LAPORAN KERJA PRAKTEK PADA PROYEK PEMBANGUNAN LANJUTAN GEDUNG KANTOR BADAN KERJASAMA ORGANISASI WANITA BANDA ACEH Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Yang Diperlukan Pada Kurikulum Sekolah Tinggi Teknik Iskandar Thani (STTIT)
Disusun Oleh:
KHAIRUL MAULANA RACHMAYANI NIM Jurusan
: 09.01.1335 : Teknik Sipil
SEKOLAH TINGGI TEKNIK ISKANDAR THANI BANDA ACEH 2012
PRAKATA
Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan Kerja Praktek ini. Shalawat beriring salam juga tak lupa penulis sampaikan kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW, yang telah membawa kita semua dari alam kebodohan kealam yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Laporan Kerja Praktek ini disusun berdasarkan hasil pengamatan penulis selama tiga bulan dilokasi Proyek Pembangunan Lanjutan Gedung Kantor Badan Kerjasama Organisasi Wanita Banda Aceh. Penulisan Laporan ini untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat kurikulum yang diperlukan dalam menyelesaikan program studi pada Sekolah Tinggi Teknik Iskandar Thani Banda Aceh. Dalam proses penyelesaian laporan ini, penulis telah banyak memperoleh pengarahan dan bimbingan, sehingga keberhasilannya tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada : 1. Bapak. Drs. Djafar Wahab, BME selaku Katua Yayasan STTIT Banda Aceh. 2. Bapak. Ir. M. Yusuf H. Benseh, MT selaku Ketua STTIT Banda Aceh. 3. Bapak. Ir. Ismail Yusuf, Dipl, Hg, M.si selaku pembantu Ketua Bidang Akademik. 4. Ibu. Ir. Doriomas, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil STTIT Banda Aceh dan selaku pembahas laporan Kerja Praktek (KP). 5. Ibu. Widia Yulianti, ST selaku pembimbing laporan Kerja Praktek (KP). Penulis sepenuhnya menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penyajian maupun pembahasannya. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang. Banda Aceh, Januari 2012 Penulis Khairul Maulana Rachmayani Nim. 09.01.1335 ii
DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................
i
PRAKATA ..................................................................................................... ii DAFTAR ISI .................................................................................................. iii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. vi
BAB I
PENDAHULUAN .......................................................................... 1
BAB II ORGANISASI PROYEK ............................................................ 3 2.1
Struktur Organisasi ................................................................ 3 2.1.1 Pemilik proyek .......................................................... 4 2.1.2 Kosultan perencana ................................................... 5 2.1.3 Kosulta pengawas .................................................... 6 2.1.4 Pelaksana/Cotraktor ................................................. 7
2.2 Hubugan Kerja Antara Pihak-pihak Orgaisasi ...................... 8 2.2.1
Hubuga kerja secara teknis ........................................ 8
2.2.1
Hubuga kerja secara hukum ...................................... 9
2.3 Cara Peunjukan Pelaksana Pekerjaan .................................... 10 2.4
Tenaga Kerja .......................................................................... 11
2.5
Penempatan Penulis ............................................................... 11
BAB III RUANG LINGKUP PEKERJAAN ........................................... 12 3.1. Pekerjaan Struktur ................................................................ 13 3.1.1 Pekerjaan persiapan ................................................... 13 3.1.2 Pekerjaan tanah ......................................................... 17 3.1.3 Pekerjaan pondasi ..................................................... 18
iii
3.1.4 Pekerjaan batu kosong ............................................... 18 3.1.5 Pekerjaan batu kali / gunung ..................................... 19 3.1.6 Pekerjaan beton bertulang ......................................... 19 3.2. Pekerjaan Arsitektur ............................................................. 21 3.2.1 Pekerjaan anti rayap .................................................. 21 3.2.2 Pekerjaan dinding ...................................................... 21 3.2.3 Pekerjaan plasteran .................................................... 22 3.2.4 Pekerjaan keramik ..................................................... 24 3.2.5 Pekerjaan kusen, daun pintu dan jendela .................. 24 3.2.6 Pekerjaan kaca ........................................................... 25 3.2.7 Pekerjaan atap ........................................................... 26 3.2.8 Pekerjaan plafon ........................................................ 26 3.2.9 Pekerjaan kunci dan alat penggantung ...................... 27 3.2.10 Pekerjaan pengecetan ................................................ 27 3.2.11 Pekerjaan sanitair ...................................................... 28 3.2.12 Pekerjaan railing tangga ............................................ 31 3.2.13 Pekerjaan water proofing .......................................... 32 3.3. Pekerjaan Elektrikal .............................................................. 32 3.3.1 Pekerjaan telepon ...................................................... 32 3.3.2 Pekerjaan instalasi listrik ........................................... 32 3.3.3 Pekerjaan penangkal petir ......................................... 33 3.3.4 Pekerjaan electric power generator (genset) ............. 33 3.3.5 Pekerjaan sound system ............................................ 34 3.4. Pekerjaan Mekanikal ............................................................ 34 3.4.1 Pekerjaan fire alarm .................................................. 34 3.4.2 Pekerjaan system air conditioner (AC) ..................... 36 3.4.3 Pekerjaan water tank ................................................. 36 3.4.4 Pekerjaan plumbing ................................................... 36
iv
BAB IV KEGIATAN PROYEK YANG DIIKUTI ................................ 38 4.1. Pekerjaan Struktur (Lantai II)................................................ 40 4.1.1 Pekerjaan kolom ........................................................ 40 4.1.2 Pekerjaan balok ......................................................... 41 4.1.3 Pekerjaan plat lantai II .............................................. 43 4.1.4 Pekerjaan tangga ....................................................... 45 4.2 Pekerjaan Arsitektur (Lantai II) ............................................. 47 4.2.1 Pekerjaan pasangan bata merah ................................ 47 4.2.2 Pekerjaan plasteran .................................................... 48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 49 5.1. Kesimpulan ........................................................................... 49 5.2. Saran ..................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 51 LAMPIRAN
v
BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
Proyek pembangunan lanjutan Gedung Kantor Badan Kerja Sama Organisasi Wanita (BKOW) Banda Aceh ini merupakan bangunan permanen yang terdiri dari 3 (tiga) lantai dengan luas bangunan 768 m2. Pemilik proyek ini adalah Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah Kota Banda Aceh. Sumber dana proyek ini berasal dari DAK (Dana Alokasi Khusus) Banda Aceh tahun anggaran 2011, dengan nilai HPS (Harga Perkiraan Sendiri) sebesar Rp 1.950.000.000,00(Satu milyar sembilan ratus lima puluh juta rupiah). Pelaksanaan proyek ini melalui sistem pelelangan umum pasca kualifikasi yang dibentuk oleh pemilik proyek. Dari hasil proses pelelangan tersebut, proyek ini dimenangkan dan dikerjakan oleh CV. Putera Radja yang beralamat di JL. Fatahillah II No. 10 Banda Aceh, dengan nilai HEA (Harga Evaluasi Akhir) atau harga penawaran sebesar Rp 1.662.641.000,00- (Satu milyar enam ratus enam puluh dua juta enam ratus empat puluh satu ribu rupiah) yang disahkan dengan nomor 602.1/03/ TB-DPU/ 2011 pada tanggal 12 Agustus 2011. Pelaksanaan proyek pembangunan gedung kantor ini meliputi seluruh pekerjaan persiapan, galian tanah, konstruksi bangunan hingga sampai pekerjaan finishing. Untuk lebih jelasnya, ruang lingkup pekerjaan dari proyek ini akan diuraikan pada bagian Bab III. Perencanaan proyek pembangunan gedung kantor ini dipercayakan pada CV. Hasfa Engineering Consultant, yang beralamat Jln. Syiah Kuala No. 56 Tualang Teungoh, Langsa. Konsultan Pengawas lapangan dipercayakan pada CV.Multi Engineering Banda Aceh.
1
2
Lokasi proyek terdapat di jalan Tgk. Syech Muda Wali, Banda Aceh. Tanah tempat lokasi proyek tersebut mempunyai batas - batas sebagai berikut : 1. Sebelah Utara dengan Jln. Imam Bonjol 2. Sebelah Selatan dengan Gedung Kantor Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM) Kota Banda Aceh. 3. Sebelah Barat dengan Jln. Cemara 4. Sebelah Timur dengan Jln. Tgk. Syech Muda Wali Untuk lebih jelasnya lokasi proyek dapat dilihat Gambar G.1.1, G.1.2, dan G.1.3 pada lampiran gambar halaman 52, 53, dan 54. Penempatan penulis pada proyek pembangunan lanjutan Gedung Kantor Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Banda Aceh ini dilakukan selama 3 (tiga) bulan terhitung dari tanggal dikeluarkannya surat permohonan Kerja Praktek (KP) dengan No. Surat 898/KP/STTIT/X/2011 pada tanggal 17 Oktober 2011. Kegiatan – kegiatan proyek yang diikuti penulis dilapangan meliputi pekerjaan Stuktur pada lantai 2 (dua) dan pekerjaan Arsitektural pada lantai 2 (dua). Untuk lebih jelasnya, kegiatan – kegiatan pekerjaan yang diikuti penulis akan diuraikan pada bagian Bab IV. Selama Kerja Praktek (KP) ini penulis tidak hanya mengikuti kegitan – kegiatan pekerjaan yang tersebut diatas tetapi penulis juga mengamati serta mengumpulkan data – data yang dibutuhkan untuk menyelesaikan laporan Kerja Praktek ini. Dari hasil pengamatan penulis, sistem manajemen dari struktur organisasi proyek tersebut masih sangat kurang dikarenakan adanya beberapa kesalahan yang terjadi baik dari segi perencanaan serta pengawasan terhadap pekerjaan pembangunan proyek tersebut.
BAB II STRUKTUR ORGANISASI PROYEK
BAB II ORGANISASI PROYEK
Terlaksananya suatu proyek dengan baik dan teratur didukung dengan adanya struktur organisasi proyek yang terkoordinasi secara teknis dan sistematis, dimana pihak-pihak yang terlibat didalamnya bekerja sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing. Selain itu, dengan adanya struktur organisasi tersebut membuat pihak – pihak yang terlibat didalamnya dapat berinteraksi dengan baik dan saling mendukung antara satu pihak dengan pihak lain agar tercapainya penyelesaian proyek yang sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan tepat pada waktunya.
2.1.
Struktur Organisasi Organisasi diperlukan untuk memperlancar dan mempermudah pekerjaan
yang akan dilaksanakan. Pihak - pihak organisasi yang terlibat dalam proyek ini adalah : 1. Pemilik proyek (bouwheer/owner) 2. Konsultan perencanaan (consultan/designer) 3. Konsultan pengawasan (direksi/supervisor) 4. Pelaksana (contraktor) Seluruh pihak yang terdapat didalam struktur organisasi tersebut memiliki fungsi dan tanggung jawab masing – masing yang berbeda, tetapi dalam pelaksanaannya saling terkait satu sama lain sehingga didalam pelaksanaan pekerjaannya akan memperoleh hasil yang baik. Untuk lebih jelasnya, struktur organisasi dapat dilihat Gambar G.2.1 dan G.2.2 pada lampiran gambar halaman 55.
3
4
2.1.1.
Pemilik proyek (bouwheer/owner) Pemilik proyek disebut juga pemberi tugas adalah seseorang atau instansi
baik pemerintah maupun swasta yang memiliki proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu melaksanakannya sesuai dengan perjanjian kontrak kerja. Pemilik proyek pembangunan lanjutan Gedung Kantor Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) ini adalah Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Banda Aceh. Untuk merealisasikan proyek, pemilik proyek mempunyai kewajiban pokok yaitu menyediakan dana untuk membiayai proyek. Berikut penjelasan mengenai tugas dan wewenang owner dalam pelaksanaan proyek konstruksi bangunan. a. Tugas pemilik proyek atau owner : - menyediakan biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan proyek. - Mengadakan kegiatan administrasi proyek. - Memberikan tugas kepada kontraktor atau melaksanakan pekerjaan proyek. - Meminta pertanggung jawaban kepada konsultan pengawas atau manajemen konstruksi ( MK ) - Menerima proyek yang sudah selesai dikerjakan oleh kontraktor. b. Wewenang yang dimiliki pemilik proyek atau owner : - Membuat surat perintah kerja ( SPK ) - Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah direncanakan. - Meminta pertanggungjawaban kepada para pelaksana proyek atas hasil pekerjaan konstruksi. - Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek yang tidak dapat melaksanakan pekerjaanya sesuai dengan isi surat perjanjian kontrak. misalnya pelaksanan pembangunann dengan bentuk dan material yang tidak sesuai dengan RKS.
5
2.1.2.
Konsultan perencanaan (consultan/designer) Konsultan perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh pemilik proyek
untuk melaksanakan pekerjaan perencanaan, perencana dapat berupa perorangan atau badan usaha baik pemerintah maupun swasta. Konsultan perencanaan pada proyek ini dipercayakan pada CV. Hasfa Engineering Consultant, yang beralamat Jln. Syiah Kuala No. 56 Tualang Teungoh, Langsa. Tugas dan wewenang konsultan perencana dalam pelaksanaan proyek konstruksi adalah: a. Tugas dari konsultan perencanaan : - Mengadakan penyesuaian keadaan lapangan dengan keinginan pemilik bangunan. - Membuat gambar kerja pelaksanaan. - Membuat Rencana kerja dan syarat – sayarat pelaksanaan bangunan ( RKS ) sebagai pedoman pelaksanaan. - Membuat rencana anggaran biaya bangunan. - Memproyeksikan keinginan – keinginan atau ide – ide pemilik ke dalam desain bangunan. - Melakukan perubahan desain bila terjadi penyimpangan pelaksanaan pekerjaan dilapangan yang tidak memungkinkan desain terwujud di wujudkan. - Mempertanggungjawabkan desain dan perhitungan struktur jika terjadi kegagalan konstruksi. b. Wewenang konsultan perencana adalah: - Mempertahankan desain dalam hal adanya pihak – pihak pelaksana bangunan yang melaksanakan pekerjaan tidak sesuai dengan rencana. - Menentukan warna dan jenis material yang akan digunakan dalam pelaksanaan pembangunan.
6
2.1.3.
Konsultan pengawas (direksi/supervisor) Konsultan pengawas adalah badan usaha atau perorangan yang ditunjuk
oleh pemilik proyek untuk melaksanakan pekerjaan pengawasan. Yang menjadi konsultan pengawas pada proyek ini adalah CV. Multi Engineering. Konsultan pengawas dalam suatu proyek mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut: a. Tugas konsultan pengawas adalah : - Menyelenggarakan administrasi umum mengenai pelaksanaan kontrak kerja. - Melaksanakan pengawasan secara rutin dalam perjalanan pelaksanaan proyek. - Menerbitkan laporan prestasi pekerjaan proyek untuk dapat dilihat oleh pemilik proyek. - Konsultan pengawas memberikan saran atau pertimbangan kepada pemilik proyek maupun kontraktor dalam proyek pelaksanaan pekerjaan. - Mengoreksi dan menyetujui gambar shop drawing yang diajukan kontraktor sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan proyek. - Memilih dan memberikan persetujuan mengenai tipe dan merek yang diusulkan oleh kontraktor agar sesuai dengan harapan pemilik proyek namun tetap berpedoman dengan kontrak kerja konstruksi yang sudah dibuat sebelumnya. b. Konsultan pengawas juga memiliki wewenang sebagai berikut: - Memperingatkan atau menegur pihak peleksana pekerjaan jika terjadi penyimpangan terhadap kontrak kerja. - Menghentikan pelaksanaan pekerjaan jika pelaksana proyek tidak memperhatikan peringatan yang diberikan. - Memberikan tanggapan atas usul pihak pelaksana proyek serta berhak memeriksa gambar shopdrawing pelaksana proyek. - Melakukan perubahan dengan menerbitkan berita acara perubahan ( site Instruction) - Mengoreksi pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor agar sesuai dengan kontrak kerja yang telah disepakati sebelumnya.
7
2.1.4.
Pelaksana (Contraktor) Pelaksanaan adalah suatau badan usaha atau badan hukum yang bergerak
dalam bidang jasa kontruksi sesuai dengan keahlian dan kemampuannya yang mempunyai tenaga ahli teknik dan peralatan. Berdasarkan dari hasil pelelangan, pelaksanan pada proyek tersebut dimenangkan oleh CV. Putera Radja yang beralamat di JL. Fatahillah II No. 10 Banda Aceh. Tugas dan tanggung jawab kontraktor sebagai pelaksana proyek yaitu : - Memahami gambar desain dan spesifikasi teknis sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan dilapangan. - Bersama dengan bagian enginering menyusun kembali metode pelaksanaan konstruksi dan jadwal pelaksanaan pekerjaan. - Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan dilapangan sesuai dengan persyaratan waktu, mutu dan biaya yang telah ditetapkan. - Membuat program kerja mingguan dan mengadakan pengarahan kegiatan harian kepada pelaksana pekerjaan. - Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan dilapangan. - Membuat program penyesuaian dan tindakan turun tangan, apabila terjadi keterlambatan dan penyimpangan pekerjaan di lapangan. - Bersama dengan bagian teknik melakukan pemeriksaan dan memproses berita acara kemajuan pekerjaan dilapangan. - Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program kerja mingguan, metode kerja, gambar kerja dan spesifikasi teknik. - Menyiapkan tenaga kerja sesuai dengan jadwal tenaga kerja dan mengatur pelaksanaan tenaga dan peralatan proyek. - Mengupayakan efisiensi dan efektifitas pemakaian bahan, tenaga dan alat di lapangan. - Membuat laporan harian tentang pelaksanaan dan pengukuran hasil pekerjaan dilapangan. - Mengadakan pemeriksaan dan pengukuran hasil pekerjaan dilapangan.
8
2.2.
Hubungan Kerja Antara Pihak - pihak Organisasi Dalam pelaksanaan setiap proyek, hubungan kerja antara pihak - pihak
organisasi dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu : 1.
Hubungan kerja secara teknis,
2.
Hubungan teknis secara hukum.
2.2.1.
Hubungan kerja secara teknis Secara teknis, hubungan kerja merupakan hubungan antara pihak –pihak
yang terlibat dalam pelaksanaan suatu proyek antara pemilik proyek, konsultan perencana, konsultan pengawas dan pelaksana/kontraktor terjadi suatu hubungan vertikal. Dalam hal ini semua masalah teknis perencana diserahkan oleh pemilik proyek kepada konsultan perencana. Berdasarkan penunjukan pengawas oleh pemilik proyek, maka seluruh teknis pengawasan diserahkan kepada konsultan pengawas. Jika ada masalah teknis yang perlu dibicarakan, maka menurut peraturan umum pemilik proyek tidak dapat berhubungan langsung dengan pelaksana/contraktor
tetapi
harus
melalui
konsultan
pengawas.
Dalam
pelaksanaan dilapangan konsultan pengawas berkuasa penuh untuk menegur pelaksana/contraktor jika pekerjaan yang dilaksanakannya bertentangan atau menyimpang dari bestek yang ada, baik secara lisan maupun tulisan sesuai dengan wewenangnya. Apabila teguran-teguran tersebut tidak diindahkan oleh pelaksana, maka konsultan pengawas dapat menghentikan seluruh pekerjaan baik untuk sementara waktu maupun seterusnya. Berbeda halnya dengan konsultan perencana, ia tidak dapat menegur atau memerintahkan pelaksana/contraktor secara langsung dilapangan tanpa melalui konsultan pengawas. Hal ini disebabkan karena diantara konsultan perencana dan pelaksana/contraktror tidak ada hubungan kerja, sebaliknya antara konsultan perencana dan konsultan pengawas terdapat hubungan garis konsultasi. Untuk lebih jelasnya, hubungan kerja secara teknis dapat digambarkan sebagai berikut :
9
Pemilik Proyek
Konsultan Perencana Konsultan Pengawas = Garis perintah = Garis konsultasi
Pelaksana/Kontraktor
Sumber : anonimos, (2011)
Gambar 2.1 Hubungan kerja secara teknis.
2.2.2.
Hubungan kerja secara hukum Dalam hubungan kerja secar hukum, masing-masing pihak mempunyai
kedudukan yang terikat secara hukum (kontrak). Masing-masing pihak dalam malaksanakan tugas haruslah sesuai dangan kedudukannya dan tidak boleh menyimpang dari kontrak. Untuk lebih jelas kedudukan masing-masing pihak secara hukum dapat digambarkan sebagai berikut :
Memberi jasa
Memberi jasa
Membayar jasa
Konsultan Pengawas
Kontrak kerja
Pemilik Proyek Membayar jasa Kontrak kerja Kontrak kerja
Konsultan Perencana
Membayar jasa
Melaksanakan sesuai bestek
Memberi jasa
Pelaksana/Kontraktor Mengawasi pekerjaan
Sumber : anonimos, (2011)
Gambar 2.2 Hubungan kerja secara hukum
10
2.3.
Cara Penunjukan Pelaksana Pekerjaan. Penunjukan pelaksana/contraktor pekerjaan pada proyek pembangunan
lanjutan Gedung Kantor Badan Kerjsama Organisasi Wanita (BKOW) dilakukan menggunakan sistem pelelangan umum dengan pascakualifikasi. Proses pelelangan ini ada 3 tahap yaitu : 1. Persiapan pelelangan, terdiri dari : - Penentuan sasaran menurut pelelangan - Penyediaan dana - Pembentukan Panitia lelang proyek / bagian proyek yang bersangkutan. - Penetapan daftar rekana terseleksi. - Pembuatan jadwal Pelelangan. - Penyediaan dokumen lelang.
2. Pelaksanaan pelelangan, terdiri dari : - Pengumuman / undangan pelelangan - Pendaftaran peserta lelang. - Pengambilan dokumen lelang. - Rapat penjelasan (Aanwijzing) - Penyampaian berita acara rapat penjelasan dan addendum bila ada. - Pemasukan penawaran. - Pembukaan penawaran. - Evaluasi penawaran. - Pengumuman pemenang.
3. Evaluasi dan klasifikasi hasil pelelangan, terdiri dari : - Evaluasi dan penawaran. - Klasifikasi. - Laporan Evaluasi penawaran dan hasilnya.
11
Setelah dievaluasi dan klasifikasi, maka panitia pelelangan menetapkan pemenang sebagai pelaksana/contraktor pekerjaan proyek tersebut yaitu : Nama Pemenang
: CV. Putera Radja
Alamat
: Jl. Fatahillah II No. 10, Banda Aceh.
HEA
: Rp 1.662.641.000 (Satu milyar enam ratus enam puluh dua juta enam ratus empat puluh satu ribu rupiah).
2.4.
Tenaga Kerja Tenaga kerja yang dipakai pada proyek ini berjumlah 22 orang yang
sebagian berasal dari luar Aceh. Upah kerja dibayar kepada pekerja berdasarkan prestasi kerja dan keahlian yang dimiliki. Jadwal pekerjaan ditetapkan berdasarkan kegiatan kerja dilapangan dan diatur sebagai berikut : 1. Pagi hari mulai jam 08.00 Wib sampai dengan jam 12.00 Wib. 2. Istirahat mulai jam 12.00 Wib sampai dengan jam 14.00 Wib. 3. Siang hari mulai jam 14.00 Wib sampai dengan jam 18.00 Wib.
2.5.
Penempatan Penulis Berdasarkan Surat dari Ketua Jurusan Teknik Sipil Sekolah Tinggi
Teknik Iskandar Thani ( STTIT ) Banda Aceh No. 898 / KP / STTIT / X / 2011, maka penulis ditempatkan di lapangan sebagai Mahasiswa Kerja Praktek selama 3 (Tiga) bulan.
BAB III RUANG LINGKUP PEKERJAAN
BAB III RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Pada pelaksanaan suatu proyek perlu menentukan dan mengatur langkah setiap jenis pekerjaan dari awal hingga siapnya pekerjaan tersebut. Hal ini menyangkut dengan penentuan rencana kerja yang disusun berdasarkan jenis dan volume pekerjaan untuk pengarahan tenaga kerja dan peralatan yang dibutuhkan sehingga pemakaian waktu dan bahan serta kualitas pekerjaan yang dihasilkan sesuai dengan syarat - syarat dan rencana kerja. Ruang lingkup pekerjaan pada Proyek Pembangunan Lanjutan Gedung Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Banda Aceh ini meliputi jenis – jenis pekerjaan sebagai berikut : 1. PEKERJAAN STRUKTUR 1.1. Pekerjaan Persiapan. 1.2. Pekerjaa Tanah. 1.3. Pekerjaan Pondasi. 1.4. Pekerjaan Batu Kosong. 1.5. Pekerjaan Batu Kali/Gunung. 1.6. Pekerjaan Beton Bertulang. 2. PEKERJAAN ARSITEKTUR 2.1. Pekerjaan Anti Rayap. 2.2. Pekerjaan Dinding. 2.3. Pekerjaan Plesteran. 2.4. Pekerjaan Keramik. 2.5. Pekerjaan Kusen, Daun Pintu dan Jendela. 2.6. Pekerjaan Kaca.
12
13
2.7. Pekerjaan Atap. 2.8. Pekerjaan Plafond (Langit-Langit). 2.9. Pekerjaan Kunci dan Alat Penggantung. 2.10. Pekerjaan Pengecatan. 2.11. Pekerjaan Sanitair. 2.12. Pekerjaan Railing Tangga. 2.13. Pekerjaan Water Profing
3. PEKERJAAN ELEKTRIKAL 3.1. Pekerjaan Telepon. 3.2. Pekerjaan Instalasi Listrik. 3.3. Pekerjaan Sistem Penangkal Petir. 3.4. Pekerjaan Electric Power Generator (Genset). 3.5. Pekerjaan Sound System.
4. PEKERJAAN MEKANIKAL 4.1. Pekerjaan Fire Alarm. 4.2. Pekerjaan Sistem Tata Udara. 4.3. Pekerjaan Water Tank. 4.4. Pekerjaan Plumbing.
3.1
Pekerjaan Struktur
3.1.1.
Pekerjaan persiapan, Pekerjaan persiapan adalah pekerjaan yang meliputi dari semua kegiatan
sebelum dilaksanakan pekerjaan konstruksi. Pekerjaan persiapan ini meliputi : a.
Peralatan kerja dan mobilisasi, Mempersiapkan dan mengadakan peralatan-peralatan kerja dan peralatan
bantu yang akan digunakan di lokasi proyek sesuai dengan lingkup pekerjaan serta memperhitungkan segala biaya pengangkutannya.
14
b.
Pengukuran dan pemasangan bouwplank, Pemasangan bouwplank dimulai setelah lokasi kerja dibersihkan. Pada
saat pengukuran, sekaligus dipasang bouwplank bangunan, dibuat sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu galian tanah. Pemasangan bouwplank yang dilakukan harus membentuk siku dan lurus dimana tiang - tiang bouwplank berdiri tegak dan kuat. Ukuran tiang kayu yang dipakai adalah 5/7 cm yang diruncingkan, dan papan-papan bouwplank yang digunakan berukuran 2/20 cm yang sisi bagian atas diketam rata, dan dipakukan dengan kuat pada tiang/patok. c.
Pemasangan papan nama proyek, Pengeluaran biaya untuk pembuatan papan nama proyek adalah tanggung
jawab pelaksana/contraktor. Pemasangan, bentuk dan isi harus sesuai dengan persyaratan Pemerintah Daerah setempat dan mendapatkan persetujuan konsultan pengawas. d.
Penyiapan sarana air dan penerangan, Untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan selama proyek berlangsung,
pelaksana harus memperhitungkan biaya penyediaan air bersih guna keperluan air kerja, air minum untuk pekerja dan air kamar mandi/WC. Air yang dimaksud adalah air bersih, baik yang berasal dari PDAM atau sumber air (sumur) serta pengadaan dan pemasangan pipa distribusi air tersebut bagi keperluan pelaksanaan pekerjaan dan untuk keperluan Direksi Keet, Kantor Kontaktor, Kamar mandi/WC atau tempat-tempat lain yang dianggap perlu. Pelaksana juga harus menyediakan Sumber Tenaga Listrik untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan, kebutuhan Direksi Keet dan penerangan proyek pada malam hari sebagai keamanan selama proyek berlangsung selama 24 jam penuh dalam sehari. Pengadaan penerangan dapat diperoleh dari sambungan PLN atau dengan Generator Set dan semua perizinan untuk pekerjaan tersebut menjadi tanggungan jawab pelaksana. Pengadaan fasilitas penerangan tersebut termasuk pengadaan dan pemasangan instalasi dan armatur, stop kontak serta sakelar/panel.
15
e.
Pembuatan los kerja dan bangunan istirahat, Los kerja merupakan bangunan dengan luas yang cukup untuk tempat
bekerja bagi tukang/para pekerja yang mempunyai kondisi cukup baik dan terlindung dari pengaruh cuaca yang dapat menghambat kelancaran pekerjaan. f.
Keamanan proyek, Pelaksana harus menjamin keamanan proyek serta menjaga keutuhan
bangunan-bangunan yang ada dari gangguan tukang/para pekerja maupun kerusakan akibat pelaksanaan pekerjaan. Pelaksana harus menempatkan petugaspetugas keamanan selama 24 jam penuh setiap hari, yang dibagi dalam 3 (tiga) shift, dan harus selalu mengadakan pemeriksaan pengamanan setiap hari setelah selesai pekerjaan. Petugas-petugas keamanan ini harus mendapatkan surat resmi yang sah dari kepolisian sebagai Satuan Pengamanan Unit Proyek dan berseragm (uniform). Pekerja tidak diizinkan menginap di lokasi kecuali petugas keamanan yang sedang bertugas pada malam hari. g.
Menyiapkan kantor proyek (Direksi Keet), Pelaksana harus menyediakan kantor proyek (direksi keet) lengkap
dengan peralatan/perobatan serta fasilitas-fasilitas kerja lainnya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan proyek seperti meja, kursi, ATK, White Board, dan lain-lain yang sifatnya mendukung kinerja pelaksanaan proyek. h.
Menyiapkan kantor dan gudang kontraktor, Pelaksana harus membuat kantor dilokasi proyek untuk tempat Manager
Proyek/wakil Kontraktor bekerja, dilengkapi dengan peralatan kantor yang dibutuhkan. Pelaksana juga harus menyediakan gudang dengan luas yang cukup untuk menyimpan bahan-bahan dan peralatan agar terhindar dari gangguan cuaca dan pencurian. Penempatan kantor dan gudang tersebut harus diatur sedemikian rupa, agar mudah dijangkau dan tidak menghalangi pelaksanaan pekerjaan.
16
i.
Penyediaan fasilitas proyek, Pelaksana juga harus memperhitungkan biaya konsumsi untuk rapat –
rapat atau pertemuan dengan pemilik proyek dan konsultan perencana yang berkepentingan dengan proyek. j.
Alat pemadam kebakaran, Selama pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus menyediakan alat
pemadam kebakaran berupa tabung pemadam kebakaran yang dapat digunakan untuk memadamkan api akibat listrik, minyak, dan gas dengan kapasitas 7 kg. k.
Menyiapkan jalan masuk dan jalan sementara, Pembuatan jalan masuk atau jembatan sementara harus mengikuti
peraturan dan semua perizinan sehubungan dengan pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab kontraktor. l.
Menyiapkan pagar sementara dan pos jaga, Sebelum pekerjaan dimulai, pelaksana harus membuat pagar pengaman
sekeliling lokasi setinggi 2 meter. Pagar terbuat dari rangka kayu kaso 5/7 dengan penutup seng BJLS 30 serta dilengkapi kunci pengaman. Pada tempat-tempat tertentu sesuai dengan petunjuk Pengawas, dibuat pintu masuk dengan lebar yang cukup guna memudahkan mobilisasi. Pintu terbuat dari rangka kaso 5/7 dan penutup seng BJLS 30 serta dilengkapi dengan palang pintu dan kunci pengaman. Pada setiap pintu harus dibuat pos jaga berukuran 2x2 m terbuat dari kayu dengan atap seng BJLS 30 sebagai tempat untuk menjaga keamanan. m.
Keselamatan kerja, Kontraktor harus menjamin keselamatan para pekerja (K3) sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan dalam Peraturan Perburuhan atau persyaratan yang diwajibkan untuk setiap bidang pekerjaan. Di dalam lokasi harus tersedia kotak obat lengkap untuk Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).
17
3.1.2.
Pekerjaan tanah Pekerjaan tanah adalah pekerjaan yang dilakukan sebelum pelaksanaan
pembangunan gedung ataupun bangunan. Ada tiga jenis pekerjaan tanah sebelum pembangunan dikerjakan yaitu penggalian tanah , pengurugan pasir , perataan atau pangurugan tanah. pekerjaan ini dilakukan dalam tahap awal kegiatan membangun gedung ataupun bangunan. Kokohnya sebuah bangunan akan sangat dipengaruhi oleh pekerjaan tanah karena disinilah letak sebuah pondasi yang kokoh dapat berdiri dengan baik, berikut adalah macam – macam pekerjaan untuk pekerjaan tanah tersebut antara lain : a.
Pekerjaan penggalian tanah Pekerjaan ini merupakan pembuatan lubang galian untuk pondasi.
Pekerjaan penggalian lubang tanah ini di sesuaikan dengan jenis pondasi yang akan dibuat, kalau misalkan pondasi dibuat dari batu kali maka penggalian tanah dilakukan disepanjang denah bangunan. bila akan dibuat pondasi tapak atau pondasi sumuran maka penggalianya hanya di sudut-sudut bangunan atau pada tumpuan yang merupakan tempat pemasangan kolom. Dan bila akan dibuat pondasi pancang maka pekerjaan penggalian tanah tidak dilakukan karena pondasinya langsung dipancang ketanah atau di bor ketanah. b.
Pekerjaan penggurugan pasir Sebelum pekerjaan pondasi dilakukan perlu dilakukan penaburan pasir
urug ketanah ( disepanjang penggalian ). Pekerjaan ini dilakukan karena untuk manghindari tercampurnya adukan-adukan dan tanah liat. Untuk minimal ketebalan pasir urug yaitu 5cm. untuk lantai kerja dari adukan 1 semen : 2 pasir : 5 koral minimal ketebalan 5 cm, ketebalan ini untuk jenis pondasi beton plan atau pondasi beton lajur, pekerjaan ini selain di taburkan pasir urug.
18
c.
Pekerjaan urugan atau perataan tanah Pekerjaan ini dilakukan setelah pekerjaan pondasi sudah selesai
dilakukan. Pekerjaan ini merupakan pengurugan kembali tanah galian pondasi sehingga tanah bekas galian pondasi tidak tampak lagi, kalau misalkan tanah tersebut masih sisa kemudian tanahnya digunakan untuk meratakan bagian dalam bangunan.
3.1.3.
Pekerjaan pondasi Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran-
pengukuran untuk as-as pondasi sesuai dengan gambar konstruksi dan diminta persetujuan dari pengawas tentang kesempurnaan pekerjaan galian tanah. Kontraktor wajib melaporkan kepada pengawas bila ada perbedaan gambar konstruksi dengan gambar arsitektur atau bila ada hal-hal yang kurang jelas. Dibawah dasar pondasi pasangan batu kali/gunung didasari dengan pasangan batu kosong (Aanstamping) setebal 10 cm dan pasir urug setebal 5 cm. Pondasi Tapak dibuat dari pasangan beton bertulang dengan Mutu Beton K 250.
3.1.4.
Pekerjaan batu kosong Pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan susunan batu kosong (baik tanpa siar)
mulai dari menyiapkan bahan pemasangan menurut spesifikasi ini dan spesifikasi pekerjaan lainnya yang ada hubungannya dengan pekerjaan ini, dimana bentuk, ukuran dan tempat menurut gambar rencana atau petunjuk pengawas. Bahan untuk susunan batu ini harus segar (bersih), keras, awet dan padat serta tahan terhadap pengaruh cuaca dan air. Material untuk pelindung sloof , bahu jalan akhir dan timbunan dan sebagainya, dibutuhkan batu dengan beratnya berkisar dari minimum 10 kg sampai maksimum 70 kg dan tidak kurang dari 50% batu itu beratnya lebih dari 30 kg. Batu untuk dasar dan pelindung pondasi batu kali/gunung berkisar minimum 20 kg sampai maksimum 100 kg dan tidak kurang 60% batu tersebut mempunyai berat lebih dari 40 kg.
19
3.1.5.
Pekerjaan batu kali/gunung Pekerjaan yang termasuk pekerjaan pasangan batu kali yaitu pondasi
konstruksi ringan, dinding penahan tanah dan pada tempat-tempat yang ditentukan pada gambar rencana atau atas perintah yang tertulis dari pengawas. Adukan semen yang digunakan yaitu 1 Pc : 4 Ps. Batu harus keras, bersih dan semacam batu yang tahan lama dan disetujui oleh Direksi atau Batu yang rapuh atau batu endapan tidak diperkenankan dipergunakan. Jika tidak ditentukan ukurannya di dalam gambar rencana, batu harus mempunyai ketebalan tidak kurang dari 15 cm, lebar tidak kurang dari 11/2 kali tebalnya dan panjangnya tidak kurang dari 11/2 kali lebarnya. Setiap batu harus baik bentuknya dan bebas dari penyusutan dan berkurangnya kekuatan batu.
3.1.6.
Pekerjaan beton bertulang Garis besar pekerjaan ini terdiri dari :
a.
Struktur bawah - Pondasi Setempat - Sloof/ balok beton
b.
Struktur atas - Kolom - Balok - Plat Lantai Syarat-syarat umum pada pekerjaan ini berlaku penuh Peraturan Beton
Indonesia 1971 ( PBI 1971 ). Kualitas yang dipakai untuk pekerjaan ini adalah : - Mutu beton BO untuk pekerjaan beton biasa. - Mutu beton K125 untuk Lantai Kerja dan Rabat beton. - Mutu beton K175 untuk Kolom praktis, Balok latei. - Mutu beton K275 untuk Pondasi Telapak, Kolom Utama, Sloof, Balok Utama, Ring Balok, Pondasi Tangga, Plat Tangga, Balok Tangga, Plat Atap, Plat Lantai.
20
Persyaratan bahan dalam pekerjaan beton bertulang antara lain sebagai berikut :
a. Semen Digunakan Portland Cement jenis I (Tipe I) menurut NI-8 tahun 1975 dan memenuhi S-400 menurut Standart Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI-8 tahun 1972). Merek yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan terkecuali mendapat persetujuan dari pengawas. b. Pasir beton Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahanbahan organis, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PBI –1971. c. Kerikil Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam PBI-1971. Penimbunan pasir dengan kerikil harus dipisahkan agar kedua jenis material tersebut tidak tercampur utuk menjamin adukan beton dengan komposisi material yang tepat. d. Air Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum. e. Besi beton Besi beton yag digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-24 (tegangan leleh karakteristik minimum 24 Kg/cm² untuk ukuran < Ø14 mm dan baja sedang dengan mutu U-32 (tegangan leleh karakteristik minimum 32 Kg/cm²) untuk ukuran ≥ Ø14 mm.
21
f. Adukan / Campuran Adukan harus didasarkan pada trial mix design masing-masing untuk umur 3, 7, 14, 21 dan 28 hari yang didasarkan pada minimum 20 hasil pengujian atau lebih sedemikian rupa sehingga hasil uji tersebut dapat disetujui oleh Pengawas. Hasil uji yang disetujui tersebut sudah harus disertakan selambatlambatnya 6 minggu sebelum pekerjaan dimulai dan disamping itu mutu beton pun harus sesuai dengan mutu standard P.B.I 1971.
3.2
Pekerjaan Arsitektur
3.2.1.
Pekerjaan anti rayap Kayu didalam rangka plafond dan atap semua diberi perlakuan secara
penyemprotan, setelah dipasang dan sepanjang kondisi keamanan pelaksanaan dapat terjamin. Pada gedung bangunan bertingkat, perlakuan diberi pada waktu kayu-kayu itu siap dipasang. Diusahakan agar 150 – 200 ml larutan dapat terserap tiap-tiap 1 m2 permukaan kayu.
3.2.2.
Pekerjaan dinding Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan pemasangan partisi dinding/
pembatas ruang dan atau seperti yang di tunjukkan gambar kerja. Bahan yang dipakai untuk pekerjaan partisi ini yaitu dari Bata Merah dengan bentuk standar batu bata yaitu prisma empat persegi panjang ukuran nominal yang digunakan adalah 5 x 11 x 23 cm dengan toleransi ± 5 mm, bersudut siku-siku dan tajam, permukaannya rata dan tidak menampakkan adanya retak-retak yang merugikan. Sebelum dilaksanakan pemasangan, pekerjaan lain yang terletak di dalam dinding tersebut harus sudah terpasang dengan sempurna antara lain elektrikal (saklar dan stop kontak), dan perlengkapan instalasi lain yang di perlukan. Pekerjaan dinding bata mempunyai tiga macam pasangan, yaitu:
22
a. Pasangan kedap air (1 Pc : 2 Ps), Semua pasangan bata dimulai diatas sloof antara 30 cm sampai setinggi 60 cm (sesuai gambar), diatas lantai dan sampai setinggi 150 cm dari permukaan lantai setempat untuk sekeliling dinding ruang-ruang basah (toilet, kamar mandi dan WC). b. Pasangan dinding penahanan tanah emperan keliling bangunan. c. Pasangan adukan 1 Pc : 4 Ps berada diatas pasangan kedap air tersebut.
3.2.3.
Pekerjaan plesteran. Yang termasuk pekerjaan ini adalah melakukan pemasangan plasteran
pada dinding batu bata yang melekat langsung pada gedung dan pasangan batu kali pondasi. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan pasangan bata, bidang beton maupun pemasangan instalasi pipa listrik dan plumbing telah selesai. Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang digunakan dengan petunjuk dan persetujuan pengawas, dan persyaratan tertulis dalam uraian dan RKS ini. Untuk bidang/ dinding beton bertulang yang akan diplester dan akan dilapis cat dipakai plesteran halus (acian). Sebelumnya permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting dan kemudian diketrek (scrath) terlebih dahulu, dan semua lubang bekas pengikat bekisting atau form tie harus tertutup adukan plester. Untuk bidang kedap air, beton, pasangan dinding bata yang berhubungan dengan udara luar, dan semua pasangan bata dibawah permukaan tanah sampai ketinggian 30 cm dari permukaan lantai dan 150 cm dari permukaan lantai untuk toilet/ WC, Kamar Mandi/ Ruang wudhu dan daerah basah lainnya dipakai adukan plesteran 1 pc : 2 pasir. Untuk plesteran/ adukan kedap air, harus ditambah dengan bahan khusus kedap air dengan perbandingan 1 pc : 1 bahan khusus kedap air. Untuk bidang lainnya diperlukan plesteran campuran 1 pc : 4 pasir. Plesteran halus (acian) dipakai campuran PC dan air sampai mendapatkan campuran yang homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran finishing/ dilapis bahan lain (keramik dan lain-lain), harus ditambah dengan additive plamix dengan dosis 200 – 250 gr plamix untuk adukan kedap air.
23
Semua jenis adukan/ plesteran tersebut diatas harus disiapkan sedemikian rupa, sehingga selalu dalam keadaan baik dan belum mengering. Untuk dinding tertanam didalam tanah harus diplester dengan memakai spesi kedap air. Semua bidang yang akan dilapis (finishing) bahan lain pada permukaannya diberi aluralur garis, horizontal atau ketrek (scrath) untuk memberi ikatan yuang lebih baik terhadap bahan finishingnya kecuali untuk yang menerima cat. Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 m, dipasang tegak dan menggunakan keping-keping kayu setebal 9 mm untuk patokan kerataan bidang. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan diding/ kolom yang dinyatakan dalam gambar, atau sesuai peil-peil yang diminta dalam gambar. Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau cembung bidang tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu tibatiba dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan beban penutup yang mencegah pegupasan secara cepat. Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yanmg tidak baik, plesteran harus dibongkar kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi Pengawas dengan biaya atas tanggungan Kontraktor. Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai harus selalu menyiram dengan air, sampai jenuh sekurang-kurangnya 2 kali setiap hari. Selama pemasangan dinding bata/ beton bertulang belum finish, Kontraktor wajib memelihara dan menjaga terhadap kerusakan-kerusakan dan pengotoran bahan lain. Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab Kontraktor dan wajib diperbaiki. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran berumur lebih dari 2 (dua) minggu.
24
3.2.4.
Pekerjaan keramik Pekerjaan keramik ini dikerjakan pada semua lantai bangunan utama,
selasar depan dan sekeliling bangunan, dan kamar mandi. Sebelum lantai dipasang keramik harus diperiksa semua pasangan pipa-pipa, saluran dan lain sebagainya yang harus sudah terpasang dengan baik. Untuk lantai Beton tumbuk menggunakan campuran 1 Pc: 3 Ps : 5 Kr setebal 7 cm, untuk lantai dan plat beton bertulang campurannya 1 Pc: 1½ Ps : 2½ Kr setebal 12 cm (lantai 2). Permukaan Lantai dilapisi oleh bahan keramik ukuran 60 x 60 cm untuk lantai bangunan utama, 40 x 40 cm untuk selasar, sekeliling bangunan, 30 x 30 cm untuk Lantai Tangga dan ukuran 20 x 20 cm dengan permukaan kasar (tidak licin) untuk keramik KM/WC. Sebagai pengikat lapisan keramik digunakan spesi campuran 1 PC : 3 PS. Sedangkan pekerjaan keramik pada dinding dilakukan pada semua dinding kamar mandi dan bak. Bahan yang digunakan yaitu keramik ukuran 20 x 25 cm dan 20 x 20 cm dan sebagai pengikat spesi dengan campuran 1 Pc : 3 Ps. 3.2.5.
Pekerjaan kusen, daun pintu dan jendela. Lingkup pekerjaan ini antara lain sebagai berikut :
a.
Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela Kayu Bangkirai.
b.
Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela Aluminium.
c.
Pekerjaan Pintu Panel kayu Bangkirai.
d.
Pekerjaan Pintu Harmonika.
e.
Dan semua pekerjaan kayu dan Alumunium yang diperlihatkan pada gambar rencana. Adapun persyaratan bahan didalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
a.
Kayu : -
Kayu harus cukup kuat dan tua serta bebas dari cacat.
-
Kayu harus mempunyai texture yang sama, serat-serat lurus.
-
Kayu harus sesuai SNI 03-3527 – 1994, SNI 03 – 3233 – 1992, SN 03 – 3528 – 1994.
25
b.
Aluminium : -
Bahan produksi Aluminium Alkasa dengan kualitas baik.
-
Bentuk profil sesuai shop drawing yang disetujui pengawas.
-
Warna profil sesuai pabrikan, Profil yang dipakai dengan tebal dan ukuran yang disesuaikan dengan gambar kerja.
-
Persyaratan bahan yang dipergunakan harus memenuhi uraian dan syarat-syarat dari pekerjaan aluminium serta memenuhi ketentuanketentuan dari pabrik yang bersangkutan.
-
Bahan yang akan diproses pabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan, dan pewarnaan yang dipersyaratkan.
-
Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam, weather strip dan vinyl, pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan aluminium harus ditutup caulking dan sealand. Angkur-angkur untuk rangka /kosen aluminium terbuat dari steel plate tebal 2-3 mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari 13 mikron sehingga dapat bergeser.
3.2.6.
Pekerjaan kaca Pekerjaan ini meliputi Pemasangan seluruh kaca-kaca bagian dinding,
pintu, jendela dan lain-lain. Pemasangan kaca Mozaik sesuai dengan gambar rencana. Pengadaan/Pemasangan kaca cermin pada toilet dll, lengkap dengan sekerup dan bingkai. Jenis kaca yang digunakan untuk ruang kerja adalah kaca bening product ex Asahimas atau yang setara dengannya, sedangkan untuk kamar mandi menggunakan kaca buram tebal 5 mm. Bahan-bahan kaca pada daun jendela yang akan digunakan kaca bening dengan ketebalan 5 mm, Kaca Mozaik dengan ketebalan 5 cm, Kaca Grafir pintu depan dengan ketebalan 12 mm.
26
3.2.7.
Pekerjaan atap Pekerjaan atap yaitu pekerjaan rangka atap baja ringan untuk semua
rangka atap, penutup atap genteng metal untuk semua penutup atap. Rangka atap baja ringan yang digunakan adalah terbuat dari bahan zincalume dengan komposisi 55% aluminium, 43,5 % seng, dan 1.5 % silikon alloy dengan ketebalan 0.7mm. Untuk atap digunakan Atap Genteng Metal 0,30 dan bumbungan memakai jenis yang sama dengan atap yang digunakan, kesemua mutunya harus standar (SII). Pemasangan
atap
dipakukan
langsung
pada
gording
dengan
menggunakan paku ulir (paku khusus untuk atap), tiap sambungan diberi tindisan sesuai dengan spesifikasi pabrik. Alur seng harus dipasang merata (tidak bolak balik), sehingga hasil akhir pasangan akan rapi, bubungan ditutup dengan seng bubungan agar tindisan antara satu lembaran bubungan dengan lembaran bubungan lainnya sesuai dengan persyaratan pabrik minimal 10 cm, pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga tidak mengakibatkan kebocoran. Apabila terjadi kebocoran setelah pemasangannya, maka bagian yang bocor tersebut harus dibongkar dan dipasang baru.
3.2.8.
Pekerjaan plafond (langit - langit). Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan langit-langit, peralatan dan
konstruksi penggantungnya, penyiapan tempat serta pemasangan plafondnya, sesuai dengan gambar rencana.
Pekerjaan langit-langit plafond terdiri dari :
Pelapis langit-langit gypsum board. Bahan yang digunakan adalah gypsum board setara dengan jaya board, tebal 9 mm dan finish di cat akrilik dengan warna ditentukan kemudian. Rangka langit-langit menggunakan bahan metal furring berkualitas tinggi. Pada pemasangan bahan langit-langit gypsum dikehendaki permukaan modulnya ditutup dengan dempul agar pemasangan terlihat rapi.
27
3.2.9.
Pekerjaan kunci dan alat penggantung. Pekerjaan pengunci dan penggantung dipasang pada semua daun pintu
dan jendela, selanjutnya pada jendela dipasang grendel dan hak angin. Engsel pintu dipasang 2 (dua) buah setiap lembaran daun pintu, engsel jendela dipasang 2 (dua) buah pada setiap daun jendela. Pemasangan dilakukan dengan mur khusus, tidak dibenarkan melengketkan engsel ke pintu/jendela dan ke kusen dengan menggunakan paku, penguncian mur harus dilakukan dengan memutarnya dengan obeng, sehingga seluruh batang masuk dan menempel kuat ke kayu yang dipasang. 3.2.10. Pekerjaan pengecetan. Lingkup pekerjaan pengecetan ini antara lain sebagai berikut : a.
Meni kayu dan besi siku.
b.
Cat kayu untuk bidang-bidang kayu listplank yang nampak
c.
Cat tembok untuk dinding yang diplester, bidang-bidang beton dan plafond. Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti :
a.
Meni kayu dan besi Cap Kuda Terbang atau setara
b.
Cat kayu Cap Kuda Terbang atau setara
c.
Cat tembok Vinilex atau setara. Pekerjaan cat kayu dan besi siku harus dilakukan lapis demi lapis dengan
memperhatikan waktu pengeringan jenis bahan yang digunakan. Urutan pekerjaan sebagai berikut : - 2 (dua) kali pengerjaan meni kayu dan besi siku. - 1 (satu) kali lapis pengisi dengan plamur kayu - Penghalusan dengan amplas - Finishing dengan cat kayu sampai rata minimal 2 (dua) kali
28
Pengecatan dinding harus dilakukan menurut proses sebagai berikut : - Penggosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan halus, setelah itu dilap dengan kain basah hingga bersih. - Melapis dinding dengan plamur tembok, dipoles sampai rata. - Setelah betul-betul kering digosok dengan amplas halus dan dilap dengan kain kering yang bersih. - Pengecatan dengan cat tembok emulsi sampai rata, minimal 3 (tiga) kali. - Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata sama dan tidak terdapat belang-belang atau noda-noda mengelupas.
Pengecatan plafond harus dilakukan menurut proses berikut : - Membersihkan bidang plafond yang akan dicat, lalu mendempul bagian bagian sambungan dan sudut plafond. - Mengecat plafond 3 (tiga) kali, sehingga menghasilkan bidang pengecatan yang merata sama dan tidak terdapat belang-belang atau noda mengelupas.
3.2.11. Pekerjaan Sanitair. Yang termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah antara lain : a.
Pekerjaan Washtafel. Bahan dan lingkup pekerjaannya : - Washtafel yang digunakan adalah merk TOTO atau setara. - Wastafel dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, tidak ada bagian yang retak atau cacat. - Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan dengan gambar. Pemasangan harus baik, rapi,waterpass dan dibersihkan dari semua kotoran dan noda dan penyambungan instalasi plumbingnya tidak boleh ada kebocoran-kebocoran.
29
b.
Pekerjaan Urinoir. Bahan dan lingkup pekerjaannya : - Urinoir berikut kelengkapannya yang digunakan adalah merk Toto atau setara, type yang dipakai adalah type moslem dengan fitting. - Urinoir yang dipasang adalah Urinoir yang telah diseleksi dengan baik, tidak ada bagian-bagian yang gompal, retak dan cacat. - Pemasangan Urinoir pada tembok menggunakan Baut Ficher atau stainless steel dengan ukuran yang cukup untuk menahan beban seberat 20 Kg tiap baut. - Setelah Urinoir terpasang, letak dan ketinggian pemasangan harus sesuai gambar, semua celah-celah yang mungkin ada antara dinding dengan Urinoir di tutup dengan semen berwarna sama dengan urinal sempurna. Sambungan instalasi plumbingnya harus baik tidak ada kebocoran-kebocoran air. - Pada kamar mandi pria menggunakan Urinoir yang terbuat dari stainless steel dan acessoriesnya ( pabrikasi ).
c.
Pekerjaan Closet. Bahan dan lingkup pekerjaannya : - Closed duduk berikut segala kelengkapannya yang dipakai adalah Toto atau setara, type fitting yang dipakai & kelengkapan merk Toto atau setara, dengan warna putih. - Closet jongkok berikut kelengkapannya adalah Toto atau setara. Typetype yang dipakai adalah yang dilengkapi sistim bilas termasuk kran tekan, warna putih. - Closed beserta kelengkapannya dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, tidak ada bagian yang gompal, retak, atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui Perencana/Pengawas Pekerjaan.
30
- Kloset harus terpasang dengan kokoh letak dan ketinggian sesuai gambar, waterpass, semua noda-noda harus dibersihkan, sambungansambungan pipa tidak boleh ada kebocoran-kebocoran.
d.
Perlengkapan Toilet Lingkup pekerjaannya : - Ditoilet-toilet umum, dimana ditunjukkan dalam gambar untuk tempat wudhu, dipasang perlengkapan-perlengkapan kran dinding, tempat sabun dan rak gantungan handuk. - Perlengkapan-perlengkapan lain untuk toilet yaitu gantungan handuk, tempat sabun, tempat kertas rol, tempat kertas tissue, gantungan lap, gantungan baju, dan lain-lain seperti ditunjukkan dalam gambar. - Perlengkapan-perlengkapan tersebut harus dalam keadaan baik tanpa ada cacat-cacat, sudah mendapat persetujuan Pengawas Pekerjaan. Letak pemasangan disesuaikan gambar-gambar untuk itu, dan caracara pemasangan mengikuti petunjuk - petunjuk dari produsen seperti diterangkan dalam brosur-brosur yang bersangkutan.
e.
Pekerjaan Kran Lingkup pekerjaannya : - Semua keran yang dipakai, kecuali kran dinding adalah dengan chromed finish. Ukuran disesuaikan keperluan masing-masing sesuai gambar plumbing dan brosur alat - alat sanitair. - Stop kran yang dapat digunakan bahan Stainlissteels, diameter dan penempatan sesuai gambar untuk itu. - Kran-kran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku, penempatannya harus sesuai dengan gambar-gambar untuk itu.
31
f.
Floor Drain Lingkup pekerjaannya : - Floor Drain yang digunakan adalah metal verchroom, lubang 2 “ dilengkapi dengan siphon dan penutup berengsel untuk floor drain dan dopverchoom dengan draad untuk clean out. - Floor drain dipasang di tempat-tempat sesuai gambar untuk itu - Floor drain yang dipasang telah diseleksi dengan baik tanpa cacat dan disetujui Perencana/Pengawas Pekerjaan. - Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantai harus dilubangi dengan rapih, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran sesuai ukuran floor drain tersebut. - Hubungan pipa metal dengan beton / lantai menggunakan perekat beton kedap air dan pada lapis teratas setebal 5 (lima) mm diisi dengan lem. - Setelah floor drain dan clean out terpasang, pasangan harus rapih waterpass, dibersihkan dari noda-noda semen dan tidak ada kebocoran.
3.2.12. Pekerjaan railing tangga. Pekerjaan pasangan railing tangga dikerjakan pada daerah tangga dan sesuai dengan petunjuk dalam gambar rencana bahan yang digunakan adalah Stainlissteels dengan penampang bulat berukuran diameter ∅ 2 sedangkan untuk Pasang Complit Stainlissteels diameter ∅ 3/4. Hubungan besi dilas dengan las listrik dengan batang las disesuaikan, yang pengerjaannya harus rapi dan bekas las digerinda halus.
32
3.2.13. Pekerjaan water proofing. Pekerjaan Water Proofing adalah mendapatkan permukaan yang kedap air/tidak bocor. Pekerjaan Water Proofing meliputi pada semua bagian permukaan beton yang nyata-nyata mengalami kelembaban atau selalu digenangi air seperti Lantai atap dari plat Beton dan Lantai kamar mandi/Toilet/Ruang Bilas. Semua material Water Proofing hanya diizinkan atas merk dagang SIKA, DEGUSSA, BSAF dan FOSROC atau setara. Lantai beton diskrit terlebih dahulu, kemudian disiram dengan air sampai lantai beton bersih. Waterprofing coating di kuas ke seluruh permukaan lantai beton. Permukaan dinding di coating setinggi 20 cm dari lantai. Hasil pekerjaan Water Proofing adalah dengan menggenangi permukaan yang dimaksud dengan air selama minimal 15 (lima belas) hari sebelum pekerjaan ikutan lainnya dilaksanakan.
3.3
Pekerjaan Elektrikal
3.3.1.
Pekerjaan telepon, Bahan yang diperlukan untuk pekerjaan ini adalah pipa PVC HIC
Conduit dia. 20 mm untuk instalasi kabel telepon 2 x 2 x 0.6 mm dan kabel ITC 2x2x0.6 mm. Pada instalasi kabel ITC 10 x 20 x 0.6 mm menggunakan pipa PVC HIC Conduit dia.30 mm. Dan instalasi kabel ITC 20 x 2 x 0.6 mm menggunakan pipa PVC HIC Conduit dia. 30 mm.
3.3.2.
Pekerjaan instalasi listrik, Pekerjaan instalasi listrik meliputi pemasangan seluruh jaringan instalasi
didalam bangunan, penyambungan arus yang bersumber dari bangunan yang telah ada, penyediaan bola lampu, kabel-kabel, pipa-pipa PVC sesuai gambar kerja dan sebagainya sehingga listrik menyala. Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu/stop kontak serta jenis armatur lampu yang dipakai harus dikerjakan sesuai dengan gambar instalasi listrik. Sedangkan sistem pemasangan pipa-pipa
33
listrik pada dinding maupun beton harus ditanam (sistem inbouw) dan penarikan kabel (jaringan kabel) diatas plafond diikat dengan isolator khusus dengan jarak 1,00 atau 1,20 m, atau jaringan kabel diatas plafon tersebut dimasukkan dalam pipa PVC. Khusus untuk instalasi stop kontak harus dilengkapi kabel arde (pentanahan) sesuai dengan peraturan yang berlaku (mencapai dan terendam air tanah). Pemasangan instalasi listrik berikut penggunaan bahan/komponenkomponennya harus disesuaikan dengan sistem tegangan lokal 220 Volt.
3.3.3.
Pekerjaan penangkal petir. Pekerjaan ini mencangkup suatu system penangkal petir yang lengkap,
bahan dan peralatan yang akan dipasang harus dalam keadaan baik dan tenaga tenaga pelaksana harus dipilih yang sudah berpengalaman dan mampu menangani pekerjaan instalasi ini secara aman, kuat dan rapih. Penghantar pentanahan yang dipakai adalah penghantar Kabel Tembaga BC 50 mm2, Pemasangan splitzer/finial dilakukan dengan ukuran dia. 25 mm, dan Pemasangan Panel/test box dipakai ukuran 300 x 400. Sistem pentanahan terdiri dari terminal pentanahan dari elektroda pentanahan. Elektroda pentanahan terbuat dari tembaga batangan dengan dia.20 mm panjang 4 m. Terminal pentanahan terletak dalam bak control khusus untuk tahanan maksimum 2 ohm (pengukuran tekanan dilakukan pada waktu keadaan tanah kering).
3.3.4.
Pekerjaan electric power generator (Genset), Pekerjaan ini meliputi pengadaan semua tenaga teknik/ pekerja, bahan-
bahan, peralatan, pemasangan, penyambungan, pengujian dan perbaikanperbaikan. Bahan – bahan dan peralatan yang digunakan antara lain Satu set diesel generating set dengan kapasiatas 630 KVA, Satu set panel distribusi tegangan rendah, Satu set sistem bahan bakar, Satu lot spare part, Satu lot cabling and piping materials.
34
3.3.5.
Pekerjaan sound system. Pekerjaan ini meliputi pemasangan sistem tata suara pada tempat-tempat
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja. Mikrofon yang dipergunakan untuk paging harus dilengkapi dengan Built-in Chime dengan tipe PM 660 D + RQ 2002 merk TOA, Mixing Pre – Amplifier tipe VP- 1240 B merk TOA, Power Amplifier tipe VP – 1240 B kapasitas 240 watt merk TOA, Horne Speaker harus memiliki kapasitas 15 watt seperti tipe TC 154 SM merk TOA.
3.4
Pekerjaan Mekanikal
3.4.1.
Pekerjaan fire alarm, Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pemasangan system alarm kebakaran
pada suatu bangunan, Item pekerjaan yang termasuk lingkup pekerjaan ini adalah sebagai berikut : a. Pusat Kontrol
Berupa pekerjaan pemasangan Fire Alarm Control Panel (FACP), menggunakan Multi Zone Solid State Micro Processor dengan Pre-signal type yang bekerja pada sistem tegangan rendah (24 V DC) dan tetap beroperasi dengan normal pada temperatur operasi 0° sampai 40°C. dilengkapi dengan catu daya cadangan / backup yang berupa standby battery unit (24 V DC) dari jenis Nickel Cadmium Battery, Rechargeable, lengkap dengan Charger-nya. b. Power Supply
Pekerjaan pemasangan catu daya primer menggunakan sistem tegangan 1 phase, 220 VAC, 50 Hz, sistem 3 kawat, dan dilengkapi dengan „electronic voltage stabilizer‟. Jika catu daya primer mengalami kegagalan, maka secara otomatis beban akan dilayani oleh catu daya cadangan yang mampu melayani sistem selama 24 jam dalam operasi normal dan ditambah 30 menit dalam keadaan alarm atau terjadi bahaya kebakaran.
35
c. Automatic and Manual Initiating Devices
Pekerjaan pemasangan peralatan penditeksi dini kebakaran seperti Smoke Detector, Heat Detector dan Manual Alarm Station ( Manual Call Pont ) Break Glass Type. Automatic Initiating devices yang digunakan dari tipe surface mounting. Ionization Smoke Detector yang digunakan harus dari jenis completely solid state yang pengionisasiannya menggunakan bahan radioaktif berkadar rendah (sekitar 0,7 mikro Currie) dengan sistem 2 ruang ionisasi (Dual ionization chamber) sehingga sensitivitas deteksinya stabil walaupun terjadi perubahan kondisi lingkungan. Ionization Smoke Detector harus mempunyai lampu indikator alarm (berupa LED) yang menyala dalam kondisi alarm. Heat Detector yang digunakan mempunyai fungsi yang merupakan kombinasi fungsi dari Rate-of-Rise Heat Detector dan Fixed-Temperature Heat Detector. Sensor Fixed-Temperature bekerja pada saat temperatur udara sekitar mencapai 70°C. Sensor Rate-of-Rise merasakan laju kenaikan temperatur udara sekitar yang cepat dan tidak normal, dan bekerja pada kecepatan aliran udara 0,85 m/detik dan temperatur 30°C lebih tinggi dari temperatur udara sekitar, dan beroperasi dalam waktu 30 detik. Manual Initiating Devices atau Manual Alarm Station yang dipakai adalah dari jenis Break Glass Switch yang tidak memerlukan penggatian protection glass setelah pengaktifan. d. Bell Alarm
Berupa pekerjaan pemasangan peralatan pemberi isyarat awal adanya kebakaran, seperti Indication Lamp, dan Alarm Bell. Alarm suara yang digunakan berupa Bell 24 V DC. Alarm Bell mempunyai sound level sekitar 100 db pada jarak 1 meter.
36
3.4.2.
Pekerjaan system air conditioner (AC), Pekerjaan ini meliputi Pekerjaan pemasangan AC Split dan Central serta
perlengkapannya penunjangnya pada tempat-tempat seperti yang tertera pada gambar perencanaan. Air Conditioner yang digunakan adalah AC split Air Cooled Kapasitas 1 Pk dan Central kapasitas 210 Pk Merk Mitsubishi, serta alat-alat (material) bantu secara lengkap untuk kesempurnaan pekerjaan ini. Pekerjaan listrik yang termasuk pekerjaan instalsi ini adalah seluruh system listrik lengkap sehingga instalasi ini dapat berjalan dengan baik dan aman. Seluruh pemasangan ventilasi harus dipasang sesuai dengan yang tertera dalam gambar perencanaan. Seluruh fan harus mempunyai pilot Light dan on/off switch pada lokasi/panel yang tertera dalam gambar serta dapat dimonitor dan /atau dilemote dari pusat control panel di ruang control yang tersedia. Fan tipe Axial dengan daya 1 Hp atau lebih kecil dapat berfasa “single phase” harus diberi peredam (Silencer) dan dilengkappi dengan isolasi dalam sepanjang 4 meter (seperti tertera pada gambar). Setelah terpasang fan tidak boleh menimbulkan suara yang berlebihan.
3.4.3.
Pekerjaan water tank, Bak penampungan air di buat dari bahan fiberglass secara pabrikasi
untuk kapasitas minimal 5 m3 x 2 (dua) Unit, penempatan disesuaikan dengan gambar.
3.4.4.
Pekerjaan plumbing. Didalam pelaksanaan pekerjaan sistim dan instalasi air bersih, air kotor
atau disebut plumbing, maka berlaku peraturan-peraturan sebagai berikut : - Pedoman Plumbing Indonesia tahun 1979 - Pemeriksaan Umum Bahan-Bahan Bangunan NI-3 (PUBB) tahun 1969 - Peraturan Perusahaan Air Minum setempat - Peraturan Standar Air Bangunan
37
Untuk air bersih, air buangan dan air kotor digunakan pipa PVC klas AW dengan sambungan menggunakan solvent cement (perekat) yang sesuai dengan jenis pipa PVC. Sebelum penyambungan dilakukan permukaan yang akan berkontak harus dibersihkan terlebih dahulu dengan amplas dan atau lap kering, setelah itu baru boleh dilapisi dengan solvent cement (perekat). Alat-alat bantu (accessories) harus digunakan dari bahan-bahan yang sejenis. Pipa-pipa PVC digunakan yang United AW dari beberapa ukuran, antara lain diameter, ½ “,3/4”, 2” dan 4”. Pipa diameter 3/4” dan ½ ” digunakan untuk instalasi air bersih serta ukuran 2” dan 4 “ untuk instalasi air kotor (Buangan KM/WC). Sebagai alat sambung digunakn sock drat, elbow dan T yang sesuai dengan spesifikasi dan ukuran bahan yang direkatkan dengan mengunakan lem PVC.
BAB IV KEGIATAN PROYEK YANG DI IKUTI
BAB IV KEGIATAN PROYEK YANG DI IKUTI
Kerja Praktek pada proyek pembangunan lanjutan Gedung Kantor Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Kota Banda Aceh telah dilaksanakan selama 3 (Tiga) bulan, dimulai dari tanggal 20 Oktober 2011 sampai dengan tanggal 20 Januari 2012. Adapun kegiatan – kegiatan yang penulis ikuti adalah sebagai berikut : 1.
Pekerjaan Struktur (Lantai II) 1. Pekerjaan Kolom 2. Pekerjaan Balok 3. Pekerjaan Plat Lantai 4. Pekerjaan Tangga
2.
Pekerjaan Arsitektural (Lantai II) 1. Pasangan Bata Merah 2. Plasteran Bahan-bahan yang digunakan pada
pembangunan gedung ini adalah
besi, kayu, semen, kerikil, pasir, batu bata, dan air. a.
Besi, Besi didatangkan langsung dari Toko bangunan yang sudah berlangganan
dengan menggunakan truck setelah dipesan secara kusus. Di lokasi pekerjaan, besi tulangan diletakkan langsung di atas balok kayu agar tidak menyentuh tanah dan ditempatkan di ruang tertutup tidak berdinding. Besi yang digunakan adalah besi ulir, untuk tulangan pokok dan tulangan pembagi, sedangkan untuk begel menggunakan besi polos.
38
39
b.
Kayu, Kayu didatangkan dari panglong Lhong raya, Aceh Besar dengan
menggunakan truck. Penempatan kayu dilokasi pekerjaan terlindung dari pengaruh hujan, genangan air, panas matahari dan kelembaban tanah.
c.
Semen, Semen yang digunakan 2 merek yaitu semen Andalas Indonesia dan semen
Padang. Pengadaan semen sampai ke lokasi pekerjaan dilakukan dengan menggunakan truck. Di lokasi, semen diletakkan dalam gudang yang telah di sediakan. Semen ditempatkan di atas susunan papan setinggi ± 50
cm dari
permukaan tanah, sehingga semen bisa terhindar dari pengaruh kelembapan. d.
Kerikil dan pasir, Kerikil dan pasir didatangkan dari indrapuri Aceh Besar dengan
menggunakan truck. Kerikil dan pasir ditempatkan di atas permukaan tanah pada tempat terbuka. Penempatan kerikil dan pasir tidak dialasi dengan apapun, sehingga dapat berakibat ikut terbawanya tanah dasar pada saat pengambilan material ini. Dengan demikian dapat mengurangi mutu beton yang direncanakan.
e.
Batu bata, Batu bata didatangkan dari pabrik dikawasan Darussalam, pengadaan batu
bata di lokasi pekerjaan dilakukan dengan menggunakan truck. Batu bata diletakkan di atas permukaan tanah pada lapangan terbuka.
f.
Air Selain air dari PDAM, air untuk keperluan proyek juga diperoleh dari sumur
yang telah ada disekitar lokasi proyek. Air sumur ini memenuhi persyaratan secara teknis,yaitu jernih, tidak berasa dan tidak mengandung minyak atau bahan organik lainnya.
40
4.1
Pekerjaan Struktur (Lantai II)
4.1.1.
Pekerjaan kolom, Pekerjaan kolom terdiri dari 2 bagian yaitu kolom utama dan kolom
anak. Pekerjaan kolom utama menggunakan beton ready mix dengan mutu K-275, sedangkan mutu beton kolom anak adalah K-175 menggunakan beton ready mix. Pekerjaan kolom ini meliputi pekerjaan : a.
Pembesian kolom,
b.
Pemasangan bekisting,
c.
Pengecoran,
d.
Pembukaan papan bekisting. Pekerjaan kolom dapat dilihat pada lampiran gambar G.4.1.1 halaman 58
dan pada lampiran foto F.4.1.1 halaman 81.
a.
Pembesian kolom Pekerjaan pemotongan dan pembengkokan besi tulangan dilakukan
dilapangan kerja, ukuran kolom utama adalah 50/50 cm menggunakan besi tulangan pokok 4D - Ø19 dengan beugel Ø10 - 15 cm. Kolom anak berukuran 40/40 cm menggunakan besi tulangan pokok 3D - Ø12, beugel Ø10 - 15 cm. Pengikatan dilakukan menggunakan kawat beton.
b.
Pemasangan bekisting kolom, Pemasangan bekisting ini disesuaikan dengan ukuran kolom yaitu 50/50
cm (kolom utama) dan 40/40 cm (kolom anak). Sebelum pemasangan bekisting terlebih dahulu dicat dengan minyak bekisting hal ini bertujuan agar hasil cetakan kolom mendapatkan permukaan yang halus/rata serta tidak mendapatkan kesulitan saat bekisting dibuka kembali. Untuk menyatukan keempat sisinya digunakan paku kayu pada tiap jarak 45 cm, pada tiap sisinya dengan jarak dan ukuran yang disesuaikan dipasang balok kayu kemudian pada tiap sisi cetakan disangga dengan balok kayu sepanjang 4 m.
41
c.
Pengecoran kolom, Beton yang digunakan adalah beton redy mix dengan Mutu K-275
(kolom utama) dan Mutu K-175 (kolom anak). Perbandingan campuran yang digunakan adalah 1 pc : 2 ps : 3 kr, air secukupnya serta penambahan zat additive sesuai petunjuk, pengadukan dilakukan dengan menggunakan mobil molen dengan lama pengadukan kurang lebih 30 menit setelah semen dan agregat dituangkan dalam alat pengaduk. Proses pengeluaran beton ready mix dilapangan proyek dari alat pengaduk harus sudah dilaksanakan dalam jangka waktu 1.5 jam atau sebelum alat pengaduk mencapai 300 putaran. d.
Pembukaan/pembongkaran papan bekisting, Pembukaan bekisting dilakukan setelah beton berumur 7 hari setelah
pengecoran. Pembukaan papan bekisting ini dilakukan dengan memakai linggis oleh 6 pekerja, setelah pembukaan papan bekisting selesai kemudian dilakukan pengecekan terhadap permukaan beton yang tidak rata, apabila ditemukan permukaan yang tidak rata maka segera akan ditutup dengan plasteran 1 Pc : 2 Ps.
4.1.2.
Pekerjaan balok Pekerjaan balok terdiri dari 2 bagian yaitu induk dan balok anak.
Pekerjaan balok induk menggunakan beton ready mix dengan mutu K-275, sedangkan mutu beton balok anak adalah K-175 menggunakan beton ready mix. Pekerjaan balok ini meliputi pekerjaan : a.
pemasangan bekisting dan perancah,
b.
pembesian balok,
c.
pengecoran,
d.
pembukaan papan bekisting. Pekerjaan balok dapat dilihat pada lampiran gambar G.4.1.2 halaman 59
dan pada lampiran foto F.4.1.2 halaman 82.
42
a.
Pemasangan bekisting dan perancah Sebelum pekerjaan pembesian dapat dimulai, terlebih dahulu dilakukan
pekerjaan bekisting dan perancah. Untuk itu sebelum bekisting dipasang, pekerjaan yang pertama dilakukan adalah mendirikan tiang - tiang vertikal yang biasa disebut perancah (stutwerk). Fungsi dari tiang - tiang vertikal ini adalah sebagai penyangga papan bekisting balok dan plat lantai II, serta beban lain yang bersifat sementara. Perancah dibuat dari kayu reng ukuran 5/7 cm yang dipasang tegak lurus pada jarak 50 cm. Bekisting balok dibuat dari Plywood Tebal 9 mm dan dibentuk sesuai konstruksi pekerjaan pada gambar rencana/bestek (balok utama 30/50 cm, balok anak 20/40 cm dan 20/30 cm), pemasangan bekisting balok tersebut dilakukan diatas tiang penyangga yang kemudian diperkuat/kokoh dengan balok kayu, papan bekisting serta alat pengaku lainnya pada sisi kanan dan kiri tiang sehingga tiang penyangga bekisting berbentuk huruf “T”.
b.
Pembesian balok, Pekerjaan pembesian ini dilaksanakan setelah pekerjaan bekisting dan
perancah telah selesai dikerjakan. Pemotongan dan pembengkokan tulangan balok dibentuk pada lokasi kerja. Tulangan - tulangan yang telah dipotong dan dibentuk kemudian diangkat ke atas bekisting, perangkaiannya disesuaikan dengan gambar rencana/bestek (balok utama 30/50 cm, balok anak 20/40 cm dan 20/30 cm) serta dibawah tulangan diletakkan beton tahu (decking blook) ukuran 5 x 5 x 3 cm agar tulangan jadi senyawa dengan beton balok.
c.
Pengecoran balok, Sebelum pengecoran dimulai, semua bagian bekisting dibersihkan dari
kotoran - kotoran yang melekat serta melakukan pemeriksaan ulang terhadap letak besi tulangan maupun bekisting. Mutu beton yang dipakai untuk balok utama 30/50 cm, balok anak 20/40 cm dan 20/30 cm adalah K-275 dengan menggunakan beton ready mix. Pengadukan menggunakan molen dengan kapasitas 0,123 m3,
43
perbandingan campuran yaitu 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr serta air dan bahan additive menurut aturan secukupnya selama 4 menit. Peralatan yang digunakan pada pekerjaan ini adalah molen 2 unit, kereta sorong 6 unit, timba plastik 10 buah, tali timba, papan sebagai jembatan penghubung serta menggunakan 15 tenaga kerja. Setelah pengadukan selesai, adukan diisi dalam timba plastik yang kemudian dibawa menggunakan kereta sorong menuju tempat pengangkatan (lift dari tali timba), setiba diatas kemudian adukan campuran tersebut diisi pada bekisting kolom.
d.
Pembukaan papan bekisting, Pekerjaan ini dilakukan setelah beton balok berumur 7 hari setelah
pengecoran, Pembukaan papan bekisting ini dilakukan dengan memakai linggis oleh 6 pekerja, setelah pembukaan papan bekisting selesai kemudian dilakukan pengecekan terhadap permukaan beton yang tidak rata, apabila ditemukan permukaan yang tidak rata maka segera akan ditutup dengan bahan campuran adukan 1 Pc : 2 Ps.
4.1.3
Pekerjaan plat lantai II Pekerjaan plat lantai II dilakukan apabila pekerjaan balok utama dan
balok anak telah selesai dikerjakan dengan rapi. Mutu beton untuk plat lantai II adalah K-275 dengan menggunakan beton ready mix. Pekerjaan plat lantai ini meliputi pekerjaan : a.
Pemasangan bekisting dan perancah,
b.
Pembesian plat lantai,
c.
Pengecoran,
d.
Pembukaan papan bekisting dan perawatan beton. Pekerjaan plat lantai II dapat dilihat pada lampiran gambar G.4.1.3
halaman 60 dan pada lampiran foto F.4.1.3 halaman 83.
44
a.
Pemasangan bekisting dan perancah, Sebelum pekerjaan pembesian dapat dimulai, terlebih dahulu dilakukan
pekerjaan bekisting dan perancah. Untuk itu sebelum bekisting dipasang, pekerjaan yang pertama dilakukan adalah mendirikan tiang - tiang vertikal yang biasa disebut perancah (stutwerk). Fungsi dari tiang - tiang vertikal ini adalah sebagai penyangga papan bekisting balok dan plat lantai II, serta beban lain yang bersifat sementara. Perancah dibuat dari kayu reng ukuran 5/7 cm yang dipasang tegak lurus pada jarak 50 cm. Pemasangan bekisting menggunakan plywood tebal 9 mm dimana tiap sisi bekisting diperkuat/kokoh dengan menggunakan alat pengaku lainnya seperti balok kayu dan papan bekisting. Untuk perangkaian bekisting disesuaikan dengan gambar rencana (bestek) dengan tebal plat yaitu 12 cm.
b.
Pembesian plat lantai II, Pembesian plat lantai II dilakukan apabila pekerjaan bekisting dan
perancah telah dikerjakan dengan benar. Perangkaian tulangan plat lantai dilakukan langsung pada lokasi kerja. Ukuran besi tulangan atas yaitu Ø10-10 cm dan tulangan bawah Ø10-20 cm yang proses pembesiannya langsung disenyawakan dengan pembesian balok utama dan balok anak. Dibawah tulangan diletakkan beton tahu (decking blook) ukuran 5 x 5 x 3 cm agar tulangan jadi senyawa dengan plat lantai.
c.
Pengecoran plat lantai II Mutu beton yang digunakan untuk plat lantai II ini yaitu K-275 dengan
menggunakan beton ready mix. Pengadukan serta pengecoran menggunakan mobil molen dengan perbandingan campuran 406 Kg (Pc) : 684 Kg (Ps) : 1026 (Kr) : 215 Ltr (Air) : 0.53 w/c ratio. Pengadukan bahan campuran dilakukan selama 30 menit setelah semua agregat dituang kedalam mobil molen.
45
Peralatan yang digunakan pada pekerjaan ini adalah 1 kendaraan mobil molen, serta menggunakan 15 tenaga kerja. Setelah pengadukan selesai, adukan campuran tersebut langsung diisi pada bekisting plat lantai menggunakan saluran pipa dari mobil molen tersebut.
d.
Pembukaan bekisting dan perawatan beton. Pekerjaan ini dilakukan setelah plat lantai beton berumur 7 hari setelah
pengecoran, pembukaan papan bekisting ini dilakukan dengan memakai linggis oleh 8 pekerja. Setelah pembukaan bekisting selesai kemudian dilakukan pengecekan terhadap permukaan beton yang tidak rata, apabila ditemukan permukaan yang tidak rata maka segera akan ditutup dengan bahan campuran adukan 1 Pc : 2 Ps. Perawatan beton dilakukan selama 2 minggu dengan cara menyirami permukaan beton dengan air untuk mencegah pengeringan bidang beton.
4.1.4
Pekerjaan tangga Pekerjaan tangga dimulai apabila struktur plat lantai II telah selesai
dikerjakan, tangga ini untuk menghubungkan lantai dasar dengan lantai II. Mutu beton yang dipakai adalah K-275 menggunakan beton ready mix, dengan lebar tangga 150 cm, tinggi anak tangga 20 cm, kemiringan 40o, jumlah anak tangga 20 buah, model tangga yaitu tangga borders dua lengan. Pekerjaan tangga ini meliputi pekerjaan : a.
Pemasangan bekisting dan perancah,
b.
Pembesian ,
c.
Pengecoran,
d.
Pembukaan papan bekisting dan perawatan beton. Pekerjaan tangga dapat dilihat pada lampiran gambar G.4.1.4 halaman 61
dan pada lampiran foto F.4.1.4 halaman 84.
46
a.
Pemasangan bekisting dan perancah, Bekisting dibentuk sesuai dengan dimensi anak tangga dan plat untuk
lantai tangga, untuk plat lantainya sebelum pembestingan dibuat perancah dengan tinggi tiang yang disesuaikan dengan tinggi dimensi konstruksi tangga tersebut.
b.
Pembesian, Setelah bekisting dan perancah selesai baru dilakukan pekerjaan
pembesian tulangan untuk anak tangga serta plat lantainya yang disesuaikan dengan dimensi konstruksi tangga yang akan dibangun. Untuk tulangan dipakai besi dengan ukuran Ø10 – 10 cm.
c.
Pengecoran, Setelah kedua pekerjaan yang disebutkan diatas dikerjakan, selanjutnya
dilakukan pengecoran. Pengadukan menggunakan molen dengan kapasitas 0,123 m3, perbandingan campuran yaitu 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr serta air dan bahan additive menurut aturan secukupnya selama 4 menit yang dikerjakan oleh 8 pekerja.
d.
Pembukaan bekisting dan perawatan beton. Pekerjaan ini dilakukan setelah plat lantai beton berumur 7 hari setelah
pengecoran, pembukaan papan bekisting ini dilakukan dengan memakai linggis oleh 4 pekerja. Setelah pembukaan bekisting selesai kemudian dilakukan pengecekan terhadap permukaan beton yang tidak rata, apabila ditemukan permukaan yang tidak rata maka segera akan ditutup dengan bahan campuran adukan 1 Pc : 2 Ps. Perawatan beton dilakukan selama 2 minggu dengan cara menyirami permukaan beton dengan air untuk mencegah pengeringan bidang beton.
47
4.2
Pekerjaan Arsitektural (Lantai II)
4.2.1
Pasangan bata merah Pekerjaan pasangan bata merah ini terdiri dari Pasangan Bata Merah
tebal 1/2 bata dengan adukan 1 Pc : 2 Ps dan 1 Pc : 2 Ps. Bata yang digunakan adalah Bata merah dari tanah liat dengan campuran bahan lainnya, yang dibakar pada suhu cukup tinggi hingga tidak hancur bila direndam air. Bentuk standar batu bata adalah prisma empat persegi panjang, bersudut siku-siku dan tajam, permukaannya rata dengan ukuran 5 x 11 x 23 cm dengan toleransi ± 5 mm. Sebelum dilaksanakan pemasangan, pekerjaan lain yang terletak di dalam dinding tersebut harus sudah terpasang dengan sempurna antara lain elektrikal (saklar dan stop kontak), dan perlengkapan instalasi lain yang di perlukan serta membasahi terlebih dahulu batu bata dengan air agar ikatan batu bata dengan spesi (adukan campuran) lebih senyawa dan merekat sempurna. Pengadukan bahan spesi dilakukan dengan 2 unit mesin molen kapasitas 0,123 m3 dengan 2 pekerja sebagai operator molen dan 4 pekerja untuk memasukkan bahan agregat. Pengangkutan batu bata dan spesi ke lokasi pekerjaan dilakukan menggunakan kereta dorong dan timba plastik serta lift yang dibuat dari tali timba untuk mengangkat bahan spesi ke lantai II tempat dimana pekerjaan dilakukan, pekerjaan ini menggunakan 16 pekerja yang mana 2 pekerja sebagai operator pengangkutan menggunakan lift dari tali timba, 2 pekerja sebagai pengangkut bahan spesi menggunakan kereta dorong, dan 12 pekerja lainnya berada dilantai II untuk melakukan pekerjaan pasangan bata. Pasangan bata dekerjakan selama 12 hari yang disesuaikan dengan gambar rencana (bestek) dan Agar pasangan bata yang dikerjakan rapi, sama rata dan tinggi, maka sebelumnya dipasang benang yang ditarik dari sisi kolom ke sisi kolom lainnya. Pada sambungan antar kolom dengan pasangan bata, diberi besi angker dengan ukuran Ø10 yang ujung sambungan kolom utama sepanjang 15 cm dimasukkan kedalam pasangan bata. Pekerjaan pasangan bata merah dapat dilihat pada lampiran gambar G.4.2.1 halaman 62 dan pada lampiran foto F.4.2.1 halaman 85.
48
4.2.2
Plasteran Pekerjaan plasteran dikerjakan setelah pasangan bata selesai dikerjakan,
pekerjaan ini meliputi plasteran setebal 15 mm dengan campuran spesi 1 Pc : 2 Ps, 1 Pc : 3 Ps, dan 1 Pc : 4 Ps yang pekerjaannya disesuaikan dengan gambar rencana (bestek) selama 8 hari. Pengadukan campuran spesi dilakukan dengan 2 unit mesin molen yang masing – masing unit dioperasikan oleh 1 pekerja dan 4 pekerja untuk mamasukkankan bahan agregat kedalam mesin molen. Proses pengangkutan spesi ke lantai II tempat dimana pekerjaan dilaksanakan tidak jauh berbeda dengan proses disaat pekerjaan pasangan bata dilaksanakan. Pekerjaan plasteran dapat dilihat pada lampiran foto F.4.2.2 halaman 86.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah mengikuti Kerja Praktek (KP) selama lebih kurang 3 (tiga) bulan pada pelaksanaan proyek Pembangunan Lanjutan Gedung kantor Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) yang berlokasi di Banda Aceh, penulis banyak mendapatkan pengetahuan baik mengenai sistem organisasi dalam suatu pelaksanaan pekerjaan proyek maupun pengetahuan tentang langkah – langkah pengerjaan atau pelaksanaan dari tiap item pekerjaan baik yang diamati maupun yang diikuti serta ini merupakan pengalaman pertama bagi penulis berada langsung dilapangan atau lokasi pekerjaan.
5.1
Kesimpulan Berdasarkan dari hasil pengamatan di lapangan selama mengikuti
kegiatan Kerja Praktek, penulis dapat mengambil kesimpulan seperti berikut : 1.
Didalam pelaksanaan pekerjaan suatu proyek sangat dibutuhkan sistem manajemen yang baik agar pihak – pihak yang terlibat didalam pekerjaan proyek tersebut dapat mengetahui posisi serta tanggung jawab terhadap tugas dan pekerjaannya masing – masing.
2.
Semua item pekerjaan pada suatu proyek khususnya pekerjaan yang bersifat konstruksi/struktur memiliki keterkaitan didalam pelaksanaan pekerjaannya, salah satu contoh item pekerjaan tersebut adalah pekerjaan konstruksi pondasi yang apabila pekerjaan ini belum terselesaikan dengan baik dan benar maka pekerjaan seperti pembesian, bekisting, pengecoran serta pembukaan bekisting dan perawatan beton yang merupakan bagian dari pada item – item pekerjaan konstruksi sloof, kolom, balok dan plat lantai tidak dapat dikerjakan atau dilaksanakan. 49
50
5.2
Saran Berdasarkan pengamatan dan pekerjaan yang diikuti penulis selama masa
waktu Kerja Praktek dilakukan, sistem serta proses pelaksanaan pembangunan proyek tersebut telah dijalankan dengan sebaik – baiknya. Namun didalam pelaksanaannya penulis menemukan beberapa kesalahan dari sistem dan pelaksanaan proyek tersebut sehingga penulis mengemukakan beberapa saran antara lain : 1.
Penempatan bahan material seperti pasir dan kerikil seharusnya diberi alas, hal ini dilakukan agar disaat pengambilan bahan material tersebut tidak bercampur dengan tanah dibawahnya.
2.
Hendaknya penempatan besi tulangan diletakkan juga pada tempat yang terlindungi dari rembesan ataupun percikan air hujan mengingat disaat proses pelaksanaan proyek memasuki musim penghujan.
3.
Pembukaan papan bekisting hendaknya dilakukan dengan lebih hati – hati agar bekas dari pada papan – papan bekisting tersebut dapat dipergunakan kembali untuk pekerjaan selanjutnya.
4.
Masih perlu dilakukan pengawasan yang lebih ketat lagi agar pengerjaan pekerjaan tidak menyimpang dari peraturan yang disyaratkan.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Peraturan Beton Bertulang Indonesia NI – 2 (1971), Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, Bandung.
2.
Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia SNI 03-3527 (1994), SNI 03 – 3233 (1992), SN 03 – 3528 (1994), Persyaratan Bahan Konstruksi Kayu.
3.
Peraturan Umum untuk Bahan Bangunan di Indonesia NI – 3 pasal 14 ayat 2 (1970), Tentang Bahan Material Pasir.
4.
Peraturan Umum untuk Bahan Bangunan di Indonesia NI – 3 pasal 10 (1970), Tentang bahan Material Air.
5.
Peraturan Semen Pórtland Indonesia NI – 8 (1972 dan 1975), Spesifikasi Standart Cement Portland Indonesia.
6.
Peraturan Konstruksi Indonesia NI – 5, Departemen Pekerjaan Umum.
7.
Baja Carbon Cor Mutu dan Cara Uji SII – 0297 – 80, Departemen Pekerjaan Umum.
8.
Kawat Las Mutu dan Cara Uji SII – 0192 – 78, Departemen Pekerjaan Umum.
9.
Standard spesifikasi AASHTO M-57-64, AASHTO T-99, AASHTO M-145 Pengujian Untuk Material Tanah Timbunan.
10. ACI 212-2R-71 dan ACI 212-IR-63, Peraturan Penambahan Bahan Aditive Dalam Proses Pembuatan Beton Ready Mix. 11. Pedoman Plumbing Indonesia tahun 1979, Pekerjaan Plumbing. 12. Pemeriksaan Umum Bahan-Bahan Bangunan NI-3 (PUBB) tahun 1969, Pekerjaan Plumbing.
51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
52
LAMPIRAN GAMBAR
Gambar : G.1.1 Peta Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Sumber : http://khairoel02.mywapblog.com/
53
Gambar : G.1.2 Peta Kabupaten Aceh Besar Sumber : http://khairoel02.mywapblog.com/
54
Gambar : G.1.3 Site Plan Proyek Sumber : Google Earth 2012
55
Pemilik Proyek
Konsultan Perencana Konsultan Pengawas = Garis perintah = Garis konsultasi
Pelaksana/Kontraktor
Sumber : anonimos, (2011)
Gambar G.2.1 Hubungan kerja secara teknis.
Memberi jasa
Memberi jasa
Membayar jasa
Konsultan Pengawas
Kontrak kerja
Pemilik Proyek Membayar jasa Kontrak kerja Kontrak kerja
Konsultan Perencana
Membayar jasa
Melaksanakan sesuai bestek
Memberi jasa
Pelaksana/Kontraktor Mengawasi pekerjaan
Sumber : anonimos, (2011)
Gambar G.2.2 Hubungan kerja secara hukum
56
STRUKTUR ORGANISASI PROYEK PEMBANGUNAN LANJUTAN GEDUNG KANTOR BADAN KERJASAMA ORGANISASI WANITA BANDA ACEH
PEMILIK PROYEK Dinas Pekerjaan Umum
PERENCANA CV. Hasfa Engineering Consultant
PELAKSANA CV. Putera Radja
Gambar : G.2.3 Struktur Organisasi Proyek Sumber : Kotraktor Pelaksana CV. Putera Radja 2011
PENGAWAS CV. Multi Engineering
57
STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANA PEMBANGUNAN LANJUTAN GEDUNG KANTOR BADAN KERJASAMA ORGANISASI WANITA BANDA ACEH
DIREKTUR Muammar
SITE MANAGER Syahrizal, ST
KEUANGAN Nur Marisa, SE
PELAKSANA LAPANGAN Fachrul Hadi, ST Dan Rahmat Fitriyanto, ST
ADM. TEKNIK Sabirin
QUANTITY Muhammad Rizal, ST
Gambar : G.2.4 Struktur Organisasi Pelaksana Sumber : Kontraktor Pelaksana CV. Putera Radja 2011
QUALITY Ir. Akhmad Fauzi
58
40/40 cm
Gambar G.4.1.1 Dimensi Kolom
50
50
a. Kolom Utama
b. Kolom Anak
Gambar G.4.1.1.a. Pembesian Kolom
59
Gambar G.4.1.1.b Bekiting Kolom
40
Gambar G.4.1.2 Detail Pembesian Balok
60
Gambar G.4.1.3 Denah Plat Lantai
Gambar Potogan Plat Lantai Arah Vertikal
61
Gambar Potongan Plat Lantai Arah Horozontal
Gambar G.4.1.4 Denah Tangga
62
5 Cm 11 Cm
23 Cm Gambar G.4.2.1 Ukuran Bata Merah
Gambar Pasangan ½ Bata
63
Gambar : G.4.3.1 Tampak Depan dan Samping Kiri (3D) Sumber
: Kontraktor Pelaksana CV. Putera Radja 2011
64
Gambar : G.4.3.2 Tampak Depan dan Samping Kiri Sumber
: Kontraktor Pelaksana CV. Putera Radja 2011
65
Gambar : G.4.3.3 Denah Lantai Basement Sumber
: Kontraktor Pelaksana CV. Putera Radja 2011
66
Gambar : G.4.3.4 Denah Lantai Dasar Sumber
: Kontraktor Pelaksana CV. Putera Radja 2011
67
Gambar : G.4.3.5 Denah Lantai II Sumber
: Kontraktor Pelaksana CV. Putera Radja 2011
68
Gambar : G.4.3.6 Denah Lantai III Sumber
: Kontraktor Pelaksana CV. Putera Radja 2011
69
Gambar : G.4.3.7 Denah Pondasi Tapak Sumber
: Kontraktor Pelaksana CV. Putera Radja 2011
70
Gambar : G.4.3.8 Detail Pondasi Type A Sumber
: Kontraktor Pelaksana CV. Putera Radja 2011
71
Gambar : G.4.3.9 Detail Pondasi Type B Sumber
: Kontraktor Pelaksana CV. Putera Radja 2011
72
Gambar : G.4.3.10 Detail Pondasi Type C Sumber
: Kontraktor Pelaksana CV. Putera Radja 2011
73
Gambar : G.4.3.11 Detail Pondasi Type D Sumber
: Kontraktor Pelaksana CV. Putera Radja 2011
74
Gambar : G.4.3.12 Detail Penampang Struktur Sumber
: Kontraktor Pelaksana CV. Putera Radja 2011
75
Gambar : G.4.3.13 Potongan A – A’ Sumber
: Kontraktor Pelaksana CV. Putera Radja 2011
76
LAMPIRAN FOTO
FOTO MATERIAL PASIR
FOTO MATERIAL KERIKIL
77
FOTO MATERIAL BESI POLOS
FOTO MATERIAL BESI ULIR
78
FOTO BESI BEGEL
FOTO TAHU BETON
79
FOTO ALAT MOLEN
FOTO MOBIL MOLEN
80
FOTO PROSES PEMBESIAN
FOTO PEKERJAAN BEKISTING
81
FOTO F.4.1.1 PEKERJAAN KOLOM
82
FOTO F.4.1.2 PEKERJAAN BALOK
83
FOTO F.4.1.3 PEKERJAAN PLAT LANTAI II
84
FOTO F.4.1.4 PEKERJAAN TANGGA
85
FOTO F.4.2.1 PEKERJAAN PASANGAN BATA
86
FOTO F.4.2.2 PEKERJAAN PLASTERAN
Nomor
: 089/PR-BNA/X/2011
Lampiran
: -
Hal
: Diterima Kerja Praktek
Banda Aceh, 20 Oktober 2011
Kepada Yth : Ketua Jurusan Teknik Sipil Sekolah Tinggi Teknik Iskandar Thani (STTIT) Di Banda Aceh
Dengan Hormat, Sesuai dengan surat pengantar dari Sekolah Tinggi Teknik Iskandar Thani (STTIT) Banda Aceh dengan ini kami menerangkan bahwa : Nama
: Khairul Maulana Rachmayani
Nim
: 09.01.1335
Program studi
: Teknik Sipil
Telah diterima untuk melaksanakan Kerja Praktek (KP) pada proyek pembangunan lanjutan Gedung Kantor Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Banda Aceh Mulai tanggal 20 Oktober 2011 sampai dengan tanggal 20 Januari 2012. Demikan surat ini kami sampaikan untuk dapat di pergunakan sepenuhnya dan atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami,
Syahrizal, ST Site Manager
Nomor
: 016/PR-BNA/I/2012
Lampiran
: -
Hal
: Selesai Kerja Praktek
Banda Aceh, 20 Januari 2012
Kepada Yth : Ketua Jurusan Teknik Sipil Sekolah Tinggi Teknik Iskandar Thani (STTIT) Di Banda Aceh
Dengan Hormat, Sesuai dengan surat pengantar dari Sekolah Tinggi Teknik Iskandar Thani (STTIT) Banda Aceh dengan ini kami menerangkan bahwa : Nama
: Khairul Maulana Rachmayani
Nim
: 09.01.1335
Program studi
: Teknik Sipil
Telah selesai melaksanakan Kerja Praktek (KP) pada proyek pembangunan lanjutan Gedung Kantor Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Banda Aceh Mulai tanggal 20 Oktober 2011 sampai dengan tanggal 20 Januari 2012. Demikan surat ini kami sampaikan untuk dapat di pergunakan sepenuhnya dan atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami,
Syahrizal, ST Site Manager