Laporan Pelaksanaan GCG
│ “Mendukung tercapainya visi & misi bank….. “
I. Pendahuluan Bank Metro Express menyadari pentingnya menerapkan dengan sebaikbaiknya dan semaksimal mungkin tata kelola perusahaan (good corporate governance), mengingat perkembangan industri perbankan semakin pesat yang disertai semakin kompleknya usaha Bank dapat meningkatkan eksposure risiko Bank. Penerapan good corporate governance pada dasarnya berlandaskan pada 5 (lima) prinsip dasar, yakni keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggung-jababan (responsibility), independensi (independency) dan kewajaran (fairness). Pelaksanaan good corporate governance berdasarkan pada : 1. PBI No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) 2. PBI No.8/14/PBI/2006 tanggal 05 Oktober 2006 tentang perubahan PBI No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 3. SE No. 9/12/DPNP tanggal 30 Mei 2007 Perihal pelaksanaan Good Corporate Governance bagi bank umum.
II. PELAKSANAAN TUGAS DEWAN KOMISARIS
DAN
TANGGUNG
JAWAB
Jumlah Dewan Komisaris Bank Metro Express sebanyak 4 (tiga) orang yang terdiri dari : 1. Marjanto Danoesapoetro, SE : Presiden Komisaris 2. Djitu Sianandar : Wakil Presiden Komisaris. 3. Bistok H. Pardede : Komisaris. 4. Corri Tanopo : Komisaris. Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2013| Bank Metro Express
1
Berdasarkan ketentuan dalam Anggaran Dasar Dewan Komisaris bertugas melakukan pengawasan atas kebijakan Direksi dalam menjalankan tugas-tugas Bank. Berdasarkan buku pedoman job description Bank Metro Express tugas & tanggung jawab Dewan Komisaris secara umum adalah sebagai berikut : 1. Menghadiri rapat Dewan Komisaris dan Direksi, memberikan pengarahan dan tanggapan tanggapan atas hasil yang telah dicapai oleh perusahaan. 2. Memberikan tanggapan, menyetujui dan mengesahkan rencana kerja dan anggaran jangka pendek maupun jangka panjang yang disusun oleh Direksi. 3. Memberikan bimbingan, pandangan-pandangan umum dan strategi perusahaan kepada Direksi. 4. Berdasarkan rekomendasi Komite Remunerasi dan Nominasi, mengusulkan kepada RUPS untuk menunjuk atau mengangkat seorang atau beberapa orang yang dianggap baik untuk mengisi jabatan Direksi dan memberhentikan Direksi. 5. Memberikan pertimbangan, petunjuk serta putusan atas permohonan kredit yang melampaui wewenang Direksi dan transaksi-transaksi lain yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris. 6. Melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan-laporan manajemen secara berkala. 7. Menyetujui penyesuaian skala gaji dan fasilitas serta benefit bagi anggota Direksi dan diajukan kepada RUPS. 8. Menghadiri rapat pertanggung-jawaban Direksi setelah berakhirnya masa jabatan Direksi perusahaan. 9. Menyetujui, mengevaluasi, dan melaksanakan kebijakankebijakan yang disusun oleh Direksi sesuai ketentuan Bank Indonesia, antara lain : kebijakan Manajemen Risiko, kebijakan Prinsip Mengenal Nasabah, kebijakan Perkreditan, dan sebagainya. 10. Mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan kebijakan-kebijakan tersebut pada butir 9. 11. Melaksanakan tugas-tugas Komisaris sesuai dengan PBI / pedoman Good Corporate Goveranance. 12. Melaksanakan tugas-tugas lain sepanjang masih berada dalam ruang lingkup tugas dan fungsi Dewan Komisaris. Komposisi dan Kompetensi anggota Dewan Komisaris sudah sesuai dengan PBI GCG yang berlaku. Seluruh anggota Dewan Komisaris mampu bertindak dan mengambil keputusan secara independen. Sebagaimana fungsinya sebagai pengawas Bank, pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris telah memenuhi prinsip-prinsip GCG. Rapat Dewan Komisaris terselenggara efektif dan efisien sesuai dengan pedoman & tata tertib kerja Dewan Komisaris dan sesuai dengan kebutuhan Bank. Aspek transparansi anggota Dewan Komisaris sangat baik dan tidak pernah melanggar ketentuan/peraturan yang berlaku. Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2013| Bank Metro Express
2
III. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI Jumlah Direksi Bank Metro Express sebanyak 4 (tiga) orang yang terdiri dari : 1. Sri Lanny Djafar : Presiden Direktur 2. Ridwan A. Goenawan : Direktur Operasional. 3. Harry Kusuma : Direktur Kredit. 4. Verysa, SE, MM : Direktur Kepatuhan. Berdasarkan ketentuan Anggaran Dasar Direksi bertugas menjalankan tugas-tugas Bank sehari-hari termasuk melaksanakan rencana bisnis yang telah disetujui oleh Dewan Komisaris serta kebijakan, mengelola risiko dengan sebaik-baiknya, memonitor, mengelola asset, sumberdaya manusia dan menjaga likuiditas dan reputasi Bank secara prudent (kehati-hatian). Berdasarkan buku pedoman job description Bank Metro Express tugas & tanggung jawab Direksi secara umum adalah sebagai berikut : 1. Membawa misi pengenalan perusahaan kepada umum dengan melakukan fungsi humas (public). 2. Melibatkan diri dalam keanggotaan atau kepengurusan organisasi khususnya yang berkaitan dengan permasalahan perbankan atau keuangan pada tingkat nasional dan internasional. 3. Melakukan seluruh tugas dan tanggung-jawab yang dibebankan oleh RUPS dan Dewan Komisaris dari waktu ke waktu. 4. Menandatangani surat-surat berharga dan laporan dokumen penting perusahaan mewakili Bank baik bertindak sendiri maupun bersama dengan Direksi atau Senior Officer yang diberikan wewenang. 5. Menandatangani surat-surat Keputusan Direksi secara sendiri atau bersama-sama yang meliputi skala gaji, promosi karyawan, mutasi, pemberhentian karyawan dan memberikan penghargaan karyawan. 6. Melakukan secara sendiri atau bersama-sama dengan Direksi kegiatan peminjaman dana (berupa penjualan surat-surat berharga) dan penggunaan dana (pembelian surat-surat berharga), penempatan dana, serta penjaminan harta perusahaan ataupun tindakan-tindakan lainnya sesuai dengan wewenang yang diberikan dan tercantum dalam Anggaran Dasar. 7. Membina hubungan baik dengan para pejabat instansi pemerintah untuk memperoleh bimbingan, pengarahan dan informasi serta memelihara hubungan baik dengan nasabah, Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2013| Bank Metro Express
3
khususnya nasabah potensial, guna menunjang usaha Bank. 8. Melakukan tugas-tugas intern lainnya berupa penandatanganan penunjukan kuasa Bank pada saat berurusan dengan pihak ketiga dalam hal diperlukannya kuasa Bank.
9. Bertanggung jawab terhadap pencapaian rencana kerja dan anggaran Bank yang telah disetujui oleh Dewan Komisaris. 10. Memberikan persetujuan dan menandatangani struktur organisasi perusahaan untuk diperlakukan baik secara intern maupun kepada pihak luar. 11. Memberikan pengarahan dan masukan dalam menyusun kebijaksanaan strategis sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia seperti kebijakan dan strategi Manajemen Risiko, Kebijakan Prinsip Mengenal Nasabah, Kebijakan Perkreditan, Good Corporate Governance dan sebagainya. 12. Mengevaluasi dan bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan – kebijakan tersebut pada butir 11, pengembangan budaya manajemen risiko di seluruh jenjang organisasi, kaji ulang secara berkala metodologi, kebijakan, prosedur dan penetapan limit risiko. 13. Bertanggung jawab atas pengiriman dan penyimpanan test-key secara Dual Custodian. 14. Melaksanakan tugas-tugas lain sepanjang masih berada dalam ruang lingkup tugas dan fungsi Direksi Bank. Seluruh anggota Direksi berpengalaman dalam menjalankan usaha Bank, telah lulus fit & proper test serta telah disetujui Bank Indonesia yang mengindikasikan semua Direksi memiliki integritas, kompetensi dan reputasi keuangan yang baik & memenuhi ketentuan yang berlaku. Pelaksanaan tugas dan tanggung-jawab Direksi memenuhi prinsipprinsip GCG berupa responsibility & transparency kondisi keuangan (laporan publikasi), tanggung-jawab yang jelas tiap bagian (accountability) sesuai struktur organisasi, Presiden Direktur & Presiden Komisaris berasal dari pihak yang independen (independence) serta aktivitas Bank dijalankan sesuai dengan peraturan yang berlaku, pada setiap kegiatan usaha Bank & seluruh tingkatan/jenjang organisasi (fairness). Rapat Direksi terselenggara secara efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan bank, serta aspek transparansi Direksi dijalankan dengan baik sesuai dengan peraturan yang berlaku dan tidak pernah melanggar larangan-larangan yang ditetapkan dalam peraturan yang berlaku.
Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2013| Bank Metro Express
4
IV. KELENGKAPAN KOMITE
DAN PELAKSANAAN TUGAS
Untuk mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung-jawab Dewan Komisaris, maka telah dibentuk Komite Audit, Komite Pemantau Risiko serta Komite Remunerasi dan Nominasi.
KOMITE AUDIT Sesuai dengan SK Direksi BME No.016/BME/DIR-KEP/VI/2007 tgl 27 Juni 2007 yang dirubah dengan SK Direksi No.012/DIR-KEP/VI/2008 tgl. 02 Juni 2008 perihal Anggota Komite Audit, Anggota Komite Audit terdiri dari : 1. Bistok H. Pardede (Ketua Komite/Komisaris Independen). 2. Fammy Adhitya, SE (Pihak Independen ahli di bidang keuangan atau akuntansi). 3. Agus Achmad Muzayin, SH (Pihak Independen yang ahli di bidang hukum atau perbankan). Bertugas & Bertanggung-jawab : 1. Mengadakan rapat sesuai jadwal atau dapat di luar jadwal yang ditetapkan bila dianggap perlu. 2. Melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan. 3. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris, dengan melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas SKAI, Kesesuaian Pelaksanaan Audit oleh Kantor Akuntan Publik dengan Standar Audit yang berlaku, Kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntasi yang berlaku, Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan SKAI, Akuntan Publik, dan hasil pengawasan Bank Indonesia. 4. Wajib memberikan rekomendasi mengenai penunjukan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS. 5. Melakukan review dengan Direktur Kepatuhan tentang berbagai masalah dan isu kepatuhan. 6. Membuat dan menyampaikan laporan kepada Dewan Komisaris Laporan atas setiap penugasan yang diberikan, Laporan berkala pelaksanaan kegiatan Komite Audit, 7. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung-jawabnya, Komite Audit memiliki akses penuh terhadap dan mendapatkan kerjasama dari manajemen dan audit internal, dan memiliki Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2013| Bank Metro Express
5
kewenangan untuk mengundang setiap Direksi dan Pejabat Eksekutif. 8. Wajib mentaati setiap ketentuan dan peraturan mengenai Tata Tertib, Etika Kerja dan Waktu Kerja yang dikeluarkan oleh Bagian Sumber Daya Manusia.
KOMITE PEMANTAU RISIKO Sesuai dengan SK Direksi BME No.017/BME/DIR-KEP/VI/2007 tgl.27 Juni 2007 yang dirubah dengan SK Direksi No. 014/DIR-KEP/VI/2008 tanggal 02 Juni 2008 perihal anggota Komite Pemantau Risiko, anggota Komite terdiri dari : 1. Marjanto Danoesapoetro, SE (Ketua Komite/Komisaris Independen), 2. Fammy Adhitya, SE (Pihak Independen ahli di bidang keuangan atau akuntansi). 3. DR. M.Krisno Edi Santoso, AK, MBA (Pihak Independen yang ahli di bidang manajemen risiko, perpajakan, perbankan, dll). Bertugas & Bertanggung-jawab : 1. Mengadakan rapat sesuai jadwal atau dapat di luar jadwal yang ditetapkan bila dianggap perlu. 2. Melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko serta pemantauan atas tindak lanjut setiap penilaian prosedur dan kebijakan Manajemen Risiko dalam rangka menilai kecukupan Pengendalian Risiko Perbankan dalam kaitannya dengan pengendalian internal dan keterkaitannya dengan fungsi perbankan lainnya. 3. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris, dengan melakukan evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaan kebijakan tersebut, kesesuaian antara setiap perencanaan dan pengendalian organisasi terhadap kebijakan manajemen risiko, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Satuan Kerja Manajemen Risiko. 4. Membuat dan menyampaikan laporan kepada Dewan Komisaris, Laporan atas setiap penugasan yang diberikan, Laporan berkala pelaksanaan kegiatan Komite Pemantau Risiko. 5. Wajib mentaati setiap ketentuan dan peraturan mengenai Tata Tertib, Etika Kerja dan Waktu Kerja dikeluarkan oleh Bagian Sumber Daya Manusia.
Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2013| Bank Metro Express
6
KOMITE REMUNERASI & NOMINASI Sesuai dengan SK Direksi BME No.013/BME/DIR-KEP/VI/2008 tgl.02 Juni 2008 perihal pembentukan Komite Remunerasi dan Nominasi, anggota Komite terdiri dari : 1. Marjanto Danoesapoetro, SE (Ketua Komite/Komisaris Independen). 2. Djitu Sianandar (Wakil Presiden Komisaris). 3. Noes Cornelisz (Kepala Bagian Personalia yang membawahi SDM). Bertugas & Bertanggung-jawab : 1. Mengadakan rapat sesuai jadwal atau dapat di luar jadwal yang ditetapkan bila dianggap perlu. 2. Melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan remunerasi dan nominasi serta pemantauan atas tindak lanjut setiap penilaian prosedur dan kebijakan remunerasi dan nominasi dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern dan keterkaitannya dengan fungsi perbankan lainnya. 3. Dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawab yang terkait dengan kebijakan remunerasi, Komite Remunerasi dan Nominasi memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai Kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham, Kebijakan remunerasi bagi Pejabat Eksekutif dan pegawai secara keseluruhan untuk disampaikan kepada Direksi. 4. Komite Remunerasi dan Nominasi wajib memastikan bahwa kebijakan remunerasi sesuai dengan Kinerja keuangan dan pemenuhan cadangan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, Prestasi kerja individual, Kewajaran dengan peer group, dan Pertimbangan sasaran dan strategi jangka panjang bank. 5. Dalam pelaksaan tugas dan tanggungjawab yang terkait dengan kebijakan nominasi, Komite Remunerasi dan Nominasi menyusun dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai Sistem serta prosedur pemilihan dan/atau pengantian anggota Dewan Komisaris dan Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham, Calon anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham, Pihak Independen yang akan menjadi anggota Komite Audit / Komite Pemantau Risiko kepada Dewan Komisaris. Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2013| Bank Metro Express
7
6. Membuat dan menyampaikan laporan kepada Dewan Komisaris yaitu Laporan atas setiap penugasan yang diberikan, Laporan berkala pelaksanaan kegiatan Komite Remunerasi dan Nominasi. 7. Wajib mentaati setiap ketentuan dan peraturan mengenai Tata Tertib, Etika Kerja dan Waktu Kerja yang berlaku.
Komposisi dan kompetensi anggota Komite-Komite sudah sesuai dan memenuhi ketentuan yang berlaku. Pelaksanaan tugas Komite-Komite telah berjalan dengan baik dan efektif namun masih terdapat kelemahan minor. Rekomendasi Komite-Komite bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagai bahan acuan keputusan Dewan Komisaris. Penyelenggaraan rapat Komite-Komite berjalan sesuai dengan pedoman & tata tertib kerja serta terselenggara secara efektif dan efisien.
PROGRAM KERJA KOMITE & REALISASINYA Komite audit telah mengadakan rapat komite sebanyak 5 kali. Telah melaksanakan tugas utamanya melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris, dengan melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas SKAI, Kesesuaian Pelaksanaan Audit oleh Kantor Akuntan Publik dengan Standar Audit yang berlaku, Kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntasi yang berlaku, Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan SKAI, Akuntan Publik, dan hasil pengawasan Bank Indonesia. Serta telah memberikan rekomendasi mengenai penunjukan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS. Komite Pemantau risiko telah mengadakan rapat komite sebanyak 4 kali. Telah melaksanakan tugas utamanya melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko serta pemantauan atas tindak lanjut setiap penilaian prosedur dan kebijakan Manajemen Risiko dalam rangka menilai kecukupan Pengendalian Risiko Perbankan dalam kaitannya dengan pengendalian internal dan keterkaitannya dengan fungsi perbankan lainnya. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris, dengan melakukan evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaan kebijakan tersebut, kesesuaian antara setiap perencanaan dan pengendalian organisasi terhadap kebijakan manajemen risiko, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Satuan Kerja Manajemen Risiko. Komite Remunerasi & Nominasi telah mengadakan rapat komite sebanyak 4 kali. Telah melaksanakan tugas utamanya melakukan Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2013| Bank Metro Express
8
pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan remunerasi dan nominasi serta pemantauan atas tindak lanjut setiap penilaian prosedur dan kebijakan remunerasi dan nominasi dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern dan keterkaitannya dengan fungsi perbankan lainnya. Dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawab yang terkait dengan kebijakan remunerasi, Komite Remunerasi dan Nominasi memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai Kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham, Kebijakan remunerasi bagi Pejabat Eksekutif dan pegawai secara keseluruhan untuk disampaikan kepada Direksi. Komite Remunerasi dan Nominasi telah memastikan bahwa kebijakan remunerasi sesuai dengan Kinerja keuangan dan pemenuhan cadangan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, Prestasi kerja individual, Kewajaran dengan peer group, dan Pertimbangan sasaran dan strategi jangka panjang Bank.
V. PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN Bank telah memiliki kebijakan sesuai dengan Pedoman GCG, Jika ada benturan kepentingan akan diungkapkan dalam setiap keputusan dan akan di dokumentasikan dengan baik oleh Sekretaris Direksi, Selama tahun 2013 tidak pernah terjadi benturan kepentingan apapun yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan Bank.
VI. PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN BANK Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan pada pokoknya mempunyai tugas dan tanggung-jawab sebagai berikut : 1. Merumuskan strategi guna mendorong terciptanya Budaya Kepatuhan Bank; 2. Mengusulkan kebijakan kepatuhan atau prinsip-prinsip kepatuhan yang akan ditetapkan oleh Direksi; 3. Menetapkan system dan prosedur kepatuhan yang akan digunakan untuk menyusun ketentuan dan pedoman internal Bank; 4. Memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, system dan prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan Bank telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundangundangan yang berlaku; 5. Meminimalkan Risiko Kepatuhan Bank; 6. Melakukan tindakan pencegahan agar kebijakan dan/atau keputusan yang diambil Direksi Bank atau Pimpinan Kantor Cabang Bank Asing tidak menyimpang dari ketentuan Bank Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2013| Bank Metro Express
9
Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 7. Melakukan tugas-tugas lainnya yang terkait dengan Fungsi Kepatuhan. Penugasan Direktur Kepatuhan telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu telah lulus fit & proper test Bank Indonesia dan diangkat oleh Dewan Komisaris dan Presiden Direktur serta telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia sesuai Surat No.10/90/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 17 Juni 2008.
Kepatuhan Bank telah dilaksanakan dengan baik, seoptimal mungkin tidak melakukan pelanggaran terhadap ketentuan & komitmen yang telah dibuat, pelaksanaan tugas dan independensi Direktur Kepatuhan berjalan dengan baik. Direktur Kepatuhan dan Satuan Kerja Kepatuhan melakukan review secara berkala mengenai kepatuhan satuan kerja operasional, pedoman, sistem dan prosedur kerja seluruh jenjang organisasi dan sesuai dengan kebutuhan Bank, ketentuan dan perundang undangan yang berlaku.
VII. PENERAPAN FUNGSI AUDIT INTERN Fungsi audit intern dilaksanakan oleh Satuan Kerja Audit Intern (SKAI), yang merupakan lembaga yang independen terhadap satuan kerja operasional, satuan kerja kepatuhan, satuan kerja manajemen risiko serta bertanggung-jawab langsung kepada Presiden Direktur. Pelaksanaan Audit Intern mengacu kepada Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Umum (SPFAIB), Piagam Audit Intern (Internal Audit Charter), Pedoman Audit Intern Berbasis Risiko, serta Rencana Audit Tahunan. Secara umum ruang lingkup kerja pemeriksaan SKAI adalah meliputi segala kegiatan pemeriksaan secara independen, evaluasi kecukupan dan keefektifan sistem pengendalian intern, evaluasi sistem & prosedur kerja serta penyimpangan kerja lainnya. Pelaksanaan fungsi audit intern telah berjalan sangat efektif sesuai dengan ukuran & kompleksitas usaha Bank yang tidak terlalu besar serta SKAI menjalankan fungsinya secara independen dan obyektif.
VIII. PENERAPAN FUNGSI AUDIT EKSTERN Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2013| Bank Metro Express
10
Fungsi audit ekstern dilaksanakan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) “Drs. J. Tanzil & Rekan” yang terdaftar di Bank Indonesia. Bank telah memenuhi aspek-aspek ketentuan dalam proses penunjukan KAP antara lain Akuntan Publik dan KAP terdaftar di Bank Indonesia, penunjukan dengan memperhatikan rekomendasi dari Komite Audit melalui Dewan Komisaris serta dalam pelaksanaan audit juga mengacu kepada PBI No.14/14/PBI/2012 tanggal 18 Oktober 2012, SE BI No.14/35/DPNP tanggal 10 Desember 2012 perihal laporan tahunan bank umum dan laporan tahunan tertentu yang disampaikan kepada BI.
Tugas dari KAP tersebut adalah melaksanakan audit sesuai dengan standard auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (standard auditing yang berlaku umum). Adapun tujuan audit tersebut adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran penyajian laporan keuangan perusahaan dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
IX. PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERMASUK SISTEM PENGENDALIAN INTERN TUJUAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO Manajemen Risiko adalah serangkaian prosedur dan metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha bank. Adapun tujuan penerapan manajemen risiko adalah berkaitan dengan risiko bisnis yang berkembang dan menjaga agar aktifitas operasional tidak menimbulkan kerugian yang melebihi kemampuan untuk menyerap kerugian tersebut. Tujuan yang lain adalah mengantisipasi produk dan transaksi baru yang kompleks, ketentuan regulator (BI), agar Bank dapat survive, hasil usaha (return) harus sesuai dengan risiko yang diambil, serta untuk mengukur performance unit business. ORGANISASI MANAJEMEN RISIKO Penerapan manajemen risiko di bawah Direktur Kepatuhan dijalankan secara efektif oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) yang telah disesuaikan dengan tujuan, kebijakan usaha, ukuran dan kompleksitas usaha serta kemampuan Bank. Direksi menjalankan tugas dan tanggung jawab secara maksimal sesuai dengan kebutuhan dan kompleksitas usaha, diantaranya melakukan kaji ulang terhadap metodologi penilaian risiko, kecukupan implementasi SIM dan ketepatan kebijakan, prosedur dan penetapan limit. Adapun wewenang dan tanggung jawab SKMR Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2013| Bank Metro Express
11
adalah sebagai berikut : 1. Memantau pelaksanaan strategi manajemen risiko yang telah disetujui Direksi sesuai dengan pedoman manajemen risiko bank. 2. Memantau posisi risiko secara keseluruhan (composite), per jenis risiko dan per aktivitas fungsional serta melakukan stress testing (jika perlu). 3. Kaji-ulang secara berkala terhadap proses manajemen risiko. 4. Mengkaji usulan aktivitas dan atau produk baru. 5. Evaluasi terhadap akurasi model dan validitas data yang digunakan untuk mengukur risiko, bagi bank yang menggunakan model untuk keperluan intern (internal model). 6. Memberikan rekomendasi kepada satuan kerja operasional atau risk taking unit dan atau kepada Komite Manajemen Risiko, sesuai kewenangan yang dimiliki.
7. Menyusun dan menyampaikan laporan profil risiko triwulanan kepada Bank Indonesia, Komite Manajemen Risiko, Komisaris, Direksi, SKAI, dll 8. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang berhubungan dengan manajemen risiko atau berdasarkan instruksi dari Direksi. Di level Direksi telah di-bentuk Komite Manajemen Risko yang beranggotakan Direksi dan Pejabat senior yang mempunyai wewenang dan tanggung-jawab sebagai berikut : 1. Menyusun kebijakan manajemen risiko serta perubahannya jika diperlukan penyesuaian dengan perkembangan makro & mikro ekonomi, termasuk strategi manajemen risiko dan contingency plan apabila kondisi eksternal tidak normal terjadi. Penyusunan di-maksud dilakukan bersama-sama dengan Pimpinan Satuan Kerja Operasional dan Pimpinan Satuan Kerja Manajemen Risiko. 2. Memperbaiki atau menyempurnakan penerapan manajemen risiko yang dilakukan secara berkala maupun bersifat insidentil sebagai akibat dari suatu perubahan kondisi eksternal dan internal bank yang mempengaruhi kecukupan permodalan dan profil risiko bank serta hasil evaluasi terhadap efektifitas penerapan tersebut. 3. Menetapkan (justification) atas hal-hal yang terkait dengan keputusan-keputusan bisnis yang menyimpang dari prosedur normal (irregularities), seperti keputusan pelampauan ekspansi usaha yang signifikan dibandingkan dengan rencana bisnis bank yang telah ditetapkan sebelumnya atau pengambilan posisi/eksposur risiko yang melampaui limit yang telah ditetapkan. Justifikasi ini disampaikan dalam bentuk rekomendasi kepada Presiden Direktur berdasarkan suatu pertimbangan bisnis dan hasil analisis yang terkait dengan transaksi atau kegiatan usaha bank tertentu sehingga memerlukan adanya penyimpangan terhadap prosedur yang telah ditetapkan oleh Bank. Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2013| Bank Metro Express
12
Di level Komisaris telah di bentuk Komite Pemantau Risiko yang beranggotakan Komisaris Independen dan Pihak Independen dengan tugas dan tanggung-jawab sebagai berikut : 1. Mengadakan rapat sesuai jadwal atau dapat di luar jadwal yang ditetapkan bila dianggap perlu. 2. Melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko serta pemantauan atas tindak lanjut setiap penilaian prosedur dan kebijakan Manajemen Risiko dalam rangka menilai kecukupan Pengendalian Risiko Perbankan dalam kaitannya dengan pengendalian internal dan keterkaitannya dengan fungsi perbankan lainnya.
3. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris, dengan melakukan evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaan kebijakan tersebut, kesesuaian antara setiap perencanaan dan pengendalian organisasi terhadap kebijakan manajemen risiko, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas SKMR. 4. Membuat dan menyampaikan laporan kepada Dewan Komisaris, Laporan atas setiap penugasan yang diberikan, Laporan berkala pelaksanaan kegiatan Komite Pemantau Risiko. 5. Wajib mentaati setiap ketentuan dan peraturan mengenai Tata Tertib, Etika Kerja dan Waktu Kerja dikeluarkan oleh Bagian Sumber Daya Manusia. PROSES MANAJEMEN RISIKO Manajemen efektif dan maksimal dalam mengidentifikasi dan mengendalikan seluruh risiko Bank termasuk yang berasal dari produk dan aktivitas baru serta akibat perubahan kondisi pasar. Manajemen secara aktif dan berpengalaman dalam mengelola risiko dan memastikan tersedianya kebijakan dan penetapan limit yang didukung oleh prosedur (pedoman kerja), laporan, dan sistem informasi yang cukup memadai menyediakan informasi dan analisis secara akurat dan tepat waktu kepada manajemen termasuk langkah menghadapi perubahan kondisi pasar, dan memelihara kondisi internal Bank yang sehat, membangun kesadaran dan budaya manajemen risiko (risk culture) terhadap seluruh jenis risiko, mengembangkan penilaian risiko inheren dan risk control system melalui laporan profil risiko triwulanan. Prosedur pengendalian intern dan audit SKAI komprehensif dan sesuai dengan tujuan, ukuran dan kompleksitas usaha bank dan risiko yang dihadapi Bank. Manajemen secara efektif dalam memantau kesesuaian kondisi Bank dengan prinsip pengelolaan Bank yang sehat dan ketentuan yang berlaku serta kebijakan dan prosedur intern Bank. Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2013| Bank Metro Express
13
Identifikasi Risiko, bersifat proaktif, mencakup seluruh aktivitas bisnis bank dan dilakukan dalam rangka menganalisa sumber dan kemungkinan timbulnya risiko serta dampaknya. Pengukuran Risiko, disesuaikan dengan karakteristik dan kompleksitas kegiatan usaha Bank. Pengukuran risiko secara kuantitatif atau kualitatif digunakan untuk mengukur eksposur risiko Bank sebagai acuan untuk melakukan pengendalian. Pengukuran risiko dilakukan secara berkala baik untuk produk, portofolio maupun seluruh aktivitas bisnis Bank. Mengukur sensitivitas produk/aktivitas terhadap perubahan faktorfaktor yang mempengaruhinya, baik dalam kondisi normal maupun tidak normal untuk eksposur risiko secara keseluruhan (aggregate) maupun per risiko, dengan mempertimbangkan keterkaitan antar risiko (risk correlation).
Pemantauan Risiko, mencakup pemantauan terhadap besarnya eksposur risiko, toleransi risiko, kepatuhan limit internal maupun konsistensi pelaksanaan dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan. Pengendalian Risiko, mengacu pada kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan. Pengendalian risiko untuk mencegah hal-hal yang dapat membahayakan kelangsungan usaha Bank. Pengendalian risiko disesuaikan dengan eksposur risiko maupun tingkat risiko yang akan diambil dan toleransi risiko. Pengendalian risiko dapat dilakukan dengan berbagai cara mekanisme lindung nilai dan metode mitigasi risiko seperti asuransi serta penambahan modal Bank untuk menyerap potensi kerugian. Sistem Informasi Manajemen Risiko, dimiliki dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan Bank dalam rangka penerapan manajemen risiko yang efektif untuk mendukung pelaksanaan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko. Sistem informasi manajemen risiko harus dapat memastikan tersedianya informasi yang akurat, lengkap, informatif, tepat waktu dan dapat diandalkan untuk digunakan Dewan Komisaris, Direksi dan satuan kerja yang terkait dalam penerapan manajemen risiko untuk menilai, memantau dan memitigasi risiko yang dihadapi Bank baik risiko keseluruhan/komposit maupun per risiko dan/atau dalam rangka proses pengambilan keputusan oleh Direksi. Profil Risiko Fokus dan penilaian risiko mencakup 8 (delapan) hal yaitu credit risk, market risk, operational risk, liquidity risk, legal risk, reputation risk, strategic risk dan compliance risk. Disamping menilai risiko yang melekat pada aktivitas fungsional (inheren risk), Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) juga menilai kualitas penerapan manajemen risiko untuk Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2013| Bank Metro Express
14
masing-masing jenis risiko yang meliputi; Tata kelola risiko (risk governance); Perumusan tingkat risiko yang akan diambil (risk appetite) dan toleransi risiko (risk tolerance) Kecukupan pengawasan aktif oleh Dewan Komisaris dan Direksi termasuk pelaksanaan kewenangan dan tanggungjawab Dewan Komisaris dan Direksi Kerangka manajemen risiko Strategi manajemen risiko yang searah dengan tingkat risiko yang akan diambil dan toleransi risiko Kecukupan perangkat organisasi dalam mendukung terlaksananya manajemen risiko secara efektif termasuk kejelasan wewenang dan tanggung jawab Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit Proses manajemen risiko, sistem informasi, dan sumber daya manusia Proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko Kecukupan sistem informasi manajemen risiko Kecukupan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia dalam mendukung efektivitas proses manajemen risiko Sistem pengendalian risiko Kecukupan sistem pengendalian intern Kecukupan kaji ulang oleh pihak independen (independen review) dalam Bank, baik oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) maupun oleh Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) Menurut penilaian SKMR terhadap aktivitas fungsional (inherent risk) adalah Low to Moderate (2), dan penilaian terhadap kualitas penerapan manajemen risiko adalah memadai (satisfactory). Sampai dengan tahun ini, tidak ada risiko/hasil penilaian yang signifikan yang dapat berpengaruh pada kondisi keuangan Bank, khususnya permodalan. Secara keseluruhan predikat profil risiko adalah peringkat 2 yang mencerminkan kondisi bank yang secara umum sehat sehingga dinilai mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya. Terkait dengan risiko hukum (legal risk), selama tahun 2013 tidak ada gugatan yang diajukan dan tidak ada kerugian yang dialami Bank. Kebijakan Bank berupa prinsip kehati-hatian sehubungan dengan perjanjian yang dibuat oleh Bank sudah cukup memadai dan memenuhi syarat sahnya perjanjian, sehingga kemungkinan timbulnya gugatan semakin kecil. KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO Kebijakan manajemen risiko merupakan
arahan
tertulis
Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2013| Bank Metro Express
dalam
15
menerapkan manajemen risiko yang sejalan dengan visi, misi, dan strategi bisnis. Kebijakan dalam menjalankan bisnis Bank, harus memperhatikan karakteristik dan kompleksitas kegiatan usaha, tingkat risiko yang akan diambil dan toleransi risiko, profil risiko serta peraturan yang ditetapkan otoritas dan/atau praktek perbankan yang sehat. Penetapan risiko yang terkait dengan produk dan transaksi perbankan yang didasarkan atas hasil analisis yang meliputi proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko serta sistem informasi manajemen risiko dalam rangka menilai secara tepat eksposur risiko pada setiap produk dan transaksi perbankan serta aktivitas bisnis. Pengambilan keputusan bisnis harus memperhatikan prinsip kehatihatian. Penetapan kewenangan dan besaran limit secara berjenjang termasuk batasan transaksi serta toleransi risiko ditetapkan oleh Direksi. Bank harus memiliki dengan jelas rencana kelangsungan usaha (business continuity plan atau business continuity management) atas kemungkinan kondisi eksternal dan internal terburuk sehingga kelangsungan usaha bank dapat dipertahankan termasuk rencana pemulihan bencana (disaster recovery plan) dan rencana kontinjensi (contingency plan). SISTEM PENGENDALIAN INTERN Sistem pengendalian intern yang handal dan efektif menjadi tanggung jawab dari seluruh satuan kerja operasional dan satuan kerja pendukung serta satuan kerja audit intern. Proses penerapan manajemen risiko yang efektif harus dilengkapi dengan sistem pengendalian intern yang andal. Penerapan sistem pengendalian intern secara efektif dapat membantu pengurus Bank menjaga aset Bank, menjamin tersedianya pelaporan keuangan dan manajerial yang dapat dipercaya, meningkatkan kepatuhan Bank terhadap ketentuan dan peraturan perundangundangan yang berlaku, serta mengurangi risiko terjadinya kerugian, penyimpangan dan pelanggaran prinsip kehati-hatian.
X. PENYEDIAAN DANA KEPADA PIHAK TERKAIT (RELATED PARTY) DAN PENYEDIAAN DANA BESAR (LARGE EXPOSURES). Bank telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur yang tertulis dan jelas untuk penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar berikut monitoring dalam pedoman Kebijakan Perkreditan Bank, Pedoman Pelaksanaan Kredit, Pedoman Manajemen Risiko, Pedoman GCG, dll. Saat ini tidak ada pelanggaran dan pelampauan BMPK. Dalam melakukan analisa dan pengambilan keputusan kredit oleh Komite Kredit mengacu kepada Kebijakan Perkreditan Bank yang telah ditetapkan serta tidak ada bedanya dalam memberikan kredit kepada siapapun termasuk kepada pihak terkait. Pemutus Kredit bertindak hati-hati dan Independen serta tidak pernah ada intervensi dari pihak manapun.
Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2013| Bank Metro Express
16
Sesuai dengan rencana bisnis (business plan) target penyediaan dana maupun realisasinya kepada pihak terkait kecil sekali hal ini untuk mencegah terjadi conflict of interest. Sesuai dengan Kebijakan Perkreditan Bank fokus/target pasar adalah small & medium enterprices (UMKM). Baki debet dlm Jutaan Rp
No.
Penyediaan Dana
1.
Kepada Pihak terkait
2.
Kepada Debitur Inti: a. Individu b. Group
Jumlah Debitur
Baki Debet
4
Rp. 1.288
4 6
Rp. 44.299 Rp. 115.258
XI. RENCANA STRATEGIS BANK Rencana bisnis (business plan) telah di susun secara lengkap dan realistis serta sesuai dengan visi dan misi Bank dan Peraturan Bank Indonesia (PBI) tentang rencana bisnis Bank yang berlaku. Rencana bisnis (business plan) disusun realistis dan telah memperhatikan seluruh faktor eksternal dan faktor internal (SWOT), prinsip kehati-hatian dan azas perbankan yang sehat. Realisasi rencana bisnis ada kalanya melampaui target ada kalanya tidak mencapai target sesuai dengan pergerakan ekonomi nasional yang gampang bergejolak. Rencana Jangka Pendek
Dengan mencermati perkembangan usaha yang tidak terlalu besar, persaingan usaha yang semakin kompetitif, risiko yang semakin meningkat di-masa yang akan datang sehingga memerlukan backup modal yang kuat. Bank Metro Express telah mendapatkan investor strategis untuk menanamkan modalnya setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan. Hal ini kami harapkan dapat memperkuat struktur permodalan sekaligus memperkuat manajemen yang diharapkan dapat membuat Bank Metro Express berkembang dengan lebih cepat dan lebih professional. Mempertahankan Tingkat Kesehatan Bank & Ratio Keuangan yang telah berhasil dicapai dengan baik. Mewujudkan Bank yang berkembang secara wajar (organik) dan non organik. Senantiasa menerapkan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit terutama memperkuat Risk Control System (RCS) aktivitas perkreditan, operasional dan treasury serta melakukan monitoring / pengawasan yang ketat terhadap kualitas portofolio kredit yang diberikan. Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2013| Bank Metro Express
17
Memperkuat manajemen risiko (8 risiko) antara lain risiko likuiditas agar likuiditas selalu terjaga dengan baik. Berusaha meningkatkan laba yang diperoleh sesuai dengan azasazas perbankan yang sehat & konservatif. Menjadi Bank yang ikut berperan dalam menunjang perekonomian nasional dengan membiayai sektor UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah). Menjadi Bank yang mampu memberikan kesejahteraan kepada stake-holder serta terus berusaha meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia. Meningkatkan citra perusahaan (corporate image) serta membina terbentuknya lingkungan dan suasana kerja yang baik. Meningkatkan hubungan baik dan kekeluargaan dengan seluruh nasabah/debitur. Melaksanakan dan menerapkan risk based (risk management) sesuai aturan BI dengan sebaik-baiknya. Melaksanakan “Prinsip Mengenal Nasabah” secara konsisten sesuai aturan BI dan PPATK.
Meningkatkan kualitas dan kemampuan SDM, khususnya dalam jangka pendek yang berhubungan dengan program sertifikasi manajemen risiko. Mengantisipasi dan meningkatkan efisiensi operasional sejalan dengan potensi lonjakan biaya di masa yang akan datang. Melanjutkan peningkatkan kemampuan Teknologi Informasi. (yang sudah dimulai sejak tahun 2009 dengan menganti core banking system dari Modula ke CorSys). Meningkatkan Dana Pihak Ketiga dengan pendekatan kekeluargaan kepada relasi, nasabah maupun debitur yang sudah ada serta perekrutan tenaga marketing yang baru yang mempunyai relasi bisnis yang luas. Ekspansi kredit (lending) terfokus kepada UMKM yang bergerak pada sektor-sektor usaha industri pengolahan, perdagangan, dan usaha kecil lainnya. (data histories 31 Desember 2013 rasio total kredit UMKM terhadap total kredit adalah 48.03%).
Rencana Jangka Panjang
Terus meningkatkan kemampuan teknologi informasi Bank.
Meningkatkan Integritas, kompetensi, kualitas dan kemampuan SDM untuk mengantisipasi persaingan perbankan di masa yang akan datang. Melakukan antisipasi terhadap kemungkinan-kemungkinan perubahan yang terjadi baik di sektor riil maupun non-riil (perkembangan ekonomi makro nasional dan global).
Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2013| Bank Metro Express
18
Menerapkan Basel II/III, sesuai dengan Peraturan (road-map) Bank Indonesia dan disesuaikan dengan ukuran dan kompleksitas usaha. Menjawab-tantangan perbankan di masa yang akan datang sesuai Arsitektur Perbankan Indonesia. Untuk mengantisipasi pelaksanaan Arsitektur Perbankan Indonesia maka laba yang ditahan akan ditingkatkan menjadi modal (pertumbuhan organik), serta bekerja sama dengan investor strategis, minimal sesuai dengan ketentuan API agar dapat menjadi bank dengan fokus usaha tertentu dan BUKU 2.
XII. TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN, LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PELAPORAN INTERNAL Bank transparan dalam menyampaikan informasi keuangan dan nonkeuangan kepada publik melalui media yang cukup terkenal di masyarakat dan telah sesuai dengan tata cara, jenis dan cakupan sebagaimana di atur dalam Peraturan Bank Indonesia tentang Transparansi Kondisi Keuangan dan telah disampaikan kepada pihakpihak yang berkepentingan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Cakupan informasi keuangan dan non-keuangan tersedia secara tepat waktu, lengkap, akurat, kini dan utuh. Bank transparan menyampaikan informasi produk dan jasa, menerapkan pengelolaan pengaduan nasabah dengan efektif serta memelihara data dan informasi pribadi nasabah secara memadai. Cakupan laporan pelaksanaan GCG telah disusun lengkap, akurat, terkini dan utuh, dan akan disampaikan secara tepat waktu kepada shareholder sesuai ketentuan yang berlaku. Sistem Informasi Manajemen Bank khususnya terkait Sistem Pelaporan Internal Bank mampu menyediakan data & informasi dengan tepat waktu, akurat, lengkap dan handal serta efektif untuk pengambilan keputusan manajemen.
Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2013| Bank Metro Express
19
SAHAM ANGGOTA DEWAN XIII. KEPEMILIKAN KOMISARIS SERTA HUBUNGAN KEUANGAN KELUARGA ANGGOTA DEWAN KOMISARIS LAIN, ANGGOTA DIREKSI DAN/ATAU PEMEGANG SAHAM BANK. KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DEWAN KOMISARIS – ANGGOTA DIREKSI
PEMEGANG SAHAM BANK METRO EXPRESS 1.
PT. Metropanca Gemilang
99.998%
2.
Djitu Sianandar
0.002%
PT. BANK METRO EXPRESS
Marjanto Danoesapoetro, SE Djitu Sianandar Bistok H. Pardede Corri Tanopo Sri Lanny Djafar Ridwan A. Goenawan Harry Kusuma Verysa, SE, MM
PT. METROPANCA GEMILANG
JABATAN
KEPEMILIKAN
JABATAN
KEPEMILIKAN
Pres-Kom
--
--
--
Wakil Preskom Komisaris Komisaris Pres-Dir Direktur Direktur Direktur
0.002% -------
--------
50% -------
Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2013| Bank Metro Express
20
HUBUNGAN KEUANGAN DAN HUBUNGAN KELUARGA ANGGOTA DEWAN KOMISARIS LAIN, ANGGOTA DIREKSI DAN / ATAU PEMEGANG SAHAM BANK.
HUBUNGAN JABATAN
Marjanto Danoesapoetro, SE Djitu Sianandar Bistok H. Pardede Corri Tanopo Sri Lanny Djafar Ridwan A. Goenawan Harry Kusuma Verysa, SE, MM
KEUANGAN**
KELUARGA
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Tidak ada Ada* Tidak ada Ada* Tidak ada Tidak ada Ada* Tidak ada
Pres-Kom Wakil Preskom Komisaris Komisaris Pres-Dir Direktur Direktur Direktur
*)
Ibu Corri Tanopo adalah Adik Ipar dari Bapak Djitu Sianandar serta Bapak Harry Kusuma adalah anak kandung dari Bapak Djitu Sianandar. **) Yang dimaksud dengan memiliki hubungan keuangan adalah apabila seseorang menerima penghasilan, bantuan keuangan, atau pinjaman dari Pemegang Saham Pengendali Bank.
XIV. PAKET / KEBIJAKAN FASILITAS LAIN BAGI SERTA DIREKSI
REMUNERASI DAN DEWAN KOMISARIS
Yang dimaksud dengan paket / kebijakan remunerasi dan jenis fasilitas lain bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi, antara lain meliputi : Remunerasi dalam bentuk non natura, termasuk gaji dan penghasilan tetap lainnya, antara lain tunjangan (benefit), kompensasi berbasis saham, tantiem dan bentuk remunerasi lainnya, dan Fasilitas lain dalam bentuk natura / non-natura yakni penghasilan tidak tetap lainnya, termasuk tunjangan untuk perumahan, transportasi, asuransi kesehatan dan fasilitas lainnya, yang dapat dimiliki maupun tidak dapat dimiliki.
Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2013| Bank Metro Express
21
JABATAN
KEBIJAKAN REMUNERASI
GAJI
Marjanto Danoesapoetro, SE Djitu Sianandar Bistok H. Pardede Corri Tanopo Sri Lanny Djafar Ridwan A. Goenawan Harry Kusuma Verysa, SE, MM
Pres-Kom Wakil Preskom Komisaris Komisaris Pres-Dir Direktur Direktur Direktur
JENIS REMUNERASI &
HONOR
THR
INSENTIF
√ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √
√ √ √ √
JUMLAH DITERIMA DALAM 1 TAHUN
FASILITAS LAIN DEWAN KOMISARIS
1.
2.
Remunerasi (Gaji, insentif, THR)
Fasilitas lain
JENIS REMUNERASI PERORANG DALAM 1 TAHUN*)
DIREKSI
ORANG
JUTAAN Rp
ORANG
JUTAAN RP
4
+/-Rp. 1.210
4
+/-Rp. 1.461
--
--
--
--
JUMLAH DIREKSI
JUMLAH KOMISARIS
Diatas Rp. 2 milyard
--
--
Diatas Rp.1 milyard s.d. Rp.2 milyard
--
--
Diatas Rp. 500 juta s.d. Rp. 1 milyard
--
1
Rp. 500 juta ke bawah
4
3
*) yang diterima secara tunai
Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2013| Bank Metro Express
22
XV. SHARE OPTION YANG DIMILIKI KOMISARIS, DIREKSI, DAN PEJABAT EKSEKUTIF. KETERANGAN / NAMA
JUMLAH SAHAM YG DIMILIKI (lembar saham)
JUMLAH OPSI YG YG TELAH DIBERIKAN DIEKSEKUSI (lembar saham)
(lembar saham)
HARGA OPSI (Rupiah)
JANGKA WAKTU
Komisaris
-
-
-
-
-
Direksi
-
-
-
-
-
Pejabat Eksekutif
-
-
-
-
-
Total
-
-
-
-
-
XVI. RASIO GAJI TERTINGGI DAN GAJI TERENDAH RASIO GAJI (%)
Komisaris
TERTINGGI
TERENDAH
692%
100%
Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2013| Bank Metro Express
23
Direksi
125%
100%
Pegawai
781%
100%
Direksi tertinggi dan Pegawai tertinggi
205%
100%
XVII. FREKUENSI RAPAT 1. DEWAN KOMISARIS HADIR SECARA FISIK Tanggal
Marjanto Danoesapoetro, SE
Djitu Sianandar
B.H. Pardede
Corri Tanopo
21-02-2013 27-06-2013 12-09-2013 04-10-2013 27-11-2013
√ √ √ √ √
-√ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
2. DIREKSI HADIR SECARA FISIK Tanggal
Sri Lanny Djafar
Ridwan A. Goenawan
Harry Kusuma
Verysa
19-02-2013 11-06-2013 26-08-2013
√ √ √
√ √ √
√ √ √
√ √ √
Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2013| Bank Metro Express
24
√
26-11-2013
3. KOMITE
√
√
√
AUDIT HADIR SECARA FISIK
Tanggal
Bistok. H. Pardede
Fammy Adhitya, SE
Agus Achmad Muzayin, SH
22-04-2013 24-06-2013 01-10-2013 27-12-2013
√ √ √ √
√ √ √ √
√ √ √ √
4. KOMITE PEMANTAU RISIKO HADIR SECARA FISIK Tanggal
Marjanto Danoesapoetro, SE
Fammy Adhitya, SE
DR. M.Krisno Edi Santoso, AK, MBA
07-03-2013 23-05-2013 29-08-2013 12-12-2013
√ √ √ √
√ √ √ √
√ √ √ √
5. KOMITE REMUNERASI & NOMINASI HADIR SECARA FISIK Tanggal
Marjanto Danoesapoetro, SE
Djitu Sianandar
Noes Cornelisz
28-01-2013 04-04-2013 23-09-2013 18-11-2013
√ √ √ √
√ -√ √
√ √ √ √
Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2013| Bank Metro Express
25
XVIII. JUMLAH PENYIMPANGAN (INTERNAL FRAUD) YANG TERJADI DAN UPAYA -PENYELESAIAN OLEH BANK
INTERNAL FRAUD DALAM 1 TAHUN
Total Fraud Telah diselesaikan Dalam proses penyelesaian di internal bank Belum diupayakan penyelesaiannya Telah ditindak lanjuti melalui proses hukum
JUMLAH KASUS YANG DILAKUKAN OLEH PENGURUS PEGAWAI TETAP PEGAWAI TIDAK TETAP Thn sebelum Nya
Thn berjalan
Thn sebelum nya
Thn berjalan
Thn sebelum nya
Thn berjalan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
XIX. JUMLAH PERMASALAHAN HUKUM PENYELESAIAN OLEH BANK
PERMASALAHAN HUKUM
DAN
UPAYA
JUMLAH PERDATA
PIDANA
-
-
-
-
Telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap)
Dalam proses penyelesaian
Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2013| Bank Metro Express
26
Total
-
XX. TRANSAKSI YANG KEPENTINGAN
No.
Nama & jabatan yg memiliki benturan kepentingan
-
-
-
MENGANDUNG
Nama & jabatan pengambil keputusan
Jenis Transaksi
-
BENTURAN
Nilai transaksi (jutaan rupiah)
-
Keterangan *)
-
-
*) Tidak sesuai system dan prosedur yang berlaku
XXI. BUY BACK SHARES OBLIGASI BANK
DAN/ATAU
BUY
BACK
NIHIL (Bank Metro Express tidak melakukan transaksi buy back shares maupun obligasi)
XXII. PEMBERIAN DANA UNTUK KEGIATAN SOSIAL DAN KEGIATAN POLITIK BAIK NOMINAL MAUPUN PENERIMA DANA Sesuai dengan kebijakan yang berlaku di Bank Metro Express yang didasarkan kepada pengelolaan bank yang berbasis profesional. Bank Metro Express tidak melakukan kegiatan yang berhubungan dengan politik apapun.
RUPIAH NO
-
TANGGAL
-
KETERANGAN
KEGIATAN SOSIAL
KEGIATAN POLITIK
-
-
-
Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2013| Bank Metro Express
27
XXIII. KESIMPULAN UMUM HASIL PENILAIAN (SELF ASSESMENT) ATAS PELAKSANAAN GCG BANK METRO EXPRESS NO
ASPEK YANG
BOBOT
PR
NILAI
CATATAN*)
Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2013| Bank Metro Express
28
DINILAI (a)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Pelaksanaan Tugas Dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris Pelaksanaan Tugas Dan Tanggung Jawab Direksi Kelengkapan & Pelaksanaan tugas Komite Penanganan Benturan Kepentingan Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank
Penerapan Fungsi Audit Intern
Penerapan Fungsi Audit Ekstern Fungsi Manajemen Risiko termasuk Sistem Pengendalian Intern Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait (Related Party) Dan Debitur Besar (Large Exposures) Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan, laporan pelaksanaan GCG dan pelaporan internal
(b)
(a) x (b)
10.00%
2
0.2
20.00%
2
0.4
10.00%
2
0.2
10.00%
5.00%
1
2
0.1
0.1
Seluruh persyaratan tugas & tanggung jawab Dewan Komisaris sesuai dengan PBI GCG namun ada kelemahan minor berupa rata-rata usia yang sudah cukup lanjut. Seluruh persyaratan tugas & tanggung jawab Direksi sesuai dengan PBI GCG namun ada kelemahan minor berupa perlunya peningkatan profesionalisme. Seluruh persyaratan tugas & tanggung jawab sesuai dengan PBI GCG namun ada kelemahan minor berupa peningkatan kinerja dan program kerja. Seluruh penanganan benturan kepentingan telah sesuai dengan PBI GCG Kepatuhan & independensi bank sudah berjalan sebagaimana mestinya namun ada kelemahan minor pentingnya meningkatkan fungsi SKK. Fungsi audit intern telah berjalan sebagaimana mestinya & sesuai PBI GCG
5.00%
1
0.05 Fungsi audit ekstern telah berjalan sebagaimana mestinya & sesuai PBI GCG
5.00%
1
0.05
7.50%
2
0.15
7.50%
2
0.15
Fungsi manajemen risiko dan pengendalian intern sesuai dengan PBI GCG namun ada kelemahan minor berupa peningkatan kulitas SDM tentang menajemen risiko. Seluruh prinsip kehati-hatian dalam penyediaan dana kepada pihak terkait dan debitur besar sesuai dengan PBI GCG namun ada kelemahan minor berupa penyediaan dana kepada debitur besar cukup besar. Informasi mengenai transparansi kondisi keuangan dan non keuangan sesuai dengan PBI GCG namun ada kelemahan minor menyangkut website.
15.00%
2
0.3
Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2013| Bank Metro Express
29
11
Rencana Strategis Bank
5.00%
2
0.1
Pembuatan rencana strategis Bank sesuai dengan PBI Rencana Bisnis Bank namun ada kelemahan minor dalam pencapaian target.
Nilai Komposit 100.00%
1.8
* : berisikan penjelasan mengapa penilai memberikan peringkat sebagaimana pada kolom (b)
Secara keseluruhan pelaksanaan GCG di Bank Metro Express memperoleh nilai komposit final sebesar 1.8 dengan predikat Baik.
Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2013| Bank Metro Express
30