65
Langkah-langkah Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Dalam Dunia Pendidikan Okta Khusna Aisi Abstract The quality assurance system of education is needed right now, considering education quality of Indonesia is still low compared by developed countries. The aim of this study is to determine the steps need to be done to implement the quality assurance system of education. From the literature review finally obtained the conclusion that the steps to implement the quality assurance system of education are: preparing the quality assurance program, choosing the data collection instrument, collecting and verifying data, processing and analyzing data, reporting data-based findings, using findings for standard achievement verification, choosing priority needs for quality improvement, developing programs and budget quality improvement, implementing quality improvement program, monitoring quality improvement activities, reporting quality improvement results, carrying out suggestions for the next phase of improvement. Keywords: langkah-langkah, sistem penjaminan mutu, pendidikan Pendahuluan Perkembangan terakhir atas isu yang terjadi dalam dunia pendidikan nasional adalah terkait dengan mutu pendidikan. Dibandingkan negara-negara maju seperti Singapura, Jepang, Korea Selatan dan negara-negara maju lainnya, mutu pendidikan di Indonesia masih jauh tertinggal. Ini bisa dilihat dari kondisi sarana dan prasarana serta proses pembelajaran di sekolah-sekolah baik tingkat dasar, menengah, maupun tingkat lanjutan masih banyak yang memprihatinkan. Sehingga penjaminan mutu pendidikan oleh Menteri Pendidikan dan pemerintah Indonesia merupakan program utama yang dibutuhkan lembaga pendidikan di Indonesia.1 . Penjaminan mutu pendidikan merupakan kegiatan mandiri lembaga pendidikan, oleh karena itu harus disusun, dirancang, dan dilakasakan sendiri. Salah satu upaya dalam merealisasikan penjaminan mutu tersebut dapat dilakukan secara bertahap oleh pihak sekolah, yakni dengan melakaukan evaluasi diri,
1
M. Zainuddin, Reformasi Pendidikan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), 12.
Jurnal Studi Islam dan Sosial
Volume 10. No.1
66
kemudian ditindaklanjuti dengan monitoring sekolah oleh pihak pemerintah daerah, sehingga penjaminan mutu pendidikan dapat dilakukan dengan baik. Lembaga pendidikan yang bermutu, adalah lembaga pendidikan yang menghasilkan lulusan sesuai dengan harapan masyarakat, baik dalam kualitas pribadi, moral, pengetahuan maupun kompetensi kerja yang menjadi syarat mutlak dalam masyarakat global. Untuk merealisasikan pendidikan yang bermutu, dibutuhkan kerjasama dari beberapa pihak, baik pihak sekolah, pemerintah, orang tua, maupun masyarakat. Pengertian Penjaminan Mutu Pendidikan Mutu adalah sebuah proses terstruktur untuk memperbaiki keluaran yang dihasilkan. Sedangkan mutu, secara essensial digunakan untuk menujukkan kepada suatu ukuran penilaian atau penghargaan yang diberikan atau dikenakan kepada
barang
(product)
dan/atau
jasa
(service)
pertimbangan obyektif atas bobot dan/atau kinerjanya.
tertentu
berdasarkan
2
Dalam dunia pendidikan, standar mutu ditetapkan untuk setiap rangkaian kerja di dalam keseluruhan proses kerja, bila pekerja mencapai standart mutu untuk masing-masing rangkaian kerja, hasil akhirnya adalah sebuah produk bermutu. Saat membicarakan perbaikan mutu pendidikan, sering kali yang dibicarakan adalah perbaikan peringkat kenaikan kelas atau nilai rapor. Dalam sekolah yang bertipe seperti itu, tanggung jawab perbaikan mutu pendidikan lebih banyak ada pada guru. Secara umum para guru terfokus hanya pada aspek pendidikan
seorang siswa:
membantu
siswa belajar dan
mendapatkan
pengetahuan. Bila mutu dimulai sebagai proyek terisolasi di sekolah atau ruang kelas, dan hal tersebut hampir mempengaruhi keseluruhan mutu pendidikan.3 Bagi setiap institusi, mutu adalah agenda utama, dan meningkatkan mutu merupakan tugas yang paling penting. Walaupun demikian, ada sebagian orang yang menganggap mutu sebagai sebuah konsep yang penuh dengan teka-teki. Dalam kehidupan sehari-hari, kita akan melakukan apa saja untuk bisa 2
Aan Komariah dan Cepi Tiratna, Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), 9. 3 Jerome S Arcaro, Pendidikan Berbasis Mutu: Prinsip-Prinsip Perumusan Dan Tata Langkah Penerapan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), 75-76.
Jurnal Studi Islam dan Sosial
Volume 10. No.1
67
mendapatkan mutu, terutama jika mutu tersebut sudah menjadi kebiasaan kita. Namun, ironisnya kita hanya bisa menyadari keberadaan mutu tersebut saat mutu hilang. Satu hal yang bisa kita yakini adalah mutu merupakan suatu hal yang membedakan antara yang baik dan yang sebaliknya. Bertolak dari kenyatan tersebut, mutu pendidikan akhirnya merupakan hal yang membedakan antara kesuksesan dan kegagalan.4 Ada banyak pendapat mengenai pengertian penjaminan mutu pendidikan, antara lain: penjaminan mutu merupakan sistem pemantauan penyelenggaraan pendidikan di sekolah dalam upaya memenuhi tuntutan pencapaian mutu yang baku dan memberi jaminan kepada masyarakat dengan memfokuskan penilaian pada pengembangan pendidikan di sekolah dan pertanggungjawabannya. Untuk itu, dalam dunia pendidikan, penjaminan mutu harus dibarengi dengan komitmen dari seluruh unsur yang terlibat dalam menjalankan tugas dan kewajibannya. Baik pemerintah (dari pusat sampai daerah), pengelola tingkat satuan pendidikan (Kepala Sekolah dan Guru) serta masyarakat.5 Penjaminan mutu pendidikan adalah proses penetapan dan pemenuhan standar mutu pengelolaan secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga stakeholders (masyarakat) memperoleh kepuasan. Penjaminan mutu atau kualitas adalah seluruh rencana tindakan sistematis yang penting untuk menyediakan kepercayaan yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan tertentu dari kualitas. Penjaminan kualitas merupakan kegiatan untuk memberikan bukti untuk membangun kepercayaan bahwa kualitas dapat berfungsi dengan baik. Penjaminan mutu secara internal oleh satuan pendidikan adalah pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang dikdasmen, menerapkan menejemen berbasis sekolah: kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas.
4
Edward Sallis, Total Quality Management In Education (Yogyakarta: IRCiSoD, 2006), 29-30. http://alfatihna.blogspot.co.id/2010/02/analisis-kebijakan-penjaminan-mutu.html, (diakses 24 Februari 2016). 5
Jurnal Studi Islam dan Sosial
Volume 10. No.1
68
Tujuan Penjaminan Mutu Tujuan kegiatan penjaminan mutu bermanfaat baik bagi pihak internal maupun eksternal organisasi. Menurut Yorke (1997), tujuan penjaminan (assurance) antara lain sebagai berikut. 1.
Membantu perbaikan dan peningkatan secara terus-menerus dan berkesinambungan melalui praktek yang terbaik dan mau mengadakan inovasi.
2.
Memudahkan mendapatkan bantuan, baik pinjaman uang atau fasilitas atau bantuan lain dari lembaga yang kuat dan dapat dipercaya.
3.
Menyediakan informasi pada masyarakat sesuai sasaran dan waktu secara konsisten, dan bila mungkin, membandingkan standar yang telah dicapai dengan standar pesaing.
4.
Menjamin tidak akan adanya hal-hal yang tidak dikehendaki.6 Selain itu, tujuan dari diadakannya penjaminan kualitas (quality
assurance) ini adalah agar dapat memuaskan berbagai pihak yang terkait di dalamnya,
sehingga
dapat
berhasil
mencapai
sasaran
masing-masing.
Penjaminan kualitas merupakan bagian yang menyatu dalam membentuk kualitas produk dan jasa suatu organisasi atau perusahaan. Mekanisme penjaminan kualitas yang digunakan juga harus dapat menghentikan perubahan bila dinilai perubahan tersebut menuju ke arah penurunan atau kemunduran. Permasalahan Mutu Pendidikan. Untuk mencapai mutu pendidikan yang layak, banyak masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan, seperti mutu lulusan, mutu pengajaran bimbingan dan latihan guru, serta profesionalisme dan kinerja guru. Mutu-mutu tersebut terkait dengan mutu manajerial para pimpinan pendidikan, media, sumber belajar, alat dan bahan latihan, iklim sekolah, lingkungan pendidikan, serta dukungan dari pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan. Semua kelemahan mutu dari komponen-komponen pendidikan tersebut berujung pada rendahnya mutu lulusan.
6
http://uthedza.blogspot.co.id/2010/01/manajemen-penjaminan-mutu.html, (diakses 24 Februari 2016).
Jurnal Studi Islam dan Sosial
Volume 10. No.1
69
Mutu lulusan yang rendah dapat menimbulkan berbagai masalah, seperti lulusan tidak bisa melanjutkan studi, tidak dapat menyelesaikan studinya pada jenjang yang lebih tinggi, tidak dapat bekerja atau tidak diterima di dunia kerja, diterima bekerja tapi tidak berprestasi, tidak mengikuti perkembangan masyarakat, dan tidak produktif dan menjadi beban masyarakat, menambah biaya kehidupan dan kesejahteraan masyarakat, serta memungkikan menjadi warga yang tersisih dari masyarakat.7 Dasar-Dasar Program Mutu Pendidikan Untuk melaksanakan program mutu diperlukan beberapa dasar yang kuat, yaitu sebagai berikut : 1.
Komitmen Pada Perubahan. Pemimpin atau kelompok yang ingin menerapkan program mutu harus memiliki komitmen atau tekad untuk berubah. Pada intinya, peningkatan mutu adalah melakukan perubahan ke arah yang lebih baik dan lebih berbobot.
2.
Pemahanan yang jelas tentang kondisi yang ada. Banyak kegagalan dalam melaksanakan perubahan karena melakukan sesuatu sebelum sesuatu itu jelas.
3.
Mempunyai visi yang jelas terhadap masa depan. Hendaknya, perubahan yang akan dilakukan berdasarkan visi tentang perkembangan, tantangan, kebutuhan, masalah, dan peluang yang akan dihadapi pada masa yang akan datang. Visi dapat menjadi pedoman yang akan membimbing tim dalam perjalanan pelaksanaan program mutu.
4.
Mempunyai rencana yang jelas. Mengacu pada visi, sebuah tim menyusun rencana dengan jelas. Rencana
menjadi pegangan dalam proses pelaksanaan program mutu. Rencana harus selalu di up-date sesuia dengan perubahan. Tidak ada program mutu yang terhenti (stagna) dan tidak ada dua program yang identik karena program mutu selalu berdasarkan dan sesuai dengan kondisi lingkungan. Program mutu merefleksikan lingkungan pendidikan dimana pun ia berada.8
7
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah (Bandung: PT Refika Aditama, 2006), 8. 8 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah , 8-9.
Jurnal Studi Islam dan Sosial
Volume 10. No.1
70
Prinsip-Prinsip Peningkatan Mutu Pendidikan Mutu merupakan topik penting dalam diskusi tentang pendidikan sekarang ini. Dalam diskusi tersebut boleh jadi muncul gagasan berbeda mengenai mutu sebanyak jumlah sekolah yang ada. Mutu menciptakan lingkungan bagi pendidik, orang tua, pejabat pemerintah, wakil-wakil masyarakat dan pemuka bisnis untuk bekerja sama guna memberikan kepada para siswa sumber-sumber daya yang di butuhkan unuk memenuhi tantangan masyarakat, bisnis dan akademik sekarang dan masa depan. Adapun prinsip-prinsip yang perlu dipegang dalam menerapkan program mutu pendidikan di antaranya sebagai berikut: 1.
Peningkatan mutu pendidikan menuntut kepemimpinan professional dalam bidang pendidikan. Manajemen mutu pendidikan merupakan alat yang dapat digunakan oleh para professional pendidikan dalam memperbaiki sistem pendidikan bangsa kita.
2.
Peningkatan mutu pendidikan harus melakukan loncatan-loncatan. Norma dan kepercayaan lama harus diubah. Sekolah harus belajar bekerja sama dengan sumber-sumber yang terbatas. Para professional pendidikan harus membantu para siswa dalam mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dibutuhkan guna bersaing di dunia global.
3.
Mutu pendidikan dapat diperbaiki jika administrator, guru, staf, pengawas dan pimpinan kantor Diknas mengembangkan sikap yang terpusat pada kepemimpinan, kerja sama, akuntabilitas, dan rekognisi.
4.
Kunci utama peningkatan mutu pendidikan adalah komitmen pada perubahan. Jika semua guru dan staf sekolah telah memiliki komitmen pada perubahan, pimpinan dapat dengan mudah mendorong mereka menemukan cara baru untuk memperbaiki efisiensi, produktivitas dan kualitas layanan pendidikan. Guru akan menggunakan pendekatan yang baru atau model-model mengajar, membimbing dan melatih dalam membantu perkembangan siswa. Demikian juga staf administrasi, ia akan menggunakan proses baru dalam menyusun biaya, menyelesaikan masalah, dan mengembangkan program baru.
Jurnal Studi Islam dan Sosial
Volume 10. No.1
71
5.
Banyak professional di bidang pendidikan yang kurang memiliki pengetahuan dan keahlian dalam menyiapkan para siswa memasuki pasar kerja yang bersifat global. Ketakutan
terhadap perubahan atau takut melakukan
perubahan akan mengakibatkan ketidaktahuan bagaimana mengatasi tuntutan baru. 6.
Program peningkatan mutu dalam bidang komersial tidak dapat dipakai secara langsung dalam pendidikan, tetapi membutuhkan penyesuaianpenyesuaian dan penyempurnaan. Budaya, lingkungan, dan proses kerja tiap organisasi berbeda. Para professional pendidikan harus dibekali oleh program yang khusus dirancang untuk menunjang pendidikan.
7.
Salah satu komponen kunci dalam program mutu adalah sistem pengukuran. Dengan menggunakan sistem pengukuran memungkinkan para professional pendidikan dapat memperlihatkan dan mendokumentasikan nilai tambah dari pelaksanaan program peningkatan mutu pendidikan, baik terhadap siswa, orang tua, maupun masyarakat.
8.
Masyarakat dan manajemen pendidikan harus menjauhkan diri dari kebiasaan menggunakan “program singkat”, peningkatan mutu dapat dicapai melalui perubahan yang berkelanjutan tidak dengan program-program singkat.9
Jaminan Mutu Pendidikan Jaminan mutu adalah sebuah cara memproduksi produk yang bebas dari cacat dan kesalahan. Tujuannya, dalam istilah Philip B. Crosby, adalah menciptakan produk tanpa cacat (zero defects). Jaminan mutu adalah pemenuhan spesifikasi produk secara konsisten atau menghasilkan produk yang selalu baik sejak awal (right first time every time). Mutu barang atau jasa yang baik dijamin oleh system, yang dikenal sebagai system jaminan mutu, yang memposisikan secara tepat bagaimana produksi seharusnya berperan sesuai dengan standart. Standart-standart mutu diatur oleh produser-produser yang ada dalam system jaminan mutu.10
9
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengendalian Mutu Pendidikan , 10-11.
10
Edward Sallies, Total Quality Management In Education (Yogyakarta: 58.
Jurnal Studi Islam dan Sosial
IRCiSoD, 2006),
Volume 10. No.1
72
Mutu (kualitas) pendidikan bukan sesuatu yang terjadi dengan sendirinya, dia merupakan hasil dari suatu proses pendidikan, jika suatu proses pendidikan berjalan baik, efektif dan efisien, maka terbuka peluang yang sangat besar memperoleh hasil pendidikan yang bermutu. Mutu pendidikan mempunyai kontinum dari rendah ke tinggi sehingga berkedudukan sebagai suatu variabel, dalam konteks pendidikan sebagai suatu sistem, variabel kualitas pendidikan dapat dipandang sebagai variabel terikat yang dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kepemimpinan, iklim organisasi, kualifikasi guru, anggaran, kecukupan fasilitas belajar dan sebagainya. Edward Sallies (2006) menyatakan : “Ada banyak sumber mutu dalam pendidikan, misalnya sarana gedung yang bagus, guru yang terkemuka, nilai moral yang tinggi, hasil ujian yang memuaskan, spesialisasi atau kejuruan, dorongan orang tua, bisnis dan komunitas lokal, sumberdaya yang melimpah, aplikasi teknologi mutakhir, kepemimpinan yang baik dan efektif, perhatian terhadap pelajaran anak didik, kurikulum yeng memadai, atau juga kombinasi dari faktor-faktor tersebut.”11 Pernyataan tersebut menunjukan banyaknya sumber mutu dalam bidang pendidikan, dapat dipandang sebagai faktor pembentuk dari suatu kualitas pendidikan, atau faktor yang mempengaruhi kualitas/mutu pendidikan. Dalam hubungan dengan faktor berpengaruh pada kualitas pendidikan, bahwa faktor guru, waktu belajar, manajemen sekolah, sarana fisik dan biaya pendidikan memberikan kontribusi yang berarti terhadap prestasi belajar siswa. Hasil Penelitian tersebut menunjukkan bahwa ketersediaan dana untuk penyelenggaraan proses pendidikan di sekolah menjadi salah satu faktor penting untuk dapat memenuhi kualitas dan prestasi belajar, dimana kualitas dan prestasi belajar pada dasarnya mengagambarkan kualitas pendidikan. Sementara itu Nanang Fatah mengemukakan upaya peningkatan mutu dan perluasan pendidikan membutuhkan sekurang-kurangnya tiga faktor utama yaitu: kecukupan sumber-sumber pendidikan dalam arti kualitas tenaga kependidikan, biaya dan sarana belajar, mutu proses belajar mengajar yang mendorong siswa belajar efektif dan mutu keluaran dalam bentuk pengetahuan, sikap ketrampilan, 11
Edward Sallies, Total Quality Management In Education, 30-31.
Jurnal Studi Islam dan Sosial
Volume 10. No.1
73
dan nilai-nilai.12 Jadi kecukupan sumber, mutu proses belajar mengajar, dan mutu keluaran akan dapat terpenuhi jika dukungan biaya yang dibutuhkan dan tenaga professional kependidikan dapat disediakan di sekolah. Semua ini tentu saja memerlukan sumber daya pendidikan termasuk biaya. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan di Sekolah Penjaminan mutu pendidikan di sekolah adalah proses penerapan dan pemenuhan standar mutu pengelolaan dan pendidikan secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga stakeholder (siswa, orang tua, dunia kerja, pemerintah, guru, tenaga penunjang, serta pihak lain yang berkepentingan) memperoleh kepuasaan. Dengan demikian, penjaminan mutu sebaiknya dilakukan di seluruh sekolah dengan memperlihatkan butir-butir mutu yang ditetapkan antara lain: kurikulum program studi, sumber daya manusia, mahasiswa, proses pembelajaran, prasarana dan sarana, suasana akademik, keuangan, penelitian, publikasi dan lainlainnya. Ada beberapa tahap proses penjaminan mutu pendidikan di sekolah antara lain: 1.
Sekolah melakukan evaluasi diri untuk mengetahui tantangan dan hambatan yang dihadapi, kemudian melakukan tinjauan terhadap kesesuian visi dan misi dalam menjawab tantangan dan hambatan tersebut, termasuk di dalamnya menetapkan visi dan misi.
2.
Sekolah mulai melaksanakan penjaminan mutu dengan menerapkan manajemen mutu yang kemudian diikuti proses evaluasi dan revisi dari standar mutu melalui tolok ukur secara berkelanjutan. Proses yang menjaga agar penjaminan ini secara konsisten dilakukan adalah proses pengawasan dan evaluasi secara internal yaitu di dalam proses tersebut memuat kegiatan audit, asesmen dan evaluasi. Kegiatan ini walaupun secara teori dipisahpisah, namun secara praktis tidak dipisahkan antara satu dengan yang lain.
3.
Penjaminan mutu merupakan pekerjaan rutin yang berkesinambungan dan harus terus-menerus dilakukan dan bukan merupakan kegiatan yang bersifat
12
Nanang Fattah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan (Bandung: Rusda Karya, 2000), 90.
Jurnal Studi Islam dan Sosial
Volume 10. No.1
74
ad hoc. Oleh karenanya, proses pengawasan (monitoring) dan evaluasi perlu diterapkan secara terus-menerus penekanan bahwa kegiatan ini bukan mencari-cari kesalahan melainkan untuk melakukan tindakan perbaikan terusmenerus.13 Pentingnya Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) Setidaknya terdapat empat alasan mengapa Sistem Penjaminan Mutu pendidikan (SPMP) penting untuk dilaksanakan: mutu pendidikan bervariasi antara sekolah/madrasah di satu daerah dengan daerah lain, setiap siswa berhak memperoleh layanan pendidikan bermutu, perbaikan mutu sekolah/madrasah berkelanjutan sebagai kebutuhan, dan mutu pendidikan yang rendah menyebabkan daya saing sumber daya manusia rendah.14 Acuan Penjaminan Mutu Pendidikan Penjaminan mutu pendidikan oleh satuan atau program pendidikan ditujukan untuk memenuhi tiga tingkatan acuan mutu, yaitu: Sistem Penjamin Mutu, SNP dan Standar Mutu Pendidikan di atas SNP. Standar mutu pendidikan di atas SNP dapat berupa: standar mutu di atas SNP yang berbasis keunggulan lokal, dan standar mutu di atas SNP yang mengadopsi dan/atau mengadaptasi standar internasional tertentu.15 Langkah Penjaminan Mutu Pendidikan Agar penjaminan mutu dapat berjalan dengan baik maka telah dikembangkan sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah. Terdiri dari Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) yang dilaksanakan dalam seluruh satuan pendidikan dan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME) yang dilaksnakaan oleh pemerintah, lembaga akreditasi, dan lembaga standarisasi pendidikan.16 Untuk melaksanakan penjaminan mutu pendidikan sedikitnya terdapat 12 langkah yang perlu dilakukan, antara lain: 13
Rinda Hedwig, Sistem Penjaminan Mutu di Perguruan Tinggi Monitoring dan Evaluasi Internal (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007) 1-3. 14 http:/MADRASAH IBTIDAIYAH YAPPI RINGINTUMPANG Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP). html. Diakses tanggal 11 Februari 2016. 15 Ibid. 16 https://www.posbali.id/pentingnya-penjaminan-mutu-pendidikan-di-sekolah/
Jurnal Studi Islam dan Sosial
Volume 10. No.1
75
1.
Menyusun program penjaminan mutu
2.
Memilih instrumen (EDS) pengumpulan data
3.
Mengumpulkan dan memverifikasi data (internal/eksternal)
4.
Mengolah dan menganalisa data
5.
Melaporkan temuan berbasis data
6.
Menggunakan temuan untuk verifikasi pencapaian standar
7.
Memilih prioritas kebutuhan untuk perbaikan mutu
8.
Menyusun program dan anggaran perbaikan mutu
9.
Melaksanakan program perbaikan mutu
10. Memonitor kegiatan perbaikan mutu 11. Melaporkan hasil perbaikan mutu 12. Menggunakan saran untuk perbaikan tahap berikutnya Penjaminan mutu pendidikan oleh satuan pendidikan ditujukan untuk memenuhi SPM, secara bertahap memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP), dan secara bertahap memenuhi standar mutu di atas SNP. SPM, SNP. Standar mutu di atas SNP merupakan acuan mutu bagi satuan pendidikan. Jika mutu sekolah/madrasah dipetakan melalui akreditasi, akan didapatkan peringkat akreditasi berupa A, B, C, atau TT (tidak terakreditasi). SPM lebih difokuskan pada sekolah/madrasah yang belum terakreditasi, agar mereka setidaknya bisa mencapai peringkat akreditasi C. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dimaksudkan sebagai upaya untuk meningkatkan mutu sekolah/madrasah secara berkesinambungan sehingga dapat mencapai mutu yang lebih tinggi, misalnya dari tidak terakreditasi ke terakreditasi C, dari terakreditasi C ke terakreditasi B, dan dari terakreditasi B ke terakreditasi A.17 Penutup Jaminan mutu adalah sebuah cara memproduksi produk yang bebas dari cacat dan kesalahan. Mutu merupakan topik penting dalam diskusi tentang pendidikan sekarang ini. Dalam diskusi tersebut boleh jadi muncul gagasan berbeda mengenai mutu sebanyak jumlah sekolah yang ada. Mutu menciptakan 17
http:/MADRASAH IBTIDAIYAH YAPPI RINGINTUMPANG Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP). html. Diakses tanggal 11 Februari 2016.
Jurnal Studi Islam dan Sosial
Volume 10. No.1
76
lingkungan bagi pendidik, orang tua, pejabat pemerintah, wakil-wakil masyarakat dan pemuka bisnis untuk bekerja sama guna memberikan kepada para siswa sumber-sumber daya yang di butuhkan unuk memenuhi tantangan masyarakat, bisnis dan akademik sekarang dan masa depan. Dasar-dasar mutu pendidikan antara lain: komitmen pada perubahan, Pemahaman yang jelas tentang kondisi yang ada, mempunyai visi yang tepat terhadap masa depan, mempunyai rencana yang jelas. Prinsip-prinsip mutu pendidikan antara lain: Peningkatan mutu pendidikan menuntut kepemimpinan professional dalam bidang pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan harus melakukan loncatan-loncatan. Norma dan kepercayaan lama harus diubah. Mutu pendidikan dapat diperbaiki jika administrator, guru, staf, pengawas dan pimpinan kantor Diknas mengembangkan sikap yang terpusat pada kepemimpinan, team work, kerja sama, akuntabilitas, dan rekognisi. Penjaminan mutu dalam pendidikan sangat penting, dalam SPMP mengacu pada SPM, SNP, dan standar mutu pendidikan di atas SNP.
DAFTAR PUSTAKA Arcaro, Jerome S. Pendidikan Berbasis Mutu: Prinsip-Prinsip Perumusan Dan Tata Langkah Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005. Fattah, Nanang. Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Bandung: Rusda Karya, 2000.
Hedwig, Rinda. Sistem Penjaminan Mutu Di Perguruan Tinggi Monitoring Dan Evaluasi Internal. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007. Komariah, Aan dan Tiratna, Cepi. Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif. Jakarta: Bumi Aksara, 2005.
Sallies, Edward. Total Quality Management In Education. Yogyakarta: IRCiSoD, 2006. Sukmadinata, Nana Syaodih. Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah. Bandung: PT Refika Aditama, 2006. Zainuddin, M. Reformasi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.
Jurnal Studi Islam dan Sosial
Volume 10. No.1
77
http:/MADRASAH IBTIDAIYAH YAPPI RINGINTUMPANG Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP). html. (diakses tanggal 11 Februari 2016). http://alfatihna.blogspot.co.id/2010/02/analisis-kebijakan-penjaminan-mutu.html, (diakses 24 Februari 2016). http://uthedza.blogspot.co.id/2010/01/manajemen-penjaminan-mutu.html, (diakses 24 Februari 2016).
Jurnal Studi Islam dan Sosial
Volume 10. No.1