Tinjauan Filosofis dan Semiotik Batik Kawung
kuning sebagai penerang.
"transendesi"
Keterangan
135).
yang
diuraikan
tersebut di atas berdasarkan pandangan metafisis dunia,
yang
atau
mistis
tentang
tetapi
ucapan
bukan
saja
akan
metafisis dapat
bersifat
bermakna.
Namun
akan benar biarpun baru, serta menjadi ilmiah k a l a u diuji
dan
sudah
dites,
demikian
Pada
Objek
aspek
tersebut
telah
menjadi
yaitu
:
terdapat
aspekdan
in d e x
sy mb o l, p a d a Me d ia terdapat aspek-aspek quali sign, sinn sign dan legi sign, serta pada Interpretasi terdapat aspek-aspek rhema, disent dan argument.
bahwa
Hal
dari
icon,
Bartens,
75).
terdiri
Objek - Media - Interpretasi.
Sebagaimana
:
1983:
segitiga,
menurut pendirian Popper (dalam 1983
(Bartens,
Tanda
hubungan
2001
batik
menunjukan
kepercayaan b a g i m a s y a r a k a t
seseorang
J a w a p a d a umumnya.
Pada
dijelaskan klasik tanda-tanda
tentang
batik
dapat bagi
statusnya.
kawung
tanda
tersebut berupa gambaran motif 2.
Tinjauan
Semiotik
pada
Batik Kawung
dan warna yang mengandung arti filosofis. Oleh karena itu untuk mengetahui peranan semiotik pada batik kawung perlu kiranya
Semiotik
dapat
sebagai
Ilmu
Bahasa
Tanda,
gejala
apa
memberikan
diartikan
Tanda sem saja
tanda
atau ua akan
(Sujiman
mengkaji
berdasarkan
aspek-
aspek yang t e r d a p a t p a d a ketiga
hubungannya,
yaitu
objek, media dan interpretasi. Objek,
pada
batik
terdapat
aspek
Zoest, 1992 : 60). Bahkan menurut
kawung
Jaspers,
tanda
simbol
symbol, yaitu sistem tanda
(chipers)
yang
oleh
yang mengarah kepada suatu
kesenian dan mitodologi dapat
pengertian yang terkait dalam
dimanfaatkan untuk mendekati
konvensi tertentu pada waktu
7
atau disajikan
Wacana Seni Rupa Jurnal Seni Rupa & Desain Vol.2 No.1 Maret 2001
Tinjauan Filosofis dan Semiotik Batik Kawung
itu.
pada
Symbol
kawung
dapat
sebagai dari
suatu bentuk
batik
ditengahnya
sebagai
pusat. W arnan ya
wujud
t erdiri
da ri
maksud
tertentu
titik
diartikan yang
mempunyai
satu
2001
dalam
yaitu
putih
t iga
warna,
yang
berarti
kejujuran, coklat berarti sabar dan
biru
wedel
menyatakan hal-hal yang tidak
berarti
nampak.
dan
Bahannya terbuat dari mori
penciptaan
halus sebagai kain sinjangan
batik
yang dalam bahawa Jawa
Maksud
tujuan
dari
motif
pada
kawung
adalah
disebut jarit.
adanya
Interpretasi,
didasarkan "rasa
keluhuran.
nembah" (bersujud),
mendidik berbuat sabar, hatihati, teliti, tekun dan berbuat baik.
kawung
pada
terdapat yang
disent
batik aspek
memberikan
tanda sebagai arti kepada sesuatu yang boleh dan tidak
Media, kawung
pada
batik
boleh.
terdapat
aspek
berhubungan
Hal
ini
quali-sign, yaitu penampilan
dengan
kualitas fisik dari b e n t u k
kawung, yaitu yang berhak
m o t if
mengenakannya
ka wu n g
dan
pemakaian batik adalah
warnanya serta bahan yang
p a r a a b d i d a l e m keraton
digunakan.
yang kinasih, artinya abdi
Pengertian
motif pada batik kawung
yang
didasari
atau keluarga raja. Mulai abdi
yang
oleh pohon aren buahnya
disebut
dekat
rendahan
"kolang-kaling", dan bunga
dan
teratai
sampai
yang
buah
mempunyai bentuknya
dengan
(emban punakawan) yang
berkedudukan
b u l a t a n lonjong sebanyak
tumenggung,
empat buah
dalam
8
ditambah
raja
dan dipakai
kegiatan
Wacana Seni Rupa Jurnal Seni Rupa & Desain Vol.2 No.1 Maret 2001
tertentu
Tinjauan Filosofis dan Semiotik Batik Kawung
seperti
upacara
ritual
dan
resepsi perkawinan.
melalui
2001
penglihatan
atau
pancaindera.
Berdasarkan pembahasan diatas,
Keindahan
jiwa
atau
maka dapat disimpulkan bahwa
rasa
keindahan
p a d a b a t ik ka wu n g t e rd a p a t
yaitu
rasa
simbol-simbol atau tanda yang
d ip e r o le h ka re n a susunan
menunjukan kepada sesuatu yang
arti lambang ornamenornamen
bersifat
yang
transenden.
filosofis,
in d a h
membuat
ya n g
gambaran
S i m b o l te rsebu t t id ak bisa
sesuai dengan faham yang
d if aham i s e c a r a
dapat dimengerti.
tetapi
di
harafiah,
dalamnya
terkandung
perlambangan
asp ek ke tu h an an , f a l s a f a h hidup
dan
konsep
keselarasan hidup. Hal tersebut merupakan keselarasan hidup yang lebih baik antara kehidupan duniawi dengan kehidupan dikemudian hari (akhirat).
B e r d a sa r k a n dan
f a kt a
s e j a ra h
perkembangannya
ditinjau
dan
fungsi
motif,
maupun
menunjukan kawung
warna, bahannya
bahwa
adalah
yang
batik
merupakan
bagian d a ri ke b u d a ya a n a sh I n d o n e sia (Susanto, 1973). Motif
batik
klasik
seperti
ya n g t e r d a p a t p a d a b a t i k Penutup Batik
kawung
kawung
dua
mempunyai
keindahan,
yaitu
keindahan secara visual dan keindahan
secara
jiwa
(filosofis). Keindahan rasa
visual,
indah
yaitu yang
d i p e r o l e h k a r e n a harmoni dari susunan bentuk dan warna 9
mengandung makna
simbolik atau perlambangan yang sangat tinggi dan m e n d a l a m (adiluhung). didasarkan
Hal
ini kepada
perlambangan yang ditampilkan memberikan ajaran, bahwa segala mahluk yang ada dijagat raya ini ada yang mengaturNya atau ada yang Berkuasa. Seperti halnya
Wacana Seni Rupa Jurnal Seni Rupa & Desain Vol.2 No.1 Maret 2001
Tinjauan Filosofis dan Semiotik Batik Kawung
2001
konsep kekuasaan yang terdapat
(Tapanuli).
pada manusia sebagai pemimpin
mempunyai
(lchalifah) di dunia, dan juga
keindahan
konsep kekusaan Tuhan Yang
sehingga dapat dijadikan sebagai
Maha Esa. Oleh karena itu dalam
sumber
kepercayaan
pengembangannya.
ini
menemukan
manusia
kemungkinan
agung s e r t a
Masingmasing ciri
kajian
yang
sadar akan
Berbagai hasil karya seni tekstil batik
yang
bersifat
k l a s i k d a n tradisionalIndonesia dapat mencerminkan nilai-nilai budaya
lokal, dan mempunyai
makna filosofis. Dengan demikian keberadaannya merupakan
masih
salah
satu
benda
budaya yang perlu dipertahankan dan dilestarikan. Sumber cipta tersebut
dapat
terwujud
pada
gaya, pola dan motif tekstil adat yang
tersebar
di
daerah
di
Indonesia. Seperti misalnya kain s as
aringan
Selatan
yang
dari
Kalimantan
dibuat
dengan
teknik celup ikat, atau kain ulos yang dibuat dengan teknik tenun oleh masyarakat Sumatera Utara Daftar Pustaka
10
dan
sendiri-sendiri,
m a k n a kehi d up annya.
atau
khas
Wacana Seni Rupa Jurnal Seni Rupa & Desain Vol.2 No.1 Maret 2001
untuk
Tinjauan Filosofis dan Semiotik Batik Kawung
2001
Daftar Pustaka. Bertens, K & A.A. Nugroho, 1983, Filsafat Barat Abad XX InggrisJerman, Gamedia, Jakarta. Djayasudarma, Fatimah T, 1983, Semantik , Pengantar ke arah Ilmu Makna, Eresco, Bandung. H a m z u r i , B a t i k K l a s i k , 1 9 8 1 , Djambatan, Jakarta. J o h n s t o n , M e d a P a r k e r & G l e n Kauman, 1967,
Design On
F a b r i c s , V a n N o s t r a n d Reinhold Company, New York. Susanto, Sewan, S.K, 1973, Seni Kerajinan Batik Indonesia, BPBK, Lembaga Penelitian dan Pendidikan
Industri, Depertemen
Perindustrian, Yogyakarta. Sujiman, Panuti & Zoest Aart Van, 1992, Serba-serbi Semiotik, Gramedia, Jakarta. Van der Wiej, P.A. (Diterjemahkan oleh K. Bertens dan A.A. Nugroho), 1988,
Filsuf-filsuf
Besar
Tentang Manusia, Gramedia,
Jakarta.
11
Wacana Seni Rupa Jurnal Seni Rupa & Desain Vol.2 No.1 Maret 2001