KONSTRUKSI SKALA SPIRITUALITAS REMAJA BERDASARKAN VIRTUES IN ACTION- INVENTORY OF STRENGTHS (VIA-IS)
SKRIPSI
Oleh: Raihana 201210230311030
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016
KONSTRUKSI SKALA SPIRITUALITAS REMAJA BERDASARKAN VIRTUES IN ACTION- INVENTORY OF STRENGTHS
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Muhamadiyah Malang Sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Oleh: Raihana 201210230311030
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016
KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya, shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Konstruksi Skala Spiritualitas Remaja Berdasarkan Virtues In Action- Inventory of Strengths” Penelitian skripsi ini diajukan untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang. Dalam penelitian skripsi ini tidak lepas dari hambatan dan kesulitan, namun berkat bimbingan, bantuan, saran dan kerjasama dari berbagai pihak, segala hambatan tersebut dapat teratasi dengan baik. Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat : 1. Ibu Dra. Tri Dayakisni, M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. 2. Bapak Dr. Latipun, M.Kes. selaku pembimbing I dan Bapak Ari Firmanto, S.Psi., M.Si. selaku pembimbing II yang selalu meluangkan waktu, membimbing serta memberi arahan yang sangat bermanfaat sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 3. Ibu Diana Savitri, S.Psi., M.Psi. selaku dosen wali yang sangat membantu dalam proses perkuliahan dari awal hingga selesainya studi. 4. Seluruh dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat selama peneliti melakukan studi di Universitas Muhammadiyah Malang. 5. Drs.H.Muslim dan Mariyana Maksum selaku orang tua tercinta yang mendukung memberikan dorongan dalam bentuk materil dan immaterial yang tidak pernah habis untuk mendukung peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Semoga kebaikan yang luar biasa dari kedua orang tua dibalas dengan nyata oleh Allah SWT. 6. Humaida, S.T dan Ahmad Imaduddin, S.Adm selaku kakak tercinta yang senantiasa memberikan dorongan dan motivasi untuk kelancaran penulisan skripsi. 7. SMAN 1 Samarinda dan Guru- guru yang telah memberikan izin bagi peneliti untuk melakukan penelitian. 8. Keluarga besar Tata Usaha Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang yang selalu memberikansemangat, motivasi, dorongan dan izin kepada peneliti dalam proses pengambilan data, serta rekan-rekan parttimer yakni Arifani Ridwan, Rizki Wira Paramita dan Nur Wulandari yang selalu memerikan semangat, mengingatkandan memberikan keceriaan disaat motivasi sedang menurun. Bahagia bisa bekerjasama dan menjadi keluarga bersama kalian.
iii
9. Teman-teman, sahabat seperjuangan Yasmin, Febi, Noratika, Intan, Rena, Roselina, Marini, Asjarul, Samudra yang selalu memberikan motivasi serta selalu mendengarkan keluh kesah peneliti dan menemani dalam proses penelitian selama ini. Semoga kebaikan dan pertemanan kita tetap dijaga seterusnya. 10. Teman-teman Psikologi A 2012 yang telah mejadi rekan dan menemani dalam proses studi selama ini. Semoga pertemanan kita tetap terjaga. 11. Teman-teman sebimbingan II Pak Ari Firmanto yang telah menjadi rekan dalam proses pengerjaan skripsi dari awal sampai terselesainya skripsi ini. Terima kasih atas bantuan dan dukungannya. 12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu dan memberikan dukungan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian skripsi ini tidak lepas dari kekurangan dan jauh dari kata sempurna, hal ini didasari keterbatasan yang dimiliki peneliti. Kritik dan saran sangat diharapkan untuk perbaikan penelitian skripsi ini, dengan besar harapan semoga skripsi yang ditulis oleh peneliti ini dapat bermanfaat khususnya bagi peneliti sendiri dan umumnya bagi pembaca. Malang, 26 Juli 2016 Peneliti
Raihana
iv
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................... i SURAT PERNYATAAN ..................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ......................................................................................................... iii DAFTAR ISI........................................................................................................................ iv DAFTAR TABEL ................................................................................................................. v DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... vi DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................................... vii ABSTRAK ............................................................................................................................ 1 PENDAHULUAN ................................................................................................................ 2 LANDASAN TEORI Pengertian Spiritualitas ................................................................................................... 6 Karakteristik Spiritualitas ................................................................................................ 8 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Spiritualitas ............................................................... 8 Aspek-aspek Spiritualitas................................................................................................ 9 Peran Spiritualitas terhadap perilaku Psikologi Positif lainnya ………………………...10 Pengembangan Instrumen………………………………………………………………..11 Perbandingan Instrumen VIA-IS dengan SPISCA……………………………………….11 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian....................................................................................................... 13 Subjek Penelitian ............................................................................................................. 13 Instrumen penelitian ........................................................................................................ 13 HASIL PENELITIAN Validitas Isi...................................................................................................................... 18 Validitas Konstrak........................................................................................................... 22 Validitas Kriteria.............................................................................................................. 26 DISKUSI...............................................................................................................................26 SIMPULAN DAN IMPLIKASI........................................................................................... 29 REFERENSI........................................................................................................ ................ 30
v
DAFTAR TABEL Tabel 1. Deskripsi subjek penelitian ................................................................................... 18 Tabel 2. Penentuan validitas butir internal konsistensi tahap I ........................................... 19 Tabel 3. Penetuan validitas butir internal konsistensi tahap II ........................................... 21 Tabel 4. Sebaran muatan faktor EFA .................................................................................. 23 Tabel 5. Sebaran muatan Faktor CFA................................................................................. 24 Tabel 6. Factor Loading. ..................................................................................................... 25
vi
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Bagan Prosedur Penelitian .................................................................................. 15
vii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Skala tryout SPISCA ...................................................................................... 33 Lampiran 2. Analisa validitas dan reliabilitas...................................................................... 40 Lampiran 3. Skala SPISCA.................................................................................................. 46 Lampiran 4. Data hasil penelitian ........................................................................................ 48 Lampiran 5. Hasil analisa faktor ......................................................................................... 52 Lampiran 6. Surat Izin Penelitian
viii
KONSTRUKSI SKALA SPIRITUALITAS REMAJA BERDASARKAN VIRTUES IN ACTION- INVENTORY OF STRENGTHS (VIA-IS) Raihana Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang
[email protected]
Pengembangan instrumen perlu dilakukan terutama dalam mengukur Characters Strengths khususnya pada remaja. Acuan dasar dalam pengembangan ini adalah menggunakan kajian psikologi positif dihimpun oleh peterson dan seligman yaitu VIA-IS Scale yang memiliki 24 aspek karakter yang salah satunya adalah spiritulitas. Adapun alasan melakukan pengembangan untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen yang berdasarkan dengan kondisi budaya Indonesia serta keabsahannya dengan menguji kesesuaian instrumen. Subjek penelitian 360 partisipan yang dipilih dengan teknik kuota sampling kepada siswa SMAN 1 Samarinda. Dilihat dari uji validitas isi diperoleh Internal Consistency dengan nilai 0,4290,825 dan koefisien alpha sebesar 0,906. Uji Validitas Konstrak dengan taraf reliabilitas 0,706 mendapatkan nilai KMO EFA sebesar 0,763 dengan (sig) sebesar 0,000. Uji analisis CFA dengan nilai factor loading terbesar pada faktor 1 yaitu tujuan dan makna hidup. Uji validitas konkuren diperoleh nilai korelasi VIA-IS dengan SPISCA yakni 0,537 memiliki tingkat signifikansi pada taraf 0,01. Sehingga kedua instrumen mampu mengukur variabel spiritualitas.
Kata Kunci: Pengembangan,Validasi, Spiritualitas pada Remaja
Development of instruments is necessary formeasuring Characters Strengths, especially in adolescents. The basic reference in this development is the use of psychological assessment positive compiled by Peterson and Seligman is VIA-IS Scale which has 24 aspects of characters, one of which is spirituality. The reasons for development to test the validity and reliability of the instrument based on the condition of Indonesian culture as well as the validity of the test the suitability of the instrument. The purpose of this research is to develop, measuring instruments and validity of spirituality based on Indonesian culture. The subjects of this research are 360 participants of SMAN 1 Samarinda by using quota sampling technique. The result of validity test shows the values of internal consistency between 0,4290,825 and coefficient alpha 0,906. Validity construct which reliability score amount 0,716 has KMO value analyzed by EFA about 0,763 (sig 0,000). The CFA analysis test with the langest loading factor comes to factor number1 which is the aim and the meaning of life. The concurrent validity tes shows the correlation values of VIA-IS and SPISCA by 0,537 with significancy level 0,01. Thus both instrument are capable to measure spirituality.
Keywords :Development, Validation, Spirituality in Adolescent
1
Spiritualitas bukan hanya berbicara tentang aspek ketuhanan. Berkaitan dengan pencerahan jiwa yang mampu memaknai hidup dan memberikan makna yang positif pada peristiwa di kehidupan dan melakukan perbuatan serta tindakan yang positif. Dalam diri individu memiliki karakter positif yaitu spiritualitas dengan tingkatan yang berbeda baik dari keagamaan, keyakinan serta pada tujuan hidupnya. Kekuatan tersebut merupakan trait positif yang dilihat melalui pikiran, perasaan dan perilaku individu. Aspek pada karakter tersebut berada dikalangan orangtua seperti lansia yang mencari kebahagiaan (Happiness), mencari kebermaknaan hidup (Subjective Well Being), keberfungsian spiritualitas dalam menghadapi kecemasan di masa akhir hidup. Khususnya di kalangan remaja agar mampu menghadapi coping, memiliki pengalaman- pengalaman spiritual yang baik, meningkatkan perilaku prososial. Konsep spiritualitas berhubungan dengan keyakinan, harapan, kebermaknaan hidup, ketuhanan, berhubungan dengan diri dan orang lain (Altruisme), serta pengampunan (Forgiveness) didasari dari apa yang diyakini serta sesuatu yang dianggap lebih besar dari dirinya serta bersifat universal yaitu nilai, makna, dan tujuan hidup seseorang yang tidak bergantung pada agama apapun yang dianut seseorang (Peterson & Seligman, 2004). Spiritualitas merupakan bagian dari religiusitas, yang memiliki keterkaitan yang sama namun tidak sama meskipun dalam konteks keduanya tidak dapat dipisahkan. Spiritualitas tidak terbatas pada aspek keagamaan saja melainkan kekuatan yang lebih besar dari diri dan religius adanya suatu keyakinan dan praktik ibadah sehingga memunculkan suatu ekspresi spiritual. Dalam arti, peran agama dapat membangun dan mengembangkan kualitas spiritualitas umatnya dan pendalaman spiritualitas dengan melalui pendekatan dan keyakinan agama masing- masing, sehingga memunculkan sebuah kesadaran pada diri. Seseorang tidak harus religius untuk menjadi orang yang spiritual namun agama merupakan ekspresi dari spiritualitas. Seseorang dikatakan memiliki spiritual adalah orang yang mampu sangat mempercayai kekuatan, kekuasaan, kepercayaan,dan keberadaan tuhan dibalik semua yang terjadi pada diri individu di dunia. Bagaimana seseorang dapat membuat kehidupan bisa lebih baik dan berarti dengan hubungan dengan yang lebih besar dari nya dengan sesama dan sebuah kebatinan yang memberikan dorongan bagi manusia untuk melakukan kebajikan bagaimana menghadapi dan memuliakan orang lain di luar dirinya. Trait tersebut dapat ditingkatkan melalui pengalaman dan aktivitas spiritual yang dilakukakan individu sehari-hari. pengalaman sebagai persepsi yang bersifat transenden dalam kehidupan sehari-hari dan persepsi tentang peristiwa transenden dalam kehidupan sehari- hari dengan mengekplorasi pengalaman tersebut, lebih menyadari kesalahan dan keterhubungan dengan Tuhan serta memiliki keyakinan bahwa pengampunan dan pertolongan dari yang lebih besar karena pengalaman merupakan aspek yang penting dalam mengukur spiritualitas. Karakter yang baik akan membuat individu menjadi lebih dekat kepada Tuhan sehingga dapat menemukan hikmah dan makna hidupnya sehingga individu dapat menikmati kebahagiaan dengan menemukan hikmah di balik peristiwa. Pengalaman pribadi akan membuat seseorang menemukan jalan masing-masing, Dengan itu akan menemukan sebuah makna di jalan hidupnya (Frankl, 2010).
2
Adapun beberapa hasil penelitian yang mendukung bahwa spiritualitas memiliki urgensitas di semua kalangan seperti cari hasil penelitian di Australia menunjukkan bahwa kegiatan spiritualitas memberikan manfaat pada lansia terhadap persepsi dukungan sosial (Moxey, 2010). Temuan lainnya, spiritualitas penting untuk kesehatan mental remaja. Hal ini menunjukkan bahwa dalam diri individu memiliki dimensi spiritualitas dan didalam dirinya memiliki kebutuhan untuk menyalurkan spiritualitas (Macgillivray, Sumsion & Nicholls , 2006). Perlunya menanamkan atau menerapkan nilai-nilai agama yang baik kepada diri sendiri maupun orang lain. Karena pendidikan spiritual di terapkan pada remaja sejak dini agar menjadi berakhlak baik, karena yang berakhlak akan membentuk moral remaja tersebut menjadi baik. Jika seorang remaja tidak dapat menanamkan spiritual didalam kehidupannya akan terjerumus ke dalam perilaku yang tidak baik. Spiritual terwujud dari keluarga, lingkungan, dan kehidupan sehari-harinya. Sebab jika remaja berada di keluarga yang baik yaitu mengajarkan tentang cara-cara berperilaku yang baik dalam bergaul, di lingkungan yang didalamnya hampir semua terdapat masyarakat yang baik yaitu masyarakat dapat memberikan contoh baik bagi remaja-remaja di sekitarnya, dan spiritual yang mendalam dapat membuat seorang remaja menjadi remaja yang berakhlak yang baik. Pada dasarnya karakter akan selalu didasari oleh spiritual dan mencakup religulitas yaitu pada keyakinan dan menjadi alasan tujuan hidupnya, itulah yang menjadi kekuatan seseorang untuk dapat bertahan serta menuju pada satu tujuan dan mengembangkan diri agar menuju ke kehidupan yang lebih baik dan terhindar dari hal- hal yang tidak baik serta mampu menguatkan diri saat berada situasi yang sulit juga pikiran bahwa apa yang sedang dihadapi saat ini selalu dapat di lewati dengan memberikan harapan kepada diri agar dapat menjadi lebih baik lagi. Dari fenomena yang sudah di jelaskan di atas, persoalan ini sangatlah penting di perbincangkan kedepannya untuk untuk perkembangan individu khususnya untuk remaja, karena bahwasanya terdapat pada diri individu kekuatan karakter pada dirinya, yang mana kekuatan tersebut bersumber pada keberadaan manusia sebagai makhluk yang spiritual. Karena Spiritualitas adalah dasar dari kekuatan dan keutamaan karakter manusia. Pembentukan spiritual bagi remaja pun sangat penting, sehingga perlu untuk mengoptimalkan kekuatan pada karakter individu dengan menimbulkan harapan yakni dengan adanya keteladanan yang bisa dijadikan contoh yang baik bagi remaja, baik itu di rumah, di sekolah dan juga di masyarakat, sehingga adanya ruang bagi remaja untuk dapat mengaktualisasikan dirinya. Oleh karena itu perlu untuk mengkaji spiritual pada penelitian untuk remaja saat ini agar dapat mengembangkan kualitas pada dirinya pada aspek tersebut dengan karakter yang sudah ada pada dirinya dengan sifat yang positif dengan mengasah pembentukan pribadi yang baik. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa spiritualitas merupakan cara membina hubungan yang baik dengan orang lain, mendefenisikan kesedihan dan kebahagiaan dalam kehidupan, sebuah coping terhadap masalah, serta nilai dan prinsip yang penting dalam kehidupan seseorang yang akhirnya mempengaruhi perkembangan kepribadian dan karakter individu, dengan kata lain dapat mempengaruhi spiritualitasnya (Lapsley, D.K, 2009).
3
Temuan lainnya menunjukkan bahwa peserta yang menggambarkan kepribadian agama yang baik dengan menanamkan banyak iman dalam pencipta sebagai penyelamatnya. Serta skor menunjukkan bahwa peserta melakukan ritual keagamaan dasar dan kombinasi keduanya iman dan ritual telah digunakan untuk dikelola stress, kecemasan dan depresi yang mereka alami. Ini adalah strategi coping religius yang digunakan oleh peserta yang di identifikasi dalam penelitian tersebut (Husni, 2014). Penelitian lainnya bahwa mendukung pengaruh penting dari agama dan spiritualitas di kalangan pemuda dan dalam masyarakat umum. Survei yang dilakukan menunjukkan bahwa dalam spiritualitas dan agama memiliki peran yang semakin penting dalam kehidupan. University of Pennsylvania menunjukkan bahwa 86% dari mereka yang berusia antara 11-18 tahun percaya bahwa agama adalah bagian penting dari kehidupan, Penelitian Sax, Keup, Gilmartin, dan Stolzenberg pada kepentingan siswa dan perubahan selama tahun pertama di perguruan tinggi juga mencerminkan kepedulian siswa tentang agama dan spiritualitas. Para peneliti di University of Massachusetts, bahwa tingginya minat siswa dalam kegiatan keagamaan dan spiritual dan melaporkan serta minat siswa dalam agama, relawan, dan kegiatan spiritual telah meningkat secara signifikan sejak peristiwa teroris 9/11 di Amerika (Dalton, 2006). Temuan lainnya menunjukkan bahwa keluarga dan rekan-rekan atau teman- teman memberikan pengaruh pada perkembangan spiritual pada remaja. Dalam sebuah studi longitudinal berdasarkan individu, orang tua, teman sebaya, sekolah, dan masyarakat, serta menemukan bahwa orang tua dan teman-teman sangat dipengaruhi perilaku keagamaan remaja, pengaruh tingkat negara lemah. Dalam studi mereka dari orang tua dan rekan dan teman, hubungan spiritual pada remaja dan dewasa muda menunjukkan bahwa orang tua dan teman sebaya, khususnya komunikasi ibu dan kasih sayang ayah, memfasilitasi pengembangan hubungan spiritualitas (Heatherton & Polivy, 2004) Dengan begitu banyak fenomena yang telah dijelaskan, berdasarkan tujuan penelitian sangat memerlukan pengembangan instrumen yang dapat dipercaya dan mampu mengukur kekuatan karakter tersebut. Mengungkap dan menarik kesimpulan pada sebuah penelitian yang berdasarkan melalui sebuah instrumen. Oleh sebab itu kemampuan sebuah instrumen dalam mengungkap data penelitian menjadi sebuah pertimbangan yang sangat penting karena instrumen sebuah alat yang digunakan untuk mengukur fenomena, memperoleh informasi dan pengambilan keputusan. Adapun yang harus di kembangkan dalam instrumen dengan memperhatikan kesesuaiannya melalui beberapa hal seperti tujuan desain objek dan metode serta sumber daya yang dimiliki. (Colton & Covert, 2007). Banyak sekali alat ukur yang dibuat dan dikembangkan oleh ilmuwan luar negeri. Bahwasanya alat ukur tersebut tidak bisa langsunng digunakan karena adanya perbedaan bahasa dan budaya. Oleh sebab itu perlu adanya adaptasi alat tes supaya lebih sesuai dengan bahasa dan budaya yang ada di Indonesia. Adaptasi seringkali dilakukan karena lebih mudah dari membuat alat tes sendiri. Mengadaptasi tes adalah cara yang efektif dalam merubah ke bahasa lokal, selain karena hanya terdapat sedikit dalam negara tersebut yang ahli dalam pembuatan alat tes dan dengan mengadaptasi dapat memberikan sebuah keyakinan terhadap tes yang sudah terkenal serta percaya akan hasil meskipun dalam bahasa yang berbeda. Perkembangan sebuah alat ukur di Indonesia sampai saat ini sangatlah kurang dikarenakan masih banyak alat ukur yang belum siap pakai dan dapat langsung digunakan. Kebutuhan alat 4
ukur untuk asesmen mendorong banyak orang yang tertarik untuk mengembangkan alat ukur dengan membuat sendiri alat ukur psikologis berdasarkan aspek- aspek pada teori yang ada atau melakukan adaptasi alat ukur yang telah dibuat oleh ilmuwan luar negeri yang menggunakan bahasa serta budaya yang ada disana, oleh karena itu alat ukur tersebut tidak bisa digunakan di Indonesia karena perbedaan bahasa dan budaya sehingga adaptasi tes diperlukan untuk mengembangkan alat tes yang banyak dibutuhkan di Indonesia yang disesuaikan dengan budaya dan di terjemahkan dalam bahasa Indonesia. Sebuah penelitian instrumentasi, hanya sedikit jurnal Indonesia yang memuat hasil penelitian mengenai validitas dan reliabilitas sebuah instrumen. Bahkan penelitian yang dipergunakan untuk melakukan pengembangan dan validasi untuk mengukur spiritualitas pada remaja belum di temukan. Instrumen Spiritualitas biasanya digunakan pada bidang Klinis pada dewasa madya, Sehingga nantinya diharapkan dapat berguna dibidang pendidikan khususnya bagi guru- guru di sekolah untuk menumbukan karakter yang positif pada remaja terutama pendidikan karakter yang dapat dilalui melalui intervensi- intervensi khusus untuk remaja nantinya. Psikologi tidak cukup sampai dengan mengenal konsepnya saja akan tetapi diperlukannya sebuah insrumen dalam melakukan pengukuran terhadap konstruk yang salah satunya adalah spiritual untuk mengukur kekuatan karakter pada setiap individu. Banyak sekali alat ukur saat ini tetapi masih dalam bentuk bahasa inggris dan di terjemahkan. Pengukuran pada pengembangan tersebut belum ada dilakukan penelitian saat ini di indonesia dengan mengukur satu variabel yaitu Spiritualitas. Sehingga diperlukan pengembangan instrumen yang memang harus dikembangkan yang sesuai dengan kondisi budaya pada masyarakat yang ada di indonesia. Dalam mengetahui spiritualitas remaja diperlukan sebuah alat ukur dengan melakukan pengembangan pada Instrumen untuk mengungkap dan mengetahui tingkatnya khususnya spiritual yang lebih mengkhususkan untuk konteks remaja karena sudah terlalu banyak pengukuran alat ukur pada konstruk tersebut pada orang dewasa karena pentingnya melakukan pengukuran pada remaja untuk mengetahui karakter positif yang sesungguhnya pada remaja hingga saat ini. Dengan demikian mengadaptasi instrumen yang berdasarkan dari VIA-IS (Virtues in Action- Inventory of Strengths) sebagai alat ukur yang berfungsi untuk mengukur karakter positif pada aspek spiritual. Banyak pengukuran- pengukuran yang mampu mengukur spirituitas, Adapun pengukuran saat ini yang mengukur spiritualitas diantaranya adalah SOI (Spirituallity Orientation Inventory) , Spiritual Well- Being sebanyak 20 item dengan nilai reliabilitas 0,890, Brief RCOPE (Religious Coping) sebanyak 21 item dengan Positive dan Negative coping 0,870 dan 0,780, dan Religious Orientation pada Intrinsic- Extrinsic Religious Motivation Scale sebanyak 20 item dengan nilai reliabilitas 0,850 dan 0,660. Namun alasan untuk memilih VIA untuk dijadikan pengembangan karena selain VIA jarang digunakan oleh peneliti lainnya dan skala ini khusus mengukur karakter- karakter positif khususnya pada remaja. Adapun alat ukur tersebut pada dasarnya dalam kondisi budaya yang berbeda yaitu barat sehingga diperlukan untuk mengembangkan instrumen yang lebih didasarkan pada berbasis budaya di Indonesia (Peterson & Seligman, 2004). Melihat adanya topik pengukuran pada saat ini pada instrumen tersebut sangatlah banyak dengan berbagai issue yang banyak dilakukan penelitian seperti hubungan spiritual dengan kebermaknaan hidup (Subjective Well Being), kesehatan jiwa, kesepian, dan kecemasan akan 5
tetapi banyak diteliti oleh dewasa, lansia dengan cara penelitian yang berbeda. Oleh karena itu untuk penelitian yang akan dilakukan ini lebih dikhususkan dengan menggunakan satu variabel saja dengan subjek yang jarang diteliti sebelumnya yaitu spiritualitas yang di dukung dengan fenomena- fenomena dikalangan remaja sehingga pengukuran ini lebih dispesifikan pada instrumen spiritualnya saja. Tujuan dari pengembangan ini adalah untuk untuk mengetahui kelayakan pada instrumen VIA dengan instrumen yang dibuat baru dalam mengungkap dan mengukur aspek spiritualitas pada remaja dan melihat reliabilitas dan validitas dari kedua instrumen dalam mengidentifikasi aspek tersebut. Alat ukur ini diharapkan dapat memudahkan dalam memahami dan mengukur lebih objektif pada aspek tersebut. Hasil dari penelitian akan penting serta membantu khususnya dibidang sosial untuk mengetahui bagaimana persoalan faktor faktor individu (internal) maupun yang berasal dari luar diri individu (eksternal) serta karakteristik dari spiritual itu sendiri yang harus ada pada diri individu. serta faktor-faktor dan karakteristik tersebut mampu mempengaruhi pola pikir dan berpengaruh terhadap individu, sehingga mampu merubah perilaku individu kearah perilaku yang adaptif maupun maladaptif dan adanya kultural budaya yang mempengaruhi kebutuhan juga perkembangan spiritual seseorang yang di aplikasikan melalui keluarganya sejak lahir, Manusia sebagai makhluk sosial multi interaksi sebagaimana mempunyai hubungan dengan Tuhan, hubungan dengan sesama manusia, dan hubungan dengan alam semesta. Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis, sekurangkurangnya dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan dan sosial untuk remaja. Manfaat secara praktis untuk lembaga pendidikan seperti guru- guru di sekolah yang membutuhkan instrumen characters strengths khusus remaja serta dosen dapat membantu untuk pengembangan ilmu psikologi dan memberikan ilmu baru, bagi pembaca memberi inspirasi bagi peneliti selanjutnya untuk dapat mengembangkan penelitian dengan tema yan g sama namun dengan variabel yang berbeda dan dibidang- bidang lainnya serta lebih menarik. Adapun tujuan dari validasi intrumen ini agar dapat digunakan untuk pengukuran, dan pengembangan serta pengevaluasian terhadap suatu instrumen.
Definisi Spiritualitas (Keagamaan, keyakinan, Tujuan) Spiritual berasal dari kata latin yaitu spiritus yang artinya hembusan atau nafas. Dalam artian bahwa terdapat sesuatu yang penting bagi kehidupan manusia yang memiliki suatu makna. Secara garis besarnya spiritual merupakan hubungan antar dirinya dengan nilai- nilai transedental (ketuhanan, kekuatan yang lebih besar) yang memberikan suatu makna dan tujuan hidupnya sehingga terdapat hubungan atau keterikatan dengan nilai- nilai yang lebih tinggi atau yang bersifat universal. Spiritual dan religiulitas mengarah pada kepercayaan dan perbuatan yang didasarkan dalam keyakinan yang mana adalah dimensi transenden dari sebuah kehidupan. Jadi spiritual merupakan sesuatu yang sakral didalam sebuah kehidupan dengan nilai transendensi serta memiliki hubungannya dengan pencipta (Peterson & Seligman, 2004). Terdapat etimologis dan alasan pengalaman untuk membedakan antara religiusitas dan spiritualitas. Religiusitas kata berasal dari kata latin yaitu religio, mengarah baik untuk kepercayaan dalam keberadaan ilahi atau lebih besar dari kekuatan manusia dan kepatuhan individu terhadap keyakinan dan ritual yang menunjukkan penyembahan dan penghormatan untuk wujud ilahi. Religiusitas yakni menggambarkan status individu dari penerimaan 6
keyakinan ditentukan terkait dengan menyembah sosok ilahi, dan partisipasi pada individu dalam masyarakat dan tindakan pribadi yaitu ibadah. Spiritualitas sebaliknya yaitu untuk menggambarkan kedua pribadi, hubungan intim antara manusia dan illahi, dan berbagai kebajikan yang dihasilkan dari hubungan itu. kebajikan yang diyakini untuk mewujudkan dalam mengejar kehidupan yang berprinsip dan kehidupan kebaikan (Peterson & Seligman, 2004). Berdasarkan perspektif Islam, Spiritualitas ialah kesadaran ruhani untuk berhubungan dengan kekuatan besar, merasakan nikmatnya ibadah (mistik), menemukan nilai-nilai keabadian, menemukan makna dan hidup dan keindahan, membangun kerkeharmonisan dan keselarasan dengan semesta alam dan dapat mengambil pesan di balik fakta, menemukan pemahaman yang menyeluruh, dan berhubungan dengan hal- hal yang gaib (Iman, 2014). Sehingga disimpulkan spiritual memberikan jawaban siapa dirinya dan bagaimana keberadaan dan kesadaran seseorang selama hidup. Agama memberikan jawaban apa yang harus dikerjakan seseorang dan tindakan dengan dapat mengikuti agama tertentu namun memiliki spiritual akan tetapi dalam menganut agama yang sama belum tentu memiliki tingkat spiritualitas yang sama. Suatu upaya pencarian, menemukan dan memelihara sesuatu yang bermakna dalam kehidupannya. Dengan makna, akan mendorong emosi positif baik dalam proses mencari, mengemukakan, mempertahankan. Dengan upaya yang kuat untuk mencari akan memunculkan sebuah dorongan yang meliputi kemauan untuk mencapai tujuan walaupun menghadapi rintangan diri luar dan dalam. Dorongan itu mencakup pada beberapa kekuatan karakter. Apabila sesuatu yang bermakna itu ditemukan maka karakter itu semakin kuat didalam diri nya. Oleh karena itu pada dasarnya manusia pasti memiliki keutamaan dan kekuatan karakter dalam dirinya yang mana kekuatan tersebut yang di himpun oleh peterson dan seligman yaitu trait psikologi positif, suatu kekuatan pada karakter diri timbulnya perpaduan perasaanperasaan positif yang memuaskan sehingga berpengaruh pada konsep pemikirannya menjadi senang dan bahagia karena dengan karakter tersebut, dapat menghasilkan pemikiran serta perasaan yang positif dalam situasi apa pun. Serta dapat melihat dari berbagai sisi sudut pandang dari hidupnya agar dapat memberikan nilai atau pengaruh yang baik di dalam kehidupannya. Salah satuya adalah spiritual yang merupakan bagian dari kekuatan karakter yang pada umumnya manusia memiliki kekuatan tersebut pada dirinya dalam menghadapi kehidupannya. Berdasarkan dari definisi operasional bahwa spiritualitas adalah hubungan intim antara diri, orang lain, alam, dan tuhan dengan berbagai nilai- nilai transenden yang dihasilkan dari hubungan tersebut dengan berbagai keyakinan dan kekuatan diri, kepercayaan tentang tujuan dan makna hidup serta menggambarkan status individu dari penerimaan keyakinanNya yang ditentukan terkait dengan penyembahan (ibadah) nya dalam tindakan pribadi.
7
Karakteristik Spiritualitas Karakteristik spiritualitas seseorang dapat diamati melalui hubungan dengan diri sendiri yaitu kekuatan dalam atau self relience dan sikap (percaya pada diri sendiri, percaya pada kehidupan atau masa depan, ketenangan pikiran harmoni dan keselarasan dengan diri sendiri). Hubungan dengan alam yaitu harmoni yang mana mengetahui tentang tanaman, pohon, marga satwa, iklim berkomunikasi dengan alam, mengabadikan dan melindungi alam. Hubungan dengan orang lain yaitu harmonis yang meliputi berbagi waktu, pengetahuan dan sumber secara timbal balik, mengasuh anak, orangtua, dan orang sakit, meyakini kehidupan dan kematian. Sedangkan tidak harmonis meliputi konflik dengan orang lain, dan resolusi yang menimbulkan ketidakharmonisan. Dan hubungan dengan ketuhanan yaitu agamis yang meliputi sembahyang (berdo’a atau meditasi), perlengkapan keagamaan, dan bersatu dengan alam yaitu merumuskan arti personal tentang tujuan keberadaannya di kehidupan, mengembangkan arti penderitaan dan meyakini hikmah dari suatu kejadian, menjalin hubungan positif dan dinamis melalui keyakinan, rasa percaya, dan cinta, merasa kehidupan yang terarah terlihat harapan (Achir & Hamid, 2000).
Faktor Faktor yang Mempengaruhi Spiritulitas Berdasarkan hasil penelitian terhadap anak- anak dengan empat agama yang berbeda, ditemukan bahwa mereka mempunyai persepsi tentang tuhan dan bentuk sembahyang yang berbeda menurut usia, seks, agama, dan kepribadian anak. Adapun tema utama yang diuraikan oleh semua anak tentang tuhan mencakup gambaran tentang tuhan yang bekerja melalui kedekatan dengan manusia dan saling berkaitan dengan kehidupan, mempercayai bahwa tuhan terlibat dalam perubahan dan pertumbuhan diri serta penuh kehidupan dan berarti, meyakini bahwa Tuhan mempunyai kekuatan dan merasa takut menghadapi kekuasaan tuhan. Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi spiritualitas yaitu (Hamid & Achir, 2000). : 1) Keluarga Peran orang tua sangatlah penting dalam menentukan perkembangan spiritual anak. anak belajar bukan dari apa yang diajarkan oleh orang tua kepada tentang Tuhan tetapi apa yang anak pelajari mengenai tuhan, kehidupan, dan diri sendiri dari perilaku orang tua mereka. Oleh karena keluarga merupakan lingkungan terdekat dan menjadi pengalaman pertama anak dalam mempersepsikan di kehidupannya karna pada dasarnya pandangan anak pada umumnya diwarnai oleh pengalaman mereka yang berhubungan dengan orang tua. 2) Etik dan Budaya Sikap dan keyakinan serta nilai pun dipengaruhi oleh latar belakang etnik dan sosial budaya yang pada umumnya seseorang akan mengikuti tradisi agama dan spiritual keluarga. Anak belajar pentingnya menjalankan kegiatan agama termasuk nilai moral dari hubungan keluara dan peran serta dalam berbaai bentuk kegiatan keagamaan. Perlunya memperhatikan apapun tradisi agama atau sistem kepercayaan yang dianut individu tetap saja pengalaman spiritual unik bagi setiap individu 3) Pengalaman hidup sebelumnya Pengalaman hidup baik yang positif maupun yang negatif dapat mempengaruhi sistem spiritual seseorang, sebaliknya dapat dipengaruhi juga oleh bagaimana seseorang mengartikan kegiatan spiritual kejadian atau pengalaman tersebut. Yang dapat 8
menimbulkan perasaan bersyukur kepada tuhan namun ada juga yang tidak peristiwa dalam kehidupan sering dianggap sebagai cobaan untuk menguji kekuatan iman seseorang. Aspek – aspek Spiritulitas Elkins melakukan penelitian dengan melibatkan beberapa orang yang mereka anggap memiliki spiritualitas yang berkembang (highly spiritual). Partisipan dalam penelitian ini diberikan pertanyaan menyangkut berbagai komponen spiritualitas (yang didapat dari studi teoritis berbagai literatur humanistik, fenomenologis dan eksistensialisme yang telah dilakukan sebelumnya) dan diminta untuk menilai komponen-komponen tersebut berdasarkan pengalaman dan pengertian pribadi mereka mengenai spiritualitas itu sendiri. Hasil dari penelitian ini mengarahkan Elkins. untuk sampai pada sembilan komponen dari spiritualitas yaitu Dimensi transenden. Individu spiritual percaya akan adanya dimensi transenden dari kehidupan. Inti yang mendasar dari komponen ini bisa berupa kepercayaan terhadap tuhan atau apapun yang dipersepsikan oleh individu sebagai sosok transenden. Individu bisa jadi menggambarkannya dengan menggunakan istilah yang berbeda, model pemahaman tertentu. Pada intinya penggambaran tersebut akan menerangkan kepercayaannya akan adanya sesuatu yang lebih dari sekedar hal-hal yang kasat mata. Kepercayaan ini akan diiringi dengan rasa perlunya menyesuaikan diri dan menjaga hubungan dengan realitas transenden tersebut. Adapun aspek- aspek spiritualitas (Elkins, 1988). yaitu: 1) Makna dan tujuan dalam hidup Individu yang spiritual memahami proses pencarian akan makna dan tujuan hidup. Dari proses pencarian ini, individu mengembangkan pandangan bahwa hidup memiliki makna dan bahwa setiap eksistensi memiliki tujuannya masing masing. Dasar dan inti dari komponen ini bervariasi namun memiliki kesamaan yaitu bahwa hidup memiliki makna yang dalam dan bahwa eksistensi individu di dunia memiliki tujuan. 2) Misi hidup Individu merasakan adanya panggilan yang harus dipenuhi, rasa tanggung jawab pada kehidupan secara umum. Pada beberapa orang bahkan mungkin merasa akan adanya takdir yang harus dipenuhi. Pada komponen makna dan tujuan hidup, individu mengembangkan pandangan akan hidup yang didasari akan pemahaman adanya proses pencarian makna dan tujuan. Sementara dalam komponen misi hidup, individu memiliki metamotivasi yang berarti mereka dapat memecah misi hidupnya dalam target-target konkrit dan tergerak untuk memenuhi misi tersebut. 3) Kesakralan hidup Individu yang spiritual mempunyai kemampuan untuk melihat kesakralan dalam semua hal hidup. Pandangan akan hidup mereka tidak lagi dikotomi seperti pemisahan antara yang sakral dan yang sekuler, atau yang suci dan yang duniawi, namun justru percaya bahwa semua aspek kehidupan suci sifatnya dan bahwa yang sakral dapat juga ditemui dalam hal-hal keduniaan. 4) Altruisme. Individu yang spiritual menyadari akan adanya tanggung jawab bersama dari masing-masing orang untuk saling menjaga sesamanya (our brother’s keepers). Mereka meyakini bahwa tidak ada manusia yang dapat berdiri sendiri, bahwamanusia terikat satu sama lain sehingga bertanggung jawab atas sesamanya. Keyakinan ini sering dipicu oleh kesadaran mereka akan penderitaan orang lain. Nilai humanisme ini diikuti oleh adanya komitmen untuk melakukan tindakan nyata sebagai perwujudan cinta altruistiknya pada sesama. 9
5) Kesadaran akan peristiwa tragis. Individu yang spiritual menyadari akan perlu terjadinya tragedi dalam hidup seperti rasa sakit, penderitaan atau kematian. Tragedi perlu terjadi agar mereka dapat lebih menghargai hidup itu sendiri dan juga dalam rangka meninjau kembali arah hidup yang ingin dituju. Peristiwa tragis dalam hidup diyakininya sebagai alat yang akan membuat mereka semakin memiliki kesadaran akan eksistensinya dalam hidup. Adapun aspek spiritualitas yang mengukur variabel- variabel lain. Salah satunya pada bentuk hubungan negatif adalah pada hasil penelitian hubungan spiritualitas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara kecerdasan spiritual dan perilaku menunda pada mahasiswa tingkat akhir di UPHS. Dengan kata lain, semakin tinggi kecerdasan spiritual, maka perilaku menunda akan semakin rendah. Hal sebaliknya, jika perilakumenunda semakin tinggi maka kecerdasan spiritual akan semakin rendah (Liling, Firmanto & Karin, 2013). Terdapat hubungan positif yang signifikan antara spiritualitas dengan resiliensi survivor remaja pasca bencana erupsi Gunung Kelud. Dengan tingkat spiritualitas survivor remaja berada pada kriteria tinggi, begitupula tingkat resiliensi survivor remaja pasca bencana erupsi gunung Kelud pada kriteria yang tinggi. Hasil analisis data tersebut telahmembuktikan hipotesis yakni semakin tinggi atau baik spiritualitas maka semakin tinggi, tingkat resiliensi survivor remaja pasca bencana, begitu sebaliknya semakin negatif spiritualitas maka semakin rendah tingkat resiliensi survivor pasca bencana erupsi Gunung Kelud artinya, keduanya memiliki korelasi positif yang saling mendukung satu sama lain, karena sama- sama memiliki tingkat yang tinggi. Artinya bahwa survivor remaja memiliki tingkat spiritualitas yang tinggi sehingga beresiliensi tinggi pula (Iman, 2014). Peran Spiritualitas terhadap perilaku Psikologi Positif lainnya Hubungan Spiritualitas dengan karakter positif lainnnya, Spiritualitas merupakan bagian dari virtue (karakter baik ) yang ada pada diri manusia. Aspek tersebut pada bagian transendensi yang meliputi penghargaan terhadap keindahan dan kesempurnaan, kebersyukuran atas segala hal yang baik, penuh harapan dan optimis dengan semangat yang besar dalam berorientasi ke masa depan dengan menikmati hidup dan selera humor yang baik. Dengan memberikan pemaknaan hidup yang baik, indah dan mengandung kesempurnaan, dapat membangun rasa syukur atas segala hal yang baik. Hidup dengan penuh harapan, dengan itu kita mampu memaknai adanya tujuan kehidupan dimasa depan. Menikmati hidup dan mempunyai selera humor yang baik dengan membuat orang dapat menjalani hidup yang penuh suka- cita. Pikiran- pikiran positif yang kita hasilkan dapat membantu menemukan kebaikan, dan kesempurnaan dalam hidup, dengan kenikmatan dan kepuasan hidup mampu menghasilkan semangat dan gairah yang besar dalam menghadapi hari demi hari. Daya- daya spiritual menjadi kekuatan untuk bertahan hidup dan konsisten pada satu tujuan. Daya tersebut yang mampu menguatkan diri ketika berada dalam keadaan yang sulit (Peterson & Seligman, 2004).
10
Pengembangan Instrumen VIA-IS merupakan instrumen yang mengukut kekuatan karakter pada orang dewasa yang terdiri 24 aspek karakter yang salah satunya adalah spiritualitas yang terdiri atas 10 item, dari 10 item sebagian di modifikasi dan menambah baru sesuai dengan konteks remaja di kota Samarinda. Pentingnya mengembangkan instrumen yang sudah ada karena item- item pada instrumen tersebut hanya sedikit sehingga diperlukannya untuk menguji kelayakan pada instrumen VIA dengan instrumen baru yang dikembangkan, karena instrumen memiliki peran yang sangat penting dalam suatu penelitian. Karena validitas yang diperoleh akan sangat ditentukan oleh kualitas yang digunakan. Adapun aspek- aspek yang dijadikan dasar pengembangan alat ukur ini adalah tujuan dan makna hidup, altruisme, transenden, penyembahan ibadah dalam tindakan pribadi (Religiousness), kesadaran akan adanya penderitaan, kesucian hidup (sacred of life). Aspekaspek tersebut dibuat berdasarkan dari teori- teori konseptual. Perbandingan Instrumen VIA-IS dan SPISCA Seperti yang kita tahu inteligensi, performansi kerja, kepemimpinan, kepribadian dalam diri manusia. Semua variabel tersebut dapat di ukur dengan dikuantifikasikan melalui prosedur pengukuran. Namun pengukuran pada aspek psikologi tidak dapat dilakukan langsung tetapi dapat dilakukan jika konstrak teoritik sudah diuraikan menjadi beberapa indikator keperlakukan yang jelas identifikasi dan definisi secara operasional. Kemudian indikatorindikator tersebut kemudian dijabarkan dalam bentuk item- item yaitu butir pernyataan yang ditulis dan disusun sedemikian rupa dengan mengikuti aturan tulis tertentu sehingga respon yang diberikan oleh seseorang terhadap kumpulan item- item tersebut, setelah di beri skor, dapat diinterpretasikan. Kumpulan item yang telah selesai di buat mengikuti aturan penulisan item dan telah disusun berdasar indikator merupakan instrumen ukur yang berwujud pengukuran seperti skala atau tes psikologi. Pengukuran tidak akan menghasilkan data yang valid dan reliabel bila item- itemnya tidak dikembangkan melalui indikator- indikator sebagai dari konsepnya itu sendiri dengan definisi yang jelas dan bila item- item nya tidak memiliki konsistensi internal. (Azwar,2011) Adapun pengukuran yang dikembangkan psikologi positif oleh Prof. Martin Seligman bahwa Psikologi Positif merupakan kekuatan dan keutamaan yang bisa membuat seseorang menjadi berhasil (dalam hidup atau meraih tujuan hidupnya) serta membuat hidupnya menjadi bahagia, Salah satu pusat utama dari pembahasan ini adalah pencarian, pengembangan kemampuan, bakat individu atau kelompok masyarakat dan kemudian membantu untuk mencapai peningkatan kualitas hidup (dari normal menjadi lebih baik, lebih berarti, lebih bahagia). Pada perkembangan yang lebih jauh, psikologi positif melakukan studi yang lebih intensif untuk mengembangkan alat ukur atau asesmen yang dapat mengukur seberapa baik karakter seseorang. Alat tersebut dikenal dengan VIA: Inventory of Strengths for Youth (VIA-Youth), berguna dalam menilai 24 karakter pada remaja usia 10-17 VIA-Youth terdiri dari 198 butir. Dan VIA- IS (Values in Action Inventory of Strengths) terdiri 240 butir, VIA- RTO (Values in Action Rising to the Occasion Inventory tentang mengungkap seberapa sering hal-hal yang berlawanan dengan kekuatan karakter, yang mana membandingkan tanggapan atau peniliaian 11
dari informasi orang lain. responden yang menanyakan seberapa sering mereka menemukan diri merekadalam penentuan kekuatan yang yang bersangkutan, Values in Action (VIA) Structured Interview (Peterson & Seligman, 2004). Sebagai klasifikasi dari kekuatan karakter, Peterson & Seligman membedakannya dalam tiga level konseptual : 1) Kebajikan (virtue) merupakan karakter utama yang dihargai oleh filsuf dan pemikir religious. Virtue bersifat universal, dalam proses perjalanan hidup virtue diyakini terus berkembang secara biologis dalam proses evolusi. Virtue harus ada pada individu agar ia dianggap memiliki karakter yang baik. Terdapat enam virtue yakni wisdom and knowledge,courage, humanity, justice, temperance dan transcendence. 2) Kekuatan Karakter adalah proses dan mekanisme psikologis yang mendefinisikan virtue. Kekuatan Karakter inilah yang membentuk jalan dalam menampilkan virtuenya. Kekuatan Karakter adalah trait positif yang terdapat dalam individu. 3) Situational themes merupakan situasi-situasi yang mendorong seseorang untuk menampilkan Kekuatan karakter dengan cara tertentu, sehingga Kekuatan karakter yang sama bisa ditampilkan secara berbeda. Adapun aspek VIA yang dijadikan untuk pengembangan dan pembanding adalah pada virtue transendence yaitu spiritualitas. Aspek tersebut terdapat 10 item dan mengembangkan item dengan membuat item yang serupa seperti VIA dengan memberikan nama instrumen yang baru yaitu SPISCA. Kelebihan skala VIA ini skala yang sudah teruji kevalidan dan reliabilitasnya serta dapat dipakai dan diadaptasi namun memiliki kekurangan dan kesulitan pada skala VIA yakni tidak memiliki aspek atau indikator yang jelas pada setiap item-item yang sudah ada. Hanya memiliki item- itemnya saja serta item- item tersebut hanya tersedia sedikit sehingga kurang untuk mengungkap kekuatan karakter spiritualitas pada remaja serta dalam 240 item, terdapat item- item secara terpisah dan acak sehingga tidak dapat langsung digunakan sehingga menjadi problem pada instrumen sebelumnya. Instrumen baru yakni SPISCA yang telah dikembangkan menjadi 18 item dengan beberapa literatur studi untuk menjadi pendukung dalam membuat kisi- kisi instrumen seperti mencari teori- teori dan aspek yang berdasarkan aspek spiritualitas. Sehingga membentuk enam aspek yaitu tujuan dan makna hidup, altruisme, kesadaran akan penderitaan, transenden, kesucian hidup, religius. Kelebihan dari SPISCA ini memiliki aspek dan indikator yang jelas dalam tiap- tiap itemnya dan lebih jelas menggambarkan pada aspek spiritualitasnya.
12
METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Berdasarkan Tujuannya, Penelitian ini menggunakan penelitian non - eksperimental dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kuntitatif yaitu untuk melakukan pengembangan alat ukur pada instrumen SPISCA pada aspek spiritualitas. serta mengetahui nilai validitas, reliabilitas dan kualitas dari item yang khususnya mengukur spiritual remaja. Menggunakan metode pengembangan model pengembangan teoritik berdasarkan dengan teknis uji validitas isi (content validity), uji validitas konstrak (construct validity) serta validitas berdasarkan kriteria (criterion-related validity) dengan metode validitas konkuren (concurent validty) (Azwar, 2011). membandingkan SPISCA dengan instrumen pembanding yang setara yaitu VIA-IS
Subjek Penelitian Populasi penelitian ini adalah siswa- siswi SMA Negeri 1 Samarinda yang masih aktif (terdaftar) menjadi pelajar disekolah tersebut. Populasi yang akan diteliti harus memenuhi karakteristik yaitu berstatus siswa/ pelajar yang berada di jenjang SMA dengan kalangan semua agama serta rentang usia 14-18 Tahun, kelas X- XI pada semester genap 2015/2016. Pada tahap pertama sebanyak 60 siswa dan pada tahap kedua 300 siswa sehingga total subjek pada penelitian ini sebanyak 360 partisipan. Jenis pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Non Prabability-kuota sampling adapun alasannya karena untuk menentukan sampel dari populasi yang sesuai dengan karakteristik subjek sampai jumlah (kuota) diinginkan. Dengan cara menentukan populasi, menetapkan jumlah (kuota), kemudian mengambil sampel sembarang pada populasi yang menjadi target hingga memenuhi patokan jumlah yang diinginkan. Menggunakan teknik ini untuk mendapatkan nilai validitas yang sesungguhnya (Sugiyono, 2012). Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan pada penelitian ini menggunakan dua buah skala yaitu, VIA-IS (skala pembanding). Skala yang berdasarkan VIA-IS merupakan instrumen yang dikembangkan dari konsep atas pengertian Peterson dan Seligman, kemudian di modifikasi dikembangkan item- item nya dalam pengembangan di VIA-IS dan SPISCA (instrumen baru) Kedua skala tersebut menggunakan model skala likert, respon jawaban mengindikasikan persetujuan terhadap item- item pernyataan. Pada penelitian ini skala likert dimodifikasi, dimana alernatif pilihan jawaban disusun menjadi empat respon yang terdiri dari pernyataan yang favorable (mendukung) dan unfavorable (tidak mendukung) terhadap objek sikap. Dalam mengukur spiritualitas disusun sendiri dengan menggunakan dimensi dari spiritualitas yaitu tujuan dan makna hidup, altruisme, transenden, penyembahan ibadah dalam tindakan pribadi (Religiousness), kesadaran akan adanya penderitaan, kesucian hidup (sacred of life) dengan model Skala Likert yang alternatif penilaian skala terdiri dari SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju).
13
Penilaian dilakukan dengan cara memberikan skor 4 bila menjawab sangat setuju, skor 3 bila menjawab setuju, skor 2 bila menjawab tidak setuju, dan skor 1 menjawab sangat tidak setuju. Dalam instrumen ini seseorang dikatakan memiliki spiritual dengan kategori tinggi ketika memberikan jawaban setuju (pernyataan mendukung), dan tidak setuju (pernyataan tidak mendukung) pada minimal 5 item dari aspek tersebut dan dikatakan kategori rendah pada spiritualnya dengan total kurang dari 5 item pernyataan. Teknik Skoring alat ukur Spiritualitas dengan aturan yaitu respon jawaban yang diberikan pada skala SPISCA di-coding dengan skor 4-1 untuk item favorable dan item unfavorable diberi skor kebalikannya. Setelah melakukan coding seluruh item dijumlahkan untuk memperolah skor total. Skor tinggi menandakan bahwa subjek memiliki spiritualitas yang tinggi. Sementara skor rendah menandakan subjek memiliki spiritualitas rendah. Menjadi perhatian penting dalam kajian psikologi positif, khususnya VIA yang menjadi salah satu Character Strengths. Instrumen VIA merupakan sekumpulan skala yang mengungkap aspek- aspek perilaku positif yang dibuat oleh Peterson dan Seligman sebagai alat ukur yang berfungsi untuk mengukur karakter positif pada remaja. Yang selanjutnya akan dibuktikan dengan melakukan uji validitas dan reliabilitas untuk instrumen spiritual pada remaja. Sehingga diharapkan nantinya agar menjadi alat ukur yang mempunyai validitas dan reliabilitas yang baik dan valid sehingga dapat mengungkap karakter spiritual remaja. Terdapat 240 item VIA dikelompokkan sesuai dengan 24 aspekaspeknya secara berurutan. Pada penelitian ini, menggunakan aspek spiritual yang terdiri dari 10 item kemudian dilakukan pengembangan sehingga membuat item baru sebanyak 24 item. Penambahan item berdasarkan dari berbagai teori, aspek serta dimensi mengenai spiritual.
14
Prosedur dan Analisa Data Penelitian
TAHAP
TAHAP
PERSIAPAN
PELAKSANAAN
Penentuan Variabel
TAHAP ANALISA
Penyebaran Skala
Menyusun dan memahami konstruk
Uji Reliabilitas
Analisa Faktor
Membuat kesepakatan kepada pihak SMAN 1
Mencari studi literatur
CFA
PCA
EFA
LIKELIHOOD
Merakit pernyataan Factor Loading
Menentukan Model
Concurent Validity
Gambar 1. Bagan Prosedur Penelitian Prosedur awal penelitian ini adalah tahap persiapan yaitu menemukan dan memahami konstruk terlebih dahlu pada aspek yang akan diteliti dengan mencari literatur untuk merumuskan item kemudian membentuk definisi operasional setelah mengumpulkan teoriteori konseptual. Proses selanjutnya, merancang model skala yang akan digunakan dalam penyusunan skala. Adapun skala yang digunakan adalah Likert, alasannya yaitu pada model skala likert terdapat tiga respon yaitu skala tiga, skala empat, dan skala lima. Adapun alasan memilih skala empat dalam pengembangan alat ukur ini yakni pilihan respon empat mempunyai variabilitas respon lebih baik dibandingkan skala respon lainnya yang mampu mengungkap lebih maksimal perbedaan sikap responden. Selain itu juga tidak ada peluang bagi responden untuk bersikap netral sehingga memaksa subjek untuk menentukan sikap terhadap pernyataan dalam instrumen. Meskipun skala lima lebih baik akan tetapi terdapat kecenderungan pada subjek untuk memilih alternatif tengah sebagai yang paling dianggap paling aman (cukup, netral, ragu- ragu) (Widoyoko,2012).
15
Bila dibandingkan dengan model lain seperti Guttman yang berfokus hanya mengukur satu dimensi saja dari satu variabel yang multi dimensi dan skala ini bisa menjadi tidak mungkin menjadi dasar yang efektif baik untuk mengukur sikap terhadap objek yang kompleks (Nasir,2013). Tahap persiapan merakit pernyataan yaitu pada aspek dan sebaran item yaitu melakukan pengembangan item baru sebanyak 24 item dengan berdiskusi dosen pembimbing. Setelah mendapat pemeriksaan dalam perakitan item dan revisi telah dilakukan, melakukan uji keterbacaan item (Internal Konsistensi) yang berfungsi untuk menyeleksi item yang tidak dan valid. Pada uji tersebut meliputi dua proses yaitu analisa kualitatif dan kuantitatif. Analisa kualititatif yaitu melibatkan judgement (panelis) untuk memeriksa dan memberikan kritik, saran pada sebaran item yang akan digunakan saat penelitian. Panelis adalah yang berkategorikan 13 orang teman- teman penulis yang sama- sama akan melakukan penelitian pengembangan alat ukur. Pada Uji kuantitatif Melakukan pengujian skala SPISCA dan VIAIS dengan metode Try Out. Adapun pelaksanaan try out I tahap I dilakukan dimalang pada tangal 04 April 2016 dan tahap II Pada tanggal 22 April 2016 untuk dilakukannya uji internal konsistensi. Setelah data Try Out diperoleh, melakukan input data dan menguji dengan menggunakan SPSS 21.0. Setelah data diketahui validitas dan reliabilitas, merakit pernyataan kembali dengan reduksi item dan menyusun baru. Pada tahap pelaksanaan melakukan pengambilan data pada try out II Membuat kesepakatan kepada pihak SMA Negeri 1 kota Samarinda untuk melakukan penelitian sebelum rangkaian class meeting dan ujian akhir semester serta liburan semester. Kemudian penetapan tanggal pelaksanaan penelitian dilakukan pada tanggal 12 Mei 2016 dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 300 partisipan dengan mempersiapkan skala secara keseluruhan yang akan digunakan untuk penelitian dengan menentukan populasi berdasarkan kriteria. Membagikan kedua skala yang berisikan item- item yang telah valid kepada subjek penelitian dalam hal ini adalah siswa- siswi SMA Negeri 1 Samarinda. Adapun dalam pengambilan data penelitian diambil perwakilan beberapa kelas pada setiap jenjangnya. Sampel pada kelas pada jenjang kelas X diambil dari kelas X diambil dari kelas X-1, X-3, X-7, X-2, X-7, X-8, X-6, Serta sampel dari jenjang kelas XI diambil dari XI- 3, XI- 7, XI- 4, XI- 8, XI- 6, XI- 5, XI-9 XI IPS 2. Analisa pada tahap awal dilakukan analisis dengan metode Reliability Analysis untuk mengetahui nilai Cronbach’s Alpha. Analisa data tahap kedua menggunakan teknik analisis faktor jenis Exploratory Factor Analysis (EFA) untuk menguji kekuatan item-item membentuk faktor. Analisa data tahap ketiga menggunakan teknik analisis faktor jenis Comfirmatory Factor Analysis (CFA) untuk menguji faktor membentuk variabel (kesesuaian konsep). Analisa data yang terakhir dengan melakukan uji korelasi antara skala VIA dengan skala SPISCA dengan menggunakan Bivariate Correlation untuk mengetahui hubungan VIA dengan instrumen yang serupa yaitu SPISCA. Analisa data menggunakan SPSS 21.0. Uji validitas menggunakan tiga kategori yakni validitas isi, validitas konstrak, dan validitas berdasarkan kriteria. Pada uji validitas isi untuk melihat dari penyusunan item secara konseptual dengan metode analisis rasional, apakah item SPISCA telah mengungkap atribut yang diukur yaitu spiritualitas pada remaja, ini juga bertujuan untuk menentukan relevansi dari isi instrumen. Pada tahap uji validitas butir, akan dilihat nilai konsistensi internal SPISCA lalu mereduksi item yang tidak valid. Hal demikian dengan melihat hasil dari nilai Corrected Item- Total Correlation ≥ 0,30. Jika ada item yang tidak valid yaitu ≤ 0,30 maka harus dilakukan reduksi item (ekstraksi). Kemudian item yang sudah valid dilanjutkan 16
dengan uji reliabilitas. Reliabilitas item diuji dengan melihat koefisien Alpha dengan melakukan Reliability Analysis, akan dilihat nilai Cronbach’s Alpha ≥ 0,70. Pada uji validitas konstruk melakukan uji analisa faktor yang meliputi 2 proses yaitu pada tahap pertama dilakukan dengan teknik analisis faktor jenis Exploratory Factor Analysis (EFA) dengan melihat nilai Kaiser Mayer Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMOMSA) akan menjadi indikator untuk kesesuaian analisis faktor, dengan nilai minimal 0,5. Selanjutnya melihat hasil dari Anti- Image Correlation untuk mengetahui bahwa item mampu membentuk faktor dengan nilai ≥ 0,70. Kemudian dilanjutkan dengan analisis keterbentukan item dalam suatu faktor dengan melihat nilai Rotated Component Matrix- Varimax yang tertinggi untuk mengetahui banyaknya faktor yang terbentuk dan melihat setiap item yang membentuk faktor. Tahap terakhir dilakukan dengan teknik analisis faktor jenis Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan melakukan “confirmatory” terhadap kesesuaian pada teori konseptual yang telah dibuat dengan kedudukan faktor membentuk variabel tersebut dengan menggunakan dua metode yakni Principal Component dan Maximum Likelihood untuk menguji hasil dengan menggunakan metode yang berbeda, selanjutnya menghitung factor loading. Adapun yang dianalisis adalah penjumlahan dari item yang mana diantaranya bisa memilih antara konstruksi yang sudah dibuat, PCA, atau, likelihood. Pada uji validitas berdasarkan kriteria (concurrent validity), VIA-IS dibandingkan dengan SPISCA menggunakan teknik analisa data uji korelasi Pearson Product moment untuk mengetahui hubungan arah antara kedua instrumen.
17
HASIL PENELITIAN Adapun deskripsi subjek sesuai dengan kriteria penelitian. Berikut sebagaimana tabel 1 : Tabel 1. Karakteristik Subjek Penelitian Kategori
Frekuensi
Presentase
Mean 55,97
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
99 201
33% 67%
Usia
14-15 16-18 X SMA XI SMA
117 183 135 165
39% 61% 45% 55%
Islam Kristen Protestan Katolik Hindu Buddha
258 25
86% 8%
11 3 3
4% 1% 1%
Kelas
Agama
Standart Deviasi 4,205
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 300 subjek penelitian ini jumlah responden yang memiliki jenis kelamin laki-laki sebanyak 99 orang (33%) dan responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 201 orang (67%). Rentang usia 14-15 sebanyak 117 orang (67%) dan usia 16-18 sebanyak 183 orang (61%). Jika dilihat dari kelas, subjek yang memiliki kelas X sebanyak 135 orang (45%) dan kelas XI sebanyak 165 orang (55%). Jika dilihat dari agama, subjek yang memiliki agama islam sebanyak 258 orang (86%), Kristen sebanyak 25 (86%), Katolik sebanyak 11 (4%), Hindu sebanyak 3 (1%), Buddha sebanyak 3 (1%). a. Penentuan Validitas Isi (Uji Internal Consistency) Setelah mendapatkan ACC dari dosen pembimbing satu dan dua, peneliti melakukan uji coba item pada tahap I dan II pada 30 subjek yaitu remaja yang berusia 14-18 tahun sebanyak 20 item dan 24 item bertempat di malang. Berdasarkan hasil Tryout yang dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan SPSS 21.0 for Windows. Dari uji validitas item- item pada skala SPISCA yang dilakukan sebanyak 2 kali diperoleh 6 item gugur dari 24 item yang ada. Sehingga menyisakan 18 item dengan indeks validitas antara 0,829- 0,825. Sedangkan reliabilitas dengan menggunakan Alpha Cronbach sebesar 0,906. Hal ini dapat disimpulkan bahwa instrumen SPISCA yang dipakai dalam penelitian ini reliabel jika dibandingkan dengan syarat cronbach alpha yaitu 0,6 atau 60% (Priyatno, 2011)
18
Instrumen yang dikembangkan digunakan khusus untuk remaja baik dikalangan semua agama yang dianut dalam mengungkap karakter individu di aspek spiritualitas. Berikut hasil pengembangan sebagaimana tabel 2 berikut: Tabel 2. Penentuan Validitas Butir (Internal Consistency) Tahap I Pernyataan Saya mempunyai tanggung jawab dalam menjalani hidup. (F) * Saya berpegang teguh dengan prinsip hidup saya. P2 (F) * Saya dapat mengambil hikmah dari suatu ujian yang P3 saya dapatkan di hidup ini. (F) * Bagi saya kehidupan di akhirat lebih baik di banding P4 di dunia. (F) * Saya percaya akan ketentuan dan ketetapan sang P5 pencipta di hidup ini. (F) * Saya menghadiri kajian tentang keagamaan secara P6 rutin. (F) * Saya berinteraksi dengan baik agar tetap mengingat P7 sang pencipta (F) Saya takut akan kematian. (UF) * P8 Apa yang saya jalani selama hidup ini belum baik. P9 (UF) P10 Mampu berinteraksi dengan baik pada orang lain. (F) P11 saya menghormati setiap perbedaan kepercayaan yang dianut oleh orang lain. (F) P12 kebahagiaan yang saya dapatkan bersumber dari sang pencipta (F) P13 Saya mementingkan kehidupan duniawi saja. (UF) P14 Saya sadar bahwa apa yang saya miliki selama ini hanya bersifat sementara. (F) * P15 Selama di kehidupan Saya berusaha menjadi orang yang lebih baik. (F) P16 Ketika teman mengajak untuk bakti sosial saya menghindarinya. (UF) * P17 Kitab suci merupakan pedoman utama buat saya di dalam kehidupan. (F) P18 Sampai saat ini saya sulit untuk menjaga keimanan yang saya jaga. (UF) P19 Saya percaya sang pencipta selau bersama saya. (F) P20 Hidup saya sampai saat ini belum memiliki tujuan hidup yang jelas. (UF) Keterangan : tanda (*) item yang tidak valid P1
I-T (I) .230
I-T (II)
I-T (III)
.383
.301
.274
.316
.256
I-T (IV)
.043 .088 . .084 .439
.454
.441
.414
.039 .386
.384
.366
.379
.471
.515
.502
.488
.390
.467
.465
.449
.744
.738
.733
.442 .018
.553
.553
.694 .590
.415
.479
.487
.474
.516
455
.445
.453
.319
.382
398
.422
.309
.338
.352
.357
.375
.362
.388
.384
.108
Pada skala SPISCA dalam uji coba pertama sebanyak 20 item terdapat nilai reliabilitas 0,686 dan nilai internal konsistensi yang berkisar antara -0,349- 0,471. Lalu dilakukan reduksi dan pengujian yang kedua terdapat item yang gugur yaitu sebanyak 7 item dan tersisa 13 item 19
dengan nilai reliabilitas 0,791 dan nilai validitas yang berkisar antara 0,256-0,738. Kemudian melakukan reduksi item dan melakukan pengujian yang ketiga terdapat 1 item dan tersisa 12 item dengan nilai reliabilitas 0,789 dan nilai internal konsistensi 0,274-0,733. Langkah terakhir melakukan reduksi item dan pengujian yang keempat terdapat 1 item yang gugur dan tersisa 11 item dengan nilai reliabilitas 0,788 dan internal konsistensi 0,357- 0,694.
20
Melakukan tryout kedua. Berikut hasil pengembangan sebagaimana tabel 3 berikut: Tabel 3. Penentuan Validitas Butir (Internal Consistency) Tahap II Pernyataan I-T (I) .406 P1 Saya berpegang teguh dengan prinsip hidup saya. (F) P2 Saya mampu menerapkan ilmu- ilmu yang saya dapatkan .577 selama hidup ini pada orang lain. (F) P3 Saya sadar apa yang saya miliki selama hidup ini hanya .355 bersifat sementara. (F) .121 P4 Ketika terdapat acara bakti sosial, saya melewatinya saja. (UF) * P5 Saya mampu memberikan inspirasi (visi dan misi hidup saya) .447 terhadap orang lain. (F) P6 Saya tetap konsisten Terhadap apa yang saya yakini (tuhan) .647 sekarang. (F) P7 Saya tidak mampu menemukan makna di balik peristiwa yang .114 terjadi dalam kehidupan saya (UF)* P8 Saya berinteraksi dengan baik kepada tuhan agar selalu .578 mengingatnya (F) P9 Saya memiliki pandangan positif terhadap kehidupan saya. (F) .794 P10 Saya sulit menemukan kebenaran dan kenyataan yang menjadi .011 dasar kehidupan sehari-hari saya (UF) * P11 Saya mampu membangkitan motivasi- motivasi untuk tetap .533 konsisten terhadap kepercayaan yang saya yakini (F) P12 Saya sulit untuk menjaga kepercayaan saya kepada tuhan. .228 (UF) * P13 Saya menerapkan nilai- nilai agama di kehidupan sehari- hari .579 (F) .403 P14 Saya tidak mampu berpikir tentang segala sesuatu diluar materi fisik dan panca indra manusia. (metafisika) (UF). P15 Saya dapat mengambil hikmah dari masalah yang didapatkan .713 selama hidup ini. (F) .658 P16 Kebahagiaan yang saya dapatkan bersumber dari tuhan. (F) P17 Saya mempunyai tanggung jawab dalam menjalani hidup. (F) .452 P18 Saya sulit memilah mana yang baik dan mana yang buruk dalam tindakan saya sehari-hari. (UF)* .122 P19 Saya menghormati setiap perbedaan kepercayaan (tuhan) .683 antar sesama. (F) P20 Saya tetap bahagia dalam situasi apapun tanpa bergantung .624 pada situasi. (UF) P21 Saya memilki kekuatan lain (supranatural) diluar kemampuan .517 saya. (F) .540 P22 Saya merasa bermanfaat bagi orang lain (F) P23 Selama saya hidup saya berusaha menjadi orang yang lebih .354 baik. (F)* P24 Saya tidak tertarik menghadiri kajian tentang keagamaan. .530 (UF) 21
I-T (II) .491 .624 .434
I-T (III) .480 .627 .437
.489
.489
.623
.601
.617
.620
.832
.825
.600
.621
.592
.583
.416
.429
.766
.758
.720 .536
.719 .537
.662
.749
.662
.671
.519 . 566 .261
.526
.496
.495
.549
Keterangan : tanda (*) item yang tidak valid Adapun melakukan uji coba kembali dikarenakan ragu akan item- item pada tahap I Sehingga melakukan perbaikan pada item dengan mengganti beberapa item, menambah item, dan memperbaiki beberapa item yang telah dibuat. Kemudian melakukan penyebaran instrumen kembali pada tahap II dengan sebanyak 24 item yang diuji cobakan dan total subjek pada try out yang telah dilakukan adalah 60 Subjek. Pada pengujian pertama terdapat item yang gugur sebanyak 5 item dengan indeks .011-.794, melakukan reduksi item dan pengujian ulang kembali terdapat satu item yang gugur dengan nilai .261-832, pengujian kembali terdapat 18 item yang dapat digunakan untuk pengembangan instrumen dengan nilai indeks sebesar .437-.825 dengan Cronbach’s Alpha .906. Hal ini membuktikan bahwa instrumen ini memiliki tingkat validitas dan reliabilitas yang memadai. b. Validitas Konstrak (Try Out II) 1. Uji reliabilitas Berdasarkan pengembangan yang diperoleh dari beberapa hasil penelitian serta kajian terkait aspek spiritualitas, maka dibentuklah 18 item pernyataan pada instrumen yang mengukur spiritualitas. Dari hasil uji coba turun lapang yang dilakukan, dilakukan uji reliabilitas untuk mengetahui konsistensi pada alat ukur di keseluruhan item pada satu variabel. Diperoleh Cronbach Alpha 0,706 yang mengindikasikan tingkat kehandalan atau reliabilitas yang cukup tinggi. Analisa data pada tahap awal dilakukan analisis dengan metode Reliability Analysis untuk menguji validitas item- item dan reliabilitas SPISCA. Pada uji validitas isi (content validity) untuk melihat dari penyusunan item secara konseptual yang berkompeten apakah item SPISCA telah mengungkapkan atribut yang diukur yaitu spiritual remaja, ini juga bertujuan untuk menentukan relevansi dan konsisten dari isi instrumen. Adapun menguji normalitas data yang berfungsi untuk Uji normalitas penting dilakukan untuk mengetahui normalitas sebaran data penelitian. Hasil yang diperolah pada kolmogorov smirnov dengan sig 0,02 >0,05. Hal ini membuktikan sebaran data tidak normal.
22
2. Analisa Faktor Setelah melakukan uji coba I yang dilakukan dalam menguji dan menemukan diskrimanasi item melalui internal consistency sekaligus melihat nilai reliabilitas instrumen. Langkah Selanjutnya dilakukan analisa teknik Explatory Factor Analysis. Berikut hasil sebagaimana tabel 4 berikut: Tabel 4. Sebaran Muatan Faktor Explatory Factor Anaysis (EFA) Item Pernyataan
P1 P4 P7 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P18 P3 P5 P17 P2 P9 P8
Anti Image Matriks Saya berpegang teguh dengan prinsip hidup saya .755 Saya mampu memberikan inspirasi (visi dan misi .824 hidup saya) terhadap orang lain Saya mampu menerapkan ilmu- ilmu yang saya .795 dapatkan selama hidup ini pada orang lain Saya berinteraksi dengan baik kepada tuhan agar .824 selalu mengingatnya Saya berpegang teguh dengan prinsip hidup saya .800 Saya mempunyai tanggung jawab dalam .755 menjalani hidup Saya dapat mengambil hikmah dari masalah .762 yang didapatkan selama hidup ini Saya mampu membangkitan motivasi- motivasi .747 untuk tetap konsisten terhadap kepercayaan yang saya yakini Saya memilki kekuatan lain (supranatural) diluar .710 kemampuan saya Saya merasa bermanfaat bagi orang lain .772 Kebahagiaan yang saya dapatkan bersumber dari .793 tuhan.
Factor Loading
Saya sadar apa yang saya miliki selama hidup ini .689 hanya bersifat sementara Saya tetap konsisten Terhadap apa yang saya .688 yakini (tuhan) sekarang Saya menghormati setiap perbedaan kepercayaan .699 (tuhan) antar sesama
.494
Saya menerapkan nilai- nilai agama di kehidupan .717 sehariSaya tidak tertarik menghadiri kajian tentang .661 keagamaan
.506
Saya tetap bahagia dalam situasi apapun tanpa .750 bergantung pada situasi
.449
Komponen / Faktor
.427 .527 .528 .573 .441 .634 .468
FAKTOR 1: Tujuan dan Makna Hidup
.526 .462 .587 .561
.378
Faktor 2: Kesucian dalam hidup
.418
.546
Faktor3 : Religiusitas
Faktor 5: Kesadaran akan penderitaan Pada uji Exploratory Factor Analysis (EFA) untuk mengetahui faktor atau komponen yang terbentuk pada item- item SPISCA. Diperoleh hasil nilai Kaiser- Mayer- Olkin Measure of 23
Sampling Adequacy (KMO-MSA) akan menjadi indikator untuk kesesuaian analisis faktor dengan nilai minimal 0,5. Hasil yang diperoleh sebesar 0,751 dengan signifikansi 0,000 dan nilai Batlestt’s test of Sphericity sebesar 762,965 dengan derajat kebebasan (df) sebesar 153 dan signifikansi (sig) sebesar 0,000. Selanjutnya melihat hasil dari Anti- Image Correlation untuk mengetahui bahwa item mampu membentuk faktor dengan nilai ≥ 0,50. Dari 18 item terdapat 1 item yang tidak mampu membentuk faktor yaitu item 6 memiliki nilai 0,447. 18 item mampu menghasilkan 6 faktor, 6 aspek, atau 6 dimensi. Sehingga item 6 tidak mampu dianalisis lebih lanjut. Kemudian melakukan reduksi item pada item 6, dan membentuk semua faktor pada item- item dan mampu mengahasilkan 5 komponen atau faktor Melakukan reduksi item, kecuali pada item 6 karena nilai ≤ 0,50. Hasil yang diperoleh 0,765 dengan signifikansi 0,000 maka dikatakan bahwa instrumen memiliki kesesuaian analisis faktor yang baik. Selanjutnya nilai Batlestt’s test of Sphericity sebesar 728,386 dengan derajat kebebasan (df) sebesar 136 dan signifikansi (sig) sebesar 0,000 sehingga dapat dikatakan baik. Dapat disimpulkan bahwa instrumen SPISCA dalam mengukur spiritualitas adalah valid. Sehingga dapat dikatakan baik. Dapat disimpulkan bahwa instrumen SPISCA dalam mengukur spiritualitas adalah valid. Dari estimasi faktor yang dibuat yaitu 6 faktor, hanya mampu membentuk menjadi 5 faktor. hal ini terjadi ketidaksesuaian faktor yang telah dibuat, dari 5 faktor terdapat 1 faktor yang tidak terwakili itemnya yaitu faktor 4. Tabel 5. Sebaran Muatan Confirmatory Factor Analysis (CFA) metode Principal Component (PCA) dan Maximum Likelihood (MLA)
Konstruk PCA
MLA
Faktor I
Faktor II
Faktor III
Faktor IV 2,9 -
Faktor V 13 P8
Faktor VI 3,10 -
12,11,8,1,14 P1, P4, P7, P10, P11, P12, P13, P14,P15, P16, P18 P2, P7, P11, P11, P13
17,4,16,18 P3, P5, P17
7,5,15,6 P2, P9
P18
P12
P1, P4, P8, P9, P10
P3, P5, P17
-
Tahap berikutnya adalah menemukan banyaknya faktor yang terbentuk melalui dua metode ekstraksi. Dari uji yang dilakukan ditemukan 6 komponen yang terbentuk dengan sebaran item pada masing- masing faktornya. Hasil sebagaimana tabel 5 diatas. Pada hasil Ekstraksi PCA, Setelah dilakukan analisis, Faktor 1 terdapat item1, item 4, item 7, item 10 item 11,item 12, item 13, item 14, item 15, item 16, item 18. Faktor 2 terdapat item 3, item 5, dan item 17. Faktor 3 terdapat item 2 dan item 9. Faktor 4 tidak terdapat item yang terwakili. Faktor 5 terdapat item 8, dan pada faktor 6 juga tidak terdapat item yang terwakili.
Ekstraksi pada MLA, pada Faktor 1 terdapat item 2, item 7, item 11, dan item 13. Faktor 2 terdapat item 18. Faktor 3 tidak terdapat item 12, Faktor 4 terdapat item 1, item 4, item 8,
24
item 9, dan item 10. Faktor 5 terdapat item 8, dan pada Faktor 6 juga tidak terdapat item yang terwakili. Uji Confirmatory Factor Analysis (CFA) untuk Menguji apakah aspek mampu membentuk atau mengukur variabel yang konstruknya telah disusun oleh peneliti berdasar teoritikkonseptual. Menggunakan dua metode yaitu PCA dan MLA. Alat ukur yang berisi seperangkat item yang diturunkan dari 6 aspek spiritualitas yang berusaha untuk memastikan apakah alat ukur yang telah dibuat benar- benar menjelaskan keenam aspek tersebut. Kemudian melakukan metode ini yaitu analisa faktor konfirmatori. Hasil dari analisis faktor menunjukkan bahwa pembagian keenam faktor akhirnya dibuktikan. Adapun tujuan dari CFA adalah untuk mengkonfirmasi atau menguji model, yaitu model pengukuran yang perumusannya berasal dari teori. Sehingga CFA bisa dikatakan memiliki dua fokus kajian yaitu apakah indikator- indikator yang dikonsepsikan secara unidimensional, tepat, dan konsisten, serta indikator- indikator apa yang dominan membentuk konstruk yang diteliti (Kusnendi, 2008).
Tabel 6. Pengujian Factor Loading Factor
F. Loading
Tujuan dan Makna Hidup (F1) Altruisme (F2) Transenden (F3) Religiousness (F4) Kesadaran akan Penderitaan (F5) Sacred of Life (F6)
.866 .355 .778 .454 .456 .794
Kemampuan mengukur Variabel .75,1% 12,6% 60,6% 20,6% 20,8% 63,0%
Langkah berikutnya melakukan analisa faktor loading yang memberikan peranan terbesar pada faktor terhadap variabel. Hasil sebagaimana tabel 6 diatas. Berdasarkan tabel 5 menunjukkan sumbangan efektif tiap item terhadap faktor yang terbentuk. Bahwa sumbangan terbesar pada faktor 1 dengan nilai .866 sebesar75,1% dan sumbangan tekecil pada faktor 2 dengan nilai .355 sebesar 12,6%. Adapun faktor loading dilakukan untuk mengetahui sumbangsih atau peranan yang diberikan pada setiap factor terhadap variabel. Metode dalam menentukan factor loading menggunakan Principal Component Analysis (PCA).
25
C. Validitas Berdasarkan Kriteria Menggunakan validitas kriteria dengan jenis Concurrent Validity yang memiliki makna VIA-IS dan SPISCA. Menguji relasi antara instrumen baru dengan instrumen standar (yang sudah teruji kebakuannya, validitas dan reliabilitas) dengan mengkorelasikan skor total masing-masing instrumen dari subjek yang sama dengan melaui perhitungan SPSSCorrelation-bivariate. Diperoleh hasil kedua instrumen sebesar 0,537. Dapat disimpulkan memiliki kriteria yang relatif sama dalam mengukur variabel.
DISKUSI
Pengukuran merupakan kegiatan yang harus dilakukan sebagai justifikasi valid tidaknya skor yang dihasilkan oleh alat ukur yang digunakan dalam penelitian. Proses validasi yang dilakukan terhadap hasil alat ukur sehingga bisa membuktikan konstrak yang dikembangkan betul- betul berlaku pada subjek yang menjadi tujuan alat ukur. Pada dunia pendidikan dan psikologi proses pengembangan dan validasi instrumen lazim dilakukan sebagai salah satu syarat bahwa suatu alat ukur mampu mengukur apa yang seharusnya dikur dan dapat digunakan secara tepat dalam membuat keputusan. Dilakukan dengan tiga pengembangan dan validasi instrumen yaitu uji validitas isi, uji validitas konstrak, dan uji validitas berdasarkan kriteria dengan mengetahui nilai yang ditunjukkan untuk membuktikan bahwa instrumen ini telah valid. Sebenarnya dalam pengujian validitas, menggunakan pengujian validitas konten saja dapat dikatakan instrumen telah valid. Namun menurut sireci bahwa pengujian validitas melalui validitas konten saja tidak cukup memadai sebagai acuan standar instrumen, diperlukan sebuah penilaian secara integratif dalam hal konstrak yang mendasari teori, analisis isi, analisa data skor item dan tes. (Sireci, 2007) Berdasarkan dari item yang telah dirancang dengan melalui langkah- langkah dalam merakit pernyataaan hingga membentuk menjadi 24 item akan tetapi saat melakukan uji keterbacaan item hanya dapat membentuk 18 item. Hal ini disebabkan adanya keterbacaan pada kalimat yang sukar dipahami, penentuan jawaban partisipan yang tidak serius sehinnga dapat mempengaruhi data. Pada uji validitas isi item- item alat ukur dilakukan melalui penilaian panelis dan dilanjutkan pada analisis internal consistency untuk meningkatkan reliabilitas sebuah alat ukur. Hasil yang didapatkan memeroleh angka reliabilitas yang sangat tinggi yaitu 0,905. Validitas konstrak dilakukan untuk mengetahui adanya korelasi antara item- item alat ukur dengan teoritik yang mendasari penyusunan alat tes. Umtuk memperoleh itu, menggunakan metode ekstraksi EFA dan CFA. Hasil EFA dari analisis faktor menunjukkan bahwa 18 item SPISCA dapat membentuk 5 komponen. Terdapat ketidaksesuaian pada aspek yang telah dibuat yakni 6 faktor sehingga hanya mampu membentuk 5 faktor saja, faktor tersebut masih belum mencerminkan faktor yang dimaksud sehingga diperlukan perbaikan dan penambahan pada item dan pengevaluasian terkait sebaran item. 26
Hasil CFA menggunakan dua metode yaitu PCA dan MLA. Pada hasil analisis PCA, Berdasarkan dari teori konseptual yang diturunkan 6 aspek. Dalam aspek- aspek tersebut terdapat faktor yang tidak terpenuhi itemnya yaitu pada aspek religious(F4) dan sacred of life (F6). Hal ini membuktikan dari indikator- indikator yang telah di konsepkan adanya kurang tepat pada item yang dirancang, sehingga hasil analisis yang diujikan menjadi tidak konsisten. Ketika melakukan analisis dengan metode MLA, faktor 6 yaitu aspek sacred of life yang tidak terwakilkan itemnya pada faktor tersebut. Terlihat ada perbedaan pada analisis saat menguji PCA dan MLA yakni pada PCA terlihat faktor 1 lebih banyak memberikan kontribusi pada item-itemnya dan pada faktor 3 terlihat sedikit memberikan kontribusi dan pada MLA terihat seimbang antara faktor 1 hingga pada faktor 5 Sehingga dapat disimpulkan bahwa indikator- indikator yang berdominan membentuk konstruk yaitu faktor 1, 2, 4 dan 5 aspek tujuan dan makna hidup, altruism, religiusitas, dan kesadaran akan penderitaan. Berdasarkan dari penelitian terdahulu diperlukan untuk memastikan bahwa instrumen dapat diandalkan dan valid untuk digunakan. Ketika memperluas penggunaan instrumen pengukuran untuk populasi baru, harus dilakukan untuk memastikan bahwa hasil yang diinterpretasikan dengan mengutamakan efek lintas-budaya. Keandalan yang mengacu di mana sebuah tindakan instrumen konsisten dalam bentuk alternatif dari instrumen yang sama. Keandalan penting karena jika instrumen akurat maka berfungsi pada konstruk yang konsisten. Sebuah instrumen pengukuran dapat diandalkan (yaitu, dapat memberikan konsisten skor di waktu, atau pemeriksa), tapi gagal menjadi valid. Validitas mengacu pada di mana instrumen mengukur konstruk itu dimaksudkan untuk mengukur. Ada sejumlah alasan mengapa hasilnya mungkin tidak valid. Itu diuji memungkinkan memiliki kesulitan memahami bahasa dari ukuran (Mushquash & bova, 2007). Berdasarkan dari temuan penelitian lainnya, CFA dan EFA merupakan teknik statistik yang kuat. Analisis faktor eksplorasi adalah penting untuk menentukan konstruksi yang mendasari untuk satu set variabel yang diukur (Suhr, 2010). menyatakan bahwa alasan mengapa PCA banyak digunakan adalah bahwa metode standar dalam banyak software statistik. PCA disarankan untuk digunakan ketika ada dasar teoritis Selain itu, direkomendasikan menggunakan PCA dalam membangun solusi awal dalam EFA. analisis faktor lebih baik untuk analisis komponen utama yang hanya pendekatan reduksi data. Jika awalnya dikembangkan instrumen dengan beberapa item dan tertarik dalam mengurangi jumlah item, maka PCA sangat berguna. Ketika faktor yang berkorelasi dan communalities yang moderat dapat menghasilkan nilai-nilai meningkat dari varians dicatat oleh komponen. Di sisi lain, menyatakan bahwa jika data didistribusikan relatif normal, maksimum (ML) adalah pilihan terbaik karena memungkinkan untuk perhitungan luas Kisaran indeks dari goodness of fit yang memiliki syarat sig P= 0,00 >0,05 dari model dan memungkinkan pengujian signifikansi statistik dari faktor loading dan korelasi antara faktorfaktor dan Perhitungan interval Secara keseluruhan, maksimum atau principal component akan memberikan penelitian dengan hasil terbaik, tergantung pada apakah data umumnya normal didistribusikan atau signifikan non-normal, masing-masing (Costello & Osborne, 2005). Adapun melihat hasil uji normalitas data sig = 0,02 <0,05 sebuah data dikatakan mempunyai sebaran yang normal apabila memiliki nilai p < 0.05 dari skewness dan kurtosis dalam uji normalitas multivariat (Wijanto, 2008). Hasil uji normalitas multivariat pada data penelitian 27
ini menunjukan bahwa data memiliki sebaran yang tidak normal ( p-values < 0,01 = 0,00). secara keseluruhan hasil analisis tersebutmenunjukkan bahwa model yang disusun tidak sesuai atau tidak fit dengan teori yang ada. dari hasil keseluruhan tersebut menunjukan bahwa model yang disusun menghasilkan indeks ketepatan yang baik pada semua parameternya. Meskipun demikian terdapat beberapa aitem yang kesalahan pengukurannya saling berhubungan. Temuan penelitian lainnya menjelaskan bahwa kesalahan pengukuran yang saling berhubungan antar item dapat disebabkan beberapa hal, yakni, aitem-aitem yang hampir sama frase atau kalimatnya, aitem-aitem yang mempunyai social desirability tinggi, dan aitem-aitem yang susah dimaknai. Brown mengungkapkan bahwa dimungkinkan aitemaitem tersebut dapat membentuk sebuah konstruk laten baru (Brown, 2006). Uji Validitas berdasarkan kriteria merupakan teknik validasi yang menggunakan tes yang akan diuji validitasnya disebut sebagai predictor. Menggunakan jenis validitas konkuren untuk menguji kesesuaian fungsi skala yang sudah di validasi dengan instrument lain yang relevan serta teruji psikometriknya. Uji korelasi Pearson product moment menggunakan formula koefisien yang memperoleh hasil lebih kecil dari 0,5 (r < 0,5) dengan tingkat signifikan lebih besar dari 0,05 (sig > 0,05). Korelasi koefisien yang besar kecilnya hubungan yang dinyatakan dalam bilangan. Dikatakan koefisien korelasi positif apabila nilai berkisar antara 0,00 dan + 1,00 dan koefisien korelasi negative yang berkisar antara 0,00 sampai -1,00. Secara umum angka signifikansi yang digunakan (sebesar 0,01; 0,05 dan 0,1). Angka signifikansi 0,01 bermakna bahwa tingkat kepercayaan untuk memperoleh kebenaran dalam riset sebesar 99%, 0,05 sebesar 95%, dan jika signifikansi sebesar 0,1 maka 90%. Jika nilai probabilitas (p=0,05) lebih kecil atau sama dengan nilai signifikan (p≤ sig), maka tidak signifikan atau tidak ada pengaruh antara variabel dan begitu pula sebaliknya (Hasanah,2013). Sehingga hasil uji korelasi antara VIA-IS dan SPISCA memiliki arah yang positif karena memiliki angka berkisar antara 0,00 dan + 1,00 serta memiliki hubungan yang kuat dengan koefisien positif (interval koefisien 0,00- 0,537). Dalam arti ada pengaruh atau signifikan, yang berarti antar kedua instrument yang saling mempengaruhi. Terbukti pearson correlation pada instrumen baru dan instrumen VIA diperoleh 0,537 terdapat dua bintang, yang memiliki tingkat signifikansi pada taraf 0,01. Sehingga kedua instrumen mampu mengukur variabel yaitu spiritualitas. Berdasarkan dari penjelasan terkait hasil penelitian, maka SPISCA layak untuk dijadikan pengganti sebagai skala VIA-IS, karena sebagai pembaharuan pada item yang hanya memiliki total item yang cukup sedikit dan SPISCA memiliki aspek- aspek yang lebih berdominan untuk mengukur spiritualitas, meskipun ada beberapa aspek yang belum mampu mengungkap variabel tersebut akan tetapi instrumen SPISCA dapat digunakan dan mampu mengukur spiritualitas. Penelitian ini tentunya belum sempurna karena dalam melakukan pengembangan masih memiliki beberapa kelemahan yakni kurangnya melakukan try out secara berulang- ulang dengan jumlah subjek yang banyak, serta kurangnya dilakukan salah satu tahap penelitian pengembangan instrumentasi yang seharusnya yakni penilaian pakar ahli (judgement) dalam melakukan validitas isi karena seharusnya tahap ini sangat dibutuhkan dengan tidak melibatkan pakar dari jurusan psikologi saja melainka para tokoh ilmuan lainnya , karena saat tahap ini tidak digunakan kurangnya maksimal dalam melakukan revisi terhadap item- item sehingga tingkat kualitas item menjadi rendah. Serta faktor budaya, yang seharusnya dilakukan di satu daerah saja karena akan mempengaruhi validitas dan reliabilitas skala, dan 28
ketika try out terjadi kesalahan yakni melakukan uji coba di sekolah swasta yaitu mayoritas sekolah islam melainkan bukan negeri. Berdasarkan dari tujuan karakteristik subjek yaitu untuk dalam melihat di semua agama yang dianut tiap- tiap subjek sehingga ketika melakukan pengambilan data akan mempengaruhi pada hasil akhir dalam analisis data.
SIMPULAN DAN IMPLIKASI Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan nilai Cronnbach Alpha sebesar 0,706 dan bahwa instrumen VIA-IS dan SPISCA memiliki hubungan yang kuat sehingga dapat mengukur karakter pada aspek spiritulitas dengan nilai signifikan p = 0,537>0,050. Demikian instrumen dapat digunakan untuk melakukan pengukuran pada variabel spiritualitas, hanya saja belum diperoleh kesesuaian hasil analisa faktor dengan rancangan teori konseptual yang menjadi dasar penyusunan. Adapun dari awal penyusunan mengharapkan aspek tujuan dan makna hidup, altruisme, transenden, kesadaran akan penderitaan, religiusitas, dan kesucian hidup sebagai acuan dasar dalam menyusun seperangkat item. Namun dari hasil pengujian yang dilakukan ditemukan 4 komponen yang terbentuk. Sehingga perlu dilakukan kajian kembali dalam mempertimbangkan beberapa hal dalam penyusunan pengembangan konstruksi ini. pengembangan skala yang dilakukan masih belum selesai karena masih banyak yang harus dilakukan dalam tahap pengembangan instrumen ini dengan melakukan revisi terhadap item, mempertimbangkan kembali pada aspek yang telah ditetapkan melalui pakar- pakar ahli alat pengukuran psikologi serta evaluasi pada tahap dan prosedur yang telah dilakukan pada saat melakukan pengembangan. Implikasi dari penelitian ini adalah berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan, instrumen dapat digunakan untuk guru, praktisi dan para dosen Psikologi untuk dapat menggunakan instrumen SPISCA dalam mengukur kekuatan karakter aspek spiritualitas remaja. Pengembangan alat ukur yang dilakukan meskipun memiliki nilai reliabilitas yang cukup rendah akan tetapi masih dalam kategori normal dan masih dikatakan signifikan dan reliable. Sehingga layak untuk mengukur spiritualitas, hanya saja untuk penelitian selanjutnya agar instrumen ini memiliki reliabilitas yang ting perlu dilakukan pengujian kembali dengan subjek dan kawasan yang berbeda, peneliti selanjutnya yang tertarik untuk mengadakan penelitian dengan topik yang sama, disarankan untuk lebih mendetail lagi dalam menspesifikkan karakteristik subjek penelitian, melakukan try out secara berulang- ulang untuk mendeteksi reliabilitas skala dengan melibatkan subjek dalam jumlah yang banyak, membuat keterbatasan pada item menjadi lebih mudah seperti dari segi bahasa dan pemilihan kata, Selain itu peneliti selanjutnya dapat meninjau variabel-variabel lain yang berhubungan dengan character strengths seperti keberanian, cinta pada pembelajaran, dan kewarganegaraan.
29
REFERENSI Achir, Y. & Hamid. (2000), Buku ajar aspek spiritual dalam keperawatan. Jakarta: Widyamedika. Anna, B. & Budiharto. Karakteristik individu yang berhubungan dengan perilaku kekerasan pada siswa sekolah lanjutan tingkat atas di Jakarta Timur. Jurnal Keperawatan Indonesia,7, 67-76. Azwar,S. (2011). Reliabilitas dan validitas (Ed. Revisi). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Brown, T. A. (2006). Confirmatory factor analysis for applied research. in david a.kenny(eds.), methodology in the social sciences. New York: The Guilford Press Costello, A., B.,Obsorne, W., J.,(2005). Best Practices in Exploratory Factor Analysis: Four Recommendations for Getting the Most From Your Analysis, Practical Assessment Research & Evaluation,10 (7), 1-9. Elkins, D. N. (1988). Toward a humanistic-phenomenological spirituality: Definition, description and measurement. Journal of Humanistic Psychology, 28,5-18. Frankl, V. (2010) Frankl's logotherapy:The search for purpose and meaning (article), inquiries journal social sciences art and humanities. diakses pada tanggal 26 Juni 2016 http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/M.ARIES/Artikel_Penelitian__In donesia_.pdf. Goldstein, L.B., Pierre, A., Justin, Z., Michael, M., Irfan, A., Alfred, C., (2006). Statin treatment and stroke outcome in stroke prevention by aggressive reduction in cholestrol level trial, American Stroke Association, 40, 3526 -3531. Hassan, R. & Alatas, H. (Eds). (1991). Buku kuliah ilmu kesehatan anak 1. Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Hasanah K.(2 Juni 2013). Uji korelasi products moment. Diakses pada 25 Juli 2016 http://statistikapendidikan.com Heatherton,E.T & Polivy.J (2004).Development and validation of a scale for measuring state self-esteem.Journal Personality and Social Psychology, 60(6) 895-910. Husni, M. R. (2014). Religious and spiriual coping used by student in dealing with stress and anxiety. International Journal of Asian Social Science,4(2), 314-319. Iman, E. N.(2014) Hubungan spiritualitas dengan resiliensi survivor remaja pasca bencana erupsi gunung kelud di desa Pandansari-Ngantang-Kabupaten Malang. (Thesis. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim). Jon, C., D. (2006).Forms and patterns of college student spirituality. Journal of College & Character Inward Journeys, 8, 1-4. Kusnendi. (2008). Model-Model Persamaan Struktural. Bandung. Alfabeta. 30
Liling, R. L, Nurcahyo, A. F, Tanojo, L. K. (2013). Hubungan antara kecerdasan spiritual dengan prokrastinasi pada mahasiswa tingkat akhir. Jurnal Humanitas, 10(2), 1-70. Lopez, J. S. (Ed.). (2009). The encyclopedia of positif psychology,1, 66-77 London: Wiley Blackwell. Lubis, M. S, Maslihah S. (2010) Analisis sumber-sumber kebermaknaan hidup narapidana yang menjalani hukuman seumur hidup. Jurnal Psikologi Undip, 11(1), 32-36 MacGillivray, PS., Sumsion, T., Wicks, N. J. (2006). Critical elements of spirituality as identified by adolescent mental health clients. Canadian Journal of Occupational Therapy - Revue Canadienne d Ergotherapie,73 (5), 295-302. Moxey, A. & Mark, M. (2011). Spirituality, religion, social support and health among older Australian adults. Australasian Journal on Ageing, 30,82-88. Mushquash, J., Bova, L. D., (2007). Cross-Cultural Assessment and Measurement Issues, Journal On Developmental Disabilities, (13) 1, 54-56 Narvaez, D., & Lapsley, D.K. (Eds.) (2009). Personality, Identity, and Character: Explorations in Moral Psychology. New York: Cambridge University Press. Nasir M (2013). Badan Pusat Statistika. Diakses pada 22 Juli 2016 http://bps.go.id. Priyatno, D. (2010). Teknik mudah dan cepat melakukan analisis data penelitian dengan SPSS. Yogyakarta: Gaya Media. Peterson, C. & Seligman, M. E. P. (2004). Character strengths and virtues: a handbook and classification. New York: Oxford University Press and American Psychological Association. Sireci, S. G. (2007). Content Validity. In Neil J. Salkind (Eds): Encyclopedia of Measurement and Statistics. Thousand Oaks: Sage Publications Suhr Diana,. Ph.D. (2010). Exploratory or Confirmatory Factor Analysis (Researh Report). Amerika Serikat: Statistics and Data Analysis.Statistics Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta. Wahyuningsih, H. (2009). Validitas konstruk alat ukut spirituality orientation inventory. Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, 36, 116-129. Widoyoko, E., P. (2012). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Wijanto, S. H. (2008).Structural Equation Modeling dengan Lisrel 8.8: Konsep dan Tutorial .Graha Ilmu: Yogyakarta. Yusrizal. (2008). Pengujian validitas konstruk dengan menggunakan analisis faktor. Jurnal Tabularasa PPS Unimed, 5.
31
LAMPIRAN 1. Skala Tryout SPISCA Skala VIA (Pembanding)
32
Tryout I tahap 1
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG Jl. Raya Tlogomas No.246 Telp (0341) 464318 Malang 65144
Assalamu’alaikum, Wr, Wb. Perkenalkan nama saya Raihana Mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang Semester VIII yang sedang melakukan Try Out guna menempuh mata kuliah Skripsi. Saya meminta kesediaan saudara/i untuk berpartisipasi mengisi kuesioner terlampir. Dalam kuisioner ini tidak terdapat jawaban salah atau benar. Saudara/i hendaknya mengisi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, dan memastikan tidak ada jawaban yang terlewati. Hasil dari kuesioner ini bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Sebelum menjawab kuesioner di mohon Saudara/i untuk melengkapi identitas dan membaca terlebih dahulu petunjuk pengisian. Atas partisipasinya kami mengucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.
Hormat saya,
Peneliti
33
I.
PETUNJUK PENGISIAN -
Dibawah ini terdapat 30 pernyataan. Saudara/i dimohon untuk membaca setiap pernyataan dengan seksama. Kemudian berikan tanda centang (√) pada salah satu pilihan jawaban yang sesuai dengan keadaan anda. Terdapat 4 pilihan jawaban, yaitu: SS
: Sangat Setuju
S
: Setuju
SS
: Tidak Setuju
STS
: Sangat Tidak Setuju
CONTOH : No 1
Pernyataan
SS
Saya merasa hidup saya bermakna
S
TS
R
√
Keterangan : SS
: Apabila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan kondisi/ perasaan saudara/i
S
: Apabila pernyataan tersebut Sesuai dengan kondisi/ perasaan saudara/i
R
: Apabila pernyataan tersebut Biasa dengan kondisi/
TS
: Apabila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan kondisi/ perasaan saudara/i
STS
: Apabila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan kondisi/ perasaan saudara/i
34
perasaan saudara/i
STS
SKALA PEMBANDING (VIA-IS) NO
PERNYATAAN
SS
SKALA 1 1
Kepercayaan saya membuat hidup saya penting.
2
Saya adalah orang yang spiritual.
3
Saya mempraktikkan ajaran agama saya.
4
Dalam 24 jam saya meluangkan waktu untuk berdo’a.
5
Saya percaya dengan kekuatan Tuhan.
6
Saya memiliki tujuan hidup yang kuat.
7
Saya selalu mementingkan keyakinan saya.
8
Kepercayaan saya tidak pernah meninggalkan saya pada saat sulit.
9
Iman saya membuat saya menjadi diri sendiri.
10
Saya percaya bahwa setiap orang memiliki tujuan hidupnya.
35
S
KD
TS
STS
Jenis kelamin:
Tempat , tgl lahir:
Usia:
Kelas :
Agama:
Alamat: SKALA 2
11
Saya mempunyai tanggung jawab dalam menjalani hidup.
12
Saya berpegang teguh dengan prinsip hidup saya.
13
Saya dapat mengambil hikmah dari suatu ujian yang saya dapatkan di hidup ini. Bagi saya kehidupan di akhirat lebih baik di banding di dunia.
14
16
Saya percaya akan ketentuan dan ketetapan sang pencipta di hidup ini. Saya menghadiri kajian tentang keagamaan secara rutin.
17
Saya berinteraksi dengan baik agar tetap mengingat sang pencipta
18
Saya takut akan kematian.
19
Apa yang saya jalani selama hidup ini belum baik.
20
Mampu berinteraksi dengan baik pada orang lain.
21 22
saya menghormati setiap perbedaan kepercayaan yang dianut oleh orang lain. kebahagiaan yang saya dapatkan bersumber dari sang pencipta
23
Saya mementingkan kehidupan duniawi saja.
24 25
Saya sadar bahwa apa yang saya miliki selama ini hanya bersifat sementara. Selama di kehidupan Saya berusaha menjadi orang yang lebih baik.
26
Ketika teman mengajak untuk bakti sosial saya menghindarinya.
27
Kitab suci merupakan pedoman utama buat saya di dalam kehidupan.
28
Sampai saat ini saya sulit untuk menjaga keimanan yang saya jaga.
29
Saya percaya sang pencipta selau bersama saya.
30
Hidup saya sampai saat ini belum memiliki tujuan hidup yang jelas.
15
36
Try out I tahap II NO
PERNYATAAN
SS
SKALA 1 1
Kepercayaan saya membuat hidup saya penting.
2
Saya adalah orang yang spiritual.
3
Saya mempraktikkan ajaran agama saya.
4
Dalam 24 jam saya meluangkan waktu untuk berdo’a.
5
Saya percaya dengan kekuatan Tuhan.
6
Saya memiliki tujuan hidup yang kuat.
7
Saya selalu mementingkan keyakinan saya.
8
Kepercayaan saya tidak pernah meninggalkan saya pada saat sulit.
9
Iman saya membuat saya menjadi diri sendiri.
10
Saya percaya bahwa setiap orang memiliki tujuan hidupnya. SKALA 2
1
Saya berpegang teguh dengan prinsip hidup saya.
2
Saya mampu menerapkan ilmu- ilmu yang saya dapatkan selama hidup ini pada orang lain Saya sadar apa yang saya miliki selama hidup ini hanya bersifat sementara Ketika terdapat acara bakti sosia, saya melewati saja.
3 4 5 6 7 8 9
Saya mampu memberikan inspirasi (visi dan misi hidup saya) terhadap orang lain. Saya tetap konsisten terhadap apa yang saya yakini (tuhan) sekarang. Saya tidak mampu menemukan makna dibalik peristiwa yang terjadi dalam kehidupan saya. Saya berinteraksi dengan baik kepada tuhan agar selalu mengingatnya Saya memliki pandangan positif terhadap kehidupan saya.
12
Saya sulit menemukan kebenaran dan kenyataan yang menjadi dasar kehidupan sehari- hari saya. Saya mampu membangkitkan motivasi- motivasi untuk tetap konsisten terhadap kepercayaan yang saya yakini. Saya sulit untuk menjaga kepercayaan saya kepada tuhan.
13
Saya menerapkan nilai – nilai agama di kehidupan sehari-hari.
14
Saya tidak mampu berpikir tentang segala sesuatu diluar materi fisik dan panca indra manusia (metafisika) Saya dapat mengambil hikmah dari masalah yang didapatkan selama hidup ini
10 11
15
37
S
KD
TS
STS
16
Kebahagiaan yang saya dapatkan bersumber dari tuhan
17
Saya mempunyai tanggung jawab dalam menjalani hidup.
18
21
Saya sulit memilah mana yang baik dan buruk dalam tindakan sehari- hari. Saya menghormati setiap perbedaan kepercayaan (tuhan) antar sesama. Saya tetap bahagia dalam situasi apapun tanpa bergantung pada situasi Saya memiliki kekuatan lain (supranatural) diluar kemampuan saya.
22
Saya merasa bermanfaat bagi orang lain.
23
Selama saya hidup saya berusaha menjadi orang yang lebih baik.
24
Saya tidak tertarik menghadiri kajian tentang keagamaan.
19 20
Blue Print SPISCA Variabel
Indikator Tujuan dan Makna Hidup Altruisme Transenden Religiusitas Kesadaran akan penderitaan Sacred of life Jumlah
Spiritualitas
Item Favorable Unfavorable 1,9,11,17,18,20 10, 18
Jumlah 8
2,5,19,22 6,16,21,24 13 15
4 12,14 24 7
5 6 2 2
3,8 18
7
2 24
38
LAMPIRAN 2. ANALISA VALIDITAS DAN RELIABILITAS
39
Item-Total Statistics
Cronbach's
N of Items
Alpha ,686
20
Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Cronbach's
Item Deleted
if Item Deleted
Total
Alpha if Item
Correlation
Deleted
B1
74,20
42,579
,230
,678
B2
74,33
41,402
,383
,666
B3
74,33
42,851
,316
,674
B4
74,30
45,321
-,043
,700
B5
74,40
43,352
,088
,694
B6
74,97
43,206
,084
,696
B7
74,50
40,879
,439
,661
B8
75,80
44,166
-,039
,725
B9
76,33
40,299
,386
,662
B10
74,87
38,878
,471
,651
B11
74,17
41,316
,390
,665
B12
74,20
38,372
,744
,635
B13
74,60
39,834
,442
,657
B14
74,33
44,437
,018
,699
B15
73,97
42,447
,415
,669
B16
74,87
42,257
,108
,697
B17
74,10
40,507
,516
,656
B18
75,17
39,799
,319
,668
B19
73,83
43,316
,309
,676
B20
74,87
38,326
,375
,661
Item-Total Statistics
Percobaan ke 2 Reliability Statistics Cronbach's
Scale Variance
Corrected Item-
Cronbach's
Item Deleted
if Item Deleted
Total
Alpha if Item
Correlation
Deleted
N of Items
Alpha ,791
Scale Mean if
13
B2
47,47
28,395
,301
,787
B3
47,47
29,361
,256
,789
B7
47,63
27,275
,454
,775
B9
49,47
26,878
,384
,781
B10
48,00
25,310
,515
,768
B11
47,30
27,183
,467
,774
B12
47,33
25,402
,738
,751
B13
47,73
25,582
,553
,764
B15
47,10
28,369
,479
,777
B17
47,23
27,495
,455
,775
B18
48,30
25,734
,382
,785
B19
46,97
29,275
,338
,785
B20
48,00
25,310
,362
,791
Item-Total Statistics
40
Percobaan ke 3
Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Cronbach's
Item Deleted
if Item Deleted
Total
Alpha if Item
Correlation
Deleted
Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha ,789
12
Percobaan ke 4
B2
43,27
26,823
,274
,788
B7
43,43
25,633
,441
,774
B9
45,27
25,306
,366
,781
B10
43,80
23,752
,502
,767
B11
43,10
25,472
,465
,772
B12
43,13
23,775
,733
,748
B13
43,53
23,913
,553
,761
B15
42,90
26,576
,487
,775
B17
43,03
25,826
,445
,774
B18
44,10
23,886
,398
,782
B19
42,77
27,426
,352
,783
B20
43,80
23,338
,388
,787
Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha ,788
11
Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Cronbach's
Item Deleted
if Item Deleted
Total
Alpha if Item
Correlation
Deleted
B7
39,23
23,426
,414
,775
B9
41,07
22,823
,379
,779
B10
39,60
21,559
,488
,766
B11
38,90
23,197
,449
,771
B12
38,93
21,720
,694
,748
B13
39,33
21,333
,590
,754
B15
38,70
24,217
,474
,774
B17
38,83
23,385
,453
,772
B18
39,90
21,334
,422
,778
B19
38,57
24,944
,357
,782
B20
39,60
21,076
,384
,788
Uji coba tahap II 41
Reliability Statistics Cronbach's
Item-Total Statistics
N of Items
Alpha ,848
Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Cronbach's
Item Deleted
if Item Deleted
Total
Alpha if Item
Correlation
Deleted
24 B1
87,77
83,909
,406
,843
B2
88,17
81,661
,577
,838
B3
88,07
81,995
,355
,845
B4
88,83
90,695
-,121
,866
B5
88,47
81,913
,447
,841
B6
87,67
83,126
,647
,838
B7
89,40
86,524
,114
,854
B8
88,00
80,552
,578
,837
B9
87,77
81,013
,794
,834
B10
89,50
88,259
,011
,858
B11
88,07
81,030
,533
,838
B12
88,63
84,792
,228
,849
B13
88,03
82,378
,579
,838
B14
88,83
82,144
,403
,843
B15
87,87
81,361
,713
,835
B16
87,67
82,230
,658
,837
B17
87,77
84,392
,452
,842
B18
89,33
85,609
,122
,856
B19
87,83
80,833
,683
,835
B20
88,13
79,223
,624
,834
B21
89,23
76,737
,517
,838
B22
88,50
80,948
,540
,838
B23
87,80
84,579
,354
,844
B24
88,50
77,293
,530
,837
42
Percobaan kedua Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Item-Total Statistics
Alpha ,904
19
Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Cronbach's
Item Deleted
if Item Deleted
Total
Alpha if Item
Correlation
Deleted
B1
72,63
75,413
,491
,900
B2
73,03
73,689
,624
,897
B3
72,93
73,237
,434
,903
B5
73,33
73,885
,489
,900
B6
72,53
75,844
,623
,898
B8
72,87
72,671
,617
,897
B9
72,63
73,275
,832
,894
B11
72,93
72,754
,600
,897
B13
72,90
74,783
,592
,898
B14
73,70
74,493
,416
,903
B15
72,73
73,444
,766
,895
B16
72,53
74,189
,720
,896
B17
72,63
76,033
,536
,900
B19
72,70
72,769
,746
,894
B20
73,00
71,379
,662
,895
B21
74,10
69,472
,519
,903
B22
73,37
73,206
,566
,898
B23
72,67
78,092
,261
,906
B24
73,37
70,654
,496
,903
Percobaan ketiga
Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha ,906
18
43
Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Cronbach's
Item Deleted
if Item Deleted
Total
Alpha if Item
Correlation
Deleted
B1
68,27
72,133
,480
,903
B2
68,67
70,299
,627
,899
B3
68,57
69,840
,437
,906
B5
68,97
70,516
,489
,903
B6
68,17
72,626
,601
,901
B8
68,50
69,293
,620
,899
B9
68,27
69,995
,825
,896
B11
68,57
69,151
,621
,899
B13
68,53
71,499
,583
,900
B14
69,33
70,920
,429
,905
B15
68,37
70,171
,758
,897
B16
68,17
70,833
,719
,898
B17
68,27
72,616
,537
,902
B19
68,33
69,402
,749
,896
B20
68,63
67,964
,671
,897
B21
69,73
66,064
,526
,905
B22
69,00
70,069
,549
,901
B24
69,00
67,379
,495
,905
44
LAMPIRAN 3 SKALA SPISCA
45
Try out II Blue Print ISPA Variabel
Indikator Tujuan dan Makna Hidup Altruisme Transenden Religiusitas Kesadaran akan penderitaan Sacred of life Jumlah
Spiritualitas
Favorable 12,11,8,1,14
Item Unfavorable
17,4,16,18 5,7,15, 2 13 3, 15 SKALA 2
5 6 2 2
10 3
2 25
Saya berpegang teguh dengan prinsip hidup saya.
2
Saya mampu menerapkan ilmu- ilmu yang saya dapatkan selama hidup ini pada orang lain Saya sadar apa yang saya miliki selama hidup ini hanya bersifat sementara Saya mampu memberikan inspirasi (visi dan misi hidup saya) terhadap orang lain. Saya tetap konsisten terhadap apa yang saya yakini (tuhan) sekarang.
4 5 6 7 8 9
Saya berinteraksi dengan baik kepada tuhan agar selalu mengingatnya Saya memliki pandangan positif terhadap kehidupan saya. Saya mampu membangkitkan motivasi- motivasi untuk tetap konsisten terhadap kepercayaan yang saya yakini. Saya menerapkan nilai – nilai agama di kehidupan sehari-hari.
12
Saya tidak mampu berpikir tentang segala sesuatu diluar materi fisik dan panca indra manusia (metafisika) Saya dapat mengambil hikmah dari masalah yang didapatkan selama hidup ini Kebahagiaan yang saya dapatkan bersumber dari tuhan
13
Saya mempunyai tanggung jawab dalam menjalani hidup.
14
16
Saya menghormati setiap perbedaan kepercayaan (tuhan) antar sesama. Saya tetap bahagia dalam situasi apapun tanpa bergantung pada situasi Saya memiliki kekuatan lain (supranatural) diluar kemampuan saya.
17
Saya merasa bermanfaat bagi orang lain.
18
Saya tidak tertarik menghadiri kajian tentang keagamaan.
10 11
15
46
8
6 9
1
3
Jumlah
LAMPIRAN 4 DATA HASIL PENELITIAN
47
JK P L L L P P P P P P L L L L L P P P P P P P P P P P L P P P P P P P P P P P P P P P P P L P P P L L P P P P P P L P P P P P L P P P L P L L L L P
AGAMA NAMA KATOLIK MR ISLAM AR ISLAM MN ISLAM DY ISLAM MF KATOLIK TU ISLAM CA ISLAM TA ISLAM CT ISLAM TH ISLAM MA ISLAM DT ISLAM NY ISLAM KS KRISTEN SA ISLAM IN KATOLIK AD ISLAM NF ISLAM NA ISLAM AJ ISLAM ED ISLAM IR ISLAM DS ISLAM KA ISLAM IN ISLAM SE ISLAM RP ISLAM HA ISLAM VV ISLAM EV ISLAM DA KATOLIK CA KATOLIK ET ISLAM WS KRISTEN PRO SR ISLAM KA ISLAM IJ ISLAM VA ISLAM AP ISLAM MD ISLAM SA ISLAM AZ ISLAM VD ISLAM NF ISLAM FA ISLAM SR ISLAM AA ISLAM NP ISLAM FA ISLAM YP ISLAM FJ ISLAM VD ISLAM NI KRISTEN PRO CA ISLAM NT ISLAM AP ISLAM RL ISLAM VT KRISTEN PRO SU ISLAM MN ISLAM SF ISLAM WR ISLAM AG ISLAM AS ISLAM ES ISLAM MH ISLAM HF ISLAM SB ISLAM RH ISLAM RD ISLAM MA ISLAM EL ISLAM PT
KELAS VIA1 VIA2 VIA3 VIA4 VIA5 VIA6 VIA7 VIA8 VIA9 VIA10T_VIA B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 T_Baru X MIPA 3 4 3 2 4 5 3 5 4 4 4 38 4 2 3 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 52 XI MIPA 7 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 45 4 3 4 3 4 2 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 60 XI MIPA 7 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 48 4 3 4 3 4 3 4 2 4 4 4 4 4 3 2 3 4 4 63 XI MIPA 7 5 3 4 5 5 4 5 5 4 4 44 3 3 4 2 4 3 4 2 4 3 4 4 4 3 1 3 4 3 58 XI MIPA 7 5 3 5 3 5 4 5 5 5 5 45 4 4 4 2 4 2 3 2 3 4 4 4 3 3 2 3 3 3 57 XI MIPA 7 4 3 3 3 5 4 5 5 5 5 42 3 3 4 3 4 2 3 3 2 4 4 4 4 4 2 3 4 4 60 XI MIPA 7 5 2 4 4 5 4 5 5 5 5 44 4 4 3 3 4 2 3 4 2 2 4 4 4 4 2 3 4 4 60 XI MIPA 5 5 4 5 5 5 4 5 5 3 4 45 4 4 4 2 4 3 3 3 3 4 2 3 3 3 2 3 4 3 57 XI MIPA 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 46 4 3 4 4 3 2 3 2 2 4 3 3 3 2 2 3 3 3 53 XI MIPA 9 4 1 4 3 5 4 4 5 4 5 39 3 3 4 2 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 3 4 3 53 XI MIPA 9 5 3 4 3 5 4 4 5 4 5 42 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 4 4 3 3 2 3 4 3 57 XI MIPA 9 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 48 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 69 XI MIPA 9 4 3 4 5 5 4 4 4 4 5 42 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 4 59 XI MIPA 6 5 3 4 4 5 5 4 4 4 5 43 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 4 3 58 XI MIPA 9 4 4 4 3 5 3 3 4 4 5 39 3 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 52 XI MIPA 7 5 3 4 3 5 5 3 3 5 5 41 4 3 3 3 4 2 3 4 3 4 4 3 3 3 2 3 4 2 57 XI MIPA 9 4 3 3 3 5 4 3 5 3 4 37 3 2 4 3 4 1 3 2 2 3 3 3 4 2 1 2 4 2 48 XI MIPA 8 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 35 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 1 3 3 3 53 XI MIPA 6 5 4 5 4 5 3 5 3 3 3 40 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 62 XI MIPA 6 5 3 3 3 5 4 4 4 5 4 40 3 3 3 2 3 3 4 2 2 3 4 4 4 3 3 3 3 3 55 XI 4 3 5 3 5 4 4 4 4 5 41 3 3 4 2 4 2 3 3 3 3 4 4 4 3 2 2 3 3 55 XI MIPA 7 5 3 4 5 5 5 4 4 4 4 43 3 3 4 4 4 2 3 3 3 3 4 4 3 4 2 3 3 3 58 XI MIPA 7 5 3 4 3 5 3 3 4 3 2 35 4 3 3 2 4 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 4 3 52 XI 5 3 4 4 5 4 4 5 4 5 43 4 3 4 3 4 1 3 4 3 4 4 4 4 3 2 4 4 4 62 XI MIPA 8 4 3 3 4 5 4 5 5 4 4 41 3 3 3 3 4 2 3 2 2 3 3 3 3 4 2 3 4 3 53 XI MIPA 8 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 48 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 2 3 4 4 65 XI MIPA 8 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 37 4 4 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 4 3 56 XI MIPA 8 5 3 3 5 5 4 5 4 4 4 42 4 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 1 3 4 3 55 XI 5 1 5 4 5 5 4 4 4 3 40 3 3 4 3 3 2 3 2 3 4 3 3 3 3 1 2 4 3 52 XI MIPA 6 5 3 4 3 5 3 5 5 4 3 40 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 1 3 3 3 58 XI MIPA 6 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 47 4 3 3 3 4 2 3 3 3 4 3 3 4 4 2 3 4 3 58 XI 4 2 3 3 5 3 3 4 4 3 34 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 47 XI MIPA 8 3 3 4 2 5 3 4 4 5 4 37 3 3 2 2 4 2 3 2 3 4 3 3 2 4 1 3 4 3 51 XI MIPA 8 5 3 4 5 5 4 3 3 4 3 39 2 3 4 1 4 2 3 2 3 4 3 3 2 3 1 2 4 3 49 XI MIPA 8 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 44 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 57 XI MIPA 5 4 2 3 4 5 4 3 4 4 3 36 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 49 XI IPS 2 3 3 4 5 5 5 3 3 3 5 39 3 3 3 4 4 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 4 4 56 XI IPS 2 5 3 4 4 5 4 5 5 5 5 45 3 3 4 3 4 2 3 3 2 4 3 3 3 3 2 2 3 3 53 XI IPS 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 38 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 1 3 3 3 49 XI IPS 2 4 3 4 4 5 4 3 4 4 4 39 3 3 4 2 4 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 55 XI IPS 2 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 34 3 3 3 2 4 3 3 1 4 2 3 3 3 3 1 3 3 3 50 XI IPS 2 5 3 4 3 5 5 5 5 4 5 44 4 3 4 2 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 2 2 4 3 55 XI IPS 2 5 3 4 4 5 3 3 4 4 5 40 3 4 4 2 2 3 3 2 4 3 3 3 5 5 1 3 4 2 56 XI IPS 2 5 4 4 5 5 5 3 5 5 5 46 4 3 4 3 4 3 3 2 2 4 4 4 4 4 3 3 2 2 58 XI IPS 2 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 48 4 4 4 3 4 3 3 3 4 2 4 4 4 4 1 3 4 3 61 XI IPS 2 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 49 4 3 4 3 4 2 3 3 4 3 3 4 3 4 1 3 4 3 58 XI IPS 2 5 3 3 2 5 5 5 5 5 5 43 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 63 XI IPS 2 5 3 4 5 5 3 4 5 5 4 43 3 4 4 3 4 3 3 2 4 4 3 3 3 3 2 3 4 3 58 XI IPS 2 5 3 4 3 5 5 4 5 5 4 43 4 3 4 3 4 2 3 3 3 4 4 4 3 4 2 3 3 3 59 XI IPS 2 4 4 4 3 5 5 5 4 3 5 42 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 4 3 55 XI IPS 2 4 2 4 2 4 3 3 4 4 4 34 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 51 XI IPS 2 4 3 4 5 5 4 4 5 5 4 43 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 4 3 1 3 4 3 55 XI IPS 2 5 3 3 4 5 4 4 5 4 5 42 3 3 4 2 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 1 3 4 3 54 XI IPS 2 5 4 4 4 5 4 3 3 5 5 42 4 4 4 3 4 2 3 4 4 4 4 3 4 4 1 3 4 3 62 XI IPS 2 4 3 4 4 5 4 3 4 5 5 41 3 3 4 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 1 3 4 3 55 XI IPS 2 5 4 5 4 5 3 4 5 4 5 44 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 2 3 4 4 62 XI IPS 2 5 2 3 3 3 3 5 2 2 3 31 3 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 2 2 3 4 3 52 XI IPS 2 5 2 3 5 5 5 4 4 5 5 43 4 2 4 4 4 3 4 2 2 3 4 4 4 4 2 3 4 4 61 XI IPS 2 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 34 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 2 4 2 49 XI IPS 2 4 2 3 2 5 5 4 3 3 5 36 3 2 4 4 4 2 4 2 2 3 4 4 4 4 1 2 4 3 56 XI IPS 2 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 45 4 4 4 3 3 1 3 3 4 4 3 3 4 4 1 3 4 3 58 XI IPS 2 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 43 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 57 XI IPS 2 5 3 4 4 5 4 2 4 4 5 40 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 61 XI IPS 2 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 36 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 49 X MIPA 8 4 3 3 5 5 4 4 5 5 4 42 3 3 4 2 4 2 3 2 3 4 3 4 3 4 1 2 4 2 53 XI 3 3 3 2 4 2 3 3 3 4 30 3 3 3 2 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 4 2 50 X MIPA 1 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 45 4 3 4 3 4 2 3 3 3 4 4 4 3 4 2 3 4 3 60 X MIPA 1 5 3 4 5 5 3 4 3 5 5 42 4 3 4 3 4 2 4 3 4 3 3 4 4 3 1 3 3 4 59 X MIPA 1 5 4 4 4 5 4 4 3 4 5 42 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 1 3 4 3 58 X MIPA 1 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 42 3 4 3 2 3 2 4 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 55 X MIPA 1 5 4 4 5 5 4 4 4 3 4 42 3 4 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 53 X MIPA 1 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 42 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 1 3 3 3 53 X MIPA 1 5 3 5 5 5 5 4 5 5 5 47 3 3 4 3 4 2 3 2 3 3 4 3 3 3 1 3 4 3 54
48
P P P P P P L P P L P P P P L L L L L L L L P P P P P P L L P L P P L P L P P P L L P P L L P P P P L P P L L L P P P P P P P P L L P P P P P P P L L P L P P P P L P P P P P L L P P P P P L P P L P L L L L L P L L
ISLAM ME ISLAM HZ ISLAM RH BUDDHA SE ISLAM RT ISLAM RO ISLAM RD ISLAM YA ISLAM NN ISLAM RM ISLAM DF ISLAM AZ KRISTEN PRO TP ISLAM EC ISLAM RQ ISLAM SA ISLAM MH ISLAM ZL ISLAM BN ISLAM RD ISLAM FW ISLAM ZH ISLAM NS ISLAM DP ISLAM DS ISLAM EA ISLAM AS ISLAM ZP KRISTEN PRO JI ISLAM MF ISLAM LK ISLAM RQ ISLAM EN ISLAM FA ISLAM NP ISLAM CS HINDU MA ISLAM TO ISLAM VA ISLAM SD ISLAM SA KATOLIK KL ISLAM EP ISLAM KN ISLAM AY BUDDHA FU ISLAM BA ISLAM SB ISLAM EI ISLAM KM ISLAM AM ISLAM DK KRISTEN PRO US ISLAM FB KRISTEN PRO NV KRISTEN PRO KT ISLAM JI ISLAM AM ISLAM TA ISLAM DS ISLAM TL KRISTEN PRO KL ISLAM WF ISLAM AP ISLAM WO ISLAM YZ ISLAM BZ ISLAM AS ISLAM FS KRISTEN PRO MS ISLAM SS ISLAM DW ISLAM JN ISLAM AF ISLAM HR ISLAM YS ISLAM KA KATOLIK AT ISLAM FN ISLAM ZS ISLAM FN ISLAM UF ISLAM JF ISLAM RB KATOLIK RG ISLAM DT ISLAM AI ISLAM HN ISLAM MM ISLAM MD ISLAM MW ISLAM MA KATOLIK VL KRISTEN CC ISLAM RR ISLAM AM ISLAM DS ISLAM HS ISLAM SF ISLAM SU ISLAM RQ ISLAM AO ISLAM YP KRISTEN PRO GM ISLAM AF ISLAM MA ISLAM MR
X MIPA 1 X MIPA 1 X MIPA 1 X MIPA 1 X MIPA 1 X MIPA 1 X MIPA 1 X MIPA 1 X MIPA 1 X MIPA 1 X MIPA 1 X MIPA 1 X MIPA 1 X MIPA 1 X MIPA 1 X MIPA 1 X MIPA 1 X MIPA 1 X MIPA 1 X MIPA 1 X MIPA 1 X MIPA 1 X MIPA 1 X MIPA 1 X MIPA 1 X MIPA 1 X MIPA 1 X MIPA 1 XI MIPA 7 XI MIPA 7 XI MIPA 8 XI XI MIPA 7 XI MIPA 7 XI MIPA 7 XI MIPA 7 XI MIPA 7 XI MIPA 7 XI MIPA 7 XI MIPA 7 XI MIPA 7 XI MIPA 2 XI MIPA 7 XI MIPA 7 XI XI MIPA 8 XI MIPA 3 XI MIPA 2 XI MIPA 4 XI MIPA 5 XI MIPA 6 XI MIPA 8 XI MIPA 6 XI MIPA 4 XI XI MIPA 2 XI MIPA 7 XI XI MIPA 2 XI MIPA 8 XI MPA 4 XI MIPA 5 XI XI MIPA 6 XI MIPA 5 XI MIPA 6 XI XI XI XI MIPA 8 XI MIPA 4 XI MIPA 7 X MIPA 2 X MIPA 2 X MIPA 2 X MIPA 2 X MIPA 2 X MIPA 2 X MIPA 2 X MIPA 2 X MIPA 2 X MIPA 2 X MIPA 2 X MIPA 2 X MIPA 2 X MIPA 2 X MIPA 2 X MIPA 2 X MIPA 2 X MIPA 2 X MIPA 2 X MIPA 2 X MIPA 2 X MIPA 2 X MIPA 2 X MIPA 2 X MIPA 2 X MIPA 2 X MIPA 2 X MIPA 2 X MIPA 2 XI XI IPA 3 XI XI MIPA 3 XI MIPA 3 XI MIPA 3
5 3 3 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 3 5 4 4 5 4 3 5 5 5 4 5 5 4 5 5 3 5 4 5 5 4 5 3 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 3 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 3 5 5 5 4 4 5
2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 5 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 5 3 3 1 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 1 2 3 3 2 4 4 4 4 3 2 2 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 2 4 3 3 3 4 2 3 4 3 4 4 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 4 5 3 3 3 3 4 3 5 2 3 3 3 3 4 4 4
3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 3 5 3 5 3 4 5 4 5 3 4 4 3 4 2 4 3 3 5 4 5 5 3 3 4 3 4 3 4 5 4 4 3 5 4 4 4 3 4 4 5 4 3 4 4 5 3 4 5 5 3 4 5 3 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 3 4 4 5 4 3 4 3 3 4 4 4 4
5 4 3 4 3 4 3 4 5 4 4 5 5 3 4 3 4 3 5 4 3 4 3 3 4 5 5 4 5 3 5 1 5 4 5 3 3 5 3 5 4 3 5 3 2 3 3 3 5 5 4 3 3 3 4 5 5 3 3 5 5 5 5 5 4 3 4 5 3 5 4 2 5 4 5 4 3 5 3 4 4 5 3 4 4 5 4 5 5 3 4 5 4 4 3 3 5 5 5 5 4 4 2 4 4 4 3
5 3 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 3 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
3 4 3 5 5 3 5 5 4 4 5 5 5 5 3 4 3 4 5 4 4 4 5 3 4 5 4 4 5 4 3 5 4 3 5 3 5 5 3 3 4 4 3 5 4 4 5 3 4 5 5 5 2 4 4 4 5 3 4 5 4 4 5 4 5 5 3 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 3 4 4 5 4 3 4 4 5 3 4 4 3 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5
4 3 3 5 5 4 4 4 3 4 4 4 5 5 5 4 3 5 5 3 4 4 5 4 3 4 4 4 5 4 2 5 4 4 5 4 5 5 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 3 4 4 5 4 4 5 5 3 4 5 2 4 3 4 3 3 5 4 2 5 5 4 4 5 4 3 3 3 4 4 5 5 4 3 4 4 4 5 3 4 5 4 5 5 5 3 4 3 3 4 4 4 3
3 5 3 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 3 4 3 5 4 4 4 4 4 5 5 5 3 5 4 2 1 3 5 5 3 5 5 5 5 4 5 3 5 5 4 5 2 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 3 5 4 5 5 5 5 4 5 2 4 4 5 5 3 5 4 5 5 4 4 3 5 5 5 5 3 5 5 5 4 3 4 3 5 4 4 3
3 3 3 4 4 3 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 3 4 5 4 4 5 5 3 4 5 4 4 5 4 3 5 4 4 5 5 5 5 5 3 4 5 4 5 5 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 3 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 3 5 5 5 5 3 4 4 5 5 5 5 4
4 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 3 4 5 5 5 5 3 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 3 5 4 4 5 5 5 3 5 5 5 4 5 3 5 4 5 3 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5
37 37 34 42 43 37 43 42 43 43 42 47 45 47 44 37 37 38 48 41 41 41 44 38 42 47 43 39 46 39 38 35 43 40 47 40 45 49 41 39 40 41 38 41 42 37 40 39 42 46 43 41 34 37 40 46 46 39 43 46 47 39 48 43 40 44 37 45 42 41 46 38 42 44 49 42 41 49 38 38 39 45 39 38 46 46 44 42 44 39 41 49 42 42 42 40 48 48 47 39 40 40 39 44 43 42 41
3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 1 3 3 4 2 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 2 4 4
49
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 4 1 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3
4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4
2 2 4 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 4 4 2 4 3 3 3 3 3 3 1 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 2 4 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 4 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4
4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 2 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4
2 3 3 2 3 2 1 2 3 1 2 3 1 2 2 2 2 2 3 2 1 2 3 2 2 2 4 2 2 2 3 1 3 3 3 2 2 2 4 2 2 2 3 3 2 3 2 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 1 2 3 4 3 3 3 3 2 1 2 3 3 3 2 3 2 2 3 4 2 1 1 2 2 3 3 2 3 2 3 3 4 2 3 1 3 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4
2 1 2 4 3 3 4 3 2 3 3 2 4 4 3 3 3 4 2 3 2 4 2 2 3 3 2 3 1 3 2 4 2 2 4 3 4 3 4 3 3 2 4 3 3 3 3 2 3 4 4 4 2 2 2 3 3 2 4 3 3 2 3 3 4 4 3 2 4 3 3 4 4 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 4 4 3 4 2 3 2 4 3 3 2 2 2 3 3 3
3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 2 3 3 4 3 1 3 3 2 3 3 4 4 4 3 3 1 3 3 2 2 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 4 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 2 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3
3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 2 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 2 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4
3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 2 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4
3 3 3 4 3 2 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 2 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 1 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 2 3 4 4 3 2 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 2 3 4 3 2 3 3 2 4 4 3 3 2 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4
2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 3 2 1 2 3 1 2 2 1 3 1 1 4 1 4 2 1 1 2 2 3 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 2 3 3 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 3 3 3 3 3 2 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 2 3 2 2 1 3 2 1
3 3 4 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 4 3 3 4 1 4 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 1 3 3 1 3 4 3 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 4 2 2 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3
52 51 54 56 56 51 56 57 59 55 57 58 59 62 56 52 54 55 56 54 52 56 63 50 60 63 60 57 58 53 64 47 61 53 58 52 61 60 64 56 57 60 52 54 56 55 53 56 60 60 54 61 51 60 58 60 52 55 57 58 61 53 65 56 58 60 49 61 57 58 60 66 64 61 68 60 52 51 52 54 52 61 51 57 58 63 58 55 55 55 49 64 58 56 56 56 56 58 64 59 58 54 61 52 59 58 60
P P P P P P L P P L L P P L P P P P P P
ISLAM LN ISLAM DP ISLAM AN ISLAM IW ISLAM SF ISLAM MB BUDDHA FS KATOLIK ING ISLAM GL ISLAM DA KRISTEN PRO NJ ISLAM DW KRISTEN PRO CF ISLAM SS KRISTEN PRO VY ISLAM AR ISLAM FD ISLAM NF ISLAM CS ISLAM MP
XI XI XI MIPA 9 XI MIPA 9 XI MIPA 9 XI MIPA 9 XI MIPA 9 XI MIPA 9 XI MIPA 9 XI MIPA 9 X MIPA 6 X MIPA 6 X MIPA 6 X MIPA 6 X MIPA 6 X MIPA 6 X MIPA 6 X MIPA 6 X MIPA 6 X MIPA 3
5 3 4 4 4 4 5 5 4 3 5 5 5 3 5 3 4 5 5 4
4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 1 4 2 4 3 3 3
5 4 4 5 5 3 3 4 3 4 5 4 3 3 5 3 4 4 4 4
5 5 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 5 3 3
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5
4 3 3 5 3 3 3 4 4 4 3 3 3 5 5 1 5 4 4 4
5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 3 5 3 5 4 4 4 5 3
5 3 5 5 5 3 5 4 4 4 4 3 5 3 5 3 5 5 3 4
5 4 4 4 5 4 4 4 3 3 5 4 4 3 5 4 5 5 4 4
4 4 4 5 4 3 5 3 5 4 4 4 3 4 5 2 5 5 4 5
47 38 40 44 43 37 40 39 40 37 43 37 40 33 48 31 45 45 40 39
3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3
50
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3
4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3
2 3 2 4 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 1 2 3 2 3
4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3
2 2 2 2 2 2 2 1 4 3 2 2 2 2 2 3 3 1 2 3
3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 4 2 4
3 4 2 4 3 2 2 3 3 3 3 2 2 4 3 1 3 3 4 2
4 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 4 3 2 4 3 4 3 3 3
4 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 4 2 3 4 3 3 3 4 4
3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 4 4 3 3 3 3
4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 4 3 4 4 3
3 3 4 3 4 4 3 2 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4
4 3 4 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3
2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 1
3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 1 3 3 2 3
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4
3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 4 2 3 4 2 3
59 55 55 55 55 51 50 53 57 47 56 54 45 49 58 49 56 60 56 55
Lampiran 5. Analisa Faktor
51
Try Out II Item-Total Statistics Reliability Statistics Cronbach's
Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Cronbach's
Item Deleted
if Item Deleted
Total
Alpha if Item
Correlation
Deleted
N of Items
Alpha ,706
18
B1
52,67
15,359
,442
,678
B2
52,81
16,288
,315
,693
B3
52,31
16,376
,264
,697
B4
53,19
15,176
,415
,680
B5
52,21
16,896
,157
,705
B6
53,52
16,859
,042
,727
B7
52,89
16,290
,365
,690
B8
53,21
15,961
,192
,708
B9
52,92
16,257
,205
,704
B10
52,69
16,213
,278
,695
B11
52,63
15,732
,381
,685
B12
52,56
15,544
,450
,679
B13
52,57
16,085
,305
,693
B14
52,71
15,738
,342
,689
B15
54,22
16,114
,194
,706
B16
53,14
15,561
,423
,681
B17
52,25
16,909
,143
,707
B18
52,97
15,427
,467
,677
Uji normalitas
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic T_Baru
,067
df
Shapiro-Wilk
Sig. 300
,002
Statistic ,993
a. Lilliefors Significance Correction
52
df
Sig. 300
,142
53
KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.
,749
Approx. Chi-Square Bartlett's Test of Sphericity
760,255
df
153
Sig.
,000
1. Explatory factor analysis
54
KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Approx. Chi-Square Communalities Initial
Bartlett's Test of Sphericity
Extraction
B1
1,000
,456
B2
1,000
,615
B3
1,000
,561
B4
1,000
,547
B5
1,000
,466
B6
1,000
,685
B7
1,000
,526
B8
1,000
,357
B9
1,000
,549
B10
1,000
,601
B11
1,000
,448
B12
1,000
,613
B13
1,000
,530
B14
1,000
,576
B15
1,000
,635
B16
1,000
,566
B17
1,000
,443
B18
1,000
,578
Reduks i item
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Communalities
55
,763 725,654
df
136
Sig.
,000
Initial
Extraction
B1
1,000
,415
B2
1,000
,521
B3
1,000
,481
B4
1,000
,531
B5
1,000
,411
B7
1,000
,527
B8
1,000
,408
B9
1,000
,540
B10
1,000
,570
B11
1,000
,452
B12
1,000
,621
B13
1,000
,500
B14
1,000
,537
B15
1,000
,458
B16
1,000
,585
B17
1,000
,414
B18
1,000
,554
Extraction Method: Principal Component Analysis.
56
57
Component Matrix
a
Component 1
2
3
4
5
B1
,595
-,008
,191
,154
-,020
B2
,406
,026
,469
-,355
-,093
B3
,354
,467
,270
,241
,080
B4
,574
-,365
-,120
,229
,030
B5
,237
,389
,237
,373
,086
B7
,512
-,132
-,322
-,020
,379
B8
,310
-,107
,074
,357
,410
B9
,264
-,090
,472
-,479
,104
B10
,400
,272
,137
,077
-,558
B11
,535
,264
-,135
,269
-,076
B12
,602
,291
-,293
-,124
-,269
B13
,419
,280
-,369
-,302
,140
B14
,492
,051
-,451
-,263
-,140
B15
,246
-,474
,102
,228
-,331
B16
,554
-,479
,183
-,084
-,094
B17
,210
,433
,219
-,190
,312
B18
,623
-,330
,043
-,066
,224
Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 5 components extracted.
Validitas kriteria Correlations T_VIA Pearson Correlation T_VIA
1
,537
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
T_Baru
T_Baru **
,000 300
300
**
1
,537
Sig. (2-tailed)
,000
N
300
300
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
58
2. Confirmatory factor analysis a
Component Matrix
Component 1
2
3
4
5
6
B1
.595
-.008
.191
.154
-.020
-.269
B2
.406
.026
.469
-.355
-.093
-.332
B3
.354
.467
.270
.241
.080
.103
B4
.574
-.365
-.120
.229
.030
.150
B5
.237
.389
.237
.373
.086
.359
B7
.512
-.132
-.322
-.020
.379
.073
B8
.310
-.107
.074
.357
.410
-.623
B9
.264
-.090
.472
-.479
.104
.015
B10
.400
.272
.137
.077
-.558
-.089
B11
.535
.264
-.135
.269
-.076
-.068
B12
.602
.291
-.293
-.124
-.269
.050
B13
.419
.280
-.369
-.302
.140
-.082
B14
.492
.051
-.451
-.263
-.140
-.111
B15
.246
-.474
.102
.228
-.331
.098
B16
.554
-.479
.183
-.084
-.094
.178
B17
.210
.433
.219
-.190
.312
.253
B18
.623
-.330
.043
-.066
.224
.314
Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 6 components extracted. Factor Matrixa Factor 1
2
3
4
5
6
B1
.300
.082
-.030
.544
.058
.038
B2
.234
.099
.002
.327
.232
-.392
B3
.244
-.084
.031
.238
.325
.151
B4
.340
.245
-.024
.355
-.304
.173
B5
.111
.063
.015
.144
.321
.201
B7
.417
.160
-.078
.092
-.096
.129
B8
.096
.081
-.055
.288
-.006
.114
B9
.139
.103
-.032
.179
.086
-.242
B10
.229
.014
.166
.261
.158
-.018
B11
.396
.007
.193
.253
.092
.277
59
B12
.772
-.106
.625
-.001
.000
.000
B13
.692
-.541
-.478
.000
.000
.000
B14
.431
-.050
.035
.120
-.135
.001
B15
.118
.131
-.037
.198
-.253
-.077
B16
.303
.322
-.036
.375
-.263
-.158
B17
.179
-.006
-.011
.045
.316
-.002
B18
.601
.757
-.254
-.001
.000
.000
Extraction Method: Maximum Likelihood. a. 6 factors extracted. 24 iterations required.
3. Factor loading
Component Matrix
a
Component
Communalities
1 Initial
Extraction
F1
1,000
,751
F2
1,000
,126
F3
1,000
,606
F4
1,000
,206
F5
1,000
,208
F6
1,000
,630
F1
,866
F2
,355
F3
,778
F4
,454
F5
,456
F6
,794
Extraction Method: Extraction Method: Principal
Principal Component
Component Analysis.
Analysis. a. 1 components extracted.
60
61