PT BB,TONJAYA MA}IT]NGGAL TbK
LAPORAN KEUA-IIGAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2OT2 GIDAK DIAUDIT) DAN 3I DESEMBER 2011 (DIAUDIT)
Biddg UslrF
BsgeFt dalafr bidag Induli
B.rk duduku di (;r.sih Jrwr X.trto. Pu$t drn Jl. Raya
Kri}jla
B3si Beton
lin!.,
lndotre$r
f.brik
No. 434 Km. 2E
Kec. Driymjo, Gsik 6l I ?? Telepon: (031)?50-?303,75G??91,Fatsinili :(0ll)?507302
PI BETONJAYA MANUNGGAL
TbK
DAFIAR ISI
Halaman
LAPORAN KEUANGAN - Pada tanggal 30 Juni 2012, dan serta untuk periode yang berakhir pada tangal-tanggal tersebut Surat Pemyataan Direksi
Laporan Posisi Keuangan
laporan Laba Rugi Komprehensif Laporan Perubalan Ekuius Laporan Arus Kas Catatan Atas Laporan Keuangan
3l
Desember 201I
pr.
I3,
Bn'on.r^y,* ttlnuuuccA,, Trrk S
Jt tRqalji|j[1nt{o
434 Ktn 28 KE.
teef f,'lartufactuinB
a,nfth
gt tiLttetp.
IntustO
a62 - 031
-z,\z3Al,75OZ79l FLt,062-031- 7t07302
SURAT PERIIYATAAN DIRX,KSI TEI{TANG TAI\IGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN PERIODE ENAM BULAII YAIIG BERAKHIR 30 JUNI 2012 PT. BETONJAYA MANUNGGAL TBIC Kami yang bertanda tangan dibawah
l. N a m a
ini
:
Gwie Gunadi Gunawan Jl. Raya Krikilan No. 434 KM 28 Driyorejo Gresik
Alarnat Alamat Domisili sesuai KTP atau identitas lain
Jl. Dharmahusada Indah 8/147 RT/RW 002/008 Mulyorejo - Surabaya 60115 031- 7490598 -psw 307 Direktur Utama
Nomor Telepon Jabatan
2.Nama
Jenny Tanujaya MBA Jl. Raya Krikilan No.434
Alamat Alamat Domisili sesuai KTP atau identitas lain
KM 28 Driyorejo Gresik
Jl. Ma*rrNo.27-29 RT/RW 003/003 Tegalsari - Surabaya 60262 03t- 7 50't't9t ,'7 507303
Nomor Telepon
Dircktur
Jabatatl
Menvatakan bahwa : l. Bertanggung jawab atas penyusrman dan penyajian laporan keuangan pT. Betonjaya Manunggal Tbk. 2- Lapotm keuangan PT, Betonjaya Manunggal Tbk. telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di lndonesia. 3. a. Semua informasi dalam laporan keuangan PT. Betonjaya Manunggal Tbk. telah dimuat secara lengkap dan benar. b. Laporan keuangan PT. Betonjaya Manunggal Tbk. tidak mengandung informasi atau fakta material yang tidak benar, dan tidak menghilangkan informasi atau fakta material. 4. BertanggungjaEab atas system pengendalian inlem datam PT. Betonjaya Manunggal Tbk. Demikian pemyataal ini dibuat dengan sebenamya. Sulabaya, 27 Juli 2012 Direktur Utam4
Gwie Gunadi Gunawan
Jenny Tanujaya
MBA.
1
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN 30 Juni 2012 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2011 (Diaudit)
Catatan
30 Juni 2012 Rp
31 Desember 2011 Rp
ASET ASET LANCAR Kas dan Setara Kas Investasi Sementara Piutang Usaha Pihak Ketiga - Setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu masing-masing sebesar Rp 77,117,867 pada 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 Pihak-pihak Berelasi Piutang Lain-lain Persediaan Uang Muka Pembelian Biaya Dibayar di Muka
3c, 3f, 5, 28 3g,3e,3i,6,27,29
1.119.796.447 68.391.021.001
132.738.880 47.250.992.055
3h, 7
16.988.239.341 4.538.006 656.470.336 9.446.322.888 675.759.943 462.877.264
18.850.237.220 175.925.712 10.513.255.747 518.778.289 36.909.906
97.745.025.226
77.478.837.809
3i,12, 27 2s, 15
30.687.794.282 1.157.789.939
30.125.955.582 1.261.548.733
2n, 13
12.783.246.574 44.628.830.795
9.849.216.309 41.236.720.624
142.373.856.021
118.715.558.433
8 3j, 9 10 3k,11
Jumlah Aset Lancar
ASET TIDAK LANCAR Investasi pada entitas asosiasi Aset Pajak Tangguhan - Bersih Aset Tetap - Setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 26,861,889,620 pada 30 Juni 2012, dan Rp 26,409,072,809 tahun 2011. Jumlah Aset Tidak Lancar
JUMLAH ASET
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
2
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN (Lanjutan) 30 Juni 2012 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2011 (Diaudit)
Catatan
30 Juni 2012 Rp
31 Desember 2011 Rp
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS LANCAR Hutang Usaha Pihak-pihak Berelasi Pihak Ketiga Hutang Pajak Hutang Lain-lain Uang Muka Penjualan Biaya yang Masih Harus Dibayar Jumlah Liabilitas Lancar
3e,14, 27 29.688.335.626 693.616.436 3.058.750.980 3.600.000.000 9.945.393 989.542.939 38.040.191.374
20.025.544.469 1.025.237.123 2.338.781.083 248.120.168 1.056.181.582 24.693.864.425
2.025.239.984
1.896.750.750
2.025.239.984
1.896.750.750
40.065.431.358
26.590.615.175
18.000.000.000 529.666.050 (120.876.863)
18.000.000.000 529.666.050 (41.560.813)
83.899.635.476
73.636.838.021
Jumlah Ekuitas
102.308.424.663
92.124.943.258
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
142.373.856.021
118.715.558.433
3r, 15 16 17 18
LIABILITAS TIDAK LANCAR Liabilitas Imbalan Pasca Kerja
3q,26
Jumlah Liabilitas Tidak Lancar
JUMLAH LIABILITAS EKUITAS Modal Saham - Nilai Nominal Rp 100 per saham, Modal Dasar 460.000.000 saham, Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 180.000.000 saham Tambahan Modal Disetor Komponen Ekuitas Lainnya Saldo Laba yang belum ditentukan Penggunaannya
19 3o,20 3e, 4, 6, 27
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
3
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)
Catatan
30 Juni 2012 Rp
30 Juni 2011 Rp
PENJUALAN
3p, 21, 27
85.250.031.840
68.185.680.450
BEBAN POKOK PENJUALAN
3p, 22, 27
68.867.327.076
57.432.147.302
16.382.704.764
10.753.533.148
(63.840.129) (1.957.724.604) 491.340.973 2.942.411.625 (11.168.575) 1.401.019.290 17.783.724.054
(58.604.623) (1.867.674.862) 122.211.526 (1.311.328.261) 268.473.544 (2.846.922.676) 7.906.610.472
LABA KOTOR Beban Penjualan Beban Umum dan Administrasi Penghasilan Bunga Keuntungan (Kerugian) Kurs Mata Uang Asing - Bersih Pendapatan (Beban) Lain-lain - Bersih Jumlah LABA USAHA Pengaruh pengakuan ekuitas atas laba entitas asosiasi
3p, 23 3p, 24 6 3c, 29
12
LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK BEBAN PAJAK PENGHASILAN
3r, 15
LABA PERIODE BERJALAN PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN Laba (rugi) belum direalisasi dari Efek yang tersedia untuk dijual Bagian Laba (Rugi) Entitas Asosiasi dari Rugi Belum terealisasi atas efek tersedia untuk dijual Pajak Penghasilan Terkait PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN PERIODE BERJALAN SETELAH PAJAK TOTAL LABA RUGI KOMPREHENSIF PERIODE BERJALAN LABA PERIODE BERJALAN PER SAHAM DASAR
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
3s, 25
526.658.454
-
18.310.382.508
7.906.610.472
(4.447.585.053)
(1.948.678.543)
13.862.797.455
5.957.931.929
(140.934.981)
87.494.110
35.180.246 26.438.685
(21.873.530)
(79.316.050)
65.620.580
13.783.481.405
6.023.552.509
77,02
33,10
4
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Untuk Periode yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2011 (Diaudit) Komponen Ekuitas Lainnya Bagian laba(Rugi) Entitas Asosiasi Rp
Modal Disetor Rp
Tambahan Modal Disetor Rp
Efek Yang Tersedia Untuk Dijual Rp
18.000.000.000
529.666.050
130.419.049
-
-
73.150.226.644
Laba bersih tahun berjalan
-
-
-
-
5.957.931.929
5.957.931.929
Pendapatan Lain
-
-
65.620.580
-
-
65.620.580
18.000.000.000
529.666.050
196.039.629
-
60.448.073.474
79.173.779.153
Laba bersih tahun berjalan
-
-
(196.039.629)
-
13.188.764.547
12.992.724.918
Pendapatan Lain
-
-
(41.218.397)
(342.416)
-
18.000.000.000
529.666.050
(41.218.397)
(342.416)
73.636.838.021
92.124.943.258
Laba bersih periode berjalan
-
-
-
-
13.862.797.455
13.862.797.455
Dividen
-
-
-
-
(3.600.000.000)
(3.600.000.000)
Total pendapatan komprehensif lain periode berjalan
-
-
(105.701.236)
26.385.186
-
(79.316.050)
Jumlah
-
-
(105.701.236)
26.385.186
10.262.797.455
10.183.481.405
18.000.000.000
529.666.050
(146.919.633)
26.042.770
83.899.635.476
102.308.424.663
Catatan
Saldo per 1 Januari 2011
Saldo Laba
Rp
Jumlah Ekuitas Rp
Komprehensif
Saldo per 30 Juni 2011
Komprehensif
Saldo per 31 Desember 2011
Saldo per 30 Juni 2012
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
(41.560.813)
5
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk LAPORAN ARUS KAS Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2012 dan 2011(Tidak Diaudit) 30 Juni 2012 Rp
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari pelanggan Pembayaran kepada pemasok, karyawan dan pihak lainnya Kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi Penghasilan bunga Pembayaran pajak penghasilan Kas Bersih Diperoleh Dari Aktivitas Operasi
30 Juni 2011 Rp
95.632.494.897
58.183.006.710
(69.266.616.334) 26.365.878.563
(55.154.991.380) 3.028.015.330
10.796.345 (3.665.297.000) 22.711.377.908
10.325.742 (1.673.129.325) 1.365.211.747
(3.386.847.076)
(1.614.629.743)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Pembelian dan pembangunan aset tetap Investasi Saham dan deposito Jumlah arus kas dari aktivitas investasi KENAIKAN KAS DAN SETARA KAS KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE Pengaruh perubahan kurs mata uang asing KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
(18.321.519.091)
(773.345.890)
(21.708.366.167) 1.003.011.741
(2.387.975.633) (1.022.763.886)
132.738.880 (15.954.174) 1.119.796.447
29.281.406.162 28.258.642.276
6
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 Juni 2012 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2011 (Diaudit) Serta untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2012 dan 30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) 1. Umum a. Pendirian dan Informasi Umum PT Betonjaya Manunggal Tbk. (Perusahaan) didirikan pada tanggal 27 Pebruari 1995 dengan akta No. 116 dari Suyati Subadi, SH., notaris di Gresik. Akta pendirian tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusannya No. C2-10.173.HT.01.01.th.95 tanggal 16 Agustus 1995, serta diumumkan dalam Berita Negara No. 18 Tanggal 1 Maret 1996, Tambahan No. 9609a. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris No. 24 tanggal 23 Juli 2010 dari Dian Silviyana Khusnarini, SH., notaris di Surabaya, dalam rangka penyesuaian dengan undang - undang No. 40 Tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas. Akte perubahan tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No.AHU-21994,AH,01,02, Tahun 2011 tanggal 3 Mei 2011
Kantor pusat dan pabrik Perusahaan beralamat di Jl. Raya Krikilan No. 434, Km 28 Driyorejo - Gresik, Jawa Timur. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama meliputi bidang industri besi dan baja. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada bulan Mei 1996 dan saat ini bergerak dalam bidang industri besi beton yang dipasarkan di dalam negeri. Jumlah karyawan Perusahaan rata-rata 31 karyawan pada tahun 2012 dan 2011. Tenaga kerja untuk bagian produksi disediakan dari pihak ketiga. Susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut : Komisaris Utama Komisaris Independen
: :
Gwie Gunato Gunawan Drs. Bambang Hariadi, MEC, Ak.
Direktur Utama Direktur
:
Gwie Gunadi Gunawan Ny. Jenny Tanujaya, MBA Drs. Andy Soesanto, MBA, MM
Susunan Komite Audit Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut : Ketua Anggota
: :
Drs. Bambang Hariadi, MEC, Ak. Drs. Idris Efendi, MM Rahmat Zuhdi, SE, MSA, Ak.
b. Penawaran Umum Efek Perusahaan Pada tanggal 29 Juni 2001, Perusahaan memperoleh Pernyataaan Efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan suratnya No. S-1600/PM/2001 untuk melakukan penawaran umum perdana atas 65.000.000 saham Perusahaan kepada masyarakat. Pada tanggal 18 Juli 2001 saham hasil penawaran tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Pada tanggal 30 Juni 2012, seluruh saham Perusahaan atau sejumlah 180.000.000 saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.
2. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan '(SAK) Baru dan Revisi serta Interprestasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) a. Standar yang Berlaku Efektif pada Tahun Berjalan Efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011 : · PSAK 1 (Revisi 2009), Penyajian Laporan Keuangan Entitas dapat memilih untuk menyajikan satu laporan kinerja (laporan laba rugi komprehensif) atau dua laporan (laporan laba rugi dan laporan laba rugi komprehensif). Perusahaan memilih untuk menyajikan dalam bentuk satu laporan. Laporan keuangan telah disusun menggunakan pengungkapan yang disyaratkan. · PSAK 2 (Revisi 2009), Laporan Arus Kas Memberikan pengaturan atas informasi mengenai perubahan historis dalam kas dan setara kas melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, maupun pendanaan (financing) selama suatu periode. · PSAK No. 3 (Revisi 2010), Laporan Keuangan Interim Standar mengharuskan laporan keuangan interim berisikan laporan laba rugi komprehensif untuk periode interim yang dilaporkan dan secara kumulatif untuk tahun buku berjalan dalam bentuk satu laporan atau dua laporan. Informasi komparatif untuk laporan laba rugi komprehensif harus disajikan untuk perbandingan periode interim, namun informasi komparatif satu tahun untuk tahun buku terakhir tidak disyaratkan. Laporan keuangan interim ini telah disusun menggunakan pengungkapan yang disyaratkan.
7
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 30 Juni 2012 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2011 (Diaudit) Serta untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2012 dan 30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) · PSAK No. 5 (Revisi 2009), Segmen Operasi Standar mengharuskan entitas untuk mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktifitas bisnis. Standar juga menyempurnakan definisi segmen operasi dan prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi dan melaporkan segmen operasi. Standar mengharuskan “pendekatan manajemen” dalam menyajikan informasi segmen menggunakan dasar yang sama seperti halnya pelaporan internal. Hal ini tidak menyebabkan tambahan penyajian segmen yang dilaporkan. Perusahaan mengoperasikan dan menjalankan bisnis melalui segmen tunggal dengan mengelola infrastruktur jaringan yang ada. Segmen operasi dilaporkan dengan cara yang konsisten dengan pelaporan internal yang disampaikan kepada pengambil keputusan operasional. Dalam hal ini pengambil keputusan operasional yang mengambil keputusan strategis adalah Direksi.
· PSAK No. 7 (Revisi 2010), Pengungkapan Pihak-pihak yang Berelasi Standar menyempurnakan panduan untuk pengungkapan hubungan pihak-pihak berelasi, transaksi dan saldo termasuk komitmen. Standar juga memberikan penjelasan bahwa anggota personil manajemen kunci adalah pihak berelasi, sehingga mengharuskan pengungkapan atas kompensasi personil manajemen kunci untuk masing-masing kategori. Perusahaan telah melakukan evaluasi terhadap hubungan pihak-pihak berelasi dan memastikan laporan keuangan interim telah disusun menggunakan persyaratan pengungkapan yang telah direvisi.
· PSAK 23 (Revisi 2010), Pendapatan PSAK 23 (Revisi 2010), "Pendapatan" mengidentifikasikan keadaan saat kriteria mengenai pengakuan pendapatan akan terpenuhi, sehingga pendapatan akan diakui. Mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian tertentu. Memberikan panduan praktis dalam penerapan kriteria mengenai pengakuan pendapatan.
· PSAK 48 (Revisi 2009), Penurunan Nilai Aset PSAK ini menyediakan panduan baru atau klasifikasi khususnya berkaitan dengan frekuensi atas uji penurunan nilai, identifikasi aset yang merupakan unit penghasil kas, alokasi goodwill ke unit-unit penghasil kas, saat pengujian penurunan nilai untuk goodwill. Secara Khusus, PSAK ini membutuhkan pengujian penurunan nilai berikut ini minimal setiap tahun: i
Nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset tidak berwujud dengan umur ekonomis diukur setiap tahun, terlepas dari apakah ada indikasi aset tersebut mengalami penurunan nilai;
ii Nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset tidak berwujud yang belum dapat digunakan diukur setiap tahun, terlepas dari apakah ada indikasi aset tersebut mengalami penurunan nilai. iii Goodwill yang diperoleh dari kombinasi bisnis akan diuji penurunan nilai setiap tahun Standar ini juga tidak memperbolehkan pembalikkan atas penurunan nilai goodwill sebelumnya. Penerapan standar-standar tersebut tidak berdampak material terhadap kinerja Perusahaan. Sebagai tambahan, Perusahaan telah mengungkapkan informasi terkait dengan penyajian laporan keuangan, segmen operasi dan pengungkapan pihak-pihak berelasi sesuai dengan yang disyaratkan standar. Selain standar akuntansi revisi yang telah disebutkan sebelumnya, Standar akuntansi revisi berikut ini berlaku efektif pada atau setelah 1 Januari 2011 namun tidak relevan pada saat ini atau tidak berpengaruh signifikan terhadap periode lalu dan sekarang, tetapi mungkin mempengaruhi jumlah dan transaksi mendatang : · · · · · · · · · · · · · · ·
PSAK 4 (Revisi 2009), Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri PSAK 8 (Revisi 2010), Peristiwa Setelah Periode Pelaporan PSAK 12 (Revisi 2009), Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama PSAK 15 (Revisi 2009), Investasi Pada Entitas Asosiasi PSAK 19 (Revisi 2010) Aset Tak Berwujud PSAK 22 (Revisi 2010), Kombinasi Bisnis PSAK 25 (Revisi 2009), Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan PSAK 57 (Revisi 2009), Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi PSAK 58 (Revisi 2009), Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan ISAK 7 (Revisi 2009), Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus ISAK 9, Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi, Restorasi, dan Liabilitas Serupa ISAK 11, Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik ISAK 12, Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer ISAK 14, Aset Tak Berwujud - Biaya Situs Web ISAK 17, Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai.
8
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 30 Juni 2012 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2011 (Diaudit)
Serta untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2012 dan 30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) b. Standar dan Interpretasi yang Telah Dikeluarkan Dan Telah Berlaku Efektif · · · · · · · · · · · · ·
PSAK 10 (Revisi 2010), Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing PSAK 18 (Revisi 2010), Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya PSAK 24 (Revisi 2010), Imbalan Kerja PSAK 34 (Revisi 2010), Kontrak Konstruksi PSAK 46 (Revisi 2010), Pajak Penghasilan PSAK 50 (Revisi 2010), Instrumen Keuangan: Penyajian PSAK 53 (Revisi 2010), Pembayaran Berbasis Saham PSAK 60, Instrumen Keuangan: Pengungkapan PSAK 61, Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah ISAK 13, Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri ISAK 15, Batas Aset Manfaat Pasti, Persyaratan Minimum dan Interaksinya ISAK 18, Bantuan Pemerintah - Tidak Ada Relasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi ISAK 20, Pajak Penghasilan - Perubahan dalam status Pajak Entitas atau Para Pemegang Sahamnya
Standar dan interpretasi baru/revisi ini merupakan hasil konvergensi Standar Pelaporan Keuangan Internasional (International Financial Reporting Standards).
c. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing Pembukuan Perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan.
3. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Laporan keuangan telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“SAK”), yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan Peraturan-Peraturan serta Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh BAPEPAM-LK. Seperti diungkapkan dalam Catatan-catatan terkait di bawah ini.
b. Penyajian Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan” yang diterapkan sejak tanggal 1 Januari 2011. Dasar penyusunan laporan keuangan, kecuali untuk laporan arus kas, adalah dasar akrual, Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan adalah mata uang Rupiah yang merupakan mata uang fungsional Perusahaan. Laporan keuangan tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan arus kas yang disajikan dengan menggunakan metode langsung, menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, nvestasi dan pendanaan.
c. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing Pembukuan Perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan.
d. Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan liabilitas yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi. Estimasi dan pertimbangan yang digunakan dalam mempersiapkan laporan keuangan dievaluasi secara berkala berdasarkan pengalaman historis dan faktor-faktor lainnya, termasuk ekspektasi dari kejadian-kejadian di masa depan yang mungkin terjadi. Hasil aktual dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi. Estimasi dan asumsi yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap jumlah tercatat atas aset dan liabilitas akan disajikan di bawah ini.
9
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 30 Juni 2012 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2011 (Diaudit)
Serta untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2012 dan 30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) Aset tetap dan penyusutan Manajemen menentukan estimasi masa manfaat dan beban penyusutan dari aset tetap yang dimiliki Perusahaan. Manajemen akan mengubah beban penyusutan jika masa manfaatnya berbeda dari estimasi sebelumnya atau manajemen akan menghapus atau melakukan penurunan nilai atas aset yang secara teknis telah usang atau dihentikan penggunaannya atau dijual.
Imbalan pasca kerja Perusahaan ikut serta dalam program pensiun manfaat pasti dan iuran pasti untuk seluruh karyawan tetapnya. Manajemen mengestimasi bahwa manfaat yang terhutang pada karyawan dari program pensiun iuran pasti ini telah memenuhi kewajiban Perusahaan seperti yang diharuskan dalam UU No. 13 tahun 2003 (lihat Catatan 3w). Estimasi ini dibuat berdasarkan beberapa asumsi termasuk diantaranya tingkat pengunduran diri, tingkat mortalitas, tingkat kenaikan gaji serta tingkat pengembalian atas iuran yang dibayarkan.
e. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan. Tidak terdapat dampak signifikan dari penerapan PSAK yang direvisi tersebut terhadap laporan keuangan.
Suatu pihak dianggap berelasi dengan Perusahaan jika: a. Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan Perusahaan jika orang tersebut : i Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas Perusahaan. ii Memiliki pengaruh signifikan atas Perusahaan. iii Personil manajemen kunci Perusahaan atau induk Perusahaan. b. Suatu entitas berelasi dengan Perusahaan jika memenuhi salah satu hal berikut : i Perusahaan lain dan Perusahaan adalah anggota dari kelompok usaha yang sama. ii Satu perusahaan adalah perusahaan asosiasi atau ventura bersama dari Perusahaan (atau dari perusahaan lain dalam Grup). iii Kedua perusahaan tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama. iv Satu perusahaan adalah ventura bersama dari perusahaan ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari perusahaan v Perusahaan lain tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari Perusahaan atau perusahaan lain yang dengan Perusahaan. Perusahaan yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf a). vi terkait vi Orang yang diidentifikasikan dalam huruf a) i) yang memiliki pengaruh signifikan atas Perusahaan atau merupakan personil i manajemen kunci Perusahaan (atau entitas induk dari Perusahaan).
f. Kas dan Setara Kas Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank, dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.
g. Investasi Sementara Deposito Berjangka Deposito Berjangka yang jatuh temponya kurang dari tiga bulan namun dijaminkan atas hutang dan deposito berjangka yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan disajikan sebagai investasi sementara dan dinyatakan sebesar nilai nominal.
Investasi Efek Sebelum tahun 2010, Investasi dalam bentuk surat berharga (efek) yang nilai wajarnya tersedia berupa efek ekuitas (equity securities) digolongkan dalam tersedia untuk dijual dan diukur sebesar nilai wajarnya. Selisih antara nilai tercatat dengan nilai wajar disajikan sebagai "Keuntungan belum direalisasi atas kepemilikan efek sebagai komponen ekuitas dalam neraca". Dalam menentukan laba atau rugi yang direalisasi dari penjualan investasi, nilai tercatat efek yang dijual ditentukan dengan metode identifikasi khusus. Efektif 1 Januari 2010, investasi efek dinyatakan dan diklasifikasikan sesuai dengan PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) lihat catatan aset keuangan 3n.1.
h. Piutang Usaha Sebelum 1 Januari 2010, Piutang usaha disajikan sebesar nilai nominal dikurangi dengan penyisihan kerugian penurunan nilai. Perusahaan mengadakan penyisihan kerugian penurunan nilai berdasarkan hasil penelaahan saldo piutang masing-masing debitur tiap akhir tahun. Kecuali untuk piutang lain-lain tidak diadakan pencadangan, karena manajemen beranggapan bahwa seluruh piutang tersebut dapat ditagih.
Efektif 1 Januari 2010, Perusahaan menerapkan PSAK 50 (Revisi 2006) yang mengatur tentang penyajian dan pengungkapan instrumen keuangan dan PSAK 55 (Revisi 2006) yang mengatur tentang pengakuan dan pengukuran instrumen keuangan. Piutang diklasifikasikan dalam kelompok aset keuangan (Catatan 3n.6).
10
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 30 Juni 2012 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2011 (Diaudit) Serta untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2012 dan 30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) Pada saat pengakuan awal piutang usaha diukur sebesar nilai wajar dan setelah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi penyisihan penurunan nilai. Penyisihan penurunan nilai dibentuk ketika terdapat bukti obyektif bahwa Perusahaan tidak akan dapat menagihkan semua piutang sesuai dengan persyaratan piutang. Kesulitan keuangan yang signifikan pada debitur, probabilitas bahwa debitur akan dinyatakan pailit atau reorganisasi keuangan, dan wanprestasi atau tunggakan dalam pembayaran (lebih dari 30 hari jatuh tempo) dianggap sebagai indikator bahwa piutang usaha telah turun nilainya. Jumlah penyisihan tersebut adalah selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan, yang didiskontokan pada suku bunga efektif awal Nilai tercatat aset tersebut dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan, dan jumlah kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi. Ketika piutang usaha tidak dapat ditagih, piutang tersebut dihapuskan terhadap akun penyisihan. Penerimaan kemudian atas jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap laporan laba rugi komprehensif.
i. Investasi pada Entitas Asosiasi Investasi pada entitas dimana Perusahaan memiliki saham berhak suara kurang dari 20%, namun mempunyai pengaruh signifikan tetapi tidak dapat mengendalikan, dicatat dengan metode ekuitas. Keberadaan pengaruh signifikan dibuktikan dengan satu atau lebih cara berikut ini: 1 Keterwakilan dalam dewan direksi dan dewan komisaris atau organ setara di investee; . 2 Partisipasi dalam proses pembuatan kebijakan, termasuk partisipasi dalam pengambilan keputusan tentang dividen atau distribusi lainnya; 3 Adanya transaksi material antara investor dengan investee; 4 Pertukaran personel manajerial; atau . 5 Penyediaan informasi teknis pokok. Keberadaan pengaruh signifikan Perusahaan dengan investee dibuktikan dengan adanya keterwakilan dalam dewan direksi dan dewan komisaris dan adanya transaksi material antara investor dengan investee. Berdasarkan metode ekuitas, biaya perolehan investasi ditambahkan atau dikurangi dengan bagian Perusahaan atau entitas anak atas laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi sejak tanggal perolehan dikurangi deviden tunai yang diterima. Laporan laba rugi komprehensif mencerminkan bagian Perusahaan atas hasil operasi dari entitas asosiasi. Bila terdapat perubahan yang diakui langsung pada ekuitas dari entitas asosiasi, Perusahaan mengakui bagiannya atas perubahan tersebut dan mengungkapkan hal ini, jika relevan dalam laporan perubahan ekuitas. Laba atau rugi yang belum direalisasi sebagai hasil dari transaksi-transaksi antara Perusahaan dengan entitas asosiasi dieliminasi pada jumlah sesuai dengan kepentingan Perusahaan dalam entitas asosiasi. Laporan keuangan entitas asosiasi disusun atas periode pelaporan yang sama dengan Perusahaan. Perusahaan menentukan apakah diperlukan untuk mengakui tambahan rugi penurunan nilai atas investasi Perusahaan dalam entitas asosiasi. Perusahaan menentukan pada setiap tanggal pelaporan apakah terdapat bukti yang obyektif yang mengindikasikan bahwa investasi dalam entitas asosiasi mengalami penurunan nilai. Dalam hal ini, Perusahaan menghitung jumlah penurunan nilai berdasarkan selisih antara jumlah terpulihkan atas investasi dalam entitas asosiasi dan nilai tercatatnya dan mengakuinya dalam laporan laba rugi komprehensif.
j. Persediaan Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang. Persediaan Perusahaan tidak termasuk persediaan konsinyasi.
k. Biaya Dibayar di Muka Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.
l. Aset Tetap - Pemilikan Langsung Aset tetap yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai. Aset tertentu telah dinilai kembali pada tahun-tahun sebelumnya berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan oleh penilai independen sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku. Pada penerapan awal PSAK 16 (Revisi 2007), nilai aset tertentu yang direvaluasi pada periode sebelumnya sesuai dengan standar sebelumnya dianggap sebagai biaya perolehan (deemed cost) dan selisih penilaian kembali yang disajikan secara terpisah dalam akun ekuitas direklasifikasi ke saldo laba. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut :
11
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 30 Juni 2012 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2011 (Diaudit)
Serta untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2012 dan 30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) Tahun Bangunan dan prasarana Mesin dan Perlengkapan Instalasi gas dan listrik Kendaraan Inventaris kantor dan pabrik
20 10 - 16 4 - 15 5 - 10 4
Nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan di review setiap akhir tahun buku. Hak atas tanah dinyatakan sebesar harga perolehan dan tidak diamortisasi, kecuali terdapat prediksi manajemen atau kepastian bahwa perpanjangan atau pembaruan hak kemungkinan besar atau pasti tidak diperoleh. Biaya -biaya tertentu yang terkait dengan perolehan atau perpanjangan hak atas tanah, ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang periode hak atas tanah atau taksiran masa manfaat ekonomis tanah, yang mana yang lebih pendek. Sesuai dengan PSAK 47 tentang "Akuntansi Tanah, Perusahaan mencatat harga perolehan tanah secara terpisah dari biaya pengurusan legal yang terjadi untuk memperoleh hak atas tanah serta pengeluaran untuk perpanjangan hak. Pengeluaran tersebut ditangguhkan dan disajikan sebagai bagian dari "aset Tidak Lancar Lainnya" pada laporan posisi keuangan laporan posisi keuangan dan diamortisasi selama umur hukum hak. Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebaga perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi komprehensif pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya. Aset dalam penyelesaian merupakan akumulasi dari biaya-biaya pembelian bahan dan peralatan, serta biaya konstruksi lainnya termasuk biaya pinjaman (beban bunga dan selisih kurs) yang berkaitan langsung dengan pembangunan aset tetap Perusahaan. Biaya-biaya ini direklasifikasi ke aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tetap tersebut telah selesai dikerjakan dan siap untuk digunakan.
m.Penurunan Aset Non Keuangan Pada tanggal laporan posisi keuangan, Perusahaan menelaah nilai tercatat aset non-keuangan untuk menentukan apakah terdapat indikasi bahwa aset tersebut telah mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset diestimasi untuk menentukan tingkat kerugian penurunan nilai (jika ada). Bila tidak memungkinkan untuk mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali atas suatu aset individu, Perusahaan mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali dari unit penghasil kas atas aset. Perkiraan jumlah yang dapat diperoleh kembali adalah nilai tertinggi antara harga jual neto atau nilai pakai. Jika jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset non-keuangan (unit penghasil kas) kurang dari nilai tercatatnya, nilai tercatat aset (unit penghasil kas) dikurangi menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali dan rugi penurunan nilai diakui langsung ke laba rugi komprehensif.
Kebijakan akuntansi untuk penurunan nilai aset keuangan dijelaskan dalam catatan 2e.
n. Instrumen Keuangan Efektif tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2006) mengenai Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan menggantikan PSAK No. 50 (Revisi 1999) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) mengenai Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran menggantikan PSAK No. 55 (Revisi 1999).
12
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 30 Juni 2012 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2011 (Diaudit)
Serta untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2012 dan 30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) 1. Aset Keuangan Pengakuan Awal Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, aset keuangan tersedia untuk dijual, atau sebagai derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dalam lindung nilai yang efektif. Perusahaan menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan diperlukan, mengevaluasi kembali pengklasifikasian aset tersebut pada setiap akhir periode laporan keuangan. Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajarnya. Dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif, nilai wajar tersebut ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan aset keuangan tersebut. Pembelian atau penjualan aset keuangan berdasarkan kontrak yang mensyaratkan penyerahan aset dalam jangka waktu yang ditetapkan dengan peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar (pedagangan yang lazim) diakui pada tanggal perdagangan, yaitu tanggal Perusahaan berkomitmen untuk membeli atau menjual aset tersebut. Pengukuran Setelah Pengakuan Awal Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut: · Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi termasuk aset keuangan untuk diperdagangkan dan aset keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Aset derivatif juga diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan kecuali ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai efektif. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif disajikan dalam laporan posisi keuangan (neraca) pada nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian dari perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Pada tanggal 31 Desember 2011, Perusahaan tidak memiliki aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. · Pinjaman yang diberikan dan piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan, yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi (amortized cost) dengan menggunakan metode suku bunga efektif (effective interest rate). Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat pinjaman yang diberikan dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, demikian juga pada saat proses amortisasi. Kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lainnya termasuk dalam klasifikasi ini. · Investasi dimiliki hingga jatuh tempo (Held To Maturity ("HTM")) Aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya diklasifikasikan sebagai HTM ketika Perusahaan memiliki intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Setelah pengukuran awal, investasi HTM diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Metode ini menggunakan suku bunga efektif yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari aset keuangan ke nilai tercatat bersih (net carrying amount) dari aset keuangan. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi pada saat investasi tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi. Pada tanggal 31 Desember 2011, Perusahaan tidak memiliki aset keuangan HTM. · Aset keuangan tersedia untuk dijual (Available For Sale ("AFS")) Aset keuangan AFS adalah aset keuangan non derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan dalam tiga kategori sebelumnya. Setelah pengukuran awal, aset keuangan AFS diukur dengan nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui pada ekuitas kecuali untuk kerugian penurunan nilai, bunga yang dihitung dengan metode suku bunga efektif dan laba rugi selisih kurs atas aset moneter yang diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Jika aset keuangan dilepas atau mengalami penurunan nilai, akumulasi laba atau rugi yang sebelumnya dakui di ekuitas, direklas ke laporan laba rugi komprehensif.
2. Liabilitas Keuangan Pengakuan awal Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif, pinjaman dan utang, atau derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dalam lindung nilai yang efektif, mana yang sesuai pada saat pengakuan awal. Perusahaan menentukan klasifikasi liabilitas keuangan tersebut pada saat pengakuan awal. Liabilitas keuangan diakui pada awalnya sebesar nilai wajar, dan dalam hal pinjaman dan utang, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
13
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 30 Juni 2012 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2011 (Diaudit) Serta untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2012 dan 30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) Pengukuran Setelah Pengakuan Awal Pengukuran liabilitas keuangan tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut: · Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif termasuk liabilitas keuangan untuk diperdagangkan dan liabilitas keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif. Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika mereka diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Liabilitas derivatif juga diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan kecuali mereka ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai efektif. Keuntungan atau kerugian atas liabilitas yang dimiliki untuk diperdagangkan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Pada tanggal 31 Desember 2011, Perusahaan tidak memiliki liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif. · Pinjaman dan Hutang Setelah pengakuan awal, pinjaman dan utang yang dikenakan bunga selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasi. Seluruh liabilitas keuangan Perusahaan diklasifikasikan sebagai pinjaman dan utang.
3. Saling Hapus dari Instrumen Keuangan Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan (neraca) jika, dan hanya jika, entitas saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan berniat untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
4 Nilai Wajar Instrumen Keuangan .
Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan secara aktif di pasar keuangan yang terorganisasi ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga penawaran atau permintaan (bid or ask prices) di pasar aktif pada penutupan perdagangan pada akhir periode pelaporan. Untuk instrumen keuangan yang tidak memiliki pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian mencakup penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak-pihak yangberkeinginan dan memahami (recent arm’s length market transactions); penggunaan nilai wajar terkini instrumen lain yang secara substansial sama; analisa arus kas yang didiskonto; atau model penilaian lain.
5 Biaya Perolehan Diamortisasi dari Instrumen Keuangan . Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi dengan penyisihan penurunan nilai dan pembayaran pokok atau nilai yang tidak dapat ditagih. Perhitungan tersebut mempertimbangkan premi atau diskonto pada saat perolehan dan termasuk biaya transaksi dan biaya yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif.
6. Penurunan Nilai dari Aset Keuangan Pada setiap akhir periode pelaporan Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. · Aset keuangan dicatat pada biaya perolehan diamortisasi Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual. Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset keuangan yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk ekspektasi kerugian kredit masa datang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan atau piutang memiliki suku bunga variabel, tingkat diskonto untuk mengukur kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif terkini. Nilai tercatat aset keuangan tersebut berkurang melalui penggunaan akun penyisihan dan jumlah kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Pendapatan bunga tetap diakui berdasarkan nilai tercatat yang telah dikurangi, berdasarkan suku bunga efektif aset tersebut. Pinjaman yang diberikan dan piutang, bersama-sama dengan cadangan terkait, akan dihapuskan pada saat tidak terdapat kemungkinan pemulihan di masa depan yang realistik dan semua jaminan telah terealisasi atau telah dialihkan kepada Perusahaan. Jika, pada periode berikutnya, jumlah taksiran kerugian penurunan nilai bertambah atau berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui ditambah atau dikurangi dengan menyesuaikan akun cadangan. Jika penghapusan kemudian dipulihkan, maka pemulihan tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
14
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 30 Juni 2012 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2011 (Diaudit)
Serta untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2012 dan 30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) · Aset keuangan AFS Dalam hal investasi ekuitas yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan AFS, bukti obyektif meliputi penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang pada nilai wajar dari investasi di bawah biaya perolehannya. Jika terdapat bukti bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian kumulatif yang diukur sebagai selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai pada investasi yang sebelumnya telah diakui dalam laporan laba rugi komprehensif direklas dari ekuitas ke laporan laba rugi komprehensif. Kerugian penurunan nilai atas investasi ekuitas tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi komprehensif; kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui dalam ekuitas. Dalam hal instrumen utang diklasifikasikan sebagai aset keuangan AFS, penurunan nilai dievaluasi berdasarkan kriteria yang sama dengan aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Pendapatan bunga di masa datang didasarkan pada nilai tercatat yang telah dikurangi dan diakui berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskontokan arus kas masa datang untuk tujuan pengukuran kerugian penurunan nilai. Akrual tersebut dicatat sebagai bagian dari akun “Pendapatan bunga” dalam laporan laba rugi komprehensif. Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen utang meningkat dan peningkatan tersebut secara obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai pada laporan laba rugi komprehensif, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laporan laba rugi komprehensif.
7. Penghentian Pengakuan Aset dan Liabilities Keuangan Aset Keuangan Aset keuangan dihentikan pengakuannya pada saat: (1) hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset tersebut telah berakhir; atau (2) Perusahaan telah mentransfer hak mereka untuk menerima arus kas yang berasal dari aset atau berkewajiban untuk membayar arus kas yang diterima secara penuh tanpa penundaan material kepada pihak ketiga dalam perjanjian yang memenuhi kriteria “pass-through” dan (a) Perusahaan telah secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat dari aset, atau (b) Perusahaan secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat suatu aset, namun telah mentransfer kendali atas aset tersebut.
Liabilitas Keuangan Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya, jika dan hanya jika, liabilitas keuangan tersebut berakhir, yaitu ketika liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa. Ketika suatu liabilitas keuangan yang ada digantikan oleh liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substantial, atau modifikasi secara substansial persyaratan dari suatu liabilitas yang saat ini ada, pertukaran atau modifikasi tersebut diperlakukan sebagai penghentian pengakuan liabilitas awal dan pengakuan liabilitas baru, dan selisih antara nilai tercatat masing-masing liabilitas diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
8. Akuntansi Lindung Nilai Pada saat dimulainya lindung nilai, Perusahaan melakukan penetapan dan pendokumentasian formal atas hubungan lindung nilai dan tujuan manajemen risiko entitas serta strategi pelaksanaan lindung nilai. Pendokumentasian tersebut meliputi identifikasi instrumen lindung nilai, item atau transaksi yang dilindung nilai, sifat dari risiko yang dilindung nilai, dan cara yang akan digunakan entitas untuk menilai efektivitas instrumen lindung nilai tersebut dalam rangka saling hapus eksposur yang berasal dari perubahan dalam nilai wajar item yang dilindung nilai atau perubahan arus kas yang dapat diatribusikan pada risiko yang dilindung nilai. Lindung nilai diharapkan akan sangat efektif dalam rangka saling hapus atas perubahan nilai wajar atau perubahan arus kas dan dapat dinilai secara berkelanjutan untuk menentukan bahwa lindung nilai tersebut sangat efektif diseluruh periode pelaporan keuangan sesuai dengan tujuannya.
Lindung Nilai atas Arus Kas Bagian dari keuntungan atau kerugian atas instrumen lindung nilai yang ditetapkan sebagai lindung nilai yang efektif diakui dalam ekuitas, sementara itu bagian yang tidak efektif atas keuntungan atau kerugian dari instrumen lindung nilai diakui dalamlaporan laba rugi komprehensif.
Jumlah yang sebelumnya telah diakui di ekuitas dipindahkan ke dalam laporan laba rugi komprehensif ketika transaksi lindung nilai tersebut mempengaruhi laporan laba rugi komprehensif. Jika suatu item lindung nilai menimbulkan pengakuan aset non keuangan atau liabilitas non keuangan, maka jumlah yang sebelumnya telah diakui di ekuitas dipindahkan ke dalam biaya perolehan awal atas nilai tercatat aset atau liabilitas non keuangan tersebut. Jika prakiraan transaksi atau komitmen tidak lagi diharapkan akan terjadi maka jumlah yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus dipindahkan ke dalam laporan laba rugi komprehensif. Jika instrumen lindung nilai telah jatuh tempo atau dijual, dihentikan atau dilaksanakan tanpa penggantian atau perpanjangan atau jika tujuan lindung nilai dibatalkan maka jumlah yang diakui dalam ekuitas tetap diakui dalam ekuitas hingga prakiraan transaksi atau komitmen tersebut terjadi.
o. Biaya Emisi Saham Biaya emisi saham disajikan sebagai bagian dari tambahan modal disetor dan tidak disusutkan.
15
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 30 Juni 2012 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2011 (Diaudit) Serta untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2012 dan 30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) p. Pengakuan Pendapatan dan Beban Penjualan Barang Pendapatan dari penjualan barang harus diakui bila seluruh kondisi berikut dipenuhi : - Perusahaan telah memindahkan risiko secara signifikan dan memindahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli; - Perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual; - Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal; - Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi akan mengalir kepada Perusahaan tersebut; dan - Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan transaksi penjualan dapat diukur dengan andal. Penghasilan Bunga Penghasilan bunga diakru berdasarkan waktu terjadinya dengan acuan jumlah pokok terhutang dan tingkat bunga yang sesuai. Beban Beban diakui pada saat terjadinya.
q. Imbalan Pasca Kerja Perusahaan memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Perusahaan sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini. Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested.
Jumlah yang diakui sebagai kewajiban imbalan pasti di neraca merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, dan biaya jasa lalu yang belum diakui.
r. Pajak Penghasilan Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak menurut ketentuan perpajakan yang berlaku. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa yang akan datang. Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas. Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan kewajiban pajak kini.
s. Laba per Saham Laba per Saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan. t. Informasi Segmen Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis. Segmen usaha adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berdeda dengan risiko dan imbalan segmen lain. Segmen geografis adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain. Segmen geografis adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.
Aset dan kewajiban yang digunakan bersama dalam satu segmen atau lebih dialokasikan kepada setiap segmen jika, dan hanya jika, pendapatan dan beban yang terkait dengan aset tersebut juga dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut.
16
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 30 Juni 2012 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2011 (Diaudit) Serta untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2012 dan 30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) 4. Penyajian Kembali Pada tahun 2011, Perusahaan telah menerapkan beberapa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tertentu dan mengubah penyajian Laporan Keuangan, agar sesuai dengan PSAK No. 1 yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2011. Perubahan akuntansi baru ini diterapkan secara prospektif maupun retrospektif atas akun akun tertentu, oleh karenanya angka-angka komparatif 31 Desember 2010 telah disajikan kembali. Pengaruh atas perubahan ini telah meningkatkan Pendapatan Komprehensif Lain sebesar Rp 130.419.049 untuk tahun 2010. Berikut disajikan pos-pos penting dalam laporan keuangan 31 Desember 2010 sesudah dan sebelum disajikan kembali : 31 Desember 2010 Setelah disajikan Kembali
Sebelum Disajikan Kembali
Rp
Rp
Aset Pajak Tangguhan Jumlah Aset Ekuitas Penempatan efek yang tersedia untuk di jual Komponen Ekuitas Lainnya Jumlah Ekuitas
1.356.915.898 89.780.541.701
1.400.388.914 89.824.014.717
130.419.049 73.150.226.644
173.892.065 73.193.699.660
Jumlah Liabilitas dan Ekuitas Pendapatan Komprehensif Lain Laba Komprehensif Tahun Berjalan
89.780.541.701 130.419.049 8.523.820.521
89.824.014.717 8.393.401.472
5. Kas dan Setara Kas 30 Juni 2012 Rp
Kas Bank Pihak ketiga : Rupiah : PT Bank Central Asia, Tbk PT Bank Mandiri (Persero), Tbk Sub Jumlah Dollar Amerika Serikat : Standard Chartered Bank PT Bank Central Asia, Tbk Sub Jumlah Jumlah Kas dan Setara Kas
31 Desember 2011 Rp
662.350
8.644.910
904.382.056 202.643.047 1.107.687.453
105.435.213 6.161.602 120.241.725
781.152 11.327.842 12.108.994
927.112 11.570.043 12.497.155
1.119.796.447
132.738.880
Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 tidak terdapat saldo Kas dan setara kas pada pihak berelasi
6. Investasi Sementara 30 Juni 2012 Rp
Deposito berjangka Standard Chartered Bank - Dollar Amerika Serikat Bank International Indonesia - Dollar Amerika Serikat Jumlah Deposito yang Dijaminkan PT Bank Mandiri (Persero), Tbk Rupiah Dollar Amerika Serikat : Jumlah Penempatan pada efek yang tersedia untuk dijual : Biaya Perolehan Saham PT Gunawan Dian Jaya Steel, Tbk. 8.173.000 lembar dan 7.940.000 lembar masing-masing pada 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 Laba (Rugi) yang belum direalisasi Nilai Pasar Jumlah
31 Desember 2011 Rp
47.965.008.000 18.960.000.000 66.925.008.000
45.880.452.800 45.880.452.800
149.272.200 409.537.801 558.810.001
129.360.000 216.919.255 346.279.255
1.048.137.981 (140.934.981) 907.203.000 68.391.021.001
1.079.217.863 (54.957.863) 1.024.260.000 47.250.992.055
17
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 30 Juni 2012 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2011 (Diaudit)
Serta untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2012 dan 30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) Mutasi perolehan saham tersedia untuk dijual adalah sebagai berikut: 30 Juni 2012 Rp
31 Desember 2011 Rp
Harga perolehan awal Penambahan periode berjalan Pengurangan periode berjalan Jumlah Mutasi laba (Rugi) pemilikan efek yang belum direalisasi Saldo awal Laba (Rugi) belum direalisasi Laba yang direaliasi atas penjualan efek Saldo akhir
1.024.260.000 23.877.981 1.048.137.981
1.079.217.863 1.079.217.863
(54.957.863) (140.934.981) (195.892.844)
173.892.065 596.028.531 (824.878.459) (54.957.863)
Mutasi laba (Rugi) belum direalisasi dari efek yang tersedia untuk dijual: Pendapatan atas laba belum direalisasi dari efek yang tersedia untuk dijual Penghasilan (beban) pajak tangguhan Jumlah pendapatan komprehensif lain
(195.892.844) 48.973.211 (146.919.633)
(54.957.863) 13.739.466 (41.218.397)
Tingkat Bunga Deposito Berjangka Per Tahun Rupiah Dollar Amerika Serikat
5,5% -6,75% 0,50% - 4,00%
6,75% 0,50%
Deposito yang dijaminkan merupakan deposito berjangka waktu 12 bulan yang digunakan sebagai jaminan atau bank garansi kepada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Penempatan deposito berjangka dilakukan pada pihak ketiga.
Nilai wajar efek ekuitas ditetapkan berdasarkan nilai pasar yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Penempatan pada efek yang tersedia untuk dijual dilakukan pada pihak-pihak berelasi (Catatan 27).
7. Piutang Usaha 30 Juni 2012 Rp
31 Desember 2011 Rp
a. Berdasarkan Pelanggan Pihak Ketiga Elang Perkasa Jayatama, PT. Rajawali Daya Perkasa, PT. Uda Manjur, UD. Tata Baskara Jaya,PT Nusasembada Bangunindo, PT. Yulia, UD. Fantasi Cipta Indonesia, CV. Talenta Mulya Synergy, CV. Warna Warni Media, PT. Sinar Kencana Jaya, CV. Khairos Logam Makmur, PT. Sinar Pembangunan Abadi, PT. Nisak Nasir, Bpk. Dwi Martha Jaya, CV. Chalidana Inti Permata, PT. Manna Jaya Makmur, PT. Hasyim, Bpk. Surya Bangun Persada Indah, PT. Citra Mandiri Cipta, PT. Triasindo Mas, CV. Gunawan, Bpk. Panca Sempurna Jaya, PT. Mekarsari, UD. Batu Alam Sejahtera, CV. Janur Kuning Sejahtera, PT. Pandita, CV. Djunaedy Soetanto, Bpk. Catur Tunggal Setia, PT. Delta Bangun Griya, PT. Edy Mulyanto, Bpk. Karya Setiakawan Utama, PT. Angkasa Perindo Sakti, PT. Abadi Jaya, CV. Surya Wijaya Megah, PT. Barito Anugrah Sejati, PT. Apie Indokarunia, PT. Sentosa Perkasa Furindo, PT. Gwie Gunato Gunawan, Bpk. Susilo, Bpk. Sanusi, Bpk. Karya Manunggal Jati, PT. Sugandi, Bpk. A l i, Bpk. Delta Patria, PT. Ardhinawa, PT. Bangun Karya Perkasa Jaya, PT. Momon Putera Steel, PT. Masa Sinar Mulia, PT. Arijanto Ronojudo, Bpk. Trikarya Jaya, CV.
3.336.026.771 1.613.914.467 1.176.886.425 1.147.866.401 1.119.207.848 995.439.148 838.327.160 740.789.412 709.949.570 687.039.914 623.338.892 616.079.728 378.335.045 306.667.306 300.564.605 273.641.016 252.351.583 227.795.513 182.242.500 168.280.035 137.516.598 117.963.309 96.745.833 79.035.000 65.637.044 65.484.045 65.407.540 64.719.039 64.719.039 64.566.040 62.665.031 61.744.877 58.912.007 57.698.472 56.800.502 46.398.011 36.209.987 35.339.997 32.115.900 24.571.676 24.102.001 20.000.029 13.920.123 11.696.425 -
10.528.498.739 1.342.083.105 1.374.295.297 766.189.089 1.266.963.019 25.066.008 26.136.000 55.807.004 60.239.021 252.759.062 72.705.982 56.247.532 96.745.833 60.277.492 60.982.493 71.744.877 82.976.927 24.571.676 32.115.900 20.000.029 13.920.123 11.696.425 918.183.904 527.335.226 372.762.951 201.122.493 168.630.099 113.152.490
18
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 30 Juni 2012 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2011 (Diaudit)
Serta untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2012 dan 30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) Robby, Bpk. Duta Karya Optima, CV. Setiawan Bakti Jaya, PT.
Tridaya Tehnik, CV. Makmur,UD Lain-lain kecil Jumlah
Penyisihan Piutang Ragu - ragu Jumlah Pihak Berelasi PT Usaha Lintas Segara PTVaria Gunawan Dianjaya Steel Tbk Jumlah Piutang Usaha b. Berdasarkan Umur (Hari) Belum jatuh tempo Telah Jatuh Tempo: 1 - 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari 91 - 120 hari Lebih dari 120 hari Jumlah Penyisihan Piutang Ragu-ragu Jumlah Piutang Usaha Mutasi Penyisihan Piutang Ragu - ragu Saldo awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
-
108.320.954 59.219.996 58.021.491
6.645.344 17.065.357.208 (77.117.867) 16.988.239.341
52.804.488 39.134.018 6.645.344 18.927.355.087 (77.117.867) 18.850.237.220
4.538.006 16.992.777.347
18.850.237.220
12.516.817.920
12.085.357.020
4.089.273.074 196.364.013 267.440.207 17.069.895.214 (77.117.867) 16.992.777.347
6.466.249.397 98.308.463 277.440.207 18.927.355.087 (77.117.867) 18.850.237.220
77.117.867 77.117.867
185.695.301 (108.577.434) 77.117.867
Seluruh piutang usaha dalam mata uang Rupiah. Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu - ragu atas piutang kepada pihak ketiga adalah cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin dari tidak tertagihnya piutang tersebut. Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang kepada pihak ketiga. Tidak terdapat piutang usaha yang dijaminkan pada 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011.
8. Piutang lain-lain Piutang ini merupakan saldo piutang atas pendapatan bunga deposito berjangka pada beberapa Bank pihak ketiga. Saldo pada 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 masing masing sebesar Rp 656,470.336 dan Rp 175,925,712 (Catatan 6) Manajemen berpendapat bahwa seluruh piutang bunga deposito tersebut dapat tertagih sesuai dengan tanggal jatuh temponya. Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 perusahaan tidak membentuk cadangan penghapusan kerugian piutang ragu-ragu karena piutang tersebut diyakini dapat tertagih tepat pada waktunya.
9. Persediaan 30 Juni 2012 Rp
Barang Jadi Bahan Baku Suku Cadang Sub Jumlah Penyisihan Penurunan Nilai Persediaan
Jumlah Mutasi Penyisihan Penurunan Nilai Persediaan Saldo Awal Pemulihan Persediaan
Saldo Akhir
31 Desember 2011 Rp
6.928.020.404 834.297.709 1.684.004.775 9.446.322.888
7.217.100.637 1.589.901.943 1.706.253.167 10.513.255.747
9.446.322.888
10.513.255.747
-
-
Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011, persediaan suku cadang diasuransikan kepada PT Asuransi Permata Nipponkoa Indonesia dan PT Asuransi Ramayana terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan masingmasing sebesar Rp 550.000.000. Sedang sebagian besar suku cadang lain karena sifat dan kondisinya yang tidak mudah rusak dan usang tidak diasuransikan. Tidak terdapat persediaan yang dijaminkan pada 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011. Manajemen perpendapat bahwa nilai pertanggungan asuransi tersebut adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas persediaan yang dipertanggungkan, karena sebagian besar persediaan suku cadang bersifat tidak mudah rusah atau usang.
19
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 30 Juni 2012 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2011 (Diaudit) Serta untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2012 dan 30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) 10. Uang Muka Pembelian 30 Juni 2012 Rp
31 Desember 2011 Rp
450.029.565 126.287.878 96.442.500 3.000.000 675.759.943
Tianjin Port Free Int. Trade Co. Ltd UCC Industry Thailand - Roller Mesin uji Laboratorium Kendaraan Sun Glare
Jumlah
225.413.101 293.365.188 518.778.289
11. Biaya Dibayar Dimuka 30 Juni 2012 Rp
31 Desember 2011 Rp
406.788.000 56.089.264 462.877.264
Gaji dan upah karyawan Asuransi Jumlah
9.688.000 27.221.906 36.909.906
12. Investasi pada Entitas Asosiasi Akun ini merupakan penyertaan pada PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk (entitas asosiasi) yang dicatat dengan metode ekuitas dan diterapkan secara prospektif (Catatan 2 dan 3i). Pemilikan investasi saham kepada PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk dimaksudkan untuk investasi jangka panjang yang pada saatnya dapat meningkatkan sinergi usaha. Perubahan investasi selama periode Januari - Juni 2012 dan Tahun 2011 adalah sebagai berikut: Entitas Asosiasi
PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk.
Lembar Saham
180.000.000
Kepemili kan %
2,20
Pada Awal Tahun 31 Des 2011 Rp
Bagian atas hasil bersih
30.125.955.582
Rp 561.838.700
Pada Akhir Periode 30 Juni 2012 Rp
30.687.794.282
Bagian Perusahaan atas aset dan liabilitas serta hasil usaha dari entitas asosiasi adalah sebagai berikut: 30 Juni 2012 Rp
Jumlah Aset Jumlah Liabilitas Jumlah Ekuitas Pendapatan Bersih Laba Bersih
1.099.456.908.973 328.945.889.872 770.511.019.101 916.232.110.469 23.939.020.603
31 Desember 2011 Rp 977.462.676.010 232.090.004.125 745.372.671.885 2.093.544.754.762 99.674.949.180
Merupakan Investasi Surat Berharga ke PT Gunawan Dianjaya Steel, Tbk. (PT GDS). Pada tanggal 21 Desember 2009, Perusahaan membeli saham milik PT GDS sejumlah 163.429.500 lembar saham atau 1,99% dengan biaya perolehan sebesar Rp 26.148.720.000 yang dimaksudkan untuk memiliki saham pada PT GDS secara jangka panjang yang pada saatnya dapat meningkatkan sinergi usaha. Transaksi tersebut merupakan transaksi afiliasi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan No. IX.E.1 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. KEP-412/BL/2009 dan transaksi material dan perubahan kegiatan usaha utama sebagaimana dimaksud dalam peraturan No. IX.E.2 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. KEP 413/BL/2009 tanggal 25 Nopember 2009 yang memerlukan persetujuan pemegang saham perusahaan. Persetujuan tersebut telah diperoleh melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) berdasarkan akta Berita Acara Rapat No. 20 tanggal 15 Desember 2009, dari Untung Darnosoewirjo SH., notaris di Surabaya. Jumlah keseluruhan kepemilikan saham Perusahaan atas saham milik PT GDS masing-masing sebesar 188.173.000 lembar saham dan 187.940.000 lembar saham atau 2,29% masing-masing pada 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 (Catatan 6, 12 dan 27).
20
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 30 Juni 2012 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2011 (Diaudit) Serta untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2012 dan 30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) 13. Aset Tetap
Saldo Awal
Biaya Perolehan Tanah Bangunan dan Prasarana Mesin dan Perlengkapan Instalasi gas dan Listrik Kendaraan Inventaris kantor dan pabrik Aset dalam penyelesaian Bangunan dan Prasarana Mesin dan perlengkapan Instalasi gas dan listrik Inventaris kantor dan pabrik Jumlah Akumulasi Penyusutan Bangunan dan Prasarana Mesin dan Perlengkapan Instalasi gas dan Listrik Kendaraan Inventaris kantor dan pabrik Jumlah Jumlah
Penambahan
Akumulasi Penyusutan Bangunan dan Prasarana Mesin dan Perlengkapan Instalasi gas dan Listrik Kendaraan Inventaris kantor dan pabrik Jumlah Jumlah
Reklasifikasi
Saldo Akhir
1.680.598.083
2.040.750.000
-
-
3.811.609.460
-
-
-
3.811.609.460
22.896.779.366
-
-
-
22.896.779.366
1.333.329.156
-
-
-
1.333.329.156
721.823.180
-
-
-
721.823.180
800.242.309
49.500.000
-
-
849.742.309
1.872.907.910
233.433.637
-
-
2.106.341.547
3.140.999.654
90.602.180
-
-
3.231.601.834
-
757.154.078
-
-
757.154.078
-
215.407.181
-
-
215.407.181
36.258.289.118
3.386.847.076
-
-
39.645.136.194
3.721.348.083
2.518.842.861
95.290.236
-
-
2.614.133.097
21.231.968.753
317.134.014
-
-
21.549.102.767
1.293.429.638
7.838.649
-
-
1.301.268.287
721.823.180
-
-
-
721.823.180
643.008.377
32.553.912
-
-
675.562.289
26.409.072.809
452.816.811
-
-
26.861.889.620
9.849.216.309
Saldo Awal
Biaya Perolehan Tanah Bangunan dan Prasarana Mesin dan Perlengkapan Instalasi gas dan Listrik Kendaraan Inventaris kantor dan pabrik Aset dalam penyelesaian Bangunan dan Prasarana Mesin dan perlengkapan Instalasi gas dan listrik Inventaris kantor dan pabrik Jumlah
30 Juni 2012 Pengurangan
12.783.246.574
Penambahan
31 Desember 2011 Pengurangan
Reklasifikasi
Saldo Akhir
1.680.598.083 3.793.531.860 22.791.279.366 1.333.329.156 721.823.180 738.353.309
49.000.000
10.000.000
18.077.600 105.500.000 22.889.000
1.680.598.083 3.811.609.460 22.896.779.366 1.333.329.156 721.823.180 800.242.309
494.409.090 983.399.154 1.580.000 32.538.303.198
1.396.576.420 2.157.600.500 126.809.000 3.729.985.920
10.000.000
(18.077.600) (128.389.000) -
1.872.907.910 3.140.999.654 36.258.289.118
189.751.918 675.334.592 32.760.103 11.967.489 59.432.461 969.246.563
10.000.000 10.000.000
2.329.090.943 20.556.634.161 1.260.669.535 709.855.691 593.575.916 25.449.826.246 7.088.476.952
-
2.518.842.861 21.231.968.753 1.293.429.638 721.823.180 643.008.377 26.409.072.809 9.849.216.309
Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut::
Beban Pabrikasi (Catatan 22) Beban Usaha (Catatan 24) Jumlah
30 Juni 2012 Rp 420.262.899 32.553.912 452.816.811
31 Desember 2011 Rp 897.846.613 71.399.950 969.246.563
21
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 30 Juni 2012 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2011 (Diaudit) Serta untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2012 dan 30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) Perusahaan memiliki dua bidang tanah yang terletak di Desa Krikilan, Kecamatan Driyorejo, Gresik, Jawa Timur dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan (HGB) No. 41 dan 100 masing - masing dengan luas 13.160 m2 dan 1.635 m2 yang berjangka waktu 30 tahun dan akan jatuh tempo tahun 2024 dan 2033. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah dipeoleh secara sah dan didukung bukti kepemilikan yang memadai.
Perusahaan juga melakukan pembelian sebidang tanah terletak di desa Krikilan, Kecamatan Driyorejo, Gresik, Jawa Timur dengan hak kepemilikan berupa perikatan jual beli dan kuasa menjual yang dikeluarkan oleh Notaris Linda Sahono, SH. No. 02 dan No. 03 tanggal 06 Maret 2012. Saat ini sedang dilakukan proses pengurusan balik nama menjadi atas nama Perusahaan. Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011, seluruh aset tetap kecuali tanah dan kendaraan telah diasuransikan terhadap resiko kebakaran dan resiko lainnya pada PT Asuransi Ramayana dengan jumlah pertanggungan Rp 41,916,600,000. Aset tetap kendaraan disuransikan terhadap semua resiko kepada PT. Asuransi Himalaya, PT Gelora Karya Jasatama dan PT Asuransi Rama Satria Wibawa dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 435.000.000. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan. Aset dalam penyelesaian terutama meliputi mesin dan perlengkapan, bangunan dan prasarana dan Instalasi Gas dan Listrik dengan estimasi penyelesaian sebagai berikut :
Aset Dalam Penyelesaian: Bangunan dan Prasarana Mesin dan Perlengkapan Instalasi Gas dan Listrik
Persentase Penyelesaian 99% 95% 70%
Estimasi Penyelesaian Agustus 2012 Agustus 2012 Agustus 2012
Seluruh aset tetap dan aset dalam penyelesaian tidak dijaminkan.
14. Hutang Usaha 30 Juni 2012 Rp
31 Desember 2011 Rp
a. Berdasarkan Pemasok Pihak Berelasi PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk Pihak Ketiga Ostenco Promitra Jaya, PT Lancar, Expedisi S a m a t o r , PT Apie Indokarunia, PT Aneka Gas Industri, PT. Karyateguh Metaljaya, PT Alam Semesta Abadi, CV Laksakurnia Indonesia, PT Betjik Djojo, PT Metalisha Sentosa, PT Tony Hartanto/Kholifah Jaya, UD Aneka Jaya Baut Sejahtera,PT Sentral Jaya, UD Garuda Perdana Pasific Mitra Saruta Indonesia, PT Asian Beltindo Jaya, PT Mecomp Putera Sejahtera, CV Asean Bearindo Jaya, PT Grand Computer Tiga Teknik Sulfatama Kencana, PT Tirta Bahagia, PT. Yunika Teknik Prima Hitech Perkasa , PT Lima Mas, UD. Dasan Putra Perkasa, CV Intercasting Prima Indonesia, PT
29.688.335.626
20.025.544.469
217.347.900 108.804.450 83.104.645 64.872.500 56.397.125 45.278.200 29.071.800 16.001.997 14.503.750 4.860.000 3.750.000 2.795.870 2.778.050 2.750.000 2.580.000 2.449.150 2.300.000 1.914.000 1.570.000 1.561.000 1.404.000 906.000 680.000 540.000 220.000 -
130.134.420 86.239.459 336.682.500 45.094.767 55.429.000 19.558.497 21.825.000 12.515.000 4.524.027 10.253.650 3.624.500 74.800 2.872.550 47.520.000 46.439.800
22
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 30 Juni 2012 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2011 (Diaudit) Serta untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2012 dan 30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) Karya Abadi Bersama, PT Master Daya Utama, PT Edi Susanto, Bp Bintang Indotech , CV Kemenangan Jaya Timur Jaya Indosteel,PT Sinus Electricheat,UD Kalasindo Primakarsa, PT Pratama Sinergi, CV Gaya Listrik , CV UDA Manjur, UD Lain-lain (Masing-2
25.175.999 693.616.436 30.381.952.062
36.537.600 34.950.000 21.155.200 20.669.800 19.754.000 10.767.000 6.800.000 3.120.150 3.080.000 2.904.000 2.805.000 39.906.403 1.025.237.123 21.050.781.592
9.888.230.847
9.997.379.882
11.789.855.722 8.698.369.196 240.000 5.256.297 30.381.952.062
11.043.707.670 4.437.742 5.256.298 21.050.781.592
b. Berdasarkan Umur (hari) Belum jatuh tempo Telah Jatuh Tempo: 1 - 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari 91 - 120 hari Lebih dari 120 hari Jumlah
Seluruh hutang usaha dalam mata uang Rupiah. Jangka waktu kredit yang timbul dari pembelian bahan baku utama dan bahan pembantu, berkisar 15 sampai 60 hari. Tidak ada jaminan yang diberikan atas hutang usaha Perusahaan
15. Perpajakan
a. Hutang Pajak 30 Juni 2012 Rp
Pajak kini Tahun berjalan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pasal 23 Pasal 25 Pajak Pertambahan Nilai Jumlah
b. Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan
Pajak Kini Pajak Tangguhan Jumlah Pajak Penghasilan Pendapatan Komprehensif lain Total beban Pajak
31 Desember 2011 Rp
2.239.543.580
1.624.469.000
16.786.700 3.075.469 363.510.000 435.835.231 3.058.750.980
42.192.930 2.269.634 326.494.000 343.355.519 2.338.781.083
30 Juni 2012 Rp (4.317.387.575) (130.197.478) (4.447.585.053) 26.438.685 (4.421.146.368)
30 Juni 2011 Rp (1.880.605.245) (68.073.298) (1.948.678.543) (21.873.530) (1.970.552.073)
23
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 30 Juni 2012 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2011 (Diaudit) Serta untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2012 dan 30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) Pajak Kini Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi dengan laba kena pajak adalah sebagai berikut :
Laba Sebelum Pajak Menurut Laporan Laba Rugi Pengaruh Pengakuan Ekuitas atas Laba Entitas Asosiasi Jumlah Perbedaan Temporer : Cadangan Kerugian 'Piutang Tak Tertagih Penyusutan Aset Tetap Imbalan Pasca Kerja Akru Pendapatan Bunga deposito Jumlah Perbedaan yang Tidak Dapat Diperhitungkan Menurut Fiskal : Sumbangan dan Jamuan Penyusutan Kendaraan Penghasilan bunga yang telah dikenakan pajak final Laba yang direaliasi atas penjualan efek yang telah dikenakan pajak final Lain-lain Jumlah Laba Kena Pajak
30 Juni 2012
30 Juni 2011
Rp
Rp
18.310.382.508
7.906.610.472
(526.658.454) 17.783.724.054
7.906.610.472
(168.734.517) 128.489.234 (480.544.628) (520.789.911)
(62.772.876) (274.956.114) 57.738.525 (279.990.465)
4.300.000 13.112.500 (10.796.345)
4.900.000 13.112.500 (122.211.526)
6.616.155
(104.199.026)
17.269.550.298
7.522.420.981
Perhitungan beban dan hutang pajak kini adalah sebagai berikut : 30 Juni 2012 Rp
30 Juni 2011 Rp
Tarif Pajak yang Berlaku : 25% x Rp 17,269,550,298 25% x Rp 7,522,420,981
4.317.387.575 -
1.880.605.245
Jumlah
4.317.387.575
1.880.605.245
Dikurangi Pajak Dibayar Dimuka Pajak Penghasilan Pasal 22 Pasal 25
(7.832.000) (2.070.012.000)
(22.942.000) (1.636.845.750)
Jumlah
(2.077.844.000)
(1.659.787.750)
Hutang Pajak Kini
2.239.543.575
220.817.495
Laba kena pajak dan hutang pajak kini Perusahaan tahun 2011 sudah sesuai dengan Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) yang disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak.
24
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 30 Juni 2012 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2011 (Diaudit) Serta untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2012 dan 30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) Pajak Tangguhan Dikreditkan (Dibebankan) ke Laporan Laba Rugi
31Des 2010
Dikreditkan (Dibebankan) ke Pendapatan Komprehensif Lain
Dikreditkan (Dibebankan) ke Laporan Laba Rugi
31 Des 2011
Dikreditkan (Dibebankan) ke Pendapatan Komprehensif Lain
30 Juni 2012
Penyusutan Aset Tetap
938.179.644
(139.856.102)
-
798.323.542
(42.183.629)
-
756.139.913
Imbalan Pasca Kerja
415.785.445
58.402.242
-
474.187.687
32.122.308
-
506.309.995
-
-
-
-
-
-
-
46.423.825
(27.144.358)
-
19.279.467
-
-
19.279.467
-
(43.981.428)
-
(43.981.428)
(120.136.157)
-
(164.117.585)
(43.473.016)
(152.579.646)
Penyisihan Penurunan Nilai Persediaan Penyisihan Piutang Ragu-ragu Akru Pendapatan Bunga Deposito
Laba (rugi) belum direalisasi dari Efek yang tersedia untuk dijual Jumlah
1.356.915.898
57.212.481 57212481
13.739.465
-
26.438.684
40.178.149
1.261.548.733
(130.197.478)
26.438.684
1.157.789.939
Berdasarkan Undang-Undang Pajak Penghasilan No. 36 tahun 2008 pengganti UU Pajak No. 7/1983, tarif pajak badan adalah sebesar 28% yang berlaku efektif 1 Januari 2009 dan sebesar 25% yang berlaku efektif 1 Januari 2010. Aset dan liabilitas pajak tangguhan disesuaikan dengan tarif pajak yang berlaku pada periode ketika aset direalisasikan dan liabilitas diselesaikan. Rekonsiliasi antara manfaat pajak dan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak dengan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut:
30 Juni 2012 Rp
Laba Sebelum Beban Pajak Perusahaan Pengaruh Pengakuan Ekuitas atas Laba Entitas Asosiasi Jumlah
30 Juni 2011 Rp
18.310.382.508 (526.658.454) 17.783.724.054
7.906.610.472 7.906.610.472
Tarif Pajak yang Berlaku : 25% x Rp 17,783,724,054 25% x Rp 7,906,610,472 Jumlah
4.445.931.014 4.445.931.014
1.976.652.618 1.976.652.618
Pengaruh Pajak atas Beban (Manfaat) yang Tidak Dapat Diperhitungkan Menurut Fiskal : Sumbangan dan Jamuan Penyusutan Kendaraan Penghasilan yang telah Dikenakan Pajak Final Lain-lain Jumlah Jumlah Beban Pajak Pajak Penghasilan Komprehensif lain Total beban pajak
1.075.000 3.278.130 (2.699.090) (1) 1.654.039 4.447.585.053 26.438.685 4.474.023.737
1.225.000 3.278.130 (32.477.324) 119 (27.974.075) 1.948.678.543 (21.873.530) 1.926.805.013
16 Hutang lain-lain Akun ini merupakan saldo hutang kepada para pemegang saham atas pembagian dividen sesuai dengan hasil RUPS tanggal 26 Juni 2012 sebesar Rp 20 perlembar saham. Saldo hutang dividen pada tanggal 30 Juni 2012 sebesar Rp 3,600,000,000. Pembayaran dividen akan dilakukan pada tanggal 9 Agustus 2012. Pada 31 Desember 2011 terdapat saldo hutang lain-lain atas pembelian spare part yang masih dalam proses pengiriman. 17 Uang Muka Penjualan Akun ini merupakan saldo uang muka yang diterima dari pelanggan - PT. Natbour. Saldo pada 30 Juni 2012 sebesar Rp 9,945,393.
25
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 30 Juni 2012 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2011 (Diaudit) Serta untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2012 dan 30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) 18 Biaya yang Masih Harus Dibayar
30 Juni 2012 Rp
Listrik, Telepon dan Gas Gaji dan Upah Jasa profesional dan manajemen Lain - Lain Jumlah
400.704.736 365.022.112 168.948.929 54.867.162 989.542.939
31 Desember 2011 Rp 405.315.082 375.813.734 225.854.854 49.197.912 1.056.181.582
19 Modal Saham
Nama Pemegang Saham Positive Mind Limited Profit Add Limited Ny Jenny Tanujaya, MBA (Direktur) PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk. Masyarakat ( masing-masing dibawah 5%) Jumlah
Nama Pemegang Saham Positive Mind Limited Profit Add Limited Ny Jenny Tanujaya, MBA (Direktur) PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk. Masyarakat ( masing-masing dibawah 5%)
Jumlah
Jumlah Saham 82.000.000 61.750.000 17.250.000 3.534.500 15.465.500 180.000.000
Jumlah Saham 82.000.000 61.750.000 17.250.000 3.005.500 15.994.500 180.000.000
30 Juni 2012 Persentase Pemilikan 45,56% 34,31% 9,58% 1,96% 8,59% 100,00%
31 Desember 2011 Persentase Pemilikan 45,56% 34,31% 9,58% 1,67% 8,88% 100,00%
Jumlah Modal Disetor 8.200.000.000 6.175.000.000 1.725.000.000 353.450.000 1.546.550.000 18.000.000.000
Jumlah Modal Disetor 8.200.000.000 6.175.000.000 1.725.000.000 300.550.000 1.599.450.000 18.000.000.000
20 Tambahan Modal Disetor 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 Rp
Agio Saham Penerimaan dari Penawaran Umum Perdana Saham kepada Masyarakat pada tahun 2001 sebanyak 65.00.000 Saham dengan Harga Penawaran Rp 120 per Saham Nilai Nominal Saham yang Dicatat sebagai Modal Disetor atas Pengeluaran 65.000.000 Saham Agio saham Dikurangi Biaya Emisi Saham yang Dikeluarkan Sehubungan dengan Penawaranm Umum Perdana Saham kepada masyarakat Tambahan Modal Disetor - Bersih
7.800.000.000 (6.500.000.000) 1.300.000.000
(770.333.950) 529.666.050
26
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 30 Juni 2012 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2011 (Diaudit) Serta untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2012 dan 30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) 21 Penjualan Bersih 30 Juni 2012 Rp
Hasil Produksi : Besi Beton Missroll dan Lain-lain Waste Plate Jumlah
70.408.911.290 4.497.681.640 10.343.438.910 85.250.031.840
30 Juni 2011 Rp 62.220.232.830 5.218.255.320 747.192.300 68.185.680.450
Sebesar Rp 5,336,370 dan Rp 75,135,522 atau sebesar 0.00% dan 0,11% dari jumlah penjualan masing-masing untuk periode Januari -Juni 2012 dan 2011 dilakukan dengan pihak-pihak berelasi (Catatan 27). Rincian penjualan yang melebihi 5% dari jumlah penjualan bersih masing-masing pada 30 Juni 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut : 30 Juni 2012 Rp
Elang Perkasa Jayatama, PT. Warna Warni Media, PT. Rajawali Daya Perkasa, PT. CV Triasindo Mas PT Manna Jaya Makmur Jumlah
30 Juni 2011 Rp
15.200.335.000 7.781.171.180 5.121.951.560 3.804.467.440 -
3.496.897.600 5.843.297.260 5.113.385.930 13.538.999.090
31.907.925.180
27.992.579.880
22 Beban Pokok Penjualan 30 Juni 2012 Rp
Hasil Produksi : Bahan Baku yang Digunakan Tenaga Kerja Langsung Beban Pabrikasi Beban Pokok Produksi Persediaan barang jadi Awal Tahun Realisasi Penyisihan Penurunan Nilai Persediaan Akhir Tahun Beban Pokok Penjualan Barang Jadi Beban Pokok Penjualan Waste Plate Beban Pokok Penjualan Bahan Penolong Jumlah
30 Juni 2011 Rp
52.116.130.693 1.531.779.484 6.988.522.593 60.636.432.770
49.491.889.574 1.491.689.190 6.491.849.345 57.475.428.109
7.217.100.637
5.793.289.479
(6.928.020.404) 60.925.513.003 7.941.814.073 68.867.327.076
(6.486.958.987) 56.781.758.601 650.388.701 57.432.147.302
100% dan 98,5% dari jumlah pembelian masing-masing pada pada periode Januari - Juni 2012 dan 2011 dari seluruh pembelian bahan baku merupakan pembelian dari pihak berelasi PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk (Catatan 27).
23 Beban Penjualan 30 Juni 2012 Rp
Gaji Karyawan dan Tunjangan Jumlah
63.840.129 63.840.129
30 Juni 2011 Rp 58.604.623 58.604.623
27
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 30 Juni 2012 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2011 (Diaudit) Serta untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2012 dan 30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) 24 Beban Administrasi dan Umum
Gaji, Upah dan Tunjangan Jasa Profesional Imbalan Pasca Kerja (Catatan 26) Keperluan Kantor Listrik, Air, Faksimili, Telepon dan Telex Penyusutan (Catatan 13) Perijinan Pendidikan dan Seragam Karyawan Bahan bakar, Tol dan Parkir Perbaikan dan Pemeliharaan Perlengkapan Kantor Sumbangan dan Perjamuan Perjalanan Dinas Asuransi Lain-lain Jumlah
30 Juni 2012 Rp 1.351.463.730 139.679.236 128.489.234 96.182.908 45.335.944 32.553.911 35.904.320 6.926.000 11.576.295 9.794.600 15.805.427 4.300.000 1.273.000 3.993.500 74.446.499 1.957.724.604
30 Juni 2011 Rp 1.172.596.127 297.439.606 57.738.525 74.737.309 63.138.711 41.033.373 34.820.580 6.657.000 9.442.800 12.415.474 17.030.901 4.900.000 4.676.373 3.604.750 67.443.333 1.867.674.862
30 Juni 2012 Rp
30 Juni 2011 Rp
25 Laba Per Saham Laba per Saham Dasar Data yang digunakan untuk menghitung laba per saham dasar adalah sebagai berikut :
Laba untuk Perhitungan laba per Saham Dasar (Rupiah) Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Biasa untuk Perhitungan Laba per Saham Dasar Laba per Saham dasar (Rupiah)
13.862.797.455
5.957.931.929
180.000.000
180.000.000
77,02
33,10
Perusahaan tidak menghitung laba per saham dilusian karena Perusahaan tidak memiliki transaksi berpotensi dilusi.
26 Liabilitas Imbalan Pasca Kerja Perusahaan membukukan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Jumlah karyawan yang berhak atas imbalan pasca kerja tesebut adalah 31 karyawan pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011. Beban imbalan pasca kerja yang diakui di laporan laba rugi adalah : 30 Juni 2012 Rp
Beban Jasa Kini Beban Bunga Keuntungan aktuarial yang diakui Jumlah
76.485.690 52.003.544 128.489.234
31 Desember 2011 Rp 152.971.380 104.007.089 256.978.469
Liabilitas imbalan pasca kerja di neraca adalah sebagai berikut : 30 Juni 2012 Rp
Nilai Kini Kewajiban yang tidak Didanai Keuntungan Aktuarial yang Belum diakui Kewajiban Bersih
31 Desember 2011 Rp
2.140.684.305
2.012.195.071
(115.444.321) 2.025.239.984
(115.444.321) 1.896.750.750
28
PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 30 Juni 2012 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2011 (Diaudit) Serta untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2012 dan 30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) Mutasi imbalan imbalan kerja bersih di neraca adalah sebagai berikut : 30 Juni 2012 Rp
Kewajiban pada Awal Tahun Beban Manfaat Karyawan Tahun Berjalan (Catatan 15) Pembayaran Manfaat Jumlah Bersih
31 Desember 2011 Rp
1.896.750.750
1.663.141.781
128.489.234 2.025.239.984
256.978.469 (23.369.500) 1.896.750.750
Perhitungan estimasi imbalan pasca kerja pada tanggal 30 Juni 2012 dan pada 31 Desember 2011dihitung oleh aktuaris independen PT Dian Artha Tama. Asumsi Utama yang digunakan dalam menentukan penilaian aktuarial adalah sebagai berikut : 30 Juni 2012
31 Desember 2011
55 Tahun/55 Years 55 Tahun/55 Years Usia Pensiun Normal 7% p.a 7% p.a Tingkat Diskonto per Tahun 10% p.a 10% p.a Tingkat Kenaikan Gaji per Tahun CSO - 1980 CSO - 1980 Tabel Kematian Perhitungan liabilitas imbalan pasca kerja oleh aktuaris independen dilakukan sekali dalam satu tahun yaitu pada setiap akhir tahun.
27 Saldo dan Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi a. Hubungan dan sifat saldo akun dengan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut: Presentase Terhadap Jumlah Liabilitas, Penjualan dan HPP
30 Juni 2012
Piutang Usaha Pihak berelasi Hutang Usaha Pihak berelasi Penjualan Pihak berelasi Kuantias - kg Jumlah Rp Pembelian Pihak berelasi Kuantias - kg Jumlah Rp
31 Desember 2011
30 Juni 2012
31 Desember 2011
%
%
4.538.006
-
-
-
29.688.335.626
20.025.544.469
77,23
79,94
643 5.336.370
9.240 76.195.930
0,00
0,05
13.712.420 58.964.759.172
27.872.100 112.869.731.031
85,62
99,18
b. Rincian sifat hubungan dan jenis transaksi yang material dengan pihak hubungan istimewa adalah sebagai berikut: Pihak-pihak Berelasi
Sifat hubungan dengan Pihak-pihak Berelasi
Sifat Transaksi
PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk. PT. Jaya Pari Steel, Tbk. PT. Surya Steel
Entitas Asosiasi Perusahaan yang sebagian pengurusnya sama dengan Perusahaan yang pengurus beberapa Perusahaan pemegang sahamnya adalah Direksi Perusahaan
Piutang, Penjualan, Hutang Usaha dan Pembelian -
c. Pada periode Januari-Juni 2012 dan tahun 2011 Perusahaan melakukan investasi jangka panjang dalam bentuk 180.000.000 saham atau 2,20% milik PT Gunawan Dianjaya Steel, Tbk dengan biaya perolehan masing-masing sebesar Rp 30.652,614036 dan Rp 30,125,955,582 (Catatan 12). d. Pada periode Januari-Juni 2012 dan tahun 2011 , Perusahaan melakukan investasi jangka pendek dalam bentuk saham yang tersedia untuk dijual, saldo pada 30 Juni 2012 dan tahun 2011 masing - masing sebesar 8,173,000 saham dan 7,940,000 saham dengan nilai perolehan Rp 1.048.137.981 dan Rp 1.079.217.863 (Catatan 6). e. Gaji dan tunjangan yang dibayarkan kepada manajemen kunci Perusahaan pada periode Januari - Juni 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp 723,416,185 dan Rp 1.846.861.300 dicatat sebagai bagian dari beban umum dan administrasi. Cadangan imbalan pasca kerja kepada manajemen kunci Perusahaan sampai dengan 31 Desember 2011sebesar Rp 188,982,066 dan Rp 755.928.265.
29 PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 30 Juni 2012 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2011 (Diaudit)
Serta untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2012 dan 30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) 28 Informasi Segmen Segmen Usaha Untuk tujuan pelaporan manajemen, Perusahaan hanya menghasilkan 1 (satu) jenis produk besi beton yang tidak memiliki karakteristik yang berbeda, baik dalam proses produksi, golongan pelanggan dan pendistribusian produk. Sehingga Perusahaan hanya mempunyai satu segmen usaha. Segmen Geografis Perusahaan beroperasi di Gresik, Jawa Timur, Indonesia. Berikut ini adalah jumlah penjualan Perusahaan berdasarkan pasar geografis. 30 Juni 2012 Rp
30 Juni 2011 Rp
Pasar Geografis Dalam Negeri : Jawa Timur Sulawesi Selatan DKI Jakarta Banten Bali. Jawa Tengah Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Jawa Barat Riau Sulawesi Tengah
75.623.395.230 3.886.946.100 2.235.255.840 2.217.291.820 831.375.960 222.355.530 126.463.620 54.989.990 51.957.750
55.850.269.321 3.488.546.340 3.805.705.240 2.397.472.030 53.320.460 966.740.780 703.324.160 450.517.730 373.397.099 96.387.290
Jumlah
85.250.031.840
68.185.680.450
Nilai tercatat aset segmen dan tambahan aset tetap, seluruhnya berada dalam satu wilayah geografis yaitu di Gresik, Indonesia.
29 Aset Moneter dalam Mata Uang Asing Saldo aset dan kewajiban dalam mata uang asing pada tanggal 30 Juni 2012, 31 Desember 2011adalah sebagai berikut : 31 Desember 2011 Mata Uang Asing Ekuivalen Rupiah
30 Juni 2012 Mata Uang Asing Ekuivalen Rupiah Rp Aset Kas dan Setara Kas Investasi Sementara Jumlah Aset Kewajiban Hutang Lain-lain
Aset Bersih
Rp
USD
1.277
12.108.994
1.378
12.497.155
USD
7.102.800 7.104.077
67.334.545.801 67.346.654.795
5.083.521 5.084.900
46.097.372.055 46.109.869.210
EURO USD
-
7.104.077
67.346.654.795
5.084.900
46.109.869.210
Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011, kurs konversi yang digunakan Perusahaan adalah sebagai berikut : 30 Juni 2012
31 Desember 2011
Mata Uang Asing 9.480
USD
9.068
Sehubungan dengan fluktuasi kurs mata uang Rupiah terhadap mata uang asing, Perusahaan mencatat (kerugian) dan keuntungan kurs mata uang asing bersih sebagai berikut: 30 Juni 2012 Rp
Laba (rugi kurs mata uang asing
2.942.411.625
31 Desember 2011 Rp (1.311.328.261)
30 PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 30 Juni 2012 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2011 (Diaudit)
Serta untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2012 dan 30 Juni 2011 (Tidak Diaudit) 30 Nilai Wajar Instrumen Keuangan Nilai wajar aset dan kewajiban keuangan beserta nilai tercatatnya adalah sebagai berikut: Nilai tercatat
Kas dan Setara Kas Investasi Sementara Piutang Usaha Piutang Lain-lain Hutang Usaha Hutang Lain-lain - Pihak Ketiga Uang Muka Penjualan Biaya yang Masih Harus Dibayar
1.119.796.447 68.391.021.001 16.992.777.347 656.470.336 30.381.952.062 3.600.000.000 9.945.398 989.542.939
Nilai Wajar 1.119.796.447 68.391.021.001 16.992.777.347 656.470.336 30.381.952.062 3.600.000.000 9.945.398 989.542.939
Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat aset keuangan dan liabilitas keuangan dalam laporan keuangan telah mencerminkan nilai wajarnya.
31 Manajemen Risiko Keuangan Risiko keuangan utama yang dihadapi Perusahaan adalah risiko kredit, risiko nilai tukar mata uang asing, risiko suku bunga, risiko likuiditas dan risiko harga. Perhatian atas pengelolaan risiko ini telah meningkat secara signifikan dengan mempertimbangan perubahan dan volatilitas pasar keuangan di Indonesia dan internasional. · Risiko Kredit Risiko kredit adalah risiko dimana Perusahaan akan mengalami kerugian yang timbul dari pelanggan, klien atau rekanan yang gagal memenuhi kewajiban kontraktual mereka. Instrumen keuangan. Perusahaan yang mempunyai potensi atas risiko kredit terdiri dari kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain-lain dan investasi. Jumlah eksposur risiko kredit maksimum sama dengan nilai tercatat atas akun-akun tersebut. Perusahaan mengelola risiko kredit dengan menetapkan batasan jumlah risiko yang dapat diterima untuk masing-masing pelanggan dan lebih selektif dalam pemilihan bank dan institusi keuangan, yaitu hanya bank-bank dan institusi keuangan ternama dan yang berpredikat baik yang dipilih. · Risiko Nilai Tukar Mata Uang Risiko nilai tukar mata uang adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas masa mendatang dari suatu instrumen keuangan akan berfluktuasi akibat perubahan nilai tukar mata uang asing. Instrumen keuangan Perusahaan yang mempunyai potensi atas risiko nilai tukar mata uang terutama terdiri dari kas dan setara kas, investasi dan pinjaman · Risiko Suku Bunga Risiko suku bunga adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas masa datang dari suatu instrumen keuangan akan berfluktuasi akibat perubahan suku bunga pasar. Perusahaan tidak memiliki risiko suku bunga karena Perusahaan tidak memiliki pinjaman. · Risiko Likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko di mana posisi arus kas Perusahaan menunjukkan pendapatan jangka pendek tidak cukup untuk menutupi pengeluaran jangka pendek Perusahaan mengelola risiko likuiditas dengan mempertahankan kas dan setara kas yang mencukupi dalam memenuhi komitmen Perusahaan untuk operasi normal Perusahaan dan secara rutin mengevaluasi proyeksi arus kas dan arus kas aktual, serta jadwal tanggal jatuh tempo aset dan kewajiban keuangan · Risiko Harga Risiko harga adalah risiko fluktuasi nilai instrumen keuangan sebagai akibat perubahan harga pasar. Perusahaan memiliki risiko harga terutama karena investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual. Perusahaan mengelola risiko harga dengan secara rutin melakukan evaluasi terhadap kinerja keuangan dan harga pasar atas investasinya, serta selalu memantau perkembangan pasar global. 32 Estimasi dan Pertimbangan Akuntansi yang penting Penyusunan laporan keuangan Perusahaan mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dari pendapatan, beban, aset dan liabilitas, dan pengungkapan atas liabilitas kontijensi, pada akhir periode pelaporan. Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat pada aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya. Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastion lain pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk periode/tahun berikutnya diungkapkan di bawah ini. Perusahaan mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi di luar kendali Perusahaan. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya. i. Estimasi dan Asumsi Akuntansi yang Penting Estimasi Umur Manfaat Perusahaan melakukan penelahaan berkala atas masa manfaat ekonomis aset tetap berdasarkan faktor-faktor seperti kondisi teknis dan perkembangan tekonologi di masa depan. Hasil operasi di masa depan akan dipengaruhi secara material atas perubahan estimasi ini yang diakibatkan oleh perubahan faktor yang telah disebutkan di atas.
31 PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 30 Juni 2012 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2011 (Diaudit)
Serta untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2012 dan 30 Juni 2011 (Tidak Diaudit)
Imbalan Pasca Kerja Nilai kini liabilitas imbalan pasca kerja tergantung pada beberapa faktor yang ditentukan dengan dasar aktuarial berdasarkan beberapa asumsi. Asumsi yang digunakan untuk menentukan biaya (penghasilan) pensiun neto mencakup tingkat diskonto. Perubahan asumsi ini akan mempengaruhi jumlah tercatat imbalan .
Perusahaan menentukan tingkat diskonto yang sesuai pada akhir periode pelaporan, yakni tingkat suku bunga yang harus digunakan untuk menentukan nilai kini arus kas keluar masa depan estimasian yang diharapkan untuk menyelesaikan liabilitas. Dalam menentukan tingkat suku bunga yang sesuai, Perusahaan mempertimbangkan tingkat suku bunga obligasi pemerintah yang didenominasikan dalam mata uang imbalan akan dibayar dan memiliki jangka waktu yang serupa dengan jangka waktu liabilitas yang terkait. Asumsi kunci liabilitas imbalan pasca kerja sebagian ditentukan berdasarkan kondisi pasar saat ini. ii Pertimbangan Penting dalam Penentuan Kebijakan Akuntansi Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan.
33 Pengelolaan Permodalan Perusahaan mengelola risiko permodalan untuk memastikan Perusahaan mampu melanjutkan kelangsungan usaha sehingga memaksimalkan imbal hasil pada pemegang saham dan pemangku kepentingan serta memelihara optimalisasi saldo hutang dan ekuitas. Struktur permodalan Perusahaan seluruhnya berasal dari ekuitas dan pinjaman pemasok. Tidak terdapat pinjaman lain yang dilakukan oleh Perusahaan untuk memperkuat struktur permodalannya. Sehingga entitas tidak memiliki kewajiban untuk memelihara Ratio keuangandan struktur permodalan tertentu. Direksi Perusahaan secara berkala melakukan review struktur permodalan Perusahaan. Sebagai bagian review, Direksi mempertimbangkan biaya permodalan dan risiko terkait. 34 Peristiwa Penting Setelah Tanggal Laporan Posisi Keuangan Tidak terdapat peristiwa penting setelah tanggal laporan posisi keuangan yang mempengaruhi laporan keuangan maupun disajikan dalam catatan atas laporan keuangan perusahaan. 35 Persetujuan Laporan Keuangan Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan yang diselesaikan pada tanggal 27 Juli 2012