi dan operasional yang murah.
1.2.
Pokok Permasalahan
Masalah penurunan kualitas air yang terjadi saat ini telah menyebabkan kiris air di mana-mana. Hal ini telah lama menyulitkan masyarakat baik pertanian, perkebunan, maupun kegiatan industri dan perusahaan air minum daerah (PDAM). Upaya pemantauan dan pemulihan kualitas air pun telah banyak dilakukan namun masih dirasa belum maksimal. Beberapa masalah yang dihadapi dapat diuraikan sebagai berikut : •
•
•
•
Masih banyak masyarakat dan industri yang tidak peduli dengan masalah pencemaran lingkungan, karena kekurangtahuan mereka terhadap kualitas lingkungan di sekitarnya. Masih mahalnya biaya investasi sebuah perangkat pemantauan kualitas air, tidak sebanding dengan anggaran biaya sebuah kegiatan pemantauan kualitas air. Sedikitnya produk lokal yang dapat diaplikasikan untuk melakukan pemantauan kualtias air. Jika ada produknya komponen impornya jauh lebih banyak daripada komponen lokalnya, sehingga umur pakai produk ini tidak bisa lebih lama seperti yang diharapkan. Sedikitnya alternatif teknologi pemantauan kualitas air realtime yang ada di pasaran yang terjangkau secara ekonomi baik biaya investasi maupun biaya operasional.
6
•
• •
Kemampuan SDM yang kurang memadai dalam mengoperasikan produk impor untuk pemantauan kualitas air, sehingga operator tidak mau menggunakan produk ini dan beralih ke cara lama. Pengelolaan data yang kurang baik menyebabkan tidak transparasinya keterbukaan informasi sebuah data kualitas air di daerah kepada publik. Penggunaan teknologi informasi dan komputer yang masih tradisional menyebabkan lambatnya penyediaan informasi kepada publik oleh instansi yang melakukan pengelolaan data kualtias air dan sumber daya air.
Permasalahan di atas dapat diatasi sedikit demi sedikit dengan beberapa cara, diantaranya : •
•
•
•
•
1.3.
Menumbuhkan rasa kepedulian masyarakat dan industri terhadap pencemaran lingkungan dengan cara memberikan informasi yang mendidik dengan cepat dan terbuka. Meningkatkan anggaran kegiatan pemantauan kualitas air yang dilakukan oleh daerah dengan partisipasi masyarakat dan industri. Industri besar dapat memberikan kontribusi yang lebih besar kepada masalah pemantauan kualitas air khususnya di wilayah sekitarnya. Menekan biaya investasi teknologi pemantauan kualtias air dengan terus melakukan inovasi teknologi baik hardware maupun software, sehingga dihasilkan lebih banyak produk dengan konten lokal yang lebih banyak. Meningkatkan kemampuan SDM operator / pengelola data dari instansi BPLHD atau PDAM melalui pelatihan-pelatihan dan seminar mengenai teknologi pemantuan kualitas air. Pemanfaatan teknologi informasi dan komputer secara maksimal agar data kualitas air yang telah diperoleh dapat diolah menjadi informasi yang lebih informatif sehingga berguna bagi publik dan semua pihak.
Metodologi Pelaksanaan
Metodologi yang akan dilaksanakan dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut : a. Pengembangan perangkat keras monitoring kualitas air. Pengembangan perangkat keras monitoring kualitas air dilakukan dengan mengintegrasikan unit multiprobe sensor, mainboard PC sebagai data logger dan komponen transmisi data menggunakan jaringan kabel atau nirkabel. b. Disain Sistem Software. Melakukan rancangan teknik interfacing / komunikasi antara multiprobe sensor dengan mainboard komputer melalui serial communication port. Selain itu dirancang pula sistem database untuk pengelolaan data pengukurannya. Rancangan disusun agar dapat dikembangkan menggunakan utilitas pengembangan berbasis open source software. c. Pengembangan Sistem Software. Pengembangan sistem software dilakukan berbasis open source software (OSS) mulai dari sistem operasinya sampai dengan tools pengembangan softwarenya. Software yang kembangkan meliputi software interfacing ke sensor dan software database untuk pengelolaan datanya. 7
d. Pengujian Integrasi Hardware dan Software. Hardware dan software yang telah dikembangkan selanjutnya diuji dengan tujuan mencari kegagalan proses pemantuan kualtias air secara realtime sebanyak mungkin. Setiap kegagalan hardware dan bug / error pada software dicatat untuk selanjutnya dilakukan perbaikan / upgrade terhadap hardware maupun software. Pengujiannya juga dilakukan terhadap pengoperasian menggunakan sistem kabel dan tanpa kabel. e. Perbaikan / Penyempurnaan Hardware dan Software. Jika dalam pengujian terhadap hardware dan sistem software ditemukan kesalahan-kesalahan, maka dilakukan perbaikan dan penyempurnaannya. Perbaikan juga akan melibatkan pengguna agar user interface yang dikembangkan sesuai dengan minimum kebutuhan informasi di lapangan. f. Penyusunan Dokumentasi Manual Sistem. Dokumentasi manual sistem akan dibuat baik dalam dokumentasi cetak maupun dokumentasi elektronik untuk memudahkan pengguna dalam mengoperasikan peralatan sistem pemantauan kualtias air berbasis opensource software yang telah dikembangkan. Setiap tahapan metodologi di atas selalu melibatkan mitra, sehingga diharapkan mendapatkan masukan sesuai dengan kebutuhan mitra dan terjadi alih teknologi ke calon pengguna di mitra kerja. Pelaksanaan mekanisme difusi teknologi kepada mitra dapat direncanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut : • • • • • •
Sosialisasi teknologi monitoring yang dikembangkan kepada mitra Perakitan komponen peralatan dan pemasangan peralatan untuk ujicoba Pengukuran kualitas air di lokasi ujicoba pemantauan Identifikasi kegagalan proses hardware dan software Diskusi teknis dan penyusunan catatan uji coba dan laporan Penyusunan rencana diseminasi teknologi monitoring kualitas air ke daerah.
1.3.1. Lokus Kegiatan Lokasi kegiatan pengembangan sistem pemantauan kualitas air berbasis OSS ini adalah di Jawa Barat. Mitra kerja berlokasi di Jakarta dan Bandung. 1.3.2. Fokus Kegiatan Fokus kegiatan pengembangan sistem pemantauan kualitas air berbasis OSS ini adalah pada bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi yang diaplikasikan untuk pengelolaan lingkungan dalam bidang pengendalian pencemaran kualitas air. 1.3.3. Bentuk Kegiatan Bentuk kegiatan adalah penelitian dan perekayasaan dalam pengembangan perangkat keras dan perangkat lunak yang menghasilkan prototipe peralatan sistem pemantuan kualitas air berbasis open source software (OSS) atau perangkat lunak sumber terbuka. 8
1.4.
Tahapan Pelaksanaan Kegiatan
Secara umum tahapan pelaksanaan kegiatan pengembangan sistem pemantauan kualitas air berbasis open source adalah sebagai berikut : 1. Melaksanakan koordinasi dengan mitra dan para peneliti 2. Melakukan kajian pemilihan perangkat keras yang terdiri dari kajian pemilihan alternatif unit sensor kualitas air dan pemilihan beberapa mainboard personal komputer. 3. Melakukan perancangan sistem baik rancangan integrasi perangkat keras antara data logger berbasis PC dan unit sensor, maupun rancangan sistem perangkat lunak pengendali kerja sensor dan sistem database monitoring kualitas air. 4. Melaksanan pengembangan sistem dengan melakukan integrasi komponen data logger dan membuat aplikasi perangkat lunak menggunakan utilitas sumber terbuka (OSS). 5. Melaksanakan pengujian terhadap prototipe perangkat keras data logger yang dihasilkan serta menguji pengoperasian sistem software yang telah dibuat. 6. Menyusun laporan disetiap tahapan pelaksanaan kegiatan. Untuk mempermudah tahapan pelaksanaan kegiatan tersebut di atas, kegiatan ini dilaksanakan menggunakan sistem kerja kerekayasaan yang dikepalai oleh seorang Kepala Program (KP) dibantu oleh anggota perekayasa / peneliti dan teknisi serta seketariat. Kegiatan pengembangan produknya dilaksanakan dalam dua work packages (WP) seperti gambar di bawah ini : WBS “Pengembangan Sistem Pemantauan Kualitas Air Realtime Berbasis Open Source Software”
WP 1
WP 2
Integrasi Hardware
Pengembangan Software
ES
ES Gambar 2. Struktur Kerja Kerekayasaan
9
Pembagian tugas dan tanggung jawab kedua WP adalah sebagai berikut : WP 1 : Integrasi Hardware yang bertanggung jawab dalam : • • •
Melakukan kegiatan pemilihan hardware mainboard PC yang dapat digunakan sebagai data logger. Merancang sistem elektronik dan elektrik lainnya yang dibutuhkan untuk membangun sistem ini. Menyusun Technical Report (TR) dengan mengkoordinasikan dokumen Technical Note (TN) dari Enginering Staf (ES) di bawah nya.
WP 2 : Pengembangan Software yang bertanggung jawab dalam : •
•
Merancang dan mengembangkan sistem software untuk koneksi ke sensor, sistem pengelolaan data dan sistem informasi data menggunakan tools pengembangan berbasis open source software. Menyusun Technical Report (TR) dengan mengkoordinasikan dokumen Technical Note (TN) dari Enginering Staf (ES) di bawah nya.
Kedua WP di atas dikoordinasikan oleh seorang WBS yang memiliki tanggung jawab sebagai berikut : • Mengkoordinasikan kegiatan pengembangan • Memantau output setiap bulannya berikut dokumentasi STKK yang diperlukan • Menyusun Technical Document (TD) dengan mengkoordinasikan Technical Note (TR) dari Ka. WP1 dan Ka. WP2 di bawahnya. Adapun target pelaksanaan kegiatan yang dijadwalkan terlihat seperti pada tabel di bawah ini. Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan No. 1. 2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kegiatan
1
Koordinasi Kajian pemilihan hardware - Survei alternatif sensor - Survei komparasi mainboard PC Perancangan sistem - Disain integrasi hardware - Disain sistem software Pengembangan Sistem - Integrasi hardware - Pengembangan software Pengujian sistem - Tes integrasi hardware - Software testing Penyusunan dokumentasi - Laporan kegiatan - Petunjuk operasional Sosialisasi hasil 10
2
3
Bulan Ke 4 5 6
7
8
BAB II PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN 2.1.
Pengelolaan Administrasi Manajerial
Pelaksanaan administrasi manajerial kegiatan pengembangan sistem pemantuan kualitas air berbasis OSS dilaksanakan oleh sekretariat yang bertindak sebagai administrasi kegiatan dengan diketahui oleh peneliti utama kegiatan ini. Kegiatannya meliputi perencanaan dan pengelolaan anggaran serta perancangan pengelolaan aset. 2.1.1. Perencanaan Angaran Perencanaan anggaran kegiatan ini sesuai dengan rencana anggaran biaya (RAB) yang telah diusulkan kepada panitia program PKPP Kementrian Ristek, yaitu seperti pada tabel rekapitulasi rencana anggaran biaya di bawah ini. Tabel 2. Rekapitulasi RAB Kegiatan No.
MAK Kegiatan
Biaya
Prosentase
150.000.000
60%
1.
Honor
2.
Belanja Bahan
29.000.000
12%
3.
Perjalanan Dinas
33.600.000
13%
4.
Lain-lain
37.400.000
15%
TOTAL 250.000.000
100%
2.1.2. Pengelolaan Anggaran Pengelolaan anggaran dilaksanakan sesuai rencana pelaksanaan kegiatan mengikuti persyaratan yang ada pada program PKPP ini. Adapun rencana pengelolaan anggaran kegiatan ini seperti pada tabel rencana cash flow pencairan dan realisasi pencairan di bawah ini. Tabel 3. Rencana dan Realisasi Cash Flow Pencairan No.
Uraian
1: Feb
2: Mar
Rencana Pengajuan Bulan Ke ( dikali 1.000) 3: 4: 5: 6: 7: Apr Mei Jun Jul Ags
1.
Gaji Upah
18.375 ↑ Apr ↓ Mei
18.375 ↑ Apr ↓ Mei
18.375 ↑ Jun
2.
Perjalanan Dinas
11.200 ↑ Apr ↓ Apr
11.200 ↑ Mei
11.200 ↑ Jun
11
18.375 ↑ Jun
18.375 ↑ Jun
18.375 ↑ Ags
18.375 ↑ Ags
8: Sep 18.375 ↑ Ags
Sub Total
150.000
33.600
3.
Belanja bahan elekt. dan kelistrikan
10.000 ↑ Mar ↓ Apr
5.000 ↑ Mar
15.000
4.
Belanja bahan ATK dan bhn komputasi
7.000 ↑ Mar
7.000 ↑ Mar
14.000
5.
Belanja lain-lain Sewa kendaraan
1.500 ↑ Jun
1.000 ↑ Jul
2.500
6.
Belanja lain-lain Sewa sewa sensor
5.000 ↑ Mar
7.
Belanja jasa lainnya
400 ↑ Ags
5.000
5.000
5.000
500 ↑ Ags
5.000
2.000 ↑ Ags
5.000
30.000
2.500 ↑ Ags
5.400
Keterangan : ↑ = bulan pengajuan, ↓ = bulan pencairan
2.1.3. Rancangan Pengelolaan Aset Pengembangan sistem pemantauan kualitas air berbasis perangkat lunak sumber terbuka ini menghasilkan suatu produk prototipe hardware data loger dan software pemantuan kualitas air. Proses perakitan perangkat kerasnya dilakukan dengan mengadakan beberapa komponen elektronika, komputer dan kelistrikan. Sedangkan pengembangan perangkat lunaknya mulai dari sistem operasi hingga aplikasi pengembangannya menggunakan perangkat lunak sumber terbuka yang merupakan software legal tanpa lisensi. Aset yang dihasilkan dapat dibagi ke dalam dua jenis, yaitu prototipe hardware data logger dan software monitoring. Kedua aset akan dikelola oleh Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Pusat Teknologi Lingkungan, BPPT sebagai salah satu produk prototipe sistem pemantauan kualitas air yang pernah dikembangkan selain onlimo GSM yang pernah dikembangkan beberapa tahun lalu. Kedua aset ini direncanakan akan digunakan sebagai contoh prototipe peralatan dalam kegiatan pameran, seminar maupun diseminasi teknologi melalui pelatihan teknologi pemantuan kualitas air.
2.2.
Metode Proses Pencapaian Target Kinerja
Untuk mencapai target kinerja yang diharapkan, dilakukan beberapa proses kegiatan dengan metode sebagai berikut : • •
Melaksanakan diskusi teknis secara rutin membicarakan kemajuan kegiatan. Membuat dokumentasi pekerjaan sesuai STKK yang telah direncanakan.
12
2.2.1. Kerangka Metode-Proses Pencapaian Target Kinerja (Start) ↓ Koordinasi & Pertemuan Teknis ↓ Menyusun lembar kerja Perakitan hardware - Merancang hardware - Merakit hardware
Pengembangan Software - Merancang software - Membuat coding
Hasil : - Disain sistem hardware - Prototipe hardware
Hasil : - Disain sistem software - Prototipe software
Ujicoba hardware
Software test Uji coba integrasi ↓ Menyusun laporan ↓ (End)
Gambar 3. Diagram Kerangka Metode Pencapaian Target Kinerja Penjelasan pelaksanaan kerangka metode pencapaian target kinerja di atas adalah sebagai berikut : • Kegiatan dimulai koordinasi dan selalu diiringi dengan pertemuan teknis yang membahas konten kegiatan. Dari hasil koordinasi dan pertemuan teknis disusun lembar kerja yang berisi salah satunya masukan dari koordinasi dan pertemuan tim teknis. • Selanjutnya dengan berpedoman lembar kerja tersebut dilalukan perancangan sistem hardware dan software dengan hasil yang diharapkan berupa disain sistem hardware dan disain sistem softwarenya. • Hasil perancangan sistem hardware dan software selanjutnya didiskusikan kembali untuk mendapatkan masukan-masukan untuk memberikan perbaikan yang dianggap perlu. Jika dirasa rancangan yang dihasilkan sudah cukup baik, selanjutnya dari hasil rancangan tersebut dilakukan perakitan hardware dan pembuatan kode program perangkat lunaknya. • Hasil perakitan hardware dan versi beta software yang dikembangkan selanjutnya didiskusikan untuk mendapatkan masukan-masukan agar produk yang dihasilkan menjadi lebih baik. Kemudian setelah ujicoba hardware dan software secara terpisah, selanjutnya dilakukan ujicoba integrasi antara hardware dan software. • Kegiatan terakhir adalah menyusun laporan kegiatan dalam bentuk dokumen STKK dan buku petunjuk pengoperasian hardware dan software. 13
2.2.2. Indikator Keberhasilan Pencapaian Target Kinerja Agar target kinerja yang diharapkan dapat dipenuhi perlu diidentifikasikan indikator keberhasilnya. Berikut ini adalah tabel indikator pencapaian kinerja yang disusun menurut tahapan pelaksanaan kegiatan beserta masing-masing prosentase bobotnya.
No
Target Kinerja
Kegiatan
Indikator
Bobot
1.
Koordinasi
Tercapainya kesepahaman mengenai produk yang akan dikembangkan dalam hal : tujuan, sasaran, target pengguna, obyek pemantauan serta teknologi yang digunakan.
5%
2.
Kajian pemilihan hardware :
•
Diidentifikasikan beberapa merk vendor sensor yang dapat digunakan
5%
•
Diidentifikasikan beberapa tipe mainboard dan BIOS yang dapat dimanfaatkan sebagai data logger
•
Tersusunnya dokumen disain sistem integrasi hardware
10 %
•
Tersusunnya dokumen disain sistem software control sensor dan database monitoring
10 %
•
Terbentuknya prototipe hardware data logger
15 %
•
Terciptanya software control sensor dan database monitoring
25 %
•
Diidentifikasikannya perbaikanperbaikan yang dianggap perlu untuk menyempurnakan hardware data logger
5%
•
Ditemukannya kesalahan/bug/error aplikasi yang sudah dikembangkan untuk mengurangi kegagalan operasi
3.
4.
5.
6.
7.
•
Survei alternatif sensor
•
Survei komparasi mainboard PC
Perancangan sistem : •
Disain integrasi hardware
•
Disain sistem software
Pengembangan sistem : •
Integrasi hardware
•
Pengembangan software
Pengujian sistem : •
Tes integrasi hardware
•
Software testing
Penyusunan dokumentasi :
•
Tersusunnya dokumentasi laporan
•
Laporan kegiatan
•
•
Petunjuk operasional
Tersusunnya buku petunjuk pengoperasian hardware dan software
Sosialisasi hasil
Tersusunnya beberapa dokumentasi untuk sosialisasi : brosur, poster, artikel
14
5%
5%
5% 5%
5%
2.2.3. Perkembangan Pencapaian Target Kinerja Berikut ini adalah tabel perkembangan pencapaian target kinerja sesuai rencana pelaksanaan kegiatannya. Target dinyatakan dalam prosentase pencapaian progres kegiatan. No
Kegiatan
Perkembangan Target Kinerja Indikator
Progres
1.
Koordinasi
Tercapainya kesepahaman mengenai produk yang akan dikembangkan dalam hal : tujuan, sasaran, target pengguna, obyek pemantauan serta teknologi yang digunakan.
30%
2.
Kajian pemilihan hardware :
•
Diidentifikasikan beberapa merk vendor sensor yang dapat digunakan
100%
•
Diidentifikasikan beberapa tipe mainboard dan BIOS yang dapat dimanfaatkan sebagai data logger
•
Tersusunnya dokumen disain sistem integrasi hardware
75%
•
Tersusunnya dokumen disain sistem software control sensor dan database monitoring
75%
•
Terbentuknya prototipe hardware data logger
60%
•
Terciptanya software control sensor dan database monitoring
60%
•
Diidentifikasikannya perbaikanperbaikan yang dianggap perlu untuk menyempurnakan hardware data logger
0%
•
Ditemukannya kesalahan/bug/error aplikasi yang sudah dikembangkan untuk mengurangi kegagalan operasi
3.
4.
5.
6.
7.
•
Survei alternatif sensor
•
Survei komparasi mainboard PC
Perancangan sistem : •
Disain integrasi hardware
•
Disain sistem software
Pengembangan sistem : •
Integrasi hardware
•
Pengembangan software
Pengujian sistem : •
Tes integrasi hardware
•
Software testing
100%
0%
Penyusunan dokumentasi :
•
Tersusunnya dokumentasi laporan
25%
•
Laporan kegiatan
•
0%
•
Petunjuk operasional
Tersusunnya buku petunjuk pengoperasian hardware dan software
•
Tersusunnya beberapa dokumentasi untuk sosialisasi : brosur, poster, artikel
0%
Sosialisasi hasil
15
2.3.
Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program
Sinergi koordinasi kelembagaan telah dilalukan oleh Pusat Teknologi Lingkungan kepada mitra tidak hanya mengenai kegiatan pengembangan sistem pemantuan kualitas air berbasis OSS ini saja, melainkan kerjasama sudah sejak lama dilakukan untuk kegiatan-kegiatan pengendalian pencemaran lingkungan.
2.3.1. Kerangka Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program Kerangka sinergi koordinasi kelembagaan-program kegiatan ini disusun sebagai berikut: BPPT
Mitra
↓
↓
Produk Teknologi : - Onlimo GSM - Onlimo OSS
Kegiatan monitoring : - online - manual
Laboratorium ↓ Jasa Analisa : - Analisa lain - Analisa air
↓ Investor & Industri ↓ Produksi masal - Perbaikan produk - Pemasaran produk Gambar 4. Diagram Kerangka Sinergi Kelembagaan-Program Penjelasan pelaksanaan kerangka sinergi kelembagaan-program di atas adalah sebagai berikut : •
BPPT sebagai institusi penghasil teknologi yang dibutuhkan oleh mitra telah melakuan pengkajian dan perekayasaan teknologi pemantauan kualitas air.
•
Koordinasi dan kerjasama antara BPPT dan mitra dihasilkan produk prototipe paralatan pemantuan kualitas air untuk menunjang kegiatan pemantuan kualitas air secara online dan realtime.
•
Kegiatan pemantauan kualitas air secara rutin telah dilakukan oleh mitra dengan cara manual yang hasilnya dianalisa oleh laboratorium lingkungan. Untuk peringatan dini pencemaran air dibutuhkan teknologi pengolahan air secara online.
•
BPPT bekerja sama dengan investor dan industri untuk memproduksi produk peralatan pemantauan kualitas air online melalui perbaikan produk dan pemasaran produk.
•
Produk yang telah diproduksi oleh industri dipasarkan ke mitra untuk diaplikasikan sebagai penunjang kegiatan pemantuan kualitas air secara rutin dengan mengedepankan fungsi peringatan dini.
16
2.3.2. Indikator Keberhasilan Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program Sinergi kelembagaan-program untuk kegiatan pengembangan teknologi pemantauan kualitas air berbasis OSS ini memiliki indikator keberhasilan sebagai berikut : • Diketahui dan dipahaminya produk teknologi yang sedang dikembangkan ini oleh mitra sebagai produk yang dapat mendukung kegiatan mereka. • Terbentuknya hubungan komunikasi yang baik antara peneliti/perekayasa di BPPT dengan pengguna di mitra kerja. • Terbentuknya kerjasama antara BPPT dengan mitra baik yang berisi tentang kegiatan litbang produk teknologi maupun kegiatan aplikasi produk teknologi. • Digunakannya produk teknologi ini oleh mitra dengan masuk ke dalam program kegiatan oleh mitra di masa mendatang.
2.3.3. Perkembangan Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program Perkembangan sinergi koordinasi kelembagaan-program untuk kegiatan desiminasi teknologi pemantuan kualitas air online dapat diuraikan sebagai berikut: •
•
•
•
2.4.
BPPT melalui bidang pengendalian pencemaran lingkunga di Pusat Teknologi Lingkungan telah bekerjasama dengan BPLHD baik di pusat maupun daerah dalam hal pengendalian pencemaran lingkungan. Beberapa peneliti/perekayasa BPPT menjadi tim penilai pada pemberian izin pembuangan limbah cair (IPLC) bagi kegiatan industri dan domestik yang menghasilkan air limbah. Secara non formil telah dilakukan kerjasama antara peneliti di BPPT dan di BPLHD dalam kegiatan pengembangan sistem pemantauan kualitas air. Salah satu produknya adalah Onlimo GSM beberapa tahun lalu. Telah diaplikasikannya beberapa unit onlimo oleh mitra untuk pemantauan kualitas air sejak tahun 2009 hingga saat ini.
Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa
Untuk sampai pada tujuan akhir agar teknologi yang dihasilkan pada kegiatan ini dapat dimanfaatkan oleh pengguna, perlu dilaksanakan beberapa tahapan pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan, yaitu: • • • •
Diseminasi teknologi melalui kegiatan pameran, seminar dan pelatihan. Pembuatan brosur/leaflet, poster dan penulisan artikel populer yang menjelaskan produk teknologi ini. Instalasi prototipe produk di lapangan sebagai demo pilot produk teknologi pemantauan kualitas air online berbasis OSS. Disusunnya analisis biaya investasi dan produksi sistem peralatan ini.
17
2.4.1. Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Berikut ini adalah kerangka pemanfaatan hasil litbangyasa produk teknologi pemantauan kualitas air online berbasis OSS : Publikasi Oleh BPPT
Brosur/leaflet Poster
Produk Online Monitoring
artikel populer & ilmiah
Desiminasi Teknologi
Promosi Marketing
Pameran & Seminar
Pelatihan
Industri/PDAM/Pemda Gambar 5. Diagram Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Gambar diagram kerangka pemanfaatan hasil litbangyasa di atas menjelaskan bahwa BPPT sebagai penyedia teknologi ini melalui Pusat Teknologi Lingkungan akan menyusun dokumen publikasi berupa brosur/leaflet, poster, artikel populer, semi ilmiah dan ilmiah, serta informasi di situs PTL untuk melaksanakan kegiatan diseminasi teknologi pemantauan kualitas air online, yang berupa promosi produk, pameran dan seminar serta pelatihan yang ditujukan kepada industri yang menggunakan air baku dan menghasilkan air limbah, PDAM sebagai unit usaha penyedia air bersih di daerah, dan pemerintah daerah yang mempunyai kewenangan dalam pengendalian pencemaran kualitas air.
2.4.2. Strategi Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Untuk menjalankan kerangka pemanfaatan hasil litbangyasa produk teknologi pemantauan kualitas air online berbasis OSS ini perlu disusun strategi sebagai berikut : •
•
•
Produk Onlimo GSM yang merupakan produk online monitoring yang pernah dikembangkan sebelumnya dapat dijadikan sebagai model pertama sistem pemantauan kualitas air. Untuk memenuhi kebutuhan teknologi monitoring kualitas air bagi industri besar dan PDAM di tingkat provinsi, Onlimo GSM dapat dijadikan sebagai alternatif teknologinya. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan teknologi ini bagi industri kecil dan PDAM di tingkat daerah yang lebih kecil Onlimo OSS dapat dijadikan sebagai alternatif teknologinya. 18
•
•
Pendekatan kelembagaan perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan teknologi pemantuan kualitas air yang menunjang kegiatan instansi seperti BPLHD di daerah. Kerjasama dapat dilakukan dengan mengaplikasikan beberapa unit produk ini yang didanai oleh BPPT atau Kementerian Ristek dengan Pemerintah Daerah yang menyediakan lokasi dan biaya operasional setiap tahunnya.
2.4.3. Indikator Keberhasilan Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Indikator keberhasilan pemanfaatan hasil litbangyasa produk teknologi pemantauan kualitas air online ini adalah sebagai berikut : • • • •
Dikenalnya teknologi ini oleh mitra pengguna. Diaplikasikannya produk teknologi ini oleh mitra untuk menunjang kegiatan pemantauan kualitas air. Secara bertahap tersusunnya informasi kualitas air di suatu daerah yang dipublikasikan oleh mitra pengguna. Adanya umpan balik dari mitra pengguna untuk perbaikan sistem peralatan dengan peningkatan mutu dan fitur produk teknologi ini.
2.4.4. Perkembangan Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Teknologi pemantauan kualitas air online yang dikembangkan oleh Pusat Teknologi Lingkungan BPPT dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis teknologi, yaitu teknologi Onlimo GSM yang berbasis software legal MS Windows dan menggunakan jaringan inftrastruktur GSM dan teknologi Onlimo OSS yang berbasis perangkat lunak sumber terbuka dan menggunakan jaringan komunikasi intranet. Perkembangan pemanfaatan produk ini dapat diuraikan sebagai berikut : •
Produk onlimo GSM telah diaplikasikan di bererapa mitra pengguna, di antaranya untuk memantau kualitas air danau maninjau, perairan pantai di pelabuhan tanjung pinang, dan intake PDAM Kota Pontianak yang berasal dari sungai Kapuas.
•
Produk teknologi onlimo GSM yang sudah dikembangkan sejak tahun 2008 telah mengalami beberapa kali perbaikan. Perbaikan ini diperoleh dari hasil masukan selama diimplementasikan di lapangan.
•
Untuk kebutuhan teknologi pemantauan kualitas air online dalam cakupan area yang lebih kecil, misalnya pemantuan air limbah di industri atau pemantauan kualitas air olahan di PDAM khususnya di daerah dibutuhkan teknologi yang murah dalam pengadaanya. Untuk itu produk onlimo OSS dikembangkan sebagai alternatif teknologinya.
•
Secara lisan telah disosialisasikan teknologi onlimo OSS ini kepada mitra pengguna pada saat koordinasi. Produk ini tengah dikembangkan dengan progress perkembangan kurang lebih 50%.
19
BAB III RENCANA TINDAK LANJUT 3.1.
Rencana Pelaksanaan Pencapaian Target Kinerja
Tindak lanjut pelaksanaan pencapaian target kinerja dilakukan seusai jadwal rencana kegiatan. Untuk itu disusun rencana pelaksanan sebagai berikut :
3.2.
•
Penyusunan dokumen disain sistem integrasi hardware yang saat ini baru mencapai sekitar 75% diharapkan pada bulan ke VII dapat mencapai 100%.
•
Penyusunan dokumen disain sistem software control sensor dan database monitoring yang saat ini baru mencapai sekitar 75% diharapkan pada bulan ke VII dapat mencapai 100%.
•
Kegiatan integrasi hardware dan pengembangan software yang saat ini masing-masing baru mencapai sekitar 60% diharapkan pada bulan ke V integrasi hardware dapat mencapai 100% dan pengembangan software pada bulan ke VII dapat mencapai 100%.
•
Pada bulan ke V diharapkan prototipe hardware data logger dan versi beta software yang sedang dikembangkan dapat diujicobakan untuk menemukan beberapa kesalahan/bug/error guna peningkatan mutu produk yang sedang dikembangkan.
•
Pada bulan ke V diharapkan dapat mulai dilaksanakan penyusunan buku petunjuk perakitan dan pengoperasian sistem pemantauan kualitas air online berbasis OSS yang pada akhir bulan VII diharapkan sudah dapat dicetak.
•
Pada bulan ke VII diharapkan dapat disusun dokumen diseminasi produk ini yang berupa brosur / leaflet dan poster untuk keperluan sosialisasi hasil kegiatan.
Rencana Koordinasi Kelembagaan-Program
Rencana koordinasi kelembagaan-program kegiatan pengembanan sistem pemantauan kualitas air online berbasis OSS ini adalah sebagai berikut : •
Koordinasi antara mitra pengguna dan tim peneliti/perekayasa yang saat ini baru mencapai sekitar 30% diharapkan pada akhir kegiatan dapat mencapai 100%.
•
Pada bulan ke VII diharapkan dapat disusun dokumen diseminasi produk ini yang berupa brosur / leaflet dan poster untuk keperluan sosialisasi hasil kegiatan kepada mitra pengguna.
20
3.3.
Rencana Pemanfaatan Hasil Litbangyasa
Rencana pemanfaatan hasil litbangyasa produk pemantauan kualitas air online berbasis OSS ini adalah : •
Melakukan uji coba sistem peralatan di lokasi mitra pengguna yang hasilnya dapat dipantau bersama-sama antara tim pengembang dan tim dari mitra pengguna.
•
Pemanfaatan prototipe produk hasil litbangyasa ini akan diusahakan pada kondisi senyata mungkin untuk mengetahui tingkat kehandalan produk.
3.4.
Rencana Pengembangan ke Depan
Produk onlimo OSS yang dikembangkan saat ini adalah menggunakan protokol TCP/IP dengan media komunikasi jaringan LAN melalui perangkat USB Wireless. Jangkuan layanan pemantauan sangat bergantung kepada kekuatan perangkat wireless router / access point. Teknologi onlimo OSS hanya cocok digunakan di area industri / PDAM yang memiliki area tidak terlalu luas. Untuk pemantauan jarak jauh yang sering dilakukan oleh mitra seperti BPLHD teknologi onlimo OSS belum bisa digunakan. Oleh karena itu perlu pengembangan ke depan untuk memenuhi kebutuhan teknologi pemantauan jarak jauh. Berikut ini adalah rencana pengembangan ke depan berkaitan dengan peningkatan fitur teknologi onlimo OSS, yaitu : • Melakukan kegiatan litbang penggunaan modem GSM sebagai media komunikasi dan SMS sebagai metode pengiriman datanya. • Melakukan optimasi penggunaan power suplai listrik dengan membuat ACDC yang hanya membutuhkan daya listrik yang kecil (kurang dari 200watt). • Melakukan kegiatan litbang penggunaan solar cell sebagai alternatif power suplai secara mandiri.
21
BAB IV PENUTUP Progress kegiatan pengembangan prototipe produk teknologi pemantauan kualitas air online berbasis OSS secara umum baru mencapai sekitar 51,75%. Pelaksaan kegiatan untuk saat ini masih diprioritaskan pada kegiatan integrasi hardware data logger berbasis mainboard PC dan pengembangan aplikasi perangkat lunak pendendali sensor dan database monitoring menggunakan tools berbasis open source software. Kegiatan penyusunan dokumen kegiatan yang sesuai dengan struktur kerja kerekayasaan telah dimulai. Beberapa technical note (TN) dan technical report (TR) telah dihasilkan. Diharapkan pada bulan berikutnya dapat disusun technical document (TD) dan dimulainya penyusunan buku petunjuk perakitan dan pengoperasian sistem. Pada laporan kemajuan kegiatan ini diharapkan dapat memberikan gambar secara ringkas mengenai progress pelaksanan kegiatan pengembangan sistem pemantauan kualitas air online berbasis OSS. Diharapkan pula kami dapat memperoleh masukan dari berbagai pihak yang bersifat membangun guna peningkatan protipe produk teknologi yang akan dihasilkan. Akhirnya kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan kegiatan ini. Semoga produk onlimo OSS yang sedang dikembangkan ini dapat bermanfaat untuk pengelolaan kualitas lingkungan perairan di Indonesia.
22