KUANTIFIKASI & OBJEKTIVITAS DALAM PEMERIKSAAN PSIKOLOGI
Ursa Majorsy
1. T E S P S I K O L O G I Istilah “tes” atau “psikotes” digunakan bidang psikologi TES = berasal dari kata “Testum” (mangkuk untuk menguji PSIKOLOGI” kadar emas atau perak dalam campuran logam)
kurang tepat dalam
“PEMERIKSAAN
Diperkenalkan pertama kali oleh :
James McKeen Cattel (1890), ketika memperkenalkan istilah mental test untuk menyelidiki aspekaspek intelegensi
suatu metode untuk menjaring data berupa perilaku individu, yang berlangsung dalam suatu situasi yang baku
TES
1977)
SITUASI YANG BAKU
(Sunberg.
Sedapat mungkin situasi tes sama untuk setiap orang yang dites PEMERIK Pelaksanaannya ketentu an yang baku
Perhitungannya Menginterpreta sikan
SAAN PSIKOLO GI “OBJEK TIF”
Manfaat penggunaan tes (Kouwer, 1952) : Efisiensi waktu untuk mengetahui gambaran kepribadian seseorang Hasil tes dapat dipadankan dengan hasil tes yang lainnya Menurut Choca (1980) : Penggunaan tes dalam pemeriksaan psikologi melibatkan 2 tugas, yaitu: Memperoleh informasi tentang subjek melalui tes psikologi Berbagi informasi dengan ahli atau profesi lain Dalam suatu asesmen, apa yang diperoleh dari situasi yang terkait tes adalah suatu produk yang kompleks dan dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain: Karakteristik rangsang tes Karakteristik situasi tes Karakteristik individunya
PSIKODIAG NOSTIK
Alat tes sarana yang akan ada artinya bila dilakukan oleh orang yang berkompeten untuk hal tersebut
Groth-Marnat Pertimbangan yang perlu diperhatikan bila melakukan pemeriksaan: a. Orientasi teoritik Apakah pemeriksa paham akan konstruk teoritik dari hal yang akan diukur oleh tes tersebut? Apakah item tersebut sudah mengarah pada deskripsi teoritik tersebut?
b. Pertimbangan praktis
Apakah kemampuan testee sudah sesuai dengan taraf yang dituntut oleh tes tersebut? Berapa lama atau banyak tes diberikan sesuai dengan tujuan pemeriksaan Apakah dibutuhkan pelatihan keterampilan khusus untuk administrasi tes? Bila iya, bagaimana hal tersebut dapat dipenuhi?
c. Standardisasi Apakah populasi yang akan dites, sesuai dengan populasi ketika tes tersebut distandardisasikan? Apakah ukuran standardisasi sampel sudah tepat? Apakah sudah ada normal kelompo yang spesifik?
d. Reliabilitas Apakah tes tersebut sudah cukup andal? (untuk tujuan pemeriksaan klinis 0.90 dan untuk tujuan riset 0.70)
e. Validasi Apakah kriteria dan prosedur yang digunakan untuk mencari validasi tes tersebut? Apakah tes sudah dikonstruksikan sedemikian rupa hingga menjadi alat ukur yang akurat? Apakah tes menghasilkan ukuan yang akurat mengenai konteks dan tujuan pemeriksaan?
2. F U N G S I T E S a. FUNGSI MERAMALKAN
KOU WER (1952 )
Hasil tes dimungkinkan untuk melakukan suatu prognosa, prediksi tentang sikap, tingkah laku individu di kemudian hari. Materi tes harus objektif dan dapat dikuantifikasikan b. FUNGSI MENGGAMBARKAN Hasil tes untuk mendeskripsikan kepribadian (MENDESKRIPSIKAN) seseorang untuk tujuan yang telah ditetapkan
c. FUNGSI MENEMUKAN tes mencoba memberi suatu pengertian DIRI Hasil SENDIRI yang mendalam pada diri individu tentang gambaran kepribadiannya Hasil tes dibicarakan bersama dengan individu, memperoleh gambaran yang jelas mengenai dirinya agar : sifat-sifat, kelemahan, potensi dkk insight tentang diri
3. SYARAT TES YANG BAIK Melalui tes yang baik akan diperoleh sejumlah informasi tentang subjek informasi yang objektif, relevan dan akurat. Untuk menjala semua informasi ini dibutuhkan tes yang memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu, yakni tes harus:
1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)
Valid atau Sahih Reliabel atau Andal Distandardisasikan Objektif Komprehensif Diskriminatif Mudah digunakan dan murah
4. K R I T E R I U M Berbicara tentang fungsi tes meramalkan atau memprediksi, tidak dapat terlepas dari apa yang disebut kriterium Kriterium menunjukkan suatu fakta (kejadian) yang keberhasilan diramalkan oleh tes itu belajar kepuasan dalam kerja keberhasilan dalam menempuh ujian keberhasilan mencapai prestasi tertentu, dll. Fungsi meramalkan dari sesuatu tes baik, bila hasilnya sesuai dengan kriterium yang telah ditentukan.
Karena itu, tanpa
kriterium yang jelas, ramalan suatu tes tidak ada artinya (Kouwer, 1952).
4. K R I T E R I U M (lanjutan 1) Jenis kriterium menurut 1)Kriterium objektif Kouwer : Semua fakta tentang prestasi atau perilaku yang dituntut dalam suatu tugas tertentu untuk dikatakan berhasil. Kriterium objektif dapat juga berupa tes psikologik yang telah baku untuk mengukur salah satu aspek Contoh : kriterium untuk pengetik jumlah huruf yang diketik kepribadian dalam waktu yang
ditentukan.
2) Kriterium subjektif Pendapat-pendapat subjektif orang yang ahli (kompeten) serta orang yang mengetahui permasalahan tertentu tentang prestasi atau Contoh : ditanyakan kepada sejumlah subjek mengenai kriterium perilaku yang harus dicapai. keberhasilan belajar
4. K R I T E R I U M (lanjutan 2) 3) Kriterium langsung kriterium telah ditetapkan berupa bentuk perilaku, sikap atau tindakan yang nyata sebagai ukuran. misalnya : dalam suatu seleksi, bila tidak memenuhi kriterium tersebut ketika diuji, dinyatakan gugur.
4) Kriterium intermedier kriterium ini berpatokan pada apa yang harus dicapai subjek selama suatu tugas dilaksanakan. Biasanya ada tingkatan tertentu yang menjadi persyaratan dalam pelaksanaan suatu tugas
5) Kriterium akhir pada akhirnya diharapkan seseorang menunjukkan suatu prestasi dan keterampilan tertentu. Hal ini merupakan kriterium terakhir. Misalnya pendidikan penerbang kriterium akhirnya menjadi
5. N O R M A T E S Untuk dapat mengerti apa arti suatu skor yang diperoleh individu, kita perlu membandingkannya dengan skor-skor yang diperoleh orang lain pada tes yang sama. norma terbentuk Data yang membentuk norma haruslah data yang representatif dari suatu populasi dimana tes tsb dirancang untuk digunakan Misalnya : norma IQ untuk anal-anak, harus mencakup data IQ dari semua anak yang mewakili semua jenjang sosio-ekonomi dan pendidikan tertentu, disamping juga populasi daerah tertentu
5. N O R M A T E S (lanjutan 1) Untuk membentuk norma, skor mentah ditransformasikan pada beberapa jenis Biasanya berdasarkan : skala/distribusi. rata-rata hitung sejumlah skor (mean) penyimpangan bakunya (standard deviation)
Berdasarkan mean dan SD ini dibentuk distribusi penyebaran skornya (standard distribution). Skala yang cukup luas dipergunakan : Percentile score Standard score T-score Wechsler IQ score Stanina (standard nine)
5. N O R M A T E S (lanjutan 2) Usaha lain untuk membandingkan kedudukan nilai individu adalah melalui apa yang disebut non norm based comparative methods suatu cara yaitu criterion referencing (sebagai lawan dari norm referencing) : nilai seseorang dikomparasikan dengan suatu perangkat standar performa tertentu (kriterium). 3 jenis criterion referencing, yaitu : Content referencing (performance referencing) Expectancy referencing Self referencing
Metode Pemeriksaan Kuantitatif dan Kualitatif Kuantitatif Kualitatif • pemeriksaan melalui materi tes tertentu untuk kemudian menginterpretasikan hasilnya • Umumnya digunakan dalam berbagai macam tes prestasi dan tes intelegensi. • perhitungan statistik berdasarkan mean dan standard-deviation skor sejumlah sampel subjek untuk diberi bobot tertentu menurut kelompok subjek • seolah-olah subjek tidak diikutsertakan (hanya skor
• •
•
•
subjek diikutsertakan memiliki sifat probing, selalu mempertanyakan mengapa dan bagaimana pemeriksaan kualitatif memberi kemungkinan yang banyak (polivalensi) contoh tes polivalensi adalah tes kepribadian, seperti: tes Rorschach Sentence completion test (Murray) TAT
Di dalam aplikasinya, metode kuantitatif dan kualitatif tidak sendiri-sendiri, tetapi merupakan satu kesatuan yang selalu harus menjadi bahan pertimbangan dalam suatu Psikodiagnostik pada hakekatnya menuju diagnostik. pada diagnostik kepribadiannya sehingga tidak mungkin kita membahas intelegensi subjek misalnya, tanpa menyinggung juga totalitas kepribadiannya.
setiap tes kepribadian memiliki kelemahan dan kehebatannya masingmasing, sehingga pada pemeriksaan psikologi digunakan suatu perangkat tes (battery test) tergantung dari tujuan pemeriksaannya serta aspekaspek apa
yang akan diukur.