SEMINAR TUGAS AKHIR
Pengelompokkan Kabupaten / Kota di Jawa Timur berdasarkan Faktor-Faktor penyebab Perceraian Tahun 2010
LOGO
Oleh : Luthfi Kurnia Hidayati (1309106007) Pembimbing : Dra. Lucia Aridinanti, MS
JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011
SISTEMATIKA TUGAS AKHIR
1
PENDAHULUAN
2
TINJAUAN PUSTAKA
3
METODOLOGI PENELITIAN
4
PEMBAHASAN
5
KESIMPULAN DAN SARAN
Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
2
1
PENDAHULUAN
Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
3
1
Latar Belakang
PERCERAIAN
Putusnya Hubungan Suami Istri
Tidak Tercapainya Tujuan Pernikahan Retaknya Hubungan Sikap Egoisnya masing- masing individu Perceraian dapat dilakukan apabila dengan alasan yang kuat.
Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 dan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975
Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
4
1
Latar Belakang jumlah perkara perceraian
Menurut data dari Pengadilan Tinggi Agama Surabaya, dari tahun ke tahun perceraian mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat, dari tahun 2007 sampai 2010.
47356
2007
56378
2008
62720
2009
67923
2010
Menurut penelitian RR arief Surya febriani (1999),berdasarkan faktor penyebab perceraian di wilayah 36 Kabupaten/Kota di Jawa Timur pada tahun 1996 dan tahun 1997 dibagi menjadi 3 kelompok. Faktor pembeda dari masing pengelompokkan adalah pada tahun 1996 terdapat 4 variabel pembeda, sedangkan pada tahun 1997 terdapat 6 variabel pembeda.
Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
5
1
Latar Belakang
Usaha pihak Pengadilan Tinggi Agama untuk mengantisipasi terjadinya perceraian tersebut adalah dengan mengadakan suatu penyuluhan, berupa penyuluhan hukum.
Memperkenalkan UU Perkawinan dan UU Peradilan agama, guna memberikan informasi hukum agar dapat diketahui, dipahami, dihayati dan selanjutnya dapat diwujudkan dalam pola berfikir dan bertingkah laku masyarakat.
Hal ini bisa memberikan solusi dari masalah perkawinan dan menyempitkan kasus perceraian yang terjadi melalui program mediasi.
Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
6
1
Latar Belakang
Untuk membantu mewujudkan program dari Pengadilan Tinggi Agama tersebut, maka perlu suatu informasi tentang keadaan penyebab-penyebab perceraian dari masyarakat Jawa Timur yang melakukan perceraian.
Penelitian ini akan mengelompokkan Kabupaten / Kota di Jawa Timur berdasarkan faktor-faktor penyebab perceraian dengan analisis multivariate meliputi Analisis Cluster, dan Analisis Diskriminan.
Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
7
1
Perumusan Masalah dan Tujuan
• Perumusan Masalah
1
Bagaimana hasil pengelompokkan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur berdasarkan penyebab perceraian pada tahun 2010?
2 Bagaimana perbandingan hasil pengelompokkan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur berdasarkan penyebab perceraian pada tahun 1996 dan 1997 dengan tahun 2010?
• Tujuan
1
Mengetahui hasil pengelompokkan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur berdasarkan penyebab perceraian pada tahun 2010.
Mengetahui perbandingan hasil pengelompokkan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur berdasarkan penyebab perceraian pada tahun 1996 dan 1997 dengan hasil pengelompokkan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur berdasarkan penyebab perceraian pada tahun 2010.
2
Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
8
1
Manfaat dan Batasan Masalah
Manfaat
1. Sebagai informasi bagi pihak pengadilan agama dalam menangani kasus perceraian di Jawa Timur sehingga dapat disusun program yang sesuai untuk masing-masing Kabupaten/Kota guna mengurangi tingkat perceraian di Jawa Timur. 2. Untuk mengetahui kelompok-kelompok Kabupaten/Kota di Jawa Timur berdasarkan penyebab-penyebab Perceraian.
Batasan Masalah
Faktor-Faktor penyebab perceraian yang digunakan yaitu 8 variabel dan mencakup 38 Kabupaten / Kota di Jawa timur. Data di dapat dari Kantor Pengadilan Tinggi Agama Jawa Timur.
Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
9
2
TINJAUAN PUSTAKA
Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
10
2
Tinjauan Statistik
1. Analisis Kelompok Analisis kelompok (Cluster analiysis) merupakan sebuah metode analisis untuk mengelompokkan objek-objek pengamatan menjadi beberapa kelompok sehingga akan diperoleh kelompok dimana objek-objek dalam satu kelompok mempunyai banyak persamaan sedangkan dengan anggota kelompok yang lain mempunyai banyak perbedaan (Johnson dan Wichern, 2002).
Prosedur pengelompokan pada dasarnya ada dua, yaitu pengelompokan dengan prosedur hierarki dan tak berhierarki. Pada penelitian ini metode yang dipakai adalah prosedur hierarki karena jumlah kelompok yang akan dibentuk belum ditentukan. Tabel 2.1 Macam-macam jarak yang digunakan.
Nomor
Beberapa macam jarak yang biasa dipakai di dalam analisis kelompok:
1
2
3
Jarak Euclidean
Manhattan
Pearson
Formula d ij
d ij d ij
x
2
p
k 1
ik
p
x k 1 p
ik
x
k 1
Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
ik
x jk
x jk x jk
var x k
2
11
2
Tinjauan Statistik Pautan Tunggal (Single Linkage) Rumus yang digunakan untuk menentukan jarak antara kelompok (i,j) dengan k adalah:
Metode yang digunakan untuk perhitungan jarak antar cluster dengan obyek atau dengan cluster lain di dalam kelompok
d (i , j ) k min( d ik , d jk )
Pautan Lengkap ( Complete Linkage) Rumus menentukan jarak antara kelompok (i,j) dengan k:
d (i , j ) k max( d ik , d jk )
Pautan rata-rata (Average Linkage) Rumus menentukan jarak antara kelompok (i,j) dengan k:
d (i , j ) k average(d ik , d jk )
Metode Ward Rumus yang digunakan untuk menentukan jarak pada metode ward adalah :
d XY SSE XY SSE X SSE(Y )
Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
12
2
Tinjauan Statistik
Sebelum menganalisis Diskriminan akan dilakukan uji vektor rata-rata dan pengujian asumsi dari analisis diskriminan yaitu : 1. Uji Kenormalan Data 2. Uji Kehomogenan matrik varian kovarian Apabila asumsi kehomogenan matrik varian kovarian belum terpenuhi, maka yang perlu dilakukan adalah mengubah data yang tidak homogen menjadi homogen dengan melakukan transformasi data. Salah satu transformasi data yang sering digunakan untuk tujuan ini adalah Transformasi Box-Cox. Transformasi Box-Cox diberlakukan kepada variabel respon, Y, yang harus bertanda positif, dinyatakan dalam transformasi kuasa dengan persamaan berikut :
( x 1) Y ln( x)
untuk 0 untuk 0
Setelah semua asumsi terpenuhi maka dapat dilanjutkan untuk Analisis Diskriminan
Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
13
2
Tinjauan Statistik
2. Analisis Diskriminan Analisis Diskriminan merupakan salah satu metode analisis multivariat yang digunakan untuk mengetahui variabel-variabel ciri yang membedakan tiap-tiap kelompok yang terbentuk dan bertujuan untuk mengklasifikasikan beberapa kelompok data yang sudah terkelompokkan dengan cara membentuk kombinasi linear fungsi diskriminan, sedemikian hingga setiap objek menjadi anggota dari salah satu kelompok, selain itu juga menjelaskan hubungan dependensi antara variabel respon dan variabel penjelas. Fungsi diskriminan merupakan suatu kombinasi linier dari p variabel dengan memaksimumkan jarak antara dua grup atau kelompok vektor rata-rata. Persamaannya adalah
Z a1 y1 a2 y 2 ... a p y p a ' y Z a' y Setelah di peroleh fungsi diskriminan maka dapat dihitung skor faktor diskriminan untuk tiap observasi dengan memasukkan nilai-nilai variabelnya.
Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
14
2
Tinjauan Non Statistik
1. Pengertian Perkawinan
Menurut Agama Islam :
Menurut Undang-Undang Perkawinan Pasal 1 Nomor 1 tahun 1974 :
Perkawinan disebut “nikah”, yang berarti melakukan suatu akad nikah atau perjanjian untuk mengikatkan diri antara seorang laki-laki dan seorang perempuan serta menghalalkan hubungan kelamin antara keduanya, dengan dasar sukarela dan persetujuan bersama demi terwujudnya keluarga (rumah tangga) bahagia yang di ridhai oleh Allah SWT (Soemiyati,1986). Perkawinan adalah Ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Dari kedua pengertian perkawinan diatas, untuk perkawinan menurut Agama Islam atau perkawinan yang disah kan hanya menurut hukum Agama Islam tanpa dilakukan pencatatan perkawinan oleh Pegawai Pencatat Nikah sehingga tidak bisa dibuktikan dengan akta nikah. Perkawinan ini tidak mempunyai kekuatan hukum karena tidak memenuhi pasal 2 ayat (2) Undang-Undang nomor 1 tahun 1974. Sehingga apabila terdapat perselisihan antara suami istri, bagi pihak perempuan (istri) tidak mendapatkan perlindungan dari Hukum (Negara).
Proposal Tugas Akhir - Surabaya, 26 Oktober 2011
15
2
Tinjauan Non Statistik
2. Pengertian Perceraian dan Penyebab Perceraian Menurut Undang-Undang maupun Peraturan Pemerintah tentang perkawinan, tidak terdapat pengertian tentang perceraian, hanya mengatur tentang putusnya perkawinan serta akibatnya. Penjelasan umum dari Undang-Undang nomor 1 tahun 1974 menyebutkan, karena tujuan perkawinan adalah untuk membentuk keluarga yang kekal dan sejahtera, maka UndangUndang ini menganut prinsip untuk mempersukar terjadinya perceraian. Mengenai putusnya perkawinan serta akibatnya, diatur dalam Pasal 38 sampai 41 Undang-Undang nomor 1 tahun 1974 yang disebutkan beberapa hal, yaitu:
a. Karena Kematian b. Karena Perceraian c. Atas Putusan Pengadilan
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Perceraian adalah Putusnya hubungan ikatan suami istri karena sebab-sebab tertentu yang tidak memungkinkan lagi bagi suami istri untuk meneruskan hidup rumah tangga. Walaupun perceraian itu sah menurut agama dan diatur dalam undang-undang akan tetapi perceraian itu perlu dihindari. Banyaknya kasus perceraian yang melanda pasangan suami istri saat ini merupakan suatu pelajaran bagi kita untuk lebih seleksi dan instropeksi diri dalam memilih pasangan dalam membentuk dan menjalin rumah tangga yang bahagia.
Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
16
3
METODOLOGI PENELITIAN
Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
17
3
Sumber Data dan Variabel Penelitian
Sumber Data
Data Sekunder :
Laporan perkara yang diputus pada Pengadilan Agama Se Wilayah Pengadilan Tinggi Agama Surabaya dan PenyebabPenyebab Perceraian pada Kasus Cerai Gugat dan Cerai Talak pada tahun 2010 yang dipublikasikan oleh Pengadilan Tinggi Agama Surabaya. Wilayah dari Pengadilan Tinggi Agama Surabaya mencakup dari Pengadilan Agama Se Jawa Timur..
X1 =Persentase penyebab utama perceraian karena Moral per Kabupaten/Kota. X2 =Persentase penyebab utama perceraian karena Meninggalkan kewajiban per Kabupaten/Kota. X3 =Persentase penyebab utama perceraian karena Kawin di bawah umur per Kabupaten/Kota. Variabel Penelitian
X4 =Persentase penyebab utama perceraian karena Penganiayaan per Kabupaten/Kota. X5 =Persentase penyebab utama perceraian karena Dihukum per Kabupaten/Kota. X6 =Persentase penyebab utama perceraian karena Cacat Biologis per Kabupaten/Kota. X7 =Persentase penyebab utama perceraian karena Terus Menerus berselisih per Kabupaten/Kota. X8 =Persentase penyebab utama perceraian karena Lain-lain per Kabupaten/Kota.
Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
18
3
Langkah Analisis
Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Untuk menjawab permasalahan pertama dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
2. Untuk menjawab permasalahan kedua
Menentukan metode yang digunakan dalam cluster analisis, yaitu menggunakan metode hirarki
Menentukan kemiripan dalam satu kelompok. Memaparkan dari setiap anggota kelompok yang terbentuk. Dan hasil yang terbaik adalah metode ward linkage
Dilakukan dengan membandingkan hasil pengelompokkan yang diperoleh dari pengelompokkan daerah tingkat II di Jawa Timur berdasarkan faktor-faktor penyebab perceraian pada tahun 1996 dan 1997. dengan hasil pengelompokkan kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur berdasarkan faktor-faktor penyebab perceraian pada tahun 2010.
Menguji kenormalan data. Menguji vektor rata-rata. Menguji matriks varian kovarian antar kelompok homogen. Menghitung ketepatan klasifikasi dari hasil analisis kelompok yang terbentuk dengan analisis diskriminan.
Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
19
4
PEMBAHASAN
Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
20
4
PEMBAHASAN Jumlah Perceraian tahun 2010
251
moral
6584
30442 30309
meninggalkan kewajiban Kawin dibawah Umur menyakiti jasmani Dihukum
435 293
302 705
Cacat Biologis
4000 2000
Tuban
Surabaya
Situbondo
Sampang
0
Ponorogo
Jumlah perceraian berdasarkan Faktor utama penyebab perceraian
6000
Bangkalan Bawean Bojonegoro Gresik Jombang Kediri (kab) Kraksaan Lumajang Madiun (kota) Malang (kab) Mojokerto Ngawi Pamekasan
Angka perceraian tertinggi diantara 38 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2010 adalah Kabupaten banyuwangi yaitu sebesar 4.695 kasus perceraian dan angka terendah pada Kota madiun yaitu sebesar 384 kasus perceraian.
Jumlah Kasus cerai
1. Statistik Deskriptif
Kabupaten/Kota
Faktor penyebab perceraian paling tinggi pada tahun 2010 dikarenakan variabel terus menerus berselisih dan paling rendah kedua yaitu variabel kawin dibawah umur.
Terus Menerus Berselisih Lain-Lain
Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
21
4
PEMBAHASAN
2. Pengelompokkan Wilayah Jatim berdasarkan penyebab perceraian. Untuk mendapatkan beberapa kelompok Kabupaten/Kota di Jawa Timur berdasarkan penyebab perceraian dan dalam satu kelompok mempunyai karakteristik penyebab perceraian sama, serta antar kelompok mempunyai karakteristik penyebab perceraian beda menggunakan Analisis Cluster. Pada analisis cluster ini metode yang digunakan adalah cluster hirarki Gambar 4.1 Dendogram dengan metode Ward linkage, Pearson Distance
dalam pembentukannya dilakukan pemotongan dendogram. Metode paling baik yang digunakan adalah metode ward linkage dengan jarak pearson. Tabel 4.1 Pengelompokkan Kabupaten / Kota : Kelompok
Dendrogram
Ward Linkage, Pearson Distance
1
Distance
18.79
12.53
2 6.26
0.00
il o g an so a) an ep an n o a n b) a) y a gi g er g an ar b ) to j o an r o ik b ) k an a) o an k a n w i g ng gg an e o o t as n et a la nd sa k a ot a an an b j an r u lit k a e r ar b o r es k a ale e ot og g n ju c it ga u n Ba oli nampBawdo wn ( k ek ume ag n gk ubo r ak g ( g (k ur ab u womb Jemma asu Bir i ( jok i do Tu neg G n ( ngg angr i ( K normon ga Pa N g ag M a it K n n S ny J u K d i P o La N b n d o S ojo Lu P B S o S B on diu P am S d i Tr e lu ala la Ke M B Ke Ba Pr Tu Ma M Ma Ma
Observations
Kabupaten / Kota Bangil, Bawean, Bondowoso, Madiun(kota), Magetan, Pamekasan Probolinggo, Sampang, Sumunep. Bangkalan, Banyuwangi, Blitar, Bojonegoro, Gresik, Jember, Jombang, Kangean, Kediri(Kab), Kediri(Kota), Kraksaan, Lamongan, Lumajang, Madiun(Kab), Malang(Kab), Malang(Kota), Mojokerto, Nganjuk, Ngawi, Pacitan, Pasuruan, ponorogo, Sidoarjo, Situbondo, Surabaya, Trenggalek, Tuban, Tulungagung.
Pengelompokkan diatas didasarkan pada banyak nya observasi yaitu sebanyak 37 data, sehingga dapat diketahui data dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok 1 terdiri dari 9 kabupaten/kota sedangkan kelompok ke 2 terdiri dari 28 kabupaten/kota.
Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
22
4
PEMBAHASAN
3. Uji Vektor rata-rata Dalam pembentukan fungsi diskriminan harus diketahui setiap variabel yang terlibat antara populasi berbeda secara signifikan. Untuk kepentingan tersebut dilakukan uji kesamaan vektor rata-rata. Keputusan dapat diambil dengan 2 cara : 1. Dengan Angka Wilks’ Lambda Angka Wilks’ Lambda berkisar 0-1. Jika Jika angka mendekati 0, maka data cenderung berbeda ; sebaliknya jika angka mendekati 1, maka data cenderung sama. 2. Dengan F test menggunakan angka signifikansinya, dengan ketentuan sebagai berikut : Jika signifikansi > 0,05 , maka tidak ada perbedaan dalam kelompok. Jika signifikansi < 0,05 , maka ada perbedaan dalam kelompok. (Sarwono, 2009) Di peroleh hasil : Tabel 4.2 Uji Vektor rata-rata dengan menggunakan Wilks’ Lambda test Tests of Equality of Group Means Wilks’ Lambda
F .365
1
35
Sig. .550
.844
6.458
1
35
.016
.709
14.349
1
35
.001
Penganiayaan
.733
12.751
1
35
.001
Dihukum
.660
18.034
1
35
.000
Cacat biologis
.738
12.408
1
35
.001
terus menerus berselisih
.939
2.289
1
35
.139
lain lain
.563
27.157
1
35
.000
Moral
.990
meninggalkan kewajiban
kawin dibawah umur
df1
df2
Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
23
4
PEMBAHASAN
4. Analisis Diskriminan Setelah dilakukan pengujian asumsi (akan dibahas setelah ini) selanjutnya dilakukan analisis diskriminan, untuk membentuk sejumlah fungsi diskriminan, yakni fungsi pembeda yang dapat digunakan sebagai cara terbaik dalam memisahkan kelompok-kelompok. Diperoleh hasil pengolahan data seperti yang ditampilkan pada Tabel berikut : Variables Entered/Removed a,b,c,d Min. D Squared Step
Entered
Statistic
1
lain lain
3.987
2
meninggalkan kewajiban
5.318
Between Groups kelompok 1 and kelompok 2 kelompok 1 and kelompok 2
Exact F Statistic
df1
df2
Sig.
27.157
1
35.000
8.466E-6
17.592
2
34.000
5.689E-6
Jadi, dari 8 variabel yang dimasukkan ternyata hanya 2 variabel yang memenuhi kriteria. Artinya, baik dalam faktor meninggalkan kewajiban maupun faktor lain-lain sangat mempengaruhi Jumlah Perceraian pada Kelompok 1 dan Kelompok 2. Setelah didapatkan faktor pembeda dari persamaan diskriminan, maka didapatkan fungsi persamaan diskriminan, yaitu sebagai berikut:
Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
24
4
PEMBAHASAN
Classification Function Coefficients ward pearson kelompok 1 kelompok 2 meninggalkan kewajiban 25.413 34.375 lain lain -13.239 -16.724 (Constant) -35.549 -57.320 Fisher's linear discriminant functions
Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui variabel-variabel pembeda antar kelompok tersebut secara bersama-sama membentuk fungsi diskriminan sebagai berikut : • Z1 = - 35,549 + 25,413 meninggalkan kewajiban – 13,239 lain-lain. • Z2 = - 57,320 + 34,375 meninggalkan kewajiban – 16,724 lain-lain. Setelah diperoleh fungsi diskriminan maka dapat diketahui ketepatan dari setiap kelompok. Classification Results Ketepatan fungsi ward pearson Predicted Group Diskriminan Membership Kesalahan yang terjadi Total kelompok 1 kelompok 2 dapat dihitung pada penempatan Original Count kelompok 1 8 1 9 kelompok 2 5 23 28 dengan cara : pengelompokkan, dapat % kelompok 1 88.9 11.1 100.0 diketahui ketepatan kelompok 2 17.9 82.1 100.0 CrossCount kelompok 1 8 1 9 klasifikasinya dengan kelompok 2 5 23 28 validated 8 23 melihat output berikut: % kelompok 1 88.9 11.1 100.0 0,837 83,7% b,c
2
dimension2
dimension2
a
dimension2
kelompok 2
17.9
82.1
a. Cross validation is done only for those cases in the analysis. In cross validation, each case is classified by the functions derived from all cases other than that case. b. 83.8% of original grouped cases correctly classified. c. 83.8% of cross-validated grouped cases correctly classified.
100.0
37
Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
25
4
PEMBAHASAN
5. Pengujian Asumsi :
1. Uji Kenormalan Data Uji kenormalan data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang digunakan mengikuti distribusi multivariat normal atau tidak. Karena multivariat normal merupakan syarat utama dalam melakukan analisa multivariat. Hipotesa : H0 : Data mengikuti sebaran distribusi multivariat normal. H1 : Data tidak mengikuti sebaran distribusi multivariat normal. Statistik uji = nilai 2 ' 1
dj ( X j X ) . S ( X j X ) , j 1,2,..., n
Diperoleh hasil :
dj 2 2 8;0,5 lebih dari 50% yaitu 64,86.
Keputusan : Gagal tolak H0 karena nilai
dj 2 7.34 lebih dari 50 % yaitu sebesar 64,86 %.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa data mengikuti sebaran distribusi multivariat normal. Maka dapat disimpulkan pada pemeriksaan multivariat normal variabel mengikuti sebaran distribusi multivariat normal, maka dapat dilakukan analisis selanjutnya.
Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
26
4
PEMBAHASAN
2. Uji Kehomogenan Matrik Varian Kovarian Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel satu dengan yang lainnya memiliki hubungan yang homogen. Dalam uji homogenitas digunakan statistic uji Box’s-M pada program SPSS. Dari 8 Variabel dan 2 Kelompok yang sudah terbentuk maka diperoleh hasil : Test Results Box's M 121.149 F Approx. 2.754 df1 28 df2 790.052 Sig. .000
Keputusan : tolak H0, karena nilai significance statistik uji Box’s-M kurang dari α (0.05).
Tests null hypothesis of equal
population covariance matrices.
Karena hasil tidak homogen maka selanjutnya dilakukan transformasi box-cox pada variabel x1 sampai x8 agar dapat terpenuhi asumsi dari multivariat. Setelah mendapatkan hasil transformasi, langkah selanjutnya menguji kembali homogenitas digunakan statistic uji Box’s-M pada program SPSS. Berikut hasil dari uji Box’s-M : Test Results Box's M 83.803 F Approx. 1.350 df1 36 df2 767.890 Sig. .085 Tests null hypothesis of equal population covariance matrices.
Keputusan : Gagal tolak H0, karena nilai significance statistik uji Box’sM lebih besar dari α (0.05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa matriks varians-kovarians kelompok I dan kelompok II homogen dan dapat dilakukan untuk analisis selanjutnya.
Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
27
4
PEMBAHASAN
6. Penyebab perceraian tahun 1996, tahun 1997 dan tahun 2010. Pengelompokkan menggunakan Analisis Cluster pada tahun 1996 dan pada tahun 1997 semua nya menggunakan metode complete linkage. Pada penelitian ini semua asumsi terpenuhi, sehingga tidak memerlukan transformasi data. Pengelompokkan perceraian pada tahun 2010 menggunakan metode ward linkage dan hanya 2 kelompok. Berikut hasil pengelompokkan kabupaten/Kota pada tahun 1996, ahun 1997 dan tahun 2010: Tabel Pengelompokkan tahun 1996 : Kel
1
2 3
Kabupaten / Kota Bangil, Bangkalan, Bawean, Blitar, Bojonegoro, Bondowoso, Gresik, Jember, Jombang, Kangean, Kraksaan, Kab.Kediri, Kod.Kediri, Lamongan, Lumajang, Kab.Madiun, Kod.Madiun, Magetan, Malang, Mojokerto, Nganjuk, Ngawi, Pacitan, Ponorogo, Pamekasan, Pasuruan, Probolinggo, Sidoarjo, Situbondo, Sumenep, Surabaya, Trenggalek, dan Tulungagung. Banyuwangi dan Tuban Sampang
Tabel Pengelompokkan tahun 1997 : Kel
1
2 3
Kabupaten / Kota Bangil, Bangkalan, Bawean, Blitar, Bojonegoro, Bondowoso, Gresik, Jember, Jombang, Kangean, Kraksaan, Kab.Kediri, Kod.Kediri, Lamongan, Lumajang, Kab.Madiun, Kod.Madiun, Magetan, Malang, Mojokerto, Nganjuk, Ngawi, Pacitan, Ponorogo, Pamekasan, Pasuruan, Probolinggo, Sidoarjo, Situbondo, Surabaya, Trenggalek, Tuban dan Tulungagung. Banyuwangi dan Sampang Sumenep
Tabel Pengelompokkan tahun 2010 : Kel 1
2
Kabupaten / Kota Bangil, Bawean, Bondowoso, Madiun(kota), Magetan, Pamekasan Probolinggo, Sampang, Sumenep. Bangkalan, Banyuwangi, Blitar, Bojonegoro, Gresik, Jember, Jombang, Kangean, Kediri(Kab), Kediri(Kota), Kraksaan, Lamongan, Lumajang, Madiun(Kab), Malang(Kab), Malang(Kota), Mojokerto, Nganjuk, Ngawi, Pacitan, Pasuruan, Ponorogo, Sidoarjo, Situbondo, Surabaya, Trenggalek, Tuban, Tulungagung.
Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
28
4
PEMBAHASAN
Dari Pengelompokkan diatas maka didapat Variabel Pembeda dari Setiap Tahun. Variabel Pembeda tersebut dapat dilihat sebagai berikut : Tabel Variabel Pembeda setiap tahunnya:
1996
1997 krisis akhlak, krisis akhlak, Cemburu, Ekonomi, penganiayaan, politis Kawin dibawah umur, dan gangguan pihak-3. Penganiayaan, dan Gangguan pihak-3.
2010 meninggalkan kewajiban dan variabel lain-lain.
Dapat dilihat Perbedaan Variabel Pembeda setiap tahunnya. Tetapi untuk tahun 1996 dan 1997 masih ada variabel Pembeda yang sama dalam pengelompokkan Kabupaten/Kota berdasarkan penyebab perceraian. Berbeda jauh dengan tahun 2010 hanya 2 variabel Pembeda dalam pengelompokkan.
Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
29
5
KESIMPULAN DAN SARAN
Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
30
5
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1. Angka perceraian tertinggi diantara 38 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2010 adalah Kabupaten banyuwangi yaitu sebesar 4.655 kasus perceraian dan angka terendah pada Kota madiun yaitu sebesar 344 kasus perceraian. Faktor penyebab perceraian paling tinggi pada tahun 2010 dikarenakan variabel terus menerus berselisih dan paling rendah kedua yaitu variabel kawin dibawah umur. 2. Pada penelitian ini diperoleh 2 kelompok Kabupaten/Kota dengan metode terbaik yaitu metode ward linkage. Dari pengelompokkan tersebut diketahui 2 variabel pembeda yaitu variabel meninggalkan kewajiban dan variabel lain-lain. Dari fungsi diskriminan yang terbentuk Ketepatannya adalah 83,7% atau ketepatannya tinggi karena mendekati 100%. 3. Dari pengelompokkan pada tahun 1996, 1997 dan pada tahun 2010 didapatkan hasil yaiitu Variabel pembeda pada tahun 1996 sebanyak 3 Variabel, pada tahun 1997 sebanyak 6 variabel sedangkan pada tahun 2010 sebanyak 2 variabel.
Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
31
5
Saran
Sebaiknya pihak Pengadilan agama dalam menentukan daerah penyuluhan selain berdasarkan petunjuk-petunjuk yang ada juga dilakukan analisa data dari tahun sebelumnya. Sehingga dalam memprioritaskan daerah yang disuluh lebih tepat. Selain itu untuk materi penyuluhan lebih di fokuskan pada penyebab perceraian yang mengakibatkan tingginya jumlah perceraian.
Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
32
DAFTAR PUSTAKA Chatfield, C. and Collins. A. J .1980. Introduction to Multivariate Analysis, Chapman and hall in Assosiation with Methuen,Inc. 733 Third Avenve, New York. Dillon, W. R, and Goldstein, M. (1984). Multivariate Analysis Methods and Aplication. John Willey & Sons: Canada. Febriani,Arief Surya. 1999. Studi Pengelompokan daerah tingkat II di Jawa Timur berdasarkan faktor-faktor penyebab perceraian pada tahun 1996 dan 1997. Tugas Akhir Jurusan Statistika Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Surabaya. Iwan, Sugeng. “Pengasuh anak dalam keluarga”. Diunduh dari http://id.wikipedia.org/wiki/keluarga. pada minggu, 25 September 2011, 18.00 Johnson, R.A and Winchern, D.W. (2002). Applied Multivariate Analysis, Third Edition. Prentice Hall Inc:New Jersey. Muchtar Natsir, et.all. 1980. “Pedoman Pegawai Pencatat Nikah”. PPN. Departemen Agama. Jakarta. Pengadilan Tinggi Agama Surabaya.2010. jumlah Perceraian di Jawa timur. Diunduh dari website http://www.pta.surabaya.go.id, pada minggu, 19 September 2011, 17.26. Soemiyati. 1986. “Hukum perkawinan Islam dan Undang-Undang perkawinan”. Liberty. Yogyakarta. Undang-Undang perkawinan tahun 1974 dan Peraturan Pemerintah tentang perkawinan tahun 1975. Proposal Tugas Akhir - Surabaya, 26 Oktober 2011
33
LOGO