LAMPIRAN
Lampiran 1 Wawancara Guru Program Keahlian Pemasaran SMK Negeri 1 Kendal
1. Bagaimana pemahaman menurut ibu guru tentang karakter wirausaha itu? 2. Bagaimana upaya yang dilakukan Ibu guru dalam memberdayakan Unit Produksi ? 3. Bagaimana penggunaan unit produksi dalam membentuk : a. Sikap Kreatif? b. Sikap Inovatif c. Sikap Pantang menyerah 4. Bagaimana proses pembelajaran dari mulai awal pembelajaran hingga akhir pembelajaran yang dilakukan didalam kelas maupun dalam Unit Produksi? 5. Bagiamana penerapan model pembelajaran yang digunakan oleh ibu guru saat pembelajaran dikelas maupun didalam unit produksi? Model pembelajaran yang seperti apa? 6. Bagaimana Ibu guru melakukan evaluasi kepada siswa dalam pembelajaran dikelas dan di Unit produksi? dan bagaimana sistem evaluasi yang digunakan? 7. Bagaimana Ibu guru melibatkan siswa secara langsung dalam pelaksanaan praktik tersebut? dan bagaimana siswa mengkaitkan secara langsung antara materi yang diberikan di dalam kelas dengan praktik secara langsung? 8. Bagaimana upaya Ibu guru jika mendapati siswa malas dan tidak antusias mengikuti pembelajaran dan pelaksanaan praktik? 9. Hambatan apa saja yang Ibu guru temui saat melakukan pemberdayaan unit produksi juga dalam memberikan pembelajaran kepada siswa? 10. Bagaimana dengan kegiatan yang berkaitan dengan kewirausahaan apakah anda mengikuti seminar, workshop atau kegiatan lainnya sebagai bekal untuk lebih kompeten dalam mengajar siswa? 11. Bagaimana jika pelaksanaan tersebut belum dapat tercapai Perbaikan apa yang ingin anda lakukan diwaktu yang akan datang contohnya seperti model pembelajaran, materi, fasilitas unit produksi atau pengelolaan kelas?
Lampiran 2 DATA COLLECTION
Wawancara Guru Produktif Kompetensi Keahlian Pemasaran SMK Negeri 1 Kendal Wawancara ke-1 Nama Usia
: Dra. Sri Wahyuni, M.Pd : 52 Tahun
Alamat tempat tinggal
: Pedodowetan Rt. 05 Rw. 01 Cepiring, Kendal : SMK Negeri 1 Kendal
Sekolah
tempat
mengajar
Kedudukan dlm unit produksi Mata pelajaran yang diampu Waktu lama mengajar di sekolah Pendidikan terakhir Waktu Wawancara Tempat Wawancara
: Pengajar dan Ketua pengelola Unit Produksi : Produktif Pemasaran : Mulai dari tahun 2003 (13 Tahun) : S2 Manajemen Pendidikan : Senin 1 Februari 2016, Pukul 10:45 WIB : Ruang Guru Produktif SMK Negeri 1 Kendal
1. Bagaimana pemahaman menurut ibu guru tentang jiwa wirausaha itu? Menurut saya jiwa wirausaha itu ya pribadi dari seseorang yang memiliki sikap kreatif, inovatif, tanggung jawab, tidak mudah putus asa, disiplin dalam berwirausaha. Khususnya jiwa dari siswa saya yang ingin saya tanamkan agar mempunyai jiwa wirausaha. Selain bisa langsung kerja juga Supaya siswa SMK yang saya didik juga bisa berwirausaha setelah lulus sekolah. Jadi saya membuat anak didik saya untuk bisa berwirausaha juga memiliki kepribadian yang antusias untuk berwirausaha. 2. Bagaimana upaya yang dilakukan Ibu guru dalam memberdayakan Unit Produksi untuk membentuk siswa agar memiliki jiwa wirausaha? upaya yang saya lakukan yaitu dengan cara membuat anak untuk bisa berwirausaha melalui unit produksi karena didalam unit produksi siswa bisa secara langsung praktek jualan mbak. Dengan berjualan otomatis siswa bisa mengerti dan memahami seperti apa berwirausaha itu. Selain itu saya juga menggunakan unit produksi sebagai praktik untuk dapat membentuk kepribadian siswa agar bisa antusias dalam berwirausaha. Pemberdayaan yang saya lakukan yaitu dengan saya melibatkan secara langsung dari mulai sebelum pelaksanaan praktik dan sesudah praktik mbk, saya juga memantau bagaimana siswa saat berjualan di unit produksinya. Disitu saya
3. a.
b.
c.
mengarahkan bagaimana siswa harus menata produk, harus melayani konsumen, harus melakukan transaksi penjualan secara langsung kepada konsumen. Prosedur – prosedur yang ada dalam materi pembelajaran misalnya menata produk yaitu produk harus ditata sesuai dengan jenisnya misalnya makanan kecil ya ditata sama makanan kecil semua, kalau gorengan jugan harus ditata sm makanan yang digoreng lainnya. Biar tampilannya itu menarik mbk dan konsumen pun tertarik untuk ingin membeli. Saya juga bikin peraturan juga mbk karna kadang anak kalau tidak ada aturannya itu terkadang menyepelekan, sehingga saat membuat peraturan juga jadwal piket yang setiap harinya dijaga oleh 6 orang anak dari anak – anak kelas 10. Selanjutnya selain itu saya juga selalu memberikan motivasi kepada anak – anak supaya tidak malu untuk berjualan dan berlatih untuk berwirausaha mulai dari sekarang mbak. Bagaimana penggunaan unit produksi dalam membentuk : Sikap Kreatif? Saya melahit anak – anak untuk membawa makanan yang dijual 1 orang yang piket tidak boleh sama dengan yang lain sehingga produk yang dijual beraneka ragam jadi konsumennya tidak bosan dan dapat memilih sesuai dengan keinginan mereka, saya juga membuatkan voucher mbak dimana setiap anak yang pada hari ini piket dan jaga untuk berjualan di unit produksi harus bisa menjual voucher tersebut kemudian dapat ditukarkan pada jam istirahat. Sikap Inovatif? Saya mengajarkan anak agar melakukan promosi intern mbak, maksutnya promosi intern itu promosi yang dilakukan oleh anak yang jaga piket unit produksi sasarannya pada anak jurusan pemasaran dari kelas 10, 11, 12 promosi bisa dilakukan melalui penawaran voucher yang sudah saya sediakan. Jadi sebelum unit produksi dibuka mereka sudah punya pegangan konsumen sendiri – sendiri. Hal itu juga meminimalisir kerugian untuk barang yang tidak laku. Kalau sebelum unit produksi dibuka kok sudah ada calon pembeli kan kemungkinan kecil produk yang dijual itu sisa pastikan habis semua ya mbak. Hlah seperti itu saya memberikan pelajaran kepada anak agar anak didik saya mempunyai inovasi – inovasi baru dalam berwirausaha di Unit Produksinya mbak. Sikap Pantang menyerah? Sikap pantang menyerah yang saya ajarkan itu dalam mencari konsumen mbk. Saya tau mencari konsumen itu tidaklah mudah, karena tidak mudah itulah saya melatih siswa untuk tidak pantang menyerah. Memang saya mengharuskan mereka mau tidak mau untuk bisa mendapatkan konsumen. Pada saat mereka menawarkan voucher tersebut mereka diuji kesabarannya dimana ada yang menolak membeli dan ada juga yang menerima untuk membeli jika mereka bisa menjual voucher tersebut berarti mereka sudah bisa sedikit demi sedikit melatih diri mereka untuk memiliki sikap pantang menyerah. Selain itu saya juga mengajarkan siswa agar siswa selalu melayani konsumen dengan ramah tamah. Walaupun terkadang ada konsumen yang cerewet atau yang lainnya mereka tetap harus melayaninya karena dengan itu siswa juga dilatih secara langsung untuk
tidak mudah putus asa dalam menghadapi berbagai jenis konsumen. Jika terkadang ada barang jualan yang sisa misalkan seperti minuman (teh) atau makanan (gorengan) saya mengajarkan siswa untuk tidak mudah menyerah jangan sampai gara – gara barang yang dijual itu sisa esok harinya mereka tidak mau berjualan lagi jangan sampai hal itu terjadi. Jadi saya selalu mengingatkan bahwasanya memang usaha itu tidak selamanya berjalan lancar, tetapi seorang wirausaha harus bisa mensiasatinya untuk mengatasi permasalahan yang ada pada usahanya. 4. Bagaimana proses pembelajaran dari mulai awal pembelajaran hingga akhir pembelajaran yang dilakukan didalam kelas maupun dalam Unit Produksi? Wah kalau persiapan sebelum pembelajaran dikelas banyak sekali yang saya persiapkan mbk diantaranya saya terlebih dahulu saya membuat : 1. kalender pendidikan, 2. silabus mata pelajaran, 3. analisa hasil belajar efektif, 4. distribusi alokasi waktu, 5. hasil analisa ulangan harian, 6. Analiasis urutan logis program mata pelajaran, 7. prota, 8. promes, 9. validitas soal ulangan, 10. penentuan kriteria ketuntasan minimal, 11. RPP nya juga harus ada daftar hadir, pelaksanaan program pengayaan, pelaksanaan program perbaikan (remidi), 12. evaluasi pembelajaran. Setelah persiapan tersebut saya buat jadi saya sudah bisa mulai pembelajaran dikelas mbk. Jadi dalam mengajar itu saya tidak Cuma bikin RPP saja tapi saya juga bikin persiapan lainnya mbak supaya ada acuannya dalam memberikan materi pelajaran dan sesuai dengan prosedur di Sekolah. Pembelajaran yang saya lakukan lebih bertumpu pada keterlibatan siswa secara langsung mbak, jadi siswa aktif ya gurunya juga aktif. Siswa juga boleh mencari sumber belajar lainnya tidak hanya pada buku disekolah saja dan siswa juga harus meringkas materi sebelum mulai pembelajaran. Terlebih dahulu saya menerangkan materi pelajaran kemudian setelah itu saya memberikan kesempatan untuk bertanya kepada siswa jika ada materi yang belum jelas. Sehingga terjadi proses tanya jawab juga diskusi, dengan begitu siswa mudah mengerti apa yang saya ajarkan. Dengan itu mereka lebih dapat mudah memahami dan mengerti materi yang saya jelaskan. Beberapa kali pertemuan saya juga memberikan tugas kepada siswa untuk melakukan presentasi kelompok di depan kelas. Setelah dirasa materi cukup saya langsung menyuruh siswa untuk praktik secara langsung di Unit Produksi. Selanjutnya saya juga melakukan persiapan sebelum pelaksanaan praktik dari mulai menyiapkan jadwal jaga, mempersiapkan alat – alat yang digunakan untuk praktik, mempersiapkan siswa untuk bisa membuka toko untuk berjualan. Saat proses pembelajaran di unit produksi saya mencoba mengkaitkan materi pembelajaran pada saat pelaksaan praktik. Prosesnya yaitu saya memberikan contoh langsung bagaimana menata produk, bagaimana melayani konsumen, dan bagaimana menjalankan usaha retail. Misalnya jika ada seorang siswa yang ingin membeli atau sebagai konsumen saya tidak segan untuk melayaninya dan siswa memperhatikan secara langsung ketika saya sedang melayani. Setelah saya rasa siswa cukup faham dan mengerti apa yang saya contohkan baru
saya bisa melepaskan siswa untuk praktik sendiri. Karena mayoritas siswa SMK adalah anak perempuan jadi mereka cepat tanggap juga mbak dan tidak malu untuk langsung berjualan di Unit Produksi. 5. Bagiamana penerapan model pembelajaran yang digunakan oleh ibu guru saat pembelajaran dikelas maupun didalam unit produksi?Model pembelajaran yang seperti apa? Model pembelajaran yang saya gunakan itu Model Scientific Learning mbak. Dengan model ini saya ingin siswa itu bisa terlibat secara langsung mbak tidak hanya dalam pembelajaran saja tetapi juga dalam praktik, yang saya ajarkan menggunakan teori juga praktik. Sehingga pada saat mereka lulus dari SMK mereka mempunyai keterampilan khususnya dalam berwirausaha mbak. 6. Bagaimana Ibu guru melakukan evaluasi kepada siswa dalam pembelajaran dikelas dan di Unit Produksi? dan bagaimana sistem evaluasi yang digunakan? Evaluasi dikelas selalu saya lakukan sesudah pembelajaran berlangsung, saya menanyakan kepada siswa materi apa yang belum jelas dan saya juga memberikan tugas dan ulangan harian sebagai evaluasi. Dengan evaluasi setiap hari yang saya lakukan saya tahu sejauh mana materi yang bisa diterima oleh siswa saya. Sehingga saya mengerti langkah apa selanjutnya yang harus saya lakukan jika siswa saya ada yang belum mengerti dengan apa yang saya sampaikan. Jika evaluasi dalam unit produksi yang saya lakukan yaitu mulai dari pembukuan harian dan daftar absensi jaga siswa mbak. Setiap hari saya melihat dan menilai pembukuan keuangan yang ditulis oleh siswa yang berjaga piket di unit produksi. Saya juga menghitung kembali uang hasil jualan yang mereka dapatkan setiap harinya. Jika ada kekeliruan saya langsung memberi tahu dan mengingatkan kepada siswa untuk membenahinya. Saya juga tidak lupa menilai pada bagian absensi siswa. Pada buku absensi siswa dapat terlihat keaktifan siswa, siapa saja yang malas dan siapa saja yang antusias dalam melakukan prkatik jualan di unit produksi. Karena setiap datang jaga siswa jam setangah 7 harus sudah datang dan saya sudah menunggu di dalam ruangan saya. Jadi kelihatan kalau jam setengah 7 siswa belum melakukan persiapan untuk berjualan berarti mereka datang terlambat. Itu evaluasi harian yang saya lakukan mbak. Kalau evaluasi kelas tes tertulis di tengah semester dan di akhir semester mbak. Di unit produksi nya saya hanya melakukan evaluasi setiap harinya saya sudah bisa mengambil nilai dari situ. 7. Bagaimana Ibu guru melibatkan siswa secara langsung dalam pelaksanaan praktik tersebut? dan bagaimana siswa mengkaitkan secara langsung antara materi yang diberikan di dalam kelas dengan praktik secara langsung? Saya selalu melibatkan siswa secara langsung dalam pelaksanaan praktik tersebut, yang memegang sepenuhnya adalah siswa. Siswa terlibat secara langsung seperti dari tanggungjawab produk, yang membawa produk yang ingin dijual adalah siswa. Mereka memikirkan produk apa yang harus siap untuk dijual. Kemudian yang melayani konsumen secara langsung juga sepenuhnya dilakukan siswa. Selanjutnya dari segi konsumen juga siswa
yang mencari konsumen untuk mau membeli di Unit Produksi tersebut. Semua kegiatan yang berkaitan dengan praktik tersebut sepenuhnya dilakukan oleh siswa sehingga siswa diajakan untuk mandiri. Saya juga mengkaitkan materinya di dalam pelaksanaan praktik unit produksi misalnya dari materi menata produk didalam materi tersebut produk harus ditata sesuai dengan jenisnya, misalnya produk food harus ditata bersampingan dengan produk food laninnya. Sedangkan produk non food juga harus ditata berdampingan dengan produk non food lainnya, supaya dalam penataannya terlihat menarik juga tidak mudah tercampur antara food dan non food. Penataan juga harus sesuai prosedurnya barang yang terlihat kecil ditata di paling depan dan yang besar ditata di belakang. Itu yang sederhana dari materi menata produk mbak. Jika materi lainnya juga seperti itu saya mengajak siswa untuk mencermati terlebih dahulu prosedur – prosedur dari materi tersebut sehingga siswa mudah dalam mempraktekkan sesuai dengan materi yang telah saya sampaikan. 8. Bagaimana upaya Ibu guru jika mendapati siswa yang aktif dan siswa yang malas dan tidak antusias mengikuti pembelajaran dan pelaksanaan praktik? Siswa yang aktif dan antusias cenderung tidak malas terlihat jelas pada saat praktik maupun pada saat pembelajaran. Siswa yang atif lebih cekatan dalam melaksanakan tugasnya. Saya memberikan penilaian lebih pada siswa yang aktif namun perlakuan tetap sama seperti siswa – siswa yang lain. Sementara yang malas saya secara tegas langsung memberikan sanksi dan hukuman, tapi bukan hukuman yang kejam melainkan saya memberikan hukuman yang berkaitan dengan kemajuan unit produksinya juga mbak. Misalnya jika didapati siswa ada yang sengaja tidak jaga padahal siswa memang ada jadwal jaga pad hari itu hlah saya langsung memanggil siswa ke ruangan saya untuk saya kasih pengertian bahwasanya memang penting praktik tersebut untuk diikuti mengingat pentingnya jiwa wirausaha yang harus dimilki oleh siswa SMK. Kemudian sanksinya saya memberikan tanggung jawab kepada siswa yang malas untuk bisa mencari konsumen dan menjual sebanyak 3 voucher. Mereka harus mencari konsumen sesuai dengan waktu yang saya tentukan jadi sanksi tersebut adalah sanksi yang mendidik juga untuk kebaikan dan kemajuan unit produksi kita. 9. Hambatan apa saja yang Ibu guru temui saat melakukan pemberdayaan unit produksi juga dalam memberikan pembelajaran kepada siswa? Kendalanya ya terkadang pada siswanya juga mbak kadang ada siswa yang antusias dan ada juga siswa yang malas, pada siswa yang malas saya harus memberikan bimbingan secara khusus agar mereka mau melaksanakan praktik tersebut. Kalau dalam memberdayakan unit produksinya kendalanya pada pelaksanaan jika pada saat siswa libur otomatis kita juga libur misalnya sedang liburan semester, sedang UAS, atau sedang puasa. Pada waktu libur tersebut otomatis praktik juga diliburkan. Sehingga pada saat ingin membukanya lagi harus memulai dari awal lagi dari mulai yang jaga sampai saya harus memberikan motivasi lagi, karena biasanya siswa kalau sudah
liburan apalagi libur panjang itu untuk memulai praktik jualan lagi itu agak sedikit kurang motivasinya mbak dan saya harus tidak bosan – bosan mengajak dan memberikan motivasi lagi kepada siswa saya untuk mau bekerja dan melatih siswa untuk prihatin. Kendala selanjutnya yaitu pada pendapatan mbak, target yang saya berikan itu minimal penghasilan setiap hari itu sebanyak 30 ribu. Kadang pendapatan harian tidak sesuai dengan target yang saya berikan. Jika terjadi seperti itu saya mulai mengoreksi apakah memang ada ketidak jujuran kepada siswa atau memang konsumen yang datang itu sedikit. Saya harus jeli dalam mencari akar permasalahan tersebut. Selain itu juga hambatan dari persaingan antar penjual, saya harus bisa memberikan arahan kepada siswa untuk bisa bersaing secara sehat. Saya juga memberikan pengetahuan bahwasanya memang persaingan di luar sana lebih kejam dalam menjalankan sebuah usaha, tapi menjadi wirausaha yang pintar adalah lebih penting. Jika jiwa wirausaha benar – benar dimiliki oleh seorang wirausaha mereka tidak akan bersaing secara tidak sehat. 10. Bagaimana dengan kegiatan yang berkaitan dengan kewirausahaan apakah anda mengikuti seminar, workshop atau kegiatan lainnya sebagai bekal untuk lebih kompeten dalam mengajar siswa? Wah kalau workshop atau seminar terkait kewirausahaan saya sering ikut dari mulai tingkat kabupaten Kendal, sekarisidenan Semarang, dan tingkat Jawa tengah. Seminar tersebut bisa menambah wawasan saya mbak jika memang saya ada kesempatan untuk ikut saya pasti ikut seminar yang terkait denga kewirausahaan. Ilmu yang saya dapatkan ketika mengikuti seminar tersebut bisa saya ajarkan kembali kepada siswa. Jadi menurut saya kegiatan tersebut bermanfaat untuk saya pribadi juga siswa – siswa saya. 11. Bagaimana jika pelaksanaan tersebut belum dapat tercapai Perbaikan apa yang ingin anda lakukan diwaktu yang akan datang contohnya seperti model pembelajaran, materi, fasilitas unit produksi atau pengelolaan kelas? Perbaikan Dikelas pada bagian nilai saya melakukan perbaikan KKM dan pengayaan jika memang nilai siswa belum memenuhi syarat. Model pembelajaran juga ingin saya berbaiki jika memang model yang saya pakai tidak efektif untuk siswa tidak menutup kemungkinan saya memakai model pembelajaran yang baru untuk tercapainya pembelajaran yang efektif. Kedepannya saya ingin supaya Unit Produksi Cafe Q-taa tidak kalah dengan kantin yang lain dari mulai konsumen dan juga fasilitas. Karena fasilitas pada saat ini masih tradisional yaitu dengan menggunakan alat manual kedepannya saya ingin menggunakan alat transaksi seperti POS di Unit Produksinya mbak supaya memudahkan siswa juga lebih praktis. Perbaikan untuk materi yaitu saya ingin menambah sumber belajar siswa dari mulai buku panduan atau buku pendukung lainnya agar siswa mudah mendapatkan informasi tidak hanya bertumpu pada satu sumber saja.
Wawancara ke-2 Nama Usia
: Layliana Imroni, SE : 43 Tahun
Alamat tempat tinggal Sekolah tempat mengajar
: GMP A-28 Langen harjo, Kendal : SMK Negeri 1 Kendal
Kedudukan dlm unit produksi Mata pelajaran yang diampu Waktu lama mengajar di sekolah Pendidikan terakhir Waktu Wawancara Tempat Wawancara
: Pengajar : Produktif Pemasaran : Mulai dari tahun 2005 (11 Tahun) : Sarjana Ekonomi : Senin 29 Februari, Pukul 11.30 WIB : Ruang Guru Produktif SMK Negeri 1 Kendal
1. Bagaimana pemahaman menurut ibu guru tentang karakter wirausaha itu? Seorang wirausaha itu harus punya sikap yang ulet, disiplin, tanggung jawab, kreatif, inovatif, sifat – sifat yang positif, tidak mudah menyerah, pandai membaca peluang dan memanfaatkan peluang yang ada. 2. Bagaimana upaya yang dilakukan Ibu guru dalam memberdayakan Unit Produksi ? Karena saya disini sebagai pengajar bukan sebagai pengurus langsung di Unit Produksi jadi yang saya pegang pada siswa nya mbak. Saya terlebih dahulu menjelaskan mengenai apa si Unit Produksi Cafe Qtaa itu. Saya melatih siswa untuk mau berwirausaha dari mulai sekarang waktu SMK tidak ada salahnya menitih karir dimulai saat masih dalam bangku sekolah dan memanfaatkan peluang dalam setiap usaha. Kemudian saya memberi pemahaman terlebih dahulu bahwasanya memang Unit Produksi itu diperuntukkan untuk siswa, yang menjalankan siswa, dan yang memperoleh keuntungan juga untuk siswanya sendiri. Saya juga memberi motivasi kepada siswa untuk terus melaksanakan tanggung jawabnya di Unit Produksi. Saya juga memberi bimbingan kepada siswa untuk membuat proposal usaha sebagai upaya pengembangan Unit Produksi. Proposal dibuat sesuai dengan kelompok kerja 1 kelompok membuat 1 proposal usaha. Pembekalan materi pelajaran lebih saya tekan kan ketika saat sebelum pelaksanaan praktik. 3. Bagaimana penggunaan unit produksi dalam membentuk : a. Sikap Kreatif? Dapat dibentuk dari Pembuatan proposal dari sini siswa dapat terlatih untuk kreatif karena dalam membuat proposal itu membutuhkan kreativitas dari siswa itu sendiri. Selanjutnya juga bisa saya bentuk dari produk unggulan yang dijual oleh siswa, mereka harus punya produk yang diunggulkan dan harus bisa berjalan terus menerus untuk mewujudkannya.
b. Sikap Inovatif? Bisa juga melalui penciptaan produk baru yang belum ada, selalu memanfaatkan peluang dari produk – produk baru sehingga menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan seminimal mungkin. Juga memanfaatkan ide – ide pemasaran yang bersifat baru. c. Sikap Pantang menyerah? Dapat dibentuk pada saat dagangan yang dijual oleh siswa itu masih banyak sehingga mengharuskan siswa untuk keliling menawarkan sisa jajanan tersebut. Dari situ dapat terlihat karakter dari setiap masing – masing siswa. Jika mengalami kerugian siswa juga harus mencari apanya yang salah dan siswa harus menemukan permasalahan kerugia tersebut apakah dari pembukuannya yang salah atau memang pada saat itu konsumennya sedikit sehingga mengalami kerugian. 4. Bagaimana proses pembelajaran dari mulai awal pembelajaran hingga akhir pembelajaran yang dilakukan didalam kelas maupun dalam Unit Produksi? Persiapan di kelas pada saat pembelajaran biasanya saya Membekali siswa terlebih dahulu dengan materi dan mendukung program jurusan yang sudah direncanakan. Saya juga membekali pada kemampuan seperti apa yang harus dimiliki dari siswa. Sebelum pembelajaran saya juga mempersiapkan materi pembelajaran yang sebelumnya saya sudah buat RPP terlebih dahulu jauh – jauh hari bahkan sebelum siswa mulai masuk pada awal semester. Jika di Unit Produksi memang tidak ada persiapan dengan membuat RPP hanya disesuaikan dengan materi sendiri jika di Unit Produksi lebih pada Bisnis Plan yaitu langsung terjun untuk kerja. Selain itu persiapan di UP juga bisa dilakukan dengan pengisian buku administrasi. 5. Bagiamana penerapan model pembelajaran yang digunakan oleh ibu guru saat pembelajaran dikelas maupun didalam unit produksi? Model pembelajaran yang seperti apa? Penerapan model pembelajarannya biasanya saya sesuaikan dengan materi yang ada dan juga siswanya. Dikelas biasanya saya menggunakan pembelajaran yang bersifat Learning by Doing,bisa juga dengan kolabirasi kelompok. Kalau model pembelajaran di UP yaitu berbasis project bisa juga melalui proposal tadi yang dibuat oleh siswa perkelompok. Jika misalkan materinya berkaitan dengan masalah saya bisa juga menggunakan model Problem Learning. Tetapi saya terlebih dahulu mempertimbangkan dari siswa dan materinya apakah sesuai atau tidak. 6. Bagaimana Ibu guru melakukan evaluasi kepada siswa dalam pembelajaran dikelas dan di Unit produksi? dan bagaimana sistem evaluasi yang digunakan? Evaluasi dikelas mengssenai pembelajaran saya lakukan setiap hari. Pertanyaan saya berikan kepada siswa untuk bisa mengetahui sejauh mana siswa memahami materi yang saya ajarkan. Jika di Unit Produksi saya tidak melakukan evaluasi disana hanya saja setiap hari saya menanyakan mengenai perkembangan Unit Produksi dan mengenai penjualan produknya apakah mendapatkan laba atau tidak.
7. Bagaimana Ibu guru melibatkan siswa secara langsung dalam pelaksanaan praktik tersebut? dan bagaimana siswa mengkaitkan secara langsung antara materi yang diberikan di dalam kelas dengan praktik secara langsung? Siswa terlibat dalam Unit Produksi secara langsung itu dapat dilihat dari jadwal jaga dan siswa juga sebagai pelaksana praktik tersebut. Penjualnya ya dilakukan oleh siswa, persiapan juga oleh siswa sampai hingga akhir praktik juga siswa yang melaksanakan. Saya mengkaitkan secara langsung dari materi ke pada praktik secara langsung dengan cara saya memberikan contoh nyata. Jika hanya menggunakan teori saja siswa akan sulit untuk memahami dan mencerna. Misalkan saja saya mengajar materi produktif pemasaran online saya bisa melibatkan produk yang diambil dari Unit Produksi untuk dipasarkan. Mengajarkan prosedur yang lebih rinci di dalam praktik dipegang secara langsung oleh ketua UP. 8. Bagaimana upaya Ibu guru jika mendapati siswa malas dan tidak antusias mengikuti pembelajaran dan pelaksanaan praktik? Alasan siswa itu bermacam – macam ada yang beralasan sayang jika meninggalkan pelajaran. Ada juga karena mereka takut untuk meminta ijin kepada guru yang bersangkutan dalam pelajaran sehingga mereka enggan untuk meninggalkan pelajaran. Saya selalu mengingatkan secara langsung dan bertemu satu persatu siswa yang malas tersebut kemudian saya memberikan himbauan kepada siswa bahwa memang tanggung jawab di Unit Produksi tersebut memang harus selalu dikerjakan dengan baik. Supaya dapat berjalan setiap harinya. 9. Hambatan apa saja yang Ibu guru temui saat melakukan pemberdayaan unit produksi juga dalam memberikan pembelajaran kepada siswa? Lokasi yang berdekatan dengan kantin yang sudah professional mengakibatkan persaingan antara satu dengan kantin yang lain. Pengurusan ijin jaga kepada guru – guru umum yang terkadang belum memberikan ijin untuk meninggalkan jam pelajarannya. Anak – anak juga belum sepenuhnya timbul kesadaran untuk berwirausaha. Di Unit Produksinya masih ada fasilitas yang kurang memadai misal saja penerangan yang masih kurang terang. Sumber air juga terkadang terhambat karena digunakan secara bersamaan. 10. Bagaimana dengan kegiatan yang berkaitan dengan kewirausahaan apakah anda mengikuti seminar, workshop atau kegiatan lainnya sebagai bekal untuk lebih kompeten dalam mengajar siswa? Sering saya mengikuti seminar atau workshop yang dikirim langsung dari sekolahan atau terkadang mengikuti dengan biaya sendiri. Seminar dan workshop dari tingkat Nasional yang saya pakai dengan biaya sendiri. Seminar di tingkat provinsi yang saya ikuti karena dikirim dari sekolahan. 11. Bagaimana jika pelaksanaan tersebut belum dapat tercapai Perbaikan apa yang ingin anda lakukan diwaktu yang akan datang contohnya seperti model pembelajaran, materi, fasilitas unit produksi atau pengelolaan kelas? Meningkatkan kekuatan dari penggerak Unit Produksinya dan memperbaiki
strateginya dalam berjualan. Jika memang dibutuhkan saya bisa megganti model pembelajaran yang lebih efektif untuk siswa. Di Unit Produksi sendiri kedepannya ruangannya bisa diperluas dan dikelola secara lebih modern fasilitasnya juga lebih modern. Perbaikan pada siswanya juga dilakukan , juga dalam pengurusan ijin jaga. Wawancara ke-3 Nama Usia
: Sri Ani Murdaningsih, S.Pd : 42 Tahun
Alamat tempat tinggal Sekolah tempat mengajar
: Carangsari, Rt.4/Rw.3 Kendal : SMK Negeri 1 Kendal
Kedudukan dlm unit produksi Mata pelajaran yang diampu Waktu lama mengajar di sekolah Pendidikan terakhir Waktu Wawancara Tempat Wawancara
: Pengajar : Produktif Pemasaran : Mulai dari tahun 2005 (11 Tahun) : Sarjana Pendidikan : Senin 29 Februari, Pukul 12.05 WIB : Ruang Guru Produktif SMK Negeri 1 Kendal
1. Bagaimana pemahaman menurut ibu guru tentang karakter wirausaha itu? Sikap seorang wirausaha yang kreatif, inovatif, harus selalu berusaha, tidak mudah putus asa , disiplin, tanggung jawab. 2. Bagaimana upaya yang dilakukan Ibu guru dalam memberdayakan Unit Produksi? Saya sebagai pengajar materi produktif dan tidak terjun secara langsung ke Unit Produksinya. Saya melatih untuk berjualan melalui materi di dalam kelas. Saya melatih siswa untuk berwirausaha karena wirausaha itu
karir yang sangat menjanjikan. Saya juga memberikan semangat kepada siswa agar siswa juga bersemangat dalam melaksanakan tugasnya. Membekali siswa dengan materi dan membekali mengenai cara membangun sebuah usaha khususnya di Unit Produksi. Motivasi juga saya berikan kepada siswa dan pengarahan supaya siswa mau terjun secara langsung. Karena saya disini sebagai pengajar jadi yang saya pegang adalah siswanya. 3. Bagaimana penggunaan unit produksi dalam membentuk : a. Sikap Kreatif? Dapat dibentuk melalui Pengelolaan produk yang dijual harus beraneka ragam. Dari sini siswa akan memikirkan solusinya supaya konsumen tidak jenuh , sehingga dapat membentuk siswa untuk kreatif. b. Sikap Inovatif? Memanfaatkan peluang dan kesempatan bisnis.Jika ada peluang baru siswa harus memanfaatkannya dengan baik. Dalam
4.
5.
6.
7.
8.
memanfaatkan peluang – peluang yang baru disinilah siswa dapat membentuk sikap inovatif. c. Sikap Pantang menyerah ? Misalkan dalam unit produksi mengalami kerugian saya mengjarkan siswa untuk tidak langsung bergegas gulung tikar. Tetapi saya lebih mengajarkan untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut. Penyelesaian dalam setiap masalah yang ada bisa membentuk sikap pantang menyerah. Bagaimana proses pembelajaran dari mulai awal pembelajaran hingga akhir pembelajaran yang dilakukan didalam kelas maupun dalam Unit Produksi? Persiapan yang saya lakukan di kelas sebelum mengajar saya terlebih dahulu membuat RPP sebagai pegangan saya dalam mengajar. Kemudian penguasaan materinya saya persiapkan sebelum mengajar. Mempersiapkan siswa saya melakukan dengan penugasan sebelum memulai pembelajaran. Penugasan berupa siswa mempersiapan materi sendiri. Jika di Unit Produksi sendiri siswa dan produknya harus dipersiapkan sebelum pelaksanaan praktiknya. Bagiamana penerapan model pembelajaran yang digunakan oleh ibu guru saat pembelajaran dikelas maupun didalam unit produksi?Model pembelajaran yang seperti apa? Di dalam kelas saya menggunakan model pembelajaran Scientific Learning. Saya juga melatih untuk bisa berdiskusi dengan kelompok agar tercipta saling aktif tanya jawab kelompok satu dengan yang lain. Jika di Unit Produksi meggunakan model kerja secara langsung. Bagaimana Ibu guru melakukan evaluasi kepada siswa dalam pembelajaran dikelas dan di Unit produksi? dan bagaimana sistem evaluasi yang digunakan? Dikelas saya melakukan evaluasi setiap hari supaya saya tau perkembangan materi siswa sampai sejauh mana mereka memahami apa yang saya ajarkan. Jika di unit produksi saya melakukan evaluasi melalui daftar kehadiran. Bagaimana Ibu guru melibatkan siswa secara langsung dalam pelaksanaan praktik tersebut? dan bagaimana siswa mengkaitkan secara langsung antara materi yang diberikan di dalam kelas dengan praktik secara langsung? Keterlibatan siswa secara langsung dilihat dari jadwal jaga setiap harinya. Saya mengkaitkan teori dan materi dengan kejadian langsung. Misalnya saja materi konfirmasi mereka dapat menerapkan di Unit Produksi dalam mengkonfirmasi kepada pelanggan. Jika Unit Produksi misal tutup karena hari libur siswa dapat memberikan konfirmasi kepada pelanggannya supaya pelanggan tidak kecewa. Saya tidak memiliki kewenangan untuk melatih siswa memahami prosedur praktik yang lebih rinci karena saya hanya pengajar pelajaran produktif. Bagaimana upaya Ibu guru jika mendapati siswa malas dan tidak antusias mengikuti pembelajaran dan pelaksanaan praktik? Saya memanggil siswa dan memberikan pengertian, pendekatan kepada siswa untuk bersungguh –
sungguh dalam melakukan tugasnya. Karena memang tugas dalam Unit Produksi ini untuk kepentingan siswa sendiri. 9. Hambatan apa saja yang Ibu guru temui saat melakukan pemberdayaan unit produksi juga dalam memberikan pembelajaran kepada siswa? Hambatan yang dihadapi kebanyakan dari pesaing karena posisi berdekatan dengan kantin yang lain yang sudah lebih dahulu berjualan. Pesaing yang banyak bisamenimbulkan berkurangnya konsumen yang datang untuk membeli di Unit Produksi sehingga dapat menimbulkan produk yang dijual terkadang sisa. 10. Bagaimana dengan kegiatan yang berkaitan dengan kewirausahaan apakah anda mengikuti seminar, workshop atau kegiatan lainnya sebagai bekal untuk lebih kompeten dalam mengajar siswa? Pernah saya mengikuti workshop dan seminar tingkat kabupaten dan provinsi. 11. Bagaimana jika pelaksanaan tersebut belum dapat tercapai Perbaikan apa yang ingin anda lakukan diwaktu yang akan datang contohnya seperti model pembelajaran, materi, fasilitas unit produksi atau pengelolaan kelas? Saya ingin setiap anak jurusan pemasaran semua kelas ikut berkecimpung dan tidak mengandalkan satu sama lain. Mereka selalu bekerja sama unuk kemajuan Unit Produksi. Model pembelajaran yang saya gunakan bisa saja saya ganti jika memungkinkan untuk diganti. Fasilitas di Unit Produksi saya ingin melakukan perbaikan dari tempat yang kurang luas menjadi yang lebih luas. Penerangan dan alat yang masih kurang bisa diperbaiki lagi.
Lampiran 3 DATA REDUCTION
HASIL WAWANCARA SUB TEMA PEMBERDAYAAN UNIT PRODUKSI 1.a. Mengajar mata pelajaran produktif pemasaran selama 13 GURU MEMILIKI tahun dari mulai tahun 2003 sampai sekarang di SMK JABATAN DALAM Negeri 1 Kendal dan menjabat sebagai ketua UNIT PRODUKSI Kompetensi dan Ketua Unit Produksi. (Sri wahyuni) b. Jiwa wirausaha itu pribadi dari seseorang yang memiliki sikap kreatif, inovatif, tanggung jawab, tidak mudah putus asa, disiplin dalam berwirausaha. Khususnya jiwa dari siswa saya yang ingin saya tanamkan agar mempunyai jiwa wirausaha. Selain bisa langsung kerja juga Supaya siswa SMK yang saya didik juga bisa berwirausaha setelah lulus sekolah. (Sri wahyuni) (c). Membuat anak didik saya untuk bisa berwirausaha juga memiliki kepribadian yang antusias untuk berwirausaha. (Sri wahyuni)
GURU MEMILIKI PEMAHAMAN MENGENAI JIWA WIRAUSAHA
d. Membuat anak untuk bisa berwirausaha melalui unit produksi karena didalam unit produksi siswa bisa secara langsung praktik jualan. Dengan berjualan otomatis siswa bisa mengerti dan memahami seperti apa berwirausaha itu. (Sri wahyuni) Selain itu saya juga menggunakan unit produksi sebagai praktik untuk dapat membentuk kepribadian siswa agar bisa antusias dalam berwirausaha. (Sri wahyuni) e. Pemberdayaan yang saya lakukan yaitu dengan saya melibatkan secara langsung dari mulai sebelum pelaksanaan praktik dan sesudah praktik mbak, saya juga memantau bagaimana siswa saat berjualan di unit produksinya. (Sri wahyuni) Mengarahkan bagaimana siswa harus menata produk, harus melayani konsumen, harus melakukan transaksi penjualan secara langsung kepada konsumen. Prosedur – prosedur yang ada dalam materi pembelajaran misalnya menata produk yaitu produk harus ditata sesuai dengan jenisnya misalnya makanan kecil ya ditata sama makanan kecil semua, kalau gorengan jugan harus ditata sm makanan yang digoreng lainnya. Biar tampilannya itu menarik mbk dan konsumen pun tertarik untuk ingin membeli. (Sri wahyuni) Bikin peraturan karena kadang anak kalau tidak ada aturannya itu terkadang menyepelekan, sehingga saat membuat peraturan juga jadwal piket yang setiap
GURU SECARA LANGSUNG MELATIH SISWA BERJUALAN DI UNIT PRODUKSI
GURU MEMILIKI KEMAUAN MELATIH SISWA BERWIRAUSAHA
GURU MEMILIKI PERAN SEBAGAI PEMBERDAYA UNIT PRODUKSI
harinya dijaga oleh 6 orang anak dari anak – anak kelas X. (Sri wahyuni) Selanjutnya selain itu saya juga selalu memberikan motivasi kepada anak – anak supaya tidak malu untuk berjualan dan berlatih untuk berwirausaha mulai dari sekarang. (Sri wahyuni) 2.a. Mengajar mata pelajaran produktif pemasaran selama 11 tahun dari mulai tahun 2005 sampai sekarang di SMK Negeri 1 Kendal. (Layliana Imroni) b. Seorang wirausaha itu harus punya sikap yang ulet, disiplin, tanggung jawab, kreatif, inovatif, sifat – sifat yang positif, tidak mudah menyerah, pandai membaca peluang dan memanfaatkan peluang yang ada. (Layliana Imroni) (c) Saya melatih siswa untuk mau berwirausaha dari mulai sekarang waktu SMK tidak ada salahnya menitih karir dimulai saat masih dalam bangku sekolah dan memanfaatkan peluang dalam setiap usaha. (Layliana Imroni) d. Tidak melatih siswa secara langsung di Unit Produksi. Saya lebih menekankan pada persiapan siswa dikelas dan pada pendalaman materi yang saya ajarkan. (Layliana Imroni) e. Saya menjelaskan mengenai apa si Unit Produksi Cafe Q-taa itu, memberi pemahaman terlebih dahulu bahwasanya memang Unit Produksi itu diperuntukkan untuk siswa, yang menjalankan siswa, dan yang memperoleh keuntungan juga untuk siswanya sendiri. Saya juga memberi motivasi kepada siswa untuk terus melaksanakan tanggung jawabnya di Unit Produksi. Saya juga memberi bimbingan kepada siswa untuk membuat proposal usaha sebagai upaya pengembangan Unit Produksi. Proposal dibuat sesuai dengan kelompok kerja 1 kelompok membuat 1 proposal usaha. Pembekalan materi pelajaran lebih saya tekan kan ketika saat sebelum pelaksanaan praktik. (Layliana Imroni) 3.a. Mengajar mata pelajaran produktif pemasaran selama 11 tahun dari mulai tahun 2005 sampai sekarang di SMK Negeri 1 Kendal. (Sri Ani Murdaningsih) b. Sikap seorang wirausaha yang kreatif, inovatif, harus selalu berusaha, tidak mudah putus asa , disiplin, tanggung jawab.(Sri Ani Murdaningsih)
(c) Saya melatih siswa untuk berwirausaha karena wirausaha itu karir yang sangat menjanjikan. (Sri Ani Murdaningsih)
GURU MEMILIKI JABATAN SEBAGAI PENGAJAR GURU MEMILIKI PEMAHAMAN MENGENAI JIWA WIRAUSAHA GURU MEMILIKI KEMAUAN MELATIH SISWA BERWIRAUSAHA GURU TIDAK MELATIH SECARA LANGSUNG DI UNIT PRODUKSI GURU MEMILIKI PERAN SEBAGAI PENGAJAR PRODUKTIF PEMASARAN DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN PRAKTIK DI UNIT PRODUKSI
GURU MEMILIKI JABATAN SEBAGAI PENGAJAR GURU MEMILIKI PEMAHAMAN MENGENAI JIWA WIRAUSAHA GURU MEMILIKI KEMAUAN MELATIH SISWA
d. Saya sebagai pengajar materi produktif dan tidak terjun secara langsung ke Unit Produksinya. Saya melatih untuk berjualan melalui materi di dalam kelas. (Sri Ani
Murdaningsih)
e. Saya memberikan semangat kepada siswa agar siswa juga bersemangat dalam melaksanakan tugasnya. Membekali siswa dengan materi dan membekali mengenai cara membangun sebuah usaha khususnya di Unit Produksi. Motivasi juga saya berikan kepada siswa dan pengarahan supaya siswa mau terjun secara langsung. Karena saya disini sebagai pengajar jadi yang saya pegang adalah siswanya. (Sri Ani Murdaningsih) JIWA WIRAUSAHA 1.a. Saya melatih anak – anak untuk membawa makanan yang dijual 1 orang yang piket tidak boleh sama dengan yang lain sehingga produk yang dijual beraneka ragam jadi konsumennya tidak bosan dan dapat memilih sesuai dengan keinginan mereka. (Sri wahyuni) Saya juga membuatkan voucher mbak dimana setiap anak yang pada hari ini piket dan jaga untuk berjualan di unit produksi harus bisa menjual voucher tersebut kemudian dapat ditukarkan pada jam istirahat. (Sri wahyuni) b. Saya mengajarkan anak agar melakukan promosi intern mbak, maksutnya promosi intern itu promosi yang dilakukan oleh anak yang jaga piket unit produksi sasarannya pada anak jurusan pemasaran dari kelas 10, 11, 12 promosi bisa dilakukan melalui penawaran voucher yang sudah saya sediakan. (Sri wahyuni) Jadi sebelum unit produksi dibuka mereka sudah punya pegangan konsumen sendiri – sendiri. Hal itu juga meminimalisir kerugian untuk barang yang tidak laku. Kalau sebelum unit produksi dibuka kok sudah ada calon pembeli kan kemungkinan kecil produk yang dijual itu sisa pastikan habis semua. Hlah seperti itu saya memberikan pelajaran kepada anak agar anak didik saya mempunyai inovasi – inovasi baru dalam berwirausaha di Unit Produksinya. (Sri wahyuni) (c) Sikap pantang menyerah yang saya ajarkan itu dalam mencari konsumen. Saya tau mencari konsumen itu tidaklah mudah, karena tidak mudah itulah saya melatih siswa untuk tidak pantang menyerah. (Sri wahyuni) Memang saya mengharuskan mereka mau tidak mau untuk bisa mendapatkan konsumen. Pada saat mereka menawarkan voucher tersebut mereka diuji kesabarannya dimana ada yang menolak membeli dan
BERWIRAUSAHA GURU TIDAK SECARA LANGSUNG MELATIH SISWA BERJUALAN DI UNIT PRODUKSI GURU MEMILIKI PERAN SEBAGAI PENGAJAR PRODUKTIF PEMASARAN DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN PRAKTIK DI UNIT PRODUKSI GURU MEMILIKI PERAN DALAM MEMBENTUK SIKAP KREATIF
GURU MEMILIKI PERAN MEMBENTUK SIKAP INOVATIF
GURU MEMILIKI PERAN DALAM MEMBENTUK SIKAP PANTANG MENYERAH
ada juga yang menerima untuk membeli jika mereka bisa menjual voucher tersebut berarti mereka sudah bisa sedikit demi sedikit melatih diri mereka untuk memiliki sikap pantang menyerah. (Sri wahyuni) Mengajarkan siswa agar siswa selalu melayani konsumen dengan ramah tamah. Walaupun terkadang ada konsumen yang cerewet atau yang lainnya mereka tetap harus melayaninya karena dengan itu siswa juga dilatih secara langsung untuk tidak mudah putus asa dalam menghadapi berbagai jenis konsumen. (Sri wahyuni) Jika terkadang ada barang jualan yang sisa misalkan seperti minuman (teh) atau makanan (gorengan) saya mengajarkan siswa untuk tidak mudah menyerah jangan sampai gara – gara barang yang dijual itu sisa esok harinya mereka tidak mau berjualan lagi jangan sampai hal itu terjadi. Jadi saya selalu mengingatkan bahwasanya memang usaha itu tidak selamanya berjalan lancar, tetapi seorang wirausaha harus bisa mensiasatinya untuk mengatasi permasalahan yang ada pada usahanya. (Sri wahyuni) 2.a. Dapat dibentuk dari Pembuatan proposal dari sini siswa dapat terlatih untuk kreatif karena dalam membuat proposal itu membutuhkan kreativitas dari siswa itu sendiri. Selanjutnya juga bisa saya bentuk dari produk unggulan yang dijual oleh siswa, mereka harus punya produk yang diunggulkan dan harus bisa berjalan terus menerus untuk mewujudkannya. (Layliana Imroni) b. Bisa juga melalui penciptaan produk baru yang belum ada, selalu memanfaatkan peluang dari produk – produk baru sehingga menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan seminimal mungkin. Juga memanfaatkan ide – ide pemasaran yang bersifat baru. (Layliana Imroni) (c) Dapat dibentuk pada saat dagangan yang dijual oleh siswa itu masih banyak sehingga mengharuskan siswa untuk keliling menawarkan sisa jajanan tersebut. Dari situ dapat terlihat karakter dari setiap masing – masing siswa. Jika mengalami kerugian siswa juga harus mencari apanya yang salah dan siswa harus menemukan permasalahan kerugia tersebut apakah dari pembukuannya yang salah atau memang pada saat itu konsumennya sedikit sehingga mengalami kerugian. (Layliana Imroni) 3.a. Dapat dibentuk melalui Pengelolaan produk yang dijual harus beraneka ragam. Dari sini siswa akan memikirkan solusinya supaya konsumen tidak jenuh , sehingga dapat membentuk siswa untuk kreatif. (Sri Ani Murdaningsih) b. Memanfaatkan peluang dan kesempatan bisnis.Jika ada
GURU MEMILIKI PERAN DALAM MEMBENTUK SIKAP KREATIF
GURU MEMILIKI PERAN MEMBENTUK SIKAP INOVATIF
GURU MEMILIKI PERAN DALAM MEMBENTUK SIKAP PANTANG MENYERAH
GURU MEMILIKI PERAN DALAM MEMBENTUK SIKAP KREATIF GURU MEMILIKI
peluang baru siswa harus memanfaatkannya dengan baik. Dalam memanfaatkan peluang – peluang yang baru disinilah siswa dapat membentuk sikap inovatif. (Sri Ani Murdaningsih) (c) Misalkan dalam unit produksi mengalami kerugian saya mengjarkan siswa untuk tidak langsung bergegas gulung tikar. Tetapi saya lebih mengajarkan untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut. Penyelesaian dalam setiap masalah yang ada bisa membentuk sikap pantang menyerah. (Sri Ani Murdaningsih) BELAJAR MENGAJAR 1.a Persiapan sebelum pembelajaran dikelas banyak sekali yang saya persiapkan diantaranya saya terlebih dahulu saya membuat : 1. kalender pendidikan, 2. silabus mata pelajaran, 3. analisa hasil belajar efektif, 4. distribusi alokasi waktu, 5. hasil analisa ulangan harian, 6. Analiasis urutan logis program mata pelajaran, 7. prota, 8. promes, 9. validitas soal ulangan, 10. penentuan kriteria ketuntasan minimal, 11. RPP nya juga harus ada daftar hadir, pelaksanaan program pengayaan, pelaksanaan program perbaikan (remidi), 12. evaluasi pembelajaran. Setelah persiapan tersebut saya buat jadi saya sudah bisa mulai pembelajaran dikelas. (Sri wahyuni) Dalam mengajar itu saya tidak Cuma bikin RPP saja tapi saya juga bikin persiapan lainnya mbak supaya ada acuannya dalam memberikan materi pelajaran dan sesuai dengan prosedur di Sekolah. (Sri wahyuni) Pembelajaran yang saya lakukan lebih bertumpu pada keterlibatan siswa secara langsung mbak, jadi siswa aktif ya gurunya juga aktif. (Sri wahyuni) Siswa juga boleh mencari sumber belajar lainnya tidak hanya pada buku disekolah saja dan siswa juga harus meringkas materi sebelum mulai pembelajaran. (Sri wahyuni) Terlebih dahulu saya menerangkan materi pelajaran kemudian setelah itu saya memberikan kesempatan untuk bertanya kepada siswa jika ada materi yang belum jelas. Sehingga terjadi proses tanya jawab juga diskusi, dengan begitu siswa mudah mengerti apa yang saya ajarkan. Dengan itu mereka lebih dapat mudah memahami dan mengerti materi yang saya jelaskan. (Sri wahyuni) Beberapa kali pertemuan saya juga memberikan tugas kepada siswa untuk melakukan presentasi kelompok di depan kelas. (Sri wahyuni) Setelah dirasa materi cukup saya langsung menyuruh siswa untuk praktik secara langsung di Unit Produksi. (Sri wahyuni) Selanjutnya saya juga melakukan persiapan sebelum pelaksanaan praktik dari mulai menyiapkan jadwal jaga,
PERAN MEMBENTUK SIKAP INOVATIF GURU MEMILIKI PERAN DALAM MEMBENTUK SIKAP PANTANG MENYERAH
GURU MEMILIKI PERAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DIKELAS DAN DI UNIT PRODUKSI
mempersiapkan alat – alat yang digunakan untuk praktik, mempersiapkan siswa untuk bisa membuka toko untuk berjualan. (Sri wahyuni) Saat proses pembelajaran di unit produksi saya mencoba mengkaitkan materi pembelajaran pada saat pelaksaan praktik. (Sri wahyuni) Prosesnya yaitu saya memberikan contoh langsung bagaimana menata produk, bagaimana melayani konsumen, dan bagaimana menjalankan usaha retail. Misalnya jika ada seorang siswa yang ingin membeli atau sebagai konsumen saya tidak segan untuk melayaninya dan siswa memperhatikan secara langsung ketika saya sedang melayani. Setelah saya rasa siswa cukup faham dan mengerti apa yang saya contohkan baru saya bisa melepaskan siswa untuk praktik sendiri. Karena mayoritas siswa SMK adalah anak perempuan jadi mereka cepat tanggap juga mbak dan tidak malu untuk langsung berjualan di Unit Produksi. (Sri wahyuni) b. Model pembelajaran yang saya gunakan itu Model Scientific Learning mbak. Dengan model ini saya ingin siswa itu bisa terlibat secara langsung mbak tidak hanya dalam pembelajaran saja tetapi juga dalam praktik, yang saya ajarkan menggunakan teori juga praktik. Sehingga pada saat mereka lulus dari SMK mereka mempunyai keterampilan khususnya dalam berwirausaha mbak. (Sri wahyuni) c. Evaluasi dikelas selalu saya lakukan sesudah pembelajaran berlangsung, saya menanyakan kepada siswa materi apa yang belum jelas dan saya juga memberikan tugas dan ulangan harian sebagai evaluasi. (Sri wahyuni) Dengan evaluasi setiap hari yang saya lakukan saya tahu sejauh mana materi yang bisa diterima oleh siswa saya. Sehingga saya mengerti langkah apa selanjutnya yang harus saya lakukan jika siswa saya ada yang belum mengerti dengan apa yang saya sampaikan. (Sri wahyuni) Jika evaluasi dalam unit produksi yang saya lakukan yaitu mulai dari pembukuan harian dan daftar absensi jaga siswa mbak. Setiap hari saya melihat dan menilai pembukuan keuangan yang ditulis oleh siswa yang berjaga piket di unit produksi. Saya juga menghitung kembali uang hasil jualan yang mereka dapatkan setiap harinya. Jika ada kekeliruan saya langsung memberi tahu dan mengingatkan kepada siswa untuk membenahinya. (Sri wahyuni) Saya juga tidak lupa menilai pada bagian absensi siswa. Pada buku absensi siswa dapat terlihat keaktifan siswa, siapa saja yang malas dan siapa saja yang antusias dalam melakukan prkatik jualan di unit produksi. Karena setiap datang jaga siswa jam setangah 7 harus sudah datang dan
GURU MEMILIKI PERAN DALAM MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN DI KELAS DAN UNIT PRODUKSI GURU MEMILIKI PERAN DALAM MELAKUKAN EVALUASI PEMBELAJARAN DALAM KELAS DAN UNIT PRODUKSI
saya sudah menunggu di dalam ruangan saya. Jadi kelihatan kalau jam setengah 7 siswa belum melakukan persiapan untuk berjualan berarti mereka datang terlambat. (Sri wahyuni) Kalau evaluasi kelas tes tertulis di tengah semester dan di akhir semester mbak. Di unit produksi nya saya hanya melakukan evaluasi setiap harinya saya sudah bisa mengambil nilai dari situ. (Sri wahyuni) d. Saya selalu melibatkan siswa secara langsung dalam pelaksanaan praktik tersebut, yang memegang sepenuhnya adalah siswa. (Sri wahyuni) Siswa terlibat secara langsung seperti dari tanggungjawab produk, yang membawa produk yang ingin dijual adalah siswa. Mereka memikirkan produk apa yang harus siap untuk dijual. (Sri wahyuni) Kemudian yang melayani konsumen secara langsung juga sepenuhnya dilakukan siswa. (Sri wahyuni) Selanjutnya dari segi konsumen juga siswa yang mencari konsumen untuk mau membeli di Unit Produksi tersebut. (Sri wahyuni) Semua kegiatan yang berkaitan dengan praktik tersebut sepenuhnya dilakukan oleh siswa sehingga siswa diajakan untuk mandiri. (Sri wahyuni) e. Saya juga mengkaitkan materinya di dalam pelaksanaan praktik unit produksi misalnya dari materi menata produk didalam materi tersebut produk harus ditata sesuai dengan jenisnya, misalnya produk food harus ditata bersampingan dengan produk food laninnya. Sedangkan produk non food juga harus ditata berdampingan dengan produk non food lainnya, supaya dalam penataannya terlihat menarik juga tidak mudah tercampur antara food dan non food. Penataan juga harus sesuai prosedurnya barang yang terlihat kecil ditata di paling depan dan yang besar ditata di belakang. Itu yang sederhana dari materi menata produk mbak. (Sri wahyuni) f. Mengajak siswa untuk mencermati terlebih dahulu prosedur – prosedur dari materi tersebut sehingga siswa mudah dalam mempraktekkan sesuai dengan materi yang telah saya sampaikan. (Sri wahyuni)
g. Siswa yang aktif dan antusias cenderung tidak malas terlihat jelas pada saat praktik maupun pada saat pembelajaran. Siswa yang atif lebih cekatan dalam melaksanakan tugasnya. Saya memberikan penilaian lebih pada siswa yang aktif namun perlakuan tetap sama seperti siswa – siswa yang lain. (Sri wahyuni) Sementara yang malas saya secara tegas langsung
GURU MEMILIKI PERAN DALAM MELIBATKAN SISWA SECARA LANGSUNG DALAM UNIT PRODUKSI
GURU MEMILIKI PERAN DALAM MENGKAITKAN MATERI DENGAN PELAKSANAAN PRAKTIK DI UNIT PRODUKSI
GURU MEMILIKI PERAN DALAM MELATIH SISWA UNTUK MEMAHAMI RPOSEDUR PRAKTIK DI UNIT PRODUKSI GURU MEMILIKI PERAN DALAM MENUMBUHKAN ANTUSIAS SISWA DALAM PELAKSANAAN PRAKTIK DI UNIT
memberikan sanksi dan hukuman, tapi bukan hukuman yang kejam melainkan saya memberikan hukuman yang berkaitan dengan kemajuan unit produksinya juga mbak. (Sri wahyuni) Misalnya jika didapati siswa ada yang sengaja tidak jaga padahal siswa memang ada jadwal jaga pad hari itu hlah saya langsung memanggil siswa ke ruangan saya untuk saya kasih pengertian bahwasanya memang penting praktik tersebut untuk diikuti mengingat pentingnya jiwa wirausaha yang harus dimilki oleh siswa SMK. (Sri wahyuni) Kemudian sanksinya saya memberikan tanggung jawab kepada siswa yang malas untuk bisa mencari konsumen dan menjual sebanyak 3 voucher. Mereka harus mencari konsumen sesuai dengan waktu yang saya tentukan jadi sanksi tersebut adalah sanksi yang mendidik juga untuk kebaikan dan kemajuan unit produksi kita. (Sri wahyuni) 2.a Persiapan di kelas pada saat pembelajaran biasanya saya Membekali siswa terlebih dahulu dengan materi dan mendukung program jurusan yang sudah direncanakan. Saya juga membekali pada kemampuan seperti apa yang harus dimiliki dari siswa. Sebelum pembelajaran saya juga mempersiapkan materi pembelajaran yang sebelumnya saya sudah buat RPP terlebih dahulu jauh – jauh hari bahkan sebelum siswa mulai masuk pada awal semester. Jika di Unit Produksi memang tidak ada persiapan dengan membuat RPP hanya disesuaikan dengan materi sendiri jika di Unit Produksi lebih pada Bisnis Plan yaitu langsung terjun untuk kerja. Selain itu persiapan di UP juga bisa dilakukan dengan pengisian buku administrasi. (Layliana Imroni) b. Penerapan model pembelajarannya biasanya saya sesuaikan dengan materi yang ada dan juga siswanya. Dikelas biasanya saya menggunakan pembelajaran yang bersifat Learning by Doing,bisa juga dengan kolabirasi kelompok. Kalau model pembelajaran di UP yaitu berbasis project bisa juga melalui proposal tadi yang dibuat oleh siswa perkelompok. Jika misalkan materinya berkaitan dengan masalah saya bisa juga menggunakan model Problem Learning. Tetapi saya terlebih dahulu mempertimbangkan dari siswa dan materinya apakah sesuai atau tidak. (Layliana Imroni) (c). Evaluasi dikelas mengssenai pembelajaran saya lakukan setiap hari. Pertanyaan saya berikan kepada siswa untuk bisa mengetahui sejauh mana siswa memahami materi yang saya ajarkan. Jika di Unit Produksi saya tidak melakukan evaluasi disana hanya saja setiap hari saya menanyakan mengenai perkembangan Unit Produksi dan mengenai penjualan produknya apakah mendapatkan laba atau tidak. (Layliana Imroni)
PRODUKSI
GURU MEMILIKI PERAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DIKELAS
GURU MEMILIKI PERAN DALAM MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN DI KELAS
GURU MEMILIKI PERAN DALAM MELAKUKAN EVALUASI PEMBELAJARAN DALAM KELAS DAN UNIT PRODUKSI
f.
g.
h.
i.
Siswa terlibat dalam Unit Produksi secara langsung itu dapat dilihat dari jadwal jaga dan siswa juga sebagai pelaksana praktik tersebut. Penjualnya ya dilakukan oleh siswa, persiapan juga oleh siswa sampai hingga akhir praktik juga siswa yang melaksanakan. (Layliana Imroni) Saya mengkaitkan secara langsung dari materi ke pada praktik secara langsung dengan cara saya memberikan contoh nyata. Jika hanya menggunakan teori saja siswa akan sulit untuk memahami dan mencerna. Misalkan saja saya mengajar materi produktif pemasaran online saya bisa melibatkan produk yang diambil dari Unit Produksi untuk dipasarkan. (Layliana Imroni) Mengajarkan prosedur yang lebih rinci di dalam praktik dipegang secara langsung oleh ketua UP. (Layliana Imroni)
Saya selalu mengingatkan secara langsung dan bertemu satu persatu siswa yang malas tersebut kemudian saya memberikan himbauan kepada siswa bahwa memang tanggung jawab di Unit Produksi tersebut memang harus selalu dikerjakan dengan baik. Supaya dapat berjalan setiap harinya. (Layliana Imroni)
3.a Persiapan yang saya lakukan di kelas sebelum mengajar saya terlebih dahulu membuat RPP sebagai pegangan saya dalam mengajar. Kemudian penguasaan materinya saya persiapkan sebelum mengajar. Mempersiapkan siswa saya melakukan dengan penugasan sebelum memulai pembelajaran. Penugasan berupa siswa mempersiapan materi sendiri. Jika di Unit Produksi sendiri siswa dan produknya harus dipersiapkan sebelum pelaksanaan praktiknya. (Sri Ani Murdaningsih) b. Di dalam kelas saya menggunakan model pembelajaran Scientific Learning. Saya juga melatih untuk bisa berdiskusi dengan kelompok agar tercipta saling aktif tanya jawab kelompok satu dengan yang lain. Jika di Unit Produksi meggunakan model kerja secara langsung. (Sri Ani Murdaningsih) (c). Dikelas saya melakukan evaluasi setiap hari supaya saya tau perkembangan materi siswa sampai sejauh mana mereka memahami apa yang saya ajarkan. Jika di unit produksi saya melakukan evaluasi melalui daftar kehadiran. (Sri Ani Murdaningsih) f. Keterlibatan siswa secara langsung dilihat dari jadwal
GURU MEMILIKI PERAN DALAM MELIBATKAN SISWA SECARA LANGSUNG DALAM UNIT PRODUKSI
GURU MEMILIKI PERAN DALAM MENGKAITKAN MATERI DENGAN CONTOH PRAKTIK DI UNIT PRODUKSI GURU TIDAK MEMILIKI PERAN DALAM MELATIH SISWA UNTUK MEMAHAMI RPOSEDUR PRAKTIK GURU MEMILIKI PERAN DALAM MENUMBUHKAN ANTUSIAS SISWA DALAM MENDUKUNG PRAKTIK MELALUI PEMBELAJARAN DI KELAS
GURU MEMILIKI PERAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DIKELAS
GURU MEMILIKI PERAN DALAM MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN DI KELAS GURU MEMILIKI PERAN DALAM MELAKUKAN EVALUASI PEMBELAJARAN DALAM KELAS GURU MEMILIKI
jaga setiap harinya. (Sri Ani Murdaningsih)
g. Saya mengkaitkan teori dan materi dengan kejadian langsung. Misalnya saja materi konfirmasi mereka dapat menerapkan di Unit Produksi dalam mengkonfirmasi kepada pelanggan. Jika Unit Produksi misal tutup karena hari libur siswa dapat memberikan konfirmasi kepada pelanggannya supaya pelanggan tidak kecewa. (Sri Ani Murdaningsih) h. Saya tidak memiliki kewenangan untuk melatih siswa memahami prosedur praktik yang lebih rinci karena saya hanya pengajar pelajaran produktif. (Sri Ani Murdaningsih)
i. Saya memanggil siswa dan memberikan pengertian, pendekatan kepada siswa untuk bersungguh – sungguh dalam melakukan tugasnya. Karena memang tugas dalam Unit Produksi ini untuk kepentingan siswa sendiri. (Sri Ani Murdaningsih)
HAMBATAN 1.a. Kendalanya ya terkadang pada siswanya juga mbak kadang ada siswa yang antusias dan ada juga siswa yang malas, pada siswa yang malas saya harus memberikan bimbingan secara khusus agar mereka mau melaksanakan praktik tersebut. (Sri wahyuni) b. Kalau dalam memberdayakan unit produksinya kendalanya pada pelaksanaan jika pada saat siswa libur otomatis kita juga libur misalnya sedang liburan semester, sedang UAS, atau sedang puasa. (Sri wahyuni) c. Pada waktu libur tersebut otomatis praktik juga diliburkan. Sehingga pada saat ingin membukanya lagi harus memulai dari awal lagi dari mulai yang jaga sampai saya harus memberikan motivasi lagi, karena biasanya siswa kalau sudah liburan apalagi libur panjang itu untuk memulai praktik jualan lagi itu agak sedikit kurang motivasinya mbak dan saya harus tidak bosan – bosan mengajak dan memberikan motivasi lagi kepada siswa saya untuk mau bekerja dan melatih siswa untuk prihatin. (Sri wahyuni) d. Kendala selanjutnya yaitu pada pendapatan mbak, target yang saya berikan itu minimal penghasilan setiap hari itu sebanyak 30 ribu. Kadang pendapatan harian tidak
PERAN DALAM MELIBATKAN SISWA SECARA LANGSUNG DALAM UNIT PRODUKSI
GURU MEMILIKI PERAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DIKELAS
GURU TIDAK MEMILIKI PERAN DALAM MELATIH SISWA UNTUK MEMAHAMI RPOSEDUR PRAKTIK GURU MEMILIKI PERAN DALAM MENUMBUHKAN ANTUSIAS SISWA DALAM MENDUKUNG PRAKTIK MELALUI PEMBELAJARAN DI KELAS
GURU MEMILIKI HAMBATAN DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DALAM UNIT PRODUKSI
sesuai dengan target yang saya berikan. Jika terjadi seperti itu saya mulai mengoreksi apakah memang ada ketidak jujuran kepada siswa atau memang konsumen yang datang itu sedikit. Saya harus jeli dalam mencari akar permasalahan tersebut. e. Selain itu juga hambatan dari persaingan antar penjual, saya harus bisa memberikan arahan kepada siswa untuk bisa bersaing secara sehat. Saya juga memberikan pengetahuan bahwasanya memang persaingan di luar sana lebih kejam dalam menjalankan sebuah usaha, tapi menjadi wirausaha yang pintar adalah lebih penting. Jika jiwa wirausaha benar – benar dimiliki oleh seorang wirausaha mereka tidak akan bersaing secara tidak sehat. (Sri wahyuni) 2. Lokasi yang berdekatan dengan kantin yang sudah professional mengakibatkan persaingan antara satu dengan kantin yang lain. Pengurusan ijin jaga kepada guru – guru umum yang terkadang belum memberikan ijin untuk meninggalkan jam pelajarannya. Anak – anak juga belum sepenuhnya timbul kesadaran untuk berwirausaha. Di Unit Produksinya masih ada fasilitas yang kurang memadai misal saja penerangan yang masih kurang terang. Sumber air juga terkadang terhambat karena digunakan secara bersamaan. (Layliana Imroni) (3) Hambatan yang dihadapi kebanyakan dari pesaing karena posisi berdekatan dengan kantin yang lain yang sudah lebih dahulu berjualan. Pesaing yang banyak bisamenimbulkan berkurangnya konsumen yang datang untuk membeli di Unit Produksi sehingga dapat menimbulkan produk yang dijual terkadang sisa. (Sri Aani Murdaningsih) PERBAIKAN 1.a Sering ikut workshop atau seminar terkait kewirausahaan dari mulai tingkat kabupaten Kendal, sekarisidenan Semarang, dan tingkat Jawa tengah. (Sri wahyuni) Mengikuti seminar tersebut bisa menambah wawasan saya jika memang saya ada kesempatan untuk ikut saya pasti ikut seminar yang terkait denga kewirausahaan. (Sri wahyuni) Ilmu yang saya dapatkan ketika mengikuti seminar tersebut bisa saya ajarkan kembali kepada siswa. Jadi menurut saya kegiatan tersebut bermanfaat untuk saya pribadi juga siswa – siswa saya. (Sri wahyuni) b. Perbaikan Dikelas pada bagian nilai saya melakukan perbaikan KKM dan pengayaan jika memang nilai siswa belum memenuhi syarat. (Sri wahyuni) Model pembelajaran juga ingin saya berbaiki jika memang model yang saya pakai tidak efektif untuk siswa tidak menutup kemungkinan saya memakai model
GURU MEMILIKI HAMBATAN DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DALAM UNIT PRODUKSI
GURU MEMILIKI HAMBATAN DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DALAM UNIT PRODUKSI
GURU MEMILIKI KETERAMPILAN LAIN SEBAGAI PENUNJANG
GURU MELAKUKAN PERBAIKAN KEDEPAN PADA PEMBELAJARAN DI KELAS
pembelajaran yang baru untuk tercapainya pembelajaran yang efektif. (Sri wahyuni) Perbaikan untuk materi yaitu saya ingin menambah sumber belajar siswa dari mulai buku panduan atau buku pendukung lainnya agar siswa mudah mendapatkan informasi tidak hanya bertumpu pada satu sumber saja. (Sri wahyuni) c. Kedepannya saya ingin supaya Unit Produksi Cafe Q-taa tidak kalah dengan kantin yang lain dari mulai konsumen dan juga fasilitas. Karena fasilitas pada saat ini masih tradisional yaitu dengan menggunakan alat manual kedepannya saya ingin menggunakan alat transaksi seperti POS di Unit Produksinya mbak supaya memudahkan siswa juga lebih praktis. (Sri wahyuni)
2.a. Sering saya mengikuti seminar atau workshop yang dikirim langsung dari sekolahan atau terkadang mengikuti dengan biaya sendiri. Seminar dan workshop dari tingkat Nasional yang saya pakai dengan biaya sendiri. Seminar di tingkat provinsi yang saya ikuti karena dikirim dari sekolahan. (Layliana Imroni) b. Meningkatkan kekuatan dari penggerak Unit Produksinya dan memperbaiki strateginya dalam berjualan. Jika memang dibutuhkan saya bisa megganti model pembelajaran yang lebih efektif untuk siswa. (Layliana Imroni) (c) Di Unit Produksi sendiri kedepannya ruangannya bisa diperluas dan dikelola secara lebih modern fasilitasnya juga lebih modern. Perbaikan pada siswanya juga dilakukan , juga dalam pengurusan ijin jaga. (Layliana Imroni)
3.a. Pernah saya mengikuti workshop dan seminar tingkat kabupaten dan provinsi. (Sri Ani Murdaningsih)
GURU MELAKUKAN PERBAIKAN KEDEPAN PADA UNIT PRODUKSI
GURU MEMILIKI KETERAMPILAN LAIN SEBAGAI PENUNJANG
GURU MELAKUKAN PERBAIKAN KEDEPAN PADA PEMBELAJARAN DI KELAS GURU MELAKUKAN PERBAIKAN KEDEPAN PADA UNIT PRODUKSI GURU MEMILIKI KETERAMPILAN LAIN SEBAGAI PENUNJANG
b. Saya ingin setiap anak jurusan pemasaran semua kelas ikut berkecimpung dan tidak mengandalkan satu sama lain. Mereka selalu bekerja sama unuk kemajuan Unit Produksi. Model pembelajaran yang saya gunakan bisa saja saya ganti jika memungkinkan untuk diganti. (Sri Ani Murdaningsih)
GURU MELAKUKAN PERBAIKAN KEDEPAN PADA PEMBELAJARAN DI KELAS
(c). Fasilitas di Unit Produksi saya ingin melakukan perbaikan dari tempat yang kurang luas menjadi yang lebih luas. Penerangan dan alat yang masih kurang bisa diperbaiki lagi. (Sri Ani Murdaningsih)
GURU MELAKUKAN PERBAIKAN KEDEPAN PADA UNIT PRODUKSI
KEWAJIBAN
PEMBERDAYAAN UNIT PRODUKSI
MEMBERIKAN PEMAHAMAN
PEMAHAMAN
MELATIH
ADA JABATAN DAN PERAN DI UNIT PRODUKSI
PENGARAHAN
KEDUDUKAN
MOTIVASI
WEWENANG
PEMBUAT PERATURAN
PERAN GURU PRODUKTIF
PROSES BELAJAR MENGAJAR
PERSIAPAN DI KELAS PELAKSANAAN DI UNIT PRODUKSI
MODEL PEMBELAJARAN KETERLIBATAN SISWA DAN KETERKAITAN MATERI PRAKTIK
PROSES
KREATIF
HAMBATAN INOVATIF JIWA WIRAUSAHA
PANTANG MENYERAH
PELAKSANAAN
PERBAIKAN
EVALUASI
PERAN GURU PRODUKTIF DALAM PEMBERDAYAAN UNIT PRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN JIWA WIRAUSAHA DI PROGRAM KEAHLIAN PEMASARAN SMK N 1 KENDAL
KETERANGAN DATA DISPLAY PEMBERDAYAAN UNIT PRODUKSI JABATAN DAN PERAN GURU SEBAGAI PEMBERDAYA UNIT PRODUKSI
Kewajiban : 1. Memberikan Pemahaman kepada siswa 2. Melatih 3. Pengarahan 4. Motivasi
Wewenang : 1. Pembuat peraturan dan kebijakan Makna : 1. Guru yang memberdayakan Unit Produksi adalah seorang Guru Produktif yang memiliki jabatan di Unit Produksi yaitu sebagai pengajar dan sebagai ketua Unit Produksi. 2. Guru Produktif yang memiliki jabatan dan kedudukan memiliki kewajiban dan wewenang untuk memberdayakan Unit Produksi sebagai wadah dalam meningkatkan jiwa wirausaha siswa. Guru yang memberdayakan Unit Produksi dan sebagai pengajar mempunyai pemahaman mengenai jiwa wirausaha. Pemahaman tersebut digunakan oleh guru untuk melatih dan mengarahkan siswa dalam menjalankan sebuah usaha serta mengelola usaha sebagai seorang wirausaha. 3. Guru pengajar lainnya yang tidak memiliki kedudukan di dalam Unit Produksi memiliki tanggung jawab pada siswa didalam kelas dalam memberikan pembelajaran. Pembelajaran terkait dengan materi produktif pemasaran. 4. Pemahaman mengenai jiwa wirausaha digunakan oleh guru produktif sebagai bekal untuk memberi motivasi dan semangat kepada siswa dalam melaksanakan praktik di Unit Produksi dan berperan langsung sebagai seorang wirausaha.
5. Wewenang seorang guru produktif yang memiliki jabatan sebagai pemberdaya Unit Produksi membuat kebijakan dan peraturan terkait dengan aturan – aturan di dalam Unit Produksi diantaranya Jadwal jaga, peraturan jaga, pembukuan keuangan. PELAKSANAAN PROSES BELAJAR MENGAJAR PERSIAPAN DI KELAS Persiapan guru sebelum mengajar 1. Kalender Pendidikan, 2. Silabus Mata Pelajaran, 3. Analisa hasil belajar efektif, 4. Distribusi alokasi waktu, 5. Hasil analisa ulangan harian 6. Analiasis urutan logis program mata pelajaran 7. Prota, 8. Promes, 9. Validitas soal ulangan, 10. Penentuan kriteria ketuntasan minimal, 11. RPP nya juga harus ada daftar hadir 12. Pelaksanaan program pengayaan, pelaksanaan program perbaikan (remidi), 13. Evaluasi pembelajaran. Persiapan siswa sebelum belajar 1. Mempersiapkan diri menerima pelajaran 2. Menyiapkan sumber belajar yang lain / berupa ringkasan Model pembelajaran 1. Sicientific Learning 2. Learning by Doing Keterlibatan siswa dalam belajar 1. Tanya jawab guru pada siswa 2. Diskusi antar kelompok 3. Presentasi di depan kelas
Makna : 1. Guru produktif melakukan Persiapan sebelum mengajar untuk memudahkan pembelajaran, agar pembelajaran lebih terarah karena mempunyai agenda setiap pertemuannya dan sesuai dengan prosedur pembelajaran. 2. Persiapan sebelum pembelajaran dipersiapkan oleh guru produktif jauh – jauh hari sebelum dimulainya semester awal dan untuk sampai dengan akhir semester. 3. Guru produktif memberikan pengarahan kepada siswa untuk melakukan
persiapan
sebelum
dimulainya
pembelajaran
dan
menyiapkan sumber belajar lain. Jika tidak siswa boleh membuat ringkasan terkait dengan materi yang akan diajarkan. 4. Guru Produktif sebagai ketua Unit Produksi menggunakan model pembelajaran Sicientific Learning, model ini sangat bertumpu pada siswa dan melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran. Guru produktif lainnya menggunakan model pembelajaran Learning by Doing. 5. Pembelajaran yang bertumpu pada siswa akan membentuk karakter siswa untuk aktif tidak hanya dalam pembelajaran dikelas tetapi juga dalam lingkungan sekolah dan lingkungan luar sekolah. 6. Guru produktif melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran yaitu dalam proses tanya jawab antara guru dengan siswa. Proses tanya jawab akan menimbulkan rasa percaya diri dan keberanian untuk mengungkapkan pendapat sesuai yang ada dalam pikiran siswa. 7. Diskusi kelompok juga diberikan oleh guru produktif untuk mengetahui siswa dalam berkoordinasi dengan teman lainnya. Hal ini juga sebagai pembelajaran untuk dapat digunakan oleh ketika siswa ketika berada dalam lingkungan luar sekolah khusunya dalam dunia usaha. 8. Presentasi ditugaskan untuk siswa oleh guru produktif ini benar – benar dilakukan untuk melatih siswa agar dapat berkomunikasi di depan orang banyak.
PROSES PRAKTIK DI UNIT RPODUKSI Persiapan guru sebelum pelaksanaan praktik 1. Mempersiapkan alat – alat praktik 2. Mempersiapkan modal untuk berjualan 3. Mempersiapkan daftar kehadiran siswa Persiapan siswa sebelum pelaksanaan praktik 1. Mempersiapkan barang – barang yang akan dijual 2. Mempersiapkan alat – alat 3. Mengisi daftar kehadiran Keterlibatan siswa dalam pelaksanaan praktik 1. Tanggung Jawab Produk 2. Melayani konsumen 3. Tanggung jawab mencari konsumen 4. Tanggung jawab jadwal piket Keterkaitan materi dalam pelaksanaan praktik 1. Menata produk 2. Pelayanan penjualan 3. Komunikasi bisnis 4. Membuka usaha retail 5. Perencanaan Pemasaran 6. Pemasaran Online 7. Simulasi digital 8. Pengantar Akuntansi 9. Konfirmasi 10. Penyerahan Produk Makna : 1.
Guru produktif yang menjabat sebagai ketua melakukan persiapan sebelum pelaksanaan praktik kewirausahaan di Unit Produksi. Mempersiapan alat – alat yang digunakan pada saat praktik dilakukan untuk memudahkan siswa dalam praktik berjualan.
2.
Guru produktif lainnya sebagai pengajar dikelas mempersiapkan dalam membekali siswa dengan materi pembelajaran dan kesiapan siswanya.
3.
Guru produktif terlebih dahulu memberikan modal kepada siswa untuk membeli barang dagangan. Modal yang diperoleh berasal dari laba yang diperoleh setiap harinya.
4.
Guru produktif mempersiapkan daftar kehadiran siswa dan siswa memberikan tanda tangan pada setiap harinya. Guru produktif mengetahui keaktifan siswa salah satunya dari daftar kehadiran tersebut.
5.
Siswa melakukan persiapkan berupa persiapan barang yang akan dijual, alat – alat yang digunakan pada saat praktik dan mengisi daftar kehadiran. Hal tersebut rutin dilakukan oleh siswa mengingat daftar kehadiran tersebut dipegang oleh guru produktif.
6.
Siswa terlibat dalam pelaksanaan praktik diantaranya berupa tanggung jawab dari produk yang akan dijual, melayani konsumen, mencari pembeli, dan tanggung jawab pada jadwal piket yang harus dipenuhi.
7.
Guru produktif mengkaitkan materi pembelajaran dikelas dengan pelaksanaan praktik di Unit Produksi. Materi yang dikaitkan diantaranya Menata Produk, Pelayanan Penjualan, Komunikasi Bisnis, dan Membuka Usaha Retail, Perencanaan Pemasaran, Pemasaran
Online,
Simulasi
Digital,
Pengantar
Akuntansi,
Konfirmasi, Penyerahan Produk. PELAKSANAAN PENINGKATAN JIWA WIRAUSAHA PENINGKATAN JIWA WIRAUSAHA DALAM PEMBERDAYAAN UNIT PRODUKSI 1. Meningkatkan sikap Kreatif 2. Meningkatkan sikap Inovatif 3. Meningkatkan sikap Pantang menyerah Makna : Jiwa wirausaha yang ingin ditingkatkan oleh Guru Produktif kepada siswa melalui Unit Produksi diantaranya :
-
Sikap Kreatif yang ditingkatkan oleh guru produktif kepada siswa dalam memberdayakan unit produksi berupa perluasan pada produk yang mereka jual. Selain itu guru juga membuatkan voucher kepada siswa untuk mendapatkan konsumen terlebih dahulu sebelum mereka melaksanakan praktik berjualan di Unit Produksi.
-
Sikap kreatif yang ditingkatkan oleh guru produktif lainnya yaitu dalam pembuatan proposal usaha yang diajarkan di dalam kelas.
-
Sikap Inovatif yang dibentuk melalui pemberian tugas oleh guru kepada siswa untuk melakukan promosi Intern untuk mendapatkan konsumen sebelum toko dibuka. Promosi tersebut dilakukan kepada siswa dan umpannya adalah siswa khusus jurusan pemasaran. Guru produktif juga membentuk sikap inovatif siswa dalam memanfaatkan peluang bisnis.
-
Sikap Pantang Menyerah yang ditingkatkan yaitu pada proses mendapatkan konsumen dan dalam membuat proposal usaha. Siswa butuh kesabaran dan ketekunan dalam mencari konsumen dan membuat proposal usaha. Mereka diajarkan untuk tidak pantang menyerah.
HAMBATAN PELAKSANAAN PRAKTIK DI UNIT PRODUKSI 1. Siswa 2. Waktu Praktik 3. Pendapatan harian 4. Persaingan Makna : Hambatan yang dihadapi guru produktif dalam memberdayakan Unit Produksi diantaranya : -
Siswa yang memiliki karakter yang berbeda – beda membuat guru harus melakukan bimbingan dan pengarahan secara khusus pada setiap karakter dan kepribadian yang dimiliki siswa. Ada siswa yang serius dalam melakukan tugasnya dan ada juga siswa yang tidak serius. Pada siswa yang kurang serius guru memberikan perhatian dan bimbingan lebih tujuannya agar semua siswa bisa sama – sama serius dan tidak malas lagi.
-
Pembagian waktu jaga belum efektif mengingat harus mengurus ijin untuk praktik terlebih dahulu kepada guru mata pelajaran yang bersangkutan sebelum pelaksanaan praktik. Pada saat waktu libur siswa libur dan pelaksanaan otomatis juga diliburkan.
-
Pendapatan harian terkadang tidak sesuai dengan batas minimal pendapatan harian yang ditetapkan.
-
Persaingan terjadi karena posisi tempat praktik Unit Produksi berdampingan
dengan
kantin
sekolah.
Persaingan
berupa
persaingan mendapatkan konsumen dan jenis produk yang djual tidak lebih dari itu. PERBAIKAN 1. Pembelajaran di kelas -
Perbaikan KKM
-
Model Pembelajaran
-
Materi
2. Di Unit Produksi -
Fasilitas
3. Keterampilan penunjang Guru Produktif -
Keikutsertaan guru dalam seminar dan Workshop
Makna : Perbaikan yang ingin dilakukan oleh guru produktif dalam melakukan perbaikan dikelas maupun di Unit Produksi diantaranya : -
Perbaikan pembelajaran dikelas berupa perbaikan KKM, perbaikan model
pembelajaran,
dan
perbaikan
materi.
Guru
ingin
menambahkan materi jika dirasa materi belum cukup. -
Fasilitas di Unit Produksi ingin diperbaiki seperti penggunaan dalam alat transaksi seperti POS.
-
Sebagai penunjang dalam melakukan pembelajaran kewirausahaan kepada siswa guru mengikuti seminar juga workshop yang berkaitan dengan kewirausahaan.