"*la
II@@NNTDffiffiffi
ISSN:1979-018X
JURNALROTOR Volume 6, Nomor
1
,
April 2013
DEWAN REDAKSI Penanggung Jawab
Pimpinan Rcdaksi Sekretaris Redaksi Pcnyunting Ahli
: Ketua Jurusan Teknik Mesin Universitas : Dr. Nasrul llminnafik, S! MT.
Jcmber
: Mahros Darsin, S! MSc. : Prof. Dr. Ing. I Made Londen Batan, MEng. (ITS) Dr. Ir. Djarot Widagdo (ITB) Dr. Ir. Agus Sigit Pramono (lTS) Dr. Eng. Made Sucipta, ST. (UNUD)
Peny.unting pelaksana
:
p
Salahuddin Junus, ST., MT
n
Yuni Hermawan, ST., MT
a
Agus Triono, ST., MT
Alamat Redaksi
:
d
Muh. Nurkoyim Kustanto, ST., MT
Jl. Kalimantan
37
Kampus Tegalboto Jember 6812 I
Telp/Fax: (033 I ) 410243 atau (033t) 484977 E-mai l:
[email protected]
p
]
u
p
) ri
L b,
II
Jumal ilmiah
RoroR
mcrupakan salah satu sasaran bagi para prof-esional baik dari dunia
usaha, pendidikan ataupun peneliti untuk menyebarluaskan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang teknik mesin melalui publikasi hasil penelitian
Jurnal ROTOR, Volume 6 Nomor I ' April
ISSN: 1979-018X
201 3
DAFTAR ISI
l.
RancangBangun Sistem Pengaman pada Sepeda Motor dengan Memanfaatkan Sensor Encoder dan Sensor Ping Kurnia Dwi Artika
l -
4
Analisis Pengaruli Variasi Massa LPG sebagai Refrigeran terhadap Prestas i Kerja
2.
dari Lemari Es Alfons Erick Perkasa, Nasrul
3.
llninnafk'
5-
10
Digdo Listyadi
Analisa Pengaruh Konfigurasi Pipa Pemanas Air Surya terhadap
Ffisiensi
ll -
16
-
24
Danein
4.
Analisis PengaruhVariasi Grade Bioetanol terhadap DistribusiTemperatur NyalaApi dan Unjuk KerjapadaKornporBioetanolTanpa SumbuTipeTop Burner Adhitia Yanttar Pratama, Andi Sanata, Hary Sutjahjontt
5.
Pemanfaat Frekuensi BunyiMaterial Sebagai Dasar Penguj ian Modulus
padaPengujian TanpaMerusak (Non Destructive Test) M.
Elastisitas
11
25 - 29
-
Fahrir Ro4 H., Abdul Hadi Djaelani, Moch. Agus Choiron
ingin
6.
Pengaruh Variasi Beban Pendingin terhadap PrestasiKerja Mesin Pend dengan Refi igeran R12 dan LPG Moch. Rizul A.\ Nasrul IIminrufk, Digdrt Listyadi
7.
Pengaruh M icroexplosion terhadap Karakteristik Pembakaran Balrarr Minyak Jarak Pagar (Jathropa Curcas L.) pada Berbagai Dianeter Droplet
Bakar
30 -
l'l
35 - 45
Ahnnd Adib Rosyadi
8.
pengaruhKecepatan RelatifPerniukaan Gesek dan Temperalur terhadap
Koefisien
46 - 49
Gesck Blok Rem Komposit KeretaApi
AgusTriuto
9. Analisis Kekuatan Tarik
dan Kekasaran Karvat Tembaga Hasil
Drarving
50 - 55
ifat
56 - 60
akibat Variasi Persentase Reduksi
Mohanrrurd Firnan, Mahros Darsin, HariArbiantara B' 10.
Pengaruh Proses Pengadukan tcrhadap KarakterAdonan.dan S Bioclegradable Plastic yang Dibuat dari Bungkil Bij i Jarak Pagar
Hari Arbiuntara
lll
D.tn,tn. Jurn.tt ROTOR, totu'nc
b.\onot I April:013
ANALISIS PENGARUH KONFIGURASI PIPA PEMANAS AIR SURYA TERHADAP EFISIENSI Darwin Departement Of Mechanical Engineering, Syiah Kuala University Jl. Tgk. Syeh AbdurafufNo. 7 Darussalam - Banda Aceh 23 I I I, Indonesia Phone,'Fax:+62-65 I -7428069 e mail : darwinmtir(Evahoo.com
ABSTRACT In order to reduce tr reploce the use oJ rr oodfuel, ctil and natural gas to he.t v.)ler, has a lot oJ research being done toJind ahernqtive energ; sources. Solor energ, is otle altenldtt,\e enetgt thctt can be used to heat v'ater Solar collector is a device that set-ves to collect tlu inconing solar energt a d coflert it inlo heat enetgt which in turnforwarded to thevorkingJluid The pttrpose ofthis stud) sol.rr \t Llter hcdter is to conpore the in/luence oflhe confguratictn ofpipes andpipeparallel series with the addition oftlp collectnr absorher plute honercohtb shaped the petfonnance ofsolar enerpy valer heater so lhqt in can be eficienq. Fron reseqrch result r.,btiined lcilpereture irrigate in porollelpipe collector tonkat angle 5' equql to 52"C and also reached eJJicienq thut is 16. | 6 | i,. ,tt ttngle | 0 ecynlto 51'C reached eltrciency 18,l5'%,.rt angle I5' equal to 5l "C o%\rhile the )rater reached eltrcieno 15.)0'%untlur ungle )tJ eq dl to-13'C ard dlso reqchecl elJicienc, thdt is 39,60 temperatn e ins ide the tonk to tle col/ector pip. series dt arlgle 5 cqual to 1,\ C reuclted elJicicnq' is 1 L 67 '%, the angle at I0 " equal to 19'C reoched elJicienq is 1).36'%. angle | 5 " equal ro 1- 'C rcoched elliciencf is 10.13 26 and at an ungle 20 equol to 16 "C and also reached eflicicnq that is 39,11 '%. ln getteral. tlt obtaitted results itltlic.!te lhal llle solur collector t,,ithparallel pipe conJiguration h.$ better efrcienq'conrpared to solar collutor v ith series pipe coty'igru cttio .
Keywords; Solar Energy, PENDAH
U
So lar
Collectors, Series Pipe, Parallel Pipe. Efi'icienel
LUAN
Energi radiasi dari rnatahari merupakan salah satu bentuk energi altematif yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan guna menggantikan energi yang dihasilkan oleh ninyak bumi. Indonesia adalah negara yalrg terletak didaerah equatoryang mendapatkan sinar matahari sepanjang ta run dengan fluks mta-rata pada siang hari di musim kenrarau mencapaiharga diatas
Wrr',
dengan lama penyinann rata-mta l2 jam/hari, suatu nilai yang cukup tinggi untuk
1000
dimanfaatkan. Energi matahari merupakan energi yang tidak terhabiskan, kondisi ini sangatlah penting untuk melakukan berbagai hal dalam bentuk )'ang baru sehingga
dapat digunakan oleh nlasyarakat Indonesia secara khusus dan rnasl arakat intenrasional secara umum,
05"
Letak astrononris Banda Aceh yaitu pada l6' l5' - 05' 36' 16" Lintang Utara dan 95' 16' 15 " -
95" 22' 35" Bujur Timur serta beriklim tropis, sehingga berpotensi bcsar dalanl penggunaan etrergi yang berasal darimatahari.
Potensi penggunaan energi matahari ini
drprt Lita rnarrfiutkiln untuk pen) irlaran. pemitnas air. pengering hasil pertanian dan perikanan, sebagai bahan bakar, penghasil tenaga listrik dan lain-lain. Berdasarkan hal tefsebut maka penelitian ini akan memanfaatkan energi surya sebagai pelnf,nas air ) ang populer dinamakan kolektor surya p lat datar. Sutrisno (2002) melaliukan pengujian kolektor surya pemanas air dengan menggunakan plat absorber gelombang dengan dan tanpa honeycontb. Plat absorber
yang digunakan adalah plat seng l ang mempun)ai sudut
=
129". Pengujian dilakukan dengar rariasi laju aliran i00 cc,nlenit. i00 cc nrenit dan 500 cc'menit dan tenrperaturc i|let i5 'C, .10 "C. dan 15 { dengan mengabaikan bayangan I'ang terbentuk oleh plat nrassa air
gelombang itu sendiri. Dari hasil pengujian maka diketahui kolektor dengan menggunakan pJat absorber
gelombang dengan honeyconr6 lebih effisien dibandingkan dengan kolektor tanpa,4ol4 corr6.
Praba Chand dan S. P. Sharma (2009) melakukan percobaan dengan nrenarnbahkan luas
pernukaan absorber disisi dalan ducting dan memvariasikan jarak antara cover dan plat obsorber dengan luas perrnukaan kolektor yang dibuat konstan.
tlasil percobaan ini menunjukkan peningkalan temperatur udara, efisiensi dar heat renoval Jacbr
terhadap penanrbahan q sp ec I t' d t i o. Tujuan utanra dari penelitian iniadalah untuk membandingkan pengaruh konfigurasi pipa seri dan pipa paralel dengan penambahan plat absorber pada
kolektor yang berbentuk Honeyconb terhadap perfonnance pemanas air energi surya.
METODOLOCI PENELITIAN Penelitian ini meliputi dua kegiatan utama yaitu pernbuatan dan pengujian. Pembuatan alat dilakukan di Laboratoriunt Mekanika Fluida Jurusan Teknik Mcsin Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala, sedangkan pengujian pemanas alr energl surya dilaksanakan di halaman Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala Darussalarn Banda Aceh pada bulan
II
Dantin. Jurnat ROTOR, I'otune
6
Nomot I,
April
2013
Januari sampai dengan Maret 2013. Bahan dan alat yang digunakandalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
l)
Pipa
a. Di dalam kolektor : pipa besi dengan b.
2)
Kolektor Surya Pipa Seri
diameter 0.5 inch, sebagai pipa absorber. Di luar kolektor : pipa PVC dengan diameter
0,5 inch, untuk mengalirkan air masuk dan keluarkolektor. Kaca yang digunakan kaca transparan, dengan panjang 1900 mm dan lebar 750 mm dengan ketebalan 5 mm.
3) Fluida ) ang digunakan adalah air. 4) Tangki air berfungsi scbagai
tenlpat
penampungan.
5) 6) 7) 8) e)
l0) ll)
Isolasi menggunakan busa dengan panjang 1900 mm, Iebar 750 mm dan tebal 3 mm. Material absorber menggunakan plat alumunium berbentuk honeycomb dengan ketebalan 0.6 ntm. Thernrokopel adalah alat untuk nrengukur suhu pada pipa atau dinding kolektor sur1a. Thermonleter adalah alat )ang digunakan untuk mengukur suhu ruang atau tluida. Anemoneter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin l ang berhenrbus di sekitar kolektor. Katup adalah sebuah alat untuk olengatur laju aliran suatu fluida dengan rnenutup, mentbuka atau mengirambat sebagian dari jalannya aliran. Kerangka kolektor terbuat darikayu dan papan.
Gambar 2. Kolektor surya Pipa Seri
Prosedur Pengujian Prosedur penguj ian pernanrs air energi sur) a
dilakukan dengan mernbandingkan efi siensi pemanas air antara kolektor surya pipa seri dengan kolektor surya pipa paralel, yang sama-sama n'tenggunakan plat absorber berbenluk honeyconb, dimensi sama, dan
diteliti
pada rvaktu
l
ang bersamaan.
: Gambar 3. Penampang Kolektor Surya Pipa Seri
Penganrbilan data dilakukan setiap setengah
jam, dengan mengukur temperatur lingkungan, temperatur kaca, temperatur pada plat absorber
KolektorSurya Pipa Paralel
thoneyco tht- t(n)perrtur pipa-pipl. tenlpcratur air masuk, temperatur air keluar dan temperatur air dalam tangki pada masing-nrasing kolektor.
Gambar
t2
l.
Garrbar 4. Kolektor Surya Pipa Paralel Skema Pelaksanaan PenguJian
Dantin, Jurnal ROTOR, fotw e
Tr.
6
Nanar l, April 2013
T""
= Temperatur pipa 4 = Temperatur pipa 5 : Temperatur plat absorber (honeycomb) : Temperatur peImukaan kaca penutup : Temperatur dinding kolektor : Temperatur ruang kolektor
T-
= Temperatur lingkungan (ambient)
T,,
Tr, Tl
T^
HASIL DAN PEMBAHASAN Data HasilI'engujian
j-
Cambar 5. Penanrprng Kolcktor Sur.r r PipJ Pf,ralel Penem patan Alat Uku
r
Pada pcnelitian ini, dilakukan pengarnbilan data lapangan beberapa hari pada satu kondisi sudut yang sanra, ini dilakukan untuk mcndapatkan data yang akurat dari setiap pengujian yang dilakukan. Pada bab ini penulis akan nrembahas dan membandingkan datadata yang diperoleh dari lrasil pengujian pemanas air energi surya pada kolektor pipa seri dan kolektor pipa panlel. Pengujianjuga dilakukan pada beberapa variasi sudut kemiringan kolektor, yaitu pada kemiringan kolektor 5o, l0', | 5' dan 20 ". Tem peratur yang diamati dan diukur adalah temperatur pipa air masuk (T.,"), tem peratur p ipa air keluar (T,,,,,,), temperatur pipa I (TrL),
ten]perarur pipa temperarur pipa
2 -l
(T...). temperatur pipa ('1..), temperatur pipa
3 5
(1,J, (T.,),
temperatur plat hone) conrb (T..,,), temperatur kaca (Tr), temperatur dinding kolektor (T,). temperatur air masuk (T,,"), tenrpt'ratur air keluar (T, ...). ternperatur air dalam
tangki
(1, ,) "
dan tenrperatur lingkungan
(T-)
yang
diukur disekitar kolektor.
Cambar6. Skema
Penenrpatan Surya Pipa Scri
Alat Ukur Kolektor
PerbandingaD Distribusi Tcrnperatur Pada Kolektor Pipa Seri dan Paralel Pengamatan pada dua jenis kolektor surya yang berbeda yaitu kolektor dengan pipa seri dan
kolektor dengan pipa paralcl, maka dilakukan pengukuran temperatur pada masing-masing kolektor
ini bertu.juan untuk mengetahui jenis kolektor mana yang kemampuan menyerap panas
tersebut. hal
nratahari lcbih tinggi.
PJ -lI' f TPI
Distribusi Tempcratur Kolektor Pipa Seri dan Paralel dcnsan Kcmirinsan Sudut 5"
CambarT. Skema Penelnpatan Alat Ukur Kolektor Surya Pipa Paralel
Keterangan gambar : Tr," = Terlperatur Tr",, = Tcrltpcfatur TP, = Tenrpelatul T,, = Temperatur : Temperatur T',
pipa masuk pipa keluar
pipa I pipa 2 pipa 3
l3
Daryin, Jurndl ROTOR,
Lbh e6NonorI,April
2013
"t
Distribusi Temperatur Kolektor Pipa Seri dan Paralel dengan Kemiringan Sudut l0o
,.t *! !
"t t
t
I " "'
*
.
a
rr
lrr
o!r' lrl n(
rFr
r-Jrl
tl/* |.l.nr16rrr
- I..rrnl l4r..1d a! *. ' r.. '.ii r.r!$, nF sl
Gambar8. Grafik distribusi temperatur
air
"
".s j.'" ".
r'.lci
)''.ir.''.'-..'..r.-J
Gambar9. Grafik distribusi tentperatur air
masuk,
temperatur air keluar. tempemtur air dalam tangki, temperatur ambient terhadap waktu
masuk,
temperatur air keluar, temperatur air dalam tangki, temperaturambient terhadap waktu
Dari Gambar 8 di atas dapat dilihat bahwa, air keluar masing masing kolektor (kolektor pipa seri dan kolektor pipa paralel) terjadi peningkatan setiap jamnya sejak pukul 08.00 WlB, tapi pada jam I 1.00 WIB mengalami sedikit penurunan tempcratur, hal ini diakibatkan terjadiny a penurunan suhu lingkungan, kentudian pada jam I 1.30 WIB temperatur kembali naik sampai jarn 14.00 WIB, setelah itu temperatur rurun sampaijam 17.00 WIB. Dari Grafik 4.1 di atas dapar dilihat bahwa temperatur air dalam tangki kolekror pipa paralel lebih tirrggi dibandingkan tenrperarur air dalam tangk i Lo lel'tor p ipa seri. 5clt in! !it lentperdlu r air masuk pada kolektor pipa paralcljuga lebih tinegi dibandingkan dengan temperatur pada kolektor pipa
temperatur
seri karela siklus rcrlurup. Tetrpi rcnrpcr.rrur air keluar kolektor pipa seri lebih tinggi dibanding kolektor pipa paralel dari pagi sanlpai jam l5.00 WIB, menjelang sore dari jam 15.00 \\'lB sampai jam 17.00 WIB temperatur air keluar kolektor pipa paralel yang lebih besar dibandingkan kolektor pipa seri. Temperatur air keluar tertinggi pada kolektor pipa seri dan kolektor pipa paralel dengan kemiringan sudut 5'adalah pada pukul 1.1.00 \\'lB. Temperatur air keluar tertinggi kolektor pipa seri mencapai 58 'C sedangkan temperatur air keluar
kolektor pipa paralel tertinggi mencapai 56'C. Temperatur air dalam tangki pada kolektor pipa
Dari Gambar 9 di atas dapat dilihat bahwa, tenlperatur air keluar masing masing kolektor (kolektor pipa seri dan kolektor pipa paralel) terjadi peningkatan setiap rvaktLr sejak pukul 08.00 WIB. Dari Grafik 4.2 di atas dapat dilihat bahwa temperatur air dalam tangki
kolektor pipa paralel lebih tinggi dibandingkan air dalam tangki kolektor pipa seri. Temperatur air keluar kolektor pipa seri lebih tinggi dibanding Lolektor pipa paralel drri p.rgi sampai jam 15.00 WIB, tetapi menjelang sore darijanr 15.30 WIB sampai jam 17.00 WIB ternperatur air keluar kolektor temperatur
pipa paralel yang lebih besar dibandingkan kolektorpipa
seri. Dalam hal ini pipa seri sailgat dipenganrhi oleh
kondisi intensitas cahaya matahari, begitu intensitas matahafi turun maka temperatur di pipa seri langsung turun. Dapat disimpLrlkan bahu.ajurnlah airatau laju air di dalanr pipa seri kccil dibanding pipa paralcl. Temperatur
air keluar tertinggi kolektor pipa seri dan kolektor pipa paralel dengan kcmiringan sudut l0 adalah pada pukul 13.00 WIB. lbrnpcranrr air keluar tcninggi kolektor pipa seri mencapai 6l 'C sedangkan tentperatur air keluar kolektor pipa paralel rnencapai 5.1 'C.
Distribusi Tcmperatur Kolcktor I'ipa Seri dan Paraleldengan Kenr iringan Sudut
15"
,..
a
: !:
paralel dari waktu ke waktu lebih tinggi dibandingkan pada kolektor pipa seri, kemungkinan
hrl ini disebablrn Iaju alirrrr nra\s:r air )utg mengalir dalarn pipa-pipa sirkulasi dalam kolektor besar
pipa paralel lebih besar dibanding pipa
seri,
kesimpulan bahrva banyak sedikitnya laju aliran massa air yang mengalir dalarn sistem dipengaruhi oleh bentuk kontigurasi pipa atau besar kecilnya head loss (rugi tekanan)
t4
Gambar 10. Grafik distribusi tempentur air masuk, tempentur air keluar, tcmperatur air dalam tangki, temperatur ambient terhadap wal.(tu
Darun, Jumal ROTOR, l/olune
Dari Gambar 10 di atas dapat dilihat bahwa, temperatur air keluar masing masing kolektor (kolektor pipa seri dan kolektor pipa paralel) terjadi peningkatan setiap waktu mulai pukul 08.00 WIB. Dari Gmfik pada Gambar l0 di atas dapat dilihat bahwa temperatur air
dibrnding lolektor pipr paralel dari pagi sampai jam 14.30 WIB, tetapi n)enjelang sore darijam 15.00 Vr'lB sampaijam 17.00 WIB tcmperatur air keluar kolektor pipa paralel yang lebih besar dibandingkan koleklor pipa seri.'fenlperatur air keluar terring-r:i pada kolektor pipa seri dan kolektor pipa paralel dengan kemiringan sudut 15" adalah pada pukul 13.i0 \\'lB. Pada pukul
13.30 selisih antara temperatur
air dalam
tangki kolektorpipa seridan kolektor pipa paralel han)a 5 'C.
47'C pada jam 15.00 WIB sedangkan air dalam tangki kolektor pipa paralel
seri mencapai
temperatur
mencapai49 oC padajam l4.30WIB.
Perhitungan Efi siensi Termal
dalam tangki kolektor pipa paralel lebih tinggi dibandingkan tenperatur air dalam tangki kolektor pipa seri. Temperatur air keluar kolektor pipa seri lebih tinggi
Nonor t, April 2013
6
Untuk perhitungan nilai efisiensi masingmasing kolektor surya yaitu pada kolektor pipa seri dan kolektor pipa paralel.
Perhitungan Nilai Efisiensi Termal Kolcktor Pipa Seri pada Sudut 5", 10", l5'dan 20'
Untuk hasil perolehan efisiensi tennal dari beberapa variasi sudut yang diuji pada pipa seridapat Tabel
I.
Temperatur air keluar tertinggi kolektor pipa seri mencapai 60 "c sedangkan tempcratur air keluar
d
ilihat pada Tabel
1
Efisiensi kolektor surya pipa seri dengan variasi sudut kemiringan kolektor pada rentangwaktu pukul 09.00- I 5.00 WIB.
kolektor pipa paralel nrencapai 56 'C.
Distribusi Tenrperatur Kolcktor Pipa Seri dan Paralel dengan Kenriringan Sudut 20"
/. -:.r
.
Dari Ganrbar II dapal dilihat bahua
I
temperatur air dalanr tangki kolektor pipa paralel lebih
tinggi dibandingkan temperatLrr air dalam tangki kolektor pipa scri. sr'hingca tenrperatur air masuk pada kolektor pipa paralel juga lebih tinggi dibandingkan dengan temperatur pada kolektor pipa seri. Tetapi. tem peratur air keluar kolektor pipa seri
.a
l\,.:"r r:rrl
\
r
ll'i,
\\lll I (
( '|
'
|i,rtir
\r\r,-
t\
i L.n_
li rl] tl.
s.r .tr,
l\
:l
i.'lI
\..rr::r
l:
\r(:r:I)
l:
li
l.riiIrLi
sr,
Perhitungan Nilai Efisiensi Termal Kolektor Pipa Paralel pada Sudut 5', l0', l5'dan 20'
Untuk hasil perolehan efisiensi tennal dari beberapa variasi sudut yang diuji pada pipa parallel dapat dilihat pada Tabel 2 Tabel2. Efisicnsi kolektor surya pipa paralel dengan .$
!' ,r qr,J.J.-c..+ +r,,s,.4,."..'J r.':.
variasi sudut kemiringan kolektor
j.. JJ,.e
rentang waktu pukul 09.00
-
I 5.00
pada
WIB.
lrrrL;;":
O*rO*ra"'OrO*,lirUU*i t.ntp.r"trr air
masuk, tenlperatur air kelual temperatur air dalam tangki, tenrpemlurambient terhadap waktu
lebih tjnggi dibanding kolektor pipa paralel dari pagi
sampaijarr 15.30 WlB, tetapi menjelang sore darijam 15.30 WIB sampaijam 17.00 WIB tenrperatur air keluar kolektor pipa paralclyang lebih besar dari kolektor pipa seri. Temperatur air keluar tertinggi kolektor pipa seri dan kolektor pipa paralel dengan kemiringan sudut 20o berada pada pukul 1,1.00 WlB. Tenrperatur air keluar tertinggi kolektor pipa seri mencapai 6i 'C sedangkan temperatur air keluar kolektor pipa paralel mencapai 55 "C. Tempemtur tertinggi air dalam tangki kolektor pipa
\(,
Lu:. I . il._!i.rr r):i
iii I ri\
:
li rl: lr Li
i
U
:
:: ,t liLr
Lrl:i)Ll
L,,,,l.fi3rn
,)l
riL,
\i 1t '(l
\\ l
,
lr
:
i
lii
ls.l:
\!.lLr ir
lr
.il
:r
lj.lrl
lt'
lf
:s
:'
i./.6r1
su.L{r
j
\(Ll( I l
s.,l,L
nilai efisiensi dari pengujian pipa kolektor seri dan pipa paralel dengan behrapa variasisudut daoatdilihat DadaTabel3 d ibarvah ini: Perolchan
l5
Ddflin, Jurnal ROTOR, Lblune
Tabel3. Perbandingan
6
Nonar /. APril
2A
l3
nilai efisiensi
energi mqtqhari unluk menanaskdn air, Karya
antara
Akhir Program Studi Teknologi
kolektor pipa seri dengan pipa parallel 'lrrl l.Li!r.,, r'.,'.. ",',
t'..
I7l
LJ,iLr:r!,,1
. r!' Ilrrtl-:
r)j ri lrt i
I I
lr ,t I'rt:
r
lLr
.:
r'l lot i
l - rt :rL t
r
\iLt,i,
satLrl
lii
\
li
\.:
t: _lf
\
rl,Lr
,i;
tel l!'
Dari hasil penelitian pada pernanas air energy surya dengan membandingkan pipa seri dan parallel,
dengan luas kolektor drn panj.rng pipa )ang sama. maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut;
2. 3. 4.
Efisiensi pada kolektor pipa paralel dengan kemiringan sudut l0o rnencapai ,18,15 %o dan pada kolektor pipa seri mencapai 42,06 7o. Selisih efisiensi pada kolektor pipa paralel dan pipa seri pada sudut 5'adalah 4,49 %. Efisiensi termal tertinggi adalah .18,15 % pada kolektor pipa paralel dengan keniringan sudut 10'.
Pengujian kolektor surya pada beberapa variasi
kemiringan sudut kolektoq diperoleh bahrva temperatur air dalarn tangki kolektor pipa paralel lebilr tinlgi dibrndingkan pip:i.eri.
DAFTAR PUSTAKA
[]
Arisnrunandar, Wiranto, 1995, Tcknologi Rekayasa Surya. FIqt Plate Solar Collector
[2]
erforn on ca, Jakarta:PT Pradnya Paramita; Bcrgnran, T. L, Dcwil1, D. P, |rcropqa, F. P, 2007, Fundcunentctls ofHeat ond ltlass Transfer Edisi ke-6, John Wiley and Sons, USA; P
[3] [4]
Duffie A.John, Beckman A. William, 2005, Solar Engineering of Thernal P/oces^reJ, John Wiley and Sons, USA; Astuti. Puji. 1010. Desain sirtcnt pctnanas tir ntenggunakan radiasi situr ntotdhari, skripsi,
Jurusan Fisika, Universitas lslam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang;
f5l
Kalogirou, Soteris A., 2009, Solar Energ,t Engineering Process and Sls/elrs, Academis Press,
[6] l6
Maskur, Isrvadi M.Basir, 2009, Pengaruh
didnleter pipq penrerdp terhodap efsiensi koleklor pentanas qir sun'a plql dqlor, Lapora\ Tugas Akhir Program Studi Teknik Konversi Enerqi. Politeknik Negeri, Ujung Pandang;
rtLr,
KESIMPULAN
L
t8l
Mekanik
Industri, Universitas Sumatra Utara, Medan; Tirtoatmodjo Rahardjo, Handoyo Anggraini Ekadewi, 1999, Unjuk Kerja Pemanas Air Jenis Kolektor Surya Pelql Dalqr dengan Salu dan Dua Kacd Penutup, Jurnal Teknik Mesin vol. I, no.2, Universitas Krislen Petra:
USA;
Arbi. Aclrmad. Harahap, 2009, Penqnfaatan
Sruknrann, Fabio, 2008, Analisys ofA Flat-plate
Solar Collektor, Project Report, Lurd Uni!ersity. S!veden.