KONTRIBUSI PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA, KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU DI KABUPATEN KLATEN
PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Magister Administrasi Pendidikan Sekolah Pascasarjana Oleh: MUFID JUNAEDHI Q 100 140 040
PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016
i
ii
iii
iv
KONTRIBUSI PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA, KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU DI KABUPATEN KLATEN Oleh 1
Mufid Junaedhi1, Budi Murtiyasa2 dan Suyatmini3 Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta 2,3 Dosen Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan menguji (1) kontribusi program induksi guru, kompetensi pedagogik, dan lingkungan kerja terhadap kinerja guru, (2) kontribusi program induksi guru pemula terhadap kinerja guru, (3) kontribusi kompetensi pedagogik terhadap kinerja guru, (4) kontribusi lingkungan kerja terhadap kinerja guru di Kabupaten Klaten. Metode penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif korelasional. Jumlah sampel dalam penelitian ini 63 orang guru SMP honorer K2 CPNS di kabupaten Klaten. Teknik pengumpulan data dengan proporsional sampling. Analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, uji t, uji F, koefisien determinasi (R 2), sumbangan efektif dan sumbangan relatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat kontribusi secara simultan program induksi guru pemula, kompetensi pedagogik, dan lingkungan kerja terhadap kinerja guru di Kabupaten Klaten dengan nilai koefisien determinasi(R2 ) sebesar54,5% pada taraf signifikasi ∝= 0,000 < 0,05, (2) terdapat kontribusi yang signifikan program induksi guru pemula terhadap kinerja guru dengan nilai kontribusi sebesar 21,4%,(3) terdapat kontribusi yang signifikan kompetensi pedagogik terhadap kinerja gurudengan nilai kontribusi sebesar 15,95%, (4) terdapat kontribusi yang signifikan lingkungan kerja terhadap kinerja gurudengan nilai kontribusi sebesar 17,43%. Kata kunci: program induksi guru pemula, kompetensi pedagogik, lingkungan kerja, kinerja guru.
Abstract This research aims to analyze and measure (1) The contribution of the beginner teacher induction program, pedagogy competency, and working environment on the performance of the teachers, (2) The contribution of the beginner teacher induction program to the performance of the teachers, (3) pedagogy competency contribution to the performance of the teachers, (4) the contribution of the working environment on the performance of the teachers in Klaten regency. This research method is quantitative research using descriptive correlational approach. The number of samples in this research was63 honorary teachers K2 appointed as the government employees in Klaten. The technique of collecting data used proportional sampling. Data analysis in this research used descriptive statistics test, classical assumptions, multiple regression analysis test, t-test, Ftest, determination coefficient (R2),effective and relative contributions. The results of the study showed that: (1) there is a simultaneous contribution beginner teacher induction program, pedagogy competency, and working environment towards the performance of the teachers in Klaten regency with the value of the determination coefficient (R 2) about
1
54,5% with significant level is 0,000 smaller than 0,05, (2) there is a significant contribution to the beginner teacher induction program to teacher performance with effective contribution about 21.4%, (3) there is a significant contribution to pedagogy competency of teacher performance with effective contribution about 15,95%, (4) there is a significant contribution to the work environment of teacher performance with effective contribution about 17,13%. Key Words: beginner teacher induction program, pedagogy competency, the working environment, the performance of the teachers.
1. PENDAHULUAN Sumber daya manusia yang bermutu adalah investasi masa depan. Sumber daya manusia yang berkualitas hanya dapat dihasilkan oleh sistem pendidikan yang bermutu.Salah satu faktor yang menopang sistem pendidikan yang bermutu adalah tersedianya guru yang profesional. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (UU No 14 tahun 2005 ayat. Mengingat peran guru yang sangat strategis dalam pembangunan pendidikan, maka seorang guru harus dipersiapkan dengan matang.Persiapan tersebut haruslah berkesinambungan mulai dari pre-service dan pendidikan profesi guru di LPTK sampai menjadi guru pemula di satuan pendidikan. Kenyataan yang sangat kontradiktif yang terjadi saat ini adalah ketika isu peningkatan
mutu
pendidikan
didengungkan
justru
ada
kecenderungan
menurunnya kinerja guru. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya guru yang tidak menyiapkan perencanaan pengajaran sebagaimana mestinya, guru kurang menguasai metode pengajaran sesuai materi, banyak guru yang tidak memanfaatkan waktu secara efektif, terlambat datang dan sebagainya.Faktorfaktor yang mempengaruhi kinerja seseorang sangatlah kompleks. Sutermeister (Sugiyono, 2007:27) menggambarkan faktor-faktor tersebut antara lain adalah : latihan dan pengalaman kerja, pendidikan, sikap kepribadian, organisasi , para pemimpin, kondisi sosial, kebutuhan individu, kondisi fisik tempat kerja, kemampuan, motivasi kerja dan sebagainya.
2
Kinerja guru adalah seperangkat perilaku yang ditunjukkan oleh guru pada saat menjalankan tugas dan kewajibanya dalam bidang pengajaran. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru. Faktor yang menjadi ukuran kinerja guru yang dikembangkan oleh Mitchel.T.R dan Larson (1987)
meliputi: (1) Kemampuan (Capability), (2)
Prakarsa / Inisiatif (initiative), (3) Ketepatan waktu (prontness), (4) Kualitas hasil kerja (quality of work) , dan (5) Komunikasi (communication). Faktoryang dianggap paling berperan dalam mendukung kinerja guru adalah melalui Program Induksi Guru Pemula, kompetensi pedagogik dan lingkungan
kerjanya.Mengingat peran
guru yang
sangat
strategis
dalam
pembangunan pendidikan, maka seorang guru harus dipersiapkan dengan matang. Persiapan-persiapan yang diperlukan pada saat awal seorang guru mengajar dan mengenal lingkungan sekolah antara lain: pengenalan karakteristik peserta didik, budaya sekolah, beradaptasi dengan lingkungan dan berkomunikasi dengan warga sekolah. Salah satu program yang dapat membekali guru pemula dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi guru pada awal mereka bertugas adalah PIGP. Program induksi guru pemula adalah kegiatan orientasi, pelatihan ditempat kerja, pengembangan, dan praktik pemecahan berbagai permasalahan dalam proses
pembelajaran
dan
konseling
pada
sekolah
atau
tempat
kerjanya(Permendiknas No. 27 tahun 2010 pasal 1 ayat 1). Indikator-indikator seorang guru pemula adalah (1) profesional, (2) kesejawatan, (3) akuntable, dan (4) berkelanjutan. Salah satu ukuran variabel kinerja guru adalah adanya dukungan kompetensi pedagogik guru.Dalam Standar Nasional Pendidikan, pasal 28 ayat (3) butir a dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah kemampuan menegelola pembelajaran peserta didik meliputi pemahaman terhadap peserta didik, pernacangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengatualisasi berbagai potensi yang dimilikinya.
3
Kompetensi pedagogik guru diukur dari beberapa aspek yaitu : (1) Pemahaman wawasan dan landasan kependidikan, (2) Pemahaman peserta didik, (3) Pengembangan kurikulum/ sillabus, (4) Perancangan pembelajaran, (5) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik, dialogis dan interaktif, (6) Evaluasi hasil belajar sesuai prosedur dan standar yang dipersyaratkan dan (7) Pemanfaatan teknologi pembelajaran. Menurut Castetter (1981:281) berpendapat bahwa secara umum terdapat tiga sumber utama yang mempengaruhi efektif tidaknya kinerja seseorang yaitu : faktor individu, faktor organisasi, dan faktor lingkungan. Menurut Basuki dan Susilowati ( 2005:40) lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang berada dalam lingkungan yang dapat mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung atau sekelompok orang didalam di dalam melakukan aktifitasnya.Untuk menunjang kinerja guru diperlukan kondisi lingkungan kerja yang aman, nyaman dan kondusif.Kondisi lingkungan kerja bisa dipengaruhi dari (1) lingkungan kerja fisik dan (2) lingkungan kerja nonfisik.(Sedarmayanti, 2009). Tujuan penelitian ini secara umum untuk mmenganalisis dan menguji besarnya kontribusi PIGP, kompetensi pedagogik, dan lingkungan kerjaterhadap kinerja guru CPNS SMP Honorer K2 di Kabupaten Klaten. Secara khusus penelitian ini untuk manganalisis dan menguji(1) kontribusi PIGP terhadap kinerja guru, (2)kontribusi kompetensi pedagogik terhadap kinerja guru, (3) kontribusi lingkungan kerja terhadap kinerja guruCPNS SMP Honorer K2 di Kabupaten Klaten. Pada tataran teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan studi lanjutan yang relevan dan bahan
kajian kearah
pengembangan konsep-konsep pengembangan guru yang mendekati pertimbangan kontekstual dan konseptual serta kultur yang berkembang pada dunia pendidikan menyangkut program induksi guru pemula, kompetensi pedagogik dan kondisi lingkungan dan kinerja guru yang mengarah pada tercapainya kualitas pendidikan.
4
2.
METODE
Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif.Jenis penelitian yang digunakan adalahpenelitian korelasional.Tujuan penelitian korelasi untuk mengetahui hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat.Hubungan tersebut bisa berbentuk hubungan korelasional atau saling hubungan, sumbangan atau kontribusi satu variabel terhadap variabel lainnya ataupun hubungan sebab akibat (Sutama, 2012:40).Subjek penelitian ini adalah semua guru CPNS SMP Honorer K2 di Kabupaten Klaten. Yang berjumlah 167 orang. Sampel ujicoba berjumlah 30 orang yang berada di luar sampel tetapi masih dalam populasi dan sebagai sampel pengambilan data berjumlah 63 orang.Teknik pengambilan sampel menggunakan proporsional sampling.Teknik yang digunakan dalam pemilihan sampel dengan teknik pilihan acak (random selection). Teknik pengumpulan data dengan membagikan angket (kuesioner).Angket yang digunakan terlebih dahulu diuji cobakan pada 30 guru CPNS Honorer K2 SMP diluar populasi penelitian untuk menentukan validitas dan reliabilitasnya. Validitas instrumen menggunakan korelasi Pearson Product Momentmelalui uji t.Reliabilitas
instrumen
menggunakan
Alfa
Cronbach.Teknik
pengukuraninstrumen penelitian menggunakan skala Likert, dengan cara mengumpulkan seluruh data hasil pengisian angket, penyekoran pada skala Likert, ujicoba instrumen dan pelaksanaan penelitian. Teknik analisis data berupa statistik deskriptif yang berhubungan dengan pengumpulan, peringkasan masing-masing prediktor.Teknik analisis data juga menggunakan uji asumsi klasik, yang terdiri dari uji normalitas,uji autokorelasi, uji multikolinearitas dan uji heterokedastisitas.Analisis regresi berganda digunakan untuk meramalkan keadaan variabel dependen apabila dua atau lebih variabel independen dimanipulasi.Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 2014: 84).Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t (parsial) dan uji F (simultan).Setelah uji F (simultan) diketahui, kemudian dicari sumbangana efektif (SE) dan sumbangn
5
relatif (SR) masing-masing prediktor. Uji coba instrumen dan teknik analisis data dengan bantuan program SPSS versi 16.0. 3.
HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk mengetahui kualitas dari masing-masing variabel penelitian,
makaditempuh menggunakanmetode analisis statistik. Analisis yang digunakan dengan mencari nilai rata-rata (mean). Mean merupakan teknik penjelasan kelompok yang didasarkan pada rata-rata dari kelompok tersebut. Mean merupakan metode analisis statistik yang menggambarkan nilai yang mewakili seluruh data, karena semua data mendapatkan kesempatan dan proposri yang sama dalam perhitungan dalam proses mendapatkan mean.(Sugiyono, 2014:29). Tabel
1. Rekapitulasi Persentase Frekuensi Kategori (%)
Variabel
PIGP Komp.Pedagogik Lingkungan Kerja Kinerja Guru
Mean
60.06 66.71 58.80 58.36
Med
60. 67. 56. 58.
Mod
60. 68. 56. 58.
St.Dev
5.127 4.005 3.796 3.133
Max
69 74 64 64
Min
52 60 50 52
SB
B
C
K
20,6 15,9 31,7 7,93
12,7 28,6 30,2 28,6
38,1 31,7 28,6 46,0
28,6 23,8 9,5 17,4
Sumber : Hasil Olah Data 2016 SPSS Versi 16.0 Keterangan: SB=Sangat Baik, B=Baik, C=Cukup, K=Kurang,
Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 1dapat diketahui nilai meansebesar 60,06,nilai median sebesar 60,0 dan nilai modus sebesar 60,0 dan standar deviasi 5,127 dengan nilai maksimum 69 dan nilai minimum 52. Dengan demikian hasil nilai untuk variabel PIGP apabila diterapkan pada tabel interval nilai, maka menduduki interval antara 57-61 termasuk dalam kategori cukup baik dengan nilai 38,1%. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi sebagianguru CPNS SMPHonorer K2 di Kabupaten Klaten untuk meningkatkan kinerjanya di sekolah masih kurang.Hal itu tampak dengan dari rendahnya hasil indikator variabel PIGP guru pada aspek profesionalitas dan berkelanjutan dalam pengembangan diri.Meskipun PIGP bukan merupakan satu-satunya faktor dalam peningkatan kinerja guru disekolah tetapiprogram induksi guru pemula merupakan program bagi guru
6
pemula untuk mengembangkan potensi diri, pengenalan lingkungan, dan keprofesionalan gurudalamupaya peningkatan kinerja guru disekolah. Dalam kompetensi pedagogik secara statistik deskriptif dapat diketahui hasil nilai meansebesar 66,71, nilai median sebesar 67,0 dan nilai modus sebesar 68,0 dan standar deviasi 4,005 dengan nilai maksimum 74 dan nilai mininum 60.. Dengan demikian hasil nilai untuk variabel kompetensi pedagogik apabila diterapkan pada tabel interval nilai, maka menduduki interval antara 64-67 termasuk dalam kategori cukup baik dengan nilai 31,7%. Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik yang dimiliki guru CPNS SMP Honorer K2 di Kabupaten Klaten masih tergolong lemah.Hasil ini bisa dilihat dari hasil indikator pada variabel kompetensi pedagogik yang menunjukkan bahwa penguasaan karakter peserta didik, dan pengembangan kurikulum yang masih lemah. Hasil ini dapat dipahami karena kelemahan guru dalam upayanya untuk melaksanakan pemahaman terhadap peserta didik mereka akan memahami latar belakang dan karakteristik peserta didik, sehingga dalam melaksanakan tugasnya mendidik dan menegembangkan media pembelajaran akan disesuaikan dengan karakter peserta didiknya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Mulyasa (2007) yang menyatakan bahwa melalui kecerdikan
guru mampu memahami potensi peserta didik,
menghormati setiap peserta didiknya, dan menyadari bahwa kebanyakan insan merupakan “budak“ stagnasi kebudayaan. Kemampuan guru dalam memahami karakter peserta didik dengan mengenal kebutuhan akan pengalaman, dorongan dan pengakuan kepada peserta didiknya seringkali membebaskan peserta didik dari bayangan dan gambaran buruk terhadap peserta didik baik secara kelompok maupun individu yang berinteraksi dengan guru bersangkutan. Dengan memahami karakteristik peserta didik, ketekunan, kesabaran dan kemampuan mengembangkan potensi peserta didik, menganalisa fakta yang dilihatnya, dan komunikasi dengan peserta didik, maka jelas akan meningkatkan kinerjanya, namun sebaliknya jika kemampuan pedagogik guru kurang baik maka kinerjanya juga akan rendah
7
Dalam lingkungan kerja dapat diketahui secara statistik deskriptif hasil nilai meansebesar 58,80, nilai median sebesar 58,0 dan nilai modus sebesar 56,0dan standar deviasi 3,133 dengan nilai maksimum 64 dan nilai minimum 50. Dengan demikian hasil nilai untuk variabel lingkungan kerja apabila diterapkan pada tabel interval nilai, maka menduduki interval antara 58-61 termasuk dalam kategori baik dengan nilai 30,2%. Berdasarkan hasil penelitian terdapat indikator yang lemah pada variabel lingkungan
kerja yaitu
dalam penerangan dan kondisi udara atau ventilasi
diruang kerja, guru dan kelas. Hal ini didukung dari jawaban responden yang menyatakan bahwa penerangan dalam ruang kerja, guru, dan kelas masih kurang. Selain itu keterbatasan ventilasi udara diruang kelas dan ruang kerja juga menjadi masih menjadi kendala karena kurang berfungsi dengan baik. Kurang adanya penerangan dan ventilasi udara yang baik pada tempat kerja bisa mengurangi tingkat kinerja. Hal inimenunjukkanbahwa dengan adanya lingkungan kerja yang baik dalam bekerja akan memperoleh kinerja guru yang baik pula, sedangkan dengan lingkungan kerja yang buruk akan menghasilkan tingkat kinerja yang rendah pula. Sedarmayanti (2009:22). Tabel 2.Ringkasan Hasil Uji t (parsial) dan Sumbangan Prediktor No 1 2 3
Variabel PIGP Kompetensi Pedagogik Lingkungan Kerja
B
Cross Product
SE Total
Regression
SE (%)
SR (%)
0,228
571,54
54,5
331,944
21,4
39,26
0,221
439,571
54,5
331,944
15,95
29,27
0,284
367,381
54,5
331,944
17,13
31,43
54,5
100
Jumlah Total Sembangan Efektif (SE) Sumber : Hasil Olah Data 2016 SPSS Versi 16.0
Hasil perhitungan analisis menunjukkan bahwa ada kontribusi yang signifikan PIGP terhadap kinerja guru SMP CPNS Honorer K2 di Kabupaten Klaten. Berdasarkan hasil analisis penelitian Uji t (parsial) diperoleh koefisien regresi sebesar 0,228 dengan t hitung sebesar 3,723 dan signifikasi sebesar 0,000< 0,05. Besarnya kontribusi dapat diketahui berdasarkan sumbangan efektif (SE)
8
dan sumbangan relatif (SR).Variabel program induksi guru pemula (PIGP) memberikan sumbangan efektif (SE) sebesar 21,4%dan sumbangan relatif (SR) sebesar 39,26% . Sehingga dapat diketahui besarnya kontribusi program induksi guru pemula terhadap kinerja guru di Kabupaten Klaten adalah sebesar 21, 4%. Hasil tersebut konsistendengan pendapat Berliner dalam Davis dan Hidgon. (2008) yang menyatakan bahwa induksi guru bisa membantu para guru pemula dalam meningkatakan kemajuan dalam mengajar dari guru atau orang baru (novice) menjadi lebih maju dan terampil (more expert). Program induksi memainkan peran peran penting terhadap kinerja guru pemula. Hasil tersebut dapat dipahami karena program induksi guru pemula merupakan program yang diperuntukkan bagi guru pemula sebagai cerminan dari kinerja, tanggung jawab, kreatifitas, pengetahuan komitmen dan konsistensi guru pemula.Program induksi guru pemula dapat dijadikan landasan utama guru pemula dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Guru pemula yang melaksanakan program induksi guru pemula yang baik dengan konsistensi dan tanggung jawab baik akan memiliki kinerja yang tinggi, sebaliknya jika guru pemula melaksanakan program induksi guru pemua dengan tingkat konsistensi dan tanggjung jawab yang rendah maka kinerjanya juga akan rendah. Hasil perhitungan analisis menunjukkan bahwa ada kontribusi yang signifikan kompetensi pedagogik terhadap kinerja guru CPNS SMP Honorer K2 di kabupaten Klaten. Berdasarkan hasil Uji t (parsial) diperoleh koefisien regresi sebesar 0,221 dengan t hitung sebesar 2,740 dan signifikasi sebesar 0,008< 0,05. Berdasarkan tabel 4.18, variabel kompetensi memberikan sumbangan efektif (SE) sebesar 15,95% dan sumbangan relatif (SR) sebesar 29,27 %. Sehingga dapat diketahui besarnya kontribusi kompetensi pedagogik terhadap kinerja guru CPNS SMP Honorer K2 di Kabupaten Klaten adalah sebesar 15,95%. Temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat kontribusi yang signifikan kompetensi pedagogik terhadap kinerja guru CPNS SMP Honorer K2 di Kabupaten Klaten. Hal ini berarti semakin baik kompetensi pedagogik yang dimiliki maka kinerja guru CPNS SMP Honorer K2 di Kabupaten Klaten tinggi,
9
dan sebaliknya jika ada kompetensi pedagogik kurang baik maka kinerjanya juga akan rendah. Kontribusi lingkungan kerja terhadap kinerja guru CPNS SMP Honorer K2 di Kabupaten Klaten berdasarkan hasil Uji t (parsial) diperoleh koefisien regresi sebesar 0,284 dengan t hitung sebesar 3,738 dan signifikasi sebesar 0,000< 0,05. Variabel lingkungan kerja memberikan sumbangan efektif (SE) sebesar 17,13% dan sumbangan relatif (SR) sebesar 31,43 %. Sehingga dapat diketahui besarnya kontribusi lingkungan kerja terhadap kinerja guru CPNS SMP Honorer K2 di Kabupaten Klaten adalah sebesar 17,13%.Hasil tersebut konsisten dengan penelitian Mateo, et.al (2013) yang menyatakan bahwa kekurangteraturan dalam lingkungan kerja mempengaruhi orang yang bekerja bersunguh-sungguh untuk bekerja dalam keadaan tidak sempurna.tidak sempurna. Dengan kata lain bahwa suatu kondisi lingkungan kerja dapat dikatakan baik sesuai apabila pegawai dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman, dan nyaman, sedangkan lingkungan kerja yang kurang baik menuntut tenaga kerja dan waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien. Nitisemito (2002:183). Lingkungan kerja yang kondusif dapat berpengaruh langsung terhadap karyawan dalam meningkatkan kinerja karyawan. Sebaliknya jika lingkungan kerja kurang memadai
dapat menurunkan kinerja karyawan. Hal ini berarti
semakin didukung lingkungan kerja baik maka kinerja guru CPNS SMP Honorer K2 di Kabupaten Klaten tinggi, dan sebaliknya jika dukungan lingkungan kerja kurang maka kinerjanya juga akan rendah atau tidak akan maksimal. Secara simultan, dalam penelitian ini menunjukkan bahwa ada kontribusi yang signifikan program induksi guru pemula (PIGP), kompetensi pedagogik dan lingkungan kerja terhadap kinerja guru CPNS SMP Honorer K2 di Kabupaten Klaten.Kontribusi terbesar yang mempengaruhi kinerja guru CPNS SMP Honorer K2 di Kabupaten Klaten adalah pada variabel program induksi guru pemula (PIGP) sebesar 21,4%.. Hal ini dikarenakan indikator profesionalisme dan akuntabilitas guru pemula mempengaruhi kinerjanya dilihat dari tingkat kemampuan (capability) dan prakarsa (initiative) dalam mengembangkan materi
10
dan metode pembelajaran dikelas. Selain itu, peningkatan profesionalitas guru pemula juga bisa bepengaruh terhadap kualitas hasil belajar dilihat dari tingkat kepuasan siswa dan hasil belajar siswa yang meningkat. Hasil tersebut konsisten dengan penelitian Davis dan Hidgon, (2008:261) yang menyimpulkan bahwa induksi guru pemula berkontribusi dalam kefektifan mengajar. Keefektifan tersebut menunjukkan tingkat kinerja yang ditunjukkan dalam indikator kinerja guru yaitu prakarsa dan inisitif pembelajaran, ketetapan waktu dalam mengajar serta ditunjukkan dengan kenaikan hasil belajar. Berdasarkan hasil Uji F diperolehFhitung sebesar 23,597 dan signifikasi sebesar 0,000 < 0,05. Hasil analisa tersebut dapat digambarkan dalam tabel 3 berikut ini: Tabel 3. Hasil Uji F ANOVAa Model
1
Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig.
Regression
331,944
3
110,648
23,597
,000b
Residual
276,659
59
4,689
Total
608,603
62
a. Dependent Variable: Kinerja Guru b. Predictors: (Constant), Lingkungan Kerja, PIGP, Kompetensi Pedagogik
Besarnya kontribusi dapat diketahui berdasarkan koefisien determinasi (R2 ). Besarnya koefisien determinasi (R2 ) dalam penelitian ini sebesar 54,5% sehingga terdapat sisanya 45,5% yang dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Teknik analisa dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda (memanfaatkan program SPSS versi 16.0) dengan terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisi yang semuanya terpenuhi yaitu normalitas, multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas. Berdasarkan output SPSS 16.0 diperoleh persamaan regresinya sebagai berikut: Y = 13,206 + 0,228 X1 + 0,221 X2 + 0, 284 X3
11
Tabel 4. Koefisien Masing-masing Variabel Bebas Coefficientsa Unstandardized Coefficients B Std. Error
Model (Constant)
13,206
5,592
Standardized Coefficients Beta
T
Sig.
2,362
,022
1PIGP ,061 ,373 ,228 3,723 ,000 Kompetensi Pedagogik ,081 ,283 ,221 2,740 ,008 Lingkungan Kerja ,076 ,344 ,284 3,738 ,000 a. Dependent Variable: Kinerja Guru Fhitung = 23,597 R2 = 0,545 Sumber : Hasil Olah Data Tahun 2016. SPSS Versi 16.0
Collinearity Statistics Tolerance VIF
,766 ,724 ,909
1,305 1,382 1,100
Hasil tersebut dapat membuktikan bahwa PIGP, kompetensi pedagogik dan lingkungan kerja dikatakan baik jika mampu membawa peningkatan dan perubahan kinerja guru pemula atau CPNS. Perubahan tersebut ditandai dengan meningkatnya pemahaman atas tugas pokok dan fungsinya, munculnya inovasiinovasi baru dalam menjalankan tugas, kecepatan dan keakuratan kerja serta adanya kerja sama (Fadel: 2009: 195). Miner dalam Sudarmanto (2009: 11) menyebutkan bahwa dimensi yang dapat dijadikan tolak ukur dalam menilai kinerja secara umum, yaitu kualitas kerja, kuantitas kerja, penggunaan waktu dalam bekerja dan adanya kerja sama. Dengan kata lain, jika guru pemula atau CPNS termotivasi untuk bekerja dengan didukung oleh kompetensi pedagogik yang memadai serta didukung lingkungan kerja yang baik secara simultan akan dapat meningkatkan kinerja guru. Sebaliknya jika guru pemula atau CPNS kurang termotivasi untuk mengikuti PIGP dengan kompetensi pedagogik yang rendah dan kurangnya dukungan lingkungan kerja yang baik secara simultan akan dapat membuat kinerja guru menurun. 4.
PENUTUP
Terdapat kontribusi secara simultan PIGP, kompetensi pedagogik, dan lingkungan kerja dengan nilai koefisien determinasisebesar 0,545 atau 54,5%, sedangkan
12
sisanya sebesar 45,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini PIGP terhadap kinerja guru CPNS Honorer K2 di Kabupaten Klaten memberikan kontribusi yang paling besar diantara variabel yang lain dalam penelitian ini dengan jumlah kontribusi sebesar 21,4% dengan koefisien regresi 0,288 dengan thitung sebesar 3,723 dan siginifikansi 0,000<0,05. Kontribusi yang yang disumbangkan kompetensi pedagogik terhadap kinerja guru CPNS Honorer K2 di Kabupaten Klaten sebesar 15,95%dengan koefisien regresi 0,221 dengan thitung sebesar 2,740 dan siginifikansi 0,008<0,05. Kinerja guru CPNS Honorer K2 di Kabupaten Klaten juga bisa dipengaruhi oleh lingkungan kerja. Variabel lingkungan kerja memberikan kontribusi sebesar 17,13% dengan koefisien regresi 0,284 dengan thitung sebesar 3,738 dan siginifikansi 0,000<0,05. PIGP, kompetensi pedagogik dan lingkungan kerja dikatakan baik jika mampu membawa peningkatan dan perubahan kinerja guru pemula atau CPNS. Perubahan tersebut ditandai dengan meningkatnya pemahaman atas tugas pokok dan fungsinya, munculnya inovasi-inovasi baru dalam menjalankan tugas, kecepatan dan keakuratan kerja serta adanya kerja sama (Fadel, 2009: 195). Dimensi yang dapat dijadikan tolak ukur dalam menilai kinerja secara umum, yaitu kualitas kerja, kuantitas kerja, penggunaan waktu dalam bekerja dan adanya kerja sama. Dengan kata lain, jika guru pemula atau CPNS termotivasi untuk bekerja dengan didukung oleh kompetensi pedagogik yang memadai serta didukung lingkungan kerja yang baik secara simultan akan dapat meningkatkan kinerja guru. Sebaliknya jika guru pemula atau CPNS kurang termotivasi untuk mngikuti PIGP dengan kompetensi pedagogik yang rendah dan kurangnya dukungan lingkungan kerja yang baik secara simultan akan dapat membuat kinerja guru menurun. DAFTAR PUSTAKA Annakis,J. (2011).Exploring Monitoring, Work Environment And Flexibility As Predictors Of Job Satisfaction Within Australian Call Centres.International journal of bussiness and management,Vol.6 No.8, pp. 86.
13
Arifin.M. (2015).The Influence of Competence, Motivation, and Organisational Culture to High School Teacher Job Satisfaction and Performance.International Education Studiaes.Published byCanadian Center of Science and Education,Vol.8 No.1. pp. 38-39. Castetter, William, A .(1981). The Personil Function in Educational Administration. New York:Hill Publishing company Cusyono.E, Sutama, Maryadi. (2010).Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kompetensi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Guru SMP Kecamatan Cepiring Kabupaten Kendal.Jurnal Program Pasca Sarjana UMS.GRADUA.Vol.1 No.1. pp. 3-6. Davis.B, Higdon.K. (2008) The Effects Of Mentoring / Inducion Support On Begining Teacher’s Practises In Early Elemantary Classrooms ( K-3). Journal Of Research In Childhood Education. Spring;Pro-Quest research Library. Vol. 22. No.3. pp.261. Ermen,Skubik.E, Vujisic Zikovic N, Spasenovic V. (2015) Theory, Practice and Comptetnce in the study of Pedagogy Views of Ljublana and Belgrade University Teachers. C.E.P.S Journal. Vol.5 N0.2. pp.50. Fadel,
M. (2009).Reinventing Local Government: Pengalaman Daerah.Jakarta: PT Elex Media Komputindo, Kompas Gramedia.
dari
Kyed.SV, Jr;Marlow, Michael.P, Miller, J, Owens.S, Sorenson.K.(2003) ).A teacher candidate induction: Connecting inquiry, reflection, and outcomes.Education; Spring ProQuest Research Library.Vol. 12. No.3. pp.470. Mateo.R, Hernandez.J, Roberto,et.al (2013).Effects of tidy/messy work environment on human accuracy.Emerald Group Publishing.Vol.51.No.9.pp.1861-1877 Mitchell.R.Terrence. and Larson.1987.People in Organization; An Introducing to Organizational Behaviour.Singapore.Mc.Graw-Hill.Inc. Nancy.M.Powell.(2012) The Effect Of A Work-Place Based Education. Programon Moral Distress Among Registered Nurses School of Nursing..ProQuest LLC 2012.Microform Edition © ProQuest LLC.UMI No.3533658. pp.5 Nadezhda.V,Telegina.E, Gabdelbarovna.G & Alfiya. R, Masalimova. K.(2015). The Structure and Content of the Model of Pedagogical Conditions Binary Approach to Optimization of Control and Diagnostic Functions in Teaching "General pedagogy" to Students. Asian Social Science; Vol. 11, No. 1.pp. 364.367. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2010 tentang Program Induksi bagi Guru Pemula Pada Pasal 1.Jakarta.Depdiknas
14
Rahmawati.Nela.Pima,Swasto.Bambang,Prasety.Arik.(2014).Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan.( study pada KPP Malang Utara).Jurnal Administrasi Bisni(JAB).Vol.8.No.2. pp.3. Shockley.R,Watlinggton.E,Felsher.R.(2013).Out on a Limb: The Efficacy of Teacher Induction in Secondariy School.NASSP SAGE Publication.Journals permission.nav .Vol.97. No.4. pg. 350-377 Sedarmayanti.2009. Tata Kerja dan Produktivitas Kerja. Bandung. Mandar Maju. Sugiyono.(2014).Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta.Bandung Sutama. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, PTK, R dan D. Surakarta: Fairuz Media Wong.Harry.K. (2004). Induction program that keep new teachers teaching and improving. NASSP Bulletinn ProQuest Research Library.Vol. 88. No. 638. pp.41.
15