Nomer ID Bagian Jenis Kegiatan
LAPORAN HIBAH PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PkM) FAKULTAS PSIKOLOGI UGM TAHUN ANGGARAN 2016
(WORKSHOP PERSIAPAN KARIR)
Oleh: Indrayanti, M.Si., Psikolog Anggota: Dra. Sri Hartati, M.Si., Psikolog Taufik Achmad Dwiputro, M.Psi., Psikolog
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2016
HALAMAN IDENTITAS LAPORAN HIBAH PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT FAKULTAS PSIKOLOGI UGM 1 2. 2.1.
2.2.
3. 4. 5 6.
Judul Penelitian Ketua Peneliti Data Pribadi a. Nama Lengkap b. NIP c. Jenis Kelamin d. Golongan/ Jabatan Fungsional e. Bagian f. Alamat Rumah Telepon / HP Mata Kuliah yang diampu dan jumlah SKS Semester I 2016/2017 a. Mata Kuliah I b. Mata Kuliah II c. Mata Kuliah III d. Mata Kuliah IV Jumlah Mahasiswa yang dibimbing untuk tugas akhir Jangka Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Anggaran yang diajukan (Rp)
: Workshop Persiapan Karir : Indrayanti, M.Si., Psikolog : : : : : : :
Indrayanti, M.Si., Psikolog 197803312008122001 Perempuan IIIb / Asisten Ahli PIO Ngabangan V 04/10 Sidoluhur Godean Sleman 0274-798098 / 0811252408
: TAPP (3 SKS) : Psikologi Organisasi (1,5 SKS) : : Mahasiswa S1 = .... Orang, Mahasiswa S2 = .... Orang, Mahasiswa S-3 = ..... 3 bulan Kulon Progo Rp 10.000.000,00 Yogyakarta, 21 November 2016
Mengetahui, Ketua UP4,
Ketua Pengusul,
Dr. Neila Ramdhani, M.Si., M.Ed. NIP. 196102191988032001
Indrayanti, M.Si., Psikolog NIP. 197803312008122001
Menyetujui: Wakil Dekan Bidang P2M, dan Kerjasama,
Prof. Drs. Subandi, MA., Ph.D. NIP 196005091986031001
WORKSHOP KARIR Indrayanti Abstrak Kematangan individu dalam menentukan karir sangat ditentukan oleh sejauh mana individu mengeksplorasi informasi-informasi tentang pekerjaan. Kegiatan pengabdian ini ditujukan untuk memberikan gambaran tentang karir dan membantu para siswa membuat perencanaan tentang karir ke depan. Sejumlah 31 siswa terlibat dalam kegiatan ini, mewakili 3 sekolah menengah atas di Kabupaten Kulon Progo. Kegiatan diselenggarakan dalam bentuk workshop dengan sistematika narasumber, focus group discussion, penugasan, dan presentasi hasil. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan bahwa siswa sangat antusias mengikuti kegiatan workshop karir dengan metode yang tidak pernah diperoleh di sekolah. Dengan metode pemahaman karir dalam bentuk workshop karir, siswa mendapatkan kemudahan dalam memahami karir. Lebih jauh, timbul harapan untuk menyelenggarakan kegiatan seperti ini secara rutin di sekolahsekolah. Kata kunci: karir, workshop
Abstract Maturity of individuals in determining career is largely determined by the extent to which people explore information about the job. This community service activity is intended to provide students an overview about career and help them to develop their future career. A number of 31 students were involved in this activity, representing three secondary schools in Kulon Progo. Activities were organized as a workshop including talk, focus group discussions, assignments, and presentation. The results showed that the students are very enthusiastic to follow the career workshop with methods that never acquired in school. This method facilitates students to understand career and find easy way to understand career. Furthermore, students requested to obtain such activities on a regular basis in their schools. Keyword: career, workshop Korespondensi dapat dilayani melalui email
[email protected]
A. PENDAHULUAN Sebelum memasuki dunia kerja, individu perlu melakukan proses persiapan karir agar dapat menyesuaikan pilihan karir dengan potensi diri (Winkel, 2005). Selain itu, individu pencari kerja maupun yang telah bekerja perlu untuk memahami berbagai jenis pekerjaan agar individu dapat memilih jenis pekerjaan yang sesuai dengan bakat minatnya dan bagi yang telah bekerja akan semakin mantap dengan pekerjaan yang telah dijalaninya (Yusuf, 2002). Fenome yang muncul di masyarakat adalah pilihan karir dilakukan tanpa mempertimbangkan kemampuan, minat dan kepribadian individu. Kasus di kalangan mahasiswa mencatat bahwa beberapa individu mengalami ketidaksesuaian antara bakat dan minat yang mereka miliki (Hurlock, 1980). Ketidaksesuaian ini disebabkan oleh adanya faktor sosial yang mempengaruhi seseorang ketika ia memilih suatu pekerjaan. Beberapa diantaranya karena kecenderungan individu mengikuti pilihan orangtua atau teman, popularitas pekerjaan, atau keinginan mengidentifikasikan diri dengan karir orangtua. Kesiapan dan kematangan individu dalam membuat keputusan karir ditentukan oleh seberapa jauh eksplorasi yang telah dilakukan dalam rangka mengumpulkan informasiinformasi yang kuat tentang suatu pekerjaan (Winkel, 2005). Oleh karena itu, untuk memilih dan merencanakan karir yang tepat, individu membutuhkan kematangan karir
1
yang meliputi pengetahuan akan diri, pengetahuan tentang pekerjaan, kemampuan memilih pekerjaan, dan kemampuan merencanakan langkah-langkah menuju karir yang diharapkan. Apabila hal ini tidak dilakukan, maka akan berpotensi untuk menciptakan ketidakpuasan seseorang akan hasil kerjanya, tidak mencintai tugasnya dan menurunnya prestasi kerja. Kebanyakan masalah yang dialami adalah perencanaan karir (career planning), mengeksplorasi karir (career exploration) dan membuat keputusan karir (decision making). Individu akan berhasil dalam perkembangan karir apabila memiliki tujuan masa depan yang mengarahkan perilaku menggapai tujuan tersebut sehingga memperbesar peluang sukses di masa depan (Argyropoulou dkk., 2007). Tanpa persiapan karir yang memadai (yang dimulai dengan memiliki tujuan karir), akan sangat banyak kerugian yang dialami para remaja di masa depan, di antaranya membuang-buang waktu dan biaya, tidak tahu bagaimana mengembangkan diri, hingga kurang kompetitif dalam persaingan karir di masa depan (Ifdil, 2010). Kegiatan pengabdian ini ditujukan untuk: - mengajak para siswa mengenali siapa dirinya - memberikan gambaran tentang karir dan mengetahui sejauh mana para siswa mengetahui karir yang cocok dengan mereka - membantu para siswa membuat perencanaan karir ke depan B. MASALAH Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan siswa menengah ke atas akan informasi yang berkaitan dengan rencana karir ke depan. Pada saat pembukaan acara, pihak sekolah yang diwakili oleh kepala sekolah dan guru bimbingan karir menyatakan bahwa para siswa selama ini mengalami kebingungan tentang karir. Penjelasan yang telah diberikan oleh guru bimbingan karir di sekolah tidak cukup. Hasil wawancara sebelumnya dengan para guru menunjukkan bahwa pihak sekolah dalam hal ini diwakili oleh Guru Bimbingan Karir sudah memberikan informasi tentang karir kepada para siswa. Namun demikian, kemasan acara yang mirip dengan proses belajar mengajar biasa di sekolah menjadikan jam Guru BK tidak cukup efektif untuk membantu siswa mendapatkan gambaran yang jelas tentang karir. Oleh karena itu, acara ini sangat bermanfaat bagi sekolah dan siswa khususnya, sehingga mereka mendapatkan gambaran yang cukup jelas tentang karir itu sendiri. Tantangan yang dihadapi para siswa adalah ketatnya persaingan dunia kerja. Data pada Kantor Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Yogyakarta tahun 2015 mencatat bahwa jumlah pencari kerja mencapai jumlah sebanyak 80.245 orang dimana 54,2% nya adalah lulusan SLTA (SMA 20,5% dan SMK 33,7%). Hal ini menjadi perhatian pihak sekolah terutama setingkat SLTA untuk memberikan bekal bagi para siswa tentang karir, dalam rangka membantu para siswa menyiapkan diri menghadapi tantangan selepas dari sekolah. Kegiatan pengabdian ini menjadi penting mengingat perguruan tinggi juga memiliki tugas untuk menjawab persoalan-persoalan faktual dan aktual yang muncul di masyarakat. Ilmu Psikologi Industri dan Organisasi adalah tepat untuk membantu para siswa mengenali diri dan karir serta membuat perencanaan karir ke depan. Oleh karena itu, kegiatan pengabdian ini disusun dalam bentuk workshop sehingga para siswa mendapat gambaran tentang karir dan kemudian dapat praktek untuk membuat perencanaan karir. Secara umum, kegiatan pengabdian ini berjalan lancar tanpa hambatan yang berarti. Beberapa hal yang menjadi perhatian dalam kegiatan pengabdian kali adalah: 1. Target peserta Peserta workshop dalam pengabdian ini ditargetkan 30 siswa dari perwakilan sekolah-sekolah di Kulon Progo. Target ini terpenuhi, bahkan kelebihan 1 peserta, sehingga total peserta menjadi 31 orang (daftar hadir terlampir). Hal ini masih dapat dikendalikan mengingat persiapan teknis sudah disusun dengan cadangan 5 orang peserta.
2
2. Perijinan Terkait dengan perijinan, awalnya kegiatan pengabdian ini dimaksudkan untuk 5 sekolah di daerah Kulon Progo, namun mengingat keterbatasan akses dan perijinan, maka kegiatan ini pada akhirnya diikuti oleh perwakilan dari 3 sekolah di Kulon Progo yakni: SMA N 1 Wates, MAN 1 Wates, dan SMK N 1 Pengasih (daftar hadir terlampir) 3. Publikasi Publikasi untuk pelaksanaan tes ini dilakukan dengan cara word of mouth dengan menghubungi Kepala Sekolah di ketiga sekolah tersebut. Selanjutnya Kepala Sekolah mendelegasikan kepada guru BP/BK untuk menginformasikan ke siswa yang tertarik untuk mengikuti kegiatan ini. Namun demikian, mengingat peserta telah kami batasi sebanyak 10 orang dari satu sekolah, maka guru BP/BK pada akhirnya harus menutup pendaftaran setelah terpenuhi 10 orang siswa. Hal ini menjadi catatan bagi peneliti, mengingat pada kenyataannya banyak siswa yang ingin mendaftar dan berpartisipasi dalam kegiatan ini. 4. Teknis Pelaksanaan Teknis pelaksanaan kegiatan pengabdian ini dibantu oleh depalan orang mahasiswa S1 Fakultas psikologi UGM yang berperan sebagai: a. 3 orang panitia inti merangkap co-fasilitator b. 3 orang fasilitator c. 1 orang fasilitator merangkap MC d. 1 orang co-fasilitator (daftar hadir terlampir) 5. Materi kegiatan Materi kegiatan pada workshop pengabdian kali ini berupa persiapan karir remaja dengan tiga topic utama yakni: kenali diri, kenali karir, dan rencanakan karir (tayangan terlampir) 6. Modul Panduan FGD Modul panduan FGD disusun oleh peneliti dengan mempertimbangkan sistematika penyusunan modul FGD yang berupa pengantar, penyampaian tujuan, penyampaian prosedur, perkenalan, diskusi, dan penutup (modul panduan terlampir). 7. Kesiapan narasumber, fasilitator, dan co-fasilitator Dalam rangka mempersiapkan tim dengan baik, peneliti melakukan briefing intensif kepada seluruh tim, baik narasumber, tim teknis, fasilitator, dan co-fasilitator. Secara umum tidak dijumpai permasalahan yang berarti. Setiap orang mampu memahami dan menjalankan peran masing-masing dengan baik. C. METODE Metode kegiatan Secara umum, metode yang dipilih adalah workshop pelatihan. Sistematika workshop dan metode yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Narasumber 1 sesi Kenali diri, Kenali Karir, menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan role play, 2. Narasumber 2 sesi Rencanakan Karir, menggunakan metode ceramah, Tanya jawab, dan role play 3. Diskusi, menggunakan teknik FGD yang dipandu oleh satu orang fasilitator dan satu orang co-fasilitator 4. Penugasan, dengan menggunakan poster dimana target hasil adalah Poster Karir Remaja (hasil terlampir) 5. Presentasi hasil Lokasi, waktu, dan durasi kegiatan Lokasi kegiatan di SMA N 1 Wates Kulon Progo Tanggal kegiatan, 5 November 2016 Durasi kegiatan dapat dilihat dalam rundown berikut ini:
3
08:00 – 08:30 08:30 – 08:45 08:45 – 09:30 09:30 – 10:15 10:15 – 10:30 10:30 – 12:00 12:00 – 13:00 13:00 – 13:45 13:45 – 14:00 14:00 – 14.45 14:45 – 15:00
: Registrasi peserta : Sambutan Kepala Sekolah dan Peneliti Utama : Narasumber 1 sesi Kenali Diri, Kenali Karir : Narasumber 2 sesi Rencanakan Karir : Break : Diskusi 1 dan Diskusi 2 : ISHOMA : Diskusi 3 : Penugasan : Presentasi : Penutup
D. PEMBAHASAN Pengabdian kali ini dapat berjalan lancar dimana semua rencana terealisasi dengan baik. Pada sesi kesan dan pesan peserta dan guru pendamping, ditemukan usulan untuk mengadakan kegiatan seperti ini rutin di setiap tahunnya. Siswa merasa mendapatkan banyak pencerahan tentang karir dan guru juga mendapatkan kepuasan apabila siswa memahami isi materi dengan baik serta dapat menerapkan hasil workshop dalam situasi nyata. Lebih jauh, program ini memiliki keunggulan dari sisi metode yang digunakan. Dengan sistematika workshop yang meliputi narasumber, FGD, penugasan, dan presentasi, peserta mengalami experiential learning terkait dengan mengenali diri, mengenali karir, dan merencanakan karir. Menurut peserta, pembelajaran dengan model ini membuat mereka lebih mudah memahami karir dan menyesuaikan dengan passion yang mereka miliki. Selama ini mereka kesulitan memahami karir. Secara umum, program ini bermanfaat bagi peserta. Hal ini dibuktikan dengan kesan dan pesan positif yang disampaikan di akhir acara. Namun demikian, program ini memiliki keterbatasan yang berkaitan dengan sasaran peserta. Profil peserta program cenderung homogen dan belum melibatkan banyak sekolah, terutama sekolah kejuruan untuk berpartisipasi bersama-sama dengan sekolah umum maupun sekolah bebasis agama. E. KESIMPULAN Tingkat ketercapaian kegiatan ini di lapangan mencapai 100%, mengingat kegiatan dapat menjangkau target yakni memberikan pemahaman kepada peserta tentang siapa dirinya, apa itu karir, dan membuat perencanaan karir. Secara umum, kegiatan ini mampu menjawab permasalahan pada remaja sekolah lanjutan atas yang sedang mengalami kebingungan tentang karir ke depan. Siswa yang awalnya tidak memahami karir, diakhir acara mampu menjelaskan tentang karir apa yang tepat bagi dirinya. Selain itu, metode yang digunakan cukup tepat memfasilitasi peserta untuk mendapatkan experiential learning terkait dengan diri dan karir. Oleh karena itu, kegiatan ini sebaiknya dapat dilanjutkan secara rutin dengan menjangkau lebih banyak perwakilan sekolah. Selanjutnya, para siswa yang dikirimkan untuk mengikuti kegiatan ini dapat menjadi agent of change di sekolah masing-masing. Ke depan, program pengabdian ini dapat ditujukan untuk mencetak kader-kader penyuluh karir di sekolah. Para siswa akan menjadi peer counselor bagi rekannya yang membutuhkan pemahaman tentang diri dan karir. DAFTAR PUSTAKA Argyropoulou, E.P., Sidiropoulou–Dimakakou, D., & Besevegis, E.G. (2007). Generalized self-efficacy, coping, career indecision, and vocational choice of senior high school students in greece: implication for career guidance practitioners. Journal of Career Development, 33 (4), 316-337. Hurlock, E. B. (1981). Development Psychology: A Life Span Approach (5th ed). New Delhi: Tata McGraw-Hill. Ifdil, 2010. Teori-Teori Konseling. Jakarta: Konseling Indonesia. Winkel. 2005. Psikologi Pengajaran, Jakarta: Gramedia Pustaka Tama.
4
Yusuf, A. M. 2002. Kiat Sukses dalam Karir. Jakarta: Ghalia Indonesia. http://www.nakertrans.jogjaprov.go.id/ diakses tanggal 10 Agustus 2016 LAMPIRAN 1. Dokumentasi kegiatan 2. Daftar hadir peserta (asli) 3. Materi workshop 4. Panduan FGD 5. Poster hasil kegiatan workshop
5