Korelasi Pembelajaran PKN Dengan Pembentukan Karakter Siswa Dalam Kehidupan Sehari - Hari Pada Siswa Fedri Setyawan (09110051) Mahasiswa PPKN IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Latar belakang dalam penelitian ini adalah pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hakikat negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara kebangsaan modern. Negara kebangsaan modern adalah negara yang pembentukannya didasarkan pada semangat kebangsaan atau nasionalisme yaitu pada tekad suatu masyarakat untuk membangun masa depan bersama di bawah satu negara yang sama walaupun warga masyarakat tersebut berbeda-beda agama, ras, etnik, atau golongannya. Rumusan Masalah adalah adakah korelasi yang signifikan antara pembelajaran PKn terhadap pembentukan karakter siswa dalam kehidupan sehari-hari di MTs. Tarbiyatul Islamiyah Tanjunganom Gabus Pati. Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan pembelajaran PKn di MTs. Tarbiyatul Islamiyah Tanjunganom Gabus Pati,untuk mengetahui sejauh mana karakter siswa di MTs. Tarbiyatul Islamiyah Tanjunganom Gabus Pati, dan untuk mengetahui korelasi pembelajaran PKn terhadap pembentukan karakter siswa dalam kehidupan sehari-hari di MTs. Tarbiyatul Islamiyah Tanjunganom Gabus Pati. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII,VIII,IX MTs. Tarbiyatul Islamiyah Tanjunganom Gabus Pati yang berjumlah 39 responden. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah melakukan penelitian dengan berorentasi pada korelasi antara pembelajaran PKn dengan pembentukan karakter siswa dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif karena dalam peneltiian ini menggunakan analisa statistik untuk menganalisa selanjutnya mengambil kesimpulan dari penelitian itu. Adapun yang menjadi lokasi penelitian adalah MTs. Tarbiyatul Islamiyah Tanjunganom Gabus Pati.Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan metode angket. Validasi data diperoleh dari perhitungan statistik product moment. Simpulan adalah hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil analisis data bahwa nilai korelasi (pearson correlation) pada r hitung sebesar 0,470. Kemudian dibandingkan dengan r tabel. Dalam r tabel = 0,316, dengan N (jumlah responden) = 39, dan tingkat signifikansi 0,05. Jika r hitung > r tabel maka Ho ditolak, Ha diterima. Karena r hitung (0,470) > r tabel (0,316) maka Ha diterima. Dengan demikian berarti ada korelasi pembelajaran PKn dengan pembentukan karakter siswa dalam kehidupan sehari-hari pada siswa MTs. Tarbiyatul Islamiyah Tanjunganom Gabus Pati. Saran yang di berikan adalah lembaga pendidikan merupakan tempat untuk membimbing siswa sehingga kelak menjadi manusia yang dapat membimbing diri sendiri dan orang lain, Pembentukan karakter yang dilakukan di sekolah hendaknya ditindaklanjuti di luar sekolah, baik di lingkungan keluarga siswa maupun di masyarakat. Karena dengan kondisi yang mendukung maka karakter yang diharapkan dari lembaga pendidikan dapat terwujud dalam kehidupan sehari-hari, siswa hendaknya dibimbing dengan baik terutama pada masa perkembangan sebagai anak-anak agar diarahkan kepada hal-hal positif yang sesuai dengan tuntunan agama dan tidak membelok ke arah kenakalan remaja, para orang tua siswa selaku orang terdekat dengan siswa dalam kesehariannya hendaknya mau mengawasi perilaku siswa selama di rumah atau lingkungan masyarakat dan tidak segan-segan menegur anak mereka yang melakukan perilaku negatif agar tidak berkelanjutan, hendaknya ada kerjasama yang baik antara pihak lembaga pendidikan dengan orang tua dan masyarakat, baik dalam bidang pembangunan jasmaniah yang menyangkut sarana dan prasaran pendidikan, tetapi juga pembangunan moril yang mencakup pemberian keteladanan, sanksi sosial bagi palanggar perilaku negatif, serta penghargaan kepada para anak didik agar mereka termotivasi untuk berbuat baik. Kata Kunci : korelasi, pembentukan karakter, pembelajaran PKn
JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG
77
PENDAHULUAN
Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hakikat negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara kebangsaan modern. Negara kebangsaan modern adalah negara yang pembentukannya didasarkan pada semangat kebangsaan -atau nasionalisme-- yaitu pada tekad suatu masyarakat untuk membangun masa depan bersama di bawah satu negara yang sama walaupun warga masyarakat tersebut berbeda-beda agama, ras, etnik, atau golongannya. Komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, perlu ditingkatkan secara terus menerus untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia. Secara historis, negara Indonesia telah diciptakan sebagai Negara Kesatuan dengan bentuk Republik. Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana diungkapkan dalam Pembukaan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 adalah negara yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia
dan
kerakyatan
yang
dipimpin
oleh
hikmat
kebijaksanaan
dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam perkembangannya sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 sampai dengan penghujung abad XX, rakyat Indonesia telah mengalami berbagai peristiwa yang mengancam keutuhan negara. Untuk itu diperlukan pemahaman yang mendalam dan komitmen yang kuat serta konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Konstitusi Negara Republik Indonesia perlu ditanamkan kepada seluruh komponen bangsa Indonesia, khususnya generasi muda sebagai generasi penerus. Indonesia harus menghindari sistem pemerintahan otoriter yang memasung hak-hak warga negara untuk menjalankan prinsip-prinsip demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kehidupan yang demokratis di dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, pemerintahan, dan organisasi-organisasi non-pemerintahan perlu dikenal, dipahami, diinternalisasi, dan diterapkan demi terwujudnya pelaksanaan prinsip-prinsip demokrasi. Selain itu, perlu pula ditanamkan kesadaran bela negara, penghargaan terhadap hak azasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, serta sikap dan perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Seiring kemajuan perkembangan jaman sekarang ini
JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG
78
yang sudah semakin pesat maka perlahan-lahan nilai-nilai luhur yang menjadi karakter bangsa Indonesia mulai tergerus. Bila hal ini terjadi secara terus-menerus maka bukan tidak mungkin, nilainilai luhur itu akan lenyap dan akhirnya tidak dikenal lagi oleh generasi berikutnya. Tentu kita tidak menginginkan hal demikian terjadi di Indonesia. Oleh karena itu, sekolah sebagai benteng terakhir dari kepunahan semua nilai-nilai luhur bangsa ini harus berusaha menerapkan kembali pendidikan karakter yang selama ini secara tidak disadari tereliminir oleh aspek-aspek yang menekankan pada ranah kognitif saja. Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita dapati bahwa para siswa (baik dari SD sampai SMA bahkan mahasiswa) sudah mulai meninggalkan kebiasaan-kebiasaan luhur bangsa Indonesia, mereka sudah tidak lagi meresapi peringatan-peringatan hari-hari bersejarah bangsa Indonesia, upacaraupacara yang dilakukan sebatas seremonial belaka tanpa pemaknaan esensi di dalamnya. Belum lagi perilaku mereka dalam kehidupan sehari-hari yang terkadang kurang etis terhadap orang yang seharusnya dihormati, baik kepada orang tuanya atau bahkan gurunya. Keadaan yang demikian mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang korelasi pembelajaran PKn terhadap pembentukan karakter siswa terutama di MTs. Tarbiyatul Islamiyah Tanjunganom Gabus Pati. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Pembelajaran Pembelajaran dalam hal ini dipandang sebagai suatu proses membantu anak mengembangkan dan mengubah perilaku (kognitif, afektif, konatif, dan psikomotor), merangkai gagasan, sikap, pengetahuan, apresiasi, dan keterampilan sesuai dengan standar kompetensi kurikulum sekolah yang telah ditetapkan. Proses pembelajaran di sekolah sebagai proses implementasi kurikulum, menuntut peran kita sebagai guru untuk mengembangkan dan mengimplementasikan program pembelajaran secara efektif. Pembelajaran yang terjadi pada seseorang pada dasarnya adalah terjadi perubahan yang lebih baik dari sebelumnya. Karena pembelajaran merupakan proses belajar, sedangkan proses belajar adalah perbuatan melakukan perubahan dalam diri seseorang. Perubahan itu bersifat intensional, positif-aktif dan efektif-fungsional. Sifat intensional berarti perubahan itu terjadi karena pengalaman atau praktik yang dilakukan pelajar dengan sengaja dan disadari, bukan kebetulan. Sifat positif berarti perubahan itu bermanfaat sesuai dengan harapan pelajar, di samping menghasilkan sesuatu yang baru yang lebih baik dibanding yang telah ada sebelumnya. Sifat aktif berarti perubahan itu terjadi karena usaha yang dilakukan, bukan terjadi karena sendirinya seperti karena proses kematangan. Sifat efektif berarti perubahan itu memberikan pengaruh dan manfaat bagi pelajar. Adapun sifat fungsional berarti perubahan itu relatif tetap serta dapat direproduksi atau dimanfaatkan setiap kali dibutuhkan. Pengertian Karakter Secara bahasa, karakter berarti karakter merupakan kata benda yang berarti tabiat; sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain; watak. Dalam
JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG
79
bahasa Arab karakter disebut juga akhlak yang berasal dari kata "khalaq" berasal dari kata "khalqun" yang berarti percaya, tabiat, adat, bisa juga berarti kejadian, buatan, ciptaan. Jadi, Akhlak adalah perangai, adat atau sistem nilai yang dibuat. Sedangkan karakter yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah karakter yang mengandung nilai-nilai luhur atau sering disebut Al-akhlak al-karimah. Akhlakul karimah ini sangat penting untuk dipraktikkan dan dibiasakan sejak dini oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam rangka mengantisipasi dampak negatif era globalisasi dan krisis multidimensional yang melanda bangsa dan Negara Indonesia.
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status, gejala yang ada yaitu keadaan gejala apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Pendekatan korelasional adalah pendekatan dengan melihat hubungan antar variabel. Pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain. Dalam hal ini adalah mengenai korelasi antara pola asuh orang tua dengan hubungan sosial anak di sekolah. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sebagai populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MTs. Tarbiyatul Islamiyah Tanjunganom Gabus Pati yang berjumlah 157 siswa, dengan rincian sebagai berikut: a.
Kelas VII
= 55 siswa
b.
Kelas VIII
= 54 siswa
c.
Kelas IX
= 48 siswa
Jumlah
= 157 siswa
2. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang dijadikan obyek penelitian atau obyek penelitian diambil untuk diamati yang bisa mewakili dari populasinya. Jika populasi kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Jika populasi lebih dari 100, maka dapat diambil sebanyak 20 – 25 % atau lebih, tergantung dari luas sempitnya wilayah pengamatan, waktu, tenaga, dana dan besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti. Sejalan dengan pendapat diatas, maka penelitian dilakukan terhadap sampel (25% x 157 = 39) yaitu 39 siswa dari populasi.
JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG
80
3. Teknik Sampling Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian maka peneliti menggunakan teknik Probability Sampling. Teknik ini meliputi: a. Stratified Sampling Merupakan suatu teknik sampling dimana populasi kita bagi kedalam sub populasi (strata), karena mempunyai karakteristik yang heterogen dan heterogenitas tersebut mempunyai arti yang signifikan terhadap pencapaian tujuan penelitian, maka penelitian dapat mengambil dengan cara ini. Setiap stratum dipilih sampel melalui proses simple random sampling. b. Proportional Sampling Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. c. Simple Random Sampling Merupakan suatu teknik sampling yang dipilih secara acak, cara ini dapat diambil bila analisa penelitian cenderung bersifat deskriptif atau bersifat umum. Setiap unsur populasi harus memilik kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. Dalam hal ini menggunakan teknik simple random sampling (sampel secara acak dari jumlah populasi). Pengambilan sampel ini dilakukan ada setiap kelas, yaitu: Tabel 1. Populasi dan Sampel Penelitian Kelas
Populasi
Persentase
Sampel
VII
55
25%
14
VIII
54
25%
14
IX
48
25%
12
Jumlah
157
25%
39
Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yang penulis pergunakan. Adapun metode pengumpulan data tersebut,yaitu : 1. Metode Angket/Kuesioner Metode ini dilakukan dengan menggunakan suatu daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis dan lengkap. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan dimana responden tinggal memilih pilihan jawaban yang dianggap paling sesuai dengan apa yang dialami oleh responden.
JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG
81
2. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah suatu metode untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, majalah, dan sebagainya. Metode ini penulis gunakan untuk mendapatkan informasi yang berupa (tulisan ,atau gambar-gambar ,rekaman suara dan sebagainya) tentang suatu fenomena yang telah tersedia (terkumpul). Dokumentasi ini digunakan untuk melihat nilai siswa (nilai harian, nilai tugas, nilai rapor, dan lain-lain), juga digunakan untuk melihat bukti historis lembaga, serta kegiatan-kegiatan yang ada dalam lembaga pendidikan tersebut. 3. Metode Observasi Merupakan metode pengumpulan data dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala pada obyek penelitian. Observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan sistematik dari fenomena-fenomena yang diselidiki. 4. Metode Interview Metode interview atau merupakan metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab sefihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan kepada tujuan penyelidikan. Wawancara
adalah
percakapan dengan maksud tertentu. Wawancara dimaksudkan untuk
mengkonstruksikan mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, dan kepedulian. Metode wawancara adalah metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan pada tujuan pendidikan. Wawancara juga dapat diartikan sebagai proses tanya jawab antara orang satu dengan orang lain untuk mendapatkan suatu informasi. Adapun data yang diperoleh peneliti dalam kegiatan ini adalah data tentang hasil wawancara dengan para guru, Kepala Sekolah, kroscek dengan siswa dan para orang tua.
HASIL PENELITIAN Analisis Pendahuluan Pada tahap analisa pendahuluan ini data hasil rekapitulasi dari dua variabel dikelompokkan menjadi dua menurut variabelnya, yaitu variabel X (Pembelajaran PKn) dan variabel Y (Pembentukan Karakter Siswa). Dari resume kedua variabel tersebut terlihat nilai masing-masing responden pada setiap variabel. Perolehan nilai kedua variabel tersebut digunakan sebagai dasar pengolahan analisis data pada tingkat lanjut (Dalam hal ini peneliti menggunakan program pengolah data statistik SPSS Versi 18). Adapun skor masing - masing variabel pada penelitian yang peneliti lakukan tertera pada tabel di bawah ini.
JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG
82
a. Data tentang Pembelajaran PKn Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pembelajaran PKn Skor
Frekuensi ( f )
Percent ( % )
f.x
33
1
2.6
33
39
2
5.1
78
41
1
2.6
41
44
3
7.7
132
45
2
5.1
90
46
1
2.6
46
47
2
5.1
94
48
2
5.1
96
50
3
7.7
150
51
4
10.3
204
52
2
5.1
104
53
2
5.1
106
54
5
12.8
270
55
1
2.6
55
56
2
5.1
112
57
3
7.7
171
58
2
5.1
116
60
1
2.6
60
Total 39 100 1958 Berdasarkan tabel di atas, maka untuk proses berikutnya dilakukan perhitungan sebagai berikut : 1) Mencari nilai rata – rata dari variabel ( X ) yaitu “ Pembelajaran PKn “ dengan cara menjumlahkan nilai angket dibagi dengan jumlah responden. Berdasarkan hal tersebut maka nilai rata – rata untuk variabel ( X ) adalah sebagai berikut : M = fx N =
1958 39
=
50,21
Jadi nilai rata – rata untuk variabel Pembelajaran PKn adalah sebesar 50,21 2) Untuk menafsirkan nilai Pembelajaran PKn dalam interval kategori baik sekali, baik, cukup baik, dan kurang baik maka menggunakan perhitungan sebagai berikut : Selanjutnya dilakukan perhitungan untuk mencari nilai tertinggi dan nilai terendah serta interval kategori sebagai berikut :
JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG
83
Mencari nilai tertinggi ( H ) = jumlah item x skor jawaban tertinggi = 15 x 4 = 60 Mencari nilai terendah ( L ) = jumlah item x skor jawaban terendah = 15 x 1 = 15 Setelah nilai H dan L ditemukan, selanjutnya adalah mencari nilai – nilai range dengan rumus sebagai berikut : R=H–L+1 = 60 – 15 + 1 = 45 + 1 = 46 Mencari interval nilai dengan rumus sebagai berikut : i = R K K = 4 ( berdasarkan multiple choice ) = 46 4 = 11,5 dibulatkan menjadi 12 Dari perhitungan di atas maka interval kategori yang diperoleh sebagai berikut : Tabel 3. Nilai Interval Kategori Pembelajaran PKn ( X ) No
Interval
Jumlah
Persentase
Kategori
1.
15 – 26
0
0
Kurang
2.
27 – 38
1
2,6%
Cukup
3.
39 – 50
16
41%
Baik
4.
51 - 60
22
56,4%
Baik Sekali
Jumlah
39
100%
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh persentase bahwa kategori kurang 0%, kategori cukup sebanyak 2,6%, kategori baik sebanyak 41%, dan kategori baik sebanyak 56,4%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran PKn di MTs. Tarbiyatul Islamiyah berjalan dengan baik.
JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG
84
b. Data tentang Pembentukan Karakter Siswa Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pembentukan Karakter Siswa Skor
Frekuensi ( f )
Percent ( % )
f.x
35
1
2.6
35
37
3
7.7
111
38
2
5.1
76
39
2
5.1
78
40
2
5.1
80
41
2
5.1
82
42
2
5.1
84
43
2
5.1
86
44
1
2.6
44
45
2
5.1
90
46
1
2.6
46
47
1
2.6
47
48
1
2.6
48
49
2
5.1
98
50
1
2.6
50
51
1
2.6
51
52
1
2.6
52
53
3
7.7
159
54
2
5.1
108
55
1
2.6
55
56
2
5.1
112
57
3
7.7
171
58
1
2.6
58
Total 39 100 1821 Berdasarkan tabel di atas, maka untuk proses berikutnya dilakukan perhitungan sebagai berikut : 1) Mencari nilai rata – rata dari variabel ( Y ) yaitu “ Pembentukan Karakter Siswa “ dengan cara menjumlahkan nilai angket dibagi dengan jumlah responden. Berdasarkan hal tersebut maka nilai rata – rata untuk variabel (Y ) adalah sebagai berikut : M = fx N = 1821 39 = 46,70
JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG
85
Jadi nilai rata – rata untuk variabel Pembentukan Karakter Siswa adalah sebesar 46,70. 2) Untuk menafsirkan nilai Pembentukan Karakter Siswa dalam interval kategori baik sekali, baik, cukup baik, dan kurang baik maka menggunakan perhitungan sebagai berikut : Selanjutnya dilakukan perhitungan untuk mencari nilai tertinggi dan nilai terendah serta interval kategori sebagai berikut : Mencari nilai tertinggi ( H ) = jumlah item x skor jawaban tertinggi = 15 x 4 = 60 Mencari nilai terendah ( L ) = jumlah item x skor jawaban terendah = 15 x 1 = 15 Setelah nilai H dan L ditemukan, selanjutnya adalah mencari nilai – nilai range dengan rumus sebagai berikut : R=H–L+1 = 60 – 15 + 1 = 45 + 1 = 46 Mencari interval nilai dengan rumus sebagai berikut : i = R K K = 4 ( berdasarkan multiple choice ) = 46 4 = 11,5 dibulatkan menjadi 12 Dari perhitungan di atas maka interval kategori yang diperoleh sebagai berikut : Tabel 5. Nilai Interval Kategori Pembentukan Karakter Siswa( Y ) No
Interval
Jumlah
Persentase
Kategori
1.
15 – 26
0
0
Kurang
2.
27 – 38
6
15,4%
Cukup
3.
39 – 50
19
48,7%
Baik
4.
51 - 60
14
36%
Baik Sekali
Jumlah
39
100%
JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG
86
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh persentase bahwa kategori kurang 0%, kategori cukup sebanyak 15,4%, kategori baik sebanyak 48,7%, dan kategori baik sebanyak 36%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran PKn di MTs. Tarbiyatul Islamiyah berjalan dengan baik. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan, maka dapat disimpulkan : Ada korelasi pembelajaran PKn dengan pembentukan karakter siswa dalam kehidupan seharihari pada siswa MTs. Tarbiyatul Islamiyah Tanjunganom Gabus Pati. Hal ini terbukti dari hasil analisis data bahwa nilai korelasi (pearson correlation) pada r hitung sebesar 0,470. Kemudian dibandingkan dengan r tabel. Dalam r tabel = 0,316, dengan N (jumlah responden) = 39, dan tingkat signifikansi 0,05. Jika r hitung > r tabel maka Ho ditolak, Ha diterima. Karena r hitung (0,470) > r tabel (0,316) maka Ha diterima. Dengan demikian berarti ada korelasi pembelajaran PKn dengan pembentukan karakter siswa dalam kehidupan sehari-hari pada siswa MTs. Tarbiyatul Islamiyah Tanjunganom Gabus Pati.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Salimi, Noor, Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara , 2003. Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta, 1993. Aziz, Abdul, Ahyadi, Psikologi Agama, Bandung: Sinar Baru, 1997. Darsono, Belajar dan Pembelajaran, Semarang : IKIP Semarang Press, 2000. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas, 2009. Haris, Abdul, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: PT Rosdakarya, 1996. Shodiq, Muh., Konsep Dasar Penelitian dan Pedoman Srikpsi, Surakarta: STAIMUS, ,2003. Sugiyarto, Teknik Sampling, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2006. Suryabrata Sumadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000. Sutrisno, Oteng, Administrasi Pendidikan; Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional, Angkasa, Bandung, 1985. Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004. Taufiq, Agus, dkk, Pendidikan Anak di SD, Jakarta: Universitas Terbuka, Edisi I, 2010. Tim MKDK IKIP Semarang, Belajar dan Pembelajaran, Departemen pendidikan dan Kebudayaan, Semarang, 1996.
JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG
87