LAPORAN HASIL VERIFIKASI LAPANGAN – PROPER 2013 PT. ADARO, PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
INFORMASI UMUM PT. Adaro, perusahaan pertambangan batubara yang lokasinya berada di Provinsi Kalimantan Selatan yang terdiri dari 2 (dua) Kabupaten yaitu Kabupaten Balangan dan Kabupaten Tabalong dan Provinsi Kalimantan Tengah yaitu kabupaten Barito Timur dan Kabupaten barito selatan. PT. Adaro memiliki luas area produksi 35.800,8 Ha. Penambangan PT. Adaro terbagi menjadi 3 wilayah penambangan antara lain Paringin 10.602 Ha, Tutupan 15.077 Ha dan Wara 10.121 Ha. Produksi batubara rata-rata bulanan sebesar 3.486.026 ton dan target produksi batubara per tahun sebesar + 45 juta ton.
Penambangan Batubara dilakukan dengan sistem tambang terbuka “Open-PIT”, dengan menggunakan peralatan seperti excavator/backhoe sebagai alat gali muat dan dump truck sebagai alat angkut. Kegiatan diawali pembersihan lahan (land clearing) dengan menggunakan bulldozer dan atau excavator kecil, peledakan tanah penutup dan atau pemindahan tanah penutup, pembersihan Batubara, pemuatan dan pengangkutan Batubara menuju ROM Stockpile.
Kegiatan reklamasi dan revegetasi sesegera mungkin dilakukan setelah lahan tersebut tidak terganggu lagi (final). Setiap kegiatan ini memiliki perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi keberhasilan dan pelaporan sesuai dengan dokumen RKTTL (Rencana Kerja Tahunan Teknik dan Lingkungan).
Dalam operasionalnya PT ADARO dapat membuktikan bahwa kegiatan yang dilakukan telah memenuhi kaedah-kaedah penambangan yang baik dan benar. PT ADARO berhasil membangun citra perusahaan tambang ramah lingkungan dengan mendapatkan predikat terbaik dalam evaluasi lingkungan, tiga tahun berturut-turut mendapat predikat HIJAU dan pada periode 2011-2012 mendapatkan predikat EMAS dalam evaluasi PROPER KLH.
STATUS PENAATAN PERIODE 2012-2013 A. Dokumen Lingkungan/Izin Lingkungan Kegiatan operasi penambangan PT. ADARO didukung dokumen AMDAL dengan persetujuan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 434 tahun 2009, izin Lingkungan dengan keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia No 175 Tahun 2012. No. 1.
2.
3.
Kewajiban penanggungjawab usaha sesuai PP 27/2012 Memiliki dokumen lingkungan/Izin Lingkungan.
Melaksanakan ketentuan dalam dokumen lingkungan/izin lingkungan: A. Deskripsi kegiatan (luas area dan kapasitas produksi) B. Pengelolaan lingkungan terutama terutama aspek pengendalian pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, dan Pengelolaan LB3 Melaporkan pelaksanaan dokumen lingkungan/izin lingkungan (terutama aspek pengendalian
Penaatan
Temuan
Taat
a) Perusahaan sudah memiliki dokumen AMDAL nomor 434 Tahun 2009 tentang Kelayakan Lingkungan Hidup kegiatan integrasi areal penambangan dan peningkatan kapasitas produksi batubara menjadi 45 juta ton per tahun di tambang tutupan, wara dan paringin di kabupaten Tabalong dan kabupaten balangan, propinsi kalimantan selatan, serta kabupaten Barito Selatan dan Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah oleh PT. Adaro Indonesia Tanggal 15 Juli 2009
Taat
Taat
b) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia No 175 Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan seluruh kegiatan produksi hingga 80.000.000 (delapan puluh juta) Ton pertahun tambang batubara di Kabupaten Tabalong dan Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan, serta Kabupaten Barito Timur dan Kabupaten Barito Selatan, Provinsi Kalimantan Tengah oleh PT Adaro Indonesia Telah melaksanakan ketentuan seperti yang dipersyaratkan dalam dokumen lingkungan/Izin lingkungan
Telah melaporkan secara rutin pelaksanaan UKL-UPL
No.
Kewajiban penanggungjawab usaha sesuai PP 27/2012 pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, dan Pengelolaan LB3)
Penaatan
Temuan
B. Pengendalian Pencemaran Air Pengelolaan air limbah dari areal pertambangan sudah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tahapan awal adalah melakukan kajian pola aliran permukaan yang masuk ke areal tambang. Kajian dimaksudkan untuk menetapkan titik penaatan-titik penaatan air limbah yang akan dibuang ke lingkungan. Saat ini terdapat 21 (dua puluh satu) titik penaatan yang semuanya sudah mendapatkan izin pembuangan air limbah (IPAL) dari Bupati Tabalong, Bupati Balangan, Bupati Barito Selatan dan Bupati Barito Timur. Air limbah yang di buang melalui semua lokasi titik penaatan sudah dilakukan pengujian laboratorium eksternal setiap 1 (satu) bulan sekali. Hasil analisasi menunjukkan bahwa air limbah yang dibuang tersebut telah memenuhi baku mutu air limbah yang ditetapkan. Kebijakan managemen ADARO terhadap pelaksanaan konservasi air juga termasuk sebagai salah satu bagian dalam efisiensi sumber daya. Beberapa aktivitas terkait konservasi air adalah sebagai berikut : Pengaspalan jalan mampu menghemat air untuk penyiraman, fasilitas pencucian alat berat dan angkutan karyawan yang menggunakan system sirkulasi tertutup, pemanfaatan air limbah setelah diolah dari IPAL digunakan sebagai supply kebutuhan air bersih masyarakat (yang sebelumnya diolah dengan fasilitas water treatment plan) dan pemanfaatan air limbah setelah diolah di unit IPAL untuk kolam budi daya ikan. Status Penaatan: No. 1.
Pengelolaan Limbah Cair Ketaatan terhadap Izin
Penaatan
Temuan
Taat
Perusahaan telah memiliki izin pembuangan air limbah ke badan air dari Bupati Tabalong, Bupati Balangan, Bupati Barito Selatan dan Bupati Barito Timur (Izin Terlampir pada Lampiran 2) Perusahaan memiliki 21 (dua puluh satu) titik penaatan air limbah yang aktif dan seluruhnya sudah dilakukan pemantauan Parameter yang dipantau sudah lengkap sesuai dengan parameter yang ditetapkan dalam Peraturan Gubernur Kalsel No 036 Tahun 2008 Telah menyampaikan data bulan Juli 2012-Juni 2013
2.
Ketaatan terhadap titik penaatan pemantauan
100%
3.
Ketaatan terhadap parameter Baku Mutu
100%
4.
Ketaatan terhadap pelaporan a. Ketaatan terhadap pemenuhan Baku Mutu b. Pemenuhan Baku Mutu berdasarkan Pemantauan Tim PROPER Ketaatan terhadap Ketentuan Teknis
100%
5.
6.
100%
Semua Parameter yang dipantau telah memenuhi BMAL
------
Tim Proper telah mengambil sampel air limbah dan seluruh parameternya telah memenuhi BMAL
Taat
Sudah sesuai dengan ketentuan teknis yang dipersayaratkan
C. Pengendalian Pencemaran Udara Upaya pengendalian pencemaran udara dilakukan untuk mengurangi pencemaran dari aktivtas penambangan maupun aktivitas penunjang kegiatan penambangan. Dilakukan penyiraman jalan-jalan tambang untuk mengurangi polusi debu. Hasil pengukuran udara ambient setiap 6 bulan sekali masih memenuhi baku mutu kualitas udara yang ditetapkan. Sedangkan untuk kegiatan penunjang operasional seperti pembangkit listrik telah dilakukan pengelolaan sesuai ketentuan yang berlaku. Status Penaatan: Penaatan 100%
No. 1.
Pengendalian Pencemaran Udara Ketaatan terhadap titik penaatan pemantauan
2.
Ketaatan terhadap pelaporan
100%
3.
Ketaatan terhadap parameter Baku Mutu Emisi Ketaatan terhadap pemenuhan Baku Mutu Emisi Ketaatan terhadap ketentuan Teknis yang dipersyaratkan
100%
4. 5.
100% Taat
Temuan Perusahaan memiliki 60 genset dan semuanya telah dipantau emisi sudah dipantau Sudah melaporkan seluruh data pemantauan Parameter yang dipantau dari semua sumber emisi sudah sesuai peraturan Hasil pemantauan emisi seluruh sumber emisi telah memenuhi baku mutu emisi Cerobong sudah dilengkapi dengan sarana dan prasarana sampling
D. Pengelolaan Limbah B3 Penyimpanan Sementara Limbah B3 Untuk menyimpan sementara timbulan limbah B3, PT. Adaro Indonesia memiliki 33 (tiga puluh tiga) tempat penyimpanan sementara limbah B3, yaitu: Pengelolaan Limbah Masa No. SK/ No. Surat Keterangan B3 Berlaku Penyimpanan Kep. Bupati Barito Selatan No. 5 tahun TPS limbah B3 cair sementara LB3 PT. 74 tahun 2012, 7 Maret 2012 Adaro IndonesiaKelanis Pengumpulan Kep. Bupato Barito Selatan 5 Tahun TPS gudang LB3 sementara LB3 No. 309 tahun 2011, 16 Juni padat dan cair PT.Adaro (stok pile) 2011 (perubahan atas Kep. Bupati Barito Selatan No. 193 tahun 2010 Penyimpanan/penamp Kep. Bupati Barito Timur No 5 Tahun TPS gudang LB3 ungan sementara LB3 200 Tahun 2011, 9 Agustus padat, lokasi PT. Bukit Makmur 2011 kegiatan PT. Bukit Mandiri Utama KM Makmur Mandiri 34 Utama Penyimpanan/penamp Kep. Bupati Barito Timur No 5 Tahun TPS gudang LB3 ungan sementara LB3 201 Tahun 2011, 9 Agustus cair dan padat, PT. Eka Dharma Jaya 2011 lokasi kegiatan PT. Sakti – Hauling Road Eka Dharma Jaya KM 30 Sakti Penyimpanan/penamp Kep. Bupati Barito Timur No 5 Tahun TPS gudang LB3 ungan sementara LB3 202 Tahun 2011, 9 Agustus padat, lokasi PT. Pamapersada 2011 kegiatan PT. Nusantara Pamapersada
Pengelolaan Limbah B3
No. SK/ No. Surat
Masa Berlaku
Penampungan sementara LB3 PT. Adaro Indonesia
Kep. Bupati Barito Timur No. 419 Tahun 2010, 15 Oktober 2010
5 Tahun
Penampungan sementara LB3 PT. Adaro Indonesia
Kep. Bupati Barito Timur No. 179 Tahun 2010, 31 Maret 2010
5 Tahun
Penyimpanan sementara LB3 PT. Asiadrill Bara Utama
Kep. Bupati Tabalong No. 01 Tahun 2012, 10 Januari 2012
5 Tahun
Penyimpanan sementara LB3 PT. Agrabudi Jalan Bedikari
Kep. Bupati Tabalong No. 02 Tahun 2012, 10 Januari 2012
5 Tahun
Penyimpanan sementara LB3 PT. Bukit Makmur Mandiri Utama
Kep. Bupati Tabalong No. 03 Tahun 2012, 10 Januari 2012
5 Tahun
Penyimpanan sementara LB3 PT. Adaro Indonesia
Kep. Bupati Tabalong No. 188.45/277 Tahun 2011, 16 Juni 2011
5 Tahun
Penyimpanan sementara PLB3 PT. Adaro Indonesia
Kep. Bupati Tabalong No. 188.45/277 Tahun 2011, 16 Juni 2011
5 Tahun
Penyimpanan sementara LB3 PT. Adaro Indonesia
Kep. Bupati Tabalong No. 188.45/278 Tahun 2011, 16 Juni 2011
5 Tahun
Penyimpanan LB3 PT. Kep. Men LH No. 385 Tahun Adaro Indonesia 2009, 9 Juli 2011
5 Tahun
Keterangan Nusantara Km 35 TPS gudang LB3 cair, lokasi kegiatan PT. Sapta Indra Sejati Km 35 TPS gudang LB3 padat, lokasi kegiatan PT. Sapta Indra Sejati Km 35 TPS gudang LB3 cair dan padat, lokasi kegiatan PT. Asiadrill Bara Utama Km 67 TPS gudang LB3 cair dan padat, lokasi kegiatan PT. Agrabudi Jalan Bedikari Km 69 TPS gudang LB3 cair dan padat, lokasi kegiatan PT. Bukit Makmur Mandiri Utama Km 70 TPS gudang LB3 cair dan padat, lokasi kegiatan PT. Rahman Abdi Jaya Km 68 TPS gudang LB3 cair, lokasi kegiatan PT. Pamapersada Nusantara Km 73 TPS gudang LB3 cair, lokasi kegiatan PT. Rante Mutiara Insani Km 68 TPS gudang LB3 cair dan padat, lokasi kegiatan PT. Pamapersada Nusantara Km 35; PT. Pama persada Nusantara (Mega shop pama) Km 78; PT. Sapta Indra Sejati Km 76; PT.
Pengelolaan Limbah B3
No. SK/ No. Surat
Masa Berlaku
Penyimpanan Sementara LB3 PT. Adaro Indonesia
Kep. Bupati Tabalong No. 188.45/376/2010, tanggal 31 Agustus 2010
5 Tahun
Penyimpanan Sementara LB3 PT. Adaro Indonesia
Kep. Bupati Tabalong No. 188/45/291/2012, tanggal 7 Mei 2012
5 Tahun
Penyimpanan Sementara LB3 PT. Adaro Indonesia
Kep. Bupati Barito Timur No. 358 Tahun 2012, tanggal 19 September 2012
5 tahun
Penyimpanan Sementara LB3
PT. Adaro Indoensia No. 1257/Al-AEA/III/2013, tanggal 18 Maret 2013
-
Keterangan Widya Sapta Colas Km 30; PT. Bukit Makmur Mandiri Utama Km 34; PT. Lintas Kalimantan Utama Km 38; PT. Putra Sarana Transborneo Km 70; PT. Bhakti Mandiri Putera Tanjung Km 68; PT. Tarkindo Utama Km70; PT. Pamapersada Nusantara Wara Km 73. TPS gudang LB3 cair dan padat, lokasi kegiatan PT. Pamapersada Nusantara Km 73; PT. Pamapersada Nusantara LW tutupan Baru Km 73; PT. Adaro Indonesia Km73; PT. united tractors Km 73;’ PT. Rante Mutiara Insani TPS VIII, IX, X Km 68 TPS LB3 cair dan padat, lokasi kegiatan PT. Rachman AbdijayaTambang ROM XIX dan PT. CBML-North Tambang TPSLB3 cair dan padat dilokasi PT. Puninar Mitra Abadi Permohonan Izin TPS LB3 ke Bupati Balangan, untuk lokasi workshop PT. Pamapersada Nusantara
Pengelolaan Limbah B3
No. SK/ No. Surat PT. Adaro Indoensia No. 1258/Al-AEA/III/2013, tanggal 18 Maret 2013
PT. Adaro Indoensia No. 1395/Al-AEA/III/2013, tanggal 25 Maret 2013
PT. Adaro Indoensia No. 1402/Al-AEA/III/2013, tanggal 25 Maret 2013
Masa Keterangan Berlaku Permohonan Izin TPS LB3 ke Bupati Tabalong, untuk lokasi workshop PT. Rante Mutiara Insani, PT. Anugrah Jalan Berdikari dan medis PT. Adaro Indonesia Permohonan Izin TPS LB3 ke Bupati Barito Timur, untuk lokasi workshop PT. Saptaindra Sejati KM 35 Pasar Panas Permohonan Izin TPS LB3 ke Bupati Tabalong, untuk lokasi workshop PT. Trakindo Utama
Pemanfaatan limbah B3 Dalam upaya melakukan 4R, yaitu reduce, reuse, recycle dan recovery PT. Adaro Indonesia memanfaatan terhadap timbulan limbah B3 berdasarkan izin pemanfaatan terhadap limbah B3 yang diperoleh. Izin pemanfaatan limbah B3 yang diperoleh adalah berupa pelumas bekas sebagai campuran bahan peledak (ANFO-Emulsi) Pengelolaan Limbah B3 Pemanfaatan LB3 PT. Adaro Indonesia
No. SK/ No. Surat Kep Men LH No. 20 Tahun 2010, tanggal 15 Januari 2010
Masa Berlaku 5 Tahun
Keterangan Komposisi pemanfaatan pelumas bekas untuk ANFO sebesar ± 50% pelumas bekas dan ± 50% solar
Pengelolaan Limbah B3 melalui pihak ketiga berizin Selain kegiatan pengelolaan limbah B3 melalui pemanfaatan, PT. Adaro Indonesia juga melakukan pengelolaan dengan cara pengiriman ke pihak ketiga yang telah mendapat izin dari KLH atau pengelola limbah B3 berizin. Hal ini dilakukan untuk menghindari penyimpanan limbah B3 melebihi waktu 90 hari. Seperti yang telah ditetapkan dalam peraturan perundangan dan perizinan yang diperolah.
Pencatatan Kegiatan Pengelolaan limbah B3 dalam lembar kegiatan Pengelolaan Limbah B3 Sesuai dengan perizinan yang diperoleh PT. Adaro Indonesia, baik melalui Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup , Bupati Barito Selatan, Bupati Barito Timur, Bupati Tabalong, maka setiap kegiatan pengelolaan masing-masing jenis limbah B3, mulai dari penyimpanan sementara di TPS limbah B3 berizin, kegiatan pemanfaatan di wilayah opersional PT. Adaro Indonesia, pengelolaan secara internal sampai dengan pengiriman limbah B3 ke pengelola limbah B3 berizin akan dicatat dalam lembar kegiatan pengelolaan limbah B3, yaitu Neraca Limbah B3. Kinerja Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Neraca Limbah B3 Periode 1 Juli 2012 sampai dengan 30 Juni 2013) Limbah Limbah Limbah Jenis Limbah Satuan Belum Perlakuan Dihasilkan Dikelola Dikelola A. Sumber Dari Proses Produksi Ton B. Sumber Dari Luar Proses Produksi Ton 5,521.508 1) 54.91 0 1) Disimpan di TPS 5 LB3 2) 104.6 2) Dimanfaatkan 71 untuk ANFO 3) 5,361. kegiatan sendiri 922 3) Diserahkan ke PT. Alp Petro Industry, Oli bekas transporter PT. Maju Asri Jaya Utama, Kode Manifest KQ 0000001 4) CV Vanista Limbah Gemilang Kode Manifes WF 0000001 Ton 62.935 1) 6.29 0 1) Disimpan di TPS 2) LB3 56.645 2) Diserahkan ke PT. Non Ferindo Utama, Baterai Bekas transporter PT. Maju Asri Jaya Utama, Kode Manifest KQ 0000001 Ton 699.705 1) 0 1) Disimpan di TPS 123.542 LB3 Filter Bekas 2) 2) Diserahkan ke PT. 576.163 Maju Asri Jaya Utama, Kode
Jenis Limbah
Satuan
Ton
Limbah Limbah Dihasilkan Dikelola
51.111
Limbah Belum Dikelola
1) 2.489 2) 48.622
0
1) 1.633 2) 13.79
0
Perlakuan
1) 2)
Grease Bekas
Ton
15.423
Kaleng cat,thinner, solvent
2)
Ton
56.148
Majun bekas
Ton
3.169
1) 10.376 2) 45.772
0
1) 0.374 2) 2.795
0
1) 2)
1) 2)
Serbuk gergaji bekas
Ton
0.999
Cartridge/ Pita Printer bekas
1) 0.53 2) 0.469
0
1) 2)
Ton
0.775
1) 0.389 2) 0.385
0
1) 2)
Lampu TL
Ton Drum eks Fuel
1)
0.005
1) 0.057 2) 0.062
0
1) 2)
Manifest KQ 0000001 Disimpan di TPS LB3 Diserahkan ke PT. Maju Asri Jaya Utama, Kode Manifest KQ 0000001 Disimpan di TPS LB3 Diserahkan ke PT. Maju Asri Jaya Utama, Kode Manifest KQ 0000001 Disimpan di TPS LB3 Diserahkan ke PT. Maju Asri Jaya Utama, Kode Manifest KQ 0000001 Disimpan di TPS LB3 Diserahkan ke PT. Maju Asri Jaya Utama, Kode Manifest KQ 0000001 Disimpan di TPS LB3 Diserahkan ke PT. PPLI , Kode Manifest AA 0000001 Disimpan di TPS LB3 Diserahkan ke PT. PPLI, Kode Manifest AA 0000001 Disimpan di TPS LB3 Diserahkan ke PT. Maju Asri Jaya Utama, Kode
Jenis Limbah
Satuan
Limbah Limbah Dihasilkan Dikelola
Limbah Belum Dikelola
Ton
4.466
1) 0.002 2) 4.464
0
Ton
1.739
1) 0.53 2) 1.209
0
Ton
6.651
1) 1.231 2) 5.42
0
Ton
0.599
1) 0.096 2) 0.503
0
Ton
29.255
1) 3.006 2) 26.249
0
Ton
0.152
1) 0.063 2) 0.089
0
Ton
9.34
1) 0.033 2) 9.433
0
Ton
3.175
1) 1.675
0
Air Aki Bekas
Solar Bekas
Drum eks Grease
Tinta Toner Bekas
Hose Bekas
Monitor TV, Komputer bekas
Kawat Las bekas
Drum eks
Perlakuan Manifest KQ 0000001 1) Disimpan di TPS LB3 2) Diserahkan ke PT. Maju Asri Jaya Utama, Kode Manifest KQ 0000001 1) Disimpan di TPS LB3 2) Diserahkan ke PT. Maju Asri Jaya Utama, Kode Manifest KQ 0000001 1) Disimpan di TPS LB3 2) Diserahkan ke PT. Maju Asri Jaya Utama, Kode Manifest KQ 0000001 Di serahkan ke PPLI kode manifest AA 0000001 1) Disimpan di TPS LB3 2) Diserahkan ke PT. Maju Asri Jaya Utama, Kode Manifest KQ 0000001 1) Disimpan di TPS LB3 2) Di serahkan ke PPLI kode manifest AA 0000001 1) Disimpan di TPS LB3 2) Diserahkan ke PT. Maju Asri Jaya Utama, Kode Manifest KQ 0000001 1) Disimpan di TPS
Jenis Limbah
Satuan
Limbah Limbah Dihasilkan Dikelola
chemical
Limbah Belum Dikelola
2) 1.5
Ton
64.92
1) 0.453 2) 65.372
0
Ton
0.005
0.005
0
Ton
189.316
0
Ton
0.172
1) 77.14 2) 112.176 1) 0.068 2) 0.007
Ton
6,721.566
Sarung tangan bekas
Soda Ash sisa
Sludge oil trap Limbahmedis TOTAL
0
Perlakuan LB3 2) Diserahkan ke PT. Maju Asri Jaya Utama, Kode Manifest KQ 0000001 1) Disimpan di TPS LB3 2) Diserahkan ke PT. Maju Asri Jaya Utama, Kode Manifest KQ 0000001 Diserahkan ke PT. Maju Asri Jaya Utama, Kode Manifest KQ 0000001 Dikirim ke PPLI kode manifest AA 0000001 Dikirim ke PPLI kode manifest AA 0000001
6,721.56 0 6 Persentase % 100 Catatan : 4.22% limbah B3 masih disimpan di TPS LB3, 1.56% limbah B3 dimanfaatkan untuk ANFO, 94.22% limbah B3 diserahkan ke pihak ketiga yang berizin. Secara umum 100% limbah B3 sudah dikelola sesuai dengan peraturan yang berlaku dan persyaratan dalam izin Kesimpulan Berdasarkan uraian pengelolaan limbah B3 diatas, maka dapat diambil kesimpulan: Perusahaan telah melakukan penaatan pengelolaan limbah B3 sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan persyaratan dalam izin.
E. Pengendalian Kerusakan Lingkungan Rekapitulasi Penilaian
No.
Nilai Total
Tidak Potensi Rusak (X ≥ 80)
KRITERIA PENILIAI Potensi Rusak Ringan (55 < X < 80)x
Potensi Rusak Berat (X < 55)
Tahapan
Lokasi
1.
Penambangan
Pit Wara
93
√
aspek manajemen telah memenuhi semua ketentuan kriteria pengendalian kerusakan lingkungan Untuk aspek Teknis: Upaya pengendalian erosi terlihat adanya galur-galur erosi.
2.
Penimbunan
Disposal North 2 Tutupan
89
√
aspek manajemen aspek kemajuan luasan dan jadwal belum sesuai dengan rencana Untuk aspek Teknis: Upaya pengendalian erosi terdapat adanya galur-galur erosi.
3.
Reklamasi
Disposal North 2 Tutupan
96
√
aspek manajemen aspek kemajuan luasan dan jadwal belum sesuai dengan rencana Untuk aspek Teknis: semua aspek telah memenuhi ketentuan
4.
Penambangan
Pit North Tutupan
88
√
aspek manajemen telah memenuhi semua ketentuan kriteria pengendalian kerusakan lingkungan Untuk aspek Teknis: terdapat potensi longsor sedang dan terlihat adanya alur-alur didinding lereng
√
Sudah memenuhi semua ketentuan kriteria pengendalian kerusakan lingkungan
√
Sudah memenuhi semua ketentuan kriteria pengendalian kerusakan lingkungan
√
Sudah memenuhi semua ketentuan kriteria pengendalian kerusakan lingkungan.
√
aspek manajemen telah memenuhi semua ketentuan kriteria pengendalian
5. Pembersihan Lahan 6. Pengupasan Tanah Pucuk
Pit North Tutupan
100
Pit North Tutupan
100
7.
Reklamasi
Disposal South ½ Tutupan
100
Penimbunan
Disposal South ½
93
8.
Keterangan
No.
Tahapan
Lokasi Tutupan
Nilai Total
9.
Reklamasi
Disposal HW1 South Tutupan
Penimbunan
Disposal HW1 South Tutupan
Reklamasi
Disposal Inpit Backfill South Tutupan
10.
11.
JUMLAH DATA
KRITERIA PENILIAI
Keterangan kerusakan lingkungan Untuk aspek Teknis: terlihat adanya alur-alur didinding lereng
√
aspek manajemen kemajuan luasan dan jadwal belum sesuai dengan rencanatelah memenuhi semua ketentuan kriteria pengendalian kerusakan lingkungan Untuk aspek Teknis semua memenuhi ketentuan
√
Sudah memenuhi semua ketentuan kriteria pengendalian kerusakan lingkungan.
√
Sudah memenuhi semua ketentuan kriteria pengendalian kerusakan lingkungan.
96
100
100
11
11
0
0
TAAT
Evaluasi aspek Pengendalian Kerusakan Lingkungan meliputi 2 (dua) aspek yaitu aspek manajemen dan aspek tekins. Hasil penilaian untuk semua lokasi memperoleh nilai total > 80, sehingga masuk kategori TAAT terhadap kriteria kerusakan lahan, Rincian sebagai berikut : Aspek Manajemen :
K1 (Perencanaan); o Telah memiliki Peta Triwulanan Rencana dan Realisasi dengan skala 1 : 2000, dan ditandatangani oleh KTT o Untuk target rencana beberapa aktivitas Penimbunan dan Reklamasi kemajuan luasan di lapangan belum sesuai dengan rencana. K2 (Kontinyuitas) : Semua lokasi yang dinilai sudah memenuhi kriteria penilaian Aspek Teknis : K3 (Potensi Longsor) dari lokasi yang dinilai ada satu lokasi penambangan terdapat adanya potensi longsor sedang,
K4 (Pengendalian batuan potensi asam) semua lokasi yang dinilai telah memenuhi aspek kriteria penilaian,
K5 (Indikasi Erosi) sebagian lokasi yang dinilai belum memenuhi aspek kriteria adanya indikasi erosi
K6 (Kebencanaan) semua lokasi yang dinilai telah memenuhi aspek kebencanaan.
F. Pasca Tambang Rencana program pasca tambang PT Adaro Indonesia telah dituangkan dalam dokumen Rencana Pasca Tambang yang telah disetujui oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia. Program Pascatambang PT adaro Indonesia diantaranya: 1. Melakukan reklamasi lahan bekas tambang 1.1 Penataan timbunan tanah penutup,pengendalian erosi dan sedimentasi Reklamasi lahan Adaro direncanakan setiap tahun dan lima tahunan disesuaikan dengan perencanaan tambang pada saat penambangan batubara masih berlangsung.Sedangkan pada masa pascatambang, reklamasi lahan ditujukan untuk menata kembali lahan bekas tambang sesuai peruntukannya dan disesuaikan dengan rencana pasca tambang. Reklamasi pasca tambang dilakukan pada area lahan bekas fasilitas tambang,jalan tambang,lahan bekas tambang permukaan dan bekas kolam pengendapan. 1.2 Melakukan penanaman kembali Daerah revegetasi adalah tempat pembuangan overbuden, kemudian ditanami berbagai jenis tanaman. Revegetasi yang dilakukan adalah melakukan pembibitan berbagai jenis tanaman yang bekerja sama dengan masyarakat setempat serta yang disiapkan oleh Adaro sendiri. Revegetasi dilakukan setelah lokasi ditata dan dihampar dengan top/sub soil 1.3 Pencegahan dan penanganan air asam tambang Pengelolaan air asam tambang di PT Adaro Indonesia dilakukan dengan 2 cara yaitu: Penutupan (mengisolasi) batuan yang berpotensi menimbulkan air asam tambang dengan batuan yang bersifat netral (menggunakan metode dry cover) Sebagian lubang tambang diupayakan ditimbun kembali dengan tanah penutup Pencegahan pembentukan air asam tambang dengan melokalisir sebaran mineral sulfida sebagai bahan potensial pembentuk air asam dan menghindarkan agar tidak terpapar pada udara bebas. Sebaran sulfida ditutup dengan bahan impermeable antara lain lempung, serta
dihindari terjadinya proses pelarutan,baik oleh air permukaan maupun air tanah. Adaro telah melakukan studi potensi air asam tambang dengan melakukan pemboran inti lengkap yang dilakukan bersamaan dengan pemboran geotehnik. 1.4 Pekerjaan sipil untuk mendukung kegiatan pascatambang Lokasi bekas wilayah operasional akan dimanfaatkan sebagai lokasi kegiatan produktif dalam rangka menunjang perekonomian masyarakat. Rencana pascatambang disesuaikan dengan tataruang yang berlaku. Adapun rencana lokasi lahan pascatambang dibagi menjadi zone-zone:
Zone lindung dan penyangga: hutan produksi
Zone pemanfaatan : lapangan tembak,area pemancingan,tambak,area pemukiman,area perkemahan,perkebunan kelapa sawit,perkebunan karet
Zona wisata:wisata air,taman wisata,motorcros
Zona keanekaragaman hayati; flora dan fauna
Selain itu perusahaan juga telah melakukan penelitian kesesuaian lahan dimana hasil penelitian merekomendasikan pengembangan pertanian yaitu pertanian pangan dan holtikultura,perkebunan, peternakan dan kehutanan yang bernilai ekonomi tinggi, berkelanjutan dan ramah lingkungan serta berdampak pada perbaikan kondisi ekologis di sekitarnya. Dari beberapa area yang rencana direklamasi tidak semua pit bekas tambang direklamasi namun akan dijadikan sebagai danau buatan. Kegiatan yang telah dilakukan untuk mendukung rencana tersebut telah dilakukan kajian hidrologi dan hidrogeologi, kajian micro-hydropower , kajian budidaya ikan nila dan udang dll serta pembuatan plot-plot percontohan. Plot percontohan yang ada saat ini berupa kolam peternakan udang, bumi perkemahan, perkebunan kelapa sawit dan perkebunan karet. 2. Pemeliharaan dan Perawatan Pemeliharaan dan perawatan diperlukan dalam menunjang keberhasilan reklamasi lahan tapak bekas tambang,bekas kolam pengendapan,fasilita pengolahan dan fasilitas penunjang. Kegiatan yang dilakukan untuk pemeliharaan dan perawatan diantaranya dengan membangun sarana
pengendali erosi, perawatan tanaman, pengkayaan tanaman,pengendalian hama dan penyakit dll. 3. Sosial dan Ekonomi Fokus dari kegiatan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat adalah pengembangan pusat pertumbuhan ekonomi sebagai strategi menuju masyarakat mandiri. Program pascatambang untuk bidang sosial dan ekonomi adalah mengefektifkan dan mengintensifkan program
G. Community Development/Coorporate Social Responsibility a. Perencanaan Perencanaan merupakan tahapan yang penting dalam program CSR agar program tersebut dapat terencana dengan baik dalam jangka mencapai tujuan yang efektif atau tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. PT. Adaro Indonesia dalam perencanaannya programnya berbasis pada beberapa kegiatan pertama, musyawarah di tingkat desa yang melibatkan masyarakat sehingga tergali kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Namun kegiatan ini kadang bias elitis karena tidak dihadiri oleh segenap lapisan masyarakat namun hanya dihadiri oleh tokoh tokoh masyarakat. Oleh karena itu PT. Adaro Indonesia tidak hanya menggunakan musyawarah desa
sebagai basis perencanaan program. Kedua, sumber data
perencanaan yang digunakan salahsatunya adalah pemetaan sosial, namun pemetaan sosial yang ada belum mengacu pada Peraturan Menteri KLH No. 5 Tahun 2011 mengenai PROPER point Comdev. Pemetaan Sosial yang ada pada lebih kepada Identifikasi Potensi SDA dan SDM (Sumber Laporan Sosia; mapping Adaro kerjasama dengan Universitas Lambung Mangkurat, 2010) sehingga masih harus melakukan kegiatan Sosial Mapping yang komprehensif yang meliputi 1; peta jaringan antar aktor individu dan institusi , 2; deskripsi kekuatan dan kepentingan antar aktor individu dan institusi, 3; analisis kekuatan dan kepentingan antar aktor dan individu, 4; identifikasi potensi, 5;Identifikasi masalah sosial, 6; Identifikasi Kelompok Rentan, 7; Rekomedasi program berdasar kepada identifikasi kebutuhan masyarakat. Ketiga, Adanya kemitraan dengan Pemerintah untuk membentuk Tim Perumus dalam perencanaan, pengawasan CSR melalaui SK Bupati 188.45/87/Kaum Tahun 2012. Merupakan sistem yang positif untuk mensinegiskan Program CSR dengan Pemerintah dan CSO supaya tranparan, akuntabel dan tidak overlaping dengan
pemerintah dan tidak menggantikan peran pemerintah.
Oleh karena itu perlu
dioptimalkan peranannya dan dikuatkan mekanisme keanggotaaan pengurus sehingga tidak terjadi krisis kaderasisasi.
b. Pelaksanaan Kebijakan CSR PT. Adaro Indonesia dilaksanakan melalui lima pilar program, meliputi Program Ekonomi, Program Pendidikan, Program Kesehatan, Program Sosial Budaya dan Program Lingkungan. Paradigma Pemberdayaan melalui Pengembangan Kapasitas dan kemandirian sudah menjadi mainstreaming dari Program CSR PT. Adaro. Hal ini dibuktikan dengan design program yang mengutamakan partisipasi masyarakat. Program ini sangat positif terutama pada pilar program ekonomi seperti Gerbang Aman, yang merupakan program pembangunan desa terintegrasi yang di dalamnya diintegrasikan Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat, Pengembangan Kelembagaan Ekonomi, Pelayanan Publik, Kemitraan dan Bimtek. Strategi implementasi program dilaksanakan dengan beberapa variasi yaitu dilaksanakan oleh Tim CSR Adaro, Konsultan, Masyarakat Setempat, Kontraktor, Tim Katarak, Lembaga Swadaya Masyarakat.
c. Evaluasi Program CSR yang telah direalisasikan dilakukan monitoring dan evaluasi sesuai jadwal yang telah dirancang sebelumnya. Monitoring dan Evaluasi program CSR
Adaro meliputi aspek; Realisasi kemajuan program, Proses pelaksanaan
program, Dampak pelaksanaan program, Respon masyarakat terhadap pelaksanaan program, Waktu pelaksanaan program, Pencapaian sasaran program. Monev dilakukan dengan pelibatan pemerintah daerah dan masyarakat hal ini dilakukan terutama bagi program-program yang sinergis dengan pemerintah. Waktu Pelaksanaan Monev meliputi: 1. Pra-monitoring (pemantauan sebelum program dilaksanakan) 2. On going-monitoring (pemantauan dilaksanakan ketika program dilaksanakan) 3. Post-monitoring (pemantauan setelah program dilaksanakan) Laporan CSR disusun dengan bahan data monev yang telah diolah. Laporan CSR dikategorikan menjadi 3 kategori, yaitu: Pertama; Laporan compliance / pemenuhan kewajiban terhadap pemerintah daerah disusun dan dilaporkan setiap triwulan,
semester, dan tahunan (mengikuti pemerintah). Kedua,Laporan publikasi merupakan laporan untuk stakeholders/ laporan umum yang diperuntukkan untuk konsumsi public dan bersifat publikasi bisa berupa laporan keberlanjutan dengan standard GRI, laporan tahunan kegiatan CSR dengan outline yang disepakati. Ketiga, Laporan progres dan hasil; dibuat sebagai laporan internal yang berisi tentang kegiatan dan perkembangan program CSR, dibuat setiap bulan, triwulan, dan tahunan Review manajemen dilakukan berdasarkan pelaporan hasil dimana selanjutnya akan digunakan untuk penentuan program berikutnya. 1.
Struktur dan Kapasitas Organisasi a. Model struktur organisasi Struktur organisasi perusahaan untuk menjalankan program CSR PT. Adaro
Indonesia dapat dikatakan baik dan kuat karena
merupakan struktur sendiri dan
bukan additional Job. Struktur yang ada merupakan struktur kombinasi yang tidak hanya mentitik beratkan pada aspek sektoral program namun juga aspek region. Struktur ini dapat dijadikan panutan bagi perusahaan-perusahaan lain dalam mengembangkan CSRnya. Titik berat sektoral program dipimpin oleh Manager CSR yang dibawahnya ada CSR Superintendent dan kelengkapan sektoral, administrasi dan monitoring evaluasi officer. Kelengkapan sektoral terdiri dari CSR Officer Bidang Ekonomi, CSR Officer Bidang Pendidikan, CSR Officer Bidang Kesehetan dan CSR Officer Bidang Lingkungan. Untuk Monitoring dan Evaluasi diperkuat dengan CSR Officer bidang Monitoring dan Evaluasi. Kelengkapan sektoral tersebut didukung dengan strukrur CSR Officer bidang Administrasi.
Hal yang menarik adalah pada implementasi program ada struktur yang berbasis pada koordinasi wilayah yang sinergis dengan struktur kelengkapan yang berbasis sektoral. Struktur tersebut di bawah pimpinan Manager CSR Project yang dibawahanya ada satu Superintendent CSRP dan dua divisi kewilayahan yaitu CSRP Officer Wilayah I dan CSRP Officer Wilayah II. Catatan yang perlu digarisbawahi bahwa masing-masing Officer Wilayah tersebut membawahi satu Kabupaten yang terdiri dari puluhan desa oleh karena itu diperlukan strategi yang efektif agar pengorganisasian implementasi program dapat bejalan efektif. b. Kompetensi SDM Kompetensi SDM dari Departemen CSR sangat memperkuat kapasitas kelembagaan CSR PT. Adaro karena didalamnya mempunyai latarbelakang ilmu yang relevan dengan pekerjaan CSR dengan Strata 1 yang lebih dominan. Dalam grafik di bawah ini menunjukan bahwa secara jumlah staff CSR yang ada sangat memadai yaitu 20 orang. Dari dua puluh orang tersebut yang paling banyak adalah sarjana.
Tidak
dipungkiri
karena
struktur
yang
ada
bersifat
kombinasi
yang
menitikberatkan pada aspek sektoral maka latarbelakang ilmu yang ada pada staff CSR didasarkan pada relevansi dengan program yang ada sesuai dengan divisi sektoralnya. Hal ini sangat mendukung inovasi, kreatifitas dan kapasitas pengembangan program sesaui dengan sektornya masing-masing.
Selain didukung latarbelakang pendidikan yang relevan dengan sektor pengembangan program yang ada. Staff CSR yang ada dibekali dengan training yang mendukung kegiatan-kegiatan CSR. Training yang paling banyak diikuti adalah basic training, yang merupakan training level dasar, sedangkan training fasilitator masih sedikit. Trainng fasilitator ini penting karena untuk menunjang kompetensi dalam mengorganisasikan masyarakat.
c. Roadmap pengembangan kompetensi SDM Staff CSR PT. Adaro mempunyai kesempatan yang sama untuk mengembangkan kompetensi dirinya.
Roadmap pengembangan kompetensi SDM belum teridentifikasi dengan jelas. Di dalam dokumen belum terlihat tahapan linear dari segi pendidikan atau pelatihan dan juga prestasi dalam pengembangan kompetensi SDM. Di sisi lain untuk peningkatan karir dari staff Departemen CSR, diselenggarakan oleh Departemen HRD terutama berkaitan dengan pengembangan departemen dan perubahan organisasi. Untuk menilai kinerja staff dilakukan dengan lembar penilaian kerja.
2.
Anggaran Anggaran CSR dihitung berdasarkan rasio net profit perusahaan. Sejak tahun
2009-2013, perusahaan menurut manager CSR, Adaro menganggarkan dana CSR lebih dari satu persen dari profit.
No. Tahun 1 2 3 4 5
2009 2010 2011 2012 2013
EKONOMI 7.650.000.000 5.700.000.000 5.770.000.000 6.650.000.000 5.775.000.000
PENDIDIKAN 6.763.000.000 4.075.000.000 4.622.000.000 8.842.000.000 6.906.000.000
ALOKASI PERBIDANG (Rp) KESEHATAN SOSBUD LINGKUNGAN SPECISL PROJRCT OPERASIONAL 3.575.000.000 5.545.000.000 - 6.786.941.444 332.000.000 5.525.000.000 6.697.500.000 - 9.800.000.000 827.500.000 4.811.000.000 10.064.000.000 - 9.500.000.000 758.000.000 5.287.000.000 11.838.000.000 - 2.872.500.000 760.500.000 4.767.000.000 13.181.000.000 2.670.500.000 2.000.000.000 950.500.000
Jumlah 30.651.941.444 32.625.000.000 35.525.000.000 36.250.000.000 36.250.000.000
Trend anggaran CSR Adaro walaupun berdasarkan net profit perusahaan tetapi tidak terpengaruh oleh kondisi ketika harga batubara jatuh. Hal ini menunjukkan bahwa koitmen Adara dalam upaya untuk mewujudkan tanggungjawab sosial cukup baik. Jumlah total anggaran perbidang dari mulai tahun 2009 sd 2013 mengalami kenaikan yang signifikan ) dari Rp. 30.651.941.444 meningkat sampai dengan
36.250.000.000 walaupun pada tahun 2012 dan 2013 sama, dikarenakan harga batubara turun.
3.
Social Mine Closure Dalam rangka persiapan penutupan tambang selain Adaro melakukan
reklamasi bekas tambang agar kembali hijau dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dan pemerintah. Adaro juga menyiapkan program ekonomi yang harapannya ketika tambang ditutup masyarakat tetap dapat menghidupi dirianya sendiri karena hidup sebelumnya memang tidak menggantungkan pada perusahaan. Program Gerbang Aman yang menitik beratkan pada Pembangunan Desa yang Terintegarsi menujukkan bahwa sektor pertanian dan perkebunan menjadi titik tolak utama pengembangan program. Exit strategy yang dikembangkan salah satunya dengan mengembankan aspek kelembagaan ekonomi
sehingga masyarakat mempunya akses secara financial.
Lembaga ekonomi yang dikembangkan oleh Adaro digarap secara serius hal ini sangat positif karena dengan profesionalitas kelembagaan mampu secara dinamis berkembang sampai pasca tambang. Adapun catatan temuan lapangan terkait dengan program yang dikembangkan di masyarakat untuk mengantisipasi pasca tambang adalah sebagai berikut :
1. Koperasi Simpan Pinjam, sampling KSP Banua Bauntung yang sekarang sudah mandiri terbukti dengan modal awal 100 juta pada tahun 2005, sekarang berkembang 1,9 M. Memberikan pinjaman kepada pengusaha mikro, untuk < 2 juta tanpa agunan, dengan jumlah nasabah sekitar 3000 orang. 2. Pengembangan Kebun Karet Unggul, Memanfaatkan Institusi Pesantren untuk Pemberdayaan Masyarakat, sampling mitra Pesantren Nurul Muhibin ( Pimpinan Ponpes H. Syahril Hasyim, H. tersebut memberikan manfaat tidak hanya untuk operasional pondok, namun juga RT Miskin sekitar untuk dapat bekerja di kebun tersebut.
3. Rumah Asap Karet, sangat positif karena ada value added dijual dalam bentuk slide tidak lome, namun perlu ada exit strategy ketika harga karet turun.
4. Yayasan Adaro Mandiri positif untuk menyiapkan institusi pasca tambang utamanya CSR, namun perlu ada grand design yang terintegrasi dengan Bina Desa, KSP dll
5. Pola Pemberdayaan Kelompok Ternak dengan mendekatkan pada mitra pasar dapat menjadibenchmark bagi program yang lainnya.
4.
Konflik Dalam setiap pengelolaan operasional perusahaan apalagi perusahaan tambang
tidak imun dari konflik. Perusahaan mengakui bahwa konflik dengan masyarakat senantiasa hadir dalam masa operasional tambang. Konflik tersebut salah satunya adalah tuntutan masyarakat untuk bekerjan di Adaro. Perusahaan dalam mengatasi hal ini cukup persuasif, pernah suatu ketika para pemuda yang bekerja sebagai petani karet menuntut agar supaya dipekerjakan di Adaro. Pihak Adaro dalam hal ini Manager CSR berusaha untuk mengajak dialog dengan para petani tersebut. Mereka diajak untuk mengkalkulasi sesuai dengan kualifikasi mereka keuntungan dan kerugian ketika bekerja di Adaro dibanding bekerja perkebunan karet. Setelah dskusi tersebut mereka sadar bahwa lebih menguntungkan bekerja sebagai petani karet mengingat tambang tidak selamanya berada disitu. Mereka hanya silau dengan kegagahan para karyawan yang memakai seragam Adaro, akhirnya dari pihak Adaro memberikan seragam petani yang mirip dengan Adaro supaya mereka semangat dalam bekerja sebagai Petani Karet. Selain konflik mengenai tuntutan untuk bekerja di Adaro, konflik yang lain yang sering muncul adalah terkait dengan tanah atau lahan. Dalam hal ini perusahaan berpegang pada aspek litigasi atau hukum yang menjadi dasar kepemilikan atau asset perusahaan. Namun demikian apabila terjadi konflik dengan masyarakat dengan persuasif dan mendasarkan pada SOP yang ditangani oleh ditangani oleh External Relation Departemen. 5.
Kemitraan dengan Pemerintah Adanya kemitraan dengan Pemerintah untuk membentuk Tim Perumus dalam
perencanaan, pengawasan CSR melalaui SK Bupati 188.45/87/Kaum Tahun 2012. Merupakan sistem yang positif untuk mensinegiskan Program CSR dengan Pemerintah. Hal ini terbukti dengan program yang ada baik program Ekonomi,
pendidikan, kesehatan, lingkungan saling dikoordinasikan. Dalam sebuah konsep program yang ada antara Adaro dan Pemerintah berkoordinasi baik dalam substansi program maupun kewilayahan yang menggunakan anggaran masing-masing. Salah satunya adalah program di bidang kesehatan yaitu
Program Sadar
Kehamilan, Sadar Kesehatan Ibu dan Balita serta upaya untung mendorong munculnya Bidan Desa yang berasal dari Desa setempat dengan Program Beasiswa Bidan. Program program tersebut merupakan ide bersama antara pemerintah dan Adaro yang kemudian implementasinya dan penganggarannya terfragmentasi untuk wilayah pengembangan masyarak Adaro dibiayai oleh Adaro sedangkan diluar Adaro dibiayai APBD.
6.
Kemitraan dengan LSM, CBO Kemitraan yang dijalin oleh Adaro dengan LSM sangat baik, beberapa hal yang
perluh dicontoh adalah kolaborasi LSM Pusaka dengan CSR Adaro dalam mengembangkan minat baca dan pengembangan ketrampilan berbasis lingkungan dengan membangun Rumah Belajar Saraba Kawa. Rumah Belajar tersebut menempati ruangan stadioan yang sudah tidak dimanfaatkan yang dahulunya dimanfaatkan untuk nongkrong, minum-minuman keras,pacaran dsb. Skarang disulap enjadi Rumah Belajar dengan koleksi bahan bacaan yang baru dan sistem pembelajaran yang inovatif, menyenangkan sehingga rumah belajar ini tiap hari ramai dikunjungi anakanak muda sepulng dari sekolah. Kemitraan dengan Sanggar Tari Suluh Benua yang menunjang pelestarian budaya tradisional tari-tarian adat Kalimantan. Kegiatan ini rutin dilakukan dan diikuti oleh anak-anak dan remaja yang semngat berlatih menari. Kemitraan yang dilakukan dengan memberikan bantuan sarana prasarana, ruang untuk menyajikan tarian di perusahaan ketika ada event.
7.
Kontribusi perusahaan dalam MDGs Kontribusi dalam MDGs cukup signifikan baik dalam Program Pendidikan
dengan memberikan Beasiswa anak miskin berprestasi, bantuan sarana dan prasarana sekolah, pengembangan kompetensi guru. Hal ini semakin mendorong salah satu indikato MDGs untuk mencapai angka pemenuhan pendidikan dasar yan meningkat, Program Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan untuk memenuh Kebutuhan Kaum Perempuan diwujudkan dalam Program Sadar Kehamilan, Sadar Kesehatan Ibu
dan Balita serta upaya untung mendorong munculnya Bidan Desa yang berasal dari Desa setempat dengan Program Beasiswa Bidan yang diutamakan dari Anak Dukun, Desa Setempat, Kemauan Belajar dan siap mengabdi di desanya. Hal ini sangat relevan untuk mewujudkan indikator MDGs untuk mengurangi Angka kematian Ibu melahirkan, Angka gizi buruk. Di samping itu Adaro juga mempunyai perhatian dalam program penanggulangan HIV dan AIDS. Program ini mendapat apreasiasi sebagai Pemenang MDGs Award tahun 2013 lingkup nasional.