PERANAN SEKRETARIS CAMAT DALAM MEMBANTU TUGAS CAMAT DI BIDANG KESEKRETARIATAN DI KECAMATAN JATIPURO KABUPATEN KARANGANYAR
SKRIPSI
OLEH : AMINAH PURBASARI NIM. K7402038 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009
PERANAN SEKRETARIS CAMAT DALAM MEMBANTU TUGAS CAMAT DI BIDANG KESEKRETARIATAN DI KECAMATAN JATIPURO KABUPATEN KARANGANYAR
Oleh:
AMINAH PURBASARI NIM. K7402038
SKRIPSI Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Administrasi Perkantoran Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009
PERSETUJUAN
Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Administrasi Perkantoran Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Dra. C. Dyah S.I., M.Pd. NIP. 19611122 198903 2 001
Pembimbing II
Dra. Patni Ninghardjanti, M.Pd. NIP. 19630406 198903 2 001
PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Pada Hari
:
Tanggal
:
Tim Penguji Skripsi : Nama Terang
Ketua
: Dra. Tri Murwaningsih, M.Si.
Sekretaris
: Drs. Pradja Suminta, S.H.,M.M.
Anggota I
: Dra. C. Dyah S.I., M.Pd.
Anggota II
: Dra. Patni Ninghardjanti, M.Pd.
Disahkan oleh : Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP. 19600727 198702 1 001
Tanda Tangan
1. .................... 2. .................... 3. .................... 4. ....................
ABSTRACT Aminah Purbasari. THE ROLE OF THE SUB-REGENCY CHIEF SECRETARY IN HELPING THE SUB-REGENCY CHIEF’S DUTY AT SECRETARIAT AT SUB-REGENCY JATIPURO REGENCY KARANGANYAR Thesis. Surakarta: Teaching and Education Science Faculty, Sebelas Maret University, Agustus 2009. The goals of this research is to knows: 1. the role of the sub-regency chief secretary in helping the sub-regency chief’s duty at secretariat at sub-regency Jatipuro regency Karanganyar; 2. the constraints faced by sub-regency chief secretary in helping the sub-regency chief’s duty at secretariat at sub-regency Jatipuro regency Karanganyar; 3. the efforts done by sub-regency chief secretary in solving the constraints. This research using descriptive qualitative approach and single stake research strategy. Data source are informant, document and archive, and also place and event. Sampling technique used snowball purposive sampling. While Data technique using observation, interview and document analysis. Validate data technique used source triangulation and method triangulation, interactive analysis model used as data analysis technique. Base of the result of this research could take conclusion: 1. The role of the sub-regency chief secretary as: a). the assistant of the duty executor of the chief subregency, b). the compiler of the sub-regency’s activity planning, c). person who takes the responsibility of the sub-regency activity; 2. The constraints faced by sub-regency chief secretary were: a). the limited of the personnel at sub-regency Jatipuro, b). the lower of the competency and work motivation of the personnel of sub-regency Jatipuro officer, c). the limited of the software and equipment office at sub-regency Jatipuro, d). the less representative of the building of the sub-regency Jatipuro; 3. The efforts done by sub-regency chief secretary in solving the constraints were: a). request the addition of the officer to the head of the area officer bureau regency Karanganyar, b). done the overtime work, c). execute technique guidance course to the village
officer that sub-regency officer Jatipuro could followed it, d). ordered the subregency Jatipuro officer to followed technique guidance course execute by regency or province government, e). request the addition of the equipment office to the head of equipment department, area secretary regency Karanganyar, f). borrowed the facilitate had by other institution like General Election Commission’s computer at sub-regency Jatipuro, g). using the office facilitate and equipment that own now as optimize as possible, h). propose the budget planning of the sub-regency Jatipuro building relocation to the government of the regency Karanganyar, i). propose the budget planning of the sub-regency Jatipuro building rehabilitate to the government of the regency Karanganyar stage by stage.
ABSTRAK Aminah Purbasari. PERANAN SEKRETARIS CAMAT DALAM MEMBANTU TUGAS CAMAT DI BIDANG KESEKRETARIATAN DI KECAMATAN JATIPURO KABUPATEN KARANGANYAR Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Agustus 2009. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Peranan Sekretaris Camat Jatipuro dalam membantu tugas Camat di bidang kesekretariatan di Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar; 2) Kendala apa saja yang dihadapi oleh Sekretaris Camat
Jatipuro dalam membantu tugas Camat di bidang kesekretariatan di
Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar; 3) Upaya-upaya yang dilakukan oleh Sekretaris Camat Jatipuro dalam mengatasi berbagai kendala yang muncul Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan strategi penelitian tunggal terpancang. Sumber data terdiri dari informan, dokumen dan arsip, serta tempat dan peristiwa. Teknik sampling yang digunakan adalah
purposive
snowball sampling. Sedangkan teknik pengumpulan datanya menggunakan observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Validitas data yang digunakan yaitu trianggulasi sumber dan trianggulasi metode. Model analisis interaktif mengalir digunakan sebagai teknik analisis data. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1. Peranan Sekretaris Camat Jatipuro adalah sebagai : a). Pembantu pelaksana tugas Camat, b). Penyusun rencana kegiatan kecamatan, c). Penanggung jawab kegiatan kecamatan. 2. Kendalakendala yang dihadapi oleh Sekretaris Camat Jatipuro: a). Terbatasnya jumlah pegawai kecamatan Jatipuro sehingga kurang seimbang dengan beban pekerjaan yang semakin berat, b). Rendahnya kompetensi dan motivasi kerja pegawai, c). Terbatasnya piranti atau peralatan kantor, d). Kurang representatifnya kondisi gedung kantor Camat Jatipuro. 3. Upaya-upaya Sekretaris Camat Jatipuro dalam mengatasi kendala yang muncul: a). Mengajukan permohonan tambahan pegawai kepada Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Karanganyar, b). Melaksanakan kerja
lembur, c). Menyelenggarakan bimbingan teknis kepada perangkat desa, sekaligus pegawai kecamatan bisa mengikutinya, d). Memerintahkan pegawai kecamatan mengikuti bimbingan teknis yang diselenggarakan oleh pemerintah kabupaten atau provinsi, e). Mengajukan permohonan tambahan peralatan kepada Kepala Bagian Perlengkapan Sekretariat Daerah Kabupaten Karanganyar, f). Meminjam fasilitas milik instansi lain seperti komputer milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang ada di kecamatan, g). Menggunakan fasilitas dan peralatan kantor yang ada saat ini dimiliki seoptimal mungkin, h). Mengajukan rencana angggaran relokasi kantor camat Jatipuro kepada Pemerintah Kabupaten Karanganyar, i). Mengajukan anggaran pelaksanaan rehabilitasi gedung kantor Camat secara bertahap.
MOTTO
,...niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan, beberapa derajat. {Al-Quran Surat Al Mujâdilah (58) ayat 11} Bacalah, dan Tuhanmu amat mulia. Yang mengajar dengan pena. Dia telah mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. {Al-Quran Surat Al’Alaq (96) ayat 3-5} Membaca memperkaya jiwa dan alam pikiran kita, menulis memperkaya ilmu pengetahuan itu sendiri. {Muhamad A. Fauzi} Di balik mendung terdapat sinar terang sang surya, di balik kesulitan ada seberkas cahaya asa. {Penulis}
PERSEMBAHAN
Teriring puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan sholawat bagi Rasulullah Muhamad SAW Kupersembahkan karya ini kepada:
Almamater tercinta dan orang-orang yang mencintai ilmu pengetahuan
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul: “PERANAN SEKRETARIS CAMAT
DALAM
KESEKRETARIATAN
MEMBANTU DI
TUGAS
KECAMATAN
CAMAT JATIPURO
DI
BIDANG
KABUPATEN
KARANGANYAR” sebagai persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas
Sebelas Maret Surakarta. Mengingat terbatasnya pengetahuan dan kemampuan yang ada, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu dengan tangan terbuka, penulis sangat mengharapkan segala kritik dan saran yang bertujuan untuk menyempurnakan penulisan skripsi ini. Dalam penyusunan ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu atas segala bantuan yang diberikan, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Ketua BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta. 5. Dra. C. Dyah Sulistyaningrum I., M.Pd. selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama penyusunan skripsi.
6. Dra. Patni Ninghardjanti, M.Pd. selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan motivasi selama penyusunan skripsi. 7. Dr. Joko Santosa T.H., M.Pd. selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan, nasehat, dan motivasi selama menjadi mahasiswa UNS. 8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran FKIP Universitas Sebelas Maret yang telah mendidik penulis. 9. Bapak dan Ibu staf karyawan Tata Usaha FKIP Universitas Sebelas Maret yang telah membantu kelancaran dalam urusan administrasi. 10. Bapak Sri Suboko, S.Sos., M.Si. selaku Camat Jatipuro yang telah memberikan ijin penelitian. 11. Bapak Bambang Djatmiko, S.Sos. selaku Sekretaris Camat Jatipuro yang telah berkenan menjadi narasumber utama penelitian. 12. Segenap staf Kantor Camat Jatipuro yang telah bersedia diwawancarai di selasela kesibukannya. 13. My Lovely Family: Bapak, Ibu, Mas Atang, Mas Endang, Asep. My Tough Husband: Fauzi n My Sweety Daugter: Husna. 14. My Dearest Friend: Ari TU, Ari Set, Ismi, Chandra Ariesta dan semua tementemen PAP’02 yang tidak dapat aku sebutkan satu persatu. Keep in touch girls. 15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga segala kebaikan semua pihak tersebut di atas mendapatkan imbalan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Akhir kata penulis sangat mengharapkan semoga skripsi ini bermanfaat bagi banyak pihak. Surakarta,
Agustus 2009
Penulis,
DAFTAR ISI halaman HALAMAM JUDUL...................................................................................................i HALAMAN PENGAJUAN........................................................................................ii HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................................iii HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................iv HALAM ABSTRAKSI...............................................................................................v HALAMAN MOTTO...............................................................................................vii HALAMAN PERSEMBAHAN...............................................................................viii KATA PENGANTAR................................................................................................ix DAFTAR ISI...............................................................................................................xi DAFTAR TABEL.....................................................................................................xiii DAFTAR GAMBAR................................................................................................xiv DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................xv BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah........................................................................1 B. Perumusan Masalah...............................................................................4 C. Tujuan Penelitian....................................................................................6 D. Manfaat Penelitian..................................................................................6 BAB II. LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka....................................................................................7 1. Tinjauan tentang Peranan Sekretaris.............................................8 2. Tinjauan tentang Tugas Camat.....................................................20 3. Tinjauan tentang Sekretaris Camat..............................................25 4. Tinjauan tentang Kesekretariatan................................................29 B. Kerangka Berpikir................................................................................32 BAB III. METODOLOGI A. Tempat dan Waktu Penelitian.............................................................35
B. Bentuk dan Strategi Penelitian............................................................36 C. Sumber Data..........................................................................................37 D. Teknik Sampling...................................................................................38 E. Teknik Pengumpulan Data..................................................................38 F. Teknik Pemeriksaan Data...................................................................40 G. Analisis Data.........................................................................................41 H. Prosedur Penelitian..............................................................................43 BAB IV. HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian….............................................................45 B. Deskripsi Permasalahan Penelitian....................................................55 C. Temuan Studi yang Dikaitkan dengan Teori…................................65 BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan………………...…......................................,.....................71 B. Implikasi……………………………..............................,.....................73 C. Saran………………………………………….…............,....................74 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL halaman Tabel1. Data Kependudukan per Desa Tahun 2008...........................................49
DAFTAR GAMBAR halaman Gambar 1. Diagram Alur Penelitian......................................................................33 Gambar 2. Skema Model Analisis Interaktif.........................................................42 Gambar 3. Prosedur Penelitian...............................................................................44
DAFTAR LAMPIRAN halaman Lampiran 1. Jadwal Penelitian................................................................................78 Lampiran 2. Daftar Pertanyaan..............................................................................79 Lampiran 3. Catatan Lapangan..............................................................................85 Lampiran 4. Struktur Organisasi dan Tatakerja Kecamatan............................107 Lampiran 5. Daftar Pegawai Kecamatan Jatipuro..............................................108 Lampiran 6. Perijinan Penelitian...........................................................................109 Lampiran 7. Peraturan Perundangan...................................................................114
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuhan menciptakan mahkluk hidup beserta atau diikuti dengan peranannya masing-masing, tidak terkecuali manusia. Manusia mempunyai peranan yang besar dalam kehidupan dibandingkan dengan mahkluk hidup lainnya. Oleh karena itu manusia harus mampu menjaga keseimbangan kehidupan, baik secara luas (sesama mahkluk hidup) maupun sempit (sesama manusia / sosial masyarakat). Apabila seseorang (manusia) mendapatkan hak-haknya dan melaksanakan kewajibankewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka dapat dikatakan dia menjalankan perannya. Peranan (role) yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat (social position). Social position merupakan unsur yang bersifat statis, yang menunjukkan tempat individu dalam organisasinya, sedangkan role lebih banyak menunjuk pada fungsi serta penyesuaian diri seseorang. Oleh karena itu peran bersifat dinamis dan fleksibel karena ia sangat dipengaruhi oleh karakter/sikap seseorang itu sendiri (internal) serta situasi dan kondisi lingkungannya (eksternal). Aparatur pemerintah merupakan figur sentral dan berperan penting dalam pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pembangunan. Hal ini karena di dalam dirinya melekat tugas dan tanggung jawab sebagai penyelenggara pemerintahan dan sekaligus penyelenggara pembangunan. Tugas, tanggung jawab, serta peran aparatur pemerintah dari pusat sampai daerah bahkan desa telah diatur dalam peraturan perundangan secara bertingkat mulai dari Konstitusi/Undang Undang Dasar (UUD), Undang-Undang (UU), Peraturan Pemerintah (PP), Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri), sampai dengan Peraturan daerah (Perda) disesuaikan dengan tugas, fungsi, dan kedudukan wilayahnya.
Beberapa peraturan perundang-undangan yang mengatur tata pemerintahan yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan pemerintahan tingkat kecamatan antara lain adalah : 1. Undang Undang Dasar 1945 Pasal 5 Ayat (2). 2. Undang-Undang Nomor 13 tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam lingkungan Propinsi Jawa Tengah. 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang.-Undang Nomor 32 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah. 4. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah. 5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
antara
Pemerintah,
Pemerintahan
Daerah
Provinsi,
dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota. 6. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan. 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah. 8. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 158 Tahun 2004 tentang Pedoman Organisasi Kecamatan. 9. Peraturan daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 7 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar. 10. Peraturan daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 4 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tatakerja Kecamatan dan Kelurahan Kabupaten Karanganyar. 11. Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 12 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas dan Fungsi Jabatan Struktural pada Kecamatan Kabupaten Karanganyar.
Ditilik dari struktur organisasi dan tatakerja (SOT), kecamatan adalah satuan pemerintahan yang merupakan jembatan penghubung antara pemerintah kabupaten dan pemerintahan tingkat desa. Segenap pelaksanaan kegiatan pemerintahan dalam rangka penerapan asas-asas otonomi daerah yaitu asas dekonsentrasi, asas desentralisasi, maupun asas tugas pembantuan dialirkan oleh pemerintah kecamatan dari kabupaten/kota ke desa. Sebaliknya jika terdapat aspirasi dari pemerintahan tingkat desa, pemerintah kecamatan harus menyampaikan atau menghubungkannya ke pemerintah kabupaten/kota. Dalam struktur pemerintahan kecamatan, kegiatan pemerintahan dilaksanakan oleh seorang Camat dengan dibantu oleh beberapa aparat pemerintahan dibawahnya. Aparat pemerintahan tersebut terdiri dari seorang Sekretaris Camat, beberapa Kepala Seksi, beberapa Kepala Sub Bagian serta sejumlah staf sebagai bawahannya. Sekretaris camat yang biasanya disingkat sekcam adalah pimpinan sekretariat kecamatan yang dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada camat. Sekretaris camat mempunyai tugas membantu camat dalam melaksankan tugas penyelenggaraan pemerintahan dan memberikan pelayanan administrasi kepada seluruh perangkat/aparatur kecamatan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah, Sekretaris Camat merupakan pejabat struktural eselon IV/a sama dengan para Kepala Seksi Kecamatan dan langsung membawahi para staf. Namun berdasarkan PP Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah yang merupakan penyempurnaan PP Nomor 84 Tahun 2000, jabatan sekretaris camat adalah jabatan struktural eselon III/b dan membawahi sebanyak-banyaknya 3 subbagian. Oleh karena itu, ditilik dari komposisi personalia dalam struktur organisasi pemerintahan kecamatan dalam peraturan terbaru tersebut tersebut (PP Nomor 41 Tahun 2007), Sekretaris camat memiliki peran lebih yang cukup strategis dan sentral dalam mendorong dan mewujudkan keberhasilan pemerintahan daerah di tingkat kecamatan. Hal ini karena Sekretaris Camat tidak lagi hanya merupakan bawahan
Camat dan setingkat dengan para Kepala Seksi, namun dituntut untuk menjadi “orang nomor 2” di kecamatan. Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan menyusunnya dalam sebuah Skripsi dengan judul “PERANAN SEKRETARIS CAMAT DALAM MEMBANTU TUGAS CAMAT DI BIDANG KESEKRETARIATAN DI KECAMATAN JATIPURO KABUPATEN KARANGANYAR”
B. Perumusan Masalah Perumusan masalah merupakan suatu hal yang sangat sentral dan penting dalam suatu penelitian. Hal ini mengingat perumusan masalah menjadi dasar dan arah kemana penelitian akan menuju. Oleh karena itu, berdasarkan uraian latar belakang masalah perlu dirumuskan suatu permasalahan secara jelas dan sistematis. Dengan perumusan yang jelas dan sistematis tersebut, diharapkan sasaran yang hendak dicapai menjadi tegas, jelas, dan terarah. Selain itu juga akan memudahkan pemahaman terhadap masalah yang diteliti sehingga tujuan penelitian yang diharapakan akan tercapai. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat penulis rumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian (research questions) sebagai berikut: 1. Bagaimanakah peran Sekretaris Camat dalam membantu tugas Camat di bidang kesekretariatan di Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar? 2. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi oleh Sekretaris Camat dalam membantu tugas Camat di bidang kesekretariatan di Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar?
3. Upaya-upaya apa yang dilakukan oleh Sekretaris Camat dalam mengatasi kendala yang muncul dalam membantu tugas Camat di bidang kesekretariatan di Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar?
C. Tujuan Penelitian Menjadi suatu keniscayaan bahwa setiap pekerjaan apapun bentuk dan jenisnya mempunyai tujuan. Tujuan adalah sasaran akhir yang hendak dicapai. Demikian pula dengan suatu penelitian, yang akan berakhir apabila tujuan penelitian telah tercapai. Oleh karena itu tujuan penelitian yang diharapkan dari penelitian ini, penulis formulasikan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui peranan Sekretaris Camat dalam membantu tugas Camat di bidang kesekretariatan di Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar? 2. Untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi oleh Sekretaris Camat dalam membantu tugas Camat di bidang kesekretariatan di Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar? 3. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh Sekretaris Camat dalam mengatasi berbagai kendala yang muncul dalam membantu tugas Camat di bidang kesekretariatan di Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar?
D. Manfaat Penelitian Setiap peneliti pasti mempunyai suatu harapan bahwa penelitiannya akan bermanfaat baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain, tak terkecuali bagi penulis. Oleh karena itu, dalam penelitian ini manfaat yang diharapkan dapat penulis peroleh adalah: 1. Manfaat Teoritis
a) Dapat memberikan sumbangan pengetahuan serta pemikiran terhadap ilmu administrasi pada umumnya maupun kesekretariatan pada khususnya. b) Dapat menambah referensi dan bahan masukan bagi penelitian sejenis di masa yang akan datang. c) Dapat memberikan jawaban terhadap permasalahan yang sedang diteliti mengenai peranan Sekretaris Camat dalam membantu tugas Camat di bidang kesekretariatan di Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar. 2. Manfaat Praktis a) Sebagai masukan bagi Camat Jatipuro dalam pengambilan keputusan di Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar. b) Memberikan gambaran pengetahuan bagi pembaca pada khususnya dan masyarakat pada umumnya mengenai peranan Sekretaris Camat dalam membantu tugas Camat di bidang kesekretariatan di Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar.
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Penelitian adalah suatu kegiatan yang bersifat ilmiah. Oleh karena itu ia tidak dapat dimulai dengan sesuatu yang kosong. Penelitian harus dimulai dengan landasan tertentu yang bersifat ilmiah pula. Landasan itu adalah teori. Teori diperlukan untuk memberikan arah dalam memahami permasalahan yang diteliti dan juga pengumpulan data sehingga hanya data yang relevan dan berguna yang akan diambil oleh peneliti. Snelbecker
dalam
Moleong (2004:57)
mendefinisikan
teori
sebagai
“Seperangkat proposisi yang terintegrasi secara sintaksis (yaitu yang mengikuti aturan tertentu yang dapat dihubungkan secara logis satu dengan lainnya dengan data yang diamati) dan berfungsi sebagai wahana untuk meramalkan dan menjelaskan fenomena yang diamati”. Sedangkan Marx dan Goodson dalam Moleong (2004:57) menyatakan “teori ialah aturan yang menjelaskan proposisi atau seperangkat proposisi yang berkaitan dengan beberapa fenomena alamiah dan terdiri atas representasi simbolik dari hubungan-hubungan yang diamati diantara kejadian-kejadian (yang dapat diukur).” Sementara itu Glaser dan Strauss dalam Moleong (2004:57), “membobolkan konsep dasar teori dasar klasik dengan menyodorkan teori dari dasar, yaitu teori yang berasal dari data dan yang diperoleh secara analitis dan sistematis melalui metode komparatif.” Dari beberapa pengertian teori di atas, pengertian yang penulis anggap lebih sesuai dengan penelitian ini adalah dari Glaser dan Strauss karena tidak melibatkan kejadian atau data yang terukur. Setelah membahas pengertian teori maka yang bahasan berikutnya adalah fungsi teori. Menurut Snelbecker dalam Moleong (2004:57-58), “ada 4 (empat)
fungsi teori yaitu (1) mensistemasikan penemuan-penemuan penelitian, (2) menjadi pendorong untuk menyusun hipotesis, (3) membuat ramalan atas dasar penemuan, dan (4) menyajikan penjelasan untuk menjawab pertanyaan mengapa.” Dalam penelitian ini, teori digunakan oleh peneliti sebagai referensi dalam penulisan yang dapat diambil dari produk pustaka berupa buku terbitan, makalah, jurnal, laporan-laporan dan sebagainya. Dalam tinjauan pustaka ini dikaji teori untuk mengungkap permasalahan yang diteliti yaitu: 1. Tinjauan tentang Peranan Sekretaris 2. Tinjauan tentang Tugas Camat. 3. Tinjauan tentang Sekretaris Camat. 4. Tinjauan tentang Kesekretariatan. 1. Tinjauan tentang Peranan Sekretaris a. Pengertian Peran dan Peranan Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (Balai Pustaka: 2005: 854), salah satu pengertian peran adalah ”perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat”. Sementara itu peranan berarti ”tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa”. Menurut W.J.S. Poerwodarminto dalam Saiman (2002:37) dikatakan, ”peranan ialah sesuatu yang menjadi bagian atau yang memegang pimpinan utama, yaitu sesuatu yang dapat menentukan terjadinya suatu peristiwa atau kegiatan selanjutnya”. Sementara menurut Soerjono Soekanto (1999: 269), peranan mencakup 3 hal yaitu : 1) Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.
2) Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat dalam organisasi. 3) Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat. Sedangkan Suwandi (http://www.damandiri.or.id/file/suwandiunairbab21.pdf: 8 Desember 2008) mengatakan pengertian peran atau role dapat dijelaskan dengan beberapa cara. Antara lain, pertama, secara historis, konsep peran berawal dunia teater yang hidup subur di jaman Yunani Kuno (Romawi). Dalam arti ini, peran menunjuk pada karakteristik yang disandang untuk dibawakan oleh seorang aktor dalam sebuah pentas drama. Kedua, suatu penjelasan yang menunjuk pada konotasi ilmu sosial, yang mengartikan peran sebagai suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika menduduki suatu karakteristik (posisi) dalam struktur sosial. Ketiga, suatu penjelasan yang lebih bersifat operasional, dimana peran seorang aktor dirancang dan dibatasi oleh aktor lain dalam satu “penampilan atau unjuk peran (role performance)”. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa peranan berkaitan dengan posisi seseorang dalam masyarakat atau organisasi yang kemudian berimplikasi pada tindakan-tindakan apa diharapkan dilakukan oleh seseorang atau individu itu sesuai dengan kedudukannya dalam masyarakat atau organisasi tersebut. b. Pengertian Sekretaris Istilah sekretaris berasal dari kata secretum dari bahasa Latin yang berarti rahasia. Kemudian berubah menjadi kata secretaire dalam bahasa Perancis, secretary dalam bahasa Inggris, dan akhirnya menjadi kata secretaries dalam bahasa Belanda. Akhirnya menjadi sekretaris dalam bahasa Indonesia. Sekretaris adalah orang, pegawai, atau karyawan yang diberi tugas dan pekerjaan berhubungan dengan masalah rahasia negara atau perusahaan (Ig. Wursanto. 2006:1).
Menurut The Liang Gie dalam Hery Sawiji (2002:40), “sekretaris adalah asisten yang membantu dalam segala hal agar pimpinan dapat bertindak secara efektif dalam menunaikan tugas-tugas manajemennya”. Sedangkan menurut Ig. Wursanto dalam Saiman (2002:25) “ sekretaris ialah seorang pegawai yang bertugas membantu pimpinan kantor dalam menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan detail kepala atau pimpinannya”. Webster’s New
Word Dictionary dalam bukunya Sutarto (1994:4)
mendefinisikan sekretaris sebagai berikut: 1. Seorang pegawai yang memelihara warkat, melakukan korespondensi dan tugas-tugas lainnya, dan lain-lain untuk organisasi atau perseorangan. 2. Pegawai umum yang mengepalai bermacam-macam pekerjaan. 3. Seorang pegawai yang mengepalai suatu depertemen pemerintahan. 4. Meja tulis, khususnya yang baik dengan sebuah almari buku kecil. c. Peranan Sekretaris Sekretaris sebagai seorang pembantu pimpinan sebuah kantor/perusahaan ikut menentukan keberhasilan pimpinan dalam mengelola kantor serta kinerja kantor secara keseluruhan. Besar kecilnya peranan sekretaris tersebut juga tergantung pada besar kecilnya kantor/perusahaan/lembaga dan sesuai dengan jabatan sekretaris itu sendiri yang berbeda-beda satu dengan yang lain seperti sekretaris pribadi atau sekretaris manajer. Sementara itu Saiman (2002:37-38) membedakan peranan Sekretaris menjadi dua yaitu : 1. Peranan sekretaris terhadap atasan. a. Sebagai perantara atau saluran komunikasi dan pembinaan hubungan yang baik bagi orang yang ingin berhubungan dengan pimpinan. b. Sebagai sumber informasi yang diperlukan pimpinan dalam memenuhi fungsi, tugas dan tanggung jawab. c. Sebagai pelanjut keinginan pimpinan kepada bawahan dalam pelaksanaan tugas. d. Alternatif pemikiran dan pimpinan dalam ide-ide. e. Sebagai faktor penunjang dalam keberhasilan pekerjaan dan cerminan pimpinan bagi bawahan.
2. Peranan sekretaris terhadap bawahan a. Penentuan kebijakan bagi pegawai bawahan secara adil yritu mengenai pengaturan penempatan pegawai yang sesuai dengan dengan kecakapan dan kemampuan (rule of the place). b. Memberikan motivasi kerja kepada pegawai bawahan sehingga pekerjaan dapat berjalan lancar dan baik. c. Memberikan rasa bangga dan puas kepada pegawai bawahan dalam menjalankan pekerjaan. d. Menerima pendapat dan usul bawahan dalam berbagai masalah. e. Mengadakan pendekatan kepada pegawai bawahan untuk lebih mengarahkan dan mengetahui kelemahan dan kehendak pegawai bawahan. d. Tugas-tugas Sekretaris Seorang pimpinan akan sangat memerlukan bantuan sekretaris dalam melaksanakan pekerjaan-pekerjaan kantor, seperti menerima tamu, menerima telepon, mengambil dikte dan melatinnya, mengurus surat menyurat dan menyimpannya, dan lain sebagainya. Untuk itu seorang pimpinan mengharapkan, bahwa bantuan yang diberikan oleh sekretaris dalam melaksanakan tugas-tugas dapat dikerjakan dengan penuh tanggung jawab. Siwi Kadarmo (1994:7-9) mengelompokkan tugas-tugas sekretaris ke dalam empat kelompok yaitu : 1) Tugas-tugas rutin. 2) Tugas-tugas khusus. 3) Tugas-tugas yang bersifat kreatif. 4) Melakukan hubungan dan kerjasama. Penjelasan dari beberapa kelompok tugas sekretaris tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Tugas-tugas rutin. Tugas rutin adalah tugas-tugas yang tidak lagi memerlukan perintah khusus, perhatian khusus, maupun pengawasan khusus. Tugas-tugas tersebut meliputi membuka surat, menerima tamu, menerima telepon, filing, membuat jadwal tamu, dan lain-lain.
2. Tugas-tugas khusus. Ada kalanya seorang pimpinan meminta sekretaris untuk melakukan tugas-tugas khusus. Tugas tersebut dapat diberikan oleh pimpinan dengan perintah secara lengkap maupun tidak, sehingga sekretaris harus mempergunakan pertimbangan dan pengalamannya untuk menyelesaikannya. Tugas-tugas tersebut meliputi membuat konsep telegram atau surat sampai dengan mengirimkannya, membuat deposito bank, membuat perjanjian dengan klien, dan sebagainya. 3. Tugas-tugas yang bersifat kreatif. Dalam bidang tugas ini, sekretaris dapat menemukan sendiri kegiatan yang menurutnya merupakan suatu bantuan yang sangat diperlukan oleh atasannya. Sekretaris melakukannya tanpa diminta oleh atasan dan diharapkan agar pekerjaan atasaannya secara keseluruhan dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Tugas yang bisa digolongkan bersifat kreatif ini misalnya mengumpulkan keterangan-keterangan yang sekiranya nantinya diperlukan oleh atasannya. Dengan demikian, bila sewaktu-waktu atasannya membutuhkan, sekretaris dapat memberikannya. 4. Melakukan hubungan dan kerja sama. Meskipun seorang sekretaris bisa melaksanakan tugasnya tanpa bantuan orang lain, tetapi dia tidak akan dapat terlepas dari kemungkinan untuk berhubungan dan bekerja sama dengan orang lain. Oleh karena itu, seorang sekretaris harus dapat bekerja sama dengan orang lain dengan harmonis. Dia harus selalu berusaha untuk membina hubungan yang baik dengan pimpinan atau pihak lain dalam batas-batas profesi/kedinasan. Sedangkan Moekijat (1989:28) menyatakan secara singkat tugas-tugas sekretaris adalah : 1) Administrasi umum. 2) Buku-buku berdasarkan perundang-undangan dan laporan resmi. 3) Rapat-rapat. Penjelasan dari beberapa kelompok tugas sekretaris tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Administrasi umum Yakni yang dibebani dengan tugas-tugas pengetikan, pos, pelayanan pesuruh dan telepon, dan mungkin dengan penunjukan pegawai-pegawai tata usaha. Akan tetapi ini dapat juga menjadi tanggung jawab dari seorang manajer perkantoran atau akuntan.
2. Buku-buku berdasarkan perundang-undangan dan laporan resmi. Menurut undang-undang perusahaan, sekretaris bertanggung jawab atas pemeliharaan buku-buku, seperti daftar anggota dan pembuatan laporan resmi yang khusus (misalnya penggantian direktur-direktur) dan laporan-laporan resmi secara berkala (misalnya laporan tahunan). 3. Rapat-rapat. Sekretaris bertanggung jawab atas semua tugas dalam hubungannya dengan rapat-rapat para direktur dan pemegang saham, seperti mengatur rapat, mempersiapkan kertas-kertas agenda dan notulen, serta mungkin yang lebih penting, agar dapat diambil tindak lanjut yang tepat terhadap keputusankeputusan yang dibuat dalam rapat tersebut. Meskipun baik Siwi Kadarmo maupun Moekijat membagi tugas-tugas sekretaris ke dalam beberapa kelompok yang berbeda-beda namun tugas dasar yang dikerjakan oleh seorang sekretaris adalah sama, diantaranya adalah : 1. Mengerjakan segala sesuatu yang berhubungan dengan surat-menyurat seperti membuka surat, membuat konsep surat sampai dengan mengirimkannya. 2. Menerima tamu dan telepon. 3. Melakukan hubungan dengan orang lain, klien atau rekanan, mengatur rapat dan sebagainya. 4. Pemeliharaan arsip dan dokumen. e. Hambatan-hambatan yang Dihadapi Sekretaris Seorang Sekretaris yang profesional harus mampu bersikap proaktif dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Artinya ia mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi tugas-tugasnya tidak hanya menunggu perintah pimpinan. Selain proaktif ia juga harus tanggap terhadap situasi kantornya karena pasti akan muncul hambatan-hambatan dalam pelaksanaan tugas seorang sekretaris. Menurut Daru Condro Pranoto (2003:60) hambatan yang lazim dihadapi seorang sekretaris, adalah: a. Kurangnya sarana dan prasarana yang memadai untuk melakukan kegiatan administrasi dan perlengkapan untuk melakukan penyimpanan data atau
arsip-arsip penting. Kurangnya sarana dan prasarana yang vital akan mengganggu kelancaran serta efektivitas kinerja sekretaris. b. Kurangnya jumlah sumber daya manusia yang berkualitas dalam membantu penyelenggaraan tugas sekretaris. Tidak mencukupinya anggaran menjadi salah satu penyebab tidak dilakukannya penambahan jumlah personil atau staf dalam membantu tugas-tugas sekretaris. Dari uraian di atas, menurut penulis hambatan yang sering dihadapi seorang sekretaris dalam melaksanakan tugasnya adalah: 1) Hambatan yang bersifat internal Hambatan ini berasal dari kemampuan atau kompetensi seorang sekretaris itu sendiri seperti kurangnya rasa percaya diri, rendahnya kemampuan berkomunikasi dan ketrampilan teknis lainnya. 2) Hambatan dari luar (eksternal) Hambatan yang berasal dari luar seorang sekretaris misalnya kurangnya sarana dan prasarana kantor, rekan sekerja dan bawahan yang kurang mendukung, situasi kantor yang tidak kondusif, dan lain-lain. f. Syarat-syarat Seorang Sekretaris Seorang sekretaris yang profesional mempunyai syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi, karena jika tidak, pelaksanaan tugas dan fungsi kesekretarisannya akan berjalan dengan kurang baik. Secara umum syarat untuk menjadi seorang sekretaris yaitu harus mempunyai minat untuk melaksanakan tugas kesekretarisan dan kemampuan (skills) di bidang kesekretarisan sesuai dengan kedudukannya sebagai sekretaris organisasi. Prajudi Atmosudirdjo dalam Hery Sawiji (2002:41) menyatakan, syarat-syarat yang harus dimiliki seorang sekretaris ada 5 (lima) yaitu: 1) 2) 3) 4) 5)
Syarat kepribadian yang sesuai. Syarat pengetahuan umum. Syarat pengetahuan khusus. Syarat skills dan teknik kesekretariatan. Syarat praktek (internship, magang).
Penjelasan dari beberapa kelompok tugas sekretaris tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Syarat kepribadian yang sesuai, antara lain ramah, bijaksana, punya inisiatif, cepat tanggap terhadap situasi, dan pandai beradaptasi 2. Syarat pengetahuan umum, yakni mempunyai pengetahuan kemasyarakatan dan kebudayaan yang dapat mengangkat standing atau gengsi organisasi misalnya kemahiran berbahasa asing. 3. Syarat pengetahuan khusus mengenai hal-hal dimana dia bekerja, seperti marketing untuk perusahaan perdagangan, matematika untuk biro teknik, dan sebagainya. 4. Syarat skills dan teknik kesekretariatan, seperti mengetik, stenografi, korespondesnsi, dasar-dasar tata buku, ilmu kearsipan dasar, dan lain sebagainya. 5. Syarat praktek (internship, magang), misalnya sebelum sebagai resepsionis, beberapa minggu sebagai telefonis, beberapa bulan di agenda, arsip, dan ekspedisi, serta kemudian beberapa bulan di bagian korespondensi. Semuanya itu agar ia terbiasa dalam berbagai macam pekerjaan business routine yang nantinya diperlukan pada saat ia menjalankan pekerjaan sekretaris secara sukses. Sementara itu dalam buku Secretarial Procedure and Administration dalam Hery Sawiji (2002 :42) disebutkan bahwa seorang sekretaris harus mempunyai Personal Qualities yang meliputi : 1) The ability to get along with others. 2) Ethical behaviour. 3) Cerdas. 4) Maturity. Penjelasan dari beberapa kelompok tugas sekretaris tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Seorang sekretaris harus memiliki kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain karena ia tidak dapat bekerja seorang diri. Baik itu rekan-rekan sejawat maupun rekanan kantor dan klien. 2. Seorang sekretaris harus memiliki kepribadian yang baik karena ia harus sering berhubungan dengan orang lain dan menjadi contoh rekan-rekannya yang lebih muda. Selain itu ia juga harus setia kepada atasan dan kentornya.
3. Seorang sekretaris harus cerdas karena tugas yang dikerjakannya sangat banyak dan beragam. Semuanya harus dikerjakan dengan cermat, cepat dan penuh inisiatif. 4. Matang di sini tidak berkaitan dengan usia tetapi pengalaman di bidang perkantoran. Kedua pendapat di atas membedakan syarat-syarat yang harus dimiliki seorang sekretaris ke dalam 5 dan 4 syarat. Kesimpulan yang penulis peroleh syarat seorang sekretaris adalah memiliki : 1. Kepribadian yang sesuai/baik seperti punya inisiatif, ramah, sopan dll. 2. Pengetahuan dan kecerdasan tertentu. 3. Kemampuan dan ketrampilan tertentu. 4. Matang atau berpangalaman di bidang tata usaha perkantoran.
Sukses sekretaris dalam suatu kantor tidak hanya tergantung kepada kemampuannya untuk melaksanakan tugas-tugas kantor saja, tetapi juga tergantung kepada sikap yang dibawakannya dalam melaksanakan tugas-tugas kantor tersebut. Untuk dapat melaksanakan tugas kesekretarisan dengan baik, ada beberapa sikap pokok yang harus diusahakan untuk dimiliki oleh seorang sekretaris. Menurut Siwi Kadarmo (1994:16-26) ada 10 (sepuluh) sikap yang dipersyaratkan agar tugas-tugas sekretaris dapat berhasil secara efektif dan efisien. Kesepuluh sikap tersebut terbagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu: 1) Sikap dalam perbuatan. 2) Sikap dalam hubungan antar manusia. Penjelasan dari beberapa kelompok tugas sekretaris tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Sikap dalam perbuatan, meliputi : a) Ketelitian. Ketelitian merupakan hal yang sangat baik. Ada kemungkinankemungkinan kesalahan yang dilakukan oleh seorang sekretaris dalam melaksanakan pekerjaannya. Seperti kesalahan pengetikan, coretan pensil,
dan lain-lain. Semuanya ini merupakan sumber terjadinya kesalahan yang mungkin akan membesar. Seorang sekretaris yang efektif hendaknya berusaha untuk bekerja lebih teliti dari hari ke hari. Karena tanpa ketelitian, pekerjaan seorang sekretaris bisa jadi tidak ada artinya di mata pimpinan. b) Pertimbangan yang baik. Menggunakan pertimbangan yang baik berarti bahwa seorang sekretaris mempunyai kemampuan berpikir dengan teliti dan mampu menentukan segala sesuatu dengan seksama. c) Menyelesaikan tugas secara sempurna. Seorang sekretaris dianjurkan tidak hanya mampu melaksanakan tugasnya tetapi juga harus menyelesaikan tugas tersebut dengan lengkap, tepat, dan sempurna. d) Panjang akal. Akal atau daya upaya dalam hal ini berarti menemukan jalan keluar. Bagi seorang sekretaris hal ini berarti bahwa untuk menemukan jalan keluar terhadap suatu permasalahan/kegagalan, maka ia harus mencari akal dan berdaya upaya untuk mengatasi kegagalan itu. Hendaknya ia tidak menyerah apabila dihadapkan pada hal-hal yang sulit pemecahannya. Sebaliknya ia harus memaksa pikirannya untuk mendapatkan kemungkinan-kemungkinan menemukan jalan lain, mencoba berkali-kali hingga berhasil. e) Inisiatif. Inisiatif adalah kemampuan untuk mengetahui hal-hal yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya dengan suatu cara yang mudah tanpa diberitahu oleh orang lain. Sikap ini dipergunakan dalam dua hal. Pertama, untuk memperingan tugas pimpinan, dan yang kedua, dipergunakan untuk membebaskan pimpinan dari tugas-tugas yang seharusnya dapat dikerjakan oleh sekretaris. 2. Sikap dalam hubungan antar manusia, meliputi: a) Kebaikan hati. Kebaikan hati berarti mau memikirkan kepentingan orang lain selain kepentingan dirinya sendiri. Hal ini ditunjukkan dengan bersikap baik pada orang lain, suka menolong, dan simpatik. Seorang sekretaris hendaknya memiliki sikap ini. b) Taktis. Sikap taktis ini dilakukan oleh seorang sekretaris dalam membentuk dan memelihara keramah-tamahan dan hubungan kerja. Dengan mengucapkan kata-kata yang manis dalam berbicara atau bertanya dengan disertai sikap yang baik, seorang sekretaris dapat mencegah orang lain untuk merasa malu atau disakiti hatinya. Bahkan sebaliknya, orang itu akan suka kepadanya apabila ia menggunakan sikap-sikap yang diplomatis/taktis.
c) Bijaksana. Hal pertama yang harus dilakukan oleh seorang sekretaris ialah bahwa ia harus tutup mulut apabila ada hal-hal yang berhubungan dengan keluarga, teman-teman, dan rekan kerjanya. Seorang sekretaris yang bijaksana ialah yang tidak mudah mengatakan tentang kejadian-kejadian orang lain atau organisasinya. Karena sekretaris merupakan jabatan seseorang yang dipercaya untuk memegang rahasia. Bagi seorang sekretaris yang berpengalaman, ia akan menyimpan segala sesuatu yang diketahui mengenai kantornya. d) Kesetiaan. Sekretaris yang setia akan berusaha semaksimal mungkin untuk menjunjung nama baik pekerjaan pimpinan. Dia tidak akan nampak gembira apabila melihat pimpinan dalam kesulitan. Ia tidak perlu berusaha untuk melindungi tiap-tiap tindakan pimpinan tetapi juga jangan sampai dia ikut orang lain dalam mengecam pmpinan apabila pimpinan kurang cakap atau tidak mempunyai pertimbangan yang baik. e) Obyektif. Bersikap obyektif berarti hanya akan mengadakan reaksi setelah melihat suatu hal secara keseluruhannya dan tidak didasarkan atas perasaannya sendiri, meskipun hal itu mengenai dirinya sendiri. Hal ini berarti harus mengadakan kajian dan analisa tentang keseluruhan masalah secara logis, tidak berdasarkan emosi, dan subyektif. Seorang sekretaris harus obyektif karena seringkali hasil kerjanya dikritik oleh pimpinan dan harus diulang kembali, atau saran-saran yang diajukannya ditolak oleh pimpinan. Dalam hal ini sekretaris dapat menunjukkan kekecewaannya, kejengkelannya, bahkan ketidak senangannya. Namun demikian ia harus menelaah persoalan itu secara keseluruhan dan melepaskan pandangan pribadinya. Dengan demikian sekretaris tidak boleh menganalisa suatu masalah secara subyektif sebelum menunjukkan reaksinya. Jika seorang sekretaris telah memiliki kesepuluh sikap di atas, maka dapat dikatakan ia telah memenuhi persyaratan untuk menjadi sekretaris yang sukses. Tinggal bagaimana dan apakah ia dapat menerapkan sikap tersebut secara konsisten dalam menjalankan tugas-tugasnya sebagai seorang sekretaris. g. Macam-macam Sekretaris Dewasa ini profesi sekretaris telah berkembang sangat cepat dibanding dahulu. Hal ini tentu saja sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan sebuah kantor
atau organisasi. Oleh karena itu sekarang dikenal bermacam-macam jenis sekretaris sesuai dengan pekerjaan spesifik yang dilaksanakannya. Menurut Ig. Wursanto (2006:2) “sekretaris dapat dibedakan menjadi beberapa macam tergantung dari sudut peninjauanya.” Dilihat dari segi luas lingkup kerja dan tanggung jawabnya dibedakan menjadi sekretaris organisasi dan sekretaris pimpinan. Sedangkan dari segi kemampuan dan pengalaman kerja dibedakan menjadi sekretaris junior dan sekretaris senior. Sementara itu dari segi bidang kerja dikenal sekretaris bidang kesejahteraan rakyat, sekretaris bidang pemerintahan, sekretaris bidang hukum, sekretaris bidang administrasi dan politik dan sebagainya. Beberapa macam sekretaris tersebut di atas penjabarannya adalah sebagai berikut : 1. Sekretaris Organisasi (executive secretary / manager secretary) “Sekretaris organisasi adalah seseorang yang bertugas tidak saja melayani pimpinan organisasinya, tetapi juga ikut mengatur hal-hal yang menyangkut organisasi dan manajemen.” {Prajudi Atmosudirdja dalam Ig. Wursanto (2006:3)}. Sedangkan menurut Sutiyoso dalam Saiman (2002:27), “sekretaris eksekutif / sekretaris manajer yaitu sekretaris yang berfungsi sebagai manajer secara formal menjalankan manajemen/kepemimpinan”. 2. Sekretaris Pimpinan (private secretary / persona secretary) Menurut Sutiyoso dalam Saiman (2002:27), “sekretaris pribadi yaitu seseorang yang berperanan semata-mata sebagai pembantu pimpinan dan tidak membawahkan orang lain”. Sedangkan menurut C. Diah S. I. (2002:5), “sekretaris pimpinan adalah pejabat yang membantu pimpinan dalam menghimpun, mencatat, mengolah, menggandakan, menyimpan, mengirim, memelihara dan menyingkirkan bahan informasi.” 3. Sekretaris Junior “Sekretaris junior adalah sekretaris yang baru bekerja atau memulai karirnya sebagai sekretaris” (Sedarmayanti, 1997:15). Sedangkan menurut S.
Wojowasito dalam Saiman (2002:28), “sekretaris junior adalah sekretaris yang memiliki kemampuan atau kecakapan yang lebih rendah dari jabatan sekretaris senior” 4. Sekretaris senior “Sekretaris senior adalah sekretaris yang sudah mempunyai kemampuan bekerja dengan baik, dapat bekerja sendiri atau tanpa harus selalu dibimbing dan mempunyai cukup pengalaman kerja” (Sedarmayanti 1997:13-14). Sedangkan menurut Ig. Wursanto (2006:14)
“sekretaris senior adalah
sekretaris yang memiliki pangkat/kedudukan lebih tinggi dari sekretaris junior, memiliki masa kerja, kemampuan/kompetensi dan prestasi kerja sebagai sekretaris yang mandiri tidak tergantung pimpinan”. 5. Sekretaris Bidang Sekretaris bidang adalah sekretaris yang memiliki tugas dalam bidang tertentu seperti sekretaris bidang sosial politik, sekretaris bidang administrasi pemerintahan umum dan sebagainya. 2. Tinjauan tentang Tugas Camat a. Pengertian Camat dan Kecamatan Menurut situs Wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/Kecamatan: 28 Pebruari 2009) Kecamatan adalah pembagian wilayah administratif di Negara Republik Indonesia di bawah Kabupaten atau Kota. Kecamatan terdiri atas desa-desa dan atau kelurahan-kelurahan. Dalam konteks otonomi daerah di Indonesia, Kecamatan merupakan Perangkat Daerah Kabupaten atau Kota yang mempunyai wilayah kerja tertentu yang dipimpin oleh seorang Camat. Istilah "Kecamatan" di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam disebut dengan "Sagoe Cut". Sementara itu di Papua disebut dengan istilah "Distrik".
b. Tugas Camat Menurut SOT Lama Tugas pokok dan fungsi Camat sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 11 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tatakerja Kecamatan dan Kelurahan Kabupaten Karanganyar Bab III Bagian Pertama Pasal 3 Ayat (2) disebutkan, “Camat mempunyai tugas membantu Bupati dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pembinaan kemasyarakatan dalam wilayah kecamatan”. Sedangkan pada Ayat (2) Pasal yang sama disebutkan, bahwa untuk menyelenggarakan tugas pokok, maka kecamatan mempunyai fungsi: 1. Penyelenggaraan pemerintahan umum, pembinaan pemerintahan kelurahan/desa, ketenteraman dan ketertiban, kesejahteraan masyarakat, pembangunan dan pelayanan umum. 2. Pengkoordinasian pelaksanaan pemerintahan umum, pemerintahan kelurahan/desa, ketenteraman dan ketertiban, kesejahteraan masyarakat, pembangunan dan pelayanan umum. 3. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Sebagai tindak lanjut dari Pasal 3 Ayat (3) Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 11 Tahun 2001 tersebut ditetapkan Keputusan Bupati Karanganyar Nomor 169 Tahun 2001 tentang Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan Struktural pada Kecamatan Kabupaten Karanganyar. Pada Pasal 3 Keputusan Bupati Karanganyar Nomor 169 Tahun 2001 itu disebutkan, Uraian tugas pokok Camat adalah sebagai berikut: 1. Menyusun program kerja di bidang pemerintahan dan pertanahan ketenteraman dan ketertiban, pembangunan masyarakat Desa/Kelurahan, kesejahteraan sosial dan pelayan umum; 2. Menjabarkan perintah Bupati secara rinci dan jelas sesuai petunjuk, pedoman/peraturan yang berlaku agar mudah dipahami sebagi pedoman kerja; 3. Mengkoordinasikan penyelenggaraan pemerintahan, baik yang dilaksanakan oleh instansi vertikal, Perangkat Daerah, Pemerintah Desa/Kelurahan; 4. Mengkoordinasikan kerja sama antar Desa/Kelurahan;
5. Melaksanakan koordinasi dalam rangka pembinaan ketenteraman dan ketertiban serta pengamanan pelaksanaan Peraturan Daerah dan peraturan perundang-undangan lainnya; 6. Melaksanakan koordinasi dalam hal perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan di Kecamatan; 7. Mengkoordinasikan pembinaan kesejahteraan sosial yang meliputi pendidikan, kebudayaan, kesehatan, agama, pemberdayaan perempuan, pemuda, olah raga dan tenaga kerja; 8. Mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna pengembangan dan pemekaran, penghapusan dan/atau penggabungan Desa/Kelurahan, termasuk Dusun/Lingkungan; 9. Memberikan pembinaan terhadap penyelenggaraan pemerintahan Desa/Kelurahan, lembaga Desa dan lembaga kemasyarakatan Desa/Kelurahan, serta pengelolaan administrasi Desa/Kelurahan; 10. Melaksanakan tugas sebagai PPAT yang berwenang untuk menerbitkan Akta Tanah sesuai dengan ketentuan yang berlaku; 11. Mengumpulkan data dan informasi di bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah; 12. Membina kehidupan masyarakat serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna penyelesaian perelisihan antar warga masyarakat di Kecamatan; 13. Melaksanakan pembinaan pembangunan yang meliputi pembinaan perekonomian, produksi dan distribusi serta pembinaan sosial; 14. Memberikan bimbingan dalam rangka perencanaan pelaksanaan pembangunan yang menyangkut kepentingan beberapa Desa/Kelurahan; 15. Membantu pelaksanaan pemberian bantuan kepada Badan Sosial dan korban bencana alam; 16. Menyelenggarakan pembinaan pelayanan umum yang meliputi kekayaan dan inventarisasi Desa/Kelurahan, kebersihan, sarana dan prasarana umum; 17. Memberikan rekomendasi permohonan ijin dan pembangunan yang meliputi tempat ibadah, pendidikan, hiburan umum dan fasilitas sosial fasilitas kesehatan yang dikelola swasta lainnya sesuai ketentuan yang berlaku; 18. Memberikan pelayanan administrasi kependudukan yang meliputi KTP, KK, Surat Keterangan Pindah Penduduk sesuai dengan ketentuan yang berlaku; 19. Menginventarisasi permasalahan-permasalahan di bidang pemerintahan dan pertanahan, ketenteraman dan ketertiban, pembangunan masyarakat Desa/Kelurahan, Kesejahteraan Sosial dan pelayanan umum serta mengambil langkah-langkah pemecahannya; 20. Mndistribusikan tugas kepada bawahan sesuai bidang tugas masing-masing untuk menghindari duplikasi pekerjaan dan untuk kelancaran pelaksanaan tugas; 21. Memberikan bimbingan dan arahan/petunjuk kepada bawahan sesuai dengan pedoman yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas;
22. Memberikan penilaian pelaksanaan pekerjaan kepada bawahan; 23. Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada Bupati sebagai pertanggung jawaban atas tugas yang diberikan; 24. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Bupati sebagai masukan untuk mengambil langkah-langkah selanjutnya; 25. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati. c. Tugas Camat Menurut SOT Baru Tugas dan fungsi Camat yang baru diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 4 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tatakerja Kecamatan dan Kelurahan Kabupaten Karanganyar. Pada Bab III Bagian Kesatu Pasal 3 Ayat (1) Perda tersebut disebutkan : Camat mempunyai tugas melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Bupati dan menyelenggaraakan tugas umum pemerintahan yang meliputi : 1. mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat; 2. mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum; 3. mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundangundangan; 4. mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum; 5. mengkordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat Kecamatan; 6. Membina dan memfasilitasi penyelenggaraan pemerintahan Desa dan/atau Kelurahan; 7. melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan/atau yang belum dapat dilaksanakan Pemerintahan Desa dan Kelurahan. Sedangkan pada ayat (2) pasal yang sama disebutkan, bahwa untuk menyelenggarakan tugas tersebut, maka Kecamatan mempunyai fungsi: 1. Penyelenggaraan pemerintahan umum, pembinaan pemerintahan Desa dan Kelurahan, ketenteraman dan ketertiban, pemberdayaan masyarakat, kesejahteraan sosial dan pelayanan umum. 2. Pengkoordinasian pelaksanaan pemerintahan, pembinaan dan fasilitasi pemerintahan Desa dan Kelurahan, ketentraman dan ketertiban, pemberdayaan masyarakat dan kesejahteraan sosial dan pelayanan umum.
3. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 4 Tahun 2009 tersebut ditetapkan Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 12 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas dan Fungsi Jabatan Struktural pada Kecamatan Kabupaten Karanganyar. Pada Bab III Bagian Kesatu Pasal 3 Ayat (3) Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 12 Tahun 2009 disebutkan : Uraian tugas Camat adalah : 1. Merumuskan program kegiatan Kecamatan berdasarkan hasil evaluasi kegiatan tahun lalu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan tugas; 2. Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan peraturan perundang-undangan agar pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan kebijakan atasan; 3. Mengarahkan tugas bawahan sesuai dengan bidang tugasnya dengan memberikan petunjuk dan bimbingan baik secara lisan maupun tertulis guna kelancaran pelaksanaan tugas; 4. Melaksanakan sebagian tugas Bupati di kecamatan dalam bentuk pelimpahan wewenang pemerintahan dalam rangka mempercepat proses pelaksanaan tugas dan pelayanan kepada masyarakat; 5. Melaksanakan koordinasi baik secara langsung maupun tidak langsung dengan pihak-pihak terkait dalam rangka kelancaran penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kehidupan masyarakat; 6. Menyusun usulan-usulan dan masukan dari pemerintahan kelurahan dan desa sebagai bahan penyusunan program pembangunan di kecamatan; 7. Mengadakan pembinaan dan penyuluhan terhadap pemerintahan desa/lembaga kemasyarakatan desa dan warga masyarakat dalam upaya memberdayakan masyarakat dan meningkatkan kemandirian desa dan warga sehingga tercipta kehidupan yang aman, tenteram, tertib dan sejahtera; 8. Memberikan pelayanan penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan kewenangan yang diberikan yang diperlukan warga masyarakat dan pelayanan di bidang pertanahan; 9. Menetapkan keputusan, instruksi, surat edaran dan naskah dinas lainnya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam rangka penyelenggaraan pemrintahan umum di kecamatan;
10. Bersama aparat terkait menginventarisasi dan memecahkan permasalahan yang muncul baik masalah pemerintahan maupun kemasyarakatan agar terwujud rasa aman dan tenteram bagi masyarakat; 11. Membantu meningkatkan perolehan sumber-sumber pendapatan asli daerah untuk kelancaran pelaksanaan pembangunan; 12. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pemerintahan di Kecamatan dengan cara mengukur pencapaian program dan kegiatan yang telah disusun untuk bahan langkah-angkah tindaklanjut atau bahan laporan kepada Bupati; 13. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian yang tersedia sebagai cerminan penampilan kerja; 14. Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar pengambilan kebijakan; 15. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan secara lisan maupun tertulis sebagai bahan masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas; dan 16. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Dari pengertian dan uraian tugas dan fungsi Camat di atas dapat disimpulkan seorang Camat adalah pegawai/pejabat yang melaksanakan sebagian kewenangan atasan (Bupati) yang dilimpahkan kepadanya yaitu menjalankan tugas pemerintahan dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah. 3. Tinjauan tentang Sekretaris Camat a. Pengertian Sekretaris Camat Di dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (2005:159), “camat adalah pegawai pamong praja yang mengepalai onder distrik; asisten wedana; kecamatan yang dikepalai camat; kepala pemerintahan dibawah bupati/walikota yang mengepalai wilayah tertentu”. Menurut situs Wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/Sekretaris_kecamatan: 28 Pebruari 2009) Sekretaris Kecamatan yang biasanya disingkat sekcam adalah pimpinan sekretariat kecamatan yang dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung
jawab kepada camat. Sekretaris kecamatan mempunyai tugas membantu camat dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan dan memberikan pelayanan administrasi kepada seluruh perangkat/aparatur kecamatan, meliputi: 1. Perencanaan dan pelaporan 2. Persuratan/tata naskah dinas 3. Administrasi kepegawaian 4. Tata usaha dan akuntasi keuangan 5. Administrasi barang 6. Protokoler dan perjalanan dinas 7. Administrasi umum lainnya Dari beberapa pengertian yang telah diuraikan di atas, maka dapat diambil kesimpulan, bahwa sekretaris camat adalah seorang pegawai yang diberi tugas membantu menyelesaikan segala pekerjan agar camat dapat bertindak secara efektif dalam menunaikan tugas-tugas manajemennya. b. Peranan Sekretaris Camat Seorang pimpinan di tingkat kecamatan yaitu camat harus mempraktekkan prinsip-prinsip manajemen. Salah satu prinsip manajemen tersebut adalah prinsip pelimpahan
tugas.
Artinya,
ada
beberapa
tugas
tertentu
yang
harus
diselenggarakan dan dapat diselesaikan oleh seseorang untuk orang lain. Dalam hal ini, camat melimpahkan tugas-tugasnya kepada sekretaris camat. Seorang sekretaris dapat meningkatkan kedudukannya serta memperoleh penghargaan dari pimpinan jika ia melakukan tugasnya dengan baik. Dengan demikian pimpinan akan mengakui manfaat mereka secara sebenarnya. Akan tetapi, tidak setiap pimpinan dapat mengetahui cara yang sebaik-baiknya untuk mempergunakan keahlian dan kemampuan sekretaris. Oleh karena itu sekretaris harus berusaha menunjukkan kemampuannya agar, dengan demikian, pimpinan tak ragu-ragu untuk mempergunakan keahlian dan kemampuan yang dimilikinya itu.
Sekretaris camat adalah seorang pejabat yang melakukan serangkaian kegiatan penataan terhadap pekerjaan pokok. Ruang lingkup tugas sekretaris camat
sebagai sekretaris organisasi sangat luas, meliputi segenap unsur
administrasi seperti organisasi, manajemen, komunikasi, informasi, personalia, finansial, material, serta relasi publik. Sekretaris camat juga bertindak sebagai kepala sekretariat yang memiliki wewenang membuat rencana, membuat keputusan, mengorganisasikan bawahan dan
sarananya,
melakukan
pengawasan,
memberi
perintah/instruksi,
menyelenggarakan sistem komunikasi yang baik, melakukan pengarahan, serta melakukan penyempurnaan organisasi dan tata kerja. Oleh karena ruang lingkupnya yang sangat luas, maka sekretaris camat dapat mengangkat pembantu-pembantu yang akan diserahi urusan-urusan tertentu sesuai dengan unsur-unsur administrasi. Berapa banyak dan macam pembantu yang diperlukan tergantung dari besar kecilnya organisasi, luas sempitnya aktifitas, serta besar kecilnya volume kerja. Sekretaris camat mempunyai tanggung jawab yang besar karena dialah penentu keberhasilan dan kemajuan unit kerja yang dikelolanya serta pendukung keberhasilan kinerja camat dalam membawahi wilayahnya. c. Tugas Sekretaris Camat Berdasarkan Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 12 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas dan Fungsi Jabatan Struktural pada Kecamatan Kabupaten Karanganyar Bagian Kedua Bab III Pasal 4 Ayat (1) disebutkan Sekretaris Kecamatan mempunyai tugas membantu Camat dalam merumuskan kebijakan, mengkoordinasikan,
membina,
mengendalikan
di
bidang
administrasi,
perencanaan kegiatan, monitoring, evaluasi dan pelaporan, urusan umum, kepegawaian dan keuangan. Sebagai penjabarannya maka uraian tugas Sekretaris Camat adalah sebagai berikut :
1. Menyusun program kegiatan kecamatan berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan; 2. Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan peraturan perundang-undangan agar pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan kebijakan atasan; 3. Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya dengan memberikan arah dan petunjuk secara lisan maupun tertulis guna meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas; 4. Melaksanakan koordinasi dengan seluruh Kepala Seksi lingkungan Kecamatan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan masukan, informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperleh hasil kerja yang optimal; 5. Menyiapkan konsep keputusan, instruksi, petunjuk pelaksanaan dan kebijakan Camat dalam rangka tindak lanjut tugas-tugas pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan; 6. Menyiapkan rumusan program kegiatan berdasarkan berdasarkan hasil rangkuman rencana kegiatan seksi-seksi dalam rangka penyusunan anggaran belanja dan pendapatan kecamatan; 7. Mengarahkan kegiatan perencanaan, keuangan, administrasi umum, rumah tangga dan kepegawaian sesuai pedoman yang berlaku, kebijakan yang ditetapkan atasan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku agar kegiatan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien; 8. Melaksanakan pelayanan pengelolaan kegiatan administrasi umum, kepegawaian, keuangan, kearsipan, perpustakaan, perlengkapan rumah tangga sesuai dengan ketentuan yang berlaku guna kelancaran tugas; 9. Melaksanakan kordinasi dalam rangka penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kecamatan dan Laporan Pertanggungjawaban penyelenggaraan pemerintahan yang lain; 10. Melaksanakan bimbingan teknis fungsi-fungsi pelayanan administrasi perkantoran sesuai dengan pedoman dan peraturan perundang-undangan yang berlaku agar kegiatan kesekretariatan dilaksanakan secara efektif dan efisien; 11. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian yang tersedia sebagai cerminan penampilan kerja; 12. Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar pengambilan kebijakan; 13. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan secara lisan maupun tertulis sebagai bahan masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas; dan 14. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
4. Tinjauan tentang Kesekretariatan a. Pengertian Sekretariat Terdapat beberapa pengertian sekretariat sebagaimana dikutip dari Ig. Wursanto (2006:15), yaitu: 1. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, sekretariat berarti pekerjaan, segenap urusan sekretaris, atau dapat pula berarti kepaniteraan. 2. Tempat, dimana seorang sekretaris melakukan pekerjaan dalam bidang sekretariat. 3. Tempat sekretaris berikut para stafnya melakukan kegiatan dalam bidang sekretariat atau ketatausahaan yang meliputi segenap kegiatan pengolahan surat menyurat yang dimulai dari menghimpun (menerima), mencatat, menggandakan, mengirim, dan menyimpan semua bahan keternagan yang diperlukan oleh organisasi. 4. Satuan organisasi yang melakukan pekerjaan office service atau jasa-jasa perkantoran seperti penyambungan telepon, pengadaan dan pemeliharaan mesin-mesin kantor, perabot kantor, tata ruang kantor, pembuatan formulir (form design), komputerisasi, surat-menyurat dan kearsipan. 5. Sekretaris jenderal adalah satuan organisasi yang terdapat dalam lingkungan organisasi yang cukup besar (nasional) yang melaksanakan pekerjaan seperti dalam sekretariat, misalnya Sekretariat Jenderal Departeman. 6. Kesekretariatan adalah kegiatan yang dilakukan oleh sekretaris. Jadi kesekretariatan menunjukkan aktivitas atau tata kerja. Menurut Ig. Wursanto dalam Saiman (2002:31), “sekretariat adalah satuan organisasi atau lembaga yang melaksanakan jasa-jasa perkantoran dalam bidang ketatausahaan”. Sedangkan menurut Saiman (2002:31), “sekretariat merupakan suatu tempat dimana terjadi aktifitas kerja yang sifatnya tetap pada suatu kantor atau suatu tempat tertentu yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan bersama”. Dari berbagai definisi sekretariat yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa sekretariat merupakan satuan organisasi dimana seluruh pegawai dari para sekretaris melaksanakan pekerjaan di bidang ketatausahaan untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan kesekretariatan adalah aktifitas yang
dilakukan pada sekretariat yakni menunjukkan tata kerja atau proses kerja sekretariat. b. Lingkup Kegiatan Kesekretariatan Tugas seorang sekretaris adalah membantu pimpinan dalam melaksanakan pekerjaan-pekerjaan teknis, tetapi cukup penting artinya bagi pimpinan. Beberapa kegiatan
dalam
bidang
kesekretariatan
menurut
Susilawati
(Susilawati.files.wordpress.com/2007/11/kesekretarisan.ppt: 8 Desember 2008) antara lain adalah: 1. Menyelenggarakan pembinaan ketatausahaan khususnya yang berhubungan dengan pelayanan surat menyurat. Terdiri dari pembuatan surat; penerimaan surat; pengolahan surat; pendistribusian surat, dan penyimpanan warkat dan atau surat. 2. Menyelenggarakan tata hubungan, baik secara internal maupun eksternal. 3. Menyelenggarakan rapat-rapat. 4. Menyelenggarakan hal-hal yang bersifat rahasia. 5. Menyelenggarakan pengaturan penerimaan tamu atau kunjungan. 6. Mengelola dan memelihara dokumentasi organisasi yang berguna bagi kelancaran fungsi manajemen. 7. Menyelenggarakan tugas-tugas bantuan lainnya yang sifatnya menunjang pelaksanaan tugas pokok, misalnya menerima telepon. Berdasarkan pengertian di atas, menurut penulis ruang lingkup kesekretariatan cakupannya sedikit namun tugas yang dijalankan sangat bervariasi yaitu dari yang sederhana yaitu menerima telepon sampai dengan yang paling kompleks yaitu menyelenggarakan hal-hal yang bersifat rahasia. c. Fungsi Kesekretariatan Fungsi kesekretariatan terbagi menjadi 2 (dua) yaitu fungsi dalam arti sempit dan dalam arti luas. Fungsi kesekretariatan yang pertama berkaitan dengan kegiatan ketatausahaan yakni kegiatan administrasi dalam arti sempit, yang meliputi:
1) Adanya orang-orang yang bekerja; 2) Penerimaan dan pengiriman surat-surat; 3) Penerimaan dan pengiriman telepon; 4) Penyelesaian surat-surat yang berkaitan dengan kegiatan organisasi seharihari. Sedangkan fungsi kesekretariatan yang kedua mencakup semua kegiatan dalam administrasi (dalam arti luas) pada sebuah organisasi atau kantor yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut : 1. Mengadakan pencatatan (recording) dari semua kegiatan manajemen yang berkaitan dengan organisasi/kantor tersebut. 2. Administrasi kesekretariatan sebagai alat pelaksana kegiatan ketatausahaan yang bersifat pelayanan (membantu) baik kepada atasan maupun pihak lain yang terkait atau memerlukan. 3. Administrasi kesekretariatan sebagai alat komunikasi antar kantor atau perusahaan secara perorangan maupun organisasi. 4. Administrasi kesekretariatan sebagai pelaksana pemegang rahasia kantor, jawatan, maupun perusahaan. 5. Administrasi kesekretariatan sebagai pusat dokumentasi (master file). Adapun fungsi kesekretariatan yang paling utama dalam Saiman (2002:36) adalah sebagai berikut: 1. Memperlancar lalu lintas dan distribusi informasi ke segala pihak baik secara internal maupun eksternal. 2. Mengamankan kerahasiaan kantor atau jawatan yang bersangkutan. 3. Mengatur dan memelihara segala dokumentasi kantor yang mempunyai kegunaan bagi manajemen untuk memperlancar fungsi-fungsi: a) Perencanaan; b) Pembuatan keputusan; c) Pembimbingan; d) Pengkoordinasian; e) Pengontrolan; f) Penyempurnaan.
Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa pengertian di atas adalah secara sederhana (dalam arti sempit) kesekretariatan berfungsi dalam hal pengaturan komunikasi yaitu surat-menyurat dan telepon. Sedangkan dalam arti luas (secara kompleks) kesekretariatan selain melaksanakan pengaturan komunikasi juga mengatur informasi, dokumentasi dan lain sebagainya dalam suatu kantor atau organisasi. B. Kerangka Berpikir Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang didasarkan pada masalah penelitian yang digambarkan dengan skema secara menyeluruh dan sistematis. Kerangka pemikiran tentang peranan Sekretaris camat dalam membantu tugas Camat di bidang kesekretariatan di Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar adalah sebagai berikut: Berdasarkan Peraturan Bupati Karanganyar No. 12 Tahun 2009 Bab I Pasal I, Kecamatan adalah wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah Kabupaten Karanganyar. Sedangkan camat adalah kepala kecamatan di wilayah Kabupaten Karanganyar
yang
mempunyai
tugas
pokok
membantu
Bupati
dalam
penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan di wilayah kecamatan. Berdasarkan pengertian tersebut di atas, maka ruang lingkup tugas camat sangatlah luas. Oleh karena itu tidak memungkinkan bila ia harus menyelesaikan tugas-tugasnya seorang diri. Dalam struktur organisasi kecamatan, Camat membawahi seorang Sekretaris Camat, beberapa Kepala Seksi, serta kelompok jabatan fungsional. Sekretaris Camat bertanggung jawab langsung kepada Camat dan membawahi paling banyak 3 subbagian. Sekretaris camat mengepalai sekretariat, yang mana merupakan pusat kegiatan administrasi termasuk hal-hal yang berkaitan dengan tugas pokok camat.
Kelancaran kegiatan di dalam sekretariat akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan tujuan instansi. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat dilihat dalam diagram alur penelitian sebagai berikut:
` Camat
Sekretaris Camat
Pelaksanaan Tugas
Hambatan
Solusi
Tujuan
Gambar 1 : Diagram Kerangka Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi berasal dari kata “metodos” yang artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu dan “logos” yang artinya ilmu/pengetahuan. Jadi “Metodologi” artinya cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai tujuan” (Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, 2002:1). Sedangkan menurut Winarno Surachmad (1994:131) “Metodologi adalah ilmu tentang cara-cara yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan dengan mempergunakan teknik serta alat tertentu. Kesimpulan dari dua pendapat di atas, metodologi adalah cara-cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan teknik dan alat-alat tertentu. Menurut Cholid Narbuko dan Abu Achmadi (2002:1) “penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporannya” . Sedangkan David H. Penny dalam Cholid Narbuko dan Abu Achmadi (2002:1) menyatakan, “penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai masalah yang pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta”. Dari kedua pendapat di atas dapat diambil kesimpulan, penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu dengan melalui penyelidikan atau dengan mencari bukti-bukti yang muncul berkaitan dengan permasalahan yang diteliti sehingga diperoleh pemecahannya. Dengan kata lain penelitian bertujuan
untuk
menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan dimana usaha-usaha tesebut dilakukan dengan menggunakan metode tertentu (ilmiah). Sehubungan dengan pengertian di atas, kegiatan penelitian adalah suatu kegiatan obyektif dalam usaha menemukan dan mengembangkan serta menguji ilmu pengetahuan berdasarkan prinsip-prinsip atau teori-teori yang disusun secara sistematis melalui proses yang intensif. Penelitian sebagai suatu kegiatan ilmiah memerlukan metode tertentu yang menjamin hasil penelitian merupakan kebenaran yang obyektif. Dengan kata lain penggunaan metode tertentu itu dimaksudkan agar
kebenaran yang terungkap benar-benar didasarkan atas bukti ilmiah yang kuat. Oleh karena itu dalam suatu penelitian penggunaan metode (metodologi) sangat diperlukan dan penting. Metodologi akan mengungkapkan metode-metode apa yang dipakai dalam proses penelitian karya ilmiah. Oleh karena itu peneliti harus mengerti dan memahami metode-metode tersebut karena hal ini merupakan dasar dalam pelaksanaan penelitian. Dalam penelitian ini aspek-aspek metodologi yang dipergunakan adalah sebagai berikut: A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian digunakan oleh peneliti sebagai latar untuk memperoleh data yang berguna dalam mendukung tercapainya tujuan penelitian. Tempat penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Kantor Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar. Tempat tersebut penulis pilih dengan pertimbangan: 1. Di Kantor Kecamatan Jatipuro terdapat data yang dibutuhkan oleh penulis dalam penelitian ini. 2. Di Kantor Kecamatan Jatipuro belum pernah diadakan penelitian yang sejenis. Dengan demikian diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna bagi instansi tersebut.
2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan setelah usulan penelitian ini disetujui oleh Dosen Pembimbing Skripsi dan memperoleh ijin dari pihak-pihak yang berwenang. Penelitian ini dilaksanakan selama 13 bulan. Terhitung bulan Agustus 2008 dan berakhir bulan Agustus 2009 (Jadwal Terlampir). B. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian Untuk mengkaji permasalahan dalam penelitian ini secara detail dan lengkap diperlukan suatu pendekatan permasalahan melalui pemilihan strategi penelitian yang tepat. Terdapat dua bentuk penelitian, yakni kuantitatif dan kualitatif. Kedua bentuk tersebut memiliki perbedaan mendasar terkait teknik dan proses pelaksanaannya karena masing-masing didasarkan pada pandangan filosofis yang berbeda. Berdasarkan permasalahan dalam penelitian ini, penulis memilih bentuk penelitian kualitatif. Bogdan dan Taylor, yang pendapatnya dikutip Lexy J. Moleong (2004:4) mengemukakan bahwa “metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan-ucapan, tulisan, atau perilaku dari orang-orang yang diamati”. Penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif karena penulis tidak membuktikan atau menolak hipotesis yang dibuat sebelum memulai penelitian. Penelitian kualitatif diarahkan pada kondisi aslinya, datanya dinyatakan pada keadaan sewajarnya atau sebagaimana adanya, sesuai di lapangan. Sehingga penulis membuat penafsiran berdasarkan data di lapangan, hasil wawancara, serta hasil telaah pustaka yang berkaitan dengan permasalahan. Sedangkan deskriptif dimaksudkan untuk memecahkan masalah masa sekarang yang menyelidiki keadaan obyek berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya. 2. Strategi Penelitian Strategi dalam penelitian deskriptif
meliputi tunggal terpancang, ganda
terpancang, tunggal holistik, dan ganda holistik. Menurut Smith dalam Miles dan Huberman (1992:2), strategi penelitian tunggal terpancang bertujuan “agar penelitian dilakukan secara mendalam sehingga mempunyai kualitas yang tidak dapat disangkal”. Dalam penelitian ini, strategi yang digunakan adalah strategi tunggal terpancang, dimana peneliti hanya mengkaji suatu masalah saja yaitu tentang
pelaksanaan tugas camat di bidang kesekretariatan yang dibantu oleh sekretaris camat. Terpancang karena fokus permasalahan penelitian sudah dirancang peneliti sebelum terjun ke lapangan. C. Sumber Data Data adalah kunci sebuah penelitian. Ketersediaan data dan sumber data akan mempengaruhi apakah penelitian layak diteruskan ataukah tidak. Menurut H.B. Sutopo
(2002:49),
”sumber
data
dalam
penelitian
kualitatif
bisa
berupa
narasumber/informan/orang, peristiwa/aktivitas/perilaku, tempat atau lokasi, serta benda, gambar dan rekaman, dan terakhir dokumen dan arsip”. Sejalan dengan pendapat di atas, maka data yang berkaitan dengan masalah dan tujuan penelitian ini diambil dari beberapa sumber, yaitu: 1. Narasumber/Informan Narasumber atau informan adalah orang yang dianggap mengetahui permasalahan yang akan dikaji oleh peneliti dan bersedia memberikan informasi kepada peneliti. Dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah Camat, Sekretaris Camat, dan para pegawai di lingkungan Kantor Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar. 2. Dokumen dan Arsip Dokumen merupakan sumber data bukan hanya yang berbentuk tulisan, namun juga dapat berupa rekaman, gambar, atau benda yang berkaitan dengan suatu aktifitas atau peristiwa tertentu. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah perda (peraturan daerah), arsip surat masuk dan keluar, serta dokumen dan arsip lain yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas Sekretaris Camat. 3. Tempat dan Peristiwa
Peristiwa atau aktivitas dalam suatu kegiatan penelitian sangat beragam dan tidak semuanya dapat digunakan sebagai sumber data. Oleh karena itu peristiwa yang dimanfaatkan dalam penelitian ini hanyalah peristiwa yang berupa segala aktifitas yang dilakukan oleh Sekretaris Camat beserta stafnya yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas camat di bidang kesekretariatan.
D. Teknik Sampling Sebagaimana yang diungkapkan oleh H.B. Sutopo (2002:55)., “Teknik cuplikan merupakan suatu bentuk khusus atau proses bagi pemusatan atau pemilihan dalam penelitian yang mengarah pada seleksi”. Teknik sampling yang digunakan dalam pebelitian ini adalah non random sampling yaitu cara pengambilan sampel yang tidak semua anggota populasi diberi kesempatan menjadi sampel. Cuplikan dalam penelitian ini bersifat purposive sampling, dimana peneliti cenderung memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap dan mengetahui masalah-masalah sehubungan dengan permasalahan secara mendalam. Namun demikian, informan dapat menunjuk informan lain yang lebih tahu, maka informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan peneliti dalam memperoleh data sehingga dalam penelitian ini juga menggunakan snowball purposive sampling. E. Teknik Pengumpulan Data Menurut Goetz dan LeCompte, 1984 dalam H.B. Sutopo (2002:58), strategi pengumpulan data dalam penelitian kualitatif secara umum dapat digolongkan ke dalam dua cara, yaitu metode interaktif dan non interaktif. Metode interaktif meliputi wawancara mendalam, observasi berperan dalam beberapa tingkatan dan diskusi kelompok (focus group discussion). Sedangkan metode noninteraktif meliputi
kuesioner, mencatat dokumen atau arsip (content analysis), dan observasi tak berperan. Dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik pengumpulan data untuk memperoleh data yang dibutuhkan dan mampu menjawab permasalahan yang muncul, baik dengan metode interaktif maupun noninteraktif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Observasi Observasi adalah kegiatan pengamatan secara langsung terhadap obyek penelitian dan mencatat peristiwa yang diselidiki. Hasil dari kegiatan observasi dicatat dalam bentuk kata-kata inti yang selanjutnya dikembangkan dalam bentuk laporan. Dalam penelitian ini penulis tidak membatasi jumlah kunjungan yang akan dilakukan sehingga peneliti dapat mengetahui lebih dalam tentang peranan subyek penelitian yakni Sekretaris camat dalam membantu tugas Camat di bidang kesekretariatan. 2. Wawancara Lexy J. Moleong (2004:135) mengemukakan, “wawancara adalah percakapan yang dilakukan dengan maksud tertentu dan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai memberikan jawaban atas pertanyaan itu”. Wawancara dilakukan guna memperoleh informasi secara langsung dari sumber data sehingga data yang diperoleh dapat dipercaya. Data yang dikumpulkan dengan wawancara akan menguatkan data yang diperoleh dengan metode pengamatan/observasi, sekaligus sebagai data penunjang yang mendukung penjelasan tentang permasalahan dalam penelitian ini. 3. Analisis Dokumen
Dalam suatu instansi atau kantor dokumen tertulis dan arsip sangat banyak jumlahnya dan baragam. Oleh karena itu semua dokumen dan arsip harus dipilih dan dianalisis agar nantinya diperoleh data yang akurat dan dapat digunakan sebagai sumber data. Analisis dokumen dilakukan terhadap buku-buku, laporan-laporan, dan dokumen lain yang berhubungan dengan permasalahan-permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini. F. Teknik Pemeriksaan Data Guna menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan data yang didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Dalam penelitian kualitatif, data yang dikumpulkan diolah dan diuji validitasnya melalui trianggulasi. Lexy J. Moleong (2004:330) menjelaskan bahwa, “trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu di luar data tersebut untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut”. Dalam penelitian ini, teknik pemeriksaan data yang digunakan adalah trianggulasi data (sumber) dan trianggulasi metode. Trianggulasi data dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Patton dalam Lexy J. Moleong, 2004:330). Oleh karena itu, dalam penelitian ini digunakan beberapa sumber data untuk mengumpulkan data yang sama dengan tujuan untuk memberikan kebenaran dan memperoleh kepercayaan terhadap suatu data dengan membandingkan data yang diperoleh dengan sumber yang berbeda dimana data yang satu akan dikontrol dengan data yang sama pada situasi yang berbeda. Trianggulasi metode, menurut H.B. Sutopo (2002:80), “Jenis trianggulasi ini bisa dilakukan oleh seorang peneliti dengan mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda”. Hal ini berarti dalam mengumpulkan data pada saat tertentu peneliti menggunakan metode
wawancara, di saat lain menggunakan metode observasi atau dokumentasi, sehingga data yang diperoleh semakin lengkap dan terpercaya.
G. Analisis Data Analisis penelitian kualitatif biasanya dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data yang dilakukan di lapangan. Hal ini sebagaimana pendapat H.B. Sutopo (2002:86), yang menyatakan bahwa dalam penelitian kualitatif proses analisisnya dilakukan sejak awal bersamaan dengan proses pengumpulan data. Sementara itu Miles dan Huberman (1992:16) menyatakan, “kami anggap bahwa analisis kualitatif terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu; reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi”. Dalam analisis penelitian kualitatif terdapat 2 (dua) model pokok yaitu (1) model analisis jalinan atau mengalir (flow model of analysis), dan (2) model analisis interaktif. Dalam penelitian ini, yang digunakan adalah analisis interaktif mengalir. Kegiatan yang utama dalam analisis data model ini adalah tahap pengumpulan data yang kemudian menyatu dengan ketiga kegiatan tersebut. Ketiga komponen ini terlibat dalam proses analisis dan saling berkaitan serta menentukan hasil akhir analisis. Oleh karena itu model analisis interaktif ini berbentuk siklus. Untuk lebih jelasnya berikut digambarkan proses analisis interaktif dari ketiga alur kegiatan analisis data:
1
Pengumpulan Data 2
3
Reduksi Data
Penyajian Data
4 Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
Gambar 2 : Skema Model Analisis Interaktif Sumber: “Metodologi Penelitian Kualitatif “, H.B. Sutopo. (2002 : 96)
Langkah-langkah tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Pengumpulan Data Langkah pengumpulan data ini sesuai dengan teknik pengumpulan data yang telah diuraikan di atas, yang terdiri dari wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Pengumpulan data dilakukan selama data yang diperlukan telah memadai dalam pengambilan kesimpulan. 2. Reduksi Data Miles dan Huberman (1992:16) menyatakan, “reduksi data diartikan sebagai pemilihan,
pemusatan
perhatian
pada
penyederhanaan,
pengabstrakan
dan
transformasi data ‘kasar’ yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan”. Dengan demikian reduksi data merupakan bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan dan mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisir data sehingga dapat diambil kesimpulan akhir. 3. Penyajian Data
Penyajian data adalah suatu usaha untuk menyusun sekumpulan informasi yang telah diperoleh di lapangan untuk kemudian disajikan secara jelas dan sistematis sehingga akan membantu peneliti memahami dan menginterpretasikan apa yang terjadi dan apa yang seharusnya dilakukan peneliti tersebut dikaitkan dengan teoriteori yang relevan. 4. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi Merupakan analisis rangkaian pengolahan data yang berupa gejala kasus yang terdapat di lapangan. Penarikan kesimpulan bukanlah langkah final dari suatu kegiatan analisis karena kesimpulan-kesimpulan tersebut masih perlu diverifikasi. Apabila ternyata belum juga diperolah data yang valid, maka proses analisis diulang lagi dari awal sampai diperoleh data yang benar-benar akurat, cocok, dan kokoh sehingga dapat dipertanggungjawabkan kesahihannya.
H. Prosedur Penelitian Untuk mempermudah penulisan laporan penelitian ini, maka diperlukan suatu prosedur penelitian, yaitu tahap-tahap yang ditempuh dalam suatu penelitian. Prosedur penelitian yang akan ditempuh dalam penelitian ini adalah: 1. Tahap Persiapan Tahap persiapan dilakukan mulai dari pembuatan rancangan penelitian, memilih lokasi, mengurus perijinan, dan persiapan pelaksanaan teknis. 2. Tahap Pengumpulan Data Tahap ini meliputi berbagai aktifitas yang ada di lapangan untuk mengumpulkan dan menggali data yang relevan dengan tujuan penelitian. 3. Tahap Analisis Data
Untuk analisis awal penelitian ini dilakukan sejak pengumpulan data di lapangan, sedang analisis akhir dilakukan setelah penggalian data dianggap cukup mendukung maksud dan tujuan penelitian. Setelah data yang dikumpulkan relevan dengan permasalahan penelitian, data tersebut kemudian dianalisis kembali secara intensif dan mendalam untuk kemudian ditarik suatu kesimpulan/verifikasi dari analisis yang telah dilakukan tersebut. 4. Penulisan Laporan Penelitian Pada tahap ini semua data yang telah diolah dan dianalisis dilaporkan dalam bentuk skripsi yang kemudian diperbanyak sesuai dengan kebutuhan. Untuk lebih jelasnya dapat diterangkan dalam bentuk skema di bawah ini:
Penulisan Laporan
Pengumpulan Data dan Analisis Awal
Analisis Akhir
Persiapan Pelaksanaan
Penarikan Kesimpulan
Penulisan Laporan
Penggandaan Laporan
Gambar 3: Prosedur Penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Kecamatan Jatipuro Sebagai sebuah institusi pemerintahan, Kecamatan Jatipuro telah ada semenjak tahun 1847 sebagai bagian dari Kawedanan Karanganyar Kadipaten Mangkunegaran. Pada masa itu Kecamatan Jatipuro disebut Kapanewon Jatipuro. Wilayah Kadipaten Mangkunegaran yang lain adalah Kawedanan Wonogiri dan Malangjiwan. Seiring dengan perkembangan jaman, pada tahun 1903 Kadipaten Mangkunegaran berubah menjadi Kabupaten Anom Kota Mangkunegaran dan kemudian menjadi Kabupaten Karanganyar pada tanggal 17 Nopember 1917 pada saat KGPAA Mangkunegara VII melantik KRT Hardjohasmoro sebagai Bupati Karanganyar. Berdasarkan Rijksblad Mengkoenagaran Nomor 10 Tahun 1923, Kabupaten Karanganyar dibagi menjadi 3 wilayah Kawedanan dan 14 wilayah Kapanewon (Kecamatan), yaitu : Kawedanan
:
Kapanewon
:
1. Kawedanan Karanganyar
1. Kapanewon Karangayar
2. Kawedanan Karangpandan
2. Kapanewon Tasikmadu
3. Kawedanan Jumapolo
3. Kapanewon Jaten 4. Kapanewon Kebakkramat 5. Kapanewon Mojogedang 6. Kapanewon Karangpandan 7. Kapanewon Matesih 8. Kapanewon Tawangmangu
9. Kapanewon Ngargoyoso 10. Kapanewon Kerjo 11. Kapanewon Jumpolo 12. Kapanewon Tugu 13. Kapanewon Jatipuro 14. Kapanewon Jatiyoso Setelah Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945, Presiden Republik Indonesia Ir. Soekarno mengeluarkan Piagam Kedudukan yang menetapkan Sri Susuhunan Paku Buwono XII dan Sri Mangkunegara VIII masing-masing sebagai Kepala Daerah Kasunanan Surakarta dan Kepala Daerah Mangkunegaran. Namun pada akhir tahun 1945 timbul gerakan anti swapraja yang berkembang hingga Karanganyar, Sragen, Klaten, Boyolali, Wonogiri dan Kota Surakarta yang menyatakan lepas dari Pemerintah Swapraja. Hal ini mendapat tanggapan dari Pemerintah Pusat dengan terbitnya Penetapan Pemerintah Nomor 16/SD Tahun 1946 yang antara lain menetapkan daerah-daerah tersebut tergabung dalam Karesidenan Surakarta yang dipimpin oleh seorang Residen. Daerah Kabupaten Karanganyar terdiri dari : 1). Kawedanan Wonoharjo a. Kecamatan Gondangrejo (gabungan dari bekas Kapanewon Bonorejo dan Kaliyoso) b. Kecamatan Colomadu 2). Kawedanan Karanganyar a. Kecamatan Karanganyar b. Kecamatan Tasikmadu c. Kecamatan Jaten d. Kecamatan Kebakkramat e. Kecamatan Mojogedang 3). Kawedanan Karangpandan a. Kecamatan Karangpandan
b. Kecamatan Matesih c. Kecamatan Tawangmangu d. Kecamatan Ngargoyoso e. Kecamatan Kerjo f. Kecamatan Jenawi 4). Kawedanan Jumapolo a. Kecamatan Jumapolo b. Kecamatan Jumantono c. Kecamatan Jatipuro d. Kecamatan Jatiyoso Sementara itu nama-nama Camat Jatipuro pada kurun waktu 1983 sampai sekarang adalah sebagai berikut : 1) Sumardi
1983-1986
2) Mardiman, BA
1986-1991
3) Margito
1991-1994
4) Jaidi, SH
1994-1998
5) Bambang R. Suyono, BA 1998-2001 6) Suwarno, SH
2001-2005
7) Drs. Edy Yusworo
2005-2008
8) Sri Suboko, S.Sos., M.Si. 2008-sekarang 2. Kondisi Geografis Kecamatan Jatipuro merupakan salah satu kecamatan di antara 17 kecamatan di Kabupaten Karanganyar. Wilayah di sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri; sebelah Barat dengan Kecamatan Wonogiri kabupaten Wonogiri; sebelah Timur dengan Kecamatan Jatiyoso Kabupaten Karanganyar dan sebelah Utara dengan Kecamatan Jumapolo Kabupaten Karanganyar.
Luas wilayah Kecamatan Jatipuro adalah 4.036, 4957 Ha. Terdiri dari tanah sawah seluas 1.373,7986 Ha, tanah kering 1.180,1507 Ha dan sisanya tanah hutan dan tanah untuk permukiman. Dari tanah sawah seluas 1.337,7986 Ha yang sudah memiliki irigasi teknis seluas 365,851 Ha, irigasi ½ teknis 97,967 Ha, irigasi sederhana seluas 572,4989 Ha dan sawah tadah hujan/sawah rendengan seluas 337,4817 Ha. Ketinggian rata-rata tanah di kecamatan Jatipuro adalah 570 meter dpl (di atas permukaan laut), sehingga secara topografis termasuk dataran tinggi. Sama dengan wilayah di kabupaten Karanganyar lainnya, Jatipuro beriklim tropis dengan suhu udara rata-rata 28o C dan banyaknya curah hujan 2.053,34 mm/tahun. 3. Kondisi Kependudukan Jumlah penduduk Kecamatan Jatipuro pada tahun 2008 sebanyak 38.296 jiwa, yang terdiri dari penduduk laki-laki 19.210 orang dan perempuan 19.086 orang dengan 8.977 KK. Sama dengan keadaan di Kabupaten Karanganyar umumnya, perkembangan penduduk mengalami kenaikan dan penurunan meskipun tidak signikan. Hal ini karena adanya tradisi boro, dimana pada masa atau musim kemarau banyak penduduk yang merantau ke luar daerah khususnya Jakarta dan akan kembali bila musim penghujan tiba. Oleh karena itu angka pertumbuhan penduduk sangat rendah berkisar pada angka 1 persen per tahun. Kecamatan Jatipuro termasuk daerah yang tidak terlalu padat penduduknya Secara rata-rata hampir sama dengan kepadatan Kabupaten Karanganyar. Desa dengan jumlah penduduk terpadat adalah Desa Jatikuwung dengan kepadatan 1.118 jiwa per km2, disusul Desa Jatisuko sebesar 1.061 jiwa per km2 dan Desa Jatiharjo sebesar 1.043 jiwa per km2. Sedangkan Desa terjarang penduduknya adalah Desa Jatimulyo dengan kepadatan 813 jiwa per km2. Disusul kemudian Desa Jatiroyo dengan kepadatan sebesar 843 jiwa per km2 dan Desa Jatipurwo dengan kepadatan 863 jiwa per km2
Data selengkapnya disajikan dalam Tabel di bawah ini : Tabel 1 Data Kependudukan per Desa Tahun 2008 No.
Desa
Jumlah Penduduk
Luas Desa (km2)
Kepadatan per km2
1
Jatiroyo
4.256
5,09979
834
2
Jatikuwung
3.610
3,22831
1.118
3
Jatiharjo
2.893
2,77312
1.043
4
Jatisuko
3.293
3,10324
1.061
5
Jatimulyo
3.224
3,96349
813
6
Jatiwarno
4.028
4,74556
848
7
Ngepungsari
4.208
4,43546
948
8
Jatipuro
3.861
3,75276
1.028
9
Jatipurwo
3.929
4,55049
863
10
Jatisobo
5.101
4,71271
1.082
Sumber : Monografi Desa se Jatipuro dan Kecamatan Jatipuro, diolah. Sesuai dengan kondisi alam di kecamatan Jatipuro yang agraris maka sebagian besar penduduknya mempunyai mata pencaharian di sektor pertanian (petani sendiri dan buruh tani), yaitu sebesar 11.606 atau 51,48%. Peringkat kedua adalah sebagai wiraswasta/pedagang sebanyak 5.147 atau 22,83%. 4. Kondisi Pemerintahan Secara administratif, Kecamatan Jatipuro terbagi manjadi menjadi 10 Desa yang meliputi 86 dusun, 120 RW dan 305 RT. Sementara itu jumlah anggota Badan Perwakilan Desa (BPD) sebanyak 87 orang, sedangkan jumlah pengurus LPMD 103
orang. Adapun penduduk Kecamatan Jatipuro yang menjadi anggota DPRD Kabupaten Karanganyar periode 2004-2009 sebanyak 3 orang. Jumlah Peraturan Desa yang ditetapkan selama tahun 2008 sebanyak 27 buah. Sedangkan Keputusan Kepala Desa sebagai tindak lanjut Peraturan Desa sebanyak 28 buah dan Keputusan Kepala Desa yang merupakan kebijakan Kepala Desa sebanyak 7 buah. 5. Lokasi Kantor Camat Jatipuro Kompleks Kantor Camat Jatipuro terletak di Jl. Raya Jatipuro-Jatiyoso, Sangen, Jatipuro dengan luas bangunan ± 400 m2. Kompleks Kantor Camat Jatipuro terdiri dari beberapa bangunan yaitu : 1) Pendopo Camat
: 1 ruang
2) Rumah Dinas Camat
: 5 ruang
3) Kantor Camat
: 4 ruang
4) Aula Kecamatan
: 1 ruang
5) Kantor PDAM Cabang Jatipuro
: 1 ruang
6) Kantor Penyuluh Pertanian Cabang Jatipuro : 1 ruang 7) Kantor Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan KB Cabang Jatipuro : 1 ruang 8) Kantor PKK Kecamatan
: 1 ruang
9) Ruang Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) : 1 ruang 10) Mushola
: 1 ruang
Letak Kompleks Kantor Camat Jatipuro Kabupaten Karanganyar bersebelahan dengan bangunan sebagai berikut : 1) Timur : Puskesmas Jatipuro 2) Utara : Lapangan Kecamatan Jatipuro 3) Barat : Bekas Terminal Jatipuro dan Kantor Bank Perkreditan Rakyat BPR-BKK Kecamatan Jatipuro 4) Selatan : Jl. Raya Jatipuro-Jatiyoso
6. Visi dan Misi Kecamatan Jatipuro Sebagai sebuah institusi modern, maka semestinya memiliki Visi dan Misi. Visi adalah keadaan masa depan yang ingin dicapai oleh seseorang, organisasi atau suatu pemerintahan. Adapun Visi Kecamatan Jatipuro adalah “Terciptanya Masyarakat yang Tenteram dan Makmur”. Misi merupakan serangkaian tindakan yang lebih nyata atau sesuatu yang harus diemban untuk mencapai visi. Untuk mewujudkan visi tersebut maka Kecamatan Jatipuro menetapkan misinya sebagai berikut : 1) Meningkatnya Kondisi Kecamatan Jatipuro yang aman dan tertib; 2) Meningkatkan Kualitas dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan; 3) Mewujudkan Tata Kehidupan masyarakat Jatipuro yang dinamis dengan tetap menjaga kultur budaya serta adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat yang sudah melembaga; 4) Mendayagunakan Kelembagaan Masyarakat di Kecamatan Jatipuro; 5) Menjadikan Kecamatan Jatiupuro sebagai daerah Agrobisnis. 7. Struktur Organisasi Kecamatan Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 4 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tatakerja Kecamatan dan Kelurahan Kabupaten Karanganyar Bagian Kesatu Bab II Pasal 4, Susunan Organisasi Kecamatan terdiri dari : 1. Camat; 2. Sekretaris Kecamatan, membawahkan: 1) Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan; 2) Sub Bagian Umum dan Kepagawaian. 3. Seksi Tata Pemerintahan; 4. Seksi Ketentraman dan Ketertiban;
5. Seksi Pemberdayaan Masyarakat; 6. Seksi Kesejahteraan Sosial; 7. Seksi Pelayanan Umum; dan 8. Jabatan fungsional. (Bagan Struktur Organisasi dan Tatakerja terlampir) 8. Formasi Pegawai Kecamatan Jatipuro Pegawai Kantor Camat Jatipuro Kabupaten Karanganyar per 31 Juni 2009 tercatat sejumlah 21 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) termasuk Camat ditambah dengan 2 orang pegawai honorer/kontrak sebagai penjaga malam. Adapun perincian pegawai berdasarkan beberapa kategori tersaji sebagai berikut : 1) Pegawai berdasarkan status Jabatan : a. Camat
: 1 orang
b. Sekcam
: 1 orang
c. Kasi
: 5 orang
d. Kasubbag
: 2 orang
e. Staf
: 12 orang
2) Pegawai berdasarkan Golongan Ruang : a. Golongan I/a-I/d: - orang b. Golongan II/a
: 2 orang
c. Golongan II/b
: - orang
d. Golongan II/c
: 4 orang
e. Golongan II/d
: - orang
f. Golongan III/a : 5 orang g. Golongan III/b : 2 orang h. Golongan III/c : 5 orang i. Golongan III/d : 3 orang j. Gol. IV/a - IV/e : - orang
3) Pegawai menurut tingkat pendidikan : a. Sarjana S2
: 2 orang
b. Sarjana S1/D4 : 5 orang c. Sarmud/D3
: 1 orang
d. SLTA
: 9 orang
e. SLTP
: 4 orang
f. SD
: - orang
4) Pegawai menurut kelompok umur : a. Usia 24-29 th
: 2 orang
b. Usia 30-35
: - orang
c. Usia 36-41
: 5 orang
d. Usia 42-47
: 2 orang
e. Usia 48-53
: 12 orang
f. Usia 54-56
: - orang
5) Pegawai menurut jenis kelamin : a. Laki-laki
: 17 orang
b. Perempuan
: 4 orang
(Daftar Pegawai terlampir) 9. Program Kerja Pemerintah Kecamatan Jatipuro 1) Program Kerja Pemerintah Kecamatan JatipuroTahun Anggaran 2008 : a. Program
Pelayanan
Administrasi
Perkantoran
dengan
kegiatan:
Penyediaan Jasa Surat-Menyurat; Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik; Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor; Penyediaan Barang Cetak dan Penggandaan; Penyediaan Komponen Instalasi Listrik; Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor; Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan; Penyediaam Makan Minum; serta Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi Keluar Daerah.
b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur dengan kegiatan: Pemeliharaan
Rumah
Jabatan;
Pemeliharaan
Gedung
Kantor;
Pemeliharaan Kendaraan Dinas; Pemeliharaan Mebelair; Pemeliharaan Peralatan Kantor, serta Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD. c. Program Peningkatan Penyelenggaraan Pemerintah Desa, dengan kegiatan: Pembinaan Perangkat Desa; Pembinaan Administrasi Desa; dan Perlombaan Desa. d. Program Pembinaan Fasilitas Keuangan Desa dengan kegiatan Pembinaan Administrasi Bantuam Alokasi Dana Desa (ADD). e. Program Peningkatan dan Pelayanan Kehidupan Beragama dengan kegiatan Peningkatan Toleransi dan Kerukunan dalam Kehidupan Beragama. f. Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga Keamanan dengan kegiatan : Pembinaan Anggota Linmas; dan Pembinaan/Penyuluham Kamtibmas. g. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa dengan kegiatan: Pelaksanaan Musyawarah Pembangunan Kecamatan (Musrenbangcam).
2) Program Kerja Pemerintah Kecamatan Jatipuro Tahun Anggaran 2009 : a. Program
Pelayanan
Administrasi
Perkantoran
dengan
kegiatan:
Penyediaan Jasa Surat-Menyurat; Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik; Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor; Penyediaan Alat Tulis Kantor (ATK); Penyediaan Barang Cetak dan Penggandaan; Penyediaan Komponen Instalasi Listrik; Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan; Penyediaam Makan Minum; serta Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi Keluar Daerah.
b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur dengan kegiatan: Pemeliharaan
Rumah
Jabatan;
Pemeliharaan
Gedung
Kantor;
Pemeliharaan Kendaraan Dinas; Pengadaan Sound System Upacara; Rehab Atap dan Genting Rumah Dinas Jabatan; Pengadaan LCD; Relokasi Kantor Camat Jatupuro; c. Program Peningkatan Pengembangan Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan dengan kegiatan Penyusunan Laporan Kinerja dan Keuangan selama 1 Tahun Anggaran; dan Tambahan Penghasilan PNS sesuai Beban Kerja. d. Program Pembinaan dan Fasilitasi Keuangan Desa dengan kegiatan Pembinaan Administrasi Bantuam Alokasi Dana Desa (ADD). e. Program Peningkatan dan Pelayanan Kehidupan Beragama dengan kegiatan Peningkatan Toleransi dan Kerukunan dalam Kehidupan Beragama. f. Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga Keamanan dengan kegiatan : Pembinaan Anggota Linmas/Hansip dan Pembinaan/ Penyuluhan Kamtibmas. g. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan dengan kegiatan: Pelaksanaan Lomba Desa tingkat Kecamatan; Penyelenggaraan Musyawarah Pembangunan Desa Musrenbangdes) dan Kecamatan (Musrenbangcam); serta Pembinaan Administrasi Desa.
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian Dalam deskripsi permasalahan penelitian ini, penulis akan memaparkan hasil penelitian sesuai dengan rumusan masalah pada Bab I, yakni mengenai peranan Sekretaris Camat dalam membantu tugas Camat di bidang kesekretariatan di Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar, kendala-kendala apa saja yang dihadapi
oleh Sekretaris Camat, serta upaya-upaya apa yang dilakukan oleh Sekretaris Camat dalam mengatasi kendala yang muncul tersebut. 1. Peranan Sekretaris Camat Peranan seseorang dapat diketahui dari tugas-tugas yang dikerjakannya, wewenang yang dimiliki serta tanggung jawab yang diembannya. Jika yang tugas yang dikerjakannya bermakna bagi orang lain maka dapat dikatakan ia berperan. Demikian pula jika wewenang yang dimiliki banyak serta tanggung jawab yang diembannya berat maka dapat dikatakan ia berperan. Oleh karena itu, peran Sekretaris Camat dapat dinilai dari tugas-tugas yang dilaksanakannya, wewenang yang dimilikinya serta tanggung jawab yang diembannya. a. Peranan Sekretaris Camat sebagai pembantu pelaksana tugas Camat. Berdasarkan pernyataan informan 1 pada wawancara tanggal 21 Pebruari 2009 peran Sekretaris Camat sekarang lebih penting dan strategis karena tugasnya lebih luas dan kongkrit. Menurutnya: “Dengan berlakunya SOT baru ini, kecamatan berwenang membuat keputusan dan instruksi dalam rangka meningkatkan perolehan sumbersumber pendapatan asli daerah, misalnya mengutip biaya ijin tebang dan ijin keramaian”. Hal senada diungkapkan oleh informan 3 pada wawancara tanggal 7 Pebruari 2009, yang mengatakan: “Semenjak naik eselon ini, Pak Sek memang mempunyai tugas dan pekerjaan yang lebih berat dan banyak mbak!, Selain menangani masalah administrasi kantor, Pak Sek juga harus membuat rencana kegiatan kecamatan berikut anggarannya”. Namun pendapat berbeda dikemukakan informan 6 pada wawancara tanggal 7 Maret 2009, Katanya:
“Meskipun tugasnya banyak namun beban Pak Sek bisa dibilang lebih ringan, mbak!, karena dia sekarang dibantu oleh 2 bawahan pejabat baru yakni Kasubbag Perencanaan dan Keuangan serta Kasubbag Umum dan Kepegawaian”. Berdasarkan ketiga pernyataan informan di atas dapat diambil simpulan bahwa dengan pemberlakuan SOT baru, Sekretaris Camat memiliki beberapa tugas baru dalam melaksanakan pemerintahan daerah di tingkat kecamatan dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah. b. Peranan Sekretaris Camat penyusun rencana kegiatan kecamatan. Seseorang yang memiliki wewenang tentu saja akan mempunyai peran yang berbeda dengan orang yang tidak memilikinya. Seorang pejabat memiliki wewenang yang berbeda dengan staf. Demikian pula pejabat tinggi memiliki wewenang berbeda dengan pejabat di bawahnya. Berdasarkan SOT baru terdapat beberapa kewenangan baru yang sebelumnya tidak dimiliki oleh Sekretaris Camat. Informan 2 pada wawancara tanggal 14 Pebruari 2009, mengatakan : “Dengan pemberlakuan SOT baru ini, maka terdapat beberapa pelimpahan wewenang Bupati kepada Camat dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah yang secara otomatis memberi beban tugas pada kantor Camat dan kemudian Sekretaris Camat”. Sementara itu informan 1 pada wawancara tanggal 21 Pebruari 2009 memberi pendapat: “Dengan SOT baru ini, kami diperbolehkan mengajukan anggaran dan mengelola kegiatan sendiri, jadi tidak hanya ‘terima jadi’ dari Kabupaten mbak”. Hal di atas didukung pula oleh pendapat dari informan 4 pada wawancara tanggal 21 Maret 2009 yang mengatakan, “ Iya mbak, dengan SOT baru ini, Sekretaris Camat memiliki eselon III sama dengan Camat, maka harapannya ia telah “disiapkan” untuk
menjadi Camat atau jabatan lain karena ia telah memiliki beberapa kewenangan baru. Dari ketiga pernyataan di atas dapat ditarik simpulan, berdasarkan SOT baru Sekretaris Camat memiliki kewenangan lebih yaitu penyusun rencana kegiatan dan anggaran kecamatan dan tidak hanya “sekedar” menjadi seorang “Kepala Sekretariat”. Sekretaris Camat “dituntut” untuk menguasai perencanaan dan pengelolaan keseluruhan Kantor Kecamatan, bahkan akan lebih baik lagi bila ia mampu menguasai permasalahan di tingkat Kecamatan, karena ia sekarang adalah “orang kedua” setelah Camat. c. Peranan Sekretaris Camat sebagai penanggung jawab kegiatan kecamatan. Seseorang yang memiliki jabatan mengemban tanggung jawab berbeda dengan yang tidak memiliki jabatan. Demikian pula pejabat tinggi tentu saja memiliki tanggung jawab yang berbeda dengan pejabat yang lebih rendah. Dengan pemberlakuan SOT baru, Sekretaris Camat tidak hanya bertanggung jawab terhadap urusan bidang kesekretariatan saja, namun juga keseluruhan kantor camat. Informan 2 pada wawancara tanggal 14 Pebruari 2009, mengatakan: “Sekretaris
Camat
sekarang
tidak
hanya
bertanggung
jawab
melaksanakan urusan administrasi kantor camat saja mbak, tetapi juga urusan lain seperti perencanaan dan pelaksanaan kegiatan Musrenbang misalnya”. Sementara informan 1 pada wawancara tanggal 21 Pebruari 2009 mengatakan: “Selain bertanggung jawab di bidang Sekretariat, Sekretaris Camat juga sebagai koordinator penyusunan program dan penyelenggaraan tugastugas Seksi secara terpadu, mbak”. Berdasarkan kedua pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa Sekretaris Camat tidak hanya bertanggung jawab terhadap urusan Sekretariat saja, namun lebih luas di kantor camat secara keseluruhan.
2. Kendala-kendala yang Dihadapi oleh Sekretaris Camat Untuk melaksanakan suatu tugas adalah sangat lumrah bila menemui berbagai kendala yang menghambat pelaksanaannya. Apalagi untuk melaksanakan suatu tugas yang “baru”. Penyesuaian dan proses belajar tentunya memerlukan waktu yang tidak sebentar. Apalagi di instansi pemerintah, dimana tingkat kemampuan masing-masing orang/pegawai tidaklah sama dan suatu pekerjaan tidak mungkin diselesaikan oleh satu atau dua orang saja. Proses adaptasi dan koordinasi akan membutuhkan waktu yang lebih lama lagi. Kendala yang menghambat pelaksanaan pekerjaan yang dihadapi oleh Sekretaris Camat Jatipuro adalah sebagai berikut: a. Terbatasnya jumlah pegawai kecamatan sehingga kurang seimbang dengan beban pekerjaan yang semakin berat dan kompleks. Pada wawancara tanggal 14 Maret 2009 informan 8 memberi pendapat bahwa, “Kendala yang paling menghambat ya keterbatasan jumlah pegawai, mbak. Di sini hanya ada 21 orang pegawai termasuk Camat sedangkan pekerjaan setiap tahun bukannya berkurang namun semakin banyak dan kompleks. Jadi memang berat, mbak”. Hal senada diungkapkan Informan 7 pada wawancara tanggal 14 Pebruari 2009 yang mengatakan, “Kendala yang paling utama ya kuantitas dan kualitas SDM pegawai yang terbatas, mbak. Berikutnya baru keterbatasan peralatan kantor seperti komputer dan laptop”. Berdasarkan pernyataan yang dikemukakan oleh kedua informan tersebut dapat disimpulkan bahwa keterbatasan baik jumlah maupun kompetensi pegawai menjadi kendala utama dalam pelaksanaan pekerjaan di kantor camat Jatipuro.
b. Rendahnya kompetensi dan motivasi bekerja para pegawai. Menurut informan 3 pada wawancara tanggal 7 Pebruari 2009 kendala utama yang paling menghambat pelaksanaan tugas di Kecamatan Jatipuro adalah kualitas SDM yang belum sesuai dengan kualifikasi yang dipersyaratkan. “Ya jelaslah mbak, kami cukup kesulitan dan harus sering bolak-balik konsultasi ke kabupaten karena penyusunan anggaran ini adalah pekerjaan baru bagi kami dan staf perencanaan dan keuangan kami bukanlah lulusan jurusan Akuntansi”. Hal yang mirip dikatakan oleh informan 2 pada wawancara tanggal 14 Pebruari 2009: “Ya maklum lah mbak, staf kami banyak yang sudah sepuh jadi maklum saja bila banyak yang gaptek alias gagap teknologi”. Sedangkan informan 10 pada wawancara tanggal 21 Maret 2009 mengatakan: “Terus terang di sini pegawai yang kompeten itu kurang mbak! Pegawai yang bisa mengoperasikan komputer juga cuma beberapa orang, itupun hanya MS Word dan MS Excel. Jadi memang banyak pekerjaan yang menjadi terlambat penyelesaiannya”. Sementara itu informan 5 pada wawancara tanggal 21 Pebruari 2009 mengatakan: “Selain terbatas kemampuannya, staf kami juga rata-rata hampir pensiun atau purna tugas mbak, sehingga motivasi untuk belajar dan berlatih mereka guna meningkatkan prestasi kerjanya juga sudah menurun. Mereka sering beralasan sudah lebih dari dua puluh tahun bekerja sehingga sudah jenuh dan meminta tugas-tugas itu sebaiknya diberikan kepada pegawai lain yang masih muda”. Berdasarkan beberapa pernyataan di atas, dapat disimpulkan kendala yang dihadapi Sekretaris Camat Jatipuro berkaitan dengan Sumber Daya Manusia pegawai kecamatan dapat dirinci menjadi beberapa hal, yaitu : 1) Terbatasnya jumlah pegawai kecamatan Jatipuro sehingga kurang seimbang dengan beban pekerjaan yang ke depan semakin berat.
2) Rendahnya kompetensi dan motivasi bekerja pegawai Kecamatan Jatipuro; c. Terbatasnya piranti dan peralatan kantor. Yang dimaksudkan dengan piranti atau peralatan kantor di sini adalah komputer atau laptop dan kendaraan dinas. Menurut informan 8 pada wawancara tanggal 14 Maret 2009: “Kami hanya memiliki 1 mobil dan 2 motor dinas, mbak. Agar diperoleh hasil kerja yang optimal semestinya kami didukung setidaknya tambahan 3 motor dinas lagi”. Sementara itu informan 2 pada wawancara tanggal 14 Pebruari 2009 mengatakan: “Kami memikili 1 laptop dan 3 unit komputer, mbak. Untuk laptop cukuplah, tapi komputer setidaknya kami butuh 2 unit lagi agar penyelesaian pekerjaan tidak saling menunggu”. Berdasarkan kedua pernyataan itu, maka dapat disimpulkan Kecamatan Jatipuro sangat membutuhkan tambahan peralatan kantor yaitu kendaraan dinas berupa sepeda motor dan komputer. Dibutuhkan tambahan minimal 3 unit sepeda motor dan 2 unit komputer agar kinerja kantor lebih meningkat dan optimal. d. Kurang representatifnya gedung kantor camat Jatipuro. Camat Jatipuro menempati gedung kantor yang sekarang sebagai pusat kegiatan Kecamatan semenjak tahun 1983. Dengan usia gedung yang lebih dari 25 tahun dapat dimaklumi jika kondisi bangunan/gedung sekarang sudah kurang representatif lagi guna mendukung kinerja Camat dan seluruh pegawai kecamatan Jatipuro. Menurut informan 1 pada wawancara tanggal 7 Maret 2009: “Sejak Camat dijabat Pak Edy, sudah ada wacana relokasi kantor karena kami rasa gedung ini sudah tidak memadai. Dua tahun terakhir kami
juga selalu mengajukan anggaran pembangunan gedung kantor namun belum direspon Pemerintah Kabupaten Karanganyar dengan positif”. Sedangkan informan 2 pada wawancara tanggal 28 Pebruari 2009 mengatakan: “Kami talah beberapa kali mengajukan rencana pembangunan kantor baru di Jl. Raya Jatipuro-Jatiyoso. Tepatnya terletak di Desa Jatipurwo mbak, namun selalu dipending oleh Bappeda Karanganyar saat Musrenbangkab”. Berdasarkan pernyataan kedua informan di atas, kondisi gedung kantor Camat Jatipuro saat ini dipandang sudah tidak representatif untuk dijadikan lokasi perkantoran. Oleh karena itu ada wacana dan rencana untuk merelokasi gedung kantor Camat Jatipuro. 3. Upaya-upaya yang Dilakukan oleh Sekretaris Camat Untuk mengatasi hambatan dalam suatu pekerjaan diperlukan beberapa upaya pemecahannya sehingga akan membantu kelancaran pelaksanaan tugas. Upaya-upaya yang dilakukan Sekretaris Camat Jatipuro dalam hal ini adalah : a. Terbatasnya jumlah pegawai kecamatan Jatipuro sehingga tidak seimbang dengan beban pekerjaan yang semakin berat dan kompleks. Menurut informan 8 pada wawancara tanggal 14 Maret 2009: “Kami hampir setiap tahun selalu mengajukan permintaan tambahan pegawai ke BKD, mbak!. Namun selama 3 tahun ini belum ada hasilnya”. Sedangkan informan 9 pada wawancara tanggal 14 Pebruari 2009 mengatakan: “Meskipun rumah kami jauh, jika diperlukan kami siap untuk pulang sore agar pekerjaan dapat selesai mbak”. Berdasarkan kedua pernyataan di atas, upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala terbatasnya jumlah pegawai adalah dengan :
1) Mengajukan permohonan tambahan pegawai kepada Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Karanganyar; 2) Melaksanakan kerja lembur jika pada suatu waktu pekerjaan tidak dapat diselesaikan pada jam kerja kantor. b. Rendahnya kompetensi dan motivasi bekerja pegawai kecamatan. Menurut informan 1 pada wawancara tanggal 7 Maret 2009: “Kami setiap tahun melaksanakan kegiatan kursus komputer bagi para perangkat desa mbak. Pegawai kecamatan yang berminat juga boleh ikut. Sayangnya, meski gratis kebanyakan mereka tidak berminat mengikutinya”. Sedangkan informan 2 pada wawancara tanggal 28 Pebruari 2009 mengatakan: “Setiap ada Bimbingan Teknis (Bimtek) di kabupaten kami selalu perintahkan personil yang berkaitan dengan bidang tugasnya untuk mengikutinya, mbak, meskipun ada saja alasan mereka kemukakan seperti sudah tua atau hampir pensiun”. “Selain itu, selalu saya tekankan bahwa hampir pensiun bukan halangan untuk terus belajar dan berlatih. Waktu 1, 2 atau 5 tahun adalah waktu yang cukup lama untuk belajar sesuatu apakah itu ketrampilan komputer atau lainnya” Berdasarkan kedua pernyataan informan tersebut, upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala rendahnya kompetensi dan motivasi kerja pegawai adalah dengan: 1) Menyelenggarakan bimbingan teknis kepada perangkat desa, sekaligus pegawai kecamatan bisa mengikutinya; 2) Memerintahkan pegawai kecamatan mengikuti bimbingan teknis di tingkat kabupaten atau provinsi bila ada. 3) Selalu memberikan motivasi kepada para pegawai untuk terus belajar dan berlatih meskipun sudah tua dan hampir pensiun. c. Terbatasnya piranti atau peralatan kantor.
Piranti atau peralatan kantor yang terbatas di kecamatan Jatipuro dalam hal ini adalah komputer, laptop dan kendaraan dinas. Menurut informan 2 pada wawancara tanggal 28 Pebruari 2009: “Kami hanya memiliki 2 motor dinas, mbak. Kami pun selalu mengajukan anggaran pengadaan kendaraan dinas ke kabupaten, namun sampai sekarang belum dipenuhi, Ya sudah, yang ada saja kami gunakan bergantian”. “Saya kan Sekretaris Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), mbak. Jadi ya, komputer itu saya gunakan untuk menyelesaikan 2 pekerjaan sekaligus. Suatu saat untuk menyelesaikan pekerjaan Pemilu. Di waktu yang lain saya pakai untuk menyelesaikan pekerjaan kantor”. Sedangkan informan 1 pada wawancara tanggal 7 Maret 2009 mengatakan: “Karena keterbatasan komputer, kami terpaksa meminjam komputer KPU saat sebelum dan sesudah tidak digunakan dalam Pemilu, mbak. Untung saja Ketua KPU sini baik hati bersedia mengijinkan kami meminjam”. Berdasarkan kedua pernyataan informan di atas, upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala terbatasnya peralatan kantor adalah dengan: 1) Mengajukan permohonan tambahan peralatan kepada Kepala Bagian Perlengkapan Sekretaris Daerah Kabupaten Karanganyar; 2) Meminjam fasilitas milik instansi lain seperti komputer milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang ada di kecamatan; 3) Menggunakan fasilitas yang ada seoptimal mungkin. Misalnya kendaraan dinas yang digunakan secara bersama-sama oleh beberapa pegawai demi kepentingan dinas. d. Kurang representatifnya gedung kantor camat Jatipuro. Rencana relokasi kantor kecamatan Jatipuro sudah lama dimunculkan, namun demikian karena keterbatasan anggaran Pemerintah Kabupaten Karanganyar, rencana tersebut belum terealisasi. Informan 1 pada wawancara tanggal 7 Maret 2009 mengatakan:
“Sudah sejak 5 tahun lalu wacana relokasi gedung kantor sudah muncul mbak, Lokasinya pun sudah ada. Namun sampai sekarang belum juga terealisasi. Sedangkan informan 2 pada wawancara tanggal 28 Pebruari 2009 mengatakan: “Sambil menunggu relokasi gedung kantor diacc, setiap tahun kami juga selalu mengajukan anggaran rehabilitasi kantor, mbak! agar meskipun kurang representatif, kantor ini tetap layak untuk digunakan”. Berdasarkan kedua pernyataan informan di atas, upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala kurang representatifnya gedung kantor camat Jatipuro adalah dengan: 1) Mengajukan rencana angggaran relokasi kantor camat Jatipuro kepada Pemerintah Kabupaten Karanganyar namun sampai sekarang belum disetujui; 2) Mengajukan anggaran pelaksanakan rehabilitasi gedung kantor Camat. C. Temuan Studi yang Dikaitkan dengan Kajian Teori Pada sub bab ini akan dipaparkan analisis terhadap data dan fakta yang berhasil penulis kumpulkan. Analisis yang dilakukan bertitik tolak dari rumusan masalah yang telah dibuat serta menggunakan acuan landasan teori yang relevan pada Bab II. Berdasarkan pelitian yang telah dilakukan dan hasil analisis, temuan studi yang dapat dihubungkan dengan kajian teori adalah mengenai: 1. Peranan Sekretaris Camat Jatipuro a. Peranan Sekretaris Camat sebagai pembantu pelaksana tugas Camat Seperti telah disebutkan sebelumnya, salah satu cara untuk menilai atau mengukur peranan sesorang adalah dengan mengetahui tugas-tugas apa saja
yang dilaksanakannya. Oleh karena itu untuk mengetahui apakah peranan Sekretaris Camat Jatipuro Kabupaten Karanganyar cukup penting dan strategis dapat diketahui dari tugas-tugas yang telah dikerjakannya berdasarkan landasan teori yang telah disusun pada Bab II. Pembahasan mengenai tugas-tugas Sekretaris yang merefleksikan peranan Sekretaris Camat Jatipuro ini dikaitkan dengan teori yang dikemukakan oleh Siwi Kadarmo (1994:7-9) yang membagi tugas-tugas Sekretaris kedalam 4 tugas pokok, yaitu : 1) Tugas-tugas rutin. Menurut Siwi Kadarmo tugas rutin adalah tugas-tugas yang tidak lagi memerlukan perintah khusus, perhatian khusus, maupun pengawasan khusus. Tugas-tugas tersebut meliputi membuka surat, menerima tamu, menerima telepon, filing, membuat jadwal tamu, dan lain-lain. Sesuai dengan teori ini maka tugas-tugas yang dilaksanakan Sekretaris Camat Jatipuro adalah menerima tamu, dan membuat jadwal tamu. Sedangkan tugas menerima telepon dan membuka surat tidak selalu dikerjakannya karena ia mempunyai staf yang memang ditugaskan menerima telepon, membuka dan mengagendakan surat-surat dinas. 2) Tugas-tugas khusus. Tugas khusus adalah tugas yang diberikan oleh pimpinan dengan perintah secara lengkap maupun tidak, sehingga sekretaris harus mempergunakan
pertimbangan
dan
pengalamannya
untuk
menyelesaikannya. Tugas-tugas tersebut meliputi membuat konsep telegram atau surat sampai dengan mengirimkannya, membuat deposito bank, membuat perjanjian dengan klien, dan sebagainya. Dalam hal ini tugas yang dikerjakan Sekretaris Camat Jatipuro adalah membuat konsep surat dinas sampai dengan mengirimkannya dan membuat perjanjian dengan pihak lain seperti Kepala Desa atau pejabat tingkat Kabupaten. 3) Tugas-tugas yang bersifat kreatif.
Adalah tugas yang tidak diperintahkan atasan namun dikerjakan dengan inisiatif sendiri oleh Sekretaris dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas secara keseluruhan. Tugas seperti ini antara lain adalah memberikan jamuan makan kepada tamu yang berkunjung, memelihara arsip/dokumen, dan lainlain. 4) Melakukan hubungan dan kerjasama. Tugas ini adalah jenis tugas yang paling banyak dikerjakan oleh Camat Jatipuro. Hal ini karena berdasarkan uraian tugas Sekretaris Camat dalam Peraturan Bupati, maka ia banyak sekali ditugaskan untuk melakukan koordinasi tidak saja dengan para Kepala Seksi tetapi juga dengan pihak lain seperti Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kapolsek, Kepala Puskesmas, Kepala Cabang Dinas Pendidikan, Kepala KUA Kecamatan serta pejabat tingkat Kabupaten. b. Peranan Sekretaris Camat sebagai penyusun rencana kegiatan kecamatan Sementara itu temuan studi yang lain yang dapat dikaitkan dengan kajian teori adalah mengenai macam sekretaris ditinjau dari luas lingkup kerja dan tanggung jawabnya. Menurut Ig. Wursanto (2006:2), berdasarkan luas lingkup kerja dan tanggung jawabnya, sekretaris dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu sekretaris organisasi dan sekretaris pimpinan. Menurut Sutiyoso dalam Saiman (2002:27), “sekretaris pribadi yaitu seseorang yang berperanan semata-mata sebagai pembantu pimpinan dan tidak membawahkan orang lain”. Sedangkan Sekretaris organisasi adalah seseorang yang bertugas tidak saja melayani pimpinan organisasinya, tetapi juga ikut mengatur hal-hal yang menyangkut organisasi dan manajemen.” {Prajudi Atmosudirdja dalam Ig. Wursanto (2006:3)}. Berdasarkan temuan studi bahwa ruang lingkup kerja sekretaris camat menurut SOT baru yang lebih luas misalnya sebagai penyusun rencana anggaran kegiatan kecamatan serta adanya 2 bawahan sekretaris camat yakni Kasubbag perencanaan dan keuangan serta Kasubbag umum dan kepegawaian
maka sesuai dengan kajian teori dapat disimpulkan bahwa sekretaris camat adalah seorang sekretaris organisasi. c. Peranan Sekretaris Camat sebagai penanggung jawab kegiatan kecamatan Menurut Sutiyoso dalam Saiman (2002:27-28), “sekretaris manajer/ eksekutif yaitu sekretaris yang berfungsi sebagai manajer. Yakni secara formal menjalankan
manajemen/kepemimpinan”.
Sekretaris
manajer/eksekutif
bertanggung jawab terhadap kelancaran pekerjaan dari bagian-bagian atau seksi-seksi dalam suatu kantor atau perusahaan. Berdasarkan temuan studi bahwa tanggung jawab sekretaris camat menurut SOT yang baru lebih luas tidak hanya di bidang sekretariat saja tapi juga sebagai koordinator seksi-seksi maka dapat disimpulkan adanya kesesuaian dengan kajian teori yang dikemukakan Sutiyoso dalam Saiman (2002: 28) bahwa sekretaris camat adalah seorang sekretaris manajer/eksekutif karena ia bertanggung jawab terhadap kelancaran pekerjaan dari bagian-bagian atau seksi-seksi tertentu dalam suatu kantor. 2. Kendala-kendala yang Dihadapi oleh Sekretaris Camat Dalam melaksanakan suatu tugas atau kegiatan sangat wajar bila kita menemui kendala-kendala atau hambatan-hambatan. Dengan adanya kendala, maka kita dituntut untuk mengatasi kendala itu agar tujuan kegiatan dapat tercapai. Menurut Daru Condro Pranoto (2003:60) hambatan yang lazim dihadapi seorang sekretaris, adalah: c. Kurangnya sarana dan prasarana yang memadai untuk melakukan kegiatan administrasi dan perlengkapan untuk melakukan penyimpanan data atau arsiparsip penting. Kurangnya sarana dan prasarana yang vital akan mengganggu kelancaran serta efektivitas kinerja sekretaris. d. Kurangnya jumlah sumber daya manusia yang berkualitas dalam membantu penyelenggaraan tugas sekretaris. Tidak mencukupinya anggaran menjadi salah satu penyebab tidak dilakukannya penambahan jumlah personil atau staf dalam membantu tugas-tugas sekretaris.
Berdasarkan temuan studi yang penulis peroleh, kendala utama yang dihadapi Sekretaris Camat Jatipuro adalah : a. Terbatasnya jumlah pegawai dibanding beban kerja yang semakin berat dan kompleks. Terbatasnya
jumlah
pegawai
kecamatan
menyebabkan
terlambatnya
penyelesaian pekerjaan Sekretariat Camat serta kantor secara keseluruhan. b. Rendahnya kompetensi dan motivasi kerja pegawai. Rendahnya kompetensi dan motivasi kerja pegawai menyebabkan penyelesaian beberapa kegiatan kecamatan menjadi lama dan terlambat. c. Terbatasanya piranti atau peralatan kantor. Terbatasnya peralatan kantor berupa komputer dan motor dinas menyebabkan kegiatan/pekerjaan juga terhambat. d. Kurang representatifnya gedung kantor. Menyebabkan motivasi kerja pegawai menurun dan situasi kerja menjadi tidak kondusif. Dari temuan studi di atas dapat disimpulkan bahwa kendala-kendala atau hambatan-hambatan yang dihadapi Seketaris Camat Jatipuro sesuai dengan kajian teori bahwa hambatan utama seorang sekretaris adalah sarana dan prasarana kantor yang kurang memadai serta kurangnya sumber daya manusia yang berkualitas. 3. Upaya-upaya Sekretaris Camat dalam Mengatasi Kendala Munculnya kendala-kendala yang dihadapi Sekretaris Camat Jatipuro dalam melaksanakan tugasnya memacu Sekretaris Camat untuk mencari solusi atau upayaupaya pemecahan agar pekerjaan tetap dapat diselesaikan. Upaya-upaya yang dilakukan Sekretaris Camat Jatipuro antara lain adalah: 1) Mengajukan
permohonan
tambahan
pegawai
Kepegawaian Daerah Kabupaten Karanganyar;
kepada
Kepala
Badan
2) Melaksanakan kerja lembur jika pada suatu waktu pekerjaan tidak dapat diselesaikan pada jam kerja kantor; 3) Menyelenggarakan bimbingan teknis kepada perangkat desa, sekaligus pegawai kecamatan bisa mengikutinya; 4) Memerintahkan pegawai kecamatan mengikuti bimbingan teknis di tingkat kabupaten atau provinsi bila ada; 5) Selalu memberikan motivasi kepada para pegawai untuk terus belajar dan berlatih meskipun sudah tua dan hampir pensiun; 6) Mengajukan
permohonan
tambahan
peralatan
kepada
Kepala
Bagian
Perlengkapan Sekretaris Daerah Kabupaten Karanganyar; 7) Meminjam fasilitas milik instansi lain seperti komputer milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang ada di kecamatan; 8) Menggunakan fasilitas yang ada seoptimal mungkin. Misalnya kendaraan dinas yang digunakan secara bersama-sama oleh beberapa pegawai demi kepentingan dinas; 9) Mengajukan rencana anggaran relokasi kantor camat Jatipuro kepada Pemerintah Kabupaten Karanganyar namun sampai sekarang belum disetujui; 10) Mengajukan anggaran pelaksanakan rehabilitasi gedung kantor Camat secara bertahap.
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, Sekretaris Camat memiliki peran yang lebih penting dan strategis dibandingkan sebelumnya. Hal ini karena Sekretaris Camat memiliki eselon yang lebih tinggi daripada para Kepala Seksi (Kasi) yang semula sama-sama IVa menjadi IIIb. Selain itu yang lebih penting, perubahan ini dimaksudkan agar Sekretaris Camat lebih berfungsi sebagai koordinator penyusunan program dan penyelenggaraan tugas-tugas Seksi secara terpadu dan tugas pelayanan administratif di Kantor Kecamatan. Berdasarkan data yang telah diperoleh di lapangan serta hasil analisis yang penulis laksanakan, maka dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut: 4. Peranan Sekretaris Camat a. Peranan Sekretaris Camat sebagai pembantu pelaksana tugas Camat. b. Peranan Sekretaris Camat sebagai penyusun rencana kegiatan kecamatan. c. Peranan Sekretaris Camat sebagai penanggung jawab kegiatan kecamatan. 5. Kendala-kendala yang Dihadapi oleh Sekretaris Camat a. Terbatasnya jumlah pegawai kecamatan Jatipuro sehingga kurang seimbang dengan beban pekerjaan yang semakin berat dan kompleks. b. Rendahnya kompetensi dan motivasi kerja pegawai kecamatan Jatipuro. c. Terbatasnya piranti atau peralatan kantor berupa komputer dan kendaraan dinas. d. Kurang representatifnya kondisi gedung kantor Camat Jatipuro. 6. Upaya-upaya Sekretaris Camat dalam Mengatasi Kendala yang Muncul
a. Mengajukan
permohonan
tambahan
pegawai
kepada
Kepala
Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Karanganyar; b. Melaksanakan kerja lembur jika pada suatu waktu pekerjaan tidak dapat diselesaikan pada jam kerja kantor; c. Menyelenggarakan bimbingan teknis kepada perangkat desa, sekaligus pegawai kecamatan bisa mengikutinya; d. Memerintahkan pegawai kecamatan mengikuti bimbingan teknis di tingkat kabupaten atau provinsi bila ada; e. Selalu memberikan motivasi kepada para pegawai untuk terus belajar dan berlatih meskipun sudah tua dan hampir pensiun; f. Mengajukan permohonan tambahan peralatan kepada Kepala Bagian Perlengkapan Sekretaris Daerah Kabupaten Karanganyar; g. Meminjam fasilitas milik instansi lain seperti komputer milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang ada di kecamatan; h. Menggunakan fasilitas yang ada seoptimal mungkin. Misalnya kendaraan dinas yang digunakan secara bersama-sama oleh beberapa pegawai demi kepentingan dinas; i. Mengajukan rencana anggaran relokasi kantor camat Jatipuro kepada Pemerintah Kabupaten Karanganyar namun sampai sekarang belum disetujui; j. Mengajukan anggaran pelaksanakan rehabilitasi gedung kantor Camat secara bertahap. B. Implikasi Berdasarkan simpulan penelitian di atas serta berbagai fenomena yang ditemukan berkaitan dengan penelitian ini dapat dikemukakan suatu implikasi sebagai berikut : 1. Pemberlakuan Struktur Organisasi dan Tatakerja (SOT) yang baru mulai Tahun Anggaran 2009 memberikan implikasi terhadap tugas dan tanggung jawab
Sekretaris Camat seiring perannya yang semakin penting dan strategis. Tugas yang dikerjakan dan tanggung jawab yang diemban Sekretaris Camat menjadi lebih berat dan kompleks karena tidak hanya di bidang kesekretariatan, akan tetapi juga kantor camat secara keseluruhan. 2. Peran yang lebih penting dan strategis Sekretaris Camat sesuai SOT baru membutuhkan kompetensi tinggi Sekretaris Camat dan segenap stafnya, karena kinerja Sekretaris Camat tidak hanya ditentukan oleh Sekretaris Camat sendiri tetapi oleh seluruh tim yanga ada di Sekretariat. C. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan implikasi di atas, maka dapat penulis kemukakan saran dan masukan sebagai berikut : 1. Kepada Camat a. Agar pegawai kecamatan Jatipuro memiliki kompetensi tinggi sesuai tuntutan SOT baru, hendaknya Camat menerapkan reward and punishment system. Artinya, di satu sisi pegawai yang rajin dalam bekerja diberi hadiah, berupa barang misalnya. Sedangkan di sisi yang lain pegawai yang malas dalam bekerja diberi teguran, baik lisan maupun tertulis. b. Guna mengatasi terbatasnya jumlah pegawai kecamatan sebaiknya Camat Jatipuro mengangkat pegawai honorer atau tenaga kerja kontrak yang bekerja selain sebagai penjaga malam. Dengan estimasi kekurangan pegawai sejumlah 6 orang, maka jika setiap tahun diangkat masingmasing 2 pegawai diharapkan dalam 3 tahun ke depan masalah ini sudah teratasi. 2. Kepada Sekretaris Camat
a. Agar peran Sekretaris Camat guna melaksanakan tugas sesuai SOT baru tetap optimal maka hendaknya segera mengikuti pendidikan dan pelatihan kepemimpinan sesuai dengan eselonnya yang baru (Diklatpim III). b. Selain mengikuti Diklatpim III, guna meningkatkan kompetensi di bidang teknis tertentu seperti perencanaan keuangan dan anggaran, Sekretaris Camat sebaiknya juga selalu mengikuti bimbingan teknis (bimtek) yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Karanganyar secara gratis dan jika memiliki anggaran, dapat mengikuti bimtek yang diselenggarakan oleh lembaga swasta dengan memakai biaya sendiri.
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2002. Buku Pedoman Penulisan Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS. Bappeda Kabupaten Karanganyar. 2008. Pengembangan Sistem Informasi Profil Daerah Kabupaten Karanganyar Tahun 2008. Karanganyar: Bappeda Kabupaten Karanganyar. Cholid Narbuko & Abu Achmadi. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Daru Condro Pranoto. 2003. Tugas dan Fungsi Sekretaris Kecamatan Dalam Rangka Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah di Kecamatan Serengan Kota Surakarta. Surakarta: Fakultas Hukum UNS. Dyah Sulistyaningrum Indrawati, C. 2002. Dasar-Dasar Kesekretarisan dan Kesekretariatan. Salatiga: Widya Sari Press. Hery Sawiji. 2002. Manajemen Perkantoran. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Ignatius Wursanto. 2006. Kompetensi Sekretaris Profesional. Yogyakarta: CV. Andi Offset (Penerbit Andi). Lexy J. Moleong. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Matthew B. Miles & M. Hubberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI Press). Moekijat. 1989. Administrasi Kantor: Manajemen Perkantoran. Bandung: Penerbit Mandar Maju. Noeng Muhadjir. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Penerbit Rake Sarasin. Pemerintah Kabupaten Karanganyar. 2009. Peraturan Bupati Karanganyar No. 12 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan Struktural pada Kecamatan Kabupaten Karanganyar. Karanganyar: Pemerintah Kabupaten Karanganyar.
Pemerintah Kabupaten Karanganyar. 2009. Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar No. 4 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan Kabupaten Karanganyar. Karanganyar: Pemerintah Kabupaten Karanganyar. Pemerintah Kecamatan Jatipuro. 2009. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar Tahun 2008. Karanganyar: Kecamatan Jatipuro. Pemerintah Kecamatan Jatipuro. 2009. Laporan Pelaksanaan Tugas Camat Jatipuro Kabupaten Karanganyar Tahun 2008. Karanganyar: Kecamatan Jatipuro. Pemerintah Kecamatan Jatipuro. 2009. Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar Tahun 2009. Karanganyar: Kecamatan Jatipuro. Pemerintah Republik Indonesia. 2000. Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 65). Pemerintah Republik Indonesia. 2007. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89). Saiman. 2002. Manajemen Sekretaris. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia. Siwi Kadarmo. 1994. Sekretaris dan Tugas-tugasnya. Jakarta: Penerbit CV. Nina Dinamika. Soerjono Soekanto. 1994. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo. Sutarto: 1992. Sekretaris dan Tatawarkat. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Sutopo, H. B. 2002. Metodologi Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Sedarmayanti. 1997. Tugas dan Pengembangan Sekretaris. Bandung: Penerbit Mandar Maju.
Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Balai Pustaka. Winarno Surakhmad. 1994. Penelitian Ilmiah Dasar, Metode dan Teknik. Bandung: Tarsito. http://www.damandiri.or.id/file/suwandiunairbab21.pdf http://Susilawati.files.wordpress.com http://id.wikipedia.org/wiki/Kecamatan http://id.wikipedia.org/wiki/Sekretaris_kecamatan
JADWAL PENYUSUNAN SKRIPSI
No. A 1 2 3 4 B 1 2 C 1 2
Jenis Kegiatan Persiapan Pengajuan Proposal Pengurusan Perijinan Penyusunan Landasan Teori Penyusunan Daftar Pertanyaan Pelaksanaan
Agust
Sep
▓▓▓
▓▓▓
▓▓▓
▓▓▓
▓▓▓
▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓
Nop
Des
Jan
Peb
Mar
2009 Apr Mei
Juni
Juli
Agust
▓▓▓
Pengumpulan Data Analisis Data Penyusunan Laporan Penulisan Laporan Pertanggungjawaban
2008 Okt
▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓
▓▓▓
▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓ ▓▓▓
DAFTAR PERTANYAAN UNTUK CAMAT 1. Bagaimana kondisi Kantor Camat Jatipuro saat ini? ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………. 2. Apa perbedaan mendasar Struktur Organisasi dan Tatakerja (SOT) lama dan baru Kecamatan khususnya terkait dengan tugas dan peran Sekretaris Camat? ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………. 3. Apakah pelaksanaan SOT baru tersebut telah dilaksanakan dengan efektif? Jika Belem, kenapa? ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… 4. Dengan berlakunya SOT baru tersebut apakah peran dan tanggung jawab Sekretaris Camat menjadi lebih penting dan strategis? Jika jawabannya iya, dalam hal apa? ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………….
5. Menurut Anda, apakah Sekretaris Camat telah dapat melaksanakan tugastugasnya
dengan
lancar?
Jika
belum,
kendala-kendala
apa
yang
menghambatnya? ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………. 6. Jika menemui kendala yang menghambat, apakah Sekretaris Camat mempunyai upaya-upaya untuk mengatasinya? ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………….
DAFTAR PERTANYAAN UNTUK SEKRETARIS CAMAT 1. Bagaimana kondisi Kantor Camat Jatipuro saat ini? ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… 2. Apa perbedaan mendasar Struktur Organisasi dan Tatakerja (SOT) lama dan baru Kecamatan khususnya terkait dengan tugas dan peran Sekretaris Camat? ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………. 3. Apakah pelaksanaan SOT baru tersebut saat ini telah dapat berjalan dengan efektif? Jika belum, kenapa? ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………. 4. Dengan berlakunya SOT barus tersebut, menurut Anda apakah peran dan tanggung jawab Sekretaris Camat menjadi lebih penting dan strategis? Jika jawabannya iya, dalam hal apa? Jika tidak, kenapa? ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………….
5. Kendala apa saja yang Anda hadapi dalam melaksanakan tugas dan peran Sekretaris Camat khususnya setelah pemberlakuan SOT baru? Kualitas SDM? Komunikasi? Jelaskan. ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………. 6. Apa upaya-upaya yang telah Anda lakukan untuk mengatasi kendala-kendala tersebut? ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… 7. Apakah upaya-upaya yang telah Anda lakukan tersebut telah optimal? Jika belum, kenapa? ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………….
DAFTAR PERTANYAAN UNTUK KASI / KASUBBAG /STAF 1. Apa perbedaan mendasar Struktur Organisasi dan Tatakerja (SOT) lama dan baru Kecamatan khususnya terkait dengan tugas dan peran Sekretaris Camat? ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… 2. Apakah pelaksanaan SOT baru tersebut telah dilaksanakan dengan efektif? Jika belum, kenapa? ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… 3. Dengan berlakunya SOT baru tersebut apakah peran dan tanggung jawab Sekretaris Camat menjadi lebih penting dan strategis? Jika jawabannya iya, dalam hal apa? ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………
4. Dengan berlakunya SOT baru tersebut, menurut Anda apakah peran dan tanggung jawab Sekretaris Camat menjadi lebih berat? Jika jawabannya iya, Apakah Sekretaris Camat telah mampu melaksanakannya? Jika tidak, kenapa? ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………. 5. Menurut Anda, kendala apa saja yang menghambat pemberlakuan SOT baru tersebut? Kualitas SDM? Komunikasi? Jelaskan ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………. 6. Apa upaya-upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala tersebut? ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… 7. Apakah upaya-upaya yang telah dilakukan tersebut telah optimal? Jika belum, kenapa? ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… …………………………………………………............................................................
CATATAN LAPANGAN 1 Hari/Tanggal : Sabtu, 7 Pebruari 2009 Kegiatan
: Survey Awal (Ijin Penelitian)
Lokasi
: Kantor Camat Jatipuro
Sumber Data : Informan 3 Jabatan
: Kasubbag Umum dan Kepegawaian
Deskripsi Data: Peneliti datang ke Kantor Camat Jatipuro untuk mengurus perijinan penelitian. Namun karena Informan 1 dan Informan 2 tidak berada di tempat , peneliti diterima Informan 3. Informan 3 menyambut baik maksud peneliti dan berkenan untuk langsung mengadakan wawancara.
Bagaimana kondisi kantor Camat saat ini? Jawab:“Pemberlakuan SOT baru ini memang cukup berat bagi pegawai di sini, mbak. Hal ini karena sebelumnya kami sudah kekurangan pegawai. Dengan jumlah pegawai 21 orang kami cukup kesulitan menyelesaikan beban kerja yang ada, apalagi sekarang 2 staf kami dilantik manjadi pejabat yakni Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan serta Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian. Otomatis kami harus menata ulang staf yang ada agar tidak ada pekerjaan di Seksi yang terbengkelai karena kekurangan staf”. Interpretasi: Pemberlakuan SOT baru cukup memberikan perubahan sginifikan pada Kantor Camat Jatipuro. Harus dilakukan penataan ulang pegawai agar pekerjaan yang ada di kecamatan tidak terbengkelai karena adanya perubahan komposisi kepegawaian terkait pelantikan staf menjadi pejabat guna mengisi jabatan baru sesuai dengan SOT baru.
CATATAN LAPANGAN 2 Hari/Tanggal : Sabtu, 7 Pebruari 2009 Kegiatan
: Wawancara
Lokasi
: Kantor Camat Jatipuro
Sumber Data : Informan 3 Jabatan
: Kasubbag Umum dan Kepegawaian
Apa perbedaan mendasar Struktur Organisasi dan Tatakerja (SOT) lama dan SOT baru Kecamatan khususnya terkait dengan tugas dan peran Sekretaris Camat? Jawab:“Dengan pemberlakuan SOT baru tugas Sekretaris Camat memang bertambah berat dan kompleks, mbak. Selain mengurusi Sekretariat, beliau juga harus membuat rencana kegiatan kecamatan berikut anggarannya setiap tahunnya. Namun sekarang kan eselon Sekretaris Camat kan IIIb, mbak! jadi wajar jika tugasnya lebih berat”. Interpretasi: Pemberlakuan SOT baru menambah beban tugas dan tanggung jawab Sekretaris Camat Jatipuro. Namun hal itu diimbangi dengan naiknya eselon Sekretaris Camat dari semula IV/a menjadi III/b. Artinya, meski tugasnya bertambah berat kesejahteraan Sekretaris Camat juga bertambah karena tunjangan jabatannya meningkat.
CATATAN LAPANGAN 3 Hari/Tanggal : Sabtu, 7 Pebruari 2009 Kegiatan
: Wawancara Lanjutan
Lokasi
: Kantor Camat Jatipuro
Sumber Data : Informan 3 Jabatan
: Kasubbag Umum dan Kepegawaian
Menurut anda, apakah Sekretaris Camat telah dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan lancar? Jika belum, kendala-kendala apa yang menghambatnya? Jawab:“Dengan pemberlakuan SOT baru, banyak pekerjaan baru yang sebelumnya belum pernah kami kerjakan, mbak. Misalnya penyusunan anggaran kegiatan yang menggunakan aplikasi baru dan bukan MS Excel. Terus terang, kami kesulitan karena tidak ada staf di sini yang lulusan jurusan Akuntansi dan juga pintar komputer. Karena itu kami sering harus bolak-balik ke Karanganyar untuk konsultasi masalah penyusunan anggaran”. Interpretasi: Pemberlakuan SOT baru mengakibatkan Kecamatan kesulitan menyusun anggaran kegiatan karena tidak memiliki pegawai dengan keahlian khusus di bidang Akuntansi
CATATAN LAPANGAN 4 Hari/Tanggal : Sabtu, 14 Pebruari 2009 Kegiatan
: Wawancara
Lokasi
: Kantor Camat Jatipuro
Sumber Data : Informan 2 Jabatan
: Sekretaris Camat
Deskripsi Data: Peneliti menemui Informan 2 untuk meminta ijin mengadakan wawancara setelah minggu lalu gagal.
Apa perbedaan mendasar Struktur Organisasi dan Tatakerja (SOT) lama dan SOT baru Kecamatan khususnya terkait dengan tugas dan peran Sekretaris Camat? Jawab:“Perbedaan mendasar SOT lama dan SOT baru adalah adanya beberapa pelimpahan wewenang Bupati sebagai Kepala Daerah kepada Camat dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah. Misalnya adanya kewenangan Camat untuk membuat rencana kegiatan pembangunan termasuk anggarannya. Hal ini tentu saja memberi beban tugas pada Camat dan kemudian Sekretaris Camat. Selain soal anggaran, tugas dan fungsi Sekretaris Camat sekarang juga lebih luas, mbak! Tidak hanya melaksanakan urusan administrasi kantor di Sekretariat, tetapi juga di luar itu misalnya mengkoordinasikan para Kepala Seksi guna penyusunan rencana kegiatan Kecamatan, laporan tahunan, baik LAKIP maupun LPT, serta perencanaan dan pelaksanaan kegiatan misalnya Musrenbang.
Interpretasi: SOT yang baru memberikan kewenangan kepada Camat untuk membuat anggaran perencanaan dan pelaksanaan kegiatan yang kemudian ditugaskan kepada Sekretaris Camat untuk melaksanakannya. Selain itu juga ada kewajiban untuk membuat laporan tahunan seperti LAKIP dan LPT.
CATATAN LAPANGAN 5 Hari/Tanggal : Sabtu, 14 Pebruari 2009 Kegiatan
: Wawancara Lanjutan
Lokasi
: Kantor Camat Jatipuro
Sumber Data : Informan 2 Jabatan
: Sekretaris Camat
Kendala apa saja yang Anda hadapi dalam melaksanakan tugas dan peran Sekretaris Camat khususnya setelah pemberlakuan SOT baru? Jelaskan. Jawab:“Kendala yang menghambat pelaksanaan SOT baru di Kecamatan Jatipuro cukup banyak, mbak. Yang pertama kuantitas dan kualitas SDM pegawai, Tentu saja yang paling utama menyangkut SDM pegawai,mbak. Ya maklum lah mbak, pegawai kami banyak yang sudah sepuh sehingga tentu saja tidak mudeng teknologi baru. Kedua peralatan atau fasilitas kantor yang kurang memadai yaitu motor dinas, komputer dan laptop. Kami hanya memiliki 1 laptop, 2 unit komputer dan 2 motor dinas, mbak, sedangkan Kecamatan Jatipuro jauh dari Kabupaten Karanganyar (± 25 km) serta desa-desa di Jatipuro sangat luas dan jalannya terjal, sehingga agak menyulitkan kami. Dan yang terakhir adalah kondisi gedung kantor kami yang kurang representatif”. Interpretasi: Pelaksanaan SOT yang baru di Kecamatan Jatipuro terkendala oleh beberapa hal seperti kuantitas dan kualitas SDM pegawai, peralatan kantor berupa motor dinas dan komputer yang terbatas serta kondisi gedung kantor kecamatan yang kurang representatif.
CATATAN LAPANGAN 6 Hari/Tanggal : Sabtu, 14 Pebruari 2009 Kegiatan
: Wawancara
Lokasi
: Kantor Camat Jatipuro
Sumber Data : Informan 7 Jabatan
: Kasi Pelayanan Umum
Deskripsi Data: Peneliti menemui Informan 7 untuk mengadakan wawancara setelah mengadakan kesepakatan sebelumnya.
Menurut Anda, kendala apa saja yang menghambat pemberlakuan SOT baru tersebut? Kualitas SDM? Komunikasi? Jelaskan Jawab:“Menurut saya, kendala yang menghambat pelaksanaan SOT baru adalah; pertama kuantitas dan kualitas SDM kami yang terbatas, dan kedua sering berubahnya regulasi pelayanan kepada masyarakat. Jujur kami akui kemampuan dan kompetensi kami terbatas, mbak, baik soal pendidikan maupun ketrampilan. Sementara soal regulasi, dulu Kecamatan boleh mengutip biaya pembuatan KTP di atas ketentuan Perda yang 5 ribu rupiah, namun sekarang tidak boleh. Maksimal 5 ribu rupiah. Interpretasi: SOT yang baru terkendala oleh rendahnya kualitas dan kuantitas SDM pegawai serta regulasi pelayanan kepada masyarakat yang berubah-ubah. Misalnya soal biaya pembuatan KTP dan KK. Hal ini menimbulkan kebingungan dan ketidakkonsistenan.
CATATAN LAPANGAN 7 Hari/Tanggal : Sabtu, 14 Pebruari 2009 Kegiatan
: Wawancara
Lokasi
: Kantor Camat Jatipuro
Sumber Data : Informan 9 Jabatan
: Operator KTP
Deskripsi Data: Peneliti menemui Informan 9 untuk mengadakan wawancara setelah mengadakan kesepakatan sebelumnya.
Apakah upaya-upaya yang telah dilakukan tersebut telah optimal? Jika belum, kenapa? Jawab:“Menurut saya, kendala kekurangan kuantitas SDM dapat kami atasi dengan bekerja lembur. Sementara soal rendahnya kualitas SDM kami yang terbatas dapat sedikit kami atasi dengan terus belajar dan berlatih melaksanakan tugas dan pekerjaan baru itu Namun soal sering berubahnya regulasi pelayanan kepada masyarakat, menurut saya daripada selalu bermasalah dan berubahubah, saya sangat setuju bila digratiskan saja. Dengan demikian kami tinggal fokus dalam proses pekerjaan saja, tidak mengurusi administrasi keuangan yang memusingkan, mbak. Interpretasi: SOT yang baru terkendala oleh rendahnya kualitas dan kuantitas SDM pegawai serta regulasi pelayanan kepada masyarakat yang berubah-ubah. Semua upaya yang “bisa dilakukan” telah dilakukan oleh segenap pegawai untuk mengatasi kendala tersebut.
CATATAN LAPANGAN 8 Hari/Tanggal : Sabtu, 21 Pebruari 2009 Kegiatan
: Dokumentasi
Lokasi
: Kantor Camat Jatipuro
Sumber Data : Buku-buku Laporan dan Arsip
Deskripsi Data: Peneliti datang ke lokasi untuk mencari data kepegawaian dan program kerja kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar. Peneliti agak kesulitan dalam menemukan data kepegawain yang lengkap dan akurat meliputi Nama, NIP, Pangkat dan Golongan, Jabatan, Tingkat Pendidikan, Masa Kerja, Alamat dan sebagainya. Peneliti harus mencari dari beberapa sumber data agar diperoleh data kepegawaian yang lengkap dan akurat. Berbeda dengan data kepegawaian yang sulit diperoleh,
program kerja
kecamatan dapat peneliti peroleh dengan mudah dari beberapa buku yaitu Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kecamatan Jatipuro, Laporan Pelaksanaan Tugas (LPT) Camat Jatipuro dan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) Kecamatan Jatipuro. Interpretasi: Sistem Administarsi Kepegawaian masih menjadi kendala bagi Kantor Camat Jatipuro khususnya maupun Pemerintah Kabupaten Karanganyar umumnya. Belum ada Sistem Administrasi Kepegawaian yang lengkap dan akurat guna mendukung Sistem Administrasi Pemerintahan secara keseluruhan.
CATATAN LAPANGAN 9 Hari/Tanggal : Sabtu, 21 Pebruari 2009 Kegiatan
: Wawancara
Lokasi
: Pendopo KantorCamat Jatipuro
Sumber Data : Informan 1 Jabatan
: Camat
Deskripsi Data: Peneliti menemui Informan 1 untuk meminta ijin mengadakan wawancara setelah 2 minggu lalu dan juga minggu lalu gagal.
Apa perbedaan mendasar Struktur Organisasi dan Tatakerja (SOT) lama dan SOT baru Kecamatan khususnya terkait dengan tugas dan peran Sekretaris Camat? Jawab:“Perbedaan mendasar SOT lama dan SOT baru adalah adanya beberapa pelimpahan wewenang Bupati kepada Camat dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah. Misalnya adanya kewenangan Camat untuk membuat rencana kegiatan pembangunan termasuk anggarannya. Dengan adanya wewenang ini Camat tidak lagi hanya “terima jadi” suatu kegiatan pembangunan dari kabupaten. Tugas ini tentu saja saya serahkan kepada Sekretaris Camat untuk mengerjakannya, mbak! sesuai dengan tugasnya sebagai koordinator para Kepala Seksi”. “Sedangkan perbedaan mendasar yang lainnya adalah adanya kewenangan Camat untuk membuat keputusan dan instruksi dalam rangka meningkatkan sumber-sumber pendapatan asli daerah, seperti ijin tebang dan ijin keramaian, dan lain-lain”.
Interpretasi: SOT yang baru memberikan kewenangan kepada Camat untuk membuat rencana anggaran kegiatan yang kemudian ditugaskan kepada Sekretaris Camat untuk melaksanakannya sesuai tugasnya sebagai koordinator para Kepala Seksi. Yang kedua adalah kewenangan untuk membuat keputusan dan instruksi dalam rangka meningkatkan sumber-sumber pendapatan asli daerah.
CATATAN LAPANGAN 10 Hari/Tanggal : Sabtu, 21 Pebruari 2009 Kegiatan
: Wawancara
Lokasi
: Kantor Camat Jatipuro
Sumber Data : Informan 5 Jabatan
: Kasi Kesejahteraan Sosial
Deskripsi Data: Peneliti menemui Informan 5 untuk mengadakan wawancara setelah mengadakan kesepakatan sebelumnya.
Menurut Anda, kendala apa saja yang menghambat pemberlakuan SOT baru tersebut? Kualitas SDM? Komunikasi? Jelaskan Jawab:“Menurut saya kendala yang menghambat pelaksanaan SOT baru di Kecamatan Jatipuro cukup banyak, mbak! Namun yang paling utama adalah kualitas SDM para pegawai. Kebanyakan staf kami berusia di sekitar 50 tahun dan akan pensiun dalam 5 sampai 7 tahun ke depan. Oleh karena itu motivasi kerja yang mereka miliki sudah berada pada titik yang rendah”. Interpretasi: Pelaksanaan SOT yang baru terkendala oleh beberapa hal, yang terutama menyangkut kualitas SDM pegawai kecamatan.
CATATAN LAPANGAN 11 Hari/Tanggal : Sabtu, 28 Pebruari 2009 Kegiatan
: Wawancara Lanjutan
Lokasi
: Kantor Camat Jatipuro
Sumber Data : Informan 2 Jabatan
: Sekretaris Camat
Deskripsi Data: Peneliti menemui Informan 2 untuk meminta ijin mengadakan wawancara setelah mengadakan kesepakatan sebelumnya guna melanjutkan wawancara 2 minggu yang lalu.
Apa upaya-upaya yang telah Anda lakukan untuk mengatasi kendala-kendala yang menghambat tersebut? Jawab:“Untuk mengatasi kendala terbatasnya kendaraan dinas, kami mengambil pemecahan dengan menggunakan motor dinas yang ada secara bersama-sama, mbak. Jadi 2 motor digunakan oleh beberapa orang dengan cara yang lebih punya kepentingan mendesak boleh menggunakan terlebih dahulu”. “Sementara untuk mengatasi kendala terbatasnya komputer, kami berupaya dengan meminjam kepada Komisi Pemilihan Umum, mbak. Selain sebagai Sekretaris Camat kebetulan saya juga ditugaskan sebagai Sekretaris Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), jadi ya sekalian saja komputer yang kami pakai kami gunakan untuk mengerjakan 2 tugas/pekerjaan tersebut”. “Kemudian untuk mengatasi kendala kurang representatifnya gedung kantor Camat kami mengajukan rencana relokasi gedung kantor ke arah selatan di Desa Jatipurwo, namun sampai sekarang belum terwujud karena selalu dipending oleh Bappeda”.
“Namun sambil menunggu relokasi diacc, setiap tahun kami juga selalu mengajukan anggaran rehabilitasi kantor, mbak!
agar meskipun kurang
representatif, kantor ini tetap layak untuk digunakan”. “Yang terakhir adalah kendala keterbatasan kompetensi SDM pegawai, mbak. Kami selalu memerintahkan pegawai agar mengikuti segala pendidikan, pelatihan, dan bimbingan teknis (bimtek) yang diadakan Pemerintah Kabupaten, meskipun ada saja alasan dari mereka untuk mengikutinya, malas lah, sudah tua lah. Selain itu, tidak lupa selalu saya tekankan kepada staf kami bahwa hampir pensiun bukan halangan untuk terus belajar dan berlatih. Waktu 1, 2 atau 5 tahun adalah waktu yang cukup lama untuk belajar sesuatu apakah itu ketrampilan komputer atau lainnya” Interpretasi: Pelaksanaan SOT baru terkendala oleh keterbatasan peralatan kantor berupa motor dinas dan komputer, serta kurang representatifnya gedung kantor Camat dan kompetensi SDM yang rendah. Sekretaris Camat mengatasi kendala tersebut dengan cara menggunakan motor dinas secara bergantian, meminjam komputer milik KPU, mengajukan anggaran relokasi gedung kantor kepada Pemerintah Kabupaten Karanganyar serta memerintahkan dan memotivasi pegawai untuk mengikuti diklat dan bimtek.
CATATAN LAPANGAN 12 Hari/Tanggal : Sabtu, 7 Maret 2009 Kegiatan
: Wawancara
Lokasi
: Kantor Camat Jatipuro
Sumber Data : Informan 6 Jabatan
: Kasi Tata Pemerintahan
Deskripsi Data: Peneliti menemui Informan 6 untuk mengadakan wawancara setelah mengadakan kesepakatan sebelumnya.
Dengan berlakunya SOT barus tersebut, menurut Anda apakah tugas dan tanggung jawab Sekretaris Camat menjadi lebih berat? Jika jawabannya iya, dalam hal apa? Jika tidak, kenapa? Jawab:“Menurut saya, secara fisik material tugas memang lebih berat, mbak, karena ada beberapa tugas/pekerjaan baru yang sebelumnya belum ada. Namun secara psikologis dapat dikatakan lebih ringan karena sekarang Sekretaris Camat dibantu oleh 2 orang pejabat baru yang menjadi bawahannya yaitu Kasubbag Perencanaan dan Keuangan serta Kasubbag Umum dan Kepegawaian.
CATATAN LAPANGAN 13 Hari/Tanggal : Sabtu, 7 Maret 2009 Kegiatan
: Wawancara Lanjutan
Lokasi
: Kantor Camat Jatipuro
Sumber Data : Informan 6 Jabatan
: Kasi Tata Pemerintahan
Deskripsi Data: Peneliti menemui Informan 6 untuk mengadakan wawancara setelah mengadakan kesepakatan sebelumnya.
Menurut Anda, kendala apa saja yang menghambat pemberlakuan SOT baru tersebut? Kualitas SDM? Komunikasi? Jelaskan Jawab:“Sesuai dengan tugas saya di Seksi Tata Pemerintahan, kendala yang menghambat pelaksanaan SOT baru adalah sering berubahnya regulasi pelayanan kepada masyarakat. Kalau SOT baru mewajibkan Kecamatan membuat anggaran kenapa pendapatan Kecamatan malah “ditutup” mbak?. Dulu kami boleh mengutip biaya KTP melebihi aturan Perda yang ditetapkan 5 ribu rupiah. Sekarang malah tidak boleh. Apa ini tidak terbalik dan membingungkan? Interpretasi: SOT yang baru membolehkan Kecamatan membuat anggaran, tetapi sisi pendapatan
mereka
ketidakkonsistenan.
“dipangkas”.
Hal
ini
menimbulkan
kebingungan
dan
CATATAN LAPANGAN 14 Hari/Tanggal : Sabtu, 7 Maret 2009 Kegiatan
: Wawancara Lanjutan
Lokasi
: Pendopo KantorCamat Jatipuro
Sumber Data : Informan 1 Jabatan
: Camat
Deskripsi Data: Peneliti menemui Informan 1 untuk meminta ijin mengadakan wawancara sebagai kelanjutan wawancara 2 minggu lalu.
Menurut Anda, apakah Sekretaris Camat telah dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan lancar? Jika belum, kendala-kendala apa yang menghambatnya? Jawab:“Kendala yang menghambat pelaksanaan SOT baru, pertama, kondisi gedung kantor yang kurang representatif, mbak. Camat Jatipuro menempati gedung ini sejak 1983, jadi wajar jika sudah tidak representatif lagi digunakan sebagai perkantoran. Kedua, kendala berupa kompetensi dan motivasi SDM pegawai yang rendah. Ketiga, keterbatasan perlatan kantor berupa komputer dan motor dinas. Interpretasi: SOT yang baru terkendala oleh kurang representatifnya gedung kantor Camat Jatipuro, rendahnya kompetensi dan motivasi para pegawai serta terbatasnya peralatan kantor yang dimiliki.
CATATAN LAPANGAN 15 Hari/Tanggal : Sabtu, 7 Maret 2009 Kegiatan
: Wawancara Lanjutan
Lokasi
: Pendopo KantorCamat Jatipuro
Sumber Data : Informan 1 Jabatan
: Camat
Jika menemui kendala yang menghambat, apakah Sekretaris Camat mempunyai upaya-upaya untuk mengatasinya? Jawab:“Upaya yang kami lakukan untuk mengatasi kondisi gedung kantor yang kurang representatif adalah dengan mengajukan anggaran untuk relokasi sejak 5 tahun lalu. Namun karena dalam beberapa tahun selalu dipending Bappeda maka kami mengajukan anggaran untuk rehabilitasi gedung kantor setiap tahunnya. Sedangkan untuk mengatasi kendala kompetensi pegawai, kami menyelenggarakan kursus komputer kepada perangkat desa sekaligus pegawai kecamatan dapat mengikutinya. Kemudian guna mengatasi keterbatasan komputer kami meminjam komputer milik KPU yang tidak dipakai saat sebelum dan sesudah Pemilu, mbak”. Interpretasi: Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kurang representatifnya gedung kantor Camat Jatipuro adalah dengan mengajukan anggaran relokasi dan anggaran rehabilitasi ke Pemerintah Kabupaten Karanganyar.
CATATAN LAPANGAN 16 Hari/Tanggal : Sabtu, 14 Maret 2009 Kegiatan
: Wawancara
Lokasi
: Pendopo KantorCamat Jatipuro
Sumber Data : Informan 8 Jabatan
: Kasubbag Perencanaan dan Keuangan
Deskripsi Data: Peneliti menemui Informan 8 untuk meminta ijin mengadakan wawancara setelah mengadakan kesepakatan sebelumnya.
Menurut Anda, apakah Sekretaris Camat telah dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan lancar? Jika belum, kendala-kendala apa yang menghambatnya? Jawab:“Menurut saya, kendala yang menghambat pelaksanaan SOT baru adalah peralatan kantor seperti kendaraan dinas dan jumlah pegawai yang terbatas, mbak. Di sini kami hanya memiliki 21 pegawai termasuk camat, sedangkan kendaraan dinas yang kami miliki hanya 1 mobil dan 2 motor. Menurut saya, agar kinerja kami optimal setidaknya kami butuh tambahan 3 motor dinas lagi, mbak”. Interpretasi: Pelaksanaan SOT baru terkendala oleh keterbatasan jumlah pegawai dan kendaraan dinas, baik mobil maupun motor.
CATATAN LAPANGAN 17 Hari/Tanggal : Sabtu, 14 Maret 2009 Kegiatan
: Wawancara
Lokasi
: Pendopo KantorCamat Jatipuro
Sumber Data : Informan 8 Jabatan
: Kasubbag Perencanaan dan Keuangan
Jika menemui kendala yang menghambat, apakah Sekretaris Camat mempunyai upaya-upaya untuk mengatasinya? Jawab:“Upaya yang kami lakukan untuk mengatasi keterbatasan jumlah pegawai dilakukan dengan mengajukan permintaan tambahan pegawai kepada Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Karanganyar setiap tahun, namun belum berhasil dalam 3 tahun ini. Interpretasi: Upaya yang dilakukan untuk mengatasi keterbatasan jumlah pegawai adalah dengan mengajukan permintaan tambahan Daerah (BKD) Kabupaten Karanganyar.
pegawai kepada Badan Kepegawaian
CATATAN LAPANGAN 18 Hari/Tanggal : Sabtu, 21 Maret 2009 Kegiatan
: Wawancara
Lokasi
: Kantor Camat Jatipuro
Sumber Data : Informan 4 Jabatan
: Kasi Pemberdayaan Masyarakat
Deskripsi Data: Peneliti menemui Informan 4 untuk meminta ijin mengadakan wawancara setelah mengadakan kesepakatan sebelumnya.
Dengan berlakunya SOT baru tersebut apakah peran dan tanggung jawab Sekretaris Camat menjadi lebih penting dan strategis? Jika jawabannya iya, dalam hal apa? Jawab:“Menurut saya, iya mbak. Dengan pemberlakuan SOT baru, Sekretaris Camat memiliki eselon sama dengan Camat yaitu eselon III. Masuk akal jika perannya menjadi lebih penting dan strategis” “Selain itu, dengan memiliki eselon yang sama dengan Camat ia telah disiapkan untuk “sewaktu-waktu” promosi menduduki jabatan Camat atau jabatan lain yang setingkat” Interpretasi: Pelaksanaan SOT baru menjadikan peran Sekretaris Camat lebih penting dan strategis karena eselonnya naik dari IV/a menjadi III/b.
CATATAN LAPANGAN 19 Hari/Tanggal : Sabtu, 21 Maret 2009 Kegiatan
: Wawancara
Lokasi
: Pendopo KantorCamat Jatipuro
Sumber Data : Informan 10 Jabatan
: Kasi Ketenteraman dan Ketertiban
Menurut Anda, apakah Sekretaris Camat telah dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan lancar? Jika belum, kendala-kendala apa yang menghambatnya? Jawab:“Menurut saya, kendala yang menghambat pelaksanaan SOT baru adalah kompetensi SDM pegawai yang terbatas terutama berkaitan dengan kemampuan mengoperasikan komputer. Jangankan menjalankan program dan aplikasi yang canggih, mengoperasikan MS Word dan MS Excel saja hanya sedikit pegawai yang bisa”. Interpretasi: Pelaksanaan SOT baru terkendala oleh keterbatasan kompetensi pegawai dalam mengoperasikan komputer.
BAGAN STUKTUR ORGANISASI KECAMATAN
Camat
Seksi Tata Peman
Desa
Desa
Seksi Trantib
Desa
Desa
Ketarangan : : Garis Komando ¡ ¡ ¡
: Garis Koordinasi
¡ ¡ ¡ Sekretaris ¡ Camat ¡ ¡ ¡ ¡ ¡ Subbag Subbag ¡ Perenc&Keu Umum&Kepeg ¡ ¡ ¡ ¡ ¡ ¡ ¡ ¡ Seksi Pemb Seksi Seksi ¡ Masy Kesos Yanum ¡ ¡ ¡ ¡ Desa Desa Desa Desa Desa Desa
DAFTAR PEGAWAI KECAMATAN JATIPURO
NO.
NAMA
NIP
GOL.
PEND.
1
Sri Suboko, S.Sos., M.Si
19690215 199001 1 002
IIId
S2
2
Bambang Jatmiko, S.Sos.
19711223 199003 1 001
IIIc
S1
3
Suwito
19570506 198003 1 009
IIIc
SLTA
4
FX. Saroso, S.Sos.
19570313 198401 1 002
IIIc
S1
5
Eko Joko Widodo, S.Sos., MM
19690810 199103 1 003
IIIb
S2
6
Parjono, S.Sos.
19570525 198312 1 002
IIIc
S1
7
Agus Hartono, SIP
19640803 198603 1 009
IIIb
S1
8
Paryatno
19581118 198503 1 009
IIIb
SLTA
9
Sri Ningsih, S.Sos.
19670523 198901 2 002
IIIb
Sa
10
Saptoro, S.Sos.
19610118 198303 1 008
IIIb
S1
11
Murtiady
19570926 198603 1 003
IIIb
SLTA
12
Tri Handayani, S.Sos.
19680404 199103 2 009
IIIa
S1
13
Pujo
19570708 198501 1 002
IIIa
SLTA
14
Purwati
19600807 198609 2 003
IIIa
SLTA
15
Suwanto
19640305 198903 1 019
IIIa
SLTA
16
Mulyono
19570201 198501 1 003
IIc
SLTP
17
Sugiyanto
19570709 198502 1 001
IId
SLTA
18
Sunarso
19581108 198503 1 016
IId
SLTA
19
Sumanto
19590618 198603 1 009
IIc
SLTP
20
Margiyanto
19810413 200604 1 008
IIa
SLTA
21
Aminah Purbasari
19821117 200604 2 011
IIa
SLTA
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. Ir. Sutami 36 A, Kotak Pos 56 Surakarta 57126 Telp./Faks. (0271) 6485939, 669124
Nomor : /J27.1.2/PP/200 Lampiran : 1 (satu) Proposal Hal : Permohonan Ijin Menyusun Skripsi
Surakarta,
2009
Kepada : Yth. Dekan C.q. Pembantu Dekan I FKIP - Universitas Sebelas Maret Surakarta Dengan hormat, Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Aminah Purbasari NIM : K7402038 Tempat, Tgl. Lahir : Karanganyar, 17 Nopember 1982 Program Studi/Jurusan: P. Ekonomi – BKK PAP/P. IPS Tingkat/Semester : Alamat : Sroyo, RT 02/RW 09, Jaten, Karanganyar Dengan ini kami mengajukan permohonan kepada Dekan FKIP - Universitas Sebelas Maret untuk menyusun Skripsi dengan judul sebagai berikut : “PERANAN SEKRETARIS CAMAT DALAM MEMBANTU TUGAS CAMAT DI BIDANG KESEKRETARIATAN DI KECAMATAN JATIPURO KABUPATEN KARANGANYAR”. Kami lampirkan pula kerangka minimal Skripsi/Makalah Adapun konsultan/pembimbing kami mohonkan : 1. Dra. C. Dyah S.I, M.Pd. 2. Dra. Patni Ninghardjanti, M.Pd. Atas terkabulnya permohonan ini kami ucapkan terima kasih. Persetujuan konsultan, Hormat Kami, 1. _______________ Aminah Purbasari 2. ________________ Mengetahui, Ketua Program BKK PAP, Ketua Jurusan P. IPS, Dra. C. Dyah S.I., M.Pd. NIP. 19611122 198903 2 001
Drs. Syaiful Bachri, M.Pd NIP.195206031985031 001
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. Ir. Sutami 36 A, Kotak Pos 56 Surakarta 57126 Telp./Faks. (0271) 6485939, 669124
Nomor : /J27.1.2/PL/2009 Lampiran : 1 Berkas Proposal Hal : Permohonan Ijin Research/Try Out Kepada : Yth. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta Untuk menyelesaikan penyusunan skripsi ini kami melaporkan bahwa mahasiswa FKIP - UNS tersebut di bawah ini akan mengadakan penelitian : Nama : Aminah Purbasari NIM : K7402038 Tempat, Tgl. Lahir : Karanganyar, 17 Nopember 1982 Program Studi/Jurusan : P. Ekonomi – BKK PAP/P. IPS Tingkat/Semester : Alamat : Sroyo, RT 02/RW 09, Jaten, Karanganyar Akan mengadakan Research di Kantor CAmat Jatipuro Kabupaten Karanganyar dengan Judul Skripsi/Penelitian/Obyek : “PERANAN SEKRETARIS CAMAT DALAM MEMBANTU TUGAS CAMAT DI BIDANG KESEKRETARIATAN DI KECAMATAN JATIPURO KABUPATEN KARANGANYAR”. Mohon mendapatkan proses penyelesaian ijin ke Guibernur/C.q. Kepala Bappeda Provinsi Jawa Tengah di Semarang dan kami lampirkan foto copy kerangka penelitian. Demikian harap menjadikan maklum danterima kasih. Surakarta, 2009 a.n. Dekan Pembantu Dekan III
Drs. Amir Fuady, M. Hum. NIP. 19520729 198010 1 001
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. Ir. Sutami 36 A, Kotak Pos 56 Surakarta 57126 Telp./Faks. (0271) 6485939, 669124
Nomor : /J27.1.2/PL/200 Lampiran : Hal : Permohonan Ijin Research/Try Out Kepada : Yth. Camat Jatipuro Kabupaten Karanganyar Dengan hormat, Bersama ini kami beruitahukan bahwa mahasiswa tersebut di bawah ini : Nama NIM Tempat, Tgl. Lahir Program Studi/Jurusan Tingkat/Semester Alamat
: Aminah Purbasari : K7402038 : Karanganyar, 17 Nopember 1982 : P. Ekonomi – BKK PAP/P. IPS : : Sroyo, RT 02/RW 09, Jaten, Karanganyar
Telah kami ijinkan untuk menyusun Skripsi/makalah guna melengkapi tugas-tugas studi tingkat Sarjana. dengan judul : “PERANAN SEKRETARIS CAMAT DALAM MEMBANTU TUGAS CAMAT DI BIDANG KESEKRETARIATAN DI KECAMATAN JATIPURO KABUPATEN KARANGANYAR” Sehubungan dengan hal tersebut kami mengharap kiranya Saudara berkenan mengijinkan mahasiswa kami mengadakan research/Try Out pada sekolah/instansi yang berada di bawah pimpinan Saudara. Atas perkenan dan perhatian Saudara kami ucapkan nterima kasih. Surakarta, 2009 a.n. Dekan Pembantu Dekan III Drs. Amir Fuady, M. Hum. NIP. 19520729 198010 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR
KECAMATAN JATIPURO
Jl. Raya Jatipuro- Jatiyoso, Jatipuro Karanganyar 57784 Telp. ( 0271 ) 7056529
SURAT KETERANGAN Nomor : 070 / 563 / 2009
Yang bertanda tangan dibawah ini Camat Jatipuro Kabupaten Karanganyar menerangkan dengan sesungguhnya bahwa mahasiswa di bawah ini:
Nama
: AMINAH PURBASARI
NIM
: K7402038
Prodi/Jurusan
: P. EKONOMI – BKK PAP/P. IPS
Fakultas
: FKIP - UNS
Alamat
: SROYO RT 02/RW 09, JATEN, KARANGANYAR
telah mengadakan penelitian di Kantor Camat Jatipuro Kabupaten Karanganyar untuk penyusunan skripsi dengan judul “PERANAN SEKRETARIS CAMAT DALAM MEMBANTU TUGAS CAMAT DI BIDANG KESEKRETARIATAN DI KECAMATAN JATIURO KABUPATEN KARANGANYAR” mulai bulan Pebruari sampai dengan bulan Mei 2009. Demikian untuk menjadikan periksa. Karanganyar,
2009
CAMAT JATIPURO SRI SUBOKO, S.Sos., M.Si Penata Tk. I NIP. 19690215 199001 1 002