Jurnal Ilmiah “DUNIA ILMU” VOL. 2. NO. 4 Desember 2016
KUALIFIKASI GURU YANG BERKUALITAS DAN PERANAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN DALAM MENGATASI RENDAHNYA KUALITAS GURU Oleh : Rogantina Meri Andri, SP, M.Pd. Dosen Universitas Tapanuli Utara, Siborongborong
Abstrak Penulisan bertujuan untuk mengetahui kulifikasi guru yang berkualitas dan peranan teknologi pendidikan dalam mengatasi rendahnya kualitas guru. Penulisan menggunakan metode tinjauan literatur (library research). Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa guru yang berkualitas adalah guru yang profesional. seorang guru dikatakan profesional jika ia seorang ilmuwan yang dibekali dengan kemampuan dan keterampilan untuk menjadi guru. Teknologi Pendidikan memberikan inovasi kepada guru untuk meningkatkan kualitasnya mulai dari perancangan pembelajaran, pemilihan media, penggunaan bahan ajar, serta mengevaluasi hasil dari proses pembelajaran itu sendiri. Kata kunci : Kualifikasi guru, teknologi pendidikan dan kualitas guru diikuti dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun 2007, standar proses pembelajaran harus meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Teknologi berasal dari bahasa yunani yaitu technologia yang menurut Webster Dictionary berarti systematic treatment atau penanganan sesuatu secara sistematis, sedangkan techne sebagai dasar kata teknologi berarti art, skill, science atau keahlian, ketarampilan dan ilmu. Jadi teknologi pendidikan diartikan sebagai pegangan atau
1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Peranan guru sangat menentukan dalam usaha peningkatan mutu pendidikan Untuk itu guru sebagai agen pembelajaran dituntut untuk mampu menyelenggarakan proses pembelajaran dengan sebaikbaiknya, dalam kerangka pembangunan pendidikan. Guru yang berkualitas adalah yang memenuhi standar pendidik, menguasai materi/isi pelajaran sesuai dengan standar isi, dan menghayati dan melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan standar proses pembelajaran. Berdasarkan ketentuan PP No. 19 Tahun 2005 yang kemudian 131
Jurnal Ilmiah “DUNIA ILMU” VOL. 2. NO. 4 Desember 2016
pelaksanaan pendidikan secara sistematis. Sedangkan dalam pengertian lain teknologi pendidikan adalah suatu proses yang kompleks dan terpadu yang meliputi manusia, prosedur, ide, alat dan organisasi, untuk menganalisis masalah serta merancang, melaksanakan, menilai, dan mengelola usaha pemecahan masalah yang berhubungan dengan segala aspek belajar. Teknologi Pendidikan adalah suatu cara yang sistematis dalam mendesain, melaksanakan, dan mengealuasi proses keseluruhan dari belajar dan pembelajaran dalam betuk tujuan pembelajaran yang spesifik, berdasarkan penelitian dalam teori belajar dan komunikasi pada manusia dan menggunakan kombinasi sumber-sumber belajar dari manusia maupun non manusia untuk membuat pembelajaran lebih efektif.
1.4. Metode Penulisan Penulisan menggunakan metode tinjauan literatur (library research). 2. Uraian Teoritis 2.1. Guru Berkualitas Menurut Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 yang dimaksud dengan guru yang berkualitas adalah guru yang profesional. Ada beberapa istilah yang bertautan dengan kata profesional, yaitu profesi, profesionalisme, profesionalitas dan profesionalisasi. Menurut Sanusi, dkk (1991:19) profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian (expertise) dari para anggotanya. Artinya, pekerjaan itu tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan itu. Keahlian diperoleh melalui apa yang disebut profesionalisasi, yang dilakukan baik sebelum seseorang menjalani profesi itu (pendidikan/latihan pra-jabatan) maupun setelah menjalani profesi (in-service-training). Ciri-ciri pokok profesi oleh Supriadi (1998: 96-97) berikut ini: 1. Pekerjaan itu mempunyai fungsi dan signifikansi sosial karena diperlukan mengabdi kepada masyarakat. Di pihak lain, pengakuan masyarakat merupakan syarat mutlak bagi suatu profesi, jauh lebih penting dari pengakuan pemerintah.
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan dalam tulisan ini adalah, bagaimana kulifikasi guru yang berkualitas dan peranan teknologi pendidikan dalam mengatasi rendahnya kualitas guru. 1.3. Tujuan Penulisan Penulisan bertujuan untuk mengetahui kulifikasi guru yang berkualitas dan peranan teknologi pendidikan dalam mengatasi rendahnya kualitas guru.
132
Jurnal Ilmiah “DUNIA ILMU” VOL. 2. NO. 4 Desember 2016
2. Profesi menuntut keterampilan tertentu yang diperoleh lewat pendidikan dan latihan yang ‘lama’ dan intensif serta dilakukan dalam lembaga tertentu yang secara sosial dapat dipertanggungjawabkan (accountable). Proses pemerolehan keterampilan itu bukan hanya rutin, melainkan bersifat pemecahan masalah. Jadi dalam suatu profesi, independen judgmentberperanan dalam mengambil keputusan, bukan sekadar menjalankan tugas. 3. Profesi didukung oleh suatu disiplin ilmu (a systematic body of knowledge), bukan sekadar serpihan atau hanya common sense. 4. Ada kode etik yang menjadi pedoman perilaku anggotanya beserta sangsi yang jelas dan tegas terhadap pelanggaran kode etik. Pengawasan terhadap ditegakannya kode etik dilakukan oleh organisasi profesi. Secara luas kata profesional menunjukkan pada seseorang yang ahli atau terampil dalam seni dan atau aktivitas tertentu. Seorang profesional melakukan suatu aktivitas untuk menerima bayaran atas apa yang ia kerjakan yang biasanya menurut keahlian dan keahlian itu dianggap penting secara sosial dan kebiasaannya. Melakukan sesuatu secara profesional berarti menunjuk bahwa aktivitas seseorang itu mengikuti aturan-aturan khusus, tertulis maupun tidak tertulis
mengenai perilaku, pakaian, cara bicara dan lain-lain. Menurut Goodlad, et al (Webb: 2002: 47-61), ada tiga gagasan yang diterima secara umum dalam literatur pendidikan tentang guru yang profesional. Pertama, seorang profesional harus memiliki tingkat bakat dan keterampilan yang tinggi. Kedua, profesional harus menggunakan keilmuannya untuk mendukung pekerjaannya, ketiga, profesional harus memiliki otonomi untuk membuat keputusan yang menggabungkan antara keterampilan dan pengetahuannya. Alasan konseptual mengemukakan bahwa guru memerlukan keterlibatan pemikiran kompleks yang efektif dalam pekerjaannya. Misalnya, keragaman siswa memerlukan guru yang dapat mempertimbangkan cara mengajar yang sesuai supaya materi dapat disampaikan kepada siswa dengan berbagai latar belakang kemampuan Educational Leadership dalam Supriadi (1998:98) menulis bahwa untuk menjadi profesional seorang guru dituntut untuk memiliki lima hal: 1. Guru mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya. Ini berarti bahwa komitmen tertinggi guru adalah kepada kepentingan siswanya. 2. Guru menguasai secara mendalam bahan/mata pelajaran yang diajarkannya serta mengajarkannya kepada siswa. Bagi guru, hal ini
133
Jurnal Ilmiah “DUNIA ILMU” VOL. 2. NO. 4 Desember 2016
merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. 3. Guru bertanggungjawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai teknik evaluasi, mulai cara pengamatan dalam perilaku siswa sampai tes hasil belajar. 4. Guru mampu berfikir sistematis tentang apa yang dilakukannya, dan belajar dari pengalamannya. Artinya, harus selalu ada waktu untuk guru guna mengadakan refleksi dan koreksi terhadap apa yang telah dilakukannya. Untuk bisa belajar dari pengalaman, ia harus tahu mana yang benar dan salah, serta baik dan buruk dampaknya pada proses belajar siswa. 5. Guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya. Profesionalisme (professionalism) berarti sifat profesional. Menurut Danim (2002:23) orang yang profesional memiliki sikap-sikap yang berbeda dengan orang yang tidak profesional meskipun dalam pekerjaan yang sama. Profesionalisasi merupakan proses peningkatan kualifikasi atau kemampuan para anggota penyandang suatu profesi untuk mencapai standar ideal dari penampilan atau perbuatan yang diinginkan oleh profesinya itu.
2.2. Pengertian Teknologi Pendidikan Sebelum membahas teknologi pendidikan terlebih dahulu perlu diketahui pengertian teknologi. Kata Teknologi seringkali oleh masyarakat diartikan sebagai alat elektronik. Tapi oleh ilmuwan dan ahli filsafat ilmu pengetahuan diartikan sebagai pekerjaan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah praktis. Jadi teknologi lebih mengacu pada usaha untuk memecahkan masalah manusia. Menurut Yp Simon (1983), teknologi adalah suatu displin rasional yang dirancang untuk meyakinkan penguasaan dan aplikasi ilmiah. Menurut (An) Teknologi tidak perlu menyiratkan penggunaan mesin, akan tetapi lebih banyak penggunaan unsur berpikir dan menggunakan pengetahuan ilmiah. Menurut Paul Saetiles (1968). Teknologi selain mengarah pada permesinan, teknologi meliputi proses, sistem, manajemen dan mekanisme kendali manusia dan bukan manusia. Pengertian Teknologi Pendidikan diabad ke dua puluh meliputi lentera pertama proyektor slide, kemudian radio dan kemudian gambar hidup. Sedangkan abad 19 ke bawah sampai lima belas teknologi lebih diartikan papan tulis dan buku. Menurut Prof. Sutomo dan Drs. Sugito, M.Pd Teknologi Pendidikan adalah proses yang kompleks yang terpadu untuk menganalisis dan memecahkan masalah belajar manusia/ pendidikan. Menurut 134
Jurnal Ilmiah “DUNIA ILMU” VOL. 2. NO. 4 Desember 2016
”Mackenzie, dkk” (1976) Teknologi Pendidikan yaitu suatu usaha untuk mengembangkan alat untuk mencapai atau menemukan solusi permasalahan. Jadi Teknologi Pendidikan adalah segala usaha untuk memecahkan masalah pendidikan. Lebih detail dapat diuraikan bahwa: - Teknologi Pendidikan lebih dari perangkat keras. Ia terdiri dari desain dan lingkungan yang melibatkan pelajar. - Teknologi dapat juga terdiri segala teknik atau metode yang dapat dipercaya untuk melibatkan pelajaran; strategi belajar kognitif dan keterampilan berfikir kritis. - Belajar teknologi dapat dilingkungan manapun yang melibatkan siswa belajar secara aktif, konstruktif, autentik dan kooperatif seta bertujuan.
1. Lima macam Teknologi - Teknologi yang pertama : Sistem berpikir Sistem berpikir menjadikan kita untuk lebih hati-hati dengan munculnya tiap mode di dunia pendidikan. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya perubahan yang tidak kita inginkan. Tanpa sistem berpikir kita akan sulit untuk mengadakan peningkatan riil di bidang pendidikan. Jadi sistem berpikir menghadirkan konsep sistem yang umum, dimana berbagai hal saling terkait. - Teknologi yang kedua: Desain sistem Desain sistem adalah teknologi merancang dan membangun sistem yang baru. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang cepat yang meningkatkan harapan. Desain sistem memberi kita peralatan untuk menciptakan suatu sistem yang baru dan suatu strategi untuk perubahan. - Teknologi yang ketiga: Kualitas pengetahuan Mutu atau kualitas pengetahuan merupakan teknologi yang memproduksi suatu produk atau jasa/ layanan yang sesuai harapan dan pelanggan. Ilmu pengetahuan yang berkualitas telah menjadi alat yang sangat berharga dalam inovasi pendidikan/ sekolah.
2.3. Macam-macam Teknologi Pendidikan Dalam inovasi pendidikan tidak bisa lepas dengan masalah revolusi metode, kurikulum yang inovatif, teknologi serta SDM yang kritis untuk bisa menghasilkan daya cipta dan hasil sekolah sebagai bentuk perubahan pendidikan. Sekolah harus mempunyai orientasi bisnis pelanggan yang memiliki daya saing global. Untuk itu ada lima teknologi baru yang dapat menciptakan sistem pendidikan yang lebih baik.
135
Jurnal Ilmiah “DUNIA ILMU” VOL. 2. NO. 4 Desember 2016
- Teknologi yang keempat : Manajemen Perubahan Manajemen perubahan adalah suatu cara untuk memandu energi kreatif ke arah perubahan positif. Dapat juga diartikan sistem pemikiran yang berlaku untuk aspek manajemen inovasi tentunya dengan berorientasi pada POAC (Perencanaan, Organisasi, Aktualisasi dan Kontrol). - Teknologi yang kelima : Teknologi pembelajaran Disini ada dua bagian yaitu peralatan Pelajar elektronik (Komputer, multimedia, Internet, telekomunikasi), dan pembelajaran yang didesain, metode dan strateginya diperlukan untuk membuat peralatan elektronik yang efektif. Pelajaran elektronik ini mengubah cara mengkomunikasikan belajar. Jadi teknologi pembelajaran adalah sistem pemikiran yang berlaku untuk instruksi dan belajar. Kelima teknologi tersebut merupakan suatu keterpaduan untuk menuju inovasi pendidikan sehingga dalam memecahkan masalah pendidikan perlu kombinasi peralatan/ alat elektronik, orang-orang, proses, manajemen, intelektual, untuk perubahan yang efektif.
2. Tiga macam teknologi pendidikan Macam-macam teknologi pendidikan menurut Davies (1972) ada tiga yaitu: - Teknologi pendidikan satu Teknologi pendidikan satu yaitu mengarah pada perangkat keras seperti proyektor, laboratorium, komputer (CD ROM, LCD, TV, Video dan alat elektronik lainnya). Teknologi mekanik ini dapat mengotomatiskan proses belajar mengajar dengan alat yang memancarkan , memperkuat suara, mendistribusikan, merekam dan mereproduksi stimuli material yang menjangkau pendengar/ siswa dalam jumlah yang besar. Jadi teknologi satu ini efektif dan efisien. - Teknologi pendidikan dua Teknologi pendidikan dua mengacu pada ”perangkat lunak” yaitu menekankan pentingnya bantuan kepada pengajaran. Terutama sekali dalam kurikulum, dalam pengembangan instruksional, metodologi pengajaran, dan evaluasi. Jadi teknologi dua, menyediakan keperluan bagaimana merancang yang baru atau memperbarui yang sekarang, bermanfaat pada pengalaman belajar Mesin dan mekanisme dipandang sebagai instrumen presentasi atau transmisi.
136
Jurnal Ilmiah “DUNIA ILMU” VOL. 2. NO. 4 Desember 2016
- Teknologi pendidikan tiga Teknologi pendidikan tiga, yaitu kombinasi pendekatan dua teknologi yaitu “peragkat keras“ dan perangkat lunak”. Teknologi pendidikan tiga, orientasi utamanya yaitu ke arah pendekatan sistem, dan sebagai alat meningkatkan manfaat dari apa yang ada di sekitar. Teknologi pendidikan tiga dapat dikatakan sebagai pendekatan pemecahan masalah, titik beratnya dalam orientasi diagnostik yang menarik. Dari ketiga macam tekonologi di atas dapat dikatakan bahwa teknologi pendidikan dalam konteks sebenarnya adalah tidak hanya mengacu pada perangkat keras saja seperti yang umum dijadikan sebagai persepsi yang benar, namum juga meliputi perangkat lunak dan perpaduan keduanya perangkat keras dan lunak.
memperhatikan keselarasan dengan kondisi lingkungan dan tujuan pembangunan agar tercapai masyarakat yang dinamik dan harmonis. Berdasarkan konsepsi teknologi pendidikan tugas pokok ahli teknologi pendidikan itu dikategorikan sebagai berikut : 1. Menyebarkan konsep dan aplikasi teknologi pendidikan, terutama untuk mengatasi masalah belajar dimana saja. 2. Merancang program dan sistem instruksional 3. Memproduksi media pendidikan. 4. Memilih dan memanfaatkan media pendidikan. 5. Memilih dan memanfaatkan berbagai sumber relajar. 6. Mengelola kegiatan belajar dan instruksional yang kreatif 7. Memperhatikan perkembangan teknologi dan dampaknya dalam pendidikan 8. Mengelola organisasi dan personel yang melaksanakan kegiatan pengembangan dan pemanfaatan teknologi pendidikan. 9. Merencanakan, melaksanakan dan menafsirkan penelitian dalam bidangnya dan dalam bidang lain yang berkaitan dengan teknologi pendidikan. 10. Penyusunan rumusan kebijakan dalam bidang teknologi pembelajaran. Teknologi Pendidikan adalah suatu cara yang sistematis dalam mendesain, melaksanakan, dan mengealuasi proses keseluruhan dari
3. Pembahasan Teknologi pendidikan sendiri dapat dilihat dari tiga perspektif, yaitu sebagai suatu bidang keilmuan, sebagai suatu bidang garapan dan sebagai suatu profesi. Meskipun demikian ketiga perspektif itu berlandaskan pada falsafah yang sama yaitu, membelajarkan semua orang sesuai dengan potensinya masing masing, dengan menggunakan berbagai macam sumber belajar baik yang sudah ada maupun yang sengaja dibuat, serta 137
Jurnal Ilmiah “DUNIA ILMU” VOL. 2. NO. 4 Desember 2016
belajar dan pembelajaran dalam betuk tujuan pembelajaran yang spesifik, berdasarkan penelitian dalam teori belajar dan komunikasi pada manusia dan menggunakan kombinasi sumber-sumber belajar dari manusia maupun non manusia untuk membuat pembelajaran lebih efektif. Teknologi Pendidikan memberi pengetahuan kepada guru tentang bagai mana cara mendidik yang baik antara lain metode dalam pembelajaran
konsep atau materi yang dipelajari. Siswa perlu keterlibatan fisik untuk mencegah mereka dari kelelahan dan kebosanan. Siswa yang lebih banyak duduk diam akan menghambat perkembangan motorik , akademik, dan kreativitasnya. Melalui belajar aktif segala potensi siswa dapat berkembang secara optimal dan memberikan peluang siswa untuk aktif. b. Pembelajaran interaktif Pada proses pembelajaran interaktif, perlu diusahakan adanya hubungan timbal balik antara guru dan siswa dan antar siswa sendiri. Proses pembelajaran inspiratif yang diseleng- garakan hendaknya dapat mendorong semangat untuk belajar dan timbulnya inspirasi pada peserta didik untuk memunculkan ide baru, mengembangkan inisiatif dan kreativitas. Guru berusaha menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan, menjadikan siswa merasa nyaman, betah, dan asyik untuk mengikutinya. Proses pembelajaran juga diusahakan agar dapat mengarahkan siswa untuk mencari pemecahan masalah, mengem- bangkan semangat tidak mudah menyerah, melakukan percobaan untuk menjawab keingintahuannya. Proses pembelajaran harus dapat memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, guru perlu mendorong siswa untuk terlibat dalam setiap peristiwa belajar yang sedang dilakukan. Guru juga harus memberikan ruang lingkup bagi prakarsa,
3.1. Pemilihan Metode Pembelajaran Metode adalah cara yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas sebagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.Pemilihan metode akan menentukan hasil dari proses pembelajaran. a. Pembelajaran aktif Pembelajaran aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar harus merupakan suatu proses aktif dari siswa dalam membangun pengetahuannya, bukan hanya proses pasif yang hanya menerima penjelasan dari guru tentang pengetahuan. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Vygotsky bahwa ada keterkaitan antara bahasa dan pikiran.Dengan aktif berbicara (diskusi) siswa lebih mengerti 138
Jurnal Ilmiah “DUNIA ILMU” VOL. 2. NO. 4 Desember 2016
kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik dan psikologis peserta didik. Selanjutnya, pembelajaran kreatif artinya memiliki daya cipta, memiliki kemampuan untuk berkreasi. Peran aktif siswa dalam proses pembelajaran akan menghasilkan generasi yang kreatif, artinya generasi yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan-kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menurut Semiawan, kreativitas adalah suatu kondisi, sikap, atau keadaan yang sangat khusus sifatnya dan hampir tak mungkin dirumuskan secara tuntas. Daya kreatif tumbuh dalam diri seseorang dan merupakan pengalaman yang paling mendalam dan unik bagi seseorang. Untuk menimbulkan daya kreatif tersebut diperlukan suasana yang kondusif yang menggambarkan kemungkinan tumbuhnya daya tersebut. Suasana kondusif yang dimaksud adalah suasana belajar yang memberi kesempatan siswa untuk terlibat secara aktif dan memberi kesempatan pada siswa untuk menambah pengetahuan sesuai kemampuannya.
3.2. Pemanfaatan Media Pembelajaran a. Pembelajaran Berbasis Elektronik (E-learning) E-learning tersusun dari dua bagian, yaitu ‘e’ yang merupakan singkatan dari ‘electronica’ dan ‘learning’ yang berarti ‘pembelajaran’. Jadi e-learning berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika. Jadi dalam pelaksanaannya, e-learning menggunakan jasa audio, video atau perangkat komputer atau kombinasi dari ketiganya. Karakteristik e-learning ini antara lain adalah: 1. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik. Guru dan siswa, siswa dan sesama siswa atau guru dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan relatif mudah tanpa dibatasi oleh hal-hal yang bersifat protokoler. 2. Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer networks). 3. Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya. 4. Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer
139
Jurnal Ilmiah “DUNIA ILMU” VOL. 2. NO. 4 Desember 2016
b. Televisi Pendidikan Televisi adalah suatu alat elektronik meliputi gambar hidup, dan suara. Televisi memperlihatkan kejadian-kejadian yang sebenarnya disertai dengan suara yang kemudian dipancarkan melalui stasiun televisi tertentu..Televisi Pendidikan adalah suatu alat elektronoik yang mengambarkan kejadian kejadian(visual),beserta suaranya(audio) yang memberikan pengetahuan kepada siswa Sebagai mana yang telah dijelaskan oleh Ely,1963 tentang defenisi teknologi pendidikan yaitu Komunikasi Audio visual,. Penerapan teknologi pendidikan pada televisi pendidikan dapat kita lihat dari fungsi televisi tersebut adalah untuk mendidik: 1). Menyajikan suatu peristiwa sebanarnya pada waktu tertentu.melalui televisi kita bisa melihat dan mendengar secara nyata tentang apa yang sedang dilakukan oloeh ahli dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. 2). Televisi menyajikan berbagai peristiwa. Artinya kita bisa mendapatkan berbagai ilmu. 3). Televisi dapat memperlihatkan kejadian masa lampau,baik melalui film, dokumen-dokumen, drama dan sebagainya. Berdasarkan kawasan Teknologi Pendidikan, Guru dapat mengembangkan kemampuannya: a. Perancang proses dan sumber belajar ; dimana lingkup pekerjaannya meliputi perancangan sistem pembelajaran,
desain pesan, strategi pembelajaran dan karakteristik pebelajar. b. Pemanfaat/pengguna proses dan sumber belajar ; dimana lingkup pekerjaannya pemanafaatan media pembelajaran, c. Pengelola proses dan sumber belajar ; dengan lingkup pekerjaan meliputi pengelolaan proyek, pengelolaan aneka sumber belajar, pengelolaan sistem penyampaian, dan pengelolaan sistem informasi pendidikan. d. Evaluator/peneliti proses dan sumber belajar Tujuan utama teknologi pendidikan tidak hanya memecahkan masalah belajar tapi juga meningkatkan kinerja. 4. Kesimpulan dan Saran 4.1. Kesimpulan Guru yang berkualitas adalah guru yang profesional. seorang guru dikatakan profesional jika ia seorang ilmuwan yang dibekali dengan kemampuan dan keterampilan untuk menjadi guru. Teknologi Pendidikan memberikan inovasi kepada guru untuk meningkatkan kualitasnya mulai dari perancangan pembelajaran, pemilihan media, penggunaan bahan ajar, serta mengevaluasi hasil dari proses pembelajaran itu sendiri. 4.2. Saran Sebaiknya guru terus meningkatkan kualitasnya dengan mempelajari teknologi baru yang 140
Jurnal Ilmiah “DUNIA ILMU” VOL. 2. NO. 4 Desember 2016
sedang berkembang, guru dapat memanfaatkan teknologi pendidikan dalam pembelajaran. Kemudian Guru harus mengembangkan kemampuannya sesuai dengan profesinya.
Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Pustekkom bekerjasama dengan Kencana. Suara
Daftar Pustaka Anwar, Moch. Idochi. 2004. Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Dean,
Pembaruan. 1 Mei 2007. Pendidikan yang Melahirkan Pengangguran Intelektual. Jakarta.
Sudarwan Danim. 2002. Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan, Bandung: CV Pustaka Setia.
Joan. 1991. Professional Development in School. Philadelphia: Ohio University Press.
Wirawan. 2002. Profesi dan Standar Evaluasi. Jakarta: Yayasan Bangun Indonesia & UHAMKA Pres.
Dedi Supriadi. 1998. Mengangkat Citra dan Martabat Guru. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.
141