KUALITAS PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM ABSTRAK SKRIPSI MAHASISWA JURUSAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS NEGERI MALANG TAHUN 2008-2012 Ni’matul Awalin1 Sunaryo HS2 Dwi Saksomo3 Email:
[email protected] Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan penggunaan bahasa Indonesia dalam abstrak skripsi mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang Tahun 2008-2012 yang meliputi pemaragrafan, pengalimatan, pembentukan kata dan pemilihan kata, serta penggunaan ejaan. Penelitian ini menggunakan prosedur penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar kualitas penggunaan bahasa Indonesia mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia masih kurang tepat. Kata Kunci: penggunaan bahasa, abstrak skripsi, mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia ABSTRACT: The aim of this research is to describe the quality of using bahasa Indonesia on thesis abstracts of Indonesian Department Students, State University of Malang, year of 2008 to 2012 based on paragraph-writing, sentence-making, word formation and selection, and spelling. This research is done by using qualitatif descriptive approach. Based on the data analysis major part of the research results are less appropriate. Keywords: using language, thesis abstract, the students of Indonesian department
Salah satu keharusan bagi mahasiswa di perguruan tinggi adalah membuat karya tulis ilmiah. Belajar menulis laporan ilmiah memberi sedikitnya dua faedah. Pertama, melatih seseorang untuk menyusun hasil pemikiran dan hasil penyelidikannya menurut cara-cara yang lazim dipergunakan oleh sarjana-sarjana di dalam dunia ilmu pengetahuan. Kedua, memberi kesempatan kepada setiap orang untuk dapat mengikuti uraian-uraian dan data yang dikemukakan dalam laporan ilmiah itu. Karya tulis ilmiah memiliki bentuk yang bermacam-macam bergantung pada tujuan pembuatannya (Mulyono, 2011:5-6). Skripsi merupakan karya tulis ilmiah yang harus diselesaikan mahasiswa untuk menyelesaikan jenjang S1. Dalam penulisan skripsi, abstrak diletakkan di halaman awal. Abstrak adalah deskripsi singkat dari suatu karya tulis ilmiah (Tim Revisi PPKI, 2010). Dalam teks abstrak disajikan secara padat inti sari karya tulis ilmiah yang mencakup latar belakang, masalah yang diteliti, metode yang digunakan, hasil-hasil yang diperoleh, kesimpulan yang ditarik, dan (kalau ada) saran yang diajukan. Format 1
Ni’matul Awalin adalah mahasiswa Universitas Negeri Malang(UM), Malang. Artikel ini diangkat dari skripsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang, 2013. 2 Sunaryo HS adalah dosen Sastra Indonesia UM 3 Dwi Saksomo adalah dosen Sastra Indonesia UM
1
2
penyusunan abstrak menggunakan gaya selingkung, artinya penyusunan abstrak berdasarkan kebijakan lembaga yang bersangkutan. Abstrak memuat inti sari laporan penelitian yang disajikan secara padat dan jelas. Ketika menulis abstrak, mahasiswa perlu memerhatikan penggunaan bahasanya agar gagasan dan hasil penelitiannya dapat tersampaikan dengan baik. Penelitian penggunaan bahasa Indonesia sudah pernah dilakukan sebelumnya oleh Zullina (2012) dalam skripsinya yang berjudul Analisis Teks Pidato Karangan Siswa Kelas X SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Tahun Pelajaran 2011/2012. Penelitian tersebut fokus pada sistematika pidato, kesesuiaian isi dengan tujuan pidato, dan penggunaan bahasa. Selain itu, Agustin (2008) juga menulis skripsinya dengan judul Diksi dan Gaya Bahasa dalam Pidato Presiden Suharto. Penelitian tentang penggunaan bahasa Indonesia sudah banyak dilakukan mahasiswa. Namun, penelitian tentang penggunaan bahasa Indonesia dalam abstrak skripsi belum ada. Selama ini, penelitian mahasiswa jurusan Sastra Indonesia yang ada hanya difokuskan pada pidato, makalah ilmiah, cerpen, dan puisi. Penelitian yang menganalisis inti sari skripsi berupa abstrak belum ada. Oleh karena itu, penelitian kualitatif yang berjudul Kualitas Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Abstrak Skripsi Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang Tahun 2008-2012 perlu dilakukan. Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas penggunaan bahasa Indonesia dalam abstrak skripsi mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang tahun 2008-2012. Secara khusus, tujuan penelitian ini adalah mengetahui kualitas empat aspek penggunaan bahasa Indonesia dalam abstrak skripsi, yaitu pemaragrafan, pengalimatan, pembentukan kata dan pemilihan kata, dan penggunaan ejaan. METODE Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan merupakan jenis penelitian deskriptif. Penggunaan penelitian kualitatif ini dikarenakan sifat induktif penelitian ini, yaitu pengembangan konsep didasarkan pada data yang telah didapatkan. Laporan penelitian kualitatif disusun dalam bentuk narasi yang bersifat kreatif dan mendalam serta menunjukkan ciri-ciri alamiahnya (Tim Revisi PPKI, 2010:28). Arikunto (2006:293) menyatakan bahwa pada penelitian deskriptif peneliti tidak melakukan manipulasi atau memberi perlakuan tertentu terhadap objek penelitian, semua kegiatan atau peristiwa berjalan seperti apa adanya. Sumber data penelitian ini adalah abstrak skripsi mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia yang terdapat di perpustakaan Fakultas Sastra tahun 2008-2012. Abstrak skripsi yang diperoleh sejumlah 58 abstrak. Setiap abstrak rata-rata terdiri atas dua halaman. Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti dan alat bantu berupa panduan analisis. Peneliti merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, penganalisis, penafsir data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya (Moleong, 2010:121). Panduan analisis terdiri atas empat aspek penggunaan bahasa Indonesia yang masing-masing dijabarkan menjadi tiga sampai lima kriteria penggunaan bahasa Indonesia yang baik.
3
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data studi dokumenter. Dokumen-dokumen yang dihimpun dipilih yang sesuai dengan tujuan dan fokus permasalahan (Sukmadinata, 2005:220-221). Data penelitian ini berupa bentukan kata, pilihan kata (diksi), bentukan kalimat, bentukan paragraf, dan ejaan dalam abstrak skripsi mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia. Analisis data dilakukan melalui lima tahap. Pertama, pengolahan data dilakukan dengan membaca dan memelajari semua abstrak skripsi Jurusan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang tahun 2008-1012. Kedua, pengidentifikasian data dilakukan sesuai permasalahan yang diteliti, meliputi pemaragrafan, pengalimatan, pembentukan kata dan pemilihan kata, dan penggunaan ejaan. Ketiga, pengodean data dilakukan dengan memberikan kode berupa huruf dan angka untuk mempermudah peneliti menemukan, menarik, dan menggolongkan bagian data yang berhubungan dengan permasalahan penggunaan bahasa Indonesia dalam abstrak skripsi. Keempat, penyajian data penelitian ini berupa uraian tentang pemaragrafan, pengalimatan, pembentukan kata dan pemilihan kata, dan penggunaan ejaan. Kelima, penyimpulan data dilakukan setelah penyajian data dengan didiskusikan kepada dosen pembimbing penelitian. Pengecekan data penelitian ini dilakukan dengan pengecekan ulang terhadap dokumen abstrak skripsi. Selain itu, dilakukan pengonsultasian kepada dosen pembimbing penelitian. Peran dosen pembimbing lebih dominan karena dijadikan sebagai acuan keterlaksanaan proses analisis data yang terpercaya. Di samping itu, peneliti membuat beberapa catatan untuk keperluan perbaikan penelitian HASIL Hasil penelitian meliputi deskripsi singkat tentang (1) pemaragrafan, (2) pengalimatan, (3) pembentukan kata dan pemilihan kata, dan (4) penggunaan ejaan. Pertama, penyusunan paragraf yang tepat paling banyak digunakan daripada penyusunan paragraf kurang tepat dan penyusunan paragraf tidak tepat. Analisis abstrak skripsi pada aspek pemaragrafan dapat dilihat dari gagasan atau tema tunggal, kohesif dan koheren (tidak ada kalimat yang rumpang), dan isinya yang lengkap, baik berupa penjelasan, contoh, serta alasan. Perincian kualitas pemaragrafan dengan tepat sebanyak 32 abstrak (55%), kurang tepat sebanyak 24 abstrak (41%), dan tidak tepat sebanyak 2 abstrak (4%). Kedua, penyusunan kalimat yang kurang tepat paling banyak digunakan daripada penyusunan kalimat dengan tepat dan penyusunan kalimat tidak tepat. Analisis abstrak skripsi pada aspek pengalimatan dapat dilihat dari gagasannya yang tunggal, struktur kalimatnya lengkap (S-P-O-K), kalimat yang digunakan efektif, tidak ambigu dan bertele-tele, serta tidak terdapat kata yang mubazir. Sebagian besar kesalahan terletak pada penulisan kalimat efektif. Perincian kualitas pengalimatan dengan tepat sebanyak 8 abstrak (14%), kurang tepat sebanyak 43 abstrak (74%), dan tidak tepat sebanyak 7 abstrak (12%). Ketiga, pembentukan kata dan pemilihan kata yang kurang tepat paling banyak digunakan daripada pembentukam kata dan pemilihan kata dengan tepat dan tidak tepat. Analisis abstrak skripsi pada aspek pembentukan kata dan pemilihan kata dapat dilihat dari sistem pengimbuhan (awalan, akhiran, sisipan, gabungan) yang sesuai konteks kalimat, pilihan kata yang sesuai dengan situasi pemakaian (keserasian), mewakili maksud penulis dan tidak rancu (ketepatan),
4
serta mampu menyampaikan maksud penulis dan tidak mubazir (kecermatan). Perincian kualitas pembentukan kata dan pemilihan kata dengan tepat sebanyak 9 abstrak (16%), kurang tepat sebanyak 33 abstrak (57%), dan tidak tepat sebanyak 16 abstrak (27%). Keempat, penggunaan ejaan yang kurang tepat paling banyak digunakan daripada penggunaan ejaan dengan tepat dan penggunaan ejaan tidak tepat. Analisis abstrak skripsi pada aspek penggunaan ejaan dilihat dari kesesuaian tulisan dengan Ejaan Yang Disempurnakan (penulisan huruf, penulisan kata, pemakaian tanda baca, dan penulisan unsur serapan) dan kesesuaian penulisan identitas abstrak dengan PPKI UM edisi kelima. Hasil analisis membuktikan sebagian besar kesalahan terletak pada penggunaan tanda baca dan pemakaian huruf. Perincian kualitas penggunaan ejaan dengan tepat sebanyak 1 abstrak (2%), kurang tepat sebanyak 25 abstrak (43%), dan tidak tepat sebanyak 32 abstrak (55%). PEMBAHASAN Kualitas Pemaragrafan dalam Abstrak Skripsi Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang Tahun 2008-2012 Temuan pertama penelitian ini adalah kualitas pemaragrafan yang digunakan dalam abstrak skripsi mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang tahun 2008-2012 meliputi tepat, kurang tepat, dan tidak tepat. Terhadap temuan tersebut dikemukakan pembahasan berikut. Penyusunan paragraf yang tepat paling banyak ditemukan dalam abstrak skripsi, yaitu 32 abstrak (55%). Setiap paragraf tersebut terdiri atas tiga kalimat atau lebih. Ide pokok dalam kalimat utama hanya satu, kemudian diikuti dengan kalimat penjelas yang mendukung ide pokok. Struktur kalimat lengkap dan sesuai dengan konteks kalimat. Kelengkapan dan kesesuaian tersebut dipengaruhi oleh faktor pengetahuan dan pengalaman mahasiswa dalam menyusun paragraf yang baik. Kedua faktor itu diperoleh melalui proses bimbingan selama penulisan skripsi, berbagai referensi yang dibaca, dan diskusi teman sejawat. Temuan penelitian ini membuktikan bahwa dalam menyusun paragraf dalam artikel ilmiah, penentuan kelayakan dipengaruhi oleh wawasan informasi dan pengalaman yang dimiliki mahasiswa. Temuan ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan (1988:3) bahwa pengalaman dan wawasan informasi mempengaruhi penentuan bahan dalam menulis. Arsjad dan Mukti (1991:29) juga menyatakan bahwa bahan penulisan diperoleh dari dua sumber, yakni inferensi dan pengalaman. Inferensi adalah nilai dari pengalaman, sedangkan pengalaman adalah semua pengetahuan yang diperoleh dari persepsi indrawi. Penyusunan paragraf dengan tepat terdiri atas kalimat-kalimat yang menggambarkan hubungan untuk mendukung satu gagasan dan harus diperhatikan oleh mahasiswa. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan (1988:144) bahwa dalam paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama, kalimat penjelas, sampai kalimat penutup. Pemaragrafan yang kurang tepat cukup banyak ditemukan dalam abstrak skripsi mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia. Kekurangtepatan paragraf disebabkan oleh ketidakpaduan antarkalimat. Ketidakpaduan tersebut disebabkan karena meskipun terdapat satu kalimat utama, tetapi kalimat penjelas menyimpang
5
dari ide pokok. Penyimpangan ide pokok tersebut dipengaruhi oleh pemilihan kata yang tidak tepat. Selain itu, terdapat kalimat yang belum lengkap secara struktur karena tidak memiliki subjek. Terdapat juga satu paragraf yang mengandung tiga ide pokok, tetapi susunan kalimat dalam paragraf tersebut runtut dan logis. Temuan penelitian ini membuktikan bahwa dalam menyusun paragraf abstrak skripsi, kesatuan pikiran berupa ide pokok kurang diperhatikan oleh mahasiswa. Temuan ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Keraf (2001b:6267) bahwa alinea merupakan satu kesatuan pikiran yang dihimpun dalam bentuk kalimat-kalimat untuk membentuk sebuah gagasan yang utuh. Seperti halnya dengan kalimat, sebuah alinea juga harus memenuhi syarat-syarat tertentu, yaitu kesatuan, koherensi, dan pengembangan alinea. Jumlah abstrak skripsi dengan kualitas pemaragrafan kurang tepat sebanyak 24 abstrak (41%). Temuan kualitas paragraf dalam abstrak skripsi paling sedikit dikategorikan tidak tepat. Paragraf tersebut memiliki lebih dari satu gagasan utama. Kalimat penjelas atau pendukung menyimpang dan tidak menunjang ide pokok. Susunan antarkalimat tidak logis dan tidak runtut. Terdapat pula satu paragraf yang hanya terdiri atas satu kalimat panjang. Pemilihan modalitas sebagai kata penghubung antarkalimat tidak sesuai konteks kalimat. Temuan penelitian ini membuktikan bahwa dalam menyusun paragraf dalam abstrak skripsi, tujuan kalimat penjelas diabaikan dan kurang penguasaan kosakata. Temuan ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan Glatthorn dan Fleming (1965:3) bahwa sebuah paragraf dikatakan padu apabila setiap kalimat berkontribusi untuk mencapai tujuan kalimat. Setiap paragraf disebut lengkap apabila setiap paragraf terdiri atas satu gagasan yang tertuang dalam kalimat utama dan didukung oleh ide-ide penjelas yang tertuang dalam kalimat penjelas. Gagasan pada dalam kalimat penjelas dapat berupa contoh, alasan, dan ilustrasi. Adapun Widjono (2007:98) menyatakan bahwa penggunaan pilihan kata dipengaruhi oleh kemampuan penggunaan bahasa secara aktif. Jumlah abstrak skripsi dengan kualitas pemaragrafan tidak tepat sebanyak 2 abstrak (4%). Kualitas Pengalimatan dalam Abstrak Skripsi Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang Tahun 2008-2012 Temuan kedua penelitian ini adalah kualitas pengalimatan yang digunakan dalam abstrak skripsi mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang tahun 2008-2012 meliputi tepat, kurang tepat, dan tidak tepat. Terhadap temuan tersebut dikemukakan pembahasan berikut. Kualitas pengalimatan yang tepat cukup banyak ditemukan dalam abstrak skripsi mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia, yaitu 8 abstrak (14%). Kalimat yang disusun sudah efektif. Setiap kalimat memuat gagasan tunggal. Oleh karena itu, pemahaman antara penulis dan pembaca sama. Temuan penelitian ini membuktikan bahwa dalam menyusun kalimat, keefektifan kalimat mempengaruhi pemahaman pembaca atau pendengar. Temuan ini sesuai dengan pernyataan Solichi dan Suryaman. Menurut Solichi (1994:27) kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis secara tepat dan sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dengan gagasan-gagasan pembicara atau penulis itu dalam pikiran pendengar atau pembaca dikategorikan kalimat yang efektif. Suryaman (1998:176) menyatakan pula bahwa kalimat baku disusun selugaslugasnya sehingga isi atau maksud yang disampaikan oleh si penulis atau
6
pembicara dapat ditangkap secara tepat oleh penerima. Pengungkapan yang lugas maksudnya tidak berbelit-belit, tidak mengobral penggunaan kata atau bentukan kata, dan tidak menimbulkan makna ganda Temuan kualitas pengalimatan dalam abstrak skripsi mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia paling banyak dikategorikan kurang tepat. Penyusunan kalimat kurang efektif. Ketidakefektifan terjadi karena terdapat kesalahan dalam menggunakan kata penghubung dan modalitas, tetapi struktur kalimat lengkap. Beberapa kalimat yang lengkap menjadi tidak efektif karena terlalu panjang. Gagasan kalimat menjadi lebih dari satu. Terdapat pula kalimat yang belum selesai atau tidak lengkap struktur sehingga makna kalimat rancu. Kekonsistenan penulisan bilangan atau angka kurang diperhatikan. Temuan penelitian ini membuktikan bahwa dalam menyusun kalimat dalam abstrak skripsi, penyuntingan sendiri sebelum konsultasi jarang dilakukan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Soedjito dan Saryono (2011:149) bahwa kalimat efektif dapat mengungkapkan gagasan pemakainya dan dapat dipahami secara tepat sesuai ciricirinya, yaitu lengkap, logis, serasi, padu, hemat, cermat, tidak taksa, tidak rancu, dan bervariasi. Jumlah abstrak skripsi dengan kualitas pengalimatan kurang tepat sebanyak 43 abstrak (74%). Pengalimatan dengan kualitas tidak tepat paling sedikit ditemukan dalam abstrak skripsi mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia. Kalimat terlalu panjang sehingga makna menjadi kabur. Kekaburan makna disebabkan oleh gagasan yang lebih dari satu, padahal masing-masing gagasan dapat menjadi kalimat yang berdiri sendiri. Selain itu, terdapat kalimat yang kurang bernalar. Mahasiswa tidak dapat menggunakan dua istilah atau lebih yang saling berhubungan, tetapi memiliki makna yang berbeda. Perpanjangan kalimat sering dilakukan dengan pengulangan kata kunci dan kata penghubung. Temuan penelitian ini membuktikan bahwa dalam menyusun kalimat dalam abstrak skripsi, pemahaman mahasiswa terhadap istilah-istilah tertentu kurang. Keraf (2001a:88) menyatakan bahwa keefektifan komunikasi menuntut persyaratan yang harus dipenuhi oleh pengguna bahasa, yaitu kemampuan memilih kata yang sesuai dengan tuturan komunikasi. Salah satunya adalah penulis harus dapat membedakan kata umum dan kata khusus untuk menjamin ketepatan diksi. Menurut Widjono (2007:98) menyatakan bahwa salah satu indikator ketepatan kata, yaitu menghasilkan respon pembaca atau pendengar sesuai dengan harapan penulis. Jumlah abstrak skripsi dengan kualitas pengalimatan tidak tepat sebanyak 7 abstrak (12%). Kualitas Pembentukan Kata dan Pemilihan Kata dalam Abstrak Skripsi Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang Tahun 2008-2012 Temuan ketiga penelitian ini adalah kualitas pembentukan kata dan pemilihan kata yang digunakan dalam abstrak skripsi mahasiswa jurusan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang tahun 2008-2012 meliputi tepat, kurang tepat, dan tidak tepat. Terhadap temuan tersebut dikemukakan pembahasan berikut. Kualitas pemilihan kata dan pembentukan kata yang tepat paling sedikit ditemukan dalam abstrak skripsi mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia, yaitu 9 abstrak (16%). Sistem pengimbuhan berupa afiks, konfiks, sufiks sesuai konteks kalimat. Pemilihan kata juga sesuai dengan situasi pemakaian. Maksud penulis
7
secara tepat tersampaikan kepada pembaca. Selain itu, setiap kata dipilih secara cermat sehingga tidak ada kata yang mubazir. Temuan penelitian ini membuktikan bahwa dalam memilih kata dan membentuk kata dalam abstrak skripsi, kecermatan dan kesesuaian dengan konteks kalimat sangat diperhatikan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Putrayasa (2007:7) bahwa pemilihan kata yang tepat hendaknya memenuhi isoformisme, yaitu kesamaan makna karena kesamaan pengalaman masa lalu atau adanya kesamaan struktur kognitif. Chaer (2003:169) menyatakan pula bahwa setiap bentuk dasar kata harus dibentuk menjadi sebuah kata gramatikal, baik melalui proses afiksasi, proses reduplikasi, maupun proses pemajemukan agar dapat digunakan dalam kalimat atau tuturan tertentu. Temuan kualitas pemilihan kata dan pembentukan kata paling banyak dikategorikan kurang tepat. Mahasiswa menggunakan sinonim yang tidak tepat untuk mengulang kata-kata tertentu. Akibatnya, kalimat menjadi tidak efektif. Pemilihan kata penghubung satuan bahasa atau preposisi terlalu banyak digunakan dalam kalimat sehingga tujuan kalimat menjadi tidak jelas. Ketidakjelasan terjadi karena ketidakcermatan pemilihan kata. Selain itu, masih ada sedikit kesalahan bentukan kata dan pilihan kata yang tidak tepat. Pilihan kata yang digunakan ambigu dan kurang sesuai dengan konteks penelitian.Temuan penelitian ini membuktikan bahwa dalam memilih kata dan membentuk kata dalam abstrak skripsi, pemilihan kata sangat berpengaruh terhadap makna yang ditangkap pembaca. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Soedjito dan Saryono (2011: 4756) bahwa pilihan kata harus sesuai dengan tingkat sosial, tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan pembaca. Pilihan kata tersebut hendaknya lazim penggunaannya dan serasi. Jumlah abstrak skripsi dengan kualitas pemilihan kata dan pembentukan kata kurang tepat sebanyak 33 abstrak (57%). Pemilihan kata dan pembentukan kata yang tidak tepat cukup banyak ditemukan dalam abstrak skripsi mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia. Penggunaan istilah asing sering dipilih mahasiswa meskipun kata tersebut sudah diindonesiakan. Hal ini berkorelasi dengan pemahaman pembaca sehubungan dengan hasil penelitian mahasiswa. Pemilihan kata yang tidak cermat terlihat dari penggunaan verba kopula dan komposisi verba. Verba yang digunakan sebagai predikat tersebut dihilangkan sehingga struktur kalimat tidak lengkap. Penggunaan kata penghubung untuk menandai perlawanan intrakalimat atau antarkalimat sering terbalik. Temuan penelitian ini membuktikan bahwa dalam memilih kata dan membentuk kata dalam abstrak skripsi, pemilihan kata penghubung dan komposisi kurang diperhatikan mahasiswa. Temuan ini sesuai dengan pernyataan Chaer (2003:185-186) bahwa hasil dari proses penggabungan morfem dasar dengan morfem dasar, baik yang bebas maupun yang terikat membentuk sebuah konstruksi yang memiliki identitas leksikal yang berbeda atau yang baru. Jumlah abstrak skripsi dengan kualitas pemilihan kata dan pembentukan kata tidak tepat sebanyak 16 abstrak (27%). Kualitas Penggunaan Ejaan dalam Abstrak Skripsi Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang Tahun 2008-2012 Temuan keempat penelitian ini adalah kualitas penggunaan ejaan yang digunakan dalam abstrak skripsi mahasiswa jurusan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang tahun 2008-2012 meliputi tepat, kurang tepat, dan tidak tepat. Terhadap temuan tersebut dikemukakan pembahasan berikut.
8
Penggunaan ejaan yang tepat paling sedikit digunakan dalam abstrak skripsi mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia, yaitu 1 abstrak (2%). Penulisan identitas abstrak sesuai dengan kaidah PPKI UM edisi kelima. Penulisan ejaan dan tanda baca sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) tahun 2009. Ketepatan tersebut meliputi pemakaian huruf, penulisan kata, pemakaian tanda baca, dan penulisan unsur serapan. Temuan penelitian ini membuktikan bahwa dalam menggunakan ejaan dalam abstrak skripsi, mutlak diperlukan untuk melambangkan bunyi ujaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan Putrayasa (2007: 21) bahwa ejaan melambangkan bunyi ujaran dan hubungan antara lambang-lambang (pemisahan dan penggabungan dalam suatu bahasa). Abstrak skripsi mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia yang kurang tepat cukup banyak ditemukan dari segi penggunaan ejaan. Pemenggalan kata dengan tanda hubung yang tidak tepat, padahal batas tepi kertas masih mencukupi. Pembubuhan tanda koma setelah modalitas kurang diperhatikan. Temuan penelitian ini membuktikan bahwa menggunakan ejaan dalam abstrak skripsi berpengaruh terhadap pemahaman pembaca. Temuan tersebut sesuai dengan pernyataan Revan (2004:41) bahwa penulisan kalimat yang baik dan benar diperlukan dalam bahasa tulis agar pemahaman pembaca sama dengan ide yang ingin disampaikan penulis. Oleh karena itu, pengetahuan tentang penggunaan EYD diperlukan sebagai pedoman. Jumlah abstrak skripsi dengan penggunaan ejaan kurang tepat sebanyak 25 abstrak (43%). Penggunaan ejaan yang tidak tepat paling banyak ditemukan dalam abstrak skripsi mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia. Terdapat banyak kesalahan pada penggunaan huruf, penulisan unsur serapan, pemakaian tanda baca, dan penulisan identitas abstrak meskipun kesalahan tersebut tidak mengubah makna. Di samping itu, ditemukan sedikit kesalahan pada penulisan kata sehingga mengubah makna kalimat. Temuan penelitian ini membuktikan bahwa dalam menggunakan ejaan dalam abstrak skripsi, pemilihan kata sangat berpengaruh terhadap makna yang ditangkap pembaca. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan (1988:180) bahwa gagasan yang disampaikan secara lisan lebih mudah dipahami daripada secara tertulis. Dalam bahasa lisan, unsur-unsur nonkebahasan (mimik dan gestur) ikut memperlancar tercapainya tujuan komunikasi. Adapun dalam bahasa tulis diperlukan ejaan dan tanda baca untuk mempermudah pemahaman pembaca atau pendengar. Jumlah abstrak skripsi dengan kualitas penggunaan ejaan tidak tepat sebanyak 32 abstrak (55%). Berdasarkan keempat temuan yang diperoleh dari penelitian tentang kualitas penggunaan bahasa Indonesia dalam abstrak skripsi mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang tahun 2008-1012 tersebut, dapat dikemukakan bahwa kualitas penggunaan bahasa Indonesia dalam abstrak skripsi mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia kurang tepat. Walaupun demikian, beberapa abstrak sudah disajikan dengan bahasa yang baik (sederhana dan lugas), jelas (singkat dan mudah dipahami), dan teratur. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Mulyono (2011:9) bahwa bahasa tulisan ilmiah harus berkosakata dan berstruktur standar atau baku, berunsur inti kalimat yang eksplisit, terhindar dari penyimpangan atau problematik bahasa, serta terhindar pula dari kesan emosional.
9
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan paparan data dan temuan penelitian dapat dikemukakan simpulan sebagai berikut. Pertama, kualitas pemaragrafan dalam abstrak skripsi mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang tahun 2008-2012 terdiri atas penyusunan paragraf dengan tepat, kurang tepat, dan tidak tepat. Penyusunan paragraf yang tepat paling banyak digunakan daripada penyusunan paragraf kurang tepat dan penyusunan paragraf tidak tepat. Kedua, kualitas pengalimatan dalam abstrak skripsi mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang tahun 2008-2012 terdiri atas penyusunan kalimat dengan tepat, kurang tepat, dan tidak tepat. Penyusunan kalimat yang kurang tepat paling banyak digunakan daripada penyusunan kalimat dengan tepat dan penyusunan kalimat tidak tepat. Ketiga, kualitas pembentukan kata dan pemilihan kata dalam abstrak skripsi mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang tahun 2008-2012 terdiri atas pembentukan kata dan pemilihan kata dengan tepat, kurang tepat, dan tidak tepat. Pembentukan kata dan pemilihan kata yang kurang tepat paling banyak digunakan daripada pembentukam kata dan pemilihan kata dengan tepat dan tidak tepat. Keempat, kualitas penggunaan ejaan dalam abstrak skripsi mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang tahun 2008-2012 terdiri atas penggunaan ejaan dengan tepat, kurang tepat, dan tidak tepat. Penggunaan ejaan yang kurang tepat paling banyak digunakan daripada penggunaan ejaan dengan tepat dan penggunaan ejaan tidak tepat. Saran Berdasarkan hasil temuan penelitian, dikemukakan tiga saran berikut ini. Bagi tenaga pengajar bahasa diharapkan dosen atau pihak yang terkait dengan matakuliah menulis, terutama menulis karya ilmiah melakukan perbaikan pembelajaran, khususnya dilihat dari penggunaan bahasa. Hal tersebut dapat dilakukan dengan pendalaman materi, pemberian model, contoh, dan latihan. Bagi peneliti selanjutnya disarankan melakukan penelitian pada aspek lain terkait dengan abstrak skripsi, misalnya sistematika penulisan abstrak skripsi mahasiswa Universitas Negeri Malang. Bagi mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia, disarankan menggunakan temuan penelitian ini sebagai bahan rujukan menulis abstrak yang baik dan benar. DAFTAR RUJUKAN Agustin, D. N. 2008. Diksi dan Gaya Bahasa dalam Pidato Presiden Suharto. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Sastra Jurusan Sastra Indonesia. Akhadiah, S., Arsjad, M.G., dan Ridwan, S.H. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arsjad, M.G. dan Mukti, U.S. 1991. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
10
Chaer, A. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta. Glatthorn, A A. dan Fleming, H. 1965. Composition: Models and Exercises. Amerika Serikat: Harcourt Brace Jovanorich, Inc. Keraf, G. 2001a. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Keraf, G. 2001b.Komposisi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Moleong, L. J., 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mulyono, I. 2011. Dari Karya Tulis Ilmiah sampai dengan Soft Skills. Bandung: CV Yrama Widya. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.46 Tahun 2009 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi Departemen Pendidikan Nasional. Putrayasa, I.B. 2007. Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, dan Logika). Bandung: PT Refika Aditama. Revan, Sys. 2004. Aneka Surat Menyurat Lengkap untuk Sekretaris. Jakarta: Batavia Press. Soedjito dan Saryono, D. 2011. Kosakata Bahasa Indonesia. Malang: Aditya Media Pustaka. Solichi, M. 1994. Penggunaan Bahasa Indonesia. Malang: IKIP Malang. Sukmadinata, N.S. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Suryaman, U. 1998. Dasar-dasar Bahasa Indonesia Baku.Bandung:Alumni. Tim Revisi Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Edisi Kelima). Malang: Universitas Negeri Malang. Widjono Hs. 2007. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka. Zullina, D. N. 2012. Analisis Teks Pidato Karangan Siswa Kelas X SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Sastra Jurusan Sastra Indonesia.