LANSIA dalam KELUARGA
Chairul Huda Al Husna
Keluarga
•
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam peranannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan. (Bailon dan Maglaya, 1989)
Lansia
• Lansia bukan suatu penyakit tapi tahap lanjut dari proses kehidupan yang ditandai dg penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dgn stres • Walau bukan penyakit tetapi perubahan kondisi ini dapat menimbulkan masalah fisik, sosial, dan mental
Perubahan yang Terjadi pada Lansia • Ekonomi : menyesuaikan terhadap pendapatan yang turun secra substansial, mungkin kemudian penyesuian terhadap ketergantungan ekonomi pada keluarga atau subsidi pemerintah. • Perumahan : harus berpindah ketempat yang lebih kecil ataupun pindah ke rumah anak dan panti werda. • Sosial : kehilangan (kematian) pasangan, saudara teman-teman. • Pekerjaan : keharusan pensiun dan hilangnya peran dan kesempatan serta perasaan produktivitas. • Kesehatan : Menurunya fungsi fisik, mental dan kognitif; memberikan perawatan pada pasangan yang kurang sehat.
Kondisi lansia • Fisik – – – –
Pemeriksaan fisik Kekuatan otot Adanya paralisis, tremor, dll Sullivan, barthel index, dll
• Mental
– Mental (MMSE, SPMSQ) – Depresi
• Sosial
– Panti/keluarga (APGAR Keluarga)
Lansia di Rumah ➢ Bekerja
– Kepala keluarga – Ekonomi tidak mencukupi
➢ Tidak bekerja – – – – –
Anggota keluarga Sakit Pensiun Penasihat – panti (peran ganda) Dll
Terjadi perubahan peran pada lansia dalam keluarga – perubahan fisik, mental, dan sosial – post power syndorme
Tugas Kesehatan Keluarga Mengenal masalah kesehatan. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit. Mempertahankan atau menciptakan suasana/lingkungan rumah yang sehat. • Mempertahankan hubungan dengan (menggunakan) fasilitas kesehatan masyarakat. • • • •
Tugas Keluarga Tahap Lansia (Duval) • • • • • • •
Meningkatkan kehidupan beragama Menjaga komunikasi dengan anak, cucu Merencanakan kegiatan untuk mengisi waktu Memperhatikan kesehatan masing-masing Menyesuaikan diri dengan pendapatan Menghadapi kehilangan Menemukan makna hidup
Masalah pada Keluarga Tahap Lansia • Duka Cita – Resiko depresi – memicu gangguan kesehatan
• Instabilitas dan Jatuh – Trauma sampai kematian – Multifaktorial
• Psikologis dan Seksual – – – – – –
Jatuh cinta di usia senja Kesepian Menopouse Andropouse Ejakulasi dini Impotensi
Terapi Modalitas pada Lansia
Chairul Huda Al Husna
DEFINISI LANJUT USIA • Pra Lansia
: Seseorang yang berusia 45 – 60 tahun • Lansia : Seseorang yang berusia > 60 tahun • Lansia Risiko : Seseorang yang berusia Tinggi > 70 tahun
Definisi Sehat
UU No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
• Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis • Mandiri artinya dapat melakukan kegiatan/aktivitas sehari-hari tanpa bantuan orang lain
PERKEMBANGAN LANJUT USIA
DI INDONESIA
1980
Umur harapan hidup 52,2
1990
Jumlah Usila (juta) 7,998
(5,45%)
59,8
11.277
(6,29%)
2000
64,5
14,440
(7,18%)
2010
70,6
23,993
(9,77%)
2014
72
28,823
(11,34%)
Sumber : BPS
!13
MASALAH KESEHATAN LANSIA (Riskesdas 2007) Dalam persen
Jenis penyakit Penyakit sendi Hipertensi Katarak Stroke Jantung Gangg mental emosional DM
55- 64 th
65 – 74 th
> 75 th
56,4 53,7 28,8 20,2 16,1 15,9 3,7
62,9 63,5 41,9 31,9 19,2 23,2 3,4
65,4 67,3 51,6 41,7 20,4 33,7 3,2 !14
Keturunan 8%
Lingkungan 29%
Kesehatan
Perilaku 53%
KESEHATAN PADA LANSIA
Pelayanan Kesehatan 10%
Paling besar pengaruhnya
Sumber : Hendrik L. Blum
Sesuai dengan UU.23 tahun 1992 (pasal 19) lansia perlu mendapat perhatian:
“ Manusia lansia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan dan sosial, prubahan ini akan memberikan pengaruh pada seluruh aspek kehidupan, termasuk kesehatannya,oleh karena itu kesehatan lansia perlu mendapat perhatian khusus dengnan tetap dipelihara dan ditingkatkan agar selama mungkin dapat hidup secara produktif sesuai dengan kemampuanya sehingga dapat ikut serta berperan aktif dalam pembangunan.”
Tujuan asuhan keperawatan lansia: • Melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri sehingga ia memiliki ketenagaan hidup dan tetap produktif sampai akhir hayat. • Mempertahankan kesehatan dengan perawatan dan pencegahan • Membantu mempertahankan dan membesarkan daya hidup dan semangat hidupnya • Menolong dan merawat lansia yang menderita penyakit • Meningkatkan kemampuan perawat dalam melakukan proses keperawatan • Mencari upaya semaksimal mungkin
• • •
Keluarga memiliki peran sangat penting dalam melakukan perawatan lansia Keluarga adl support system utama bagi lansia. Cont: menjaga, merawat,mempertahankan dan meningkatkan status mental, mengantisipasi perubahan sosial, memberikan motivasi dan memfasilitasi kebutuhan spiritual bagi lansia
5 Tugas Keluarga • Mampu mengenal masalah kesehatan • Mampu mengambil keputusan untuk melakukan tindakan • Mampu melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yg sakit • Mampu menciptakan/memodifikasi lingkungan yg dapat meningkatkan kesehatan • Mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yg terdapat di lingkungan setempat.
4 intervensi utama perawat kelg : pencegahan primer, sekunder, tersier, direct care. - Primer : pro aktif mencegah stresor, mempermudah mendapatkan fasilitas kesehatan - Sekunder : screening, vaksinasi -pencegahan/deteksi awal timbulnya penyakit - Tersier : rehabilitasi - Direct care : bekerja sama dgn keluarga untuk menyembuhkan
SELF CARE
Keperawatan mandiri (self care) menurut Orem’s adalah : “Suatu pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu itu sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya sesuai keadaan, baik sehat maupun sakit” (Orem’s 1980)
Fokus keperawatan “self care” • Aspek Interpersonal : Hubungan didalam keluarga • Aspek Sosial : Hubungan keluarga dengan masyarakat di sekitarnya. • Aspek Prosedural : Melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga mampu mengantisipasi perubahan yang terjadi. • Aspek Tehnis : Mengajarkan kepada keluarga tentang tehnik dasar yang dilakukan dirumah, misalnya melakukan tindakan kompres secara benar.
Terapi Modalitas
• Modality : the application of a form of energy to the body that elicits an involuntary response • Therapeutic : having healing/solving properties
Hipertensi
Epidemiologi • Meningkatnya populasi usia lanjut, maka jumlah pasien hipertensi juga bertambah • Lebih dari separuh orang berusia > 65 th menderita hipertensi • Pengendalian tekanan darah penderita hipertensi hanya mencapai 34 % dari seluruh penderita hipertensi
Definisi • Hipertensi yg tidak diketahui penyebabnya didefinisikan sebagai hipertensi esensial. Beberapa penulis memilih istilah hipertensi primer, untuk membedakan dengan hipertensi sekunder (diketahui penyebabnya)
Classification
Faktor-faktor utama yg mempengaruhi Tekanan darah
Patogenesis • Hipertensi esensial adalah penyakit multi faktorial yg timbul terutama karena interaksi antara faktor-faktor resiko tertentu.
• Faktor resiko yg mendorong kenaikan tekanan darah.
– Faktor resiko: diet dan asupan garam, stress, ras, obesitas,merokok, genetis – Sistem saraf simpatis: tonus simpatis, variasi diurnal – Keseimbangan antara modulator vasodilatasi dan vasokontriksi (endotel dan otot polos pemb darah) – Otokrin setempat yg mempengaruhi sistem Renin, Angiotensin, dan Aldosteron
Kerusakan Organ Target • Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara langsung maupun tidak langsung (melalui auto antibodi)
• Kerusakan organ-organ target yg umum ditemui: 1. Jantung: hipertrofi ventrikel kiri, infark miokard atau angina, gagal jantung 2. Otak: Stroke, TIA (transient ischemic attack) 3. Penyakit ginjal kronik 4. Penyakit arteri perifer 5. Retinopati
Faktor-faktor resiko penyakit kardiovaskuler: 1. Hipertensi 2. Merokok 3. Obesitas 4. Kurangnya aktifitas fisik 5. Dislipidemia: (kolesterol, LDL, trigliserid) tinggi dan HDL rendah 6. Diabetes Mellitus 7. Mikroalbuminuria atau LFG < 60 ml/mt 8. Umur (Laki-laki > 55 th, dan perempuan 65 th) 9. Riwayat keluarga dengan penyakit kardiovaskuler prematur (laki-laki < 55 th dan perempuan < 65 th)
Pengobatan Tujuan: 1. Target tekanan darah: < 140/90 mmHg, dan untuk pasien beresiko tinggi (DM, Penyakit ginjal proteinuri) < 130/80 mmHg 2. Penurunan morbiditas dan mortalitas penyakit kardiovaskuler 3. Menghambat laju penyakit ginjal proteinuri 4. Pengobatan terhadap faktor resiko atau kondisi penyerta lainnya
Rekomendasi Follow Up
Cara pengobatan (Non farmakologis): 1.Menghentikan merokok 2.Menurunkan BB berlebih 3.Menurunkan konsumsi alkohol berlebih 4.Latihan fisik 5.Menurunkan asupan garam 6.Meningkatkan konsumsi buah dan sayur 7.Menurunkan asupan lemak
Mengurangi/membatasi makanan : • Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa, gajih). • Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit, craker, keripik dan makanan kering yang asin). • Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta buah-buahan dalam kaleng, soft drink). • Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin, pindang, udang kering, telur asin, selai kacang). • Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam). • Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natrium. • Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.
Hipertensi sekunder 1. Hipertensi pada penyakit ginjal 2. Hipertensi renovaskuler 3. Hiperaldosteronisme Primer
GAYA HIDUP TIDAK SEHAT Insomnia Depresi Kecemasan Hipertensi
Stress
Obesitas Merokok Alkoholik Serangan Asma Angina Pectoris TIA & Stroke
AROMATERAPI • Aromaterapi adalah teknik perawatan dengan menggunakan aroma dari tetumbuhan yang merangsang efek unik melalui proses di dalam otak. Melalui indra penciuman, aroma yang terhirup akan mempengaruhi suasana hati emosi manusia. • Aromaterapi sendiri terdiri dari dua arti : aroma yang berarti bebauan yang harum, sedangkan terapi bermakna perawatan. Jadi secara kesatuan, aromaterapi berarti perawatan diri dengan menggunakan minyak esensial atau minyak atsiri yang berbau harum dan wangi.
AROMATERAPI • Menggunakan minyak essensial (essential oil) yang didapat dari cairan sulingan berbagai bunga, akar, getah, buah, daun, dan rempah-rempah yang memiliki khasiat • Meskipun aroma memiliki peranan kuat dalam terapi tapi zat kimia yg terakandung juga memiliki khasiat -dapat ditingkatkan dengan cara pemberiaan -- terutama massage
Beberapa bahan Aromaterapi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Cendana Lemon Jasmine Mawar Green tea Lavender Pine
Cara penggunaan 1. 2. 3. 4.
Inhalasi Pijat Kompres Berendam
Mekanisme Kerja Aromaterapi -- bau -- masuk rongga hidung --ditangkap syaraf olfaktori epitelium -pusat penciuman -- sistem limbik -hipotalamus --mempengaruhi emosi -- rileks
Penghirupan -- masuk paru-paru -- molekul aromatik diserap sistem sirkulasi -- diserap tubuh -- relaksasi sel-sel dan otot-otot
Beberapa penelitian tentang Aromaterapi 1. Pengaruh pemberian aromaterapi lavender terhadap pemenuhan kebutuhan tidur (Mariyati, 2009) 2. Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender (Lavandula Angustifolia) terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Lansia (Wulansari, 2010) 3. Pengaruh Pemberian Aroma Terapi Lemon (Citrus Lemon) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia (Yuwono, 2011)
Appendiks : 1. Pengaruh pemberian musik terhadap penurunan tekanan darah pada lansia (Anonim, 2008) 2. Pengaruh terapi bekam terhadap penurunan tekanan darah (Fikri, 2010) 3. Pengaruh masase kaki dengan minyak esensial lavender terhadap penurunan tekanan darah penderita hipertensi primer usia 45-59 tahun (Ramadhani, 2010)
NYERI
Insidensi • Beberapa penelitian menunjukkan 25% sampai 50% lansia yang tinggal dalam komunitas menderita masalah nyeri yang penting dibandingkan dengan 45% sampai 80% lansia yang tinggal di panti werdha • Kanker merupakan sumber nyeri hebat di kalangan lansia dan banyak lansia yang menderita akibat penyakit vaskuler periver yang nyeri, herpes zoster, atritis, temporal, sumber nyeri dan lainnya adalah kram tangkai, sakit kepala dan lain-lain. • Akibat Nyeri : – Depresi, berkurangnya sosialisasi, gangguan tidur, hambatan ambulasi dan peningkatan kebutuhan terhadap perawatan kesehatannya dan bahaya akibat nyeri, penurunan kebugaran, gangguan gaya berjalan, jatuh, rehabilitasi, lambatnya malnutrisi.
Chapter 1 : The Injury Response Process • Injury process 2 stages – Primer : response to injury – Secondary : blockage oxygen -- cell damage
• Result : inflammatory mediator, hemorraghe, and edema • Wound healing phases : inflamatory phase, proliferation phase, and maturation phase
Chapter 1 : The Injury Response Process • Cardinal signs of inflamation – Heat : blood flow ↑, metabolic rate ↑ – Redness : idem + histamine release – Swelling : leakage of inflammatory mediator into the surrounding tissues -- block venous return – Pain : mechanical pressure on or chemical irritation of nerves -- triggered by release inflammatory mediator – Loss of function : primary tissue damage, the sum preceding signs
Chapter 1 : The Injury Response Process • Mediators of inflamation – Heparin : inhibits coagulation – Histamine : vasodilation of arterioles & increased vascular permeability -- edema – Kinins : produce pain – Neutrophils : first line cellular defense -phagocytes – Prostaglandins : produce pain too + same effect with histamin – Serotonin : local vasoconstriction – Leukotrienes : cause smooth muscle contraction + increase vascular permeability
Chapter 1 : The Injury Response Process • Edema reduction – Key : prevent from occurring – Strategies to reduce edema : • • • • • • • •
Voluntary muscle contraction Compression devices Elevation Electrically-induced muscle contraction (muscle milking) Pasive Range of Motion Massage Passive Motion Compression Wraps
Chapter 2 : The Physiology and Psychology of Pain • Assesment of Pain – – – – – – – – –
Where is your pain? When did your pain begin? What is duration of your pain? Have you ever experienced this pain before? Can you describe how the pain feels? Is the pain getting better or worse? Does your pain increase with activity? Do you have more pain after activity? Do you have pain at night?
Chapter 2 : The Physiology and Psychology of Pain • Acute Pain – < 6 months – Cause by the activation nociceptors – When the tissue has healed : acute pain ends
• Chronic Pain – Nociceptive chronic pain : continual activates nociceptors -- ex: arthritis – Neuropathic chronic pain : abnormality neuron of the pain system – Characteristics : last longer than 6 months, difficulty in sleeping, depression, etc.
Thermal Modalities • Skin -- thermoreceptors -- high responsive to heat and cold • Mechanisme : – Conduction : e.g ice pack, moist heat pack – Convection : e.g warm or cold whirlpool – Radiation : e.g infrared lamp – Evaporation : e.g vapocoolant spray – Conversion : e.g short wave diathermy, ultrasound
Thermal Modalities
The Effects Cold Modalities Local effect
Systemic Effect
• Vasocontriction • General vasocontraction in • Decreased rate of cell metabolism response to cooling of the resulting in a decreased need of posterior hypothalamus • Decreased respiratory and heart oxygen • Decreased production of cellular rates • Shivering and increased muscle wastes • Reduction in inflammation tone • Decreased nerve conduction velocity • Decreased pain • Decreased muscle spasm • Decreased muscular force production
General Indication & Contraindication for Cold Treatments Indications
Contraindications
• Acute injury or inflammation • Acute or chronic pain • Small, superficial, first-degree burns • Postsurgical pain and edema • Use in conjunction with rehabilitation exercises • Spasticity accompanying central nervous system disorders • Acute or chronic muscle spasm • Neuralgia
• Cardiac or respiratory involvement • Uncovered open wounds • Circulatory insufficiency • Cold allergy/cold induced urticaria • Anesthetic skin • Advanced diabetes • Peripheral vascular disease • Raynaud’s phenomenon • Lupus
Effect (cold application) on inflammation • Reducing the release of inflammatory mediators • Decreasing prostaglandin synthesis • Decreasing capillary permeability • Decreasing leukocyte/endothelial interaction • Decreasing creatine kinase activity
The other effects... • Cellular response : decrease cell metabolism ! reduce damaging cellular reaction • Blood and fluid dynamics : local arteriole vasoconstriction -- increase blood viscosity -- reduce blood flow • Edema formation : vasoconstriction -- decrease permeabilty -- reduces edema • Nerve conduction : decrease transmit impulse -- increase depolarization threshold impuls -- affects pain perception -- interrupting nerve transmission • Muscle spasm : reduces muscle spasm • Muscle function : reduces nerve conduction -- decreases sensitivity of muscle spindles -- decreases ability rapid muscle movement
The Effects Heat Modalities Local effect • • • • • • • • • • • • •
Vasodilation Increased rate of cell metabolism Increased delivery of leukocytes Increased capillary permeability Increased venous and lymphatic drainage Edema formation Removal metabolic wastes Increased elasticity of collagenrich tissues (ligament, joint capsule, tendon, skin) Analgesia and sedation of nerves Decreased muscle tone Decreased muscle spasm Decreased pain Increased nerve conduction velocity
Systemic Effect • • • •
Increased body temperature Increased pulse rate Increased respiratory rate Decreased blood pressure
General Indication & Contraindication for Heat Treatments Indications
Contraindications
• Subacute or chronic inflammatory conditions • Reduction of subacute or chronic pain • Subacute or chronic muscle spasm • Decreased range of motion • Hematoma resolution • Reduction of joint contractures
• Acute injuries • Impaired circulation • Advanced arthritis (vigorous heating) • Poor thermal regulation • Anesthetic areas • Neoplasm • Thrombophlebitis
Classification of Heating Agents Superficial heat • Infrared lamps • Moist heat pack • Paraffin baths • Warm whirlpool
Deep Heat • Microwave diathermy • Shortwave diathermy • Ultrasound
Effect heat application • Cellular reponse : increase cell metabolic rate -demand oxygen and nutrient ↑ -- metab ↑ • Blood and fluid dynamics : vasodilation vessels -decreased viscosity of blood -- increase blood flow • Edema formation : vasodilation -- increased edema but easier to remove -- reabsorbtion lymphatic (increased) and venous too • Nerve conduction : increase nerve conduction -reduce pressure nerve -- sedation • Muscle spasm and function : increase muscle spasm -- reduced ischemic and pain
Effect (heat application) on inflammation • Heat : metabolic rate ↑ -- blood supply ↑ -delivery nutrients to healing process & removal debris & inflammatory metabolites • Increase deliveri leukocytes -- phagocytosis ↑
Comparison Hot Vs Cold Effect
Cold
Heat
Effective dept
5 cm
Duration of effect
Hours
Blood flow
↓ (vasoconstriction)
↑(vasodilation)
Rate of cell metabolism
↓
↑
Oxygen consumptiom
↓
↑
Cell wastes
↓
↑
Fluid viscosity
↑
↓
Capillary permeability
↓
↑
Inflammation
↓
↑
Pain
↓
↑
Muscle spasm
↓ (reduced sensitivity of muscle
↑ (reduced ischemia and pain)
Muscle contraction
spindles and decrease pain) ↓ (reduced nerve conduction and ↑ (increased nerve conduction increased viscosity)
1-2 cm (superficial) 2-5 cm (deep) Begin to dissipate after removal modalities
and decreased viscosity)
Deciding whether to use cold or heat Questions : 1. Does the body area feel warm to the touch? 2. Is the injured area still sensitive to light to moderate touch? 3. Does the amount of swelling continue to increase over time? 4. Does swelling increase during activity? 5. Does pain limit the joint’s range of motion? 6. Would you consider the acute inflammation process to still be active? 7. Does the patient continue to display improvement with the use of cold modalities?
If all the answer are “no” ! use heat modalities If the number of “yes” answers increases ! indication to use cold
COLD PACKS •
Used for :
•
Primary effects :
•
Indications
•
Contraindications
•
Duration : 20-30 minutes per session
– – – –
Acute trauma Pain Muscle spasm Postsurgical care
– Reducing secondary trauma – Limits formation of edema -- with compression & elevation – Acute injury or inflammation – Acute or chronic pain – Postsurgical pain & edema – – – – –
Cardiac or respiratory involvement Uncovered open wounds Circulatory insufficiency Cold allergy and/or hypersensitivity Anesthetized pain
Ice massage •
Used for :
•
Primary effects :
•
Indications
•
Contraindications
•
Duration : 5-15 minutes (or until the ice runs out)
– – – –
Muscle spasm Trigger points Prior to ROM exercise Rapid cooling of the skin
– Decrease sensitivity of cutaneous nerve receptors – Decreases pain – Subacute injury or inflammation – Acute or chronic pain – Muscle strains and contusion – – – – – –
Cases in wich pressure on the injury Suspected fractures Uncovered open wounds Circulatory insufficiency Cold allergy and/or hypersensitivity Anesthetized pain
Ice Immersion •
Used for :
– The body part, usually the foot and ankle or elbow, wrist, and hand
•
Primary effects :
– Decrease cell metabolism -- prevent secondary hipoxic injury -- reduces release inflammatory mediators – Decrease pain
•
Indications
– Acute injury or inflammation – Acute, chronic, or postsurgical pain – Prior to ROM exercise
•
Contraindications – – – – –
• •
Cardiac or respiratory involvement Uncovered open wounds Circulatory insufficiency Cold allergy and/or hypersensitivity/ intolerate cold temperature Anesthetized pain
Duration : 10-15 minutes Temperature range : 10 – 12,6 C
CRYOSTRETCH •
Used for :
– Vapocoolant spray : skin -- quickly evaporates and cools the skin
•
Primary effects :
– Cools the skin and desensitizes nerve endings – Elongates muscle fibers and other soft tissue, breaking muscle spasm
•
Indications
– Trigger points – Muscle spasm – Decreased ROM
•
Contraindications – – – – – –
•
Allergy to the spray Acute and/or postsurgical injury Open wounds Contraindications relating to cold applications Contraindications relating to passive stretching Use around the eyes
Duration : 3-4 sweeps, if treat deep area -- increased duration spray
Hot And Cold Whirlpools •
Used for :
•
Primary effects :
•
Indications
•
Contraindications
• •
Duration : 5- 10 minutes (initial phase), 20-30 minutes (treatment phase) Temperature : cold (10-15 C), hot (32-49 C)
– – – – – – – – – – – –
Delivering heat or cold treatment ROM exercise Promoting muscular relaxation Decreasing pain and muscle spasm Provides supportive medium for ROM exercise Water provide resistance to rapid motions Cause sedation, analgesia, and increased blood flow Longer lasting of intramuscular tissues Decreased ROM Subacute or chronic inflammatory condition Peripheral vascular disease Peripheral nerve injuries
– Fever (in hot whirlpools) – Patients requiring postural support during treatment – Skin conition
Moist Heat Pack •
Used for :
•
Primary effects :
•
Indications
•
Contraindications
•
Duration : 20 – 30 minutes
– – – – –
Localized superficial heating Pain Muscle spasm Chronic inflammatory conditions Increasing muscle, tendon, and fascia elasticity
– Increasing bloood flow (vasodilatioan) – Increased cell metabolism – Muscular relaxation to reduce muscle spindle sensitivity – – – – – – – – – –
Reduction of subacute or chronic pain Subacute or chronic inflammatory condition Hematoma resolution Decreased ROM Reduction of joint contractures Infection Acute condition Peripheral vascular disease Impaired circulation Poor thermal regulation
Paraffin Bath •
Used for :
– Delivered heat to small – Warm temperatures
•
Primary effects :
– Increasing bloood flow (vasodilatioan) – Increased prespiration – Increased cell metabolism
•
Indications
– Subacute or chronic inflammatory condition(e.g arthritis of the fingers) – Limitation of motion after immobilization
•
Contraindications – – – –
• •
Open wounds : wax and oils would irritate the tissues Skin infection : the warm -- excellent for breeding bacteria Sensory loss Peripheral vascular disease
Duration : 15 – 20 minutes Temperature range : 47,8 – 52,2 C
ROM
(Range of Motion) • Tindakan/Latihan otot atau persendian yang diberikan kepada pasien yang mobilitas sendinya terbatas karena penyakit, diabilitas, atau trauma • Tujuan : untuk mengurangi kekakuan pada sendi dan kelemahan pada otot yang dapat dilakukan aktif maupun pasif tergantung dengan keadaan pasien • Ada 2 tipe : – ROM Aktif : menggerakkan sendiri – ROM Pasif : digerakkan orang lain
Gerakan-gerakan ROM
TERIMAKASIH