LAPORAN DESIMINASI AWAL PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG MARWAH IIIC RSU HAJI SURABAYA
Oleh : KELOMPOK 4 Umi Sa’adahS.Kep Mar’atus Silmi S.Kep. Dian Agustina S.Kep. Imam Mahrus S.Kep M. Feny Samsul Hadi S.Kep Khoirul Abidin S.Kep Syaiful Anam S.Kep M. Yusron Irfani S.Kep Indah Amaliya S.Kep Aswin Bahar S.Kep Zainal Arif Zulfitra S.Kep
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN A6 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA 2013
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah swt atas rahmat dan karunianya sehingga dapat menyelesaikan Laporan Desiminasi Awal di Ruang Marwah IIIC RSU Haji Surabaya. Dalam penyusunan Laporan Desiminasi Awal di Ruang Marwah IIIC RSU Haji Surabaya ini tidak terlepas dari adanya bimbingan, arahan dan dukungan dari berbagai pihak yang ikut membantu terselesaikannya laporan ini. Pada kesempatan ini, memperkenankan saya mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya dengan hati yang tulus kepada: 1. Puji Rahayu, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Kepala Bidang Keperawatan RSU Haji Surabaya. 2. Nur Mukarromah M. Kes selaku Perceptor pendidikan 3. Dwiono Mudjioto S.Kep, Ns selaku Perceptor klinik Semoga Allah SWT membalas semua pihak yang telah memberiukan bantuannya dan dukungan dalam menyelesaikan laporan ini. Tentu saja Laporan Desiminasi Awal ini jauh lebih sempurna, sehingga memerlukan saran dan masukan. Semoga laporan ini member manfaat untuk kemajuan pelayanan keperawatan dan Rumah Sakit Haji Surabaya. Surabaya, Maret 2013
Penulis
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Desiminasi Awal di Ruang Marwah IIIC RSU Haji Surabaya telah diperiksa dan disahkan sebagai laporan praktek profesi keperawatan pada mata kuliah Keperawatan Management yang dilaksanakan mulai tanggal 11 Maret – 14 April 2013.
Surabaya,
Maret 2013
Perceptee,
Kelompok 4
Mengetahui,
Perceptor Ruang Marwah IIIC
Preceptor Pendidikan
RSU. Haji Surabaya
Prodi Profesi Keperawatan FIK UMSurabaya
Dwiono Mudjioto S.Kep, Ns
Nur Mukarromah M. Kes
iii
DAFTAR ISI LAPORAN DESIMINASI AWAL DI RUANG MARWAH IIIC DI RSU HAJI SURABAYA LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. II KATA PENGANTAR .......................................................................................... III DAFTAR ISI ......................................................................................................... IV BAB 1: PENDAHULUAN ................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1 1.2 Tujuan ................................................................................................... 2 1.3 Manfaat ................................................................................................. 2 BAB 2 : PENGKAJIAN ....................................................................................... 3 2.1 Visi, Misi, dan Motto ............................................................................. 3 2.1.1 Visi RSU Haji Surabaya ................................................................ 3 2.1.2 Misi RSU Haji Surabaya ............................................................... 3 2.1.3 Motto RSU Haji Surabaya ............................................................. 3 2.1.4 Tiga Kata Bijak RSU Haji Surabaya ............................................. 3 2.1.5 Nilai – Nilai Dalam Memberikan Pelayanan Keperawatan RSU Haji Surabaya ................................................................................ 3 2.2 Tujuan Pelayanan Keperawatan Ruang Rawat Inap Marwah IIIC 2.2.1 Tujuan umum…
……………………………………………….4
2.2.2 TujuanKhusus……………………………………………….........4 2.3 Pengumpulan Data . ……………………………………………………4 2.3.1 Tenaga dan Pasien (M1 - Man) ..................................................... 5 2.3.2 Bangunan, Sarana dan Prasarana (M2/ Material) .......................... 13 2.3.3 Metode Pemberian Asuhan Keperawatan (M3 / Methode) ........... 25 2.3.4 Pembiayaan (M4/ Money) ............................................................. 30 2.3.5 Pemasaran (M5/Marketing) ........................................................... 30 2.4 Analisis SWOT .................................................................................... 35 2.5 Diagram Layang ................................................................................... 51 2.6 Identifikasi Masalah ............................................................................. 53 2.7 Prioritas Masalah .................................................................................. 56 BAB 3 :PERENCANAAN.................................................................................... 57 3.1 Rencana Strategi ................................................................................... 57
iv
3.2 Pengorganisasian .................................................................................. 66 3.3 Strategi Kegiatan .................................................................................. 67 3.3.1 Penataan Ketenagaan ..................................................................... 67 3.3.2 Metode Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) ..................... 68 3.3.3 Sentralisasi Obat ............................................................................ 71 3.3.4 Supervisi Keperawatan .................................................................. 76 3.3.5 Timbang Terima ............................................................................ 79 3.3.6 Ronde Keperawatan....................................................................... 83 3.3.7 Dokumentasi Keperawatan ............................................................ 88 3.3.8 Discharge Planning ....................................................................... 100 3.3.9 Penerimaan Pasien Baru ............................................................... 104 BAB 4: Kesimpulan dan Saran ............................................................................. 109 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 112
v
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Manajemen Keperawatan merupakan suatu proses bekerja dengan melibatkan anggota keperawatan dalam memberikan pelayanan Asuhan Keperawatan
Profesional.
Pemberian
pelayanan
keperawatan
secara
profesional perawat diharapkan mampu menyelesaikan tugasnya dalam memberikan asuhan keperawatan untuk meningkatkan derajat pasien menuju ke arah kesehatan yang optimal (Nursalam, 2011). Pelaksanaan asuhan keperawatan secara profesional berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di Indonesia. Berdasar atas fenomena di atas, maka kami mencoba menerapkan Metode Praktek Asuhan Keperawatan Profesional dengan metode primer, dimana pelaksanaannnya melibatkan semua pasien kelolaan Ruang kelas III di Ruang MarwahIIIC RSU Haji Surabaya dengan perawat yang bertugas di Ruang tersebut.
1.2 Tujuan a. Tujuan Umum Setelah melaksanakan praktek manajemen keperawatan, mahasiswa diharapkan dapat menerapkan prinsip-prinsip manajemen keperawatan dengan menggunakan Metode Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Primer. b. Tujuan Khusus Setelah melaksanakan praktek klinik manajemen keperawatan, mahasiswa mampu :
vi
1. Melaksanakan pengkajian di Ruang Marwah IIIC. 2. Melaksanakan analisis situasi berdasarkan analisa SWOT. 3. Menentukan rumusan masalah. 4. Menyusun rencana strategi operasional Ruangan berdasarkan hasil pengkajian Metode Asuhan Keperawatan Profesional : Timbang Terima,
Ronde
Keperawatan,
Sentralisasi
obat,
Supervisi
Keperawatan,Discharge planning, Dokumentasi Keperawatan. 5. Melaksanakan rencana strategi operasional Ruangan berdasarkan hasil pengkajian Metode Asuhan Keperawatan Profesional : Timbang Terima,
Ronde
Keperawatan,
Sentralisasi
Obat,
Supervisi
Keperawatan,Discharge Planning Dokumentasi Keperawatan. 6. Mengevaluasi pelaksanaan rencana strategi operasional Ruangan berdasarkan hasil pengkajian Metode Asuhan Keperawatan Profesional : Timbang Terima, Ronde Keperawatan, Sentralisasi Obat,Supervisi Keperawatan,Discharge planning, Dokumentasi Keperawatan.
1.3 Manfaat a. Bagi pasien Tercapainya kepuasan klien yang optimal selama klien dirawat di Ruangan. b. Bagi perawat 1. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal. 2. Terbinanya hubungan antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim kesehatan yang lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga. 3. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat. c. Bagi rumah sakit 1. Mengetahui masalah-masalah yang ada di Ruang Perawatan Marwah IIICyang
berkaitan
dengan
pelaksanaan
asuhan
keperawatan
professional. 2. Dapat menganalisis masalah yang ada dengan metode SWOT serta menyusun rencana strategi. 3. Menerapkan Metode Keperawatan Profesional (MAKP).
vii
BAB 2 PENGKAJIAN
2.8 Visi, Misi, dan Motto 2.8.1 Visi RSU Haji Surabaya Rumah Sakit Pilihan Masyarakat, Prima dan Islami dalam Pelayanan, Pendidikan dan Penelitian
2.8.2 Misi RSU Haji Surabaya 1. Menyediakan Pelayanan Kesehatan dan Pendidikan yang berkualitas melalui SDM yang profesional, mukhlis, dan komitmen tinggi sesuai Perkembangan IPTEKDOK 2. Meningkatkan kualitas hidup sesuai harapan pelanggan 3. Mewujudkan sarana prasarana yang memadai 4. Mewujudkan wahana pembelajaran dan penelitian dalam upaya membentuk profesional yang handal 5. Menanamkan
budaya
kerja
sebagai
bagian
dari
profesionalisme 6. Mengembangkan program keunggulan 7. Mengembangkan Jejaring dengan institusi kesehatan lain
2.8.3
Motto RSU Haji Surabaya Menebar salam dan senyum dalam pelayanan.
2.8.4
Tiga Kata Bijak RSU Haji Surabaya Salam, Maaf dan Terima Kasih
viii
ibadah
dan
Nilai – Nilai Dalam Memberikan Pelayanan Keperawatan RSU Haji
2.8.5
Surabaya 1. Tanamkan keramahan dan kesantunan dalam memberikan pelayanan keperawatan 2. Ciptakan saling menghormati antara perawat /bidan dan tim kesehatan lain dalam memberikan pelayanan keperawatan /kebidanan 3. Budayakan bekerja sesuai prosedur dan prinsip keamanan.
Empat nilai dan sepuluh perilaku dalam membrikan pelayanan keperawatan : NILAI Jujur /kepercayaan Ramah Profesionalisme
Menghormati orang lain
2.9 2.9.1
-
PERILAKU Berkata /berbuat benar dan bijaksana Saling menghargai dan bekerjasama Komunikatif dan santun Sabar dan kasih saying Kompeten dan bertanggung jawab Memecahkan masalah pasien melalui keperawatan Bekerja sesuai standar praktik keperawatan Kepedulian Mengutamakan kepuasan pelanggan Cepat tanggap dan proaktif
proses
Tujuan Pelayanan Keperawatan Ruang Rawat Inap Marwah IIIC Tujuan umum Memberikan pelayanan keperawatan professional yang islami sesuai standar asuhan keperawatan.
2.9.2
Tujuan Khusus 1. Membantu pemenuhan kebutuhan dasar manusia 2. Membantu pasien mengembangkan potensinya untuk kemandiran perawatan di rumah 3. Mengembangkan standar asuhan keperawatan guna mempercepat penyembuhan dan mencegah kecacatan 4. Meningkatkan kualitas mutu pelayanan keperawatan
2.10
Pengumpulan Data
ix
Pengumpulan data dilakukan tanggal 11 Maret 2013 sampai 13 Maret 2013, meliputi ketenagaan, sarana dan prasarana, MAKP, sumber keuangan, dan pemasaran (marketing). Data yang didapat dianalisis menggunakan analisis SWOT sehingga diperoleh beberapa rumusan masalah, kemudian dipilih satu sebagai prioritas masalah.
2.10.1 Tenaga dan Pasien (M1 - Man) Analisis ketenagaan perawat mencakup jumlah tenaga keperawatan dan non keperawatan, keunggulan dari Ruang Marwah IIIC salah satunya adalah memiliki SOPdan SAK yang menjadi acuan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, tenaga S1 Keperawatan 3 orang, tenaga DIII Keperawatan sebanyak 14orang, tenaga DIV Keperawatan sebanyak 1orang, tenaga SMA 3 orang sebagai PRS. Kepala Ruangan merangkap menjadi CI atau pembimbing kliik bagi mahasiswa keperwatan. Pembagian tugas dan wewenang yang jelas karyawan.
1. Struktur Organisasi MAKP Metode Tim Kepala Ruangan H. Dwiono Mudjianto S, kep. Ns
Ketua Tim 1 Dian Ekawati S, kep. Ns
Perawat Pelaksana Abd. Wahab AMK Yayuk Susanti AMK Prilayu AMK
Pasien
Ketua Tim 2 Lilik Hamdah S, kep. Ns
Perawat Pelaksana Faruq Efendi AMK Ratih Caksih S, kep Ns Prilayu AMK
Perawat Pelaksana M. Syafi’i AMK Wiwin AMK Andri Arisandi AMK
Pasien Gambar 2.1 Metode Tim
x
Ketua Tim 3 Susiwati AMK
Pasien
Ketua Tim 4 Ani Kusnani AMK
Perawat Pelaksana A.Syayudi AMK Trihastutik AMK Ayu Dharma AMK Aris Dwi AMK
Pasien
2. Tenaga Keperawatan
N o
Nama
Pendidikan
Jabatan
Kategori
L/ P
Pelatihan
Seminar/ Penyegaran/ Workshop
1.
Dwiono Mudjianto
S1
Karu
PNS III C
L
ICCU, EKG, BCLS, Total Image
2.
Lilik
D4
Katim
PNS III B
P
Management Bangsal, Clinical Instruktur
3.
Ani Kusnani
D3
Katim
PNS IIC
P
PPGD, BLS, Code Blue
4.
Wiwin
D3
Plksn
PNS II D
P
5.
Suciwati
D3
Katim
PNS II D
P
PPGD, HIV
6.
Dian E
S1
Katim
BLU
P
PPGD, BLS
7.
Abdul Wahab
D3
Pj. Plksn
PNS II D
L
PPGD
8.
M. Safiq
D3
Pj. Plksn
PNS II D
L
Komputer, Seminar Dellin, Ppgd
9.
A. Farouk
D3
Pj. Plksn
PNS II C
L
10 A. Sayudi .
D3
Pj. Plksn
PNS
L
11 Yayuk S .
D3
Plksn
BLU
P
12 Ayu Dharma .
D3
Plksn
BLU
P
13 Andri . Arisandi
D3
Plksn
BLU
L
Penanganan DM
14 Tri Hastuti .
D3
Plksn
BLU
P
PPGD
15 Prilayu Dwi
D3
Plksn
BLU
P
Becoming Profesional And Quanfed Nurse
16 Eva Lisdiana
D3
Plksn
BLU
P
xi
PPGD
Usulan
17 Ratih Laksi
S1
Plksn
BLU
P
PPGD
18 Aris Dwi D3 Plksn PNS L Tabel 2.1 Tenaga Keperawatan di Ruang Marwah IIIC RSU Haji Surabaya
3. Tenaga Non Keperawatan Tabel 2.2 Tenaga Non Keperawatan di Ruang Marwah IIICRSU Haji Surabaya No 1
Nama Puryanto
Pendidikan SMA
Jabataan PNS II B
L/P L
Pelatihan -
Kategori PNS
2
Andreana
SMA
PNS II B
L
-
PNS
3
Yani
SMA
PNS II A
P
-
PNS
4. Tingkat Ketergantungan Pasien Dan Kebutuhan Tenaga Perawat Kebutuhan tenaga perawat di Ruang Marwah IIIC dari hasil pengkajian adalah sebagai berikut: Tabel 2.3 Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan tenaga keperawatan secara keseluruhan di Ruang Marwah IIICperhari pada tanggal 11 Maret 2013. Klasifikasi Pasien
Jumlah Pasien
Kebutuhan Tenaga Keperawatan Pagi Sore Malam
Minimal Care
12
12x0,17= 2,04
12x0,14=1,68
12x0,07=0,84
Partial Care
10
10x0,27=2,7
10x0,15=1,5
10x0,07=0,7
Total Care
0
0x0,36=0
0x0,36=0
0x0,2=0
Total
22
4
4
2
Total Tenaga Perawat : Pagi
: 4 Orang
Sore
: 4 Orang
Malam
: 2 Orang +
Total
: 10Orang
Jumlah Tenaga Yang Lepas Dinas Perhari : 76 X 10
= 2,62 dibulatkan menjadi3 orang
289
xii
Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas setiap hari di Ruang Marwah IIIC RSU Haji Surabaya adalah 10 orang + 2orang struktural (kepala Ruangan, wakil kepala ruangan) + 3 orang lepas dinas = 15 orang Tabel
2.4Tingkat
Ketergantungan
Pasien
dan
Kebutuhan
tenaga
keperawatan secara keseluruhan di Ruang Marwah IIICperhari pada tanggal 12 Maret 2013. Klasifikasi Pasien
Jumlah Pasien
Kebutuhan Tenaga Keperawatan Pagi Sore Malam
Minimal Care
6
6x0,17= 1.02
6x0,14=0,84
6x0,07=0,42
Partial Care
16
16x0,27=4,32
16x0,15=2,4
16x0,07=1,12
Total Care
0
0x0,36=0
0x0,36=0
0x0,2=0
Total
22
5
3
1
Total Tenaga Perawat : Pagi
: 5 Orang
Sore
: 3 Orang
Malam
: 1 Orang +
Total
: 9 Orang
Jumlah Tenaga Yang Lepas Dinas Perhari : 76X9
= 2,36 dibulatkan menjadi 2 orang
289 Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas setiap hari di Ruang Marwah IIIC RSU Haji Surabaya adalah 9 orang + 2orang struktural (kepala Ruangan, wakil kepala ruangan) + 2 orang lepas dinas = 13 orang.
xiii
Tabel 2.5 Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan tenaga keperawatan secara keseluruhan di Ruang Marwah IIICperhari pada tanggal 13 Maret 2013. Klasifikasi Pasien
Jumlah Pasien
Kebutuhan Tenaga Keperawatan Pagi Sore Malam
Minimal Care
6
6x0,17= 1.02
6x0,14=0,84
6x0,07=0,42
Partial Care
17
17x0,27=4,59
17x0,15=2,55
17x0,07=1,19
Total Care
0
0x0,36=0
0x0,36=0
0x0,2=0
Total
23
6
4
1
Total Tenaga Perawat : Pagi
: 6 Orang
Sore
: 4 Orang
Malam
: 1 Orang +
Total
: 11 Orang
Jumlah Tenaga Yang Lepas Dinas Perhari : 76X11
= 2,89 dibulatkan menjadi 3 orang
289 Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas setiap hari di Ruang Marwah IIIC RSU Haji Surabaya adalah 11 orang + 2orang struktural (kepala Ruangan, wakil kepala ruangan) + 3 orang lepas dinas = 16 orang.
xiv
5. Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Perawat Pasien Kelolaan Mahasiswa Praktik Managemen Keperawatan Tabel 2.6 Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan tenaga keperawatan pada pasien kelolaan di Ruang B Marwah IIIC perhari tanggal 11 Maret 2013. Klasifikasi pasien
Kebutuhan tenaga keperawatan
Jumlah pasien
Pagi
Sore
Malam
Minimal care
2
2x0,17= 0,34
2x0,14=0,28
2x0,07=0,14
Partial care
2
2x0,27=0,54
2x0,15=0,3
2x0,07=0,14
Total care
0
0x0,36=0
0x0,36=0
0x0,2=0
Total
4
1
0
0
Total tenaga perawat : Pagi
: 1 orang
Sore
: 0 orang
Malam
: 0 orang +
Total
: 1 orang
Jumlah tenaga yang lepas dinas perhari : 76x1
= 0,26 dibulatkan menjadi 0 orang
289 Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas setiap hari pada pasien kelolaan di ruang SU Haji Surabaya adalah orang 1orang + 2orang struktural (kepala Ruangan, wakil kepala ruangan) + 0orang lepas dinas = 3orang.
xv
Tabel 2.7 Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan tenaga keperawatan pada pasien kelolaan di Ruang B Marwah IIIC perhari tanggal 12 Maret 2013. Klasifikasi pasien
Kebutuhan tenaga keperawatan
Jumlah pasien
Pagi
Sore
Malam
Minimal care
4
4x0,17= 0,68
4x0,14=0,56
2x0,07=0,14
Partial care
3
3x0,27=0,81
3x0,15=0,45
3x0,07=0,21
Total care
0
0x0,36=0
0x0,36=0
0x0,2=0
Total
7
2
1
0
Total tenaga perawat : Pagi
: 2 orang
Sore
: 1 orang
Malam
: 0 orang +
Total
: 3 orang
Jumlah tenaga yang lepas dinas perhari : 76 x3
= 0.78 dibulatkan menjadi 1 orang
289 Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas setiap hari pada pasien kelolaan di ruang SU Haji Surabaya adalah orang 3 orang + 2orang struktural (kepala Ruangan, wakil kepala ruangan) + 1 orang lepas dinas = 6 orang
xvi
Tabel 2.8 Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan tenaga keperawatan pada pasien kelolaan di Ruang B Marwah IIIC perhari tanggal 13 Maret 2013. Klasifikasi pasien
Kebutuhan tenaga keperawatan
Jumlah pasien
Pagi
Sore
Malam
Minimal care
5
5x0,17=0,85
5x0,14=0,7
5x0,07=0,35
Partial care
3
3x0,27=0,81
3x0,15=0,45
3x0,07=0,21
Total care
0
0x0,36=0
0x0,36=0
0x0,2=0
Total
8
2
1
0
Total tenaga perawat : Pagi
: 2orang
Sore
: 1 orang
Malam
: 0 orang +
Total
: 3 orang
Jumlah tenaga yang lepas dinas perhari : 76x3
= 0,78 dibulatkan menjadi 1 orang
289 Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas setiap hari pada pasien kelolaan di ruang SU Haji Surabaya adalah orang 3orang + 2orang struktural (kepala Ruangan, wakil kepala ruangan) + 1 orang lepas dinas = 6 orang. 6. Kepuasan Pasien Terhadap Kinerja Perawat Evaluasi dilakukan dengan mempersiapkan kuesioner yang berisi 25 pertanyaan berbentuk pilihan. Pertanyaan pilihan mencakup
1) Pemberian
penjelasan orientasi Ruangan, 2) Pemberian penjelasan setiap prosedur tindakan, 3) Sikap perawat selama memberikan asuhan keperawatan, dll. Hasil pengkajian kepuasan pasien terhadap pelayanan perawat sejumlah 8 responden yang dilakukan pada tanggal 13 Maret 2013 menunjukkan sebanyak 4 atau 50 % responden menyatakan sangat sangat puas, 2 atau 25 % menyatakan
xvii
puas, 2 atau 25 % menyatakan tidak puas. Kekurang puasan pasien terhadap pelayanan perawat terlihat rata-rata karena perawattidak memperkenalkan diri, perawat tidak menjelaskan fasilitas yang tersedia di rumah sakit pada pasien saat pertama kali masuk rumah sakit.
2.10.2 Bangunan, Sarana dan Prasarana (M2/ Material) 1. Lokasi dan Denah Ruangan Ruang Marwah IIIC RSU Haji Surabaya terletak dengan uraian sebagai berikut: Gambar 2.2Denah Ruangan Marwah IIIC RSU Haji Surabaya.
Kamar B
U
Kamar A
Dapur Pasien
Gudang
Spull Hock
Dapur Perawat
Ners Station
Ners Station
Ruang Marwah III C adalah ruang rawat inap pasien yang terletak di lantai 3 dari gedung Marwah yang terdiri dariempat lantai. Marwah III C menghadap ke selatan berhadapan langsung dengan Taman Surga, sebelah utara berhadapan dengan gedung Masjid, sebelah timur berhadapan dengan Ruang Nur Afiah, sebelah barat berhadapan dengan gedung gizi. Ruang Marwah III C atau rawat inap interna ( laki-laki ) adalah suatu ruangan yang digunakan untuk merawat pasien yang menderita penyakit dalam. Ruang Marwah III C merawat pasien
xviii
Kamar C
Kamar D
yang menderita penyakit dalam sesuai dengan seksi dokter spesialis penyakit dalamyang ada di RSU Haji Surabaya. Tetapi tidak juga menolak bila ada pasien dengan kasus yang berbeda hal ini sesuai lebijakan yang ada di Instalasi rawat inap. Belum ada ruang diskusi untuk perawat dengan dokter dan ruang isolasi pasien dengan kasus khusus. 2. Data Tempat Tidur Pasien Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 11 Maret– 13 Maret 2013, didapatkan gambaran kapasitas tempat tidur Ruang Marwah lantai 3adalah dengan rincian sebagai berikut: a. Gambaran Umum Jumlah Tempat Tidur Di Ruang Marwah IIIC Rsu Haji Surabaya Kelas II (Kamar A)
: 6 Tempat Tidur (Khususpasien laki-laki)
Kelas III (Kamar B)
: 8 Tempattidur (Khususpasien laki-laki)
Kelas III (Kamar C)
: 8 Tempattidur (Khususpasien laki-laki)
Kelas II (Kamar D)
: 6 Tempat Tidur (Khususpasien laki-laki)
Total Jumlah Tempattidur: 28 Tempattidur b. Gambaran Berdasarkan Jumlah Pasientidur Di Ruang Marwah IIICRSU Haji Surabaya Tabel. 2.9 Jumlah Pasientidur Di Ruang Marwah IIICRSU Haji Surabaya Pada Tanggal 11 Maret 2013 No.
Shift
KamarA B C D
BOR
1.
Pagi
22
78%
2.
Sore
22
78%
3.
Malam
22
78%
xix
Tabel. 2.10 Jumlah Pasientidur Di Ruang Marwah IIICRSU Haji Surabaya Pada Tanggal 12 Maret 2013 No.
Shift
KamarA B C D
BOR
1.
Pagi
19
67%
2.
Sore
19
67%
3.
Malam
19
67%
Tabel. 2.11 Jumlah Pasientidur Di Ruang Marwah IIICRSU Haji Surabaya Pada Tanggal 13 Maret 2013 No.
Shift
KamarA B C D
BOR
1.
Pagi
24
85%
2.
Sore
24
85%
3.
Malam
24
85%
Tabel. 2.12 Gambaran jumlah tempat tidur pasien kelolaan mahasiswa Praktik manajemen keperawatan di Ruang Marwah IIIC C RSU Haji Surabaya pada Tanggal 11 Maret 2013 No.
Shift
Kelas III Kamar B
BOR
1.
Pagi
8
100%
2.
Sore
8
100%
3.
Malam
8
100%
xx
Tabel. 2.13 Gambaran jumlah tempat tidur pasien kelolaan mahasiswa Praktik manajemen keperawatan di Ruang Marwah IIIC C RSU Haji Surabaya pada Tanggal 12 Maret 2013 No.
Shift
Kelas III Kamar B
BOR
1.
Pagi
8
100%
2.
Sore
8
100%
3.
Malam
8
100%
Tabel. 2.14 Gambaran jumlah tempat tidur pasien kelolaan mahasiswa Praktik manajemen keperawatan di Ruang Marwah IIIC C RSU Haji Surabaya pada Tanggal 13 Maret 2013 No.
Shift
Kelas III Kamar B
BOR
1.
Pagi
8
100%
2.
Sore
8
100%
3.
Malam
8
100%
3. Jumlah alat, kondisi, perhitungan sesuai standa a. Peralatan Tabel 2.15 fasilitas di Ruang Rawat Inap Marwah IIIC RSU Haji Surabaya No
Nama barang
Kondisi Baik
1.
Tempat tidur
Standart
Keterangan
Rusak
28
28
28
Pengaman
dewasa 2.
Meja pasien
28
28
28
-
3.
Kipas angin
8
8
2/kamar
-
4.
Kursi
28
28
28
-
kayu/plastik 5.
Branchart
1
1
2
Kurang 1
6.
Jam dinding
6
6
8
Kurang 1
7.
Timbangan
1
-
1
-
xxi
8.
Kamar mandi
8
8
10
Kurang 1
dan WC 9..
Dapur Pasien
-
-
-
-
10.
Dapur
1
1
-
-
16
Kurang 8
Karyawan 11.
Kursi Lipat
8
6
2
12.
Lemari kayu
5
5
6
Kurang 1
13.
Lemari kaca
2
2
2
-
14.
Wastafel
6
6
6
-
15.
Meja kayu
8
8
8
-
16.
Kursi roda
3
3
3
-
b. Fasilitas untuk petugas kesehatan, meliput: 1. Ruang kepala ruangan terpisah dengan nurse station 2. Kamar mandi dan WC ada di dalam ruang kepala ruangan 3. Ruang konsulitasi dokter gabung dengan nurse station 4. Musholla ada di depan ruang karu 5. Nurse station bagian tengah ruangan 6. Gudang di sebelah timur 7. Ruang TU di bagian tengah ruangan 8. Ruangan steril alat di sebelah ruangan rawat B
c. Fasilitas untuk pasien, meliputi: 1. Ruang rawat inap yang terdiri dari ruang kelas II dan III 2. Kamar mandi dan WC 2 dalam masing-masing ruangan
xxii
d. Alat Medis/Keperawatan, Alat tenun, Alat Rumah Tangga, Administrasi Tabel 2.16 Peralatan /Instrumen Di Ruang Marwah IIICRSU Haji Surabaya No
Nama Barang
Jumlah
Kondisi
Standar
Kurang
1.
Stetoschope
2
Baik
6
4
2.
Saturasi O2
1
Baik
1
-
3.
Tensi meter air raksa
2
Baik
4
2
4.
Bak instrumen besar
6
Baik
8
2
5.
Bak instrumen kecil
4
Baik
8
4
6.
Tempat korentang
2
Baik
2
-
7.
Korentang
2
Baik
2
-
8.
Thermometer axilla
6
Baik
8
2
9.
Thermometer rectal
1
Baik
1
-
10.
Cucing
8
Baik
14
6
11.
Pinset anatomi
6
Baik
8
2
12.
Pinset cirugi
6
Baik
8
2
13.
Tong spatel
5
Baik
8
3
14.
Naal foeder
2
Baik
2
-
15.
Gunting AJ
2
Baik
2
-
16.
Gunting
2/6/4
Baik
4/8/8
2/2/4
2 -
verban/bengkok/lancip 17.
Arteri klem
6
Baik
8
18.
Tromol besar
2
Baik
2
19.
Tromol sedang
2
Baik
4
20.
Tromol kecil
2
Baik
2
21.
Ambu bag
1
Baik
2
22.
Senter
2
Baik
2
23.
Bengkok
12
Baik
16
24.
Manometer
7
Baik
10
xxiii
2 1 4 3
Tabel 2.17 Alat Tenun Di Ruang Marwah IIICRSU Haji Surabaya No
Nama Barang
Jumlah
Kondisi
Standar
Kurang
1
Sarung O2
15
Baik
15
-
2
Bantal
40
Baik
2 xpasien
16
3
Seprai
60
Baik
3xpasien
24
4
Stilaken
40
Baik
2xpasien
16
5
Sarung Bantal
50
Baik
3xpasien
34
6
Selimut
40
Baik
7
Taplak Meja Pasien
40
Baik
8
Taplak Meja besar
1
Baik
9
Perlak
15
Baik
10
Pengikat Pasien
5
Baik
11
Sarung Pasien
10
Baik
12
Baju Operasi
10
Baik
13
Handuk Kecil
14
Baik
14
Duk Lubang
10
Baik
44
3xpasien
16
2xpasien
-
0
41
2xpasien
-
5
5
15
5
15
36
50
4
10
-
Tabel 2.18Fasilitas Alat Rumah Tangga Di Ruang Marwah IIIC No
Fasilitas
Jumlah
Kondisi
1
Kompor Gas
1
Baik
2
Tabung Elpiji
2
Baik
3
Almari Es
1
Baik
4
Rak Piring
1
Baik
5
Panci K/S/B
K: 1, S: 1
Baik
6
Wajan
1
Baik
7
Tempat Nasi
1
Baik
8
Rantang Stenlis/Plastik
1
Baik
9
Piring
5
Baik
10
Sendok / Garpu
3/2
Baik
11
Tatakan / Tupup Gelas
2/2
Baik
xxiv
Standat
Kurang
12
Gelas
5
Baik
13
Ceret
-
Baik
14
Baki
-
Baik
15
Toples
-
Baik
16
Spatula
1
Baik
17
Dispenser
1
Baik
18
Gayung
1
Baik
19
Galon
7
Baik
Alur pengadaan Alat/Sarana Keperawatan di Ruang Rawat Inap Marwah IIIC Kepala Ruang
Bidang Keperawatan
Logistik
Ruang Rawat Inap Marwah 3
e. Obat Emergensi Tabel 2.19 Obat emergency yang ada di Ruang Ruang Marwah IIIC RSU Haji Surabaya bulan Maret 2013 No
Nama Obat
Stok
Pemakaian Penambahan
Sisa
Awal 1
Adrenalin/Epineprininj 1
5 buah
-
-
5 buah
5 buah
-
-
5 buah
Mg/Ml 2
Dexamethason / Kalmethasoninj
3
Diphenhidramininj
5 buah
-
-
5 buah
4
Ephedrine Inj
4 buah
-
-
4 buah
xxv
5
Furosemid / Lasix Inj 2
5 buah
-
-
5 buah
Mg/Ml 6
Sulfas Atrophininj
5 buah
-
-
5 buah
7
Buscopan 20 Mg/Ampul
5 buah
-
-
5 buah
8
Dumin Tab 500mg
-
-
-
-
9
Isorbid Sublingual Tab 5mg
-
-
-
-
10
Adonainj 5 Cc
1 buah
-
-
1 buah
11
Aminophilininj 240 Mg/10cc
5 buah
-
-
5 buah
12
Dilantin / Phenitoininj
5 buah
-
-
5 buah
13
Dobutamin / Dobuject /
3 buah
-
-
3 buah
Cardijectinj 14
Dopamin/ Indop / Cetadopinj
3 buah
-
-
3 buah
15
Isoket/ Isorbitinj
5 buah
-
-
5 buah
16
Caglukonasinj
5 buah
-
-
5 buah
17
Kalnex/ Transamininj
5 buah
-
-
5 buah
18
Mg So4 40% Inj
-
-
-
-
19
Dextrose 40%
5 buah
-
-
5 buah
20
Kcl 25 Mg
5 buah
-
-
5 buah
21
Rl Infusion 500cc
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Disimpandalam Box (Dobelkunci) 22
Diazepam / Valium Inj Disimpandalamlemaries
23
Kaltropfensupp 100mg
xxvi
f. Administrasi Penunjang: 1. Buku Perencanaan Pasien Pulang 2. Seperangkat Computer Online 3. Buku Timbang Terima dan Format Timbang Terima / Observasi 4. Buku Regrister 5. Standart Operasional Prosedur (Sop) - Mekanisme penerimaan pendapatan rawat inap (pasien ansuransi) - Mekanisme penerimaan pendapatan rawat inap (pasien umu) - Laporan kasus KLB - Pelayanan penderita di rujuk - Persediaan obat dan alat kesehatan emergency di instal - asi rawat inap - Penerimaan pasien baru di ruangan rawat inap - Rawat bersama - Pengendalian dokumentasi - Pedoman mutu sistem manajemen mutu iso 9001:2008 RSU Haji Surabaya - Tindakan korektif (corrective action) - Tindakan
pencegahan
(preventive
action)
ketidaksesuaian
penerapan SMM Iso 9001:2008 - Pengendalian ketidaksesuaian dalam pelayanan RSU Haji - Tata cara pelayanan pemeriksaan radiologi cito - Tata cara pencatatan dan pelaporan sasaran mutu instalasi rawat inap - Visite besar dan supervisi - Pengendalian arsip - Bimbingan rohani pasien rawat inap - Pemberian reward and pumshment tenaga keperawatan - Pengusulan alat medis dan sarana keperawatan - Tata cara pemberian obat peroral penderita yang alergi obat - Penanganan limba medis tajam - Penanganan limba medis non tajam - Penanganan intoksikasi baygon - Protap diabetes melitus tipe 2
xxvii
dalam
- Protap gastritis - Protap hepatitis virus kronis - Penanganan kedaruratan tumpahan bahan beracun - Peningkatan dispepsia - Penanganan asma bronkhial - Penanganan luka terbuka - Penanganan trauma tusuk abdomen - Penanganan trauma tumpul - Protap kemoterapi - Pelayanan pendidikan TBC paru menular - Pemberian antibiotik intravena - Penanganan hernia inguinalis pasca operasi - Penanganan pasca operasi appediktomi di rawat inap - Penanganan pasca operasi struma non toxic di rawat inap - Penanganan TBC paru pasca primer - Penanganan status asthmatik - Penanganan PPOK - Penanganan syok anafilaktik - Indikasi pemberian antiobik - Penanganan diare akut - Protap visite dokter - Penanganan limba sitotoksi - Pengiriman linen kotor - Menjawab konsul rawat inap - Jadwal pelayanan pendistribusi barang - Pemeliharaan/perbaikan barang non medis - Penanganan cidera otak ringan - Penanganan cidera otak sedang - Penanganan cidera otak berat - Timbang terima pasien di instalasi bedah sentral - Kriterial pasien masuk ruang intensif - Penegakan diagnosa sepsis
xxviii
6. Standart Asuhan Keperawatan (Sak) - Asuhankeperawatanpadapasiendengancideraotak - Asuhankeperawatanpadapasiendengan Tb Paru - Asuhankeperawatanpadapasiendenganinfarkmiokardakut - Asuhankeperawatanpadapasiendengansirosishepatis - Asuhankeperawatanpadapasiendenganobservasifebris - Asuhankeperawatanpadapasiendengantypoid Fever - Asuhankeperawatanpadapasiendengandiare - Asuhankeperawatanpadapasiendengan Diabetes Melitus - Asuhankeperawatanpadapasiendengangagalginjalakut (Gga) - Asuhankeperawatanpadapasiendengan Dengue Hemoragic Fever (Dhf) - Asuhankeperawatanpadapasiendengankemoterapi - Asuhankeperawatanpadapasiendengangagalginjalkronik (Ggk) - Asuhankeperawatanpadapasiendenganileusparalitik - Asuhankeperawatanpadapasiendengan Hepatitis 7. Buku Pengendalian Lingkungan 8. Buku Makanan Pasien 9. Buku Pemeriksaan Penunjang Berdasarkan data dari pengkajian di atas, sebagian besar peralatan di Ruang Marwah IIIC sudah memenuhi standar jumlah yang ditetapkan oleh RSU Haji Surabaya. Alat-alat yang sudah terpenuhi sesuai standar telah dimanfaatkan oleh Ruangan secara optimal sesuai kebutuhan klien. Untuk peralatan yang tidak ada standar jumlahnya selama ini untuk mengevaluasinya adalah berdasarkan kriteria kecukupan penggunaan dalam kegiatan sehari-hari.
xxix
2.10.3 Metode Pemberian Asuhan Keperawatan (M3 / Methode) 1. Penerapan Pemberian Metode Asuhan Keperawatan (Makp) Dari hasil pengamatan mulai tanggal 11 Maret – 13 Maret 2013 didapatkan dari kuesioner 13 (100%) perawat bahwa metode asuhan keperawatan profesional yang dilakukan di Ruang Marwah IIIC saat ini adalah metode tim dan pada pelaksanaannya sudahberjalan tetapi belum optimal. Hal ini dikarenakan salah satunya pembagian tugas perawat hasil dari 12 kuesioner terdapat 2 (17%) perawat mengatakan pembagian tugas tidak sesuai dengan job description, 6 (50%) perawat mengatakan pembagian tugas sebagian sesuai dengan job description, 4 (33%) perawat mengatakan sesuai dengan job description.
2. Penerimaan Pasien Baru Dari pengkajian yang kami dapatkan penerimaan pasien baru di ruang IIIC sudah berjalan tetapi belum optimal dikarenakan hanya ada beberapa lembar yang disediakan seperti : ada lembar serah terima pasien dari ruang lain, Ok atau IGD, adanya lembar pasien masuk rumah sakit, lembar pengkajian pasien, lembar tata tertib pasien dan keluarga pasien untuk lembar inform consent sentralisasi obat tidak disediakan. Kemudian alur penerimaan pasien baru, dari pasien datang dilakukah serah terima oleh perawat yang mengantar dengan perawat yang jaga, setelah itu seharusnya dilakukan pengkajian pasien baru dan menjelaskan segala sesuatu tercantum dalam lembar penerimaan pasien baru tetapi di ruang IIIC tidak dilakukan.
3. Timbang Terima Dari pengkajian yang kami dapatkan di Ruangan Marwah III C pelaksanaan timbang terima dilakukan belum fokus pada masalah keperawatan dan masih mengedepankan masalah medis. Hal ini dibuktikan dengan hasil kuesioner, 3(25%) perawat mengatakan timbang terima dilakukan berfokus dengan masalah medis dan 9(75%) perawat mengatakan timbang terima dilakukan berfokus dengan masalah keperawatan. Pelaksanaan timbang terima mencakup penyampaian tentang kondisi pasien, terapi medis dan pemeriksaan penunjang yang belum atau sudah dilakukan sesuai instruksi dokter serta acara pasien pada
xxx
hari itu. Pelaksanaan timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan atau ketua tim dan dilakukan secara lisan dan tertulis. Adanya format timbang terima yang sudah sesuai dengan standart dan buku timbang terima. Setelah timbang terima dilakukan di ruang ners station kemudiandivalidasi langsung ke semua pasien. Timbang terima sudah dilakukan pada setiap shift, isi dan substansi dari kegiatan timbang terima sudah menyentuh aspek asuhan keperawatan namun belum tersampaikan seluruhnya. Rencana tindakan keperawatan ada yang tidak tersampaikan ke shift berikutnya dan hanya terbatas pada tim yang bertanggung jawab. Tidak adanya lembar supervisi tentang timbang terima sehingga belum dilakukan supervisi terhadap timbang terima di ruang Marwah IIIC.
4. Ronde Keperawatan Dari pengkajian yang kami dapatkan ronde keperawatan sudah dilakukan di Ruang Marwah IIIC dtetapi proses pelaksanaannya belum optimal karena ronde keperawatan hanya dilakukan sesama perawat dan
belum ada format atau
dokumentasi maupun jadwal, hal ini dibuktikan dengan hasil kuesioner, 2 (17%) perawat mengatakan tidak pernah dilakukan ronde keperawatan dan tidak mengela ronde keperawatan, 7 (58%) perawat mengatakan ronde keperawatan dilakukan tetapi tidak sesuai dengan kriteria ronde, 3 (25%) perawat mengatakan ronde keperawatan dilakukandan sesuai dengan kriteria. Kepala ruangan dan perawat sudah mengerti definisi rondekeperawatan akan tetapi kepala ruangan selama menjabat kepala ruangan belum pernah diadakan ronde keperawatan. Salah satu kendala pelaksanaan ronde keperawatan adalah belum disediakan lembar informed concent pasien, belum terjadwal sebagai kegiatan rutin di ruangan, dan tidak tersedianya SOP untuk ronde keperawatan .
4. Supervisi Keperawatan Dari pengkajian yang kami dapatkan, Ruang Marwah IIIC RSU Haji Surabaya mempunyai format dan dokumentasi. Selama ini supervisi dari bidang keperawatan kepada kepala ruangan dilakukan semacamforum resmi. Akan tetapi supervisi dari kepala ruangan terhadap perawat dilakukan secara lisan. Tetapi periode kepala ruangan sebelumnya sudah melaksanakan supervisi kepada
xxxi
perawat. Hasil dari kuesioner dibuktikan bahwa 3 (25%) perawat mengatakan supervisi tidak terstruktur, 4 (33%) perawat mengatakan supervisi dilakukan dan sebagian didokumentasikan, 5(42%) perawat mengatakan supervisi dilakukan dan didokumentasikan. Adanya format yang baku dalam pelaksanaan supervisi, tidak ada program yang terjadwal tentang supervise, kurangnya program pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi, belum adanya dokumentasi supervise yang jelas. Kabid keperawatan dan kepala ruangan mendukung kegiatan supervisi demi peningkatan mutu pelayanan keperawatan. Selama ini ada reward dari kepala Ruangan kepada perawat yang melakukan pekerjaan dengan baik dalam bentuk pelatihan, sekolah maupun jasa sedangkan perawat yang tidak melaksanakan tugas dengan baik akan mendapatkan teguran dari kepala Ruangan.
5. Discharge Planning Dari pengkajian yang kami dapatkan Discharge planning di Ruang Marwah IIIC sudah optimal dan dilakukan hampir pada semua pasien yang akan pulang, tetapi Discharge planninghanya dilakukan saat pasien akan pulangyang seharusnya Discharge planning dilakukan ketika pasien datang, saat pasien dirawat dan saat pasien akan pulang.Di ruang Marwah IIIC sudah tersedia format discharge planning, resume keperawatan dan dokumentasi hanya lemahnya tidak ada leaflet, format edukasi saat Discharge planningdan pendidikan kesehatan hanya dilakukan secara lisan tanpa tulisan atau menggunakan leaflet.
6. Pengelolaan Sentralisasi Obat Dari pengkajian yang kami dapatkan sentralisasi obat di Ruang Marwah IIICdilakukandi semua kamar yaitu, kamar A, B, C, dan D. Tetapi pada kamar A dan B, obat oral di sentralisasi di ruang perawat dan yang lain ada di pasien, sedangkan kamar C dan D,obat oral dan obat injeksi di sentralisasi di ruang perawat dan yang lain ada di pasien.Alur sentralisasi obatdi Ruang Marwah IIIC adalah obat diresepkan oleh dokter kemudian diserahkan oleh perawat kepada keluarga untuk mengambil resep ke apotek. Setelah itu berdasarkan resep, obat diserahkan keluarga kepada perawat dengan tanda bukti buku serah terima obat. Seharusnya ada informed concent tentang sentralisasi obat dari perawat ke
xxxii
pasien,tetapi di Ruangan obat yang diserahkan kepada perawat tidak dicatat di lembar sentralisasi obat yang ditanda tangani oleh keluarga pasien dan perawat yang menerima obat. Selain itu tersedia format tanda terima obat setiap kali dilakukan pemberian obat secara oral dan injeksi tetapi tidak pernah dilakukan dankadang resep obat ditulis oleh perawat yang seharusnya dilakukan oleh dokter.
7. Dokumentasi Keperawatan Dari pengkajian yang kami dapatkan pendokumentasian yang berlaku di Ruang Marwah IIICadalah sistem SOR (Sources Oriented Record) dan sistem pendokumentasian
laporan
harian
untuk
evaluasi
menggunakan
SOAP.
Berdasarkan hasil observasi terhadap seluruh status pasien yang ada, didapatkan: 1) Ada lembar pendokumentasian tidak terisi, antara lain Lembar program dokter laporan perawat/bidan, Lembar grafik dan daftar masalah. 2) Lembar untuk penempelan hasil pemeriksaan laboratoriumdan embar untuk penempelan
hasil
pemeriksaan
endoskopi/patologi-
anatomi/sitologi/radiologi/EKG/Dll tetapi hasil pemeriksaan tidak di tempelkan 3) Pengisian pendokumentasian tidak lengkap, antara lain tidak mencantumkan nama pasien dan no RM di lembar catatan harian dokter 4) Lembar Informed Consent, dan pengkajian penerimaan pasien baru belum optimal dilaksanakan. 5) Pemanfaatan SAK belum sepenuhnya dilakukan terlihat dari beberapa status pasien yang tidak terdapat SAK, sedangkan sebagian SOP sudah dimanfaatkan dengan optimal, contohnya SOP tentang cuci tangan ditempel di dekat tempat cuci tangan, namun SOP yang lain belum dimanfaatkan secara optimal.
xxxiii
Adapun bagan uraian lembar dokumentasi yang ada di Ruang Ruang Marwah IIIC, antara lain: No
URAIAN BAGAN
SUMBER
1
Lembar indeks diagnosis (DMK 1)
TU
2
Lembar masuk dan keluar (DMK 2)
Dokter
3
Lembar catatan harian dokter (DMK 3)
Dokter
4
Lembar daftar masalah (DMK 3.1)
Dokter
5
Lembar program dokter laporan perawat/bidan (DMK 4 )
Perawat
6
Lembar hasil pemeriksaan laborat (DMK 5)
Perawat
7
Lembar hasil pemeriksaan radiologi/endoskopi/patologi anatomi/ EKG (DMK 6)
Perawat
8
Lembar konsultasi (DMK 7)
Dokter
9
Lembar observasi vital sign (DMK 8)
Perawat
10
Lembar persetujuan tindakan medis (DMK 9)
Perawat
11
Lembar discharge summary (ringkasan penyakit) (DMK 10)
Dokter
12
Lembar penolakan tindakan (DMK 11)
Perawat
13
Lembar pengkajian keperawatan (DMK 12)
Perawat
14
Lembar Pernyataan Dirawat
Pasien
15
Lembar pernyataan mematuhi tata tertib di ruang inap
Pasien
16
Lembar Formulir Rencana Dan Hasil Pemeriksaan
Pasien
17
Lembar Askep
Perawat
18
Lembar Rencana Askep (Dmk 12)
Perawat
Selama
ini
pendokumentasian
asuhan
keperawatan
belum
dilaksanakan secara optimal. Untuk catatan keperawatan masih berkesan menjawab advis dokter dan berdasarkan rutinitas ruangan.
xxxiv
2.10.4 Pembiayaan (M4/ Money) Pembiayaan dana renovasi, sumber dana operasional Ruangan, alat kesehatan, fasilitas kesehatan bagi pasien, fasilitas bahan habis pakai bagi pasien, dan fasilitas kesehatan bagi petugas kesehatan berasal dari rumah sakit yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Haji Surabaya. Sedangkan dana kesejahteraan pegawai berasal dari Rumah Sakit. Insentif yang diberikan dari Rumah Sakit yaitu jasa pelayanan dan jasa tindakan yang diberikan sama untuk semua Ruangan sedangkan jasa medik diberikan berdasarkan pendidikan, masa kerja, dan risiko pekerjaan. Adanya penjualan washlap di ruangan sebagai penambah dana kesejahteraan ruangan. Sedangkan pembiayaan pasien sebagian besar dari Askes Maskin sedangkan yang lain dari; Askes PNS, Askes Swasta, Jamsostek/Astek, PKS (Perjanjian Kerja Sama) dan biaya sendiri. Biaya Perawatan yang berlaku saat ini sesuai kelas perawatan.Di Ruang Marwah IIIChanya ada kelas II dan III. Tabel 2.20 Biaya Perawatan di Ruang Rawat Ruang Marwah IIICHaji Surabaya Kelas
Tarif Ruangan
Dokter
Perawat
Jumlah
III
Rp.78.000,-
Disesuaikan
II
Rp 125.000,-
Disesuaikan
2.10.5 Pemasaran (M5/Marketing) 1. Jumlah Pasien Tabel. 2.21 jumlah pasien tidur di Ruang Marwah IIIC RSU Haji Surabaya pada Tanggal 13 Maret 2013 No.
Shift
KamarA B C D
BOR
1.
Pagi
28 bed (4 bed kosong)
85 %
2.
Sore
28 bed ( 4 bed kosong)
85 %
3.
Malam
28 bed ( 4 bed kosong)
85 %
xxxv
Tabel. 2.23 Gambaran jumlah tempat tidur pasien kelolaan mahasiswa Praktik manajemen keperawatan di Ruang Marwah IIICRSU Haji Surabaya pada Tanggal 13 Maret 2013 No.
Shift
Kelas IIIKamar B
BOR
1.
Pagi
8 bed ( 0 bed kosong)
100 %
2.
Sore
8 bed ( 0 bed kosong)
100 %
3.
Malam
8 bed ( 0 bed kosong)
100 %
2. Indikator Mutu Klinik (Patient Safety) Tabel 2.24 Pendataan pemasangan alat dan kejadian pasien jatuh dilakukan oleh tim Dalin dan Patien Safety pada Januari 2012 –Januari 2013 Btul an
∑
∑ Hari Terpasang Alat
Bed
Terpasan
ET
CV
Rest
g alat
T
L
IVL
UC
Kejadian Infeksi Va
Ha
p
p
Bsi
Pasi
Ple
IS
Dek
b
K
ub
en Jatu h
Jan
755
-
8
651
10
80
-
-
0
4 Feb
0,3
0
1.25
-
07
-
-
-
-
-
-
-
-
--
-
-
-
-
Maret
787
-
-
738
49
28
-
-
0
0,4
0
0
-
April
780
-
-
758
20
16
-
-
0
0
0
0
-
Mei
725
-
-
666
59
52
-
-
0
0,3
0
0
-
Juni
729
-
-
619
11
42
-
-
0
0,3
0
0
-
0
0
-
0
0
-
0 Juli
695
-
-
614
81
2 30
-
-
0
0,3 2
Agust
645
-
-
594
51
28
-
-
0
0,3 3
Sept
724
-
-
648
76
21
--
-
0
0,3
0
0
-
Okt
817
-
8
-
-
6
-
-
0
0,2
0
0
-
7
xxxvi
Nov
-
-
-
-
-
-
-
-
0
0,2
0
0
-
Des
-
-
-
-
-
-
-
-
0
0,2
0
0
-
Jan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0,3
0
0
5902
-
16
528
55
303
-
-
0
3,2
0
1,25
8
0
Jumla h
47
3. 10PenyakitTerbanyak Periode Kunjungan : 01 Januari 2012 s/d 31 Desember 2012
Kode No.
Jumlahpasie
Presentase
n
()
Disorder of kidney and ureter, unspecified
73
14,34
Diagnosamedis
Diagnosa
1
N28.9
2
A90
Dengue fever (classical dengue)
71
13,95
3
I63.9
Cerebral infarction, unspecified
56
11,00
4
E10.9
Without complications
53
10,41
5
E11.5
With perpheral circulatory complications
50
9,82
6
A09
Diarrhoea and gastroenteritis of presumed
47
9,23
7
K30
infectious origin
44
8,64
8
A01.0
Dyspepsia
39
7,66
9
A91
Typhoid fever
38
7,47
10
R50.9
Dengue haemorrhagic fever
38
7,47
509
100
Fever, unspecified
Marwah Lantai 3
4. Los-Alos No
Lama HariRawat
xxxvii
JumlahPasien
1
1-3 hari
41
2
4-7 hari
140
3
8-15 hari
106
4
16-30 hari
0
5
>30 hari
0
JumlahPasien
287
ALOS
6-9 hari
5. Alur Pasien Masuk Mengisi formulir pendaftaran pasien baru
Rekam medik
ASKES/JAMKESMAS
UMUM
Loket ASKES/JAMKESMAS
Persyaratan Askes : 1. Kartu PNS 2. ASLI surat Rujukan dari PUSKESMAS 3. Kartu Keluarga
POLIKLINIK
Persyaratan JAMKESMAS : 1. Kartu JAMKESMAS/Surat keterangan mampu (SKM) 2. ASLI surat Rujukan dari PUSKESMAS 3. Kartu Keluarga
6. Produk Ruang Marwah IIICsebagai Ruang perawatan yang diperuntukkan bagi rawat inap, yang diperuntukkan untuk pasien kelas II dan III.
xxxviii
Ruang ini juga dipergunakan sebagai tempat praktik mahasiswa kesehatan seperti Keperawatandan Kedokteran.
2.11
Analisis SWOT Identifikasi Situasi Ruangan Berdasarkan Pendekatan Analisis SWOT. Dari hasil pengkajian dilakukan analisis SWOT berdasarkan sub sistem
dalam MPKP yang meliputi :Penerapan MPKP, Sentralisasi obat, Supervisi, Timbang terima, Dokumentasi, Discharge Planning, Ronde Keperawatan, Penerimaan Pasien Baru.
Tabel 2. 25 Analisa SWOT
NO 1.
ANALISIS SWOT
BOBOT
RATING
BOBOT x RATING
0,2
2
0,4
0,15
2
0,3
0,25
3
0,75
0,15
3
0,45
0,15
3
0,45
0,05
3
0,15
M1 (KETENAGAAN) Internal Factor (IFAS) STRENGHT 1. Adanya tugas, peran dan wewenang yang jelas bagi karyawan 2. Adanya 1 orang CI di ruangan yang membimbing mahasiswa. 3. Adanya perawat yang pernah mengikuti pelatihan dan seminar. 4. Adanya mahasiswa S1 keperawatan yang praktek di ruangan. 5. Sebanyak 7(58,3%) perawat
xxxix
S-W= 2,653,5=0,85
mengatakan beban kerja di ruangan tidak berat 6. Sebanayk 6(50%) perawat 0,05 mengatakan pembagian tugas sebagian sesuai dengan Job Description 7. Jenis Ketenagaan : S1 Keperawatan : 3 orang D3 Keperawatan : 14 orang 1 D4 Keperawatan : 1 orang Pekarya Kesehatan : 3 orang 0,2 TOTAL WEAKNESS 1. Sebanyak 3(25%) perawat mengatakan bahwa merasa tidak puas dalam adanya kesempatan untuk meningkatkan kemampuan kerja melaluhi pelatihan atau pendidikan 2. Sebanayak 6(50%) perawat mengatakan tidak puas atas perhatian institusi rumah sakit terhadap perawat 3. Sebanyak 2(25%) pasien mengatakan bahwa merasa tidak puas terhadap kinerja perawat. TOTAL Ekternal Faktor (EFAS) OPPORTUNITY 1. Adanya program pelatihan/seminar khusus 2. Kepala ruangan dan staf menerima dengan baik dan memfasilitasi mahasiswa praktek manajemen keperawatan di ruangan. 3. Adanya kerjasama antara perawat klinik dan mahasiswa. 4. RSU Haji sudah mendapat akreditasi A. 5. Adanya kebijakan pemerintah tentang profesionalisasi perawat 6. Adanya PRS yang membantu pekerjaan perawat TOTAL
xl
3
0,15
2,65
4
0,8
0,5
3
1,5
0,3
4
1,2
1
3,5
0,1
3
0,3
0,3
3
0,9
0,1
3
0,3
0,2
2
0,4
0,1
3
0,3
0,2
2
0,6
1
2,8
0,3
4
1,2
0,2
2
0,4
0,2
1
0,2
O-T= 2,82,6=0,2
THREATENED 1. Ada tuntutan dari pasien untuk pelayanan yang lebih profesional. 2. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan. 3. Adanya pertanggungjawaban legalitas bagi pasien. 4. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan hukum 5. Kebijakan pemerintah tentang ASKESKIN/JAMKESMAS TOTAL M2 (SARANA PRASARANA) Internal Faktor (IFAS) STRENGHT 1. Mempunyai sarana dan prasarana yang memadai untuk pasien dan tenaga kesehatan. 2. Semua sarana dan prasarana sudah digunakan sesuai kebutuhan ruangan. 3. Terdapat administrasi penunjang: buku ekspedisi, format timbang terima dan buku tindakan khusus. 4. Semua administrasi penunjang telah digunakan secara optimal. 5. Tersedianya Nurse Station. 6. Pengelolaan sampah ruangan sudah terpisah antara sampah medis dan non medis. TOTAL
0,2
3
0,6
0,1
2
0,2
1
0,2
0,6
3
0,6
0,2
3
0,6
0,2
3
0,6
0,1
2
0,2
0,1
2
0,2
1
S-W= 2,82,5=0,3
2,8
0,5
3
1,5
0,5
2
1
1
1
xli
3
0,2
0,5 WEAKNESS 1. Belum ada ruang diskusi khusus untuk dokter dan perawat. 0,2 2. Belum ada ruang isolasi pasien dengan kasus khusus. 0,3 TOTAL 1 Ekternal Faktor (EFAS) OPPORTUNITY 1. Tersedianya dana untuk
2,6
2,5
4
2
3
0,6
3
0,9
O-T= 3,5-3=0,5
3,5
3
3
perbaikan dan penggantian alatalat yang tidak layak 1 pakai/rusak. 2. Adanya bantuan dari Rs Haji dalam pengadaan alat kesehatan 3. Sudah termanfaatkannya system administrasi secara optimal TOTAL
3.
THREATENED Adanya tuntutan tinggi dari pasien untuk memberikan sarana dan prasarana yang memadai. TOTAL M3-METODE 1. MAKP Internal Faktor (IFAS) STRENGTH 1. RS memiliki visi, misi dan motto sebagai acuan melaksanakan kegiatan pelayanan. 2. Sudah ada metode MAKP yang digunakan metode TIM. 3. Terlaksananya komunikasi yang adekuat antar perawat dan tim kesehatan yang lain. 4. Ada dokumentasi SOR 5. Mempunyai Standar Asuhan Keperawatn 6. Mempunyai Protap setiap tindakan 7. 100% perawat mau menerapkan TIM 8. Adanya kepuasan pasien dan kepuasan kinerja perawat 9. Pendidikan perawat minimal D3 TOTAL WEAKNESS 1. Pelaksanaan metode MAKP Timdilaksanakan belum optimal. 2. Pendokumentasian proses keperawatan belum optimal. 3. Sentralisasi obat belum dilaksanakan dengan optimal 4. Ronde keperawatan
0,2
3
0,6
0,2
2
0,4
0,1
2
0,2
0,05 0,1
2 3
0,1 0,3
0,1 0,1 0,05
3 2 2
0,3 0,2 0,1
0,1 1
3
0,3 2,5
0,3
3
0,9
0,2
2
0,4
0,2
1
0,2
0,2
2
0,4
0,1
2
0,2
1
xlii
3
2,1
S–W 2,5– 2,1 = 0,4
pelaksanaanya belum optimal. 5. Proses Timbang Terima belum menyentuh pada aspek asuhan keperawatan TOTAL 0,2
3
0,6
0,3
4
1,2
0,3
1
0,3
0,2
2
0,4
Ekternal Faktor (EFAS) OPPORTUNITY 1. Adanya kebijakan RS terhadap profesionalisasi perawat. 2. Adanya mahasiswa S1 keperawatan melaksanakan praktek manajemen di Ruang Marwah IIIC. 3. Ada kerjasama antara institusi pendidikan dengan RSU Haji. 4. Ada kerjasama yangbbaik antara mahasiswa keperawatan dengan perawat ruangan. TOTAL
1
STRENGTH 1. Pendokumentasian asuhan keperawatan metode SOR (Sources Oriented Record). 2. Tersedianya sarana dan prasarana untuk pendokumentasian (format timbang terima dan sentralisasi obat, SAK sudah menggunakan sistem komputerisasi). 3. Sistem pendokumentasian laporan harian untuk evaluasi
xliii
2,5
0,4
4
1,6
0,2
2
0,4
3
1,2
THREATENED 1. Persaingan antar RS swastayang semakin ketat. 0,4 2. Adanya tuntutan masyarakat yang semakin tinggi terhadap 1 peningkatan pelayanan keperawatan yang lebih profesional 3. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan. TOTAL 2. Dokumentasi Keperawatan Internal Faktor (IFAS)
O-T= 2,5-3,2=0,7
3,2
0,3
4
1,2
0,2
3
0,6
0,2
2
0,4
S–W 2,8 – 2,5= 0,3
menggunakan sistem SOAP. 0,3 4. Adanya kemauan perawat untuk melaksanakan 1 pendokumentasian. TOTAL 0,2 WEAKNESS 1. Dari observasi status pasien, pengisian dokumentasi tidak lengkap: nama, tanda tangan belum dicantumkan, respon 0,3 pasien pasca tindakan belum dipantau 2. SAK belum dilaksanakan secara optimal karena isinya yang 0,3 kurang sesuai dengan intervensi yang dibutuhkan. 3. Pengawasan terhadap 0,2 sistematika pendokumentasian kurang dilaksanakan secara optimal. 1 4. Sebanyak 5(16%) perawat mengatakan dokementasi yang ada tidak sesuai dengan perkembangan pasien TOTAL
Ekternal Faktor (EFAS) OPPORTUNITY 1. Adanya program pelatihan yang dapat membantu perawat dalam melakukan pendokumentasian yang benar. 2. Peluang perawat untuk meningkatkan pendidikan (pengembangan SDM). 3. Adanya mahasiswa keperawatan praktik manajemen keperawatan 4. Kerjasama yang baik antara perawat dengan mahasiswa. TOTAL TREATHENED Adanya tingkat kesadaran yang tinggi dari pasien tentang tanggung
xliv
2
0,6 2,8
3
0,6
4
1,2
1
0,3
2
0,4
2,5 O-T= 2,3-3=-0,7
0,15
4
0,6
0,2
2
0,4
0,4
2
0,8
0,25
2
0,5
1
1
1
2,3
3
3
3
S-W= 2,5-2,7=0,2
0,5
1,5
jawab dan tanggung gugat.
3 TOTAL 0,3
3. Ronde Keperawatan Internal Faktor (IFAS) STRENGTH 1. Sebagian perawat sudah mengerti definisi ronde. 2. Bidang keperawatan dan ruangan mendukung adanya ronde. 3. Banyaknya kasus-kasusmedikal bedah dan internayang memerlukan perhatian khusus 4. SDM banyak mempunyai pengalaman dalam bidang medikal bedah dan interna TOTAL WEAKNESS 1. SOP ronde keperawatan tidak tersedia. 2. Belum diadakan informed concent ronde keperawatan. 3. Ronde keperawatan belum terjadwal sebagai kegiatan rutin di ruangan. 4. Belum adanya perawat yang mengikuti pelatihan tentang ronde keperawatan selain Karu dan CI. 5. Sebanayak 6(50%) perawat mengatakan ronde keperawatan dilakukan akan tetapi tidak sesuai dengan kriteria ronde TOTAL
0,1
0,1
2
2
0,6 0,2
0,2 2,5
1
0,1 0,2 0,3 0,2
0,2
2 2 3 3
3
0,2 0,4 0,9 0,6
0,6 O-T= 2-2,5=-0,5 2,7
1
0,5
0,5
2
2
Ekternal Faktor (EFAS) OPPORTUNITY 1. Adanya kesempatan dari Karu 0,2 untuk mengadakan ronde keperawatan pada perawat dan 0,5 mahasiswa praktek. 1 2. Adanya pelatihan dan seminar tentang managemen keperawatan TOTAL 0,3
1
1 2
1
0,3
xlv
2
2
2 3
3
0,6
0,4
S-W= 3-2,5=0,5
1,5 2,5
0,9
TREATHENED 1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk 0,2 mendapatkan pelayanan yang lebih professional. 0,3 2. Persaingan antara RS semakin kuat dalam pemberian pelayanan. 3. Perkembangan jenis penyakit 0,2 baru. TOTAL 1 4. Sentralisasi Obat Internal Faktor (IFAS) 0,3 STRENGTH 1. Tersedianya sarana dan prasarana untuk pengelolaan sentralisasi obat (tempat obat, 0,2 format sentralisasi) 2. Kepala ruangan mendukung kegiatan sentralisasi obat 0,1 3. Sebagian dilaksanakan kegiatan sentralisasi obat ruang IIIc, obat 0,2 oral dilakukan sentralisasi obat tetapi belum ada buku 0,2 inventarisasi obat. 4. 100% perawat mengatakan bahwa pernah berwenang mengurusi sentralisasi obat TOTAL 1 WEAKNESS 1. Ada lembar serah terima obat kepada pasien tentang sentralisasi obat, tetapi tidak pernah di gunakan 2. Depo farmasi belum ada disetiap ruangan masih tersentral di Depo farmasi 3. Tidak ada supervisi terhadap kegiatan sentralisasi obat 4. Resep obat ditulis oleh perawat yang seharusnya dilakukan oleh dokter 5. 100% perawat mengatakan bahwa sentralisasi obat dilakukan sebagian hanya obat oral dilakukan sentralisasi obat
xlvi
3
0,6
3
0,9
3
0,6
3
3
0,9
2
0,4
2
0,2
3
0,6
2
0,4
2,5
0,3
2
0,6
0,2
1
0,2
0,5
3
1,5
2,3
1
0,5
2
1,0
O-T= 2,32,0=0,3
tetapi belum ada buku inventarisasi obat. TOTAL
0,5
Ekternal Faktor (EFAS) 1 OPPORTUNITY 1. Adanya mahasiswa S1 keperawatan yang dapat membantu pelaksanaan sentralisasi obat 2. Kerjasama yang baik antara perawat dan mahasiswa 3. Adanya kemauan pasien yang menyetujui dilakukannya sentralisasi obat TOTAL
TREATHENED 1. Adanya tuntunan pasien untuk mendapatkan pelayanan yang profesional 2. Pasien kadang tidak percaya tentang pengelolaan obat yang dilakukan TOTAL
xlvii
2
1,0
2,0
5. Supervisi Internal Faktor (IFAS) STRENGTH 1. RSU Haji Surabaya adalah rumah sakit pendidikan yang terakreditasi A 2. Supervisi keperawatan sudah dilakukan di Ruang Marwah IIIC dari bidang keperawatan kepada kepala ruangan 3. Kepala ruangan mendukung kegiatan supervisi demi peningkatan mutu pelayanan keperawatan 4. Adanya format baku dalam pelaksanaan supervisi TOTAL WEAKNESS 1. Belum ada program yang terjadwal tentang supervise dari kepala ruangan kepada perawat 2. Kurangnya program pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi. 3. Belum adanya dokumentasi supervisi yang jelas. 4. 3(25%) perawat mengatakan supervisi dilakukan tetapi tidak terstruktur. TOTAL
0,15
4
0,6
0,2
2
0,4
0,4
2
0,8
0,25
2
0,5
1
3
0,9
0,2
3
0,6
0,3
3
0,9
0,2
3
0,6
1
Eksternal Faktor (EFAS) OPPORTUNITY 1. Adanya mahasiswa S1 0,5 Keperawatan yang praktik manajemen keperawatan. 1 2. Adanya teguran dari kepala ruangan bagi perawat yang tidak melaksanakan tugas dengan baik. 0,5 TOTAL 0,5 THREATENED 1. Tuntutan pasien sebagai 1 konsumen untuk mendapatkan pelayanan yang profesional dan bermutu.
xlviii
2,3
0,3
0,5
S–W 2,3 – 3= -0,7
3
3
3
1,5
1,5 3
3
1,5
2
/1 2,5
O–T 3 – 2,5= 0,5
2.
Persaingan antar RS akan kualitas pelayanan keperawatan. TOTAl
6. Timbang terima Internal factor (IFAS) STRENGTH 1. Timbang terima sudah 0,2 dilakukan pada setiap pergantian shift 0,2 2. Tahap – tahap proses timbang terima sudah dijalankan secara lengkap yaitu pre dan validasi ke 0,1 xlix
3
0,6
3
0,6
3
0,3
S-W 2,9 – 1,5 = 1,4
3.
4.
5. 6.
7.
pasien Kepala ruangan atau ketua tim memimpin kegiatan timbang terima Format timbang terima sudah sesuai dengan standart Diikuti oleh semua perawat yang telah dan akan dinas Selalu ada interaksi dengan pasien selama timbang terima Ada buku khusus tentang pelaporan timbang terima TOTAL
WEAKNESS 1. Sebanyak 3(25%) perawat mengatakan timbang terima dilakukan berfokus dengan masalah medis dan 9(75%) perawat mengatakan timbang terima dilakukan berfokus dengan masalah keperawatan 2. Tehnik timbang terima masih belum optimal 3. Penulisan timbang terima masih belum terdokumentasikan secara optimal 4. Masih banyak timbang terima tentang masalah medis TOTAL External Faktor (EFAS) OPPORTUNITY 1. Adanya mahasiswa S1 Keparawatan praktik manejemen keperawatan. 2. Adanya kerja sama yang baik antara mahasiswa S1 Keperawatan yang praktik dengan perawat ruangan 3. Sarana dan prasarana penunjang cukup tersedia TOTAL
l
0,2
3
0,6
0,1
3
0,3
0,1
3
0,3
0,1
2
0,2
1
2,9
0,3
2
0,6
0,3
1
0,3
0,2
1
0,2
0,2
2
0,4
1
1,5
0,3
2
0,6
0,3
3
0,9
0,4
3
1,2
1 2,7 0,2
2
0,4
0,5
3
1,5
O-T=2,72,5=0,2
THREATENED 1. Adanya tuntutan yang tinggi dari pasien untuk memberikan sarana dan prasarana yang memadai 2. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang tanggung jawab dan tanggung gugat perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan 3. Persaingan antar ruangan yang semakin kuat dalam pemberian pelayanan TOTAL 7. Discharge planning Internal factor (IFAS) STRENGTH 1. Di ruang Marwah IIIC sudah dilakukan discharge planning 2. Tersedia format discharge planning diruang Marwah IIIC 3. Tersedia resume keperawatan untuk pasien pulang 4. Tersedia dokumentasi Discharge planning 5. Adanya kemauan perawat untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien /keluarga 6. Memberikan penkes kepada pasien/keluarga selama di rawat atau pulang secara lisan. Total
0,3
1
0,6
2,5
0,2
3
0,6
0,2
2
0,4
0,3
3
0,9
0,1
3
0,3
0,1
2
0,2
0,1
2
0,2
1
S-W=2,62,3=0,3
2,6
0,4
2
0,8
0,3
3
0,9
0,3
2
0,6
1
0,3 WEAKNES 1. Tidak tersedianya leaflet/brosur saat pasien 0,3 pulang 2. Discharge planning hanya dilakukan saat pasien pulang 0,1 saja.
li
2
2,3
2
0,6
3
0,9
2
0,2
O-T 2,1 – 2,5 = -0,4
3. Pemberian pendidikan kesehatan dilakukan secara 0,2 lisan pada setiap pasien/keluarga 1 Total Eksternal Factor (EFAS) OPPORTUNITY 1. Adanya mahasiswa S1 yang praktik managemen keperawatan 2. Adanya kerja sama yang baik antara mahaasiswa dengan perawat ruang marwah I 3. Pasien dan keluarga sebagian besar berpendidikan tinggi sehingga memudahkan penerimaan penkes yang disampaikan perawat. 4. Kemajuan pasien / keluarga terhadap anjuran perawat Total THREATENED 1. Adanya tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan keperawatan yang professional. 2. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan 3. Persaingan antar Rumah Sakit negeri yang makin ketat. 4. Makin tingginya keingintahuan klien/keluarga/masyarakat tentang penyakit. Total
0,4 2,1
0,3
3
0,9
0,2
3
0,6
0,2
2
0,4
0,3
2
0,6
1
2,5 S-W=
0,3
3
0,9
0,2
3
0,6
0,5
3
1,5
1
3-2,4=0,6
3
0,4
3
1,2
0,3
2
0,6
2
0,6
8. Penerimaan Pasien Baru 0,3 a. Internal Faktor (IFAS) STRENGTH 1. Di ruang Marwah IIIC sudah dilakukan penerimaan pasien 1 baru
lii
2
O-T= 2,4
3,2-
2. Adanya serah terima pasien oleh perawat yang mengantar dengan perawat yang jaga 3. Tersedianya format lembar serah terima pasien dari ruang lain, Ok atau IGD, adanya lembar pasien masuk rumah sakit, lembar pengkajian pasien, lembar tata tertib pasien dan keluarga pasien dan lembar inform consent sentralisasi obat. TOTAL
2,5=0,7 0,6
4
2,4
0,4
2
0,8
1
3,2
0,5
3
1,5
0,5 WEAKNESS 1. Perawat tidak melakukan pengkajian pasien baru 2. Pasien tidak menjelaskan segala sesuatu tercantum dalam lembar 1 penerimaan pasien baru 3. Perawat tidak meminta inform consent sentralisasi kepada keluarga pasien TOTAL 0,3 b. Ekternal Faktor (EFAS) 0,3 OPPORTUNITY 1. Adanya mahasiswa keperawatan praktik manajemen keperawatan 0,2 2. Kerjasama antara mahasiswa keperawatan dengan perawat ruangan 0,2 TOTAL
2
1
TREATHENED 1. Adanya tuntutan lebih tinggi dari masyarakat untuk mendapatkan pelayanan keperawatan yang profesional 2. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang tanggung jawab dan tanggung gugat perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan TOTAL
liii
S-W= 2,62,5=0,1
2
0,6
2
0,6
3
0,6
4
0,8
1
2,6
0,5
3
1,5
0,5
2
1,0
1
1 M4 (MONEY) c. Internal Faktor (IFAS)
2,5
2.5
3
3
O-T=32,5=0,5
STRENGTH 1. Dana operasional Ruangan diperoleh dari rumah sakit 2. Dana fasilitas kesehatan diperoleh dari rumah sakit 3. Dana kesejahteran pegawai diperoleh dari rumah sakit dan IRNA Marwah IIIC 4. 11(91,6%) perawat mengatakan bahwa dana operasional sebagian besar dari rumah sakit TOTAL
1
3
0,5
2
1
0,5
3
1,5
1
2,5
WEAKNESS 1. Jasa intensif untuk pelayanan dan jasa medik yang diberikan sama untuk semua perawat. 2. Sistem administrasi terpusat TOTAL d. Ekternal Faktor (EFAS) OPPORTUNITY 1. Adanya penjualan waslap di Ruangan sebagai penambah dana kesejahteraan Ruangan. TOTAL
11.
TREATHENED 1. Adanya tuntutan dari masyarakat untuk pelayanan yang lebih profesional 2. Alokasi dana untuk penunjang fasilitas kesehatan belum optimal TOTAL M5 (Marketing) a. Internal Faktor (IFAS) STRENGTH 1. 50% pasien mengatakan bahwa merasa sangat puas terhadap kinerja perawat 2. 83,3% perawat mengatakan ratarata BOR cukup baik (70-80%) 3. Adanya variasi karakteristik dari pasien (JPS, umum, ASKES, ASTEK) TOTAL
liv
0,4
4
1,6
0,4
3
1,2
0,2
2
0,4
1
3,2
S-W= 3,2-3=0,3
1 WEAKNESS 1. Terdapat pasien yang menyatakan 25% menyatakn 1 kurang puas terhadap kinerja perawat TOTAL 0,5 b. Ekternal Faktor (EFAS) 0,5 OPPORTUNITY 1. Mahasiswa S1 Keperawatan Praktik Manajemen 1 2. Kerjasama yang baik antara perawat dan mahasiswa TOTAL 0,75
3
3
2,25
0,25 TREATHENED 1. Adanya peningkatan standart masyarakat yang harus 1 dipenuhi 2. Persaingan RS dalam memberikan pelayanan keperawatan TOTAL
3
0,75
lv
3
3
3
1,5
4
2 3,5
3
O-T=3,53=0,5
2.4 Diagram Layang
lvi
lvii
2.5 Identifikasi Masalah Setelah dilakukan analisis situasi dengan menggunakan pendekatan SWOT maka kelompok dapat merumuskan masalah sebagai berikut : 1.
Ketenagaan (M1) a. Sebanyak 3(25%) perawat mengatakan bahwa merasa tidak puas dalam adanya kesempatan untuk meningkatkan kemampuan kerja melaluhi pelatihan atau pendidikan b. Sebanayak 6(50%) perawat mengatakan tidak puas atas perhatian institusi rumah sakit terhadap perawat c. Sebanyak 2(25%) pasien mengatakan bahwa merasa tidak puas terhadap kinerja perawat
2.
Sarana Dan Prasarana (M2)
lviii
a. Belum ada ruang diskusi khusus untuk dokter dan perawat. b. Belum ada ruang isolasi pasien dengan kasus khusus. 3.
Metode (M3) Penerapan : a.
Pelaksanaan metode MAKP Timdilaksanakan belum optimal.
b.
Pendokumentasian proses keperawatan belum optimal.
c.
Sentralisasi obat belum dilaksanakan dengan optimal
d.
Ronde keperawatan pelaksanaanya belum optimal.
e.
Proses Timbang Terima belum menyentuh pada aspek asuhan keperawatan
4.
Dokumentasi a. Dari observasi status pasien, pengisian dokumentasi tidak lengkap: nama, tanda tangan belum dicantumkan, respon pasien pasca tindakan belum dipantau b. SAK belum dilaksanakan secara optimal karena isinya yang kurang sesuai dengan intervensi yang dibutuhkan. c. Pengawasan terhadap sistematika pendokumentasian kurang dilaksanakan secara optimal. d. Sebanyak 5(16%) perawat mengatakan dokementasi yang ada tidak sesuai dengan perkembangan pasien
5.
Ronde Keperawatan a.
SOP ronde keperawatan tidak tersedia.
b.
Belum diadakan informed concent ronde keperawatan.
c.
Ronde keperawatan belum terjadwal sebagai kegiatan rutin di ruangan.
d.
Belum adanya perawat yang mengikuti pelatihan tentang ronde keperawatan selain Karu dan CI.
e.
Sebanayak 6(50%) perawat mengatakan ronde keperawatan dilakukan akan tetapi tidak sesuai dengan kriteria ronde
6. Sentralisasi obat a.
Ada lembar serah terima obat kepada pasien tentang sentralisasi obat, tetapi tidak pernah di gunakan
lix
b.
Depo farmasi belum ada disetiap ruangan masih tersentral di Depo farmasi
c.
Tidak ada supervisi terhadap kegiatan sentralisasi obat
d.
Resep obat ditulis oleh perawat yang seharusnya dilakukan oleh dokter
a.
100% perawat mengatakan bahwa sentralisasi obat dilakukan sebagian hanya obat oral dilakukan sentralisasi obat tetapi belum ada buku inventarisasi obat
7. Supervisi a. Belum ada program yang terjadwal tentang supervise dari kepala ruangan kepada perawat b. Kurangnya program pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi. c. Belum adanya dokumentasi supervisi yang jelas. d. 3(25%) perawat mengatakan supervisi dilakukan tetapi tidak terstruktur. 8. Timbang terima a.
Sebanyak 3(25%) perawat mengatakan timbang terima dilakukan berfokus dengan masalah medis dan 9(75%) perawat mengatakan timbang terima dilakukan berfokus dengan masalah keperawatan
b.
Tehnik timbang terima masih belum optimal
c.
Penulisan timbang terima masih belum terdokumentasikan secara optimal
d.
Masih banyak timbang terima tentang masalah medis
9. Discharge planning a. Tidak tersedianya leaflet/brosur saat pasien pulang b. Discharge planning hanya dilakukan saat pasien pulang saja. c. Pemberian pendidikan kesehatan dilakukan secara lisan pada setiap pasien/keluarga 10. Penerimaan Pasien Baru a. Perawat tidak melakukan pengkajian pasien baru b. Paerawat tidak menjelaskan segala sesuatu tercantum dalam lembar penerimaan pasien baru
lx
c. Perawat tidak meminta inform consent sentralisasi kepada keluarga pasien tetapi di ruang IIIC tidak dilakukan. 11. Money (M4) a. Jasa intensif untuk pelayanan dan jasa medik yang diberikan sama untuk semua perawat. b. Sistem administrasi terpusat 12. Marketing (M5) a. Terdapat pasien yang menyatakan 25% menyatakn kurang puas terhadap kinerja perawat
2.6 Prioritas Masalah Masalah 1. MAKP 2. Discharge planning 3. Dokumentasi Keperawatan 4. Supervisi 5. Ronde keperawatan 6. Timbang terima 7. Sentralisasi obat 8. Sarana dan prasarana 9. Keuangan 10. Pemasaran 11. Sumber Daya Manusia
Skor Analisis Swot IFAS EFAS 0,4 -0,7 0,3 -0,4 -0,2 -0,7 -0,7 0,5 -0,2 -0,5 1,4 0,2 0,5 0,3 0,3 0,2 0,1 0,5 0,3 0,2 0,85 0,2
lxi
Prioritas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Berdasarkan rumusan masalah diatas 5 masalah teratas ; Sentralisasi obat, MAKP, Discharge planning, Dokumentasi Keperawatan, Ronde Keperawatan, Supervisi maka kelompok mengangkat prioritas masalah yang akan diselesaikan yaitu Sentralisasi obat dengan alasan : Menurut observasi yang kami lakukan di Ruangan pelaksanaan MAKP terdapat kekurangan diantaranya antara lain struktur organisasi yang diterapkan masih menggunakan tim
lxii
BAB 3 PERENCANAAN
3.1 Rencana Strategis No
Masalah
Tujuan
Program/Kegiatan
Indikator Keberhasilan
M1(Ketenagaan) 1. Sebanyak 3(25%) 1. Meningkatnyake 1. Kepala ruangan memotivasi 1. Perawat mengatakan puas perawat mengatakan puasan perawat perawat untuk meningkatkan dengan adanya kesempatan bahwa merasa tidak dalam adanya kinerjanya dan memberikan pelatihan dan pendidikan puas dalam adanya kesempatan penghargaan untuk mendapatkan kesempatan untuk untuk pelatihan atau pendidikan meningkatkan meningkatkan kemampuan kerja kemampuan melaluhi pelatihan kerja melaluhi atau pendidikan pelatihan atau pendidikan 2. Meningkatnya 2. Sebanyak 6(50%) kepuasan 2. Kepala ruangan mengajukan 2. Institusi lebih memberhatikan perawat mengatakan perawat terhadap permohonan kepada institusi agar kesejahteraan perawat untuk tidak puas atas perhatian lebih memperhatikan kesejahteraan peningkatan kinerja perawat perhatian institusi institusi rumah perawat rumah sakit terhadap sakit terhadap perawat perawat 3. Meningkatnya
63
Waktu
Penanggung Jawab
3. Sebanyak 2(25%) pasien mengatakan bahwa merasa tidak puas terhadap kinerja perawat M2 (Sarana dan Prasarana) 1. Belum ada ruang diskusi khusus untuk dokter dan perawat 2. Belum ada ruang isolasi pasien dengan kasus khusus M3 (Methode) Penerapan metode Pelaksanaan Metode MAKP Tim dilaksanakan belum optimal.
Dokumentasi 1. Dari observasi status pasien, pengisian
kepuasan pasien terhadap kinerja perawat
1. Tersedianya ruang diskusi khusus untuk dokter dan perawat 2. Tersedianya ruang isolasi untuk pasien khusus
3. Perawat meningkatkan kinerjanya dalam pelayanan keperawatan secara terapeutik
3. Kinerja perawat baik dibuktikan dengan pasien merasa puas 1.
1. Kepala ruangan mengajukan 1. Adanya ruang diskusi khusus pengadaan pembuatan ruang untuk dokter dan perawat diskusi dengan fasilitas yang memadai 2. Kepala ruanagan mengajukan 2. Adanya ruang isolasi untuk pengadaan pembuatan ruang isolasi pasien khusus dengan fasilitas yang memadai
Terlaksananya Metode MAKP Tim secara optimal
1. Mensosialisasikan pelaksanaan metode MAKP yang dilakukan. 2. Diadakan diskusi rutin antara Karu dan anggotanya. 3. Adakan fasilitas penunjang seperti buku maupun makalah tentang kasus-kasus yang ada di ruangan
Perawat menggunakan asuhan keperawatan TIM yang telah dipakai diruangan dengan benar hal ini diobservasi dari pernyataan dan tindakan perawat akan kemampuannya
Terlaksananya dokumentasi yang secara optimal
1. Dilakukan sosialisasi format dan latihan-latihan pendokumentasian yang benar dan tepat pada semua
1. Format dokumentasi terisi dengan baik dan benar oleh semua perawat di ruanagan
64
dokumentasi tidak lengkap: nama, tanda tangan belum dicantumkan, respon pasien pasca tindakan belum dipantau 2. SAK belum dilaksanakan secara optimal karena isinya yang kurang sesuai dengan intervensi yang dibutuhkan. 3. Pengawasan terhadap sistematika pendokumentasian kurang dilaksanakan secara optimal. 4. Sebanyak 5(16%) perawat mengatakan dokementasi yang ada tidak sesuai dengan perkembangan
perawat 2. Meningkatnya keinginan 2. Kepala ruangan memberikan perawat untuk terus belajar motivasi dan dukungan kepada dan melakukan semua perawat agar mampu pendokumentasian secara melakukan dokumentasi benar dan tepat keperawatan yang benar 3. Penilaian dokumentasi 3. Kepala ruangan melakukan keperwatan berdasarkan pada supervise dan menganalisa maslah keperawatan klien, terhadap hasil pendokumentasian serta pendokumentasian asuhan keperawatan yang segera setelah dilakukan dilakukan oleh perawat setiap tindakan sehingga respon klisn dilakukan timbang terima serta dapat terpantau memberikan masukan yang positif terhadap perawat
65
pasien 5 Ronde Keperawatan. . 1. SOP ronde keperawatan tidak tersedia. 2. Belum diadakan informed concent ronde keperawatan 3. Ronde keperawatan belum terjadwal sebagai kegiatan rutin di ruangan.
1. Tersedianya SOP ronde keperawatan 2. Tersedianya informed concent ronde keperawatan 3. Menyusun jadwal ronde keperawatan sebagai kegiatan rutin di ruangan
4. Belum adanya perawat yang mengikuti pelatihan tentang ronde keperawatan selain Karu dan CI
4. Terlaksanakan nya pelatihan tentang ronde keperawatan bagi perawat
5. Sebanyak 6(50%) perawat mengatakan ronde
5. Terlaksananya ronde keperawatan
1. Kepala ruangan menyediakan SOP ronde keperawatan
1. Adanya SOP ronde keperawatan
2. Perawat menyediakan informed concent ronde keperawatan
2. Adanya informed concent ronde keperawatan
3. Ronde keperawatan dilaksanakan 3. Adanya jadwal ronde secara rutin dan telah ditetapkan keperawatan sebagai kegiatan jadwal tertentu agar ronde lebih rutin di ruangan dan ronde terjadwal dan masalah yang keperawatan dapat terlaksana terjadi di ruangan dapat lebih sesuai dengan jadwal yang cepat terselesaikan, misalnya 2x telah ditetapkan oleh kepala dalam sebulan dan dilaksanakan ruangan 30 menit dan dipimpin oleh kepala ruangan 4. Kepala ruangan mengajukan 4. Pelatihan dapat terlaksana pelatihan ronde keperawatan dengan baik dan diikuti oleh kepada institusi agar perawat semua perawat ruanagan memiliki kompetensi sehingga perawat menegerti dan mampu mengatasi masalah keperawatan yang terjadi 5. Melakukan ronde keperawatan 5. Ronde keperawatan dilakukan yang sesuai dengan kriteria oleh semua perawat sesuai dengan menjalin kerjasama dengan kriteria
66
keperawatan dilakukan akan tetapi tidak sesuai dengan kriteria ronde Sentralisasi Obat 1. Ada lembar serah terima obat kepada pasien tentang sentralisasi obat, tetapi tidak pernah di gunakan 2. Depo farmasi belum ada disetiap ruangan masih tersentral di Depo farmasi 3. Tidak ada supervisi terhadap kegiatan sentralisasi obat
4. Resep obat ditulis oleh perawat yang seharusnya dilakukan oleh dokter
yang sesuai dengan kriteria
dengan tim medis lainnya
1. Digunakannya secara optimal lembar serah terima obat kepada pasien
1. Kepala ruangan memberikan motivasi dan dukungan kepada semua perawat agar melakukan pengisian lembar serah terima obat
1. Perawat mengisi lembar serah terima obat
2. Tersedianya Depo farmasi di setiap ruangan
2. Kepala ruangan mengajukan pengadaan defo farmasi kecil di ruangan
2. Adanya depo farmasi kecil diruangan
3. Terlaksananya supervisi terhadap kegiatan sentralisasi obat 4. Resep obat ditulis oleh dokter
3. Kepala ruangan melakukan supervise dan menganalisa terhadap hasilpenerapan sentralisasi obat
3. Pelaksanaan sentralisasi obat berjalan dengan pengawasan supervise secara optimal
4. Perawat membiasakan diri untuk tidak menulis resep obat
4. Resep obat ditulis oleh doker bukan perawat
67
5. 100% perawat mengatakan bahwa sentralisasi obat dilakukan sebagian di kamar dilakukan sentralisasi obat tetapi belum ada buku inventarisasi obat. Supervisi. 1. Belum ada program yang terjadwal tentang supervise dari kepala ruangan kepada perawat 2. Kurangnya program pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi.
3. Belum adanya dokumentasi supervisi yang jelas. 4. 3(25%) perawat mengatakan
5. Terlaksananya 5. Mengadakan sentralisasi obat sentralisasi untuk seluruh kamar dengan obat menyediakan inventaris seluruhnya dan keperluan penujang sentralisasi tersedianya obat buku inventaris obat
1. Tersusunnya jadwal supervise dari kepala ruangan kepada perawat 2. Terlaksananya program pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi 3. Tersedianya dokumentasi supervisi yang jelas 4. Terlaksananya supervisi yang
5. Adanya buku inventarisasi obat untuk dokumentasi sentralisasi
1. Kepala ruangan menyusun jadwal supervise secara rutin dari kepala ruangan kepada perawat dan memasukan dalam rencana kegiatan bulanan
1. Pelaksanaan supervise berjalan dengan baik sesuai dengan jadwal yang dibuat kepala ruanagan
2. Mengadakan kegiatan pelatihan dan sosialisasi tentang supervise kepada seluruh perawat agar memahami tentang supervise
2. Pelatihan dan sosialisasi supervise terlaksana dengan baik, jelas dan terstruktur
3. Mengadakan inventaris dan dokumentasi penunjang dilakukan supervise 4. Mensosialisasikan tentang format yang baku supervise untuk setiap
68
supervisi dilakukan tetapi tidak terstruktur.
struktur
tindakan keperawatan sesuai dengan standart keperawatan, supervisor menetapkan kegiatan yang akan di supervise dan menetapkan tujuan yang jelas disetiap supervise
Discharge Planning 1. Tersedianya 1. Ruangan menyediadakan leaflet 1. Tidak tersedianya leaflet atau brosur tentang penyakit, leaflet tidak pencegahan, perawatan, nutrisi, diberikan pasien aktivitas dan istirahat pulang 2. Discharge Planning 2. Terlaksananya 2. Perawat melakukan pelaksanaan hanya dilakukan Discharge Discharge Planning dari awal saat pasien pulang Planning saat pasien masuk ruangan hingga saja pasien pasien pulang masuk,saat intervensi dan saat pulang 3. Pemberian HE 3. Terlaksananya 3. Perawat memberikan pendidikan dilakukan hanya HE secara lisan kesehatan secara lisan dan tulisan dengan secara lisan dan tulisan
69
1. Adanya brosur atau leaflet tentang penyakit yang diderita oleh masing-masing pasien 2. Perawat melaukan Discharge Planning dari awal pasien masuk ruangan hingga pasien pulang
3. Pasien dan keluarga pasien mengerti dan memahami penjelasan tentang penyakit, pencegahan, perawatan, nutrisi, aktivitas dan istirahat sesuai dengan leaflet atau brosur yang diberikan
Timbang Terima 1. Sebanyak 3(25%) 1. Terlaksanaya 1. Kepala ruangan harus selalu 1. Perawat mencantumkan perawat timbang terima menanyaklan masalah masalah kepetrawatan dalam mengatakan yang berfokus keperawatan saat timbang terima setiap laporannya timbang terima pada masalah dilaksanakan dan menyediakan dilakukan berfokus keperawatan form yang berisi poin-poin tentang 2. Perawat langsung menulis dengan masalah dan kebutuhan kebutuhan dasar pasien data pada buku operand an medis dasar pasien dokumentasi operan lengkap 2. Tehnik timbang 2. Optimalnya 2. Kepala ruangan dan perawat terima masih teknik timbang melakukan timbang terima sesuai belum optimal terima dengan aturan yang baku 3. Penulisan timbang 3. Optimalnya 3. Membiasakan diri untuk terima masih dokumentasi mendokumentasikan data langsung belum timbang terima ditulis dibuku operan terdokumentasikan secara optimal Penerimaan Pasien Baru 1. Perawat tidak 1. Dilakukannya melakukan pengkajian pengkajian pasien terhadap pasien baru, tidak baru oleh menjelaskan perawat segala sesuatu tercantum dalam 2. Perawat lembar menjelaskan
1. Kepala ruangan mengingatkan perawat jika terlupa mengkaji pasien baru dan menjelaskan segala sesuatu yang tercantum dalam lembar penerimaan pasien baru serta meminta persetujuan 2. Mensosialisasikan kepada semua perawat tentang teknik
70
Perawat paham tentang teknik penerimaan pasien baru dan dapat mengkaji pasien baru serta menjelaskan segala sesuatu yang tercantum dalam lembar penerimaan pasien baru serta meminta persetujuan
penerimaan pasien baru, tidak meminta inform consent sentralisasi kepada keluargapasien M4 = Money Pembiayaan Masih banyak persyaratan untuk keperluan administrasi dari pihak pasien yang belum lengkap terutama pada pasien rujukan M5 = Marketing Pemasaran Mutu pelayanan sudah berjalan tapi belum optimal
segala sesuatu tercantum dalam lembar penerimaan pasien baru
penerimaan pasien baru yang tepat dan benar 3. Diadakannya evaluasi pemahaman perawat tentang penerimaan pasien baru
Keteraturann administrasi (keuangan)
Mengusulkan untuk menginformasikan pendanaan yang dibutuhkan perawatan klien, penjelasan alur pendanaan untu ksemua pasien (ASKES, UMUM, JPS, ASTEK)
Kepuasan pasien meningkat
Mengusulkan peningkatan mutu pelayanan terus- menerus sehingga memberi kesan yang baik pada klien
71
Klien membayar sesuai dengan tarif yang telah ditetapkan dan menyelesaikan persyaratan yang diperlukan
1. Kepuasan klien terpenuhi 2. Tidak ada komplain dari pasien dan keluarga pasien terhadap pelayanan
3.2 Pengorganisasian Untuk efektifitas pelaksanaan praktik profesi manajemen keperawatan dalam menentukan kebijakan-kebijakan internal, maka kelompok menyusun struktur organisasi sebagai berikut: Ketua
: Umi Sa’adahS.Kep.
Sekretaris
: Mar’atus Silmi S.Kep.
Bendahara
: Dian Agustina S.Kep.
Pj MAKP
: Imam Mahrus S.Kep
Pj Sentralisasi Obat
: M. Feny Samsul Hadi S.Kep
Pj Timbang Terima
: Khoirul Abidin S.Kep dan Dian Agustina S.Kep
Pj Ronde Keperawatan
: Syaiful Anam S.Kep dan Mar’atus Silmi S.Kep.
Pj Supervisi
: M. Yusron Irfani S.Kep
Pj Discharge Planing
: Indah Amaliya S.Kep dan Zainal Arifin S.Kep
Pj Dokumentasi
: Aswin Bahar S.Kep
Pj Penerimaan Pasien
: Indah Amaliya S.Kep
Adapun
dalam
pengelolaan
ruang
rawat
maka
diselenggarakan
pengorganisasian dengan pembagian peran sebagai berikut: 1. Kepala Ruangan 2. PP 3. PA Pembagian ini secara rinci akan dilampirkan pada lembaran tersendiri setelah pelaksanaan metode asuhan keperawatan di ruangan.
72
3.2 Strategi Kegiatan 3.2.1 Penataan Ketenagaan A. Tujuan 1. Tujuan Umum Setelah dilakukan pengumpulan data dan analisis data tentang tenaga (ketenagaan) sesuai dengan tingkat ketergantungan dan jumlah pasien mahasiswa mampu merencanakan pemetaan tenaga. 2. Tujuan Khusus - Mampu mengelola kebutuhan tenaga (menghitung jumlah perhari sesuai dengan tingkat ketergantungan pasien). - Mampu menyusun job description - Mampu membuat jadwal dinas B. Rencana Strategi 1. Menghitung jumlah tenaga dengan menggunakan rumus Douglas Lovvitgel 2. Membuat jadwal shift 3. Mengevaluasi efektifitas pembagian tenaga dengan rumus Douglas Lovvitgel C. Kriteria Evaluasi 1. Evaluasi struktur - Mengidentifikasi jumlah dan tingkat ketergantungan pasien perhari. - Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik (proposal kegiatan) - Menyiapkan format klasifikasi pasien dan perhitungan jumlah tenaga - Membuat format jadwal shift 2. Evaluasi proses - Mahasiswa dapat mengumpulkan data mengenai jumlah pasien dan ketergantungannya - Melakukan tabulasi dan penghitungan kebutuhan jumlah tenaga - Membuat jadwal dinas perhari. 3. Evaluasi hasil - Asuhan keperawatan dapat diberikan secara maksimal - Semua kebutuhan pasien dapat terpenuhi dan tercover - Pasien merasa puas dengan pelayanan yang diberikan
73
- Perawat puas memberikan asuhan kepada pasien
3.2.2Metode Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Metode perawatan Primary Nursing merupakan salah satu metode praktik keperawatan profesional dimana perawat bertanggung jawab penuh terhadap asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien mulai dari klien masuk sampai keluar Rumah Sakit. Metode ini mendorong kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuat rencana asuhan keperawatan dan pelaksanaan asuhan keperawatan selama klien dirawat. Metode ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antara klien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan dan koordinasi asuhan keperawatan selama klien di rawat. Konsep dasar dan metode ini adalah tanggung jawab dan tanggung gugat.
Berikut sistem pemberian asuhan keperawatan Primary Nursing: TIM MEDIS
KEPALA RUANGAN
PP 1
SARANA RS
PP 1
PA 1
PA 1
PA 2
PA 2 Klien
Klien Keterangan: : Garis Komando : Garis Koordinasi
Gambar 3.1 Sistem pemberian Metode Asuhan Keperawatan Primary Nursing
74
Dalam penerapan MAKP metodePrimary Nursing terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihan : 1. Bersifat kontinuitas dan komprehensif 2. Perawat primer mendapatkan akontabilitas yang tinggi terhadap hasil dan memungkinkan pengembangan diri 3. Klien merasa diperlakukan sewajarnya karena kebutuhan secara individu sudah terpenuhi. 4. Tercapainya pelayanan kesehatan yang efektif terhadap pengobatan, dukungan proteksi, informasi dan advokasi (Gillies, 1989) Kelemahan : Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang memadai dengan kriteria assertif, self direction, kemampuan pengambilan keputusan yang tepat, menguasai keperawatan klinik, accountable serta mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin profesi. A. Tujuan a) Tujuan Umum Mahasiswa dapat menerapkan Metode Asuhan Kepertawatan Profesional dengan metode keperawatan primer di Ruang Marwah IIIC RSU Haji Surabaya. b) Tujuan Khusus Setelah menerapkan MAKP primary nursing, mahasiswa mampu: 1.
Mengatur kebutuhan tenaga perawat,
2.
Mengatur tugas dan kewenangan perawat dalam pemberian asuhan
keperawatan, 3.
Melakukan sistem pendokumentasian,
4.
Meningkatkan integritas perawat menuju profesionalisme, dan
5.
Meningkatkan komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim
kesehatan lain. B. Pengorganisasian Penanggung Jawab : Imam Mahrus S.Kep.
75
C. Pelaksanaan MAKP dilaksanakan sesuai dengan jadwal dinas mulai minggu ke-II sampai dengan minggu ke-V praktik profesi Menajemen Keperawatan di Ruang Marwah IIIC tanggal 11Maret 2013 – 21 April 2013. D. Rencana Strategis 1. Mendiskusikan bentuk dan penerapan Metode Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) yang akan dilaksanakan yaitu metodePrimary Nursing. 2. Merencanakan kebutuhan tenaga perawat. 3. Melakukan deskripsi tugas dan tanggung jawab perawat. 4. Melakukan pembagian jadwal serta pembagian tenaga perawat. 5. Menerapkan metode MAKP yang direncanakan. E. Kriteria evaluasi 1) Struktur Metode Asuhan Keperawatan Profesional sebelum dilaksanakan di Ruang Marwah IIIC RSU Haji Surabaya dikoordinasikan dan disetujui oleh pembimbing pendidikan dan pembimbing ruangan. 2) Proses Selama pelaksanaan Metode Asuhan Keperawatan Profesional di Ruang Marwah IIIC RSU Haji Surabaya berjalan sesuai dengan rencana. 3) Hasil Pemahaman mahasiswa dan perawat Ruang Marwah IIIC RSU Haji Surabaya tentang metode asuhan keperawatan profesional meningkat.
76
3.2.3 Sentralisasi Obat Teknik pengelolaan sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang diberikan kepada pasien baik obat oral maupun obat injeksi pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat. Penanggung jawab pengelolaan obat adalah Kepala Ruangan yang secara operasional dapat didelegasikan kepada Staf yang ditunjuk. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat. 3.2.3.1 Penerimaan obat : 1. Obat yang telah diresepkan ditunjukkan kepada perawat dan obat yang telah diambil oleh keluarga diserahkan kepada perawat dengan menerima lembar terima obat. 2. Kaluarga selanjutnya mendapatkan salinan obat yang harus diminum beserta kartu sediaan obat. 3. Obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat dalam kotak obat 3.2.3.2 Pembagian obat : 1. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar pemberian obat 2. Obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar pemberian obat: dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi yang diinstrusikan dan kartu obat yang diinstrusikan oleh dokter dan kartu obat yang ada pada pasien. 3. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, keguanaan obat, jumlah obat, dan efek samping obat. Usahakan tempat obat kembali ke perawat setelah obat dikonsumsi oleh pasien dan observasi adanya efek samping setelah minum obat 4. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap shift oleh petugas yang ditunjuk dan didokumentasikan dalam buku masuk obat.
77
3.2.3.3 Penambahan Obat Baru : 1. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau jadwal pemberian obat, maka informasi ini akan dimasukkan dalam buku obat masuk dan sekaligus dilakukan dalam kartu sediaan obat. 2. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja), maka dokumentasi hanya dilakukan pada buku obat masuk dan selanjutnya diinformasikan kepada keluarga / pasien dengan kartu kontrol obat. 3.2.3.4 Keuntungan pengelolaan obat 1.
Terjadi interaksi intensif antara farmasi, dokter dan perawat.
2.
Resep dapat dikaji dulu oleh apoteker
3.
Farmasi dapat membuat profil farmasi pasien dengan lengkap.
4.
Farmasi dapat melakukan terapi drugs monitor.
5.
Pasien menerima pelayanan farmasi 24 jam.
6.
Pasien hanya membayar obat yang dipakai
7.
Efisiensi Ruang perawatan dari penyimpangan obat.
8.
Mengurangi beban perawat.
9.
Menghindari penggunaan obat yang salah.
10. Mengurangi kemungkinan kehilangan obat. 11. Meningkatkan efisiensi penggunaan tenaga professional. A. Tujuan 1. Tujuan Umum Mahasiswa mampu mengaplikasikan peran perawat dalam pengelolaan sentralisasi obat dan mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat secara maksimal. 2. Tujuan Khusus a. Mampu mengelola obat pasien : pemberian obat secara tepat dan benar sesuai dengan prinsip 6 T + 1 W . b. Menyaragamkan
waktu
pemberian
obat
oral
dan
mengamankan obat-obat yang dikelola. c. Meningkatkan kepatuhan pasien terhadap program terapi.
78
injeksi
serta
d. Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga terhadap perawat dalam pengelolaan sentralisasi obat. e. Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga terhadap asuhan keperawatan yang telah diberikan. B. Pengorganisasian Penanggung jawab
: M. Feny Samsul Hadi S.Kep
Kepala Ruangan
:Umi Sa’adah S.Kep
Perawat Primer
:Dian Agustina S.Kep
Perawat Associate
: Mar’atus Silmi S.Kep.
C. Pelaksanaan Kegiatan sentralisai obat dilaksanakan pada minggu ke-II sampai minggu ke-V. Ruang yang digunakan adalah nurse station. Metode yang digunakan adalah pendekatan secara langsung dengan klien dan keluarga dengan komunikasi terapeutik untuk meyakinkan klien agar bersedia mengikuti pengelolaan sentralisasi obat.
79
Alur Pelaksanaan Sentralisasi Obat DOKTER
Pendekatan Perawat
PASIEN / KELUARGA
FARMASI/APOTIK
PASIEN / KELUARGA
- Persyaratan pengambilan obat sesuai dengan ketentuan
- Lembar serah terima obat PP / PERAWAT YANG MENERIMA
- Buku serah terima/masuk obat
PENGATURAN DAN PENGELOLAAN OLEH PERAWAT
PASIEN
Gambar 3.2 Alur Sentralisasi Obat. ( Nursalam, 2007) Keterangan : : Garis Komando : Garis Koordinasi
80
D. Rencana Strategi 1. Menyusun format sentralisasi obat 2. Melaksanakan pengelolaan sentralisasi obat pasien beserta perawat Ruang Marwah IIIC RSU Haji Surabaya. 3. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengelolaan obat. E. Kriteria evaluasi a. Evaluasi Struktur 1) Persiapan dilakukan pada saat pasien MRS di Ruang Marwah IIIC RSU Haji Surabaya. 2) Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik. 3) Persetujuan proposal 4) Pelaksanaan sentralisasi obat dilaksanakan di Ruang Marwah IIIC RSU Haji Surabaya. 5) Persiapan pelaksanaan sentralisasi obat 6) Perawat yang bertugas pelaksanaan sentralisasi obat. b. Evaluasi Proses 1) Pelaksanaan sentralisasi obat dilakukan sesuai dengan Ruangan yang telah di tentukan dan pasien telah menyetujui inform consent untuk dilakukan sentralisasi obat 2) Pelaksanaan sentralisasi obat sesuai dengan rencana dan alur yang telah ditentukan. 3) Perawat yang bertugas sesuai perannya c. Evaluasi Hasil 1) Klien dan keluarga puas dengan hasil pelaksanaan sentralisasi obat 2) Obat dapat diberikan secara tepat dan benar sesuai 6T dan 1W. 3) Perawat mudah mengontrol pemberian obat. 4) Pendokumentasian pemberian obat dapat dilakukan dengan benar. 5) Klien dapat mempercayakan pengaturan dan pemberian obat kepada petugas. 6) Mampu mengelola obat klien dengan tepat dan benar 6T + 1W
81
7) Meningkatkan kepatuhan klien terhadap program terapi.
3.2.4
Supervisi Keperawatan
Supervisi keperawatan adalah suatu proses pemberian sumber-sumber yang dibutuhkan perawat untuk menyelesaikan tugas dalam rangka mencapai tujuan (Nursalam, 2007). Pada proses pelaksanaannya terdapat langkah-langkah supervisi, yaitu: a. Tahap I Di Nurse Station (Pra-Supervisi) : Supervisor (Kepala Ruangan) memberitahu PP (Perawat Primer) bahwa akan dilakukan supervisi prosedur tindakan injeksi obat intra vena melalui venflon. Kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi
dan
menilai
pengetahuan,
kinerja,
sikap
perawat
dalam
melaksanakan pemberian obat intra vena melalui venflon sehingga dapat meningkatkan kualitas dan mutu pelayanan. b. Tahap II Di Ruang perawat (Pra-Supervisi) : PP bersama PA (perawat assosiate) menyiapkan peralatan. Setelah siap PP mengkonfirmasi kepada Kepala Ruangan. c. Tahap III Di Bed Pasien (Supervisi) : PP bersama PA melakukan prosedur tindakan injeksi obat intra vena melalui venflon. Karu menilai kinerja perawat berdasarkan instrumen yang telah disiapkan, menilai kognitif, afektif dan psikomotor saat melakukan tindakan di depan pasien. Bila memungkinkan dilakukan follow up saat itu juga. Misal cara cuci tangan, komunikasi yang terlewatkan atau pemasangan perlak. Pelaksananan supervisi dengan inspeksi, wawancara, dan validasi data. d. Tahap IV Di Ruang Karu (Pos-Supervisi): Supervisor (Karu) mengklarifikasi permasalahan yang ada ”Fair” (Karu menyampaikan kepada PP tentang hal-hal yang belum sesuai dengan standar prosedur tindakan) “Feedback” (Karu mengadakan klarifikasi dan validasi data sekunder kepada PP)
82
“Follow-Up” (Karu bersama PP merencanakan tindakan tersebut secara bersama untuk melakukan perbaikan). “Reinforcement” (Karu memberikan reward dan dukungan pada PP dan PA) A. Tujuan a) Tujuan Umum Mahasiswa mampu mengaplikasikan peran supervisor dalam supervisi keperawatan dan mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat sehingga tercapai pemenuhan dan peningkatan pelayanan pada klien dan keluarga yang berfokus pada kebutuhan, keterampilan dan kemampuan perawat dalam melaksanakan tugas. b) Tujuan Khusus 1. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa dalam pelaksanaan supervisi keperawatan. 2. Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga atas asuhan keperawatan yang diberikan. 3. Meningkatkan kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. B. Pengorganisasian Penanggung jawab
: M. Yusron Irfani S.Kep
Kepala Ruangan
: Khoirul Abidin S.Kep.
Perawat Primer 1
: Indah Amaliya S.Kep
Perawat Primer 2
: Imam Mahrus S.Kep
Perawat Associate1
: Syaiful Anam S.Kep
Perawat Associate2
: Zainal Arifin S.Kep
C. Pelaksanaan Kegiatan supervisi keperawatan dilaksanakan pada minggu III praktik profesi Manajemen Keperawatan. D. Rencana Strategi 1. Menyusun konsep supervisi keperawatan 2. Menetapkan materi supervisi keperawatan 3. Membuat format supervisi keperawatan 4. Melaksanakan supervisi keperawatan bersama-sama dengan kepala Ruangan dan staf keperawatan
83
5. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan supervisi keperawatan
E. Alur Supervisi Ka. Bid Perawatan
Kasi Perawatan
Ka. Perawatan
Menetapkan kegiatan dan tujuan serta instrumen / alat ukur
Kepala Ruangan
Supervisi
Menilai kinerja Perawat
PP 1
PP 2
Delegasi Fair Feed Back Follow Up, pemecahan masalah, reward/reinforcement
PA
PA
Kualitas Pelayanan Meningkat
Keterangan :
Kegiatan supervisi Delegasi dan supervisi Gambar 3.3 Alur Supervisi Keperawatan (Nursalam, 2007)
84
E. Evaluasi 1.
Struktur: a. Menentukan penanggung jawab supervisi keperawatan b. Menyusun konsep supervisi keperawatan. c. Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik d. Menentukan materi supervisi. e. Persiapan alat dan pasien
2.
Proses: a. Melaksanakan supervisi keperawatan oleh Karu kepada perawat primer dan perawat pelaksana. b. Perawat primer dan perawat pelaksana melaksanakan tugas sesuai dengan diskripsi tugas masing-masing. c. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan supervisi keperawatan. d. Karu mengisi lembar penilaian sesuai petunjuk teknis pengisian.
3. Hasil : a. Mahasiswa mampu melaksanakan supervisi secara optimal. b. Supervisi dilaksanakan sesuai dengan rencana c. Supervisor mengevaluasi hasil supervisi d. Supervisor memberikan reward/feed back pada perawat primer dan perawat pelaksana
3.2.5
Timbang Terima Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan
mengoptimalkan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi mandiri perawat. Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yang efektif antar perawat maupun dengan tim kesehatan lain. Salah satu bentuk komunikasi yang harus ditingkatkan efektifitasnya adalah saat pergantian shift (timbang terima pasien).
85
Timbang terima (operan) merupakan teknik / cara menyampaikan laporan yang berhubungan dengan keadaan pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan atau belum dan perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh perawat primer kepada perawat primer pada shif berikutnya secara tertulis dan lisan. Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima merupakan kegiatan yang harus dilakukan sebelum pergantian shift. Selain laporan antar shift, dapat disampaikan juga informasi-informasi yang berkaitan dengan rencana kegiatan yang telah atau belum dilaksanakan. (Nursalam, 2007). Teknik pengelolaan timbang terima dimulai dari perawat dari kedua shift dan KARU siap berkumpul di nurse station, Karu mengecek kesiapan timbang terima tiap PP dan PA; persiapan membawa: status pasien, buku timbang terima, work sheet, nursing kits; Karu membuka acara timbang terima; hal-hal yang perlu disampaikan PP pada saat timbang terima: identitas klien dan jumlah pasien, jumlah pasien baru, jumlah pasien lama, jumlah pasien pulang, diagnosa medis, masalah
keperawatan, data yang mendukung,
tindakan keperawatan yang sudah / belum dilaksanakan, rencana umum yang perlu dilakukan: pemeriksaan penunjang, konsul, prosedur tindakan tertentu; perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi dan validasi tentang hal-hal yang telah ditimbang terimakan; lama timbang terima setiap pasien kurang lebih 5 menit, kecuali kondisi khusus yang memerlukan keterangan lebih rinci; klarifikasi hasil validasi data; laporan timbang terima ditanda tangani oleh kedua PP dan Karu (kalau pagi saja); reward Karu terhadap perawat yang akan dan selesai bertugas; dan penutupan dilakukan oleh karu.
A. Tujuan
86
a) Tujuan umum Setelah dilakukan timbang terima, maka mahasiswa dan perawat di Ruang Marwah IIIC mampu mengkomunikasikan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan klien dengan baik, sehingga kesinambungan informasi mengenai keadaan klien dapat dipertahankan. b) Tujuan Khusus 1. Menyampaikan masalah, kondisi dan keadaan klien (data fokus). 2. Menyampaikan hal-hal yang sudah / belum dilakukan dalam asuhan keperawatan pada klien. 3. Menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindak lanjuti oleh dinas berikutnya. 4. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya. B. Pengorganisasian Penanggung jawab
: Khoirul Abidin S.Kep dan Dian Agustina S.Kep
Kepala Ruangan
: Syaiful Anam S.Kep
Perawat Primer (pagi)
: Mar’atus Silmi S.Kep.
Perawat Associate (pagi) : Aswin Bahar S.Kep Perawat Primer (sore)
: M. Feny Samsul Hadi S.Kep
Perawat Associate(sore) : M. Yusron Irfani S.Kep C. Pelaksanaan Kegiatan timbang terima dilaksanakan pada minggu ke-II sampai minggu keV praktik profesi Manajemen Keperawatan di Ruang Marwah IIICRSU Haji Surabaya. D. Rencana Strategi 1. Menyusun alur timbang terima bersama-sama dengan perawat Ruangan. 2. Menyusun materi timbang terima. 3. Membuat format timbang terima dan juknis. 4. Melaksanakan timbang terima bersama dengan kepala ruangan dan staf keperawatan. 5. Mendokumentasikan hasil timbang terima penderita.
87
E. Alur Timbang Terima KLIEN DIAGNOSA MEDIS MASALAH KOLABORATIF
DIAGNOSA KEPERAWATAN
RENCANA TINDAKAN
YANG TELAH DILAKUKAN
YANG AKAN DILAKUKAN PERKEMBANGAN /KEADAAN KLIEN
MASALAH : 1. 2. 3. 4.
TERATASI BELUM TERATASI TERATASI SEBAGIAN MUNCUL MASALAH BARU
Gambar 3.4 Alur Timbang Terima
F. Evaluasi a. Struktur Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia antara lain: catatan timbang terima, status klien, working sheet dan kelompok shift timbang terima. Kepala Ruangan selalu memimpin kegiatan timbang terima yang dilaksanakan pada pergantian shift yaitu malam ke pagi, pagi ke sore. Kegiatan timbang terima pada shift sore ke malam dipimpin oleh perawat primer yang bertugas saat itu. b. Proses
88
Proses timbang terima di pimpin oleh kepala Ruangan dan dilaksanakan oleh seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift. Perawat primer mengoperkan ke perawat primer berikutnya yang akan mengganti
shift.
Timbang
terima
pertama
dilakukan
di
ners
stationkemudian ke bed klien dan kembali lagi ke ners station. Isi timbang terima mencakup jumlah klien, masalah keperawatan. Intervensi yang sudah dilakukan. Intervensi yang belum dilakukan dan pesan khusus. Setiap klien tidak lebih dari 5 menit saat klarifikasi ke klien. c. Hasil Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap perawat dapat mengetahui perkembangan, masalah keperawatan klien, dan intervensi keperawatan klien
yang belum
dilakukan dan sudah
diselesaikan. Sehingga komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.
3.2.6 Ronde Keperawatan Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat disamping melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus dilakukan oleh Perawat Primer dan atau konselor, Kepala Ruangan, Perawat Associate yang perlu juga melibatkan seluruh PA kesehatan (Nursalam, 2002). Ronde keperawatan akan memberikan media bagi perawat untuk membahas lebih dalam masalah dan kebutuhan pasien serta merupakan suatu proses belajar bagi perawat dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Kepekaan dan cara berfikir kritis perawat akan tumbuh dan terlatih melalui suatu transfer pengetahuan dan pengaplikasian konsep teori kedalam praktik keperawatan. Teknik pengelolaan ronde pada waktu tahap pra ronde adalah menetapkan kasus dan topik, membuat informed consent, menentukan tim ronde, membuat proposal, diskusi kelompok dan mencari sumber dan literatur. Setelah itu, PP1 melaporkan rencana ronde pada karu. Pada tahap pelaksanaan dilakukan:
89
a. Pembukaan
:
salam
pembukaan,
memperkenalkan
tim
ronde
dan
menyampaikan tujuan ronde. b. Penyajian masalah : penyajian riwayat penyakit dan masalah klien, menyampaikan masalah keperawatan yang belum terselesaikan dan diskusi antar PA tentang masalah keperawatan. c. Validasi data : memberi salam dan memperkenalkan tim ronde kepada klien dan keluarga, validasi data yang telah disampaikan dengan melibatkan keluarga, PP2 menanyakan dan memberi masukan, konselor menguatkan validasi masalah dan intervensi keperawatan serta tindakan Diskusi/tanya jawab : diskusi antar PA tentang masalah keperawatan, menentukan tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah ditetapkan, evaluasi dan rekomendasi intervensi keperawatan. A. Tujuan 1. Tujuan Umum Mahasiswa mampu menyelesaikan masalah klien melalui pendekatan kritis. 2. Tujuan Khusus Setelah dilaksanakan ronde keperawatan, mahasiswa mampu: a. Menumbuhkan cara berpikir kritis dan ilmiah b. Meningkatkan kemampuan menganalisa masalah. c. Meningkatkan kemampuan validasi data klien d. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan. e. Meningkatkan
kemampuan
untuk
memodifikasi
intervensi
keperawatan. f. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang sesuai dengan masalah klien. g. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja. B. Pengorganisasian Penanggung jawab
: Syaiful Anam S.Kep dan Mar’atus Silmi S.Kep.
Kepala Ruangan
: Dian Agustina S.Kep.
Konselor
: Dwiono MudjiantoS.Kep. Ns,
Dokter
:-
90
Perawat Primer 1
: Zainal Arifin S.Kep
Perawat Associate 1
: M. Feny Samsul Hadi S.Kep
Perawat Associate1
: Imam Mahrus S.Kep
Perawat Primer 2
:M. Yusron Irfani S.Kep
Perawat Associate 2
: Umi Sa’adahS.Kep.
Perawat Associate 2
: Indah Amaliya S.Kep
Ahli Gizi Supervisor
:: 1. Puji Rahayu, S.Kep, Ns M.kep 2. Nur Mukarromah M. Kes
Pembimbing
: 1. Nur Mukarromah M. Kes 2. Dwiono Mudjianto Mudjianto S.Kep. Ns
Notulen
: Khoirul Abidin S.Kep
Observer
: Aswin Bahar S.Kep
C. Pelaksanaan Kegiatan Ronde Keperawatan dilakukan pada minggu ke-IV. D. Rencana Strategi a) Menentukan penderita yang akan dijadikan subjek ronde keperawatan. b) Menentukan strategi ronde keperawatan yang akan digunakan. c) Menentukan materi dalam pelaksanaan ronde keperawatan. d) Menyiapkan petunjuk teknis pelaksanaan ronde keperawatan termasuk menghubungi pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan ronde keperawatan. e) Melaksanakan ronde keperawatan bersama-sama kepala Ruangan dan staf keperawatan. f) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan ronde keperawatan.
91
E. Alur Pelaksanaan Ronde Keperawatan
PP
TAHAP PRA RONDE
PROPOSAL PENETAPAN PASIEN
PERSIAPAN PASIEN : INFORMED CONCENT HASIL PENGKAJIAN/ INTERVENSI
APA YANG MENJADI MASALAH CROSS CEK DATA YANG ADA APA YANG MENYEBABKAN MASALAH TERSEBUT BAGAIMANA PENDEKATAN (PROSES, SAK, SOP)
TAHAP RONDE PENYAJIAN MASALAH
TAHAP RONDE
VALIDASI DATA
DISKUSI KARU, PP, PERAWAT KONSELOR
TAHAP RONDE
TAHAP PASCA RONDE
EVALUASI
92
MASALAH TERATASI
di Nurse Station
di Bed Pasien
Gambar 3.5 Alur Pelaksanaan Ronde
F. Evaluasi a) Struktur Persyaratan administrative (informed concent, alat dan lainnya). Tim ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde keperawatan. Persiapan dilakukan sebelumnya. b) Proses : Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang telah ditentukan. c) Hasil : Pasien merasa puas dengan hasil pelayanan Masalah pasien dapat teratasi : 1.
Dengan pemberian nutrisi pada pasien bubur halus dahulu baru kemudian diberikan sonde
2.
Memotivasi ibu untuk memberikan asupan nutrisi dengan sedikit tapi sering
3.
Motivasi orang tua untuk memberikan stimulasi motorik pada anaknya terutama bapak juga perlu dilibatkan.
d) Perawat dapat : Menumbuhkan cara berpikir kritis dan ilmiah, Meningkatkan kemampuan validasi data klien, Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana keperawatan, Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang sesuai dengan masalah klien, dan Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
93
3.2.7 Dokumentasi Keperawatan Dokumentasi adalah semua catatan otentik yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dalam persoalan hukum. Dokumentasi keperawatan adalah keterangan tertulis dari seluruh pelayanan keperawatan yang diberikan kepada klien, baik pasien yang mengalami rawat inap ataupun rawat jalan. Dokumentasi keperawatan merupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan metode asuhan keperawatan profesional, karena mempunyai fungsi lain sebagai
alat komunikasi,
aspek hukum, jaminan mutu
pendidikan/peneliti dan akreditasi. Kelompok memilih mendokumentasikan bentuk metode PIE dengan alasan pendokumentasian metode ini aplikatif dan efektif karena sudah tampak adanya masalah keperawatan. Secara garis besar metode pendokumentasian ini terdiri dari format pengkajian, format problem, intervensi dan evaluasi dalam satu lembar. Setiap pasien dilakukan pengkajian oleh perawat primer kemudian dilakukan analisis dan ditegakkan diagnosa pengkajian keperawatan. Selanjutnya intervensi keperawatan ditulis sesuai dengan dengan format SAK yang ada. Format cetakan keperawatan diisi oleh perawat assosiate, sedangkan hasil observasi, vital sign, pemberian obat ditulis dilembar observasi oleh perawat assosiate. Tujuan Utama Pendokumentasian 1) Mengidentifikasi status kesehatan klien dalam rangka mencatat kebutuhan klien,
merencanakan,
melaksanakan
tindakan
mengevaluasi tindakan. 2) Dokumentasi untuk penelitian, hukum dan etika. Manfaat dan Pentingnya Dokumentasi Keperawatan 1) Hukum
94
keperawatan
dan
Semua catatan informasi tentang klien merupakan dokumentasi resmi dan bernilai hukum, oleh karena itu data harus diidentifikasi secara lengkap, jelas, objektif dan ditandatangani oleh tenaga kesehatan atau perawat. Dalam hal ini perlu dicantumkan waktu dan sebaiknya dihindari adanya penulisan yang dapat menimbulkan interpretasi yang salah.
2) Jaminan Mutu (kualitas pelayanan) Pencatatan data klien yang lengkap dan akurat akan memberi kemudahan perawat untuk menyelesaikan masalah klien serta untuk mengetahui sejauh mana masalah dapat teratasi. Hal ini juga memungkinkan perawat untuk mengetahui adanya masalah baru secara dini. 3) Komunikasi Dokumentasi merupakan alat perekam masalah yang berkaitan dengan klien sehingga dapat dijadikan sebagai alat komunikasi antar tenaga kesehatan. 4) Keuangan Semua tindakan keperawatan yang belum, sedang dan telah diberikan dicatat dengan lengkap sebagai acuan dalam menentukan biaya perawatan klien. 5) Pendidikan Dokumentasi berisi kronologis dari kegiatan asuhan keperawatan yang dapat digunakan sebagai bahan atau referensi pembelajaran bagi siswa atau profesi keperawatan. 6) Penelitian Data yang terdapat dalam dokumentasi keperawatan mengandung informasi yang dapat digunakan sebagai bahan riset untuk pengembangan ilmu keperawatan. 7) Akreditasi Dokumentasi keperawatan dapat digunakan untuk melihat sejauh mana peran dan fungsi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
95
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pendokumentasian (Potter dan Perry, 2005) 1) Jangan menghapus dengan type-x atau menghapus tulisan yang salah. Cara yang benar adalah dengan mencoret tulisan yang salah dengan 2 garis kemudian dituliskan kata salah dan diberi paraf, setelah itu dituliskan catatan yang benar. 2) Jangan mengkritik klien atau tenaga kesehatan yang lain yang dapat digunakan sebagai bukti terhadap asuhan keperawatan yang tidak professional. 3) Jangan tergesa-gesa melengkapi catatan, pastikan dulu bahwa datanya akurat. 4) Catat hanya fakta, akurat, reliable. 5) Jangan biarkan pada akhir catatan perawat kosong. Coret bagian sisa yang kosong dan bubuhkan tanda tangan. 6) Semua catatan ditulis dengan tinta dan bahasa yang lugas. 7) Jika mempertanyakan suatu instruksi catat bahwa anda sedang mengklarifikasi. 8) Tulis hanya untuk diri sendiri. 9) Hindari penulisan yang kurang spesifik. 10) Catatlah dokumentasi dengan waktu dan diakhiri dengan tanda tangan. Pastikan urutan kejadian dicatat dengan benar dan ditanda tangani. Kelompok mencoba membuat suatu metode pendokumentasian yang mengacu pada metode PIE. Tehnik pengisian lembar dokumentasi keperawatan: a. Pengkajian pada waktu klien masuk diikuti pengkajian persistem. b. Pengkajian dilakukan secara komprehensif. c. Lembar dokumentasi asuhan keperawatan: 1) Pengisian nama, umur, jenis kelamin, tanggal, dan nomor register klien. 2) Tiap lembar data diisi problem, intervensi dan evaluasi. d. Pada kolom problem ditambahkan data subjektif dan objektif.
96
e. Pada kolom intervensi, intervensi langsung terhadap penyelesaian masalah ditandai dengan “I” (intervensi), nomor masalah dicatat dan dibuat oleh PP. f. Pada kolom evaluasi dicatat keadaan klien sebagai pengaruh dari intervensi diidentifikasi dengan tanda “E” (evaluasi) dan nomor masalah, berisi tentang jam dan paraf perawat. g. Setiap masalah yang diidentifikasi dievaluasi minimal tiap 8 jam (setiap pergantian jaga). Selain menggunakan metodePIE pada minggu ke-II, digunakan modifikasi metode dokumentasi keperawatan untuk klien kamar B(8 Tempat Tidur). Dokumentasi tersebut meliputi lembar pengkajian, lembar intervensi keperawatan dan evaluasi dalam satu hari (3 shift). Dengan modifikasi ini diharapkan dokumentasi yang dilakukan lebih efektif dan efisienyang dilaksanakan pada minggu ke-II. Keuntungan pendokumentasian: 1) Memungkinkan penggunaan proses keperawatan. 2) Rencana tindakan dan catatan perkembangan dapat dihubungkan. 3) Memungkinkan pemberian asuhan keperwatan secara kontinyu. 4) Perkembangan klien dapat dengan mudah digambarkan. Kerugian pendokumentasian: 1) Tidak dapat digunakan untuk pencatatan semua disiplin ilmu. 2) Pembatasan rencana tindakan keperawatan yang tidak aplikatif untuk beberapa situasi keperawatan. Bagian dari dokumentasi keperawatan: Format pengkajian dengan
menggunakan format pengkajian
persistem. Lembar dokumentasi keperawatan dengan system PIE berisi tentang: a. Nama klien b. Umur c. No register d. Diagnosa medis e. Diagnosa keperawatan
97
f. Kolom tanggal dan jam g. Kolom problem h. Kolom intervensi i. Kolom implementasi j. Evaluasi k. Kolom tanda tangan Tujuan dari pendokumentasian keperawatan adalah: 1. Komunikasi 1) Koordinasi asuhan keperawatan 2) Mencegah informasi berulang 3) Meminimalkan kesalahan dan meningkatkan asuhan keperawatan 4) Penggunaan waktu lebih efisien 2. Mekanisme pertanggungjawaban 1) Dapat dipertangggungjawabkan baik kualitas dan kebenaran 2) Sebagai perlindungan hukum bagi perawat. 3. Metode pengumpulan data 1) Mencatat kemajuan pasien secara reliable dan objektif 2) Mendeteksi kecenderungan yang mungkin terjadi 3) Sebagai bahan penelitian 4) Sebagai data statistik 4. Sarana pelayanan keperawatan secara individu: mencatat secara terintegrasi berbagai aspek pasien : kebutuhan, kekuatan dan keadaan khusus. 5. Sarana untuk evaluasi 6. Sarana untuk meningkatkan kerjasama antar disiplin dalam tim kesehatan 7. Sarana pendidikan lanjutan 8. Memantau kualitas asuhan keperawatan yang diterima dan kompetensi yang berhubungan untuk asuhan keperawatan Standar Dokumentasi Keperawatan, berupa: 1.
Kepatuhan terhadap aturan pendokumentasian yang ditetapkan oleh profesi atau pemerintah. Pencatatan tersebut menyediakan pedoman
98
penggunaan singkatan, tanda tangan, metode jika ada kesalahan, dan peraturan jika data terlambat masuk. 2.
Standar profesi keperawatan dituliskan kedalam catatan kesehatan. Data yang ada menjabarkan apa yang dilakukan perawat.
3.
Peraturan tentang praktek keperawatan dapat dilihat pada catatan pelayanan kesehatan. Data yang tertulis menunjukkan kegiatan perawat yang independent dan interdependen.
4.
Pedoman akreditasi harus diikuti. Penekanan yang khusus pada data tentang kegiatan observasi dan evaluasi.
Dokumentasi Asuhan Keperawatan 1.
Dokumentasian pengkajian keperawatan Pengkajian keperawatan adalah fase pengumpulan data dari proses
keperawatan untuk mengumpulkan data yang sistematis. Tujuan dari pangkajian adalah untuk mengumpulkan, mengorganisir dan mencatat data yang menjelaskan respon manusia terhadap masalah-masalah kesehatan. Tujuan dari pencatatan data pengkajian keperawatan adalah : a. Mengidentifikasi kebutuhan pasien dan respon pasien yang dinyatakan dalam diagnosa keperawatan yang mempengaruhi tindakan keperawatan yang diperlukan b. Menggabungkan dan mengorganisir informasi yang dikumpulkan dari beberapa sumber menjadi satu sumber umum, sehingga pola-pola kesehatan
pasien
dapat
dianalisa
dan
masalah-masalah
dapat
diidentifikasi c. Meyakinkan garis dasar informasi yang ada dan untuk bertindak sebagai poin referensi untuk mengukur perubahan pada kondisi pasien. d. Mensuplai data yang cukup untuk memberikan alasan akan kebutuhan pasien terhadap pelayanan keperawatan e. Memberikan dasar guna penulisan rencana keperawatan yang efektif. 2.
Dokumentasi diagnosa keperawatan Diagnosa keperawatan adalah tahap proses keperawatan yang meliputi
:mengidentifikasi masalah pasien yang dapat dipecahkan (ditangani, dikurangi atau dirubah) melalui intervensi keperawatan. Diagnosa keperawatan
99
menggunakan pengkajian data sampai respon pasien pada masalah keperawatan. Diagnosa keperawatan adalah sebuah pernyataan singkat dalam pertimbangan
perawat
menggambarkan
respon
pasien
pada
masalah
keperawatan yang aktual dan resiko. Tujuan diagnosa keperawatan : a. Menyampaikan masalah pasien dalam istilah yang dimengerti oleh semua perawat b. Mengenali masalah-masalah pasien yang utama pada pengkajian data c. Mengenali perkembangan tindakan keperawatan Kategori diagnosa keperawaran : a. Aktual : Menunjukkan masalah yang ada pada pengkajian data b. Resiko/resiko tinggi : Merupakan masalah potensial dari pengkajian data yang apabila tidak dilakukan tindakan keperawatan dapat menjadi masalah aktual c. Kemungkinan : Menunjukkan situasi kemungkinan yang ditekankan pada pengamatan dan pengawasan. Komponen diagnosa keperawatan : a. Pernyataan masalah b. Penyebab masalah c. Tanda dan gejala 3. Dokumentasi rencana tindakan keperawatan Perencanaan adalah salah satu tahap dari proses keperawatan termasuk menentukan prioritas ,dan menentukan metode yang digunakan untuk penyelesaian
masalah.
Tujuan
dari
perencanaan,
menyusun
rencana
keperawatan yang dapat digunakan dalam masalah aktual, resiko atau kemungkinan reaksi manusia terhadap masalah kesehatan. Fokus dari perencanaan adalah untuk menyususn rencana tindakan dengan pendekatan penyelesaian masalah. Melalui proses ini, perawat memprioritaskan dan membuat daftar masalah klien yang memerlukan intervensi keperawatan. Komponen yang mendasari rencana tindakan keperawatan terdiri dari 3 komponen :
100
1)
Diagnosa keperawatan
2)
Hasil yang diharapkan/kriteria hasil
3)
Instruksi perawat/intervensi keperawatan
4. Dokumentasi intervensi keperawatan Tujuan dokumentasi intervensi keperawatan 1)
Mengkomunikasikan secara tepat apa yang telah dilakukan pada pasien (mencegah duplikasi terhadap pengobatan)
2)
Sebagai klaim malpraktek
3)
Sebagai justifikasi staffing
4)
Efektif dan efisiensi dana
Jenis intervensi : 1) Intervensi terapeutik Tindakan terapeutik adalah tindakan yang langsung sesuai dengan keadaan pasien. Intervensi terapeutik meliputi tindakan keperawatan dan tindakan medis. 2) Intervensi pemantapan/ observasi Observasi dan penilaian yang benar tentang kemajuan kondisi kesehatan pasien yang serta yang mempengaruhi hambatan-hambatan dalam kesehatan klien. Dokumentasi intervensi mengidentifikasi mengapa suatu tindakan dilakukan pada pasien, apa yang terjadi, kapan, bagaimana dan siapa yang melakukan intervensi. Komponen dokumentasi intervensi keperawatan meliputi:
WHY : Alasan tindakan
WHAT : Penjelasan tentang apa yang dilakukan secara lengkap dan rinci
WHO : Siapa yang melaksanakan intervensi
WHEN : Waktu pelaksanaan
HOW : Tindakan dilakukan dengan prinsip alamiah dan rasional.
5. Dokumentasi evaluasi keperawatan
101
Evaluasi adalah langkah akhir dari proses keperawatan. Tugas selama tahap ini termasuk pencatatan pernyataan evaluasi dan revisi rencana tindakan keperawatan dan intervensi keparawatan jika perlu. Tujuan evaluasi keperawatan adalah untuk menentukan seberapa efektifnya tindakan keperawatan itu untuk mencegah atau mengobati respon manusia terhadap prosedur kesehatan. Tujuan dokumentasi evaluasi : 1)
Merupakan
faktor
penentu
terhadap
keefektifan
keputusan
pencegahan, pengobatan dan pengobatan terhadap respon pasien akan masalah keperawatan 2)
Menilai pencapaian tujuan keperawatan
3)
Menilai efektifitas rencana keperawatan atau strategi asuhan keperawatan
Komponen evaluasi : 1)
Mencatat rumusan evaluasi
2)
Merevisi/memodifikasi rencana keperawatan
3)
Intervensi jika diperlukan
4)
Mencatat secara berkesinambungan informasi tentang pasien
5)
Pengkajian ulang
Tipe pernyataan evaluasi : 1) Evaluasi formatif Pernyataan formatif langsung merefleksikan observasi perawat dan analisis
terhadap
respon
pasien
langsung
setelah
intervensi
keperawatan 2) Evaluasi sumatif Pernyataan sumatif merefleksikan rekapitulasi dan synopsis observasi serta analisis mengenai status kesehatan klien terhadap waktu. A. Tujuan a. Tujuan Umum Mahasiswa mampu menerapkan sistem dokumentasi keperawatan metode PIE dengan benar di Ruang Marwah IIICRSU Haji Surabaya. b. Tujuan Khusus
102
Mendokumentasikan asuhan keperawatan : 1. Mendokumentasikan pengkajian keperawatan 2. Mendokumentasikan diagnosis keperawatan 3. Mendokumentasikan perencanaan keperawatan 4. Mendokumentasikan pelaksanaan keperawatan 5. Mendokumentasikan evaluasi keperawatan 6. Mendokumentasikan pengelolaan logistik dan obat 7. Mendokumentasikan
HE
(health
education)
melalui
kegiatan
perencanaan pulang 8. Mendokumentasikan timbang terima 9. Mendokumentasikan kegiatan supervisi 10. Mendokumentasikan kegiatan penyelesaian kasus melalui ronde keperawatan B. Pengorganisasian Penanggung jawab : Aswin Bahar, S.Kep C. Pelaksanaan Kegiatan dokumentasi dilaksanakan pada minggu ke-II. D. Rencana Strategi 1. Menyusun format pengkajian metode ROS ( Review Of System) 2. Mendiskusikan format pengkajian dan pendokumentasian yang telah dibuat sesuai dengan 10 diagnosa keperawatan yang sering dijumpai di Ruang Marwah IIIC RSU Haji Surabaya. 3. Membuat SAK terdiri dari 10 diagnosa keperawatan yang sering di Ruang Marwah IIIC RSU Haji Surabaya. 4. Menyiapkan petunjuk teknis pengisian format dokumentasi keperawatan 5. Melaksanakan pendokumentasian bersama dengan perawat Ruangan 6. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan dokumentasi keperawatan. Metode 1. Melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan yang terdiri dari: 1) Lembar penerimaan pasien baru 2) Lembar format pengkajian menggunakan ROS (Review Of Siystem) 3) Lembar pemeriksaan patologi
103
4) Lembar advice dokter 5) Analisa data (disesuaikan berdasarkan prioritas) 6) Asuhan
keperawatan
(diagnosa,
intervensi
keperawatan,
implementasi keperawatan, evaluasi) 7) Lembar observasi 8) Discharge planning 9) Resume keperawatan 10) Surat persetujuan sentralisasi obat (informed concent) 11) Lembar serah terima obat 12) Daftar pemberian obat 13) Surat persetujuan tindakan medis 14) Surat penolakan tindakan medis 15) Surat permintaan konsultasi. Media 1.
Lembar penerimaan pasien baru
2.
Lembar format pengkajian menggunakan ROS (Review Of Siystem)
3.
Lembar pemeriksaan patologi
4.
Lembar advice dokter
5.
Lembar analisa data (disesuaikan berdasarkan prioritas)
6.
Lembar standart asuhan keperawatan (diagnosa, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan, evaluasi)
7.
Lembar observasi
8.
Lembar discharge planning
9.
Lembar resume keperawatan
10. Lembar surat persetujuan sentralisasi obat (informed concent) 11. Lembar serah terima obat 12. Lembar daftar pemberian obat 13. Lembar surat persetujuan tindakan medis 14. Lembar surat penolakan tindakan medis 15. Lembar surat permintaan konsultasi. 16. Juknis penerimaan pasien baru 17. Juknis format pengkajian menggunakan ROS (Review Of System)
104
18. Juknis pemeriksaan patologi 19. Juknis advice dokter 20. Juknis analisa data (disesuaikan berdasarkan prioritas) 21. Juknis
standart
asuhan
keperawatan
(diagnosa,
intervensi
keperawatan, implementasi keperawatan, evaluasi) 22. Juknis lembar observasi 23. Juknis discharge planning 24. Juknis resume keperawatan 25. Juknis surat persetujuan sentralisasi obat (informed concent) 26. Juknis lembar serah terima obat 27. Juknis daftar pemberian obat 28. Juknis surat persetujuan tindakan medis 29. Juknis surat penolakan tindakan medis 30. Juknis surat permintaan konsultasi. E. Evaluasi 1. Evaluasi Struktur Sarana dan prasarana yang menunjang antara lain lembar penerimaan pasien baru, lembar pengkajian keperawatan, lembar pemeriksaan patologi, lembar advice dokter, analisa data (disesuaikan berdasarkan prioritas), asuhan keperawatan (diagnosa, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan, evaluasi), lembar observasi, discharge planning, resume keperawatan, surat persetujuan sentralisasi obat, lembar serah terima obat, daftar pemberian obat, surat persetujuan tindakan medis, surat penolakan tindakan medis dan surat permintaan konsultasi. 2. Evaluasi Proses a.
PP melakukan pengkajian, menentukan problem dan intervensi sesuai SAK.
b.
PP mendelegasikan penulisan implementasi kepada PA.
c.
PP melakukan evaluasi setiap diagnosa keperawatan yang dilakukan setiap shift
3.
Evaluasi Hasil
105
b. Format dokumentasi didokumentasikan dengan lengkap, akurat, relevan dan baru. c. Job description yang jelas antara PP dan PA
3.2.8 Discharge Planning Perencanaan pulang atau discharge planning merupakan proses terintegrasi yang terdiri dari fase-fase yang ditujukan untuk memberikan asuhan keperawatan yang berkesinambungan (Raden dan Traft, 1990). Discharge planning keperawatan merupakan komponen yang terkait dengan rentang keperawatan atau yang sering disebut dengan keperawatan berkelanjutan, dimana perawatan yang dibutuhkan oleh pasien harus diberikan dimanapun pasien berada. Kegagalan untuk memberikan dan mendokumentasikan perencanaan pulang akan beresiko terhadap beratnya penyakit, ancaman hidup dan disfungsi fisik. Dalam perencanaan pulang diperlukan komunikasi yang baik dan terarah sehingga apa yang disampaikan dapat dimengerti dan berguna untuk proses keperawatan di rumah. Komponen perencanaan pulang (Komponen Discharge Planning) a.
Pada saat pasien masuk Ruangan: 1. Menyambut kedatangan pasien 2. Orientasi Ruangan, jenis pasien, peraturan dan denah Ruangan 3. Memperkenalkan pasien pada teman sekamar, perawat, dokter dan tenaga kesehatan lain 4. Melakukan pengkajian keperawatan 5. Menyampaikan kepada keluarga perkiraan lama masa perawatan.
b.
Selama masa perawatan: 1. Pemeriksaan klinis dan penunjang yang lain 2. Melakukan asuhan keperawatan berdasarkan masalah yang muncul sampai dengan evaluasi perkembangan pasien selama dirawat. 3. Penyuluhan kesehatan : penyakit, perawatan, pengobatan, diet, aktivitas, kontrol
Persiapan pasien pulang: 1. Perawatan di rumah
106
Meliputi pemberian pengajaran atau pendidikan kesehatan (health education) mengenai aturan diet, aktivitas istirahat, waktu dan tempat kontrol. Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan tingkat pemahaman klien dan keluarga mengenai perawatan selama klien di rumah nanti, perawatan lanjutan seperti perawatan luka, NGT. 2. Obat-obatan yang masih dikonsumsi klien dan dosisnya Penjelasan mengenai obat-obatan klien yang masih harus diminum, dosis, cara pemberian dan waktu yang tepat untuk minum obat, efek samping yang mungkin muncul. 3. Obat-obatan yang dihentikan Pada semua pasien kalau ada obat-obatan yang tidak diminum lagi oleh klien, obat-obatan tersebut tetap dibawakan ke klien, 4. Hasil pemeriksaan Hasil pemeriksaan foto selama dirawat di RS dibawakan pulang pada klien, tetapi untuk hasil pemeriksaan laboratorium asli menjadi milik RS. 5. Surat-surat seperti: surat keterangan sakit, surat kontrol, surat rujukan dll. Tindakan keperawatan pada waktu perencanaan pulang 1.
Mengkaji kebutuhan klien (fisiologis, psikologis, social dan cultural)
2. Mengembangkan rencana keperawatan yang sudah diterapkan dan mendokumentasikan strategi discharge 3.
Memberi pendidikan kepada keluarga dan klien (Patrice.1999)
A. Tujuan a) Tujuan Umum Setelah dilaksanakan praktik manajemen keperawatan diharapkan Ruang Marwah IIIC RSU Haji Surabaya. mampu menerapkan discharge planning. b) Tujuan Khusus 1. Mengkaji kebutuhan rencana pemulangan 2. Mengidentifikasi masalah pasien 3. Memprioritaskan masalah pasien yang utama 4. Membuat perencanaan pasien pulang yaitu mengajarkan pada pasien yang dilakukan dan dihindari selama dirumah 5. Melakukan evaluasi pada pasien selama diberikan penyuluhan
107
6. Mendokumentasikan
B. Pengorganisasian Penanggung jawab
: Zainal Arifin S.Kep dan Indah Amaliyah, S.Kep
Kepala Ruangan
: Mar’atus Silmi S.Kep.
Perawat Primer 1
: Umi Sa’adahS.Kep.
Perawat Associate1
: Khoirul Abidin, S.Kep
Perawat Primer 2
:Syaiful Anam S.Kep
Perawat Associate2
:Dian Agustina S.Kep
C. Pelaksanaan Kegiatan dilaksanakanminggu ke-III D. Rencana Strategi 1. Menyusun konsep discharge planning 2. Menentukan materi discharge planning 3. Menyiapkan format discharge planning, kartu kontrol, kartu obat 4. Melaksanakan discharge planning bersama dengan perawat Ruangan 5. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan discharge planning
108
E. Alur Discharge Planning
Pasien masuk
- Menyambut kedatangan pasien - Orientasi Ruangan, peraturan dan denah Ruangan. - Memperkenalkan pasien pada teman sekamar, perawat, dokter dan tenaga kesehatan lain - Melakukan pengkajian keperawatan
-
Pemeriksaan klinis dan penunjang yang lain Melakukan asuhan keperawatan Penyuluhan kesehatan : penyakit, perawatan, pengobatan, diet, aktivitas, kontrol
Pasien selama dirawat
-
Pasien keluar
Penyelesaian administrasi
- Perawat - Dokter - Tim kesehatan lain
Perencanaan pulang
-
Program HE : Pengobatan/ control Kebutuhan nutrisi Aktivitas dan istirahat Perawatan di rumah
Lain-lain
Monitoring oleh petugas kesehatan dan keluarga
Gambar 3.6 Alur Discharge Plannin
109
F. Evaluasi 1. Struktur a. Persiapan dilakukan pada saat pasien masuk Ruang Marwah IIIC RSU Haji Surabaya. b. Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik c. Penyusunan proposal d. Menetapkan kasus e. Pengorganisasian peran f. Penyusunan leaflet, kartu discharge planning 2. Proses a. Discharge planning dilaksanakan perawat terhadap setiap pasien baru, pasien sedang dirawat, dan pasien pulang b. Perawat memberikan informasi kepada pasien sesuai dengan masingmasing kasus yang dihadapi pasien 3. Hasil a. Informasi yang disampaikan dapat diterima dan dipahami oleh klien dan keluarga. b. Keluarga mampu mendemonstrasikan ulang yang disampaikan perawat. c. Keluarga mampu menjawab dan menjelaskan ulang penjelasan dari perawat dengan benar.
3.2.9 Penerimaan Pasien Baru Penerimaan pasien baru adalah suatu cara dalam menerima kedatangan pasien baru pada suatu Ruangan. Dalam penerimaan pasien baru disampaikan beberapa hal mengenai orientasi Ruangan, perawatan, medis, dan tata tertib Ruangan. A. Tujuan 1. Menerima dan menyambut kedatangan pasien dengan hangat dan terapeutik 2. Meningkatkan komunikasi antara perawat dengan pasien 3. Mengetahui kondisi dan keadaan pasien secara umum
110
4. Menurunkan tingkat kecemasan pasien saat MRS B. Pengorganisasian Penanggung jawab
: Umi Sa’adahS.Kep.
Kepala ruangan
: Zainal Arifin S.Kep
Perawat IRD
: Indah Amaliyah, S.Kep
Perawat Primer
: M. Feny Samsul Hadi S.Kep
PerawatAssociate
: M. Yusron Irfani S.Kep
Perawat Primer
: Imam Mahrus S.Kep
PerawatAssociate
:Aswin Bahar S.Kep
C. Pelaksanaan Kegiatan dilaksanakanminggu ke-III D. Tahapan Penerimaan Pasien Baru 1) Menyiapkan kelengkapan administrasi (askes, maskin) 2) Menyiapkan kelengkapan kamar sesuai pesanan 3) Menyiapkan lembar penerimaan pasien baru 4) Menyiapkan lembar serah terima pasien dari Ruangan lain atau OK (obat & alat, data pemeriksaan penunjang yang dibawa & catatan khusus) 5) Menyiapkan format pengkajian 6) Menyiapkan inform consent sentralisasi obat. 7) Menyiapkan nursing kit 8) Menyiapkan lembar tata tertib pasien dan pengunjung Ruangan E.
Tahap Pelaksanaan Penerimaan Pasien Baru 1. Pasien datang di Ruangan diterima oleh kepala Ruangan/ perawat primer/ perawat yang diberi delegasi. 2. Perawat memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarganya. 3. Perawat menunjukkan kamar/ tempat tidur klien dan mengantar ke tempat yang telah ditetapkan. 4. Perawat bersama karyawan lain memindahkan pasien ke tempat tidur (apabila pasien datang dengan branchard/ kursi roda) dan berikan posisi yang nyaman.
111
5. Perawat PP menerima obat, alat, data pemeriksaan penunjang yang dibawa dan catatan khusus dari perawat yang mengantar kemudian mendokumentasikan pada lembar serah terima pasien dari Ruangan lain atau OK dan penandatanganan antara perawat sebelumnya dengan PP. 6. Perawat PP/ PA melakukan pengkajian terhadap pasien sesuai dengan format. 7. Perkenalkan pasien baru dengan pasien baru yang sekamar. 8. Setelah pasien tenang dan situasi sudah memungkinkan perawat memberikan informasi kepada klien dan keluarga tentang orientasi Ruangan, perawatan (termasuk perawat yang bertanggung jawab dan sentralisasi obat), medis (dokter yang bertanggung jawab dan jadual visite),tata tertib Ruangan. 9. Perawat menanyakan kembali tentang kejelasan informasi yang telah disampaikan 10. Apabila pasien atau keluarga sudah jelas, maka diminta untuk menandatangani lembar inform concent sentralisasi obat.
112
F. Alur Penerimaan Pasien Baru Pra
Karu memberitahu PP akan ada pasien baru
PP menyiapkan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Lembar serah terima pasien dari Ruangan lain atau OK (kelengkapan administrasi) Lembar pasien masuk rumah sakit Lembar pengkajian pasien Nursing kit Lembar inform consent sentralisasi obat Lembar tata tertib pasien dan keluarga pasien Kamar pasien (tempat tidur, kursi, meja, saran khusus yang diperlukan seperti oksigen, suction dsb)
KARU, PP dan PA menyambut pasien baru
Pelaksanaan Anamnesa pasien baru oleh PP dan PA
PP menjelaskan segala sesuatu yang tercantum dalam lembar penerimaan pasien baru (tata tertib rumah saki, Ruangan, pasien sekamar, obat, perawatan) dan petugas farmasi
Terminasi
Evaluasi
Post
Gambar 3.8 Alur Penerimaan Pasien Baru
113
Evaluasi 1. Evaluasi Struktur -
Sarana dan prasarana yang menunjang antara lain lembar penerimaan pasien baru, lembar serah terima pasien dari Ruangan lain atau OK, informed consent, format pengkajian, nursing kit, dan lembar tata tertib pasien dan pengunjung serta penjaga 1 orang.
-
Penerimaan pasien baru pada shift pagi dilakukan oleh KARU, PP, dan PA. Sedangkan pada shift sore dilakukan oleh PP dan PA
2. Evaluasi Proses -
Pasien baru disambut oleh KARU, PP, dan PA.
-
PP menerima obat, alat, data pemeriksaan penunjang yang dibawa dan catatan khusus.
-
PP melakukan anamnesa dengan dibantu oleh PA.
-
Pasien baru diberi penjelasan tentang orientasi Ruangan, perawatan (termasuk Sentralisasi obat), medis, serta tata tertib Ruangan.
-
Keluarga pasien menandatangani inform consent untuk sentralisasi obat.
-
Perawat melakukan komunikasi terapeutik dengan klien dan keluarga.
3. Evaluasi Hasil -
Hasil penerimaan pasien baru didokumentasikan dengan benar.
-
Pasien mengetahui tentang fasilitas Ruangan, perawatan, medis, serta tata tertib Ruangan
-
Pasien sudah menandatangani persetujuan sentralisasi obat dan tahu alur pengambilan obat (askeskin, askes dan umum).
114
115
BAB 4 Simpulan dan Saran 1.1 Kesimpulan Dari pengkajian kelompok kami di temukanbeberapa masalah di Ruang Marwah IIIC antara lain: 1. Ketenagaan (M1) a. Jumlah tenaga perawat yang memiliki pendidikan S1 keperawatan masih 3 orang b. pelaksanaan MAKP masih belum maksimal c. Tidak semua perawat mendapat kesempatan pelatihan d. Kurangnya minat pegawai untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi 2. Sarana Dan Prasarana (M2) a. Belum ada ruang diskusi khusus untuk dokter dan perawat. b. Belum ada ruang isolasi pasien dengan kasus khusus. 3. Metode (M3) Penerapan : a. Pelaksanaan metode MAKP Tim dilaksanakan belum optimal. b. Pendokumentasian proses keperawatan belum optimal. c. Sentralisasi obat belum dilaksanakan dengan optimal d. Ronde keperawatan pelaksanaanya belum optimal. e. Proses Timbang Terima belum menyentuh pada aspek asuhan keperawatan 4. Dokumentasi a. Jumlah pasien dan beban kerja yang tinggi sehingga pendokumentasian belum optimal. b. SAK belum dilaksanakan secara optimal karena isinya yang kurang sesuai dengan intervensi yang dibutuhkan. c. Pengawasan terhadap sistematika pendokumentasian kurang dilaksanakan secara optimal. d. Dokumentasi Asuhan Keperawatan tidak dilengkapi segera saat pasien masuk rumah sakit dan dirawat 5. Ronde Keperawatan a. Ronde keperawatan tidak dilaksanakan secara berkesinambungan. b. Peran katim belum nampak untuk pelaksanaan ronde. c. Belum diadakan informed concent ronde keperawatan. 116
d. Ronde keperawatan belum terjadwal sebagai kegiatan rutin di ruangan. e. Belum adanya perawat yang mengikuti pelatihan tentang ronde keperawatan selain Karu dan CI. f. Karu menentukan kasus yang dirondekan. 6. Sentralisasi obat a. Ada lembar serah terima obat kepada pasien tentang sentralisasi obat, tetapi tidak pernah di gunakan b. Depo farmasi belum ada disetiap ruangan masih tersentral di Depo farmasi c. Tidak ada supervisi terhadap kegiatan sentralisasi obat d. Resep obat ditulis oleh perawat yang seharusnya dilakukan oleh dokter e. Sentralisasi obat di ruangan Marwah IIIC hanya dilakukan pada kamar A dan B 7. Supervisi a. Belum ada program yang terjadwal tentang supervisi. b. Belum mempunyai format yang baku dalam pelaksanaan supervisi. c. Kurangnya program pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi. d. Belum adanya dokumentasi supervisi yang jelas. 8. Timbang terima a. Isi timbang terima belum terfokus pada masalah keperawatan b. Tehnik timbang terima masih belum optimal c. Penulisan timbang terima masih belum terdokumentasikan secara optimal d. Masih banyak timbang terima tentang masalah medis 9. Discharge planning a. Tidak tersedianya leaflet saat pasien pulang b. Discharge planning hanya dilakukan saat pasien pulang saja. c. Pendokumentasian discharge planning di ruangan belum ada pada setiap pasien. 10. Money (M4) a. Jasa intensif untuk pelayanan dan jasa medik yang diberikan sama untuk semua perawat. b. Sistem administrasi terpusat 11. Marketing (M5) Terdapat pasien yang menyatakan sangat puas terhadap pelayanan sebanyak 50% responden, 25 % menyatakan puas dan 25% menyatakn kurang puas
117
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam, 2002. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta : Salemba Medika.
Nursalam, 2007. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.
Nursalam, 2011. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional. Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika.
Gillies, 19VIII9. Managemen Keperawatan Suatu pendekatan Sistem, Edisi Terjemahan. Alih Bahasa Dika Sukmana dkk. Jakarta.
118