Kode/Nama Rumpun Ilmu: 772/ Pendidikan Matematika
LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA REALISTIK DI SMP BERBASIS ONLINE INTERAKTIF
TIM PENGUSUL Nama Ketua: Riawan Yudi Purwoko, S.Si., M.Pd. (0619098503) Nama Anggota: Endro Purnomo, S.Kom., M.Cs. (0622048401)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 2014
1
2
RINGKASAN
Sebagai produk dari sebuah kebudayaan, teknologi sudah merupakan bagian integral dan tak terpisahkan dengan kehidupan masyarakat modern. Tak pernah terbayangkan ilmu pengetahuan begitu pesat perkembangannya. Dalam bidang pendidikan teknologi informasi berperan penting terhadap efektifitas dan proses pembelajaran yang berlangsung disetiap jenjang pendidikan. Pengembangan perangkat pembelajaran menggunakan sistem online mulai banyak dirasakan manfaatnya, alasanya tak lain adalah tuntutan perkembangan teknologi, keefisienan dan berbagai hasil penelitian yang menyatakan peningkatan keaktifan belajar dari cara online ini. Pada rencana penelitian ini akan dikembangkan perangkat pembelajaran Lembar Kerja Siswa Matematika Realistik berbasis Online Interaktif dan mengetahui kelayakan dari perangkat pembelajaran ini. Peneliti menggunakan penelitian pengembangan atau biasa disebut dengan istilah R&D (Research and Development). Produk yang dikembangkan adalah LKS Matematika Realistik untuk siswa SMP Kelas VII. Tahapan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengumpulan data (research and information collecting), perancanaan (planning), pengembangan dalam draf produk (develop preminilary form of product), uji coba validator (preminilary validator testing), merevisi hasil uji coba (main product revision), penyempurnaan produk hasil uji coba lapangan (operasional product revision), penyempurnakan produk hasil uji lapangan, uji pelaksanaan lapangan (operasional field testing), enyempurnaan produk akhir (final product revision) dan diseminasi dan implementasi (Dissemenation and Implementation). Hasil dari penelitian pengembangan LKS Mamtematika Realistik untuk SMP secara online meliputi berbagai tahapan 1) Penelitian Pendahuluan dan Perencanaan, 2) Perencanaan, dan 3) Pengembangan produk awal. Kemudian dari dara uji validasi oleh pakar kurikulum dan pakar media dan uji terbatas kepada siswa SMP di Purworejo menunjukan bahwa keberadaan LKS Matematika Realistik yang disajikan secara online dan interaktif memberikan respon yang positif terhadap siswa SMP di Purworejo karena berdasarkan hasil analisis mempunyai kategori yang baik. Hasil dari penelitian pengembangan ini menjadikan nilai tambah terhadap pengembangan instrumen atau perangkat pembelajaran matematika yang efektif, kreatif, mandiri dan mudah di akses oleh siswa SMP. Kata Kunci: LKS, Realistik, Online, Interaktif.
3
PRAKATA Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan rakhmat dan karunia-Nya dapat diselesaikan laporan kemajuan penelitian dosen pemula dengan judul “ Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Matematika Realistik di SMP berbasis Online Interaktif”. Hasil penelitian dosen pemula ini diharapkan mampu memberikan manfaat kepada siapa saja yang membaca dan mempelajari laporan penelitian ini. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.
Purworejo, 20 November 2014
Peneliti
4
DAFTAR ISI
Halaman Muka ................................................................................................
1
Pengesahan ......................................................................................................
2
Ringkasan ........................................................................................................
3
Prakata .............................................................................................................
4
Daftar Isi ..........................................................................................................
5
BAB I Pendahuluan ........................................................................................
7
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................
7
B. Identifikasi Masalah .............................................................................
10
C. Rumusan Masalah ................................................................................
11
D. Tujuan Penelitin ...................................................................................
11
E. Manfaat Penelitian ...............................................................................
11
BAB II Kajian Pustaka .....................................................................................
13
A. Kajian Teori .........................................................................................
13
B. Tinjauan Pustaka ..................................................................................
19
C. Kerangka Berfikir.................................................................................
21
D. Hipotesis Penelitian..............................................................................
18
BAB III Metode Penelitian ..............................................................................
29
A. Waktu Dan Tempat Penelitian .............................................................
29
B. Desain Penelitian ..................................................................................
29
C. Rancangan Pengembangan...................................................................
31
D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................
32
E. Instrumen Penelitian.............................................................................
34
F. Teknik Analisis Data ............................................................................
37
BAB IV Hasil Penelitian ..................................................................................
43
A. Hasil Penelitian ....................................................................................
43
B. Pembahasan ..........................................................................................
54
C. Revisi Produk .......................................................................................
57
D. Kajian Produk Akhir ............................................................................
59
5
BAB V Penutup ...............................................................................................
59
A. Simpulan .............................................................................................
59
B. Keterbatasan Penelitian ........................................................................
59
C. Saran ....................................................................................................
60
Daftar Pustaka .................................................................................................
61
Lampiran . .......................................................................................................
64
6
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang sering menjadi topik utama para peserta didik karena kesulitannya. Kemampuan rata-rata siswa di indonesia dalam memahami mata pelajaran matematika masih tergolong rendah. Data UNESCO menunjukan peringkat matematika Indonesia berada di deretan 34 dari 38 negara. Laporan Trend in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dalam http://nces.ed.gov/timss/table07 pada tahun 2007 menempatkan Indonesia pada posisi ke-36 dalam bidang matematika dari 48 negara. Dari survei TIMSS tersebut juga diketahui bahwa pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Indonesia dikategorikan berada di bawah standar internasional dalam penguasaan matematika. Sedangkan, laporan Programme for International Student Asseement (PISA) pada tahun 2003, Indonesia berada pada urutan ke-33 dari 40 negara peserta dalam matematika, IPA, maupun membaca. Pemerintah Indonesia selalu mengusahakan berbagai cara untuk memajukan bangsa dengan meningkatkan kualitas pembelajaran antara lain: pengembangan model pembelajaran, pembaharuan dalam kurikulum, perubahan sistem nilai dan lain sebagainya. Dalam pengembangan pembelajaran ada dua aspek yang menonjol yakni metode mengajar dan media pembelajaran sebagai alat bantu mengajar. Media pengajaran adalah seperangkat materi keilmuan yang terdiri atas fakta, konsep, prinsip, generalisasi suatu ilmu pengetahuan yang bersumber dari kurikulum dan dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran (Nana Sudjana, 2010: 1). Sedangkan penilaian adalah alat untuk mengukur tercapai tidaknya tujuan dari pengajaran. Selanjutnya, kurikulum di Indonesia juga sering mengalami perubahan dan perkembangan dari masa ke masa. Menurut beberapa ahli pendidikan, hal
7
ini dilakukan karena kebutuhan masyarakat Indonesia yang senantiasa berkembang sesuai tuntutan zaman. Kurikulum yang sedang berlaku saat ini dan masih baru bahkan masih diimplementasikan pada sekolah tertentu (terbatas) di Indonesia adalah Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang pernah diujicobakan pada tahun 2004. Kurikulum 2013 dilakukan dengan pendekatan ilmiah yaitu standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Mengamati, Menanya, Mengumpulkan Informasi, Mengasosiasi, dan Mengkomunikasikan (Permendikbud no 81A tahun 2013). Selain itu, pada Kurikulum 2013 mata pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) bukan sebagai mata pelajaran lagi, melainkan sebagai media pembelajaran. Pembelajaran dewasa ini menghadapi 2 tantangan, tantangan yang pertama datang dari adanya perubahan persepsi tentang belajar itu sendiri dan tantangan yang kedua datang dari adanya tuntutan pembelajaran di abad 21 menyebutkan ”Students and educators today must have ICT (Information and Communications Technology) literacy and use technology in the context of teaching and learning”. Pernyataan tersebut jelas menyebutkan bahwa guru dan siswa harus mengggunakan teknologi informasi dalam proses pembelajaran. ICT merupakan salah satu komponen yang muncul dalam kerangka pembelajaran di abad 21, sebagainana ditampilkan sebagai berikut.
Gambar 1. Kerangka Kompetensi Abad 21
8
Dengan munculnya Kurikulum 2013 pada dasarnya telah menjawab tantangan pertama dengan mendefinisi belajar sebagai proses konstruktif di mana
informasi
didapat
pengetahuan
melalui
proses
interpretasi,
korespondensi, representasi, dan elaborasi. Sementara itu, tantangan kedua dijawab melalui adanya kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi yang begitu pesat menawarkan berbagai kemudahan-kemudahan baru dalam pembelajaran. Pembelajaran merupakan proses komunikasi fungsional antara siswa dengan guru atau siswa dengan siswa. Proses komunikasi yang terjadi tidak selamanya berjalan dengan lancar, bahkan proses komunikasi dapat menimbulkan salah pengertian, ataupun salah konsep. Pendidik diharapkan dapat memilih, menerapkan dan menyesuaikan pendekatan serta model pembelajaran dengan materi yang akan sampaikan. Pembelajaran dititik beratkan pada bagaimana peserta didik dapat memahami konsep tersebut dengan melakukan berbagai aktivitas belajar seperti mengamati masalah yang nyata, mendapatkan pengalaman, sehingga dapat menemukan dan memahami konsep. Pendekatan pembelajaran Realistic Mathematic Education atau Matematika
Realistik
merupakan
pendekatan
pembelajaran
yang
mengkaitkan pengalaman kehidupan nyata siswa dengan materi dan konsep matematika. Pendekatan pembelajaran matematika ini berorientasi pada matematisasi pengalaman sehari-hari (mathematize of everyday experience) dan menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan teknologi informasi dan multimedia merupakan cara yang efektif dan efisien untuk menyampaikan informasi dalam pembelajaran Matematika Realistik. Komputer merupakan salah satu teknologi informasi yang memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran matematika. Banyak hal abstrak atau imajinatif yang sulit dipikirkan peserta didik, dapat dipresentasikan melalui komputer. Istilah pembelajaran yang memanfaatkan komputer sangat banyak, diantaranya ComputerAided Intruction (CAI), Computer Based Training (CBT), dan web-based education (WBE). Menurut Horton (dalam Fitriyati,
9
2013: 5) pembelajaran berbasis web sangat populer sebagai aplikasi teknologi web dalam dunia pembelajaran untuk sebuah proses pendidikan. Internet merupakan salah satu program yang memanfaatkan media komputer. Penggunaan Internet untuk keperluan pendidikan yang semakin meluas terutama di negara-negara maju, merupakan fakta yang menunjukkan bahwa dengan media ini memang dimungkinkan terselenggaranya proses belajar mengajar yang lebih efektif. Lembar Kerja Siswa (LKS) juga merupakan salah satu alternatif pembelajaran yang tepat bagi peserta didik karena LKS membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis. Tetapi pada kenyataannya LKS yang telah dimiliki oleh peserta didik selama ini belum mampu membantu dalam menemukan konsep, hanya berisi materi dan soal-soal belum mengarah pada model pembelajaran Matematika Realistik. Selain itu ditinjau dari segi penyajiannya pun kurang menarik LKS yang beredar di sekolah-sekolah masih dalam bentuk LKS text book.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan
latar
belakang
yang
telah
dikemukakan,
dapat
diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut. 1. Media
pembelajaran
mungkin
adalah
salah
satu
faktor
yang
mempengaruhi hasil belajar sehingga perlu adanya. 2. Penggunaan
pendekatan
pembelajaran
matematika
masih
belum
mengarah kepada pembelajaran Matematika Realistik. 3. Guru masih belum mengoptimalkan pemanfaatan media pembelajaran menggunakan teknologi informasi dan multimedia. 4. LKS yang beredar di sekolah-sekolah SMP pada saat ini kebanyakan masih dalam bentuk text book.
10
C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan batasan masalah maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Apakah respon siswa terhadap LKS matematika realistik di SMP kelas VIII semester II untuk materi kubus dan balok berbasis sistem online? 2. Bagaimana kelayakan LKS matematika realistik di SMP kelas VIII semester II untuk materi kubus dan balok berbasis sistem online?
D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk. 1. Mengetahui respon siswa terhadap LKS matematika realistik di SMP kelas VIII semester II untuk materi kubus dan balok berbasis sistem online. 2. Mengetahui kelayakan LKS matematika realistik di SMP kelas VIII semester II untuk materi kubus dan balok berbasis sistem online.
E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai berikut. 1. Dari segi teori a. Memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada para pendidik dalam merancang, menggunakan dan mengembangkan model pembelajaran yang sesuai realita dalam pembelajaran matematika. b. Memberikan sumbangan penelitian dalam dunia pendidikan yang kaitannya dengan pengembangan LKS matematika online. 2. Dari segi praktek a. Memberikan informasi atau gambaran kepada calon guru dan guru matematika dalam alternatif pengembanagn model pembelajaran matematika.
11
b. Memberikan
masukan
kepada
pendidik
tentang
pentingnya
pengembangan sebuah media pembelajaran untuk menunjang proses pembelajaran.
12
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori 1. Lembar Kerja Siswa (LKS) Menurut Andi Prastowo (2013: 203) “LKS merupakan lembaranlembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik untuk melakukan kegiatan agar mereka memperoleh pengetahuan dan ketrampilan yang perlu dikuasai secara mandiri.” Fitra Mayasari (2009: 16) menyatakan “LKS merupakan salah satu sumber belajar yang berbentuk lembaran yang berisikan materi secara singkat, tujuan pembelajaran, petunujuk mengerjakan pertanyaan dan sejumlah pertanyaan yang harus dijawab siswa.” Pendapat dari Abdul Purwanto (2007: 5) “LKS merupakan stimulus atau bimbingan guru dalam pembelajaran yang akan disajikan secara tertulis sehingga dalam penulisannya perlu memperhatikan kriteria media grafis sebagai media visual untuk menarik perhatian peserta didik.” Pengertian matematika dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan hubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah bilangan. Elea Tinggih (dalam Bambang Priyo Darminto, 2010: 15) mengatakan matematika adalah pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar. Russeffendi ET (dalam Bambang Priyo Darminto, 2010: 16) mengemukakan matematika adalah hasil pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran. Dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan ilmu yang berhubungan dengan bilangan dan diperoleh dengan nalar. Dari pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa LKS matematika adalah lembaran kertas yang intinya berisi informasi dan bilangan dari guru kepada siswa yang dikemas secara menarik agar siswa
dapat memahami dengan bernalar dan latihan yang berkaitan dengan materi yang diajarkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Sadiq dalam Widiyanto (2007: 14) LKS dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu sebagai berikut: a. Lembar Kerja Siswa Tak Berstruktur. Lembar kerja siswa tak berstruktur adalah lembaran yang berisi sarana untuk materi pelajaran, sebagai alat bantu kegiatan peserta didik yang dipakai untuk menyampaikan pelajaran. LKS merupakan alat bantu mengajar yang dapat dipakai untuk mempercepat pembelajaran, memberi dorongan belajar pada tiap individu, berisi sedikit petunjuk, tertulis atau lisan untuk mengarahkan kerja pada peserta didik. b. Lembar Kerja Siswa Berstruktur. Lembar kerja siswa berstruktur memuat informasi, contoh dan tugastugas. LKS ini dirancang untuk membimbing peserta didik dalam satu program kerja atau mata pelajaran, dengan sedikit atau sama sekali tanpa bantuan pembimbing untuk mencapai sasaran pembelajaran. Pada LKS telah disusun petunjuk dan pengarahannya, LKS ini tidak dapat menggantikan peran guru dalam kelas. Guru tetap mengawasi kelas, memberi semangat dan dorongan belajar dan memberi bimbingan pada setiap siswa. Dengan demikian, LKS yang dibuat menjadi LKS dengan sistem online adalah tipe berstruktur. LKS ini diharapkan dapat dimanfaatkan siswa sebagai sumber belajar dengan atau tanpa bimbingan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran tapi bukan berarti peran guru digantikan melainkan guru sebagai pengawas dan motivator, dimana hal ini sesuai dengan sifat LKS berstruktur. 2. Matematika Realistik Menurut Van den Heuvel-Panhuizen (1998) dalam Aryadi Widjaya (2012: 20) “penggunaan kata “realistik” sebenarnya berasal dari bahasa Belanda “zich realizen” yang berarti “untuk dibayangkan atau “to imagine”. Penggunaan kata realistik tersebut tidak sekedar menunjukan
10
adanya oneksi dengan dunia nyata (real-word) tetapi lebih mengacu pada fokus Pendidikan Matematika Realistik dalam menempatkan penekanan penggunaan suatu situasi yang bias dibayangkan (imagineable) oleh siswa.” Menurut Mifta (2011) “RME adalah pendekatan pembelajaran yang bertolak dari hal-hal yang real bagi siswa, menekankan ketrampilan, berdiskusi dan berkolaborasi, berargumentasi dengan teman sekelas sehingga mereka dapat menemukan diri sendiri dan pada akhirnya menggunakan matematika itu untuk menyelesaikan masalah baik secara individu maupun kelompok.” Sedangkan menurut Fadjar Shadiq & Nur M. A. (2010:8) menyatakan bahwa “RME dikembangkan berdasarkan pandangan tentang matematika, bagaimana siswa belajar, dan bagaimana seharusnya matematika diajarkan. Pendekatan RME tersebut dipengaruhi oleh pemikiran Hans Frudental”. Jadi, menurut uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa RME adalah pembelajaran yang didasari oleh hal-hal di dunia nyata bagi siswa. a. Ciri-ciri RME Dalam pembelajaran matematika realistik ada ciri-ciri yang berbeda dengan pembelajaran lain. Menurut Treffer dalam Ariyadi Wijaya (2012: 21-23) konsep matematika realistik ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut. 1) Menggunakan masalah kontekstual, yaitu matematika dipandang sebagai kegiatan sehari-hari manusia, sehingga memecahkan masalah kehidupan yang dihadapi atau dialami oleh siswa (masalah kontekstual yang realistik bagi siswa) merupakan bagian yang sangat penting. 2) Menggunakan model, yaitu belajar matematika berarti bekerja dengan alat matematis hasil matematisasi horisontal.
11
3) Menggunakan hasil dan konstruksi siswa sendiri, yaitu siswa diberi kesempatan untuk menemukan konsepkonsep matematis, di bawah bimbingan guru. 4) Pembelajaran terfokus pada siswa. 5) Terjadi interaksi antara murid dan guru, yaitu aktivitas belajar meliputi kegiatan memecahkan masalah kontekstual yang realistik,
mengorganisasikan
pengalaman
matematis,
dan
mendiskusikan hasil hasil pemecahan masalah tersebut. Jadi, menurut konsep Pembelajaran Realistic Mathematic Education (RME) di atas dapat disimpulkan bahwa hal pertama yang harus dilakukan oleh guru adalah menggunakan masalah kontekstual dalam proses pembelajaranya. Siswa diberikan suatu alat matematis yang digunakan untuk mengkonstruksi konsep-konsep matematis dibawah bimbingan guru. Terjadi interaksi antar siswa sehingga pembelajaran terfokus pada siswa. b. Prinsip-prinsip PMR Menurut Gravemeijer dalam Supinah dan Agus D. W. (2009: 72) “PMR menggunakan prinsip-prinsip RME, ada tiga prinsip kunci RME, yaitu Guided re-invention, Didactical Phenomenology dan Selfdelevoped Model”. 1) Guided Re-invention atau Menemukan Kembali Secara Seimbang. Memberikan
kesempatan
bagi
siswa
untuk
melakukan
matematisasi dengan masalah kontekstual yang realistic bagi siswa dengan bantuan dari guru. Siswa didorong atau ditantang untuk aktif bekerja bahkan diharapkan dapat mengkonstruksi atau membangun sendiri pengetahuan yang akan diperolehnya. Pembelajaran tidak dimulai dari sifat-sifat atau definisi atau teorema dan selanjutnya diikuti contoh-contoh, tetapi dimulai dengan masalah kontekstual atau real/nyata yang selanjutnya melalui aktivitas siswa diharapkan dapat ditemukan sifat atau definisi atau teorema atau aturan oleh siswa sendiri
12
2) Didactical Phenomenology atau Fenomena Didaktik. Topik-topik matematika disajikan atas dasar aplikasinya dan kontribusinya bagi perkembangan matematika. Pembelajaran matematika yang cenderung
berorientasi
kepada
memberi
informasi
atau
memberitahu siswa dan memakai matematika yang sudah siap pakai untuk memecahkan masalah, diubah dengan menjadikan masalah sebagai sarana utama untuk mengawali pembelajaran sehingga memungkinkan siswa dengan caranya sendiri mencoba memecahkannya. 3) Self-delevoped Models atau model dibangun sendiri oleh siswa. Pada waktu siswa mengerjakan masalah kontekstual, siswa mengembangkan suatu model. Model ini diharapkan dibangun sendiri oleh siswa, baik dalam proses matematisasi horisontal ataupun vertikal. Kebebasan yang diberikan kepada siswa untuk memecahkan masalah secara mandiri atau kelompok, dengan sendirinya akan memungkinkan munculnya berbagai model pemecahan
masalah
buatan
siswa.
Dalam
pembelajaran
matematika realistik diharapkan terjadi urutan ”situasi nyata” → ”model
dari
situasi
itu”
→
”model
kearah
formal”
→”pengetahuan formal”. Dalam matematika relistik menggunakan masalah realistik sebagai pangkal tolak pembelajaran maka situasi masalah perlu diusahakan benar-benar kontekstual atau sesuai dengan pengalaman siswa, sehingga masalah tersebut dapat dibayangkan oleh siswa. Menurut Van den Heuvel– Panhuizen dalam Supinah & Agus D. W. (2009: 74) prinsip-prinsip RME adalah sebagai berikut. 1) Prinsip aktivitas, yaitu matematika adalah aktivitas manusia. Pembelajar harus aktif baik secara mental maupun fisik dalam pembelajaran matematika.
13
2) Prinsip realitas, yaitu pembelajaran seyogyanya dimulai dengan masalah-masalah yang realistik atau dapat dibayangkan oleh siswa. Prinsip berjenjang, artinya dalam belajar matematika siswa melewati berbagai jenjang pemahaman, yaitu dari mampu menemukan solusi suatu masalah kontekstual atau realistik secara informal, melalui skematisasi memperoleh pengetahuan tentang hal-hal yang mendasar sampai mampu menemukan solusi suatu masalah matematis secara formal. 3) Prinsip jalinan, artinya berbagai aspek atau topik dalam matematika jangan dipandang dan dipelajari sebagai bagianbagian yang terpisah, tetapi terjalin satu sama lain sehingga siswa dapat melihat hubungan antara materi itu secara lebih baik. 4) Prinsip interaksi, yaitu matematika dipandang sebagai aktivitas sosial.
Siswa
perlu
dan
harus
diberikan
kesempatan
menyampaikan metodenya dalam menyelesaikan suatu masalah kepada yang lain untuk ditanggapi, dan menyimak apa yang ditemukan orang lain dan metodenya menemukan itu serta menanggapinya. 5) Prinsip bimbingan, yaitu siswa perlu diberi kesempatan terbimbing
untuk
menemukan
(re-invention)
pengetahuan
matematika. 3. LKS dengan Website Online Penelitian ini menggunakan sistem berbasis web yang terhubung ke internet dan dapat diakses secara online. Secara terminologi pengertian website adalah “kumpulan dari halaman-halaman situs, yang biasanya terangkum dalam domain atau subdomain, yang tempatnya berada di Word Wide Web (WWW) di internet.” Kuswardani (2009:11) mengatakan “web adalah sistem dimana informasi dalam bentuk teks, gambar, suara, video,dan sebagainya tersimpan dlam sebuah internet web server dipresentasikan dalam bentuk hypertext.”
14
Selanjutnya Fitriyati (2013: 22) berpendapat “pembelajaran berbasis web dapat memungkinkan kegiatan pembelajaran yang disampaikan melalui jaringan word wide web atau yang sering dikenal dengan www. Dimana bahan pengajaran, kumpulan diskusi, soal ujian, dan sebagainya adalah berbasis web.” Abdul Purwanto (2007: 18) mengatakan
“sistem pembelajaran berbasis web merupakan sistem
pembelajaran yang terbuka dan fleksibel.” Jadi dapat dikatakan LKS dengan website online merupakan LKS matematika yang disajikan dalam bentuk media web yang terhubung dengan internet. Media web memungkinkan kegiatan pembelajaran lebih menarik, dan juga efisien karena menggunakan jaringan internet. Sehingga memberikan kemudahan bagi peserta didik belajar kapanpun dan dimanapun.
B. Tinjauan Pustaka Salah satu bentuk penelitian dalam bidang pendidikan yang banyak dilakukan adalah dengan pengembangan bahan pembelajaran. Salah satu bahan pembelajaran yang dipakai dalam penelitian pengembangan adalah pembelajaran menggunakan LKS dengan model pembelajaran yang mengarah kepada pembelajaran kontekstual. Selain itu pengembangan LKS dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi juga menjadi perhatian oleh beberapa peneliti untuk mengeta hui sejauh mana pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalam sebuah model pembelajaran. Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Telah dilakukan penelitian oleh Fitriyati (2013) yang berjudul “Pengembangan LKS Fisika SMA Kelas X semester II dengan Website Online Berbasis Contextual Teaching Learning”. Diperoleh simpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pengembangan LKS website online telah menghasilkan sebuah webblog dengan LKS berbasis Contextual Teaching Learning didalamnya yang dapat digunakan sebagai alternatif sumber belajar dengan materi Fisika SMA Kelas X Semester II.
15
Pebedaan penelitian yang dilakukan oleh Fitriyati dengan penelitian yang dilakukan ini antara lain. a. Mata pelajaran yang diteliti oleh Fitriyati adalah mata pelajaran Fisika, sedangkan pada penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran Matematika. b. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan oleh Fitriyati adalah model pembelajaran CTL, sedangkan pada penilitian ini adalah pembelajaran RME 2. Penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Prasetyo (2012) yang berjudul “Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dengan Pendekatan PMR pada Materi Lingkaran di Kelas VIII SMPN 2 Kepohbaru Bojonegoro”. Diperoleh simpulan hasil penelitian menunjukkan bahwa Lembar Kegiatan Siswa yang memenuhi kriteria valid (rata-rata kevalidan 4,02), praktis (ahli dan praktisi menyatakan bahwa LKS yang dikembangkan dapat digunakan dengan sedikit revisi), dan efektif (rata-rata persentase respon positif siswa adalah 82,99%, sedangkan rata-rata skor tes hasil belajar siswa adalah 86,36%). Pebedaan penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Prasetyo dengan penelitian yang dilakukan ini antara lain a. Penelitian Pengembangan yang dilakukan oleh Wahyu Prasetyo menghasilkan produk LKS dalam bentuk text book sedangkan pada penelitian yang dilakukan ini akan menghasilkan produk LKS matematika dengan Website Online. b. Materi pelajaran matematika yang diteliti oleh Wahyu Prasetyo adalah materi Lingkaran, sedangkan pada penelitian ini dilakukan pada materi Kubus dan Balok. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Ahlis Widiyanto (2007) yang berjudul “ELearning Sebagai Model Pembelajaran Berbasis Web dengan Penerapan Lembar Kerja Siswa (LKS) Pada Pokok Bahasan Kubus Dan Balok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII Semester II SMP Negeri 13 Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007”. Hasil pada
16
penelitian ini adalah bahwa E-learning dalam pemanfaatannya didalam proses pembelajaran matematika pada pokok bahasan kubus dan balok dengan media berbasis web melalui penerapan Lembar Kerja Siswa (LKS)
dapat
memberikan
motivasi
belajar,
membantu
dalam
pembelajaran sehingga meningkatkan hasil belajar peserta didik. Sementara perbedaannya adalah LKS yang rencana akan dikembangkan disini adalah LKS mtematika realistik dimana konten yang ada didalamnya berisi permasalahan sehari-hari yang akrab ditemukan oleh siswa (kontekstual), dan online interaktif yang memberikan daya tarik kepada siswa. Dari ketiga penelitian diatas persamaannya jelas terlihat pada pengembangan bahan ajar berupa LKS, sedangkan
perbedaan yang
terlihat sangat signifikan adalah ruang lingkup penelitiannya.
C. Kerangka Berfikir Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Demikian pula halnya dengan hasil belajar matematika. Agar hasil belajar siswa dapat tercapai dengan baik maka harus diupayakan seluruh faktor dapat mendukung proses belajar siswa tersebut. Penggunaan media pembelajaran yang dapat membangkitkan semangat siswa dalam belajar sangat penting sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Salah satunya adalah penggunaan LKS, LKS dapat membantu guru memberikan materi kepada siswa untuk melakukan kegiatan agar mereka memperoleh pengetahuan dan ketrampilan yang perlu dikuasai secara mandiri. Lembar Kerja Siswa yang beredar dilingkungan sekolah pada saat ini sudah sangat banyak dalam bentuk text book. Secara umum LKS tersebut masih jarang menggunakan pendekatan pembelajaran matematika yang realistik. Seiring dengan kemajuan di bidang teknologi informasi dan komunikasi maka dunia pendidikan telah banyak memanfaatkan web sebagai media pembelajaran. Meskipun banyak penelitian menunjukan bahwa efektifitas pembelajaran menggunakan internet cenderung sama bila
17
dibandingkan dengan pembelajaran konvensional atau kalsikal, tetapi keuntungan yang bisa diperoleh adalah dalam hal fleksibilitasnya. Melalui media pembelajaran berbasis web materi pelajaran dapat diakses kapan saja dan dimana saja, selain itu materi juga dapat dipadukan dengan berbagai sumber belajar termasuk multimedia. Penggunaan LKS dengan website online ini dapat membantu guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yaitu
menemukan dan
mengembangkan konsep dengan atau tanpa bantuan guru. Hal ini dikarenakan LKS dapat diakses dimana saja dan kapan saja, memungkinkan setiap siswa berperan serta dalam proses belajar, mengatur kecepatan belajarnya sesuai dengan tingkat kemampuannya dan memungkinkan siswa mendapat pembelajaran yang bermakna karena materi yang realistik. Media pembelajaran berbasis web dalam bentuk LKS matematika realistik berbasis online diharapkan menjadi pilihan yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Karena media web ini bisa diakses melalui jaringan yang dimiliki oleh sekolah, sehingga siswa bisa belajar secara mandiri. Selain itu media web sudah dikombinasikan dengan materi gambar, suara, video tutorial dan soal latihan disajikan secara interaktif memberikan pembelajaran yang menarik dan dapat mempermudah guru dalam penyampaian pesan pembelajaran kepada siswa dalam memahami materi, serta memotivasi belajar siswa sehingga diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka berpikir diatas hipotesis penelitian ini adalah 1. Respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan matematika realistik di SMP kelas VII semester II untuk materi kubus dan balok berbasis sistem online adalah baik. 2. LKS matematika realistik SMP kelas VII semester II untuk materi kubus dan balok berbasis sistem online yang dikembangkan dalam penelitian ini
18
menurut ahli media dan ahli materi dikatakan baik dan layak digunakan sebagai media pembelajaran.
19
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu Dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap Tahun Ajaran 2013/2014 yaitu pada bulan April – Juni Tahun 2014. 2. Tempat dan Subjek Penelitian Tempat penelitian di SMP Negeri 8 Purworejo Kabupaten Purworejo. Subjek uji coba penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Purworejo Akhir Semester II Tahun Ajaran 2013/2014. Subjek uji coba terbatas berjumlah 31 siswa kelas VIIID. Siswa yang dipilih sebagai subjek uji merupakan siswa yang memilki kemampuan rata-rata.
B. Desain Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian pengembangan atau biasa disebut dengan istilah R&D (Research and Development). Produk yang dikembangkan adalah LKS matematika SMP kelas VII materi kubus dan balok dengan sistem online berbasis Realistic Matematic Education. Borg dan Gall (dalam Nana Syaodih Sukmadinata, 2011:169) mengatakan ada sepuluh langkah pelaksanaan strategi penelitian dan pengembangan. 1. Penelitian dan pengumpulan data (research and information collecting). Pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil, dan peertimbangan-pertimbangan dari segi nilai. 2. Perancanaan
(planning).
Menyusun
rencana
penelitian,
meliputi
kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan tujuan yang hendak dicapai dengan penelitian tersebut, desain atau langkah-langkah penelitian, kemungkinana pengujian dalam lingkup terbatas.
3. Pengembangan dalam draf produk (develop preminilary form of product). Pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran, proses pembelajaran dan instrumen evaluasi. 4. Uji coba lapangan awal (preminilary field testing). Uji coba dilapangan pada 1 sampai 3 disekolah dengan 6 sampai 3 sekolah dengan 6 sampai dengan 12 subjek uji coba (guru). Selama uji coba diadakan pengamatan, wawancara dan pengedaran angket. 5. Merevisi hasil uji coba (main product revision). Memperbaiki atau menyempurnakan hasil uji coba. 6. Uji coba lapangan awal (main field testing). Melakukan uji coba yang lebih luas pad 5 smapai dengan 15 sekolah dengan 30 sampai dengan 100 orang subjek uji coba. Data kuantitatif penampilan guru sebelum dan sesudah menggunakan model yang dicobakan dikumpulkan. Hasil-hasil pengumpulan data dievaluasi dan kalau mungkin dibandingkan dengan kelompok pembanding. 7. Penyempurnaan produk hasil uji coba lapangan (operasional product revision). Menyempurnakan produk hasil uji lapangan. 8. Uji pelaksanaan lapangan (operasional field testing). Dilaksanakan pada 10 sampai dengan 30 sekolah melibatkan 40 sampai dengan 200 subjek. Pengujian dilakukan melalui angket, wawancara, dan observasi dan analisis hasilnya. 9. Penyempurnaan produk akhir (final product revision). Penyempurnaan didasarkan masukan dari uji pelaksanaan lapangan. 10. Diseminasi dan implementasi (Dissemenation and Implementation). Melaporkan hasilnya dalam pertemuan profesional dan dalam jurnal. Bekerjasama dengan penerbit untuk penerbitan. Memonitor penyebaran untuk pengontrolan kualitas. Pada penelitian ini, peneliti hanya melakukan langkah 1-5 dari sepuluh langkah tersebut. Hal ini disebabkan karena keterbatasan sumber daya manusia, dana dan waktu yang digunakan dalam penelitian ini. Berangkat dari pendapat Borg dan Gall dalam penelitian ini kelima langkah
24
tersebut meliputi: study literatur dan pengumpulan data, melakukan perencanaan, mengembangkan produk awal, melakukan uji coba terbatas dan melakukan revisi pada produk awal.
C. Rancangan Pengembangan Rancangan
penelitian
ini
menjelaskan
langkah-langkah
yang
dilakukan dalam penelitian pengembangan produk LKS Matematika Realistik dengan sistem online. Langkah-langkah penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut: 1.
Studi Literatur dan Pengumpulan Data Pada tahap ini dilakukan studi literatur dalam pengumpulan informasi untuk mencari potensi masalah yang berkaitan dengan pengembangan LKS Matematika. Pengumpualan data dilakukan secara observasi lapangan untuk mengetahui data tentang peserta didik, kurikulum dan model pembelajaran yang digunakan pendidik, tugas yang diberikan kepada peserta didik oleh pendidik, dan konsep matematika yang diajarkan.
2.
Perencanaan Pada tahap kedua ini hal yang dilakukan adalah merencanakan proses pengembangan produk. Selain itu, ditetapkan pula bahasan materi bahasan yang digunakan dalam pengembangan LKS Matematika Realistik berbasis sistem online.
Penetapan dilakukan berdasarkan
kesepakatan dengan dosen pembimbing dan guru Matematika di sekolah yang akan digunakan dalam penelitian. Penetapan materi dengan mempertimbangkan saran dari dosen pembimbing maka dipilih Matematika SMP Kelas VII Semester II pada Materi Kubus dan Balok. 3.
Mengembangkan Produk Awal Pada tahap ketiga ini peneliti mencari sumber data yang akan digunakan dalam pengembangan LKS Matematika Realistik berbasis sistem online, dan mulai merancang tahap-tahap pengembangan. Selanjutnya dilakukan proses pengembangan produk awal. Hasil
25
pengembangan produk awal divalidasi oleh dosen ahli media dan guru Matematika. Hasil validasi ini kemudian akan dilakukan uji coba terhadap siswa disekolah. 4.
Melakukan Uji Coba Terbatas Pada tahap keempat ini dilakukan uji coba terbatas setelah produk awal direvisi dan dinyatakan layak untuk di uji cobakan. Uji coba terbatas rencananya menggunakan desain One-Shot Case Study karena penilaiannya hanya menggunakan nilai akhir hasil belajar (post-test). Tujuan uji coba ini untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan LKS Matematika Realistik berbasis sistem online berdasarkan angket dan observasi. Menurut Sugiyono (2010: 435) desain uji coba digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2. Desain One-Shot Case Study Keterangan: X = perlakuan (treatment) yang berupa penggunaan LKS dalam pembelajaran Matematika O = nilai hasil belajar 5.
Melakukan Revisi Pada Produk Awal Pada tahap pengembangan ini yang dilakukan adalah merevisi produk awal berdasarkan masukan dari siswa dan dosen pembimbing. Produk awal dianalisis dan direvisi menjadi produk akhir dari LKS Matematika Realistik berbasis sistem online dalam bentuk website.
D. Teknik Pengumpulan Data Teknik Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.
Studi Pustaka
26
Studi pustaka adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan desertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia,
dan
sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun
elektronik lain. Selain itu penulis juga menggunakan situs internet untuk
mendapatkan tuntunan secara teori yang berhubungan dengan
penelitian. Tujuan dari studi pustaka adalah untuk mendapatkan landasan teori serta menjawab masalah yang penulis teliti. 2.
Kuesioner Kuesioner atau angket adalah suatu alat pengumpulan data berupa serangkaian pertanyaan yang diajukan pada responden untuk mendapatkan jawaban. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010: 199). Dapat disimpulkan pengertian kuesioner adalah suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian pertanyaan tertulis yang diajukan kepada subyek untuk mendapatkan jawaban tertulis juga. Dalam
penelitian
ini
untuk
mendapatkan
data
primer
dilakukan penyebaran kuesioner. Penulis memberikan suatu daftar pertanyaan (kuesioner) yang harus di isi dan diserahkan kembali. Jenis kuesioner yang digunakan adalah tertutup yaitu seperangkat daftar pertanyaan dengan kemungkinan jawaban yang tersedia, dimana responden hanya memilih salah satu dari kemungkinan jawaban tersebut. Kuesioner ini digunakan untuk menguatkan kesimpulan dari penelitian, kemudian pada tahap pengujian kuesioner juga diberikan kepada validator, dimana validator disini adalah orang yang ahli dalam bidang perangkat pembelajaran dan ahli multi media yang berkaitan dengan media online.
27
3.
Tes Tes merupakan salah satu cara untuk menaksir besarnya kemampuan seseorang secara tidak langsung, yaitu melalui respon seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan. Suharsimi Arikunto (2010: 193) mengatakan tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok. Pada penelitian ini, tes digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kemampuan siswa SMP dalam pembelajaran setelah menggunakan LKS ini. Dari hasil pengumpulan data akhir kemudian data dianalisis kelayakan kemudian produk LKS ini dipublikasikan untuk bisa digunakan pada pengguna, dalam hal ini adalah siswa SMP.
E. Instrumen Penelitian 1. Instrumen Pembelajaran a. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini digunakan sebagai acuan dalam pembuatan LKS dan pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas. b. Lembar Kerja Siswa (LKS) LKS digunakan sebagai panduan peserta didik selama proses pembelajaran dan pelaksanaan praktikum. 2. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data rencana penelitian ini yaitu. a. Lembar validasi LKS Sebelum dilakukan ujicoba terbatas LKS yang dikembangkan divalidasi dengan menggunakan lembar validasi LKS. Lembar validasi digunakan untuk melakukan validasi instrumen LKS matematika realistik berbasis sistem online. Lembar validasi ini
28
ditujukan pada ahli media, dosen, tenaga pendidik (guru dari sekolah yang bersangkutan). Adapun kisi-kisi lembar validasi ahli media terhadap LKS Matematika realistik SMP Kelas VIII Semester II berbasis sistem online disajikan pada tabel 1. Sedangkan kisi-kisi lembar validasi tenaga pendidik disajikan pada tabel 2. Tabel 1 Kisi-Kisi Lembar Validasi ahli media terhadap LKS Matematika realistik SMP Kelas VIII Semester II berbasis sistem online No. Kriteria Indikator Nomor Butir Sistem simple mudah dalam 1 menggunakannya Keterbacaan 2 Efektif 3 Efisien 4 1. Interaksi website Kemudahan dalam 5 mempelajari dan mengoprasikan LKS Kemudahan dalam 6 mengoperasikan quis Desain tampilan 7 Bentuk desain kreatif dan 8 inovatif Lay out desain 9 Penggunaan font, colour, 10 2. Desain animasi, grafik, dan gambar Waktu loading tiap halaman 11 website Pengaruh animasi, grafik, dan 12 gambar dalam proses loading LKS 12 Jumlah Butir Sumber: Adaptasi dari Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto (2011: 146-150)
29
Tabel 2 Kisi-Kisi Lembar Validasi ahli materi (guru Matematika) terhadap LKS Matematika realistik SMP Kelas VIII Semester II berbasis sistem online No.
1.
2.
3. 4.
Kriteria
Indikator
Kesesuaian materi dengan SK, KD Kesesuaian dengan kebutuhan siswa Aspek Kelayakan Kesesuaian dengan kebutuhan Isi bahan ajar Kebenaran substansi materi pembelajaran Manfaat untuk menambah wawasan Keterbacaan Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar Aspek Kebahasaan Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan singkat) Interaksi (pemberian stimulus dan respon) Aspek Desain Pemberian motivasi, daya tarik Memuat karakteristik Aspek pendekatan pembelajaran matematika realistik Jumlah Butir S
Nomor Butir 1 2 3 4 5 6 7
8 9 10 11,12 12
Sumber: Adaptasi dari Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto (2011: 146-150) b. Lembar Angket Respon Peserta Didik Lembar angket respon peserta didik ini digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan LKS matematika realistik berbasis sistem online. Adapun kisi-kisi lembar angket respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan LKS Matematika Realistik berbasis Sistem Online disajikan dalam tabel 3 berikut.
30
Tabel 3 Kisi-Kisi Lembar Angket Respon Siswa Terhadap LKS Matematika Realistik SMP Kelas VIII Semester II berbasis sistem online Aspek
Indikator
Nomor Item
Materi LKS sederhana 1,3,4 Contoh soal jelas 2 Kesesuaan gambar dengan materi 5 Sajian/ Tampilan sederhana 6 tampilan Iteraktif LKS online 7,8 Ketertarikan terhadap permasalahan realistik 9 Pendekatan PMR Kemudahan memahami masalah realistik 10 Sumber: Adaptasi dari Trianto (2009: 242&370), Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto (2011: 151) Isi
c. Soal Hasil Belajar Instrumen soal hasil belajar terdiri dari soal pilihan ganda. Soal ini digunakan dalam post-test untuk mengukur kemampuan siswa setelah dilaksanakannya pembelajaran dengan LKS sistem online.
F. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis kemudian digunakan untuk merevisi LKS yang dikembangkan sehingga diperoleh LKS yang layak sebagai media pembelajaran sesuai dengan kriteria yang ditentukan yaitu valid, layak untuk digunakan, serta mendapat respon yang baik dari siswa. Secara umum aspek yang yang dinilai yaitu isi, kebahasan, sajian desain, pendekatan Realistik (RME). Teknik analisis data untuk kelayakan LKS dan respon peserta didik dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. 1.
Pengumpulan semua data yang diperoleh dari para validator untuk setiap komponen, subkomponen dari butir penilaian dan angket yang ada dalam instrumen.
31
2.
Menghitung rerata dari setiap komponen dengan menggunakan persamaan sebagai berikut (Nur Ngazizah, 2011: 62). ̅
∑
dengan: ̅
nilai rata-rata
∑ = jumlah total nilai jumlah data Untuk mengetahui kualitas LKS hasil pengembangan maka data yang mula-mula berupa skor, diubah menjadi data kualitatif (data interval). Menurut Insih Wilujeng dalam Yohana (2012: 57) acuan pengubahan skor menjadi skala empat sesuai dengan tabel 4. Sebagai berikut.
No 1. 2. 3. 4.
Tabel 4 Acuan Pengubahan Nilai Menjadi Skala Empat Rentang Nilai Keterangan 1,00 – 1,75 Sangat tidak baik 1,76 – 2,50 Tidak baik 2,56 – 3,25 Baik 3,26 – 4,00 Baik Sekali
a. Respon baik siswa Untuk
menganalisis
data
respons
siswa,
mula-mula
menghitung jumlah nilai respon (siswa) melalui pilihan jawaban pada setiap butir pernyataan. Nilai respons siswa tiap jawaban akan dijumlahkan untuk tiap butir pernyataan dan dicari persentase dengan rumus hasil modifikasi dari Trianto (2009: 243) sebagai berikut. ∑ Keterangan: = Persentase nilai respons siswa ∑
= Total nilai respons siswa yang diperoleh = ΣR skor pilihan terbaik
32
Hasil persentase ini kemudian diubah kedalam bentuk nilai. Skala penilaian ini dianalogikan dengan skala skor 1-4, sehingga tingkat kelayakan instrumen dapat diketahui dengan persamaan berikut: Nilai = persentase x skor tertinggi Nilai = persentase x 4 Persamaan nilai ini merupakan modifikasi dari prosedur penilaian persentase dalam rentang skala 0-100 (Ngalim Purwanto, 2012:79). Hasil persentase ini diubah kedalam bentuk nilai sesuai dengan acuan tabel 4. b. Analisis kelayakan LKS Cara menganalisis kelayakan Lembar Kegiatan Siswa yaitu dengan memberikan LKS kepada validator untuk divalidasi dan memberikan angket respon kepada siswa. Lembar Kerja Siswa dikatakan layak jika validator menyatakan bahwa LKS yang dikembangkan dapat diterapkan dan digunakan di lapangan dengan sedikit revisi atau tanpa revisi serta respon siswa dalam kategori baik. c. Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Ketuntasan hasil belajar dapat dilihat dari nilai yang diperoleh
peserta
didik
dan
membandingkan
dengan
KKM
matematika di SMP Negeri 8 Purworejo yaitu 72. Jika nilai peserta didik lebih besar atau sama dengan KKM tersebut peserta didik dinyatakan tuntas. Untuk menentukan persentase ketuntasan belajar siswa dapat dihitung dengan menggunakan persamaan dalam Trianto (2009: 241) sebagai berikut:
Di mana: KB = ketuntasan belajar T
= jumlah skor yang diperoleh siswa
Tt = jumlah skor total
33
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Pengembangan Penelitian
yang
dilakukan
ini
merupakan
penelitian
pengembangan atau research and development. Pengembangan LKS yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi tahap utama yaitu, tahap studi pendahuluan dan perencanaan , perancangan, dan pengembangan. Hasil yang diperoleh dari masing-masing tahapan dapat dijelaskan sebagai berikut. a. Penelitian Pendahuluan dan Perencanaan Pada tahap pendahuluan, langkah-langkah yang dilakukan yaitu studi pustaka dan studi lapangan. Pada kegiatan studi pustaka dilakukan analisis kurikulum, silabus mata pelajaran matematika, buku pelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran. Melalui kegiatan ini dilakukan kajian terhadap LKS Matematika Realistik Kelas VIII Semester II berbasis Sistem Online. Peneliti berasumsi bahwa LKS
Matematika Realistik Kelas VIII Semester II dapat
dikembangkan dengan sistem online dalam bentuk website. Website ini memanfaatkan fasilitas domain di www.pmat.umpwr.ac.id dengan alamat akses www.pmat.umpwr.ac.id/elearning/lksonline Pada tahap studi lapangan dilaksanakan observasi kelas dan wawancara
dengan
guru
mata
pelajaran
Matematika
untuk
mengetahui apa yang dibutuhkan sebagai penunjang pembelajaran. Selain itu, juga mendefinisikan dan menetapkan kebutuhan-kebutuhan didalam
proses
pembelajaran,
pembelajaran.
perlu
Pada
memperhatikan
penetapan
kebutuhan
kesesuaian
kebutuhan
pembelajaran dengan kurikulum yang berlaku, perkembangan peserta didik dan kondisi sekolah.
1
Pada tahap studi lapangan dilaksanakan wawancara dengan guru mata pelajaran Matematika di SMP Negeri 8 Purworejo. Observasi dan wawancara yang dilakukan berkaitan dengan: 1) rencana pembelajaran 2) pelaksanaan pembelajaran 3) pelaksanaan penilaian dan evaluasi yang dilakukan guru 4) media dan LKS yang digunakan dalam pembelajaran Berdasarkan observasi dan wawancara diperoleh informasi bahwa pembelajaran Matematika di SMP Negeri 8 Purworejo pada saat sekarang ini mengacu pada KTSP. Selain itu pembelajaran yang dilaksanakan sudah berbantuan komputer tetapi tidak online dan LKS yang digunakan masih dalam bentuk text book. Oleh karena itu, peneliti berasumsi bahwa pengembangan LKS dengan sistem online berbasis Matematika Realistik sangat diperlukan dalam pembelajaran matematika kelas VIII. b. Perancangan Pada tahap ini, dilakukan perancangan proses pengembangan produk berdasarkan kebutuhan yang telah ditetapkan pada tahap sebelumnya. Pada tahap ini dilakukan: 1) Perancangan proses pengembangan LKS
matematika realistik
kelas VIII semester II berbasis sistem online. 2) Materi yang digunakan yaitu materi matematika SMP kelas VIII semester II mengenai materi Kubus dan Balok 3) Pendekatan pembelajaran
yang digunakan yaitu
Realistic
Matematic Education (RME) 4) Metode pembelajaran adalah Cooperatif Learning, direct learning, dan Eksperimen dengan kegiatan praktikum. 5) Pembuatan
desain
interfice/antarmuka
dan
layout
LKS
matematika realistik SMP kelas VIII semester II pada materi kubus
dan
balok
dengan
shoftware
editor
Macromedia
2
Dreamweaver serta pembuatan desain dan bank soal dengan shoftware Wondershare Quizcreator. c. Pengembangan Produk Awal Pada tahap ini peneliti menyusun perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian yang akan digunakan yaitu RPP, media pembelajaran berupa LKS matematika realistik berbasis sistem online, dan perangkat tes. Langkah-langkah pembuatan LKS Matematika Realistik berbasis sistem online adalah sebagai berikut: 1) Membuat LKS Matematika a) Menganalisis Kurikulum Pada tahap ini hal yang dilakukan berupa identifikasi Kurikulum Matematika SMP yang dikaitkan dengan indikator pencapaian hasil belajar. Materi yang diambil peneliti untuk dibuat LKS adalah materi matematika SMP kelas VIII semester II yaitu kubus dan balok. Analisis dilakukan dengan mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Berdasarkan hasil analisis tersebut ditetapkan: Standar Kompetensi : 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, bagiannya,
limas, serta
dan
bagian-
menentukan
ukurannya Kompetensi Dasar
: 5.1 Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya. 5.2 Membuat
jaring-jaring
kubus,
balok, prisma dan limas 5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas
3
b) Membuat LKS Matematika Realistk Pada tahap ini yang dilakukan adalah menulis LKS dengan pendekatan Realistic Matematic Education yang meliputi: penggunaan konteks dalam eksplorasi fenomenologis, penggunaan model untuk mengkonstruksi konsep, penggunaan kreasi dan kontribusi siswa, sifat aktif dan interaktif dalam proses pembelajaran, kesalingterkaitan antara aspek-aspek atau unit-unit matematika dalam bentuk naskah, naskah ini kemudian dikonsultasikan kepada para pakar. Hal ini dilakukan agar LKS yang disusun tidak ada kesalahan pada isinya. Ketika naskah tersebut terdapat kesalahan maka naskah segera diperbaiki dan setelah naskah tidak terjadi kesalahan maka dilanjutkan ke proses mendesain LKS dalam komputer. c) Membuat web LKS online Pada tahap ini hal yang dilakukan adalah membuat web LKS online. Web LKS online didesain dan dibangun dengan menggunakan software Macromedia Dreamweaver MX dengan menggunakan bahasa html dan css. Dalam pembuatan web LKS online ini memerlukan kekreatifan untuk memperoleh tampilan antar muka yang menarik. Hal ini akan membuat peserta didik lebih tertarik dan nyaman untuk belajar matematika.
4
Gambar 3. Tampilan desain web LKS online Soal-soal pada LKS ini dirancang dengan menggunakan software
Wondershare
Quizcreator.
Soal-soal
LKS
ini
menggunakan animasi dan gambar supaya lebih menarik tetapi tetap memperhatikan aturan-aturan yang ada dalam matematika realistik. Setelah mendesain soal-soal LKS dan memberikan efek animasi dan gambar pada obyek LKS, selanjutnya desain tersebut diekspor ke format swf. Format inilah yang akan diintregrasikan dengan web LKS online yang akan diupload ke dalam web hosting/ web server.
Gambar 4. Tampilan desain latihan soal pada web
5
d) Memasukan materi LKS Matematika Realistik ke dalam web LKS online Setelah LKS matematika realistik selesai dibuat langkah selanjutnya adalah memasukan materi LKS matematika realistik ke dalam web LKS online. Beberapa gambar, diagram, tabel, persamaan dan rumus dijadikan format gambar terlebih dahulu. Proses menulis/memasukan materi LKS matematika realistik ke dalam web LKS online menggunakan bahasa html dan CSS dengan software editor Dreamweaver MX. Setelah dihasilkan LKS matematika realistik berbasis web ini, selanjutnya dilakukan upload ke web hosting/web server. Upload ini dapat dilakukan dengan menginduk atau mengikuti server yang telah ada atau membuat server sendiri. Dalam penelitian
ini
LKS
dapat
diakses
melalui
alamat
www.pmat.umpwr.ac.id/elearning/lksonline LKS yang sudah dibuat dikonsultasikan untuk mengetahui kekurangan dan kemudian direvisi sebelum di validasi oleh para ahli. Tampilan LKS di dalam website ditunjukkan pada gambar dibawah ini. 1) Tampilan halaman depan LKS online Tampilan halaman depan LKS online ditunjukan pada gambar 5. berikut ini.
Gambar 5. Tampilan laman depan LKS online
6
2) Tampilan Kompetensi Dasar 5.1 pada LKS online Tampilan Kompetensi Dasar 5.1 LKS online ditunjukan pada gambar 6. berikut ini.
Gambar 6. Tampilan laman KD1 pada LKS online 3) Tampilan Kompetensi Dasar 5.2 pada LKS online Tampilan Kompetensi Dasar 5.2 LKS online ditunjukan pada gambar 7. berikut ini.
Gambar 7. Tampilan laman KD2 pada LKS online
7
4) Tampilan Kompetensi Dasar 5.3 pada LKS online Tampilan Kompetensi Dasar 5.3 LKS online ditunjukan pada gambar 8. berikut ini.
Gambar 8. Tampilan laman KD3 pada LKS online 5) Tampilan Latihan Soal Online pada LKS online Tampilan Latihan Soal Online LKS online ditunjukan pada gambar 9. berikut ini.
Gambar 9. Tampilan laman Latihan Soal pada LKS online
8
Hasil dari tahap perancangan ini adalah berupa produk awal LKS matematika realistik SMP kelas VII semester II untuk materi kubus dan balok berbasis sistem online yang siap diuji validasi para ahli materi (guru matematika) dan ahli media (dosen ahli media). Dalam proses validasi ini melibatkan satu validator dari ahli media (dosen) dan satu validator dari ahli materi (guru matematika). Ahli materi yang terlibat dalam evaluasi LKS ini adalah Supriyanto, S. Pd dan ahli media yang terlibat dalam evaluasi LKS ini adalah Eko Setyadi Kurniawan, M. Pd.Si. Validasi ahli ini berfungsi untuk memvalidasi isi dan konstruksi dari LKS Matematika Realistik SMP Kelas VII Semester II untuk materi Kubus dan Balok berbasis sistem online. Pada validasi dihasilkan penilaian terhadap indikator-indikator LKS matematika realistik SMP kelas VII semester II untuk materi kubus dan balok berbasis sistem online. Hasil ini berfungsi untuk mengetahui tingkat kelayakan LKS matematika realistik SMP kelas VII semester II untuk materi kubus dan balok berbasis sistem online sebelum diberikan pada kelas uji coba. Setelah produk awal LKS divalidasi, selanjutnya direvisi dan kemudian di uji coba terbatas di SMP Negeri 8 Purworejo. Uji coba ini dilakukan pada kelas VIIID sebanyak 31 siswa pada tanggal 31 Mei, 2, 3, dan 4 juni 2014. Setelah dilakukan uji coba terbatas produk LKS di revisi kembali untuk mendapatkan produk akhir berupa LKS matematika realistik berbasis sistem online 2. Data Hasil Validasi Produk Data yang diperoleh dalam penelitian pengembangan LKS ini merupakan data validasi produk yang dilakukan oleh ahli media dan ahli materi (guru). Data hasil validasi ini berupa penilaian dan masukan terhadap LKS yang dikembangkan. Penilaian LKS
didasarkan pada
komponen-komponen penilaian LKS yang dikembangkan oleh Depdiknas
9
dengan modifikasi yang meliputi aspek kelayakan isi, kebahasaan, sajian, desain, pendekatan Realistic Matematic education, dan Interaksi website. a. Data Hasil Validasi LKS dari Ahli Media Data hasil validasi LKS dari ahli media disajikan pada tabel 5 berikut: Tabel 5 Rerata Tingkat Kelayakan LKS dari ahli media No Aspek Nilai Rerata 1. Interaksi website 3,16 2. Desain 3,33 RERATA 3,25 b. Data Hasil Validasi LKS dari Ahli Materi (Guru Matematika) Data hasil validasi LKS dari ahli materi disajikan pada tabel 6 berikut: Tabel 6 Rerata Tingkat Kelayakan LKS seluruh aspek dari ahli materi No Aspek Nilai Rerata 1. Kelayakan Isi (KI) 3,60 2. Kebahasaan (KB) 3,50 3. Desain (DS) 3,00 4. Pendekatan Realistic Matematic Education 3,50 (RME) RERATA 3,40
3. Data Hasil Uji Coba Terbatas a. Ketercapaian Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa dapat diketahui dari soal-soal yang telah dikerjakan siswa pada akhir pembelajaran, baik soal yang ada didalam LKS maupun soal post-test. Data hasil belajar siswa disajikan pada tabel 7 berikut: Tabel 7 Ketercapaian Hasil Belajar Siswa dengan post-test No. Absen
Nilai
1 2 3
73,33 80,00 83,33
10
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 25 26 27 28 29 30 31 32 Rerata
76,67 96,67 80,00 80,00 63,33 100,00 86,67 73,33 66,67 73,33 100,00 73,33 76,67 80,00 100,00 83,33 76,67 80,00 73,33 70,00 73,33 73,33 100,00 83,33 80,00 76,67 66,67 70,00 79,68
b. Respon siswa terhadap LKS Respon siswa selama pembelajaran menggunakan LKS dapat diketahui dari angket
yang disebarkan peneliti pada akhir
pembelajaran. Data hasil respon siswa terhadap LKS pada uji coba terbatas disajikan pada tabel 8 berikut. Tabel 8 Data respon siswa terhadap pembelajaran dengan LKS Matematika Realistik berbasis sistem online
11
No Aspek 1 Kelayakan Isi (KI) 2 Sajian (SJ) 3 RME Jumlah Rerata
Persentase 83,06% 85,48% 81,05% 249,60% 83,20%
Nilai 3,32 3,42 3,24
Kategori Baik Baik Baik
3,33
Baik
B. Pembahasan 1. Analisis data hasil validasi LKS a. Data hasil validasi LKS oleh ahli media Data
pada
tabel
5.
memperlihatkan
bahwa
LKS
hasil
pengembangan ini dari aspek interaksi website mendapatkan skor rata-rata 3,16 dan dari aspek desain mendapatkan rerata 3,33. Sedangkan untuk seluruh aspek mendapatkan rerata 3,25. Rerata tersebut dikonversikan dengan tabel skala penilaian (tabel 4) dan menghasilkan kategori “baik”. Sehingga menurut ahli media LKS matematika realistrik berbasis sistem online ini dinyatakan layak untuk digunakan dalam uji coba terbatas. Analisis dan perhitungan hasil validasi LKS oleh ahli media secara lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 14. Diagram hasil penilaian ahli media dari tiap aspek berdasarkan rerata disajikan dalam gambar 11 berikut.
Penilaian LKS dari Ahli Media 4 3.5
Rerata
3 2.5
3,16 (baik)
3,33 (baik)
2
Interaksi website
1.5
Desain
1 0.5 0 Interaksi website Aspek
Desain
12
Gambar 11. Diagram Penilaian LKS dari Ahli Media Bedasarkan Rerata b. Data hasil validasi LKS oleh ahli materi (guru) Data pada tabel 6 memperlihatkan bahwa LKS hasil pengembangan ini dari aspek kelayakan isi mendapatkan rerata 3,60, aspek kebahasaan 3,50, aspek desain 3,00, dan aspek pendekatan RME 3,50. Sedangkan untuk seluruh aspek mendapatkan rerata 3,40. Rerata tersebut dikonversikan dengan tabel skala penilaian (tabel 4) dan menghasilkan kategori “baik”. Sehingga menurut ahli materi (guru)
LKS Matematika Realistrik berbasis sistem online ini
dinyatakan layak untuk digunakan dalam uji coba terbatas. Analisis dan perhitungan hasil validasi LKS oleh ahli materi (guru) secara lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 15. Diagram hasil penilaian ahli materi (guru) dari tiap aspek berdasarkan rerata disajikan dalam gambar 12 berikut.
Rerata
Penilaian LKS dari Ahli Materi (Guru) 4 3.5 3,6 3 (baik sekali) 2.5 2 1.5 1 0.5 0 KI
3,5 (baik)
3 (baik)
3,5 (baik sekali)
KI KB DS RME
KB
DS
RME
Aspek Gambar 12. Diagram Penilaian LKS dari Ahli Materi (Guru) Bedasarkan Rerata Diagram hasil penilaian dari kedua validator berdasarkan rerata tersebut disajikan dalam gambar 13 berikut:
13
Penilaian LKS dari Kedua Validator 4 Rerata
3
3,4 (baik)
3,25 (baik)
2
ahli media
1
ahli materi
0 ahli media
ahli materi
Aspek Gambar 13. Diagram penilaian LKS dari Kedua Validator Berdasarkan rerata 2. Analisis Data Hasil Uji Coba Terbatas a. Ketercapaian Hasil Belajar Berdasarkan data hasil belajar siswa pada tabel 7 diperoleh rerata 79,68 dan mencapai ketuntasan klasikal sebesar 83,87% untuk post-test. Hal ini menunjukkan bahwa secara klasikal hasil belajar sudah mencapai KKM (72).
Prosentase Ketuntasan
Ketuntasan Belajar (post-test) 100.00% 80.00% 60.00% 40.00%
83.87%
20.00%
16.13%
0.00% Tuntas
Tidak Tuntas Kriteria
Gambar 14. Diagram Ketuntasan Hasil Belajar
b. Respon siswa Respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan LKS sistem online dapat dilihat pada tabel 8. Dari data tersebut 14
memperlihatkan bahwa respon siswa terhadap aspek kelayakan isi sebesar 83,06% dengan nilai 3,32; aspek sajian diperoleh 85,48% dengan nilai 3,42; dan aspek RME diperoleh 81,05% dengan nilai 3,24. Sedangkan respon siswa untuk seluruh aspek sebesar 83,20% dengan nilai 3,33. Nilai tersebut dikonversikan dengan tabel skala penilaian (tabel 4) dan menghasilkan kategori “baik”. Analisis dan perhitungan respon siswa secara lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 20. Nilai respon siswa terhadap pembelajaran dengan LKS sistem online dapat dilihat secara lebih jelas pada gambar 15 berikut:
Nilai Respon
Respon siswa terhadap LKS Matematika Realistik berbasis sistem online 4.00 3.50 3.00 2.50 2.00 1.50 1.00 0.50 0.00
3,32 (Baik)
3,42 (Baik)
3,24 (Baik)
Kelayakan Isi (KI) Sajian (SJ) RME
Kelayakan Sajian (SJ) Isi (KI) Aspek
RME
Gambar 15. Diagram respon siswa terhadap LKS Matematika Realistik berbasis sistem online
C. Revisi Produk 1. Revisi Tahap Pertama Revisi dilakukan berdasarkan saran dari ahli media dan ahli materi. Revisi ini dilakukan setelah produk LKS Matematika realistik berbasis sistem online divalidasikan ke ahli media dan ahli materi. Hasil validasi yang berupa penilaian, saran dan kritikan dijadikan sebagai pedoman 15
dalam merevisi produk ini. Hasil revisi produk dapat dilihat pada Lampiran 8 dan 9. Revisi ini menghasilkan produk yang layak untuk diuji cobakan dalam uji coba terbatas. Pada revisi ini, perbaikan ditunjukkan pada tabel 9 sebagai berikut:
No. 1.
2.
4.
6.
7.
8.
Tabel 9 . Revisi LKS dari Kedua Validator Aspek yang Direvisi Perbaikan I.Aspek Interaksi Website Keterbacaan LKS website Petunjuk penggunaan quiz untuk online latihan soal semula tidak ada sekarang ditambahkan di menu Bantuan
II. Kelayakan Isi Menambahkan materi yang Kebenaran substansi materi belum tertulis di LKS dan pembelajaran penambahan contoh soal III. Kebahasaan Menyesuaikan penulisan dengan Kesesuaian dengan kaidah EYD, kata-kata “kalian” pada Bahasa Indonesia yang baik Kegiatan Sisiwa KD1 dan benar dihilangkan. IV. Sajian Pemberian motivasi, daya animasi, gambar ditambah tarik karena siswa lebih cenderung menyukai media visual. Penambahan animasi pada KD 2 yaitu pada jaring-jaring Kubus dan Balok menggunakan media flash V. Desain Penggunaan font (jenis dan Jenis huruf dibedakan untuk ukuran) antara judul dan isi Huruf miring pada kegiatan siswa KD1 diberi tanda kurung. Memberikan Bullets and numbering di kegiatan siswa KD1 Lay out (tata letak) Ditambah menu daftar pustaka Menu Bantuan disi dengan petunjuk penggunaan LKS Pada menu diskusi ditulis biasa (tidak dalam bentuk picture) 16
2. Revisi Tahap Kedua Pada tahap ini, produk awal pengembangan yang telah melewati revisi tahap pertama diujicobakan secara terbatas dilakukan revisi kembali terhadap faktor-faktor yang perlu dikurangi atau ditambahkan dalam produk pengembangan ini. Adapun perubahan yang dilakukan pada revisi ini sebagai berikut. a. Peneliti disarankan menambahkan gambar pada halaman depan, karena siswa akan lebih tertarik untuk mempelajari LKS. b. Peneliti disarankan menambahkan video pada LKS KD 2 untuk lebih menarik minat siswa. c. Peneliti disarankan untuk memperjelas petunjuk penggunaan LKS Setelah itu, dilakukan revisi berdasarkan masukan dari guru serta dosen pembimbing setelah melaksanakan uji coba terbatas terhadap produk awal pengembangan untuk mendapatkan produk akhir dari LKS matematika realistik SMP kelas VIII semester II berbasis sistem online.. Produk akhir LKS dapat dilihat di Lampiran 10.
D. Kajian Produk Akhir LKS matematika realistik SMP kelas VII semester II berbasis sistem online telah selesai dikembangkan. Pembahasan kajian produk akhir pengembangan LKS matematika realistik SMP kelas VIII semester II berbasis sistem online ini merupakan hasil konfirmasi antara kajian teori dan temuan penelitian sebelumnya dengan hasil-hasil penelitian yang diperoleh akan menghasilkan pembahasan tentang kajian produk akhir pengembangan LKS sistem online. Pengembangan LKS sistem online telah menghasilkan sebuah website yang dapat digunakan sebagai sumber belajar dengan materi kubus dan balok SMP kelas VIII. Hasil validasi LKS ini memperoleh rerata skor dari ahli media 3,25, dari ahli materi (guru matematika) 3,4 dan rerata skor dari respon siswa
17
memperoleh 3,33. Dari kedua hasil validasi tersebut dapat disimpulkan bahwa LKS tersebut mempunyai kelayakan yang “baik” dilihat dari aspek interaksi website, kelayakan isi, kebahasaan, sajian, desain, dan pendekatan Realistic Matematic Education, dan mendapat respon yang dalam kategori “baik” sehingga LKS ini layak dijadikan sebagai media pembelajaran. Hasil penelitian menunjukan bahwa LKS hasil pengembangan ini membuat siswa dapat belajar secara mandiri menggunakan media berbasis Teknologi Informasi yang sejatinya inilah sisi positif dari produk hasil pengembangan ini.
18
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1.
Respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan LKS matematika realistik SMP kelas VIII semester II berbasis sistem online dikategorikan “baik”.
2.
Kelayakan LKS
matematika realistik SMP kelas VIII semester II
berbasis sistem online yang dikembangkan dalam penelitian ini meliputi tahapan penilaian sebagai berikut. a) Menurut ahli materi LKS
matematika realistik SMP kelas VIII
semester II berbasis sistem online dalam kategori “baik”. b) Menurut ahli media LKS
matematika realistik SMP kelas VIII
semester II berbasis sistem online dalam kategori “baik”. c) Dalam uji coba terbatas LKS matematika realistik SMP kelas VIII semester II berbasis sistem online mendapat respon siswa yang dikategorikan “baik”. Dari ketiga penilaian di atas, dapat dikatakan bahwa LKS matematika realistik SMP kelas VIII semester II berbasis sistem online layak digunakan sebagai media pembelajaran.
B. Keterbatasan Penelitian Di dalam penelitian ini, terdapat keterbatasan antara lain. 1.
Penelitian pengembangan LKS matematika realistik SMP kelas VIII semester II berbasis sistem online ini hanya dilaksanakan sampai tahap revisi produk awal setelah ujicoba terbatas.
2.
Materi yang diambil pada pengembangan LKS
matematika realistik
SMP kelas VIII semester II berbasi sistem online hanya pada materi Kubus dan Balok. 3.
Tidak semua materi dalam LKS menampilkan video atau animasi. Sehingga perlu penambahan agar lebih menarik siswa. 59
4.
Keterbatasan waktu yang disediakan sekolah tempat uji coba hanya terbatas 3 kali pertemuan sehingga pelaksanaan penelitian yang dilakukan kurang maksimal.
5.
Keterbatasan jumlah siswa yang diberikan sekolah tempat ujicoba terbatas hanya terbatas 31 siswa (satu kelas) sehingga data hasil uji coba terbatas akan lebih meyakinkan jika jumlah siswanya lebih banyak.
C. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka saran dari peneliti diantaranya sebagai berikut. 1.
Pengembangan LKS sistem online diharapkan dapat dikembangkan sampai uji diperluas
2.
Pengembangan LKS sistem online diharapkan dapat dikembangkan dengan adanya penambahan alokasi waktu penelitian dan penambahan jumlah kelas dan jumlah siswa.
3.
Pengembangan LKS sistem online diharapkan dapat dikembangkan lebih lanjut dengan materi atau tingkat yang berbeda.
60
DAFTAR PUSTAKA Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Fitriyati. 2013. Pengembangan LKS Fisika SMA Kelas X Semester II dengan Website Oline Berbasis Contextual Teaching Learning. Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Purworejo. Jurnal Radiasi Vol.3 No.1. Diakses di http://ejournal.umpwr.ac.id/index.php/radiasi/article/download/638/617. Pada tanggal 17 November 2013. Kuswinardi, Jacobus Wiwin. 2009. Pengembangan Sistem Konten ElectronicBook Terpadu untuk Media Pembelajaran Berbasis Web. Hal 10. Jurnal Matematika dan Komputer Indonesia Vol 1 No 2. Fakultas Teknologi dan Informasi Universitas Kanjuruhan Malang. Diakses di ejournal.ukanjuruhan.ac.id/media/.../09%20. Pada tanggal 30 November 2013. Mayasari, Fitra. 2009. Pendesainan LKS Matematika Interaktif Model E-Learning Berbasis Web Di Kelas X SMA Negeri 3 Palembang. Skripsi. Universitas Sriwijaya Indralaya. Diakses di http://arimath.weebly.com/uploads/1/0/4/2/10425109/_contoh_skripsi_deskriptif.pdf. Pada tanggal 17 November 2013. Ngazizah, Nur. 2011. Pengembangan Subject Pedagogy (SSP) Berbasis Domain Sikap Sains untuk Menanamkan Karakter Siswa SMP. Tesis, tidak diterbitkan. Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Yogyakarta. Puspita Sari, Yohana. 2012. Pengembangan Performance Taskassement Untuk Keterampilan Proses (Data Table And Graphic) Pada Pembelajaran Fisika Pokok Bahasan Suhu Dan Kalor Kelas X. Skripsi, FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. Prastowo, Andi. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jakarta: Diva Press. Fadjar Shadiq dan Nur Amini Mustajab. 2010. Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Realistik Di SMP. Yogyakarta. P4TK. Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto. 2011. Media Pembelajaran Manual dan Digital. Jakarta: Ghalia Indonesia. Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 2010. Media Pembelajaran (Penggunaan dan pembuatannya). Bandung: Sinar Baru Algensindo Prasetyo, Wahyu. 2011. Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dengan Pendekatan PMR pada Materi Lingkaran di Kelas VIII SMPN 2 Kepohbaru Bojonegoro. Skripsi. Jurusan Matematika, FMIPA, Unesa. Diakses di 62
http://ejournal.unesa.ac.id/article/396/30/article.pdf November 2013
Pada
tanggal
17
Purwanto, Abdul. 2007. Isi-Lks-Berbasis-Web. Blog. Diakses di http://abdulpurwanto.com/2007/12/isi-lks-berbasis-web.html. Pada tanggal 19 November 2013 Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta Sukmadinata, Nana Syaodih. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Supinah & Agus D. W. 2009. Strategi Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar. Yogyakarta: P4TK. Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana. Widiyanto, Ahlis, M.J. Ni’am, dan E.Y. Nurcandra. 2007. ““E-Learning Sebagai Model Pembelajaran Berbasis Web dengan Penerapan Lembar Kerja Siswa (LKS) Pada Pokok Bahasan Kubus Dan Balok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII Semester II SMP Negeri 13 Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007”. Skripsi Program Studi Pendidikan Matematika Unnes. Wijaya, Ariyadi. 2012. Pendidikan Matematika Realistik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
63
LAMPIRAN
Validasi Ahli Media
64
Validasi Ahli Materi
65
Respon Siswa Terhadap LKS
66
67
68
a. Pembelajaran dengan LKS Matematika Realistik berbasis sistem online
69
b. Post test
70