PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KORELASI ABDOMINAL SKINFOLD THICKNESS TERHADAP TEKANAN DARAH PADA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUD KABUPATEN TEMANGGUNG
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi
Oleh: Oswaldine Heraolia Pramesthi NIM : 108114024
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KORELASI ABDOMINAL SKINFOLD THICKNESS TERHADAP TEKANAN DARAH PADA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUD KABUPATEN TEMANGGUNG
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi
Oleh: Oswaldine Heraolia Pramesthi NIM : 108114024
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini kepada Tuhan Yang Maha Pengasih Papa, Mama dan Kakakku Sahabat-sahabatku terkasih Teman-teman seperjuanganku, dan Almamaterku
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Korelasi Pengukuran Abdominal Skinfold Thickness terhadap Tekanan Darah pada Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD Kabupaten Temanggung dengan sebaik-baiknya. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Proses penyelesaian skripsi ini tentu tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan rendah hati penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan, dukungan dan doa yang telah diberikan kepada: 1.
Ipang Djunarko, M. Sc., Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.
2.
dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK. selaku dosen pembimbing utama skripsi, yang dengan sepenuh hati telah mendampingi, mendukung, menyediakan waktu untuk berdiskusi, memotivasi, dan memberi masukan kepada penulis dari awal hingga akhir proses penyusunan skripsi.
3.
Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt. dan Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. selaku dosen penguji, atas dukungan, kritik dan saran yang berharga.
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.
Ketua Komite Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.
5.
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Temanggung yang telah bersedia bekerja sama dan menyediakan tempat serta peralatan untuk penulis melakukan penelitian.
6.
Seluruh dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah mendampingi dan membagikan ilmu kepada penulis.
7.
Seluruh responden penyandang diabetes mellitus tipe 2 di RSUD Kabupaten Temanggung yang telah bersedia untuk terlibat dalam penelitian.
8.
Paulus Poniman dan Agustina Ninawati selaku orang tua penulis, serta Hosea Reyna Primanti selaku kakak, yang tidak pernah berhenti memberikan perhatian, kasih sayang, motivasi dan doa yang menjadi sumber semangat penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
9.
Teman- teman Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma angkatan 2010 yang telah berjuang bersama dalam suka dan duka masa perkuliahan.
10.
Jonas, Padma, Della, Siska, Ambar, Ines, Reza, Lili, Indri, Yeni, Ela, Gissel dan Anwar, rekan- rekan penulis dalam penelitian yang telah bersama-sama bertukar pikiran, memberikan semangat, doa dan saling membantu untuk menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.
11.
Dhimas, Yayi, Devita, Dino, Hendy, Eng, Yosri, Lenny, Vera, Septi, Adra, Daniel dan Dian, teman- teman terbaik yang selalu ada dalam suka dan duka
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
penulis, memberikan semangat, selalu mendengarkan keluh-kesah penulis dan menghibur penulis bilamana penulis merasa jenuh. 12.
Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Dukungan kalian sangat berharga bagi penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam skripsi ini,
oleh karena itu dengan kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yng bersifat membangun. Kritik dan saran tersebut akan menjadi pembelajaran bagi penulis untuk menjadi lebih baik. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan bagi ilmu pengetahuan untuk meningkatkan perhatian masyarakat terhadap kesehatan.
Yogyakarta, 28 November 2013
Penulis
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................................i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................ii HALAMAN PENGESAHAN ..............................................................................iii HALAMAN PERSEMBAHAN ..........................................................................iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ .v HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...........................vi PRAKATA ...........................................................................................................vii DAFTAR ISI ........................................................................................................x DAFTAR TABEL ................................................................................................xiv DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ ..xv DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xvi INTISARI .............................................................................................................xvii ABSTRACT ........................................................................................................ ..xviii BAB I. PENGANTAR .........................................................................................1 A.
Latar Belakang ............................................................................................1 1. Perumusan Masalah ................................................................................4 2. Keaslian Penelitian .................................................................................5 3. Manfaat Penelitian ..................................................................................8
B.
Tujuan Penelitian ........................................................................................9
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA ..................................................................10 A.
Diabetes Melitus .........................................................................................10 1. Jenis- jenis diabetes melitus ...................................................................10
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
B.
Diabetes Melitus Tipe 2 ..............................................................................12 1. Patofisiologi ...........................................................................................13 2. Diabetes melitus tipe 2 dan obesitas .......................................................14
C.
Obesitas .......................................................................................................15 1. Obesitas sentral ......................................................................................15 2. Obesitas perifer .......................................................................................16
D.
Tekanan Darah ............................................................................................17 1. Pengukuran tekanan darah ......................................................................17 2. Hipertensi ................................................................................................19 3. Hipertensi dan obesitas ...........................................................................20 4. Patogenesis hipertensi pada obesitas ......................................................20 5. Hipertensi pada diabetes melitus tipe 2 ..................................................23
E.
Antropometri ...............................................................................................24 1. Skinfold thickness ...................................................................................25 2. Abdominal skinfold thickness .................................................................26
F.
RSUD Kabupaten Temanggung .................................................................27
G.
Landasan Teori ............................................................................................27
H.
Hipotesis ......................................................................................................28
BAB III. METODE PENELITIAN ......................................................................29 A.
Jenis dan Rancangan Penelitian ..................................................................29
B.
Variabel Penelitian.......................................................................................29 1. Variabel Bebas ........................................................................................29 2. Variabel Tergantung ...............................................................................29
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3. Variabel Pengacau ..................................................................................30 C.
Definisi Operasional ...................................................................................30
D.
Responden Penelitian ..................................................................................31
E.
Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................................33
F.
Ruang Lingkup Penelitian ..........................................................................33
G.
Teknik Pengambilan Sampel .......................................................................34
H.
Instrumen Penelitian ....................................................................................35
I.
Tata Cara Penelitian ....................................................................................35 1. Observasi awal ........................................................................................35 2. Permohonan izin dan kerjasama .............................................................35 3. Pembuatan informed consent dan leaflet .................................................36 4. Pencarian Responden ..............................................................................37 5. Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian .......................................38 6. Pengukuran antropometri dan tekanan darah .........................................39 7. Pembagian hasil pemeriksaan .................................................................39 8. Pengolahan data ......................................................................................40
J.
Analisis Data Penelitian...............................................................................40
K.
Kesulitan Penelitian ....................................................................................41
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................42 A.
Profil Karakteristik Responden ...................................................................42 1. Usia .........................................................................................................43 2. Abdominal skinfold thickness .................................................................44 3. Tekanan darah..........................................................................................45
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
B.
Perbandingan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik pada Abdominal Skinfold Thickness (AST) ...........................................................................47 1. Perbandingan tekanan darah sistolik responden pria pada kelompok AST >23,58 mm dan AST <23,58 mm dan wanita pada kelompok AST >25,66 mm dan AST <25,66 mm ...........................................................................48 2. Perbandingan tekanan darah diastolik responden pria pada kelompok AST >23,58 mm dan AST <23,58 mm dan wanita pada kelompok AST >25,66 mm dan AST <25,66 mm ...............................................................49
C.
Korelasi Abdominal Skinfold Thickness terhadap Tekanan Darah .............50 1. Korelasi abdominal skinfold thickness terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik pada responden pria ......................................................................51 2. Korelasi abdominal skinfold thickness terhadap terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik pada responden wanita...............................................54
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... . 59 A.
Kesimpulan .............................................................................................. . 59
B.
Saran ........................................................................................................ . 59
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... ..60 LAMPIRAN ...................................................................................................... . 67 BIOGRAFI PENULIS ....................................................................................... .100
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel I. Kriteria Diagnosis untuk Diabetes Melitus............................................10 Tabel II. Klasifikasi Tekanan Darah Usia Dewasa menurut Joint National Committee VII.........................................................................................17 Tabel III. Panduan Hasil Uji Hipotesis berdasarkan Kekuatan Korelasi, Nilai p,dan Arah Korelasi .............................................................................41 Tabel IV. Karakteristik Responden Penelitian.....................................................42 Tabel V. Perbandingan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Responden Pria pada Kelompok AST<23,58 mm dan AST >23,58 mm......................47 Tabel VI. Perbandingan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Responden Wanita pada Kelompok AST <25,66 mm dan AST >25,66 mm......................48 Tabel VII. Korelasi AST terhadap Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik ..........51
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Perbedaan obesitas sentral dan perifer ................................................16 Gambar 2. Metode pengukuran tekanan darah .....................................................18 Gambar 3. Mekanisme aksi leptin.........................................................................22 Gambar 4. Teknik pengambilan lapisan lemak kulit pada pengukuran skinfold thickness ………..................................................................................25 Gambar 5. Pengukuran abdominal skinfold thickness ..........................................26 Gambar 6. Skema responden.................................................................................32 Gambar 7. Grafik sebar abdominal skinfold thickness terhadap tekanan darah sistolik pada responden pria ................................................................52 Gambar 8. Grafik sebar abdominal skinfold thickness terhadap tekanan darah diastolik pada responden pria ...............................................................52 Gambar 9. Grafik sebar abdominal skinfold thickness terhadap tekanan darah sistolik pada responden wanita .............................................................55 Gambar 10. Grafik sebar abdominal skinfold thickness terhadap tekanan darah diastolik pada responden wanita ........................................................55 Gambar 11. Pengukuran abdominal skinfold thickness pada responden ..............74 Gambar 12. Sphygmomanometer merek Nova Presameter®................................75
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1: Surat Keterangan Izin Penelitian ................................................... 68 Lampiran 2: Ethical Clearence ......................................................................... 69 Lampiran 3: Informed Consent .......................................................................... 70 Lampiran 4: Pedoman Wawancara ................................................................... 71 Lampiran 5: Leaflet ............................................................................................ 72 Lampiran 6: Pengukuran Abdominal Skinfold Thickness................................... 74 Lampiran 7: Foto Instrumen Penelitian.............................................................. 75 Lampiran 8: Hasil Pemeriksaan Laboratorium .................................................. 76 Lampiran 9: Validasi Skinfold Caliper ............................................................. 77 Lampiran 10: Uji Normalitas Usia, AST dan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik pada Responden Pria .................................................... 78 Lampiran 11: Uji Normalitas Usia, AST dan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik pada Responden Wanita................................................ 82 Lampiran 12: Uji Komparatif Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Responden Pria pada Kelompok AST<23,58 mm dan AST >23,58 mm....... 86 Lampiran 13: Uji Komparatif Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Responden Wanita pada Kelompok AST <25,66 mm dan AST >25,66 mm.. 92 Lampiran 14: Uji Korelasi AST dan Tekanan Darah pada Responden Pria...... 98 Lampiran 15: Uji Korelasi AST dan Tekanan Darah pada Responden Wanita. 99
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
INTISARI
Jumlah penyandang diabetes melitus (DM) tipe 2 setiap tahun terus mengalami peningkatan. Sekitar 80% pasien dengan DM tipe 2 ditemukan menderita obesitas. Obesitas pada bagian abdominal berperan penting dalam terjadinya DM tipe 2 serta peningkatan tekanan darah atau hipertensi. Frekuensi hipertensi terjadi 2 kali lebih tinggi pada orang dengan DM. Pengukuran antropometri abdominal skinfold thickness dapat dilakukan untuk mengetahui tingkat obesitas dari seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi abdominal skinfold thickness (AST) terhadap tekanan darah pada penyandang diabetes melitus tipe 2 di RSUD Kabupaten Temanggung. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitian potong lintang dan pengambilan sampel secara purposive sampling. Penelitian ini menggunakan 100 orang responden yang terdiri dari 42 pria dan 58 wanita yang merupakan penyandang diabetes melitus tipe 2 di RSUD Kabupaten Temanggung. Data abdominal skinfold thickness dan tekanan darah yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara stastistik dengan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dan Saphiro-Wilk, uji hipotesis komparatif menggunakan uji t tidak berpasangan dan Mann-Whitney, dan uji korelasi menggunakan uji Spearman dengan tingkat kepercayaan 95%. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan adanya korelasi positif yang tidak bermakna dengan kekuatan korelasi sangat lemah antara AST dengan tekanan darah sistolik (p=0,353; r=0,124) dan diastolik (p=0,483; r=0,094) pada responden wanita. Pada responden pria penyandang diabetes melitus tipe 2 di RSUD Kabupaten Temanggung ditemukan korelasi negatif yang tidak bermakna dengan kekuatan korelasi sangat lemah antara AST dan tekanan darah sistolik (p=0,864; r= -0,027) dan diastolik (p=0,586; r= -0,087).
Kata kunci: diabetes melitus tipe 2, hipertensi, abdominal skinfold thickness.
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT
The number of patients with type 2 diabetes mellitus (T2DM continues to increase every year. About 80% of patients with type 2 diabetes suffers from obesity. Obesity in the abdominal site plays an important role in the elevated blood pressure. The frequency of hypertension is 2 times higher in people with diabetes mellitus. Anthropometric measurement of abdominal skinfold thickness can be one method to determine the level obesity from someone. The aim of this study was to determine a correlation of abdominal skinfold thickness (AST) to blood pressure in the bearers diabetes mellitus type 2 in RSUD Kabupaten Temanggung. This study used cross-sectional design as a part of analytical observational study. Total of 100 persons consisted of 42 men and 58 women >40 years-old who are having type 2 diabetes mellitus in the RSUD Kabupaten Temanggung were included purposively. Data of abdominal skinfold thickness and blood pressure were analyzed stastistically by KolmogorovSmirnov normality test followed by independent t-test and Mann-Whitney comparative test then Spearman correlation analysis with 95% confidence intervals.. The conclusion of this study shows that there were an insignificant positive correlation between AST and systolic (p=0.353; r=0.124) and diastolic blood pressure (p=0.483; r=0.094) in diabetic women. In diabetic men in RSUD Kabupaten Temanggung, there were an insignificant negative correlation between AST and systolic (p=0.864; r= -0.027) and diastolic blood pressure (p=0.586; r= -0.087).
Key words: type 2 diabetes, hypertension, abdominal skinfold thickness.
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) tipe 2 terjadi pada 85-90% dari total penderita diabetes melitus (Wild, Sicree, Roglic, King, and Green, 2004). International Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2009, memprediksi kenaikan jumlah penyandang diabetes melitus tipe 2 dari 7,0 juta pada tahun 2009 menjadi 12,0 juta pada tahun 2030. Jumlah penyandang diabetes melitus tipe 2 di Indonesia diprediksi mengalami peningkatan dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030 (WHO, 2008). Data Dinas Kesehatan Jawa Tengah (2008) menunjukkan, prevalensi kasus diabetes melitus tipe 2, mengalami peningkatan dari 0,83% pada tahun 2006, menjadi 0,96% pada tahun 2007, dan 1,25% pada tahun 2008. Prevalensi diabetes melitus meningkat seiring dengan pertambahan usia (Rochmah, 2007). Menurut Yuliasih dan Wirawanni (2009), insiden tinggi diabetes melitus tipe 2 terjadi pada usia lebih dari 40 tahun. Wicaksono, Putra, dan Hakim (2012) menyatakan, orang yang berusia ≥45 tahun lebih berisiko terkena diabetes melitus dibandingkan dengan orang berusia <45 tahun. Menurut American Diabetes Association (2010), skrining diabetes melitus sebaiknya dilakukan terhadap orang yang berusia 45 tahun ke atas dengan interval 3 tahun sekali. Interval ini dapat lebih pendek pada pasien berisiko tinggi, terutama dengan hipertensi dan dislipidemia.
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
Diabetes melitus merupakan faktor risiko utama penyakit kardiovaskuler, dimana mortalitas kardiovaskuler terjadi 2-3 kali lebih tinggi dibanding populasi non-diabetes melitus. Penyakit kardiovaskuler lebih sering diderita oleh penderita diabetik hipertensi (Siregar, 2010). Frekuensi hipertensi pada orang dengan diabetes melitus dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan pasien tanpa diabetes (Adhita dan Pramuningtyas, 2010). Penelitian yang dilakukan pada penyandang diabetes tipe 2 di tiga wilayah Morocco menunjukkan prevalensi hipertensi sebesar 70,4% pada penyandang diabetes tipe 2 dan tingginya kejadian hipertensi berkorelasi kuat dengan besarnya indeks massa tubuh (Berraho, et al., 2011). Menurut Pusparini (2007), sebanyak 80% pasien dengan diabetes melitus tipe 2 menderita obesitas. Tekanan darah tinggi atau hipertensi seringkali muncul bersama dengan diabetes yang ditandai dengan obesitas abdominal (Deedwania, 2011). Pada individu tua, akumulasi lemak badan terjadi terutama di region abdominal sebagai lemak visceral (Sudibjo, 2009). Massa lemak abdomen merupakan sumber asam lemak bebas dalam sirkulasi (Aneja, El-Atat, McFarlane, and Sowers, 2004). Peningkatan massa lemak abdomen menyebabkan peningkatan produksi angiotensinogen di jaringan lemak, yang berperan penting dalam peningkatan tekanan darah (Krikken, Lely, Bakker, and Navis, 2007). Rahajeng dan Tuminah (2009), menyatakan obesitas abdominal secara bermakna mempunyai risiko hipertensi dan besarnya risiko hipertensi pada kelompok obesitas meningkat 2,79 kali dibandingkan mereka yang kurus. Data kumulatif menunjukkan bahwa tingkat obesitas abdominal dapat menjadi faktor
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
penting yang memberikan kontribusi kuat terhadap risiko hipertensi (Francischetti and Genelhu, 2007). Pengukuran antropometri dapat dilakukan untuk mengetahui faktor risiko hipertensi dan tingkat obesitas seseorang (Fran, 2011). Antropometri merupakan sebuah studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Metode antropometri dengan pengukuran skinfold thickness merupakan metode yang paling banyak diminati untuk memprediksi lemak badan total maupun segmental (Sudibjo, 2009). Menurut Moyad (2004), pengukuran skinfold thickness banyak digunakan karena menyajikan data body fat secara langsung. Budiman (2008) menyatakan, pengukuran lemak tubuh sebaiknya dilakukan menggunakan cara skinfold dengan rumus 2 tempat pada triceps dan subscapula. Pengukuran skinfold thickness dapat dilakukan pada 2, 3, 4, dan 7 tempat pengukuran. Semakin banyak jumlah tempat pengukuran, maka hasil pengukurannya makin baik. Mueller, et al., (2012), menyatakan bahwa pengukuran antropometri abdominal skinfold thickness lebih baik dibandingkan dengan Body Mass Index (BMI), Waist Circumference, dan Waist to Height Ratio. Penelitian Demura dan Sato (2007) mengenai pengukuran skinfold thickness di 14 titik untuk memprediksi kerapatan tubuh pada orang dewasa Jepang, menunjukkan kesalahan paling kecil dalam pengukuran didapat melalui pengukuran abdominal skinfold thickness. Pengukuran abdominal skinfold thickness mudah dilakukan karena menggunakan alat skinfold caliper yang tidak membutuhkan energi listrik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
sehingga dapat dilakukan dimanapun (Wong, Stuff, Buttle, Smith, and Ellis, 2000). Prevalensi diabetes melitus tipe 2 di RSUD Kabupaten Temanggung pada tahun 2012 berada di peringkat ke-3 setelah penyakit diare dan hipertensi. Data rekam medik RSUD Kabupaten Temanggung menunjukkan jumlah pasien penyandang diabetes melitus tipe 2 terus meningkat setiap tahun. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Temanggung merupakan Rumah Sakit (RS) tipe B dan dapat menjadi RS pendidikan karena telah memenuhi persyaratan dan standar sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI tahun 2010 (Kementerian Kesehatan RI, 2010; Permenkes RI, 2010). Penelitian mengenai korelasi abdominal skinfold thickness terhadap tekanan darah pada penyandang diabetes melitus tipe 2 dapat dilakukan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesadaran penyandang diabetes melitus tipe 2 terhadap faktor risiko hipertensi. Penelitian serupa belum pernah dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung. 1. Perumusan masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka permasalahan yang diangkat oleh peneliti dalam penelitian ini adalah: Apakah terdapat korelasi antara abdominal skinfold thickness terhadap tekanan darah pada penyandang diabetes melitus tipe 2 di RSUD Kabupaten Temanggung?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
2. Keaslian penelitian Penelitian yang telah dipublikasikan dan berkaitan dengan penelitian ini, antara lain: a. Korelasi Pengukuran Antropometrik dengan Tekanan Darah pada Laki-Laki Dewasa Sehat di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun 2010 (Fran, 2011). Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional yang dilakukan pada 70 responden laki-laki sehat, usia 30-50 tahun menunjukkan, secara statistik terdapat korelasi yang tidak bermakna antara tebal lipatan kulit trisep dengan tekanan darah sistolik dengan nilai r=0,201 dan p=0,095. Pada korelasi antara tebal lipatan kulit trisep dengan tekanan darah diastolik, secara statistik terdapat korelasi yang tidak bermakna dengan nilai r=0,127 dan p=0,293. b. Korelasi antara Body Mass Index (BMI), Lingkar Pinggang, Rasio Lingkar Pinggang-Panggul (RLPP), dan Abdominal Skinfold Thickness terhadap Tekanan Darah pada Staf Wanita Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (Mukti, 2011). Hasil penelitian pada 30 orang staf wanita Universitas Sanata Dharma yang berusia 30-50 tahun menunjukkan korelasi antara BMI dengan tekanan darah sistolik
dan
diastolik
berturut-turut
pada
wanita
r=0,066;p=0,627
dan
r=0172;p=0,202, lingkar pinggang dengan tekanan darah sistolik dan diastolik r=0,091;p=0,501 dan r=0,179;p=0,183, RLPP dengan tekanan darah sistolik dan diastolik r=0,247;p=0,064 dan r=0,246;p=0,065, dan abdominal skinfold thickness dengan tekanan darah sistolik dan diastolik yaitu r=0,107;p=0,428, dan r=0,056;p=0,677.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
c. Korelasi Body Mass Index dan Body Fat Percentage terhadap Tekanan Darah pada Mahasiswa Mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (Dasanthi, 2013). Responden adalah 125 orang mahasiswa dan mahasiswi sehat di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penelitian menunjukkan korelasi abdominal skinfold thickness (AST) pada mahasiswa terhadap tekanan darah sistolik terdapat korelasi bermakna (p=0,006, r=0,335), demikian juga pada tekanan darah diastolik (p=0,294, r=0,154). Pada mahasiswi, korelasi AST terhadap tekanan darah sistolik tidak terdapat korelasi yang bermakna (p=0,580, r=0,069), demikian juga pada tekanan darah diastolik (p=0,820, r=0,028). d. Pengaruh Obesitas terhadap Tekanan Darah pada Pria Dewasa Muda (Noviantoro, 2009). Responden adalah sekelompok pria dewasa muda obesitas dan sekelompok pria dewasa muda dengan berat badan normal. Hasil penelitian diperoleh rerata tekanan darah sistolik obesitas sebesar 121,67 mmHg, berat badan normal sebesar 104,13 mmHg dengan perbedaan rerata sistolik obesitas terhadap berat badan normal sebesar 17,54 mmHg (p<0,05). Rerata tekanan darah diastolik obesitas sebesar 82,87 mmHg, berat badan normal sebesar 73,27 mmHg dengan perbedaan rerata diastolik obesitas terhadap berat badan normal sebesar 9,6 mmHg (p <0,05). e. Prevalensi Hipertensi dan Determinannya di Indonesia (Rahajeng dan Tuminah, 2009). Penelitian cross-sectional dengan analisis case-control pada 567.530 orang menunjukkan korelasi bermakna antara pengukuran obesitas abdominal dengan risiko hipertensi (OR 1,40).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
f. Prevalensi Hipertensi pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di Klinik Spesialis RSU Suaka Insan Banjarmasin Tahun 2005-2009 (Damian, 2009). Penelitian yang dilakukan secara total sampling menunjukkan prevalensi hipertensi pada penderita DM tipe 2 adalah sebesar 76,66% (1.846 orang) dengan karakteristik penderita DM tipe 2 yang mengalami hipertensi berdasarkan sosiodemografi: jenis kelamin wanita 57,64% (1.064 orang), kelompok umur 5059 tahun sebanyak 769 orang (41,7%), 813 orang (44%) memiliki IMT 29-31 kg/m2. g. Hypertension and Type 2 Diabetes: a Cross-Sectional Study in Morocco (EPIDIAM Study) (Berraho, et al., 2011). Hasil penelitian menunjukkan prevalensi hipertensi sebesar 70,4% dan tingginya kejadian hipertensi berkorelasi dengan usia (p<10-4), BMI (p<0,0002) dan lamanya diabetes (p<0,004). Penelitian ini dilakukan dengan rancangan cross-sectional pada 522 orang penyandang diabetes tipe 2 di tiga wilayah Morocco. h. Relationship between Anthropometric Parameters and Blood Pressure in Sagamu Adolescent, Ogun State, South-West Nigeria (Oyewole and Oritogun, 2009). Penelitian cross-sectional pada 1638 remaja sehat di Sagamu. Hasil penelitian menunjukkan tekanan darah sistolik dan diastolik memiliki korelasi bermakna dengan BMI (p=0,039), triceps skinfold (p= 0,000), dan abdominal skinfold (p= 0,000). i. Inter-relationship of Waist-to-Hip Ratio (WHR), Body Mass Index (BMI) and Subcutaneous Fat with Blood Pressure Among University-going Punjabi Sikh and Hindu Females (Badaruddoza, Kaur, and Barna, 2009). Hasil
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
penelitian menunjukkan terdapat korelasi bermakna (p<0,05) antara seluruh pengukuran antropometri (berat badan, lingkar pinggang-panggul dan skinfold) terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik. Penelitian dilakukan pada 150 orang perempuan beragama Sikh dan 150 orang perempuan beragama Hindu. j. Abdominal Obesity, Hypertension, Hyperglycemia and Dyslipidemia in Rural Thai People (Niyomtham, et al., 2012). Penelitian cohort pada total 1312 orang menunjukkan korelasi bermakna antara obesitas abdominal dengan diabetes melitus tipe 2 (OR=2.0, 95% CI=1.14-3.49, p<0.001) dan hipertensi (OR=3.75, 95% CI= 2,56-5.49, p<0.001). Berdasarkan penelusuran pustaka yang dilakukan oleh peneliti, penelitian mengenai korelasi abdominal skinfold thickness terhadap tekanan darah pada penyandang diabetes melitus tipe 2 di RSUD Kabupaten Temanggung belum pernah dilakukan. 3.
Manfaat penelitian a. Manfaat teoretis. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan
informasi mengenai korelasi abdominal skinfold thickness terhadap tekanan darah pada penyandang diabetes melitus tipe 2 di RSUD Kabupaten Temanggung. b. Manfaat praktis. Hasil pengukuran abdominal skinfold thickness diharapkan mampu memberikan gambaran kondisi tekanan darah. Sehingga, para penyandang diabetes melitus tipe 2 dapat lebih intensif meningkatkan dan menjaga kondisi kesehatannya agar tidak terjadi komplikasi makrovaskuler.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengukur korelasi abdominal skinfold thickness terhadap tekanan darah pada penyandang diabetes melitus tipe 2 di RSUD Kabupaten Temanggung.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Diabetes Melitus Diabetes melitus (DM) merupakan kumpulan penyakit metabolik yang ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi (Tabel I) sebagai akibat dari gangguan pada sekresi insulin, gangguan pada kerja insulin, ataupun keduanya. Tubuh pasien dengan diabetes melitus tidak dapat memproduksi atau tidak dapat merespon hormon insulin yang dihasilkan oleh organ pankreas, sehingga kadar gula darah meningkat dan dapat menyebabkan komplikasi jangka pendek maupun jangka panjang pada pasien tersebut. Kadar gula darah tinggi (hiperglikemi) kronis pada diabetes berhubungan dengan lamanya kerusakan, disfungsi, dan kegagalan berbagai organ, terutama mata, ginjal, saraf, hati, dan pembuluh darah. (Shahriar, et al., 2012). Tabel I. Kriteria Diagnosis untuk Diabetes Melitus (American Diabetes Association, 2000) Normal Kadar glukosa darah puasa <110 mg/dL (6,1 mmol/L) Kadar glukosa darah 2 jam <140 mg/dL (7,8 mmol/L) setelah
Diabetes ≥126 mg/dL (7,0 mmol/L) ≥200 mg/dL (11,1 mmol/L)
1. Jenis- jenis diabetes melitus a. Diabetes melitus tipe 1. Diabetes melitus tipe 1 terjadi karena sistem imun tubuh merusak sel beta pankreas, satu-satunya sel di dalam tubuh yang membuat hormon insulin yang berfungsi mengatur kadar glukosa darah. Untuk bertahan hidup, orang dengan diabetes melitus tipe 1 harus diberikan insulin secara injeksi atau pompa. Jenis diabetes ini biasanya diderita oleh anak-anak atau
10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
dewasa muda, meskipun demikian penyakit ini juga dapat muncul pada berbagai usia. Pada orang dewasa, sebanyak 5% hingga 10% terdiagnosa menderita diabetes melitus tipe 1. Faktor risiko untuk diabetes melitus tipe 1 dapat berupa autoimun, genetik atau lingkungan (Department of Health and Human Service Centers for Disease Control and Prevention, 2007). b. Diabetes melitus tipe 2. Ditemukan sebanyak 90%-95% orang dewasa terdiagnosis menyandang diabetes melitus tipe 2. Penyakit ini biasanya diawali terjadinya resistensi insulin, kelainan dimana sel tidak dapat menggunakan insulin dengan semestinya. Saat kebutuhan insulin meningkat, pankreas perlahan-lahan kehilangan kemampuannya untuk memproduksi insulin. Diabetes melitus tipe 2 muncul seiring dengan bertambahnya usia, obesitas, riwayat keluarga penyandang diabetes, riwayat diabetes gestasional, terganggunya metabolisme glukosa, kurangnya aktivitas fisik, dan ras/etnis (Department of Health and Human Service Centers for Disease Control and Prevention, 2007). c. Diabetes gestasional. Terjadi karena intoleransi glukosa selama masa kehamilan. Diabetes gestasional muncul pada wanita obesitas dan wanita dengan riwayat keluarga penyandang diabetes. Selama masa kehamilan, penyandang diabetes gestasional memerlukan pengobatan untuk menormalkan kadar glukosa darah untuk mencegah terjadinya komplikasi pada janin. Setelah kehamilan, 510% wanita dengan diabetes gestasional ditemukan menyandang diabetes tipe 2. Wanita dengan diabetes gestasional memiliki 40-60% kemungkinan untuk menyandang diabetes 5-10 tahun kemudian. (Department of Health and Human Service Centers for Disease Control and Prevention, 2007).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
B. Diabetes Melitus Tipe 2 Diabetes melitus tipe 2 merupakan penyakit yang disebabkan karena terjadinya resistensi insulin dan berkurangnya kemampuan sel β pankreas dalam memproduksi insulin. Insulin yang dihasilkan oleh tubuh tidak mampu menurunkan glukosa dalam darah, sehingga diperlukan peningkatan sensitivitas insulin dengan obat atau asupan insulin dari luar berupa injeksi insulin. Sebagian besar pasien diabetes melitus diakibatkan karena pola hidup yang tidak sehat, salah satunya ditandai dengan obesitas (WHO, 2008). Tingginya prevalensi penyakit diabetes melitus tipe 2 disebabkan oleh interaksi antara faktor-faktor kerentanan genetis dan paparan terhadap lingkungan. Faktor lingkungan yang diperkirakan dapat meningkatkan risiko diabetes melitus tipe 2 di antaranya adalah kebiasaan makan yang tidak seimbang akan menyebabkan obesitas. Kondisi obesitas tersebut akan memicu timbulnya diabetes melitus tipe 2 (Wicaksono dkk., 2012). Manusia pada umumnya mengalami perubahan fisiologis yang secara drastis menurun dengan cepat setelah usia 40 tahun (Jafar, 2009). Orang yang berusia ≥45 tahun lebih berisiko terkena diabetes melitus dibandingkan dengan orang berusia <45 tahun. Hal ini sesuai dengan beberapa studi epidemiologi yang mengatakan bahwa tingkat kerentanan terjangkitnya penyakit diabetes melitus tipe 2 sejalan dengan bertambahnya umur (Wicaksono dkk., 2012).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.
13
Patofisiologi Toleransi karbohidrat dikontrol oleh berjuta pengaruh genetika. Oleh
karena itu diabetes tipe 2 merupakan kelainan poligenik dengan faktor metabolik berganda yang berinteraksi dengan pengaruh eksogen untuk menghasilkan fenotip tersebut. Mekanisme mayor resistensi insulin pada meliputi gangguan aktivasi sintase glikogen, disfungsi regulator metabolis, reseptor down-regulation, dan abnormalitas transporter glukosa. Mengakibatkan penurunan ambilan glukosa selular yang dimediasi oleh insulin. Hepar juga menjadi resisten terhadap insulin, yang biasanya berespon terhadap hiperglikemia dengan menurunkan produksi glukosa. Pada diabetes tipe 2, produksi glukosa hepar terus berlangsung meskipun terjadi hiperglikemia, mengakibatkan peningkatan keluaran glukosa hepar basal secara tidak tepat. Obesitas, terutama obesitas abdomen, berhubungan langsung dengan peningkatan derajat resistensi insulin (Valentina, 2008). Disfungsi sel beta mengakibatkan ketidakmampuan sel pulau (sel islet) pankreas menghasilkan insulin yang memadai untuk mengompensasi resistensi insulin dan untuk menyediakan insulin yang cukup setelah sekresi insulin dipergunakan. Diteorikan bahwa hiperglikemia dapat membuat sel beta semakin tidak responsif terhadap glukosa karena toksisitas glukosa. Sekresi insulin normalnya terjadi dalam dua fase, fase pertama terjadi dalam beberapa menit setelah suplai glukosa dan kemudian melepaskan cadangan insulin yang disimpan dalam sel beta; fase kedua merupakan pelepasan insulin yang baru disintesis dalam beberapa jam setelah makan, pada diabetes tipe 2 fase pertama pelepasan insulin sangat terganggu. Fungsi sel beta (termasuk fase awal sekresi insulin) dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
resistensi insulin membaik dengan penurunan berat badan dan peningkatan aktivitas fisik (Valentina, 2008). Gangguan sekresi sel beta menyebabkan sekresi insulin pada fase 1 tertekan, kadar insulin dalam darah turun menyebabkan produksi glukosa oleh hati meningkat, sehingga kadar glukosa darah puasa meningkat. Secara berangsurangsur kemampuan fase 2 untuk menghasilkan insulin akan menurun. Dengan demikian perjalanan DM tipe 2, dimulai dengan gangguan fase 1 yang menyebabkan hiperglikemi dan selanjutnya gangguan fase 2 di mana tidak terjadi hiperinsulinemi akan tetapi gangguan sel beta (Jafar, 2009). 2.
Diabetes melitus tipe 2 dan obesitas International Diabetes Foundation (IDF), pada tahun 2004 melaporkan
bahwa 80% dari penderita diabetes mempunyai berat badan berlebih. Pada orang dewasa yang mengalami obesitas, terdapat kelebihan kalori akibat makan yang berlebih sehingga akan menghambat kerja insulin di jaringan tubuh dan otot yang menyebabkan glukosa tidak dapat diangkat ke dalam sel dan menimbun di dalam pembuluh darah. Penumpukan glukosa ini akan meningkatkan glukosa di dalam darah (Dinkes Jogja, 2012). Kelebihan masukan energi daripada pengeluaran energi akan mengarah menjadi akumulasi lemak. Massa lemak sendiri ditentukan oleh keseimbangan antara pemecahan (lipolisis) dan sintesis (lipogenesis). Hormon utama yang terlibat
dalam
penyimpanan
lemak
adalah
insulin
(akan
menstimulasi
lipogenesis), GH, dan leptin yang akan mengurangi lipogenesis (Molina, 2006). Jaringan lemak mempunyai dua fungsi yaitu sebagai tempat penyimpanan lemak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
dalam bentuk trigliserid, dan sebagai organ endokrin. Sel lemak menghasilkan berbagai hormon yang disebut juga adipositokin (adipokine) yaitu leptin, tumor necrosis factor alpha (TNF-alfa), interleukin-6 (IL-6), resistin, dan adiponektin. Hormon-hormon tersebut berperan juga pada terjadinya resistensi insulin (Dewi, 2007).
C. Obesitas World Health Organization (2013), mendefinisikan obesitas sebagai penumpukkan lemak yang berlebihan atau abnormal yang dapat mengganggu kesehatan. Survey WHO pada tahun 2000 menunjukkan, persentase penduduk Indonesia yang obesitas sebesar 4,7% (± 9,8 juta jiwa). Berdasarkan data WHO tahun 2008, prevalensi obesitas pada usia dewasa di Indonesia meningkat dua kali lipatnya, yaitu menjadi 9,4% dengan pembagian pada pria 2,5% dan pada wanita mencapai 6,9% (Dinkes Jogja, 2012). Pada orang dewasa obesitas, risiko timbulnya diabetes melitus tipe 2 empat kali lebih besar dibandingkan dengan orang dengan berat badan normal. Selain pola makan yang tidak seimbang dan gizi lebih, aktivitas fisik juga merupakan faktor risiko mayor dalam memicu terjadinya diabetes melitus (Wicaksono dkk., 2012). Obesitas terbagi menjadi dua tipe, yaitu obesitas sentral dan obesitas perifer (Wajchenberg, 2000). 1. Obesitas sentral Obesitas sentral atau obesitas abdominal merupakan jumlah lemak berlebih pada kavitas abdominal yang berhubungan dengan gula darah dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
dislipidemia. Jumlah lemak abdominal berlebih mengindikasikan bahwa jaringan adiposa subkutan abdominal tidak mampu memanfaatkan kelebihan kalori tubuh. Hal inilah yang kemudian merupakan tanda bahaya, karena adanya kelebihan energi yang tersimpan di tempat yang tidak biasa dapat meningkatkan risiko diabetes dan penyakit kardiovaskuler (International Chair on Cardiometabolic Risk, 2011). Tipe obesitas ini juga dikenal sebagai “android obesity”. Obesitas sentral berhubungan kuat dengan diabetes, hipertensi dan penyakit kardiovaskuler, dan tipe obesitas ini lebih banyak didapatkan pada pria (Boivin and Popkin, 2001). 2. Obesitas perifer Obesitas perifer merupakan penimbunan lemak dalam tubuh yang melebihi nilai normal di daerah gluteo-femoral. Obesitas perifer dikenal juga dengan obesitas tubuh bagian bawah atau “gynoid obesity”. Tipe obesitas ini terjadi pada wanita karena berhubungan erat dengan gangguan menstruasi pada wanita (Bergman and Mittleman, 2001).
Gambar 1. Perbedaan obesitas sentral dan perifer (Epel, et al., 2000)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
D. Tekanan Darah Tekanan darah merupakan desakan darah pada dinding arteri, seiring dengan denyut jantung. Tekanan darah selalu ditunjukkan dalam dua angka. Angka pertama atau angka atas merupakan tekanan darah ketika jantung berdetak, ini disebut dengan tekanan sistolik. Angka kedua atau angka bawah merupakan tekanan sisa pada arteri diantara detak, ini disebut tekanan diastolik (Cloutier, Leblanc, McLean, and McKay, 2009). Joint National Committee VII pada tahun 2004, mengklasifikasikan tekanan darah menjadi empat kategori (Tabel II). Tekanan darah diukur dengan menggunakan alat yaitu sphygmomanometer, memiliki kantong yang dilekatkan pada lengan bagian atas dan dapat dipompa (Fox, 2004). Tabel II. Klasifikasi Tekanan Darah Usia Dewasa menurut Joint National Committee VII (2004)
Kategori Normal Pre hipertensi Hipertensi tingkat 1 Hipertensi tingkat 2
SBP dan/atau DBP <120 dan <80 120-139 atau 80-89 140-159 atau 90-99 >=160 atau >=100
1. Pengukuran tekanan darah Prinsip pengukuran tekanan darah adalah mengukur tekanan arteri menggunakan
sphygmomanometer,
dengan
memompa manometer
(balon
pemompa) dan manset yang dapat mengembang. Sphygmomanometer dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu, auskultatori (manual) dan osilatori (elektronik). Manometer air raksa merupakan sphygmomanometer auskultatori yang paling banyak digunakan. Nilai sistolik pada sphygmomanometer osilatori cenderung lebih tinggi dari auskultatori. Untuk mempertahankan keakuratan pengukuran,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
semua sphygmomanometer harus dipelihara dengan baik dan dikalibrasi tiap 6-12 bulan. Tanggal terakhir kalibrasi harus tertulis pada alat. Katup pengontrol harus dapat menahan tekanan 200 mmHg selama 10 detik. Pemeriksaan katup pengontrol secara teratur merupakan hal yang penting untuk dilakukan agar jalan udara bebas tanpa tekanan yang tidak perlu (Johnson dan Taylor, 2002). Pengukuran tekanan darah (Gambar 2) pada posisi terlentang atau berdiri dapat dilakukan pada kondisi tertentu. Kondisi pengukuran harus tenang dan mendukung privasi. Pengukuran dapat dimulai setelah pasien beristirahat 5 menit. Manset yang digunakan harus sesuai (pediatri, kecil, normal, besar, atau sangat besar). Jika manset terlalu kecil, tekanan darah yang diukur dapat terlalu tinggi. Manset harus dipasangkan mengelilingi setidaknya 80% panjang dan 40% lebar lengan atas (Dipiro, Talbert, Yee, Wells, dan Posey, 2008).
Gambar 2. Metode pengukuran tekanan darah (Istiqomah, 2012)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
2. Hipertensi Joint National Committee VII (2004), menyatakan hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik >140 mmHg dan tekanan darah diastolik >90 mmHg. Hipertensi bukanlah suatu penyakit tunggal tetapi suatu sindrom dengan beragam penyebab. Hipertensi esensial atau sering disebut hipertensi primer merupakan hipertensi
yang kausanya tidak diketahui. Hipertensi
yang
penyebabnya telah diketahui disebut dengan hipertensi sekunder (Ganong dan McPhee, 2005). Menurut WHO dan The International Society of Hypertension (ISH), saat ini terdapat 600 juta penderita hipertensi di seluruh dunia dan 3 juta di antaranya meninggal setiap tahunnya. Tujuh dari sepuluh penderita tersebut tidak mendapatkan pengobatan secara adekuat. Risiko hipertensi meningkat bermakna sejalan dengan bertambahnya usia. Kelompok usia 25-34 tahun mempunyai risiko hipertensi 1,56 kali dibandingkan usia 18-24 tahun dan kelompok usia >75 tahun berisiko 11,53 kali. Berdasarkan jenis kelamin, proporsi laki-laki pada kelompok hipertensi lebih tinggi dibanding kontrol dan laki-laki secara bermakna berisiko hipertensi 1,25 kali daripada perempuan (cit., Rahajeng dan Tuminah, 2009). Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi dua jenis, yaitu: a. Hipertensi primer atau esensial. Merupakan hipertensi yang tidak atau belum diketahui penyebabnya. Sekitar 90% pasien termasuk dalam kategori hipertensi primer. Faktor yang diduga berperan sebagai penyebab hipertensi primer antara lain bertambahnya umur, stress psikologis, genetik dan jenis kelamin.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
b. Hipertensi sekunder. Merupakan hipertensi yang disebabkan sebagai akibat dari adanya penyakit lain atau dengan kata lain penyebabnya telah diketahui, seperti penyakit ginjal, kelainan hormonal, kegemukan, konsumsi alkohol, merokok, kurang olahraga dan pemakaian obat- obatan (Klabunde, 2007). Hipertensi pada diabetes melitus tipe 2 muncul bersamaan dengan atau mungkin mendahului munculnya diabetes. Hal ini disebabkan pada penderita hipertensi sering ditemukan adanya sekumpulan kelainan lainnya yang disebut sindroma metabolik seperti obesitas sentral, dislipidemi, hiperurisemi dan hiperinsulinemia atau resistensi insulin (Wicaksono dkk., 2012). 3. Hipertensi dan obesitas Hipertensi dan obesitas merupakan suatu keadaan yang sering dihubungkan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular. Prevalensi peningkatan risiko penyakit kardiovaskular cukup tinggi dan makin meningkat dari tahun ke tahun. Swedish Obese Study menyatakan angka kejadian hipertensi pada obesitas adalah sekitar 13,6%. Farmingham Study melaporkan peningkatan insidensi hipertensi, diabetes melitus dan angina pektoris pada organ dengan obesitas dan risiko ini akan lebih tinggi lagi pada orang dengan obesitas sentral (cit., Dinkes Jogja, 2012). 4. Patogenesis hipertensi pada obesitas Individu obesitas ditemukan mengalami aktivasi saraf simpatis yang berperan penting dalam terjadinya hipertensi pada obesitas. Konsumsi makanan tinggi lemak dan karbohidrat meningkatkan konsentrasi norepinefrin di jaringan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
perifer. Hal ini menyebabkan stimulasi reseptor α1 dan β-adrenergik dan meningkatkan aktivitas saraf simpatis. Peningkatan aktivitas saraf simpatis akan meningkatkan
sirkulasi
asam
lemak
bebas,
meningkatkan
produksi
angiotensinogen II, insulin dan leptin yang kemudian menyebabkan terjadinya hipertensi (Kotsis, Stabouli, Papakatsika, Rizos, and Parati, 2010). Leptin pada hipotalamus berperan untuk meningkatkan tekanan darah melalui aktivasi saraf simpatis. Leptin adalah suatu protein asam amino yang disekresi oleh sel adiposit, dengan konsentrasi sesuai dengan banyaknya jaringan lemak dan memberikan sinyal pada hipotalamus (Gambar 3). Leptin ditransportasikan pada saraf pusat dan berikatan pada reseptor yang terdapat di endotel vaskuler dan epitel pleksus koroideus. Leptin berfungsi mengatur nafsu makan, pemakaian energi dan sistem saraf simpatis (Kotsis et al., 2010). Reseptor leptin diekspresikan pada berbagai sel nukleus hipotalamus yaitu nukleus arkuata, hipotalamus ventromedial, nukleus paraventrikular dan hipotalamus dorsomedial. Bagian terpenting bagi transduksi sinyal leptin adalah nukleus arkuata. Hiperleptinemia pada penderita obesitas menunjukkan adanya resistensi leptin karena tidak adanya proses metabolik pada individu tersebut. Resistensi leptin yang terjadi pada ginjal akan menyebabkan peningkatan retensi natrium dan air yang mengakibatkan terjadinya peningkatan tekanan darah (Kotsis et al., 2010).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
Gambar 3. Mekanisme aksi leptin (Rahmouni, 2001)
Sistem renin-angiotensin juga memiliki peranan sangat penting pada hipertensi. Renin adalah enzim dengan protein kecil yang dilepaskan oleh ginjal bila tekanan arteri turun sangat rendah. berikut. Renin bekerja secara enzimatik pada protein plasma lain, yaitu suatu globulin yang disebut bahan renin (atau angiotensinogen), untuk melepaskan peptida asam amino-10, yaitu angiotensin I. Angiotensin I memiliki sifat vasokonstriktor yang ringan tetapi tidak cukup untuk menyebabkan perubahan fungsional yang bermakna dalam fungsi sirkulasi. Dalam beberapa detik setelah pembentukan angiotensin I, terdapat dua asam amino tambahan yang memecah dari angiotensin untuk membentuk angiotensin II peptida asam amino-8. Angiotensin II adalah vasokonstriktor yang sangat kuat. Selama angiotensin II ada dalam darah, maka angiotensin II mempunyai dua pengaruh utama yang dapat meningkatkan tekanan arteri. Pengaruh yang pertama, yaitu vasokontriksi, timbul dengan cepat. Cara utama kedua dimana angiotensin meningkatkan tekanan arteri adalah dengan bekerja pada ginjal untuk menurunkan eksresi garam dan air (Campbell, Reece, and Mitchel, 2004).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
Angiotensin II menaikan tekanan darah dengan cara menyempitkan arteriola, menurunkan aliran darah ke banyak kapiler, termasuk kapiler ginjal. Angiotensin II merangsang tubula proksimal nefron untuk menyerap kembali NaCl dan air. Hal tersebut akan jumlah mengurangi garam dan air yang diekskresikan dalam urin dan akibatnya adalah peningkatan volume darah dan tekanan darah. Pengaruh lain angiotensin II adalah perangsangan kelenjar adrenal, yaitu organ yang terletak diatas ginjal, yang membebaskan hormon aldosteron. Hormon aldosteron bekerja pada tubula distal nefron, yang membuat tubula tersebut menyerap kembali lebih banyak ion natrium (Na+) dan air, serta meningkatkan volume dan tekanan darah (Campbell et al., 2004). 5. Hipertensi pada diabetes melitus tipe 2 Hipertensi berhubungan dengan resistensi insulin, abnormalitas pada sistem renin-angiotensin dan konsekuensi metabolik yang meningkatkan morbiditas. Abnormalitas metabolik berhubungan dengan peningkatan diabetes melitus pada kelainan fungsi tubuh atau disfungsi endotelial. Sel endotelial mensintesis beberapa substansi bioaktif kuat yang mengatur struktur fungsi pembuluh darah (Jafar, 2009). Endotelin (ET) terdiri atas 21 asam amino peptida, sekitar 80% disekresi oleh sel endotel. Terdapat 3 jenis ET, yaitu ET-1, ET-2, dan ET-3. Endotelin bekerja pada reseptor spesifik, yaitu ETA dan ETB. ETA secara primer terlibat pada mekanisme vasokonstriksi dan mempunyai afinitas yang tinggi pada ET-1 dan ET-2, namun pada ET-3 afinitasnya rendah. Pada sel otot polos, reseptor ET akan berpasangan untuk melewati kanal kalsium, bersamaan dengan aktivasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
fosfolipase C, produksi diasilgliserol dan inositol triphospat menyebabkan vasokonstriksi. Pada beberapa komplikasi DM, didapatkan kadar ET-1 meningkat. Kadar ET-1 mempengaruhi tekanan darah dengan berbagai cara, yakni meningkatkan tonus vasokonstriksi, mempengaruhi respon inflamasi yang berkontribusi dalam gangguan vascular remodelling dan disfungsi endotel. Meningkatnya kadar ET dapat disimpulkan memiliki peranan yang penting dalam terjadinya hipertensi pada penderita DM (Kurniaatmaja, 2013).
E. Antropometri Antropometri adalah pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Pengukuran antropometri meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan, lipatan kulit serta lingkar berbagai bagian tubuh. Metode antropometri dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu dan juga dapat digunakan untuk screening pada kelompok yang rawan masalah gizi (Supariasa, Bakri, dan Fajar, 2002). Kelemahan metode antropometri ada pada sensitivitasnya yang kurang, terutama karena faktor di luar gizi dapat menurunkan spesifikasi dan sensitivitas pengukuran. Kesalahan yang terjadi saat pengukuran dapat memengaruhi presisi, akurasi, validitas pengukuran antropometri. Metode antropometri dengan pengukuran skinfold thickness merupakan metode yang paling banyak diminati dalam memprediksi lemak badan total maupun segmental (Supariasa dkk., 2002; Sudibjo, 2009).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
1. Skinfold thickness Metode antropometri dengan pengukuran skinfold thickness merupakan metode yang paling banyak digunakan dalam pengukuran lemak badan total, yang biasanya dinyatakan sebagai persentase lemak tubuh. Metode ini selain murah juga mudah dilakukan dan tidak merugikan kesehatan subyek yang diperiksa karena tidak terpapar oleh sinar x-ray. Pengukuran skinfold thickness (Gambar 4) dilakukan dengan menjepit lemak subcutan menggunakan skinfold calliper dengan satuan milimeter (Sudibjo, 2009). Pengukuran-pengukuran tersebut sebaiknya jangan dilakukan segera setelah subyek melakukan latihan fisik atau perlombaan, mandi sauna, berenang atau mandi, selama latihan fisik, atau kondisi yang menyebabkan hiperemia karena dapat meningkatkan ketebalan lipatan kulit. Selain itu dehidrasi juga dapat menyebabkan peningkatan tebal lipatan kulit akibat perubahan turgidity kulit (Norton, Carter, Olds, and Marfell, 2001).
Gambar 4. Teknik pengambilan lapisan lemak kulit pada pengukuran skinfold thickness (Hopemaru Enterprises, 2011)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
2. Abdominal skinfold thickness Abdominal skinfold thickness merupakan pengukuran tebal lemak kulit pada bagian abdomen yang diukur dari lateral umbilicus sepanjang 5 cm dan sekitar 1 cm di bawah jari yang memegang skinfold (Gambar 5). Pengukuran dilakukan dengan cara meletakkan alat secara vertikal dan jangan meletakkan alat maupun jari tangan di dalam umbilicus (Norton, et al., 2001). Masing-masing pengukuran dilakukan sebanyak dua sampai tiga kali, kemudian nilai yang diperoleh merupakan nilai rata-rata jika pengukuran dilakukan dua kali dan nilai median bila pengukuran dilakukan tiga kali (Sudibjo, 2009). Abdominal skinfold thickness dinyatakan memiliki persen kesalahan pengukuran yang paling rendah dibandingkan pengukuran skinfold thickness pada daerah lain (Demura and Sato, 2007).
Gambar 5. Pengukuran abdominal skinfold thickness (Mackenzie, 2002)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
F. RSUD Kabupaten Temanggung Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Temanggung terletak di Kabupaten Temanggung, di tengah-tengah Propinsi Jawa Tengah. Permukaan wilayah Kabupaten Temanggung termasuk dataran tinggi dan sebagian wilayahnya merupakan daerah lereng Gunung Sindoro dan Sumbing yang terhampar dari sisi selatan, barat sampai dengan utara (Pemerintah Kabupaten Temanggung, 2008). Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Temanggung
merupakan rumah sakit tipe B. Rumah Sakit Umum tipe B merupakan rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik sekurang-kurangnya 4 spesialis dasar, 4 spesialis penunjang medik, 8 spesialis lainnya dan 2 subspesialis dasar serta dapat menjadi RS pendidikan apabila telah memenuhi persyaratan dan standar (Kementerian Kesehatan RI, 2010). Data rekam medik RSUD Kabupaten Temanggung periode 2010-2012 menunjukkan jumlah pasien penyandang diabetes melitus tipe 2 terus meningkat setiap tahunnya. Prevalensi diabetes melitus tipe 2 di RSUD Kabupaten Temanggung pada tahun 2012 berada pada peringkat ke 3 setelah penyakit diare dan hipertensi.
G. Landasan Teori Obesitas sentral merupakan penimbunan lemak berlebih pada bagian abdominal yang dapat menginduksi resistensi insulin yang kemudian akan mengakibatkan terjadinya diabetes melitus tipe 2. Obesitas sentral juga memiliki
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
peranan penting terhadap terjadinya tekanan darah tinggi atau hipertensi. Tekanan darah tinggi atau hipertensi selain ditemukan pada orang dengan obesitas, seringkali juga ditemukan muncul bersama dengan diabetes. Pada orang dengan diabetes melitus tipe 2 ditemukan peningkatan kadar endotelin 1 (ET-1). Endotelian 1 (ET-1) merupakan suatu agen vasokontriktor kuat sehingga, dapat dikatakan peningkatan ET-1 memiliki peranan yang penting dalam terjadinya hipertensi pada penderita DM. Pengukuran nilai obesitas dapat dinyatakan melalui metode antropometri dengan
pengukuran
skinfold
thickness.
Skinfold
thickness
measurement
merupakan metode yang paling banyak diminati dalam memprediksi lemak badan total maupun segmental karena menyajikan data persentase lemak tubuh secara langsung. Salah satu metode pengukuran skinfold thickness yaitu, pengukuran abdominal skinfold thickness. Pengukuran skinfold thickness pada area abdominal dinyatakan memiliki persen kesalahan pengukuran yang paling rendah dibandingkan pengukuran skinfold thickness pada area tubuh lainnya.
H. Hipotesis Hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat korelasi positif bermakna antara abdominal skinfold thickness terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik pada penyandang diabetes melitus tipe 2 di RSUD Kabupaten Temanggung.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan rancangan penelitian yaitu potong lintang atau cross-sectional. Penelitian observasional analitik merupakan penelitian yang dilaksanakan tanpa adanya perlakuan atau intervensi (Sastroasmoro, 2008). Penelitian cross-sectional yaitu penelitian yang mempelajari mengenai korelasi antara faktor risiko dan faktor efek (Notoatmodjo, 2002). Variabel yang termasuk faktor risiko dan variabel yang termasuk efek diobservasi sekaligus pada saat yang sama (Sumantri, 2011). Penelitian observasional analitik digunakan untuk mengindentifikasi adanya korelasi antara abdominal skinfold thickness sebagai faktor risiko terhadap tekanan darah yang merupakan faktor efek. Data penelitian yang diperoleh diolah secara statistik untuk menganalisis korelasi antara faktor risiko dengan faktor efek.
B. Variabel Penelitian 1. Variabel bebas Abdominal skinfold thickness (mm) 2. Variabel tergantung Tekanan darah sistolik dan diastolik (mmHg)
29
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
3. Variabel pengacau a. Variabel pengacau terkendali: usia dan kondisi puasa sebelum pengambilan data b. Variabel pengacau tak terkendali : aktivitas, gaya hidup responden, pola makan, kondisi patologis, fisiologis dan obat-obatan yang dikonsumsi
C. Definisi Operasional 1. Responden adalah penyandang diabetes melitus tipe 2 di RSUD Kabupaten Temanggung yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi pada penelitian ini. 2. Karakteristik penelitian meliputi demografi (usia), pengukuran antropometri (abdominal skinfold thickness), dan pengukuran tekanan darah sistolik dan diastolik. 3. Pengukuran abdominal skinfold thickness adalah pengukuran tebal lipatan kulit (mm) pada bagian abdominal secara vertikal kira- kira 5cm dari umbilicus. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan skinfold caliper. 4. Standar yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: a. Abdominal skinfold thickness. Pengukuran dilakukan dengan mencubit bagian abdomen secara vertikal kira-kira 5 cm dari umbilicus. Nilai normal yang digunakan untuk abdominal skinfold thickness pada pria menggunakan nilai median dan wanita menggunakan nilai mean abdominal skinfold thickness dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti. b. Tekanan darah. Pengukuran tekanan darah dilakukan oleh tenaga kesehatan RSUD Kabupaten Temanggung dengan menggunakan standar Joint
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
National Committee 7 (2004), yaitu tekanan darah prehipertensi 120-139 mmHg untuk sistol, 80 -89mmHg untuk diastol dan tekanan darah hipertensi >140 mmHg untuk sistol, 90 mmHg untuk diastol.
D. Responden Penelitian Responden penelitian yaitu penyandang diabetes melitus (DM) tipe 2 di RSUD Kabupaten Temanggung yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dari penelitian. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah penyandang DM tipe 2 di RSUD Kabupaten Temanggung pada pria dan wanita dengan usia lebih dari 40 tahun, bersedia berpuasa selama 8-10 jam sebelum pengambilan data, dan bersedia menandatangani informed consent. Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah penyandang DM tipe 2 di RSUD Kabupaten Temanggung dengan penyakit penyerta seperti stroke, gangren, gagal ginjal, dan penyakit jantung koroner (PJK) pada saat pemeriksaan, tidak hadir saat pengambilan data, berusia <40 tahun, data pemeriksaan responden tidak lengkap, dan data ganda (double data). Pengambilan data dilakukan selama dua bulan di RSUD Kabupaten Temanggung, yaitu pada bulan Agustus hingga Oktober 2013. Jumlah responden wanita yang terlibat dalam penelitian yaitu 61 responden dan jumlah responden pria yang terlibat dalam penelitian yaitu 45 responden, sehingga jumlah total responden dalam penelitian ini adalah 106 responden. Data yang diperoleh kemudian dieksklusi sebanyak 6 data yaitu, 1 data responden pria menunjukkan usia <40 tahun, 1 data responden pria dan 2 data responden wanita tidak memiliki data pemeriksaan lengkap, dan ditemukan data ganda pada 1 responden pria dan 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
responden wanita. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data dari 100 responden, dimana total data responden pria 42 data dan total data responden wanita 58 data. Berikut adalah skema responden yang terlibat dalam penelitian setiap minggunya.
Gambar 6. Skema responden
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
E. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung yang berlokasi di Jalan Dr. Sutomo No. 67, Temanggung, Jawa Tengah, 56212. Penelitian berlangsung pada bulan Agustus- Oktober 2013.
F. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian payung Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang berjudul “Korelasi Pengukuran Antropometri terhadap Profil Lipid, Kadar Glukosa Darah Puasa, dan Tekanan Darah pada Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD Kabupaten Temanggung”. Penelitian ini dilakukan berkelompok dengan jumlah anggota sebanyak 14 orang dengan kajian yang berbeda. Kajian pada penelitian ini adalah: 1. Korelasi Pengukuran Body Mass Index terhadap Kadar Trigliserida. 2. Korelasi Pengukuran Body Mass Index terhadap Rasio Kadar Kolesterol Total/HDL. 3. Korelasi Pengukuran Body Mass Index terhadap Rasio Kadar LDL/HDL. 4. Korelasi Pengukuran Body Mass Index terhadap Tekanan Darah. 5. Korelasi
Pengukuran
Abdominal
Skinfold
Thickness
terhadap
Kadar
Trigliserida. 6. Korelasi Pengukuran Abdominal Skinfold Thickness terhadap Rasio Kadar Kolesterol Total/HDL. 7. Korelasi Pengukuran Abdominal Skinfold Thickness terhadap Rasio Kadar LDL/HDL.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
8. Korelasi Pengukuran Abdominal Skinfold Thickness terhadap Tekanan Darah. 9. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang-Panggul terhadap Kadar Trigliserida. 10. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang-Panggul terhadap Rasio Kadar Kolesterol Total/HDL. 11. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang-Panggul terhadap Rasio Kadar LDL/HDL. 12. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang-Panggul terhadap Tekanan Darah. 13. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang-Panggul terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa. 14. Korelasi Pengukuran Body Mass Index dan Abdominal Skinfold Thickness terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa.
G. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan secara nonrandom dengan jenis purposive sampling. Pengambilan sampel dilakukan secara non-random, karena setiap anggota populasi tidak memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi responden penelitian. Pada pengambilan sampel dengan jenis purposive sampling, pemilihan responden dilakukan berdasarkan pertimbangan subjektif peneliti, yaitu responden dapat memberikan informasi sesuai dengan tujuan penelitian (Sastroasmoro, 2010). Jumlah minimum sampel pada penelitian korelasi yaitu 30 orang (Yahaya, Hashim, Boon, dan Hamdan, 2006).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
H. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skinfold caliper dengan merek pi zhi hou du fi® yang berfungsi untuk mengukur abdominal skinfold thickness dan sphygmomanometer dengan merek Nova Presameter® yang berfungsi untuk mengukur tekanan darah.
I. Tata Cara Penelitian 1. Observasi awal Observasi awal dilakukan dengan pencarian informasi mengenai jumlah penyandang diabetes melitus tipe 2 yang melakukan pemeriksaan di rawat jalan pada poliklinik penyakit dalam RSUD Kabupaten Temanggung. Observasi juga dilakukan untuk menentukan tempat yang dapat digunakan untuk wawancara dengan responden serta pengukuran antropometri. 2. Permohonan izin dan kerjasama Permohonan izin ditujukan kepada Bagian Penelitian dan Pengembangan (Litbang) RSUD Kabupaten Temanggung. Permohonan izin selanjutnya ditujukan kepada Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta untuk memperoleh ethical clearence. Permohonan izin ini dilakukan untuk memenuhi etika penelitian dengan menggunakan sampel darah manusia dan hasil penelitian dapat dipublikasikan. Permohonan kerja sama diajukan kepada Laboratorium RSUD Kabupaten Temanggung sebagai laboratorium yang mengambil dan mengolah darah responden penelitian. Penawaran kerja sama juga ditujukan kepada penyandang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
diabetes melitus tipe 2 sebagai calon responden, yang selanjutnya mengisi dan menandatangani informed consent apabila bersedia mengikuti penelitian ini. 3. Pembuatan informed consent dan leaflet Informed consent yang dibuat harus memenuhi standar yang ditetapkan oleh Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Informed consent digunakan sebagai bukti tertulis yang menyatakan kesediaan responden untuk ikut serta dalam penelitian. Responden penelitian yang menyatakan diri bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini diminta untuk mengisi data nama, usia, dan alamat, serta menandatangani informed consent setelah mendapatkan penjelasan penuh dari peneliti terkait dengan penelitian yang akan dilakukan. Leaflet berupa selembaran kertas berukuran A4 yang berisi informasi mengenai gambaran umum dan penjelasan tentang penelitian. Leaflet yang diberikan kepada responden berjudul ‘Korelasi Pengukuran Antropometri Terhadap Profil Lipid, Kadar Glukosa Darah Puasa dan Tekanan Darah pada Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD Kabupaten Temanggung’. Isi leaflet tersebut meliputi penjelasan mengenai pengukuran antropometri (Body Mass Index, skinfold thicknesses, lingkar pinggang, dan lingkar panggul) serta pemeriksaan laboratorium yang meliputi profil lipid, kadar glukosa darah puasa, dan tekanan darah, yang dapat digunakan sebagai metode yang sederhana untuk deteksi dini berbagai gangguan kesehatan yang mungkin muncul pada penyandang diabetes melitus tipe 2, khususnya komplikasi pada kardiovaskuler.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
4. Pencarian responden Pencarian responden dilakukan setelah mendapatkan izin dari Litbang RSUD Kabupaten Temanggung. Pencarian responden dilakukan secara langsung (tatap muka) dengan penyandang diabetes melitus tipe 2 yang menjalani rawat jalan dan kontrol di RSUD Kabupaten Temanggung. Apabila calon responden belum berpuasa, peneliti mengajukan permohonan dan memberikan undangan kepada calon responden untuk datang kembali ke RSUD Kabupaten Temanggung dalam kondisi sudah berpuasa selama 8-10 jam. Selain itu, peneliti meminta nomor telepon calon responden yang dapat digunakan untuk mengingatkan calon responden dan konfirmasi mengenai waktu dan tempat pelaksanaan penelitian. Peneliti juga memberikan undangan untuk ikut serta dalam penelitian kepada penyandang diabetes melitus tipe 2 di puskesmas dan dinas kesehatan di daerah Kabupaten Temanggung. Calon responden selanjutnya diberi penjelasan oleh peneliti mengenai maksud dan tujuan penelitian. Informasi yang diberikan kepada calon responden adalah penjelasan mengenai pentingnya mengetahui pengukuran antropometri serta korelasinya dengan profil lipid, kadar glukosa darah puasa, dan tekanan darah. Media yang digunakan dalam pemberian informasi adalah leaflet yang berjudul ‘Korelasi Pengukuran Antropometri Terhadap Profil Lipid, Kadar Glukosa Darah Puasa dan Tekanan Darah pada Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD Kabupaten Temanggung’. Leaflet yang digunakan berisi informasi mengenai pentingnya pengukuran antropometri (BMI, abdominal skinfold thickness, lingkar pinggang dan lingkar panggul), pemeriksaan tekanan darah, dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
pemeriksaan penunjang di laboratorium (profil lipid dan kadar glukosa darah) sebagai suatu metode deteksi dini berbagai masalah kesehatan khususnya mengenai komplikasi DM tipe 2. Calon responden yang bersedia ikut serta dalam penelitian dan memenuhi kriteria inklusi diminta untuk mengisi dan menandatangani informed consent. 5. Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2011) instrumen yang memiliki validitas dan reliabel yang baik dapat dinyatakan dengan nilai CV (coefficient of variation) ≤ 5%. Reliabilitas instrumen merupakan suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya atau diandalkan, artinya bahwa hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan sebanyak 2 kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan instrumen yang sama (Notoadmodjo, 2002). Suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (Ronny, 2013). Penentuan validitas dan reliabilitas dilakukan dengan mengukur abdominal skinfold thickness individu sebanyak 5 kali berturut-turut dengan instrumen yang sama. Instrumen yang divalidasi pada penelitian ini adalah skinfold caliper pi zhi hou du fi® dengan nilai CV=2% untuk pengukuran pada wanita dan CV=1,36% untuk pengukuran pada pria. Berdasarkan nilai CV tersebut maka dapat disimpulkan bahwa instrumen skinfold caliper pi zhi hou du fi® memenuhi persyaratan validasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
6. Pengukuran antropometri dan tekanan darah Pengukuran antropometri yang dilakukan oleh peneliti adalah abdominal skinfold thickness. Pengukuran tekanan darah dilakukan dilakukan oleh tenaga kesehatan RSUD Kabupaten Temanggung menggunakan sphygmomanometer. a. Pengukuran abdominal skinfold thickness. Pengukuran abdominal skinfold thickness dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan alat skinfold caliper pi zhi hou du fi®. Pada saat pengukuran, responden diminta untuk berdiri tegak dan mengangkat sedikit bajunya untuk kemudian lipatan kulit pada bagian perut responden dijepit dengan menggunakan alat skinfold caliper. Rahang skinfold caliper menjepit lapisan lemak dengan posisi vertikal. Abdominal skinfold thickness diukur dari lateral umbilicus sepanjang 5 cm. Kalibrasi alat skinfold caliper dilakukan setiap 10 kali pengukuran dengan menggunakan anak timbang. b. Pengukuran tekanan darah. Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan menggunakan sphygmomanometer Nova Presameter®. Pengukuran ini dilakukan oleh tenaga medis dari RSUD Kabupaten Temanggung. 7. Pembagian hasil pemeriksaan Peneliti membagikan hasil pemeriksaan kepada responden secara langsung. Pemberian hasil pemeriksaan disertai dengan pemberian penjelasan langsung dari peneliti kepada responden mengenai hasil pengukuran tekanan darah dan antropometri tersebut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
8. Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan dengan mengelompokkan data sejenis, yaitu menyusun dan menggolongkannya dalam kategori-kategori kemudian dilakukan interpretasi data.
J. Analisis Data Penelitian Data yang diperoleh kemudian diolah secara stastistik, dengan taraf kepercayaan 95%. Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov pada responden wanita (jumlah sampel >50) dan uji Shapiro-Wilk pada responden pria (jumlah sampel ≤ 50). Suatu data dikatakan normal apabila nilai p ≥ 0,05 (Dahlan, 2011). Uji hipotesis komparatif dilakukan dengan membandingkan tekanan darah sistolik pada kelompok AST (abdominal skinfold thickness) <23,58 mm dengan kelompok AST >23,58 mm dan tekanan darah diastolik pada kelompok AST <23,58 mm dengan >23,58 mm untuk pria, serta tekanan darah sistolik pada kelompok AST <25,66 mm dengan kelompok AST >25,66 mm dan tekanan darah diastolik pada kelompok AST <25,66 mm dengan >25,66 mm untuk wanita. Data yang terdistribusi normal, uji hipotesis komparatif dilakukan dengan uji t tidak berpasangan dan untuk data yang tidak terdistribusi normal digunakan uji MannWhitney. Apabila diperoleh nilai p<0,05, maka disimpulkan terdapat perbedaan yang bermakna antara dua kelompok data (Dahlan, 2011). Uji korelasi data penelitian yaitu, uji korelasi antara abdominal skinfold thickness (AST) dengan tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
dilakukan dengan uji korelasi Spearman karena variabel data tidak terdistribusi normal (Dahlan, 2011). Tabel III. Panduan Hasil Uji Hipotesis berdasarkan Kekuatan Korelasi, Nilai p, dan Arah Korelasi (Dahlan, 2011) No. 1.
2.
Parameter Nilai Kekuatan korelasi 0,0 sd <0,2 (r) 0,2 sd <0,4 0,4 sd <0,6 0,6 sd <0,8 0,8 sd 1 Nilai p p < 0,05 p > 0,05
3.
Arah korelasi
+ (positif) - (negatif)
Interpretasi Sangat lemah Lemah Sedang Kuat Sangat kuat Terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji. Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji. Searah, semakin besar nilai satu variabel semakin besar pula nilai variabel lainnya. Berlawanan arah. Semakin besar nilai satu variabel, semakin kecil nilai variabel lainnya.
K. Kesulitan Penelitian Kesulitan dalam penelitian ini yaitu pencarian responden, dimana responden yang merupakan pengandang DM tipe 2 di RSUD Kabupaten Temanggung tidak bersedia terlibat dalam penelitian dan takut diinjeksi dengan jarum suntik serta peneliti kesulitan dalam memperoleh responden yang berada dalam kondisi berpuasa 8-10 jam pada saat melakukan pemeriksaan ke Rumah Sakit. Peneliti juga tidak dapat melakukan validasi alat sphygmomanometer yang digunakan dalam penelitian karena pengukuran tekanan darah dilakukan oleh tenaga kesehatan RSUD Kabupaten Temanggung, serta beberapa data penelitian harus dieksklusi sehingga mengurangi jumlah data untuk dianalisis secara statistik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah pasien rawat jalan penyandang diabetes melitus tipe 2 di RSUD Kabupaten Temanggung. Jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah 106 responden. Berdasarkan kriteria eksklusi, kemudian diperoleh 100 responden, yang terdiri atas 42 responden pria dan 58 responden wanita. Data yang diperoleh kemudian diuji normalitasnya dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov untuk kelompok responden wanita dan Shapiro-Wilk untuk kelompok responden pria. Uji Kolmogorov-Smirnov digunakan pada jumlah sampel lebih dari 50, sedangkan Uji Shapiro-Wilk digunakan pada jumlah sampel kurang dari 50. Berikut merupakan tabel karakteristik responden penelitian. Tabel IV. Karakteristik Responden Penelitian Wanita (n=58) Karakteristik Usia (tahun) Abdominal skinfold thickness (mm) Tekanan darah sistolik (mmHg) Tekanan darah diastolik (mmHg)
Pria (n=42)
Mean±SD
p
Mean±SD
p
60,3±8,2*
0,200
60,4±9,6*
0,546
25,66±6,73*
0,200
23,58(9,17-37,00)**
0,013
140(110-260)**
0,000
130(100-190)**
0,027
90(70-110)**
0,000
90(70-120)**
0,001
Keterangan : * = rata-rata ± SD ** =median (minimum-maksimum) p>0,05 menunjukkan bahwa data terdistribusi normal p<0,05 menunjukkan bahwa data terdistribusi tidak normal
42
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
1. Usia Responden yang terlibat dalam penelitian ini memiliki rentang usia 44 hingga 77 tahun pada kelompok wanita dan rentang usia 41 hingga 78 tahun pada kelompok pria. Data usia responden wanita diuji normalitas dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov dengan taraf kepercayaan 95% dan diperoleh nilai signifikansi sebesar p=0,200. Hal ini menunjukkan bahwa usia responden wanita terdistribusi normal karena nilai signifikansi yang diperoleh p>0,05. Data responden pria diuji normalitas dengan menggunakan Uji Shapiro-Wilk dengan taraf kepercayaan 95% dan diperoleh nilai signifikansi sebesar p=0,546 yang menyatakan bahwa data usia responden pria terdistribusi normal (p>0,05). Prevalensi penyandang diabetes melitus meningkat seiring dengan pertambahan usia. World Health Organization menyatakan bahwa setelah mencapai usia 30 tahun, akan terjadi peningkatan kadar glukosa darah puasa sebesar 1-2% per tahun. Diabetes melitus tipe 2 lebih berisiko terjadi pada orang yang berusia diatas 40 tahun dan jumlah terbesar penyandang diabetes melitus berada pada rentang usia 40-59 tahun (Adhita dan Pramuningtyas, 2010; Yuliasih dan Wirawanni, 2009). Tingginya kejadian hipertensi sejalan dengan bertambahnya umur. Kaplan (2002), menyatakan bahwa pada umur 25-44 tahun prevalensi hipertensi sebesar 29%, pada umur 45-64 tahun sebesar 51% dan pada umur >65 tahun sebesar 65%.
Menurut Hasurungan (cit., Kaplan, 2002), peningkatan risiko
hipertensi pada umur 60-64 tahun meningkat 2,18 kali, umur 65-69 tahun 2,45
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
kali dan umur >70 tahun 2,97 kali. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa usia memiliki korelasi terhadap terjadinya diabetes melitus dan hipertensi. 2. Abdominal skinfold thickness Uji normalitas abdominal skinfold thickness (AST) pada responden pria dilakukan dengan menggunakan Uji Shapiro-Wilk menunjukkan nilai p=0,013 yang dapat dinyatakan bahwa data terdistribusi tidak normal (p<0,05). Hasil ini menyatakan bahwa data AST tidak tersebar merata. Pada responden wanita uji normalitas
dilakukan
dengan
menggunakan
Uji
Kolmogorov-Smirnov
menunjukkan nilai p=0,200 yang dapat dinyatakan bahwa data abdominal skinfold thickness terdistribusi normal (p>0,05). Data yang terdistribusi normal menunjukkan bahwa data AST tersebar merata. Rentang nilai AST pada kelompok responden wanita adalah 10,50-37,00 mm dan rentang nilai AST pada kelompok responden pria adalah 9,17-37,00 mm. Pada individu tua, akumulasi lemak terjadi terutama pada bagian abdomen sebagai lemak viseral yang dapat memungkinkan terjadinya komplikasi metabolik seperti, intoleransi glukosa, hiperinsulinemia, hipertensi maupun dislipidemia (Sudibjo, 2009). Penelitian yang dilakukan Kumboyono, Rini, dan Indraswara, (2012) pada pria dan wanita hipertensi berusia >40 tahun yang mengalami obesitas abdomen tingkat 2 di poliklinik jantung RSU Dr. Saiful Anwar Malang, pada total 92 responden diketahui bahwa penderita hipertensi tingkat 1 lebih banyak dialami oleh pria (25 responden) dibandingkan wanita (20 responden). Pada penderita hipertensi tingkat 2 lebih banyak ditemukan pada wanita (26 responden) dibandingkan dengan pria (21 responden).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
Rahajeng dan Tuminah (2009), menyatakan bahwa risiko hipertensi pada kelompok obesitas meningkat 2,79 kali, gemuk 2,15 kali dan normal 1,44 kali dibandingkan mereka yang kurus dan obesitas abdominal juga mempunyai risiko hipertensi secara bermakna dengan OR=1,40. Hal ini menunjukkan bahwa obesitas abdominal atau peningkatan lemak pada bagian abdominal memiliki kaitan erat terhadap terjadinya hipertensi. 3. Tekanan darah Pria dan wanita sama-sama memiliki potensi peningkatan tekanan darah selama hidupnya. Sebelum usia 45 tahun, pria memiliki kecenderungan lebih besar mengalami tekanan darah tinggi dan pada usia kurang dari 55 tahun memiliki kecenderungan tekanan darah tidak terkontrol lebih besar dibandingkan wanita. Pada wanita, setelah usia 65 tahun ditemukan memiliki kecenderungan tekanan darah tinggi dan tekanan darah tidak terkontrol lebih besar dibandingkan dengan pria (National Heart, Lung, and Blood Institute, 2012). Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan menggunakan sphygmomanometer. Data yang diperoleh, kemudian dilakukan uji normalitas, masing-masing pada tekanan darah sistolik dan diastolik responden pria dan wanita. a. Tekanan darah sistolik Uji normalitas tekanan darah sistolik pada responden pria yang dilakukan dengan menggunakan Shapiro-Wilk menunjukkan nilai p=0,027 yang berarti data terdistribusi tidak normal (p<0,05). Uji normalitas tekanan darah sistolik pada responden
wanita
dilakukan
dengan
menggunakan
Kolmogorov-Smirnov
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
menunjukkan nilai p=0,000. Data ini menunjukkan data tekanan darah sistolik pada kelompok wanita juga terdistribusi tidak normal. b. Tekanan darah diastolik Uji normalitas tekanan darah diastolik pada responden pria yang dilakukan dengan menggunakan Shapiro-Wilk menunjukkan nilai p=0,001, sedangkan uji normalitas tekanan darah diastolik pada responden wanita dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov menunjukkan nilai p=0,000. Nilai signifikansi pada kelompok pria dan wanita menunjukkan nilai p<0,05 yang berarti data tekanan darah diastolik tidak terdistribusi normal. Rata-rata tekanan darah sistolik pada kelompok responden pria dengan rata-rata usia 60,4 tahun adalah 139,10 mmHg dan rata-rata pada kelompok wanita dengan rata-rata usia 60,3 tahun adalah 139,17 mmHg. Rata-rata tekanan darah diastolik pada kelompok responden pria adalah 90,12 mmHg dan rata-rata pada kelompok wanita adalah 90,50 mmHg. Berdasarkan rata-rata tekanan darah tersebut, terlihat bahwa tekanan darah sistolik dan diastolik pada responden pria dan wanita sama-sama berada pada kategori prehipertensi dan tidak didapatkan tekanan darah hipertensi pada masing-masing kelompok responden. Hasil tersebut tidak sesuai dengan pernyataan dimana seharusnya pada usia <65 tahun kecenderungan tekanan darah tidak terkontrol pada pria lebih tinggi dibandingkan wanita. Hal ini mungkin saja disebabkan karena responden menggunakan obat penurun tekanan darah sebelum pemeriksaan, sehingga didapatkan nilai tekanan darah yang cenderung berada pada kategori prehipertensi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
B. Perbandingan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik pada Abdominal Skinfold Thickness (AST) Tujuan dilakukan analisis komparatif yaitu untuk mengetahui adakah perbedaan yang bermakna antara variabel independen yaitu abdominal skinfold thickness (AST) dengan variabel dependen yaitu tekanan darah sistolik dan diastolik. Komparasi dilakukan dengan melakukan pembagian kelompok menurut cut off variabel. Dalam penelitian ini, pembagian kelompok didasarkan pada nilai mean jika data AST terdistribusi normal dan nilai median jika data AST tidak terdistribusi normal. Responden terbagi menjadi dua kelompok menurut nilai mean abdominal skinfold thickness pada kelompok responden wanita dan menurut nilai median abdominal skinfold thickness pada kelompok responden pria, yang kemudian akan dihubungkan dengan tekanan darah sistolik maupun diastolik. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Uji Shapiro-Wilk karena jumlah responden kelompok pria AST >23,58 mm dan AST <23,58 mm serta jumlah responden kelompok wanita AST >25,66 mm dan AST <25,66 mm kurang dari 50.
Tabel V. Perbandingan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Responden Pria pada Kelompok AST 23,58 mm dan AST >23,58 mm Responden Pria
Variabel Tergantung
Tekanan darah sistolik Tekanan darah diastolik *=rata- rata±SD
AST<23,58mm (n=21)
AST >23,58mm (n=21)
p
140,9±20,47*
137,2±23,58*
0,589**
91,4±10,62*
88,8±9,98*
0,537**
**p>0,05 menunjukkan adanya perbedaan yang tidak bermakna
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
Tabel VI. Perbandingan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Responden Wanita pada Kelompok AST 25,66 mm dan AST >25,66 mm Responden Wanita
Variabel Tergantung
Tekanan darah sistolik Tekanan darah diastolik *=rata- rata±SD
AST<25,66mm (n=26)
AST >25,66mm (n=32)
p
135,5±17,94*
142,2±28,25*
0,398**
90,7±8,50*
90,3±9,67*
0,843**
**p>0,05 menunjukkan adanya perbedaan yang tidak bermakna
1. Perbandingan tekanan darah sistolik responden pria pada kelompok AST >23,58 mm dan AST <23,58 mm dan wanita pada kelompok AST >25,66 mm dan AST <25,66 mm Hasil uji normalitas tekanan darah sistolik pada kelompok pria menunjukkan nilai p=0,147 pada kelompok AST >23,58 mm dan p=0,275 pada kelompok AST <23,58 mm, dapat disimpulkan data pada kedua kelompok terdistribusi normal (p>0,05). Uji komparatif dilakukan dengan menggunakan uji t tidak berpasangan. Perbedaan bermakna apabila nilai signifikansi (p) yang diperoleh <0,05. Berdasarkan hasil Uji Levene’s Test diperoleh nilai signifikansi dengan p=0,449 yang menunjukkan data memiliki variansi yang sama (p>0,05). Karena variansi data sama, maka untuk melihat hasil uji t menggunakan data pada kolom equal variances assumed dan diperoleh signifikansi p=0,589 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tidak bermakna pada kelompok AST >23,58 mm dan AST <23,58 mm. Pada kelompok wanita AST >25,66 mm dan AST <25,66 mm hasil uji normalitas dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan nilai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
p=0,000 dan p=0,054, dapat disimpulkan data pada kedua kelompok terdistribusi tidak normal (p<0,05). Uji komparatif dilakukan dengan menggunakan Uji MannWhitney karena distribusi data yang diperoleh tidak normal. Pada Uji MannWhitney apabila nilai signifikansi (p) yang diperoleh <0,05 maka pada kelompok yang dibandingkan terdapat perbedaan yang bermakna. Dari hasil uji komparatif diperoleh p=0,398, maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan tidak bermakna antara tekanan darah sistolik pada kelompok AST >25,66 mm dan AST <25,66 mm. 2. Perbandingan tekanan darah diastolik responden pria pada kelompok AST >23,58mm dan AST <23,58 mm dan wanita pada kelompok AST >25,66 mm dan AST <25,66 mm Signifikansi yang diperoleh dari uji normalitas tekanan darah diastolik menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov pada kelompok responden pria adalah p=0,010 pada kelompok AST >23,58mm dan p=0,029 pada kelompok AST <23,58 mm. Uji komparatif dilakukan dengan menggunakan Uji Mann-Whitney, karena berdasarkan nilai signifikansi yang diperoleh pada uji normalitas menunjukkan sebaran data tidak normal (p<0,05). Pada uji komparatif diperoleh nilai signifikansi p=0,537, hal ini menunjukkan terdapat perbedaan yang tidak bermakna dari data kedua kelompok tersebut. Pada uji normalitas menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov kelompok wanita AST >25,66 mm dan AST <25,66 mm, nilai signifikasi yang diperoleh pada responden wanita kelompok AST >25,66 mm adalah p=0,000 dan pada kelompok AST <25,66 mm p=0,004. Hasil ini menunjukkan sebaran data tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
normal (p<0,05), oleh karena itu untuk uji komparatif digunakan Uji MannWhitney. Hasil uji komparatif menunjukkan nilai p=0,843 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan tidak bermakna pada kedua kelompok data. Pada Uji Mann-Whitney apabila nilai signifikansi (p) yang diperoleh <0,05 maka pada kelompok yang dibandingkan terdapat perbedaan yang bermakna. Hasil penelitian di atas didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Dashanti (2012), pada mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penelitian Dashanti menunjukkan, ada perbedaan tidak bermakna antara tekanan darah sistolik berdasarkan batas median AST pada kelompok pria (p=0,081) dan pada kelompok wanita (p=0,334). Perbandingan tekanan darah diastolik berdasarkan batas median AST pada kelompok pria dan kelompok wanita juga menunjukkan terdapat perbedaan tidak bermakna, dengan nilai signifikansi masing-masing p=0,247 dan p=0,170.
C. Korelasi Abdominal Skinfold Thickness terhadap Tekanan Darah Uji hipotesis korelasi abdominal skinfold thickness dengan tekanan darah sistolik dan diastolik dilakukan dengan menggunakan uji hipotesis korelasi Spearman. Uji hipotesis korelasi Spearman dipilih karena data salah satu ataupun kedua variabel korelasi terdistribusi tidak normal. Hasil uji hipotesis dikatakan memiliki korelasi bermakna apabila nilai p<0,05.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
Tabel VII. Korelasi Abdominal Skinfold Thickness (AST) terhadap Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik AST Responden Pria
AST Responden Wanita
Tekanan darah
r
-0,027
0,124
sistolik
p
0,864**
0,353**
Tekanan darah
r
-0,087
0,094
diastolik
p
0,586**
0,483**
* p<0,05 menunjukkan adanya korelasi bermakna ** p>0,05 menunjukkan adanya korelasi tidak bermakna
1. Korelasi abdominal skinfold thickness terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik pada responden pria Uji korelasi pada responden pria dilakukan dengan menggunakan Uji Spearman, karena data normalitas abdominal skinfold thickness dan tekanan darah sistolik menujukkan distribusi tidak normal. Hasil uji korelasi menunjukkan nilai signifikansi p=0,864 yang dapat disimpulkan tidak terdapat korelasi yang bermakna antara abdominal skinfold thickness dengan tekanan darah sistolik pada pria. Pada Uji Spearman, dua variabel yang diuji dikatakan terdapat korelasi yang bermakna apabila memiliki nilai signifikansi p<0,05. Nilai korelasi Spearman diperoleh r= -0,027 menunjukkan bahwa kekuatan korelasi sangat lemah. Korelasi Spearman menunjukkan arah korelasi negatif. Arah korelasi negatif menunjukkan arah berlawanan, yaitu semakin besar nilai abdominal skinfold thickness, maka nilai tekanan darah sistolik semakin kecil. Uji korelasi pada responden pria dilakukan dengan menggunakan Uji Spearman, karena data normalitas abdominal skinfold thickness dan tekanan darah diastolik menujukkan distribusi tidak normal. Hasil uji korelasi menunjukkan nilai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
signifikansi p=0,586 yang dapat disimpulkan tidak terdapat korelasi yang bermakna antara abdominal skinfold thickness dengan tekanan darah diastolik pada pria (p>0,05). Nilai korelasi Spearman diperoleh r= -0,087 menunjukkan bahwa kekuatan korelasi sangat lemah. Korelasi Spearman menunjukkan arah korelasi negatif.
R Sq Linear = 0.006
Gambar 7. Grafik sebar abdominal skinfold thickness terhadap tekanan darah sistolik pada responden pria
R Sq Linear = 0.01
Gambar 8. Grafik sebar abdominal skinfold thickness terhadap tekanan darah diastolik pada responden pria
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Sebaran titik-titik pada
53
grafik menunjukkan kekuatan korelasi.
Persebaran titik makin mendekati garis linear menunjukkan korelasi akan semakin kuat (Dahlan, 2011). Garis linearitas pada grafik ditunjukkan dalam r kuadrat (r2). Titik-titik yang banyak tersebar jauh dari garis dan hanya sebagian kecil titik yang mendekati garis menunjukkan abdominal skinfold thickness berkorelasi sangat lemah dengan tekanan darah sistolik dan diastolik pada responden pria. Penelitian Sonmez, Karabas, and Soysal (2007), mengenai pengukuran korelasi antara skinfold thickness dengan tekanan darah sistolik dan diastolik yang dilakukan pada 110 responden wanita dan 100 responden pria di kota Aydin, Turki diperoleh nilai r dan p berturut-turut r=0,058, p=0,400 dan r=0,090, p=0,194. Data yang diperoleh menunjukkan terdapat korelasi positif yang tidak bermakna dengan kekuatan korelasi sangat lemah. Hasil ini turut mendukung hasil penelitian yang dilakukan dimana skinfold thickness memiliki korelasi yang tidak bermakna. Namun, pada penelitian Sonmez et al., tidak dijelaskan mengenai body site atau lokasi bagian tubuh dimana pengukuran skinfold thickness dilakukan. Terdapat perbedaan hasil pada arah korelasi. Arah korelasi positif yang ditunjukkan pada penelitian Sonmez et al., dapat dikarenakan penggunaan jumlah responden yang lebih banyak. Penelitian Cassani, Nobre, Filho dan Schmidt yang dilakukan pada tahun 2009, menunjukkan hasil yang berbeda. Penelitian mengenai korelasi antara tekanan darah dan antropometri dilakukan pada 913 pria Brazil berusia lebih dari 36 tahun. Pada penelitian tersebut diperoleh korelasi yang bermakna antara abdominal skinfold thickness terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
nilai p<0,001. Hasil penelitian yang berbeda ini dapat diakibatkan karena jumlah responden yang berbeda. Penelitian Cassani dkk., menggunakan 913 responden dimana jumlah tersebut lebih banyak 19 kali dibandingkan dengan jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini, yaitu 48 responden. Semakin banyak jumlah responden, maka hasil penelitian yang diperoleh akan lebih kuat atau dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya. 2. Korelasi abdominal skinfold thickness terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik pada responden wanita Data normalitas abdominal skinfold thickness pada responden wanita menunjukkan distribusi normal, namun normalitas tekanan darah sistolik menunjukkan distribusi yang tidak normal, sehingga pada uji korelatif digunakan Uji Spearman. Nilai signifikansi Uji Spearman diperoleh p=0,353, dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi tidak bermakna antara abdominal skinfold thickness dengan tekanan darah sistolik pada wanita. Nilai korelasi Spearman diperoleh r= 0,124 menunjukkan bahwa kekuatan korelasi sangat lemah. Korelasi Spearman menunjukkan arah korelasi positif. Arah korelasi positif menunjukkan korelasi searah, dimana semakin besar nilai abdominal skinfold thickness, maka nilai tekanan darah sistolik juga semakin besar. Data normalitas abdominal skinfold thickness pada responden wanita menunjukkan distribusi normal, namun normalitas tekanan darah diastolik menunjukkan distribusi yang tidak normal, sehingga pada uji korelatif digunakan Uji Spearman. Nilai signifikansi Uji Spearman diperoleh p=0,483, dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi tidak bermakna antara abdominal skinfold
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
thickness dengan tekanan darah diastolik pada wanita. Nilai korelasi Spearman diperoleh r= 0,094 menunjukkan bahwa kekuatan korelasi sangat lemah. Korelasi Spearman menunjukkan arah korelasi positif.
Gambar 9. Grafik sebar abdominal skinfold thickness terhadap tekanan darah sistolik pada responden wanita
Gambar 10. Grafik sebar abdominal skinfold thickness terhadap tekanan darah diastolik pada responden wanita
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
Persebaran titik-titik pada gambar 9 dan 10 yang banyak tersebar jauh dari garis dan hanya sebagian kecil titik yang mendekati garis menunjukkan abdominal skinfold thickness berkorelasi sangat lemah dengan tekanan darah sistolik dan diastolik pada responden wanita. Penelitian pada 57 responden wanita menunjukkan korelasi abdominal skinfold thickness terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik memiliki korelasi yang tidak bermakna dengan kekuatan korelasi sangat lemah. Nilai signifikansi dan koefisien korelasi yang diperoleh secara berturut- turut p=0,428, r=0,107 dan p=0,677, r=0,056 dengan arah korelasi positif (Mukti, 2011). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan. Hasil yang berbeda ditunjukkan pada penelitian Kaur dan Mogra (2006). Dalam penelitiannya mengenai hubungan antara indeks massa tubuh, lemak tubuh dan hipertensi pada 60 wanita postmenopausal (30 hipertensi dan 30 normotensi) berusia 45-55 tahun, dinyatakan bahwa total abdominal, tricep, bicep, subscapular, suprailiac dan calf skinfold thickness tidak memiliki korelasi bermakna (p<0,05) terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik pada wanita postmenopausal normotensi dengan kekuatan korelasi sangat lemah (r= -0,186 dan r= 0,022). Pada wanita postmenopausal hipertensi, total abdominal, tricep, bicep, subscapular, suprailiac dan calf skinfold thickness tidak memiliki korelasi bermakna (p>0,05) dengan tekanan darah sistolik dengan kekuatan korelasi sangat lemah (r=0,297), namun total abdominal, tricep, bicep, subscapular, suprailiac dan calf skinfold thickness memiliki korelasi bermakna (p<0,05) dengan tekanan darah diastolik dengan kekuatan korelasi lemah (r=0,388).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Penelitian
Kaur
dan
Mogra
menggunakan
responden
57
wanita
postmenopausal tanpa diabetes melitus tipe 2 dan juga menggunakan dua kelompok responden yaitu, kelompok kontrol (normotensi) dan kelompok hipertensi. Penggunaan kelompok kontrol dalam penelitian sangat baik untuk dilakukan karena peneliti dapat mengetahui dengan jelas adanya perbedaan hasil korelasi pada kedua kelompok responden tersebut. Kaur dan Mogra menggunakan kombinasi pengukuran skinfold thickness dimana pengukuran dilakukan pada 6 tempat. Menurut Budiman (2008), pengukuran skinfold thickness dapat dilakukan pada 2, 3, 4, dan 7 tempat pengukuran. Semakin banyak jumlah tempat pengukuran, maka hasil pengukuran makin baik. Terlihat pada hasil penelitian bahwa pada total pengukuran 6 skinfold thickness didapatkan korelasi yang bermakna. Hasil penelitian yang diperoleh tidak sesuai dengan hipotesis, dimana pada penelitian diperoleh korelasi positif yang tidak bermakna dengan kekuatan korelasi sangat lemah pada responden wanita penyandang diabetes melitus tipe 2 dan korelasi negatif yang tidak bermakna dengan kekuatan korelasi sangat lemah pada responden pria penyandang diabetes melitus tipe 2 di RSUD Kabupaten Temanggung. Hal-hal yang mungkin dapat mempengaruhi hasil penelitian tersebut antara lain jumlah sampel yang masih sedikit meskipun sudah memenuhi syarat jumlah responden untuk penelitian korelasi sehingga hasil yang diperoleh kurang menggambarkan keadaan atau nilai yang sebenarnya, gaya hidup responden seperti kebiasaan, aktivitas dan pola makan, dan peneliti sudah melakukan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
wawancara sesuai dengan pedoman wawancara namun tidak menelusuri rekam medik serta tidak mencocokkan hasil wawancara dengan rekam medik mengenai informasi lama pasien menyandang DM dan obat-obatan, terutama terkait obat penurun tekanan darah yang mungkin dikonsumsi oleh responden. Peneliti juga tidak diperkenankan melakukan pengukuran tekanan darah sehingga tidak dapat melakukan validasi alat sphygmomanometer yang digunakan. Selain itu, peneliti juga tidak mengetahui metode pengukuran tekanan darah yang dilakukan oleh tenaga medis RSUD Kabupaten Temanggung. Hal ini dapat berpengaruh terhadap validitas data yang diperoleh. Rancangan
studi
yang
dilakukan
pada
penelitian
juga
dapat
mempengaruhi hasil penelitian yang diperoleh tidak sesuai dengan hipotesis. Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan studi potong lintang atau cross-sectional yaitu, rancangan penelitian yang dilakukan pada suatu periode waktu tertentu. Pada rancangan penelitian ini, subjek hanya diobservasi satu kali saja dan faktor risiko serta efek diukur menurut keadaan atau status waktu diobservasi (Sumantri, 2011). Hal ini menyebabkan peneliti tidak dapat mengamati perjalanan atau perkembangan penyakit, pola hidup dan pola konsumsi obat pasien. Informasi tersebut hanya dapat diketahui melalui tahapan wawancara. Melalui tahapan wawancara yang dilakukan, sebagian besar pasien tidak mengingat kapan mulai menyandang diabetes, lupa atau bahkan tidak mengetahui obat-obatan apa saja yang dikonsumsi, dan tidak memberikan jawaban yang jelas terkait dengan pertanyaan yang diberikan. Hal- hal tersebut membuat kemungkinan terjadinya recall bias cukup besar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Abdominal skinfold thickness dan tekanan darah memiliki korelasi positif yang tidak bermakna dengan kekuatan korelasi sangat lemah pada responden wanita penyandang diabetes melitus tipe 2 di RSUD Kabupaten Temanggung. Pada responden pria penyandang diabetes melitus tipe 2 di RSUD Kabupaten Temanggung, abdominal skinfold thickness dan tekanan darah memiliki korelasi negatif yang tidak bermakna dengan kekuatan korelasi sangat lemah.
B. Saran 1. Perlu dilakukan penelitian dengan jumlah responden yang lebih banyak dan seimbang pada kelompok responden pria dan wanita sehingga diperoleh hasil penelitian yang lebih kuat. 2. Perlu dilakukan pencocokkan hasil wawancara dengan rekam medik pasien mengenai pola hidup pasien, lama menyandang DM, dan obat-obatan yang dikonsumsi sehari-hari terutama terkait obat penurun tekanan darah. 3. Pada penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan dua kelompok responden, yaitu kelompok penyandang diabetes melitus tipe 2 dan kelompok tanpa diabetes melitus tipe 2, yang bertujuan untuk membandingkan dan mengetahui adanya kejadian hipertensi antara kedua kelompok.
59
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
DAFTAR PUSTAKA
Adhita, P. M. dan Pramuningtyas, R., 2010, Perbedaan Angka Kejadian Hipertensi antara Pria dan Wanita Penderita Diabetes Melitus Berusia ≥45 Tahun, Biomedika, 2(2), 67-71. American Diabetes Association, 2000, Diagnostic Criteria for Diabetes Mellitus, http://www.medscape.com/viewarticle/412642_4, diakses tanggal 11 Juli 2013. American Diabetes Association 2010, Standards of Medical Care in Diabetes, http://care.diabetesjournals.org/content/33/Supplement_1/, diakses tanggal 18 April 2013. Aneja, A., El-Atat, F., McFarlane, I. S., and Sowers, R.J., 2004, Hypertension and Obesity, http://rphr.endojournal.org, diakses tanggal 10 Mei 2013. Badaruddoza, Kaur, N., and Barna, B., 2009, Inter-relationship of Waist-to-Hip Ratio (WHR), Body Mass Index (BMI) and Subcutaneous Fat with Blood Pressure Among University-going Punjabi Sikh and Hindu Females, International Journal of Medicine and Medical Sciences, 2(1), 5-11. Bergman, V.C. and Mittleman, S.D., 2001, Central Role of Adipocytes in Metabolic Syndrome, J Investig Med, 49:119-126. Berraho, M., Achhab, Y.E., Benslimane, A., Rhazi, K.E., Chikri, M. and Nejjari, C., 2011, Hypertension and Type 2 Diabetes: a Cross-Sectional Study in Morocco (EPIDIAM Study), Pan African Medical Journal, 11(52), 1-9. Boivin, G.K. and Popkin, B.M., 2001, Weight Gain and its Predictors in Chinese Adults, Int J Nationed Metabolism Disorder, 25:1079-1086. Budiman, I., 2008, Validitas Pengukuran Lemak Tubuh yang Menggunakan Skinfold Caliper di 2,3,4,7 Tempat terhadap Cara Bod Pod, JKM, 7(2), 112. Campbell, N.A., Reece, J.B., and Mitchel, L.G., 2004, Biologi, Erlangga, Jakarta, pp. 45-50. Cassani, R.S.L., Nobre, F., Filho, A.P dan Schmidt, A., 2009, Relationship Between Blood Pressure and Anthropometry in a Cohort of Brazilian Men: A Cross-Sectional Study, American Journal of Hypertension, pp. 23. Cloutier, L., Leblanc, M., McLean, D., and McKay., D.W., 2009, Blood Pressure Monitoring at Home, Transcontinental, pp. 2.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
Dahlan, M.S., 2011, Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, Edisi 5, Salemba Medika, Jakarta, pp. 22. Damian, M.K., 2009, Prevalensi Hipertensi pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di Klinik Spesialis RSU Suaka Insan Banjarmasin Tahun 2005-2009, Skripsi, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya. Dashanti, L.D.D., 2013, Korelasi Body Mass Index dan Body Fat Percentage terhadap Tekanan Darah pada Mahasiswa Mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Deedwania, P., 2011, Hypertension, Dyslipidemia, and Insulin Resistance in Patients with Diabetes Mellitus or the Cardiometabolic Syndrome: Benefits of Vasodilating β-Blockers, The Journal of Clinical Hypertension, 13(1), 52-59. Demura, S. and Sato, S., 2007, Suprailiac or Abdominal Skinfold Thickness Measured with a Skinfold Caliper as a Predictor of Body Density in Japanese Adults, Tohoku J. Exp. Med., 213, 51-61. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2011, Uji Fungsi Alat Klinis dan Hematologi, http://www.depkes.go.id/downloads/yandu/uji_fungsi_alat_ kimia_klinis_hematologi.pdf, diakses tanggal 3 Mei 2013. Department of Health and Human Service Centers for Disease Control and Prevention, 2007, National Diabetes Fact Sheet, Atlanta, pp. 1-2. Dewi, M., 2007, Resistensi Insulin Terkait Obesitas: Mekanisme Endokrin dan Intrinsik Sel, Jurnal Gizi dan Pangan, 2(2), pp. 49-54. Dinas Kesehatan Jawa Tengah, 2008, Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008, Dinas Kesehatan Jawa Tengah, http://www.dinkesjatengprov.go.id/dokumen/profil/2008/profil2008.pdf, diakses tanggal 18 Maret 2013. Dinkes
Jogja, 2012, Obesitas, Faktor Risiko Berbagai Penyakit, http://dinkes.jogjaprov.go.id/berita/detil_berita/549-obesitas-faktorresiko-berbagai-penyakit-anda-awas-bahaya-mengancam, diakses pada 30 Juli 2013.
Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Wells, B.G., dan Posey, L.M., 2008, Pharmacotherapy- A Pathophysiologic Approach, 7th ed, McGraw Hill Medical, New York, USA, pp. 144 – 145. Epel, E.S., McEwen, B., Seeman, T., Matthews, K., Castellazzo, G., Brownell, K.D., et al., 2000, Stress and Body Shape: Stress-Induced Cortisol
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
Secretion is Consistently Greater Among Women With Central Fat, Psychosomatic Medicine, 62, 624. Fox, I.S., 2004, Human Physiology, McGraw-Hill Companies Inc., New York, pp. 344, 432-433. Fran, E., 2011, Korelasi Pengukuran Antropometrik dengan Tekanan Darah pada Laki- Laki Dewasa Sehat di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun 2010, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Francischetti, E.A. dan Genelhu, V.A., 2007, Obesity-hypertension: an Ongoing Pandemic, International Journal of Clinical Practice, 61, 269-280. Ganong, W.F. dan McPhee, S.J., 2005, Patofisiologi Penyakit Pengantar Menuju Kedokteran Klinis, EGC, Jakarta, pp. 340, 346. Hopemaru Enterprises, 2011, Skinfold Testing Technique, http://www.healthgoods.com/SlimGuide_Body_Fat_Skinfold_Caliper_p/ chp-c120.htm, diakses tanggal 27 Maret 2013. International Chair on Cardiometabolic Risk, 2011, Intra-abdominal Adipose Tissue: The Culprit?, http://www.myhealthywaist.org/the-concept-ofcmr/intra-abdominal-adipose-tissue-the-culprit/index.html, diakses tanggal 18 April 2013. Istiqomah, N. F., 2012, Pengukuran Tekanan darah dan Interpretasinya, http://dc530.4shared.com/doc/NXKZ8bSU/preview.html, diakses tanggal 19 November 2013. Jafar, N., 2009, Penanggulangan Diabetes Melitus Tipe 2, Makalah Ilmiah, Universitas Hasanudin, Makassar, 11,13. Johnson, R. dan Taylor, W., 2002, Buku Ajar: Praktik Kebidanan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, pp. 57-58. Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC), 2003, The Seventh Report of the JNC (JNC7), JAMA, 289(19), 2560-2572. Kaplan, N.M., 2002, Clinical Hypertension, 8th Ed, Lippincott: Williams & Wilkins, Washington, pp. 70. Kaur, K. dan Mogra, R., 2006, Association of Body Mass Index, Body Fat and Hypertension Among Postmenopausal Women, J. Hum. Ecol., 20(3), 172-174.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
Kementerian Kesehatan RI, 2010, Seri Perencanaan: Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas B, Bakti Husada, pp. 10,14. Klabunde, R.E., 2007, Cardiovasculary Physiology Concepts, http://www.cvphysiology.com/Blood%20Pressure/BP001.htm, diakses pada 29 Juli 2013. Kotsis, V., Stabouli, S., Papakatsika, S., Rizos, Z., and Parati, G., 2010, Mechanism of Obesity-Induced Hypertension, Hypertension Research, 33, pp.386-393. Krikken, J.A., Lely, A.T., Bakker, S.J.L., and Navis, G., 2007, The Effect of a Shift in Sodium Intake on Renal Hemodynamics is Determined by Body Mass Index in Healthy Young Men, Kidney Int; 71, 260-265. Kumboyono, Rini, I.K, dan Indraswara, A., 2012, Perbedaan Tekanan Darah Antara Pria dan Wanita Hipertensi yang Mengalami Obesitas Abdomen Tingkat II di Poliklinik Jantung RSU Dr. Saiful Anwar Malang, http://old.fk.ub.ac.id/artikel/id/filedownload/keperawatan/PANJI%20ARI K%20INDRASWARA.pdf, diakses tanggal 20 November 2013. Kurniaatmaja, E.R., 2013, Perbedaan Kadar Endotelin-1 pada Wanita Diabetes Melitus Tipe 2 dengan dan tanpa Hipertensi, Tesis, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Mackenzie, B., 2002, Yuhasz Skinfold Test, http://www.brianmac.co.uk/fatyuhasz. htm, diakses tanggal 5 Mei 2013. Molina, P.E., 2006, Lange Physiology Series: Endocrine Physiology, 2nd edition, McGraw Hill, United State, pp. 247-262. Moyad, A.M., 2004, Fad Diets and Obesity - Part I: Measuring Weight in Clinical: Skinfold Thickness (Skin Calipers), http://www.medscape.com/viewarticle/473630_10, diakses tanggal 18 April 2013. Mueller, N.T., Pereira, M.A., Buitrago, A., Rodriguez, D., Duran, A.E., Ruiz, A.J., et al., 2012, Abdominal Skinfold Thickness Improves Anthropometric Prediction of Insulin Resistance in Prepubescent Colombian Children, AHA Journals, 125. Mukti, P., 2011, Korelasi Antara Body Mass Index (BMI), Lingkar Pinggang, Rasio Lingkar Pinggang- Panggul (RLPP), dan Abdominal Skinfold Thickness terhadap Tekanan Darah pada Staf Wanita Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
National Heart, Lung, and Blood Institute, 2012, Who is at Risk for High Blood Pressure, http://www.nhlbi.nih.gov/health/healthtopics/topics/hbp/atrisk.html, diakses tanggal 18 November 2013. National Institutes of Health, 2013, The Seventh Report of The Joint National Comitee on Prevention, Detection, Evaluation, an The Treatment of High Blood Pressure, NIH Publication, United State, pp.12. Niyomtham, S., Maneemaroj, R., Chaisomboon, C., Jermsri, P., Meemark, S., Tangvarasittichai, O., et al., 2012, Abdominal Obesity, Hypertension, Hyperglycemia and Dyslipidemia in Rural Thai People, Asia Journal of Public Health, 3(1), 3-8. Norton, K., Carter, L., Olds, T., and Marfell, M., 2001, International Standards for Anthropometric Assesment, ISAK, Australia, pp. 10, 38. Notoatmojo, S., 2010, Jenis dan Rancangan Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta, pp. 37-38. Noviantoro, R., 2009, Pengaruh Obesitas Terhadap Tekanan Darah pada pria Dewasa Muda, Tesis, Fakultas Kedokteran Universitas Maranatha, Bandung Oyewole, O.O. and Oritogun, K.S., 2009, Relationship Between Anthropometric Parameters and Blood Pressure in Sagamu Adolescent, Ogun State, South-West Nigeria, Int. J. Biomed. & Hlth. Sci., 5(4), 191-198. Pemerintah Kabupaten Temanggung, 2008, Profil Kabupaten Temanggung, http://temanggungkab.go.id/profil.php?mnid=5, diakses tanggal 18 Maret 2013. Permenkes RI, 2010, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 340/Menkes/Per/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit, Menteri Kesehatan RI, pp. 6-8. Pusparini, 2007, Obesitas Sentral, Sindroma Metabolik, dan Diabetes Melitus Tipe Dua, Universa Medicina, 26(4), 195-204. Rahajeng, E. dan Tuminah, S., 2009, Prevalensi Hipertensi dan Determinannya di Indonesia, Majalah Kedokteran Indonesia, 59(12), 580-587. Rahmouni, K., 2010, Obesity, Sympathetic Overdrive, and Hypertension: The Leptin Connection, Journal of The American Heart Association, 55, 844845. Rochmah, W., 2007, Diabetes Mellitus pada Usia Lanjut. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, (Ed.), Buku Ajar Ilmu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
Penyakit Dalam, Edisi 4, Pusat Penerbitan IPD FKUI, Jakarta, pp.19151918. Sastroasmoro, 2008, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis, Sagung Seto, Jakarta, pp.49. Shahriar A., Manjunatha B.K.G., Sarsina O.D., Bhavna N., Saidunnisa B., Daniela P., et al., 2012, Pathophysiology and Complications of Diabetes Mellitus, InTech, Kroasia, pp. 53-54. Siregar, J., 2010, Perbandingan Kadar LDL Kolesterol pada DM Tipe 2 dengan atau tanpa Hipertensi, Tesis, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan. Sonmez, H.M., Karabas, M.K., and Soysal, N., 2007, Relationship of the Blood Pressure’s Level and Skinfold Thickness, http://www.unboundmedicine.com/medline/citation/17347071/[Relations hip_of_the_blood_pressure's_level_and_skinfold_thickness]_, diakses tanggal 18 November 2013. Sudibjo, P., 2009, Penilaian Presentase Lemak Badan Pada Populasi Indonesia Dengan Metode Anthropometris, http://staff.uny.ac.id/content/dr-prijosudibjo-mkes, diakses tanggal 24 Maret 2013. Sumantri, 2011, Metodologi Penelitian Kesehatan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, pp.79. Supariasa, I.D.N, Bakri, B., dan Fajar, I., 2012, Penilaian Status Gizi (Edisi Revisi), EGC, Jakarta, pp. 10. Valentina, L.B., 2008, Aplikasi Klinis Patofisiologi: Pemeriksaan dan Manajemen, Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, pp.157158. Wajchenberg, L.B., 2000, Subcutaneous and Visceral Adipose Tissue: Their Relation to the Metabolic Syndrome, Endocrine Reviews, 21(6), 697-738. WHO, 2008, Diabetes. http://www.who.int/entity/diabetes, diakses tanggal 18 April 2013. WHO, 2013, Obesity, http://www.who.int/topics/obesity/en/, diakses tanggal 27 Maret 2013. Wicaksono, S., Putra, A.A.P.S., dan Hakim, L., 2012, Distribusi Lemak pada Mahasiswa Antropologi Universitas Airlangga antara Laki-Laki dan Perempuan (Preliminary Study), Skripsi, Universitas Airlangga, Surabaya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
Wild, S., Sicree, R., Roglic, G., King, H., and Green, A., 2004, Global Prevalence of Diabetes: Estimates for the Year 2000 and Projections for 2030, Diabetes Care, 27, 1047-1053. Wong, W. W., Stuff, J. E., Buttle, N. F., Smith, E. O., and Ellis, K. J., 2000, Estimating Body Fat in African American and White Adolescent Girls: A Comparison of Skinfold Thickness Equation with A 4-Compartement Criterion Model, Am J clin Nutr, 72, 348- 354. Yahaya, A., Hashim, S., Boon, J.R.Y., Hamdan, A.R., 2006, Menguasai Penyelidikan Dalam Pendidikan: Teori, Analisis dan Interpretasi Data, PTS Professional Publishing, Kuala Lumpur, pp. 63. Yuliasih, W. dan Wirawanni, Y., 2009, Obesitas Abdominal sebagai Faktor Risiko Peningkatan Glukosa Darah, Skripsi, Fakultas Kedokteran Universitas Diponogoro, Semarang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
67
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 1.
Surat Keterangan Izin Penelitian
68
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 2.
Ethical Clearance
69
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 3.
Informed Consent
70
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 4.
Pedoman Wawancara
71
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 5.
Leaflet
A. Halaman Depan
72
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI B. Halaman Belakang
73
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 6.
Pengukuran Abdominal Skinfold Thickness
Gambar 11. Pengukuran abdominal skinfold thickness pada responden
74
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 7. Foto Instrumen Penelitian
Gambar 12. Sphygmomanometer merek Nova Presameter®
75
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 8.
Hasil Pemeriksaan Laboratorium
76
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 9.
Validasi Skinfold Caliper
Responden Wanita AST 29 29,5 29,5 30 29
SD
CV
0,5
2
Responden Pria AST 25,5 24,5 25 24,5 25,5
SD
CV
0,4
1,36
77
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
Lampiran 10. Uji Normalitas Usia, AST dan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik pada Responden Pria Case Processing Summary
Cases Valid N
Missing Percent
N
Total
Percent
N
Percent
USIA_PRIA
42
100.0%
0
.0%
42
100.0%
AST_PRIA
42
100.0%
0
.0%
42
100.0%
SISTOL_PRIA
42
100.0%
0
.0%
42
100.0%
DIASTOL_PRIA
42
100.0%
0
.0%
42
100.0%
Descriptives
Statistic
USIA_PRIA
Mean
95% Confidence Interval for
Std. Error
60.40
Lower Bound
57.41
Upper Bound
63.40
Mean
5% Trimmed Mean
60.47
Median
59.50
Variance
Std. Deviation
92.198
9.602
Minimum
41
Maximum
78
Range
37
1.482
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Interquartile Range
14
Skewness
Kurtosis AST_PRIA
Mean 95% Confidence Interval for
79
.082
.365
-.669
.717
23.3914
.84776
Lower Bound
21.6793
Upper Bound
25.1035
Mean
5% Trimmed Mean
23.5026
Median
23.5850
Variance
30.185
Std. Deviation
5.49409
Minimum
9.17
Maximum
37.00
Range
27.83
Interquartile Range
SISTOL_PRIA
5.16
Skewness
-.610
.365
Kurtosis
1.356
.717
139.10
3.378
Mean 95% Confidence Interval for
Lower Bound
132.27
Upper Bound
145.92
Mean
5% Trimmed Mean
138.17
Median
130.00
Variance Std. Deviation
479.259 21.892
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Minimum
100
Maximum
190
Range
90
Interquartile Range
30
Skewness
DIASTOL_PRIA
80
.601
.365
Kurtosis
-.113
.717
Mean
90.12
1.585
95% Confidence Interval for
Lower Bound
86.92
Upper Bound
93.32
Mean
5% Trimmed Mean
90.16
Median
90.00
Variance Std. Deviation
105.473 10.270
Minimum
70
Maximum
120
Range
50
Interquartile Range
20
Skewness
.126
.365
Kurtosis
.594
.717
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic
df
Shapiro-Wilk Sig.
Statistic
df
Sig.
USIA_PRIA
.071
42
.200
*
.977
42
.546
AST_PRIA
.162
42
.007
.931
42
.013
SISTOL_PRIA
.209
42
.000
.939
42
.027
DIASTOL_PRIA
.186
42
.001
.899
42
.001
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
81
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 11. Uji Normalitas Usia, AST dan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik pada Responden Wanita Case Processing Summary
Cases Valid N
Missing
Percent
N
Total
Percent
N
Percent
USIA_WANITA
58
100.0%
0
.0%
58
100.0%
AST_WANITA
58
100.0%
0
.0%
58
100.0%
SISTOL_WANITA
58
100.0%
0
.0%
58
100.0%
DIASTOL_WANITA
58
100.0%
0
.0%
58
100.0%
Descriptives
Statistic
USIA_WANITA
Mean
95% Confidence Interval for
60.29
Lower Bound
58.13
Upper Bound
62.45
Mean
5% Trimmed Mean
60.23
Median
59.00
Variance
Std. Deviation
67.579
8.221
Minimum
44
Maximum
77
Std. Error
1.079
82
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Range
33
Interquartile Range
12
Skewness
Kurtosis AST_WANITA
Mean 95% Confidence Interval for
.212
.314
-.652
.618
25.6638
.88455
Lower Bound
23.8925
Upper Bound
27.4351
Mean
5% Trimmed Mean
25.8774
Median
26.7500
Variance
45.381
Std. Deviation
6.73651
Minimum
10.50
Maximum
37.00
Range
26.50
Interquartile Range
SISTOL_WANITA
8.38
Skewness
-.491
.314
Kurtosis
-.152
.618
139.17
3.181
Mean 95% Confidence Interval for
Lower Bound
132.80
Upper Bound
145.54
Mean
5% Trimmed Mean
136.61
Median
140.00
Variance
586.707
83
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Std. Deviation
24.222
Minimum
110
Maximum
260
Range
150
Interquartile Range
22
Skewness Kurtosis DIASTOL_WANITA
Mean 95% Confidence Interval for
2.572
.314
10.344
.618
90.50
1.193
Lower Bound
88.11
Upper Bound
92.89
Mean
5% Trimmed Mean
90.92
Median
90.00
Variance Std. Deviation
82.570 9.087
Minimum
70
Maximum
110
Range
40
Interquartile Range
20
Skewness
-.397
.314
Kurtosis
-.362
.618
84
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
USIA_WANITA
.100
58
.200
*
.970
58
.154
AST_WANITA
.081
58
.200
*
.959
58
.049
SISTOL_WANITA
.245
58
.000
.775
58
.000
DIASTOL_WANITA
.219
58
.000
.880
58
.000
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
85
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
Lampiran 12. Uji Komparatif Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Responden Pria pada Kelompok AST 23,58 mm dan AST >23,58 mm a). Uji Komparatif Tekanan Darah Sistolik Responden Pria pada Kelompok AST 23,58 mm dan AST >23,58 mm Case Processing Summary
Cases
Valid
Missing
Total
KLASIFIKA SI_AST
SISTOL_PRIA
N
Percent
N
Percent
N
Percent
<=23.58
21
100.0%
0
.0%
21
100.0%
>23.58
21
100.0%
0
.0%
21
100.0%
Descriptives
KLASIFIKASI_AST
SISTOL_PRIA
<=23.58
Statistic
Mean
95% Confidence Interval for Mean
Std. Error
140.95
Lower Bound
131.63
Upper Bound
150.27
5% Trimmed Mean
140.00
Median
140.00
Variance
Std. Deviation
419.048
20.471
Minimum
110
Maximum
190
Range
80
4.467
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Interquartile Range
>23.58
87
20
Skewness
.593
.501
Kurtosis
.216
.972
137.24
5.146
Mean
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound
126.50
Upper Bound
147.97
5% Trimmed Mean
136.38
Median
130.00
Variance
Std. Deviation
556.190
23.584
Minimum
100
Maximum
190
Range
90
Interquartile Range
30
Skewness
Kurtosis
.715
.501
-.044
.972
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
KLASIFIKASI _AST
SISTOL_PRIA
Statistic
df
Sig.
Statistic
df
Sig.
<=23.58
.180
21
.074
.945
21
.275
>23.58
.240
21
.003
.931
21
.147
a. Lilliefors Significance Correction
T- Test Group Statistics
KLASIFIKA SI_AST
SISTOL_PRIA
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
<=23.58
21
140.95
20.471
4.467
>23.58
21
137.24
23.584
5.146
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference Sig. (2-
F
Sig.
t
df
tailed)
Mean
Std. Error
Difference Difference
Lower
Upper
SISTOL_ Equal PRIA
variances
.585
.449
.545
40
.589
3.714
6.815
-10.059
17.487
.589
3.714
6.815
-10.067
17.496
assumed
Equal variances not assumed
.545
39.22 4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
b). Uji Komparatif Tekanan Darah Diastolik Responden Pria pada Kelompok AST 23,58 mm dan AST >23,58 mm Case Processing Summary
Cases
Valid
Missing
Total
KLASIFIKA SI_AST
DIASTOL_PRIA
N
Percent
N
Percent
N
Percent
<=23.58
21
100.0%
0
.0%
21
100.0%
>23.58
21
100.0%
0
.0%
21
100.0%
Descriptives
KLASIFIKASI_AST
DIASTOL_PRIA
<=23.58
Statistic
Mean
95% Confidence Interval for
Std. Error
91.43
Lower Bound
86.59
Upper Bound
96.26
Mean
5% Trimmed Mean
91.06
Median
90.00
Variance
Std. Deviation
112.857
10.623
Minimum
70
Maximum
120
Range
50
2.318
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
Interquartile Range
15
Skewness
>23.58
.519
.501
Kurtosis
1.677
.972
Mean
88.81
2.180
95% Confidence Interval for
Lower Bound
84.26
Upper Bound
93.36
Mean
5% Trimmed Mean
89.23
Median
90.00
Variance
99.762
Std. Deviation
9.988
Minimum
70
Maximum
100
Range
30
Interquartile Range
20
Skewness
-.386
.501
Kurtosis
-.859
.972
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov
Shapiro-Wilk
KLASIFIKA SI_AST
DIASTOL_PRIA
Statistic
df
Sig.
Statistic
df
Sig.
<=23.58
.220
21
.009
.895
21
.029
>23.58
.202
21
.025
.872
21
.010
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov
Shapiro-Wilk
KLASIFIKA SI_AST
DIASTOL_PRIA
Statistic
df
Sig.
Statistic
Sig.
<=23.58
.220
21
.009
.895
21
.029
>23.58
.202
21
.025
.872
21
.010
a. Lilliefors Significance Correction
Mann-Whitney Test
Ranks
KLASIFIKA SI_AST
DIASTOL_PRIA
df
N
Mean Rank
Sum of Ranks
<=23.58
21
22.62
475.00
>23.58
21
20.38
428.00
Total
42
Test Statistics
a
DIASTOL_PRIA
Mann-Whitney U
197.000
Wilcoxon W
428.000
Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Grouping Variable: KLASIFIKASI_AST
-.618 .537
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
Lampiran 13. Uji Komparatif Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Responden Wanita pada Kelompok AST 25,66 mm dan AST >25,66 mm a). Uji Komparatif Tekanan Darah Sistolik Responden Wanita pada Kelompok AST 25,66 mm dan AST >25,66 mm Case Processing Summary
Cases
Valid
Missing
Total
Klasifikasi_ AST
SISTOL_WANITA
N
Percent
N
Percent
N
Percent
<=25.66
26
100.0%
0
.0%
26
100.0%
>25.66
32
100.0%
0
.0%
32
100.0%
Descriptives
Klasifikasi_AST
SISTOL_WANITA
<=25.66
Statistic
Mean
95% Confidence Interval for
135.46
Lower Bound
128.22
Upper Bound
142.71
Mean
5% Trimmed Mean
134.53
Median
130.00
Variance
Std. Deviation
321.858
17.940
Minimum
110
Maximum
180
Std. Error
3.518
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
>25.66
93
Range
70
Interquartile Range
22
Skewness
.806
.456
Kurtosis
.247
.887
142.19
4.995
Mean
95% Confidence Interval for
Lower Bound
132.00
Upper Bound
152.37
Mean
5% Trimmed Mean
138.68
Median
140.00
Variance
Std. Deviation
798.286
28.254
Minimum
110
Maximum
260
Range
150
Interquartile Range
18
Skewness
2.701
.414
Kurtosis
9.550
.809
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov
Shapiro-Wilk
Klasifikasi_ AST
SISTOL_WANITA
Statistic
df
Sig.
Statistic
Sig.
<=25.66
.169
26
.053
.923
26
.054
>25.66
.281
32
.000
.724
32
.000
a. Lilliefors Significance Correction
Mann-Whitney Test Ranks
Klasifikasi_ AST
SISTOL_WANITA
df
N
Mean Rank
Sum of Ranks
<=25.66
26
27.46
714.00
>25.66
32
31.16
997.00
Total
58
Test Statistics
a
SISTOL_WANITA
Mann-Whitney U
363.000
Wilcoxon W
714.000
Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Grouping Variable: Klasifikasi_AST
-.845 .398
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
b). Uji Komparatif Tekanan Darah Diastolik Responden Wanita pada Kelompok AST 25,66 mm dan AST >25,66 mm Case Processing Summary
Cases
Valid
Missing
Total
Klasifikasi_ AST
DIASTOL_WANITA
N
Percent
N
Percent
N
Percent
<=25.66
26
100.0%
0
.0%
26
100.0%
>25.66
32
100.0%
0
.0%
32
100.0%
Descriptives
Klasifikasi_AST
DIASTOL_WANITA
<=25.66
Statistic
Mean
95% Confidence Interval for
Std. Error
90.73
Lower Bound
87.30
Upper Bound
94.16
1.667
Mean
5% Trimmed Mean
90.43
Median
90.00
Variance
Std. Deviation
72.285
8.502
Minimum
79
Maximum
110
Range
31
Interquartile Range
20
Skewness
Kurtosis
.261
.456
-.593
.887
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
>25.66
Mean
96
90.31
95% Confidence Interval for
Lower Bound
86.83
Upper Bound
93.80
1.709
Mean
5% Trimmed Mean
90.90
Median
90.00
Variance
93.448
Std. Deviation
9.667
Minimum
70
Maximum
100
Range
30
Interquartile Range
18
Skewness
-.751
.414
Kurtosis
-.296
.809
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov
Shapiro-Wilk
Klasifikasi_ AST
DIASTOL_WANITA
Statistic
df
Sig.
Statistic
df
Sig.
<=25.66
.227
26
.001
.870
26
.004
>25.66
.237
32
.000
.829
32
.000
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Mann-Whitney Test
Ranks
Klasifikasi_ AST
DIASTOL_WANITA
N
Mean Rank
Sum of Ranks
<=25.66
26
29.04
755.00
>25.66
32
29.88
956.00
Total
58
Test Statistics
a
DIASTOL_WANIT A
Mann-Whitney U
404.000
Wilcoxon W
755.000
Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Grouping Variable: Klasifikasi_AST
-.198 .843
97
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
98
Lampiran 14. Uji Korelasi AST dan Tekanan Darah pada Responden Pria a). Uji Korelasi AST dan Tekanan Darah Sistolik Correlations
AST_PRIA
Spearman's rho
AST_PRIA
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
SISTOL_PRIA
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
SISTOL_PRIA
1.000
-.027
.
.864
42
42
-.027
1.000
.864
.
42
42
AST_PRIA
DIASTOL_PRIA
b). Uji Korelasi AST dan Tekanan Darah Diastolik Correlations
Spearman's rho
AST_PRIA
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
DIASTOL_PRIA
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
1.000
-.087
.
.586
42
42
-.087
1.000
.586
.
42
42
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
Lampiran 15. Uji Korelasi AST dan Tekanan Darah pada Responden Wanita a). Uji Korelasi AST dan Tekanan Darah Sistolik Correlations
SISTOL_WANIT AST_WANITA
Spearman's rho
AST_WANITA
Correlation Coefficient
1.000
.124
.
.353
58
58
Correlation Coefficient
.124
1.000
Sig. (2-tailed)
.353
.
58
58
Sig. (2-tailed)
N
SISTOL_WANITA
A
N
b). Uji Korelasi AST dan Tekanan Darah Diastolik Correlations
DIASTOL_WANI AST_WANITA
Spearman's rho
AST_WANITA
Correlation Coefficient
1.000
.094
.
.483
58
58
Correlation Coefficient
.094
1.000
Sig. (2-tailed)
.483
.
58
58
Sig. (2-tailed)
N
DIASTOL_WANITA
TA
N
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
BIOGRAFI PENULIS
Penulis bernama lengkap Oswaldine Heraolia Pramesthi, lahir di Bekasi tanggal 9 Agustus 1992 dan merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan Paulus Poniman dan Agustina Ninawati. Pendidikan awal penulis dimulai di TK Strada Nawar Bekasi (19961998), SD Strada Nawar Bekasi (1998-2004), SMP Strada Nawar Bekasi
(2004-2007),
dan kemudian melanjutkan pendidikan
menengah atas di SMA Kolese Gonzaga Jakarta (2007-2010). Pada tahun 2010, penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama kuliah, penulis aktif sebagai pengurus organisasi pada kegiatan Pharmacy Performance and Event Cup (2010), Paingan Festival (2011), dan Kampanye Informasi Obat (2012). Penulis ikut serta dalam kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-M) dengan program berjudul “Peningkatan Kesadaran Anak- Anak SD akan Bahaya dan Pentingnya Pencegahan Penyakit Malaria Menggunakan Model Simulasi dan Multimedia Animasi di SD Negeri Hargotirto Kecamatan Kokap Kulon Progo Yogyakarta”, pada tahun 2012 yang didanai oleh Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti).