KONTRIBUSI PERSEPSI GURU MENGENAI FLEKSIBILITAS RANAH CIPTA DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN (Studi Korelatif pada Guru-guru SMA Negeri Kota Pekanbaru)
TESIS
Oleh MAHFAYERI NIM 82339
Tesis ditulis untuk memenuhi sebahagian persyaratan dalam mendapatkan gelar Magister Pendidikan
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS RIAU BEKERJASAMA DENGAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2010
ABSTRACT
Mahfayeri . 2010 . Contributing of Teacher’s Perception about Flexibility Kognitive and teacher’s competency to learning effectifity. ( A correlative study for teachers’ Senior High School in Pekanbaru ) The aim’s of the reasearch were : i) to describe the contibuting of teacher’s perception about flexibility kognitive to learning effectifity, ii) to describe the contributing of teacher”s perception about teacher’s competency ,iii) to describe the contributing of teacher”s perception and teacher’s competency to learning effectifity. The reasearch was conduct to teacher’s special for senior high school in Government of District Pekanbaru The population of this research were the teacher’s at senior high school of Pekanbaru City, comprising of 961 teachers’. There were seventy one teachers’ taken as sample from population by applying the proportional random sampling technique. The reaseach method is use quantitative ,the data were collected throuth quesioner’s for the teacher’s. The data were SPSS program for the window 11,5 Result of data analysis indicate that : (a) the result of contibution teacher’s perception about flexibility kognitive to learning effectifity has correlation about 0,359 ; that meaning , teacher’s perception about flexibility kognitive to learning effectifity about 12,9 %, (b) the result of contributing teacher’s perception about teacher’s competency has correlation about 0,664 ; that meaning, teacher’s perception about teacher’ competency to learning effectifity about 40,2 % .(c) the result of contributing teacher’s perception about flexibility kognitive and teacher’s competency has correlation about 0,716 ; that meaning, teacher’s perception about flexibility competency and teacher’s competency to learning effectifity about 40,2 % . Base on the results, it can be conclude that perception of flexibility kognitive and teacher’s competency as contributed significanly toward learning efectifity
i
ABSTRAK
Mahfayeri. 2010 . Kontribusi Persepsi Guru Mengenai Fleksibilitas Ranah Cipta dan Kompetensi guru Terhadap Efektifitas Pembelajaran ( Studi korelatif pada guru-guru SMA di Kota Pekanbaru ) Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengungkap besarnya kontribusi persepsi guru mengenai fleksibilitas kognitif ranah cipta terhadap efektifitas pembelajaran , 2) mengungkap besarnya kontribusi persepsi guru mengenai kompetensi guru terhadap efektifitas pembelajaran, 3) mengungkap besarnya kontribusi persepsi guru mengenai fleksibiltas ranah cipta dan kompetensi guru terhadap efektifitas pembelajaran. Populasi penelitian ini adalah guru-guru SMA negeri Kota Pekanbaru yang berjumlah 961 orang. Penarikan sampel mengunakan teknik proporsional random sampling, diperoleh sampel sebanyak 71 orang. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif mengunakan pendekatan korelatif. Teknik pengumpulan data dengan penyebaran angket ( Quesioner ) kepada guru-guru sebagai responden. Teknik analisis data yang digunakan program SPSS for Window 11,5. Hasil penelitian menunjukkan persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta secara empiris memiliki hubungan 0,359 dengan efektifitas pembelajaran; atau dengan kata lain persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta mempunyai kontribusi terhadap efektifitas pembelajaran sebesar 12,9 %. Persepsi guru mengenai kompetensi guru secara empiris mempunyai hubungan 0,664 dengan efektifitas pembelajaran; atau dengan kata lain persepsi guru mengenai kompetensi guru mempunyai kontribusi terhadap efektifitas pembelajaran sebesar 40,2 %. Persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta dan kompetensi guru secara empiris mempunyai hubungan sebesar 0,716 dengan efektifitas pembelajaran ; dengan kata lain persepsi guru persepsi guru mengenai fleksibilitas dan kompetensi guru mempunyai kontribusi secara bersama-sama sebesar 51,3 %. Berdasarkan analisa data, dapat disimpulkan bahwa terdapat persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta dan kompetensi guru mempunyai kontribusi yang signifikan terhadap efektifitas pembelajaran baik secara sendiri sendiri maupun secara bersama sama.
ii
PERSETUJUAN AKHIR TESIS
Nama : Mahfayeri NIM: 82339
Nama
Tanda Tangan
Prof. Dr. Suparno, M.Pd. Ketua
--------------------
Yenita Roza, Ph.D. Sekretaris
--------------------
iii
PERSETUJUAN KOMISI UJIAN TESIS MAGISTER MANAGEMEN
Nama
Tanda Tangan
1. Prof. Dr. Suparno , M.Pd. Ketua
_____________
2. Yenita Roza Ph.D. Sekretaris
______________
3. Prof. Dr. Ungsi A.O. Marmai, M.Ed. Anggota
______________
4. Dr. Ramalis M.Pd Anggota
______________
5. Dr. Darmansyah M.Pd Anggota
_______________
Mahasiswa Nama
: Mahfayeri
NIM
: 82339
Tanggal Ujian :
iv
SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Karya tulis saya , tesis dengan judul “ Kontribusi Persepsi Guru Mengenai Fleksibilitas Ranah Cipta dan Kompetensi guru terhadap Efektifitas Pembelajaran “( Studi korelatif pada guru-guru SMA Negeri Kota Pekanbaru ) adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik baik di Universitas Riau , Universitas Negeri Padang maupun di perguruan tinggi lainnya. 2. Karya tulis ini murni gagasan , penilaian, dan rumusan saya sendiri tampa bantuan tidak sah dari pihak lain , kecuali arahan tim pembimbing. 3. Didalam karya tulis ini tidak terdapat hasil karya atau pendapat yang telah ditulis atau di publikasikan oramng lain, kecuali dikutip secara tertulis dengan jelas dan dicantumkan sebagai acuan di dalam naskah saya dengan disebut nama pengarangnya dan dicantumkan pada daftar rujukan . 4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran pernyataan ini, saya bersedia menerima sangsi akademik berupa pencabutan gelar yang telah saya peroleh karena karya tulis ini, serta sangsi lainnya sesuai dengan norma dan ketentuan hukum yang berlaku. Pekanbaru, Januari 2010 Saya yang Menyatakan
Mahfayeri NIM 82339
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia serta hidayah-Nya yang telah memberikan kekuatan kepada penulis, sehingga telah dapat menyelesaikan Hasil Penelitian ini yang berjudul “ Kontribusi Persepsi Guru Mengenai Fleksibilitas Ranah Cipta dan Kompetensi guru Terhadap Efektifitas Pembelajaran”. Hasil penelitian ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan ( M.Pd ) pada program Study Teknologi Pendidikan Program Pasca Sarjana Universitas Riau ( UNRI ) bekerjasama dengan Universitas Negeri Padang ( UNP ). Dalam penulisan Hasil Penelitian ini penulis telah banyak mendapat bantuan dan dorongan baik materil maupun moril dari berbagai pihak , maka pada kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati mengucapkan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. Suparno, M.Pd. dan Yenita Roza, Ph.D. sebagai dosen Pembimbing I dan Pembimbing II yang penuh perhatian dan kesabaran dalam membimbing penulis untuk penyelesaian hasil penelitian ini. 2. Prof. Dr. Ungsi AOM, M.Ed. , Dr. Darmansyah, M.Pd., Dr. Ramalis M.Pd. selaku penguji Thesis hasil penelitian ini yang telah banyak memberikan masukan yang sangat berarti bagi penulis. 3. Ketua Program Study Teknologi Pendidikan UNRI dan UNP yang telah banyak memberikan masukan kepada penulis dalam rangka peneyelesaian hasil penelitian ini 4. Direktur Program Pasca Sarjana UNRI dan UNP beserta staf yang telah memberikan berbagai kemudahan dalam proses penelitian guna penyelesaian hasil penelitian ini 5. Kepala Sekolah SMA negeri Kota Pekanbaru yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam mendapatkan data serta mengizinkan pengisian kuesioner oleh guru-guru yang menjadi respoden 6. Orang tua , Istri tercinta Betnawati Zubir serta dorongan dari anak-anak ( Rika , Riki , Renold dan Suci ) yang telah memberikan bantuan materil maupun moril kepada penulis dalam mengikuti kuliah dan penyelesaian hasil penelitian ini 7. Seluruh rekan-rekan seperjuangan mahasiswa Program Teknologi Pendidikan Pasca Sarjana UNRI bekerjasama dengan UNP dan semua pihak yang ikut membantu dalam penyelesaian hasil penelitian ini
vi
Semoga bantuan , bimbingan dan petunjuk yang diberikan menjadi amal saleh dan mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Akhirnya penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini belum sempurna, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang konstruktif dari semua pihak . Mudah-mudahan hasil penelitian ini bermanfaat bagi pengelola pendidikan dimasa yang akan datang. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan taufik dan hidayahNya Amin….
Pekanbaru 12 Desember 2009
PENULIS
vii
DAFTAR ISI Halaman ABSTRACT
…………………………………………………………………
i
ABSTRAK
…………………………………………………………………
ii
PERSETUJUAN AKHIR
…………………………………………………………
iii
PERSETUJUAN KOMISI PEMBIMBING …………………………………………
iv
SURAT PERNYATAAN
…………………………………………………………
v
KATA PENGANTAR
…………………………………………………………..
vi
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………….
viii
DAFTAR TABEL
………………………………………………………………….
xi
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………………….
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN A. B. C. D. E. F.
Latar Belakang Masalah ………………………………………………….. Identifikasi Masalah ……………………………………………………... Pembatasan Masalah ……………………………………………………… Perumusan Masalah ………………………………………………………. Tujuan Penelitian ………………………………………………………… Kegunaan Penelitian ……………………………………………………..
1 6 7 8 8 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis ………………………………………………………… 1. Persepsi Guru Mengenai Fleksibilitas Kognitif Guru ………………... 2. Persepsi Guru Mengenai Profesional Guru ………………………….. 3. Efektivitas Pembelajaran …………………………………………….. B. Penelitian yang Relevan ………………………………………………… C. Kerangka Konseptual …………………………………………………… 1. Kontribusi Persepsi Guru Mengenai Fleksibilitas Ranah Cipta Terhadap Efektivitas Pembelajaran ……………………………………… 2. Kontribusi Persepsi Guru Mengenai Kompetensi Profesional Terhadap Efektivitas Pembelajaran ……………………………………… viii
10 10 14 21 24 26 26 27
3. Kontribusi Persepsi Guru Mengenai Fleksibilitas Ranah Cipta Dan Kompetensi Profesional Terhadap Efektivitas Pembelajaran ……… 28 D. Hipotesis ………………………………………………………………… 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. B. C. D. E. F. G. H.
Metode Penelitian ……………………………………………………….. Wilayah Penelitian ………………………………………………………. Populasi dan Sampel ……………………………………………………. Definisi Operasional ……………………………………………………. Instrumen Penelitian ……………………………………………………. Uji Coba Instrumen ……………………………………………………… Teknik Pengumpulan Data …..………………………………………….. Teknik Analisis Data …………………………………………………… 1. Pengujian Persyaratan Analisis ………………………………………… 2. Pengujian Hipotesis ……………………………………………………...
30 30 30 35 36 39 41 41 41 42
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Diskriptif Data …………………………………………………………. 1. Persepsi Guru Mengenai Fleksibilitas Ranah Cipta ………………… 2. Persepsi Guru Mengenai Kompetensi Guru …….………………… 3. Efektivitas Pembelajaran …………………………………………… B. Persyaratan Pengujian Analisis ……………………………………….. 1. Uji Normalitas ……………………………………………………… 2. Uji Homogenitas ……………………………………………………. 3. Uji Linearitas ……………………………………………………….. 4. Uji Independen Antarvariabel Bebas ……………………………….. C. Pengujian Hipotesis ……………………………………………………. 1. Hipotesi Pertama ……………………………………………………. 2. Hipotesi Kedua …………………………………………………….. 3. Hipotesis Ketiga ……………………………………………………. 4. Hubungan Variabel Bebas terhadap Variabel Terikat secara Murni . D. Diskusi dan Pembahasan ……………………………………………….. 1. Temuan Pertama …………………………………………………… 2. Temuan Kedua …………………………………………………….. 3. Temuan Ketiga …………………………………………………….. E. Keterbatasan Penelitian …………………………………………………
ix
43 43 44 46 47 47 48 49 50 51 51 55 59 62 63 64 65 66 67
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ……………………………………………………………… B. Implikasi Hasil Penelitian ………………………………………………. C. Saran-saran ………………………………………………………………
68 69 71
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………….
72
LAMPIRAN …………………………………………………………………………
74
x
DAFTAR TABEL
Tabel
Hal
1. 2. 3. 4. 5.
12 13 13 17
Fleksibilitas Pribadi Guru ................................................................................. Fleksibilitas Guru terhadap Siswa ..................................................................... Fleksibilitas Guru terhadap Materi dan Metode ................................................ Kompetensi Guru ............................................................................................. Penyebaran Anggota Populasi Berdasarkan Jenis Kelami Tingkat Pendidikan dan Golongan Kepangkatan ……………………………………… 6. Hasil Perhitungan Sampel .................................................................................. 7. Hasil Perhitungan Jumlah Distribusi Sampel .................................................... 8. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ………………………………………………… 9. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Instrumen ……………………………………... 10. Distribusi Frekuensi Persepsi mengenai Fleksibilitas Ranah Cipta .............. ...... 11. Distribusi Frekuensi Skor Kompetensi guru ...................................................... 12. Distribusi Frekuensi Efektivitas Pembelajaran ................................................... 13. Rangkuman Uji Normalitas Variabel Bebas (X1 dan X2) dan Variabel Terikat (Y) …………………………………………………………………….. 14. Rangkuman Uji Homogenitas Variabel Bebas (X1 dan X2) terhadap Variabel Terikat (Y) .......................................................................................... 15. Rangkuman Uji Linearitas Variabel Bebas (X1 dan X2) terhadap Variabel Terikat (Y) ………………………………………………………….. 16. Uji Independensi Antarvariabel Bebas ………………………………………. 17. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Sederhana dan Uji Koefisien Determinasi antara X1 dan Y ………………………………………………… 18. Analisis Varians Regresi antara X1 terhadap Y ............................................... 19. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Sederhana dan Uji Koefisien Determinasi antara X2 dengan Y ……………………………………………. 20. Analisis Varians Regresi antara X2 terhadap Y .............................................. 21. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Ganda dan Uji Koefisien Korelasi antara X1, X2 dan Y ………………………………………………………….. 22. Analisis Varians Persepsi Mengenai Fleksibilitas Guru, Kompetensi Profesional dengan Efektivitas Pembelajaran ………………………………. 23. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Parsial .................................................... 24. Rangkuman Sumbangan Relatif dan Efektif X1 dan X2 terhadap Y .................. xi
31 33 34 37 40 44 45 46 48 49 50 51 52 54 55 58 59 61 62 66
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Hal
1. Hubungan Antar Variabel Penelitian ................................................................... 2. Grafik Regresi antara Variabel Persepsi Guru Mengenai Fleksibilitas Ranah Cipta terhadap Efektivitas Pembelajaran .................................................. 3. Grafik Regresi antara Variabel Kompetensi guru terhadap Efektivitas Pembelajaran ..................................................................................... 4. Grafik Regresi antara Variabel Persepsi mengenai Fleksibilitas Guru dan Kompetensi guru terhadap Efektivitas Pembelajaran .........................
28
xii
54 57 61
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Hal
1. Kisi-Kisi Instrumen Uji Coba Penelitian ………………………………… 2. Petunjuk Pengisian Angket Uji Coba , Angket Penelitian, Rekapitulasi Data dan Analisa Data …………………………………… 3. Kisi kisi Instrumen Penelitian …………………………………………. 4. Petunjuk Pengisian Angket Penelitian, Angket Penelitian, Rekapitulasi Data dan Analisas Data ………………………………….. 5. Kontribusi Indikator dan sub indikator terhadap rata-rata nilai Jumlah responden ………………………………………………………. 6. Hasil Perhitungan Statistik Deskriptif dengan Program SPSS ………… 7. Hasil Pengujian Persyaratan Analisis dengan Program SPSS …………. 8. Uji Homogenitas , Uji Linieritas , Uji Independensi Antar Variabel …. 9. Hasil Perhitungan Pengujian Hipotesis ………………………………… 10. Analisis Sumbangan Relatif dan Efektif ………………………………. 11. Administrasi penelitian …………………………………………………
xiii
74 76 95 97 112 116 120 121 124 128 129
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dalam bidang pendidikan diarahkan untuk menunjang upaya peningkatan mutu sumber daya manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab. Hal ini sejalan dengan yang diamanatkan dalam UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN), Bab II Pasal 3 yang menyatakan: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepala Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Pasal 39 ayat 1, menyatakan “tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan”, ayat 2: pendidik (guru dan dosen) merupakan tenaga profesional yang
bertugas
merencanakan
proses
pembelajaran,
menilai
hasil
pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan. Pasal 42 ayat 1 berbunyi: pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan 1
2 jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Setiap usaha untuk meningkatkan sumber daya manusia sebagai hasil pendidikan akan sangat berarti apabila melibatkan guru. Mengingat peran guru yang strategik dalam menentukan kualitas sumber daya manusia, maka perlu kompetensi (1) penguasaan bidang studi, (2) pemahaman tentang peserta didik, (3) penguasaan cara pembelajaran yang mendidik, dan (4) pengembangan kepribadian dan keprofesionalan, (Depdiknas, 2004). Guru dipandang kompeten apabila dalam melakukan tugasnya dapat berperan sebagai fasilitator, inisiator, dan motivator dalam pencapaian kompetensi
lulusan.
Di
samping
itu,
guru
juga
harus
mampu
mengakomodasikan dinamika perubahan yang terjadi dalam lingkup nasional, regional dan global dengan tetap berpegang pada fungsi dan tujuan pendidikan nasional, guru dan dosen harus dapat memfasilitasi proses pembelajaran dan memperhatikan perkembangan peserta didik dalam berbagai dimensinya, yang mengarah kepada kepemilikan dan perkembangan inteligensi,
keterampilan
belajar,
sikap,
keterampilan
bekerja,
dan
kemandirian sosial. Berdasarkan diskusi penulis sebagai Widyaiswara dengan beberapa guru yang mengikuti pelatihan di diklat Propinsi Riau tanggal 27 April 2009 di kelas A dan 4 Mei 2009 di kelas C ,
fungsi dan tugas guru sebagai
pelaksana pembelajaran menunjukkan gejala yang kurang baik. Gejala ini dapat dilihat dari rendahnya kualitas hasil belajar siswa, karena guru
3 dianggap kurang mampu melaksanakan pembelajaran secara efektif, yang pada akhirnya berpengaruh terhadap mutu pendidikan. Guru-guru tersebut juga menginformasikan kepada penulis dimana kelengkapan mengajar guru seperti membuat Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang terkesan hanya untuk memenuhi tuntutan kepala sekolah dan kepentingan kenaikan pangkat, menggunakan RPP yang lama untuk efektivitas pembelajaran semester berikutnya, beberapa orang guru yang tidak membuat RPP secara tertulis, karena mereka menganggap tanpa persiapan mengajar pun mereka dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien, kurang berusaha menggunakan media dan metode yang diperlukan, kurang memperhatikan dan berusaha untuk mencari jalan keluar dari kesulitan siswa, kurang mampu menguasai materi dan memilih metode yang sesuai dengan materi yang akan disajikan, pelaksanaan evaluasi yang tidak menurut kisi-kisi soal. Masih ada di antara guru-guru senior merasa apriori terhadap inovasi pendidikan, terdapat beberapa orang guru yang belum memahami akan arti penting fleksibilitas (keluwesan ranah cipta) dalam pembelajaran. Hal di atas menunjukkan bahwa kurangnya kemampuan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Dalam diskusi dengan guru-guru tersebut juga dikeluhkan adalah masalah ekonomi (penghasilan) karena lambatnya proses sertifikasi, martabat dan harga diri (self-esteem) yang belum dihargai, serta kompetensi profesional guru. Sedangkan harkat dan martabat guru di masyarakat kian merosot, terkesan hanya karena penghasilan guru masih jauh di bawah ratarata kalangan professional lainnya. Dilihat dari wibawa guru di mata siswa
4 juga kian jatuh. Siswa-siswa saat ini, khususnya di sekolah-sekolah menengah di kota-kota pada umumnya cenderung menghormati guru hanya karena ada kepentingan tertentu. Sebagian siswa di kota mau menghormati guru mereka karena ingin mendapat nilai yang tinggi atau naik kelas dengan peringkat tinggi tanpa kerja keras. Sebagian lainnya lagi menghormati guru agar mendapat dispensasi terhadap kelalaian mereka mengerjakan tugas. Dalam menghadapi permasalahan di atas, maka kepribadian seorang guru menjadi pertaruhannya. Artinya, aspek kepribadian seorang guru harus kembali kepada fitrahnya atau jati diri seorang guru harus tetap menunjukkan indentitasnya sebagai pendidik dan tenaga professional. Oleh karena itu, setiap guru profesional sangat diharapkan memiliki persepsi yang baik terhadap fleksibilitas ranah cipta yang diperlukan sebagai teladan atau panutan bagi para siswanya. Fleksibilitas kognitif (keluwesan ranah cipta) merupakan kemampuan berpikir yang diikuti oleh tindakan-tindakan secara spontan dan memadai dalam situasi tertentu (Muhibbin Syah, 1997). Guru yang fleksibel atau luwes pada umumnya ditandai dengan keterbukaan berpikir dan beradaptasi. Sedangkan keterbukaan psikologis merupakan dasar kompetensi guru (kemampuan dan kewenangan melaksanakan tugas) keguruan yang harus dimiliki oleh setiap guru. Guru yang terbuka secara psikologis biasanya ditandai dengan kesediaannya mengkomunikasikan dirinya dengan siswa, teman sejawat, dan lingkungan kerjanya, menerima kritik dan memiliki empati. Kepribadian ini sangat penting bagi guru profesional dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pendidik di masyarakat.
5 Kemauan seorang guru untuk meningkatkan kualitas efektivitas pembelajaran ditentukan oleh persepsinya mengenai fleksibilitas ranah cipta ( kognitif ). Jika guru memiliki persepsi positif terhadapf leksibilitas ranah cipta, maka akan berusaha untuk menjadi seorang guru yang fleksibel (luwes). Oleh karena itu, persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta (kognitif) menjadi salah satu faktor penting dalam menentukan kualitas efektivitas pembelajaran. Dalam beberapa diskusi terhadap guru-guru SMA Negeri di Kota Pekanbaru yang
mengikuti
diklat di Pemerintah
Kota
Pekanbaru,
menunjukkan bahwa masih banyak guru yang memiliki persepsi negatif terhadap fleksibilitas ranah cipta ( kognitif ). Artinya seorang guru dituntut untuk kaku pada aturan, tidak perlu mengembangkan pembelajaran, serta melaksanakan pembelajaran sekedar memenuhi tuntutan tugas profesinya. Persepsi guru yang negatif ini yang diduga sebagai salah satu penyebab rendahnya kualitas efektivitas pembelajaran. Hal ini dikarenakan telah berkembangnya persepsi di kalangan guru bahwa tidak diperlukannya keluwesan ranah cipta ( kognitif ) untuk mengembangkan pembelajaran secara lebih efektif. Permasalahan lain yang terjadi berkaitan dengan efektivitas pembelajaran adalah masalah kompetensi guru yang masih rendah. Dari beberapa standar kompetensi yang dituntut bagi guru profesional, maka kemampuan guru-guru SMA Negeri di kota Pekanbaru belum melaksanakan standar tersebut secara optimal. Depdiknas (2003) mengemukakan standar kompetensi guru sekolah menengah umum dapat dilihat dari empat
6 komponen yaitu (1) pengelolaan pembelajaran; (2) pengembangan potensi; (3) penguasaan akademik; (4) sikap kepribadian. Sedangkan secara keseluruhan standar kompetensi guru terdiri dari tujuh kompetensi, yaitu: (1) penyusunan rencana pembelajaran; (2) pelaksanaan interaksi belajar mengajar; (3) penilaian prestasi belajar peserta didik; (4) pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta didik; (5) pengembangan profesi; dan (6) pemahaman wawasan pendidikan. Berdasarkan komponen kompetensi di atas, dalam pelaksanaannya guru-guru masih banyak yang memiliki tingkat kemampuan yang rendah. Berdasarkan hasil diskusi dan informasi yang didapat dengan guruguru yang ikut diklat penulis menduga variabel-variabel yang berpengaruh terhadap efektivitas pembelajaran yaitu persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta dan sikap mengenai kompetensi profesional. Kedua variabel ini diduga kuat berkontribusi terhadap kualitas efektivitas pembelajaran, sehingga dengan penelitian ini diharapkan dapat mendorong pada perbaikanperbaikan efektivitas pembelajaran yang selama ini masih mengalami kekurangan-kekurangan.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan gejala yang terjadi pada guru SMA di Kota Pekanbaru, berhubungan dengan persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta (kognitif ) dan kompetensi guru terhadap efektivitas pembelajaran, maka diduga gejala tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor yakni :
7 1.
Masih ada guru yang membuat rencana pembelajaran hanya untuk memenuhi tuntutan atasan, perumusan rencana pembelajaran yang tidak memenuhi prosedur, terkesan asal jadi, menggunakan rancangan lama untuk semester berikutnya, tidak mau membuat rencana pembelajaran, karena mereka menganggap tanpa pembuatan rencana dan program pembelajaran mereka dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik.
2.
Masih ada guru yang kurang berusaha menggunakan media dan metode pembelajaran yang diperlukan dalam efektivitas pembelajaran. Karena di samping kurang terbiasa dalam menggunakan media pembelajaran, juga rendahnya wawasan mereka tentang penggunaan media yang tersedia.
3.
Masih ada guru yang merasa apriori terhadap ide-ide pembaharuan, dikarenakan persepsi guru yang negatif terhadap fleksibiltias ranah cipta ( kognitif ), bahkan masih ada guru yang merasa terbebani dengan tugas mengajar, sehingga kegiatan pembelajaran belum mampu sepenuhnya dilaksanakan sesuai ketentuan.
4.
Arti pentingnya profesionalisme belum terlihat, karena sering terjadi perbedaan pendapat yang tidak bersifat membangun terhadap efektivitas pembelajaran sehingga guru terlihat kurang profesional.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan di atas, ada beberapa
faktor yang mempengaruhi efektivitas pembelajaran
.
Permasalahan ini penulis batasi pada persepsi guru mengenai fleksibilitas
8 ranah cipta dan kompetensi guru yang diduga berkontribusi terhadap efektivitas pembelajaran di sekolah menengah atas.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah di atas, maka dapat penulis rumuskan beberapa permasalahan penelitian ini yakni : 1. Seberapa besar kontribusi persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta terhadap
efektivitas
pembelajaran
guru-guru
SMA
Negeri
Kota
Pekanbaru? 2. Seberapa besar kontribusi persepsi guru mengenai kompetensi guru terhadap
efektivitas
pembelajaran
guru-guru
SMA
Negeri
Kota
Pekanbaru? 3. Seberapa besar kontribusi persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta dan
kompetensi
guru
secara
bersama-sama
terhadap
efektivitas
pembelajaran guru-guru SMA Negeri Kota Pekanbaru?
E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengungkap besarnya kontribusi persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta terhadap efektivitas pembelajaran pada guru-guru SMA Negeri Kota Pekanbaru. 2. Mengungkap besarnya kontribusi persepsi guru mengenai kompetensi guru terhadap efektivitas pembelajaran pada guru-guru SMA Negeri Kota Pekanbaru.
9 3. Mengungkap besarnya kontribusi persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta dan kompetensi guru secara bersama-sama terhadap efektivitas pembelajaran pada guru-guru SMA Negeri Kota Pekanbaru.
F. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi: 1. Guru pada umumnya dan guru-guru Sekolah Menengah Atas Negeri seKota Pekanbaru khususnya, guna mengetahui pengetahuan yang mereka miliki dalam melaksanakan tugas dan fungsi mereka sebagai tenaga edukatif, khususnya tentang kontribusi
fleksibilitas ranah cipta dan
kompetensi guru terhadap efektivitas pembelajaran. 2. Kepala sekolah, untuk memperhatikan peningkatan fleksibilitas dan profesionalisme guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan efektivitas pembelajaran. 3. Bagi Dinas Dispora Kota Pekanbaru, agar penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi untuk meningkatkan profesionalisme guru dan meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah menengah atas.
10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teoritis 1. Persepsi Guru mengenai Fleksibilitas Ranah Cipta ( Kognitif ) Pureek (1984:13) menyatakan bahwa persepsi merupakan proses menerima, menyeleksi, mengorganisasikan, mengartikan, menilai dan memberi reaksi melalui rangsangan panca indera. Pada dasarnya setiap orang mempunyai kemampuan yang relatif tidak sama, boleh jadi persepsi seseorang terhadap kejadian yang sama dapat saja berbeda. Dengan maksud yang sama maka persepsi dapat juga dikatakan sebagai pandangan seseorang tentang suatu objek, peristiwa ataupun kejadian-kejadian yang dapat ditangkapnya dengan menggunakan indera. Leavitt (1996:27) menyatakan persepsi (perception) dalam arti sempit adalah penglihatan, yaitu bagaimana seseorang melihat sesuatu. Sedangkan dalam arti luas, persepsi adalah bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Persepsi seseorang ditentukan oleh relevansinya dengan kebutuhan. Artinya, seseorang akan mempunyai persepsi yang positif tentang sesuatu jika hal itu sesuai dengan kebutuhannya. Chaplin
(2006:358)
mendefinisikan
persepsi
sebagai
proses
mengetahui atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan bantuan indera. Selanjutnya dijelaskan bahwa dalam psikologi kontemporer, persepsi secara umum diperlakukan sebagai satu variabel campur tangan (intervening variable), bergantung pada faktor-faktor perangsang, cara belajar, perangkat, keadaan jiwa atau suasana hati, dan faktor-faktor motivasional. Arti suatu
11 objek atau kejadian objektif ditentukan oleh kondisi perangsang maupun oleh faktor-faktor organisme (organ fisik). Dengan demikian, persepsi masingmasing orang terhadap suatu objek akan berbeda-beda, karena setiap individu akan menanggapinya berkenaan dengan aspek-aspek situasi yang mengandung arti khusus bagi dirinya. Informasi yang diterima individu mengenai objek, peristiwa, kegiatan atau ide kemudian diorganisasikan dan diinterpretasikan sehingga melahirkan pendapat atau pandangan. Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang dalam menginterpretasikan informasi yang diterimanya tentang objek, peristiwa, kegiatan atau ide tertentu, diantaranya adalah pengalaman, motivasi, kecerdasan dan intensitas perhatian yang diberikan. Higgins
(1982:87)
mengemukakan bahwa perbedaan individu dalam persepsi disebabkan oleh; (1) kesiapan fisik dari organ sensori, (2) kepentingan, (3) pengalaman masa lalu, (4) tingkat perhatian dan (5) kekuatan stimulus. Apa yang dipersepsi seseorang, itulah yang merupakan realita tentang informasi yang diterimanya mengenai objek, peristiwa, kegiatan atau ide. Inilah yang akan mempengaruhi perilakunya. Berdasarkan beberapa pengertian di atas persepsi adalah tanggapan, pendapat, penilaian pandangan atau reaksi seseorang terhadap suatu objek yang menjadi perhatiannya. Perbedaan persepsi seseorang dapat disebabkan oleh perbedaan kesiapan fisik dari organ sensori, kepentingan, pengalaman masa lalu, tingkat perhatian, dan kekuatan stimulus. Muhibbin Syah (1997:226) menjelaskan bahwa fleksibilitas kognitif (keluwesan ranah cipta) merupakan kemampuan berpikir yang diikuti dengan
12 tindakan secara simultan dan memadai dalam situasi tertentu. Kebalikannya adalah frigiditas kognitive atau kekakuan ranah cipta yang ditandai dengan kekurang mampuan berpikir dan bertindak yang sesuai dengan situasi yang sedang dihadapi. Guru yang fleksibel ( luwes) umumnya ditandai dengan keterbukaan berpikir dan beradaptasi. Muhibbin Syah (1997:227-228) menjelaskan ciri-ciri dari guru yang fleksibel ( luwes ) dengan guru yang kaku seperti pada tabel berikut: Tabel 1. Fleksibilitas Pribadi Guru No
Ciri Perilaku Kognitive Guru Guru Luwes Guru Kaku Tampak terlalu dikuasai oleh 1. Menunjukkan keterbukaan rencana pembelajaran, sehingga dalam perencanaan alokasi waktu sangat kaku pembelajaran Tidak mampu memodifikasi 2. Menjadikan materi pelajaran berguna bagi kehidupan nyata materi dalam silabus. siswa. Tidak mampu menangani hal yang 3. Mempertimbangkan berbagai terjadi secara tiba-tiba ketika alternatif cara pembelajaran sedang berlangsung. mengkomunikasikan isi pelajaran kepada siswa 4. Mampu merencanakan sesuatu Terpaku pada aturan yang berlaku dalam keadaan mendesak. meskipun kurang relevan. 5. Dapat menggunakan humor Terpaku pada isi materi dan secara proporsional dalam metode yang baku sehingga situasi menciptakan situasi PBM PBM monoton dan membosankan. yang menarik. (Adaptasi dari Muhibbin Syah, 1997:227)
13
Tabel 2. Fleksibilitas Guru terhadap Siswa No
Ciri Sikap Kognitif Guru Guru Luwes Guru Kaku Terlalu memperhatikan siswa yang 1. Menunjukkan perilaku demokratis dan tenggang rasa pandai dan mengabaikan siswa yang lamban. kepada semua siswa. 2. Responsif terhadap kelas (mau Tidak mampu/tidak mau mencatat isyarat adanya masalah dalam melihat, mendengar, dan PBM. merespon masalah disiplin, kesulitan belajar, dsb). 3. Memandang siswa sebagai Memandang siswa sebagai objek partner dalam PBM. yang berstatus rendah. 4. Menilai siswa berdasarkan Menilai siswa secara faktor-faktor yang memadai. serampangan. 5. Berkesinambungan dalam Lebih banyak menghukum dan menggunakan hukuman dan kurang memberi ganjaran yang ganjaran sesuai dengan memadai atas prestasi yang penampilan siswa. dicapai siswa. (Adaptasi dari Muhibbin Syah, 1997:227)
Tabel 3. Fleksibilitas Guru terhadap Materi dan Metode No
Ciri Sikap Kognitif Guru Guru Luwes Guru Kaku Terikat pada isi silabus tanpa 1. Menyusun dan menyajikan mempertimbangkan kebutuhan materi yang sesuai dengan siswa yang dihadapi. kebutuhan siswa. 2. Menggunakan berbagi metode Terpaku pada satu atau dua metode mengajar tanpa yang relevan secara kreatif memperhatikan kesesuaiannya sesuai dengan sifat materi. dengan sifat materi pelajaran. Terikat hanya pada satu atau dua 3. Luwes dalam melaksanakan format dalam merencanakan rencana dan selalu berusaha pembelajaran. mencari pengajaran yang efektif. Pendekatan pengajarannya lebih 4. Pendekatan pengajarannya preskriptif (perintah/hanya lebih problematik, sehingga memberi petunjuk atau ketentuan). siswa terdorong untuk berpikir. (Adaptasi dari Muhibbin Syah, 1997:228)
14 Berdasarkan uraian teoritis di atas, maka persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta (kognitif ) dapat dilihat dari persepsi mengenai fleksibilitas pribadi guru, persepsi mengenai fleksibilitas guru terhadap siswa, dan persepsi mengenai fleksibilitas guru terhadap materi dan metode pembelajaran.
2 Persepsi Guru mengenai Kompetensi guru Seorang guru sebagai tenaga profesional menurut Wayan Ardhana (2000:2), harus memiliki beberapa aspek yang prinsip yaitu; 1) peran konteks dalam belajar, 2) konstruksi dalam membangun pengetahuan, 3) kepedulian (caring) dan dampaknya terhadap hasil belajar, 4) kemampuan (competency) dan 5) peran masyarakat (community). Usman (2002:94) membagi kompetensi guru sebagai tenaga profesional pada tiga kelompok besar yaitu: 1) Kompetensi profesi, yang meliputi: a) kemampuan mendidik b) kemampuan mengajar dan c) kemampuan melatih 2) Kompetensi kemanusiaan a) Menjadi orang tua kedua b) Transformasi diri c) Autoidentifikasi 3) Kompetensi kemasyarakatan a) Mendidik dan mengajar warga supaya menjadi warga negara yang baik b) Mencerdaskan bangsa Indonesia Keseluruhan kompetensi di atas, apabila dijabarkan akan diketahui bahwa sebagai seorang yang profesional sungguh banyak tanggung jawab dan
15 peran yang dipegang. Semua peran dan tanggung jawab tersebut tidak dapat dikesampingkan karena ia merupakan inti dari keberadaan guru. Sutisna (1985:129) mengemukakan tiga dimensi misi profesional yang meliputi; aspek pengetahuan, keterampilan dan komitmen. Tiga aspek ini merupakan hal yang integral. Achmadi (1989:8) mengemukakan juga tiga aspek yang saling berkaitan berkenaan dengan tugas guru sebagai tenaga profesional yang mencakup; aspek kepribadian guru, penguasaan ilmu, dan keterampilan mengajar. Apabila hal ini dijelaskan secara rinci meliputi aspekaspek berikut: 1) Kepribadian guru mencakup, memahami dan menghargai setiap potensi siswa, membina situasi sosial seperti interaksi sosial, mendorong siswa dalam meningkatkan kemampuan belajar dan memahami pentingnya pemikiran dan pemikiran siswa, membina perasaan saling mengerti, saling menghormati dan saling bertanggung jawab. 2) Penguasaan ilmu pengetahuan yang mengarah pada spesialisasi ilmu yang diajarkan kepada siswa 3) Memiliki
keterampilan
dalam
mengajar,
seperti
kemampuan
merencanakan program, menyusun kegiatan pembelajaran Usman (2002:95) menjelaskan kompetensi profesional guru secara rinci yang meliputi: 1) Kompetensi pribadi, yang meliputi: (a) Pengembangan kepribadian (1) Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (2) Berperan dalam masyarakat (3) Mengembangkan sifat-sifat terpuji (b) Berinteraksi dan berkomunikasi
16 (1) Berinteraksi dengan sejawat untuk meningkatkan kemampuan profesionalisme (2) Berinteraksi dengan masyarakat untuk penunaian misi pendidikan (c) Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan (1) Membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar (2) Membimbing murid yang berkelainan dan berbakat khusus (d) Melaksanakan administrasi sekolah (1) Mengenal administrasi kegiatan sekolah (2) Melaksanakan administrasi sekolah (3) Melaksanakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran (4) Mengkaji konsep dasar penelitian ilmiah (5) Melaksanakan pengkajian sederhana 2) Kompetensi profesional a) Menguasai landasan kependidikan b) Mengenal tujuan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional c) Mengenal fungsi sekolah dalam masyarakat d) Mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran e) Menguasai bahan pembelajaran f) Menyusun program pengajaran g) Melaksanakan program pembelajaran h) Menilai hasil dan proses pembelajaran Berdasarkan uraian di atas, dapat dijelaskan bahwa kompetensi yang harus dimiliki guru meliputi tiga aspek yaitu; 1) kompetensi personal, 2) kompetensi sosial, dan 3) kompetensi profesional. Adapun yang menjadi indikator dari kompetensi profesional ini berdasarkan teori di atas meliputi beberapa hal, yaitu; (a) menguasai landasan kependidikan, (b) mengenal tujuan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, (c) mengenal fungsi sekolah dalam masyarakat, (d) mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran, (e) menguasai
17 bahan pembelajaran, (f) menyusun program pengajaran, (g) melaksanakan program pembelajaran, dan (h) menilai hasil dan proses pembelajaran. Hamalik (2003), menjelaskan guru yang profesional memiliki persyaratan yang meliputi: (1) memiliki bakat sebagai guru, (2) memiliki keahlian sebagai guru, (3) memiliki keahlian yang baik dan terintegrasi, (4) memiliki mental yang sehat, (5) berbadan sehat, (6) memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas, (7) guru adalah manusia berjiwa Pancasila, (8) guru adalah seorang warga negara yang baik. Muhibbin
Syah
(1997:229)
menjelaskan
bahwa
kompetensi
profesional guru dapat diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruannya. Artinya, guru yang piawai dalam melaksanakan profesinya dapat disebut sebagai guru yang kompeten dan profesional. Dalam menjalankan kewenangan profesionalnya guru dituntut memiliki keanekaragaman kecakapan yaitu: kompetensi kognitif, kompetensi afektif, dan kompetensi psikomotor. Adapun kompetensi profesional guru dapat disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4. Kompetensi Profesional Guru Kompetensi Profesionalisme Guru Kompetensi kognitif Kompetensi afektif 1. Konsep diri 1. Pengetahuan 2. Harga diri - Pengetahuan 3. Penerimaan kependidikan terhadap diri - Pengetahuan sendiri dan orang bidang studi lain 2. Kemampuan mentransfer strategi kognitif
1. 2. 3.
Kompetensi psikomotor Kecakapan fisik umum Kecakapan ekspresi verbal Kecakapan ekspresi nonverbal
18 Berdasarkan Tabel 4 di atas, terlihat bahwa kompetensi
guru
merupakan kesatuan kecakapan guru dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Oleh karena itu, dalam menjalankan tugas profesinya, guru tidak hanya dituntut cakap dalam bidang kognitif saja, namun juga harus terampil dan memiliki sikap yang profesional sebagai seorang pendidik dan pengajar. Kompetensi guru sebagai agen pembelajaran termuat dalam PP RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab IV disebutkan bahwa standar pendidik sebagai tenaga kependidikan meliputi empat kompetensi, yaitu: (a) kompetensi paedagogik, (b) kompetensi kepribadian terkait dengan pribadi mantap dan stabil, dewasa, arif, berwibawa dan memiliki akhlak mulia, (c) kompetensi profesional ditunjukkan dengan menguasai keilmuan bidang studi dan mampu mengkaji secara kritis untuk mendalami bidang studi, dan (d) kompetensi sosial terkait dengan kemampuan berkomunikasi dan bergaul dengan peserta didik, kolega dan masyarakat. Dengan mempertimbangkan kajian tentang berbagai konsep, maka kompetensi guru, minimal dirangkum ke dalam empat bidang, yaitu: (a) Penguasaan bidang studi Penguasaan
bidang
studi
merupakan
kemampuan
untuk
memahami karakteristik dan substansi ilmu sumber bahan ajaran, memahami disiplin ilmu yang bersangkutan dalam konteks yang lebih luas,
menggunakan
metodologi
ilmu
yang
bersangkutan
untuk
memverifikasi dan memantapkan pemahaman konsep yang dipelajari, dan mampu menyesuaikan substansi ilmu yang bersangkutan dengan tuntutan dan ruang gerak kurikuler, serta memahami tata kerja dan cara
19 pengamanan kegiatan praktek. Performance yang ditampilkan adalah: (1) menguasai substansi bidang studi, (2) mampu
mengaitkan dan
mengaplikasikan bidang studi yang berlaku sesuai dengan konteks atau lingkungan, (3) mampu mengembangkan konsep ilmu, teknologi dan seni, (4) menguasai struktur dan materi kurikulum diklat, (5) mampu menyesuaikan materi keilmuan dengan perkembangan siswa, (6) merencanakan dan membimbing keselamatan dan kesehatan peserta didik dalam tempat kerja, dan (7) mampu mengelola tempat kerja (unit produksi, laboratorium). (b) Pemahaman peserta didik Pemahaman memahami
berbagai
peserta ciri
didik
merupakan
peserta
didik,
kemampuan
memahami
untuk
tahap-tahap
perkembangan anak didik dalam berbagai aspek dan penerapannya dalam mengoptimalkan
perkembangan
dan
pembelajaran
peserta
didik.
Performance yang ditampilkan, adalah: (1) mampu mengidentifikasi potensi peserta didik yang perlu dikembangkan, (2) menguasai karakteristik potensi peserta didik, (3) memiliki komitmen terhadap hak dan kewajiban peserta didik, (4) mengenal dan memanfaatkan lingkungan peserta didik, (5) menguasai cara belajar peserta didik, (6) bersikap dan berperilaku
empati
terhadap
anak
didik,
dan
(7)
membimbing
pengembangan karir peserta didik. (c) Penguasaan pembelajaran yang mendidik Penguasaan pembelajaran yang mendidik merupakan kemampuan untuk memahami konsep dasar serta proses pendidikan dan pembelajaran,
20 memahami konsep dasar dan proses pembelajaran bidang studi yang bersangkutan, serta mampu menerapkan dalam pelaksanaan dan pengembangan proses pembelajaran yang mendidik. Performance yang ditampilkan, adalah: (1) merencanakan dan merancang pembelajaran yang mendidik, (2) menguasai pendekatan, metode dan media pembelajaran, (3) melaksanakan pembelajaran yang mendidik, (4) mengenal prinsip dan prosedur asesmen proses dan hasil belajar peserta didik, (5) merencanakan dan melaksanakan asesmen proses dan hasil belajar peserta didik, (6) memanfaatkan hasil asesmen, dan (7) merencanakan dan melaksanakan penelitian dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran. (d) Pengembangan kepribadian dan keprofesionalan Pengembangan kepribadian dan keprofesionalan merupakan kemampuan mengembangkan intuisi keagamaan dan kebangsaan yang religius dan berkepribadian, memiliki sikap dan kemampuan aktualisasi diri, serta memiliki sikap dan kemampuan mengembangkan profesionalitas kependidikan. Performance yang ditampilkan, adalah: (1) mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja, (2) mampu menilai kinerjanya sendiri, (3) mampu bekerja mandiri dan bekerja sama dengan orang lain, (4) mampu mencari sumber-sumber baru dalam bidang studinya, (5) memiliki komitmen terhadap profesi dan tugas profesional, (6) mampu berkomunikasi dengan teman sejawat dan peserta didik, dan (7) mampu meningkatkan diri dalam kinerja profesinya. Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka indikator kompetensi guru meliputi: (a) kompetensi paedagogik, (b) kompetensi kepribadian, (c)
21 kompetensi profesional berkaitan dengan keilmuan bidang studi, dan (d) kompetensi sosial terkait dengan kemampuan berkomunikasi dan bergaul dengan siswa.
3. Efektivitas Pembelajaran Proses belajar mengajar yang dilakukan guru merupakan aspek penting yang mempengaruhi kualitas pendidikan di sekolah. Karena itu efektivitas pembelajaran perlu dilakukan secara maksimal agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara baik. Belajar pada dasarnya merupakan suatu perobahan tingkah laku sebagai akibat dari proses interaksi antara stimulus dan respon (Sadiman AM, 2001). Proses interaksi yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran tidak saja berlangsung antara guru dengan siswa, melainkan juga siswa dengan siswa, materi, serta media pembelajaran yang digunakan. Meskipun proses interaksi yang terjadi mempunyai keterkaitan satu sama lainnya, namun peranan dan fungsi guru sangat besar dalam membelajarkan siswa. Tugas mengajar menurut perspektif psikologi pendidikan yang dikutip dari Muhibbin Syah (1997) adalah suatu perbuatan guru yang membuat orang lain (siswa) belajar. Dalam artian bagaimana guru mampu merencanakan/merancang program pengajaran yang berpotensi terhadap pembentukan perilaku siswa yang mencakup keterampilan berfikir, membaca, dan berperasaan. Di samping itu seorang guru juga harus mampu menguasai materi pembelajaran dan melaksanakan kegiatan pembelajaran secara sistematis untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Hal
22 ini diulas secara detil oleh Sanusi, dkk., (1991) bahwa guru yang profesional harus mampu: 1) Merencanakan program belajar mengajar, 2) melaksanakan dan memimpin proses belajar mengajar, dan 3) menilai kemampuan belajar. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah merupakan realisasi dari perencanaan program pengajaran yang telah dibuat. Karena efektivitas pembelajaran di sekolah tidak dapat dilakukan hanya berdasarkan kehendak hati dan tuntutan intuisi belaka, tetapi harus dilandasi dengan tuntutan rasionalitas ilmu pengetahuan dan ketentuan yang ada. Artinya kegitan
pembelajaran
dapat
berlangsung
secara
maksimal
dan
berkesinambungan bila guru mampu melaksanakannya secara bertahap dan beraturan sesuai dengan perencanaan sebelumnya. Arti dari efektif adalah keberhasilan pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan (target). Jadi suatu program pendidikan dikatakan efektif kalau tujuannya berhasil dicapai, baik dari segi kuantitas, maupun dari segi kualitas lulusannya. Davies (1981:23) menyatakan "effectiveness is a function of what instructors and learners do. It is a measure of the extent to which they realize their responsibilities" Selanjutnya Kemp (1994:4) berpendapat bahwa agar suatu program pengajaran berhasil, harus diperhatikan beberapa hal berikut: a. Kegiatan belajar berlangsung memuaskan, ditandai oleh penguasaan siswa dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan tingkah laku atau sikap yang diinginkan, dan setelah pelatihan itu siswa rnenunjukkan prestasi yang tinggi dalam penyelesaian tugasnya. b. Kegiatan belajar diselesaikan dengan dana yang tidak terlalu besar dan waktu yang tidak terlalu lama c. Pengalaman belajar cukup bermakna dan menarik serta memacu siswa untuk melanjutkan pendidikannya.
23 d. Kegiatan merencanakan dan melaksanakan program pengajaran terbukti merupakan pengalaman yang memuaskan bagi pengajar dan staf pengajar lainnya Penentuan suatu program yang efektif, harus terlebih dahulu diputuskan/ditetapkan tingkat penguasaan yang dapat diterima sebagai syarat bahwa program itu efektif. Soekartawi (1995) menyatakan bahwa karateristik mengajar yang efektif adalah: a. "Penampilan dasennya" seperti personalitinya, kedisiplinannya, penguasaan bahan ajar, persiapan mengajar dan sebagainya, b. "Cara mengajarnya" seperti urutan pengajarannya, pemilihan model pengajaran, penggunaan alat bantu mengajar dan sebagainya. c. "Kompetensi" dalam mengajar. "Kemampuan dalam mengambil keputusan" secara bijaksana, seperti bagaimana mengendalikan diskusi, memberikan evaluasi dan sebagainya. Menurut Dun & Dun (1977) bahwa dalam literature terbaru telah disepakati bahwa para siswa akan memperaleh kemajuan kalau: a. Cara belajar mereka dipertimbangkan sewaktu membuat rancangan pembelajaran untuk mereka. b. Diagnosa yang cermat perlu dikembangkan dan ata dasar itu perlu dibuat rancangan pembelajaran atau program untuk tiap individu. c. Kepada mereka diberikan pilihan dalam lingkungan belajar. d. Dilakukan tes akhir dengan kriteria atau kerangka acuan. Kemp (1994:6) menyatakan bahwa keefektifan dapat menjawab pertanyaan: "Seberapa jauhkah siswa dapat mencapai sasaran belajar yang telah ditentukan tiap-tiap unit?" Pengukuran keefektifan dapat dipastikan dari nilai ujian, nilai proyek dan kinerja dan catatan dari pengamatan mengenai
24 tingkah laku siswa. Hasil persentasi dapat dipandang sebagai indeks keefektifan yang menunjukkan: a. Persentase siswa yang mencapai tingkat penguasaan yang ditentukan terlebih dahulu. b. Persentase rata-rata sasaran yang dapat dicapai dengan memuaskan oleh semua siswa. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas pembelajaran adalah 1). keberhasilan guru merumuskan tujuan dan 2). rencana pembelajaran, 3). melaksanakan pembelajaran, 4). melaksanakan evaluasi pembelajaran, dan 5). keberhasilan dalam memotivasi belajar siswa.
B. Penelitian yang Relevan Berdasarkan kajian peneliti, belum ditemukan penelitian mengenai persepsi guru fleksibilitas ranah cipta kognitif ) dan kompetensi guru terhadap efektivitas pembelajaran. Namun penelitian terkait terhadap variabel lain ditemukan seperti penelitian A. Kholid (2006) dengan judul Kontribusi Persepsi Guru tentang Kurikulum 2004 dan Sikap Mengenai Kompetensi Profesional terhadap Efektivitas Pembelajaran di SMAN Kabupaten Pelalawan. Hasil penelitiannya mengemukakan bahwa terdapat kontribusi persepsi tentang kurikulum 2004 dan sikap mengenai kompetensi profesional terhadap efektivitas pembelajaran, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama. Implikasinya bahwa para guru perlu berupaya untuk meningkatkan pemahaman dan wawasan tentang kurikulum, dan memiliki sikap yang baik
25 terhadap kompetensi gurul, sehingga nantinya akan menentukan efektivitas pembelajaran. Maizuar (1997) meneliti tentang : “Kemampuan Mengajar Guru STM di Sumatera Barat”, di mana hasil penelitian adalah ditemu-kannya hal-hal yang tercakup di dalam kemampuan mengajar mencakup : mempersiapkan pengajaran, membuka pelajaran, mengelola kelas/workshop/laboratorium, menjelaskan materi, menguasai materi, memilih dan menggunakan metode, penggunaan media, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, memberikan bimbingan, memotivasi, komunikasi, disiplin, memberikan umpan balik dan mengevaluasi. Marjunis Habjet (2003) meneliti tentang Kontribusi Kegiatan Kelompok
Kerja
Guru
dan
Sikap
Mengajar
terhadap
Pelaksanaan
Pembelajaran (Studi Pada Guru Sekolah Dasar Kecamatan Lubuk Basung). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kontribusi yang signifikan dari kegiatan Kelompok Kerja Guru terhadap efektivitas pembelajaran sebesar 9,84%; terdapat kontribusi yang signifikan dari sikap mengajar terhadap efektivitas pembelajaran sebesar 16,04%, dan terdapat kontribusi yang signifikan dari kegiatan Kelompok Kerja Guru dan sikap mengajar secara bersama-sama terhadap efektivitas pembelajaran 25,88%. Relevansi dengan penelitian yang akan dilaksanakan adalah bahwa kegiatan kelompok kerja guru dan sikap mengajar merupakan faktor penting yang menentukan peningkatan kualitas efektivitas pembelajaran.
26
C. Kerangka Konseptual 1. Kontribusi Persepsi Guru Mengenai Fleksibilitas Ranah Cipta terhadap Efektivitas Pembelajaran Persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan guru dalam melaksanakan tugasnya. Efektivitas pembelajaran dipengaruhi oleh banyak hal, salah satu diantaranya adalah bahwa persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta
yang akan
berpengaruh terhadap keluwesan guru mengelola dan mengambil keputusan dalam melaksanakan pembelajaran. Semakin baik persepsi seorang guru tentang fleksibilitas , maka semakin baik tanggapannya, dan tentunya tinggi pula keluwesannya untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dan pada gilirannya dapat diharapkan meningkatkan kualitas pembelajaran. Begitu juga sebaliknya bila guru memiliki persepsi yang kurang baik terhadap fleksibilitas, maka keluwesan ranah cipta dalam kegiatan pembelajaran menjadi rendah yang pada akhirnya menjadikan kekakuan ranah cipta (frigiditas kognitif). Seorang guru yang fleksibel ( luwes ) akan selalu berpikir kritis ketika mengamati dan mengenali suatu objek atau situasi tertentu. Berpikir kritis (critical thinking) merupakan berpikir dengan penuh pertimbangan akal sehat yang dipusatkan pada pengambilan keputusan untuk mempercayai atau mengingkari sesuatu, dan melakukan atau menghindari sesuatu. Guru yang fleksibel ( luwes ) dalam menyusun dan menyajikan materi sesuai dengan kebutuhan siswa, menggunakan berbagai metode dengan kreatif, serta berusaha mengembangkan pembelajaran secara efektif.
27
2. Kontribusi Persepsi Guru Mengenai Kompetensi guru Efektivitas Pembelajaran
terhadap
Kompetensi guru sangat menentukan efektivitas pembelajaran, karena guru adalah tenaga profesional yang memiliki tanggung jawab dalam pendidikan. Sebagai seorang yang profesional guru harus memiliki berbagai kompetensi kependidikan dalam melaksanakan tugasnya. Tanpa adanya kompetensi yang memadai guru tidak akan berhasil dalam melaksanakan tugas kesehariannya. Sebaliknya bila guru memiliki kompetensi guru yang diharapkan, maka kinerjanya akan baik pula. Efektivitas pembelajaran akan baik bila guru memiliki persyaratan profesional sebagai tenaga kependidikan. Selain itu, untuk menjadi profesional seorang guru harus memiliki syarat-syarat profesi keguruan sehingga kinerja akan menjadi baik. Kompetensi guru sangat diperlukan untuk mendukung keberhasilan guru dalam mengajar. Hanya dengan kompetensi guru mampu meningkatkan efektivitas pembelajaran. Berdasarkan penjelasan di atas semakin jelas bahwa profesionalisme diduga berkontribusi terhadap efektivitas pembelajaran guru-guru SMA negeri di Kota Pekanbaru.
3. Kontribusi Persepsi Guru Mengenai Fleksibilitas Ranah Cipta dan Kompetensi guru terhadap Efektivitas pembelajaran Secara bersama-sama jika guru memiliki persepsi guru yang tinggi terhadap fleksibilitas ranah cipta dan tinggi tingkat kompetensi nya, maka diyakini akan dapat menigkatkan efektivitas pembelajaran. Guru-guru yang memiliki persepsi yang baik tentang fleksibilitas ditunjang dengan kompetensi
28 yang
memadai
akan
memberikan
kemudahan
kepada
guru
dalam
melaksanakan tugas pembelajarannya. Dengan demikian akan dapat diartikan bahwa semakin tinggi persepsi guru mengenai keluwesan ranah cipta dan kompetensi guru , akan meningkatkan kualitas pengabdian guru dalam bekerja. Artinya diduga tingkat persepsi mengenai keluwesan ranah cipta dan kompetensi guru secara bersama-sama memberikan kontribusi terhadap peningkatan efektivitas pembelajaran. Sebagaimana diuraikan di atas bahwa persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta dan kompetensi guru berkontribusi terhadap efektivitas pembelajaran, yang secara grafis dapat digambarkan seperti Gambar 1: Persepsi Guru Mengenai Fleksibilitas Ranah Cipta Efektivitas pembelajaran
Persepsi Guru Mengenai Kompetensi guru
Gambar 1. Hubungan Antar Variabel Penelitian D. Hipotesis Hipotesis merupakan kesimpulan sementara yang perlu diuji kebenarannya secara empiris. Dalam penelitian ini diajukan tiga hipotesis yaitu:
29 1. Terdapat kontribusi persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta terhadap efektivitas pembelajaran guru-guru SMA Negeri Kota Pekanbaru. 2. Terdapat kontribusi persepsi guru mengenai kompetensi guru terhadap efektivitas pembelajaran guru-guru SMA Negeri Kota Pekanbaru. 3. Terdapat kontribusi persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta dan kompetensi guru terhadap efektivitas pembelajaran guru-guru SMA Negeri Kota Pekanbaru.
30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan metode penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan korelatif. Artinya seluruh data penelitian yang terkait dengan persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta dan kompetensi guru yang memiliki hubungan korelasional terhadap efektivitas pembelajaran. Sehingga yang hendak dilihat adalah seberapa besar korelasi secara bersama-sama persepsi guru tentang fleksibilitas ranah cipta dan kompetensi guru terhadap efektivitas pembelajaran guru-guru SMA Negeri Kota Pekanbaru.
B. Wilayah Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap para guru-guru SMA Negeri yang berada di Kota Pekanbaru. Pemilihan lokasi penelitian ini didasari oleh beberapa hal sebagai berikut : (1) sesuai dengan sasaran penelitian; (2) mudah dijangkau dan ditelusuri keberadaannya karena berdekatan dengan lokasi peneliti berdomisili; (3) pemahaman peneliti terhadap permasalahan.
C. Populasi dan Sampel 1.
Populasi Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan, maka ditentukan bahwa populasi penelitian adalah seluruh guru SMA Negeri di Kota Pekanbaru. Jumlah populasi dari 13 SMA Negeri yang ada di Kota Pekanbaru adalah 961 orang guru dengan rincian seperti tertera dalam Tabel 5.
31
Tabel 5. Penyebaran Anggota Populasi Berdasarkan Jenis Kelamin, Tingkat Pendidikan dan Golongan Kepangkatan
No
Nama
Jenis Kelamin
Pendidikan
Golongan
Jumlah
Sekolah L
P
III
IV
SMAN 1 34 49 80 3 55 SMAN 2 34 51 78 7 64 SMAN 3 28 41 59 10 48 SMAN 4 31 47 71 7 59 SMAN 5 38 58 85 11 68 SMAN 6 25 38 54 9 43 SMAN 7 26 38 58 6 49 SMAN 8 38 62 92 8 65 SMAN 9 35 54 82 7 57 SMAN 10 28 42 62 8 48 SMAN 11 24 37 54 7 44 SMAN 12 18 27 40 5 33 SMAN 13 23 35 50 8 40 Total 322 579 865 96 673 Sumber: (Dinas Pendidikan dan Olahraga Kota Pekanbaru)
28 21 21 19 28 20 15 35 32 22 17 12 18 288
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
2.
Jenjang
S1
S0
83 85 69 78 96 63 64 100 89 70 61 45 58 961
Sampel Sampel penelitian merupakan repsentasi dari populasi yang diteliti. Dengan kata lain, karakteristik yang terdapat dalam populasi harus terwakili oleh sampel. Perhitungan jumlah sampel minimal ditetapkan dengan rumus Cochran (1974) sebagai berikut: t2 x p x q no = -----------------d2 no n = -----------------no - 1 1 + -------N
Keterangan : t = besarnya z sesuai dengan taraf signifikansi yang diambil, dalam hal
32 ini ditetapkan 95% ( 0,05) yakni z = 1,96 p = besarnya proporsi klasifikasi (yang dibuat) q =1-p d = besarnya kekeliruan pengambilan sampel yang ditolerir (diperkirakan) dalam penelitian ini ditetapkan sebesar 10% N = besarnya populasi yang diteliti no = besarnya ukuran sampel tahap pertama (sebelum dikoreksi dengan rumus n) n = besarnya ukuran sampel Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan
proportional stratified
random sampling ( random bertingkat secara proporsional ). Tujuannya agar mudah dalam pelaksanaan pengisian kuesioner yang akan disebarkan. Perhitungan jumlah sampel dilakukan dengan cara sebagai berikut: Jumlah Populasi N = 961 orang Strata I : Pendidikan S1 = 865 orang = (865:961) = 0,9 So = 47 orang = (96:961) = 0,1
Strata II : Golongan Kepangkatan III = 673 orang = (673:961) = 0,70 IV = 288 orang =
(288:961) = 0,30
• Strata pendidikan, p = 0,9 ; q = 0,1 • Strata golongan kepangkatan, p = 0,7 ; q = 0,3 Dengan z = 1,96 dan = 10%, maka hasil tersebut dijadikan sebagai dasar untuk perhitungan ukuran besarnya sampel dengan menggunakan rumus Cochran (1997) sebagai berikut:
33 1. Strata Pendidikan 1,962 x 0,9 x 0,1 t2 x p x q no = ------------------ = --------------------------d2 0,01 3,4816 x 0,9 x 0,1 = ----------------------------- = 31,334 ~ 31 0,01 Dengan demikian maka: no n = -----------------no - 1 1 + -------N 31 n = ----------------------(31 -1) 1 + ------------961 n = 30
Tabel 6. Hasil Perhitungan Sampel Klasifikasi Strata
P
Q
No
N
1. Pendidikan
0,9
0,1
31
30
2. Golongan Kepangkatan
0,7
0,3
73
67,97
Angka yang paling tinggi pada golongan kepangkatan yaitu 67,97 dibulatkan 68 responden. Pengambilan sampel adalah (68 : 961) x 100% =
34 7,07 = 7 % dari jumlah populasi yang ada. Berarti proporsi jumlah sampel rata-rata adalah 7%.
c. Menentukan Subjek Selanjutnya ditentukan jumlah sampel dari masing sekolah berdasarkan rumus berikut: Pk Nk = −−−− x n P Keterangan : Nk = Jumlah sampel masing-masing Pk
= Jumlah populasi masing-masing P
= Jumlah populasi keseluruhan
Tabel 7. Hasil Perhitungan Jumlah Distribusi Sampel Populasi ( 961 org ) Sampel No
Nama Sekolah
Jenis Kelamin L
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
SMAN 1 SMAN 2 SMAN 3 SMAN 4 SMAN 5 SMAN 6 SMAN 7 SMAN 8 SMAN 9 SMAN 10 SMAN 11 SMAN 12 SMAN 13 Total
P
34 49 34 51 28 41 31 47 38 58 25 38 26 38 38 62 35 54 28 42 24 37 18 27 23 35 322 579
Jenjang
Golongan Laki-laki Perempuan
Pendidikan
S1
S1
S0
III
80 78 59 71 85 54 58 92 82 62 54 40 50 865
3 7 10 7 11 9 6 8 7 8 7 5 8 96
55 28 64 21 48 21 59 19 68 28 43 20 49 15 65 35 57 32 48 22 44 17 33 12 40 18 673 288
S1
IV III IV 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 24
1 1 1 1 4
JML
III
IV
3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 32
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
6 6 5 5 7 5 5 7 7 6 5 3 4 71
35
D. Definisi Operasional Penelitian ini bertujuan untuk menguji besarnya hubungan antara variabel-variabel bebas dengan variabel terikat, maka rumusan variabelvariabel tersebut adalah sebagai berikut: 1. Persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta Persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta dalam penelitian ini didefinisikan sebagai tanggapan, pendapat, penilaian, pandangan atau respon guru SMA Negeri Kota Pekanbaru terhadap fleksibilitas pribadi guru, fleksibilitas guru terhadap siswa, dan fleksibilitas guru terhadap materi dan metode pembelajaran. Untuk mengukur persepsi guru tersebut diukur dari indikator fleksibilitas pribadi guru, fleksibilitas guru terhadap siswa dan fleksibilitas guru terhadap materi dan metoda. Dari indikator tersebut dijabarkan lagi kedalam sub indikator , kemudian masing-masing sub indikator akan di dibuat Dengan kuesioner inilah
pertanyaan dalam angket ( kuesioner ) . dapat diketahui persepsi guru mengenai
fleksibilitas ranah cipta terhadap efektifitas pembelajaran. 2. Persepsi guru mengenai kompetensi guru Kompetensi guru adalah kecakapan guru-guru SMA Negeri di Kota Pekanbaru dalam menjalankan profesi keguruannya dilihat dari aspek si guru meliputi: (a) kompetensi paedagogik, (b) kompetensi kepribadian, (c) kompetensi profesional berkaitan dengan keilmuan bidang studi, dan (d) kompetensi sosial terkait dengan kemampuan berkomunikasi dan bergaul dengan siswa.
36 Untuk mengukur persepsi guru mengenai kompetensi guru
di ukur
melalui indikator kompetensi paedagogis, kompetensi kepribadian , kompetensi profesional dan kompetensi sosial . Dari indikator tersebut dijabarkan lagi kedalam sub indikator , kemudian masing-masing sub indikator dibuatkan pertanyaan dalam kuesioner. Dengan kuesioner inilah dapat diketahui persepsi guru mengenai kompetensi guru
terhadap
efektifitas pembelajaran. 3. Efektivitas pembelajaran Efektivitas pembelajaran atau variabel (Y) adalah suatu keberhasilan guru SMA Negeri di Kota Pekanbaru dalam merumuskan tujuan dan rencana pembelajaran,
melaksanakan
pembelajaran,
melaksanakan
evaluasi
pembelajaran, dan keberhasilan dalam memotivasi belajar siswa. Untuk mengukur efektifitas pembelajaran diukur melalui indikator merencanakan program
pembelajaran,
melaksanakan
evaluasi,
melaksanakan melaksanakan
program program
pembelajaran, perbaikan
dan
pengayaan.Dari indikator tersebut dijabarkan lagi kedalam sub indikator, kemudian dijabarkan lagi kedalam sub indikator, kemudian masingmasing sub indikator dibuatkan pertanyaan dalam kuesioner. Dengan kuesioner inilah dapat diketahui efektifitas pembelajaran.
E. Instrumen Penelitian Data penelitian diperoleh dari para guru-guru SMAN di Kota Pekanbaru. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Sedangkan penyusunan instrumen penelitian diawali dengan pembuatan kisi-kisi berdasarkan indikator
37 yang diperoleh melalui kajian teori, merumuskan pernyataan berdasarkan kisikisi dan mengkonsultasikan instrumen dengan pembimbing. Data mengenai ketiga variabel dalam penelitian ini, baik dua variabel bebas (X1 dan X2) maupun variabel terikat (Y), dikumpulkan dengan menggunakan angket skala Likert. Suharsimi (1998:142) menggunakan lima tingkatan yaitu: Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-kadang (KD), Jarang (JR), dan Tidak Pernah (TP). Pemberian nilai untuk masing-masing kontinum berturut-turut untuk pernyataan positif diberi bobot 5-4-3-2-1. Sedangkan untuk angket yang bersifat negatif diberi bobot 1-2-3-4-5. Adapun kisi-kisi instrumen penelitian dari ketiga variabel penelitian seperti terlihat dalam tabel berikut. Tabel 8. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Indikator Persepsi guru Fleksibilitas pribadi mengenai guru fleksibilitas ranah cipta (X1) Fleksibilitas guru terhadap siswa Fleksibilitas terhadap materi dan metode
Sub Indikator - Keterbukaan - Mengkomunikasikan materi - Menggunakan humor secara proporsional -
Persepsi guru Kompetensi Paedagogis mengenai kompetensi Guru (X2)
-
Demokratis Responsif Penilaian secara memadai Ganjaran dan hukuman Menyusun dan menyajikan materi sesuai kebutuhan siswa Penggunaan berbagai metode Pendekatan pembelajaran problematik Merancang pembelajaran Menguasai metode dan media Melaksanakan pembelajaran mendidik Menguasai prinsip & prosedur asesmen Tindak lanjut asesmen
38
Kompetensi Kepribadian
Kompetensi profesional
Kompetensi sosial
Efektivitas pembelajaran (Y)
- Merencanakan program pembelajaran - Melaksanakan program pembelajaran - Melaksanakan evaluasi - Melaksanakan program perbaikan dan pengayaan
- Penyesuaian diri pada lingkungan - Mampu menilai kinerja sendiri - Mampu mandiri dan kerjasama - Memcari sumber-sumber baru - Komitmen terhadap tugas dan profesi - Peningkatan kualitas diri - Menguasai substansi bidang studi - Aplikasi bidang studi - Mengembangkan Ipteks - Penguasaan kurikulum - Penyesuaian materi dengan perkembangan siswa - Mampu mengidentifikasi potensi siswa - Menguasai karakteristik potensi siswa - Komitmen terhadap hak dan kewajiban siswa - Mengenal dan memanfaatkan lingkungan siswa - Menguasai cara belajar siswa - Empati terhadap siswa - Pengembangan karir siswa - Membuat analisis materi - Menyusun silabus - Menyusun RPP - Merencanakan metode, media - Merencanakan evaluasi - Melaksanakan pembelajaran sesuai silabus dan RPP - Menggunakan metode dan media - Memberikan tugas-tugas belajar - Memberikan ujian - Memberikan remedial teaching - Memberikan pengayaan
39
F. Uji Coba Instrumen Kualitas instrumen ditentukan oleh dua kriteria utama: validitas dan reliabilitas (Sudjana:1987). Validitas instrumen menunjukkan seberapa jauh ia dapat mengukur apa yang hendak diukur. Sedangkan reliabilatas menunjukkan tingkat konsistensi dan akurasi hasil pengukuran. Untuk itu instrumen yang akan digunakan, diuji terlebih dahulu validitas dan reliabilitasnya.
1. Responden Uji Coba Instrumen penelitian ini diujicobakan kepada responden yang tidak termasuk dalam anggota sampel tetapi mereka adalah anggota populasi penelitian yaitu guru-guru SMAN Kota Pekanbaru sebanyak 30 orang.
2. Uji Kesahihan Instrumen (Validitas) Instrumen yang telah disusun diuji validitas konstruk dan validitas empirisnya. Uji validitas konstruk adalah penyusunan berdasarkan landasan logika. Artinya seberapa jauh butir-butir instrumen dapat mencerminkan pengukuran terhadap konstruk, abstraksi ideal dari karakteristik variabel yang diukur. Untuk mendapatkan instrumen yang memiliki validitas konstruk ini dilakukan dengan meminta pertimbangan, pendapat atau penilaian ahli atau pembimbing. Pengujian validitas empiris dilakukan melalui ujicoba terlebih dahulu. Dalam ujicoba validitas empiris instrumen tersebut, diambil responden dari populasi yang diasumsikan memiliki peluang
sama dengan anggota
sampel lainnya. Untuk analisis butir digunakan SPSS for Windows 11.5. Berdasarkan hasil uji validitas instrumen penelitian, variabel persepsi mengenai fleksibilitas guru (X1) sebanyak 7 item yang gugur, variabel
40 kompetensi profesional (X2) sebanyak 4 item gugur, dan variabel efektivitas pembelajaran (Y) pembelajaran sebanyak 5 item gugur.
3. Uji Keandalan Instrumen (Reliabilatas) Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan teknik Cronbach’s Alpha (Koefisien Alpha) yang terdapat dalam program SPSS. Menurut Suharsimi (1998:192), rumus Alpha Cronbach digunakan untuk menentukan reliabilitas instrumen pengumpul data kontinum untuk semua variabel. Klasifikasi nilai koefisien reliabilitas yang digunakan adalah mengacu pada pendapat Suharsimi Arikunto (2002: 245) sebagai berikut: 0,80 – 1,00 0,60 – 0,80 0,40 – 0,60 0,20 – 0,40 0,00 – 0,20
: Tinggi : Cukup : Agak Rendah : Rendah : Sangat Rendah
Dari perhitungan analisis reliabilitas dengan menggunakan rumus tersebut di atas terhadap variabel penelitian, diperoleh koefisien reliabilitas seperti dalam Tabel 9. Tabel 9. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Instrumen No 1 2 3
Variabel Persepsi guru mengenai Fleksibilitas ranah cipta (X1) Perepsi guru mengenai Kompetensi guru (X2) Efektivitas Pembelajaran (Y)
Koefisien Reliabilitas 0,8979
Keterangan
0,9210
Tinggi
0,8690
Tinggi
Tinggi
Hasil perhitungan analisis reliabilitas pada Tabel 9 di atas, menunjukkan koefisien reliabilitas pada kategori tinggi dengan nilai angka mendekati satu. Ini berarti bahwa kuesioner ketiga variabel di atas adalah andal atau reliabel.
41
G. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilaksanakan secara langsung di lokasi penelitian yaitu SMAN 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, dan 13 Kota Pekanbaru. Angket disebarkan kepada guru-guru yang menjadi responden sesuai proporsi jumlah responden pada setiap sekolah tersebut di atas.
H. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh di lapangan selanjutnya dianalisis untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang deskripsi data. Untuk menganalisis data tersebut digunakan program SPSS for Windows 11,5. Program ini digunakan karena kepastian dan fleksibilitas dalam penerapan berbagai instruksi yang dibutuhkan dalam menganalisis data.
1. Pengujian Persyaratan Analisis Untuk
dapat
menggunakan
analisis
korelasi
dan
regresi,
persyaratan analisis yang harus dipenuhi (Sudjana, 1987) adalah sebagai berikut: a. Data Bersumber dari Sampel yang Dipilih Secara Acak Prosedur pengambilan sampel telah dilakukan secara acak ketika menetapkan sampel dengan menggunakan
teknik Stratified
Proportional Random Sampling. b. Data Berasal dari Populasi yang Berdistribusi Normal
42 Pengujian normalitas untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas data ini dilakukan dengan uji Chi kuadrat. c. Kelompok Populasi Mempunyai Varians yang Homogen Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan varian antara kelompok populasi agar data yang diperoleh dari sampel diyakini sebagai satu kesatuan dan diuji dengan rumus Chi Kuadrat Bartlett. d. Uji Linearitas Garis Regresi Pengujian linearitas garis regresi yang dimaksud dilaporkan sekaligus sewaktu pengujian hipotesis
pertama dan kedua, yang
menggunakan analisis regresi linear sederhana. e. Uji Independensi antar Variabel Bebas Uji Independensi dillakukan untuk melihat apakah variabel persepsi mengenai fleksibilitas guru (X1), kompetensi profesional (X2) berkorelasi secara signifikan atau tidak. Teknik yang digunakan adalah korelasi sederhana yang sekaligus dilakukan pada saat uji hipotesis.
2. Pengujian Hipotesis a. Hipotesis 1 dan 2 diuji dengan teknik korelasi Product Moment dan regresi sederhana. b. Hipotesis 3 diuji dengan korelasi dan regresi ganda.
BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN
Sajian struktur data penelitian ini berkaitan dengan variabel bebas persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta (X1), kompetensi guru (X2), dan efektivitas pembelajaran sebagai variabel terikat (Y). Berdasarkan rangkaian data ketiga variabel tersebut, sajian data dideskripsikan secara sistematis yang mencakup: (a) deskriptif data, (b) pengujian persyaratan analisis, (c) uji hipotesis, (d) diskusi dan pembahasan, serta (e) keterbatasan penelitian.
A. Deskriptif Data 1. Persepsi Guru Mengenai Fleksibilitas Ranah Cipta Pengumpulan data variabel persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta dilakukan dengan memberikan angket kepada 71 responden. Angket tersebut terdiri dari 41 butir pernyataan. Berdasarkan distribusi skor jawaban responden didapat skor terendah 151; skor tertinggi 198; skor rata-rata (mean) 169,52; skor tengah (median) 168; skor yang sering muncul (modus) 168; dan simpangan baku 10,47. Skor rata-rata (mean), median dan modus tersebut tidak jauh berbeda atau tidak berbeda lebih dari satu nilai simpangan baku. Ini menunjukkan bahwa data persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta cenderung berdistribusi normal. Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang distribusi skor persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta dapat dilihat dari hasil perhitungan pada Tabel 10.
51
44
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Persepsi guru mengenai Fleksibilitas ranah cipta Interval 150 – 159 160 – 169 170 – 179 180 – 189 190 – 199 Jumlah
Frekuensi 15 25 19 9 3 71
Persentase (%) 21,1 35,2 26,8 12,7 4,2 100
Dari distribusi persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta di atas, dapat diperhatikan bahwa data yang terkonsentrasi di atas interval rata-rata berjumlah 31 orang (43,7%), sebanyak 25 orang (35,2%) yang berada pada interval rata-rata, dan sebanyak 15 orang (21,1%) berada di bawah interval rata-rata. Hal ini menggambarkan bahwa distribusi skor persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta berkonsentrasi pada interval di atas nilai rata-rata yaitu sebesar 56 orang ( 78,9 % ). Dengan penyebaran data tersebut diatas maka data persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta cenderung berdistribusi normal. Artinya penyebaran data persepsi guru mengenai fleksibelitas ranah cipta berada diatas interval rata-rata dan sedikit yang di interval dibawah rata-rata.
2. Persepsi Guru Mengenai Kompetensi Guru Data tentang variabel kompetensi guru diperoleh melalui kuesioner yang tersebar kepada 71 responden. Angket tersebut terdiri dari 50 butir. Berdasarkan distribusi skor jawaban responden didapat skor terendah 183; skor tertinggi 241; skor rata-rata (mean) 209,92; skor tengah (median) 209; skor yang sering muncul
45
(modus) 209; dan simpangan baku 13,18. Dari deskripsi data ini dapat ditafsirkan bahwa skor rata-rata (mean), skor modus dan skor median kompetensi guru tidak terlalu jauh berbeda. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa skor kompetensi guru cenderung berdistribusi normal. Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang distribusi skor kompetensi guru dapat dilihat dari hasil perhitungan pada Tabel 11. Tabel 11. Distribusi Frekuensi Skor Kompetensi guru Interval 183 – 192 193 – 202 203 – 212 213 – 222 223 – 232 233 – 242 Jumlah
Frekuensi 6 15 24 16 5 5 71
Persentase (%) 8,5 21,1 33,9 22,5 7 7 100
Dari distribusi skor kompetensi guru di atas, dapat diperhatikan bahwa data yang terkonsentrasi di atas interval rata-rata berjumlah 26 orang (36,5%); berada pada interval rata-rata sebanyak 24 orang (33,9%), dan di bawah interval rata-rata sebanyak 21 orang (29,6%). Hal ini menggambarkan bahwa distribusi skor kompetensi guru lebih banyak berada di atas interval nilai rata-rata sebesar 50 Orang ( 71,4% ) . Dengan penyebaran data tersebut diatas maka data persepsi guru mengenai kompetensi guru cenderung berdistribusi normal. Artinya penyebaran data persepsi guru mengenai kompetensi guru berada diatas interval rata-rata dan sedikit yang di interval dibawah rata-rata.
46
3.
Efektivitas Pembelajaran Efektivitas pembelajaran diperoleh dari angket yang diberikan kepada 71 responden dengan jumlah item sebanyak 43 butir. Berdasarkan temuan data, efektivitas pembelajaran didapat nilai rata-rata 181,5, nilai tengah 182, nilai yang sering muncul 180, simpangan baku 10,19; variansi 103,99, skor tertinggi 203 dan skor terendah 160. Sedangkan distribusi frekuensi data efektivitas pembelajaran adalah sebagaimana terdapat pada Tabel 12. Tabel 12. Distribusi Frekuensi Efektivitas Pembelajaran Kelas Interval 160 – 169 170 – 179 180 – 189 190 – 199 200 – 209 Jumlah
Frekuensi 8 20 31 9 3 71
Persentase % 11,3 28,2 43,6 12,7 4,2 100
Dari Tabel 12 di atas terlihat sebanyak 28 orang (39,5%) memperoleh skor pada interval dibawah rata-rata, sebanyak 31 orang (43,6%) berada pada interval nilai rata-rata, dan sebanyak 12 orang (16,9%) berada pada kelas interval di atas rata-rata. Berdasarkan temuan tersebut terlihat distribusi skor efektivitas pembelajaran lebih banyak berkonsentrasi pada interval rata-rata yaitu sebesar 43 Orang ( 60,5 % ) . Dengan penyebaran data tersebut diatas maka data persepsi mengenai efektifitas pembelajaran
cenderung berdistribusi normal. Artinya
penyebaran data mengenai fleksibelitas guru dan kompetensi guru berada diatas interval rata-rata dan sedikit yang di interval dibawah rata-rata.
47
B. Persyaratan Pengujian Analisis Pengujian hipotesis penelitian ini dilakukan dengan analisis korelasi. Analisis ini dapat dilakukan bila memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut: (1) Uji Normalitas, (2) Uji Linearitas, (3) Uji Independensi Variabel Bebas (Sudjana, 1982).
1. Uji Normalitas Uji normalitas merupakan persyaratan penting yang harus dipenuhi dalam analisis korelasi, karena bila data yang digunakan tidak berasal dari data yang berdistribusi normal, maka pengolahan data dengan menggunakan analisis korelasi tidak terpenuhi. Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan teknik Uji Kolmogorof-Smirnof (Uji K-S) dan sebagai dasar penolakan atau penerimaan keputusan normal tidaknya distribusi data ditetapkan pada taraf signifikan alpha 0,05. Hipotesis yang akan diuji adalah: Ho : Data populasi berdistribusi normal Hi : Data populasi tidak berdistribusi normal Ketentuan penolakan dan penerimaan hipotesis sebagai berikut: diterima Ho : diterima jika nilai asymp > 0,05, dan ditolak Ho : jika nilai asymp < 0,05. Hasil perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 13.
48
Tabel 13. Rangkuman Uji Normalitas Variabel Bebas (X1 dan X2) dan Variabel Terikat (Y) One Sample Kolmogorof – Smirnof Test Variabel X1 X2 Y
Asymp. Sig. (2-tailed) = P 0,571 0,789 0,925
Distribusi Normal Normal Normal
Dari Tabel 13 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi probabiliti untuk semua variabel jauh lebih besar dari pada harga alpha 0,05 yaitu nilai signifikansi probabliti X1 sebesar 0,571 > 0,05, nilai signifikansi X2 sebesar ) 0,789 > 0,05 dan nilai signifikansi Y sebesar 0,925 > 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semua variabel berdistribusi normal. 2. Uji Homogenitas Uji homogenitas yang dilakukan dengan menggunakan teknik Levene Statistic Program SPSS. Pengujian homogenitas dilakukan untuk menguji asumsi apakah distribusi dari jawaban instrumen berasal dari sampel yang homogen. Dengan mengambil taraf signifikansi α sebesar 0,05, maka hipotesis yang dibentuk adalah sebagai berikut : Ho = Populasi berasal dari sampel yang homogen. H1 = Populasi tidak berasal dari sampel yang homogen. Dasar pengambilan keputusan adalah : Jika nilai Levene Statistic > α 0,05 maka H0 diterima. Jika nilai Levene Statisti < α 0,05 maka H0 ditolak. Adapun hasil perhitungan seperti pada Tabel 14 berikut.
49
Tabel 14. Rangkuman Uji Homogenitas Variabel Bebas (X1 dan X2) terhadap Variabel Terikat (Y) Variabel
Levene Statistic
Df
df
Sig
Kesimpulan
X1 dengan Y
6,127
18
44
0,000
Homogen
X2 dengan Y
1,355
18
44
0,203
Homogen
Berdasarkan Tabel 14 hasil perhitungan Levene Statistic yang diperoleh dari kedua-dua variabel menunjukkan angka yang lebih besar 0,05 yaitu hasil perhitungan Levene Statistic variabel X1 dengan Y sebesar 6,127 >0,05 dan hasil perhitungan Levene Statistic variabel X2 dengan Y sebesar 1,355 > 0,05. Sesuai dengan kriteria pengujian, maka dapat dikatakan bahwa variabel persepsi mengenai fleksibilitas guru dan kompetensi gur, dan efektivitas pembelajaran adalah berasal dari sampel yang homogen.
3. Uji Linearitas Uji linearitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah masingmasing data persepsi mengenai fleksibilitas guru dan kompetensi guru cenderung membentuk garis linear terhadap variabel efektivitas pembelajaran. Dengan menggunakan taraf signifikansi alpha 0,05 hipotesis linearitas (Ho) yang diuji adalah data persepsi mengenai fleksibilitas guru (X1) dan kompetensi guru (X2), memiliki hubungan yang linier dengan efektivitas pembelajaran (Y). Kriteria pengujiannya adalah diterima Ho jika nilai Fhitung > F linearitas dapat dilihat pada Tabel 15.
tabel
Hasil perhitungan uji
50
Tabel 15. Rangkuman Uji Linearitas Variabel Bebas (X1 dan X2) terhadap Variabel Terikat (Y) F tabel Variabel F hitung Kesimpulan ( α = 0,05 ) X1 dengan Y
11,88
3,96
Linear
X2 dengan Y
61,44
3,96
Linear
Dari Tabel 15 di atas angka yang diperoleh dari F
hitung
kedua-duanya
menunjukkan angka yang lebih besar dari F tabel pada taraf kepercayaan 95% yaitu . F
hitung
variabel X1 dengan Y sebesar 11,88 > F tabel ( 3,96 ) dan F hitung variabel
X2 dengan Y sebesar 61,44 > F tabel (3,96 ) . Sesuai dengan kriteria pengujian, maka Ho diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa variabel persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta dan kompetensi guru memiliki hubungan linier terhadap variabel efektivitas pembelajaran.
4.
Uji Independensi Antarvariabel Bebas Uji independensi antar variabel bebas dilakukan untuk mengetahui ada
tidaknya korelasi antara kedua variabel bebas tersebut. Jika terjadi korelasi tinggi, maka artinya terjadi problem multikolinearitas (Multicolinearity). Menurut Santoso, (2000:86) suatu model korelasi harus bebas dari problem multikolinearitas. Pengujian dalam hal ini adalah korelasi antara persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta (X1) dan kompetensi guru (X2) tidak signifikan. Kriteria pengujian adalah koefisien korelasi antara X1 dengan X2 pada kategori sangat rendah yaitu lebih kecil dari 0,20 (Suharsimi Arikunto, 2002:245). Rangkuman hasil uji independensi antarvariabel bebas dapat dilihat pada Tabel 16 berikut.
51
Tabel 16. Uji Independensi Antarvariabel Bebas Korelasi
Koefisien Korelasi (r)
Koefisien Determinasi (R2)
X1 dengan X2
0,041
0,0016
Kesimpulan Tidak Signifikan
Hasil uji independensi antarvariabel bebas di atas memperlihatkan bahwa nilai koefisien korelasi (r) antara X1 dengan X2 adalah sebesar 0,041 yang berarti bahwa sangat rendah ( karena nilai koefisien korelasi antara X1 dengan X2 pada kategori sangat rendah yaitu lebih kecil dari 0,20) . Dengan demikian dapat dimaknai bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta (X1) dan kompetensi guru (X2).
C. Pengujian Hipotesis 1. Hipotesis Pertama Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut “terdapat kontribusi persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta terhadap efektivitas pembelajaran guru-guru SMA Negeri Kota Pekanbaru”. Hasil perhitungan korelasi variabel persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta terhadap variabel efektivitas pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 17.
52
Tabel 17. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Sederhana dan Uji Koefisien Determinasi antara X1 dan Y ry1
Konstanta (a)
X1, Y
Koefisien Regresi (bx1)
122,209
Koefisien Korelasi (r) 0,359
Koefisien Determinasi (r2) 0,129
Sig.p
hitung
t table α = 0,05
6,57
1,98
0,000
T
0,350 Tabel 17 menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi antara persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta terhadap efektivitas pembelajaran adalah sebesar (ry1) 0,359; koefisien determinasi 0,129 dengan nilai probabiliti sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf alpha 0,05. Dari koefisien determinasi tersebut menunjukkan bahwa sumbangan persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta terhadap efektivitas pembelajaran adalah sebesar 12,9%. Setelah dilakukan uji t diperoleh t >t
tabel
hitung
= 6,57
( α = 0,05 ) (70) =1,98. Hal ini berarti sumbangan persepsi guru mengenai
fleksibilitas ranah cipta (X1) terhadap efektivitas pembelajaran (Y) sebesar 12,9% dan terdapat hubungan pada taraf signifikansi α = 0,05 . Dari uraian diatas terdapat korelasi yang positif antara pesepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta dengan efektifitas pembelajaran yang berarti bila fleksibilitas ranah cipta ( X1) naik satu maka edektifitas pembelajaran akan meningkat sesuai dengan persamaan regresi linear sederhana, dan begitu juga sebaliknya. Adanya kontribusi sebesar 12,9 % artinya meningkat / menurunnya efektifitas pembelajaran sebesar 12,9 %
dapat dijelaskan oleh
persepsi guru
fleksibilitas ranah cipta melalaui hubungan linear yang disajikan pada gambar 2.
53
Kontribusi persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta
terhadap
efektifitas pembelajaran sebesar 12,9 % merupakan sumbangan dari indikator fleksibilitas guru terhadap siswa sebesar 42,3 % kemudian dari fleksibilitas pribadi guru sebesar 30,9 % serta fleksibilitas terhadap materi dan metoda sebesar 26,8 %. Indikator yang tinggi menyumbang adalah fleksibilitas guru terhadap siswa (42,3%) dengan sub indikator yaitu demokratis ( 24 %) , responsif (40 %), penilaian secara memadai ( 19 % )dan pemberian ganjaran dan hukuman ( 17 % ) . Sedangkan indikator yang rendah memberikan sumbangan adalah
fleksibilitas materi dan
metoda (26,8%) dengan sub indikator , menyusun dan menyajikan materi sesuai kebutuhan
siswa,
pengunaan
berbagai
metode,
pendekatan
pembelajaran
problematik. Persamaan regresi sederhana yang digunakan adalah Ŷ = a + b X1, dimana konstanta ( a= 122,209 ) dan koefisien regresi ( b= 0,350 ). Hasil perhitungan persamaan regresi diperoleh sebesar Ŷ = 122,209 + 0,350 X1. Selanjutnya garis ini diuji signifikansinya dengan mengaplikasikan analisis varians. Adapun grafik persamaan garis regresi dapat dilihat pada Gambar 2 dan hasil perhitungan disajikan pada Tabel 18.
54
Efektivitas Pembelajaran
Grafik Regresi X1 terhadap Y 132,000 130,000
Ŷ = 122,209+ 0,35 X1
128,000 126,000 124,000 122,000 120,000 118,000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Persepsi mengenai Fleksibilitas Guru
Gambar 2. Grafik Regresi antara Variabel Persepsi Guru Mengenai Fleksibilitas Ranah Cipta terhadap Efektivitas Pembelajaran Tabel 18. Analisis Varians Regresi antara X1 terhadap Y Sumber Variansi Regresi (a) Residu (b/a) Jumlah
derajat kebebasan
Jumlah kuadrat
Rerata kuadrat
1
938,937
938,937
69
6340,809
91,896
70
7279,746
-
Fhitung
Ftabel α = α = 0,05
0,01
10,22
3,91
6,81
-
-
-
Berdasarkan diagram pencar Gambar 3 secara visual kita dapat menyatakan bahwa hubungan variabel fleksibilitas guru dengan efektifitas pembelajaran adalah linear. Dari Tabel 18 di atas dapat dilihat bahwa harga Fhitung ( dengan membandingkan antara rerata kuadrat regresi sebesar 938,937 dengan rerata kuadrat residu sebesar 91,896 dengan nilai 10,22. Fhitung untuk keberartian regresi sebesar 10,22 lebih besar dari F(0,05) sebesar 3,91 dan F(0,01) sebesar 6,81 yang berarti bahwa persamaan regresi tersebut signifikan. Hal ini mengindikasikan
55
bahwa model persamaan garis regresi Ŷ = 122,209 + 0,350 X1 adalah linier, sehingga variabel persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta dapat digunakan untuk memprediksi efektivitas pembelajaran. Dengan kata lain, sebesar 12,9% variansi yang terjadi pada efektivitas pembelajaran dapat dijelaskan oleh persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta melalui regresi di atas. Berdasarkan analisis di atas memberi indikasi bahwa hipotesis pertama dalam penelitian yang menyatakan terdapat kontribusi persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta terhadap efektivitas pembelajaran di SMA Negeri Kota Pekanbaru - Riau dapat diterima dan telah diuji secara empiris.
2. Hipotesis Kedua Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut “terdapat kontribusi persepsi guru mengenai kompetensi guru terhadap efektivitas pembelajaran guru-guru SMA Negeri Kota Pekanbaru”. Hasil perhitungan korelasi antara kompetensi gur terhadap efektivitas pembelajaran dapat dilihat Tabel 19. Tabel 19. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Sederhana dan Uji Koefisien Determinasi antara X2 dengan Y ry2 X2, Y
Konstanta (a)
Koefisien Regresi (bx1)
78,642
Koefisien Korelasi (r) 0,634
Koefisien Determinasi (r2) 0,402
T
Sig.p
hitung
t tabel α = 0,05
5,19
1,98
0,000
0,490 Tabel 19 memperlihatkan bahwa antara variabel kompetensi guru terhadap efektivitas pembelajaran (ry2) diperoleh harga koefisien korelasi sebesar 0,634 koefisien determinasi (r2) sebesar 0,402 dan nilai signifikansi probabiliti sebesar
56
0,000 pada taraf alpha 0,05. Dari koefisien determinasi tersebut menunjukkan bahwa sumbangan kompetensi guru terhadap efektivitas pembelajaran sebesar 40,2%. Setelah dilakukan uji t diperoleh t
hitung
= 5,19 > t
tabel
( α = 0,01 ) (70) =
2,617 dan ( α = 0,05 ) (70) =1,98. Hal ini berarti terdapat sumbangan kompetensi guru (X2) terhadap efektivitas pembelajaran (Y) sebesar 40,2% dan hubungan yang berarti pada taraf signifikansi α = 0,01 . Dari uraian diatas terdapat korelasi yang positif antara pesepsi guru mengenai kompetensi guru
dengan efektifitas pembelajaran yang berarti bila
fleksibilitas ranah cipta ( X2) naik satu maka edektifitas pembelajaran akan meningkat sesuai dengan
persamaan regresi linear sederhana dan begitu juga
sebaliknya. Adanya kontribusi sebesar 40,2 % artinya meningkat / menurunnya efektifitas pembelajaran sebesar 40,2 %
dapat dijelaskan oleh
persepsi guru
mengenai kompetensi guru melalui hubungan linear yang disajikan pada gambar 3. Kontribusi persepsi guru mengenai kompetensi guru terhadap efektifitas pembelajaran sebesar 40,2 % merupakan sumbangan dari indikator kompetensi paedagogis sebesar 27,9 % kemudian dari kompetensi kepribadian sebesar 26,6 %, dan kompetensi profesional sebesar 19,2 % serta kompetensi sosial sebesar 20 % %. Indikator yang tinggi menyumbang adalah kompetensi paedagogis (27,9 %) dengan sub indikator yaitu merancang pembelajaran 15 %, menguasai metode dan media 37 %, melaksanakan pembelajaran mendidik 11 %, menguasai prinsip dan prosedur asesmen (21 %) dan tindak lanjut asesmen ( 16 %). Sedangkan indikator yang rendah memberikan sumbangan adalah kompetensi profesional (19,2%)
57
dengan sub indikator , menguasai substansi bidang studi, aplikasi bidang studi sesuai konteksnya, mengembangkan iptek, penguasaan kurikulum, penyesuaian materi dengan perkembangan siswa., Model persamaan regresi sederhana yang terbentuk berdasarkan hasil perhitungan analisis koefisien regresi sederhana adalah Ŷ = 78,642 + 0,490 X2. Selanjutnya garis ini diuji signifikansinya dengan mengaplikasikan analisis varians. Adapun grafik garis regresi dapat dilihat pada Gambar 3 dan hasil perhitungan disajikan pada Tabel 20.
Efektivitas Pembelajaran
Grafik Regresi X2 terhadap Y 90 88 86 84 82 80 78 76 74
Ŷ = 78,642 + 0,49 X2
1
2
3
4
5
6
7 8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Kompetensi Profesional
Gambar 3. Grafik Regresi antara Variabel Kompetensi Profesional terhadap Efektivitas Pembelajaran
58
Tabel 20. Analisis Varians Regresi antara X2 terhadap Y Sumber Variansi Regresi (a) Residu (b/a) Jumlah
Derajat Kebebasan
Jumlah kuadrat
Rerata kuadrat
1
2923,591 2923,591
69
4356,155
70
7279,746
63,133 -
Fhitung
Ftabel α = α = 0,05
0,01
46,31
3,91
6,81
-
-
-
Berdasarkan diagram pencar Gambar 3 secara visual kita dapat menyatakan bahwa hubungan variabel kompetensi guru dengan efektifitas pembelajaran adalah linear. Dari Tabel 20 di atas dapat dilihat bahwa harga Fhitung dapat dihitung dengan membandingkan rerata kuadrat regresi sebesar 2923,591 dengan nilai rerata kuadrat residu sebesar 63,133 dengan nilai 46,31 , Fhitung untuk keberartian regresi sebesar 46,31 lebih besar dari F(0,05) sebesar 3,91 dan F(0,01) sebesar 6,81 yang berarti bahwa persamaan regresi tersebut signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa model persamaan garis regresi Ŷ = 78,642 + 0,490 X2 adalah linier, sehingga variabel kompetensi guru dapat digunakan untuk memprediksi efektivitas pembelajaran. Dengan kata lain, sebesar 40,2% variansi yang pada efektivitas pembelajaran dapat dijelaskan oleh kompetensi guru melalui regresi di atas. Berdasarkan analisis di atas memberi indikasi bahwa hipotesis kedua dalam penelitian yang menyatakan terdapat kontribusi persepsi guru mengenai kompetensi guru terhadap efektivitas pembelajaran di SMA Negeri Kota Pekanbaru - Riau dapat diterima dan telah diuji secara empiris.
59
3. Hipotesis Ketiga Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah “terdapat kontribusi persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta dan kompetensi guru terhadap efektivitas pembelajaran guru-guru SMA Negeri Kota Pekanbaru”. Hasil analisis dan perhitungan dengan menggunakan analisis korelasi ganda dan uji keberartian, koefisien korelasi dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Ganda dan Uji Koefisien Korelasi antara X1, X2 dan Y ry1.2 X1 X2, Y
Konstanta (a)
Koefisien Regresi (bx1)
25,704
Koefisien Korelasi (r) 0,716
Koefisien Determinasi (r2) 0,513
T hitung
t tabel α = 0,05
Sig. p
3,94
1,67
0,00
0,325 0,480 Tabel 21 memperlihatkan hubungan secara bersama-sama antara persepsi
guru mengenai fleksibilitas ranah cipta dan kompetensi guru terhadap efektivitas pembelajaran (ry12) diperoleh harga koefisien korelasi sebesar 0,716; koefisien determinasi (r2) sebesar 0,513; dan nilai signifikan probabiliti sebesar 0,000 pada taraf alpha 0,05. Dari koefisien determinasi tersebut menunjukkan bahwa kontribusi secara bersama-sama antara persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta dan kompetensi guru terhadap efektivitas pembelajaran sebesar
51,3%. Setelah
dilakukan uji t diperoleh t hitung = 3,94 > t tabel ( α = 0,01 ) (70) = 2,617 dan ( α = 0,05 ) (70) =1,67. Hal ini berarti terdapat kontribusi secara bersama-sama antara persepsi mengenai fleksibilitas guru (X1) dan kompetensi guru (X2) terhadap efektivitas pembelajaran (Y) sebesar 51,3% dan hubungan yang berarti pada taraf signifikansi α = 0,01 .
60
Dari uraian diatas terdapat korelasi yang positif secara bersama sama antara pesepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta dan kompetensi guru dengan efektifitas pembelajaran yang berarti bila fleksibilitas ranah cipta ( X1)
dan
kompetensi guru (X2) naik satu maka edektifitas pembelajaran akan meningkat sesuai dengan persamaan regresi ganda, dan begitu juga sebaliknya. Adanya kontribusi sebesar 51,3 % artinya meningkat / menurunnya efektifitas pembelajaran sebesar 51,3 %
dapat dijelaskan oleh
persepsi guru
fleksibilitas ranah cipta melalui hubungan regresi ganda disajikan pada gambar 4. Kontribusi persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta dan kompetensi guru terhadap efektifitas pembelajaran sebesar 51,3 % merupakan sumbangan dari indikator melaksanakan program pembelajaran sebesar 27,5 % kemudian melaksanakan program pembelajaran sebesar 35,7 % dan melaksanakan evaluasi sebesar 16,8 % serta melaksanakan program perbaikan dan pengayaan sebesar 20 % . Indikator yang tinggi menyumbang adalah melaksanakan program pembelajaran (35,7%) dengan sub indikator yaitu melaksanakan pembelajaran sesuai silabus dan RPP ( 34 % ), Mengunakan metode dan media ( 66 % ) . Sedangkan indikator yang rendah memberikan sumbangan adalah melaksanakan evaluasi (16,8%)
dengan sub indikator , memberikan tugas-tugas belajar,
memberikan ujian. Model persamaan yang terbentuk dari perhitungan analisis koefisien regresi ganda adalah sebesar Ŷ = 25,704 + 0,325 X1 + 0,480 X2. Selanjutnya garis ini diuji signifikansinya dengan mengaplikasikan analisis varians. Adapun grafik garis regresi dapat dilihat pada Gambar 4 dan hasil perhitungan disajikan pada Tabel 22.
61
Efektivitas Pembelajaran
Grafik Regresi X1 dan X2 terhadap Y 50 40
Ŷ = 25,704 + 0,325 X1 + 0,480 X2
30 20 10 0 1
2
3
4
5
6
7 8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Persepsi mengenai Fleksibilitas Guru dan Kompetensi Profesional
Gambar 4. Grafik Regresi antara Variabel Persepsi guru mengenai Fleksibilitas Ranah Cipta dan Kompetensi Profesional terhadap Efektivitas Pembelajaran
Tabel 22. Analisis Varians Persepsi Guru Mengenai Fleksibilitas Ranah Cipta, Kompetensi Profesional dengan Efektivitas Pembelajaran Sumber Variansi
Dk
Jumlah Kuadrat
Regresi (a)
2
3734,104
Rerata Jumlah Kuadrat 1867,052
Residu (b/a) Jumlah
68
3545,643
52,142
70
7279,746
-
Fhitung
Ftabel
α = 0,05
α = 0,01
35,807
3,91
6,81
-
-
-
Berdasarkan diagram pencar Gambar 3 secara visual kita dapat menyatakan bahwa hubungan
variabel fleksibilitas guru dan kompetensi guru
dengan
efektifitas pembelajaran adalah linear. Dari Tabel 22 di atas dapat dilihat bahwa harga Fhitung sebesar 35,807 lebih besar dari F(0,05) sebesar 3,91 dan F(0,01) sebesar 6,81 yang berarti bahwa hubungan secara bersama-sama antara variabel X1 & X2 terhadap Y tersebut signifikan.
62
Dengan kata lain, sebesar 51,3% variansi pada efektivitas pembelajaran dapat dijelaskan oleh persepsi guru mengenai fleksibilitas Ranah Cipta dan kompetensi guru. Berdasarkan analisis, hipotesis ketiga penelitian ini yang menyatakan bahwa terdapat kontribusi persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta dan kompetensi guru secara bersama-sama terhadap efektivitas pembelajaran dapat diterima dan telah diuji secara empiris. 4. Hubungan Variabel Bebas terhadap Variabel Terikat Secara Murni Analisis korelasi parsial dilakukan untuk melihat seberapa besar hubungan antara persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta (X1) dengan efektivitas pembelajaran (Y) secara murni tanpa dipengaruhi oleh variabel apapun, demikian pula dengan variabel kompetensi profesional (X2) dengan variabel efektivitas pembelajaran (Y). Proses perhitungan analisis korelasi parsial dilakukan dengan menentukan besarnya koefisien korelasi dari masing-masing variabel bebas untuk melihat hubungannya terhadap variabel terikat, dengan cara mengontrol salah satu variabel bebas. Kemudian dilakukan pengujian harga signifikansi dengan taraf alpha 0,05. Hasil analisis korelasi parsial masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat secara parsial dapat dilihat pada Tabel 23 berikut.
Tabel 23. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Parsial Korelasi
Koefisien Korelasi Parsial (r)
Koefisien Determinasi (r2)
p
ry1. 2
0,431
0,185
0,000
ry2 . 1
0,664
0,441
0,000
63
Hubungan parsial variabel persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta (X1) dengan efektivitas pembelajaran (Y) pada saat variabel kompetensi guru (X2) dikontrol, diperoleh nilai ry1.2 sebesar 0,431, nilai signifkansi sebesar 0,000, pada taraf alpha 0,05. Hal ini menunjukkan terdapat hubungan parsial antara variabel X1 dengan Y dan harga probabiliti (p) jauh lebih kecil dari harga taraf alpha 0,05, maka hubungan parsial antara persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta (X1) dengan efektivitas pembelajaran (Y) signifikan dengan sumbangan murni sebesar 18,5%. Besarnya hubungan murni antara persepsi guru mengenai kompetensi guru (X2) dengan variabel efektivitas pembelajaran (Y) pada saat melakukan pengontrolan terhadap variabel persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta (X1), diperoleh nilai ry2.1 sebesar 0,664 dengan nilai propabiliti (p) sebesar 0,000, pada taraf alpha 0,05. Oleh karena nilai signifikansi jauh lebih kecil dari taraf alpha 0,05, dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kompetensi guru (X2) dengan efektivitas pembelajaran (Y) pada saat variabel persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta (X1) dikontrol. Artinya persepsi guru mengenai kompetensi
guru
(X2)
memiliki
sumbangan
murni
terhadap
efektivitas
pembelajaran (Y) sebesar 44,1 % tanpa dipengaruhi oleh variabel persepsi mengenai fleksibilitas guru (X1). D. Diskusi/Pembahasan Hasil analisis korelasi sederhana maupun korelasi ganda membuktikan bahwa terdapat kontribusi persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta (X1) dan kompetensi guru (X2) baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama,
64
terhadap efektivitas pembelajaran (Y). Adapun rangkaian temuan dalam proses penelitian ini dapat dipaparkan sebagai berikut : 1. Temuan Pertama Hasil analisis menerima pernyataan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi guru
mengenai fleksibilitas ranah cipta terhadap
efektivitas pembelajaran. Temuan ini diperoleh berdasarkan analisis yang menunjukkan bahwa persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta secara empiris memiliki hubungan 0,359 dengan efektivitas pembelajaran; atau dengan kata lain, persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta mempunyai kontribusi terhadap efektivitas pembelajaran sebesar 12,9%. Temuan pertama ini memperkuat hasil temuan Kholid (2006) yang mengemukakan bahwa persepsi guru tentang kurikulum berkontribusi terhadap efektivitas proses pembelajaran. Semakin positif persepsi guru tentang fleksibilitas ranah cipta maka efektivitas pembelajarannya juga akan semakin baik. Sebaliknya, jika persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta negatif maka efektivitas pembelajaran dalam menerapkan KTSP juga rendah. Persepsi dibangun berdasarkan kesadaran diri, semakin terbuka seseorang terhadap emosi diri sendiri maka semakin terampil dalam memahami perasaan orang lain. Membangun persepsi yang positif merupakan membangun kecakapan emosi yang membedakan keberhasilan seseorang, kemampuan membaca situasi secara objektif tanpa distorsi oleh asumsi-asumsi sendiri, memungkinkan seseorang memberikan tanggapan yang efektif (Goleman, 2005:259).
65
Dengan demikian , diperlukan semua pihak menciptakan suasana yang harmonis dilingkungan sekolah agar persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta menjadi positif. Ini memperkuat pendapat Muhibbin Syah ( 1977 ) yang mengemukakan bahwa fleksibilitas ranah cipta merupakan kemampuan berpikir yang diikuti tindakan secara simultan dan memadai dalam situasi tertentu.
2. Temuan Kedua Hasil analisis berikutnya membuktikan bahwa terdapat hubungan antara persepsi guru mengenai kompetensi guru dengan efektivitas pembelajaran. Temuan ini diperoleh berdasarkan analisis data yang menunjukkan bahwa kontribusi persepsi guru mengenai kompetensi guru (X2) terhadap efektivitas pembelajaran (Y) sebesar 40,2%. Berdasarkan hasil analisis korelasi parsial antara variabel X2 dengan Y ketika variabel (X1) dikontrol, hubungan yang terjadi antara
persepsi guru
mengenai kompetensi guru dengan efektivitas pembelajaran yang koefisien korelasinya sebesar 0,664 dan koefisien determinasi 0,441. Artinya persepsi guru mengenai kompetensi guru (X2) memiliki sumbangan murni terhadap efektivitas pembelajaran (Y) sebesar 44,1% tanpa dipengaruhi oleh variabel persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta (X1). Dari penjelasan di atas tersirat bahwa persepsi guru mengenai kompetensi guru sangat berperan dalam mempengaruhi efektivitas pembelajaran. Temuan kedua ini memperkuat pendapat Ahmad Barizi ( 2009 ) yang mengemukakan mutu pendidikan ayang diacu dalam satuan program pendidikan
66
bergantung penuh pada kompetensi
guru yang profesional, disiplin, tekun,
berakhlak keguruan , berkonsentrasi purna waktu dan mengedepankan mutu. Sebaliknya guru yang dirundung sikap malas , kurang disiplin , tak berkesadaran waktu, dan kebiasaan hidup santai akan berimplikasi pada merosotnya dan bahkan kegagalan pendidikan. 3. Temuan Ketiga Hasil analisis membuktikan bahwa kontribusi persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta dan kompetensi guru secara bersama-sama terhadap efektivitas pembelajaran adalah sebesar 51,3%. Artinya persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta dan kompetensi guru yang baik akan dapat menunjang efektivitas pembelajaran yang baik pula. Sementara itu, kalau dilihat kontribusi efektif dan relatif dari persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta dan kompetensi guru, hasil perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 24. Tabel 24. Rangkuman Sumbangan Relatif dan Efektif X1 dan X2 terhadap Y Korelasi
R
r2
Sumbangan Relatif (SR)
Sumbangan Efektif (SE)
r y1 r y2 r y12
0,359 0,634 0,716
0,129 0,402 0, 513
24,24% 75,76%
12,43% 38,86%
100,%
51,29%
Total
Dari Tabel 24 di atas menunjukkan bahwa sumbangan efektif dari variabel X1 sebesar 12,43% dan variabel X2 sebesar 38,86% terhadap variabel efektivitas pembelajaran (Y). Hal ini menjelaskan bahwa terdapat kontribusi
67
persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta dan kompetensi guru secara bersama-sama terhadap efektivitas pembelajaran yakni sebesar 51,29%. Hasil temuan ketiga sejalan dengan pendapat Mochtar Buchari (1994 ) , menyebutkan tiga pilar yang harus melekat pada profesional yang baik mengenai ethos kerjanya. Pertama keinginan untuk menjunjung tinggi mutu pekerjaan , kedua menjaga harga diri dalam melaksankan pekerjaan, ketiga keinginan memberikan layanan melalui karya profesionalnya. Tiga pilar profesional pada dasarnya terkait dengan kualifikasi yang harus dimiliki oleh guru yaitu kualifikasi personal, profesional dan sosial. Atau dengan istilah guru harus memenuhi dua kategori yaitu capability dan loyality yakni guru harus mempunyai kemampuan teoritik tentang mengajar yang baik, dari mulai perencanaan, implentasi sampai evaluasi, dan memiliki loyalitas keguruan, yakni loyal terhadap tugas-tugas kegurusn yang tidak semata di kelas tetapi sesudah dan sebelum dikelas.
E. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini telah dilakukan dengan penuh hati-hati dalam menggunakan metode dan prosedur penelitian. Namun untuk mendapatkan hasil yang lebih sempurna sangatlah sulit karena terdapat keterbatasan pengalaman dalam pengembangan instrumen terutama dalam menyusun rangkaian item instrumen berdasarkan indikator yang ada.
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan yang menyangkut tentang tujuan penelitian ini, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta berkontribusi terhadap efektivitas pembelajaran sebesar 12,9% dengan sumbangan efektif sebesar 12,43%. Indikator yang tinggi menyumbang adalah fleksibilitas guru terhadap siswa (42,3%) dengan sub indikator yaitu demokratis ( 24 %) , responsif (40 %), penilaian secara memadai ( 19 % )dan pemberian ganjaran dan hukuman ( 17 % ) . Hal ini menggambarkan bahwa persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi efektivitas pembelajaran guru-guru SMA Negeri Kota Pekanbaru – Riau. Sementara itu, dari hasil analisis korelasi parsial antara variabel persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta dengan efektivitas pembelajaran memiliki korelasi yang signifikan pada saat persepsi guru mengenai kompetensi guru dikontrol yaitu sebesar 0,431. 2. Persepsi guru mengenai kompetensi guru berkontribusi terhadap efektivitas pembelajaran sebesar 40,2%, dengan sumbangan efektif sebesar 38,86% . Indikator yang tinggi menyumbang adalah kompetensi paedagogis (27,9 %) dengan sub indikator yaitu merancang pembelajaran 15 %, menguasai metode dan media 37 %, melaksanakan pembelajaran mendidik 11 %, menguasai prinsip dan prosedur asesmen (21 %) dan
69 tindak lanjut asesmen ( 16 %) . Hal ini menggambarkan bahwa persepsi guru mengenai kompetensi guru memiliki pengaruh yang cukup besar dibandingkan dengan fleksibilitas ranah cipta terhadap efektivitas pembelajaran guru-guru SMA Negeri Kota Pekanbaru – Riau . Sedangkan dari hasil analisis korelasi parsial antara variabel kompetensi guru dengan efektivitas pembelajaran menunjukkan korelasi yang signifikan pada saat persepsi mengenai fleksibilitas guru dikontrol sebesar 0,664. 3. Persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta dan kompetensi guru berkontribusi secara bersama-sama terhadap efektivitas pembelajaran sebesar 51,3%. Kontribusi ini memperlihatkan bahwa persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta memberikan sumbangan efektif sebesar 12,43% terhadap
efektivitas pembelajaran
dan kompetensi guru
memberikan sumbangan efektif sebesar 38,86% terhadap efektivitas pembelajaran, sehingga kedua variabel ini memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap efektivitas pembelajaran guru-guru SMA Negeri Kota Pekanbaru – Riau.
B. Implikasi Hasil Penelitian Hasil penelitian ini yang telah mengungkapkan kontribusi variabel persepsi guru terhadap
mengenai fleksibilitas ranah cipta dan kompetensi guru
efektivitas
pembelajaran
berimplikasi
diperlukannya
upaya
sosialisasi yang optimal mengenai implementasi KTSP pada guru-guru SMA di kota Pekanbaru dalam membentuk persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta dan kompetensi guru. Dengan perbaikan dan peningkatan persepsi
70 guru mengenai fleksibilitas ranah cipta dan kompetensi guru diharapkan dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran. Berdasarkan temuan diperoleh bahwa persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta masih berada pada kategori cukup. Hal ini menunjukkan
bahwa
perlunya
peningkatan
persepsi
guru
mengenai
fleksibilitas ranah cipta guna menumbuhkan perhatian, kemauan, kesenangan, dan keinginan terhadap perilaku yang optimal dalam pembelajaran, agar dapat menunjang prestasi guru di sekolah khususnya dalam pembelajaran di sekolah menengah. Secara umum peningkatan persepsi guru mengenai fleksibilitas ranah cipta adalah menciptakan situasi dan kondisi pelatihan/lokakarya yang kondusif bagi guru supaya dapat mencurahkan seluruh perhatiannya untuk sungguh-sungguh dalam penerapan KTSP. Berdasarkan temuan penelitian diketahui bahwa persepsi guru mengenai kompetensi profesional pada kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa masih diperlukannya peningkatan kompetensi guru guna menciptakan kebiasaan guru yang baik seperti, mengerjakan tugas-tugas, mentaati program sekolah,
dan
bertanggung
jawab
dalam
pendidikan.
Menumbuhkan
kompetensi guru bukan pekerjaan yang mudah dan hasilnya tidak dapat dengan segera diketahui. Diperlukan keteladanan dari seluruh citivitas akademika sekolah, terutama kepala sekolah, agar guru mendapatkan contoh atau teladan dalam membentuk pribadi mandiri dan profesional.
71 C. Saran-saran Berdasarkan hasil penelitian di atas peneliti mencoba memberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Kepada guru a. Guru diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, wawasan dan pemahamannya mengenai KTSP, dengan memperbanyak membaca buku mengenai fleksibilitas ranah cipta, dan mengikuti pelatihan KTSP dengan sungguh-sungguh. b. Guru diharapkan memiliki sikap yang positif dalam mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), karena penyusunan RPP merupakan bagian dari tugas dan tanggung jawab guru yang sudah selayaknya dilaksanakan dengan baik dan secara profesional. 2. Kepada kepala sekolah Kepala SMA Negeri di Kota Pekanbaru diharapkan senantiasa memberi perhatian pada kegiatan sosialisasi dan implementasi KTSP yang mempengaruhi
persepsi
guru
mengenai
fleksibilitas
ranah
cipta,
mengupayakan penyediaan fasilitas dan sarana yang optimal dalam rangka meningkatkan efektivitas pembelajaran, serta menindak tegas guru yang tidak atau sering tidak membuat persiapan pembelajaran (RPP), karena menghambat implementasi KTSP yang sudah berjalan selama hampir 2 tahun. 3. Kepada Dispora Kota Pekanbaru, agar lebih memperhatikan pembinaan dan peningkatan profesionalisme di sekolah menengah, serta meningkatkan pengadaan fasilitas dan perlengkapan pendukung bagi sekolah-sekolah sehingga dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran.
DAFTAR RUJUKAN
Ahmad Barizi.2009. Menjadi Guru Unggul, Yogyakarta : Ar-Ruzz Media. Buchori Muchtar. 2000. Peranan Pendidikan dalam Budaya Politik di Indonesia dalam basis , nomor 07-08, th ke 49 juli-Agustus . Chaplin, W. G. 2006. Kamus Lengkap Psikologi. Terjemahan, Jakarta : Rajawali. Cochran, W.G. 1963. Sampling Techniques. New York: Wiley. Conny Semiawan. 1997. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta : Bina Aksara. Cronbach, L.J. 1970. Essensial of Psychological Testing. New York:Hayar & Publishing. Davies, Ivor, K. 1991. Pengelolaan Belajar. Jakarta: Rajawali. Dun, Rita and Kenneth J. Dun. (1977). Adtninistrator's Guide to New Programs for Faculty Management and Evaluation. Parker Publishing Co., Inc. New York. Gagne, Robert, M., dan Leslie J. Briggs. 1979. Principle of Instructional Design. New York: Holt Renehart and Houston. Higgins, A. 1982. Human Relation Concept and Skill. New York: Random House. Kemp, Jerrold, E. 1994. Proses Perencangan Pengajaran, (Penterjemah Asril Marjohan). Bandung: ITB Leavit, Harold. 1996. Psikologi Manajemen; Sebuah Pengantar Bagi Individual dan Kelompok dalam Organisasi. (Terjemahan Tim Penerbit Air Langga). Jakarta : Erlangga. Maizuar.1997. Kemampuan mengajar guru STM di Sumatera Barat. Jakarta : Disertasi, Program Pascasarjana IKIP Jakarta. Moh, Uzer Usman. 2002. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Muhibbin Syah. 1997. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Oemar Hamalik. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. 1
73
Oteng Sutisna. 1983. Administrasi Pendidikan Dasar Teoritik untuk Praktek Profesional, Bandung: Angkasa Sadiman A.M. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV. Rajawali. Sanusi, A, dkk. 1991. Studi pengembangan model pendidikan profesional tenaga kepenidikan. Bandung: Depdikbud IKIP. Soekartawi. 1995. Meningkatkan Efektivitas Mengajar. Jakarta: Pustaka Jaya. Suharsimi Arikunto. 1998. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana.1987. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito Udai Pureek. 1984. Perilaku Organisasi. Jakarta : Pustaka Binaman Passindo Wayan Ardhana. 2000. Reformasi pembelajaran menghadapi abad pengetahuan, Seminar Teknologi Pendidikan Malang Zainal Arifin Achmadi. 1989, Pendidikan akan Gagal Tanpa Guru yang Berkualitas, Jakarta: Republika.