PT. BANK ANTARDAERAH BANK DEVISA
Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)
Posisi : 30 Juni 2015 (Revisi OJK)
REVISI LAPORAN PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG)
1.
Peringkat Faktor GCG dan Definisi Peringkat Nama Bank
: BANK ANTARDAERAH
Posisi
: 30 Juni 2015
Hasil Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan GCG Peringkat
2.
Definisi Peringkat
Individual
3
Mencerminkan Manajemen Bank telah melakukan penerapan Good Corporate Governance yang secara umum cukup baik. Hal ini tercermin dari pemenuhan yang cukup memadai atas prinsipprinsip Good Corporate Governance. Apabila terdapat kelemahan dalam penerapan prinsip Good Corporate Governance, maka secara umum kelemahan tersebut cukup signifikan dan memerlukan perhatian yang cukup dari manajemen Bank.
Konsolidasi
-
-
Analisis faktor GCG : Berdasarkan
uraian
mengenai
kesimpulan
atas
penilaian
pelaksanaan GCG Bank dengan mempertimbangkan faktor-faktor penilaian GCG secara komprehensif dan terstruktur, mencakup baik
governance structure, governance process dan governance outcome serta koreksi dari hasil penilaian OJK, Bank menetapkan Peringkat Faktor GCG untuk posisi 30 Juni 2015 adalah Peringkat 3. Penetapan peringkat ini didasarkan pada hasil penilaian pada 11 Faktor Penilaian
Pelaksanaan
GCG
dan
kesimpulan
umum
yang
menunjukkan bahwa masih ada Faktor-faktor positif dari aspek
governance structure dan governance process yang dapat mendukung tercapainya governance outcome Bank yang baik pada aspek kualitatif
Halaman 1 dari 12
REVISI LAPORAN PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) dan kuantitatif seperti kemampuan Bank dalam mempertahankan kinerja dan menjaga risiko dalam kondisi perekonomian yang masih belum stabil. Meskipun masih terdapat faktor negatif pada penilaian
governance process Bank, namun demikian tidak terlalu memberikan dampak yang signifikan kepada governance outcome Bank, mengingat Bank sudah melakukan langkah-langkah perbaikan (corrective action) yang perlu dilakukan oleh manajemen Bank. Dalam analisa faktor GCG ini, dijelaskan pula mengenai identifikasi permasalahan berupa kelemahan dan penyebabnya (root caused) dan kekuatan pelaksanaan GCG sebagai berikut :
a. Identifikasi
permasalahan
berupa
kelemahan
dan
penyebabnya (root caused) Berdasarkan kesimpulan Penilaian Sendiri (Self Assessment) terhadap Pelaksanaan GCG posisi 30 Juni 2015 masih ditemukan adanya kelemahan yang memerlukan perhatian yang cukup dari manajemen
Bank.
Berikut
ini
akan
dijelaskan
mengenai
identifikasi permasalahan berupa kelemahan dan penyebabnya (root caused) pada beberapa Faktor Penilaian Pelaksanaan Good
Corporate Governance yang masih perlu mendapat perhatian yang cukup dari manajemen Bank : 1) Penerapan Fungsi Audit Intern Kelemahan yang kurang signifikan pada Faktor Penerapan Fungsi Audit Intern terdapat pada aspek governance process. Pada aspek governance process, kelemahan dimaksud tercermin dari SOP Pemeriksaan oleh SKAI, yang sampai dengan bulan Juni 2015 belum selesai dilakukan perbaikan oleh SKAI khususnya terkait internal kontrol pada aktifitas treasury. Namun demikian, kelemahan dimaksud sudah mendapatkan perhatian dari Komite Audit dan agenda penyelesaiannya telah direncanakan dengan baik. Halaman 2 dari 12
REVISI LAPORAN PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) 2) Penyediaan Dana kepada Debitur Besar (Large Exposure) Kelemahan yang kurang signifikan pada Faktor Penyediaan Dana kepada Debitur Besar (Large Exposure) terdapat pada aspek governance process. Menurut pendapat OJK, kelemahan pada
aspek
governance
process
tercermin
dari
adanya
perubahan kebijakan large exposure kredit oleh bank dari semula sebesar Rp10 miliar menjadi Rp20 miliar dinilai kurang sesuai dengan risk tolerance bank. Namun demikian, pada dasarnya
Bank
telah
menggunakan
dasar/pertimbangan
tertentu untuk memastikan penyediaan dana dalam jumlah besar (large exposure) telah sesuai dengan prinsip kehati-hatian, antara lain dengan mempertimbangkan BMPK (BMPK kepada Pihak Tidak Terkait Bank pada posisi Juni 2015 sebesar Rp56,84 milyar), kemampuan permodalan serta kondisi ekstern dan intern Bank. 3) Laporan Keuangan Tahunan Kelemahan yang kurang signifikan pada Faktor Transparansi Kondisi Keuangan terdapat pada aspek governance outcome. Menurut pendapat OJK, kelemahan pada aspek governance
outcome tercermin dari Laporan Keuangan Tahunan akhir tahun 2014 sampai dengan bulan Juni 2015 belum disyahkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan Bank masih perlu
memperbaiki
kelemahan
terkait
ketepatan
dan
keakuratan dalam Laporan Keuangan bank, khususnya terkait pengakuan biaya. Namun demikian, kelemahan dimaksud sudah mendapatkan perhatian dari Direksi. Dalam hal ini, RUPS
akan
dilakukan
bersamaan
dengan
keputusan
pengunduran diri Komisaris Independen dan Akuisisi. RUPS dilakukan pada tanggal 6 November 2015. Disamping itu, Direksi sudah melakukan koreksi terkait dengan pengakuan biaya dalam Laporan Keuangan Bank.
Halaman 3 dari 12
REVISI LAPORAN PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) 4) Rencana Strategis Bank Masih terdapat kelemahan yang kurang signifikan pada Faktor Rencana Strategis Bank yang terdapat pada aspek governance
process dan berdampak pada governance outcome Bank. Kelemahan
pada
aspek
governance process, antara lain
tercermin dari adanya pencapaian target RBB yang masih belum terpenuhi, terutama dalam pencapaian Rasio dana CASA. Untuk meminimalisir tekanan terhadap kinerja Rentabilitas, Bank telah tetap berupaya untuk memperbaiki Rasio Dana CASA agar rasionya lebih baik dan secara bertahap akan berupaya untuk menaikkan Rasio Dana CASA agar pada saat akhir tahun 2015 dapat mendekati/mencapai Rasio Dana CASA sebagaimana yang telah ditetapkan dalam RBB 2015-2017. Sampai dengan posisi 30 Juni 2015, Bank sudah melakukan beberapa upaya sedemikian sehingga komposisi dana CASA pada posisi 30 Juni 2015 (29,78%) sudah lebih baik jika dibandingkan dengan komposisi dana CASA posisi akhir bulan April (28,44%) dan Mei 2015 (29,40%). Dalam hal ini, saldo dana mahal (Deposito) dari posisi 30 April 2015 sebesar Rp. 1.242,63 milyar berhasil diturunkan sebesar ± Rp. 51,72 milyar sehingga menjadi Rp. 1.190,91 milyar pada posisi 30 Juni 2015. Namun demikian, menurut Pendapat OJK tekanan terhadap performa Rentabilitas Bank dapat mempengaruhi governance outcome Bank. Dalam hal ini, pertumbuhan skala usaha menjadi terbatas.
b. Kekuatan pelaksanaan GCG Berdasarkan kesimpulan Penilaian Sendiri (Self Assessment) terhadap Pelaksanaan GCG posisi 30 Juni 2015 banyak ditemukan factor-faktor positif, baik pada aspek governance structure,
governance process dan governance outcome yang dapat menjadi kekuatan dalam Pelaksanaan GCG. Berikut ini akan dijelaskan Halaman 4 dari 12
REVISI LAPORAN PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) mengenai
kekuatan
dalam
pelaksanaan
Good
Corporate
Governance terhadap masing-masing Faktor yang menurut Bank dapat memberikan kekuatan dalam pelaksanaan Good Corporate
Governance : 1)
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris Dimulai
dari
aspek
governance structure, jumlah dan
komposisi Dewan Komisaris sudah sesuai dengan skala usaha Bank dan memenuhi persyaratan Good Corporate Governance. Dewan Komisaris juga telah memiliki pedoman dan tata tertib kerja. Dari sisi governance process, Dewan Komisaris mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara memadai. Sehingga dengan kekuatan pelaksanaan GCG, baik dari sisi
governance structure dan governance process pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris maka dapat memberikan dampak positif pada governance outcome baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif yang tercermin dari kemampuan Bank untuk mempertahankan kinerja dan menjaga risiko dalam kondisi perekonomian yang masih belum stabil. 2)
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi Dimulai
dari
aspek
governance structure, jumlah dan
komposisi Direksi sudah sangat sesuai dengan skala usaha Bank dan memenuhi persyaratan Good Corporate Governance. Struktur anggota Direksi juga dipastikan independen baik dari sisi hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan dan hubungan keluarga baik dengan sesama anggota Direksi maupun
dengan
anggota
Dewan
Komisaris.
Dari
sisi
governance process, Direksi mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik. Sehingga dengan kekuatan pelaksanaan GCG, baik dari sisi governance structure dan
Halaman 5 dari 12
REVISI LAPORAN PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG)
governance process pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi
maka
dapat
memberikan
dampak
positif
pada
governance outcome baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif yang tercermin dari kemampuan Bank untuk mempertahankan kinerja dan menjaga risiko dalam kondisi perekonomian yang masih belum stabil. 3)
Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite Dimulai dari aspek governance structure, komposisi dan kompetensi anggota Komite sudah sesuai dengan skala usaha Bank dan memenuhi persyaratan Good Corporate Governance. Seluruh Pihak Independen anggota Komite tidak memiliki hubungan
keuangan,
dan/atau hubungan
kepengurusan,
kepemilikan
saham
keluarga dengan Dewan Komisaris,
Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank, yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. Dari sisi governance process, Komite
mampu
melaksanakan
tugas-tugasnya
secara
memadai. Sehingga dengan kekuatan pelaksanaan GCG, baik dari
sisi
governance structure dan governance process
kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite maka dapat memberikan dampak positif pada governance outcome yang tercermin dari beberapa hasil rapat dan rekomendasi Komite merupakan rekomendasi yang
dapat dimanfaatkan secara
optimal oleh Dewan Komisaris. 4)
Penanganan Benturan Kepentingan Dimulai dari aspek governance structure, Bank telah memiliki kebijakan dan prosedur penyelesaian benturan kepentingan yang mengikat bagi setiap pengurus dan pegawai. Dari sisi
governance process, transaksi yang berpotensi mengandung Benturan Kepentingan telah diproses sesuai dengan kebijakan
Halaman 6 dari 12
REVISI LAPORAN PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) dan
prosedur,
selain
itu
bukti
transaksinya
telah
didokumentasikan dengan baik. Sehingga dengan kekuatan pelaksanaan GCG, baik dari sisi governance structure dan
governance process penanganan Benturan Kepentingan maka dapat memberikan dampak positif pada governance outcome yang tercermin dari transaksi yang berpotensi mengandung Benturan Kepentingan dapat diputuskan tanpa merugikan Bank
atau
mengurangi
keuntungan
Bank
dan
telah
diungkapkan dalam transparansi Pelaksanaan GCG. 5)
Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank Dimulai dari aspek governance structure, Bank telah memiliki Direktur Kepatuhan dan Satuan Kerja Kepatuhan independen terhadap satuan kerja operasional. Bank telah menyediakan sumber
daya manusia yang memadai pada satuan kerja
Kepatuhan untuk menyelesaikan tugasnya dan telah mengisi kekosongan Jabatan Kepala Satuan Kerja Kepatuhan efektif per 1 Juli 2015 untuk meningkatkan efektifitas fungsi kepatuhan. Dari sisi governance process, Direktur Kepatuhan dan satuan Kerja Kepatuhan sudah melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara memadai. Sehingga dengan kekuatan pelaksanaan GCG, baik dari sisi governance structure dan
governance process penerapan fungsi Kepatuhan Bank maka dapat memberikan dampak positif pada governance outcome yang tercermin dari telah disampaikannya Laporan pokok pelaksanaan tugas Direktur Kepatuhan kepada Otoritas Jasa Keuangan dan pihak terkait dengan cakupan Laporan pelaksanaan tugas Direktur Kepatuhan yang telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang berlaku. Disamping itu, Bank sudah menurunkan tingkat pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku dan membangun budaya kepatuhan
Halaman 7 dari 12
REVISI LAPORAN PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) dalam
pengambilan
keputusan
serta
dalam
kegiatan
operasional bank. 6)
Penerapan Fungsi Audit Intern Dimulai dari aspek governance structure, Struktur organisasi SKAI
telah
sesuai
Kelembagaan
SKAI
dengan
ketentuan
independen
yang
berlaku,
terhadap satuan kerja
operasional Bank dan telah memiliki Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB). Pada Semester I 2015, jumlah personel di SKAI mendapatkan penambahan 2 (dua) orang
untuk
mengimbangi
perkembangan
Bank
dan
mengoptimalkan kinerja SKAI. Dari sisi governance process, SKAI telah melakukan fungsi dan tugas pengawasan secara independen dengan cakupan tugas yang memadai dan sesuai dengan rencana, pelaksanaan maupun pemantauan hasil audit. Pada Semester I 2015 tidak terdapat penyimpangan dalam realisasi atas rencana pemeriksaan SKAI Bank, khususnya dalam rencana pemeriksaan ke kantor cabang. Sehingga dengan kekuatan pelaksanaan GCG, baik dari sisi governance
structure dan governance process penerapan fungsi Audit Intern
maka
dapat
memberikan
dampak
positif
pada
governance outcome yang tercermin dari telah dilaksanakan fungsi audit intern secara memadai dan temuan-temuan pemeriksaan baik dari SKAI, audit eksternal maupun Bank Indonesia telah ditindaklanjuti secara memadai. 7)
Penerapan Fungsi Audit Ekstern Dimulai dari aspek governance structure, Penugasan audit kepada Akuntan Publik dan KAP sudah memenuhi aspekaspek yang dipersyaratkan dalam ketentuan yang berlaku. Dari
sisi
governance
process,
Akuntan
Publik
telah
melaksanakan audit secara independen dan professional.
Halaman 8 dari 12
REVISI LAPORAN PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) Sehingga dengan kekuatan pelaksanaan GCG, baik dari sisi
governance structure dan governance process penerapan fungsi Audit Ekstern maka dapat memberikan dampak positif pada
governance outcome yang tercermin dari Management letter yang telah menggambarkan permasalahan Bank dan telah disampaikan secara tepat waktu kepada Otoritas Jasa Keuangan oleh KAP yang ditunjuk. 8)
Fungsi Manajemen Risiko termasuk Sistem Pengendalian Intern Dimulai dari aspek governance structure, Bank
telah
memiliki struktur organisasi yang memadai untuk mendukung penerapan manajemen risiko dan pengendalian intern yang baik antara lain SKAI, SKMR dan Komite Manajemen Risiko serta Satuan Kerja Kepatuhan. Bank juga telah memiliki kebijakan, prosedur dan penetapan limit risiko yang memadai. Kebijakan counterparty limit terutama untuk penyediaan dana berupa
surat
berharga
juga
sudah
disusun.
Dari
sisi
governance process, Bank telah menerapkan manajemen risiko dan sistem pengendalian intern yang menyeluruh dan memadai. Pada Semester I 2015, Bank juga telah melakukan penyempurnaan sistem pengendalian intern pada aktivitas treasury dan investasi, antara lain dengan menyempurnakan kebijakan
manajemen
risiko
pada
Aktivitas
Treasury.
Sehingga dengan kekuatan pelaksanaan GCG, baik dari sisi
governance structure dan governance process penerapan fungsi Manajemen Risiko termasuk Sistem Pengendalian Intern maka dapat memberikan dampak positif pada governance
outcome yang tercermin dari Bank sudah menerapkan manajemen risiko secara memadai, yang disesuaikan dengan tujuan, kebijakan usaha, ukuran dan kompleksitas usaha serta kemampuan Bank dan Bank
tidak
melakukan
aktivitas
Halaman 9 dari 12
REVISI LAPORAN PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) bisnis yang melampaui perhitungan kemampuan modal berbasis risiko (ICAAP) untuk menyerap risiko kerugian. 9)
Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait (Related Party) dan Debitur Besar (Large Exposures) Dimulai dari aspek governance structure, Bank telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur tertulis yang memadai untuk penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar, berikut monitoring dan penyelesaian masalahnya. Dari sisi governance process, Terdapat untuk memastikan penyediaan
proses
dana
yang
memadai
kepada pihak terkait
dan penyediaan dana dalam jumlah besar telah sesuai dengan prinsip kehati-hatian. Sehingga dengan kekuatan pelaksanaan GCG, baik dari sisi governance structure dan governance
process penyediaan dana kepada Pihak Terkait (Related Party) dan Debitur Besar (Large Exposures) dapat memberikan dampak positif pada governance outcome yang tercermin dari penerapan penyediaan dana oleh Bank kepada pihak terkait dan/atau penyediaan dana besar telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia tentang BMPK dan sudah memperhatikan kemampuan permodalan. 10) Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan, Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance dan Pelaporan Internal Dimulai dari aspek governance structure, Bank telah memiliki kebijakan dan
prosedur mengenai tata cara pelaksanaan
transparansi kondisi keuangan dan non keuangan. Disamping itu, terdapat sistem informasi yang memadai dan didukung oleh
sumber
daya
manusia
yang
kompeten.
Dari
sisi
governance process, Bank telah mentransparansikan kondisi keuangan dan non-keuangan, informasi produk Bank dan tata
Halaman 10 dari 12
REVISI LAPORAN PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) cara pengaduan nasabah sesuai ketentuan yang berlaku. Bank juga telah menyusun dan menyajikan Laporan Tahunan dan Laporan Pelaksanaan GCG dengan tata cara, jenis dan cakupan sebagaimana diatur dalam ketentuan yang berlaku. Sehingga dengan kekuatan pelaksanaan GCG, baik dari sisi
governance structure dan governance process Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan, Laporan Pelaksanaan
Good Corporate Governance dan Pelaporan Internal maka dapat memberikan dampak positif pada governance outcome yang
tercermin
dari
Laporan
Tahunan
dan
Laporan
Pelaksanaan GCG telah disampaikan Bank secara lengkap dan tepat waktu kepada pemegang saham dan kepada beberapa instansi yang disebutkan dalam ketentuan yang berlaku
dan
telah
disajikan
dalam
homepage
Bank
(www.bankanda.co.id) secara tepat waktu. 11) Rencana Strategis Bank Dimulai
dari
aspek
menyusun Rencana
governance strategis
structure,
Bank
telah
dalam bentuk Rencana
Korporasi (corporate plan) dan Rencana Bisnis (business plan) sesuai dengan visi dan misi Bank. Dari sisi governance process, Bank telah menyusun Rencana Bisnis Bank secara realistis, komprehensif, terukur (achievable) dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian dan responsive terhadap internal
dan
eksternal.
Sehingga
dengan
perubahan kekuatan
pelaksanaan GCG, baik dari sisi governance structure dan
governance process penyusunan Rencana Strategis Bank maka dapat memberikan dampak positif pada governance outcome yang tercermin dari Rencana Korporasi dan Rencana Bisnis yang disusun oleh Direksi, disetujui oleh Komisaris. Rencana Bisnis
Bank
menggambarkan
pertumbuhan
Bank
yang
berkesinambungan dan pertumbuhan Bank telah memberikan
Halaman 11 dari 12
REVISI LAPORAN PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) manfaat ekonomis dan non ekonomis bagi stakeholders. Pada Semester I 2015, pemilik sudah mendapatkan calon investor strategis, yakni PT. Bank Windu Kentjana International, Tbk. progres pencarian investor strategis sudah mencapai tahapan
due diligence dan Pada tanggal 1 Juli 2015 Pemegang Saham Bank ANDA telah menandatangani ”Perjanjian Jual Beli Bersyarat” dengan PT. Bank Windu Kentjana International, Tbk. Proses selanjutnya secara intensif terus dilakukan sampai proses akuisisi untuk merger dengan PT. Bank Windu Kentjana International, Tbk tuntas. Demikian Revisi Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) untuk posisi 30 Juni 2015 ini disusun sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang tertuang dalam Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 yang disempurnakan dengan PBI No. 8/14/PBI/2006 dan dijelaskan dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/15/DPNP tanggal 29 April 2013 perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum.
PT. Bank Antardaerah
Bujung R. Hanani Presiden Direktur
Argo Budi Tjahjono Direktur
Halaman 12 dari 12