KONVENSI PENYIKSAAN & HUKUM INDONESIA By: Rudi Rizki
Disampaikan Di ik pada d S Seminar i ddan L Lokakarya k k Nasional N i l tentang “Perumusan “P Kurikulum K ik l Pengajaran HAM di Fakultas Hukum Pada Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di Indonesia ” yang diselenggarakan oleh Pusat Studi HAM, Universitas Islam Indonesia, b k j bekerjasama dengan d NCHR U University i it off O Oslo l N Noway, ttanggall 30 Mei M i – 2 Juni J i 2005 di Yogyakarta
Konteks • Sengketa bersenjata/perang • Menumpas lawan politik • Sistim peradilan pidana
POLA UMUM • • • •
Penahanan sewenang-wenang Penghilangan orang / penculikan Penyiksaan Pembunuhan Ekstra Judisial
METODE Somatic • • • • • • • • • •
Finger Fi Falaka/falanga Bastinado Penggunaan meja Burning Submarino Telefono Genital destruction Electrocution incommunicado
Psychological • Menyaksikan penyiksaan • Ancaman Farmakologis • Zat Z kimia ki i
Methods • • • • • • • • • • •
(Istanbul Protocol 2001)
Blunt trauma Positional torture Burning Electric Shock Asphyxiation Crush injuries Penetrating injuries Chemical exposure p Sexual violence to genitals Traumatic removal Medical amputation
• Pharmacological torture • Conditions of detention • Deprivation of normal sensoryy • Humiliation • Threats of death • Threats of attack of animals • Psychological techniques • Violation of taboos • Behavioral B h i l coercion i • Forced to witness torture
A Amnesty t International I t ti l 2000 Riset 195 neg, sejak 1997 • Praktek > 150 neg. neg • Meluas & persistent > 70 neg. g • Korban mati > 80 neg. • Pelaku: – organ neg. & polisi > 140 neg. – Militer > 40 neg – Paramiliter > 20 neg – Intel > 50 neg
Methods • Beating > 150 neg / soles > 30 neg • Mock exec. / threat of death > 50 neg • Prolonged solitarity confinement fi > 50 neg • Rape & sex abuse in custody > 50 neg • Suspension of the body > 40 negg • Electric shocks > 30 neg • Suffocation > 30 neg
Akibat Penyiksaan • Kematian • Cacat Fisik g Orientasi • Kehilangan Sosial • Tidak dapat bekerja
KONVENSI ANTI PENYIKSAAN Convention Against Torture and Other Cruel, Cruel Inhuman or Degrading Treatment or Punishment
9 Art. 5 UDHR & Art. 7 ICCPR: “No one shall bre subjected to torture …” 9 Berlaku 1987; 123 peratifikasi g Indonesia 1985 9 Tandangan 9 Ratifikasi Indonesia: UU 5/1998 – Deklarasi Ps Ps. 20 ayat (1) (1), (2)&(3): “… dilaksanakan dgn. menghormati kedaulatan & integritas wilayah” – Reservasi Ps Ps. 30 ayat (1):Tdk (1):Tdk. mengakui kompetensi MI dlm. peselisihan penafsiran
Definisi Penyiksaan • • • •
perbuatan sengaja rasa sakit ki / penderitaan d i yg hebat h b jasmani / rohani dilakukan oleh/ hasutan /persetujuan / sepengetahuan aparat • tujuan: info / pengakuan / hukuman / ancaman, diskriminasi • tdk termasuk yg timbul dr penghukuman sah • ‘perlakuan / penghukuman yg kejam lainnya yg tdk manusiawi & merendahkan martabat’ ?
KEWAJIBAN NEGARA • • • • • • • • • •
Implementasi efektif (Art. 2 (1)) Non-derogable No de ogab e (Art. ( . 2 (2)) ( )) No-superior order principle (Art. 2 (3)) Non-refoulment (Art. (Art 2) Punishable under national law (Art. 4) Y risdiksi universal Yurisdiksi ni ersal & eextradiksi tradiksi (Art. (Art 5) Menahan pelaku & menyelidiki (Art. 6) Hrs. mengadili dili pelaku l k jika jik tdk dk diekstradisi di k di i (Art. ( 7)) Extraditable (Art. 8) Kerjasama antar negara dalam penegakan (Art. 9)
• • • • •
Pendidikan & Informasi (Art. (Art 9) Pengawasan sistematis (Art. 11) P Penyelidikan lidik segera & tdk memihak ih k (Art. (A t 12) Hak korban utk. mengadu (Art. 13) Korban berhak atas ganti rugi & kompensasi (Art. 14) • Keterangan hasil penyiksaan tdk boleh digunakan di pengadilan (Art. 15) • Pencegahan perlakuan / penghukuman lain yg kejam, tdk manusiawi & merendahkan martabat (Art 16) (Art.
Komite Anti Penyiksaan (17-21) • Terdiri dari 10 Anggota • Menerima Laporan dr Neg. Peserta & Membahasnya • Memberikan Rekomendasi • Menerima info, komunikasi & penyelidikan • Reservasi
Lain-lain • Non-treaty instruments: – Standard Minimum rules for the treatment of p prisoners – Code of conduct for LEO – Istanbul Protocol
• Optional Protocol 2001
UU 39/99 • “Penyiksaan” perbuatan sengaja, menimbulkan rasa sakit/penderitaan hebat, hebat jasmani / rohani, rohani utk memp. memp pengakuan/ keterangan, menghukum perbuatan yg / diduga dilakukan seseorang/orang ke-3,/ mengancam / memaksa seseorang / orang ke-3, /dgn alasan diskriminasi, dilakukan oleh / hasutan dari / persetujuan/ sepengetahuan siapapun / pejabat publik (Ps. 1(4)) • Non-derogable rights (Ps. 4) • Hak memperoleh keadilan (Ps. 17) • Termasuk pelanggaran berat HAM (Ps. 104) • UU 26/2000 kompetensi pengadilan HAM, apabila dlm. rangka genosida id & kejahatan k j h thd. hd kemanusiaan k i
KUHP Penganiayaan (Ps. 351) – pidana penjara maks. maks 8 th / luka berat maks. maks 5 th/ mati maks. 7 th – sama dgn merusak kesehatan – percobaan tdk dipidana – penganiayaan ringan maks. maks 33,5 5 bl /denda Rp. Rp 44.500, 500 bila thdp. bawahan + 1/3 (Ps. 352) • Unsur: U su : – sengaja menimbulkan sakit / luka, thdp badan /kesehatan; - maksud ppelaku ppentingg – penyertaan dipidana
Penganiayaan Terencana & Berat • • • • • • • •
(Ps.353-354) (Ps 353-354) Penganiayaan Terencana : maks 4 th Terencana + Luka k Berat : maks k 7 th h Terencana + Mati : maks 9 th Sengaja + Luka Berat : maks 8 th Sengaja + Mati : maks 10 th Penganiayaan Berat Terencana : maks 12 th PBT + Mati M i : maks k 15 thh Pemberatan + 1/3: thdp. orang tua, istri, anak, pejabat bertugas, / menggunakan bahan berbahaya
• Pemidanaan karena penganiayaan terencana & penganiayaan i berat b dpt d disertai di i dgn d pencabutan b hak: atas jabatan, masuk AB, memilih dan dipilih, penasihat ih hukum, h k wali, li pengampu, mata pencaharian t’tentu (Ps. 357) • Menyebabkan mati / luka krn alpa: maks 5 th/1 th kurungan (Ps. 359)
KUHAP • • • • •
Melindungi hak-hak terdakwa Hak Terdakwa Utk didampingi pengacara Tertuduh hrs berbicara bebas Pra-peradilan Pengakuan hasil penyiksaan tidak dpt dijadikan bukti di pengadilan
Genital Destruction
Tight Chair