LAPORAN KINERJA Sekertariat Jenderal
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia
Tahun 2016
TIM PENYUSUN
Penanggungjawab
:
Ketua
Ainun Na’im : Erry Ricardo Nurzal
Wakil Ketua
: Moch. Wiwin Darwina
Sekretaris
: Wigit Jatmiko
Anggota :
: Youngest Arsyani Akmad
Tim Penyusun
Desain
Ari Hendrarto Saleh Ani Nurdiani Azizah Nada Darmiyanti Endang Wahyudi Akhmat Mahmudin M. Samsuri Arnold Achdijalsjah Verawati Puspitaningtyas Setio Wahyu Purnomo Yulia Setia Lestari Praharani Anjasmara Meliani Kurniati Triani Fatimaningpuri Evi Julianti
ii
Laporan Kinerja Sekertariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
IKHTISAR EKSEKUTIF
Tahun 2016, merupakan tahun kedua Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi melaksanakan Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 sejak bergabungnya Kementerian Riset dan Teknologi dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menjadi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi mengimplementasikan tata kelola pemerintahan berorientasi pada hasil (kinerja) dan meningkatkan kualitas layanan publik. Sesuai dengan Peraturan Menteri Riset Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 15 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Riset Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Sekretariat Jenderal mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi, pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Untuk dapat menjalankan tugas dan fungsi, Sekretariat Jenderal menetapkan visi, misi, tujuan dan sasaran strategis organisasi. Masing-masing sasaran strategis yang ditetapkan mempunyai indikator kinerja sebagai alat untuk mengukur tingkat ketercapaiannya, yang setiap tahun indikator kinerja tersebut diukur tingkat ketercapaiannya. Berikut ini adalah hasil pengukuran kinerja Sekretariat Jenderal tahun 2016 yang tingkat ketercapaian masingmasing Indikator Kinerja Utama (IKU) yaitu:
1. Sasaran meningkatnya kualitas perencanaan, pemantauan dan akuntabilitas kinerja dengan indikator kinerja Persentase efisiensi perencanaan penganggaran ditargetkan 91%, capaian kinerjanya adalah 99% atau tingkat ketercapaiannya 108,79%. Sedangkan indikator kinerja penilaian terhadap AKIP ditargetkan B, capaian kinerjanya adalah BB. 2. Sasaran meningkatnya kualitas perbendaharaan, pembiayaan, akuntansi, pelaporan keuangan, inventarisasi dan pelaporan barang milik negara dengan indikator kinerja Persentase opini penilaian laporan keuangan oleh BPK ditargetkan WTP, capaian kinerjanya adalah WTP. 3. Sasaran meningkatnya pembinaan dan koordinasi penyusunan peraturan perundang-undangan, organisasi, dan ketatalaksanaan serta pemberian advokasi dan bantuan hukum dengan indikator kinerja kualitas penilaian Kementerian PAN dan RB atas pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kemenristekdikti ditargetkan 70, capaian kinerjanya adalah 67,46 atau tingkat ketercapaiannya 96,37%. Sedangkan indikator kinerja Persentase kasus hukum yang telah terselesaikan (berkekuatan hukum tetap) ditargetkan 45%, capaian kinerjanya adalah 62,84% atau tingkat ketercapaiannya 139,64%. 4. Sasaran meningkatnya kualitas koordinasi dan pengelolaan informasi, publikasi, hubungan antar lembaga, layanan masyarakat dan kerja sama luar negeri dengan indikator kinerja indeks kepuasan pelayanan oleh Ombudsman ditargetkan 65, capaian kinerjanya adalah 101,92 atau tingkat ketercapaiannya 156,8%. 5. Sasaran meningkatnya pengelolaan dan penyusunan bahan pembinaan kepegawaian dengan indikator kinerja Persentase pelayanan administrasi kepegawaian ditargetkan 90%, capaian kinerjanya adalah 90% atau tingkat ketercapaiannya 100%.
Laporan Kinerja Sekertariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
iii
Ikhtisar Eksekutif
Laporan kinerja ini disusun sebagai wujud dan tekad Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dalam melaksanakan kewajiban sebagaimana diamanahkan dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah serta Permenristekdikti No. 51 Tahun 2016 tentang Pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
KATA PENGANTAR
Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme merupakan tanggung jawab semua instansi pemerintah dalam rangka mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (good governance). Oleh karenanya Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi terus menggelorakan gerakan Reformasi Birokrasi sebagai suatu keharusan, dan mengupayakan birokrasi pemerintah menjadi lembaga yang efisien, transparan dan akuntabel. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, mewajibkan tiap pimpinan Kementerian/Lembaga Pemerintahan, Pemerintah Daerah, Satuan Kerja atau Unit Kerja di dalamnya, membuat laporan akuntabilitas kinerja secara berjenjang serta berkala untuk disampaikan kepada atasannya. Sebagai tindak lanjut Perpres tersebut, telah disusun Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Lebih lanjut, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi telah menyusun Permenristekdikti Nomor 51 Tahun 2016 tentang Pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Laporan kinerja ini dimaksudkan untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi Sekretariat Jenderal sebagai bagian integral dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Dengan dukungan alokasi anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2016, telah dilaksanakan berbagai program guna merealisasikan target-target indikator kinerja sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Strategis. Laporan kinerja ini diharapkan juga dapat menjadi acuan yang berkesinambungan dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan pada tahun mendatang.
Jakarta, Februari 2017 Sekretaris Jenderal Kata Pengantar
ttd
Ainun Na’im
iv
Laporan Kinerja Sekertariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
DAFTAR ISI
v TIM PENYUSUN................................................................................................................................. ii IKHTISAR EKSEKUTIF........................................................................................................................ iii KATA PENGANTAR............................................................................................................................ iv DAFTAR ISI......................................................................................................................................... v DAFTAR GAMBAR............................................................................................................................. vi DAFTAR TABEL................................................................................................................................. vii DAFTAR GRAFIK...............................................................................................................................viii BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................................... 9 1.1 Latar Belakang................................................................................................................ 10 1.2 Tugas dan Fungsi............................................................................................................ 10 1.3 Struktur Organisasi......................................................................................................... 10 1.4 Sumber Daya Manusia................................................................................................... 11 1.5. Anggaran....................................................................................................................... 12 1.6. Sistematika Penyajian.................................................................................................... 13 BAB 2 PERENCANAAN KINERJA...................................................................................................... 14 2.1. Rencana Strategis.......................................................................................................... 15 2.2. Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2016............................................................................... 16 BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA...................................................................................................... 17 3.1. Pengendalian Kinerja.................................................................................................... 18 3.2. Pengukuran Kinerja....................................................................................................... 18 3.3. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)............................................ 19 3.4. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU)......................................................................... 25 3.5. Analisis Capaian Kinerja................................................................................................ 26 3.6. Realisasi Anggaran......................................................................................................... 47 PENUTUP......................................................................................................................................... 50 LAMPIRAN....................................................................................................................................... 52
Laporan Kinerja Sekertariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Manajemen Kinerja Berorientasi Hasil (Output/Outcome)........................................................................ 18 Gambar 2. Fitur SIMonev Capaian Output................................................................................................................... 20 Gambar 3. Fitur SIMonev Capaian Kinerja................................................................................................................... 21 Gambar 4. FGD Pembahasan Draft Permenristekdikti tentang Laporan Kinerja PTN-BH Yogyakarta, 8-9 April 2016......................................................................................................................... 22 Gambar 5. Permenristekdikti No. 40 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Kinerja PTN Badan Hukum........................................................................................................... 22 Gambar 6. Fitur pada Aplikasi SIMonev....................................................................................................................... 23 Gambar 7. Permenristekdikti No. 51 Tahun 2016 tentang Pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Kemenristekdikti..................................................... 24 Gambar 8. Workshop Penguatan SAKIP Jakarta, 3-5 November 2016........................................................................ 24 Gambar 9. Rapat Pimpinan Reviu Renstra 2015-2019................................................................................................. 29 Gambar 10. Kegiatan Penyampaian Hasil Capaian Output Semester I........................................................................ 30 Gambar 11. Zonasi Kepatuhan Kementerian tahun 2016............................................................................................ 43 Gambar 12. Pelayanan Publik di PINTU........................................................................................................................ 44
vi
Laporan Kinerja Sekertariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
DAFTAR TABEL Tabel 1. Jumlah Sumber Daya Manusia Sekretariat Jenderal Berdasarkan Jenis Kelamin............................................. 11 Tabel 2. Jumlah Sumber Daya Manusia Sekretariat Jenderal Berdasarkan Pendidikan................................................ 11 Tabel 3. Alokasi Anggaran Sekretariat Jenderal Kemenristekdikti Tahun 2016.............................................................. 12 Tabel 4. Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2016......................................................................................... 16 Tabel 5. Perubahan Indikator Kinerja Program (IKP) Sekretariat Jenderal..................................................................... 19 Tabel 6. Unit Organisasi Pada SIMonev.......................................................................................................................... 20 Tabel 7. Indikator Kinerja Sekretariat Jenderal Kemenristekdikti Tahun 2016............................................................... 25 Tabel 8. Capaian Sasaran Meningkatnya Kualitas Perencanaan, Pemantauan dan Akuntabilitas Kinerja.................... 26 Tabel 9. Nilai AKIP Kemenristekdikti............................................................................................................................... 28 Tabel 10. Capaian Sasaran Meningkatnya Kualitas Perbendaharaan, Pembiayaan, Akuntansi, Pelaporan Keuangan, Inventarisasi Dan Pelaporan Barang Milik Negara......................................................................................... 31 Tabel 11. Jumlah DIPA Satker Pada Masing-masing Eselon I.......................................................................................... 31 Tabel 12. Selisih Kas........................................................................................................................................................ 33 Tabel 13. Persedian......................................................................................................................................................... 33 Tabel 14. Mutasi Tahun Berjalan (2016)......................................................................................................................... 34 Tabel 15. Neraca Barang Milik Negara............................................................................................................................ 34 Tabel 16. Capaian Sasaran Meningkatnya Pembinaan dan Koordinasi Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan, Organisasi, dan Ketatalaksanaan Serta Pemberian Advokasi dan Bantuan Hukum...................................... 37 Tabel 17. Penilaian Indeks Reformasi Birokrasi Kemenristekdikti.................................................................................. 38 Tabel 18. Kasus Hukum Litigasi Tahun 2016................................................................................................................... 40 Tabel 19. Kasus Hukum Non Litigasi Tahun 2016........................................................................................................... 42 Tabel 20. Capaian Sasaran Meningkatnya Kualitas Koordinasi dan Pengelolaan Informasi, Publikasi, Hubungan Antar Lembaga, Layanan Masyarakat dan Kerjasama Luar Negeri.............................................. 43 Tabel 21. Nilai Kepatuhan Kemenristekdikti dalam Pemenuhan Komponen Standar Pelayanan Publik...................... 44 Tabel 22. Capaian Sasaran Meningkatnya Pengelolaan dan Penyusunan Bahan Pembinaan Kepegawaian................ 46 Tabel 23. Kinerja Administrasi Kepegawaian Tahun 2016.............................................................................................. 47 Tabel 24. Realisasi Anggaran Sekretariat Jenderal Tahun 2016..................................................................................... 48
Laporan Kinerja Sekertariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
vii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Alokasi & Realisasi Anggaran Sekretariat Jenderal Kemenristekdikti Tahun 2016 Berdasarkan Jenis Belanja... 12 Grafik 2. Realisasi Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja..................................................................................................... 48
viii
Laporan Kinerja Sekertariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
1.1
Latar Belakang
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal ini merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada Sekretariat Jenderal atas penggunaan anggaran. Penyusunan Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal ini mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi tahun 2016 ini dibuat dengan menyajikan serangkaian keberhasilan dan kegagalan atas pencapaian rencana, tindakan dan kegiatan atas perencanaan dan perjanjian kinerja Sekretariat Jenderal dalam mewujudkan birokrasi yang akuntabel, transparan, dan profesional melalui program Reformasi Birokrasi.
BAB I PENDAHULUAN
Laporan kinerja Sekretariat Jenderal tahun 2016 ini menjelaskan tentang pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan yang memadai dari hasil analisis terhadap pengukuran kinerja tahun 2016. Tujuan penyajian laporan kinerja ini adalah untuk memberikan informasi kinerja yang terukur kepada Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai, dan sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi Sekretariat Jenderal untuk meningkatkan kinerjanya.
10
1.2
Tugas dan Fungsi
Sesuai dengan Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 15 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Sekretariat Jenderal mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Dalam melaksanakan tugas, Sekretariat Jenderal menyelenggarakan fungsi: a. Koordinasi kegiatan di Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi;
b. Koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi; c. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, kerja sama, hubungan masyarakat, arsip dan dokumentasi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi; d. Pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana; e. Koordinasi dan penyusunan peraturan perundangundangan serta pelaksanaan advokasi hukum; f. Penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara dan layanan pengadaan barang/jasa; dan g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri. Dengan optimalisasi pelaksanaan fungsi tersebut, diharapkan penyelenggaraan tugas-tugas Kementerian dalam pengaturan, pembinaan, pengelolaan, pengawasan dan pelaporan pembangunan terlaksana dengan baik sesuai dengan sasaran dan target yang telah ditetapkan.
1.3
Struktur Organisasi
Untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, struktur organisasi Sekretariat Jenderal terdiri dari: 1. Biro Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. 2. Biro Sumber Daya Manusia mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepegawaian Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. 3. Biro Keuangan dan Umum mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan pemberian dukungan administrasi keuangan, kerumahtanggaan, arsip, serta penyelenggaraan pengelolaan barang milik/ kekayaan negara dan layanan pengadaan barang/jasa Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
Laporan Kinerja Sekertariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
2. Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan sarana, kerjasama dan bisnis teknologi, serta keamanan dan keselamatan di kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
5. Biro Kerja Sama dan Komunikasi Publik mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, koordinasi, dan pelaksanaan kerja sama dalam negeri dan luar negeri, serta pelaksanaan komunikasi publik.
3. Pusat Pendidikan dan Pelatihan mempunyai tugas melaksanakan program dan evaluasi pendidikan dan pelatihan, serta penyelenggaraan pelatihan.
Selain itu Sekretariat Jenderal secara administratif membina tiga pusat yaitu: 1. Pusat Data dan Informasi Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pengendalian kebijakan teknis, pelaksanaan, pemanfaatan, evaluasi, dan pelaporan di bidang data dan informasi ilmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan tinggi.
1.4
Sumber Daya Manusia
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi didukung oleh sumberdaya manusia sebanyak 238 pegawai yang terdiri pegawai 156 pria dan 82 wanita.
Tabel 1. Jumlah Sumber Daya Manusia Sekretariat Jenderal Berdasarkan Jenis Kelamin No
Jenis Kelamin
Unit Kerja
Pria
Wanita
Jumlah
1
Sekretaris Jenderal
1
-
1
2
Biro Perencanaan
15
12
27
3
Biro SDM
45
27
72
4
Biro Keuangan dan Umum
61
21
82
5
Biro Hukum dan Organisasi
18
13
31
6
Biro Kerjasama dan Komunikasi Publik Total
16
9
25
156
82
238
Dilihat dari tingkat pendidikan, sumberdaya manusia Sekretariat Jenderal Kemenristekdikti didominasi oleh SD sampai dengan SLTA sebesar persentase 21,85 % diikuti dengan S1 sebesar 45,38 %.
Tabel 2. Jumlah Sumber Daya Manusia Sekretariat Jenderal Berdasarkan Pendidikan No
Pendidikan
Unit Kerja
SD/SMP/SMA
D3
S1
S2
S3
Jumlah
1
Sekretaris Jenderal
-
-
-
-
1
1
2
Biro Perencanaan
4
1
13
7
2
27
3
Biro SDM
17
8
37
9
1
72
4
Biro Keuangan dan Umum
26
10
31
13
2
82
5
Biro Hukum dan Organisasi
4
1
15
11
-
31
6
Biro Kerjasama dan Komunikasi Publik
1
1
12
11
-
25
Total
52
21
108
51
6
238
Persentase (%)
21,85
8,82
45,38
21,43
2,52
100
Laporan Kinerja Sekertariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
11
BAB I PENDAHULUAN
4. Biro Hukum dan Organisasi mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan, pelaksanaan advokasi dan bantuan hukum, serta pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana.
1.5. Anggaran Pagu anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Tahun 2016 sebesar Rp. 506.643.182.579.
Tabel 3. Alokasi Anggaran Sekretariat Jenderal Kemenristekdikti Tahun 2016 Kegiatan
Anggaran
Proporsi
Peningkatan Kualitas Perencanaan, Evaluasi, serta Akuntabilitas dan Pencapaian Kinerja
14.969.998.000
2,95%
Pembinaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
30.399.100.000
6,00%
104.875.883.000
20,70%
Pengelolaan Keuangan
27.075.467.000
5,34%
Pembinaan dan Pengembangan Hukum dan Organisasi
37.981.000.000
7,50%
Peningkatan Layanan Kerjasama dan Komunikasi Publik
26.217.500.400
5,17%
Pengembangan dan Pengelolaan Kawasan Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
82.909.960.760
16,36%
Pengembangan Data dan Informasi Iptek dan Dikti
41.602.100.000
8,21%
Pendidikan dan Pelatihan
47.680.500.000
9,41%
Pengelolaan Urusan Perbendaharaan
92.931.673.419
18,34%
506.643.182.579
100%
Peningkatan dan Pengelolaan Urusan Umum
Total
Dari sisi jenis belanja, paling besar dialokasikan untuk belanja barang sebesar Rp. 362.693.930.160, belanja pegawai Rp. 92.931.673.419, dan belanja modal Rp. 51.017.579.000.
BAB I PENDAHULUAN
47.417.603.297 51.017.579.000
270.443.371.374 362.693.930.160
80.975.374.086 92.931.673.419
12 Grafik 1. Alokasi & Realisasi Anggaran Sekretariat Jenderal Kemenristekdikti Tahun 2016 Berdasarkan Jenis Belanja
Laporan Kinerja Sekertariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
1.6. Sistematika Penyajian
Sistematika penyajian Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Tahun 2016 adalah sebagai berikut: 1. Ikhtisar Eksekutif, menyajikan ringkasan pencapaian kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Tahun 2016.
2. Bab. I – Pendahuluan, menjelaskan latar belakang penyusunan laporan, maksud dan tujuan, tugas dan fungsi, serta struktur organisasi, sumber daya manusia dan anggaran.
13
3. Bab. II – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, Rencana Strategis, Arah Kebijakan dan Strategi, dan Perjanjian Kinerja 2016. 4. Bab. III – Akuntabilitas Kinerja Tahun 2016, menjelaskan tentang pengendalian, pengukuran dan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, serta pencapaian kinerja sebagai pertanggungjawaban terhadap pencapaian sasaran strategis pada tahun 2016. 5. Bab. IV – Penutup, menjelaskan kesimpulan menyeluruh dan upaya perbaikan.
Laporan Kinerja Sekertariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
BAB I PENDAHULUAN
Laporan kinerja ini melaporkan capaian kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi tahun 2016 sesuai Rencana Strategis (Renstra) tahun 2015-2019. Analisis Capaian Kinerja (performance result) diperbandingkan dengan Perjanjian Kinerja (performance agreement) sebagai tolok ukur keberhasilan organisasi, yang memungkinkan diidentifikasinya sejumlah celah kinerja (performance gap) sebagai perbaikan kinerja di masa mendatang.
Rencana Strategis
Perencanaan strategis merupakan serangkaian rencana tindakan dan kegiatan yang bersifat mendasar dan dibuat secara integral, efisien, dan koordinatif. Dalam kurun waktu 2015-2019 dengan berorientasi kepada hasil yang ingin dicapai selama 5 (lima) tahun dan memperhitungkan potensi, peluang, serta kendala yang ada maupun tantangan yang mungkin terjadi, Sekretariat Jenderal melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggungjawabnya, visi Sekretariat Jenderal telah ditetapkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat
Jenderal Tahun 2015-2019. Dalam penentuan visi, Sekretariat Jenderal telah mempertimbangkan beberapa kriteria, yaitu: (i) memberikan arah pandangan ke depan terkait dengan kinerja dan peranan organisasi, (ii) ditetapkan secara rasional, realistis, mudah dipahami, (iii) dirumuskan secara singkat, padat, mudah diingat, (iv) dapat dilaksanakan secara konsisten dalam pencapaian, dan (v) mempunyai sifat fleksibel. Oleh sebab itu visi Sekretariat Jenderal akan ditanamkan pada setiap unsur organisasi sehingga menjadi visi bersama (shared vision) dan mampu mengerahkan dan menggerakkan segala sumber daya Sekretariat Jenderal. Adapun visi Sekretariat Jenderal yang diharapkan mampu memberi arah ke masa depan yaitu:
Menjadi pilar utama mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) Misi Sekretariat Jenderal merupakan sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh unit organisasi Sekretariat Jenderal dalam upaya untuk mewujudkan visi. Dengan pernyataan misi yang telah ditetapkan, diharapkan seluruh unsur Sekretariat Jenderal dan pihak yang berkepentingan dapat mengetahui dan mengenal keberadaan dan peran Sekretariat Jenderal dalam penyelenggaraan pemerintahan negara. Misi Sekretariat Jenderal telah disusun secara jelas dan sesuai dengan tugas dan fungsinya, juga terkait dengan kewenangan yang dimilikinya sesuai peraturan perundangundangan. Perumusan misi ini telah memperhatikan masukan pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders),
dan memberikan peluang untuk perubahan/penyesuaian sesuai dengan tuntutan perkembangan lingkungan stratejik. Kriteria dalam penentuan misi Sekretariat Jenderal antara lain adalah: (i) sejalan dengan upaya pencapaian visi Sekretariat Jenderal, (ii) sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015 - 2019 serta tugas yang dibebankan oleh undangundang, (iii) menggambarkan tindakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Sekretariat Jenderal. Berdasarkan acuan tersebut di atas, misi Sekretariat Jenderal adalah:
1. Meningkatkan koordinasi dan pembinaan menuju tata kelola yang baik
2. Meningkatkan kualitas layanan yang prima
Laporan Kinerja Sekertariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
15
BAB II PERENCANAAN KINERJA
2.1.
Dalam rangka mencapai Visi dan Misi, maka Visi dan Misi tersebut dirumuskan ke dalam bentuk yang lebih terarah dan operasional berupa perumusan tujuan strategis (strategic goals) yang harus dicapai adalah: 1. Meningkatnya tata kelola yang baik, transparan dan akuntabel 2. Meningkatnya kualitas layanan yang efektif dan efisien Tujuan strategis tersebut kemudian dijabarkan dalam sasaran strategis sesuai dengan permasalahanpermasalahan yang harus diselesaikan dalam kurun waktu 2015-2019. Sasaran strategis tersebut adalah: 1. Meningkatnya kualitas perencanaan, pemantauan dan akuntabilitas kinerja 2. Meningkatnya kualitas perbendaharaan, pembiayaan, akuntansi, pelaporan keuangan, inventarisasi dan pelaporan barang milik negara 3. Meningkatnya pengelolaan dan penyusunan bahan pembinaan kepegawaian 4. Meningkatnya pembinaan dan koordinasi penyusunan peraturan perundang-undangan, organisasi, dan ketatalaksanaan serta pemberian advokasi dan bantuan hukum
5. Meningkatnya kualitas koordinasi dan pengelolaan informasi, publikasi, hubungan antar lembaga, layanan masyarakat dan kerja sama luar negeri.
2.2. Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2016 Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi menetapkan Perjanjian Kinerja merupakan komitmen yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam waktu satu tahun dengan mempertimbangkan sumberdaya yang dikelola. Tujuan khusus ditetapkan Perjanjian Kinerja antara lain: meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan kinerja aparatur; sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah; sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi; menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; dan sebagai dasar pemberian reward atau penghargaan dan sanksi. Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi telah menetapkan Perjanjian Kinerja Tahun 2016 secara berjenjang sesuai dengan kedudukan, tugas dan fungsinya berbasis pada Renstra Kemenristekdikti 2015-2019. Perjanjian Kinerja ini merupakan tolok ukur evaluasi akuntabilitas kinerja pada tahun 2016, selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.
BAB II PERENCANAAN KINERJA
Tabel 4. Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2016
16
No
Sasaran
Indikator Kinerja
Target 2016
1
Meningkatnya kualitas perencanaan, pemantauan dan akuntabilitas kinerja
Persentase efisiensi perencanaan penganggaran
91%
Penilaian terhadap AKIP
B
2
Meningkatnya kualitas perbendaharaan, pembiayaan, akuntansi, pelaporan keuangan, inventarisasi dan pelaporan barang milik negara
Opini penilaian laporan keuangan oleh BPK
WTP
3
Meningkatnya kualitas koordinasi dan pengelolaan informasi, publikasi, hubungan antar lembaga, layanan masyarakat dan kerja sama luar negeri
Indeks kepuasan pelayanan oleh Ombudsman
65
4
Meningkatnya pembinaan dan koordinasi penyusunan peraturan perundang-undangan, organisasi, dan ketatalaksanaan serta pemberian advokasi dan bantuan hukum
Kualitas penilaian Kementerian PAN dan RB atas pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kemenristekdikti
70%
Persentase kasus hukum yang telah terselesaikan (berkekuatan hukum tetap)
45%
Persentase Pelayanan Administrasi Kepegawaian
90%
5
Meningkatnya pengelolaan dan penyusunan bahan pembinaan kepegawaian
Laporan Kinerja Sekertariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
3.1.
Pengendalian Kinerja
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Dalam rangka efisiensi, efektivitas, dan penajaman hasil-hasil kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, manajemen program berupa: perencanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan dan pelaporan kegiatan disempurnakan menjadi manajemen kinerja (hasil kerja) berupa: perencanaan kinerja, pelaksanaan kinerja, pengukuran kinerja, pengendalian kinerja dan pelaporan kinerja sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 1. Penyempurnaan ini dilakukan, agar kerja berubah dari pendekatan/cara pandang yang berorientasi proses/kegiatan (process oriented) menuju manajemen kinerja yang berorientasi hasil/kinerja (output/outcome oriented). Untuk itu, hal-hal yang berkaitan dengan hasil kerja seperti tujuan, sasaran, target, capaian, indikator
kinerja utama (IKU) menjadi titik-tolak manajemen, yang dirumuskan secara seksama, jelas dan akurat serta ditetapkan. Dalam hal pengendalian kinerja, Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi terus melakukan perbaikan. Dari PK 2016 yang telah ditandatangani, telah dibuat penjabaran lebih lanjut ke dalam suatu rencana aksi yang lebih detail dan dimanfaatkan sebagai instrumen untuk memantau dan mengevaluasi kemajuan kinerja secara periodik (triwulan). Sehubungan dengan hal tersebut terus dikembangkan sistem monitoring dan evaluasi dalam rangka pemantauan dan evaluasi kinerja program, realisasi capaian fisik dan anggaran unit kerja (SIMonev).
Gambar 1. Manajemen Kinerja Berorientasi Hasil (Output/Outcome)
3.2. Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja merupakan salah satu alat untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja. Pengukuran kinerja akan menunjukkan seberapa besar kinerja manajerial yang dicapai, seberapa bagus kinerja finansial organisasi, dan kinerja lainnya yang menjadi dasar penilaian akuntabilitas. Pengukuran tingkat capaian kinerja dilakukan dengan cara membandingkan antara target kinerja yang telah ditetapkan dengan realisasinya. Adapun rumusannya adalah sebagai berikut:
Realiasasi
18 Persentase Capaian =
x 100% Rencana
Laporan Kinerja Sekertariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Untuk mengukur capaian masing-masing IKU dilakukan secara umum yakni melalui data capaian kinerja dan pengukuran dengan kondisi riil yang ada. Sedangkan analisis capaian masing-masing IKU diupayakan disampaikan secara rinci dengan mendefinisikan alasan penetapan masing-masing IKU; cara mengukurnya; capaian kinerja yang membandingkan tidak hanya antara realisasi kinerja dengan target, tetapi pembandingan dengan tahun sebelumnya, dan pada akhir periode Renstra; disertai dengan data pendukung berupa tabel, foto/gambar, grafik, dan data pendukung lainnya.
3.3. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Dalam upaya mengimplementasikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi telah melaksanakan berbagai upaya perbaikan, dengan tujuan untuk mendorong terwujudnya pemerintahan yang baik (good governance) dan
berorientasi kepada hasil (result oriented government). Oleh karena itu dalam rangka sinergi implementasi SAKIP mulai tingkat kementerian hingga unit organisasi, Sekretariat Jenderal menginisiasi penyusunan Peraturan Menteri tentang Pedoman Pelaksanaan SAKIP di Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Sekretariat Jenderal juga menginisiasi berbagai agenda akuntabilitas kinerja di semua komponen yang merupakan bagian integral dari sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP), meliputi aspek: perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja dan capaian kinerja. a.
Perencanaan Kinerja
Dalam rangka menindaklanjuti rekomendasi Kemen. PAN dan RB maka Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menginisiasi beberapa kegiatan yaitu: 1) Mereviu Indikator Kinerja Utama (IKU) dengan melibatkan seluruh pimpinan dalam Rapat Pimpinan. IKU telah di tetapkan melalui Keputusan Menteri Nomor 333/M/KPT/2016, untuk di implementasikan pada tahun 2017. 2) Mereviu kembali Rencana Strategis, IKSS, IKP, dan IKK. 3) Merumuskan indikator kinerja secara berjenjang dalam PK 2017 hingga Eselon IV.
Tabel 5. Perubahan Indikator Kinerja Program (IKP) Sekretariat Jenderal Program
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
Semula
Menjadi
X1
Persentase efisiensi perencanaan penganggaran
X1
Persentase Efisiensi Perencanaan Penganggaran
X2
Opini penilaian laporan keuangan oleh BPK
X2
Opini Penilaian Laporan Keuangan Oleh BPK
X3
Penilaian terhadap AKIP
X3
Penilaian Terhadap AKIP
X4
Indeks kepuasan pelayanan
X4
Indeks Kepuasan Pelayanan
X5
Kualitas penilaian Kementerian PAN dan RB atas pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Kemenristekdikti
X5
Persentase Kasus Hukum Yang Diselesaikan
X6
Persentase kasus hukum yang telah terselesaikan (berkekuatan hukum tetap)
X6
Tingkat Kesesuaian Kompetensi Pejabat
X7
Ratio Data dan Knowledge Iptek dan Dikti Yang Dimanfaatkan
Laporan Kinerja Sekertariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
19
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Dengan membandingkan antara realisasi dan rencana, maka dapat dilihat jumlah persentase pencapaian pada masing-masing indikator kinerja utama. Dengan diketahui capaian kinerja, maka dapat dianalisis faktor penyebab keberhasilan dan ketidakberhasilan, yang selanjutnya dapat dipetakan kekurangan dan kelemahan realisasi dan rencana kegiatan, kemudian ditetapkan strategi untuk meningkatkan kinerja dimasa yang akan datang.
b.
Pengukuran Kinerja
Pada tahun 2016 dikembangkan sistem informasi untuk pengukuran dan pengelolaan data kinerja (Sistem Informasi Monitoring dan Evaluasi - SIMonev) yang merupakan pengembangan dari sistem yang telah ada sebelumnya yaitu SIREN (Sistem Informasi Perencanaan) yang diimplementasikan di Kementerian Riset dan Teknologi. Pengembangan sistem dilandasi pada semakin besarnya unit organisasi di Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
Tabel 6. Unit Organisasi Pada SIMonev Elemen
Semula
Sistem Pengukuran dan Pengelolaan Data Kinerja
SIREN (5 Satker) • Satker Kemenristek • Puspiptek • PP Iptek • ATP • Eijkman
Menjadi SIMonev (143 Satker) • 11 Satker Kemenristekdikti • 118 PTN • 14 Kopertis
Fitur yang ada di SIMonev meliputi : 1. Data capaian output fisik dan realisasi anggaran yang dilaporkan setiap bulan.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
2. Data capaian kinerja yang dilaporkan setiap triwulan.
20 Gambar 2. Fitur SIMonev Capaian Output
Laporan Kinerja Sekertariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
21
Gambar 3. Fitur SIMonev Capaian Kinerja c.
Pelaporan Kinerja
Penyajian informasi capaian kinerja dalam Laporan Kinerja (LAKIP) secara terus menerus diperbaiki dan ditingkatkan antara lain melalui Capaian Kinerja dengan IKU yang terukur. Dalam laporan kinerja ini juga terus ditingkatkan kualitasnya diantaranya menggambarkan pembandingan capaian kinerja yang memadai, tidak hanya antara realisasi kinerja dengan target, tetapi
pembandingan dengan tahun sebelumnya, tren kinerja dan pada akhir periode Renstra. Sehubungan dengan amanah PP No. 26 Tahun 2015, Sekretariat Jenderal menginisiasi penyusunan Peraturan Menteri tentang Pedoman Penyusunan Laporan Kinerja PTN Badan Hukum dan telah ditetapkan melalui Peraturan Menristekdikti Nomor 40 Tahun 2016.
Laporan Kinerja Sekertariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Gambar 4. FGD Pembahasan Draft Permenristekdikti tentang Laporan Kinerja PTN-BH Yogyakarta, 8-9 April 2016
22
Gambar 5. Permenristekdikti No. 40 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Kinerja PTN Badan Hukum
Laporan Kinerja Sekertariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Evaluasi Kinerja
Evaluasi bertujuan untuk melihat tingkat keberhasilan pengelolaan kegiatan, melalui kajian terhadap manajemen dan output pelaksanaannya serta permasalahan yang dihadapi, untuk selanjutnya menjadi bahan evaluasi kinerja program dan kegiatan selanjutnya. Bentuk evaluasi berupa pengkajian terhadap manajemen dan output pelaksanaannya serta permasalahan yang dihadapi. Dalam rangka hal tersebut maka dibuat aplikasi Sistem Monitoring dan Evaluasi (SIMonev) untuk mendapatkan data sebagai sumber evaluasi. Sistem Informasi Monitoring dan Evaluasi (SIMonev) adalah aplikasi yang digunakan untuk mempermudah unit organisasi di lingkungan Kemenristekdikti dalam menetapkan dan melaporkan berbagai capaian target kinerja, anggaran, serta rencana pengadaan yang telah
disusun. Aplikasi SIMonev dapat diakses melalui alamat https://simonev.ristekdikti.go.id Kemenristekdikti telah mengimplementasikan SIMonev di seluruh unit organisasi baik pusat dan daerah. Aplikasi ini terus dikembangkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam sistem perencanaan di Kemenristekdikti. Tahun 2016, aplikasi SIMonev ini telah terintegrasi dengan aplikasi OM SPAN Kementerian Keuangan sehingga realiasasi anggaran dapat diketahui secara real time. Selain itu, SIMonev telah diintegrasikan dengan aplikasi SMART Kementerian Keuangan dalam rangka pengukuran dan evaluasi kinerja atas pelaksanaan RKA-K/L. Penambahan dashboard SIMonev selama Tahun 2016 yaitu Fitur Rapor, Pengadaan Barang Jasa dan Uang Kuliah Tunggal (UKT).
Gambar 6. Fitur pada Aplikasi SIMonev Pengisian aplikasi SIMonev dilaksanakan secara berkala yaitu dilakukan setiap bulan, 3 bulan (triwulanan), dan 6 bulanan (semesteran). Telah di laksanakan Rapat Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Program Kegiatan dan Anggaran setiap triwulan dan pembagian Rapor Setiap Semester untuk seluruh unit kerja.
Laporan Kinerja Sekertariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
23
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
d.
e.
Capaian Kinerja
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Dalam rangka meningkatkan kualitas penerapan SAKIP dan peningkatan kinerja, Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi menginisiasi penyusun Peraturan Menteri tentang Pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dan telah ditetapkan melalui Peraturan Menristekdikti Nomor 51 Tahun 2016.
Gambar 7. Permenristekdikti No. 51 Tahun 2016 tentang Pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Kemenristekdikti
24
Gambar 8. Workshop Penguatan SAKIP Jakarta, 3-5 November 2016
Laporan Kinerja Sekertariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
3.4. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 2015-2019 sesuai dengan Permenristekdikti No. 13 Tahun 2015.
Tabel 7. Indikator Kinerja Sekretariat Jenderal Kemenristekdikti Tahun 2016 Sasaran (1)
Tahun 2016
Indikator Kinerja
Target 2015-2019
Realisasi 2015
Target
Realisasi
%
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Persentase efisiensi perencanaan penganggaran
94%
91%
90%
99%
108,79
Penilaian terhadap AKIP
A
B
B
BB
-
Opini penilaian laporan keuangan oleh BPK
WTP
WDP
WTP
WTP
-
Kualitas penilaian Kementerian PAN dan RB atas pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kemenristekdikti
100
63,89
70
67,46
96,37
Persentase kasus hukum yang telah terselesaikan (berkekuatan hukum tetap)
60%
36%
45%
62,84%
139,64
Meningkatnya kualitas koordinasi dan pengelolaan informasi, publikasi, hubungan antar lembaga, layanan masyarakat dan kerja sama luar negeri
Indeks kepuasan pelayanan oleh Ombudsman
80
60,75
65
101,92
156,8
Meningkatnya pengelolaan dan penyusunan bahan pembinaan kepegawaian
Persentase Pelayanan Administrasi Kepegawaian
90%
90%
90%
90%
100
Meningkatnya kualitas perencanaan, pemantauan dan akuntabilitas kinerja Meningkatnya kualitas perbendaharaan, pembiayaan, akuntansi, pelaporan keuangan, inventarisasi dan pelaporan barang milik Negara Meningkatnya pembinaan dan koordinasi penyusunan peraturan perundangundangan, organisasi, dan ketatalaksanaan serta pemberian advokasi dan bantuan hukum
25
Sehubungan dengan hal tersebut berikut ini adalah Indikator Kinerja Utama (IKU) dan capaian kinerjanya, dapat dilihat pada tabel 7.
Laporan Kinerja Sekertariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi telah merumuskan indikator-indikator dan telah ditetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) agar pemangku kepentingan mudah dalam mengukur dan menganalisa keberhasilan kinerja Kementerian. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) merupakan tolok ukur capaian tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) yang menjadi tanggungjawabnya. IKU ditetapkan mengacu
3.5. Analisis Capaian Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi telah menetapkan sasaran yang akan dicapai dalam periode 2015 - 2019 yaitu: 1. Meningkatnya kualitas perencanaan, pemantauan dan akuntabilitas kinerja 2. Meningkatnya kualitas perbendaharaan, pembiayaan, akuntansi, pelaporan keuangan, inventarisasi dan pelaporan barang milik negara 3. Meningkatnya pembinaan dan koordinasi penyusunan peraturan perundang-undangan, organisasi, dan ketatalaksanaan serta pemberian advokasi dan bantuan hukum
informasi, publikasi, hubungan antar lembaga, layanan masyarakat dan kerja sama luar negeri 5. Meningkatnya pengelolaan dan penyusunan bahan pembinaan kepegawaian Capaian kinerja Sasaran Strategis tercermin pada capaian Indikator Kinerja Utama (IKU). Dari tabel diatas menunjukkan capaian IKU Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Tahun 2016, bahwa secara umum target berhasil dipenuhi, bahkan terdapat capaian yang melebihi target yang telah ditentukan, walaupun beberapa indikator kinerja belum mencapai target. Secara lebih detil capaian indikator kinerja utama dijelaskan dalam analisis capaian kinerja sebagai berikut:
4. Meningkatnya kualitas koordinasi dan pengelolaan
Sasaran 1 : Meningkatnya Kualitas Perencanaan, Pemantauan dan Akuntabilitas Kinerja Sasaran Meningkatnya kualitas perencanaan, pemantauan dan akuntabilitas kinerja diukur dengan dua indikator yaitu Persentase efisiensi perencanaan penganggaran dan Penilaian terhadap AKIP. Adapun capaiannya adalah sebagai berikut:
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Tabel 8. Capaian Sasaran Meningkatnya Kualitas Perencanaan, Pemantauan dan Akuntabilitas Kinerja Indikator Kinerja
Target 2015-2019
Realisasi 2015
(1)
(2)
(3)
Persentase efisiensi perencanaan penganggaran Penilaian terhadap AKIP
Meningkatnya kualitas perencanaan, pemantauan dan akuntabilitas kinerja
1.
26
Sasaran
Tahun 2016 Target
Realisasi
%
(4)
(5)
(6)
(7)
94%
99%
91%
99%
108,79
A
B
B
BB
-
Persentase Efisiensi Perencanaan Penganggaran
Efisiensi perencanaan anggaran diukur dengan teknik spending review, yaitu alat untuk mengevaluasi kinerja anggaran pemerintah. Fokus utamanya adalah untuk efisiensi anggaran. Spending Review secara lugas menyebut angka yang harus dihemat karena terdapat inefisiensi anggaran. Hasilnya direkomendasikan untuk pelaksanaan anggaran pemerintah tahun berikutnya agar lebih efektif dan efisien. Spending Review dilakukan dalam rangka untuk mengetahui
Laporan Kinerja Sekertariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Sesuai dengan hasil Spending Review yang dilakukan Kementerian Keuangan kepada Kemenristekdikti pada tahun 2016, telah ditemukan inefisiensi sebesar 0,006% dari total keseluruhan pagu Kemenristekdikti sehingga tingkat efisiensi anggaran sebesar 99,99%. Hasil ini lebih besar dibandingkan target pada tahun 2016 sebesar 90%. Inefisiensi yang terjadi salah satunya akibat perencanaan anggaran yang belum dibuat dengan baik. Masih banyak yang membuat perencanaan anggaran mengikuti dari tahun anggaran sebelumnya kemudian ditambah berapa persen. Akibatnya terjadi pemborosan anggaran ataupun anggaran yang tidak terpakai karena bukan merupakan kebutuhan tahun bersangkutan. Contoh inefisiensi yang terjadi adalah masih adanya penggunaan biaya yang melebihi standar biaya. Hal ini dikarenakan pembuat anggaran tidak berpedoman pada standar biaya yang telah ditetapkan Kementerian Keuangan setiap tahunnya. Contoh lainnya yaitu adanya duplikasi anggaran, dimana untuk kegiatan yang sama dilakukan beberapa kali. Beberapa catatan hasil spending review yang dilakukan Kementerian Keuangan kepada Kemenristekdikti pada tahun 2016 antara lain: 1) Banyaknya konsinyering yang pesertanya sedikit sehingga lebih baik diganti dengan Rapat Dalam Kantor (RDK) saja, termasuk penyusunan laporan tidak perlu konsinyering. 2) Peserta RDK hanya berhak mendapatkan uang saku RDK. Uang transport diberikan kepada peserta rapat yang tidak berada dalam satu kompleks perkantoran dimana RDK diselenggarakan. 3) Kegiatan yang merupakan tupoksi semestinya tidak dapat diberikan honor. 4) Satuan honor moderator menggunakan jam, harusnya kali. 5) Harga satuan honor, biaya pemeliharaan dan uang harian yang melebihi SBM. 6) Jumlah narasumber dan/atau tim pelaksana kegiatan yang terlalu banyak.
Untuk mengurangi tingkat inefisiensi pada tahun mendatang yang perlu dilakukan adalah: 1) Lebih mencermati lagi dalam penggunaan satuan biaya sehingga tidak terjadi kesalahan besaran biaya maupun penggunaan satuan dalam perhitungan anggaran; 2) Lebih selektif dalam hal pembentukan tim pelaksana kegiatan maupun penyelenggaraan rapat/meeting di luar kantor sehingga tidak melanggar ketentuan yang berlaku; 3) Lebih mencermati penyelenggaraan konsinyering hanya untuk kegiatan yang benar-benar diperlukan; 4) Dalam penyusunan RKA-KL tahun-tahun berikutnya perlu dicermati kembali pengalokasian pada Kelompok Belanja 5211, agar anggaran dapat diserap lebih optimal. 2.
Penilaian Terhadap AKIP
Terwujudnya akuntabilitas kinerja yang akuntabel tingkat keberhasilannya dilihat dari perolehan predikat akuntabilitas kinerja yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Sesuai rencana strategis Kemenristekdikti 2015-2019, pada tahun 2016 Kemenristekdikti mentargetkan memperoleh predikat B. Berdasarkan surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor B/578/M.AA05/2017, perihal hasil evaluasi atas akuntabilitas kinerja instansi pemerintah tahun 2016, tanggal 16 Februari 2017, pada tahun 2016 Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi mendapat predikat BB dengan nilai 70,38 yang interpretasinya adalah menunjukkan tingkat efektifitas dan efisiensi penggunaan anggaran dibandingkan dengan capaian kinerjanya, kualitas pembangunan budaya kinerja birokrasi dan penyelenggaraan pemerintahan yang berorientasi pada hasil di Kemenristekdikti sudah menunjukkan hasil yang sangat baik. Dalam rangka implementasi SAKIP, Kemenristekdikti terus melakukan berbagai upaya perbaikan di semua komponen sistem akuntabilitas kinerja yaitu aspek perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja hingga capaian kinerja. Upaya perbaikan memperhatikan catatan penting hasil evaluasi akuntabilitas kinerja yang dilakukan oleh Kementerian
Laporan Kinerja Sekertariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
27
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
potensi ruang fiskal pada tahun anggaran berikutnya sehingga potensi tersebut dapat dipergunakan untuk menambah alokasi dana yang menjadi prioritas nasional seperti pembangunan infrastruktur.
PAN dan RB. Dalam Permenristekdikti No. 13 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kemenristekdikti Tahun 2015-2019, target hasil penilaian terhadap implementasi AKIP adalah katagori “ A “ dengan nilai > 80 - 90 pada tahun 2019.
Tabel 9. Nilai AKIP Kemenristekdikti KOMPONEN
2012
2013
2014
2015
2016
1. Perencanaan Kinerja
24,84
24,54
25,1
22,87
23,97
2. Pengukuran Kinerja
13,57
13,66
14,97
15,94
16,13
3. Pelaporan Kinerja
9,15
9,04
11,64
10,81
10,82
4. Evaluasi Kinerja
5,46
5,78
6,86
6,89
6,92
13
16,21
12,5
12,25
12,54
TOTAL
66,02
69,23
71,07
68,76
70,38
PREDIKAT
B
B
B
B
BB
5. Pencapaian Kinerja
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Sesuai data evaluasi kinerja di atas, selama lima tahun terakhir nilai akuntabilitas kinerja Kemenristekdikti mengalami naik turun. Namun begitu tingkat akuntabilitas kinerja Kemenristekdikti tetap berada pada predikat BB (Sangat Baik). Dibandingkan dengan tahun 2015, nilai akuntabilitas kinerja Kemenristekdikti pada tahun 2016 mengalami peningkatan. Ada beberapa catatan hasil evaluasi oleh Kementerian PAN RB atas implementasi SAKIP Kemenristekdikti yaitu:
28
1) Kemenristekdikti telah mampu menyusun dokumen Perencanaan Kinerja yang berisi tujuan dan sasaran yang berorientasi hasil dengan indikator kinerja yang baik. Target kinerja yang ditetapkan cukup realistis selaras dengan RPJMN. Renstra Kemenristekdikti telah digunakan sebagai acuan menyusun Rencana Kinerja Tahunan maupun rencana kinerja eselon 1 (Unit Kerja) dibawahnya; 2) Kemenristekdikti telah menggunakan IKU sebagai ukuran kinerja. Indikator tersebut telah memenuhi kriteria indikator yang baik. IKU telah menggambarkan tugas, fungsi dan peran yang harus dijalankan oleh Kemenristekdikti; 3) Laporan Kinerja Kemenristekdikti telah memuat informasi pencapaian sasaran yang berorientasi outcome sebagaimana tertuang dalam perjanjian kinerja. Serta telah dilengkapi pernyataan telah di reviu oleh APIP; 4) Kemenristekdikti telah memiliki pedoman evaluasi yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan evaluasi kinerja unit kerja. Hasil evaluasi cukup
menggambarkan akuntabilitas kinerja unit kerja, namun masih belum mampu mendorong perubahan unit kerja ke arah yang lebih baik; 5) Dalam rangka Pemantauan kinerja secara berkelanjutan, Kemenristekdikti juga telah mengembangkan aplikasi yang dapat memantau perkembangan capaian kinerja baik pada tataran unit kerja maupun Kementerian. Aplikasi ini juga akan mendorong mekanisme pengumpulan data kinerja yang semakin dapat diandalkan serta meningkatkan kualitas laporan kinerja. Melihat permasalahan yang dihadapi di atas Kementerian PAN dan RB memberikan beberapa rekomendasi yang perlu dilakukan Kemenristekdikti agar nilai akuntabilitas kinerja dapat meningkat di masa datang antara lain: 1) Mereviu IKU Eselon sehingga lebih mencerminkan penjabaran (cascade down) IKU Kementerian; 2) Melakukan monitoring secara berkala Rencana Aksi atas Kinerja yang telah ditetapkan sebagai bahan pertimbangan dalam mengarahkan dan mengorganisir kegiatan agar target kinerja dapat dicapai serta menggunakan Perjanjian Kinerja untuk penyusunan (identifikasi) kinerja sampai kepada tingkat eselon III dan IV; 3) Meningkatkan kualitas indikator kinerja eselon III dan IV sehingga selaras dengan indikator kinerja atasannya dan melakukan pengukuran kinerja tersebut secara berjenjang dan berkala (semester/triwulan/bulanan);
Laporan Kinerja Sekertariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
5) Memanfaatkan informasi kinerja dalam pelaksanaan evaluasi akuntabilitas, dalam perbaikan perencanaan serta dalam menilai dan memperbaiki pelaksanaan program dan kegiatan organisasi dan untuk peningkatan kinerja; 6) Melaksanakan evaluasi program dan memanfaatkan hasil evaluasi tersebut untuk perbaikan perencanan program yang akan datang, serta memanfaatkan hasil evaluasi atas Rencana Aksi Pencapaian Kinerja dalam menetapkan langkah-langkah nyata dimasa yang akan datang.
Dalam rangka memenuhi rekomendasi Kementerian PAN dan RB, Kemenristekdikti telah melakukan beberapa langkah antara lain: a) Dalam rangka penguatan akuntabilitas kinerja, sehubungan dengan telah ditetapkannya Kemenristekdikti No. 15 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, maka telah dilakukan revisi terhadap dokumen perencanaan yaitu Perjanjian Kinerja (PK) 2016, Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 2016. b) Selain itu dalam rangka menindaklanjuti rekomendasi hasil evaluasi atas akuntabilitas kinerja tahun 2016, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi sedang melakukan reviu Renstra 2015-2019, Perjanjian Kinerja 2017, dan Indikator Kinerja Utama (IKU) 2015-2019.
Gambar 9. Rapat Pimpinan Reviu Renstra 2015-2019 c) Mengembangkan dan mengimplementasikan Sistem Monitoring dan Evaluasi (SIMonev), dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam sistem perencanaan di Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Sistem ini dikembangkan secara online, dalam rangka pemantauan dan evaluasi kinerja program, realisasi capaian fisik dan anggaran unit kerja. Hal ini dilakukan untuk memberikan keyakinan yang
memadai bagi pimpinan atas pelaksanaan program dan kegiatan di lapangan. Penambahan dashboard SIMonev yaitu Fitur Rapor, Pengadaan Barang Jasa dan Uang Kuliah Tunggal (UKT). Data capaian output dalam aplikasi SIMonev digunakan dalam perhitungan pemberian tunjangan kinerja di Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
Laporan Kinerja Sekertariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
29
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
4) Memanfaatkan IKU dalam menyusun dokumendokumen perencanaan dan penganggaran, juga untuk melakukan penilaian kinerja. Melakukan monitoring capaian kinerja eselon III dan IV sebagai dasar pemberian reward and punishment;
Gambar 10. Kegiatan Penyampaian Hasil Capaian Output Semester I
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
e) Penyusunan Peraturan Perundangan
30
d) Dalam rangka meningkatkan kualitas penerapan SAKIP dan peningkatan kinerja, Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi menginisiasi penyusun Peraturan Menteri tentang Pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dan telah ditetapkan melalui Peraturan Menristekdikti Nomor 51 Tahun 2016. Sekretariat Jenderal Kementerian Riset,Teknologi, dan Pendidikan Tinggi telah melaksanakan Workshop Penguatan SAKIP di Semarang (20-22 Oktober 2016), Surabaya (27-29 Oktober 2016), dan Jakarta (3-5 November 2016) yang diikuti oleh 7 Unit Utama, 118 PTN, 14 Kopertis, dan 3 Pusat (Puspiptek, Pusdatin, Pusdiklat).
Dalam rangka meningkatkan kualitas penerapan SAKIP dan peningkatan kinerja, Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi menginisiasi penyusun Peraturan Menteri tentang Pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dan telah ditetapkan melalui Peraturan Menristekdikti Nomor 51 Tahun 2016. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2015 tentang Bentuk dan Mekanisme Pendanaan Perguruan Tinggi Badan Hukum dalam pasal 20 menyatakan bahwa Laporan Kinerja Perguruan Tinggi Badan Hukum (PTN-BH) disusun secara sistematis, akurat dan akuntabel serta diatur dengan Peraturan Menteri. Oleh karena itu, perlu disusun Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Permenristekdikti) mengenai laporan kinerja PTN Badan Hukum.
Sasaran 2: Meningkatnya Kualitas Perbendaharaan, Pembiayaan, Akuntansi, Pelaporan Keuangan, Inventarisasi dan Pelaporan Barang Milik Negara
Sasaran meningkatnya pengelolaan kualitas perbendaharaan, pembiayaan, akuntansi, pelaporan keuangan, inventarisasi dan pelaporan barang milik negara tingkat pencapaiannya diukur dari opini audit yang diberikan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) selaku pemegang otoritas dalam pemeriksaan keuangan. Untuk
memperoleh opini WTP suatu instansi pemerintah harus memenuhi beberapa syarat diantaranya: 1) disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai; 2) sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP); 3) kepatuhan terhadap perundang-undangan; 4) pengungkapan yang memadai; 5) tindak lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK-RI.
Laporan Kinerja Sekertariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Tabel 10. Capaian Sasaran Meningkatnya Kualitas Perbendaharaan, Pembiayaan, Akuntansi, Pelaporan Keuangan, Inventarisasi Dan Pelaporan Barang Milik Negara Indikator Kinerja
Target 2015-2019
Realisasi 2015
(1)
(2)
(3)
Meningkatnya kualitas perbendaharaan, pembiayaan, akuntansi, pelaporan keuangan, inventarisasi dan pelaporan barang milik negara
Opini penilaian laporan keuangan oleh BPK
WTP
Tahun 2015 tingkat pencapaian indikator Opini penilaian laporan keuangan oleh BPK adalah WDP (Wajar Dengan Pengecualian). Sedangkan untuk tahun 2016 Kemenristekdikti berhasil mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas laporan keuangannya. Beberapa catatan pentingnya dalam penyusunan Laporan Keuangan Kemenristekdikti Tahun 2016 antara lain: 1. Perubahan Jumlah Unit Akuntansi Pembantu Anggaran Eselon I pada tahun anggaran 2016, menyebabkan beberapa Satuan Kerja beralih Kode Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon I dan kode Satker. Sehubungan hal tersebut pada tahun anggaran 2016 ini telah dilakukan proses likuidasi Aset dan Kewajiban dari Satuan Kerja Entitas pelaporan yang lama (TA.2015) ke satuan Kerja Entitas Pelaporan baru (TA.2016) dengan kode Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon I dan kode Satker yang baru. Proses likuidasi ini terjadi pada :
Tahun 2016 Target
Realisasi
Capaian
(4)
(5)
(6)
(7)
WDP
WTP
WTP
-
a) Satker Unit Eselon I Ditjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan (042.04) sebanyak 134 satker ke Unit Eselon I Sekretariat Jenderal (042.01); b) Satker Unit Eks Eselon I Kemristek (042.01) sebanyak 4 satker ke Unit Eselon I Ditjen Penguatan Riset dan Pengembangan (042.06) dan Eselon I Ditjen Penguatan Inovasi (042.07). 2. Pada Tahun Anggaran 2016, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi memiliki 142 (seratus empat puluh dua) satuan kerja dengan 317 (tiga ratus tujuh belas) DIPA satuan kerja. Hal ini terjadi karena ada beberapa satker yang memiliki multi DIPA di beberapa unit Eselon I. Jumlah DIPA Satker pada masing-masing Eselon I adalah sebagai berikut :
Tabel 11. Jumlah DIPA Satker Pada Masing-masing Eselon I No
Eselon I
DIPA Satker
1
Sekretariat Jenderal
134
2
Inspektorat Jenderal
1
3
Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti
51
4
Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan
57
5
Direktorat Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti
70
6
Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan Iptek dan Dikti
2
7
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Jumlah
2 317
Laporan Kinerja Sekertariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
31
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Sasaran
c)
3. Pagu belanja Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi tahun anggaran 2016 senilai Rp41.456.532.079.000,- dan mengalami revisi sehingga menjadi senilai Rp44.185.547.809.000,4. Rendahnya realisasi belanja modal dikarenakan banyaknya satuan kerja yang tidak dapat merealisasikan belanja modal atas alokasi dana untuk Sarana dan Prasarana (Sarpras) yang diterbitkan pada bulan Oktober 2016 oleh Eselon I Ditjen Sumber Daya IPTEK dan DIKTI, dikarenakan keterbatasan waktu dalam merealisasikannya.
•
•
e)
Laporan Keuangan Kemenristekdikti TA 2015 memperoleh opini Wajar Dengan Pengecualian dari Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI). Akun-akun yang dikecualikan oleh BPK RI yaitu:
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
•
b)
32
•
Hibah dalam bentuk kas digunakan langsung sebelum pengesahan dan tidak disajikan dalam laporan keuangan Kemenristekdikti tahun 2015 Persediaan dengan permasalahan: Penyajian dan pengungkapan persediaan pada laporan keuangan kemenristekdikti tahun 2015 tidak menggambarkan kondisi yang sebenarnya
Beban Barang dengan permasalahan: Terdapat realisasi belanja yang belum dipertanggungjawabkan penyaluran dan atau penggunaannya seluruhnya sebesar Rp156,39 miliar terdiri atas sebesar Rp95,13 miliar untuk dana program beasiswa pendidikan pasca sarjana dalam negeri (BPPDN), sebesar Rp24,85 miliar penyaluran dana program maju bersama membangun Indonesia (MBMI), dan dana penelitian sebesar Rp36,41 miliar.
•
Terdapat pengakuan beban barang dan jasa dilakukan pada saat dana dari program dan kegiatan yang bersumber dari anggaran satker pusat disalurkan kepada satker daerah (PTN/ Kopertis) walaupun belum diterima pihak yang berhak, seperti dana beasiswa kepada tenaga pendidik dan dana penelitian kepada dosen peneliti
•
Adanya realisasi belanja yang tidak sesuai ketentuan seperti pertanggungjawaban tidak lengkap, realisasi belanja tidak sesuai SBM, bukti tidak valid sehingga mempengaruhi penyajian beban barang dan jasa sebesar Rp126,39 miliar
Kas dengan permasalahan: Penyajian kas dan bank pada laporan keuangan Kemenristekdikti tidak sesuai dengan saldo tunai dan rekening koran serta pengendalian pengelolaan kas pada satker-satker di lingkungan Kemenristekdikti tidak memadai
Adanya perbedaan data antara penjumlahan saldo satker BA 23 yang dilikuidasi ditambah saldo satker BA 42 dengan saldo yang disajikan dalam Laporan BMN (aplikasi SIMAK BMN) yang menjadi dasar pencatatan di neraca.
•
6. Penertiban administrasi Piutang pada Satuan Kerja sedang dilakukan, serta perbaikan sistem pengendalian terkait pengelolaan Piutang sedang berjalan pada Satuan Kerja.
•
Penyajian dan Pengungkapan Piutang pada Laporan Keuangan Kemenristekdikti Tahun 2015 Tidak Menggambarkan Kondisi yang Sebenarnya
d) Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) dengan permasalahan:
5. Pada Satker Universitas Bengkulu masih terdapat permasalahan terkait pengesahan pendapatan dan belanja yang disebabkan double pengesahan. Sampai dengan laporan keuangan ini dibuat, proses administrasi untuk perbaikan data pengesahan masih dilakukan dan akan diusulkan koreksi pada penyusunan laporan keuangan audited tahun anggaran 2016 setelah dokumen pengesahan terbit oleh KPPN.
a)
Piutang dengan permasalahan:
Atas permasalahan dalam akun-akun tersebut, Kemenristekdikti pada Tahun 2016 telah melakukan upaya sebagai berikut: a) Kas Atas selisih kas bank pada akhir 2015, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi telah melakukan penulusuran. Pada umumnya selisih pada saat itu
Laporan Kinerja Sekertariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
akibat adanya kas-bank yang dipinjam pegawai serta adanya Uang Muka kegiatan serta SPJ yang belum dipertanggungjawabkan. Namun sampai tahun 2016 akhir, masih terdapat sisa yang belum terselesaikan. Sisa selisih kas per 31 Desember 2015 yang terbawa menjadi
saldo akhir per 31 Desember 2016 pada 4 Satker yaitu ITS, Universitas Tadulako, Universitas Andalas dan Universitas Negeri Manado yang semula sebesar Rp65.936.919.193 telah diselesaikan sebesar Rp26.563.169.220 sehingga tersisa sebesar Rp39.373.749.973. sebagai berikut:
33
Satuan Kerja
Nilai Awal
ITS Surabaya
5.016.198.312
3.924.142.540
1.092.055.772
Universitas Tadulako
10.674.394.810
10.526.066.810
148.328.000
Universitas Andalas
10.522.217.470
8.916.961.646
1.605.255.824
Universitas Mulawarman
38.806.692.006
2.412.063.433
36.394.628.573
917.416.595
783.934.791
133.481.804
65.936.919.193
26.563.169.220
39.373.749.973
Universitas Negeri Manado Jumlah
Nilai tersebut sudah termasuk di dalam akun Kas pada BLU dan akun Kas Setara Kas Lainnya dalam bentuk Pinjaman, Uang Muka Kerja dan SPJ yang belum di pertanggungjawabkan. Atas pinjaman, uang muak kerja dan SPJ yang belum dipertanggungjawabkan tersebut, masing masing rektor telah melengkapi dengan Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SKTJM) yang dikukuhkan dengan tandatangan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi sebagaimana diungkapkan dalam catatan atas Laporan Keuangan nomor C.1.4. b) Persediaan Kemenristekdikti telah melakukan penelusuran atas saldo persediaan yang disesuaikan dengan dokumen sumber dan upaya tindak lanjut atas permasaalahan persediaan dengan hasil sebagai berikut:
Penyelesaian
Sisa
•
Telah disusun Pedoman Akuntansi Satuan Kerja di Lingkungan Kemenristekdikti dan disampaikan ke Para KPA di Lingkungan Kemenristekdikti dengan Surat Sekjen Nomor 5204/A.A3/KU/2016 pada tanggal 27 Desember 2016.
•
Kemenristekdikti telah melakukan penelusuran atas saldo awal persediaan yang disesuaikan dengan dokumen sumber, sehingga selisih saldo awal TA.2016 sudah dapat ditelusuri dengan nilai koreksi kurang catatan pada Eselon.042-01 Sekretariat Jenderal sebesar Rp(20.853.885.988,-) dan nilai koreksi lebih catatan pada Eselon.04 2-04 Ditjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan sebesar Rp.39.628.771.662,- dengan perincian sebagai berikut:
Tabel 13. Persediaan Kode Eselon-1
Nilai Sebelum Koreksi per 31 Desember 2015
Nilai Koreksi (+/-)
Nilai Setelah Koreksi per 31 Desember 2015
042-01
376.508.688
-20.853.885.988
21.230.394.676
042-04
651.937.588.273
39.628.771.662
612.308.816.611
42
652.314.096.961
-
633.539.211.287
Laporan Kinerja Sekertariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Tabel 12. Selisih Kas
Sedangkan mutasi tahun berjalan (2016) bisa dilihat di tabel berikut:
Tabel 14. Mutasi Tahun Berjalan (2016) No
Uraian
Saldo Awal (Rp)
Mutasi (Rp)
Saldo Akhir (Rp)
164.980.947.346
14.360.060.499
179.341.007.845
1
Barang Konsumsi
2
Bahan untuk Pemeliharaan
10.036.771.890
5.372.330.528
15.409.102.418
3
Suku Cadang
32.042.823.699
6.907.100.560
38.949.924.259
4
Pita Cukai, Materai dan Leges
22.176.800
-2.095.510
20.081.290
5
Tanah Bangunan untuk dijual atau diserahkan kepada Masyarakat
193.432.160.367
285.955.514.120
479.387.674.487
6
Hewan dan Tanaman untuk dijual atau diserahkan
40.656.000
895.420.800
936.076.800
7
Peralatan dan Mesin untuk dijual atau diserahkan
119.356.475.389
227.477.948.711
346.834.424.100
8
Jalan, Irigasi dan Jaringan untuk dijual atau diserahkan
781.960.960
-724.686.460
57.274.500
9
Aset Tetap Lainnya untuk diserahkan kepada Masyarakat
15.282.850
155.232.550
170.515.400
10
Aset Lain-Lain untuk diserahkan kepada Masyarakat
12.246.981.599
-11.694.027.599
552.954.000
11
Barang Persediaan Lainnya untuk Dijual/ Diserahkan ke Masyarakat
39.033.745.793
16.584.954.996
55.618.700.789
12
Bahan Baku
34.357.913.182
9.711.957.960
44.069.871.142
13
Persediaan untuk Tujuan Strategis/Berjagajaga
468.379.544
1.030.579.961
1.498.959.505
14
Persediaan Lainnya
26.722.935.868
35.675.706.636
62.398.642.504
633.539.211.287
591.705.997.752
1.225.245.209.039
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Jumlah
•
Perbandingan antara nilai Neraca BMN/Persediaan yang disajikan dalam laporan barang dan laporan keuangan pada Unit Akuntansi Pengguna Barang (UAPB) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Tahunan Tahun Anggaran 2016 Audited per Akun Neraca adalah sebagai berikut:
Tabel 15. Neraca Barang Milik Negara Kode
Akun Neraca
SIMAK-BMN
SAK
Selisih
A
Aset Lancar
117111
Persediaan
Persediaaan Badan Layanan Umum
Jumlah Aset Lancar
1.225.245.209.039
934.722.231.112
-
281.522.977.930
1.225.245.209.039
1.225.245.209.042
-3
34 •
Adapun koreksi selisih Rp.3,- tersebut diakibatkan karena nilai pembulatan yang ada pada lampiran ringkasan kontrak pada Satker Universitas Diponegoro.
Laporan Kinerja Sekertariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
d)
Piutang
Kemenristekdikti telah melakukan penelusuran atas saldo piutang yang disesuaikan dengan dokumen sumber dengan hasil sebagai berikut: •
Atas permasalahan terdapat 17 satker dengan nilai piutang sebesar Rp30.688.903.897 yang belum dapat diperoleh informasi piutangnya sehingga tidak dapat diuji, dapat kami jelaskan bahwa sampai dengan laporan keuangan ini dibuat selisih yang terjadi adalah sebesar Rp(805.538.765) yang terdapat pada 2 satuan kerja yaitu Universitas Halu Oleo Rp(862.044.220) yang disebabkan karena kesalahan jurnal dari operatornya dan Universitas negeri papua sebesar Rp56.505.455 yang sampai dengan saat ini belum dapat dikonfirmasi penyebabnya. (rincian penjelasan satker terlampir)
•
Terhadap permasalahan pencatatan piutang pendidikan tidak sesuai dengan dokumen pendukung belum dapat diperoleh informasi mengenai selisihnya dapat kami jelaskan bahwa atas permasalahan tersebut sudah seluruh satker telah memberikan klarifikasi yang disertai dokumen pendukung sehingga permasalahan tersebut sudah selesai ditindaklanjuti. (rincian penjelasan satker terlampir)
•
T erdapat jurnal koreksi penyajian saldo piutang yang berasal dari BA 023 sebesar Rp233,20 miliar antara lain berupa koreksi Piutang Bukan Pajak sebesar Rp39,32 miliar dan Piutang Operasional BLU sebesar Rp193,88 miliar belum diungkapkan secara memadai dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) dapat kami jelaskan bahwa sampai dengan laporan keuangan ini dibuat selisih yang terjadi adalah sebesar Rp(1.460.424.352) yang terdapat pada 4 satuan kerja yaitu Politeknik negeri ketapang sebesar Rp(78.199.040), Universitas Halu Oleo sebesar Rp(862.044.220), Universitas Hasanuddin sebesar Rp(521.612.800) dan Politeknik Negeri Jakarta sebesar Rp1.431.708.
•
e)
Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) emenristekdikti telah melakukan penelusuran K atas saldo Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) yang dianalisa melalui data base aplikai SIMAK BMN, sehingga selisih saldo awal Rp525.402.917.209 sudah dapat ditelusuri namun masih menimbulkan sisa selisih sebesar Rp 2.180.162.325, selisih tersebut masih dikoordinasikan degan satker yang bersangkutan. Total Koreksi nilai KDP di Tahun Anggaran 2016 adalah sebesar koreksi tambah Rp 270.856.360.550 dan koreksi kurang Rp 280.200.800. sisanya sudah terkoreksi diaudited 2015 (per 31 Des 2015). Beban Barang
Kemenristekdikti masih melakukan penelusuran atas permasalahan terkait beban barang dengan hasil sebagai berikut: •
Atas permasalahan terdapat realisasi belanja yang belum dipertanggungjawabkan penyaluran dan atau penggunaannya seluruhnya untuk dana program beasiswa pendidikan pasca sarjana dalam negeri (BPPDN), dana program maju bersama membangun Indonesia (MBMI), dan dana penelitian sebesar Rp36,41 miliar, Sekretaris Jenderal dan Direktorat Jenderal SDID telah membuat surat kepada satker terkait untuk menindaklanjuti temuan tersebut. Namun sampai laporan keuangan ini dibuat masih dalam progres tindak lanjut
•
Atas permasalahan terdapat pengakuan beban barang dan jasa dilakukan pada saat dana dari program dan kegiatan yang bersumber dari anggaran satker pusat disalurkan kepada satker daerah (PTN/Kopertis) walaupun belum diterima pihak yang berhak, seperti dana beasiswa kepada tenaga pendidik dan dana penelitian kepada dosen peneliti, Sekretaris Jenderal dan Direktorat Jenderal SDID telah membuat surat kepada satker terkait untuk menindaklanjuti temuan tersebut. Namun sampai laporan keuangan ini dibuat masih dalam progres tindak lanjut
Laporan Kinerja Sekertariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
35
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
c)
•
danya realisasi belanja yang tidak sesuai A ketentuan seperti pertanggungjawaban tidak lengkap, realisasi belanja tidak sesuai SBM, bukti tidak valid sehingga mempengaruhi penyajian beban barang dan jasa sebesar Rp126,39 miliar. Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi telah membuat surat kepada satker terkait untuk menindaklanjuti temuan tersebut. Namun sampai laporan keuangan dibuat masih dalam progres tindak lanjut.
Temuan dan Tindak Lanjut BPK merupakan rekapitulasi temuan dan tindak lanjut seluruh satuan kerja yang menjadi uji petik pemeriksaan BPK-RI. Oleh karena itu terhadap dilakukan upaya sebagai tindalajut atas temuan tersebut, antara lain:
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
1. Laporan Keuangan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi merupakan laporan keuangan kompilasi dari 317 Satker yang cukup variatif dalam menerapkan pola pengelolaan keuangannya. Hal tersebut menjadi masalah tersendiri pada saat melakukan kompilasi maupun saat melakukan verifikasi data laporan yang disampaikan oleh Satker dan 317 Satker tersebut adalah : •
Satker Pengelola Keuangan Badan Layanan Umum (29 satker);
•
Satker Pengelola Keuangan PNBP (230 satker);
•
Satker Pengelola Keuangan Non PNBP (51 satker)
•
Satker Sekretariat Ditjen Dikti - PTN BH (7 satker)
2. Penyajian Aset Tetap di beberapa Satker di lingkungan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi masih terjadi ketidaksesuaian nilai antara SAK dan SIMAK BMN, hal ini disebabkan pada saat pengiriman data BMN dari Aplikasi SIMAK Akrual tidak seluruh Saldo Aset BMN dari Aplikasi SIMAK berhasil terkirim ke Aplikasi SAIBA.
3. Sistem Akuntansi Akrual masih belum dipahami dengan baik oleh banyak operator SAIBA pada Satuan Kerja. Hal ini mengakibatkan pencatatan Akuntansi dengan sistem akrual belum dilaksanakan secara penuh. Kejadian setelah tanggal neraca, Saldo Kas yang disajikan di Neraca per 31 Desember 2016 sebesar: Kas di Bendahara Pengeluaran
7.638.500.025
Kas di Bendahara Penerimaan
71.115.376.397
Kas Lainnya dan Setara Kas
822.370.663.247
Kas pada Badan Layanan Umum 3.204.442.468.004 Jumlah
4.105.567.007.673
Kas pada BLU per 31 Desember 2016 senilai Rp3.204.442.468.004, termasuk di dalamnya berupa Uang Muka Kerja, Pinjaman Pegawai dan SPJ yang belum dipertanggungjawabkan senilai Rp64.561.643.807 sebagaimana diuraikan pada penjelasan per akun poin C.1.4 sebagai berikut : Pinjaman Pegawai
16.858.260.275
Uang Muka Kegiatan
21.206.825.903
SPJ belum dipertanggungjawabkan 26.496.557.629 Jumlah
64.561.643.807
Atas Pinjaman, Uang Muka Kegiatan dan SPJ yang belum dipertanggungjawabkan tersebut diatas, masing masing rektor telah menyertakan Surat Keterangan Tanggung jawab Mutlak (SKTJM) yang dikukuhkan dengan pengesahan dari Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan sebagaimana terlampir. Selanjutnya Kemenristekdikti akan membentuk tim terpadu untuk melakukan penagihan, melakukan koreksi penyajian di TA 2017.
36 Sasaran 3 : Meningkatnya Pembinaan dan Koordinasi Penyusunan Peraturan PerundangUndangan, Organisasi, dan Ketatalaksanaan serta Pemberian Advokasi dan Bantuan Hukum
Laporan Kinerja Sekertariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Sasaran Meningkatnya pembinaan dan koordinasi penyusunan peraturan perundang-undangan, organisasi, dan ketatalaksanaan serta pemberian advokasi dan bantuan hukum diukur dengan kualitas penilaian Kementerian PAN dan RB atas pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kemenristekdikti dan Persentase kasus hukum yang telah terselesaikan (berkekuatan hukum tetap). Adapun tingkat pencapaian kinerjanya adalah sebagai berikut:
Tahun 2016
Sasaran
Indikator Kinerja
Target 2015-2019
Realisasi 2015
Target
Realisasi
%
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Kualitas penilaian Kementerian PAN dan RB atas pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kemenristekdikti
100%
63,89%
70%
67,46%
96,37
Persentase kasus hukum yang telah terselesaikan (berkekuatan hukum tetap)
60%
36%
45%
62,84%
139,64
Meningkatnya pembinaan dan koordinasi penyusunan peraturan perundangundangan, organisasi, dan ketatalaksanaan serta pemberian advokasi dan bantuan hukum
1. Kualitas penilaian Kementerian PAN dan RB atas pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kemenristekdikti. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi telah melaksanakan agenda reformasi birokrasi melalui pelaksanaan agenda perubahan dan hasilnya telah dirasakan oleh pegawai dan pemangku kepentingan terkait. Akan tetapi jalan panjang reformasi birokrasi masih berlanjut, tantangan dan permasalahan birokrasi belum sepenuhnya tuntas, mengharuskan adanya solusi dan penyelesaian untuk memecahkan persoalan-persoalan birokrasi untuk mewujudkan birokrasi yang profesional. Reformasi Birokrasi merupakan amanah dari UndangUndang 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 dan menjadi prioritas pembangunan yang tertuang dalam Program Nawa Cita 2014-2019. Dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi memiliki 8 (delapan) program perubahan, yang terdiri atas 1) Manajemen Perubahan; 2) Penguatan Pengawasan; 3) Penguatan Akuntabilitas Kinerja; 4) Penguatan
Kelembagaan; 5) Penguatan Tata Laksana; 6) Penguatan Sistem Manajemen SDM Aparatur; 7) Penguatan Peraturan Perundang-undangan; dan 8) Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik. Agar pelaksanaan Reformasi Birokrasi dapat terukur dan diketahui keberhasilannya, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, selaku Tim Reformasi Birokrasi Nasional, menetapkan indikator keberhasilan, yaitu indeks reformasi birokrasi. Meninjau pada hasil Reformasi Birokrasi pada tahun 2015, indeks reformasi birokrasi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi mengalami kenaikan setiap tahunnya. Pada tahun 2016, indeks Reformasi Birokrasi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi adalah 67,48 dengan kategori “B”, dengan rincian sebagai berikut:
Laporan Kinerja Sekertariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
37
Tabel 16. Capaian Sasaran Meningkatnya Pembinaan dan Koordinasi Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan, Organisasi, dan Ketatalaksanaan Serta Pemberian Advokasi dan Bantuan Hukum
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Tabel 17. Penilaian Indeks Reformasi Birokrasi Kemenristekdikti
38
No
Komponen Penilaian
Maks
2015
A
Pengungkit
1
Manajemen Perubahan
5
1,41
2016 2,17
2
Penataan Peraturan Perundang-undangan
5
1,66
2,09
3
Penataan dan Penguatan Organisasi
6
2,48
2,66
4
Penataan Tatalaksana
5
3,21
3,35
5
Penataan Sistem Manajemen SDM
15
12,36
12,69
6
Penguatan Akuntabilitas
6
4,35
4,83
7
Penguatan Pengawasan
12
5,11
6,53
8
Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
6
3,83
4,24
Sub Total Komponen Pengungkit
60
34,41
38,56
B
Hasil
1
Kapasitas Dan Akuntabilitas Kinerja Organisasi
20
14,43
13,81
2
Pemerintah Yang Bersih Dan Bebas KKN
10
7,87
7,63
3
Kualitas Pelayanan Publik
10
7,18
7,46
Sub Total Komponen Hasil
40
29,48
28,9
Indeks Reformasi Birokrasi
100
63,89
67,46
Kemenristekdikti telah melakukan berbagai upaya demi kemajuan pelaksanaan reformasi birokrasi. Upaya dimaksud telah menghasilkan berbagai kemajuan perbaikan tata kelola pemerintahan, antara lain:
kebutuhan pegawai sesuai dengan kebutuhan organisasi, melaksanakan promosi jabatan pimpinan tinggi pratama secara terbuka, dan melakukan penilaian terhadap sebagian besar pegawai;
a. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi telah menerapkan manajemen perubahan secara sistematis, seperti terbentuknya Tim Reformasi Birokrasi, tersedianya peta jalan reformasi birokrasi tahun 20152019, dan ditetapkannya agen perubahan secara formal;
f. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi telah menerapkan manajemen kinerja dan pengukuran kinerja berbasis elektronik;
b. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi telah mengidentifikasikan peraturan yang tidak harmonis dan telah melakukan upaya perbaikan atau revisi; c. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi telah melakukan evaluasi untuk menilai ketepatan fungsi dan ketepatan ukuran organisasi, tumpang tindih fungsi dengan instansi lain; dan kemampuan struktur organisasi untuk adaptif terhadap perubahan lingkungan strategis; d. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi telah menyusun peta proses bisnis dan telah mengimplementasikan e-government pada layanan utama; e. Penataan manajemen sumber daya manusia yang telah dilakukan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, antara lain telah merencanakan
g. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi telah menetapkan kebijakan secara formal terhadap SPIP, pengaduan masyarakat, whistle blower system, penanganan benturan kepentingan, dan Zona Integritas; h. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi telah melakukan usaha peningkatan kualitas layanan publik dengan melakukan inovasi pelayanan publik dan juga melakukan survei kepuasan masyarakat guna mengetahui keinginan masyarakat; i. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi telah membentuk Pusat Informasi dan Pelayanan Terpadu sebagai program percepatan (quick win) reformasi birokrasi kementerian; dan j. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi mendapatkan penghargaan peringkat 3 secara nasional dalam kepatuhan Standar Pelayanan Publik tahun 2016 dengan nilai 101, 92 dan berada di Zona Hijau.
Laporan Kinerja Sekertariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
a. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi telah memiliki sistem pengendalian penyusunan peraturan perundang-undangan, namun belum diimplementasikan; b. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi belum melakukan evaluasi untuk menganalisis kesesuaian struktur orgaanisasi dengan kinerja yang akan dihasilkan; c. Terdapat evaluasi terhadap peta proses bisnis dan standar operasional prosedur saat ini, namun belum ada proses analisis efisiensi dan efektivitas peta proses bisnis dan standar operasional prosedur; d. Pengimplementasian dilakukan secara terintegrasi;
e-government
belum
e. Pengembangan pegawai berbasis kompetensi belum didasarkan pada rencana dan kebutuhan pengembangan kompetensi pegawai, belum dilakukan penilaian kinerja individu yang selaras dengan kinerja organisasi; f. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi belum melakukan evaluasi kebijakan secara berkala terhadap penanganan gratifikasi, pengaduan masyarakat, whistle blower system, dan penanganan benturan kepentingan g. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi belum memiliki unit kerja yang ditetapkan menjadi unit kerja yang menuju predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM); dan h. Belum ada inovasi sistem pemberian kompensasi kepada penerima layanan bila layanan tidak memenuhi standar pelayanan. Inti perubahan dari reformasi birokrasi adalah perubahan pada mental aparatur. Tetapi perubahan tersebut tidak dapat dilakukan hanya melalui langkah-
langkah yang ditujukan langsung kepada aparatur, tetapi juga harus ditujukan kepada seluruh sistem yang melingkup aparatur. Pemahaman yang benar terhadap Reformasi Birokrasi kepada seluruh pegawai di lingkungan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi merupakan kunci perubahan mental aparatur. Untuk itu, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi berusaha untuk mengikuti irama reformasi birokrasi sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025 dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 11 Tahun 2015 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2015-2019. Pada tahun 2016, tim reformasi birokrasi Tinggi telah melaksananakan sosialisasi untuk menumbuhkan semangat reformasi birokrasi dan budaya kerja bagi pegawai di lingkungan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan. Selain itu, dalam rangka lebih meningkatkan kualitas birokrasi serta mampu lebih menumbuhkan budaya kerja di lingkungan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, terdapat beberapa hal yang masih perlu disempurnakan, yaitu: a. Mendorong tim reformasi birokrasi untuk melaksanakan seluruh tugas sesuai dengan rencana kerja; b. Mengimplementasikan sistem pengendalian penyusunan peraturan perundang-undangan guna meminimalisir terjadinya peraturan perundangan yang tumpang tindih; c. Melakukan evaluasi untuk menganalisis kesesuaian struktur organisasi dengan kinerja yang akan dihasilkan; d. Melakukan evaluasi terhadap peta proses bisnis dan standar operasional prosedur yang disesuaikan dengan perkembangan tuntutan efisiensi dan efektivitas birokrasi; e. Melakukan pengintegrasian e-government yang dimiliki;
pada
seluruh
f. Meningkatkan kualitas pengelolaan SDM, antara lain melalui peningkatan kapasitas pegawai berdasarkan analisis kesenjangan kompetensi, melakukan penilaian kinerja individu yang selaras dengan kinerja organisasi, dan menjadikan capaian kinerja individu sebagai dasar untuk pemberian tunjangan kinerja;
Laporan Kinerja Sekertariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
39
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Kendala dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi seringkali ada. Resistensi disebabkan karena penerapan budaya kerja dan kode etik pegawai saat ini belum sepenuhnya merata, sehingga kontribusi pegawai terhadap Reformasi Birokrasi belum optimal dan menjadi kelemahan dalam menjalankan program reformasi birokrasi. Beberapa kelemahan yang masih harus diperhatikan dalam menjalankan pelaksanaan reformasi birokrasi meliputi:
g. Melakukan evaluasi kebijakan secara berkala terhadap penanganan gratifikasi, pengaduan masyarakat, whistle blower system, dan penanganan benturan kepentingan; h. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi segera menetapkan unit kerja yang akan dijadikan unit kerja yang berpredikat WBK/WBBM; dan i. Membuat inovasi sistem pemberian kompensasi kepada penerima layanan bila layanan tidak sesuai standar. Implementasi Reformasi Birokrasi berorientasi membentuk pemerintahan yang baik dan profesional. Untuk itu, pelaksanaan Reformasi Birokrasi tidak hanya dilaksanakan di Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, akan tetapi menjadi agenda dan program kerja di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Kopertis yang menjadi kewenangan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Maksud dan tujuan dari pelaksaan Reformasi Birokrasi di PTN dan Kopertis adalah membangun profil dan perilaku aparatur negara yang memiliki integritas, produktivitas, dan bertanggungjawab
serta memiliki kemampuan memberikan pelayanan yang prima melalui perubahan pola pikir (mind-set) dan budaya kerja (culture-set) dalam sistem manajemen pemerintahan. Dengan adanya keselarasan antara Kementerian, PTN, dan Kopertis, rencana-rencana pembangunan dan pengembangan riset, teknologi, dan pendidikan tinggi dapat tercapai dengan baik. Selain itu, tercipta sinergi positif dalam pengelolaan pemerintahan untuk menjadi lebih baik dan profesional serta menaikkan nilai indeks reformasi birokrasi Kementerian Riset, Tenologi, dan Pendidikan Tinggi. 2. Persentase Kasus Hukum Yang Terselesaikan (Berkekuatan Hukum Tetap)
Telah
Indikator kinerja Persentase Kasus Hukum Yang Telah Terselesaikan tahun 2016 targetnya adalah 45%, capaian kinerja Biro Hukum dan Organisasi untuk tahun 2016, kasus hukum (litigasi) ada 22 kasus hukum, yang telah terselesaikan 15 kasus hukum (68,18%) dan yang masih sementara proses ada 7 kasus Hukum (31,82%), sementara untuk non litigasi ada 40 perkara dan 23 perkara (57,50%) sudah selesai sementara 17 perkara (42,50%) masih dalam proses.
Tabel 18. Kasus Hukum Litigasi Tahun 2016 NO.
DESKRIPSI PERKARA
TINGKAT PEMERIKSAAN PERKARA PN/PTUN
PT/PT.TUN
KASASI
PK
KETERANGAN
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
TUN
40
1
Perkara No. 13/G/2016/PTUN.PLG
PTUN Palembang
-
-
-
Incracht
2
Perkara No. 76/G/2016/PTUN-JKT
PTUN Jakarta
PT TUN Jakarta
-
-
Penggugat mengajukan banding
-
Persidangan dalam tingkat pertama masih berlangsung dan kondisi terakhir proses persidangan sudah masuk dalam tahap pemeriksaan alat bukti surat dan saksi dari para pihak
3
Perkara No. 15/G/2016/PTUN.YK
4
Perkara No. 184/G/2016/PTUN-JKT
PTUN Jakarta
-
-
-
Dengan dicabutnya gugatan oleh Penggugat maka perkara No. 184/G/2016/PTUN-JKT dinyatakan selesai.
5
Perkara No. 127/G/2016/PTUN-JKT
PTUN Jakarta
PT TUN Jakarta
-
-
Penggugat mengajukan banding
-
Persidangan dalam tingkat pertama masih berlangsung dan kondisi terakhir proses persidangan sudah masuk dalam tahap pemeriksaan saksi dari para pihak
6
Perkara No. 155/G/2016/PTUN-JKT
PTUN Yogyakarta
PTUN Jakarta
-
-
Laporan Kinerja Sekertariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
-
-
NO.
DESKRIPSI PERKARA
TINGKAT PEMERIKSAAN PERKARA PN/PTUN
PT/PT.TUN
KASASI
PK
KETERANGAN
TUN Perkara No. 249/G/2016/PTUN-JKT
PTUN Jakarta
-
-
-
8
Perkara No. 60/G/2015/PTUN-BDG
PTUN Bandung
PT TUN
Kasasi MA
-
Incraht
9
Perkara No. 171/G/2015/PTUN-JKT
PTUN
-
-
-
Incraht
10
Perkara No. 39/G/2015/PTUN.Mks
PTUN
PT TUN
MA
-
Incracht
11
Perkara No. 126/G/2015/PTUN-JKT
PTUN
-
-
-
Incracht
12
Perkara No. 194/G/2015/PTUN-JKT
PTUN
PT TUN Jakarta
-
-
Penggugat mengajukan banding
13
Perkara No. 13/G/2015/PTUN.Plg.
PTUN
-
-
-
Incracht
14
Perkara No. 204/ Pdt.G/2016/PN.Cbi.
PN Cibinong
-
-
-
Persidangan dalam tingkat pertama masih berlangsung dan kondisi terakhir proses persidangan berada dalam tahap pemanggilan Para Pihak
15
Perkara No. 34/ Pdt.G/2016/PN.Tgl.
PN Tegal
PT Jawa Tengah
-
-
Penggugat mengajukan banding
16
Perkara No. 586/ Pdt.G/2016/PN.JKT. PST.
PN Jakarta Pusat
-
-
-
Persidangan dalam tingkat pertama masih berlangsung dan kondisi terakhir proses persidangan berada dalam tahap pemanggilan Para Pihak
17
Perkara No. 114/ Pdt.G/2016/Pn.Smr.
PN Samarinda
-
-
-
Dengan terbitnya penetapan akta perdamaian maka perkara No. 114/Pdt.G/2016/ Pn.Smr. dinyatakan selesai.
18
Perkara No. 38/ Pdt.G/2016/Pn.Kdi.
PN
PT Sulawesi Tenggara
-
-
Incracht
19
Perkara No. 21/ Pdt.G/2015/Pn.Me.
PN Metro
-
-
-
Dengan dicabutnya gugatan oleh Penggugat maka perkara No. 21/Pdt.G/2015/Pn.Me.
20
Perkara No. 91/PUUXIV/2016
MK
-
-
-
Proses terkini ialah pemberian Keterangan dari Pihak Pemerintah
21
Perkara No. 98/PUUXIV/2016
MK
-
-
-
Proses terkini ialah pemberian Keterangan dari Pihak Pemerintah
22
Perkara No. 41/P/ HUM/2016
-
-
-
MA
Proses terkini ialah pemberian Keterangan dari Pihak Pemerintah
Laporan Kinerja Sekertariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
41
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
7
Persidangan dalam tingkat pertama masih berlangsung dan kondisi terakhir proses persidangan sudah masuk dalam tahap jawaban dari Pihak tergugat
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Tabel 19. Kasus Hukum Non Litigasi Tahun 2016
42
No
Kajian
Keterangan
1
Kajian terhadap Perkara Tanah Universitas Padjajaran
Sudah meminta fatwa hukum ke Mahkamah Agung
2
Perguruan Tinggi Kesehatan milik Pemerintah Daerah/Permohonan Penggabungan
Masih dalam Proses. Bengkulu dan Undiksa akan diserahterimakan
3
Permasalahan Dualisme Universitas Ibnu Chaldun
Diterbitkan SK Badan Penyelenggara 1. Sedang dalam pembahasan Tim terkait penyelenggara.
4
Permasalahan Dualisme Universitas Trisakti
5
Permasalahan Dualisme Universitas PGRI NTT
Menindaklanjuti hasil Putusan Kasasi
6
Kajian Hukum Universitas Darussalam Ambon
Diterbitkan SK Badan Penyelenggara ke Yayasan Darussalam Maluku
7
Permasalahan Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
Surat dari Sekjen mengenai penyelesaian permasalahan mahasiswa sudah diberikan ke Pihak Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
8
Permasalahan Mahasiswa FK Ukrida
9
Permasalahan Mahasiswa FKG Yarsi a.n Princess Janf
Konsultasi permasalahan Hukum
10
Permasalahan Universitas Karya Dharma Makassar
Diterbitkan SK Badan Penyelenggara
11
Kajian Hukum Pengangkatan Dekan FISIP Universitas Jember
Masih dalam proses
12
Kajian Hukum Pengangkatan Dekan FISIP Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
Masih dalam proses
13
Legalitas Ijazah Universitas PGRI NTT
Masih pembahasan lintas Dirjen
14
Kajian Hukum tentang Ijazah
Sudah selesai
15
Permasalahan tanah Universitas Andalas dan Universitas Negeri Padang
Masih dalam proses pembahasan dengan BMN
16
Kajian Hukum Universitas Sahid
17
Kajian Hukum STIH Sunan Giri Malang
18
Kajian Hukum terkait Perpanjangan Masa Jabatan Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman
Selesai dengan terbit surat dari Biro Hukor perihal Perpanjangan Masa Jabatan Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman
19
Kajian Hukum tentang Sengketa Tanah Milik Universitas Andalas yang dimiliki TNI AD
Sudah mengirimkan surat ke Kemenhan perihal permintaan saran
20
Kajian mengenai Hibah Bangunan Bekas UNWIM ke ITB
21
Kajian Sengketa Tanah UNUD
22
Kajian Sengketa STKIP Al-azhar Diniyah Jambi
23
Kajian terkait penyelesaian pembangunan Asrama Mahasiswa UGM
Sudah direkomendasikan penerbitan Perpres
24
Kajian Universitas Wiraraja Sumenep
Diterbitkan SK Badan Penyelenggara
25
Kajian Yayasan Sapta Karya
Masih dalam proses
26
Kajian Permasalahan Dosen Universitas Ahmad Yani Banjarmasin
Sudah selesai dengan dikabulkan permohonan dosen dari pihak Yayasan
27
Kajian Penyelesaian Perkara Tanah Universitas Tanjungpura
Masih dalam proses
28
Penyelesaian Perkara Tanah Universitas Negeri Surabaya
Sudah mengirim surat ke BPN Pusat perihal permintaan pendapat hukum
29
Kajian Hukum STKIP dan STIH Cokroaminoto Pinrang
Sudah selesai dengan perdamaian
2. Terkait permasalahan aset, sedang menunggu surat NJOP dari Rektorat.
Laporan Kinerja Sekertariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Kajian
Keterangan
30
Kajian hukum AKBP Padang
Masih dalam proses
31
Kajian Hukum UNSRIT
Sudah selesai dengan diterbitkannya SK
32
Kajian Pembahasan Pemanfaatan BMN
Sudah selesai
33
Kajian Hukum STT Telematika Cakrawala dan Universitas Purwakarta
34
Kajian Hukum Universitas Dumoga Kotamobagu
Pemda Kotamobagu harus memenuhi persyaratan rasio dosen dan lahan untuk mendirikan Universitas
35
Kajian Hukum Perubahan Badan Penyelenggara PTS
Sudah dilaksanakan
36
Kajian Hukum Permasalahan Tanah di Universitas Tadulako
Masih dalam proses
37
Kajian Hukum tentang Dekan Fisipol UKI
Konsultasi Hukum
38
Kajian Hukum Permasalahan di Universitas Satria Makassar
39
Kajian Hukum Permasalahan di Akper Gowa Raya
40
Kajian Hukum AMI Veteran Makassar
Sasaran 4 : Meningkatnya Kualitas Koordinasi dan Pengelolaan Informasi, Publikasi, Hubungan Antarlembaga, Layanan Masyarakat dan Kerjasama Luar Negeri Sasaran Meningkatnya kualitas koordinasi dan pengelolaan informasi, publikasi, hubungan antar lembaga, layanan masyarakat dan kerjasama luar negeri diukur dengan indikator Indeks Kepuasan Pelayanan oleh Ombudsman. Adapun tingkat pencapaian kinerjanya adalah sebagai berikut:
Tabel 20. Capaian Sasaran Meningkatnya Kualitas Koordinasi dan Pengelolaan Informasi, Publikasi, Hubungan Antar Lembaga, Layanan Masyarakat dan Kerjasama Luar Negeri Tahun 2016
Sasaran
Indikator Kinerja
Target
Realisasi 2015
Target
Realisasi
%
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Meningkatnya kualitas koordinasi dan pengelolaan informasi, publikasi, hubungan antar lembaga, layanan masyarakat dan kerja sama luar negeri
Indeks kepuasan pelayanan oleh Ombudsman
80
60,75
65
101,92
156,8
Dalam rangka mempercepat peningkatan kualitas pelayanan publik, Ombudsman RI melaksanakan penelitian kepatuhan penyelenggara pelayanan publik terhadap pelayanan publik, inovasi pelayanan publik, penguatan kapasitas, dan efektivitas pengawasan. Hasil penelitian diharapkan menjadi acuan peningkatan kualitas pelayanan publik. Pada tahun 2016, Ombudsman RI telah
melaksanakan penelitian terhadap produk pelayanan administrasi yang diselenggarakan di Kemenristekdikti. Dari 6 produk pelayanan administrasi diperoleh nilai rata-rata 101,92 atau dalam zona hijau dengan predikat kepatuhan tinggi. Nilai tersebut lebih besar dari target tahun 2016 sebesar 65.
Laporan Kinerja Sekertariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
43
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
No
Dari 6 produk pelayanan publik yang dinilai, Kemenristekdikti berhasil diantaranya memperkuat beberapa kriteria yang dinilai oleh Ombudsman. Kriteria tersebut antara lain adalah Standar Pelayanan Publik, Maklumat Layanan, Sistem Informasi Pelayanan Publik,
Sarana dan Prasarana serta Fasilitas, Pelayanan Khusus, Pengelolaan Pengaduan, Penilaian Kinerja, Visi, Misi dan Moto Pelayanan, Atribut, serta terakhir adalah Pelayanan Terpadu. Hasil penelitian tersebut disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 21. Nilai Kepatuhan Kemenristekdikti dalam Pemenuhan Komponen Standar Pelayanan Publik Produk Layanan
Nilai
1) Izin Belajar Mahasiswa Asing
102,5
2) Ijin Perbantuan Atau Penugasan Bagi Tenaga Ahli Asing Dan Tenaga Sukarela
102,5
3) Perizinan Penambahan Program Studi PTN/PTS
102,5
4) Perizinan Peneliti Asing
101
5) Penyetaraan Ijazah Perguruan Tinggi Luar Negeri
100,5
6) Layanan Perizinan Pendirian/Perubahan Perguruan Tinggi Swasta (PTS)
102,5
Nilai Rata Rata
101,92
Zona
HIJAU dari keseluruhan total 25 Kementerian yang masuk untuk dinilai dalam zonasi kepatuhan tahun 2016, seperti terlihat dalam gambar dibawah ini :
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Dibandingkan dengan beberapa Kementerian lainnya, peringkat Kemenristekdikti dengan nilai total rata-rata seperti terlihat pada tabel diatas, berada di peringkat ke-3 di zona hijau yang terdiri dari 11 Kementerian, dan
44 Gambar 11. Zonasi Kepatuhan Kementerian Tahun 2016
Laporan Kinerja Sekertariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Sejak pertengahan tahun 2016, untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat, Kemenristekdikti meluncurkan program PINTU (Pusat Informasi dan Pelayanan Terpadu), dimana layanan ini mengintegrasikan layanan publik yang ada di Kemenristekdikti, seperti layanan teknis pendidikan tinggi, layanan perizinan, layanan informasi serta layanan pengaduan.
45
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Hasil penelitian menunjukkan tingginya kepatuhan terhadap implementasi standar pelayanan publik dalam berbagai bentuk yaitu sangat jelasnya proses dan prosedur, kepastian jangka waktu pelayanan, dan kepastian hukum. Kondisi tersebut berdampak kepada pelayanan publik yang tinggi, perilaku aparat Pemerintahan yang meningkat positif dan kewibawaan Pemerintah yang terjaga dengan baik.
Gambar 12. Pelayanan Publik di PINTU
PINTU dibentuk atas dasar semangat reformasi birokrasi internal Kemenristekdikti sebagaimana yang juga diamanatkan oleh UU No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik agar terwujudnya sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang layak sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik, dan PP Nomor 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu, yang juga menekankan perlunya membentuk unit pelayanan terpadu yang diharapkan dapat menjawab kebutuhan masyarakat yang menginginkan pelayanan publik yang transparan, efisien, dan tepat waktu. Layanan PINTU ini menerapkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi mulai dari sistem call center hingga help desk yang dapat
melayani masyarakat secara datang langsung, tatap muka (offline) maupun tanpa tatap muka (online) di hari dan jam kerja setiap harinya. Dengan adanya PINTU inilah pelayanan publik di Kemenristekdikti meningkat tajam, sehingga berdasarkan penelitian yang dilakukan Ombudsman, PINTU mendongkrak penilaian pelayanan publik. Di tahun 2017 yang akan datang, direncanakan pelayanan publik akan bertambah baik dengan dijawabnya pertanyaanpertanyaan dari masyarakat melalui media online/media sosial milik Kemenristekdikti. Selain itu akan dibuatnya perpustakaan Kementerian baik secara online maupun fisik, sehingga kebutuhan informasi masyarakat mengenai
Laporan Kinerja Sekertariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Kemenristekdikti dapat terpenuhi. Dalam upaya mempercepat kepatuhan pemenuhan standar pelayanan publik dan meningkatkan efektifitas pelayanan publik, Ombudsman memberikan beberapa opsi kebijakan, sebagai berikut: a. Memantau konsistensi peningkatan kepatuhan dalam pemenuhan standar pelayanan publik. Setiap unit pelayanan wajib menyusun, menetapkan, dan menerapkan
standar pelayanan publik sesuai Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009. Terdapat lebih dari 10 komponen standar pelayanan yang harus dipenuhi penyelenggara pelayanan publik demi terciptanya kualitas pelayanan publik untuk kesejahteraan masyarakat. Guna memantau pemenuhan standar pelayanan publik dan untuk menjaga konsistensi dan peningkatannya, maka disarankan menunjuk pejabat yang kompeten b. Memprioritaskan peningkatan pemenuhan dan pelaksanaan standar pelayanan publik yang masih harus
Sasaran 5 : Meningkatnya Pengelolaan dan Penyusunan Bahan Pembinaan Kepegawaian dipenuhi oleh unit pelayanan publik sesuai UndangUndang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Pelayanan Administrasi Kepegawaian menjadi indikator kinerja Biro Sumber Daya Manusia sebagai wujud pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 15 Tahun 2015.
kepegawaian dengan cepat, tepat dan akurat. Pemenuhan persyaratan kebutuhan pelanggan menjadi prioritas utama untuk mengukur keberhasilan Biro Sumber Daya Manusia sehingga terwujud kepuasan pelanggan. Sehingga Pelayanan Administrasi Kepegawaian sangat dipengaruhi oleh ketelitian, ketepatan waktu, anggaran, peningkatan kuantitas dan kualitas sumber dayanya.
Dalam melakukan tugasnya, Biro Sumber Daya Manusia selalu dituntut untuk memberikan pelayanan
Sasaran Meningkatnya pengelolaan dan penyusunan bahan pembinaan kepegawaian. Adapun capaiannya
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Tabel 22. Capaian Sasaran Meningkatnya Pengelolaan dan Penyusunan Bahan Pembinaan Kepegawaian
46
Sasaran
Indikator Kinerja
Target 2015-2019
Realisasi 2015
(1)
(2)
(3)
Meningkatnya pengelolaan dan penyusunan bahan pembinaan kepegawaian
Persentase Pelayanan Administrasi Kepegawaian
90%
Tahun 2016 Target
Realisasi
%
(4)
(5)
(6)
(7)
90%
90%
90%
100
adalah sebagai berikut:
d. Peningkatan kompetensi sumber daya manusia
Administrasi Kepegawaian adalah bagian dari administrasi Negara yang kebijaksanaannya ditentukan dari tujuan yang ingin dicapai. Pelayanan Administrasi Kepegawaian menjadi indikator kinerja Biro Sumber Daya Manusia sebagai wujud pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 15 Tahun 2015. Pelayanan Administrasi Kepegawaian di Biro Sumber Daya Manusia meliputi:
e. Promosi dan mutasi jabatan pimpinan tinggi, administrasi, dan fungsional
a. Penyusunan rencana kebutuhan sumber daya manusia
f. Disiplin sumber daya manusia g. Pemberhentian dan pemensiunan pegawai sumber daya manusia h. Pengembangan dan pengelolaan sistem informasi manajemen kepegawaian i. Sistem pengukuran, dan penilaian kinerja pegawai
b. Pengadaan sumber daya manusia
j. Pemberian penghargaan sumber daya manusia
c. Pengembangan sistem karier pegawai
k. Tata naskah dinas kepegawaian
Laporan Kinerja Sekertariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Beberapa capaian kinerja pada administrasi kepegawaian tahun anggaran 2016 antara lain:
Tabel 23. Kinerja Administrasi Kepegawaian Tahun 2016 Capaian
Volume
Persentase
1
Seleksi jabatan tinggi Madya dan Pratama di lingkungan Kemenristekdikti
44 orang
100%
2
Pelantikan JPT Madya dan Pratama di lingkungan Kemenristekdikti
44 orang
100%
3
Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil dalam Pengisian Jabatan Administrator dan Jabatan Pengawas
384 orang
100%
4
Pelantikan Pejabat Administrator dan Pejabat Pengawas
378 orang
100%
5
Penataan staf/pegawai di lingkungan Kemenristekdikti
832 orang
100%
6
Pelantikan Pemimpin Perguruan Tinggi Negeri
21 orang
100%
8
Pendataan dan pengalihan pegawai dari Kemendikbud ke Kemenristekdikti
116.781 orang
100%
9
Pelatihan Bendahara Pengeluaran untuk 2 angkatan bagi pegawai PTN, Kopertis dan Dikti
59 orang
10
Pelatihan dan Ujian Sertifikasi Barang dan Jasa angkatan I dan II bagi pegawai PTN dan Dikti
60 orang
11
Penyerahan Penghargaan Pegawai di lingkungan Kemenristekdikti;
1.619 orang
12
Training Revolusi Mental bagi Aparatur Sipil Negara Kemenristekdikti
103 orang
13
Penugasan CPNS tahun 2014 (ex Ditjen Dikti)
35 orang
14
Penugasan CPNS tahun 2014 (ex Kemenristek)
62 orang
15
Kenaikan Pangkat TMT Oktober 2015
3.550 orang
1.391 orang
145 orang
92 orang
1.715 orang
1.514 orang
140 orang
5 orang
Jabatan Fungsional Dosen a. Jumlah yang diusul : b. Jumlah yang telah disetujui oleh BKN Jabatan Fungsional Non Dosen a. Jumlah yang diusul : b. Jumlah yang telah disetujui oleh BKN Staff Administrasi a. Jumlah yang diusul : b. Jumlah yang telah disetujui oleh BKN Alih Status a. Jumlah yang diusul : b. Jumlah yang telah disetujui oleh BKN 16
Tugas Belajar yang telah diproses
351 orang
17
Penyerahan LHKPN
268 orang
a. Eselon 1
5 orang
50%
b. Eselon 2
24 orang
71%
c. Eselon 3
40 orang
36,50%
d. Eselon 4
100 orang
36,50%
e. Auditor f. Perguruan Tinggi
2 orang
25%
145 orang
6,20%
Laporan Kinerja Sekertariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
47
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
No.
No. Capaian 18 Verifikasi E-PUPNS Tahap II per tgl 23 Desember 2015
Volume 61.559 orang
Persentase 64%
19
Sosialisasi pengisian SKP bagi Pemimpin Perguruan Tinggi
3 regional (Jakarta, Denpasar dan Yogyakarta)
100%
20
Monitoring dan Evaluasi Penyusunan Standar Pelayanan Publik
19 PTN dan 14 Kopertis
100%
21
Sosialisasi pengisian e-PUPNS pada pegawai (Kantor Pusat, PTN dan Kopertis) sejumlah 165 unit kerja
4 regional
100%
22
Dokumen kepegawaian berkaitan dengan kenaikan pangkat, alih status kepegawaian, tugas belajar, izin keberangkatan ke luar negeri, izin tugas belajar, cuti dan penyelesaian kasus disiplin pegawai
1 dokumen
100%
Kendala yang dihadapi dalam pelayanan administrasi kepegawaian meliputi: a. Struktur Organisasi yang baru terbentuk. b. Penempatan dan penugasan pegawai belum sepenuhnya dapat didasarkan pada kompetensi. c. Keterbatasan sumber daya manusia yang ada. d. Fasilitas yang kurang memadai (ruang kerja, komputer, peralatan kantor, penyimpanan dokumen.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
e. Adanya beban kerja yang cukup besar yang belum terselesaikan sebelum terjadinya perubahan struktur organisasi Kementerian (pelimpahan beban kerja Kemendikbud ke Kemenristekdikti). Dalam rangka lebih meningkatkan pelayanan administrasi kepegawaian, dilakukan antara lain: a. Mempekerjakan tenaga non PNS.
c. Pengadaan sewa peralatan kantor.
3.6. Realisasi Anggaran Pagu belanja Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dalam DIPA 2016 yang digunakan untuk mendukung pencapaian sasaran strategis sebagaimana ditetapkan dalam penetapan kinerja kementerian tahun 2016 adalah sebesar Rp. 251.918.350.000. Selama tahun 2016, Kementerian Keuangan memangkas anggaran kementerian/lembaga dan melakukan (selfblocking) sehingga Pagu Akhir adalah Rp. 289.406.440.000. Dari pagu anggaran tersebut, hingga akhir tahun 2016 terserap Rp 2.34.984.426.804 sehingga persentase daya serap anggaran Sekretariat Jenderal Kemenristekdikti tahun 2016 adalah sebesar 81,20% yang rinciannya sebagaimana dalam tabel berikut: Penyerapan anggaran yang tertinggi di Sekretariat Jenderal yaitu di unit kerja Biro Perencanaan sebesar
Tabel 24. Realisasi Anggaran Sekretariat Jenderal Tahun 2016 Unit Kerja
48
b. Penyelesaian tugas secara terpadu yang melibatkan tenaga dari luar Biro SDM dan dilaksanakan di luar kantor.
Pagu Akhir
Realisasi
Persentase
Biro Perencanaan
14.169.998.000
13.822.715.793
97,55%
Biro Sumber Daya Manusia
23.499.100.000
20.594.500.920
87,64%
Biro Keuangan dan Umum
198.918.442.000
151.305.040.715
76,06%
Biro Hukum dan Organisasi
30.081.000.000
28.270.645.361
93,98%
Biro Kerjasama dan Komunikasi Publik
22.737.900.000
20.991.524.015
92,32%
289.406.440.000
234.984.426.804
81,20%
Total
Laporan Kinerja Sekertariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
97,55% dan yang terendah pada unit kerja Biro Keuangan dan Umum sebesar 76,06%.
anggaran belanja pegawai sebesar 70,04%, belanja barang sebesar 86,37%, dan belanja modal sebesar 88,19%.
Dari sisi jenis belanja, realisasi Sekretariat Jenderal Kemenristekdikti tahun 2016 untuk persentase realisasi
Secara umum, permasalahan tidak terserapnya anggaran secara maksimal dikarenakan lambatnya pertanggungjawaban dari pelaksana kegiatan. Hal
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
49
Grafik 2. Realisasi Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu: 1. Uang Persedian (UP)/Tambahan Uang Persediaan (TUP)
Adanya perbedaan akun potongan TUP dan Potongan UP yang menyebabkan banyak terjadi kesalahan pemotongan, tetapi tidak ada penolakan SPM dari KPPN ketika terjadi penolakan tersebut, Sehingga saldo UP dan TUP akan menjadi berbeda dengan perhitungan Pihak Satker.
2. Pelaksanaan Kontrak
3. Revisi Anggaran
Revisi anggaran dari masing-masing pelaksana kegiatan tidak sesuai realisasi anggaran yang ada, sehingga pagu menjadi minus. Self blocking diperintahkan secara mendadak tidak terencana dari awal, sehingga banyak merubah rencana yang sifatnya vital/prioritas.
Sebanyak 95% kontrak terlambat disampaikan kepada Bagian Perbendaharaan dan PNBP. Sehingga pengajuan data kontrak ke KPPN menjadi terlambat dan profil Satker menjadi tidak baik dalam prespeksi KPPN. Banyak kontrak yang sering berubah-ubah (addendum). Banyak kontrak yang tidak sesuai saldo pagu.
Laporan Kinerja Sekertariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
PENUTUP
Secara umum target-target sasaran yang tercermin dalam Indikator Kinerja Utama (IKU) berhasil dicapai. Untuk dapat mencapai target capaian indikator outcome yang telah diperjanjikan dalam Perjanjian Kinerja (PK), Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi kedepan akan berupaya meningkatkan fungsi koordinasi, pelaksanaan kebijakan dan meningkatkan efektivitas instrumen kebijakan yang ada. Hal ini dimaksudkan agar pencapaian outcome bisa disinergikan dengan kebijakan dan program dari Kementerian/Lembaga terkait dan stakeholder.
Seluruh jajaran Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi berkomitmen dan bekerja keras untuk selalu meningkatkan kinerja dan mensukseskan reformasi birokrasi. Untuk ini Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi dituntut berperan serta mewujudkan aparatur yang bersih, kompeten, dan melayani serta membangun tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih.
Laporan Kinerja Sekertariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
BAB IV PENUTUP DAN LAMPIRAN
51 Laporan kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Tahun 2016 ini menyajikan informasi atas hasil-hasil kinerja yang dicapai periode Tahun Anggaran 2016 secara menyeluruh. Berbagai keberhasilan maupun kekurangan sebagaimana tercermin dalam capaian kinerja Indikator Kinerja Utama (Key Performance Indicators), telah tergambarkan secara rinci pada tabel, gambar dan uraian penjelasan diatas.
BAB IV PENUTUP DAN LAMPIRAN
53
ttd
ttd
Laporan Kinerja Sekertariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
PERJANJIAN KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2016 No
Sasaran
Indikator Kinerja
Target 2016
1
Meningkatnya kualitas perencanaan, pemantauan dan akuntabilitas kinerja
Persentase efisiensi perencanaan penganggaran
91%
Penilaian terhadap AKIP
B
2
Meningkatnya kualitas perbendaharaan, pembiayaan, akuntansi, pelaporan keuangan, inventarisasi dan pelaporan barang milik negara
Opini penilaian laporan keuangan oleh BPK
WTP
3
Meningkatnya kualitas koordinasi dan pengelolaan informasi, publikasi, hubungan antar lembaga, layanan masyarakat dan kerja sama luar negeri
Indeks kepuasan pelayanan oleh Ombudsman
65%
Kualitas penilaian Kementerian PAN dan RB atas pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kemenristekdikti
70%
Persentase kasus hukum yang telah terselesaikan (berkekuatan hukum tetap)
45%
Persentase Pelayanan Administrasi Kepegawaian
90%
4
5
Meningkatnya pembinaan dan koordinasi penyusunan peraturan perundang-undangan, organisasi, dan ketatalaksanaan serta pemberian advokasi dan bantuan hukum Meningkatnya pengelolaan dan penyusunan bahan pembinaan kepegawaian
BAB IV PENUTUP DAN LAMPIRAN
Kegiatan
Anggaran
Peningkatan Kualitas Perencanaan, Evaluasi, serta Akuntabilitas dan Pencapaian Kinerja
Rp.
18.500.000.000
Pembinaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Rp.
40.500.000.000
Peningkatan dan Pengelolaan Urusan Umum
Rp.
79.418.350.000
Pengelolaan Keuangan
Rp.
33.500.000.000
Pembinaan dan Pengembangan Hukum dan Organisasi
Rp.
50.000.000.000
Peningkatan Layanan Kerjasama dan Komunikasi Publik
Rp.
30.000.000.000
Pengembangan Data dan Informasi Iptek dan Dikti
Rp.
47.000.000.000
Pendidikan dan Pelatihan
Rp.
54.000.000.000
Pengelolaan Urusan Perbendaharaan
Rp.
92.931.673.419
Dukungan Manajemen PTN/Kopertis
Rp.
1.485.022.842.000
Peningkatan Layanan Tridharma Perguruan Tinggi
Rp.
1.277.703.219.000
Pengelolaan Urusan Perbendaharaan
Rp.
92.932.092.000
Total
Rp.
3.208.576.503.000
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Jakarta, Januari 2016 Sekretaris Jenderal
ttd
ttd
Mohamad Nasir
Ainun Na’im
54
Laporan Kinerja Sekertariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi