El-HiKMAH, Vol. 9, No. 1, Juni 2015, 43-59
ISSN: 2086-3594
PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) Abdul Latif
Abstrak: Keberhasilan dalam proses pembelajaran tidak terlepas bagaiman seorang guru mengemas perangkat pembelajarannya, karena yang sangat mempengaruhi dan menentukan berhasil tidaknya pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru tergantung bagaimana menerapkan pendekatan yang dapat menunjang strategi, metode, dan kesesuaian materi yang akan diajarkan. Artikel ini membahas secara analisis deskriptif tentang Pendekatan dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, dengan merumuskan permasalahan. Bagaimana jenis pendekatan yang dilaksanakan dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam? Adapun hasil yang didapatkan, dengan menerapkan pendekatan kontekstual dalam proses pembelajaran, guru dapat memberi pengalaman yang berarti melalui proses pembelajaran yang berbasis masalah, penemuan (inquiri), independent learning, learning community, proses refleksi, dan pemodelan. Pendekatan lain yang harus diperhatikan adalah aspek sains, filosofis dan religious. Kesemuanya dipadu dengan pendekatan spesifik dalam proses pembelajaran PAI menurut dasar-dasar keislaman yaitu pendekatan pembiasaan, emosional, rasional, fungsional, pengalaman dan keteladanan. sehingga dari proses tersebut anak didik dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agam Islam. Kata Kunci: pendekatan pembelajaran PAI, pembelajaran berbasis masalah, inquiri, independent learning, learning community, proses refleksi, dan pemodelan.
Penulis adalah Dosen Tetap Jurusan Tarbiyah, Prodi PAI STAI Al-Gazali Bone. email:
[email protected] 43
El-HiKMAH, Vol. 9, No. 1, Juni 2015
Pendahuluan erkaitan dengan pengembangan imtak dan akhlak mulia maka yang perlu dikaji lebih lanjut ialah peran pendidikan agama, sebagaimana dirumuskan dalam UU No. 20 Tahun 2003 bahwa pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya atau menjadi ahli ilmu agama. Pendidikan keagamaan merupakan salah satu bahan kajian dalam semua kurikulum pada semua jenjang pendidikan, mulai dari TK sampai Perguruan Tinggi. Pendidikan Agama merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diikuti oleh peserta didik bersama dengan Pendidikan Kewarganegaraan dan yang lainnya. Tantangan yang dihadapi dalam Pendidikan Agama, khususnya Pendidikan Agama Islam sebagai sebuah mata pelajaran adalah bagaimana mengimplementasikan pendidikan agama Islam bukan hanya mengajarkan pengetahuan tentang agama akan tetapi bagaimana mengarahkan peserta didik agar memiliki kualitas iman, taqwa dan akhlak mulia. Dengan demikian materi pendidikan agama bukan hanya mengajarkan pengetahuan tentang agama akan tetapi bagaimana membentuk kepribadian siswa agar memiliki keimanan dan ketakwaan yang kuat dan kehidupannya senantiasa dihiasi dengan akhlak yang mulia dimanapun mereka berada, dan dalam posisi apapun dimana nantinya bekerja. Maka saat ini yang mendesak adalah bagaimana usaha-usaha yang harus dilakukan oleh para guru Pendidikan Agama Islam untuk mengembangkan dan meningkatkan mutu dalam proses pembelajarannya. Salah satu usaha pengembangan pendekatan dan metode-metode pembelajaran yang dapat dilakukan dalam meningkatkan pemahaman peserta didik mengenai ajaran-ajaran agama Islam, dengan memotivasi anak didik untuk mengamalkannya dan sekaligus dapat membentuk akhlak dan kepribadiannya. Pendidik yang memandang anak didik sebagai pribadi yang berbeda dengan anak didik lainnya, akan berbeda dengan pendidik yang memandang anak didik sebagai makhluk yang sama dan tidak ada perbedaan dalam segala hal. Maka penting untuk meluruskan
B
44
Penekatan dalam Pembelajaran PAI … (Abdul Latif)
pandangan yang keliru dalam menilai anak didik. Untuk itu pendidik perlu menyadari dan memaklumi bahwasanya anak didik itu merupakan individu dengan segala perbedaannya sehingga diperlukan beberapa pendekatan dalam proses belajar mengajar. Dalam proses pembelajaran sangat dibutuhkan suatu kejelian dan keprofesionalan pendidik untuk menentukan pendekatan yang akan dilakukan dalam proses mengajar, pendidik harus dapat menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana agar dapat tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan karena pandangan guru terhadap anak didik akan menentukan sikap dan perbuatan anak didik. Setiap pendidik tidak selalu memiliki suatu pandangan yang sama dalam hal mendidik. Hal inilah yang dapat memunculkan penggunaan beberapa pendekatan dalam proses pembelajaran. Pengertian Pendekatan Pendekatan pembelajaran (instruction) ialah proses atau upaya yang dilakukan seseorang (misal guru) agar orang lain (dalam hal ini murid) melakukan belajar. Jadi, belajar tidak indetik dengan belajar sebagaimana yang dipahami sebagian orang selama ini. Sebaliknya pembelajaran amat mirip kalau tidak persis-dengan proses mengajar belajar (the teaching-learning process) dalam arti di satu sisi guru mengajarkan atau menyajikan materi sedangkan murid belajar atau menyerap materi tersebut dalam situasi interaksi edukatif (Muhibbinsyah, 2010:215). Pendekatan juga dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif (Sanjaya, 2008:127). Pendekatan atau Approach dalam bahasa Inggris diartikan sebagai “came near” (menghampiri), go to (jalan ke) dan way path dengan (arti jalan). Dalam pengertian ini dapat dikatakan bahwa approach adalah cara menghampiri atau mendatangi sesuatu.” 45
El-HiKMAH, Vol. 9, No. 1, Juni 2015
M Habib Thaha mendefiniskan pendekatan adalah cara pemrosesan subyek atas obyek untuk mencapai tujuan. Pendekatan ini juga berarti cara pandang terhadap sebuah obyek permasalahan, dimana cara pandang tersebut adalah cara pandang yang luas (Ramayulis, 2005:127). Sedangkan Oteng Sutisna (1983:35-36) lebih praktis dalam memahami pengertian ”pendekatan”. Pendekatan adalah apa yang hendak ia kerjakan dan bagaimana ia akan mengerjakan sesuatu. Yang pertama disebut dengan pendekatan pengertian ”tugas” dan yang kedua adalah pendekatan dalam pengertian ”proses”. Penggunaan istilah ”pendekatan” memiliki arti yang berbedabeda tergantung kepada obyek apa yang akan menjadi tema sentral perencanaan kerja dan kajian pemikiran yang akan dikembangkan. Dalam konteks belajar, approach dipahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan peserta didik untuk menunjang efesiensi dan efektifitas dalam proses pembelajaran tertentu. Dengan demikian sesungguhnya approach adalah seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa, untuk memecahkan masalah atau untuk mencapai tujuan belajar tertentu. Pendekatan dalam Pendidikan Islam 1. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching Learning) Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah sistem pembelajaran yang cocok dengan kinerja otak, untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna, dengan cara menghubungkan muatan akademis dengan konteks kehidupan sehari-hari peserta didik. Hal ini penting diterapkan agar informasi yang diterima tidak hanya disimpan dalam memori jangka pendek, yang mudah dilupakan, tetapi dapat disimpan dalam memori jangka panjang sehingga akan dihayati dan diterapkan dalam tugas nantinya. CTL disebut pendekatan kontektual karena konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
46
Penekatan dalam Pembelajaran PAI … (Abdul Latif)
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat. Pembelajaran kontekstual didasarkan pada hasil penelitian John Dewey (1916) yang menyimpulkan bahwa siswa akan belajar dengan baik jika apa yang dipelajari terkait dengan apa yang telah diketahui dan dengan kegiatan atau peristiwa yang akan terjadi di sekelilingnya. Pembelajaran ini menekankan pada daya pikir yang tinggi, transfer ilmu pengetahuan, mengumpulkan dan menganalisis data, memecahkan masalah-masalah tertentu baik secara individu maupun kelompok (Badruzaman, 2006). Jawahir (2005), mengemukakan bahwa guru PAI dapat menggunakan strategi pembelajaran kontekstual dengan memperhatikan beberapa hal sebagai berikut, yaitu: a. Memberikan kegiatan yang bervariasi sehingga dapat melayani perbedaan individual siswa. b. Lebih mengaktifkan siswa dan guru. c. Mendorong berkembangnya kemampuan baru. d. Menimbulkan jalinan kegiatan belajar di sekolah, rumah dan lingkungan masyarakat. Beberapa hal yang harus diperhatikan para guru Pendidikan Agama Islam dalam mengimplementasikan pendekatan kontestual : a) Pembelajaran Berbasis Masalah Langkah pertama yang harus dilakukan guru adalah mengobservasi suatu fenomena, misalnya: (a) Menyuruh siswa untuk menonton VCD tentang kejadian manusia, rahasia Ilahi, Takdir Ilahi, tentang Alam Akhirat, azab Ilahi, dan sebagainya; (b) Menyuruh siswa untuk melaksanakan shaum pada hari senin dan kamis, membayar zakat ke BAZ, mengikuti sholat berjamaah di masjid, mengikuti ibadah qurban, menyantuni fakir miskin. Langkah kedua yang dilakukan oleh guru adalah memerintahkan siswa untuk mencatat permasalahan-permasalahan yang muncul. Setelah menonton VCD atau mendengarkan kisah-kisah Al Qur`an, siswa diharuskan membuat catatan tentang pengalaman yang mereka alami, melalui diskusi dengan teman-temannya. 47
El-HiKMAH, Vol. 9, No. 1, Juni 2015
Setelah mengamati dan melakukan aktivitas keagamaan siswa diwajibkan untuk mencatat permasalahan-permasalahan yang muncul serta mereka dapat mengungkapkan perasaannya kemudian mendiskusikan dengan teman sekelasnya. Langkah ketiga tugas guru Pendidikan Agama Islam adalah merangsang siswa untuk berpikir kritis dalam memecahkan permasalahan yang ada. Langkah keempat guru diharapkan mampu untuk memotivasi siswa agar mereka berani bertanya, membuktikan asumsi dan mendengarkan pendapat yang berbeda dengan mereka. b) Memanfaatkan Lingkungan Siswa untuk Memperoleh Pengalaman Belajar Guru memberikan penugasan kepada siswa untuk melakukan kegiatan yang berhubungan dengan konteks lingkungan siswa, antara lain di sekolah, keluarga dan masyarakat. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan penugasan kepada siswa di luar kelas. Misalnya mengikuti sholat berjamaah, mengikuti sholat jum`at, mengikuti kegiatan ibadah qurban dan berkunjung ke pesantren untuk mewawancarai santri atau ustadz yang berada di pesantren tersebut. Siswa diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung dari kegiatan yang mereka lakukan mengenai materi yang sedang dipelajari. Pengalaman belajar merupakan aktivitas belajar yang harus dilakukan siswa dalam rangka penguasaan standar kompetensi, kemampuan dasar dan materi pembelajaran. Memberikan Aktivitas Kelompok Di dalam kelas guru PAI diharapkan dapat melakukan proses pembelajaran dengan membentuk kelompok-kelompok belajar. Siswa di bagi kedalam beberapa kelompok yang heterogen. Aktivitas pembelajaran kelompok dapat memperluas perspektif dan dapat membangun kecakapan interpersonal untuk berhubungan dengan orang lain.
48
Penekatan dalam Pembelajaran PAI … (Abdul Latif)
Membuat Aktivitas Belajar Mandiri Melalui aktivitas ini peserta didik mampu mencari, menganalisis dan menggunakan informasi sendiri dengan sedikit bantuan atau bahkan tanpa bantuan guru. Supaya dapat melakukannya, siswa harus lebih memperhatikan bagaimana mereka memproses informasi, menerapkan strategi pemecahan masalah, dan menggunakan pengetahuan yang telah mereka peroleh. Pengalaman pembelajaran kontekstual harus mengikuti uji-coba terlebih dahulu; menyediakan waktu yang cukup, dan menyusun refleksi; serta berusaha tanpa meminta bantuan guru supaya dapat melakukan proses pembelajaran secara mandiri (independent learning). Menyusun Refleksi Dalam melakukan refleksi, misalnya ketika pelajaran berakhir siswa merenungkan kembali pengalaman yang baru mereka peroleh dari pelajaran tentang sholat berjama`ah. Melalui pembelajaran ini, siswa menjadi lebih responsif dalam menggunakan pengetahuan dan ketrampilan di kehidupan nyata sehingga memiliki motivasi tinggi untuk belajar (https://risqinisa.wordpress.com/2011/01/05/pendekatan-ctldalam-pembelajaran-pendidikan-agama-islam/) 2. Pendekatan Sains Pendekatan sains yaitu suatu pengkajian pendidikan untuk menelaah dan dan memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan menggunakan disiplin ilmu tertentu sebagai dasarnya. Cara kerja pendekatan sains dalam pendidikan yaitu dengan menggunakan prinsip-prinsip dan metode kerja ilmiah yang ketat, baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif sehingga ilmu pendidikan dapat diiris-iris menjadi bagian-bagian yang lebih detail dan mendalam. Melalui pendekatan sains ini kemudian dihasilkan sains pendidikan atau ilmu pendidikan, dengan berbagai cabangnya, seperti:
49
El-HiKMAH, Vol. 9, No. 1, Juni 2015
a. Sosiologi pendidikan; suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari sosiologi dalam pendidikan untuk mengkaji faktor-faktor sosial dalam pendidikan. b. Psikologi pendidikan; suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari psikologi untuk mengkaji perilaku dan perkembangan individu dalam belajar. c. Administrasi atau manajemen pendidikan; suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari ilmu manajemen untuk mengkaji tentang upaya memanfaatkan berbagai sumber daya agar tujuan-tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien. d. Teknologi pendidikan; suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari sains dan teknologi untuk mengkaji aspek metodologi dan teknik belajar yang efektif dan efisien. e. Evaluasi pendidikan; suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari psikologi pendidikan dan statistika untuk menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. f. Bimbingan dan konseling, suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari beberapa disiplin ilmu, seperti: sosiologi, teknologi dan terutama psikologi. Tentunya masih banyak cabang-cabang ilmu pendidikan lainnya yang terus semakin berkembang yang dihasilkan melalui berbagai kajian ilmiah. 3. Pendekatan filosofi Pendekatan filosofi yaitu suatu pendekatan untuk menelaah dan memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan menggunakan metode filsafat. Pendidikan membutuhkan filsafat karena masalah pendidikan tidak hanya menyangkut pelaksanaan pendidikan semata, yang hanya terbatas pada pengalaman. Dalam pendidikan akan muncul masalah-masalah yang lebih luas, kompleks dan lebih mendalam, yang tidak terbatas oleh pengala-man inderawi maupun fakta-fakta faktual, yang tidak mungkin dapat dijangkau oleh sains. Masalah-masalah tersebut diantaranya adalah tujuan pendidikan yang bersumber dari tujuan hidup manusia dan nilai sebagai pandangan hidup. Nilai dan tujuan hidup memang merupakan 50
Penekatan dalam Pembelajaran PAI … (Abdul Latif)
fakta, namun pembahasannya tidak bisa dengan menggunakan caracara yang dilakukan oleh sains, melainkan diperlukan suatu perenungan yang lebih mendalam. Cara kerja pendekatan filsafat dalam pendidikan dilakukan melalui metode berfikir yang radikal, sistematis dan menyeluruh tentang pendidikan, yang dapat dikelompokkan ke dalam tiga model: a. Model filsafat spekulatif adalah cara berfikir sistematis tentang segala yang ada, merenungkan secara rasionalspekulatif seluruh persoalan manusia dengan segala yang ada di jagat raya ini dengan asumsi manusia memliki kekuatan intelektual yang sangat tinggi dan berusaha mencari dan menemukan hubungan dalam keseluruhan alam berfikir dan keseluruhan pengalaman. b. Model filsafat preskriptif berusaha untuk menghasilkan suatu ukuran (standar) penilaian tentang nilai-nilai, penilaian tentang perbuatan manusia, penilaian tentang seni, menguji apa yang disebut baik dan jahat, benar dan salah, bagus dan jelek. Nilai suatu benda pada dasarnya inherent dalam dirinya, atau hanya merupakan gambaran dari fikiran kita. Dalam konteks pendidikan, filsafat preskriptif memberi resep tentang perbuatan atau perilaku manusia yang bermanfaat. c. Model filsafat analitik memusatkan pemikirannya pada katakata, istilah-istilah, dan pengertian-pengertian dalam bahasa, menguji suatu ide atau gagasan untuk menjernihkan dan menjelaskan istilah-istilah yang dipergunakan secara hati dan cenderung untuk tidak membangun suatu mazhab dalam sistem berfikir. (Sadullah, 1994; http://ululazmizabaz.blogspot.co.id/2011/03/pendekatan-dalampendidikan-islam_25.html ) Terdapat beberapa aliran dalam filsafat, diantaranya: idealisme, materialisme, realisme dan pragmatisme (Ismaun, 2001). Aplikasi aliran-aliran filsafat tersebut dalam pendidikan kemudian menghasilkan filsafat pendidikan, yang selaras dengan aliran-aliran filsafat tersebut. Filsafat pendidikan akan berusaha memahami 51
El-HiKMAH, Vol. 9, No. 1, Juni 2015
pendidikan dalam keseluruhan, menafsirkannya dengan konsepkonsep umum, yang akan membimbing kita dalam merumuskan tujuan dan kebijakan pendidikan.
4. Pendekatan Religius Pendekatan religi yaitu suatu pendekatan untuk menyusun teoriteori pendidikan dengan bersumber dan berlandaskan pada ajaran agama. Di dalamnya berisikan keyakinan dan nilai-nilai tentang kehidupan yang dapat dijadikan sebagai sumber untuk menentukan tujuan, metode bahkan sampai dengan jenis-jenis pendidikan. Cara kerja pendekatan religi berbeda dengan pendekatan sains maupun filsafat dimana cara kerjanya bertumpukan sepenuhnya kepada akal atau ratio, dalam pendekatan religi, titik tolaknya adalah keimanan. Pendekatan religi menuntut orang meyakini dulu terhadap segala sesuatu yang diajarkan dalam agama, baru kemudian mengerti, bukan sebaliknya. Terkait dengan teori pendidikan Islam, Ahmad Tafsir (2000), mengemukakan dasar ilmu pendidikan Islam yaitu Al-Quran, Hadis dan Akal. Al-Quran diletakkan sebagai dasar pertama dan Hadis Rasulullah Saw sebagai dasar kedua. Sementara akal digunakan untuk membuat aturan dan teknis yang tidak boleh bertentangan dengan kedua sumber utamanya (Al-Qur’an dan Hadis), yang memang telah terjamin kebenarannya. Dengan demikian, teori pendidikan Islam tidak merujuk pada aliran-aliran filsafat buatan manusia, yang tidak terjamin tingkat kebenaran-nya (http://ululazmi-zabaz.blogspot.co.id/2011/03/pendekatandalam-pendidikan-islam_25.html). Mengingat kompleksitas dan luasnya lingkup pendidikan, maka untuk menghasilkan teori pendidikan yang lengkap dan menyeluruh kiranya tidak bisa hanya dengan menggu-nakan satu pendekatan saja. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan holistik dengan memadukan ketiga pendekatan di atas yang terintegrasi dan memliki hubungan komple-menter, saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya. Pendekatan semacam ini biasa disebut pendekatan multidisipliner 52
Penekatan dalam Pembelajaran PAI … (Abdul Latif)
Dalam proses perencanaan pembelajaran terkandung juga kegiatan pendekatan yang akan dilakukan oleh seorang guru terhadap peserta didik, karena pendekatan sangat menentukan interaksi antara guru dan siswa. Pendekatan yang dapat digunakan secara garis besar adalah: a. Pendekatan imposisi atau ekspositoris yaitu pendekatan dengan ciri guru menyam-paikan materi pembelajaran dengan penuturan atau dengan melontarkan (ekspositoris) materi pembelajaran. Metode ini berkembang dari fakta empiris yang menyatakan bahwa manusia pada mulanya tidak memiliki ide atau pengetahuan apa-apa sebagaimana yang dikembangkan oleh John Locke dengan filosofi "Tabula Rasa" lalu guru bertindak sebagai supliyer ilmu kepada siswa. b. Pendekatan Teknologis yaitu pembelajaran dengan menggunakan perangkat (wares), baik berupa perangkat benda atau perangkat keras (hardware), misalnya Radio, Televisi, atau komputer dan perangkat program (software). c. Pendekatan Personalisasi yaitu pembelajaran dengan meengarahkan pada siswa untuk menentukan apa yang ingin dipelajari, sehingga yang bersangkutan mempertahankan keunggulan yang semula sudan dimiliki dan mengembangkannya sesuai dengan dasar-dasar yang sudah dimiliki. Dalam proses pembelajaran, siswa diarahkan pada prinsip saling membutuhkan, aktif dan jiwa kemandirian. Proses pembelajaran dengan pendekatan personalisasi didasarkan pada filosofi progresifistis yang berpandangan bahwa manusia pada asalnya adalah baik dan aktif. d. Pendekatan Interaksional yaitu proses pembelajaran dengan pola terjadinya interaksi yang seimbang antara guru dan siswa. Guru aktif dalam memberi rangsangan maupun jawaban, demikian juga siswa. Guru senantiasa melemparkan permasalahan yang terformat dalam media pembelajaran, sehingga siswa terlatih kemampuannya untuk memecahkan masalah melalui penggunaan argumentasi verbal.
53
El-HiKMAH, Vol. 9, No. 1, Juni 2015
e. Pendekatan konstruktivis yaitu proses pembelajaran dimana siswa melakukan preposisi yang sederhana dengan mengkonstruk pengertian terhadap dunia tempatnya hidup. Manusia membangun pengetahuan melalui interaksi dengan obyek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya. f. Pendekatan Inquiri adalah pemberian mateeri pembelajaran pada siswa untuk menangani permasalaha yang mereka hadapi ketika berhadapan dengan dunia nyata melalui proses penelitian. Siswa sebagai peneliti, maka ia harus melakukan prosedur mengenali permasalahan, menjawab pertanyaan, melakukan research dan investigasi dan menyiapkan kerangka berfikir, hipotesis, dan penjelasan kompatibel dengan pengalaman pada dunia nyata. g. Pendekatan Pemecahan Masalah yaitu pembelajaran dengan titik tekan untuk mengembangkan higher order thinking skills (kerangka ketrampilan berfikir tingkat tinggi) melaui proses solving atau pemecahan masalah. Pendekatan Pemecahan Masalah akan merangsang siswa mampu menjadi: 1) Eksplorer (mencari penemuan baru) 2) Inventor (mengembankan gagasan/ide dan pengujian baru yang inovatif 3) Desainer (mengkreasi rencana dan model baru) 4) Desicion maker (pengambil keputusan-melatih menetapkan pilihan yang bijaksana). 5) Komunikator (mengembangkan metode-teknik bertukar pemikiran dan berinteraksi) (Sumiati dan Asra, 2008: 4349) Dalam perspektif pembelajaran Qur'ani-ditemukan beberapa pola atau model pendekatan yang biasa dilakukan dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam adalah: a. Pendekatan Pengalaman yaitu pemberian pengalaman keagamaan kepada peserta didik dalam rangka penanaman nilai-nilai keagamaan baik secara individual maupun kelompok. Pengalaman adalah suatu hal yang sangat berharga dalam kehidupan manusia. Syaiful Bachri Djamrah 54
Penekatan dalam Pembelajaran PAI … (Abdul Latif)
menjelaskan bahwa pengalaman adalah ”guru tanpa jiwa, namun selalu dicari oleh siapapun juga” (Djamrah dan Zain, 1997:70). Metode mengajar yang dapat dipakai dalam pendekatan pengalaman, diantaranya adalah metode eksperimen (percobaan), metode drill (latihan), metode sosiodrama dan bermain peran, dan metode pemberian tugas belajar dan resitasi dan lain sebagainya. b. Pendekatan Pembiasaan. Pendekatan ini dimaksudkan agar seseorang memiliki kebiasaan berbuat hal-hal yang baik sesuai dengan ajaran agama Islam. Edi Suardi dalam bukunya, Pedagogik 2 (t.th.:123), menjelaskan bahwa ”kebiasaan itu adalah suatu tingkah laku tertentu yang sifatnya otomatis, tanpa direncanakan dulu, serta berlaku begitu saja tanpa dipikir lagi”. Pembiasaan adalah suatu tingkah laku tertentu yang sifatnya otomatis tanpa direncanakan terlebih dahulu dan berlaku begitu saja tanpa dipikirkan lagi. Pembiasaan pendidikan memberikan kesempatan kepada peserta didik terbiasa mengamalkan ajaran agamanya, baik secara individu maupun secara berkelompok dalam kehidupan sehari-hari (Djamrah dan Zain, 1997:70). Sebagai awal dalam proses pendidikan, pembiasaan merupakan cara yang sangat efektif dalam menanamkan nilainilai moral ke dalam jiwa anak. Nilai-nilai yang tertanam dalam dirinya ini kemudian akan termanifestasikan dalam kehidupannya semenjak ia mulai melangkah ke usia remaja dan dewasa.4 Pentingnya penanaman pembiasaan ini sejalan dengan sabda Rasulullah Saw yang artinya: Dari Umar bin Syuaib, dari bapaknya, dari kakeknya berkata Rasulullah saw bersabda: “Suruhlah anak-anak kalian untuk melaksanakan shalat ketika mereka berumur tujuh tahun; dan pukullah mereka apabila meninggalkannya ketika mereka berumur sepuluh tahun, dan pisahkanlah tempat tidur mereka”. (HR. Abu Dawud).
55
El-HiKMAH, Vol. 9, No. 1, Juni 2015
c. Pendekatan Emosional. Emosi adalah gejala kejiwaan yang ada dalam diri seseorang. Emosi tersebut berhubungan dengan masalah perasaan, karena itu pendekatan emosional merupakan usaha untuk mengubah perasaan dan emosi peserta didik dalam meyakini ajaran Islam serta dapat merasakan mana yang baik dan yang buruk (Ramayulis, 1994:129). Seseorang yang mempunyai perasaan pasti dapat merasakan sesuatu; baik perasaan jasmaniah, maupun perasaan rokhaniyah. Di dalam perasaan rokhaniyah tercakup perasaan intelektual, perasaan estetis dan perasaan etis, perasaan sosial dan perasaan harga diri. Peristiwa yang terjadi dalam kehidupan akan menjadi bangunan emosi atau perasaannya. d. Pendekatan Rasional adalah suatu pendekatan mempergunakan rasio (akal) dalam memahami dan menerima kebesaran dan kekuasaan Allah. Ajaran agama Islam sebagian harus diyakini tanpa ada interpretasi karena memang ajaran tersebut ”ghairu ma’qul”, tetapi dalam konteks yang lain terdapat ajaran yang harus dicerna dengan pendekatan rasio. Ayat-ayat yang berkaitan dengan penciptaan manusia, penciptaan alam semesta, kekayaan dan keragaman hayati dan aspek-aspek lain dari keindahan tata ruang angkasa membutuhkan kecermelangan rasio untuk memahaminya. e. Pendekatan Fungsional adalah usaha memberikan materi agama dengan menekankan pada segi kemanfaatan bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan tingkat perkembangannya. Pendekatan fungsional dilakukan di sekolah karena dinilai dapat menjadikan agama lebih hidup dan dinamis. Metode yang dapat digunakan dalam pendekatan ini adalah metode latihan, ceramah, tanya jawab, pemberian tugas dan demonstrasi. f. Pendekatan Keteladanan adalah memperlihatkan keteladanan, baik yang langsung melalui penciptaan kondisi, pergaulan yang akrab antara personal sekolah, perilaku pendidikan dan tenaga pendidikan lain yang mencerminkan akhlaq terpuji, 56
Penekatan dalam Pembelajaran PAI … (Abdul Latif)
maupun yang tidak langsung melalui suguhan ilustrasi berupa kisah-kisah keteladanan. (Ramayulis, 1994:181) Secara natural, seorang anak dibekali kemampuan untuk mengidentifikasi, mengasosiasi dan bahkan meniru apa yang pernah dilihat atau dijumpainya. Oleh sebab itu diperlukan public figur yang baik (berakhlaqul karimah) karena anak tersebut akan menjadikannya sebagai bahan rujukan untuk memerankan dirinya dalam kehidupan seharihari. Kecenderungan anak untuk belajar melalui peniruan menyebabkan pendekatan keteladanan menjadi sangat penting artinya dalam proses pembelajaran. Bahkan manusia pada umumnya senantiasa cenderung meniru yang lainnya. Rasulullah Saw merupakan teladan yang baik bagi umat Islam, sebagaimana yang dinyatakan Allah SWT dalam Al-Quran: ) ١٢:٣٣/ ( االحزاب۰ “Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu”. g. Pendekatan Terpadu adalah pendekatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran dengan memadukan secara serentak beberapa pendekatan, yaitu pendekatan keimanan (akidah), pengalaman (experient), pembiasaan, rasional (akliah), emosional (gejolak kejiwaan), fungsional (nilai kegunaan) dan keteladanan (uswah). Kesimpulan Keberhasilan dalam proses pembelajaran tidak terlepas bagaiman seorang guru mengemas perangkat pembelajarannya, karena yang sangat mempengaruhi dan menentukan berhasil tidaknya pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru tergantung bagaimana menerapkan pendekatan yang dapat menunjang strategi, metode, dan kesesuaian materi yang akan diajarkan. 57
El-HiKMAH, Vol. 9, No. 1, Juni 2015
Contextual teaching learning merupakan salah satu dari sekian banyak pendekatan dalam pembelajaran. CTL dalam pembelajaran PAI didasarkan pertimbangan bahwan PAI merupakan salah satu mata pelajaran pokok dari sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa, yang bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik serta memiliki akhlak mulia dalam kehidupannya sehari-hari, melalui pendekatan kontekstual diharapkan siswa dibawa ke dalam nuansa pembelajaran yang di dalamnya dapat memberi pengalaman dan wawasan yang berarti melalui proses pembelajaran yang berbasis masalah, penemuan (inquiri), independent learning, learning community, proses refleksi, pemodelan sehingga dari proses tersebut diharapkan mereka dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya, Pendekatan lain yang harus diperhatikan adalah aspek sains, filosofis dan religious. Kesemuanya dipadu dengan pendekatan spesifik dalam proses pembelajaran PAI menurut dasar-dasar keislaman yaitu pendekatan pengalaman, pembiasaan, emosional, rasional, fungsional, keteladanan, dan terpadu. Daftar Pustaka Al-Quran dan Terjemah , Yayasan Wakaf UMI, Cimanggis-Depok: SABIQ, 2009. Bachri Djamarah, Syaiful dan Aswan Zain, “Strategi Belajar Mengajar”, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 1997. Badruzaman, Ahmad. Strategi dan Pendekatan dalam Pembelajaran. Yogyakarta, Ar Ruuz, , 2006. https://risqinisa.wordpress.com/2011/01/05/pendekatan-ctldalam-pembelajaran-pendidikan-agama-islam/. Ismaun. Filsafat Ilmu I, (Diktat Kuliah), Bandung: UPI Bandung. 2001. Jawahir, Mochamad. Teknik dan Strategi Pembelajaran. Cendekia Press, Bandung. 2005. Muhibbinsyah, psikologi pendidikan, Bandung : PT Remaja ROSDAKARYA, 2010. 58
Penekatan dalam Pembelajaran PAI … (Abdul Latif)
Ramayulis, “Pengantar Ilmu Pendidikan Islam”, Jakarta, Kalam Mulia, 1994. Sadullah, Uyoh. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: P.T. Media Iptek1994. Saifullah, HA. Ali, Antara Filsafat dan Pendidikan: Pengantar Filsafat Pendidikan, Surabaya: usaha Nasional1983. Sanjaya, Wina. Pembelajaran dan Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Prenada Media Group, 2008. Suardi, Edi, Pedagogik 2, Cetakan ke- 2 ., Bandung: Angkasa, tt. Sumiati, Dra. dan Asra, M.Ed, Metode Pembelajaran, Bandung, CV. Wacana Prima, 2008. Sutisna, Oteng, Administrasi Pendidikan Dasar Teoristis untuk Praktek Profesional, Bandung, Angkasa, 1983. Tafsir, Ahmad Dr. Ilmu Pendidikan dalam Persfektif Islam. Bandung: Rosda Karya, 2002.
59