Laporan Pelaksanaan GCG
│ “Mendukung tercapainya visi & misi bank….. “
I. Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Bank Metro Express menyadari pentingnya menerapkan dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin tata kelola perusahaan (good
corporate governance), mengingat perkembangan industri perbankan semakin pesat yang disertai semakin kompleknya usaha Bank dapat meningkatkan eksposure risiko Bank. Untuk
mengupayakan
sistem
perbankan
yang
sehat
dan
kuat
sebagaimana komitmen Dewan Komisaris dan Direksi, Bank Metro Express berkeyakinan bahwa penerapan prinsip GCG merupakan salah satu prasyarat mutlak dalam proses transformasi tersebut. Disamping itu, penerapan prinsip GCG secara baik dapat meningkatkan nilai tambah bagi para pemegang saham. Seiring dengan berkembangnya bisnis bank dan perubahan-perubahan dalam
bisnis
perbankan
baik
secara
nasional
maupun
global,
persaingan yang semakin ketat pada industri perbankan, maka Bank Metro Express harus menyiapkan antisipasi melalui perbaikan dan penyesuaian secara terus menerus. Dengan demikian, Bank dapat menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang handal dan mampu memberikan nilai tambah bagi Bank dan sistem perbankan secara keseluruhan.
Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2015| Bank Metro Express
1
Implementasi Penerapan Good Corporate Governance (GCG) pada dasarnya berlandaskan pada 5 (lima) prinsip dasar, yakni keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggung-jababan (responsibility), independensi (independency) dan kewajaran (fairness). Pelaksanaan good corporate governance berdasarkan pada : 1. PBI
No.
8/4/PBI/2006
tanggal
30
Januari
2006
tentang
Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) 2. PBI No.8/14/PBI/2006 tanggal 05 Oktober 2006 tentang perubahan PBI No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 3. SE No. 15/15/DPNP tanggal 29 April 2013 Perihal pelaksanaan
Good Corporate Governance bagi bank umum.
II. PELAKSANAAN TUGAS DEWAN KOMISARIS
DAN
TANGGUNG
JAWAB
Dewan Komisaris merupakan elemen Bank yang memiliki fungsi dan tanggungjawab
secara
kolegial
untuk
mengawasi,
memberikan
nasihat, dan rekomendasi kepada Direksi, serta memastikan bahwa Bank benar-benar melaksanakan GCG pada setiap lapisan dan jenjang organisasi. Jumlah Dewan Komisaris Bank Metro Express sebanyak 4 (empat) orang yang terdiri dari : 1. Marjanto Danoesapoetro, SE : Presiden Komisaris 2. Djitu Sianandar : Wakil Presiden Komisaris. 3. Bistok H. Pardede : Komisaris. 4. Cho, Young Shik : Komisaris. Berdasarkan ketentuan dalam Anggaran Dasar Dewan Komisaris bertugas melakukan pengawasan atas kebijakan Direksi dalam menjalankan tugas-tugas Bank. Uraian tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris secara umum adalah sebagai berikut : 1. Dewan Komisaris bertanggungjawab terhadap terlaksananya tugas Dewan Komisaris yang diatur dalam Anggaran Dasar Bank secara efektif dan efisien serta terpeliharanya efektivitas komunikasi antara Dewan Komisaris dan Direksi, Auditor Eksternal serta Otoritas Bank. Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2015| Bank Metro Express
2
2. Dewan Komisaris wajib memastikan bahwa Direksi Bank telah menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Satuan Kerja
Audit
Intern
(SKAI),
Auditor
Eksternal
dan
hasil
pengawasan dari Otoritas lain. 3. Dewan Komisaris memiliki Tata Tertib yang mengikat dan ditaati oleh semua Dewan Komisaris antara lain mengatur rapat Dewan Komisaris. 4. Menghadiri rapat Dewan Komisaris dan Direksi, memberikan pengarahan dan tanggapan tanggapan atas hasil yang telah dicapai oleh perusahaan. 5. Memberikan tanggapan, menyetujui dan mengesahkan rencana kerja dan anggaran jangka pendek maupun jangka panjang yang disusun oleh Direksi. 6. Memberikan bimbingan, pandangan-pandangan umum dan strategi perusahaan kepada Direksi. 7. Berdasarkan rekomendasi Komite Remunerasi dan Nominasi, mengusulkan kepada RUPS untuk menunjuk atau mengangkat seorang atau beberapa orang yang dianggap baik untuk mengisi jabatan Direksi dan memberhentikan Direksi. 8. Memberikan
pertimbangan,
petunjuk
serta
putusan
atas
permohonan kredit yang melampaui wewenang Direksi dan transaksi-transaksi lain yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris. 9. Melakukan
pemeriksaan
atas
kebenaran
laporan-laporan
manajemen secara berkala. 10. Menyetujui penyesuaian skala gaji dan fasilitas serta benefit bagi anggota Direksi dan diajukan kepada RUPS. 11. Menghadiri
rapat
pertanggung-jawaban
Direksi
setelah
berakhirnya masa jabatan Direksi perusahaan. 12. Menyetujui,
mengevaluasi,
dan
melaksanakan
kebijakan-
kebijakan yang disusun oleh Direksi sesuai ketentuan Bank Indonesia, antara lain : kebijakan Manajemen Risiko, kebijakan Prinsip
Mengenal
Nasabah,
kebijakan
Perkreditan,
dan
sebagainya. 13. Mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan kebijakan-kebijakan tersebut pada butir 9. 14. Melaksanakan tugas-tugas Komisaris sesuai dengan PBI / pedoman Good Corporate Goveranance. 15. Melaksanakan tugas-tugas lain sepanjang masih berada dalam ruang lingkup tugas dan fungsi Dewan Komisaris. Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2015| Bank Metro Express
3
Komposisi dan Kompetensi anggota Dewan Komisaris sudah sesuai dengan PBI GCG yang berlaku. Seluruh anggota Dewan Komisaris mampu bertindak dan mengambil keputusan secara independen. Sebagaimana fungsinya sebagai pengawas Bank, pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris telah memenuhi prinsipprinsip GCG. Rapat Dewan Komisaris terselenggara efektif dan efisien sesuai dengan pedoman dan tata tertib kerja Dewan Komisaris dan sesuai dengan kebutuhan Bank. Aspek transparansi anggota Dewan Komisaris
sangat
baik
dan
tidak
pernah
melanggar
ketentuan/peraturan yang berlaku.
III. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI Direksi merupakan elemen Bank yang bertanggungjawab penuh terhadap pengelolaan Bank sebagaimana yang telah ditetapkan dalam anggaran dasar. Jumlah Direksi Bank Metro Express sebanyak 5 (lima) orang yang terdiri dari : 1. Suh, Tae Won : Presiden Direktur 2. Harry Kusuma : Direktur 3. Tony Tanusaputra : Direktur Kepatuhan 4. Yoon, Ki Sung : Direktur 5. Ridwan A. Goenawan : Direktur Berdasarkan
ketentuan
Anggaran
Dasar
Direksi
bertugas
menjalankan tugas-tugas Bank sehari-hari termasuk melaksanakan rencana bisnis yang telah disetujui oleh Dewan Komisaris serta kebijakan, mengelola risiko dengan sebaik-baiknya, memonitor, mengelola asset, sumber daya manusia dan menjaga likuiditas dan reputasi Bank secara prudent (kehati-hatian). Uraian tugas dan tanggung jawab Direksi secara umum adalah sebagai berikut : 1. Melaksanakan prinsip-prinsip GCG dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. 2. Menetapkan strategi usaha dan memantau serta memastikan pelaksanaan GCG dengan memperhatikan prinsip-prinsip kehati-hatian.
Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2015| Bank Metro Express
4
3. Menyusun
Rencana
menyampaikannya
ke
Bisnis OJK
dan
Bank/merevisinya, selanjutnya
memantau
pelaksanaannya dari waktu ke waktu. 4. Menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Satuan Kerja Audit Intern (SKAI), Auditor Eksternal dan hasil pengawasan dari Otoritas lain. 5. Membawa
misi
pengenalan
perusahaan
kepada
umum
dengan melakukan fungsi humas (public). 6. Melibatkan diri dalam keanggotaan atau kepengurusan organisasi khususnya yang berkaitan dengan permasalahan perbankan
atau
keuangan
pada
tingkat
nasional
dan
tanggung-jawab
dan
internasional. 7. Melakukan
seluruh
tugas
yang
dibebankan oleh RUPS dan Dewan Komisaris dari waktu ke waktu. 8. Menandatangani surat-surat berharga dan laporan dokumen penting perusahaan mewakili Bank baik bertindak sendiri maupun bersama dengan Direksi atau Senior Officer yang diberikan wewenang. 9. Menandatangani
surat-surat
Keputusan
Direksi
secara
sendiri atau bersama-sama yang meliputi skala gaji, promosi karyawan, mutasi, pemberhentian karyawan dan memberikan penghargaan karyawan. 10. Melakukan secara sendiri atau bersama-sama dengan Direksi kegiatan peminjaman dana (berupa penjualan surat-surat berharga) dan penggunaan dana (pembelian surat-surat berharga), perusahaan
penempatan ataupun
dana,
serta
penjaminan
tindakan-tindakan
harta
lainnya
sesuai
dengan wewenang yang diberikan dan tercantum dalam Anggaran Dasar. 11. Membina hubungan baik dengan para pejabat instansi pemerintah untuk memperoleh bimbingan, pengarahan dan informasi serta memelihara hubungan baik dengan nasabah, khususnya nasabah potensial, guna menunjang usaha Bank. 12. Melakukan
tugas-tugas
penandatanganan
penunjukan
intern kuasa
lainnya Bank
berupa pada
saat
berurusan dengan pihak ketiga dalam hal diperlukannya kuasa Bank. 13. Bertanggung jawab terhadap pencapaian rencana kerja dan anggaran Bank yang telah disetujui oleh Dewan Komisaris. Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2015| Bank Metro Express
5
14. Memberikan
persetujuan
dan
menandatangani
struktur
organisasi perusahaan untuk diperlakukan baik secara intern maupun kepada pihak luar. 15. Memberikan pengarahan dan masukan dalam menyusun kebijaksanaan
strategis
sesuai
dengan ketentuan
Bank
Indonesia seperti kebijakan dan strategi Manajemen Risiko, Kebijakan Prinsip Mengenal Nasabah, Kebijakan Perkreditan,
Good Corporate Governance dan sebagainya. 16. Mengevaluasi dan bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan – kebijakan tersebut pada butir 11, pengembangan budaya manajemen risiko di seluruh jenjang organisasi, kaji ulang secara berkala metodologi, kebijakan, prosedur dan penetapan limit risiko. 17. Bertanggung jawab atas pengiriman dan penyimpanan test-
key secara Dual Custodian. 18. Melaksanakan tugas-tugas lain sepanjang masih berada dalam ruang lingkup tugas dan fungsi Direksi Bank. Seluruh anggota Direksi berpengalaman dalam menjalankan usaha Bank, telah lulus fit dan proper test serta telah disetujui Bank Indonesia, OJK yang mengindikasikan semua Direksi memiliki integritas, kompetensi dan reputasi keuangan yang baik dan memenuhi ketentuan yang berlaku. Pelaksanaan tugas dan tanggung-jawab Direksi memenuhi prinsipprinsip
GCG
berupa
responsibility
dan
transparency
kondisi
keuangan (laporan publikasi), tanggung-jawab yang jelas tiap bagian (accountability) sesuai struktur organisasi, Presiden Direktur dan Presiden Komisaris berasal dari pihak yang independen (independence) serta aktivitas Bank dijalankan sesuai dengan peraturan yang berlaku, pada setiap kegiatan usaha Bank dan seluruh
tingkatan/jenjang
organisasi
(fairness).
Rapat
Direksi
terselenggara secara efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan bank, serta aspek transparansi Direksi dijalankan dengan baik sesuai dengan peraturan yang berlaku dan tidak pernah melanggar larangan-larangan yang ditetapkan dalam peraturan yang berlaku.
Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2015| Bank Metro Express
6
IV. KELENGKAPAN KOMITE
DAN PELAKSANAAN TUGAS
Untuk mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung-jawab Dewan Komisaris, maka Komisaris dibantu oleh Komite-komite dibawah Komisaris. Komite-komite yang telah dibentuk antara lain Komite Audit, Komite Pemantau Risiko serta Komite Remunerasi dan Nominasi.
KOMITE AUDIT Sesuai dengan SK Direksi No.012/DIR-KEP/VI/2008 tgl. 02 Juni 2008 perihal Anggota Komite Audit, Anggota Komite Audit 3 (tiga) orang terdiri dari : 1. Bistok H. Pardede (Ketua Komite/Komisaris Independen). 2. Fammy Adhitya, SE (Pihak Independen ahli di bidang keuangan atau akuntansi). 3. Agus Achmad Muzayin, SH (Pihak Independen yang ahli di bidang hukum atau perbankan). Komite Audit bertugas dan bertanggung jawab untuk memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris mengenai laporan dan atau halhal lain yang disampaikan Direksi, serta mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris dengan cara : 1. Mengadakan rapat sesuai jadwal atau dapat di luar jadwal yang ditetapkan bila dianggap perlu. 2. Melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan. 3. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris, dengan melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas SKAI, Kesesuaian Pelaksanaan Audit oleh Kantor Akuntan Publik dengan Standar Audit yang berlaku, Kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntasi yang berlaku, Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan SKAI, Akuntan Publik, dan hasil pengawasan Bank Indonesia. 4. Wajib
memberikan
rekomendasi
mengenai
penunjukan
Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS. Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2015| Bank Metro Express
7
5. Melakukan
review
dengan
Direktur
Kepatuhan
tentang
berbagai masalah dan isu kepatuhan. 6. Membuat dan menyampaikan laporan kepada Dewan Komisaris Laporan atas setiap penugasan yang diberikan, Laporan berkala pelaksanaan kegiatan Komite Audit, 7. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung-jawabnya, Komite Audit memiliki akses penuh terhadap dan mendapatkan kerjasama dari manajemen dan audit internal, dan memiliki kewenangan untuk mengundang setiap Direksi dan Pejabat Eksekutif. 8. Wajib mentaati setiap ketentuan dan peraturan mengenai Tata Tertib, Etika Kerja dan Waktu Kerja yang dikeluarkan oleh Bagian Sumber Daya Manusia.
KOMITE PEMANTAU RISIKO Sesuai dengan SK Direksi BME No.017/BME/DIR-KEP/VI/2007 tgl.27 Juni 2007 yang dirubah dengan SK Direksi No. 014/DIR-KEP/VI/2008 tanggal 02 Juni 2008 perihal anggota Komite Pemantau Risiko, anggota Komite 3 (tiga) orang terdiri dari : 1. Marjanto
Danoesapoetro,
SE
(Ketua
Komite/Komisaris
Independen), 2. Fammy Adhitya, SE (Pihak Independen ahli di bidang keuangan atau akuntansi). 3. DR. M.Krisno Edi Santoso, AK, MBA (Pihak Independen yang ahli di bidang manajemen risiko, perpajakan, perbankan, dll). Uraian tugas dan tanggung jawab Komite Pemantau Risiko : 1. Mengadakan rapat sesuai jadwal atau dapat di luar jadwal yang ditetapkan bila dianggap perlu. 2. Melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko serta pemantauan atas tindak lanjut setiap penilaian prosedur dan kebijakan Manajemen Pengendalian
Risiko Risiko
pengendalian internal
dalam
rangka
Perbankan
dalam
menilai
kecukupan
kaitannya
dan keterkaitannya
dengan
dengan fungsi
perbankan lainnya.
Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2015| Bank Metro Express
8
3. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris, dengan melakukan evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaan kebijakan tersebut, kesesuaian antara setiap
perencanaan dan pengendalian
organisasi terhadap kebijakan manajemen risiko, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Satuan Kerja Manajemen Risiko. 4. Membuat
dan
menyampaikan
laporan
kepada
Dewan
Komisaris, Laporan atas setiap penugasan yang diberikan, Laporan berkala
pelaksanaan kegiatan Komite Pemantau
Risiko. 5. Wajib mentaati setiap ketentuan dan peraturan mengenai Tata Tertib, Etika Kerja dan Waktu Kerja dikeluarkan oleh Bagian Sumber Daya Manusia.
KOMITE REMUNERASI dan NOMINASI Sesuai dengan SK Direksi BME No.013/BME/DIR-KEP/VI/2008 tgl.02 Juni 2008 perihal pembentukan Komite Remunerasi dan Nominasi, anggota Komite 3 (tiga) orang terdiri dari : 1. Marjanto
Danoesapoetro,
SE
(Ketua
Komite/Komisaris
Independen). 2. Djitu Sianandar (Wakil Presiden Komisaris). 3. Noes Cornelisz (Kepala Bagian Personalia yang membawahi SDM). Uraian tugas
dan bertanggung-jawab Komite Remunerasi dan
Nominasi : 1. Mengadakan rapat sesuai jadwal atau dapat di luar jadwal yang ditetapkan bila dianggap perlu. 2. Melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan remunerasi dan nominasi serta pemantauan atas tindak
lanjut
setiap
penilaian
prosedur
dan
kebijakan
remunerasi dan nominasi dalam rangka menilai kecukupan pengendalian
intern
dan
keterkaitannya
dengan
fungsi
perbankan lainnya.
Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2015| Bank Metro Express
9
3. Dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawab yang terkait dengan
kebijakan
remunerasi,
Komite
Remunerasi
dan
Nominasi memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai Kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham, Kebijakan remunerasi bagi Pejabat Eksekutif dan pegawai
secara
keseluruhan
untuk
disampaikan
kepada
Direksi. 4. Komite Remunerasi dan Nominasi wajib memastikan bahwa kebijakan remunerasi sesuai dengan Kinerja keuangan dan pemenuhan cadangan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, Prestasi kerja individual, Kewajaran dengan peer group, dan Pertimbangan sasaran dan strategi jangka panjang bank. 5. Dalam pelaksaan tugas dan tanggungjawab yang terkait dengan kebijakan nominasi, Komite Remunerasi dan Nominasi menyusun dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai Sistem serta prosedur pemilihan dan/atau pengantian anggota Dewan Komisaris dan Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham, Calon anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham, Pihak Independen yang akan menjadi anggota Komite Audit / Komite Pemantau Risiko kepada Dewan Komisaris. 6. Membuat dan menyampaikan laporan kepada Dewan Komisaris yaitu Laporan atas setiap penugasan yang diberikan, Laporan berkala
pelaksanaan
kegiatan
Komite
Remunerasi
dan
Nominasi. 7. Wajib mentaati setiap ketentuan dan peraturan mengenai Tata Tertib, Etika Kerja dan Waktu Kerja yang berlaku. Komposisi dan kompetensi anggota Komite-Komite sudah sesuai dan memenuhi ketentuan yang berlaku. Pelaksanaan tugas KomiteKomite telah berjalan dengan baik dan efektif namun masih terdapat kelemahan minor. Rekomendasi Komite-Komite bermanfaat dan dapat
dipergunakan
sebagai
bahan
acuan
keputusan
Dewan
Komisaris. Penyelenggaraan rapat Komite-Komite berjalan sesuai dengan pedoman dan tata tertib kerja serta terselenggara secara efektif dan efisien. Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2015| Bank Metro Express
10
PROGRAM KERJA KOMITE-KOMITE dan REALISASINYA Komite Audit telah mengadakan rapat komite sebanyak 4 (empat) kali untuk
membahas
sejumlah
tugas
dan
tanggungjawab.
Telah
melaksanakan tugas utamanya melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta pemantauan atas tindak
lanjut
pengendalian keuangan.
hasil intern
audit
dalam
termasuk
rangka
kecukupan
Memberikan rekomendasi
menilai
kecukupan
proses
pelaporan
kepada Dewan Komisaris,
dengan melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas SKAI, Kesesuaian Pelaksanaan Audit oleh Kantor Akuntan Publik dengan Standar Audit yang berlaku, Kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntasi yang berlaku, Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan SKAI, Akuntan Publik, dan hasil pengawasan Bank Indonesia. Serta telah memberikan rekomendasi mengenai penunjukan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS. Komite Pemantau Risiko telah mengadakan rapat komite sebanyak 4 (empat) kali untuk membahas sejumlah tugas dan tanggungjawab. Telah melaksanakan tugas utamanya melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko serta pemantauan atas tindak lanjut setiap penilaian prosedur dan kebijakan Manajemen Risiko dalam rangka menilai kecukupan Pengendalian Risiko Perbankan dalam kaitannya dengan pengendalian internal dan keterkaitannya dengan fungsi perbankan lainnya. Memberikan
rekomendasi
kepada
Dewan
Komisaris,
dengan
melakukan evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaan kebijakan tersebut, kesesuaian antara setiap perencanaan dan pengendalian organisasi terhadap kebijakan manajemen risiko, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Satuan Kerja Manajemen Risiko. Komite Pemantau Risiko secara rutin mengadakan pertemuan dan membuat rekomendasi kepada Dewan Komisaris jika dianggap perlu. Dalam rapat-rapat tersebut, komite dapat mengundang pihak-pihak yang dianggap relevan dan terkait dengan masalah risiko yang akan dibahas.
Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2015| Bank Metro Express
11
Komite Remunerasi dan Nominasi telah mengadakan rapat komite sebanyak 4 (empat) kali untuk membahas sejumlah tugas dan tanggungjawab. Telah melaksanakan tugas utamanya melakukan pemantauan
dan
evaluasi
atas
perencanaan
dan
pelaksanaan
remunerasi dan nominasi serta pemantauan atas tindak lanjut setiap penilaian prosedur dan kebijakan remunerasi dan nominasi dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern dan keterkaitannya dengan fungsi perbankan lainnya. Dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawab yang terkait dengan kebijakan remunerasi, Komite Remunerasi dan Nominasi memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai Kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham, Kebijakan remunerasi bagi Pejabat Eksekutif dan pegawai secara keseluruhan untuk disampaikan kepada Direksi. Komite Remunerasi dan Nominasi telah memastikan bahwa kebijakan remunerasi
sesuai
dengan
Kinerja
keuangan
dan
pemenuhan
cadangan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, Prestasi kerja individual, Kewajaran dengan peer group, dan Pertimbangan sasaran dan strategi jangka panjang Bank.
V. PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN Bank telah memiliki kebijakan sesuai dengan Pedoman GCG, Jika ada benturan kepentingan akan diungkapkan dalam setiap keputusan dan akan di dokumentasikan dengan baik oleh Sekretaris Direksi, Selama tahun 2015 tidak pernah terjadi benturan kepentingan apapun yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan Bank.
VI. PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN BANK Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan pada pokoknya mempunyai tugas dan tanggung-jawab sebagai berikut : 1. Merumuskan strategi guna mendorong terciptanya Budaya Kepatuhan Bank; 2. Mengusulkan
kebijakan
kepatuhan
atau
prinsip-prinsip
kepatuhan yang akan ditetapkan oleh Direksi;
Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2015| Bank Metro Express
12
3. Menetapkan system dan prosedur kepatuhan yang akan digunakan untuk menyusun ketentuan dan pedoman internal Bank; 4. Memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, system dan prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan Bank telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 5. Meminimalkan dan mengelola Risiko Kepatuhan yang dihadapi oleh Bank; 6. Melakukan tindakan pencegahan agar kebijakan dan/atau keputusan yang diambil Direksi Bank atau Pimpinan Kantor Cabang Bank Asing tidak menyimpang dari ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 7. Melakukan tugas-tugas lainnya yang terkait dengan Fungsi Kepatuhan. Kepatuhan Bank telah dilaksanakan dengan baik, seoptimal mungkin tidak melakukan pelanggaran terhadap ketentuan dan komitmen yang telah dibuat, pelaksanaan tugas dan independensi Direktur Kepatuhan berjalan dengan baik. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dalam rangka menjaga independensi Direktur Kepatuhan, maka Direktur Kepatuhan Bank Shinhan Indonesia tidak merangkap sebagai Direktur Utama dan tidak membawahi kegiatan operasional, akuntansi dan/atau SKAI. Memahami peraturan perundang-undangan serta mampu bekerja secara independen. Direktur Kepatuhan dan Satuan Kerja Kepatuhan melakukan review secara berkala
mengenai
kepatuhan satuan kerja operasional,
pedoman, sistem dan prosedur kerja seluruh jenjang organisasi dan sesuai dengan kebutuhan Bank, ketentuan dan perundang undangan yang berlaku.
VII. PENERAPAN FUNGSI AUDIT INTERN Fungsi Audit Intern dilaksanakan oleh Satuan Kerja Audit Intern (SKAI), yang merupakan lembaga yang independen terhadap satuan kerja operasional, satuan kerja kepatuhan, satuan kerja manajemen risiko serta bertanggung-jawab langsung kepada Presiden Direktur.
Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2015| Bank Metro Express
13
Pelaksanaan Audit Intern mengacu kepada Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Umum (SPFAIB), Piagam Audit Intern (Internal Audit Charter), Pedoman Audit Intern Berbasis Risiko, serta Rencana Audit Tahunan. Secara umum ruang lingkup kerja pemeriksaan SKAI adalah meliputi segala
kegiatan
pemeriksaan
secara
independen,
evaluasi
kecukupan dan keefektifan sistem pengendalian intern, evaluasi sistem dan prosedur kerja serta penyimpangan kerja lainnya. Pelaksanaan fungsi Audit Intern telah berjalan sangat efektif sesuai dengan ukuran dan kompleksitas usaha Bank yang tidak terlalu besar serta SKAI menjalankan fungsinya secara independen dan obyektif. Kecukupan kualitas pengendalian intern, manajemen risiko, dan proses tata kelola perusahaan, kewenangan SKAI mencakup sebagai berikut : 1. Melakukan pemantauan dan tindakan koreksi penyimpangan. 2. Melakukan tugas lainnya dalam melakukan fungsi pengawasan di semua tingkat organisasi. 3. Mengidentifikasi segala kemungkinan untuk memperbaiki dan meningkatkan efisiensi dan efektifitas penggunaan SDM dan keuangan yang sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan. 4. Memberikan saran perbaikan dan informasi yang obyektif tentang kegiatan yang diperiksa oleh SKAI pada semua tingkatan manajemen. 5. Meyakini bahwa risiko teridentifikasi dan dikelola secara wajar. 6. Meyakini
bahwa
interaksi
dengan
berbagai
unit
kerja
(governance proses) terlaksana seperti yang dibutuhkan. 7. Peningkatan
kualitas
pengendalian
intern
secara
berkesinambungan. 8. Melakukan evaluasi regulasi yang berdampak secara signifikan terhadap perusahaan yang dapat di identifikasi dan dikelola sewajarnya.
Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2015| Bank Metro Express
14
VIII. PENERAPAN FUNGSI AUDIT EKSTERN Fungsi audit ekstern dilaksanakan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) “Drs. J. Tanzil dan Rekan” yang terdaftar di Bank Indonesia. Bank telah memenuhi aspek-aspek ketentuan dalam proses penunjukan KAP antara lain Akuntan Publik dan KAP terdaftar di Bank Indonesia, penunjukan dengan memperhatikan rekomendasi dari
Komite
Audit
melalui
Dewan
Komisaris
serta
dalam
pelaksanaan audit juga mengacu kepada PBI No.14/14/PBI/2012 tanggal 18 Oktober 2012, SE BI No.14/35/DPNP tanggal 10 Desember 2012 perihal laporan tahunan bank umum dan laporan tahunan tertentu yang disampaikan kepada BI. Tugas dari KAP tersebut adalah melaksanakan audit sesuai dengan standard auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (standard auditing yang berlaku umum). Adapun tujuan audit tersebut adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran penyajian laporan keuangan perusahaan dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
IX. PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERMASUK SISTEM PENGENDALIAN INTERN TUJUAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO Manajemen Risiko adalah serangkaian prosedur dan metodologi yang digunakan
untuk
mengidentifikasi,
mengukur,
memantau,
dan
mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha bank. Adapun tujuan penerapan manajemen risiko adalah untuk membantu Direksi dalam melakukan pengelolaan Bank dan memitigasi potensi risiko secara sehat, berkesinambungan serta berkaitan dengan risiko bisnis yang berkembang dan menjaga agar aktifitas operasional tidak menimbulkan kerugian yang melebihi kemampuan untuk menyerap kerugian tersebut. Tujuan yang lain adalah mengantisipasi produk dan transaksi baru yang kompleks, ketentuan regulator (BI), agar Bank dapat survive, hasil usaha (return) harus sesuai dengan risiko yang diambil, serta untuk mengukur performance unit business.
Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2015| Bank Metro Express
15
ORGANISASI MANAJEMEN RISIKO Penerapan manajemen risiko di bawah Direktur Kepatuhan dijalankan secara efektif oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) yang telah disesuaikan
dengan
tujuan,
kebijakan
usaha,
ukuran
dan
kompleksitas usaha serta kemampuan Bank. Direksi menjalankan tugas dan tanggung jawab secara maksimal sesuai dengan kebutuhan dan kompleksitas usaha, diantaranya melakukan kaji ulang terhadap metodologi penilaian risiko, kecukupan implementasi SIM dan ketepatan
kebijakan,
prosedur
dan
penetapan
limit.
Adapun
wewenang dan tanggung jawab SKMR adalah sebagai berikut : 1. Memantau pelaksanaan strategi manajemen risiko yang telah disetujui Direksi sesuai dengan pedoman manajemen risiko bank. 2. Memantau posisi risiko secara keseluruhan (composite), per jenis risiko dan per aktivitas fungsional serta melakukan stress
testing (jika perlu). 3. Kaji-ulang secara berkala terhadap proses manajemen risiko. 4. Mengkaji usulan aktivitas dan atau produk baru. 5. Evaluasi terhadap akurasi model dan validitas data yang digunakan
untuk
mengukur
risiko,
bagi
bank
yang
menggunakan model untuk keperluan intern (internal model). 6. Memberikan rekomendasi kepada satuan kerja operasional atau risk taking unit dan atau kepada Komite Manajemen Risiko, sesuai kewenangan yang dimiliki. 7. Menyusun dan menyampaikan laporan profil risiko triwulanan kepada Bank Indonesia, Komite Manajemen Risiko, Komisaris, Direksi, SKAI, dll 8. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang berhubungan dengan manajemen risiko atau berdasarkan instruksi dari Direksi. Di level Direksi telah di-bentuk Komite Manajemen Risiko yang beranggotakan
Direksi
dan
Pejabat
senior
yang
mempunyai
wewenang dan tanggung-jawab sebagai berikut : 1. Menyusun kebijakan manajemen risiko serta perubahannya jika diperlukan penyesuaian dengan perkembangan makro dan mikro ekonomi, termasuk strategi manajemen risiko dan
contingency plan apabila kondisi eksternal tidak normal terjadi.
Penyusunan
di-maksud
dilakukan
bersama-sama
dengan Pimpinan Satuan Kerja Operasional dan Pimpinan Satuan Kerja Manajemen Risiko. Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2015| Bank Metro Express
16
2. Memperbaiki atau menyempurnakan penerapan manajemen risiko yang dilakukan secara berkala maupun bersifat insidentil sebagai akibat dari suatu perubahan kondisi eksternal dan internal bank yang mempengaruhi kecukupan permodalan dan profil risiko bank serta hasil evaluasi terhadap efektifitas penerapan tersebut. 3. Menetapkan (justification) atas hal-hal yang terkait dengan keputusan-keputusan bisnis yang menyimpang dari prosedur normal (irregularities), seperti keputusan pelampauan ekspansi usaha yang signifikan dibandingkan dengan rencana bisnis bank yang telah ditetapkan sebelumnya atau pengambilan posisi/eksposur risiko yang melampaui limit yang telah ditetapkan.
Justifikasi
ini
disampaikan
dalam
bentuk
rekomendasi kepada Presiden Direktur berdasarkan suatu pertimbangan bisnis dan hasil analisis yang terkait dengan transaksi
atau
kegiatan
usaha
bank
tertentu
sehingga
memerlukan adanya penyimpangan terhadap prosedur yang telah ditetapkan oleh Bank. Di level Komisaris telah di bentuk Komite Pemantau Risiko yang beranggotakan Komisaris Independen dan Pihak Independen dengan tugas dan tanggung-jawab sebagai berikut : 1. Mengadakan rapat sesuai jadwal atau dapat di luar jadwal yang ditetapkan bila dianggap perlu. 2. Melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko serta pemantauan atas tindak lanjut setiap penilaian prosedur dan kebijakan Manajemen Pengendalian
Risiko Risiko
pengendalian internal
dalam
rangka
Perbankan
dalam
menilai
kecukupan
kaitannya
dan keterkaitannya
dengan
dengan fungsi
perbankan lainnya. 3. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris, dengan melakukan evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaan kebijakan tersebut, kesesuaian antara setiap
perencanaan dan pengendalian
organisasi terhadap kebijakan manajemen risiko, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas SKMR.
Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2015| Bank Metro Express
17
4. Membuat
dan
menyampaikan
laporan
kepada
Dewan
Komisaris, Laporan atas setiap penugasan yang diberikan, Laporan berkala
pelaksanaan kegiatan Komite Pemantau
Risiko. 5. Wajib mentaati setiap ketentuan dan peraturan mengenai Tata Tertib, Etika Kerja dan Waktu Kerja dikeluarkan oleh Bagian Sumber Daya Manusia. PROSES MANAJEMEN RISIKO Manajemen
efektif
dan
maksimal
dalam
mengidentifikasi
dan
mengendalikan seluruh risiko Bank termasuk yang berasal dari produk dan aktivitas baru serta akibat perubahan kondisi pasar. Manajemen secara aktif dan berpengalaman dalam mengelola risiko dan memastikan tersedianya kebijakan dan penetapan limit yang didukung oleh prosedur (pedoman kerja), laporan, dan sistem informasi yang cukup memadai menyediakan informasi dan analisis secara akurat dan tepat waktu kepada manajemen termasuk langkah menghadapi perubahan kondisi pasar, dan memelihara kondisi internal Bank yang sehat, membangun kesadaran dan budaya manajemen risiko (risk culture) terhadap seluruh jenis risiko, mengembangkan penilaian risiko inheren dan risk control system melalui laporan profil risiko triwulanan. Prosedur pengendalian intern dan audit SKAI komprehensif dan sesuai dengan tujuan, ukuran dan kompleksitas usaha bank dan risiko yang dihadapi Bank. Manajemen secara efektif dalam memantau kesesuaian kondisi Bank dengan prinsip pengelolaan Bank yang sehat dan ketentuan yang berlaku serta kebijakan dan prosedur intern Bank. Identifikasi Risiko, bersifat proaktif, mencakup seluruh aktivitas bisnis bank dan dilakukan dalam rangka menganalisa sumber dan kemungkinan timbulnya risiko serta dampaknya. Risiko dapat timbul atau berubah sesuai dengan kondisi Bank, antara lain : 1. Perubahan kegiatan operasional Bank 2. Perubahan susunan personalia 3. Perubahan sistem informasi 4. Pertumbuhan yang cepat pada kegiatan usaha tertentu Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2015| Bank Metro Express
18
5. Perkembangan teknologi 6. Pengembangan jasa, produk atau kegiatan baru 7. Terjadinya penggabungan usaha (merger), konsolidasi, akuisisi dan restrukturisasi Bank 8. Perubahan dalam sistem akuntansi 9. Ekspansi usaha 10. Perubahan hukum dan peraturan 11. Perubahan perilaku serta ekspektasi nasabah Pengukuran
Risiko,
disesuaikan
kompleksitas
kegiatan
usaha
dengan
Bank.
karakteristik
Pengukuran
risiko
dan secara
kuantitatif atau kualitatif digunakan untuk mengukur eksposur risiko Bank sebagai acuan untuk melakukan pengendalian. Pengukuran risiko dilakukan secara berkala baik untuk produk, portofolio maupun seluruh aktivitas bisnis Bank. Mengukur sensitivitas produk/aktivitas terhadap perubahan faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik dalam kondisi normal maupun tidak normal untuk eksposur risiko secara
keseluruhan
(aggregate)
maupun
per
risiko,
dengan
mempertimbangkan keterkaitan antar risiko (risk correlation). Pemantauan
Risiko,
mencakup
pemantauan
terhadap
besarnya
eksposur risiko, toleransi risiko, kepatuhan limit internal maupun konsistensi pelaksanaan dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan. Pengendalian Risiko, mengacu pada kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan. Pengendalian risiko untuk mencegah hal-hal yang dapat membahayakan kelangsungan usaha Bank. Pengendalian risiko disesuaikan dengan eksposur risiko maupun tingkat risiko yang akan diambil dan toleransi risiko. Pengendalian risiko dapat dilakukan dengan berbagai cara mekanisme lindung nilai dan metode mitigasi risiko
seperti
asuransi
serta
penambahan
modal
Bank
untuk
menyerap potensi kerugian. Sistem Informasi Manajemen Risiko, dimiliki dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan Bank dalam rangka penerapan manajemen risiko yang efektif untuk mendukung pelaksanaan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko. Sistem informasi manajemen risiko harus dapat memastikan tersedianya informasi yang akurat, lengkap, informatif, tepat waktu dan dapat diandalkan Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2015| Bank Metro Express
19
untuk digunakan Dewan Komisaris, Direksi dan satuan kerja yang terkait dalam penerapan manajemen risiko untuk menilai, memantau dan
memitigasi
risiko
yang
dihadapi
Bank
baik
risiko
keseluruhan/komposit maupun per risiko dan/atau dalam rangka proses pengambilan keputusan oleh Direksi. Profil Risiko Fokus dan penilaian risiko mencakup 8 (delapan) hal yaitu credit risk,
market risk, operational risk, liquidity risk, legal risk, reputation risk, strategic risk dan compliance risk. Disamping menilai risiko yang melekat pada aktivitas fungsional (inheren risk), Satuan Kerja Manajemen
Risiko
(SKMR)
juga
menilai
kualitas
penerapan
manajemen risiko untuk masing-masing jenis risiko yang meliputi; Tata kelola risiko (risk governance);
Perumusan
tingkat
risiko
yang
akan
diambil
(risk
appetite) dan toleransi risiko (risk tolerance)
Kecukupan pengawasan aktif oleh Dewan Komisaris dan Direksi
termasuk
pelaksanaan
kewenangan
dan
tanggung-jawab Dewan Komisaris dan Direksi Kerangka manajemen risiko
Strategi manajemen risiko yang searah dengan tingkat risiko yang akan diambil dan toleransi risiko
Kecukupan
perangkat
organisasi
dalam
mendukung
terlaksananya manajemen risiko secara efektif termasuk kejelasan wewenang dan tanggung jawab
Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit
Proses manajemen risiko, sistem informasi, dan sumber daya manusia
Proses
identifikasi,
pengukuran,
pemantauan,
dan
pengendalian risiko
Kecukupan sistem informasi manajemen risiko
Kecukupan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia dalam mendukung efektivitas proses manajemen risiko
Sistem pengendalian risiko
Kecukupan sistem pengendalian intern
Kecukupan kaji ulang oleh pihak independen (independen
review) dalam Bank, baik oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) maupun oleh Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2015| Bank Metro Express
20
Menurut penilaian SKMR terhadap aktivitas fungsional (inherent risk) adalah Low to Moderate (2), dan penilaian terhadap kualitas penerapan manajemen risiko adalah memadai (satisfactory). Secara keseluruhan predikat profil risiko adalah peringkat 2 yang mencerminkan kondisi bank yang secara umum sehat sehingga dinilai mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya. Terkait dengan risiko hukum (legal risk), selama tahun 2015 tidak ada gugatan yang diajukan dan tidak ada kerugian yang dialami Bank. Kebijakan Bank berupa prinsip kehati-hatian sehubungan dengan perjanjian yang dibuat oleh Bank sudah cukup memadai dan memenuhi
syarat
sahnya
perjanjian,
sehingga
kemungkinan
timbulnya gugatan semakin kecil. KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO Kebijakan manajemen risiko merupakan arahan tertulis dalam menerapkan manajemen risiko yang sejalan dengan visi, misi, dan strategi bisnis. Kebijakan dalam menjalankan bisnis Bank, harus memperhatikan karakteristik dan kompleksitas kegiatan usaha, tingkat risiko yang akan diambil dan toleransi risiko, profil risiko serta peraturan yang ditetapkan otoritas dan/atau praktek perbankan yang sehat. Penetapan risiko yang terkait dengan produk dan transaksi perbankan yang didasarkan atas hasil analisis yang meliputi proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko serta sistem informasi manajemen risiko dalam rangka menilai secara tepat eksposur risiko pada setiap produk dan transaksi perbankan serta
aktivitas
bisnis.
Pengambilan
keputusan
bisnis
harus
memperhatikan prinsip kehati-hatian. Penetapan kewenangan dan besaran limit secara berjenjang termasuk batasan transaksi serta toleransi risiko ditetapkan oleh Direksi. Bank harus memiliki dengan jelas rencana kelangsungan usaha (business continuity plan atau
business
continuity
management)
atas
kemungkinan
kondisi
eksternal dan internal terburuk sehingga kelangsungan usaha bank dapat dipertahankan termasuk rencana pemulihan bencana (disaster
recovery plan) dan rencana kontinjensi (contingency plan).
Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2015| Bank Metro Express
21
SISTEM PENGENDALIAN INTERN Sistem
pengendalian
intern
yang
handal
dan
efektif
menjadi
tanggung jawab dari seluruh satuan kerja operasional dan satuan kerja pendukung serta satuan kerja audit intern. Proses penerapan manajemen risiko yang efektif harus dilengkapi dengan sistem pengendalian intern yang andal. Penerapan sistem pengendalian intern secara efektif dapat membantu pengurus Bank menjaga aset Bank, menjamin tersedianya pelaporan keuangan dan manajerial yang dapat dipercaya, meningkatkan kepatuhan Bank terhadap ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta mengurangi risiko terjadinya kerugian, penyimpangan dan pelanggaran prinsip kehati-hatian.
X. PENYEDIAAN DANA KEPADA PIHAK TERKAIT (RELATED PARTY) DAN PENYEDIAAN DANA BESAR (LARGE EXPOSURES). Bank telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur yang tertulis dan jelas untuk penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar berikut monitoring dalam pedoman Kebijakan Perkreditan Bank, Pedoman Pelaksanaan Kredit, Pedoman Manajemen Risiko, Pedoman GCG, dll. Saat ini tidak ada pelanggaran dan pelampauan BMPK. Dalam melakukan analisa dan pengambilan keputusan kredit oleh Komite Kredit mengacu kepada Kebijakan Perkreditan Bank yang telah ditetapkan serta tidak ada bedanya dalam memberikan kredit kepada siapapun termasuk kepada pihak terkait. Pemutus Kredit bertindak hati-hati dan Independen serta tidak pernah ada intervensi dari pihak manapun. Sesuai dengan rencana bisnis (business plan) target penyediaan dana maupun realisasinya kepada pihak terkait kecil sekali hal ini untuk mencegah terjadi conflict of interest. Sesuai dengan Kebijakan Perkreditan Bank fokus/target pasar adalah small dan medium
enterprices (UMKM).
Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2015| Bank Metro Express
22
Baki debet dlm Jutaan Rp
No.
Penyediaan Dana
Jumlah Debitur
Baki Debet
1.
Kepada Pihak terkait
4
Rp. 672
2.
Kepada Debitur Inti: a. Individu b. Group
3 7
Rp. 43.041 Rp. 173.920
XI. RENCANA STRATEGIS BANK Rencana bisnis (business plan) telah di susun secara lengkap dan realistis serta sesuai dengan visi dan misi Bank dan Peraturan Bank Indonesia (PBI) tentang rencana bisnis Bank yang berlaku. Rencana
bisnis
(business
plan)
disusun
realistis
dan
telah
memperhatikan seluruh faktor eksternal dan faktor internal (SWOT), prinsip kehati-hatian dan azas perbankan yang sehat. Realisasi rencana bisnis ada kalanya melampaui target ada kalanya tidak mencapai target sesuai dengan pergerakan ekonomi nasional yang gampang bergejolak. Rencana Jangka Pendek
Dengan mencermati perkembangan usaha yang tidak terlalu besar, persaingan usaha yang semakin kompetitif, risiko yang semakin
meningkat
di-masa
yang
akan
datang
sehingga
memerlukan back-up modal yang kuat. Bank Metro Express telah mendapatkan investor strategis untuk menanamkan modalnya setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan. Hal ini kami harapkan dapat memperkuat struktur permodalan sekaligus
memperkuat
manajemen
yang
diharapkan
dapat
membuat Bank Metro Express berkembang dengan lebih cepat, kuat dan lebih profesional.
Mempertahankan Tingkat Kesehatan Bank dan ratio keuangan yang telah berhasil di-capai dengan baik.
Mewujudkan Bank yang berkembang secara wajar (organik) dan non organik.
Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2015| Bank Metro Express
23
Senantiasa menerapkan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit terutama memperkuat Risk Control System (RCS) aktivitas perkreditan,
operasional
dan
treasury
serta
melakukan
monitoring / pengawasan yang ketat terhadap kualitas portofolio kredit yang diberikan.
Memperkuat manajemen risiko (8 risiko), khususnya risiko likuiditas agar likuiditas selalu terjaga dengan baik dalam menghadapi gejolak ekonomi yang dapat berubah setiap saat.
Berusaha meningkatkan laba yang diperoleh sesuai dengan azasazas perbankan yang sehat dan konservatif.
Menjadi
Bank
yang
ikut
berperan
dalam
menunjang
perekonomian nasional dengan membiayai sektor UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah).
Menjadi Bank yang mampu memberikan kesejahteraan kepada stake-holder serta terus berusaha meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Meningkatkan hubungan baik dan kekeluargaan dengan seluruh nasabah/debitur.
Melaksanakan dan menerapkan risk based (risk management) sesuai aturan BI/OJK dengan sebaik-baiknya.
Melaksanakan “Prinsip Mengenal Nasabah” secara konsisten sesuai aturan BI/PPATK.
Meningkatkan kualitas dan kemampuan SDM, khususnya dalam jangka pendek yang berhubungan dengan program sertifikasi manajemen risiko.
Mengantisipasi dengan terus meningkatkan efisiensi operasional sejalan dengan potensi lonjakan biaya di masa yang akan datang.
Melaksanakan dengan sebaik-baiknya semua aturan perbankan yang ditetapkan oleh BI/OJK.
Melanjutkan peningkatkan kemampuan Teknologi Informasi. Meningkatkan Dana Pihak Ketiga dengan pendekatan kekeluargaan kepada relasi, nasabah maupun debitur yang sudah ada serta perekrutan tenaga marketing yang baru yang mempunyai relasi bisnis yang luas. Ekspansi kredit (lending) terfokus kepada UMKM yang bergerak pada sektor-sektor usaha industri pengolahan, perdagangan, dan usaha kecil lainnya. (data histories 30 September 2015 rasio total kredit UMKM terhadap total kredit adalah 52.33%).
Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2015| Bank Metro Express
24
Rencana Jangka Menengah/Panjang
Terus meningkatkan kemampuan teknologi informasi Bank.
Meningkatkan Integritas, kompetensi, kualitas dan kemampuan SDM untuk mengantisipasi persaingan perbankan di masa yang akan datang. Melakukan antisipasi terhadap kemungkinan-kemungkinan perubahan yang terjadi baik di sektor riil maupun non-riil (perkembangan ekonomi makro nasional dan global). Menerapkan Basel III khususnya likuiditas, sesuai dengan Peraturan (roadmap) BI/OJK dan disesuaikan dengan ukuran dan kompleksitas usaha.
XII. TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN, LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PELAPORAN INTERNAL Bank transparan dalam menyampaikan informasi keuangan dan non-keuangan kepada publik melalui media yang cukup terkenal di masyarakat dan telah sesuai dengan tata cara, jenis dan cakupan sebagaimana di atur dalam Peraturan Bank Indonesia tentang Transparansi Kondisi Keuangan dan telah disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Cakupan informasi keuangan dan non-keuangan tersedia secara tepat waktu, lengkap, akurat, kini dan utuh. Bank transparan menyampaikan informasi produk dan jasa, menerapkan pengelolaan pengaduan nasabah dengan efektif serta memelihara data dan informasi pribadi nasabah secara memadai. Cakupan laporan pelaksanaan GCG telah disusun lengkap, akurat, terkini dan utuh, dan akan disampaikan secara tepat waktu kepada shareholder sesuai ketentuan yang berlaku. Sistem Informasi Manajemen Bank khususnya
terkait
Sistem
Pelaporan
Internal
Bank
mampu
menyediakan data dan informasi dengan tepat waktu, akurat, lengkap dan handal serta efektif untuk pengambilan keputusan manajemen.
Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2015| Bank Metro Express
25
XIII. KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DEWAN KOMISARIS SERTA HUBUNGAN KEUANGAN KELUARGA ANGGOTA DEWAN KOMISARIS LAIN, ANGGOTA DIREKSI DAN/ATAU PEMEGANG SAHAM BANK. KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DEWAN KOMISARIS – ANGGOTA DIREKSI
PEMEGANG SAHAM BANK METRO EXPRESS
1.
Shinhan Bank Co.,Ltd
97.756%
2.
PT. Metropanca Gemilang
2.244%
PT. BANK METRO EXPRESS
PT. METROPANCA GEMILANG
Marjanto Danoesapoetro, SE Djitu Sianandar Bistok H. Pardede Cho, Young Shik Suh, Tae Won Harry Kusuma Tony Tanusaputra Yoon, Ki Sung Ridwan A. Goenawan
JABATAN
KEPEMILIKAN
JABATAN
KEPEMILIKAN
Pres-Kom
--
--
--
Wakil Preskom Komisaris Komisaris Pres-Dir Direktur Direktur Direktur Direktur
---------
---------
50% --------
Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2015| Bank Metro Express
26
HUBUNGAN KEUANGAN DAN HUBUNGAN KELUARGA ANGGOTA DEWAN KOMISARIS LAIN, ANGGOTA DIREKSI DAN / ATAU PEMEGANG SAHAM BANK.
HUBUNGAN JABATAN
Marjanto Danoesapoetro, SE Djitu Sianandar Bistok H. Pardede Cho, Young Shik Suh, Tae Won Harry Kusuma Tony Tanusaputra Yoon, Ki Sung Ridwan A. Goenawan
KEUANGAN**
KELUARGA
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Tidak ada Ada* Tidak ada Tidak Ada Tidak ada Ada* Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Pres-Kom Wakil Preskom Komisaris Komisaris Pres-Dir Direktur Direktur Direrktur Direktur
*) Bapak Harry Kusuma adalah anak kandung dari Bapak Djitu Sianandar. **) Yang dimaksud dengan memiliki hubungan keuangan adalah apabila seseorang menerima penghasilan, bantuan keuangan, atau pinjaman dari Pemegang Saham Pengendali Bank.
XIV. PAKET / KEBIJAKAN FASILITAS LAIN BAGI SERTA DIREKSI
REMUNERASI DAN DEWAN KOMISARIS
Yang dimaksud dengan paket / kebijakan remunerasi dan jenis fasilitas lain bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi, antara lain meliputi : Remunerasi dalam bentuk non natura, termasuk gaji dan penghasilan
tetap
lainnya,
antara
lain
tunjangan
(benefit),
kompensasi berbasis saham, tantiem dan bentuk remunerasi lainnya, dan Fasilitas lain dalam bentuk natura / non-natura yakni penghasilan
tidak
tetap
lainnya,
termasuk
tunjangan
untuk
perumahan, transportasi, asuransi kesehatan dan fasilitas lainnya, yang dapat dimiliki maupun tidak dapat dimiliki.
Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2015| Bank Metro Express
27
JABATAN
KEBIJAKAN REMUNERASI
GAJI Marjanto Danoesapoetro, SE Djitu Sianandar Bistok H. Pardede Cho, Young Shik Suh, Tae Won Harry Kusuma Tony Tanusaputra Yoon, Ki Sung Ridwan A. Goenawan
HONOR
THR
Pres-Kom
Wakil Preskom Komisaris Komisaris Pres-Dir Direktur Direktur Direktur Direktur
JENIS REMUNERASI
INSENTIF
JUMLAH DITERIMA DALAM 1 TAHUN
dan FASILITAS LAIN DEWAN
DIREKSI
KOMISARIS ORANG
JUTAAN Rp
ORANG
JUTAAN RP
1.
2.
Remunerasi (Gaji, insentif, THR)
Fasilitas lain
4
+/-Rp. 1.303
4
+/-Rp. 1.623
--
--
--
--
JENIS REMUNERASI PER-
JUMLAH
JUMLAH
ORANG DALAM 1 TAHUN*)
DIREKSI
KOMISARIS
Diatas Rp. 2 milyar Diatas Rp.1 milyar s.d. Rp.2 milyar Diatas Rp. 500 juta s.d. Rp. 1 milyar Rp. 500 juta ke bawah
---4
--1 3
*) yang diterima secara tunai
Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2015| Bank Metro Express
28
XV. SHARE OPTION YANG DIMILIKI KOMISARIS, DIREKSI, DAN PEJABAT EKSEKUTIF KETERANGAN / NAMA
JUMLAH
JUMLAH OPSI
SAHAM
YG
HARGA
JANGK
OPSI
A
YG TELAH
(Rupiah
WAKTU
DIEKSEKUS
)
YG
DIBERIKA
DIMILIKI
N (lembar
I
(lembar
saham)
(lembar
saham)
saham)
Komisaris
-
-
-
-
-
Direksi
-
-
-
-
-
Pejabat Eksekutif
-
-
-
-
-
Total
-
-
-
-
-
XVI. RASIO GAJI TERTINGGI DAN GAJI TERENDAH RASIO GAJI (%)
TERTINGGI
TERENDAH
Komisaris
49.63%
24.93%
Direksi
48.20%
15.67%
Pegawai
3.21%
0.59%
Direksi tertinggi dan Pegawai tertinggi
14.42%
0.45%
Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2015| Bank Metro Express
29
XVII. FREKUENSI RAPAT 1. DEWAN KOMISARIS HADIR SECARA FISIK Tanggal
Marjanto
Djitu
B.H.
Corri
Cho,
Danoesapoetro,
Sianandar
Pardede
Tanopo
Young
SE
Shik
12-03-2015 11-06-2015 18-09-2015 16-10-2015
--
---
2. DIREKSI HADIR SECARA FISIK Tanggal
Sri
Ridwan A.
Harry
Lanny
Goenawan
Kusuma
Verysa
Djafar
04-03-2015 09-06-2015 14-09-2015
--
Suh,
Yoon, Ki
Tae
Sung
Won
--
Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2015| Bank Metro Express
--
30
3. KOMITE AUDIT HADIR SECARA FISIK Tanggal
05-01-2015 13-04-2015 20-08-2015 30-12-2015
Bistok. H.
Fammy
Agus Achmad
Pardede
Adhitya, SE
Muzayin, SH
4. KOMITE PEMANTAU RISIKO HADIR SECARA FISIK Tanggal
Marjanto
Fammy
DR. M.Krisno Edi
Danoesapoetro,
Adhitya, SE
Santoso, AK,
SE
12-03-2015 18-06-2015 18-09-2015 11-12-2015
MBA
5. KOMITE REMUNERASI dan NOMINASI HADIR SECARA FISIK Tanggal
Marjanto
Djitu
Danoesapoetro,
Sianandar
Noes Cornelisz
SE 25-03-2015 11-06-2015 30-07-2015 18-12-2015
Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2015| Bank Metro Express
31
XVIII. JUMLAH PENYIMPANGAN (INTERNAL FRAUD) YANG TERJADI DAN UPAYA -PENYELESAIAN OLEH BANK
INTERNAL FRAUD DALAM 1 TAHUN
JUMLAH KASUS YANG DILAKUKAN OLEH PENGURUS PEGAWAI TETAP PEGAWAI TIDAK TETAP Thn sebelum Nya
Thn berjalan
Thn sebelum nya
Thn berjalan
Thn sebelum nya
Thn berjalan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Total Fraud Telah diselesaikan Dalam proses penyelesaian di internal bank Belum diupayakan penyelesaiannya Telah ditindak lanjuti melalui proses hukum
XIX. JUMLAH PERMASALAHAN HUKUM PENYELESAIAN OLEH BANK
PERMASALAHAN HUKUM
DAN
UPAYA
JUMLAH PERDATA
PIDANA
-
-
-
-
Telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap)
Dalam proses penyelesaian Total
Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2015| Bank Metro Express
32
XX. TRANSAKSI YANG KEPENTINGAN
No.
Nama dan jabatan yg memiliki benturan kepentingan
-
-
MENGANDUNG
Nama dan jabatan pengambil keputusan
Jenis Transaksi
-
BENTURAN
Nilai transaksi (jutaan rupiah)
-
Keterangan *)
-
-
*) Tidak sesuai system dan prosedur yang berlaku
XXI. BUY BACK SHARES OBLIGASI BANK
DAN/ATAU
BUY
BACK
NIHIL (Bank Metro Express tidak melakukan transaksi buy back shares maupun obligasi)
XXII. PEMBERIAN DANA UNTUK KEGIATAN SOSIAL DAN KEGIATAN POLITIK BAIK NOMINAL MAUPUN PENERIMA DANA Sesuai dengan kebijakan yang berlaku di Bank Metro Express yang didasarkan kepada pengelolaan bank yang berbasis profesional. Bank tidak melakukan kegiatan yang berhubungan dengan politik apapun.
NO
-
TANGGAL
-
KETERANGAN
-
RUPIAH KEGIATAN KEGIATAN SOSIAL POLITIK
-
Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2015| Bank Metro Express
-
33
XXIII. KESIMPULAN UMUM HASIL PENILAIAN (SELF ASSESMENT) ATAS PELAKSANAAN GCG BANK METRO EXPRESS NO
1
2
3
4
ASPEK YANG DINILAI
Pelaksanaan Tugas Dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris Pelaksanaan Tugas Dan Tanggung Jawab Direksi Kelengkapan dan Pelaksanaan tugas Komite Penanganan Benturan Kepentingan
BOBOT
PR
NILAI
(a)
(b)
(a) x (b)
10.00%
2
0.2
20.00%
2
0.4
10.00%
2
0.2
10.00%
1
0.1
5 Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank
6
7
8
9
Penerapan Fungsi Audit Intern
Penerapan Fungsi Audit Ekstern Fungsi Manajemen Risiko termasuk Sistem Pengendalian Intern Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait (Related Party) Dan Debitur Besar (Large Exposures)
5.00%
2
0.1
CATATAN*)
Seluruh persyaratan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris sesuai dengan PBI GCG namun ada kelemahan minor berupa rata-rata usia yang sudah cukup lanjut. Seluruh persyaratan tugas dan tanggung jawab Direksi sesuai dengan PBI GCG namun ada kelemahan minor berupa perlunya peningkatan profesionalisme. Seluruh persyaratan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan PBI GCG namun ada kelemahan minor berupa peningkatan kinerja dan program kerja. Seluruh penanganan benturan kepentingan telah sesuai dengan PBI GCG Kepatuhan dan independensi bank sudah berjalan sebagaimana mestinya namun ada kelemahan minor pentingnya meningkatkan fungsi SKK. Fungsi audit intern telah berjalan sebagaimana mestinya dan sesuai PBI GCG
5.00%
1
0.05 Fungsi audit ekstern telah berjalan sebagaimana mestinya dan sesuai PBI GCG
5.00%
7.50%
7.50%
1
2
2
0.05
0.15
0.15
Fungsi manajemen risiko dan pengendalian intern sesuai dengan PBI GCG namun ada kelemahan minor berupa peningkatan kulitas SDM tentang menajemen risiko. Seluruh prinsip kehati-hatian dalam penyediaan dana kepada pihak terkait dan debitur besar sesuai dengan PBI GCG namun ada kelemahan minor berupa penyediaan dana kepada debitur besar cukup besar.
Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2015| Bank Metro Express
34
10
11
Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan, laporan pelaksanaan GCG dan pelaporan internal
Informasi mengenai transparansi kondisi keuangan dan non keuangan sesuai dengan PBI GCG namun ada kelemahan minor menyangkut website. 15.00%
Rencana Strategis Bank
2
5.00%
0.3
2
0.1
Pembuatan rencana strategis Bank sesuai dengan PBI Rencana Bisnis Bank namun ada kelemahan minor dalam pencapaian target.
Nilai Komposit 100.00%
1.8
* : berisikan penjelasan mengapa penilai memberikan peringkat sebagaimana pada kolom (b)
Secara
keseluruhan
pelaksanaan
GCG
di
Bank
Metro
Express
memperoleh nilai komposit final sebesar 1.8 dengan predikat Baik.
Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2015| Bank Metro Express
35