KONTRIBUSI BUDAYA BERAGAMA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMK TRIGUNA UTAMA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I)
Oleh: ISMA RAHMAHWATI 1110011000122
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI KONTRIBUSI BUDAYA BERAGAMA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLANI (PAI) DI SMK TRIGUNA UTAMA Skripsi Diajukan kepa
Oleh:
ISMA RAHMAHWATI 1110011000122
Diba
gan:
Dra. Hi. Zikri Neni Iska. M. Psi
NIP. 19690206 199503 2 001
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA t43s Ht20t4 M
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul Kontribusi Budaya Beragama Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMK Triguna Utama disusun oleh Isrna Rahmahwati, NIM. 1110017000122, Jurusan Pendidikan Agama Islam F-akultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang elitetapkan oleh fakultas.
J
akarta, 3 0 Desemb er 201 4
Yang mengesahkan,
Pembimbing
Dra. Hi. Zikri Neni Iska. M. Psi
NIP. 19690206 199503 2 001
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul Kontribusi Budaya Beragama dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
di SMK Triguna Utama
disusun oleh ISMA RAHMAHWATI Nomor
Induk Mahasiswa 1110011000122, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Keguruan
dan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarla, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian
Munaqosah pada 19 Januari 2015 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana
Sl (S.Pdl)
dalam bidang Pendidikan Agama Islam. Jakarta, Januari 2015
Panitia Ujian Munaqosah da Tangan
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program StLrdi)
Dr. H. Abdul Majid Khon. M. Ag
NIP: 19580707 195703 1 005
Sekretaris (Sekretaris JurLrsan/Prodi) Marhamah Saleh. Lc.
-'Lol
MA
NIP: I 9720313 200801 2 010
.1r-0\i
Penguji I Prof. Dr. Ahmad Syafi'l Noor. MA
NIP: 19470902 196712
|
001
Penguji II
fq -;n,,ruaiu
?arr
NIP: 19580918 198701 2 001 Mengetahui Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Nurlena
'1.
MA. Ph.D.
NIP: 19591020 198603 2 001
-
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
Isma Rahamahrvati
Tempat/tgl. Lahir
Jakarta, l3 April 1992
NIM
I I 100 11000"22
Jurusan
Pendiclikan Agama Islam
Angkatan
20t0
Alamat
Jln. Lorong T no. 9b RT 009/005 Koja- Koja- Jakarta Utara
Dosen Pembimbing
Dra. Hj. Zikri Neni Iska M.Psi
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjuduI Kontribusi Budaya Beragama
Dalam Pcmbelajaran Pendiclikan Agama Islam di SMK Triguna Utama adalah benar hasil karl,a sendiri dan saya bertanggLrng jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.
Jakarta,
,'-)/tr^a
Rah nr ahrvat
NIM. 1110011000122
i
ABSTRAK
Isma Rahmahwati, NIM 1110011000122, Kontribusi Budaya Beragama Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMK Triguna Utama. Skripsi. Jakarta : jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2014. Pendidkan Agama Islam di sekolah tidak selamanya berhasil dalam mendidik siswa dalam upaya membentuk akhlak yang baik, faktanya masih banyak siswa yang kurang berakhlak baik. Oleh karena itu, latar belakang dari penelitian ini adalah kurang terinternalisasi budaya-budaya beragama di sekolah yang mengakibatkan rusaknya akhlaksiswa. Pembelajaran Pendididkan Agama Islam tidak terbatas pada teori di dalam kelas saja tetapi mencakup praktek di luar. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di dalam kelas saja belum cukup menjadikan siswa beraklak baik. Oleh karenanya, perlu adanya kontribusi budaya beragama guna mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam. Adanya budaya beragama di sekolah bertujuan untuk menjadikan siswa berakhlak mulia. Penelitian ini merupakan penelitian Kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islamterhadap penerapanbudaya beragama di SMK Triguna Utama. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini dengan teknik: observasi, wawancara, dan dokumentasi. Untuk keabsahan data peneliti menggunakan teknik triangulasi. Dan untuk analisis data peneliti menggunakan data deskriptif dengan langkah reduksi data, data display, dan pengambilan kesimpulan. Hasil penelitian ini memunjukkan bahwa pembelajaran Pendidian Agama Islam di sekolah membutuhkan kontribusi budaya beragama untuk sarana pengaplikasian pembelajaran siswa di dalam kelas. Adapun budaya beragama di SMK Triguna Utama terdiri dari: membaca shalawat dan do’a sebelum dan sesudah pembelajaran, senyum, sapa, salam, dan shalat zuhur berjama’ah, marawis, muhadharah, tilawah al-Qur’an, membaca surat Yasin pada hari Jum’at pagi sebelum memulai pembelajaran, tadarus sebelum mulai shalat Jum’at, keputrian, dan infak setiap Jum’at, pengajian bulanan di masjid, pelaksanaan PHBI (Perayaan Hari Besar Islam) seperti, Isra’ Mi’raj, Maulid Nabi, sedekah untuk hewan qurban dan pesantren kilat saat bulan Ramadhan.
i
ABSTRACT Isma Rahmahwati, NIM 1110011000122, Contribution of Religious Culture on Islamic Religious Education Lessons in SMK Triguna Utama. Skripsi of Islamic Religious Education at Faculty of Tarbiyah and Teachers Training of State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. Islamic Religious Education in school is not always successful in educating students in an effort to establish good morals, in fact there are many students who lack good moral. The background of this research is less internalized religious cultures in schools which resulted in adolescent moral deterioration. Learning Islamic Religious Education is not limited to theory in the classroom but includes practice outside. Learning Islamic Religious Education in the classroom is not enough to make students good morals. Therefore, the need for contribution of religious culture to achieve the goal Islamic Religious Education. The religious culture in school aims to make a student be a good morals. This study is a qualitative study aimed to describe the implementation of Learning Islamic Religious Education on the application of religious culture in Triguna Utama. Data collection techniques in this study with the technique of observation, interviews, and documentation. For the validity of the data the researchers used a technique of triangulation. And for data analysis researchers used desciption analysis with the step data reduction, display the data, and making conclusions. The results of this study indicate that Islamic Religious Education needs contribution of religious culture for the means of the aplication of student learning in the class. As for the religious culture in Triguna Utama consist of: reading sholawat and prayer before and after learning, smiles, greetings, greetings, and the zuhur prayer in congregation, marawis, muhadharah, recitations of the Qur'an, read a surah Yasin on Friday morning before the start of learning, tadarus before the start of Friday prayers, keputrian, and donation every Friday, monthly lectures in mosques, implementation PHBI (Celebration of the Great Islamic) like, Isras' Mi'raj, Birth of the Prophet , alms for qurban animals and pesantren kilat during Ramadan.
ii
KATA PENGANTAR Alhamdulillah segala syukur saya panjatkan kehadirat ilahi robbi yang mana selalu memberikan saya segala rahmat, taufiq, dan hidayat serta ni’matnya sehingga saya bisa bernafas dan terus belajar hingga detik ini. Shalawat beriring salam saya curahkan kehadirat baginda Nabi Muhammad Saw. Nabi segala zaman yang membawa umatnya menuju cahaya. Penyusunan skripsi ini merupakan kajian singkat tentang Pelekasanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) terhadap Budaya Beragama di SMK Triguna Utama. Saya menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bimbingan, bantuan , dan do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati saya berterimakasih kepada : 1.
Ibu Nurlaena Rifa’i, MA, Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Bpk. Abdul Majid Khon MA dan Ibu Marhamah Saleh, Lc., selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Ibu Dra. Zikri Neni Iska M.Psi, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan waktunya untuk selalu memotivasi dan membimbing dalam penyusunan skripsi ini.
4.
Bpk. Masan AF M.Pd, selaku dosen pembimbing akademik yang selalu memberikan arahan dan motivasi kepada saya.
5.
Segenap jajaran dosen dan staff karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
6.
Bpk. Nirachmat S.Pd. dan Bpk. Drs. Robani AR selaku Kepala Sekolah dan Guru PAI (Pendidikan Agama Islam) SMK Triguna Utama.
7.
Kepala Yayasan, segenap jajaran guru dan staff karyawan SMK Triguna Utama.
iii
8.
Bapak Iskandar dan mamah Soleha tercinta yang telah memberikan dorongan, arahan, dan nasehat kepadaya saya, serta do’a yang tak henti-hentinya mereka panjatkan kepada saya, betapa beruntungnya saya memiliki kalian.
9.
Sahabat Kura-Kura Ninja saya: Ela, Ana, Ina, dan Icong. Sahabat Kepompong saya: Ismi, Ebot, dan Iqi. Teman kosan Aya dan Safa. Sahabat Molose PAI C 2010 yang sangat luar biasa. Saudara PSR 12 dan teman-teman di KSR PMI unit UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
10. Untuk dia, yang selalu memberi semangat dan memberikan segalanya kepada saya. Semoga Allah memberikan kemudahan untuk urusan kita. Terimakasih Muhammad Akhirudinku. Atas semua kontribusi yang tidak dapat disebutkan satu persatu terimakasih saya haturkan. Saya hanya bisa berdo’a semoga kita semua selalu di beri rahmat, hidayah, dan keberkahan hidup dunia dan akhirat. Dan untuk semua yang membantu saya, saya amat berterimakasih atas kebaikan kalian semoga Allah memberikan pahala yang setimpal.
Jakarta, 08 Desember 2014 Penyusun
Isma Rahmahwati NIM. 1110011000122
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK .....................................................................................................
i
ABSTRACT ...................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................
iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................
v
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
viii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................
1
A. Latar Belakang .........................................................................................
1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................
4
C. Pembatasan Masalah ................................................................................
5
D. Rumusan Masalah ....................................................................................
5
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .............................................................
5
BAB II KAJIAN TEORI ...................................................................................
7
A. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) ........................................
7
1. Pembelajaran ......................................................................................
7
2. Pendidikan Agama Islam (PAI) .........................................................
10
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam ...........................................
10
b. Tujuan Pendidikan Agama Islam .................................................
12
c. Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ...........................
13
B. Budaya Beragama ....................................................................................
15
1. Budaya ................................................................................................
15
2. Agama ................................................................................................
17
a. Pengertian Agama ........................................................................
17
b. Unsur-unsur Agama .....................................................................
24
3. Budaya Beragama ..............................................................................
25
C. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................................
30
v
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................
33
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................
33
B. Latar Penelitian ........................................................................................
33
C. Metode Penelitian .....................................................................................
33
D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data .........................................
34
E. Teknik Pengambilan Sampel ....................................................................
35
F. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data ......................................
35
G. Analisis Data ............................................................................................
36
BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................
38
A. Gambaran Umum Tentang Sekolah .........................................................
38
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ..............................................................
49
C. Deskripsi Data ..........................................................................................
50
1. Pelaksanaan Pemnelajaran PAI di SMK Triguna Utama ...................
50
2. Pelaksanaan Budaya Beragama di SMK Triguna Utama ...................
52
D. Pembahasan ..............................................................................................
67
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ......................................
61
A. Kesimpulan ..............................................................................................
61
B. Implikasi ...................................................................................................
62
C. Saran .........................................................................................................
62
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................
63
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................
66
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Program Studi Teknik Instalasi Tenaga Listrik ...........................
42
Gambar 4.2 Program Studi Mekanik Industri .................................................
43
Gambar 4.3 Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan ............................
44
Gambar 4.4 Program Keahlian Administrasi Perkantoran ..............................
45
Gambar 4.5 Program Keahlian Bisnis dan Manajemen ..................................
46
Gambar 4.6 Tampak depan gedung SMK dan SMA Triguna Utama .............
48
Gambar 4.7 Tampak dalam gedung SMK Triguna Utama .............................
48
Gambar 4.8 Masjid SMK dan SMA Triguna Utama ......................................
48
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Foto Kegiatan Keberagamaan Siswa SMK Triguna Utama........
66
Lampiran II Instrumen Penelitian ..................................................................
68
Lampiran III Catatan Lapangan ......................................................................
69
Lampiran IV Hasil Wawancara .......................................................................
77
Lampiran V Data Siswa dan Tenaga Kependidikan .......................................
90
Lampiran VI Sarana dan Prasarana Sekolah ..................................................
95
Lampiran VII Struktur Organisasi SMK Triguna Utama ............................... 100 Lampiran VIIIContoh RPP Pendidikan Agama Islam .................................... 101 Lampiran IX Lembar Uji Refrensi dan Surat-surat ......................................... 105
viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan bagi manusia dan penting untuk kehidupan manusiakarena, dengan pendidikan manusia dapat meningkatkan kualitas dan taraf hidupnya. Seperti yang tertera dalam surat al- Mujadillah ayat 11 :
.... “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan AllahMaha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. Dari ayat diatas dapat peneliti simpulkan betapa seriusnya Allah menjajikan derajat yang tinggi bagi orang-orang yang berilmu.Manusia yang berpendidikan itu derajatnya akan lebih tinggi dari manusia biasa. Pendidikan terdengar selama ini hanya terbatas pada proses kegiatan belajar mengajar dan segala aspek yang ada di dalamnya.Pendidikan dapat dilihat dari dua segi yaitu, Pertama dilihat dari sudut masyarakat, diakui manusia memiliki kemampuan asal atau potensi, disini ditekankan pada mencari apa yang ingin dicanya. Kedua dilihat dari segi pandang individu, jadi di sini pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses untuk menemukan dan mengembangkan kemampuan-kemampuan seseorang.1 Oleh karenanya pendidikan memiliki fungsi juga tujuan agar pembelajaran dapat dilakukan secara optimal dan peserta didik dapat meraih prestasi yang baik. Fungsi dan tujuan pendidikan nasional dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan
1
Hasan Langgulung, Pendidikan Islam Menghadapi Abad 21, (Jakarta: Pustaka Alhusna,1988),h. 56-57.
1
2
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka
mencerdaskan
kehidupan
bangsa,
bertujuan
untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2 Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tujuan dan fungsi dari pendidikan adalah untuk mengembangkan kemampuan pada peserta didik agar menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur, menjadi warga negara yang baik, serta mampu memberi bekal yang diperlukan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari sebagai anggota masyarakat. Pendidikan agama yang ada di Indonesia diterapkan di sekolah karena memiliki tujuan. Salah satu tujuan pendidikan agama bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengalaman peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt. serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.3 Manusia hidup harus memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, bukan hanya kebutuhan jasmani saja yang harus dipenuhi oleh manusia, akan tetapi kebutuhan rohani pun harus dipenuhi. Menurut Zakiah Darajat yang dikutip oleh Henry Narendrany Hidayati dan Andi Yudiantoro “disamping manusia berusaha memenuhi kebutuhan fisik jasmaniahnya, ia juga harus memenuhi kebutuhan mental ruhaniyahnya. Kebutuhan mental ruhaniyah inilah yang membedakan manusia dengan makhluk Allah lainnya.”4 Pendidikan agama haruslah mulai ditanamkan kepada anak sejak dini. Pendidikan tersebut diajarkan dalam lingkungan keluarga dan sekolah.
2
Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Citra Umbara, 2009), h. 64. 3 Muhaimin, Suti’ah, Nur Ali, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2004),h, 78. 4 Henry Narendrany Hidayati dan Andi Yudiantoro, Psikologi Agama, ( Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007),h. 64.
3
Anak dikenalkan agama pertama kali yaitu di lingkungan keluarganya, oleh karenannya pendidikan agama harus di mulai sejak tahap pertama perkembangan psikologi pada manusia, yaitu dari umur 0 sama 7 tahun.Tahap pertama ini bisa disebut juga golden age, karena masa ini merupakan masa dimana seorang anak dapat menyerap segala informasi yang ada di sekelilingnya dengan sempurna. Orang tua menjadi pendidik yang pertama bagi pendidikan anak terutama dalam penanaman keimanan, yanng manapenanaman keimanan tersebut sangat diperlukan oleh anak sebagai landasan bagi akhlak mulia. Pendidikan agama sejak dini pula akan menjadi bekal untuk pendidikan anak selanjutnya. Pendidikan agama tidak berhenti di lingkunngan keluarga saja, sekolah juaga memiliki peranan penting terhadap penenaman pendidikan agama anak. Sekolah mampu mempengaruhi rasa keagamaan, akhlak dan aspek lainnya melalui proses pembelajaran di dalam kelas maupun bimbingan di luar kelas. Sekolah juga berfungsi memberikan kemampuan kepada anak agar mampu membudidayakan
nilai-nilai
agama
dalam
kehidupannya.
Faktanya,
Pendidikan Agama Islam di sekolah tidak selalu berhasil dalam mendidik peserta didik dalam upaya membangun etika dan moral bangsa. Contohnya saja pada tanggal 27 Januari 2013 seorang siswa di SMAN 1 Jatibarang Brebes tewas karena berkelahi dengan teman sekelasnya. Adanya contoh kenakalan pelajar di atas menunjukkan bahwasanya internalisasi nilai-nilai agama pada anak masih belum berhasil, padah dari pihak sekolah terutama dari guru Pendidikan Agama Islam senantiasa berusaha untuk menanamkan akhlak mulia serta budi pekerti yang baik pada siswa melalui mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah. Kenyataannya tidak jarang siswa dalam mengikuti mata pelajaran tersebut masih terbatas pada formalitas, sehingga nilai-nilai agama yang diterapkan di sekolah tersebut belum mampu menginternalisasi di dalam diri anak. Dalam upaya menginternalisasi nilai-nilai agama pada diri anak sehingga mampu tercermin pada perilaku mereka, maka diperlukan suatu penciptaan budaya beragama di sekolah. Hal ini mengingat porsi waktu yang diberikan
4
pada mata pelajaran di sekolah hanya relatif sedikit pada setiap minggunya, sehingga kesempatan guru untuk memberikan bimbingan serta arahan juga relatif kecil. Selain itu, nilai-nilai agama yang ada pada diri anak seringkali terkalahkan oleh budaya-budaya negatif di sekitarnya. Oleh karena itu perlu adanya suatu budaya beragama yang dilakukan melalui proses pembelajaran dengan pembiasaan-pembiasaan hidup disiplin, tertib, rapi, bersikap ramah, sopan santun, rendah hati, mengucapkan salam ketika bertemu sesama, saling menghargai, tolong menolong, rajin shadaqah, cinta terhadap lingkungan, taat menjalankan ibadah, membaca Al-Quran, menghadiri kajian agama Islam, dan lain-lain. Budaya beragama yang terdapat di SMK Triguna Utama, seperti: membaca do’a sebelum memulai pelajaran, sopan santun, disiplin, rapi berpakaian, solat zuhur berjama’ah, dan lain-lain. Di SMK Triguna Utama terdapat pula buku poin, yang mencakup tata tertib di sekolah. Berdasarkan pemaparan di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian tentang hal itu dan mengangkat judul: “Kontribusi Budaya Beragama dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMK Triguna Utama”
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah: 1. Rusaknya akhlak siswa. 2. Kurangnya perhatian terhadap pendidikan agama siswa. 3. Masih adanya perilaku yang menyimpang dari siswa. 4. Siswa kurang memahami budaya positif di sekolah.
C. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini terarah dan operasional, maka masalah pokok yang akan diteliti dibatasi pada:
5
1. Budaya beragama di SMK Triguna Utama 2. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas X Ob 3. Kontribusi budaya beragama dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam D. Rumusan Masalah Sesuai dengan pembatasan masalah yang dipaparkan di atas maka rumusan masalah yang diajukan penelitiantara lain: 1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas X Otomotif B? 2. Bagaimana budaya beragama di SMK Triguna Utama?
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Triguna Utama b. Untuk mengetahui pelaksanaan budaya beragama siswa SMK Triguna Utama c. Untuk mengetahui bagaimana kontribusi budaya beragma dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. 2. Kegunaan Penelitian a. Bagi sekolah, penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana evaluasi dalam rangka pelaksanaan pengembangan budaya beragama lingkungan sekolah. b. Bagi guru, penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui budaya-budaya agama yang dapat ditanamkan dan dikembangkan pada peserta didik dalam rangka menciptakan generasi bangsa yang berakhlak mulia.
6
c. Bagi penulis, untuk menambah wawasan keilmuan dan pengetahuan tentang kontribusi budaya beragama dalam pembelajaran budaya beragama di SMK TrigunaUtama.
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pembelejaran PAI (Pendidikan Agama Islam) 1. Pembelajaran Sebelum mengungkap pengertian pembelajaraan, kita ulas dahulu tentang definisi belajar, karena pembelajaran berasal dari kata belajar. Teori belajar banyak dikemukakan, dianntaranya: a.
Teori Belajar Behavioristik sebagaimana yang di tuliskan oleh Asri Budiningsih Pengertian belajar menurut pandangan teori behavioristik adalah tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon.1
b.
Teori Belajar Menurut Thorndike sebagaimana yang di tuliskan oleh Asri Budiningsih Belajar menurut teori Thorndike adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus yaitu apa saja yang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti, pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkapmelalu alat indra. Sedangkan respon yaitu reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang juga dapat berubah pikiran, perasaan, atau gerak/tindakan.2
c.
Teori Belajar Menurut Waston sebagaimana yang di tuliskan oleh Asri Budiningsih Belajar menurut teori Wastonn adalah proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus
1
Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), h, 20-
2
Ibid, h, 20-23.
23.
7
8
berbentuk tingkah laku yang dapat diamati (observabel) dan dapat diukur.3 d.
Teori Belajar Menurut Clark Hull sebagaimana yang di tuliskan oleh Asri Budiningsih Clark Hull juga menggunakan variabel hubungan antara stimulus dan respon untuk menjelaskan pengertian tentang belajar.4
e.
Teori Belajar Menurut Edwin Guthrie sebagaimana yang di tuliskan oleh Asri Budiningsih Demikian juga dengan Edwin Guthrie, ia juga menggunakan variabel hubungan stimulus dan respon untuk menjelaskan terjadinya proses belajar. Ia menjelaskan bahwa hubungan antara stimulus dan respon cendrung hanya bersifat sementara, oleh sebab itu dalam kegiatan belajar peserta didik perlu sesering mungkin diberikan stimulus agar hubungan antara stimulus dan respon bersifat lebih tetap.5
Dari beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa, belajar adalah interaksi antara stimulus dengan respon. Dapat dikatakan bahwa stimulus adalah input guru kepada siswa, sedangkan respon adalah outputnya. Stimulus adalah sesuatu pemahaman yang diberikan guru untuk merangsang peserta didik berfikir, sedangkan respon adalah hasil berfikir peserta didik tersebut. Belajar sebagaimana yang dikatakan oleh Dimyati merupakan interaksi antara keadaan internal dan proses kognitif siswa dengan stimulus dari lingkungan. Proses kognitif tersebut menghasilkan suatu hasil belajar. Hasil belajar tersebut terdiri dari informasi verbal, keterampilan intelek keterampilan motorik, sikap, dan siasat kognitif.6 Definisi belajar menurut Anthony Robbins dalam buku Mendesain Model Pembelajaran Inovativ-Progresif karya Trianto, adalah belajar 3
Ibid, h, 20-23 Ibid, h, 20-23 5 Ibid, h, 20-23 6 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), 4
h, 11.
9
sebagai proses menciptakan hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah dipahami dan sesuatu (pengetahuan) yang baru. Dari dimensi ini belajar memuat beberapa unsur, yaitu: penciptaan hubungan, sesuatu hal (pengetahuan) yang sudah dipahami, dan sesuatu pengetahuan yang baru.7 Dengan demikian definisi di atas dapat dipahami bahwa belajar bukan berawal
dari
sama
sekali
tidak
mengetahui
apapun,
akan
tetapi
menghubungkan antara satu pengetahuan yang sudah diketahui dengan pengetahuan yang baru diketahui. Proses belajar terjadi melalui banyak cara baik disengaja maupun tidak disengaja dan berlangsung sepanjang waktu dan menuju suatu perubahan pada diri pembelajar. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan perilaku tetap berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan kebiasaan yang baru diperoleh individu. Sedangkan pengalaman merupakan interaksi antara individu dengan lingkungan sebagai sumber belajarnya.8 Belajar bisa terjadi kapanpun di manapun. Belajar bisa terjadi baik secara terancang ataupun tidak terancang, dan tidak ada pula batasan waktu untuk belajar. Belajar dapat berlangsung sepanjang hayat. Sebagai umat muslim wajib bagi kita untuk menuntut ilmu, sesuai hadis Nabi:
ْعَنْ أَ َنسِ بْنِ مَانِكِ قَالَ قَالَ رَسُىْلُ اهللِ صَهَى اهلل عَهَيْهِ وَسَهَمَ أُطْهُبُىْا انعِهْمَ وَنَى ِبانّصِيْنِ فَإِّنَ طَهَبَ انعِهْمِ فَرِيْضَةٌ عَهَى ُكمِ مُسْهِمٍ إِّنَ انمَآلئِكَةَ تَضَعُ أَجْنِحَتَهَا )ب انعِهْ ِم رِضًا بِمَا يَطْهُبُ (أخرجه إبن عبد انبر ِ ِنِطَان Artinya: “dari Anas bin Malik berkata: Rasulullah Saw. bersabda: “carilah ilmu walaupun di ngeri China. Sesungguhnya mencari ilmu itu wajib atas setiap Muslim. Sesungguhnya malaikat meletakkan sayapnya bagi pencari ilmu karena rida dengan apa yang dicari”.9 Bila di atas saya sudah memaparkan definisi belajar, sekarang saya akan memaparka definisi pembelajaran. 7
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovativ-Progresif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h, 15. 8 ibid, h, 16-17. 9 Abdul Majid Khan, Hadis Tarbawi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), h, 139.
10
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Trianto bahwa pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang sepenuhnya tidak dapat dijelaskan. Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Dalam makna yang lebih kompleks, pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarah interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangkai mencapai tujuan yang diharapkan.10 Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.11 Dengan demikian pembelajaran adalah interaksi yang terjadi antara guru dengan murid, yang mana interaksi ini menjadi sebuah komunikasi atau transfer ilmu antara guru dengan murid, dengan tujuan yang sudah ditetapkan.
2. PAI (Pendidikan Agama Islam) a. Pengertian Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam sebagaimana yang dikatakan oleh Abdul Majid adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertakwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari al-Qur‟an dan Hadis, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan, serta penggunaan pengalaman.12 Di dalam UUSPN No. 2/1989 pasal 39 ayat (2) ditegaskan bahwa isi kurikulum setiap jenis, jalur, dan jenjang pendidikan wajib memuat, antara lainpendidikan agama. Dan dalam penjelasannya dinyatakan bahwa pendidikan agama merupakan usaha untuk memperkuat iman dan ketakwaan
10 11
Trianto, op.cit., h. 17. Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h,
57. 12
Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2012) h, 11.
11
terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama yang dianut oleh peserta didik yang bersangkutan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan antar umat beragama dalam masyarakat dalam mewujudkan persatuan nasional. Di dalam GBPP PAI di sekolah umum, dijelaskan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama laindalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkanpersatuan nasional. Dari pengertian tersebut dapat ditemukan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, yaitu berikut ini: 1) Pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadar, yakni suatu kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan yang dilakukan secara berencana dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai. 2) Peserta didik yang hendak disiapkan untuk mencapai tujuan, dalam arti ada yang dibimbing, diajari, dan dilatih dalampeningkatan keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan terhadap ajaran agama Islam. 3) Pendidik atau guru Pendidikan Agama Islam yang melakukan kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan secara sadar terhadap peserta didiknya untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam. 4) Kegiatan (pembelajan) Pendidikan Agama Islam diarahkan untuk meningkatkan keyakkinan, pemahaman, penghayatan, dan pengalaman ajaran agama Islam dari peserta didik, yang di samping untuk membentuk kesalehan atau kualitas pribadi, juga sekaligus untuk membentuk kesalehan sosial. Dalam arti, kualitas atau kesalehan pribadi itu diharapkan mampu memancar ke luar dalam hubungan keseharian dengan manusia lainnya (bermasyarakat), baik yang seagama (sesama muslim), ataupun yang tidak seagama (hubungan dengan non muslim), serta dalam berbangsa dan bernegara sehingga dapat terwujud persatuan
12
dan kesatuan nasional (ukhuwah wathaniyah) dan bahkan ukhuwah insaniyah (persatuan dan kesatuan antar sesama manusia).13 Jadi, Pendidikan Agama Islam adalah Usaha sadar seorang guru untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Agama Islam peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pembelajaran, dan latihan yang telah direncanakan gun amnecapai tujuan yang tujuan yang telah ditetapkan.
b. Tujuan Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam di sekolah atau di madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaan, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang Pendidikan yamg lebih tinggi.14 Secara umum, Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengalaman peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt. serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dari tujuan tersebut dapat ditarik beberapa diemensi yang hendak ditingkakan dan dituju oleh kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam, yaitu: 1) Dimensi keimanan peserta didik terhadap ajaran agama Islam 2) Dimensi pemahaman atau penalaran (intelektual) serta keilmuan peserta didik terhadap ajaran agama Islam 3) Dimensi penghayatan atau pengalaman batin yang dirasakan peserta didik dalam menjalankan ajaran Islam 4) Dimensi pengalamnya, dalam arti bagaimana ajaran Islam yang telah diimani, dipahami, dan dihayati atau diinternalisasi oleh peserta didik itu 13
Muhaimin, Suti‟ah, Nur Ali, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2004), h, 75-76. 14 Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2012) h, 16.
13
mampu menumbuhkan motivasi dalam dirinya untuk menggerakan, mengamalkan, dan menaati ajaran agama dan nilai-nilainya dalam kehidupan pribadi, sebagai manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt. serta mengaktualisasikan dan merealisasikannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.15
Tujuan Pendidikan Agama Islam yang di sebutkan di atas dapat di tarik kseimpulan bahwa Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan peserta didik, pemahaman tentang Islam, penghayatan, dan pengalaman peserta didik dalam menjalankan perintah ajaran agama, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt. serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Tujuan pendidikan Islam berlandaskan tujuan hidup manusia. Allah menciptakan manusia sebagai khalifah di muka bumi ini. Jadi tujuan hidup ini tidak lain untuk mengabdi kepada Allah Swt., menjaga dan melestarikan bumi, dan menjalankan kehidupan sesuai syari‟at yang Allah berikan. Jika tugas manusia dalam kehidupan ini demikian penting, pendidikan harus memiliki tujuan yang sama dengan tujuan penciptaan manusia. Bagaimana pun, pendidikan Islam sarat dengan pengembanagan nalar dan penataan perilaku serta emosi manusia dengan landasan dinul Islam. Dengan demikian, tujuan pendidikan Islam adalah merealisasikan penghambaan kepada Allah dalam kehidupan manusia, baik secara individual maupun secara sosial.16
c. Model Pembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) Guru Pendidikan Agama Islam harus mengaplikasikan model-model pembelajaran yang kreatif agar tercapai tujuan pembelajaran, seperti yang
15
Muhaimin, Suti‟ah, Nur Ali, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2004), h, 78. 16 Abdurrahman dan An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat, (Jakarta: Gema Insani, 1995), h, 117.
14
ditulis oleh Abdul Majid model pembelajaran Tadzkirah sesuai untuk pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Makna Tadzkirah secara etimologis diambil dari kata dzakara yang artinya ingat dan tadzkirah artinya peringatan. Adapun makna Tadzkirah yang dimaksud oleh Abdul Majid adalah sebuah model pembelajaran yang mempunyai makna sebagai berikut: 1) T = Tunjukan Teladan Guru harus menjadi teladan bagi siswanya. Siswa lebih mudah mengambil pelajaran dari apa yang ia lihat. 2) A = Arahkan (Berikan Bimbingan) Bimbingan seorang guru kepada siswanya dilakukan dengan cara memberikan alasan, penjelasan, pengarahan, diskusi-diskusi, teguran, mencari tahu penyebab masalah, dan kritikan sehingga perilaku anak berubah. 3) D = Dorongan (Motivasi) Memotivasi anak adalah suatu kegiatan memberi dorongan agar anak bersedia dan mau mengerjakan kegiatan atau perilaku yang diharapkan oleh orang tua atau guru. Anak yang termotivasi akan memungkinkan ia untuk mengembangkan dirinya. 4) Z = Zakiyah (Murni-Suci-Bersih) Kata murni disini bermaksud ikhlas, rasa keikhlasan harus ditanamkan kepada anak baik dalam belajar, bersikap, dan berbuat sekecil apapun. Jika rasa ikhlas sudah tumbuh, maka keihklasan akan menjadi kekuatan dalam hidup. 5) K = Kontinuitas Ajaran-ajaran yang diberikan haruslah bersifat kontiyu atau terus menerus agar anak terbiasa dan akan menjadi kebiasaan. Pembiasaan ini harus dimulai sejak dini kepada anak agar akhirnya anak menjadi terbiasa dan menjadi sebuah kebiasaan (habit) 6) I = Ingatkan Dalam proses pembelajaran PAI (Pendidkan Agama Islam), guru harus berusaha mengingatkan kepada siswa bahwa mereka diawasi oleh Allah
15
Swt. Disini juga guru harus mengingatkan kepada siswa akan ajaranajaran yang telah diajarkan. 7) R = Repetition (Pengulangan) Pendidikan yang efektif dilakukan dengan berulang-ulang sehingga anak menjadi mengerti. Pelajaran atau nasihat apa pun perlu dilakukan secara berulang-ulang sehingga mudah dipahami oleh anak. 8) A = Aplikasikan atau Organisasikan Puncaknya ilmu adalah amal. Dengan demikian, maka dalam mengajar hendaknya guru mampu memvisualisasikan ilmu pengetahuan pada dunia praktis. 9) H = Heart Hepar Hati adalah sumber keimanan manusia. Oleh karena itu guru harus menyentuh hati siswanya agar dapat dekat dengan Sang Khaliq.17
B. Budaya Beragama 1. Budaya Budaya menurut Sarlito adalah “suatu set dari sikap, perilaku, dan simbol-simbol
yang
dimiliki
bersama
oleh
manusia
dikomunikasikan dari satu generasi ke generasi berikutnya”.
dan
biasanya
18
Kata kebudayaan berasal dari kata sansekerta “buddhayah” yang merupakan bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau kekal.19 Kata asing culture yang berasal dari kata latin colere yang berarti mengolah, mengerjakan dan terutama berhubungan dengan pengolahan tanah, memiliki makna yang sama dengan kebudayaan. Arti culture berkembang sebagai segala daya dan usaha manusisa untuk mengubah alam. Jika diingat sebagai konsep kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia, yang
17
Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2012), h, 135-156. 18 Sarlito W Sarwono, Psikologi Lintas Budaya, (Depok: PT RajaGrafindo Persada, 2014), h, 3. 19 Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), h. 73.
16
harus dibiasakannya dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya itu.20 Menurut HAR Tillar yang dikutip dari Primitive Culture karya Edward B Taylor “budaya atau peradaban adalah suatu keseluruhan yang kompleks dari pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat, serta kemampuan-kemampuan dan kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat”. Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara “kebudayaan berarti buah budi manusia yang merupakan hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh yang kuat yaitu alam dan zaman (kodrat dan masyarakat)”.21 Dari keterangan di atas kebudayaan adalah kebiasaan dari segi pengetahuan, seni, moral, dan lain-lain yang merupakan hasil dari usaha seseorang atau kelompok. Dalam membahas budaya kita sering kali kita tidak dapat melepas diri dari istilah masyarakat, ras, dan etnik. Ketiga istilah tersebut sering digunakan secara bergantian dan campur aduk. Berikut adalah penjelasan dari masingmasing istilah tersebut. a.
Masyarakat (society) adalah sekelompok orang yang saling berbagi tempat dan waktu (jika menyangkut tempat dan waktu tertentu biasa di sebut komunitas atau community)
b.
Ras adalah sekelompok orang yang memiliki karakteristik fisik yang sama dan diwariskan melalui genetik. Karakteristik tersebut antara lain, warna kullit, bentuk hidung, dan bulu atau rambut di tubuh, serta mata.
c.
Etnis atau suku bangsa adalah sekelompok orang yang memiliki kesamaan dan perbedaan dalam konteks kebudayaan budaya. Biasanya suku bangsa dikaitkan dengan warisan budaya, pengelaman yang diwariskan secara turun temurun oleh orang-orang yang memiliki
20
Koentjaraningrat, kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1992), h. 9. 21 H.A.R. Tillar, Pendidikan, Kebudayaan dan Masyarakat Madani Indonesia, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya 1999), h. 39 dan 43.
17
kesamaan leluhur, bahasa, tradisi, seringkali agama, dan wilayah geografis.22 Menurut Shiraev dan Levy dalam buku Psikologi Lintas Budaya karya Sarlito W Sarwono, saat ini ada dua jenis pengaruh budaya. Kedua budaya tersebut adalah budaya tradisional dan budaya non tradisional (modern). Budaya tradisional adalah budaya yang berakar kepada tradisi, aturan, simbol, dan prinsip yang kebanyakan dibuat di masa lalu. Sementara itu budaya non-tradisional adalah budaya yang berdasar kepada prinsip ide, dan kebiasaan yang relatif baru.23 Dengan demikian budaya itu terbagi menjadi dua, yaitu: budaya tradisional yaitu, yang mengikuti adat dan tradisi yang berlaku sejak lama, dan budaya non tradisional yaitu, budaya modren, yang diciptakan oleh seseorang dan dilakukan secara berkelanjutan.
2. Agama a. Pengertian Agama Agama sebuah kata yang mudah diucapkan tetapi sulit untuk diartikan dan didefinisikan. Menjelaskan maksud agama memang mudah tetapi untuk menjelaskan definisi agama ini sangat sulit, karena agama itu memiliki sifat yang subyektif. Menurut A. Mukti Ali dalam bukunya yang dikutip oleh Muhammad Alim “barang kalitidak ada yang paling sulit diberi pengertian dan definisi selain kata agama”. Beliau menjelaskan ada tiga yang mendukung pernyataan tersebut, yaitu: pertama, karena pengalaman agama adalah soal batini, subyektif dan sangat individualis sifatnya. Kedua, boleh jadi tidak ada oranng yang berbicara begitu semangat dan emosional dari pada membicarakan soal agama. Maka membahas arti agama itu selalu ada luapan emosi yang kuat sekali, sehingga kata agama itu sulit didefinisikan. Ketiga, konsepsi tentang agama dipengaruhi oleh tujuan dari orang yang memberikan definisi tersebut.24 Para ahli mengemukakan berbagai teori tentang pengertian agama. Ada yang mengatakan bahwa kata agama diambil dari bahasa Sansakerta, yaitu 22
Sarlito W Sarwono, Psikologi Lintas Budaya, (Depok: PT RajaGrafindo Persada, 2014), h, 3-5. 23 Ibid, h, 6. 24 Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2011), h, 26.
18
kata a = tidak, dan gama = kacau atau kocar-kacir. Dengan demikian berarti agama tidak kacau, tidak kocar-kacir, teratur. Agama yang dimaksud di sini adalah yang membuat seseorang tidak kacau dan menjadikanseseorang teratur.25 Selanjutnya teori lain menyebutkan bahwa agama tersusun dari kata, a = tidak, dan gam = pergi, jadi agama artinya tidak pergi, tetap di tempat, diwarisi secara turun menurun. Hal demikian menunjukkan pada salah satu sifat agama, yaitu diwarisi secara turun temurun dari generasi ke generasi lainnya. Selanjutnya ada lagi pendapat yang mengatakan agama berarti teks atau kitab suci. Selanjutnya dikatakan lagi bahwa gam berarti tuntunan, karena agama mengandung ajaran-ajaran yanng dapat menjadi tuntunan bagi penganutnya.26 Agama diucapkan oleh orang Barat dengan religios (bahasa latin), Religion (bahasa Inggris, Perancis, Jerman) dan Religie (bahasa Belanda). Adapun agama secara etimologi menurut sebagian tokoh sebagai berikut: 1) Religie (religion) menurut pujangga Kristen, Saint Augustinus. Berasal dari “re dan eligare” yang berarti “memilih kembali” dari jalan yang sesat ke jalan Tuhan. 2) Religie, menurut Lactantius, berasal dari kata “re dan ligare” yang artinya “menghubungkan kembali sesuatu yang telah putus”. Yang dimaksud adalah menghubungkan antara Tuhan dan manusia yang telah terputus oleh karena dosa-dosanya. 3) Religie berasal dari “re dan ligare” yang berarti “membaca berulangulang bacaan suci” dengan maksud agar jiwa si pembaca terpengaruh oleh kesuciannya. Demikian pendapat Cicero.27 Di bawa ini akan diikemukakan beberapa definisi agama dan religionyang telah berhasil diformulasikan oleh para ahli:
25
Ibid, h, 27. Ibid, h, 27. 27 Abu Ahmadi dan Noor Salimi, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h, 3. 26
19
1) WJS Poerwadarminto “Agama adalah segenap kepercayaan (kepada Tuhan, Dewa, dan sebagainya) serta dengan kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu.” 2) Sidi Gazalba “Agama adalah kepercayaan manusia pada hubungan Yang Kudus, dihayati sebagai hakikat gaib, hubungan mana menyatakan diri dalam bentuk serta sistem kultus dan ritus serta sikap hidup berdasarkan doktrin tertentu. Jadi hakikat agama adalah hubungan manusia dengan Yang Kudus.” 3) Adi Negoro “Agama adalah suatu keyakinan pada Yang Maha Kuasa, yang dirasa manusia sebagai kekuatan gaibyang mempengaruhi kehidupannya dan dianggap mempengaruhi segala yang ada, serta mula jadi segala-galanya dalam alam ini.” 4) E.B. Taylor “Religion is the belief in Spiritual Being” (Agama adalah kepercayaan kepada barang-barang yang gaib). “Religion may broadly be defined as acceptance of obligations toward powers higher than man him self” (agama dalam arti luas dapat didefinisikan sebagai peneriamaan atas tata atiran dari kekuatan-kekuatan yang lebih tinggi dari pada manusia itu sendiri). 5) Webster‟s Dictionary “Agama adalah percaya kepada Tuhan atau kekuatan super human atau kekuatan yang di atas dan disembah sebagai pencipta serta pemelihara alam semesta.”28
Agama sebagaimana yang dikatakan Dwi Narwoko secara mendasar dan umum dapat didefinisikan sebagai seperangkat aturan dan peraturan yang 28
Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2011), h, 30.
20
mengatur hubungan manusia dengan dunia gaib, khususnya dengan Tuhannya, mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya, dan mengatur hubungan manusia dengan lingkungannya.29 Dari definisi di atas dapat dipahami bahwa agama adalah sesuatu yang menghubungkan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia lainnya, dan manusia dengan lingkungannya. Agama juga bisa diartikan kembali kepada jalan yang benar, yaitu jalan yang telah ditetapkan oleh Tuhan. Pengertian agama menurut Glock & Stark dalam Djamaluddin Ancok dan Fuat Nashori adalah “sistem simbol, sistem keyakinan, sistem nilai, dan sistem perilaku yang terlembagakan, yang semuanya itu berpusat pada persoala-persoalan yang dihayati sebagai yang paling maknawi.”30 Agama adalah risalah yang dissampaikan Tuhan kepada Nabi sebagai petunjuk bagi manusia dan hukum-hukum sempurna untuk dipergunakan manusia dalam menyelenggarakan tata cara hidup yang nyataserta mengatur hubungan dengan dan tanggung jawab kepada Allah, kepada masyarakat seta alam sekitarnya. Dalam bahasa Arab agama berarti ad-Din, dalam tuturan orang Arab, kata ad-din digunakan untuk menunjukkan lebih dari satu makna, diantaranya adalah: 1) Makna kekuasaan, otoritas, hukum, dan perintah. Orang arab mengatakan daana an-nasu yang artinya dia memaksa manusia untuk tunduk dan dantuhu yang berarti saya menguasanya dan memilikinya. 2) Makna ketaatan, peribadatan, pengabdian, dan ketundukkan pada kekuasaan dan dominasi tertentu. Orang arab mengatakannya dengan dintuhum padaanu yang artinya aku memaksa mereka dan merekapun taat.
29
J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar dan Penerapan, (Jakarta: Kencana, 2011), h, 248. 30 Djamaluddin Ancok dan Fuat Nashori Suroso, Psikologi Islam, (Solusi Islam atas Problem-problem Psikologi), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995), h. 76.
21
3) Hukum, undang-undang, jalan, mazhab, agama, tradisi, dan taklid. Orang arab mengatakan maadala dzalika dini wa didani yang artinya hal itu tetap merupakan kebiasaanku dan tradisiku. 4) Balasan, imbalan, pemenuhan, dan perhitungan. Contohnya dapat kita lihat dalam peribahasa arab yang mengatakan kamatadayanatadanayang artinya kamu berbuat kepada orang lain, dan orang lain berbuat kepadamu.31 Biasaanya, orang Arab menggunakan kata ad-din dalam makna tertentu untuk satu kesempatan dan makna lain dalam kesempatan lain. Artinya, pemakaian bahasa mereka sangat variatif karena disesuaikan dengan konteks kebutuhan yang terjadi. Dengan demikian, kata ad-din, bersifat ambigu. Setelah al-Quran turun, istilah ad-din mengalami kejelasan makna dengan tetap bersandar pada empat makna etimologis di atas. Makna yang dimaksud adalah yang menguasai dan memiliki otoritas yang tinggi (ilahiah), ketaatan dan pengakuan terhadap kekuasaan dan otoritas dari pengikut ad-din, sistem berpikir ilmiah yang dilahirkan dari sistem otoritas dan kekuasaan, dan imbalan yang diberikan secara penuh oleh pemegang otoritas kepada pengikut sistem melalui ketundukan dan keikhlasan atau balasan karena tidak menaati sang pemegang otoritas. Untuk kepentingan tersebut, Abu al-„Ala al-Maududi menyusun definisi ad-din berdasarkan makna-makna tersebut yang kemudian beliau menghubungkan dengan ayat-ayat al-Quran. Hasil penyusunan beliau adalah definisi ad-din berdasarkan surat al-mu‟min: 65, az-zumar:11, dan 14, an-nahl: 52, yunus: 104, dan al-infithar: 17-19, yaitu sistem kehidupan yang sempurna dan meliputi aspek-aspek kehidupan yang bersifat keyakinan, penalaran, akhlak, dan pengamalan. Sesungguhnya, Allah SWT telah menjelaskan bahwa sistem kehidupan yang diridhai Allah adalah sistem yang dibangun atas ketaatan dan keikhlasan untuk menghambakan diri kepada Allah semata. Dengan demikian, ad-din dapat didefinisikan melalui definisi yang mencakup seluruh makna etimologis dan makna qur‟aniah, yaitu 31
Abdurrahman dan An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat, (Jakarta: Gema Insani, 1995), h,22-23.
22
hubungan ketundukan, kepatuhan, dan penghambaan yang melalui itu, manusia dapat mengetahui Yang menciptakan, Yang Menghukum, Yang Menjalankan aktivitas alam semesta, Yang Mahakuasa, Yang Mahaperkasa, Yang menghidupkan, dan Yang mematikan. Allah telah menyusun sistem yang sempurna dan mencakup berbagai aspek kehidupan. Dan manusialah yang bertugas berjalan di atas sistem tersebut dan memahami balasan Allah untuk mereka pada hari perhitungan nanti.32 Fairuzzabad dalam karyanya, yang di kutip oleh Muhammad Alim, dalam kamus al-Muhith, menerangkan bahwa dien memiliki arti kemenangan, kekuasaan, kerajaan, kerendahan, kemuliaan, perjalanan, paksaan dan peribadatan. Selanjutnya pengertian al-dien di dalam kamus al-Munjid, mengandung banyak makna, antara lain: balasan dan pahala, ketentuan, kekuasaan, pengaturan, perhitungan, taat, patuh, dan kebiasaan. Dalam bahasa Semit, al-dienberarti undang-undang atau hukum.33 Harun Nasution, dalam hal ini membantu kita menyimpulkan beberapa definisi agama tersebut. Menurutnya, agama dapat diberi definisi sebagai berikut: 1) Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang harus dipatuhi 2) Pengakuan terhadap adanya kekuatan gaib yang menguasai manusia 3) Mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada suatu sumber yang berada di luar diri manusia yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia 4) Kepercayaan pada suatu kekuatan gaib yang menimbulkan cara hidup tertentu 5) Suatu sistem tingkah laku (code of conduct) yang berasal dari kekuatan gaib 6) Pemujaan terhadap kekuatan gaib yang timbul dari perasaan lemah dan perasaan takut terhadap kekuataan misterius yang terdapat dalam alam sekitar manusia 7) Ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang Rasul.34 Berbagai definisi di atas di samping memperlihatkan adanya perhatian para ahli terhadap agama juga berarti bahwa agama tidak lepas dari respon 32
Ibid, h.23. Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2011), h, 28. 34 Ibid, h, 31 33
23
manusia terhadapnya. Dengan demikian, kesulitan akan terjadi apabila ada orang memaksakan definisi yang dibuatnya untuk diberlakukan pada semua agama. Selanjutnya mari kita meninjau definisi-definisi agama yang dikemukakan oleh para ulama Islam, antara lain sebagai berikut: 1) Mahmud Syaltut “Agama adalah ketetapan-ketetapan ilahi yang diwahyukan kepada NabiNya untuk menjadi pedoman hidup manusia.” 2) Syaikh Muhammad Abdullah Badran “Agama adalah hubungan antara dua pihak dimanayang pertama mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari pada yang kedua.” 3) Al-Syihristani “Agama adalah ketaatan serta kepatuhan, dan terkadang bisa diartikan sebagai pembalasan dan perhitungan terhadap amal perbuatan di akhirat.” 4) Al-Tahanwy “Agama adalah institusi yang mengarahkan orang-orang yang berakal dengan kemauan mereka sendiri untuk memperoleh kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat.” 5) K.H.M. Thaib Thahir Abdul Mu‟in “Agama adalah sebagai peraturan Tuhan yang mendorong jiwa seorang yang mempunyai akal memegang peraturan Tuhan itu dengan kehendaknya sendiri, untuk mencapai kebaikan hidup di dunia dan kebahagiaan di akhirat.” 6) T. M. Hasbi Ash Shiddiqy “Agama adalah dustur Ilahi yang didatangkan Allah untuk menjadi pedoman hidup dan kehidupan manusia di alam dunia untuk mencapai kesejahteraan dunia dan kesentosaan akhirat.” 7) Djarnawi Hadikusumo “Agama adalah tuntunan Allah kepada manusia untuk berbakti dan menyembah kepada Tuhan serta berbuat kebajikan di atas dunia.”35
35
Ibid, h, 31-32.
24
Dari definisi-definisi agama menurut ulama Islam dapat disimpulkan bahwa, agama berisi peraturan-peraturan yang Allah berikan kepada manusia. Agama pula sebagai pedoman hidup manusia yang bertujuan membuat manusia baik di dunia dan bahagia di akhirat.
b. Unsur-unsur Agama Dari beberapa definisi agama yang telah dikemukakan di atas, akhirnya kita dapat memformulasikan ada empat unsur penting yang secara subtansif harus ada pada tiap sesuatu yang disebut agama. Tanpa adanya keempat unsur pokok itu, maka formulasi itu tidak dapat dikategorikan sebagai suatu agama. Unsur-unsur penting itu sebagaimana dijelaskan oleh Harun Nasution sebagai berikut. Pertama, unsur kepercayaan terhadap kekuatan gaib. Kekuatan gaib tersebut dapat mengambil bentuk yang bermacam-macam. Dalam agama primitif kekuatan gaib tersebut dapat mengambil bentuk benda-benda yang memiliki kekuatan misterius (sakti), ruh atau jiwa yang terdapat pada bendabenda yang memiliki kekuatan misterius, dewa-dewa dan Tuhan atau Allah dalam istilah yang lebih khusus dalam agama Islam. Kepercayaan pada adanya Tuhan adalah sebagai dasar yang utama sekali dalam setiap paham keagamaan. Tiap-tiap agama kecuali Budhisme yang asli dan beberapa agama lain berdasar atas kepercayaan pada sesuatu kekuatan gaib, dan cara hidup tiap-tiap manusia yang percaya pada agama di dunia ini amat erat hubungannya dengan kepercayaan tersebut. Kedua, unsur kepercayaan bahwa kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia ini dan di akhirat nanti tergantung pada adanya hubungan yang baik dengan kekuatan gaib yang dimaksud. Dengan hilangnya hubungan yang baik itu, kesejahteraan dan kebahagiaan yang dicari akan hilang pula. Hubungan baik ini selanjutnya diwujudkan dalam bentuk peribadatan, selalu mengingatNya, melaksanakan segala perintah-Nya dan menjahui larang-Nya.
25
Ketiga, unsur respon yang bersifat emosional manusia. Respons tersebut dapat mengambil bentuk rasa takut, seperti yang ada pada agama primitif, atau perasaan cinta seperti yang terdapat pada agama-agama monoteisme. Selanjutnya respons tersebut dapat pula mengambil bentuk penyembahan seperti yang terdapat pada agama-agama monotaisme, dan pada akhirnya respons tersebut mengambil bentuk dan cara hidup tertentu bagi masyarakat yang bersangkutan. Keempat, unsur paham adanya yang kudus (sacred) dan suci, dalam bentuk kekuatan gaib, dalam bentuk kitab suci yang mengandung ajaran agama
yang
bersangkutan,
tempat-tempat
tertentu,
peralatan
untuk
menyelanggarakan upacara dan sebagainya.36 Dengan demikian dapat dipahami bahwa unsur agama ada empat, yaitu pecaya kepada yang gaib, percaya bahwa kehidupan di dunia dan di akhirat telah dirancang oleh yang gaib, adanya respon dari manusia, dan percaya bahwa yang gaib itu suci.
3. Budaya Bergama Budaya beragama dalam penelitian ini memiliki makna yang sama dengan “suasana religius atau suasana keagamaan.” Adapun makna suasana keagamaan menurut M. Saleh Muntasir adalah “suasana yang memungkinkan setiap anggota keluarga beribadah, kontak dengan Tuhan dengan cara-cara yang telah ditetapkan agama, dengan suasana tenang, bersih dan hikmat. Sarananya adalah selera religius, selera etis, estetis, kebersihan, itikad religius dan ketenangan.”37 Budaya beragama di sekolah merupakan cara berfikir dan cara bertindak warga sekolah yang didasarkan atas nilai-nilai religious (keberagamaan). Budaya beragama disekolah merupakan sekumpulan nilai-niai agama yang diterapkan di sekolah, yang meliputi : perilaku, tradisi, kebiasaan, keseharian dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh seluruh warga sekolah, atau 36
Ibid, h, 33-34. M. Saleh Muntasir, Mencari Evidensi Islam (Analisa Awal Sistem Filsafat, Strategi dan Metodologi Pendidikan Islam), (Jakarta: Rajawali, 1985), h. 120. 37
26
perilaku-perilaku juga pembiasaan-pembiasaan yang diterapkan dalam lingkungan sekolah sebagai salah satu usaha untuk menanamkan akhlak mulia pada diri anak. a.
Penciptaan Budaya Beragama
Penciptaan budaya beragama, berati menciptakan suatu kebudayaan religi atau pembiasaan diri yang merupakan penerapan hasil pengetahuan tentang agama dan menumbuhkan sikap yang berjiwa Islami. Sikap dan berjiwa Islami tersebut dicerminkan pada perilaku serta keterampilan hidup peserta didik dan warga sekolah lainnya.
b. Pembiasaan Budaya Beragama Pembiasaan adalah merupakan alat pendidikan yang penting sekali, terutama pada anak. Anak-anak dapat menurut dan taat kepada peraturanperaturan dengan jalan membiasakan dengan perbuatan-perbuatan yang baik, di dalam rumah tangga atau keluarga, di sekolah, dan di tempat lain.38 Pembiasaan meupakan proses penanaman kebiasaan, membuat sesuatu atau seseorang menjadi biasa atau terbiasa melaksanakan perilaku-perilaku agamis sesuai dengan ajaran-ajaran agama. Pembiasaan merupakan salah satu metode pendidikan yang penting. Agara anak memiliki akhlak terpuji, maka anak tersebut harus terlebih dahulu dibiasakan untuk melakukan perilakuperilaku terpuji dalam kehidupan sehari-hari. Jika seorang melakukan suatu kegiatan secara terus menerus, maka kegiatan tersebut akan mejadi suatu kebiasaan, dan jika suatu kegiatan sudah menjadi suatu kebiasaan, maka orang tersebut akan dapat melaksanakan sesuatu dengan mudah dan senang hati. Menurut Ngalim Purwanto, supaya pembiasaan itu dapat segera tercapai dan baik hasilnya, harus memenuhi beberapa syarat tertentu, antara lain: 1) Mulailah pembiasaan itu sebelum terlambat, jadi sebelum anak itu mempunyai kebiasaan lain yang berlawanan dengan hal-hal yang akan dibiasakan. 38
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), h. 177.
27
2) Pembiasaan itu hendaklah terus menerus (berulang-ulang) dijalankan secara teratur sehingga akhirnya menjadi suatu kebiasaan yang otomatis. Untuk itu dibutuhkan pengawasan. 3) Pendidikan hendaklah konsekuen, bersikap tegas dan tetap teguh terhadap pendiriannya yang telah diambilnya. Jangan memberi kesempatan kepada anak untuk melanggar pembiasaan yang telah ditetapkan itu. 4) Pembiasaan yang mula-mulanya mekanistis itu harus makin menjadi pembiasaan yang disertai kata hati anak itu sendiri.39 Sebagaimana yang dikemukakan Ramayulis materi pembiasaan yang dapat diterapkan kepada anak adalah sebagai berikut: 1) Akhlak, berupa pembiasaan untuk bertingkah laku yang baik, seperti berbicara dan bersikap sopan santun, berpakaian yang bersih dan rapi. 2) Ibadat, berupa pembiasaan untuk salat berjamaah di masjid, mengucap salam sewaktu masuk kelas, membaca basmalah dan hamdalah ketika memulai dan menyudahi kegiatan. 3) Keimanan, berupa pembiasaan agar anak beriman sepenuh jiwa dan hatinya,
dengan
memberikan
pengertian
kepada
anak
untuk
memperhatikan alam sekitar, penciptaan langit dan bumi, dan sebagainya. 4) Sejarah, berupa pembiasaan agar anak membaca dan mendengarkan mengenai sejarah kehidupan Rasulullah serta para sahabat, kemudian anak-anak mampu menanamkan semangat jihad pada dirinya.40
Beberapa ahli mengemukakan teori yang berkaitan dengan pembiasaan, antara lain: 1) Teori Thorndike sebagaimana yang diterjemahkan oleh Tri Wibowo yang dituliskan oleh B.R. Hergenhahn dan Matthew H. Olson Teori ini dikenal dengan connectionism (perhatian, pertautan) karena dia berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses hubungan antara stimulus
39
Ibid. , h. 178. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1994), h. 185.
40
28
dan respon. Sebelum tahun 1930, teori Thorndike mencakup hukum law of exercise (hukum latihan) yang terdiri dari dua bagian, yaitu: a) Koneksi antar stimulus dan respon akan menguat saat keduanya dipakai. Melatih koneksi (hubungan) antar situasi yang menstimulasi dengan suatu respon akan memperkuat hubungan di antara keduanya. Bagian dari hukum latihan ini dinamakan law of us (hukum penggunaan). Berdasarkan teori di atas, agar belajar mampu mencapai hasil yang baik maka harus ada latihan. Seseorang yang sering melakukan latihan, maka hasilnya akan lebih baik dan menjadi kebiasaan yang positif. b) Koneksi antara situasi dan respon akan melemah apabila praktik hubungan dihentikan. Bagian dari hukum latihan ini dinamakan law of disuse (hukum ketidakgunaan).41 2) Teori Operant Conditioning B.F. Skinner sebagaimana yang dituliskan oleh Sri Esti Wuryani Operant
(perilaku
diperkuat
jika
akibatnya
menyenangkan)
merupakan tingkah laku yang ditimbulkan oleh organism. Operant Conditioning dikatakan telah terbentuk bila dalam frekuensi telah terjadi tingkah laku operant yang bertambah atau bila timbul tingkah laku operant yang tidak tampak sebelumnya. Pembentukan tingkah laku dalam operant conditioning antara lain sebagai berikut: a) Mengidentifikasi hal-hal yang merupakan reinforcement bagi tingkah laku yang akan dibentuk itu. b) Melakukan analisis untuk mengidentifikasi aspek-aspek kecil yang membentuk tingkah laku yang dimaksud. c) Mempergunakan secara urut aspek-aspek itu sebagai tujuan sementara kemudian diidentifikasi reinforcer untuk masing-masing aspek. 41
B.R. Hergenhahn dan Matthew H. Olson, Theori of Learning(Teori Belajar), Penerjemah: Tri Wibowo (Jakarta: Prenada Media Group, 2009), h. 65.
29
d) Melakukan pembentukan tingkah laku dengan menggunakan urutan aspek-aspek yang telah disusun itu.42 3) Teori Belajar Asosiatif Ivan Pavlov sebagaimana yang dikatakan Bimo Walgito Berdasarkan hasil eksperimen Ivan Pavlov terhadap seekor anjing, di mana anjing yang semula tidak mengeluarkan air liur ketika mendengar bunyi bel menjadi mengeluarkan air liur meskipun tidak ada makanan. Berdasrkan
hasil
eksperimen
tersebut,
Pavlov
menyimpulkan
bahwasanya perilaku itu dapat dibentuk melalui sesuatu kebiasaan, misalnya anak dibiasakan mencuci kaki sebelum tidur, atau mebiasakan menggunakan tangan kanan untuk menerima suatu pemberian dari orang lain.43
c.
Budaya Beragama (Religious Culture) dan nilai-nilai akhlak yang dikembangkan di sekolah.
Budaya beragama (religous culture) yang diterapkan di sekolah ini memiliki tujuan yang ingin dicapai, salah satunya adalah menanamkan akhlak mulia pada diri pribadi peserta didik.44 Budaya beragama di sekolah seperti : membaca do‟a sebelum mulai pelajaran, tadarus sebelum masuk jam pelajaran, seenyum, menyapa masyarakat sekolah, memberi salam pada guru, sholat berjama‟ah, dan lain-lain.
d. Proses Terbentuknya Budaya Beragama (Religious Culture) Sekolah Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh praktisi pendidikan untuk membentuk budaya religius sekolah sebagaimana yang dkatakan oleh Ahmad Tafsir, antara lain:
42
Sri Esti Wuryani, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. GRASINDO, 2006), h. 133. Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: ANDI Offset, 2003), h.
43
171. 44
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h. 169
30
1) Memberikan contoh (teladan) 2) Membiasakan hal-hal yang baik 3) Menegakkan disiplin 4) Memberikan motivasi dan dorongan 5) Memberikan hadiah terutama psikologis 6) Menghukum (mungkin dalam rangka kedisiplinan) 7) Penciptaan suasana religius yang berpengaruh bagi pertumbuhan anak.45
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa pembiasaan budaya beragama ini bisa diterapkan kepada siswa dengan cara guru mencontohkan kepada siswa. Guru di sin imenjadi pedoman terciptanya budaya beragama. Pembiasaan budaya beragama ini dengan cara memberi teladan kepada siswa. Nilai-nilai agama yang intenalisasi ke siswa tidak akan berjalan baik jika hanya di pandu oleh guru Pendidikan Agama Islam saja. Budaya beragama di sekolah perlu adanya kerjasama antar guru-guru mata pelajaran lain, kepala sekolah, dan organisasi sekolah. Budaya beragama yang dimaksudkan di sini adalah mengintegrasi nilai-nilai agama yang ada di sekolah, yang bertujuan menanamkan nilai-nilai agama Islam yang diperoleh siswa dari hasil pembelajaran di sekolah, agar menjadi kebiasaan siswa dalam berperilaku baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.
C. Hasil Penelitian yang Relevan Penulisan skripsi ini didukung oleh hasil penelitian yang relevan, yaitu yang ditulis oleh: 1.
Mulatsih, jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kali Jaga Yogyakarta yang berjudul “Implementasi Religious Culture dalam Pendidikan Agama Islam (Study Kasus di SMK N Wonosari Gunung Kidul)” tahun 45
Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), h. 112.
31
2013.Berdasarkan penelitian tersebut menunjukkan bahwa religious culture di SMK N Wonosari Gunung Kidul sudah terlaksana, hasil ini ditandai oleh adanya kegiatan-kegiatan beragama di sekolah seperti: pembiasaan tadarus Al-Qur‟an, kegiatan keagamaan di hari Jum‟at, infak, TPA Jum‟at sore, pembiasaan solat Duha dan solat Zuhur berjama‟ah, bakti sosial, perpustakaan agama, pembiasaan 3S, do‟a bersama, manasik haji, PHBI, pengajian akhir semester, ekstrakurikuler keagamaan, khatmil Qur‟an, kantin kejujuran, pesantren Ramadhan, dan jabat tangan di pagi hari.46 2.
Siti Muawanatul Hasanah, Pasca Sarjana Manajemen Pendidikan Islam UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, yang berjudul “Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Budaya Agama di Komunitas Sekolah: Studi Kasus di SMK Telkom Sandhy Putra Malang” Tahun 2009. Penelitian ini difokuskan pada kepemimpinan kepala sekolah dalam mengembangkan budaya agama di komunitas sekolah: studi kasus di SMK Telkom Sandhy Putra Malang. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menjelaskan budaya agama di SMK Telkom Sandhy Putra Malang. (2) menjelaskan strategi kepala sekolah dalam pengembangan budaya agama di SMK Telkom Sandhy Putra Malang. (3) menjelaskan dukungan warga sekolah dalam mengembangkan budaya agama di SMK Telkom Sandhy Putra Malang.47
3.
Badrus Soleh, Pasca Sarjana Manajemen Pendidikan Islam UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang berjudul “Peran Kepala Sekolah dalam Pengembangan Budaya Islami di SMA Negeri 2 Jember”. Penelitian ini difokuskan kepada peran kepala sekolah dalam pengembangan budaya Islami di sekolah. Kepala sekolah adalah “the key person” keberhasilan pelaksanaan otonomi sekolah. Ia bertanggungjawab dalam mengelola dan 46
Mulatsih, Implementasi Religious Culture dalam Pendidikan Agama Islam (Study Kasus di SMK N Wonosari Gunung Kidul), (Yogyakarta: Universitas Negeri Sunan Kalijaga, 2013). 47 Siti Muawanatul Hasanah, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Budaya Agama di Komunitas Sekolah: Studi Kasus di SMK Telkom Sandhy Putra Malang, (Malang: Universitas Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2009).
32
memberdayakan berbagai sumber yang tersedia untuk mewujudkan visi, misi, dan tujuan sekolah. Kepala sekolah harus mampu berperan sebagai innovator, dan motivator dalam pengembangan budaya Islami di sekolah.48
48
Badrus Soleh, Peran Kepala Sekolah dalam Pengembangan Budaya Islami di SMA Negeri 2 Jember, (Malang: Universitas Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2010).
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakanmulai dari hari Kamis, 18September sampai 30 September 2014. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Triguna Utama.
B. Latar Penelitian SMK Triguna Utama bertempat di Jalan Ir. H. Juanda Km. 2Rt. 02/RW. 04Desa CempakaPutihKecamatan Ciputat Timur Kode Pos 15412. Berada pada posisi strategis dekat dengan berbagai fasilitas pemerintah antara lain Kampus UIN (Universitas Islam Negeri) Syarif Hidayatulloh Jakarta, JORR (Jakarta Outer Ring Rood), dan wilayah perbatasan antara Pusat Ibu Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta dengan Wilayah Kota Tangerang Selatan Propinsi Banten. SMK Triguna Utama kedepan memiliki peranan yang penting khususnya dalam menyediakan tenaga kerja dan pembentukan generasi muda bangsa yang berada di posisi strategis sehingga sangat dibutuhkan oleh masyarakat di masa yang akan datang. Penelitian akan dilakukan di sekolah. Penelitian akan dilakukan dengan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Wawancara dilakukan kepada Kepala Sekolah SMK Triguna Utama, Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, Guru Pendidikan Agama Islam SMK Triguna Utama, dan beberapa siswa SMK Triguna Utama. Observasi dilakukan di lingkungan sekolah, mengamati budaya beragam ayang telah diterapkan di sekolah. Dokumentasi juga dilakukan di sekolah guna memperkuat terlaksananya budaya beragama di sekolah.
C. Metode Penelitian Penelitian yang berjudul “Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam (PAI) terhadap Budaya Beragama di SMK Triguna Utama” ini adalah jenis penelitian kualitatif yang termasuk dalam jenis penelitian lapangan, yaitu penelitian dengan
33
34
cara terjun langsung ke lokasi penelitian.1 Metode yang digunakan adalah metode kualitatif,
sehingga
pengumpulan
datanya
dilakukan
dengan
observasi,
wawancara, dan metode lain yang bersifat deskriftif untuk mengungkap proses terjadinya peristiwa yang dialami subjek penelitian.
D. ProsedurPengumpulan dan Pengolahan Data Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan teknik-teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1.
Wawancara Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstuksikan makna dalam suatu topik tersebut.2 Pelaksanaan waawancara terdiri dari dua belah pihak, yaitu pencari informasi dan yang memberi informasi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode wawancara mendalam. Wawancara mendalam merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dan informan, atau tanpa menggunakan pedoman wawancara.3 Wawancara mendalam dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai budaya beragama yang diterapkan SMK Triguna Utama.
2.
Teknik Observasi Observasi adalah pengamatan kegiatan keseharian manusia dengan dengan menggunakan panca indera lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit. Metode observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan.4 Observasi yang dilakukan oleh peneliti digunakan untuk mengamati budaya beragama yang diterapkan di SMK Triguna Utama.
1
Joko Subagyo, Metologi Penelitian Teori dan Praktek, (Jakarta: Rhineka Cipta, 1991), h.
109 2
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2014), h, 72. M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 108. 4 Ibid. , h. 115 3
35
3.
Teknik Dokumentasi Metode dokumen adalah metode yang digunakan untuk menelusuri data historis.5 Teknik ini digunakan peneliti untuk mendapatkan data mengenai kegiatan yang terjadi selama pembiasaan dilakukan dan mengambil data-data sekolah yang diperlukan.
E. Teknik Pengambilan Sampel Tekknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang digunakan dalam penelitian terdapat berbagai teknik sampeling yang digunakan. Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik non probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan bagi setiap unsur atau anggota populasi yang dipiling menjadi sampel. Penelitian ini menggunakan jenis purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek atau situasi sosial yang diteliti.6
F. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data Untuk memperoleh keabsahan data penelitian ini menggunakan teknik triangulasi yaitu teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber yang telah ada.7 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi teknik. Menguji keabsahan data dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. 8 Teknik penelitian yang dibandingkan oleh peneliti adalah dokumentasi dan observasi.
5
Ibid. , h. 121 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2014), h, 54. 7 Sugiyono, Memahami Penelitian Kuaitatif, (Bandung: Alfabeta, 2014), h, 83. 8 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), h, 373. 6
36
G. Analisis Data Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dengan lebih banyak bersifat uraian dari hasil observasi, hasil wawancara, dan hasil dokumentasi. Data Analisis data yang digunakan adalah analisis data secara deskriptif. Analisis data penelitian deskriptif kualitatif adalah proses mengolah, memisahkan, mengelompokkan dan memadukan sejumlah data yang dikumpulkan di lapangan secara empiris menjadi sebuah kumpulan informasi ilmiah yang terstruktur dan sistematis yang selanjutnya siap dikemas menjadi laporan hasil penelitian.9 Adapun langkah-langkah yang peneliti gunakan untuk mendeskripsikan data adalah sebagai berikut: 1. Reduksi Data Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada h-h yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.10 Reduksi data dilakukan dengan mengkaji mengenai perkembangan budaya beragama siswa.
2. Data Display Data display atau penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat,
bagan,
hubungan
antar
kategori,
flowchart,
dan
sejenisnya.11Display data yaitu mensistematiskan data secara jelas dalam bentuk uraian yang jelas untuk mengungkap budaya beragama di SMK Triguna Utama 3. Pengambilan Kesimpulan
9
Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptf Kualitatif, (Jakarta: GP Press Group, 2013), h, 120. 10 ibid, h, 199. 11 Sugiyono, op.cit., h, 95.
37
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikunya.12
12
ibid, h, 99.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tentang Sekolah 1. Profil Sekolah a. Visi dan Misi Persaingan dan tantangan kehidupan di masa yang akan datang pastinya berat. SMK Triguna Utama sebagai lembaga yang bergerak di bidang pendidikan menengah kejuruan, mempunyai VISI dan MISI untuk menjawab tantangan tersebut sebagai berikut: VISI Menjadikan SMK Triguna Utama yang terampil, unggul, berbudaya, beradab dan berkeberadaban di tingkat Lokal, Nasional maupun Global. MISI 1) Melaksanakan pendidikan agar sekolah menghasilkan tenaga yang terampil. 2) Menyelenggarakan Pelatihan agar sekolah unggul, berbudaya, beradap dan berkeberadaban dalam persaingan Lokal, Nasional maupun global. 3) Menjadikan Sekolah sebagai kebanggan masyarakat. 4) Menjadikan Lingkungan sekolah cermin Dunia Usaha dan Industri. 5) Menciptakan kultur sekolah yang memiliki budi pekerti luhur, beriman dan bertaqwa ke pada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Tujuan Sekolah 1) Mempersiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di DU/DI sebagai tenaga kerja tingkat menengah, sesuai dengan Kompetensi Keahlian pilihannya. 2) Membekali peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetisi, beradaptasi di lingkungan kerja dan
38
39
mengembangkan sikap profesional dalam Kompetensi Keahlian yang diminatinya. 3) Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
c. Lingkungan Sekolah SMK Triguna Utama bertempat di Jalan Ir. H. Juanda Km. 2Rt. 02/RW. 04Desa CempakaPutihKecamatan Ciputat Timur Kode Pos 15412. Berdiri diatas tanah seluas 2800 m2 dengan luas bangunan sebesar 1291 m2. Berada pada posisi strategis dekat dengan berbagai fasilitas pemerintah antara lain Kampus UIN (Universitas Islam Negeri) Syarif Hidayatulloh Jakarta, JORR (Jakarta Outer Ring Rood), dan wilayah perbatasan antara Pusat Ibu Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta dengan Wilayah Kota Tangerang Selatan Propinsi Banten. SMK Triguna Utama kedepan memiliki peranan yang penting khususnya dalam menyediakan tenaga kerja dan pembentukan generasi muda bangsa yang berada di posisi strategis sehingga sangat dibutuhkan oleh masyarakat di masa yang akan datang.
d. Keadaan Sekolah Keadaan SMK Triguna Utama adalah sekolah standart Nasional dengan predikat Terakreditasi “A” serta memiliki system managemen berdasarkan standart mutu ISO 9001:2008 .Sepintas kegiatan penunjang di SMK Triguna Utama antara lain meliputi: 1) Ruang Administrasi terdiri atas Ruang Guru,ruang Tata Usaha dan Ruang Kepala Sekolah. 2) Ruang Kegiatan Belajar terdiri atas ruang kelas, Bengkel Praktek/workshop/ laboratorium Fisika, kimia dan Biologi, Lab Bahasa, Lab Komputer, dan Moving Class. 3) Ruang Penunjang Lainnya yaitu Aula, Ruang Sanggar, Hall, Kantin sekolah, Gudang dan Toilet.
40
e. Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMK Triguna Utama berdiri pada tahun 1972. Pergantian periode Jabatan Kepala sekolah dilaksanakan setiap 3 (Tiga) Tahun sekalai secara demokratis. Sam dengan saat ini pergantian pejabat kepala sekolah sudah terjadi sebanyak lebih dari 12 Kali, dimana pada setiap pergantian jabatan selalu diikuti perkembangan sekolah secara khas pada kemajuan masing – masing bidang, khususnya dalam bidang kompetensi Kejuruan. Dalam melaksanakan tugasnya kepala Sekolah dibantu oleh tenaga kependidikan. Saat ini sekolah memiliki 38 orang guru dengan perincian 16 Orang sebagai GTY (Guru Tetap yayasan) dan 22 Orang GTT (Guru Tidak Tetap yayasan).dari 38 guru sebanyak 10 % guru telah bersertifikat guru professional, 15 % Guru telah bergelar S-2, dan seluruh tenaga pendidik bergelar S-1 sesuai dengan bidangnya masing-masing. Disamping itu Tenaga Kependidikan yang ada di SMK Triguna Utama berjumlah 12 orang terdiri atas 1 Kepala Tata Usaha, 2 staf Tata Usaha, 2 Bendahara, 4 Toolman dan 4 tenaga kebersihan.
f. Peserta Didik Jumlah peserta didik pada tahun pelajaran 2014/2015 seluruhnya
1006
Peserta didik. Kondisi tersebut dibagi menjadi beberapa Program study yaitu, Teknik Otomotif, Teknik Mesin, Teknik Listrik, Adminitrasi Akuntansi, dan Administrasi Perkantoran Jumlah peserta didik pada Program Study Akuntansi = 94 Peserta didik, Prgram Perkantoran = 171 Peserta didik, Teknik Otomotif= 568 Peserta didik. Teknik Mesin = 111 Peserta didik, dan Teknik Listrik = 173 Peserta didik. Separuh dari peserta didik berasal dari DKI Jakarta dan separuhnya lagi dari tangerang dengan latar belakang orang tua yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS) 10,92 %, Pegawai Swasta 42,11 %, Buruh 57,15 % dan pedagang 13,92 %.
41
g. Prestasi Sekolah Banyak prestasi yang telah diraih oleh SMK Triguna Utama baik bidang akademis atau non akademis, didalam perlombaan dari 18 kali perlombaan 2 kali masuk mewakili tingkat nasional (11%). Prosentasi kejuaraan mendapatkan juara 1 sebanyak 72 % pada tingat Kota Tangerang Selatan dan 27 % mendapatkan juara 2 pada periode tahun 2010/2011.
h. Struktur dan Muatan Kurikulum SMK Triguna Utama memiliki lima program studi di antaranya: 1) Program Studi Teknik Instalasi Tenaga Listrik 2) Program Studi Pemeliharaan Mekanik industry 3) Program Studi Teknik Kendaraan Ringan 4) Program Studi Bisnis Manajemen (Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran) 5) Program Studi Bisnis Manajemen (Kompetensi Keahlian Akuntansi)
i. Mata Diklat (Kompetensi Keahlian) Program Umum Materi diklat yang disamkan pada semua Program study di SMK Triguna Utama meliputi : 1) Mata Diklat Formatif a) Pendidikan Agama b) Pendidikan Kewirausahaan c) Bahasa Indonesia d) Pendidikan Jasmani dan Olah Raga e) Seni Budaya 2) Mata Diklat Adaftif: a) Matematika b) Bahasa Inggris c) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) d) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) e) Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI)
42
f)
Kewirausahaan
j. Mata Diklat (Kompetensi Keahlian) Program Khusus (Kejuruan Produktif) 1) Program Studi Teknik Instalasi Tenaga Listrik Dasar Kompetensi Kejuruan: a) Menganalisis
Rangkaian
Listrik b) MenggunakanHasilPengukura n c) Menafsirkan Gambar Teknik Listrik (GTL) d) MelakukaPekerjaan
Mekanik
Gambar 4.1
Dasar e) Menerapkan Keselamatan dan kesehatan Kerja Kompetensi Kejuruan a) Memahami Dasar-Dasar Elektronika b) Memahami Pengukuran Komponen Elektronika c) Merawat Peralatan Rumah Tangga Listrik d) Memperbaiki Peralatan Rumah Tangga Listrik e) Memasang Instalasi Penerangan Listrik Bangunan Sederhana f) Memasang Instalasi Tenaga Listrik Bangunan Sederhana g) Memasang Instalasi Penerangan Listrik Gedung Bertingkat h) Memasang Instalasi Tenaga Listrik Gedung Bertingkat i) Memperbaiki motor listrik (Mesin-Mesin Listrik / ML) j) Mengoperasikan Sistem Pengendali Elektronika (plus PLC) k) MengoperasikanPeralatan Pengendali Daya Tegangan Rendah (PDTR) l) Mengoperasikan Sistem Pengendali Elektromagnetik (RPD) m) Memasang Sistem Pentahanan Instalasi Listrik. n) Merawat Panel Listrik dan switchgear.
43
Muatan Lokal a) Baca Tulis Al-Qur’an b) English Mooving Clash c) Teknik Audio Vidio 2) Program Studi Pemeliharaan Mekanik Industri Dasar Kompetensi Kejuruan: a) Menjelaskan Dasar Kekuatan Bahan & Komponen Mesin b) MenjelaskanPrinsipDasar Kelistrikan
&
Konversi
Energi Gambar 4.2 c) Menjelaskan Prinsip Dasar Perlakuan Logaml d) Menjelaskan Proses Dasar Kejuruan Mesin e) Menerapkan Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3) Kompetensi Kejuruan: a) Memindahkan Material Secara Manual b) Menggunakan Peralatan Pembanding / Alat Ukur Dasar c) Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Presisi d) Menggunakan Perkakas Tangan e) Menggunakan Perkakas Bertenaga / Operasi Digenggam f) Menggunakan Mesin Untuk Operasi Dasar g) Melakukan Rutinitas Las Oksi-Asetilen (Las Karbit) h) Melakukan Rutinitas Pengelasan Menggunakan Las Busur Manual / Las Gas (Metal) i) Membaca Gambar Teknik j) Memonitor dan Mencatat Kondisi Peralatan k) Mendatarkan
&
Menyebariskan
Mesin
/
Komponen
Permesinan l) Membongkar / Memperbaiki / Mengganti / Merakit dan Memasang Komponen Permesinan
44
m) Memelihara & Memperbaiki Rakitan Penggerak / Pmb Mkn n) Memelihara Komponen Sistem Hidrolik. o) Memelihara & Memperbaiki Komponen Sistem Hidrolik p) Memelihara Komponen Sistem Pneumatik q) Memperbaiki Komponen System Pneumatik r) Mendiagnosa
dan
memperbaiki
Kesalahan
pada
Peralatan/komponen listrik AC/DC samp dgn 240V s) Memperbaiki/mengoreksi kesalahan pd rangkaian listrik Muatan Lokal a) Baca Tulis Al-Qur’an b) English Mooving Clash c) Merawat/membongkar,memperbaiki motor bensin.
3) Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan Dasar Kompetensi Kejuruan: a) Memahami
dasar-dasar
kejuruan mesin b) Memahami
proses-proses
dasar pembentukan logam c) Menjelaskan
Proses-proses Gambar 4.3
mesin konversi energi d) Menginterpretasikan gambar teknik e) Menerapkan Prosedur keselamatan, K3. f) Meng.Per dan perlengkapan ditempat kerja g) Menggunakan alat-alat ukur (measuring tools) Kompetensi Kejuruan: a) Memperbaiki sistem hidrolik dan kompresor udara b) Melaksanakan prosedur pengelasan, pematrian,pemtPanas c) Mengoverhaul sistem pendingin dan komponen-komponenya d) Memelihara/servis sistem bahan bakar bensin
45
e) Memperbaiki sistem injeksi bahan bakar diesel f) Memelihara/servis engine dan komponen-komponennya g) Memperbaiki unit kopling dan komp.sistem pengoperasian h) Memelihara transmisi i) Memelihara unit final drive/gardan j) Memperbaiki poros penggerak roda k) Memperbaiki roda dan ban l) Memperbaiki sistem rem m) Memperbaiki sistem kemudi n) Memperbaiki sistem suspensi o) Memelihara Baterai p) Memp.kerusakan ringan Rangk./ sistem kelistrikan,pengaman q) Memperbaiki sistem pengapian r) Memperbaiki sistem starter dan pengisian s) Memelihara/servis sistem AC (Air Conditioner) Muatan Lokal a) Baca Tulis Al-Qur’an b) Teknik sepeda motor matic dan Konvensional c) English Conversation 4) Program Keahlian Administrasi Perkantoran Dasar Kompetensi Kejuruan: a) Memahami Prinsip Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran b) Mengaplikasikan Keterampilan
Dasar
Komunikasi c) Menerapkan Kerjasama
Prinsip-Prinsip dengan
Kolega
Dan Pelanggan d) Mengikuti Prosedur keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja (K3) Kompetensi Kejuruan:
Gambar 4.4
47
c) Memproses Dokumen Dana Kas di Bank d) Memproses Entri Jurnal e) Memproses Buku Besar f) Mengelola Kartu Piutang g) Mengelola Kartu Persediaan h) Mengelola Kartu Aktiva Tetap i) Mengelola Kartu utang j) Menyajikan Laporan Harga Pokok Produk k) Menyusun Laporan Keuangan l) Menyiapkan Surat Pemberitahuan Pajak m) Mengoperasikan Paket Program pengolah Angka/Spreadsheet n) Mengoperasikan Aplikasi Komputer Akuntansi Muatan Lokal a) Baca Tulis Al-Qur’an b) Mengelola Usaha Koperasi Sekolah dan Usaha Bengkel c) Teori produktif d) Praktik
48
Gambar 4.6 Tampak depan gedung SMK dan SMA Triguna Utama
Gambar 4.7 Tampak dalam gedung SMK Triguna Utama
Gambar 4.8 Masjid SMK dan SMA Triguna Utama
49
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Untuk mendapatkan data maka peneliti melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dari observasi peneliti mengamati budaya-budaya beragama yang terlaksana di SMK Triguna Utama dan pelaksanaan pembelaaran Pendidikan Agama Islam di dalam kelas.Untuk wawancara peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Sekolah SMK Triguna Utama, Wakil Kepala Sekolah SMK Triguna Utama, Guru Pendidikan Agama Islam, dan siswa.Untuk dokumentasi peneliti mengambil data atau dokumen-dokumen sekolah dan mengambil gambar tentang budaya beragama di SMK Triguna Utama. Pada observasi peneliti melakukan tiga fase.Pertama yaitu fase pra observasi, peneliti melaukan observasi untuk megetahui apakah ada budaya beragama di SMK Triguna Utama. Kedua yaitu fase saat observasi, pada saat observasi dengan waktu yang sudah ditentukan peneliti mengamati budaya apa saja yang diterapkan di sekolah baik di dalam maupun di luar kelas. Ketiga fase pasca observasi pada fase ini peneliti peneliti menemukan budaya beragama di SMK Triguna Utama dimulai sejak memasuki gerbang sampai bel pulang sekolah berbunyi. Wawancara yang digunakan oleh peneliti yaitu wawancara yang mendalam meliputi budaya beragama apa saja yang dilaksanakan di SMK Triguna Utama. Wawancara yang dilakukan dengan responden sesuai teknik purposive sampling yaitu mengambilsumber data atas pertimbangan tertentu. Adapun wawancara dilakukan oleh sumber yang menurut peneliti paling tahu akan budaya beragama di sekolah, yaitu: Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Guru Pendidikan Agama Islam, dan beberapa siswa. Teknik dokumentasi peneliti mengambil data atau dokumen-dokumen sekolah seperti: gambaran umum tentang sekolah, data guru dan siswa dan lainlain. Selain mengambil data-data sekolah yang diperlukan peneliti mengambil gambar tentang budaya beragama di sekolah.
50
C. Deskripsi Data 1. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Triguna Utama Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Triguna Utama masih menggunakan kurikulum KTSP 2006. Dalam kurikulum KTSP Pendidikan Agama Islam mencakup lima aspek, yaitu: al-Qur’an, Aqidah, Akhlak, Fikih, dan Sejarah Kebudayaan Islam. Pada pembelaran Pendidikan Agama Islam di kelas X guru Pendidikan Agama Islam menggunakan buku yang diterbitkan oleh mediatama. Kelima aspek Pendidikan Agama Islam dalam buku ini mencakup: a.
Al-Qur’an Kajian al-Qur’an pada kelas X ini mencakup surat : al-Baqarah ayat 30, alMukminun ayat 12-14, az-Zariyat ayat 56, an-Nahl ayat 78, yang mengkaji tentang perilaku manusia di muka bumi sebagai khalifah. Kemudia surat alAn’am ayat 162-163 dan al-Bayyinah ayat 5 yang mengkaji tentang keihklasan dalam beribadah. Surat al-A’raf ayat 180 yang mengkaji tentang sifat-sifat Allah yang terkandung dalam Asmaul Husna dan bagaimana berdo’a dengan mengucapkan namaNya.
b.
Akidah Kajian Akidah pada kelas X yaitu meningkatkan keimanan kepada Allah melalui sifat-sifatnya yang terkandung dalam Asmaul Husna.
c.
Akhlak Kajian Akhlak pada kelas X mengkaji tentang perilaku terpuji dengan membiasakan perilaku husnudzan.
d.
Fikih Kajian fikih pada kelas X meliputi kedudukan al-Quran dan al-Hadis sebagai sumber hukum Islam, pemehaman hukum Islam, hukum taklifi, dan hikmah ibadah.
e.
Sejarah Kebudayaan Islam Pada kelas X ini sejarah yang dikaji adalah mengenai keteladanan Rasulullah Saw dalam membina umat ketika periode Makkah.
51
Peneliti melakukan OBservasi di dalam kelas X Otomotif B dengan materi QS. al-A’raf ayat 180 yang mengkaji tentang sifat-sifat Allah yang terkandung dalam Asmaul Husna dan bagaimana berdo’a dengan mengucapkan namaNya. Dengan standar kompetensi meningkatkan keimanan kepada Allah melalui sifatsifatNya.Dan kompetensi dasar memahami makna dari QS.Al-A’raf ayat 180. QS. Al-A’raf ayat 180 menjelaskan tentang sifat-sifat Allah yang terkandung dalam Asmaul Husna, dan menjelaskan tentang bermohon atau berdo’a hanya kepada Allah dengan menyebut namaNya. Peneliti disini akan memaparkan hasil OBservasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam di dalam kelas X OB. a.
Kegiatan awal Guru memasuki ruangan dengan mengucap salam dan dijawab oleh siswa. Setelah mengucapkan salam guru memandu siswa untuk bershalawat dan membaca do’a sebelum memulai pembelajaran dan siswa mengikutinya. Setelah melihat barisan duduk siswa yang belum rapi guru memerintahkan siswa untuk merapikan barisannya, setelah barisan siswa rapi guru menanyakan materi sebelumnya, dan hanya ada beberapa siswa yang masih mengingat materi sebelumnya.
b.
Kegiatan inti Guru memerintahkan siswa menulis QS. Al-A’raf ayat 180 beserta terjemahannya. Ketika kegiatan ini berlangsung masih ada siswa yang belum menulis ayat tersebut. Selanjutnya guru menawarkan kepada siswa untuk menjelaskan intisari dari QS. Al-A’raf ayat 180 dan ada satu siswa yang menawakan diri untuk menjelaskan intisari dari QS. Al-A’raf ayat 180. Setelah itu guru memberikan apresiasi kepada siswa tersebut dengan memuji keberaniannya dan memberi ucapan terimakasih serta tepuk tangan. Kemudian guru memerintahkan beberapa siswa untuk menjelaksan kembali intisari dari QS. Al-A’raf ayat 180. Setelah beberapa siswa menjelaskan intisari dari QS. Al-A’raf ayat 180 guru menambahkan penjelasan dari beberapa siswa tersebut.
52
c.
Kegiatan akhir Guru memberikan kesimpulan dari QS. Al-A’raf ayat 180 dan siswa menyimaknya. Setelah itu gurumempersilahkan siswa untuk bertanya dan tidak ada siswa yang ingin bertanya. Setelah bel berbunyi guru menutup kelas dengan memandu siswa membaca do’a penutup kelas dan shalawat, pada saat membaca do’a penutup dan shalawat siswa kurang menghayati pembacaan do’a dan shalawat tersebut.
Pembelajaran yang sifatnya teori saja di dalam kelas hanya menyentuh aspek kognitif siswa. Untuk aspek afektif dan psikomotorik belum tersentuh. Tujuan Pendidikan Agama Islam adalah bukan hanya siswa mengerti akan keagamaannya akan tetapi siswa mampu bersikap dan mengaplikasikan materi yang didapatkannya di dalam kelas. Dari hasil observasi di dalam kelas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa pemahaman QS.Al-A’raf ayat 180 di dalam kelas saja belum cukup untuk siswa mengetahui dan mengamalkan berdo’a dengan khusyuk disertai menyebut asmaNya.Dengan tidak bisaya siswa mengaplikasin pembelajaran yang mereka dapat di dalam kelas maka jelas bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam ini tidak dapat dicapai oleh karena itu, butuh adanya kontribusi budaya beragama di sekolah guna mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam.
2. Pelaksanaan Budaya Beragama di SMK Triguna Utama Budaya merupakan satu set perilaku, ide, adat-istiadat atau kesenian, dan wujud benda yang diciptakan oleh seseorang atau sekelompok orang dan diikuti oleh orang lain secara terus menerus. Budaya beragama di SMK Triguna Utama adalah tatanan, perilaku atau benda yang bernafaskan islami. Ketika peneliti memasuki gerbang SMK Trigunma Utama terlihat bahwa adanya budaya di sekolah ini. Dengan bukti masjid SMK Triguna Utama yang diletakkan di depan sekolah. Dengan struktur bangunan seperti ini maka peneliti dapat melihat bahwa masjid yang diletakan didepan sekolah ini memiliki fungsi
53
yang banyak.Fungsi masjid ini adalah sarana ibadah dan pendukung terlaksananya pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Adapun budaya beragama di SMK Triguna Utama yang mencakup set ide dan perilaku yaitu dengan adanya peraturan-peraturan siswa yang mana di dalamnya terkandung pembetukkan akhlak siswa. Kegiatan sekolah pun berkontribusi terlaksananya pembelajaran Pendidikan Agama Islam, seperti adanya BTQ dan Perayaan Hari Besar Islam (PHBI). Untuk adat-istiadat atau kesenian budaya yang diterapkan di SMK Triguna Utama yaitu adanya estrakurikuler marawis. Dan wujud fisik atau benda yang menjadi budaya islami di SMK Triguna Utama adalah adanya masjid dan dekorasi sekolah yang dihiasi dengan Asmaul Husna. Budaya beragama di SMK Triguna Utama dimulai sejak awal berdirinya sekolah. Budaya yang di terapkan didukung oleh seluruh pihak sekolah terutama guru Pendidikan Agama Islam. Guru Pendidikan Agama Islam sangat berperan dalam penerapan budaya di sekolah ini. Dalam keseharian budaya beragama di SMK Triguna Utama sudah diterapkan sejak siswa memasuki gerbang sekolah sampai bel pulang sekolah. Budaya beragama di SMK Triguna Utama ada yang sifatnya setiap hari, setiap minggu, setiap bulan, dan setiap tahun. Adapun secara kesluruhan budaya beragama di SMK Triguna Utama adalah: a.
Memberi salam atau berjabat tangan dengan guru dan sesama siswa
b.
Membaca do’a sebelum memulai pembelajaran dan sesudah berakhir pembelajaran.
c.
Membaca Shalawat Nabi sebelum memulai pelajaran Pendidikan Agama Islam
d.
Toleransi terhadap sesama umat dan antar umat beragama
e.
Melaksanakan shalat zuhur berjama’ah
f.
Membaca QS. Yasin
g.
Tadarus sebelum shalatJum’at
h.
Infak
i.
Menggunakan pakaian muslim
j.
Keputrian
54
k.
Muhadharah
l.
Marawis
m. Tilawah al-Qur’an n.
Pengajian bulanan untuk para guru
o.
Pelaksanaan PHBI (Perayaan Hari Besar Islam).
Adapun waktu pelaksanaannya adalah memberi salam atau berjabat tangan dengan guru atau sesama siswa dilakukan setiap hari. Membaca do’a dilakukan setiap hari sebelum dan sesudah pembelajaran. Membaca shalawat dilakukan setiap memulai dan mengakhiri pembelajaran Pendidikan Agama Islam oleh guru Pendidikan Agama Islam sebelum dan sesudah memulai pembelajaran. Melaksanakan shalat zuhur berjama’ah dilakukan setiap hari. Membaca QS. Yasin dilaksanakan setiap pagi di hari Jum’at sebelum memulai pembelajaran atau sehabis bel masuk berbunyi. Tadarus dilakukan sebelum memulai shalatJum’at bagi siswa laki-laki. Infak dilakukan setiap hari Jum’at. Menggunakan pakaian muslim di hari Jum’at. Keputrian dilaksanakan setiap hari Jum’at ketika siswa laki-laki shalatJum’at. Muhadhoroh, marawis, dan tilawah al-Qur’an dilakukan seminggu sekali pada hari sabtu. Pengajian bulanan untuk para guru dilaksanakan sebulan sekali untuk waktu pelaksanaannya tergantung situasi dan kondisi para guru. Dan pelaksanaan PHBI dilaksanakan setahun sekali. Budaya beragama yang diterapkan di SMK Triguna Utama memiliki beberapa tujuan, dan adapun salah satu tujuannya yang dilampirkan oleh kepala sekolah bapak Nirachmat S.Pd adalah menjadikan anak berakhlakul karimah.1 Budaya beragama yang diterapkan oleh guru Pendidikan Agama Islam sesuai dengan materi pembelajaran yang diajarkan kepada siswa. Tujuan adanya budaya beragama di dalam maupun di luar kelas menurut guru Pendidikan Agama Islam adalah menjadikan siswa aktif dalam keagamaannya. Guru Pendidikan Agama Islam membiasakan siswa untuk berperilaku baik mulai dalam kelas.
1
Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SMK Triguna Utama pada tanggal 19 September 2014
55
Dari observasi peneliti penerapan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam penerapan budaya beragama sebagai berikut: Dari kegiatan pembelajaran yang guru Pendidikan Agama Islam dalam seharihari dapat dilihat budaya yang diterapkan di dalam kelas seperti; memberi salam, membaca do’a sebelum dan sesudah pembelajaran, serta membaca shalawat. Tujuan dari guru Pendidikan Agama Islam membiasakan siswa untuk membaca shalawat adalah agar siswa terbiasa mengucapkan kalimat thoyibah setiap harinya.2 Guru Pendidikan Agama Islam juga membiasakan siswa berani di dalam kelas. Guru Pendidikan Agama Islam memberikan stimulus agar siswa aktif di dalam kelas. Bukan hanya di dalam kelas saja guru Pendidikan Agama Islam menerapkan budaya beragma bagi siswa. Di luar kelas guru Pendidikan Agama Islam berperan aktif dalam penerapan budaya beragama di sekolah, misalnya membaca QS. Yasin pada hari Jum’at pagi dipimpin oleh guru Pendidikan Agama Islam, shalatzuhur berjama’ah dipandu oleh guru Pendidikan Agama Islam, dan lain sebagainya. Peran guru Pendidikan Agama Islam dalam pelaksanaan budaya beragama di SMK Triguna Utama adalah memberi teori dan contoh kepada siswa akan budayabudaya yang ada. Selain itu, guru Pendidiakn Agama Islam turut serta mengawasi siswa dalam pelaksanaan budaya-budaya tersebut. Budaya beragama di SMK Triguna Utama tidak akan berjalan tanpa adanya faktor-faktor pendukung. Adapun faktor pendukung terlaksananya budaya beragama di SMK Triguna Utama adalah seluruh jajaran guru SMK Triguna Utama, seluruh karyawan SMK Triguna Utama, staff dan pengurus YPITU (Yayasan Perguruan Islam Triguna Utama), sarana dan prasarana, kurikulum, dan lain-lain.3
2
Hasil wawancara dengan Guru Pendidikan Agama Islam SMK Triguna Utama pada tanggal 18 September 2014 3 Hasil wawancara dengan Guru Pendidikan Agama Islam SMK Triguna Utama pada tanggal 18 September 2014
56
Kegiatan sekolah pun mendukung akan pelaksanaan budaya beragama di sekolah. Misalnya, adanya BTQ (Baca Tulis Qur’an) membantu siswa untuk mempelajari tentang Agama Islam baik qiro’ah maupun ibadah, baik secara teori maupun praktik. BTQ diterapkan untuk kelas X (sepuluh) dan dilaksanakan setiap hari. Materi yang di ajarkan dalam BTQ mengenai bacaan Al-Qur’an beserta tajwidnya juga mengenai ibadah, mulai dari bacaan wudu, tata cara berwudu, bacaan shalat, tata cara shalat dan lain-lain. Terlaksananya budaya beragama di SMK Triguna Utama bukan berarti tidak ada hambatan dalam pelaksanaannya. Adapun faktor penghambat terlaksananya budaya beragama di SMK Triguna Utama adalah beberapa guru yang kurang peduli terhadap budaya yang ada, kesibukan guru, latar belakang siswa yang berbeda-beda, persamaan presepsi siswa, dan masjid yang kurang luas. Budaya beragama yang ada pun tidak jarang dilanggar oleh siswa atau ada beberapa siswa yang tidak menerapkannya. Untuk siswa yang tidak mengkuti kegiatan beragama di SMK Triguna Utama akan mendapat sanksi dari guru bidang kesiswaan dan guru. Dari beberapa faktor yang dijelaskan sebelumnya peneliti simpulkan bahwa bahwa budaya beragama di SMK Triguna Utama belum sepenuhnya berjalandengan baik. Guru selalu memberi motivasi bahkanmemaksapara siswa untuk menjalankan budaya beragama yang ada di SMK Triguna Utama, sebabtanpa adanya paksaan tidak sedikit siswa yang tidak melaksanakannya, tetapi pada umumnya siswa ikhlas menjalankannya. Permasalahan yang ada bahwa masih banyak siswa yang terpaksa menjalankan budaya beragama di sekolah, dan juga masih terlihat kurang rapi dalam pelaksanaan budaya beragama di SMK Triguna Utama. Dari data peneliti saran dari Bpk Choirudin selaku wakil kepala sekolah SMK Triguna Utama bidang kemahasiswaan ia ingin siswa dibiarkan tanpa ada paksaan. Guru hanya membimbing dan mengarahkan siswa tanpa harus
57
memarahinya, tujuannya agar siswa bisa sadar dengan sendirinya akan kewajibannya selaku muslim.4 Budaya beragama di SMK Triguna Utama memberikan pengaruh yang positif kepada siswa. Siswa bisa lebih sadar dengan keagamannya dengan adanya budaya beragama di sekolah. Dari data yang peneliti peroleh budaya beragama yang diterapkan di SMK Triguna Utama sudah berhasil membentuk karakter siswa menjadi lebih baik, akan tetapi guru hanya bisa melihat keberhasilan tersebut terbatas di sekolah saja. Oleh karenanya penting bagi guru menanamankan motivasi beragama kepada siswa agar siswa bisa melanjutkan kebiasaan beragama yang ada di sekolah ke lingkungan di luar msyaakat. Budaya beragama di sekolah tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya pemahaman keagamaan yang ditanamkan kepada siswa sejak ia kecil. Orang tua pendidik yang paling pertama mendidik anak haruslah menanamkan budayabudaya positif kepada anak sejak mereka kecil.Adapun budaya-budaya positif yang bisa diterapkan di rumah adalah membiasakan anak shalat berjama’ah, berbicara yang baik kepada orang tua, memerintahkan anak untuk berperilaku bersih, mengingatkan anak untuk berdo’a sebelum dan sesudah makan, berdo’a sebelum dan sesudah tidur, dan lain sebagainya. Guru dan orang tua harus bekerja sama dalam rangka penerapan budaya beragama. Tidak hanya di sekolah saja budaya beragama diterapkan begitupun sebaliknya. Akan tetapi alangkah baiknya budaya beragama tersebut dapat diterapkan baik di sekolah maupun di rumah. Dengan ini anak akan sadar akan keagamaannya dan akan membentuk akhlak anak menjadi lebih baik.
D. Pembahasan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di dalam kelas yang hanya 90 menit dalam seminggu menjadi masalah yang krusial di Negara ini.Waktu yang hanya
4
Hasil wawancara wakil kepala sekolah bidang kemahasiswaan SMK Triguna Utama pada tanggal 23 September 2014
58
2x45 menit dalam seminggu ini tetntu tidak cukup untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah memiliki tantangan yang besar. Jika membicarakan tujuan Pendiidkan Agama Islam secara umum yaitu meningkatkan keimanan, penghayatan dan pengalaman peserta didik tentang agma Islam, maka pembelajaran yang masih bersifat teori di dalam kelas belum bisa meningkatkan keimanan, penghayatan dan pengalaman peserta didik tentang agama Islam. Jadi apa yang bisa diperoleh peserta didik dalam pembelajaran yang hanya 90 menit di dalam satu minggu. Jika hanya sebatas memberikan pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang lebih menekankan kepada aspek kognitif, mungkin guru bisa melakukannya, tetapi kalau memberikan pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang meliputi aspek afektif dan psikomotorik, guru akan mengalami kesilitan. Dengan adanya problematika pembelajaran Pedidikan Agama Islam maka SMK Triguna Utama membuat rancangan pengembangan budaya beragma di sekolah guna tercapainya tujuan Pendidikan Agama Islam. Budaya beragama di SMK Triguna Utama berkontribusi untuk terlaksananya pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah.Dengan lingkungan sekolah yang bernuansa islami. Buakan hanya lingkungan sekolah saja yang bernuansa islami akan tetapi peraturan-peraturan sekolah dan kegiatan-kegiatan di sekolah dijiwai dengan jiwa islami. Wujud nyata dari adanya budaya di sekolah tersebuat adalah adanya masjid yang diletakan di depan sekolah. Adapun kontribusi budaya beragama dalam pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah sebagai berikut: 1.
Budaya yang merupakan tatanan atau peraturan di sekolah seperti: disiplin di dalam sekolah, memberi salam, membaca do’a sebelum dan sesudah memulai pembelajaran, toleransi antar umat beragama, shalat zuhur berjama’ah, membaca QS. Yasin, tadarus sebelum shalat Jum’at, shalat duha bagi siswa kelas XII dan menggunakan pakaian muslim di hari Jum’at.
59
2.
Budaya yang merupakan kegiatan di sekolah seperti: infak, keputrian, muhadharah, tilawah al-Qur’an, dan pelaksanaan PHBI.
3.
Budaya yang merupakan wujud benda seperti adanya masjid dan dekorasi sekolah yang dihiasi dengan Asmalul Husna.
Dari budaya-budaya tersebut terkandung nilai-nilai Pendidikan Agama Islam.Budaya yang disebutkan di atas mencakup kelima aspek Pendidikan Agama Islam. Aspek al-Qur’an yang terkandung dalam budaya beragama di sekolah seperti adanya kegiatan BTQ, pembacaan QS.Yasin, dan adanya tilawah al-Qu’an. Dengan adanya kegiatan tersebut maka siswa akan mampu membaca al-Qu’an dengan baik. BTQ yang diajarkan bukan hanya terkait bacaan al-Qur’an saja akan tetapi mencakup ibadah. Aspek Akidah yang terkandung dalam budaya beragama di sekolah seperti: membaca do’a sebelum dan sesudah memulai pembelajaran, dan do’a sehabis shalat. Membaca do’a berarti meyakini bahwa Allah akan mengijabah do’a mereka. Yang demikian ini merupakan aplikasi dari bentuk keimanan siswa, siswa meyakini bahwa mereka hanyalah memohon atau miminta kepada Allah. Maka dengan adanya budaya beragma seperti ini keimanan siswa akan tangguh. Aspek Akhlak yang terkandung dalam budaya beragama di sekolah seperti: disiplin di dalam sekolah, memberi salam dan berjabat tangan dengan guru. Yang demikian merupakan suatu aplikasi dari pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Budaya yang diterapkan seperti ini kepada siswa tentunya akan tertanam akhlakul karimah dalam diri siswa. Aspek Fikih yang terkandung dalam budaya beragama di sekolah seperti: adanya BTQ yang mengajarkan tata cara beribadah dan shalatberjama’ah. Dengan adanya budaya beragama seperti ini maka pembelajaran Pendidikan Agama Islam sudah teraplikasi.Dengan adanya shalat berjam’ah siswa diajarkan untuk terbiasa dalam shalat yang merupakan suatu kewajiban.Adanya BTQ dan shalat berjama’ah bertujuan agar siswa bisa mengaplikasikannya di luar sekolah di dalam kehidupn sehari-harinya.
60
Aspek Sejarah Kebudayaan Islam yang terkandung dalam budaya beragama di sekolah yaitu seperti adanya Perayaan Hari Besar Islam dan adanya kegiatan estrakurikuler marawis. Dalam perayaan Hari-hari Besar Islam di SMK Triguna Utama bukan hanya memanggil penceramah saja akan tetapi adanya perlombaanperlombaan salah satuny adalah lomba pidato. Lomba pidato ini merupakan aplikasi dari materi yang siswa dapat kemudian dituangkan melalui tulisan dan dipresentasikan di depan umum. Dengan ini maka pembelajaran Pendidikan Agama Islam sudah teraplikasikan. Saran dari peneliti untuk Perayaan Hari Besar Islam alangkah baiknya adanya pemanfaatan mading. Dengan cara dibuat lomba menulis kisah para Nabi atau para Sahabat Nabi, dengan semenarik mungkin. Bukan hanya tulisan tetap juga bisa dengan gambar atau komik. Yang seperti ini akan menjadikan siswa terpancing untuk mengeluarkan bakatnya. Dari pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Pendidikan Agama Islam di dalam kelas yang hanya sifanya teori belum bisa membentuk akhlak siswa.Oleh karenanya guru Pendidikan Agama Islam membutuhkan kontribusi budaya beragama guna tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah
peneliti
menguraikan
hasil
penelitian
tentang
pelaksanaan
pembelajaran Pendidikan Agama Islam terhadap budaya beragama
di SMK
Triguna utama, dan sesuai rumusan masalah yang diajukan oleh peneliti maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Triguna Utama masih menggunakan kurikulum KTSP 2006. Dalam kurikulum KTSP Pendidikan Agama Islam mencakup lima aspek, yaitu: al-Qur’an, Aqidah, Akhlak, Fikih, dan Sejarah Kebudayaan Islam. Pada pembelaran Pendidikan Agama Islam di kelas X guru Pendidikan Agama Islam menggunakan buku yang diterbitkan oleh Mediatama. Pembelajaran di dalam kelas masih bersifat kognitif, belum menyentuh aspek afektif dan psikomotorik. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di dalam kelas yang sifatnya teori saja belum cukup untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam. Oleh karenyanya, butuh adanya kontribusi budaya beragama guna mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam yang ditetapkan.
2.
Budaya beragama di sekolah dapat memberikan kontribusi untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam. Siswa mampu membaca al-Qur’an dapat dilakukan dengan adanya kegiatan BTQ. Peningkatan keimanan siswa dapat dilakukan dengan adanya budaya berdo’a sebelum dan sesudah memaulai pembelajaran, serta berdo’a sehabis shalat. Penanaman akhlak bagi siswa dapat dilakukan dengan berberilaku disiplin, memberikan salam dan berjabat tangan. Pengaplikasian dari kajian fikih dapat dilakukan dengan adanya shalat zuhur dan shalat duha berjama’ah. Untuk mempelajari sejarah Islam dapat dilaksanakan dengan adanya Peringatan Hari Besar Islam. Dengan adanya budaya beragama di sekolah seperti ini tentu sangat berkontribusi dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
61
62
B. Implikasi Pelaksanaan budaya beragama di SMK Triguna Utama memberikan pengaruh positif terhadap siswa. Pengeruh positif ini dapat dilihat dari perubahan perilaku siswa, berdasarkan hasil wawancara terhadap siswa, siswa merasakan pengaruh yang positif seperti, solat tanpa disuruh dan solat tepat pada waktunya. Maka budaya beragama di SMK Triguna Utama harus tetap dipertahankan.
C. Saran 1. Untuk Mahasiswa a. Penelitian ini harus dikembangkan kembali dan diperluas kembali. 2. Untuk Guru a. Saling bekerjasama dalam rangka peningkatan keagamaan siswa b. Jangan menitik beratkan budaya beragama yang ada di sekolah kepada guru Pendidikan Agama Islam saja c. Senantiasa mengontrol perkembangan keagamaan siswa d. Selalu memberikan teladan yang baik terhadap siswa 3. Untuk Sekolah a. Melengkapi sarana dan prasana yang belum ada b. Mengontrol para guru dalam pelaksanaan budaya beragama c. Meningkatkan kualitas sekolah baik dari segi guru maupun siswa 4. Untuk Pemerintah a. Tingkatkan kualitas pendidikan bangsa dalam rangka mencerdaskan anak bangsa dan memperbaiki moral anak bangsa.
66
LAMPIRAN 1 Foto Kegiatan Keberagamaan Siswa SMK Triguna Utama
Siswa sedang berwudhu untuk menjalankan solat dzuhur
Siswa sedang berwudhu untuk menjalankan solat dzuhur
Siswa putra sedang menjalankan solat dzuhur berjama’ah
Siswa putri sedang menjalankan solat dzuhur berjama’ah
DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman dan An-Nahlawi. Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat. Jakarta: Gema Insani, 1995. Ahmadi, Abu dan Noor Salimi. Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 2004. Alim, Muhammad. Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2011. Al-Rasyidin dan Syamsul Nizar. Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, Teoritis, dan Praktis. Ciputat: PT. Ciputat Press, 2005. Ancok, Djamaluddin dan Fuat Nashori Suroso. Psikologi Islam (Solusi Islam atas Problem-problem Psikologi). Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995. Arifin, Muzayyin. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010. Budiningsih, Asri. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2005. Bungin, M. Burhan. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008. Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2009. Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2010. Hasanah, Siti Muawanatul. Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Budaya Agama di Komunitas Sekolah: Studi Kasus di SMK Telkom Sandhy Putra Malang. Malang: Universitas Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2009. Hergenhahn, B.R. dan Matthew H. Olson. Theori of Learning (Teori Belajar), Penerjemah: Tri Wibowo Jakarta: Prenada Media Group, 2009. Hidayati, Henry Narendrany dan Andi Yudiantoro. Psikologi Agama. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007 Khan, Abdul Majid. Hadis Tarbawi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012. Koentjaraningrat. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1992.
63
64
Koentjaraningrat. Pengantar Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996. Langgulung, Hasan. Pendidikan Islam Menghadapi Abad 21. Jakarta: Pustaka Alhusna,1988. Majid, Abdul dan Dian Andayani. Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012. Majid, Abdul. Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2012. Muhaimin, Suti’ah, dan Nur Ali. Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2004. Mulatsih. Implementasi Religious Culture dalam Pendidikan Agama Islam (Study Kasus di SMK N Wonosari Gunung Kidul). Yogyakarta: Universitas Negeri Sunan Kalijaga, 2013. Muntasir, M. Saleh. Mencari Evidensi Islam (Analisa Awal Sistem Filsafat, Strategi dan Metodologi Pendidikan Islam).Jakarta: Rajawali, 1985. Narwoko, J. Dwi dan Bagong Suyanto. Sosiologi Teks Pengantar dan Penerapan. Jakarta: Kencana, 2011. Purwanto, Ngalim. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004. Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia, 1994. Sarwono, Sarlito W. Psikologi Lintas Budaya. Depok: PT RajaGrafindo Persada, 2014. Soleh, Badrus. Peran Kepala Sekolah dalam Pengembangan Budaya Islami di SMA Negeri 2 Jember. Malang: Universitas Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2010. Subagyo, Joko. Metologi Penelitian Teori dan Praktek. Jakarta: Rhineka Cipta, 1991. Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2014. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2010. Tafsir, Ahmad. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004.
65
Tillar, H.A.R.. Pendidikan, Kebudayaan dan Masyarakat Madani Indonesia. Bandung: PT Remaja Rosdakarya 1999. Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovativ-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011. Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Citra Umbara, 2009. Walgito, Bimo. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: ANDI Offset, 2003. Wuryani, Sri Esti. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. GRASINDO, 2006.
67
Siswa hendak bersalaman dengan guru
Siswa sedang bersalaman dengan guru
Pelaksanaan Pembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) di kelas
Pembacaan QS. Yasin di hari Jum’at
Tadarus
68
LAMPIRAN II Instrumen Penelitian A. Observasi 1. Gambaran umum sekolah 2. Kondisi umum sekolah, guru, siswa, kariyawan dll 3. Proses pembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) 4. Proses kegiatan keberagamaan di sekolah B. Dokumentasi 1. Data dan profil sekolah 2. Struktur organisasi 3. Data guru dan staff karyawan 4. Sarana dan prasarana 5. Foto-foto tentang kegiatan keagamaan di SMK Triguna Utama C. Wawancara 1. Wawancara Kepala Sekolah 2. Wawancara Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan 3. Wawancara Guru PAI (Pendidikan Agama Islam) 4. Wawancara Siswa
69
LAMPIRAN III Catatan Lapangan dan Hasil Wawancara Catatan Lapangan 1 Metode Pengumpulan Data
: Wawancara
Hari dan Tanggal
: Rsbu, 17 September 2014
Jam
: 09.00
Lokasi
: Ruang Kepala Sekolah
Sumber Data
: Bpk. Nirachmat S.Pd.
Deskripsi Data
:
Peneliti berkunjung ke SMK Triguna Utama bertujuan untuk meminta izin melaksanakan peneletian kepada Kepala Sekolah SMK Triguna Utama yaitu Bpk. Nirachmat S.Pd. Disini peneliti menjabarkan ingin meneliti tetang budaya beragama di SMK Triguna Utama.
Interpretasi Data
:
Peneliti memperoleh izin untuk melaksanakan penelitian di SMK Triguna Utama. Peneliti memperoleh sedikit informasi tentang adanya budaya beragama di SMK Triguna Utama
70
Catatan Lapangan 2 Metode Pengumpulan Data
: Wawancara
Hari dan Tanggal
: Kamis, 18 September 2014
Jam
: 14.30
Lokasi
: Ruang Masjid
Sumber Data
: Bpk. Drs. Robbani A.R
Deskripsi Data
:
Wawancara yang dilakukan adalah tanya jawab tentang bagaimana pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat merubah akhlak siswa dan peran guru Pendidikan Agama Islam terhadap Budaya beragama di Sekolah.
Interpretasi Data
:
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di dalam kelas saja secara teori tidak dapat merubah akhlak siswa, maka perlu adanya budaya beragama yang di terapkan di sekolah.
71
Catatan Lapangan 3 Metode Pengumpulan Data
: Observasi
Hari dan Tanggal
: Kamis, 18 September 2014
Jam
: 08.30
Lokasi
: Ruang Kelas XI
Sumber Data
: Bpk. Drs. Robbani A.R
Deskripsi Data
:
Peneliti melakukan pengamatan budaya apa saja yang diterapkan oleh guru Pendidikan Agama Islam di dalam kelas.
Interpretasi Data
:
Sholawat yang diajarkan oleh guru Pendidikan Agama Islam harus diterapkan secara teratur, karena seseorang yang besholwat akan mendekatkan dirinya kepada Allah dan Nabi-Nya.
72
Catatan Lapangan 4 Metode Pengumpulan Data
: Wawancara
Hari dan Tanggal
: Jum’at, 19 September 2014
Jam
: 10.10
Lokasi
: Ruang Kepala Sekolah
Sumber Data
: Bpk. Nirachmat S.Pd
Deskripsi Data
:
Wawancara yang dilakukan menanyakan mengenai peran Kepala Sekolah terhadap Budaya Beragama di SMK Triguna Utama dan budaya beragama itu berpengaruh atau tidak kepada akhlak siswa.
Interpretasi Data
:
Budaya beragama sangatlah mampu untuk merubah akhlak siswa, karena budaya adalah suatu pekerjaan yang dijadikan kebiasaan dan dari kebiasaan tersebut terbentuklah akhlak.
73
Catatan Lapangan 5 Metode Pengumpulan Data
: Observasi
Hari dan Tanggal
: Senin, 22 September 2014
Jam
: 11.45
Lokasi
: Masjid Baitul Hikamah SMK Triguna Utama
Sumber Data
: SMK Triguna Utama
Deskripsi Data
:
Penelitian Melakukan Pengamatan terhadap pelaksanaan sholat dzuhur berjama’ah di SMK Triguna Utama. Pada sholat dzhuhur masjid tampak penuh sehingga siswa putra sholat di masjid dan siswa putri sholat berjama’ah di perpustakaan.
Intrepretasi Data
:
Sholat berjama’ah apabila dilaksanakan terus menerus akan menjadi kebiasaan dari kebiasaan ini akan menjadi akhlak.
74
CatatanLapangan 6 Metode Pengumpulan Data
: Wawancara
Hari dan Tanggal
: Kamis, 23 September 2014
Jam
: 11.00
Lokasi
: Ruang Tata Usaha
Sumber Data
: Bpk. Choiruddin S.Pd.
Deskripsi Data
:
Wawancara yang dilakukan oleh peneliti yaitu berdiskusi mengenai faktor pendukung dan penghambat penerapan budaya beragama di sekolah.
Interpretasi Data
:
Guru serta staff karyawan haruslah bekerjasama guna terlaksananya budaya beragama di sekolah.
75
CatatanLapangan 7 Metode Pengumpulan Data
: Dokumentasi
Hari dan Tanggal
: Rabu, 24 September 2014
Jam
: 10.00
Lokasi
: Ruang Tata Usaha
Sumber Data
: SMK Triguna Utama
Deskripsi Data
:
Peneliti mengambil dokumen berupa profil sekolah, struktur organisasi, sarana dan prasarana, ,kondisi siswa dan guru. SMK Triguna Utama memiliki sarana dan prasarana yang memadai, guru yang memadai sesuai bidangnya, dan struktur organisasi.SMK Triguna Utama memiliki siswa 1023 dan staf guru 57.
Interpretasi Data
:
Peneliti mengetahui profil sekolah, sarana dan prasarana, dan kondisi siswa serta guru.
76
Catatan Lapangan 8 Metode Pengumpulan Data
: Wawancara
Hari dan Tanggal
: Jum’at, 26September 2014
Jam
: 09.30
Lokasi
: Depan Ruang Kelas
Sumber Data
: Dede Rasman
Deskripsi Data
:
Peneliti melakukan diskusi dengan siswa mengenai budaya yang ada di sekolah.
Interpretasi Data
:
Budaya yang ada di sekolah harus diterapkan dengan rapih, agar siswa dapat menjalankannya tanpa dengan baik dan tanpa paksaan.
77
LAMPIRAN IV Hasil Wawancara Wawancara 19 sep 2014 Kepala Sekolah Bpk. Nirachmat S.Pd. 1. Apa itu budaya beragama? Budaya beragama adalah budaya positif yang bersifat keagamaan yang diterapkan di sekolah 2. Bagaimana proses penerapan budaya beragama di sekolah? Prosesnya dari awal masuk sekolah sudah diterapkan budaya beragama kepada siswa 3. Apa saja bentuk budaya beragama di SMK Triguna Utama? Dari awal meraka masuk ke sekolah sudah kita terapkan budaya bersalaman atau berjabat tangan dengan guru. Adapun budaya beragama di SMK Triguna Utama antara lain: bersalaman, solat zuhur dan ashar berjama’ah, muhadhoroh, marawis, mengaji QS. Yasin, memakai baju muslim, dan perayaan hari besar Islam. 4. Kapan pelaksanaan budaya-budaya tersebut? Untuk solat dzuhur dan ashar berjama’ah kita lakukan setiap hari, muhadhoroh dan marawis dilakukan seminggu sekali di hari sabtu, mengaji QS. Yasin setiap jum’at pagi sebelum memulai pembelajaran, memakai baju muslim juga pada hari jum’at, dan untuk PHBI kami lakukan setahun sekali seperti maulid Nabi besar Muhammad Saw. dan Isra’ Mi’raj. 5. Tujuan apa yang hendak dicapai dari pelaksanaan budaya beragama di SMK Triguna Utama?
78
Tujuan yang hendak saya capai sesuai dengan visi kota Tangerang Selatan yaitu, cerdas, trampill, dan religius. Jadi saya ingin menjadikan pribadi siswa yang religius, tentunya menjadikan anak berakhlakul karimah. 6. Apakah dengan adanya budaya beragama mampu manjadikan pribadi siswa yang lebih baik? Iya menurut saya sudah mampu menjadikan pribadi siswa yang lebih baik, walaupun tidak sepenuhnya siswa menjadi lebih baik. 7. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan budaya beragama di SMK Triguna Utama? Faktor pendukung: hampir semua guru dan karyawan turut serta mendukung dan melaksanakan budaya beragama di sekolah ini, sarana dan prasarana yang mendukung, dan kurikulum yang mendukung pula, seperti adanya BTQ untuk kelas X (sepuluh). Faktor penghambat: latar belakang siswa yang berbeda-beda, kesibukan beberapa guru, menyamakan presepsi siswa, dan masjid yang kurang luas. 8. Bagaimana peran bapak dalam pelaksanaan budaya beragama di SMK Triguna Utama? Saya hanya mengawasi guru-guru saja, untuk siswa guru PAI yang paling berperan dalam pelaksanaan budaya beragama ini. 9. Apakah seluruh warga sekolah terlibat dalam penerapan dan pelaksanaan budaya beragama di SMK Triguna Utama? Seluruh warga terlibat dalam penerapan dan pelaksanaan budaya beragama di sekolah 10. Bagaimana untuk siswa yang beda agama atau non muslim, apakah ada toleransi dalam budaya beragama di SMK Triguna Utama? Tentu ada, siswa yang non muslim sangat toleran terhadap budaya beragama yang ada di sekolah ini misalnya, ketika solat dzuhur berjama’ah siswa yang non muslim ini menjaga tas teman-temannya di kelas. Karena ketika mereka mendaftarkan diri untuk menjadi siswa di
79
sekolah ini kami memberi pengertian tentang adanya budaya beragama di sekolah SMK Triguna utama. 11. Menurut bapak sudah sejauh mana keberhasilan penerapan budaya beragama di sekolah dalam rangka menjadikan pribadi siswa yang lebih baik? Dari tahun 2001 sampai saat ini yang saya lihat sudah ada keberhasilannya, untuk di kelas X (sepuluh) mungkin belum terlihat bahwa budaya beragama itu berpengaruh untuk diri siswa, akan tetapi ketika mereka kelas XII (dua belas) dan bahkan alumni sikap mereka sudah berubah menjadi lebih baik, ini pertanda bahwa budaya itu sudah berhasil menjadikan siswa menjadi pribadi yang lebih baik. 12. Untuk kedapannya apa yang ingin bapak perbaharui dari budaya beragama di sekolah ini? Untuk kedepannya saya ingin memberi penghargaan bagi siswa yang mampu menghapal surat-surat pilihan seperti, QS. Yasin, QS. Al-Mulk, QS. Al-Waqi’ah, dan lain-lain.
80
Wawancara 23 September 2014 Wakapsek Bidang Kesiswaan Bpk. Choiruddin S.Pd. 1. Kapan budaya beragama dimulai? Budaya beragama sudah dimulai sejak awal masuk sekolah. 2. Apakah hanya dengan pelajaran PAI sudah mampu membentuk pribadi siswa menjadi pribadi yang baik? Belum bisa membentuk pribadi siswa menjadi lebih baik jika hanya teori Pendidikan Agama Islam saja yang diberikan di dalam kelas. 3. Perlukah adanya budaya beragama di sekolah? Sangat perlu, karena budaya itu adalah cerminan. Dengan adanya budaya beragama di sekolah siswa dapat beretika baik dan sopan santun. 4. Bagaimana antusias siswa dalam pelaksanaan budaya beragama di sekolah? Siswa kurang antusias karena menurut mereka ini hanya sebuah peraturan sekolah. Pelaksanaan budaya beragama di sekolah ini harus ada paksaan dari paksaan itu mereka akan terbiasa karena di sini pun kami hanya niat untuk mendidik anak. 5. Apa saja budaya beragama yang ada di SMK Triguna Utama? Budaya yang kami terapkan bersifat etika dan ibadah, jadi ada beberapa budaya di sekolah ini, seperti: memberi salam atau berjabat tangan dengan guru, memberi salam setiap masuk ruangan, solat dzuhur berjama’ah, pelaksanaan PHBI (Perayaan Hari Besar Islam), membaca QS. Yasin pada jum’at pagi, dan lain-lain. 6. Apa tujuan dari budaya beragama yang diterapkan di SMK Triguna Utama? Tujuannya adalah untuk meningkatkan keimanan siswa dan agar siswa sadar bahwa meraka adalah makhluk Allah.
81
7. Apakah ada siswa yang melanggar penerapan budaya beragama? Apa konsikuensinya? Pasti ada saja siswa yang melanggar. Apabila mereka melanggar mereka akan dapat hukuman baik dari guru PAI atau pun dari bidang kesiswaan. 8.
Apakah budaya beragama memberikan pengaruh yang positif bagi siswa? Sangat memberi pengaruh yang positif bagi siswa.
9. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan budaya beragama di SMK Triguna Utama? Faktor pendukungnya adalah hampir seluruh guru mendukung adanya budaya beragama di sekolah, yayasan pun mendukung budaya yang ada di sekolah, sarana dan prasarana. Adapun faktor penghambatnya adalah masih adanya guru yang kurang perhatian atas penerapan budaya beragama dan latar belakang siswa yang berbeda baik dari keluarga dan lingkungan sekitarnya. 10. Bagaimana peran bapak dalam pelaksanaan budaya beragama di SMK Triguna Utama? Saya sangat berperan dalam pelaksanaan budaya beragama di sekolah ini, karena saya terlibat langsung dalam pelaksanaan budaya beragama di sekolah ini. 11. Menurut bapak, sudah sampai mana keberhasilan penerapan budaya beragama dalam pembentukkan pribadi siswa yang lebih baik?
82
Menurut saya, keberhasilan itu ada tetapi belum menyeluruh ke semua siswa. 12. Kedepannya apa yang ingin bapak perbaiki dari penerapan budaya beragama di SMK Triguna Utama? Untuk kedepannya saya ingin siswa tidak terpaksa dalam menjalankan ibadah. Jadi saya ingim tanpa harus ada paksaan atau pukulan untuk melakukan ibadah.
83
Wawancara 18 September 2014 Guru PAI (Pendidikan Agama Islam) Bpk. Drs. Robbani A.R 1. Apakah hanya dengan pembelajaran PAI di kelas sudah mampu membentuk pribadi siswa menjadi yang lebih baik? Belum cukup hanya dengan pembelajaran PAI di kelas membentuk pribadi siswa yang lebih baik. 2. Apakah perlu adanya budaya beragama di sekolah? Iya, sangat perlu karena dengan budaya beragama tersebut sangat membantu untuk pembentukan pribadi siswa. 3. Bagaimana proses penerapan budaya beragama di SMK Triguna Utama? Untuk saya sendiri menerapkan budaya beragama di dalam kelas saya mulai sejak tahun 2005. Untuk budaya di luar kelas kami selaku guru PAI mengajukannya ke atasan (yayasan) agar budaya-budaya ini berjalan dengan baik. 4. Apa saja budaya tersebut dan kapan waktu pelaksanaannya? Budaya tersebut ada di setiap hari, setiap minggu, setiap bulan, dan setiap tahun. Budaya yang berlaku setiap hari seperti: membaca sholawat dan do’a sebelum dan sesudah pembelajaran, senyum, sapa, salam, dan solat dzuhur berjama’ah.Budaya yang berlaku setiap minggu seperti: marawis, muhadhoroh, tilawah Al-Qur’an, membaca surat Yasin pada hari jum’at pagi sebelum memulai pembelajaran, tadarus sebelum mulai solat jum’at, keputrian, dan infak setiap jum’at.Budaya yang berlaku setiap bulan seperti: pengajian bulanan di masjid.Budaya yang berlaku setiap tahun seperti: pelaksanaan PHBI (Perayaan Hari Besar Islam) seperti, Isra’
84
Mi’raj, Maulid Nabi, sedekah untuk hewan qurban dan pesantren kilat saat bulan Ramadhan. 5. Bagaimana respon siswa terhadap penerapan budaya beragama di SMK Triguna Utama? Sejauh saya lihat ada beberapa siswa yang ikhlas menjalankannya dan ada beberapa pula yang terpaksa menjalankannya. Sebenarnya siswa itu dipaksa karena apabila tidak dipaksa sulit untuk siswa menaatinya, akan tetapi paksaan ini niatnya untuk mendidik siswa tersebut. 6. Apa tujuan dari penerapan budaya beragama di SMK Triguna Utama? Tujuannya kami ingin siswa yang sebelumnya pasif dengan keagamaan menjadi aktif, karena yang biasa menjadi terbiasa dan bisa. 7. Apakah penerapan budaya beragama di SMK Triguna Utama sudah membantuk pribadi siswa yang lebih baik? Perlahan mulai terlihat, ketika mereka kelas X karakternya yang sebelumnya keras ketika kelas XII menjadi sedikit lembut dan sopan, dan mereka terlihat sudah dewasa. 8. Apa saja faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan budaya beragama di SMK Triguna Utama? Faktor pendukung: hampir semua guru mendukung adanya budaya beragama di sekolah, dan yayasan pun mendukung. Adapun faktor penghambatnya: kurang kepedulan dari beberapa guru, dan kurang motivasi siswa. 9. Bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut? Untuk guru kami hanya bisa mengajaknya dan untuk siswa kami beri motivasi untuk menjalankan budaya tersebut. 10. Apakah budaya beragama memberikan pengaruh yang positif untuk siswa? Sangat memberikan pengaruh yang positif, setidaknya mereka spontan untuk bersolawat dan bersalaman.
85
11. Apakah ada yang melanggar pembiasaan budaya beragama di SMK Triguna Utama? Bagaimana konsikuensinya? Ada saja, jika siswa yang melanggar dapat hukuman dari guru PAI dan bidang kesiswaan. Apabila guru yang melanggar hukuman akan diberikan dari kepala sekolah terlebih dahulu lalu yayasan. 12. Bagaimana peran guru PAI dalam pelaksanaan budaya beragama di SMK Triguna Utama? Kami salah satu penggerak yang utama untuk terlaksananya budayabudaya beragamam yang ada di sekolah. 13. Menurut bapak, sudah sejauh mana keberhasilan pelaksanaan budaya beragama di SMK Triguna Utama dalam upaya pembentukkan karakter siswa? Kami hanya bisa menilai mereka di sekolah, sejauh yang saya lihat sudah agak berhasil untuk pembentukan karakter siswa. Sekarang ini anak sudah terbiasa untuk menyapa dan memberi salam baik terhadap guru maupun sesama siswa.
86
Wawancara 26 September 2014 Wawancara Siswa Ria kelas XI AP (Administrasi Perkantoran) 1. Apakah kamu tahu ada budaya beragama di SMK Triguna Utama? Iya saya tahu 2. Apa saja yang kamu ketahui dari budaya beragama di SMK Triguna Utama? Muhadhoroh, marawis, solat dzuhur berjama’ah, mengaji QS. Yasin setiap hari Jum’at., dan lain-lain 3. Apakah kamu terpaksa menjalankan buday aberagama di SMK Triguna Utama? Untuk saya tidak berat dan tidak terpaksa sama sekali untuk melakukannya, karena saya tahu ini adalah sebuah kewajiaban 4. Apakah ada perubahan dalam diri kamu dari budaya beragama yang diterapkan di SMK Triguna Utama? Seperti apa perubahan itu? Alhamdulillah ada, sekarang saya menjalankan solat fardhu 5 waktu tanpa disuruh oleh orang tua atau guru 5. Apakah yang ingin kamu perbaiki dari budaya beragama yang sudah diterapkan di SMK Triugna Utama? Tidak ada, saya hanya mengikuti saja dari apa yang dirancang oleh sekolah.
87
Wawancara 26 September 2014 Wawancara Siswa Rahma kelas XI AP (Administrasi Perkantoran) 1. Apakah kamu tahu ada budaya beragama di SMK Triguna Utama? Iya saya tahu 2. Apa saja yang kamu ketahui dari budaya beragama di SMK Triguna Utama? Muhadhoroh, marawis, solat dzuhur berjama’ah, infak setiap Jum’at, mengaji QS. Yasin setiap hari Jum’at., dan lain-lain 3. Apakah kamu terpaksa menjalankan buday aberagama di SMK Triguna Utama? Saya tidak berat dan tidak terpaksa sama sekali untuk melakukannya, karena saya tahu ini adalah sebuah kewajiaban 4. Apakah ada perubahan dalam diri kamu dari budaya beragama yang diterapkan di SMK Triguna Utama? Seperti apa perubahan itu? Ada, saya sekarang sadar akan solat lima waktu. 5. Apakah yang ingin kamu perbaiki dari budaya beragama yang sudah diterapkan di SMK Triugna Utama? Tidak ada, saya hanya mengikuti saja dari apa yang dirancang oleh sekolah.
88
Wawancara 26 September 2014 Wawancara Siswa Suryana kelas XI TKJ (Teknik Komputer Jaringan) 1. Apakah kamu tahu ada budaya beragama di SMK Triguna Utama? Iya saya tahu 2. Apa saja yang kamu ketahui dari budaya beragama di SMK Triguna Utama? Solat dzuhur berjama’ah, membaca sholawat sebelum dan sesudah pembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam), bersalaman dengan guru ketika memasuki gerbang sekolah, dan mengaji QS. Yasin pada Jum’at. 3. Apakah kamu terpaksa menjalankan buday aberagama di SMK Triguna Utama? Untuk solat dzuhur pasti ada paksaan dari guru, tetapi dari pribadi saya menjalankannya tanpa terpaksa. 4. Apakah ada perubahan dalam diri kamu dari budaya beragama yang diterapkan di SMK Triguna Utama? Seperti apa perubahan itu? Iya ada, sekarang saya solat lima waktu tepat pada waktunya, dan tidak terpaksa untuk menjalankannya. 5. Apakah yang ingin kamu perbaiki dari budaya beragama yang sudah diterapkan di SMK Triugna Utama? Untuk kedepannya yang saya inginkan maximalkan budaya beragama di sekolah ini, dan untuk mengaji QS. Yasin di hari Jum’at saya ingin mengajinya disatukan di masjid atau di lapangan tidak sendiri-sendiri di kelas masing-masing.
89
Wawancara 26 September 2014 Wawancara Siswa Dede Rasman kelas XII AK (Akutansi) 1. Apakah kamu tahu ada budaya beragama di SMK Triguna Utama? Iya saya tahu ada budaya beragama di sekolah 2. Apa saja yang kamu ketahui dari budaya beragama di SMK Triguna Utama? Tadarus, solat dzuhur berjama’ah, belajar tilawah kepada guru PAI (Pendidkan Agama Islam), membaca sholawat sebelum dan sesudah pembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam), dan lain-lain. 3. Apakah kamu terpaksa menjalankan buday aberagama di SMK Triguna Utama? Guru pasti memaksa siswa untuk menjalankan budaya-budaya yang ada di sekolah ini, tetapi untuk saya tidak ada keterpaksaan untuk menjalankannya, karena saya sadar selaku umat muslim saya wajib menjalankan itu. 4. Apakah ada perubahan dalam diri kamu dari budaya beragama yang diterapkan di SMK Triguna Utama? Seperti apa perubahan itu? Tentu ada, saya merasa lebih rajin beribadah dan lebih religius. 5. Apakah yang ingin kamu perbaiki dari budaya beragama yang sudah diterapkan di SMK Triugna Utama? Saya ingin mengadakan tadarus setiap hari, agar bisa membuka hati teman-teman saya yang masih belum sadar akan agama.
LAMPIRAN V DATA PSB DAN SISWA PER TINGKAT
55
-
41
1
1
41 1
1
37
2
49
-
50
-
42
-
1
43 -
1
32
1
26
-
Teknik Kendaraan Ringan
150 1 144 1
3
Teknik Jaringan Komputer Akutansi Administrasi Perkantoran
50 4 44 4 9 30 9 25 8 40 8 32
1 1 1
Teknik Instalasi Tenaga Listrik Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri
15 5 46 9 8
1
4
4 25 32
1 1 1
Tk. 2 L P
Tk.3
16 4 151 1 34 2 11 28 1 7 10 30 2 10
P
Romb el
L
Romb el
Tk. 1 L P
Romb el
SISWA Romb el
Kompetensi Keahlian
Pendaftaran Siswa Baru (PSB) Pendaft Diterim ar a L P L P
Tk.4 L
Total Siswa
P
L+P 128 101 468
-
87 100 140
20 50
30 28 1023 63 60 243 70 2 5 Keterangan : Rombel diisi dengan jumlah kelas per tingkat dan per kompetensi keahlian sesuai spektrum 2008 TOTAL
322 75 288 63
DATA SISWA MENURUT AGAMA DAN UMUR Agama Islam Protestan Katolik Hindu
JUMLAH SISWA Tk. 1 356 7 2 -
Tk. 2 338 7 -
Tk. 3 307 5 1 -
Umur Tk. 4 ≤15 16 17 18
JUMLAH SISWA Tk. 1 221 107 31 6
Tk. 2 24 207 85 20
Tk. 3 17 219 60
Tk. 4
90
Budha Konghucu TOTAL
365
345
≥19 TOTAL
313
365
9 345
17 313
DATA EKONOMI ORANG TUA SISWA DAN ASAL SEKOLAH SISWA BARU Sekolah
JUMLAH SISWA Ekonomi Orang Tua Siswa Tk.1 Pra-sejahtera 1 (Miskin) Menengah & Sejahtera TOTAL
Tk. 2
Tk.3
Tk.4
Asal Pendaftar SMP MTs Paket B TOTAL
Jumlah Siswa Diterima Tk.1 299 44 7 350
91
TENAGA KEPENDIDIKAN
N o
Tenaga Kependidikan
1. Kepala tata usaha 2 Tenaga teknis keuangan Tenaga 3 perpustakaan Tenaga 4 laboratorium Tenaga teknis 5 praktek kejuruan Pesuruh/ Penjaga 6. sekolah Tenaga 7. administrasi lainnya TOTAL
N o
Total Pegaw ai
1 2
Status Kepegawaian NON PNS PNS P P P P T T T T T T 1 2
Pendidikan
SL TA
1
1
1
1
1
4
4
2
3
3
3
2
2
1
Nama Mata Pelajaran
1 3
Tot al Gu ru
8
Status Kepegawaian PNS G
G
S1/ D4
S 2
<35
1 1
1
13
Di p
Non PNS G G
1
Jenis Kelamin
Usia
3550
>51
L
1
P
Ideal
+/-
1
1
1
1
1
1
1
1
Kebutuhan Pegawai
4
4
3
3
1
1
1
1
3
10
11
2
1
2
4
Pendidikan Di p
S1/ D4
S2
lulus Sertif i kasi profe si
Jenis Kelami n
Usia <3 5
3551
≥51
L
P
Kebutuhan Guru Ideal
+/-
92
T 1
2
3
Normatif Pendidikan Agama Islam Bahasa Indonesia Pendidikan Kewarganegaraan & Sejarah Pendidikan Jasmani & Olah Raga Seni & Budaya BP/ BK Muatan Lokal Adaptif Matematika Bahasa Inggris KKPI IPA IPS Kewirausahaan Fisika Kimia
T T
3
T
T T
3
2 2
1
2
2 2 1
2
1 1 6
2 2
4 3 2 2 2 2 2 1
3 1 1 1 1 1
1 1
2
1 5
1
1 1 1
1 4
4
3 3 2 2 2 2 1 1
1 2 1 1 1
2
1 2
1
1
2
1 2 1
2
3
3
2
1
1
2
2
1
1
2
2
2
2
1 1 6
1
1 1 6
2 3 2 2 2 2 2 1
3 2 2 1 1 2 2
4
4
4
4
4
4
5
6
6
1 6
1 1 1 1
1
4 3 2 2 2 2 2 1
Produktif Teknik Instalasi Tenaga Lsitrik (Elektro) Teknik Mekanik Industri (Mesin) Teknik Kendaraan
4
1
3
3
1 1
4
4
6
1
4 5
6
3 1
93
Ringan (Otomotif) Teknik Komputer Jaringan Akuntansi Administrasi Perkantoran TOTAL
4
4
2 2 57
3 2 2
1
30
23
1 2 2
47
1 1
8
2 1 16
3
4
4
4
2
1
1
2
2
1
1
2
53
41
16
58
Keterangan : PT = Pegawai tetap; PTT = Pegawai Tidak Tetap
94
LAMPIRAN VI SARANA PRAKTEK PENUNJANG PEMBELAJARAN Kondisi Saat Ini Jumlah
Kebutuhan Alat Jumlah
Jumlah
No
Nama Alat Praktek
Jumlah Alat
Baik /
Rusak Rusak Berat / Ringan/ Tidak Berfungsi Berfungsi Tidak Berfungsi
Jumlah Alat
+/-
A
Alat Praktek Umum
5
3
8
8-3= 5
40
35
Ruang Lab. Komputer 1.
Komputer Laptop
5
1
2.
Komputer PC
80
80
3.
Komputer Server
3
3
4.
Router
2
2
5.
Switch Hub
10
10
6.
Access Point
3
3
7.
LCD
3
3
8.
Printer
8
8
9.
TV/Video
2
2
4
10.
B
Alat Praktek Utama
Kejuruan
(standar minimal peralatan 95
kejuruan) Ruang Praktek Otomotif 1.
Engine Scanner EFI
1
1
1
2.
Emision Analizer/Co Meter
1
1
1
3.
Radiator Cup tester
1
1
1
4.
Spooring Set
1
1
1
5.
Balancing Machine
1
1
1
6.
Engine Crane
1
1
1
7. 8. 9. 10. Ruang Praktek Listrik 1.
Osciloscop
1
1
2.
LCD
1
1
3.
PLC
5
5
4.
Lux Meter Anolog
1
1
5.
Clamp Meter Digital
2
2
6.
Eart Tester
1
1
7.
Tacho Meter
1
1
8.
Mikro Meter
3
3
9.
Phase Meter
1
1
Ruang
Praktek
Mesin 96
Industri 1.
Mesin Bubut
15
15
15
2.
Mesin Skrap
1
1
1
3.
Mesin Bor
1
1
1
4.
Gerinda Potong
1
1
1
5.
Gerinda duduk
2
2
2
6.
Kompresor
1
7.
Mesin Gergaji Potong
2
1
8.
Tabung Oksigen
1
1
9.
Tabung Gerinda potong
1
10.
Travo las Listrik
4
1
1 1
2-1= 1
2 1
3
1
1
1
4
4-1= 3
PRASARANA SMK Kondisi Saat Ini No
A
Nama Ruang/Area Kerja
Ruang Pembelajaran Umum 1. Ruang Kelas 2. Ruang Lab. Fisika 3. Ruang Lab. Kimia
Kebutuhan Ruang
Luas Total Jumlah Jumlah Jumlah RataJumlah Luas Rusak Rusak Ruang rata Baik (m2) Sedang Berat (m2)
30 1 1
48 96 96
1440 96 96
30 1 1
-
-
Jumlah ruang
Luas (m2)
Total Luas (m2)
-
-
97
4. 5. 6. 7.
Ruang Lab. Biologi Ruang Lab. Bahasa Ruang Lab. Komputer Ruang Lab. Multimedia Ruang Praktek Gambar 8. Teknik Ruang Perpustakaan 9. Konvensional Ruang Perpustakaan 10. Multimedia B
Ruang Khusus (Praktik) Ruang 1. Praktek/Bengkel/Workshop R. Praktek Listrik/Elektro R. Praktek Mesin R. Praktek Otomotif R. Praktek Komputer Jaringan R. Praktek Akuntansi R. Praktek Perkantoran R. Praktek BTQ dan Peribadatan
C 1. 2. 3. 4. 5.
Ruang Penunjang Ruang Kepala Sekolah & Wakil Ruang Guru Ruang Pelayanan Administrasi (TU) BP/BK Ruang OSIS
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
5 4 4
-
-
-
-
-
150
1
-
-
-
-
-
60 60
60 60
1 1
-
-
-
-
-
1
60
60
1
1
40
40
1
-
-
-
-
-
1
60
60
1
-
-
-
-
-
1
50
50
1
-
-
-
-
-
1 1
20 20
20 20
1
-
-
-
-
-
1 1 2 1
48 48 72 48
96 48 144 48
1 1 2 1
3
48
144
3
1
96
96
1
1
48
48
1
5 4 4
120 120 200
600 480 800
1
150
1 1
98
6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Ruang Pramuka, Koperasi, UKS, Ruang Ibadah Ruang Bersama (Aula) Ruang Kantin Sekolah Ruang Toilet Ruang Gudang Ruang Penjaga Sekolah Ruang Unit Produksi Asrama Siswa
1 1 1 1 3 2 30 10 1 6
20 36 20 324 144 50 3 20 10 48
20 36 20 324 144 100 90 200 10 288
1 1 1 3 2 30 10 1 6
-
-
-
-
-
99
Kepala Sekolah NIRACHMAT S.Pd
Kepala Tata Usaha JUPRIYONO
PKS Bidang Kurikulum
HUMAS / HUBIN
PKS Bidang Kesiswaan
DRS. MARDIAS
SYAMSU RIZAL S.Pd MM
CHOIRUDIN S.Pd
Karun Mek. Industri
Karun Mek. Otomotif
Karun Listrik Instalasi
AHYADI S.Pd
AHYADI S.Pd
ISMANTO S.Pd
BP / BK
WALI KEAS / GURU
OSIS/SISWA / SISWI SMK TRIGUNA UTAMA
100
LEMBAR UJI REFERENSI ISMA RAHMAHWA,TI
Nama
:
NIM
:1110011000122
JurusarVProdi
: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Judul Skripsi
: Kontribusi Budaya Beragama dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMK Triguna Utama
BAB I
NAMA BUKU
PARAF
Hasan Langgulung, Pendidikan Islam MenghaCapi Abad 21, (Jakarta: Pustaka Alhusna. 1 98B). hal. 56-57
2
Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (B andung: Citra Umbara, 2009), hal. 64. Muhaimin, Suti'ah, Nur Ali, Paradigma Pendidikan Islam Upaya MengefektiJkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: P'I Remaja Rosda Karya, 2004), hal, 78. Henry Narendrany Hidayati dan Andi Yudiantoro, Psikologi Agama, ( Jakarta: UIN Jakarla Press, 2
BAB
II
NO
NAMA BUKU
I
Asri Budiningsih, Belajctr datt Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hal.')0-23. Dimyati dan Mudjiono, Belcjar dan Pembelcjaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009),hal, i1. Trianto, Mendesain Model Pembelaj aran Inovativ-Progresif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hal, 15. Abdul Majid Khan, Hadis Tarbawi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), hal, 139. Oemar Hamalik, KurihLltLm deLn Pembelcrjaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), bal. 57. Al-Rasyidin dan Syamsul Nizar, Filsafat Pendidikart Islctm Pendekatan Historis, Teoritis, dan Praktis, (Ciputat: PT. Ciputat Press, 2005), hal,25. Muhaimin, Suti'ah, Nur Ali, Paradigma Pendidikan Islam Llpaya MengefektiJkan Pendidikctn Agama Islam di Sckolah, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2004), hal,75-76.
2 J
4 5
6 7
PARAF
\ tr\ ?\\
',n \"
\
Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: pr Bumi Aksara, 2010), hal, 108-109. Abdurrahman, An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rtmah, Sekolah dcm Masyarakal, (Jakarta: Gema Insani, 1995). hal. 117. Abdul Majid, Belajar dctn Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2012). hal. 135-156. Sarlito W Sarwono, Psikologi Lintas Budaya, (Depok: pT RajaGrafindo Persada, 2014),hal,3. Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi, (Jakarta: pr Rineka cipta, 1996), Koentj araningrat, kebudayaan Mentalit as dan p e mbangLman, (Jakaft a: Gramedia Pustaka lJtama, 1992), hal. 9.
pr.
H.A.R. Tillar, Pendidikan, Kebudayaan dan Masyarakat Maclani Indortesia, Bandung: PT Remaja Rosdakarya 1999), hal. 39 dan 43. Sarlito w Sarwono, Psikologi Lintas Budaya, (Depok: pr RajaGrafindo Persada, 2014), hal, 3-5. N4uhammad Alirn, Pendidikan Agama Islam, (Bandung: pr Remaja Rosda a,201 1), hal, 26.
Abu Ahmadi dan Noor Salimi, Dasar-Dasar pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,2004), hal, 3. Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam, (Bandung: pr Remaja Rosda Karya, 201l), hal, 30. J' Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, sosiologi reks pengantar dan Penerapan, (Jakafia: Kencana, 201 I ), hal, 248. Djamaluddin Ancok dan Fuat Nashori Suroso, psikologi Isram, (Sohtsi Is I am at as P r o b I em -p r o b I e m P s i ko I o gi), (Yo gyakarla : pustaka p elaj ar,
1995), hal.76. Abdurrahman, An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rtmah, Sekolah dan Maqtarakal, (Jakarta: Gema Insani, 1995), hal,'22-23. Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam, (Bandung: pr Remaja Rosda Karya, 201l). hal,28. M. Saleh Muntasir, Mencari Eviclensi Islart (Analisa Awal sistem Filscrfat, sn'ategi cian Metodologi Pendidikan Lslam), (Jakarta: Rajawali, l9g5), hal. 120. Ngaiim Purwanto, Ilmtr Penclidikun Teoritis clan praktis, (Banciur-rg: pr. Remaja Rosdakarya, 2004), hal. 177 . Ramayulis, Ilmtt Pendidikan Islarn, (Jakarta: Kalam rr,r,rrrq rqga), l*1. 1gt
27
I
B.R. Hergenhahn dan Matthew H. Olson, Theori of Learning (Teori Belajar), Penerjemah: Tri wibowo (Jakarla: prenada Media Group, 2009), hal. 65. Sri Esti wuryani, Psikologi pendidikan. (Jakarra: pr-RASrNDo,2006), hal.133. Bimo walgiro, Pengantar Psikologi (Jmttm, (yogyakarta: ANDI offset, 2003), hal. l7l,
29 30
BAB
U
III
NO
NAMA BUKU
I
Joko Subagyo, Metologi Penelitian Teori dan Praktek, (Jakarla: Rhineka Cipta. 1991). hal. 109 Sugiyono, Memahami P eneliti an Kuaitatif, (B andung: Alfabeta, 201 4), hal,
2
+
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung: PT Remai a Rosdakarya, 20 l2), hal. I 69 Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: PT. Remaia Rosdakarya, 2004), hal. I 12.
PARAF
ii
I
1i
72. J
I 5
M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008). hal. 108. Mukhtar, Metode Praktis Peneiitian Deskriptf Ktrulitatif (Jakarla: GP Press Group, 2073),h,720. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), hal,
i
f/\
U
373.
BAB VI NO
NAN,{A BUKU
I
Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2012), hal, 135-156
'1T"u b,
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA
FITK
No
FORM (FR)
Jl. k. H. Juanda No 95 Cipulat 1 5412 lndonesia
Dokumen
Tgl. Terbit No. Revisi:
: : :
Ha
FITK-FR-AKD-082
1 Maret 01
1t1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN Nomor : Un.0llF. l/KM.01.31........12014 Larnp. : Outline/Proposal Hal : Permohonan Izin Penelitian
Jakarta, 04 September 2014
Kepada Yth. Kepala Sekolah
SMKTrigunaUtama di Tempat As
s
alamu' al aikum wr.wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahw4 Nama
Isma Ratr:nahwati
NIM
I 1 l00l 1000122
Jurusan
Pendidikan Agama Islam (PAI)
Semester
IX (Sembilan)
Judul Skripsi
Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Terhadap
Budaya Beragama Siswa SMK Triguna Utanra adalah benar mahasiswa/i Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Jakarta yang
sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di instans7sekolah/madrasah yang Saudara pimpin.
Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian dimaksud. Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan'terima kasih. Wqs
s
alamu' alaikum wr.wb.
idikan Agama Islam
ajid Khon, M.Ag 198703 1 005 Tembusan: Dekan FITK Pembantu Dekan Bidang Akademik Mahasisrva yang bersangkutan
l. 2. 3.
2010
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
SMI( TRIGUNA UTAMA Terakreditasi "A" NPSN :20603290, NSS : 324020417006, NDS z 4202040003 Jl. lr. H. Juanda Km.2 Rt. 002/04 Ciputat Timur 15412 Kota Tangerang Selatan Tel p. 740 1 1 00 Fax. 7 47 07 543 http://www.trig u na-utama.sch. id Nomor Lamp. Hal
: 003/
As/ SMK/ IX I 2014
: Surat
Izin Penelitian
Kqpada YIh
:
DekanFITK Di Ternpat Assalamu' alaikum Wr. Wb. Sehubungan dengan surat pemohonan No : UN.01 /
F.l /KM.01.3/ D{,I 2014
tentang permohonan izinpenelitian di SMK Perguruan Triguna Utama
Isma Rahmahwati 1110011000122
Nama
MM Tahun Akademik Program Waktu Judul Skripsi
:
2014
:
- 20ts
Pendidikan Agama Islam ( P A I ) Kamis, 18 s/d 30 September 2014 PelaksanaanPembelajaranPendidikanAgamalslam (PAI) Terhadap Budaya Beragama Siswa SMK Triguna Utama
Maka kami atas nama Kepala SMK Triguna Utama rnemberikan izin untuk mengadakan penelitian di sekolah kami. Demikian surat ini disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih. Wassalamu alaikum Wr. Wb.
17 September 2014