KOORDINASI CAMAT SECARA VERTIKAL DALAM MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBANGUNAN DI WILAYAH KECAMATAN NANUSA KABUPATEN TALAUD
Oleh : Serly Rosali Tawatuan BAB I PENHDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini pelaksanaan pembangunan ditingkat kecamatan yakni desa – desa didaerah mendapat perhatian utama yang sekaligus sebagai subjek pembangunan. Oleh sebab itu wajar apabilah pembanguan diwilayah kecamatan didaerah – daerah yang jauh dari kota besar mendapat penanganan yang serius dari aparat pemerintah. Pembangunan yang sudah direncanakan ditingkat kecamatan oleh aparat pemerintah kecamatan sering tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan. Hal ini terjadi karena kurangnya koordinasi dari pemerintah kecamatan dalam proses pembangunan di kecamatan itu sendiri, seperti yang terjadi dikecamatan Nanusa masih kurangnya peran aparat untuk mewujudkan dan peran sertanya dalam proses pembangunan kecamatan serta sistem koordinasi yang lemah meupakan salah satu kendala yang cukup serius dalam pembangunan kecamatan. Dalam pembangunan dibutuhkan strategi yang tepat karena akan menentukan dimana peran pemerintaha dan diman peran masyarakat sehingga dapat berperan secara optimal dala melaksanakan pembangunan seperti yang diamanatkan dalam UUD No 32/2004 tentang perencanaan pembangunan dan pelaksanaannya harus berorientasi kebawah dan melibatkan masyarakat luas melalui pemberian wewenang perencanaan pelaksanaan pembanguan ditingkat daerah. Dari pengamatan penulis yang terjadi di kecamatan Nanusa pelaksanaan pembangunan belum terkoordinasi secara optimal oleh aparat pemerintah. Hal ini belum didukung oleh sarana prasarana yang representative yang sesuai dengan harapan
masyarakat. Pelaksanaan pembangunan belum terbangun seperti jalan kecamatan, pembuatan fasilitas umum seperti pembangunan saluran air, pembuatan tempat sampah, belum berjalan secara maksimal, ini terlihat dari lambatnya pekerjaan, ketidak pastian waktu pelaksanaan dan letak geografis kecamatan yang jauh dari pusat pemerintahan. 2.
Rumusan Masalah Berdasarkan hal – hal yang telah diuraikan dalan latar belakang diatas, maka dapat
dirumuskan permasalahan penelitian ini sebagai berikut : “Bagaimana pelaksanaan koordinasi camat dalan menunjang keberhasilan pembanguanan di wilayah kecamatan Nanusa Kabupaten Talaud”? 3.
Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah : “Untuk
mengatahui koordinasi camat dalam menunjang keberhasilan pembangunan kecamatan di kecamatan Nanusa Kabupaten Talaud”.
BAB II KERANGKA KONSEPTUAL A. Konsep Koordinasi Secara etimologi kata koordinasi berasal dari perkataan “cum” yang berarti berbeda – beda dan “ordinare” yang berarti penyesuaian atau penempata pada keseharusannya. (Pariata Westra. 1983 : 53). Kata coordination berasal co dan ordinare yang berarti to regulate. Dilihat dari pendekatan empiric dikaitkan dengan segi etimologi koordinasi diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh berbagai pihak yang sederajat untuk saling memberi informasi dan mengatur bersama (meyepakati) hal tertentu, sehingga disatu sisi proses pelaksanaan tugas dan keberhasilan pihak yang satu tidak mengganggu proses pelaksanaan tugas dan
keberhasilan pihak yang lain, sementara disisi lain yang satu langsung atau tidak langsung mendukung pihak yang lain. Dilihat dari sudut normative koordinasi diartikan sebagai kewenangan untuk menggerakan, menyerasikan, menyelaraskan dan menyeimbangkan kegiatan – kegiatan yang spesifik atau berbeda – beda agar semuanya terarah pada penyamapaian tujuan tertentu pada saat yang telah ditetapkan. Dari sudut fungsional koordinasi dilakukan guna mengurangi dampak negative, spesialisasi dan perefektifan pembagian kerja (Taliziduhu Ndraha, 2003 : 290). Menurut G. R. Terry koordinasi adalah suatu usaha yang sinkon dan teratur untuk menyediakan jumlah dan
waktu yang tepat dan mengarahkan pelaksanaan untuk
menghasilkan suatu tindaka yang seragam dan harmonis pada sasaran yang telah ditentukan. Menurut Handoko (2003 : 195) mendefinisakan koordinasi (coordination) sebagai proses pengintegrasian tujuan – tujuan dan kegiatan – kegiatan pada satuan – satuan yang terpisah (Departemen atau bidang – bidang fungsional) suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien. B. Konsep Pembangunan Pengertian pembangunan mungkin menjadi hal yang paling menarik untuk diperdebatkan dan mungkin saja tidak ada satu disiplin ilmu yang paling tepat mengartikan pembangunan. Sejauh ini serangkaian pemikiran tentang pemikiran telah berkembang muali dari perspektif sosiologi klasik, pandangan marxis, dan modernisasi. Siagian (1994) memberikan pengertian tentang pembangunan sebagai suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh Bangsa, Negara, dan Pemerintah menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (Nation building). Sedanagkan Ginanjar Kartasasmita (1994) memberikan pengertian yang lebih sederhana yaitu sebagai suatu proses perubahan kearah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana.
C. Konsep Kecamatan Dalam ensiklopedia Nasional Indonesia (1990:269) kecamatan adalah sebuah wilayah administrasi dibawah kabupaten.Kecamatan terdiri dari desa-desa. Menurut UU No 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah, Kecamatan adalah wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah Kebupaten dan daerah kota. Dalam peraturan pemerintah No 19 Tahun 2008 tentang kecamatan mengatakan : kecamatn atau sebutan lain adalah wilayah kerjasama sebagai perangkat daerah Kabupaten/Kota. D. Camat Camat menurut Bayu Suryaningrat (1981 : 2) adalah seorang yang mengepalai dan membina suatu wilayah yang biasanya terdiri dari beberapa desa atau keluarahan. Camat juga sebagai eksekutif seorang pelaksana tugas pemerintah. Dari pengertian diatas Camat sebagai aparat pemerintah daerah mempunyai tugas dan tanggung jawab yang sangat penting dalam mengkoordinasikan, memimpin pemerintahan yang ada diwilayah kecamatan disamping merencanakan dan melaksanakan program pemerintah, Camat juga dapat membina ketertiban dan ketentraman dalam masyarakat.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis penelitian Penelitian ini akan menggunakan metode kualitatif, yaitu suatu penelitian kontekstual yang menjadikan manusia sebagai instrument dan disesuaikan dengan situasi yang wajar dalam kaitannya dengan pengumpulan data pada umumnya bersifat kualitatif.pendekatan kualitatif dicirikan oleh tujuan penelitian yang berupaya memahami gejala-gejala yang
sedemikian rupa yang tidak memerlukan kuantitatif, karna gejala tidak memungkinkan untuk dikur secara tepat(Gana,1993 : 32) B. Fokus penelitian Sesuai dengan judul serta rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka focus penelitian adalah: 1. Koordinasi pembangunan dimaksudkan adalah kesatuan usaha atau kesatuan yang berkaitan dengan program pembangunan kecamatan yang dilakukan oleh instansi-instansi pemerintah baik ditingkat kecamatan secara vertikal. 2. Keberhasilan pembangunan kecamatan dimaksudkan adalah tercapainya atau terselenggaranya program-program atau proyek-proyek pembangunan kecamatan baik yang dilakukan oleh instansi-instansi pemerintah itu sendiri. C. Informan Informan dari penelitian ini adalah: 1. Camat Nanusa 2. Kepala desa 3. Masyarakat D. Teknik Pengumpulan Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. E. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data deskriptif kualitatif dimana jenis data yang berbentuk informasi baik lisan maupun tulisan yang sifatnya bukan angka.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Koordinasi Vertikal Camat Dalam Pembangunan Fisik
Koordinasi mempunyai arti penting dalam pembangunan, hal ini disebabkan karena pelaksanaanya melibatkan lebih dari satu instansi pemerintah. Adapun pelaksanaan koordinasi dalam penelitian ini akan dibahas mengenai koordinasi vertikal. Koordinasi vertikal adalah koordinasi yang dilakukan oleh Camat dengan para Kepala Desa. Camat dalam menggunakan kewenangannya senantiasa mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan para Kepala Desa atau mengadakan rapat koordinasi , sehingga masing – masing pihak dapat mengetahui dan menjalankan tugas dan fungsinya. Camat dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh perangkat kecamatan dan bertanggung jawab kepada Bupati/Wali Kota melalui sekertaris daerah. Dari wawancara dengan pegawai kecamatan bagian pemerintahan, Bapak Kres mengatakan : ada pembagian tugas dan tanggung jawab dalam organisasi tempat mereka bekerja dengan alasan : 1. Tidak semua tugas dibebankan kepada atasan. 2. Supaya setiap individu yang bergabung dalam organisasi mereka tidak lalai dalam melaksanakan tugasnya dan target organisasi dapat dicapai dengan maksimal. Penulis juga mewawancarai kepala desa Karatung beliau mengatakan : dalam setiap rapat koordinasi di kecamatan Pak Camat selalu membagi tugas setiap kepala – kepala desa dalam pembangunan fisik yang sedang berjalan. B. Keberhasilan Pembangunan Dalam proses pembangunan diwilayah kecamatan, fungsi aparat pemerintah merupakan pelaksanaan pembangunan diwilayah ini. Peran serta masyarakat pada umumnya tidak akan lepas dalam kaitan ini, karena tanggung jawab pembngunan tidak hanya semata – mata berada ditangan pemerintah saja akan tetapi menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat. Adapun tanggapan dari responden terhadap intensitas kerja sama antara camat dan kepala desa di kecamatan Nanusa menyatakan bahwa camat selalu melakukan koordinasi dan
koordinasi dapat menghasilkan kerja sama yang baik, pentingnya kerja sama dapat dirasakan terutama dalam memecahkan masalah diwilayah kecamatan Nanusa. Seorang informan masyarakat nanusa Bapak Carlos mengatakan bahwa pembangunan yang sudah direncanakan berjalan dengan lancar, terlihat dengan beberapa pembangunan jalan pembuatan tempat sampah, pembuatan saluran air atau selokan sudah terlihat meskipun belum berjalan 100% setidaknya sudah ada pembangunan yang terlihat. C. Hubungan Antara Koordinasi dan Keberhasilan Pembangunan Antara koordinasi dan keberhasilan pembangunan mempunyai hubungan yang erat, dimana dengan adanya koordinasi dapat menunjang keberhasilan pembangunan. Hal diatas ditinjau oleh beberapa informan yang diwawancarai oleh penulis salah satunya pak camat Nanusa mengatakan : hubungan koordinasi dengan keberhasilan pembangunan sangatlah erat karena tanpa adanya koordinasi dengan pihak – pihak tertentu terutama atasan dan bawahan maupun pemerintah dan masyarakat pembangunan itu tidak akan berjalan dengan baik, sebaliknya meskipun ada beberpa kendala namun apabila komunikasi dan koordinasi dengan baik, maka setipa permasalahan dapat diselesaikan dan pembangunan dapat berhasil. Hal ini senada dikatakan oleh kepala desa Karatung, beliau mengatakan : koordinasi sangatlah berpengaruh terhadap keberhasilan pembangunan di kecamatan Nanusa, koordinasi camat dengan para pegawai kecamatan serta kepala desa sangat menentukan keberhasilan beberapa pembangunan seperti pembangunan jalan, pembuatan tempat sampah/selokan. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil pembahasan disimpulkan bahwa :
1. Koordinasi merupakan salah satu faktor penting dalam pelaksanaan pembangunan kecamatan, karena berbagai pengamatan dan pengalaman menunjukan bahwa pelaksanaan
pembangunan
termasuk
pembangunan
kecamatan,
sering
mengalami/kendala baik ditingkat pusat, daerah maupun kecamatan. 2. Koordinasi perlu dilakukan karena dengan adanya koordinasi dapat menjamin kelancaran berbagai kegiatan untuk meningkatkan efektifitas kerja, dan untuk menghindari terjadinya kekacauan, percekcokan, atau kekosongan kerja dan menyelaraskan orang – orang dalam pekerjaanya. 3. Dalam melaksanakan pekerjaan untuk organisasi perlu ada kerja sama antara bagian satu dengan bagain yang lain dalam suatu organisasi karena dalam organisasi kerjasama itu penting dalam rangka untuk mencapai suatu tujuan, degan adanay kerjasama tujuan yang hendak dicapai organisasi yang sudah digariskan dalam bentuk keputusan bersama akan terwujud, dan pada dasarnya organisasi pemerintahan kecamatan merupakan satu sistem dimana antara bagian yang satu dengan bagian yang lain merupakan satu keutuhan yang tidak terpisahkan. B. Saran Adapun saran – saran dari penulis, yaitu : 1. Pentingya dalam mengevaluasi setiap kegiatan pembangunan,supaya apa yang direncanakan dapat berjalan dengan baik. 2.
Diharapkan kepada pemerintah kecamatan/pihak penyelenggara dan unit satuan kerja dalam lingkungan kecamatan dapat bekerja sama supaya tidak menimbulkan kesalahakesalahan yang dapat mempengaruhi kelancaran pembangunan.
3.
Penulis juga mengajak seluruh masyarakat kecamatan nanusa untuk berpartisipasi dalam
melaksanakan
pembangunan karna tanpa partisipasi
pembangunan tidak akan berjalan dengan baik.
dari
masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Syafarudin, 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategi Keunggulan Kompetitif. Yogyakarta : BPFE. Effendi, Onong U, 1992. Kepemimpinan dan Komunikasi. Bandung . Nugroho Iwan dan R. Dahuri, 2004, Pembangunan Wilayah Perspektif Ekonomi Sosial dan Lingkungan,Pustaka LP3ES Indonesia, Anggota IKAPI. Poerwadaraminta, W. J. S. 1985 Kamus Bahasa Indonesia, Balai Pustaka. Siagian, S. P. 1994, Peranan Sraf dalam Manajemen,Jakarta, Gunung Agung. Siagian, S. P. 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, Gunung Agung. Siagian, S. P. 1984, Administrasi Pembangunan,Jakarta, Penerbit Gunung Agung. Suryaningrat. B, 1989, Perumusan Kebijaksanaan dan Koordinasi Pembangunan di Indonesia, Jakarta, Bina Aksara. Westra Pariata, 1983, Ensiklopedia Administrasi, Jakarta, Gunung Agung. UU No 22 Tahun 1995, 2001. Otonomi Daerah Pemerintahan Daerah, Penerbit CV. Tamita Utama Jakarta. UU No 32 Tahun 2004, Tentang Pemerintahan Daerah, Penerbit Citra Umbara Bandung. Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2008, Tentang Kecamatan.