Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
13 Pages
ISSN 2302 - 0172 pp. 76- 88
ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA SEKTOR KESEHATAN DAN PENDIDIKAN TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI ACEH Sugiarto A. Santoso1, Abubakar Hamzah2, Mohd. Nur Syechalad3 1)
Magister Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Syiah KualaBanda Aceh 2) Staff Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Abstract: This studyaims to examinethe impact ofgovernment expenditure inhealth and education sectorsonHuman DevelopmentIndex(HDI) in Aceh. Source ofdata in this study usedpanel datathatcombine dataof government expenditure in health and educationsectors as independent variables, and HDI as dependent variable in local government in Aceh. Fivedistricts/municipalities did not participatein this study such as Aceh Jaya, Pidie Jaya,Langsa, Sabang, and Subulussalam. This isdue to thepurposiveselectiontobalancethe datafor 6years. This studyusesmultiple regression analysisaretestedthroughfour modelsestimatedby looking at theslopeandthe coefficient of variables ofboth individual andthe time series.At the end of the study found that local government expenditure on the health and education sectors in the province of Aceh affect the Human Development Index on each districts/municipalities.This is reflectedin theR2valueof 0.93, which means thatthe two independent variables(government expenditurein health and education) cansimultaneouslyexplain theeffect onthe HDIby 93percent, oronly7percentcould be explainedbyothervariables. In addition, the resulting value is 2.024 DW indicating that this model does not seem the autocorrelation, and this model is considered good models as a model equation. The findings have implications for the process of planning and management of government expenditure. Local Government needs to give special attention to both health and education sectors because itwillhave an impact onthe value ofthe HDIas anindicator ofthe welfare ofcitizens.House of RepresentativesDistricts/Municipalitiesandlocal governmentsneed towork togetherto determineprioritiesthat emphasizing a better quality of education rather than focusing the physical development. Involvement of communities and community organizations is also important to the achieve the quality of public services. Keywords:Government Expenditures, Government Expenditures for Health, Government Expenditures for Education, Human Development Index Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pengeluaran pemerintah sektor kesehatan dan pendidikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Aceh. Sumber data yang digunakan adalah data panel yaitu menggabungkan data pengeluaran pemerintah sektor kesehatan, pendidikan sebagai variabel bebas dan IPM sebagai variabel terikat. Lima kabupaten/kota tidak termasuk dalam penelitian yaitu Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Pidie Jaya, Kota Langsa, Kota Sabang dan Kota Subulussalam. Hal ini dikarenakan adanya seleksi secara purposif terhadap keseimbangan data selama 6 tahun. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda yang diuji melalui empat model estimasi dengan melihat slope dan koefisien variabel baik individu maupun waktu. Pada akhir penelitian ditemukan bahwa pengeluaran pemerintah kabupaten/kota pada sektor kesehatan dan pendidikan di Provinsi Aceh berpengaruh terhadap Indeks Pembangunan Manusia di masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Aceh. Hal ini tercermin pada nilai R2 sebesar 0,93 yang berarti bahwa kedua variabel bebas (pengeluaran pemerintah sektor kesehatan dan pendidikan) secara serempak dapat menjelaskan pengaruhnya terhadap IPM sebesar 93 persen, atau hanya 7 persen dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lainnya. Selain itu, nilai DW yang dihasilkan sebesar 2,024 yang menunjukkan bahwa model ini tidak terjadi autokorelasi dan model ini dinilai baik untuk dijadikan model
Volume 1, No. 4, November 2013
- 76
Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
persamaan. Temuan di atas berimplikasi pada proses penyusunan perencanaan dan pengelolaan keuangan di pemerintahan kabupaten/kota. Pemerintah kabupaten/kota perlu memberi perhatian khusus pada pengeluaran sektor kesehatan dan pemerintah karena akan berdampak pada nilai IPM sebagai indikator kesejahteraan warga. Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota dan pemerintah kabupaten/kota perlu bekerja sama menentukan skala prioritas dengan mengedepankan mutu dan kualitas pelayanan publik baik kesehatan maupun pendidikan daripada pengeluaran pemerintah yang bersifat pembangunan fisik. Keterlibatan masyarakat dan organisasi masyarakat penting juga dilakukan agar pencapaian pelayanan publik yang bermutu dapat tercapai. Kata Kunci: Pengeluaran Pemerintah, Pengeluaran Pemerintah Sektor Kesehatan, Pengeluaran Pemerintah Sektor Pendidikan, Indeks Pembangunan Manusia
PENDAHULUAN
Hakikat pembangunan ekonomi adalah kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Dalam mewujudkan hal tersebut, pemerintah melalui kuasa yang dimilikinya mengatur distribusi sumber daya secara adil dan wajar kepada
masyarakat
dengan
semangat
pelayanan. Masyarakat sebagai pemegang kedaulatan mempunyai kewajiban membayar pajak kepada negara agar kepemerintahan dapat
berjalan
tercapai.
dan
Relasi
kesejahteraan
kuasa
masyarakat
dapat dan
pemerintah ini harus berjalan secara seimbang dan saling menghargai. Dalam berbagai momentum relasi kuasa ini tidak berjalan dengan
baik.
Oleh
pembangunan menjembatani memberi
karenanya
ekonomi kedua
solusi
atas
pihak
ilmu
mencoba dengan
berbagai
cara
persoalan
ekonomi untuk mencapai kesejahteraan dan
pengelolaan
fiskal.
Fiskal
merupakan
kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengarahkan ekonomi suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa pajak) pemerintah. Sebagaimana diketahui bahwa cakupan fiskal ini sangat luas, maka apabila dikaitkan dengan penelitian ini maka fiskal yang dimaksud adalah pengeluaran pemerintah pada
sektor
kesehatan
dan
pendidikan.
Sementara kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat dalam hal ini diarahkan pada parameter yang sudah menjadi parameter internasional dalam hal kesejahteraan yaitu Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Dalam ilmu ekonomi sektor pendidikan dan kesehatan telah diyakini memainkan peran yang vital dalam pembangunan. Produktivitas sumber daya manusia sangat ditentukan oleh tingkat kesehatan yang berpengaruh pada
kemakmuran. Salah satu peran pemerintah dalam mendorong kesejahteraan dan kemakmuran adalah peran alokatif. Dengan peran ini, pemerintah dapat mengalokasikan sumbersumber ekonomi yang ada agar optimal dan efisien. Bentuk nyatanya adalah pemerintah 77 -
mempunyai kewenangan besar dalam hal
Volume 1, No. 4, Agustus 2013
keberhasilan pendidikan dalam melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan. Oleh karena itu, kesehatan dan pendidikan juga dapat dilihat sebagai komponen pertumbuhan dan pembangunan yang vital-- sebagai input fungsi produksi agregat. Peran gandanya sebagai
Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
input maupun output menyebabkan kesehatan
fasilitas pubik lainnya dibangun bahkan
dan
beberapa
pendidikan
sangat
penting
dalam
pembangunan ekonomi. (Todaro, 2002: 434). Stewart (2010) menggambarkan bahwa pembangunan
manusia
standar
internasional. Namun demikian persoalan yang muncul belakangan ini adalah pembangunan fisik semata nyatanya masih belum dapat
kesehatan dan pendidikan) telah menjadikan
mendongkrak kualitas dan mutu layanan
manusia sebagai pusat pembangunan baik
kepada masyarakat. Hal ini diperkuat dengan
manusia sebagai pelaku maupun sasaran
angka IPM Aceh yang masih rendah dibanding
pembangunan. Pemerintah harus menyediakan
dengan provinsi-provinsi lain di Indonesia.
sumber
Pada tabel di bawah ini dijelaskan mengenai
pembangunan
yang
manusia
hal
menerapkan
ini
pendanaan
(dalam
telah
cukup dalam
bagi bentuk
peningkatan
belanja
kesehatan
sasaran.
meningkat selama 6 tahun (2005 – 2010).
mulai
melakukan
Dukungan
melalui
pembangunan program
kembali. pemulihan
bencana gempa dan tsunami sangat besar sehingga memungkinkan terjadinya revitalisasi pada semua sektor pembangunan. Perjanjian perdamaian
yang
dikenal
dengan
MoU
Sebagai
pendidikan
sektor
kebijakan pengeluaran anggaran yang tepat
Pada 2005 Provinsi Aceh dapat dikatakan
dan
pemerintah
perbandingan
2010.
Nilai
peningkatan
pengeluaran
Tabel 1. Peningkatan pengeluaran Pemerintah di Kabupaten/KotaSektor Kesehatan dan Pendidikan Periode 2005 – 2010 (dalam juta rupiah)
kondusif program pemulihan di Aceh. Dalam
Kesehatan 2005
2010
Aceh Barat
31.670
57.367
Aceh Barat Daya
11.870
34.445
Aceh Besar
37.440
Aceh Pidie
29.401
Anggaran Pendapatan Belanja Aceh (APBA)
Aceh Selatan
melonjak drastis dari sekitar Rp 475 Miliar pada 2001 menjadi Rp 4 Triliun pada 2007, dan Rp 8 Triliun pada 2008. Dana-dana ini
ditampilkan
pemerintah dihitung berdasarkan tahun 2005.
Kabupaten/Kota
dana otonomi khusus yang sangat besar.
akan
terus
belanja pemerintah tahun 2005 dan tahun
Helsinky pada Agustus 2005 menambah
situasi seperti itu Aceh mendapat tambahan
yang
Pendidikan
2005
2010
81%
163.091
166.391
2%
190%
68.056
122.754
80%
65.663
75%
188.092
245.067
30%
80.938
175%
151.405
218.196
44%
19.015
43.885
131%
103.948
188.260
81%
Aceh Singkil
12.204
39.641
225%
25.506
76.839
201%
Aceh Tamiang
21.924
49.901
128%
87.112
154.318
77%
Aceh Tengah
22.653
56.136
148%
102.094
171.168
68%
Aceh Tenggara
15.169
42.753
182%
101.757
145.659
43%
belum termasuk bantuan donor dan BRR
Aceh Timur
33.588
65.129
94%
172.968
202.058
17%
Aceh-Nias saat rehab-rekon tsunami yang
Aceh Utara
95.250
88.448
-7%
490.505
313.113
-36%
diperkirakan mencapai Rp 80 Triliun.
Bener Meriah
9.424
25.616
172%
48.528
111.460
130%
Bireuen
23.076
65.464
184%
118.831
274.288
131%
Gayo Lues
20.272
47.529
134%
47.223
77.090
63%
Nagan Raya
25.982
44.759
72%
60.524
151.532
150%
baiknya penyediaan fasilitas pelayanan publik
Simeulue
24.003
32.987
37%
55.915
87.347
56%
utamanya kesehatan dan pendidikan. Gedung-
Kota Banda Aceh
18.883
47.218
150%
165.533
247.871
50%
gedung sekolah, puskesmas, rumah sakit dan
Kota Lhokseumawe
11.870
28.879
143%
68.056
132.972
95%
Dengan
penambahan
dana
yang
meningkat drastis tersebut berpengaruh pada
Volume 1, No. 4, November 2013
- 78
Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Sumber: PECAPP, diolah
pegawai masih lebih besar dari belanja publik
KAJIAN KEPUSTAKAAN
(Sugiarto, 2009:16).
Pengeluaran Pemerintah Sektor Kesehatan Kesehatan adalah bagian dari kehidupan
Pengeluaran Pemerintah Sektor Pendidikan
yang harus selalu dijaga dan ditingkatkan
Pendidikan mempunyai peranan penting
kualitasnya sebagai pendukung manusia yang
dalam peningkatan sumber daya manusia.
produktif. Untuk menjamin kualitas kesehatan
Pendidikan
masyarakat terjaga dengan baik pemerintah
pertumbuhan ekonomi bangsa. Hal ini bukan
mengalokasikan sejumlah dana untuk berbagai
saja karena pendidikan akan berpengaruh
item
terhadap
seperti
tenaga
medis,
obat-obatan,
mempengaruhi
produktivitas,
secara
penuh
tetapi
puskesmas, rumah sakit dan lain sebagainya.
berpengaruh
(Covey, 1990).
kelahiran) masyarakat. Dengan pendidikan
Pengeluaran Pemerintah untuk sektor
terhadap
juga
fertilitas
(angka
menjadikan sumber daya manusia lebih cepat
Belanja kesehatan pada hakikatnya adalah
mengerti
meningkatkan mutu dan kualitas kesehatan di
perubahan-perubahan dalam kehidupan. Jadi,
Provinsi Aceh. Secara umum, telah terjadi
pada umumnya pendidikan diakuai sebagai
perbaikan
hal
investasi sumber daya manusia. Pendidikan
ketersediaan fasilitas, utamanya di daerah-
memberikan sumbangan yang besar terhadap
daerah yang mengalami rehabilitasi pasca
perkembangan
tsunami. Namun hal ini tidak secara langsung
melalui
dapat memperbaiki kondisi kualitas kesehatan.
keterampilan,
Bila ditelisik lebih mendalam pada anggaran
produktivitas.
pengeluaran pemerintahnya maka Pemerintah
biaya
Aceh masih menggunakan paradigma sakit
dipandang sebagai salah satu investasi (human
ketimbang
paradigma
ini
investment) dalam hal ini, proses pengetahuan
ditunjukkan
oleh
yang
dan keterampilan melalui pendidikan bukan
dikeluarkan untuk rumah sakit ketimbang
merupakan suatu bentuk konsumsi semata,
alokasi untuk Dinas Kesehatan dalam upaya-
akan tetapi merupakan suatu investasi.
yang
signifikan
dalam
sehat,
besarnya
hal
biaya
dan
Pengeluaran pemerintah sektor kesehatan
dan
meghadapi
sosial
ekonomi
pengetahuan,
kecakapan,
sikap
serta
Dalam hubungannya dengan manfaat,
pendidikan
dapat
urusan, pengeluaran Pemerintah Aceh pada 2008
mencapai
dibandingkan
diharapkan
kehidupan
peningkatan
untuk kasus di Banda Aceh masih belum yang
dalam
Berdasarkan analisis belanja menurut
upaya preventif. (Yuniver, 2009).
target
siap
yaitu
untuk
urusan
pendidikan
dengan
belanja
minimal 10% dari total Anggaran Pendapatan
memperlihatkan
dan Belanja Kota Banda Aceh. Apabila
pemerintah Aceh untuk sektor pendidikan baru
pengeluaran pemerintah ini ditelusuri lebih
mencapai 12 persen. Ini artinya belanja urusan
lanjut, maka terlihat bahwa alokasi belanja
pendidikan masih dibawah alokasi 20 persen
79 -
Volume 1, No. 4, Agustus 2013
bahwa
total
jika
pengeluaran
Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
sebagaimana diamanat dalam Undang-Undang
dan
Sistem Pendidikan Nasional (Yuniver, 2009).
terhadap sejumlah kebutuhan pokok yang
Pengeluaran
pemerintah
kemampuan
daya
beli
masyarakat
sektor
dilihat dari rata-rata besarnya pengeluaran per
pendidikan di Kota Banda Aceh untuk tahun
kapita sebagai pendekatan pendapatan yang
2008 mendapatkan alokasi anggaran sebesar
mewakili capaian pembangunan untuk hidup
35,08% dari total APBK Banda Aceh tahun
layak.
2008 yang berjumlah Rp. 500.040.754.837.
Angka Harapan Hidup (AHH) adalah
Anggaran ini sudah sesuai dengan regulasi jika
rata-rata
kita mengacu kepada UU No. 11 Tahun 2006
ditempuh oleh seseorang selama hidup. Angka
tentang Pemerintahan Aceh dimana anggaran
harapan
untuk penyelenggaraan pendidikan paling
pendekatan
sedikit 20%. Namun demikian, sebagian besar
estimation).
dari anggaran tersebut tersedot untuk Belanja
digunakan dalam penghitungan angka harapan
Tidak Langsung sehingga tidak berdampak
hidup yaitu Anak Lahir Hidup (ALH) dan
langsung
Anak Masih Hidup (AMH).
terhadap
perbaikan
kualitas
perkiraan
hidup
banyak
tahun
dihitung
tidak Ada
menggunakan
langsung dua
yang
jenis
(indirect data
yang
pelayanan dasar. Salah satu faktor yang
Besarnya nilai maksimum dan nilai
menyebabkan besarnya alokasi anggaran untuk
minimum untuk masing-masing komponen in
Belanja Tidak Langsung yaitu sebaran jumlah
merupakan nilai besaran yang telah disepakati
guru yang tidak merata di Provinsi Aceh, yang
oleh semua negara (175 negara di dunia). Pada
mana hanya terpusat di Kota Banda Aceh.
komponen
angka
Ditambah lagi bahwa di dalam komponen
tertinggi
sebagai
Belanja
oleh
penghitungan indeks di pakai 85 tahun dan
insentif, biaya perjalanan dinas dan konsumsi
terendah adalah 25 tahun. Angka ini diambil
yang menambah kecil peruntukan ril belanja
dari standar UNDP.
Langsung
masih
terbebani
publik (Sugiarto, 2009:13).
harapan batas
hidup,
angka
atas
untuk
Untuk mengukur dimensi pengatahuan penduduk digunakan dua indikator, yaitu ratarata lama sekolah dan angka melek huruf.
Indeks Pembangunan Manusia Secara khusus, Indeks Pembangunan Manusia
(IPM)
lama
sekolah
menggambarkan
capaian
jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk
sejumlah
usia 15 tahun ke atas dalam menjalani
komponen dasar kualitas hidup. IPM dihitung
pendidikan formal. Sedangkan angka melek
berdasarkan data yang dapat menggambarkan
huruf adalah persentase penduduk usia 15
keempat komponen yaitu angka harapan hidup
tahun ke atas yang dapat membaca dan
yang mewakili bidang kesehatan; angka melek
menulis huruf latin dan atau huruf lainnya.
huruf dan rata-rata lama sekolah mengukur
Proses
capaian pembangunan di bidang pendidikan;
tersebut
pembangunan
mengukur
Rata-rata
manusia
berbasis
penghitungannya, digabung
setelah
Volume 1, No. 4, November 2013
kedua
indikator
masing-masing - 80
Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
diberikan bobot. Rata-rata lama sekolah diberi
penghitungan PPP diubah dan disepakati
bobot sepertiga dan angka melek huruf diberi
menjadi Rp.360.000,-.
bobot dua per tiga. Untuk penghitungan indeks pendidikan, dua
batasan
dipakai
sesuai
kesepakatan
Penelitian Sebelumnya Utami
(2007)
melakukan
beberapa negara. Batas maksimum untuk
mengenai
angka melek huruf, adalah 100 sedangkan
Pemerintah Daerah (Kab/Kota) di Bidang
batas
Pendidikan & Kesehatan Terhadap Indeks
minimum
adalah
0.
Hal
ini
Analisis
penelitian
menggambarkan kondisi 100 persen atau
Pembangunan
semua masyarakat mampu membaca dan
dihasilkan
menulis, dan nilai 0 mencerminkan kondisi
signifikan
sebaliknya. Sementara batas maksimum untuk
terhadap IPM.
rata-rata lama sekolah adalah 15 tahun dan batas
minimum
adalah
0
tahun.
Pengaruh Pengeluaran
Manusia.
adalah antara
Waluyo
ada
Temuan
yang
pengaruh
yang
pengeluaran
(2010)
pemerintah
meneliti
kembali
Batas
mengenai Pengaruh Pengeluaran Pemerintah
maksimum 15 tahun mengindikasikan tingkat
Sektor Pendidikan dan Kesehatan Terhadap
pendidikan maksimum setara lulus Sekolah
Peningkatan
Pembangunan
Menengah Atas.
Pengurangan
Kemiskinan.
Selanjutnya dimensi ketiga dari ukuran
sangat
layak. Dalam cakupan lebih luas standar hidup
peningkatan
layak menggambarkan tingkat kesejahteraan
pengurangan kemiskinan.
semakin
membaiknya
ekonomi.
Hasil
dan
temuan
menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah
kualitas hidup manusia adalah standar hidup
yang dinimati oleh penduduk sebagai dampak
Manusia
berpengaruh
siginifikan
pembangunan
terhadap
manusia
dan
Sodik (2007) melakukan penelitian yang
UNDP
bertujuan mengetahui pengaruh pengeluaran
mengukur standar hidup layak menggunakan
pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) riil
nasional dengan menggunakan data dari 26
yang disesuaikan, sedangkan BPS dalam
propinsi
menghitung standar hidup layak menggunakan
Penelitiannya
rata-rata pengeluaran per kapita riil yang
(General Least Square) dengan data panel.
disesuaikan dengan formula Atkinson.
Menurutnya,
untuk
periode
menerapkan
1993-2003. metode
faktor-faktor
GLS
yang
Penghitungan indeks daya beli dilakukan
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah
berdasar 27 komoditas kebutuhan pokok.
adalah investasi swasta, investasi pemerintah,
Batas maksimum daya beli adalah sebesar
konsumsi
Rp.737.200,- sementara sampai dengan tahun
Kemudian dia juga mengidentifikasi faktor-
1996 batas minimumnya adalah Rp.300.000,-.
faktor
Pada tahun 2002 dengan mengikuti kondisi
pertumbuhan
pasca
tersebut adalah tingkat keterbukaan ekonomi
81 -
krisis
ekonomi
batas
minimum
Volume 1, No. 4, Agustus 2013
pemerintah,
lain
yang
dan
dapat
ekonomi
tenaga
kerja.
mempengaruhi
regional.
Variabel
Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
di tingkat Provinsi. Hasilnya, ditemukan
banyak yang pakai sepeda motor, punya rumah
pertumbuhan ekonomi regional untuk periode
tembok, dan menikmati listrik PLN, punya
1993-2003
radio dan televisi.
dipengaruhi
oleh
investasi
pemerintah, konsumsi pemerintah, tenaga kerja
dan
keterbukaan
ekonomi
tingkat
provinsi. Namun, investasi swasta berpengaruh
terhadap
METODE PENELITIAN
Cakupan penelitian meliputi realisasi
tidak
pertumbuhan
penggunaan
dana
APBK
(Anggaran
Pendapatan dan Belanja Kabupaten/Kota dan
perekonomian daerah. Listianto (2007) melakukan penelitian
nilai IPM masing-masing kabupaten/kota.
mengenai IPM di Indonesia. Dia menemukan
Wilayah penelitian adalah kabupaten/kota di
adanya
di
Provinsi Aceh, kecuali 5 kabupaten/kota antara
Indonesia. Hasil pengamatannya menunjukkan
lain Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Pidie
adanya perbedaan angka-angka IPM dari
Jaya, Kota Langsa, Kota Sabang dan Kota
berbagai provinsi, ternyata kesenjangan antar-
Subulussalam.
kesenjangan
antar
provinsi
provinsi tidak terlampau jauh. IPM maksimum
Penelitian ini memberi perhatian pada
dicapai oleh Jakarta (72,5), dan IPM hampir
pengeluaran pemerintah sektor kesehatan dan
terendah dicapai oleh Irian Jaya (56,7), atau
pendidikan sementara sektor lainnya dianggap
IPM Jakarta adalah 1,2 kali lipat dari Irian
konstan
Jaya. Ketimpangan yang tajam terjadi apabila
pemerintah yang dimaksud meliputi biaya-
angka maksimum berlipat mendekati 2 atau 3
biaya
kali dari angka minimum. Misalnya pada
memenuhi
tahun 1999, IPM Kota Jakarta Selatan hampir
terakumulasi
2 kali lipat IPM Kabupaten Paniai, Irian Jaya,
Perangkat Daerah Kabupaten (SKPD) bidang
yaitu 43,6 di Paniai dan 75,1 di Jakarta
kesehatan dan pendidikan.
(cateris
yang
paribus).
telah
kedua pada
Pengeluaran
dibelanjakan
untuk
sektor
tersebut
yang
setiap
Satuan
Kerja
Selatan, atau 1.72 kali. Variasi Antar-Provinsi
Penelitian ini menggunakan data sekunder
bila dihitung dalam standar deviasi dan
yang bersumber dari Badan Pusat Statistik
koefisien variasi berkisar antara 5,9 (9,3
Aceh dan PECAPP (Public Expenditure
persen) tahun 1990, 4,1 (6,0 persen) tahun
Analysis
1996, dan 3,6 (5,6 persen) tahun 1999.
Program). Jenis data utama yang digunakan
Disamping kesenjangan antar-provinsi yang
dalam penelitian ini adalah data realisasi
tidak terlalu mencolok, kecenderungannya
pengeluaran pemerintah kabupaten/kota dan
juga semakin mendekat antara IPM satu
Indeks
provinsi dengan provinsi yang lain. Dilihat
kabupaten/kota di Provinsi Aceh. Keseluruhan
dari angka IPM antar-provinsi, pemerataan
data
pembangunan manusia semakin mendekat.
merupakan data resmi yang dikeluarkan oleh
Tampaknya orang desa sekarang juga sudah
pemerintah
and
Capacity
Pembangunan
tersebut
bersifat
Strengthening
Manusia
kuantitatif
di
dan
provinsi,
pemerintah
Volume 1, No. 4, November 2013
- 82
Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
kabupaten/kota ataupun Badan Pusat Statistik
(2011: 229) menyebutkan bahwa panel data
yang berkedudukan di Aceh. Pemerintah
seimbang adalah jika setiap unit cross section-
provinsi yang dimaksud adalah Bappeda Aceh
nya memiliki jumlah observasi time series
dan Sekretariat Daerah Pemerintah Aceh.
yang sama. Penelitian ini memilih sumber data
Sumber data yang digunakan dalam
baik secara cross section maupun time series
penelitian ini adalah data panel. Data panel
selama 6 tahun (2005 – 2010) secara seimbang
adalah penggabungan antara data yang bersifat
pada
time series dan cross section. Data time series
penjelasan beberapa kabupaten/kota tidak
adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke
diikutsertakan
waktu
suatu
ditemuinya kekosongan data pada tahun-tahun
perkembangan atau pertumbuhan. Data cross
tertentu pada Kota Langsa, Kota Sabang dan
section adalah data yang dikumpulkan pada
Aceh Jaya. Kedua, daerah ini termasuk
waktu tertentu untuk menggambarkan keadaan
kabupaten/kota pemekaran sehingga tidak
waktu itu.
cukup data untuk 6 tahun seperti Kabupaten
untuk
menggambarkan
Data yang berhubungan dengan variabel bebas
setiap
variabel
sebagai
bebasnya.
berikut.
Adapun
Pertama,
Pidie Jaya dan Kota Subulussalam.
yaitu HASIL PEMBAHASAN
pengeluaran
Berdasarkan kajian estimasi model data
pemerintah sektor kesehatan dan pendidikan dikumpulkan
panel untuk hubungan antara variabel bebas
selama 6 tahun yaitu tahun 2005 hingga tahun
dan terikat diperoleh model persamaan dengan
2010. Data berhubungan dengan IPM sebagai
asumsi bahwa konstanta konstan dengan
variabel terikat dikumpulkan sejak 2006
koefisien
hingga 2011. Variabel bebas pada tahun 2005
kabupaten/kota. Hasil perhitungan regresi
dilihat dampaknya (IPM) pada tahun 2006 dan
model persamaan dengan asumsi tersebut
seterusnya hingga 2010 dilihat dampaknya
diperoleh persamaan sebagai berikut:
bervariasi
untuk
setiap
pada 2011. Teknik pengumpulan data seperti ini lazim digunakan pada penelitian yang melihat
dampak
dari
intervensi
dengan
minimal menggunakan lag 1 tahun. Beberapa
kabupaten/kota
tidak (2)
diikutsertakan dalam penelitian ini seperti Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Pidie Jaya, Kota
Langsa,
Kota
Sabang
dan
Kota
Subulussalam dengan alasan keseimbangan data.
Peneliti
menggunakan
panel
data
seimbang (balanced panel) dimana Suliyanto 83 -
Volume 1, No. 4, Agustus 2013
Dimana: IPM= Indeks pembangunan manusia PPK = Pengeluaran pemerintah sektor kesehatan PPP= Pengeluaran pemerintah sektor pendidikan DABD = Variabel dummy KabupatenAceh Barat Daya DABes=Variabel dummy Kabupaten Aceh Besar DAPid=Variabel dummy Kabupaten Aceh Pidie DASel= Variabel dummy Kabupaten Aceh Selatan
Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala DASing= Variabel dummy Kabupaten Aceh Singkil DATam= Variabel dummy Kabupaten Aceh Tamiang DATeng= Variabel dummy Kabupaten Aceh Tengah DAGara= Variabel dummy Kabupaten Aceh Tenggara DATim= Variabel dummy Kabupaten Aceh Timur DATara = Variabel dummy Kabupaten Aceh Utara DBMeriah = Variabel dummy Kabupaten Bener Meriah DBireuen = Variabel dummy Kota Bireuen DGalus = Variabel dummy Kabupaten Gayo Lues DNagan = Variabel dummy Kabupaten Nagan Raya DSim = Variabel dummy Kabupaten Simeulue DBanda = Variabel dummy Kota Banda Aceh DLhok = Variabel dummy Kota Lhokseumawe
tabel yaitu 3,0828. Tabel di atas juga menjelaskan bahwa nilai sig. sebesar 0,000 yang lebih kecil dari tingkat error 0,05. Dengan
perhitungan
dengan
model
persamaan ini dapat dijelaskan di bawah ini: Tabel 2. Hasil Perhitungan Model Persamaan R
R2
0,967
0,936
Model 2
Adjusted R square 0,922
SEE 0,72095
Durbin Watson 2,024
Pada Tabel (1) nilai R Square (R2) atau koefisien determinasi sebesar 0,936 atau 93,6 persen. Nilai R Square ini menunjukkan angka yang cukup tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas dalam model regresi ini (PPK
dan
PPP)
dapat
menjelaskan
pengaruhnya terhadap variabel terikat (IPM) sebesar 93,6 persen. 6,4 persen sisanya dikontribusikan di luar variabel bebas. Hasil
perhitungan
pada
tabel
tersebut maka maka model dapat dikatakan cocok atau fit atau persamaan regresi yang terbentuk mampu menggambarkan keadaan yang
Hasil
melihat
sesungguhnya.
Selanjutnya
hasil
perhitungan nilai t hitung sebagai berikut. Tabel4. Nilai T Hitung dan Signifikansi Model
T
Sig.
(constant) PPK PPP DABD
193,046 6,000 -0,640 -0,243 5,288 1,248 -1,403 -3,395 0,556 6,055 3,797 -0,734 -0,215 1,273 6,460 -4,928 -3,289 -2,315 16,079 13,741
0,000 0,000 0,524 0,809 0,000 0,215 0,164 0,001 0,580 0,000 0,000 0,465 0,830 0,206 0,000 0,000 0,001 0,023 0,000 0,000
DABes
DAPid DASel DASing DATam DATeng DAGara DATim DATara DBMeriah DBireuen DGalus DNagan DSim DBanda DLhok
Collinearity Statistics Tolerance VIF 0,221 0,169 0,519 0,489 0,489 0,529 0,495 0,522 0,518 0,526 0,524 0,314 0,515 0,524 0,500 0,521 0,491 0,467 0,523
4,523 5,915 1,926 2,044 2,046 1,891 2,019 1,915 1,931 1,902 1,910 3,180 1,943 1,907 1,999 1,919 2,037 2,141 1,912
perhitungan ini juga menunjukkan tidak terjadi Pada tabel (3) dijelaskan bahwa variabel
autokorelasi dimana diperoleh nilai DW sebesar 2,024. Dengan demikian spesifikasi
pengeluaran
model ini dapat dikatakan cukup baik.
(PPK) memiliki t hitung sebesar 6,000. Nilai t-
Hasil uji terhadap F dapat dilihat pada
Tabel 3. ANOVA Regresion Residual Total
19 88 107
Mean Square 35,224 0,520
kesehatan
hitung ini lebih besar t tabel yaitu 1,644. Nilai
0,05 Df
sektor
sig. 0,000 atau lebih kecil dari tingkat error
tabel ANOVA berikut ini.
Model
pemerintah
F 64,768
Sig. 0,000
sehingga
variabel
PPK
memiliki
pengaruh positif terhadap IPM.
Variabel
pengeluaran pemerintah sektor pendidikan (PPP) memiliki t hitung sebesar -0,640 nilai ini lebih kecil dari t tabel yaitu 1,644. Variabel ini
Tabel (2) di atas menunjukkan bahwa nilai F
mempunyai signifikansi sebesar 0,524, atau
hitung sebesar 64,768, lebih besar dari nilai F
lebih besar dari tingkat error 0,05 sehingga Volume 1, No. 4, November 2013
- 84
Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
variabel PPP memiliki pengaruh negatif terhadap IPM.
Dengan
demikian
dapat disimpulkan
bahwa pengeluaran pemerintah kabupaten/kota
Berdasarkan perhitungan yang terdapat
sektor kesehatan dan pendidikan mempunyai
pada Tabel (1), Tabel (2) dan Tabel (3) dapat
pengaruh yang signifikan terhadap angka IPM
dinyatakan bahwa model persamaan dengan
di masing-masing kabupaten/kota.
asumsi bahwa slope konstan namun koefisien
Berdasarkan
model
persamaan
yang
bervariasi untuk setiap kabupaten/kota lebih
diperoleh maka pengeluaran pemerintah sektor
baik
kesehatan menunjukkan hubungan yang positif
dari
model
memasukkan
persamaan
pengaruh
dengan
waktu.
Hal
ini
terhadap
variabel
terikat
IPM.
Hal
ini
ditunjukkan oleh nilai R square yang tinggi
ditunjukkan oleh nilai koefisien PPK sebesar
serta nilai DW yang berada pada angka 2.
3,65.
Oleh karena itu model persamaan ini fit atau
pemerintah sektor pendidikan menunjukkan
cocok untuk dijadikan model persamaan dalam
hubungan negatif terhadap variabel IPM yang
penelitian.
ditunjukkan
Selanjutnya
oleh
nilai
pengeluaran
koefisien
-1,27.
Merujuk pada penjelasan tersebut, dapat
Kolmogorov-Smirnov
dikatakan bahwa setiap terjadi pertambahan
Test. Berdasarkan test tersebut diperoleh nilai
pengeluaran pemerintah pada sektor kesehatan
sig. (2-tailed) sebesar 0,770 > 0,05. Oleh
sebesar 1 persen dari total pengeluaran
karena itu dapat dikatakan bahwa nilai residual
pemerintah akan menaikkan IPM sebesar 3,65.
terstandarisasi dinyatakan menyebar secara
Sementara
normal.
pengeluaran pemerintah sektor pendidikan
one-sample
Pengujian
apabila
terjadi
pertambahan
menggunakan
sebesar 1 persen akan menurunkan IPM
Chow Test. Hipotesis dalam uji chow sebagai
sebesar 1,30. Model ini setidaknya berlaku
berikut:
pada 18 kabupaten/kota yang menjadi objek
H0
selanjutnya
uji
variabel
normalitas
dengan
dilakukan
Koefisien
: Menerima model kuadrat terkecil
penelitian.
atau
Temuan lain dari penelitian ini adalah
pooled least square
menghitung prosentase pengeluaran kedua
H1
sektor terhadap total Anggaran Pendapatan
: Menolak model pooled least square Berdasarkan hasil perhitungan dengan
dan
Belanja
Kabupaten/Kota.
Maka
rumus Chow diperoleh nilai F sebesar
didapatkan diagram berikut ini.
1170,373 yang artinya lebih besar dari nilai F-
Diagram 1. Rata-Rata Prosentase Pengeluaran
tabel sebesar 3,0828. Dengan demikian H0
Pemerintah Sektor Kesehatan dan Pendidikan
dinyatakan
Terhadap APBK 2005 – 2010.
tidak
diterima
dan
model
persamaan yang fit adalah model persamaan dengan asumsi slope konstan dan koefisien bervariasi untuk setiap kabupaten/kota. 85 -
Volume 1, No. 4, Agustus 2013
Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Sementara 15 kabupaten lainnya berada di bawah AvgPK 10%. Berdasarkan dapat disimpulkan terjadi disparitas pengeluaran pemerintah dua sektor yang cukup besar. Hal ini mendukung temuan dalam model regresi di atas bahwa ternyata pada satu sisi terjadi peningkatan prosentase pengeluaran pemerintah sektor pendidikan yang sangat besar. Dalam hal ini bisa dikatakan hampir dua kali dari minimal yang
Avg PP = rata-rata prosentase pengeluaran pemerintah sektor pendidikan dalam kurun waktu 6 tahun (2005 – 2010) Avg PK = rata-rata prosentase pengeluaran pemerintah sektor kesehatan dalam kurun waktu 6 tahun (2005 – 2010)
ditargetkan,
sementara
pengeluaran
pemerintah
kondisi
prosentasi
sektor
kesehatan
masih sangat jauh dari minimal target yang ditetapkan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Sumber: PECAPP, diolah.
1. Pengeluaran pemerintah kabupaten/kota Berdasarkan tabel di atas, Avg PP selama
sektor kesehatan dan pendidikan secara
6 tahun adalah lebih dari 20% total realisasi
serempak berpengaruh signifikan terhadap
APBK lebih dari 20%. Lihat misalnya Kota
nilai Indeks Pembangunan Manusia di
Banda Aceh dan Aceh Besar, rata-rata
masing-masing kabupaten/kota di Provinsi
prosentasinya
40%.
Aceh. Hal ini dibuktikan oleh nilai F-
Sementara Simeulue, Gayo Lues dan Aceh
hitung yaitu 64,768 yang lebih besar dari
Singkil belum mencapai 20%. Dan 13
F-tabel yaitu 3,0828.
kabupaten/kota
hampir
lainnya
mencapai
sudah
mencapai
2. Kedua variabel bebas yaitu pengeluaran
ketentuan undang-undang yaitu melewati dari
pemerintah
sektor
kesehatan
dan
nilai paling sedikit 20%.
pendidikan terbukti dapat menjelaskan AvgPP
pengaruhnya terhadap IPM dengan sangat
kabupaten/kota banyak yang sudah mencapai
meyakinkan. Pembuktiannya pada hasil
prosentase
angka
sementara
AvgPK
Seperti
disebutkan
bahwa
yaitu
20%,
perhitungan nilai R square yaitu 93 persen.
kabupaten/kota
justru
Hanya
minimal
mengalami sebaliknya. Hanya tiga daerah yang memenuhi AvgPK minimal 10% yaitu Aceh Tengah, Aceh Pidie dan Aceh Besar.
7
persen
pengaruh
tersebut
dijelaskan oleh variabel lainnya. 3. Pengaruh karakteristik individu atau unit kabupaten/kota
sangat
signifikan.
Sementara pengaruh karakteristik waktu Volume 1, No. 4, November 2013
- 86
Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
dapat dikatakan lemah. Hal ini dibuktikan
belanja
dalam mengestimasi model persamaan
prosentase untuk sektor ini tidak melulu
data panel yang cocok untuk penelitian ini.
ditujukan untuk pembangunan fisik tetapi
4. Peningkatan pemerintah
prosentase sektor
pengeluaran
kesehatan
dapat
meningkatkan IPM sementara peningkatan prosentase pengeluaran pemerintah sektor
tidak
langsung.
Disarankan
mulai memperhatikan kualitas dan mutu pendidikan.
Dengan
demikian
angka
prosentase tersebut dapat ditekan. 3. Dalam
hal
perencanaan
IPM
dapat
pendidikan dapat menurunkan IPM. Hal
dijadikan parameter oleh semua pihak
ini ditunjukkan oleh model persamaan
yang
yang dihasilkan dimana koefisien untuk
pembangunan di Aceh agar perencanaan
pengeluaran pemerintah sektor kesehatan
yang disusun nantinya dapat lebih optimal
positif sebesar 3,65 sedangkan untuk
dan efisien.
berkepentingan
terhadap
pendidikan bernilai negatif yaitu -1,27. 5. Berdasarkan
perbandingan
rata-rata
prosentase selama 6 tahun diperoleh kesimpulan bahwa rata-rata prosentase pengeluaran pemerintah sektor pendidikan di banyak kabupaten/kota jauh melebihi jumlah minimal yang ditargetkan yaitu 20%,
sementara
dalam
hal
sektor
kesehatan banyak kabupaten/kota yang belum memenuhi target minimalnya yaitu 10%.
Saran 1. Pemerintah
perlu
memperhatikan
pengeluaran pemerintah sektor kesehatan dengan target prosentase pengeluaran pemerintah mencapai lebih dari 10% di semua
kabupaten/kota
untuk
sektor
kesehatan. 2. Secara simultan, pemerintah diharapkan memperketat
prosentase
pengeluaran
pemerintah sektor pendidikan dengan cara memeriksa kembali pengeluaran belanja langsung (yang bersifat pelayanan) dan 87 -
Volume 1, No. 4, Agustus 2013
DAFTAR KEPUSTAKAAN Agung, W., 2010. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Sektor Pendidikan dan Kesehatan Terhadap Peningkatan Pembangunan Manusia dan Pengurangan Kemiskinan. Tesis.Prodi Magister Ekonomi FEUI. Ananta, A., 1990. Kesehatan, Sumber daya Manusia dan pembangunan Ekonomi. Prisma th XIX (6) 1990,-- p.: 21 – 32. Arsyad, L., 1999.Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE. Dumairy, 1996. Perekonomian Indonesia.Yati Sumiharti (editor). Cet. 5. Jakarta: Penerbit Erlangga. Gujarati, D. N., 2006. Dasar-Dasar Ekonometrika. Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga Mashuri dan Syarif Hidayat, 2001.Menyingkap Akar Persoalan Ketimpangan Ekonomi di Daerah. PT. Pamator. Sihombing, T., 2003. Dana Otonomi Khusus Sektor Kesehatan Yang Merupakan Jumlah Alokasi Sektor Kesehatan Dibagi Dengan Total Dana Otonomi khusus Pemerintah Kabupaten/Kota. Tesis. Prodi Pasca Sarjana USU Medan. Suliyanto, 2011. Ekonometrika Terapan: Teori & Aplikasi dengan SPSS. Ed ke-1. CV. Yogyakarta: Andi Offset. Sapha A.H, 2010. Analisis Pengaruh Belanja Kesehatan Oleh Pemerintah Terhadap Derajat Kesehatan Masyarakat di Provinsi Aceh. Jurnal. FE-Unsyiah. Darussalam Banda Aceh. 2010. Sodik, J., 2007. Pengeluaran Pemerintah dan Pertumbuhan Ekonomi Regional. Jurnal
Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Ekonomi Pembangunan. Vol. 12. No. 1 April 2007 hal. 27-36. UVN Veteran Yogyakarta.
Volume 1, No. 4, November 2013
- 88