KONTRIBUSI KESUKSESAN RANTAU TERHADAP PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT DI DAERAH ASAL (Studi Usaha Fotokopi Masyarakat Atar) ABSTRAK Penelitian ini berupa studi kasus dengan judul Kontribusi Kesuksesan Rantau terhadap Peningkatan Ekonomi Masyarakat di Daerah Asal (Studi Usaha Fotokopi Masyarakat Atar). Pembahasan ini merumuskan masalah seberapa besar persentase kontribusi kesuksesan rantau terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di daerah asal dan faktor-faktor kontribusi kesuksesan rantau terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di daerah asal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuikontribusi kesuksesan rantau terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di daerah asal dan faktor-faktor kontribusi kesuksesan rantau terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di daerah asa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan teknik analisis statistik deskriptif. Sumber Sumber data primer adalah merupakan data pokok yang berasal pencetus usaha foto copy masyarakat Minang Atar, pelaku usaha foto copynya, Karyawan foto copy, melalui wawancara yang mendalam terkaid dengan tema penelitian. Kemudian sumber data skunder berupa Wali nagari Atar yang tentunya mengetahui sedikit banyaknya tentang masyarakat Atar dalam usaha yang cendrung bergerak di bidang foto copy, Fokus studi ini melihat prekwensi kontribusi kesuksesan rantau terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di daerah asal. Diharapkan kebiasaan rantau dapat dijadikan umat dalam berbagi kesuksesannya antar sesama dalam rangka tolongmenolong.
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Islam sangat menghargai usaha seseorang dengan tangan sendiri, tanpa meminta-minta atau malas berusaha. Bahkan Islam menghargai tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah. Ini indikasi seseorang hendak mau memberi kapada orang lain ketika dia telah mempunyai sesuatu dari hasil usahanya sendiri. Oleh karena itu dia bisa besedekah, berinfak, berwakaf, atau menolong sesama dalam membentuk usaha. Perbuatan ini suatu perbuatan mulia karena mampu berusaha dan mendristribusikan sebagian dari hartanya. Usaha yang dilakukan seseorang beranekaragam bentuknya seperti di bidang jasa seperti buruh pabrik, guru, dokter, tukang, memberikan pelayanan fasilitas bagaikan perhotelan, dan lain-lain. Ketika usaha itu bisa dilakukan oleh seseorang maka yang bertanggung jawab atas pekerjaan orang tersebut. Ada pula yang tidak bisa dilakukan oleh seseorang, namun pekerjaan itu mesti ada karena masyarakat membutuhkan produk tersebut, salah satu contohnya BBM, tekstil, dan lain-lain. Bentuk segala usaha/ pekerjaan ini untuk menafkahi diri sendiri (kehidupannya sendiri) dan tanggunggannya adalah fardu ‘ain, sedangkan usaha untuk kehidupan bersama hukumnya fardhu kifayah seperti mendirikan perusahaan. Pemerintah harus memikirkan bagaimana masyarakat bisa mendapati produk tekstil tersebut dan usaha tersebut diperlukan tenaga pekerja yang cukup banyak. Pabrik tekstil meskipun dimiliki secara pribadi, namun tidaklah mampu mengerjakannya sendiri tanpa ada tenaga pekerja yang bergabung dalam usaha tersebut. Oleh karena itu, Islam mensyari’atkan usaha kerjasama antar sesama demi terwujudnya kemaslahatan umat dalam menutupi kebutuhan masyarakat. Usaha menurut etimologi adalah kegiatan atau pekerjaan dalam bentuk umum. Sedangkan menurut terminologi sering digunakan untuk semua jenis pekerjaan manusia dan aktifitasanya. (Abdullah Al-Mushlih dan Shalah Ash-Shawi, 2004: 77). Dewasa ini kata usaha sering dipopulerkan dengan bisnis meskipun asal 2
usulnya suatu pekerjaan. Bahkan orang-orang berusaha dan bisnis itu sama, tergantung pada apa yang dihasilkannya. Perintah Allah yang memerintahkan untuk berusaha terdapat dalam firman Allah swt. QS. dalam surah al-Taubah: 105 berbunyi: “Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orangorang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu,” Ayat di atas memerintah untuk berkerja karena Allah semata dengan pekerjaan yang baik lagi bermanfaat baik untuk diri sendiri maupun untuk masyarakat. Amal/ Pekerjaan apapun yang dilakukan baik atau buruk tidak dapat disembunyikan karena Allah, Rasul, dan orang mukmin menjadi saksi atas apa yang diperbuat. Kemudian ayat ini mendorong manusia untuk mawas dirinya dari setiap apa yang dikerjakan. Firman Allah Swt. dalam surah QS. al-Mu’minun: 8 berkenaan tentang amanat “dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya”. Kata amanah berasal dari kata أمنamina/ percaya dan aman. Amanah timbul atas dasar kepercayaan yang harus terpelihara. Amanat adalah asas keimanan berdasarkan sabda Rasul.: “tidak ada iman bagi yang tidak memiliki amanah”. Lawan dari amanah adalah khianat. Dalam berinteraksi dengan sesama amanah menjadi sendi utama, karena amanah tersebut membutuhkan kepercayaan, dan kepercayaan itu melahirkan ketenangan batin. 1 Dalil ini salah satu melarang praktek-preaktek bisnis yang merugikan individu dan masyarakat, serta membuat kerusakan, kesengsaraan dan kehinaan, karena itu pedagang atau pelaku usaha dengan sesama mitra kerja harus jujur. Amanat/ Jujur merupakan salah satu dari empat sifat Rasul saw. yang harus diteladani oleh manusia, terutama bagi muslim wajib jujur di segala hal, karena sifat jujur 1
M. Quraish Shihab, , Tafsir al- Mishbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), Vol. 8, h. 328
3
menjalin aktifitas seseorang terhadap orang lain sehingga muncul suasana damai rahmatan lil ‘Alamin. Jujur merupakan induk dari segala pekerjaan, baik jujur itu muncul dari perkataan atau perbuatan. Usaha pemerintah menyelaraskan pemenuhan kebutuhan masyarakat di segala bidang, baik penyediaan barang produksi, sarana masyarakat untuk pertaniaan seperti pupuk dan lainnya yang nantiknya hasil pertanian diperoleh sepadan dengan pengeluaran petani, bila tidak petani akan mengalami kerugian yang besar dan akan beralih kepada usaha lain. Meskipun petani bertahan dalam pertaniannya, tetapi perihal itu tidak ada keseimbangan dari kerja keras petani dengan hasil yang diperoleh seperti pembelian pupuk yang mahal. Pemerintah juga dapat mengayomi masyarakat yang lemah dan yang belum memiliki pekerjaan dengan memberikan lapangan usaha, bisa saja dalam bentuk modal berwiraswasta dan lainnya, supaya SDM yang tidak produktif
akan bisa
produktif dan akan meminimalkan angka kemiskinan di negeri ini. Suatu negeri akan maju bila warganya beraktifitas yang akan meningkatan pendapatan. Sebalik negeri akan tertinggal bila pendapatannya di bawah dari kebutuhan yang pada akhirnya berhutang kepada negeri lain. Suatu daerah kecil mencerminkan dari gerakan usaha mengembangakan daerahnya sendiri, salah satu nama daerah ini adalah Atar. Atar dikenal kebanyakan orang, berusaha/bisnis dalam usaha foto copy, hal ini cukup memerlukan biaya yang cukup tinggi dan sulit adanya terlaksana oleh komponen masyarakat Atar. Namun demikian masyarakat Atar telah menunjukkan kemampuannya untuk mengubah derahnya sebagai daerah yang terbentuk dalam usaha foto copy. Kenagariaan Atar Kecamatannya
Padang Ganting, Kecamatan Padang
Gantiang yang terdiri atas 2 Nagari dengan 7 Jorong. Yaitu 4 Jorong di wilayah Nagari Padang Gantiang dan 3 Jorong di Nagari Atar yaitu Nagari Atar a. Jorong Taratak VIII b. Jorong Taratak XII c. Jorong Lareh Nan Panjang Adapun gambaran visi dan misi Kenagarian Atar dalam membangun nagari Atar sebagai berikut: 4
Visi adalah membangun nagari yang sejahtera dan berakhlak Misi adalah: a. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat b. Menegakkan pengamalan adat istiadat c. Meningkatkan pendidikan agama d. Meningkatkan sarana dan prasarana umum e. Meningkatkan pelayanan pemerintah dengan baik Kenagarian Atar mempunyai luas lebih ± 5400 Ha. yang terdiri dari tiga Jorong yaitu: Jorong Taratak VIII, Jorong Taratak XII, dan Jorong Lareh Nan Panjang. Adapun batas-batas wilayahnya sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Lintau Buo b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kodya Sawah Lunto c. Sebelah Barat berbatasan dengan Nagari Padang Gantiang d. Sebelah Timur berbatasan dengan Nagari Taluk e. Secara umum Kenagarian Atar beriklim tropis, terletak pada ketinggian antara 300-500 m di atas permukaan laut dengan suhu maksimum 32º C dan suhu minimum 20º C, sehingga sangat cocok untuk pengembangan sektor pertanian dan perkebunan. Nagari Atar, dimana daerahnya merupakan daerah yang cukup untuk pertanian, perekoniann masyarakatnya pertanian di samping itu yang ada sebagai PNS, wiraswasta, dagang, industri, tukang dan lain-lainnya.
Pembangunan atau
sarana prasarana dalam kegiatan ekonomi masyarakat yang dimiliki oleh nagari Atar adalah pasar nagari tiga unit, toko delapan unit, warung 25 unit, bengkel 6 unit.2 Fasilitas yang ada, menampung seluruh masyarakat Atar dalam memenuhi kebutuhan hariannya. Penghasilan sebagai pendapatan yang digunakan dalam kehidupannya. Jumlah penduduk Kenagarian Atar berjumlah 4800 jiwa yang terdiri dari laki-laki 2279 jiwa dan perempuan 2521. jiwa. Sebagian besar hidup dari sektor pertanian dan perkebunan dan sangat sedikit hidup dari sektor lainnya3
2 3
Zainir, Sekretaris Nagari Atar, KAN Atar Agustus 2014 Ibid.
5
Masyarakat Minang Atar adalah masyarakt Minang yang berasal dari Kenagarian Atar, mereka merantau meninggalkan kampung halaman demi mengubah kehidupan perekonomian yang lebih baik, karena di kampung halaman usaha cukup berat dalam pertanian. Masyarakat nagari Atar banyak berusaha di rantau ketimbang usaha di kampung halaman. Usaha masyarakat Atar terkenal dalam bentuk usaha foto copy, karena usaha di kampung yang dihadapi
sebagai petani, adapun
mengembangkan usaha di kampung halaman tidaklah cocok untuk menggerakkan lajunya perekonomian di bidang usaha fotokopy4 Perantau Atar yang dipelopori oleh bapak Yuskar dalam bidang usaha foto copy dan mengembangkan pola kerjasama di kalangan masyarakat Nagari Atar, agar orang-orang yang sekampungnya bisa mencoba kenikmatan hidup seperti yang telah dialaminya selama ini, Sementara dalam usaha foto copy memerlukan permodalan yang cukup besar, nyatanya masyarakat Minang Atar mampu mengarungi usaha tersebut. Kemarakan usaha foto copy oleh masyarakat Minang Atar ditandai dengan momen pembuatan tugu berlambangkan foto copy yang terletak dipersimpangan jalan. Tugu tersebut diresmikan pada tahun 2010 oleh Bupati Tanah Datar M.Shadiq Pasadigoe. Ini menunjukkan gambaran perekonomian masyarakat Atar adalah dengan usaha foto copy, karena kuat pengaruh bidang foto copy dibandingkan usaha swasta yang lain. Dalam usaha foto copy yang dilakukan tentu tidaklah lepas dari kerjasama seseorang dengan yang lainnya. Terbentuknya masyarakat Minang Atar dalam usaha foto copy menunjukkan kesanggupan mereka dalam dunia usaha. Oleh karena ini seperti apa bentuk jalinan kerjasama antar masyarakat Minang Atar itu sendiri. Pembangunan jalan, tempat ibadah di Atar merupakan bagian sumabangan dari perantau, demikian pendidikan keluarga meningkat, serta hubungan sosial salah satunya diwujudkan pulang kampung bersama dengan membawa mobil mewah dari sebagian perantaunya. ekonomi daerah didominasi dengan pertanian berubah menjadi foto copy di perantau sehingga masyarakat petani (menetap) hanya mempertahankan lahan yang ada, bagaikan penghunyi kampung saja.
4
Keluarga Yuskar, Atar, Juli 2014
6
B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka ditemukan berbagai masalah di antaranya sebagai berikut: 1. Bagaimana terbentuknya usaha foto copy pada masyarakat minang Atar.? 2. Kenapa masyarakat minang Atar bisa dikenal sebagai usaha foto copy dalam usahanya? 3. Apa faktor-faktor yang menonjol pada kerjasama dalam usaha foto copy oleh masyarakat minang Atar. 4. Bagaimana bentuk ikatan perantau usaha foto copy dengan masyarakat daerah asalnya? 5. Bagaimana bentuk kontribusi kesuksesan rantau terhadap peningkatan ekonomi di daerah asal? 6. Berapa besar pengaruh kontribusi kesuksesan rantau terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di daerah asal? 7. Faktor-faktor kontribusi kesuksesan rantau terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di daerah asalnya
C. Batasan dan Rumusan Masalah Penelitian ini memberi batasan sebagaimana berikut: 1. Berapa besar pengaruh kontribusi kesuksesan rantau terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di daerah asal? 2. Faktor-faktor kontribusi kesuksesan rantau terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di daerah asalnya? Beranjak dari batasan masalah ini penulis merumuskan apakah kontribusi kesuksesan rantau berpengaruh terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di daerah asal
D. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui besar pengaruh kontribusi kesuksesan rantau terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di daerah asal 7
2. Untuk
mengetahui
faktor-faktor
kontribusi
kesuksesan
rantau
terhadap
peningkatan ekonomi masyarakat di daerah asalnya.
E. Manfaat penelitian Ada beberapa manfaat dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Penelitian ini menambah pengetahuan tentang kontribusi kesuksesan rantau terhadap
peningkatan ekonomi di daerah asal, selain itu memberi gambaran
kepada masyarakat bahwa kontribusi kesuksesan rantau merupakan sumber peningkatan ekonomi masyarakat di daerah asal yang digunakan sebagai pendanaan pembangunan daerah yang nantinya dinikmati setiap warga. 2. Sebagai informasi yang nantinya sebagai rujukan dari peneliti lainnya.
F. Definisi Operasional Agar tidak terjadi kekeliruan dalam memahami judul dari penelitian ini, maka penulis memberikan penjelasan istilah yang terdapat dalam judul penelitian: Kontribusi merupakan sumbangan5, maksud dalam penelitian ini adalah sumbangan moral/ materi yang diberikan kepada masyarakat daerah asalnya. Kesuksesan adalah: keberhasilan,6 yang dimaksudkan dari kesuksesan adalah keberhasilan yang diraih perantau dalam bisnis foto copy Rantau adalah masyarakat dari warga Atar yang pergi merantau meninggalkan kampung halamannya dari Kenagarian Atar. Ekonomi merupakan tata kehidupan perekonomian daerah7, maksudnya gambaran tata kehidupan perekonomian daerah Atar setelah mendapat kontribusi dari kesuksesan rantau. Maksud keseluruhan dari judul penelitian ini adalah bagaimana kontribusi kesuksesan rantau terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di daerah asal. G. Penelitian yang Relevan Bupati M.Shadiq Pasadigoe membicarakan tentang persatuan masyarakat Atar cukup kuat antar warga
Atar dengan perantau, oleh karena itu terbentuk
kegiatan usaha foto copy oleh masyarakat Minang Atar.
Namun penelitian ini
5
KBBI Online Ibid. 7 Ibid. 6
8
bermaksud berbicara seperti apa kontribusi dari kesuksesan rantau Atar terhadap peningkatan ekonomi Tulisan yang berjudul Indonesia Punya Desa Foto Copy di Sumatera Barat,8 berbicara tentang salah satu desa yang bernama Atar memiliki keunikan tersendiri yaitu dikenal dengan sebutan desa foto copy, karena pengusaha-pengusaha foto copy perwakilan Indonesia berasal dari desa Atar. Hal ini berbeda dengan yang akan diteliti yaitu tidak hanya menyangkut subjek ekonomi, tetapi dari sudut objek ekonomi dari usaha foto copy oleh masyarakat Minang Atar berupa kontribusi kesuksesan rantau. Analisis Pengaruh Pendapatan, Pendidikan, Pekerjaan Daerah Asal, Jumlah Tanggungan, dan Status Perkawinan terhadap Keputusan Migrasi Sirkuler ke Kota Semarang (Studi Kasus: Kec. Tembalang dan Kec. Pedurungan) (2013) menyimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan migrasi sirkuler ini memiliki ketepatan untuk memprediksi sebesar 70%. Hal ini menjelaskan bahwa responden akan cenderung untuk melakukan migrasi sirkuler untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga9. Penelitian ini menyinggung tingginya pendapatan di kota menjadi suatu keputusan untuk melakukan migrasi sirkulasi, sedangkan akan di teliti, majunya perantau dapat menjadi suatu kontribusi terhadap daerah asalnya. Penelitian Martin dan Sudibia (2013) menyimpulkan faktor pendapatan perbulan di daerah tujuan, status pekerjaan di daerah asal, tingkat pendidikan, status perkawinan, status kepemilikan lahan garapan di daerah asal, dan jumlah tanggungan keluarga berpengaruh signifikan terhadap keputusan melakukan mobilitas non permanen.
www.wowkeren.com › Berita › Berita Umum, Diakses 19 Maret 2015 Kaisar Hasudungan Pangaribuan, Skripsi Analisis Pengaruh Pendapatan, Pendidikan, Pekerjaan Daerah Asal, Jumlah Tanggungan, dan Status Perkawinan terhadap Keputusan Migrasi Sirkuler ke Kota Semarang (Studi Kasus: Kec. Tembalang dan Kec. Pedurungan) Universitas DiponegoroSemarang, 2013 8
9
9
BAB II KERANGKA TEORI A. Pembahasan Merantau dalam persepsi Minangkabau adalah hidup berusaha dan bekerja dinegeri orang dan jauh dari kampung halaman. Kata merantau sangat erat dengan pribadi orang Minang. Masyarakat Minangkabau memiliki suatu tradisi yang dikenal dengan merantau. Merantau pada masyarakat Minangkabau pada dasarnya banyak dilakukan oleh kaum laki – laki, dimana sesuai denganpepatah Minangkabau yaitu “karataumadang dihulu, babuah babungobalun, marantau bujang dahulu di rumah paguno balun”, maksud dari peribahasa ini adalah anak laki – lakidi Minangkabau merasa
lebih
baikpergi
merantau
meninggalkankampung
halaman
karena
merasabelum diperlukan di rumahnya. Faktor lain yang mendorongs uatu masyarakat merantau adalah faktor ekonomi yang cenderun banyak pengeluaran dengan membutuhkan pemasukan yang lebih dari sekedar untuk makan sehari – hari saja, faktor mata pencaharian hidup yang bersifat homogen yaitu bertani,dan faktor ilmu pengetahuan yangberbeda untuk melakukan suatupekerjaan, karena pekerjaan didaerahasal tidak memiliki potensi lagi dalam pemenuhan kebutuhan hidup.Sehingga muncul suatu ide dalam bentuk perilaku untuk mereka dalam menyikapi keterbatasan potensi SDA (Sumber Daya Alam ) dan lapangan kerja didaerah asal dengan cara merantau yang biasanya identik dengan menjadi pedagang di rantau.Karena menurut mereka dengan caramerantau maka akan mengubah perekonomian keluarga kelak lebihbaik. Beberapa faktor tersebut merupakan faktor pendorong secara umum, dan saling terkait satu sama lain. Seperti antara faktor ekonomi dan faktor ilmu pengetahuan yang salingberkaitan. Kedua faktor tersebutmerupakan faktor yang dominan sebagai sesuatu pendorong masyarakat untuk merantau. Sesuai dengan filosofis hidup merantau yaitu dima bumi dipijak, disinan langik di junjuang (maksud dari peribahasa tersebut adalah bagaimana masyarakat Minangkabau mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya di rantau) filosofis inilah yang selalu dibawa dan,dijadikan acuan dalam hidup di daerah perantauan.
10
Dalam pelaksanaannya kegiatan, maka dibentuklah sebuah organisasi. Organisasi ini agar perantau masih dapat bersilaturahmi dengan anggota perantau lain yang ada di daerah rantau dengan berbagai cara seperti arisan, pengajian dan lain sebagainya, biasanya jika ada kegiatan seperti ini perantau juga akan membicarakan masalah kampung halaman seperti perkembagan nagari dan juga pembangunan nagari, Ikatan keluarga yang terbentuk biasanya memudahkan bagi orang kampung untuk meminta bantuan demi pembangunan kampung halaman seperti pembangunan sarana ibadah, jalan hingga lampu penerangan jalan namun tidak dipungkiri bahwa pada kenyataannya ikatan ini berjalan sendiri-sendiri, bahkan ada beberapa daerah yang perantaunya banyak namun
belum terbentuk organisasi ini, dan sekalipun
terbentuk tidak berjalan dengan maksimal hal ini tergantunga dari jumlah perantau yang berada di daerah tersebut. Teori Imam al-Ghazali (450-505 H) dalam pemikiran ekonominya bahwa perlunya pemerintah yang bertugas melakukan keadilan antara seluruh rakyat yang saling bertukar kepentingan dan kebutuhan hidup. Pemerintah dapat melakukan selarasan ekonomi yang berimbang sehingga ketiadaan pengangguran dengan menciptakan lapangan usaha.10 1. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi Pertumbuhan ekonomi, pembangunan daerah Atar melihat pendapatan suatu daerah setempat. Adapun perantau yang tersebar ke seluruh nusantara. mempunyai potensi yang cukup besar untuk menggerakan ekonomi daerah asal. Oleh sebab itu peningkatan memanfaatkan potensi perantau untuk memaju ekonomi kampung harus galakkan 2. Bidang pendidikan Sumber daya manusia turut mendukung pembangunan. Dalam rangka memaksimalkan potensi sumber daya manusia demi mempercepat peningkatan kesejahteraaan penduduk perlu adanya peningkatan pendidikan. 3. Pembanguna infrastruktusr
10
Abdullah Zaky al-Kaaf, Ekonomi dalam Perspektif Islam (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002),
h. 196
11
Suatu kebutuhan daerah akan sarana dan prasarana, baik untuk kelancaran pelaksanaan tugas pemerintahan maupun untuk fasilitas publik. Kebutuhan ini dapat berlangsung selain anggaran daerah terdapat juga dari pendanaan yang terbentuk dari keberhasilan usaha foto copy warga daerahnya yang merantau. Ketergantungan pembangunan daerah melihat maju mundurnya pergerakan perekonomian suatu daerah. Semakin besar pendapatan, maka semakin nampaklah gedung-gedung yang megah, jalan, jembatan yang kokoh, tempat ibadah yang yang nyaman, namun sebaliknya semakin rendah pendapatan daerah semakin kecil pembangunan dilaksanakan. 4. Bidang sosial Faktor sosial budaya yang berkembang dalam masyarakat memberikan peluang bagi penataan hubungan yang baik antara perantau dengan kampung halamannya. Namun terdapat perbedaan peranan perantau dalam pembangunan dalam nagari. Agama dan adat adalah merupakan perekat hubungan antara masyarakat di kampung dengan perantau di luar daerah. Kegiatan yang bernuansi islami masih bertahan dan bahkan mengalami peningkatan silaturrahmi mereka bila berada di rantau bagi pendatang. dan bagi perantau di daerah asalnya, sehingga tidak ada jarak antara mereka. 5. Taraf hidup Daerah Atar dapat mengayomi masyarakatnya untuk berdikari dalam usaha foto copy di perantauan. terbentuknya satu jenis usaha yang melibatkan mayoritas Atar menguasai usaha copo copy, keterlibatan-keterlibatan masyarakat di kalangan menengah ke bawah membawa pengaruh dalam peningkatan ekonomi masyarakat itu sendiri secara mikro. Waktu demi waktu dan perjalanan panjang dilalui
membuah
hasil
keberhasilan
dalam
bisnisnya
foto
copy
dan
mengembangkan sayapnya dalam pernak-pernik foto copy dalam melengkapi asesoris kebutuhan foto copy, misalnya saja pergelutan dalam mesin foto copy.
B. Kerangka Berfikir
12
Pembentukan usaha foto copy tidaklah mudah bagi semua orang, karena perlu modal yang cukup besar dan keahliannya, namun usaha ini dapat menyebar dari suatu perkampungan masyarakat Atar, serta usaha ini lebih cendrung dilakukannya bagi masyarakat Minang Atar. Penelitian tentang kontribusi kesuksesan rantau terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di daerah asal
(studi usaha foto coy
masyarakat Atar) Penulis membuat rancangan kerangka berfikir seperti di bawah ini: Usaha foto copy
Kemajuan usaha foto copy
Kontribusi kesuksesan rantau
1. Ekonomi (Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi masyarakat 2. Pendidikan 3. Pembangunan infrasturktur 4. Sosial Kesimpulan 5. Taraf hidup
13
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah field research (penelitian lapangan), yaitu penelitian lapangan yang bersifat analisis Kuantitatif (statistik) deskriptif, yaitu suatu penelitian yang menggambarkan berapa besar pengaruh
kontribusi kesuksesan
rantau terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di daerah asal. Adapun Variabel penelitian adalah variabel kontribusi kesuksesan rantau dan variabel peningkatan ekonomi. Kontribusi tersebut melihat dibidang pertumbuhan dan perkembangan ekonomi terhadap daerah asal, perkembangan pendidikan, Pembagunan infrastuktur, sosial, dan taraf hidup. Adapun alasan memilih judul penelitian
adalah karena terdapat suatu
signifikan terhadap kontribusi kesuksesan rantau terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di daerah asal, yang akan menjadi salah satu sumber pendanaan di daerah asalnya, sedangkan daerah selain Atar tidak menampakan jadi dirinya terhadap warganya yang merantau. Hal ini ditandai adanya monumen tugu foto copy yang dibangun bersama-sama oleh masyarakat Atar dan itupun diselenggarakan oleh bupati M.Shadiq Pasadigoe pada tahun 2010 yang lalu. Metode analisis yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah: Analisis Regresi. Analisis regresi merupakan suatu model matematis yang dapat digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel. Tujuan analisis adalah untuk membuat perkiraan (prediksi) nilai suatu variabel Y (variabel dependen ) melalui variabel lain X (variabel independen). Dengan rumus : (Buchari Alma, 2007: 138)
Yˆ a bX Yˆ = (baca Y) subjek variabel terikat yang diproyeksikan
X = Variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk
diprediksikan
a = Nilai konstanta harga Y jika X = 0
14
b = Nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang
menunjukkan nilai
peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y
b
n. XY . X . Y n. X 2 X
2
a
. Y b. X n.
T. Tes Analisis ini digunakan untuk menguji apakah tingkat keberhasilan koefisien signifikan atau tidak, dengan rumus: To
r n2 (1 r 2 )
Dimana:To = nilai t r = nilai koefisien korelasi n =jumlah responden Dari penggunaan rumus diatas dibandingkan to dengan ttabel apabila: 1) to > ttabel , maka HO ditolak dan HA diterima artinya koefisien korelasi signifikan. 2) to < ttabel, maka HO diterima dan HA ditolak artinya koefisien korelasi tidak signifikan.
C. Sumber Data Sumber data primer adalah merupakan data pokok yang berasal pencetus usaha foto copy masyarakat Minang Atar, pelaku usaha foto copynya, Karyawan foto copy, melalui wawancara yang mendalam terkaid dengan tema penelitian Kemudian sumber data skunder berupa Wali nagari Atar yang tentunya mengetahui sedikit banyaknya tentang masyarakat Atar dalam usaha yang cendrung bergerak di bidang foto copy, dokumen baik yang terdapat di Kantor Wali Nagari Atar atau pada seseorang guna mempelajari momentum apa yang terjadi dalam kaitannya usaha foto copy dan alasan kenapa adanya momen-momen tersebut.
15
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang kepadanya diberlakukan generalisasi hasil penelitian.11 Pada penelitian ini populasinya adalah pengusaha foto copy oleh masyarakat Minang Atar. Sampel adalah suatu metode untuk menentukan seberapa banyak pengusaha foto copy masyarakat Minang Atar yang harus diteliti untuk mendapatkan informasi yang dicari12 Sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto (2002), sampel diambil dari populasi yang representatif. Yaitu mengambil sebagian masyarakat Atar yang merantau yang dipandang cukup representatif. Oleh karena itu metode yang digunakan dengan metode random sampling.
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data penulis menggunakan: 1. Wawancara, penulis mewawancarai pencetus utama foto copy Minang Atar, pengusaha foto copynya, karyawan foto copy bagi masyarakat Minang Atar guna menginventaris kontribusi-kontribusi kesuksesan
rantau dalam peningkatan
ekonomi daerah asal dalam bentuk beberapa pertanyaan yang telah dipersiapkan. 2. Angket, memberikan format isian kepada responden/ pelaku usaha foto copy oleh masyarakat Minang Atar. 3. Menelaah dokumen, yang tertulis atau tidak tertulis yang diperoleh Kantor Adat Nagari (KAN) Atar.
E. Teknik Pengolahan Data Awal kerja penelitian adalah menginventarisasikan masalah-masalah yang terjadi yang berhubungan dengan tema penelitian, berikutnya membuat angket dan instrumen wawancara dengan pihak terkait. Setelah data diperoleh dilakukan analisa data. Data yang diperoleh dari hasil wawancara akan diolah secara kuantitatif (statistik) deskriptif melalui pendalaman informasi dari responden dan membahas hasil angket dan wawancara dari pihak terlibat. Selanjutnya mengklasifikasikan
11
Hardi Irawan, 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan, (Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 2008),h. 21 12 Richard F. Gerson, Mengukur Kepuasan Pelanggan, (Jakarta: PPM, 2001), h. 59
16
masalah yang diteliti. Setelah data terkumpul, data tersebut diolah, dibahas, dianalisis dengan analisis regresi dengan program SPSS versi 18.
17
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Euis, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam dari
Masa Klasik Hingga
Kontemporer, (Jakarta: Pustaka Asatruss, 2005) al-‘Asqalâniy al-Hâfidz Ibnu Hajar, Bulûgh al-Marâm Min Adillah al-Ahkâm, Kitab Jual Beli, Bab. Syarat dan larangan Jual Beli, Hadis No. 800 Dahlan, Abdul Aziz Ensiklopedi Hukum Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997) Gerson, Richard F. Mengukur Kepuasan Pelanggan, (Jakarta: PPM, 2001) Irawan, Hardi, 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan, (Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 2008), al-Kaaf, Abdullah Zaky, Ekonomi dalam Perspektif Islam (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002) Pasaribu, Chairuman dan
Suhrawardi K. Lubis, Hukum Perjanjian dalam Islam,
(Jakarta: Sinar Grafika, 2004) Rachmat Syafe’i, Fiqh Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2004), cet. 2 Rivai, Veithzal dan Andi Buchari, Islamic Economics, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013) Rozalinda, Ekonomi Islam Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2014) Shihab, M. Quraish, Tafsir al- Mishbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002) Sabiq, Sayid, Fiqh al-Sunnah, (Libanon: Dar al- Kutub al- Arabiy, 1986) Suprayitno, Eko, Ekonomi Mikro Perspektif Islam, (Malang: UIN Malang Press, 2008) al-Zuhayliy Wahbah, al-Fiqh al-Islamiy wa Adillatuhu, (Damsyik: Dar al-Fikri, 1985), Cet. II
18
DAFTAR PERTANYAAN
1. Seperti apa Bapak/ Ibu dalam menjalin kerjasama dengan masyarakat Atar? 2. Kenapa Bapak/Ibu bekerjasama dengan sama Atar? 3. Apa yang Bapak/Ibu bentuk pertama kali dalam usaha foto copy kepada warga Atar? 4. Bagaimana bentuk sumbangan Bapak/Ibu terhadap daerah asal Bapak/Ibu? 5. Bidang-bidang apa saja Bapak/Ibu menggerakkan peningkatan perekonomian bagi daerah Asal? 6. Apakah pengurus wali nagari mengetahui setiap bantuan dari perantau Atar? 7. Apakah ada bantuan dari perantau Atar dalam pembangunan sarana dan prasarana infrastruktur? 8. Apakah bantuan dari rantau Atar bersifat berkala? 9. Apa misi dan visi Bapak/Ibu menjadikan tugu foto copy di daerah Asal? 10. Kenapa Bapak/Ibu menjadikan Atar sebagai usaha foto copy dengan membuat tugu foto copy? 11. Bagaimana hubungan solidaritas perantau dengan warga asal? 12. Apakah ada pertemuan berkala dalam menjalin solidaritas perantau denga warga asal?
19