Edisi April 2013
BMKG
L LA AP PO OR RA AN N PETA KEKERINGAN DENGAN METODE SPI (STANDARDIZED PRECIPITATION INDEX) PROPINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA
STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG Jl. Raya Kodam Bintaro No.82 Jakarta Selatan 12070 Telp. (021) 7353018/ Fax. (021) 7355262 Website : www.staklimpondokbetung.net Email :
[email protected]
Peta Kekeringan dengan Metode SPI (Standardized Precipitation Index) Stasiun Klimatologi Pondok Betung - Tangerang BMKG
TIM PENYUSUN Pengarah
: Dr. Widada Sulistya DEA Dra. Nurhaya , M.Sc
Penanggung Jawab
: Ir. ZS Handayani, MM
Ketua
: Triyogo Amberkahi, ST
Wakil Ketua
: Tina Kun Anggraeni, S.Kom
Sekretaris
: Tri Nurmaya , S.Si
Anggota
: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
RR Kus ta Yus na, S.Si Devi Febryan , ST Yanuar Henry Pribadi, M.Si Darman Mardanis, SE Kusairi, S.Si Yuningsih, Ah.MG Tonny Satria Wijaya Kusuma, S.kom Diny Fitriani Mikhson Suwarni
Laporan - Edisi April 2013
i
Peta Kekeringan dengan Metode SPI (Standardized Precipitation Index) Stasiun Klimatologi Pondok Betung - Tangerang BMKG
KATA PENGANTAR
KEPALA UNIT PELAYANAN TEKNIS STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG
Puji dan syukur Kami ucapkan atas Rahmat dan Karunia Nya, Buku Peta Kekeringan Propinsi Banten dan DKI Jakarta ini dapat terselesaikan dengan baik. Buku ini memuat informasi hasil Analisis Tingkat Kekeringan Propinsi Banten dan DKI Jakarta. Informasi ini merupakan hasil kegiatan Stasiun Klimatologi Pondok Betung tahun anggaran 2013. Analisis kekeringan ini memberikan gambaran mengenai tingkat kekeringan berdasarkan nilai curah hujan dengan menggunakan metode Standardized Precipitation Index (SPI). Hasil analisis ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam memonitor kejadian kekeringan meteorologis yang terjadi di Propinsi Banten dan DKI Jakarta. Sehingga diharapkan, melalui buku informasi ini pengguna (user) dapat mengetahui indikator tingkat defisit air serta dapat mengetahui kejadian penyimpangan curah hujan diatas normalnya di wilayah. Kami ucapkan terima kasih atas kerjasama semua pihak terutama kepada seluruh staf Stasiun Klimatologi Pondok Betung yang telah bekerja keras dalam penyelesaian kegiatan ini. Semoga buku ini dapat bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam kegiatan di berbagai bidang khususnya di bidang pertanian. Terima Kasih.
Tangerang, April 2013 rang, Apr Kepala Stasiun Klimatologi log o i Pondokk Betung Betun
Handayani Ir ZSS Ha andayani MM M NIP. 195710191979102 195710191979102001
Laporan - Edisi April 2013
ii
Peta Kekeringan dengan Metode SPI (Standardized Precipitation Index) Stasiun Klimatologi Pondok Betung - Tangerang BMKG
DAFTAR ISI Halaman TIM PENYUSUN .....................................................................................................................................i KATA PENGANTAR .............................................................................................................................ii DAFTAR ISI ..........................................................................................................................................iii DAFTAR TABEL...................................................................................................................................iii DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................................. iv DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................................................iv PENGERTIAN .......................................................................................................................................1 KEKERINGAN...................................................................................................................................... 1 JENIS-JENIS KEKERINGAN .................................................................................................................. 1 STANDARDIZED PRECIPITATION INDEX (SPI) ...................................................................................... 2 I.
RINGKASAN ...................................................................................................................... 4
II.
ANALISIS INDEKS KEKERINGAN MARET 2013 ................................................................... 4
LAMPIRAN .........................................................................................................................................13
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.
Tingkat Kekeringan berdasarkan Metode SPI ...................................................................6
Tabel 2.
Tingkat Kebasahan berdasarkan Metode SPI ...................................................................6
Tabel 3.
Peringatan Kekeringan April 2013 ....................................................................................7
Tabel 4.
Evaluasi Peringatan Kekeringan Maret 2013 ....................................................................7
Laporan - Edisi April 2013
iii
Peta Kekeringan dengan Metode SPI (Standardized Precipitation Index) Stasiun Klimatologi Pondok Betung - Tangerang BMKG
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar II.1. Peta Monitoring Tingkat Kekeringan dan Kebasahan di Propinsi Banten dan DKI Jakarta Januari, Pebruari - Maret 2013 .......................................................................5 Gambar II.2. Peta Monitoring Tingkat Kekeringan dan Kebasahan di Propinsi DKI Jakarta Januari, Pebruari - Maret 2013 ........................................................................................8 Gambar II.3. Peta Monitoring Tingkat Kekeringan dan Kebasahan di Kabupaten Tangerang Januari, Pebruari - Maret 2013 .........................................................................................9 Gambar II.4. Peta Monitoring Tingkat Kekeringan dan Kebasahan di Kabupaten Serang Januari, Pebruari - Maret 2013 .......................................................................................10 Gambar II.5. Peta Monitoring Tingkat Kekeringan dan Kebasahan di Kabupaten Pandeglang Januari, Pebruari - Maret 2013 .......................................................................................11 Gambar II.6. Peta Monitoring Tingkat Kekeringan dan Kebasahan di Kabupaten Lebak Januari, Pebruari - Maret 2013 .......................................................................................12
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Data Curah Hujan dan Indeks SPI Tiga Bulanan di Beberapa Tempat di Propinsi Banten dan DKI Jakarta ...................................................................................................13
Laporan - Edisi April 2013
iv
Peta Kekeringan dengan Metode SPI (Standardized Precipitation Index) Stasiun Klimatologi Pondok Betung - Tangerang BMKG
PENGERTIAN KEKERINGAN Kekeringan merupakan salah satu jenis bencana alam yang terjadi secara perlahan (slow-onset disaster), berdampak sangat luas, dan bersifat lintas sektor (ekonomi, sosial, kesehatan, pendidikan, dan lain-lain). Kekeringan merupakan fenomena alam yang dak dapat dielakkan dan merupakan variasi normal dari cuaca yang perlu dipahami. Variasi alam dapat terjadi dalam hitungan hari, minggu, bulan, tahun, bahkan abad. Dengan melakukan penelusuran data cuaca dalam waktu yang panjang, akan dapat dijumpai variasi cuaca yang beragam, misalnya: bulan basah-bulan kering, tahun basah-tahun kering, dan dekade basahdekade kering. Berkurangnya curah hujan biasanya ditandai dengan berkurangnya air dalam tanah sehingga pertanian merupakan sektor pertama yang akan terpengaruh. Cukup sulit untuk mengetahui kapan kekeringan akan dimulai atau berakhir, dan kriteria apa yang digunakan untuk menentukannya. Apakah kekeringan itu berakhir ditandai dengan faktor-faktor meteorologi dan klimatologi atau ditandai dengan berkurangnya dampak nega f yang dialami oleh manusia dan lingkungannya.
JENIS-JENIS KEKERINGAN A. Kekeringan Meteorologis Kekeringan ini berkaitan dengan ngkat curah hujan yang terjadi berada dibawah kondisi normalnya pada suatu musim. Perhitungan ngkat kekeringan meteorologis merupakan indikasi pertama terjadinya kondisi kekeringan. Intensitas kekeringan berdasarkan definisi meteorologis adalah sebagai berikut : 1. kering: apabila curah hujan antara 70% - 85% dari kondisi normal (curah hujan dibawah normal) 2. sangat kering : apabila curah hujan antara 50% - 70% dari kondisi normal (curah hujan jauh dibawah normal) 3. Amat sangat kering : apabila curah hujan < 50% dari kondisi normal (curah hujan amat jauh dibawah normal).
B. Kekeringan Pertanian Kekeringan ini berhubungan dengan berkurangnya kandungan air dalam tanah (lengas tanah) sehingga dak mampu lagi memenuhi kebutuhan air bagi tanaman pada suatu periode tertentu. Kekeringan pertanian ini terjadi setelah terjadinya gejala kekeringan meteorologis. Intensitas kekeringan berdasarkan definisi pertanian adalah sebagai berikut :
Laporan - Edisi April 2013
1
Peta Kekeringan dengan Metode SPI (Standardized Precipitation Index) Stasiun Klimatologi Pondok Betung - Tangerang BMKG
1. Kering : apabila 1/4 daun kering dimulai pada bagian ujung daun (terkena ringan s/d sedang) 2. Sangat kering : apabila 1/4 - 2/3 daun kering dimulai pada bagian ujung daun (terkena berat) 3. Amat sangat kering : apabila seluruh daun kering (terkena puso).
A. Kekeringan Hidrologis Kekeringan ini terjadi berhubungan dengan berkurangnya pasokan air permukaan dan air tanah. Kekeringan hidrologis diukur dari ke nggian muka air sungai, waduk, danau dan air tanah. Ada jarak waktu antara berkurangnya curah hujan dengan berkurangnya ke nggian muka air sungai, danau dan air tanah, sehingga kekeringan hidrologis bukan merupakan gejala awal terjadinya kekeringan. Intensitas kekeringan berdasarkan definisi hidrologis adalah sebagai berikut : 1. kering : apabila debit air sungai mencapai periode ulang aliran dibawah periode 5 tahunan 2. sangat kering : apabila debit air sungai mencapai periode ulang aliran jauh dibawah periode 25 tahunan 3. Amat sangat kering : apabila debit air sungai mencapai periode ulang aliran amat jauh dibawah periode 50 tahunan.
B. Kekeringan Sosial Ekonomi Kekeringan ini terjadi berhubungan dengan berkurangnya pasokan komodi yang bernilai ekonomi dari kebutuhan normal sebagai akibat dari dari terjadinya kekeringan meteorologis, pertanian dan hidrologis.
STANDARDIZED PRECIPITATION INDEX (SPI) Standardized PrecipitaƟon Index (SPI) adalah indeks yang digunakan untuk menentukan penyimpangan curah hujan terhadap normalnya dalam susatu periode waktu yang panjang (bulanan, dua bulanan, ga bulanan dst). Nilai SPI dihitung menggunakan metode sta s c probabilitas distribusi gamma. Beberapa kelebihan yang dimiliki oleh SPI adalah : •
SPI dapat dihitung untuk skala waktu yang berbeda
•
Dapat memberikan peringatan dini kekeringan
•
Dapat membantu menilai ngkat keparahan kekeringan
•
SPI lebih sederhana daripada Palmer Drought Severity Index
Laporan - Edisi April 2013
2
Peta Kekeringan dengan Metode SPI (Standardized Precipitation Index) Stasiun Klimatologi Pondok Betung - Tangerang BMKG
Berdasarkan nilai SPI, ditentukan kategori ngkat kekeringan dan kebasahan sebagai berikut: a) Tingkat Kekeringan 1. Sangat Kering
: Jika nilai SPI ≤ -2,00 dengan probabilitas 2,3%
2. Kering
: Jika nilai SPI –1,50 s/d -1,99 dengan probabilitas 4,4%
3. Agak Kering
: Jika nilai SPI -1,00 s/d -1,49 dengan probabilitas 9,2%
b) Normal : Jika nilai SPI -0,99 s/d 0,99 dengan probabilitas 68,2% c) Tingkat Kebasahan 1. Sangat Basah
: Jika nilai SPI ≥ 2,00 dengan probabilitas 2,3%
2. Basah
: Jika nilai SPI 1,50 s/d 1,99 dengan probabilitas 4,4%
3. Agak Basah
: Jika nilai SPI 1,00 s/d 1,49 dengan probabilitas 9,2%
Curah Hujan Tiga Bulanan adalah jumlah curah hujan selama ga bulan, yang digunakan sebagai dasar untuk menghitung nilai SPI.
Laporan - Edisi April 2013
3
Peta Kekeringan dengan Metode SPI (Standardized Precipitation Index) Stasiun Klimatologi Pondok Betung - Tangerang BMKG
I. RINGKASAN - Analisis ngkat kekeringan dan kebasahan dengan menggunakan Index SPI, untuk akumulasi curah hujan ga bulan yaitu periode Januari, Pebruari – Maret 2013. - Secara umum ngkat kekeringan dan kebasahan dengan periode tersebut berada pada nilai Normal, Agak Basah, Basah dan Sangat Basah. - Monitoring ngkat kekeringan sebagian besar wilayah DKI Jakarta dan Propinsi Banten serta sebagian kecil wilayah Kabupaten Pandeglang bagian Tengah, Timur Laut dan Tenggara dan wilayah Kabupaten Lebak bagian Utara, Tenggara dan Barat Daya mengalami ngkat kekeringan dengan ngkatan normal. - Tingkat kebasahan dengan ngkatan agak basah, terjadi di sebagian kecil Propinsi DKI Jakarta bagian Utara, Timur, Pusat dan Barat, serta sebagian besar Propinsi DKI Jakarta bagian Selatan. - Tingkat kebasahan dengan ngkatan basah, terjadi di sebagian besar wilayah Kabupaten Tangerang bagian Timur dan Tenggara, Kabupaten Serang bagian Barat Daya, Kabupaten Pandeglang bagian Utara dan Timur, serta Kabupaten Lebak bagian Tengah, Selatan dan Barat. - Monitoring dengan ngkat kebasahan sangat basah, terjadi di sebagian kecil wilayah Kabupaten Lebak bagian Tenggara.
II. ANALISIS INDEKS KEKERINGAN MARET 2013 Berdasarkan pengamatan curah hujan pada bulan Januari, Pebruari - Maret 2013 di seluruh Propinsi Banten dan DKI Jakarta, disampaikan analisis ngkat kekeringan dan Kebasahan periode ga bulanan Januari, Pebruari - Maret 2013 ditampilkan pada tabel 1 dan tabel 2, sedangkan peta Monitoring Tingkat Kekeringan dan Kebasahan di Propinsi Banten dan DKI Jakarta periode tersebut dapat dilihat pada Gambar II.1 Suatu wilayah diperingatkan akan mengalami kekeringan jika di wilayah tersebut pada bulan berikutnya turun hujan dengan jumlah kurang dari hujan minimum (batas jumlah curah hujan yang harus dicapai oleh suatu wilayah untuk dinyatakan mengalami kekeringan). Wilayah-wilayah yang diperingatkan mengalami kekeringan pada bulan April 2013 disajikan pada Tabel 3.
Laporan - Edisi April 2013
4
Peta Kekeringan dengan Metode SPI (Standardized Precipitation Index) Stasiun Klimatologi Pondok Betung - Tangerang BMKG
Gambar II.1
Laporan - Edisi April 2013
5
Peta Kekeringan dengan Metode SPI (Standardized Precipitation Index) Stasiun Klimatologi Pondok Betung - Tangerang BMKG
Tabel 1. Monitoring Tingkat Kekeringan berdasarkan Metode SPI TINGKAT KEKERINGAN DAERAH
SANGAT KERING
KERING
AGAK KERING
Jakarta
-
-
-
Seluruh wilayah DKI Jakarta
Tangerang
-
-
-
Sebagian besar wilayah Kota dan Kabupaten Tangerang
Serang
-
-
-
Seluruh wilayah Kota Cilegon dan sebagian besar wilayah Kabupaten Serang
Pandeglang
-
-
-
Sebagian besar wilayah Kabupaten Pandeglang
Lebak
-
-
-
Sebagian besar wilayah Kabupaten Lebak
NORMAL
Tabel 2. Monitoring Tingkat Kebasahan berdasarkan Metode SPI TINGKAT KEBASAHAN DAERAH
Jakarta
SANGAT BASAH
BASAH
AGAK BASAH
-
-
-
Tangerang
-
-
Sebagian kecil Kota Tangerang, sebagian besar Kota Tangerang Selatan dan bagian utara Kab Tangerang
Serang
-
-
Sebagian kecil wilayah selatan Kabupaten Serang
Pandeglang
-
-
Sebagian kecil wilayah Kab Pandeglang
Lebak
-
-
Bagian timur Kabupaten Lebak
Suatu wilayah diperingatkan akan mengalami kekeringan jika di wilayah tersebut pada bulan berikutnya turun hujan dengan jumlah kurang dari hujan minimum, yaitu batas jumlah CURAH HUJAN MINIMUM yang harus dicapai oleh suatu wilayah untuk dinyatakan TIDAK mengalami kekeringan. Daerah-daerah yang diperingatkan mengalami kekeringan pada bulan April 2013 disajikan pada table berikut :
Laporan - Edisi April 2013
6
Peta Kekeringan dengan Metode SPI (Standardized Precipitation Index) Stasiun Klimatologi Pondok Betung - Tangerang BMKG
Tabel 3. Peringatan Kekeringan Meteorologis April 2013 DAERAH Tangerang
Serang
Pandeglang
HUJAN MINIMUM (mm)
WILAYAH BPP Caringin
1189
Anyer
144
Mancak
275
Pontang
136
Ragas Hilir
647
Tirtayasa
211
Pagelaran
117
Cijaku
740
Malingping Utara
635
Lebak
Jika jumlah curah hujan bulan Maret 2013 pada wilayah-wilayah yang diperingatkan mengalami kekeringan (Tabel 3) kurang dari hujan minimumnya, maka wilayah tersebut akan mengalami kekeringan.
Tabel 4. Evaluasi Peringatan Kekeringan Meteorologis Maret 2013
DAERAH Tangerang
Serang
WILAYAH BPP Caringin
HUJAN MINIMUM (mm) 845
HUJAN MARET 2013 (mm) 132
Anyer
324
324
Kramatwatu Pegadingan
140
281
Pontang
94
131
Ragas Hilir
429
143
Tirtayasa
49
87
Berdasarkan tabel.4 evaluasi peringatan kekeringan meteorologis bulan Meret 2013 yang berisikan jumlah hujan minimum dan jumlah curah hujan pada bulan Maret 2013 di wilayah Banten dan DKI Jakarta, disampaikan bahwa terjadi peringatan kekeringan karena jumlah curah hujan bulan Maret 2013 lebih kecil dari jumlah hujan minimum.
Laporan - Edisi April 2013
7
Peta Kekeringan dengan Metode SPI (Standardized Precipitation Index) Stasiun Klimatologi Pondok Betung - Tangerang BMKG
Gambar II.2
Laporan - Edisi April 2013
8
Peta Kekeringan dengan Metode SPI (Standardized Precipitation Index) Stasiun Klimatologi Pondok Betung - Tangerang BMKG
Gambar II.3
Laporan - Edisi April 2013
9
Peta Kekeringan dengan Metode SPI (Standardized Precipitation Index) Stasiun Klimatologi Pondok Betung - Tangerang BMKG
Gambar II.4
Laporan - Edisi April 2013
10
Peta Kekeringan dengan Metode SPI (Standardized Precipitation Index) Stasiun Klimatologi Pondok Betung - Tangerang BMKG
Gambar II.5
Laporan - Edisi April 2013
11
Peta Kekeringan dengan Metode SPI (Standardized Precipitation Index) Stasiun Klimatologi Pondok Betung - Tangerang BMKG
Gambar II.6
Laporan - Edisi April 2013
12
Peta Kekeringan dengan Metode SPI (Standardized Precipitation Index) Stasiun Klimatologi Pondok Betung - Tangerang BMKG
LAMPIRAN Lampiran 1. DATA CURAH HUJAN DAN INDEKS SPI TIGA BULANAN DI BEBERAPA TEMPAT DI PROPINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
CURAH HUJAN (mm)
NAMA STASIUN/ POS HUJAN Cengkareng Curug Halim Kemayoran Pondok Betung Serang Tangerang Tanjung Priok Karet Kedoya Manggarai Pakubuwono Pulogadung Rorotan Sunter III Rawabadak Sunter Kodamar BPP Caringin Jatiwaringin Mauk UPTD Balaraja UPTD Benda Sukamulya UPTD Bendung Ciputat UPTD Cipondoh UPTD Kresek UPTD Kronjo UPTD Rajeg Banyawakan UPTD Sepatan UPTD Serpong UPTD Sindang Jaya UPTD Tegal Kemiri Anyer Baros Carenang Cinangka
INDEKS SPI
JAN 2013
Peb 2013
Mar 2013
720 458 533 622 527 424 555 626 426 549 451 566 589 614 610 591 497 559 394 426 474 487 474 442 405 608 427 264 614 255 352 485 735
202 251 418 142 225 212 231 159 218 280 316 356 254 171 198 193 320 232 234 127 245 277 107 220 146 109 308 159 203 249 161 222 233
134 247 240 185 102 229 190 173 88 153 100 129 186 220 163 150 132 87 139 166 175 128 121 154 174 102 231 145 101 324 263 269 239
0.82 1.00 0.87 0.51 0.03 0.82 0.80 0.17 0.80 0.59 0.29 0.97 0.56 0.22 0.43 0.55 -1.30 0.43 -0.02 0.16 1.50 0.50 0.28 0.66 1.70 0.01 1.50 0.60 1.60 -0.41 0.78 1.20 0.80
Laporan - Edisi April 2013
13
Peta Kekeringan dengan Metode SPI (Standardized Precipitation Index) Stasiun Klimatologi Pondok Betung - Tangerang BMKG
NO 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74
NAMA STASIUN/ POS HUJAN Ciomas Ciruas Kasemen Kilasah Kragilan Kalenpetung Kramatwatu Pegadingan Pabuaran Padarincang Pamarayan Petir Pontang Ragas Hilir Singamerta Tirtayasa Walantaka Bd Ciliman Bojong Cibaliung Cikeusik Cimanggu Cimanuk Jiput Labuhan Mandalawangi Menes Pagelaran Pandeglang Bojong Leles Bojong Manik BPP Leuwidamar BPP Sajira Cijaku Cijaura/ Cimesir Cilaki/ Ciminyak Cisangu Atas Kecamatan Cimarga Lebak Parahiang Malingping Utara Panyaungan Pasir Ona Rangkas Sampang Peundeuy Warung Gunung
CURAH HUJAN (mm)
INDEKS SPI
JAN 2013
Peb 2013
Mar 2013
771 378 267 389 343 552 880 573 496 317 364 458 370 427 382 567 1095 726 315 864 845 804 850 768 256 662 451 825 849 752 819 517 998 589 593 820 688 742 455 747 487
283 248 155 213 99 193 378 169 157 174 186 258 212 267 242 465 483 318 212 297 390 240 361 329 142 232 157 295 249 304 462 195 226 194 202 211 264 405 183 173 221
334 180 134 127 281 262 221 242 264 131 143 231 87 142 104 247 313 255 243 169 220 118 257 172 103 208 187 166 156 136 220 199 138 85 218 172 116 174 161 155 190
1.70 0.75 0.68 0.25 0.36 0.79 0.66 0.98 0.58 -0.37 -0.61 1.80 -0.34 0.58 0.34 1.30 1.30 0.42 0.48 0.85 0.74 0.18 1.20 0.21 -0.73 -0.07 0.68 0.18 1.60 1.30 -0.67 1.70 1.40 0.35 1.30 1.30 -0.79 1.10 0.15 0.09 1.50
Laporan - Edisi April 2013
14
BMKG STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG APRIL 2013