Data tahun 1992 menunjukkan bahwa luas lahan usahatani kritis di luar kawasan hutan telah mencapai ±18 juta hektar. Setelah hampir 13 tahun, lahan kritis diluar kawasan hutan pada tahun 2005 sekarang ini telah mencapai ± 25 juta hektar. Terjadinya lahan-lahan kritis yang pada dasarnya berada di wilayah DAS (Daerah Aliran Sungai) tidak saja menyebabkan menurunnya produktivitas tanah ditempat terjadinya lahan kritis itu sendiri, tetapi juga menyebabkan rusaknya fungsi hidrologis DAS dalam menahan, menyimpan dan meresapkan air hujan yang jatuh pada kawasan DAS tersebut.
Kegiatan rehabilitasi dan konservasi lahan terpadu pada lahan kering kritis pada wilayah DAS ini sangat relevan dalam mendukung GNKPA (Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air) yang telah dicanangkan oleh Bapak Presiden Republik Indonesia pada tanggal 28 April 2005. Gerakan ini merupakan gerakan nasional terpadu antar sektor dan pemangku kepentingan lainnya yang bertujuan untuk mengembalikan keseimbangan siklus hidrologi pada seluruh wilayah DAS di Indonesia.
Konservasi lahan Konservasi lahan adalah usaha pemanfaatan lahan dalam usahatani dengan memperhatikan kelas kemampuannya dan dengan menerapkan kaidah-kaidah konservasi tanah dan air agar lahan dapat digunakan secara lestari. Rehabilitasi lahan Rehabilitasi lahan adalah kegiatan pemulihan kemampuan sumberdaya lahan pertanian yang telah mengalami degradasi lahan. Lahan Potensial Kritis Lahan potensial kritis adalah tanah-tanah yang masih produktif bila diusahakan untuk usaha pertanian. Tetapi bila dalam pengelolaannya tidak menggunakan kaidahkaidah konservasi tanah, maka tanah akan rusak dan cenderung menjadi lahan semi kritis atau lahan kritis.
Lahan Semi kritis / hampir kritis Lahan semi kritis adalah tanah-tanah yang kurang produktif akibat terjadinya erosi, tetapi masih dapat diusahakan untuk usaha pertanian, namun demikian produktivitasnya relatif rendah. Lahan Kritis Lahan kritis adalah tanah-tanah yang tidak produktif, dengan kondisi yang tidak memungkinkan untuk diusahakan sebagai lahan pertanian, tanpa usaha-usaha rehabilitasi lebih dahulu.
Teknologi konservasi tanah diterapkan untuk mengendalikan erosi dan mencegah degradasi lahan. Untuk memanen air dan mencegah kehilangan air melalui aliran permukaan, perkolasi, dan evaporasi diperlukan teknologi konservasi air.
Desain bertujuan untuk merancang suatu kawasan dengan batas-batas pemilikannya yang akan dipergunakan sebagai acuan teknis dalam pembuatan bangunan-bangunan konservasi (teras, guludan, saluran pembuangan air, terjunan dan rorak), tata letak jalan usahatani, bidang olah dan lubang tanaman, rencana anggaran biaya dan daftar petani.
Secara garis besar dalam desain sederhana perlu diuraikan beberapa hal pokok sebagai berikut : 1. Risalah Umum 2. Rencana Pembuatan Bangunan Konservasi 3. Analisa Kebutuhan Bahan dan Tenaga 4. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan 5. Rencana Alokasi Sarana Produksi
METODA KONSERVASI LAHAN KERING • Pendekatan Vegetatif • Pendekatan Sipil Teknis Metoda vegetatif yaitu metoda konservasi dengan me-nanam berbagai jenis tanaman seperti tanainan penutup tanah, tanaman penguat teras, penanaman dalam strip, pergiliran ta-naman serta penggunaan pupuk organik dan mulsa. Metoda sipil teknis yaitu suatu metoda konservasi dengan mengatur aliran permukaan sehingga tidak merusak lapisan olah tanah (Top Soil) yang bermanfaat bagi pertum-buhan tanaman. Usaha konservasi dengan metoda sipil teknis ini yaitu membuat bangunan-bangunan konservasi antara lain pengo-lahan tanah menurut kontur, pembuatan guludan, teras, dan saluran air (Saluran Pembuangan Air, Terjunan dan Rorak).
Pendekatan Vegetatif 1.Penanaman Tanaman Penutup Tanah 2.Penanaman Rumput Makanan Ternak 3.Penanaman dalam Strip 4.Pergiliran Tanaman 5.Penggunaan sisa-sisa tanaman
Pendekatan Sipil Teknis
1. Pengolahan Tanah menurut Kontur 2. Teras (Sengkedan) 3. Saluran Pembuangan Air (SPA)
TERAS GULUD
• Umumnya dibuat pada lahan yang berkemiringan 10 - 15%. • Teras gulud biasanya dilengkapi dengan Saluran Pembuangan Air yang tujuannya untuk mengurangi kecepatan air yang mengalir pada waktu hujan sehingga erosi dapat dicegah dan penyerapan air dapat diperbesar.
TERAS BANGKU
• Adalah teras yang dibuat dengan cara memotong lereng dan meratakan tanah di bidang olah sehingga terjadi deretan menyerupai tangga. • Bermanfaat sebagai pengendali aliran permukaan dan erosi. • Diterapkan pada lahan dengan lereng 10-40%, tanah dengan solum dalam (> 60 cm), tanah yang relatif tidak mudah longsor, dan tanah yang tidak mengandung unsur beracun bagi tanaman seperti aluminium dan besi.
GULUDAN
• •
Adalah suatu sistem di mana tanaman pangan ditanam pada lorong di antara barisan tanaman pagar. Sangat bermanfaat dalam mengurangi laju limpasan permukaan dan erosi, dan merupakan sumber bahan organik dan hara terutama N untuk tanaman lorong
Adalah lubang atau penampang yang dibuat memotong lereng yang berfungsi untuk menampung dan meresapkan air aliran permukaan.
Bermanfaat untuk (1) memperbesar peresapan air ke dalam tanah; (2) memperlambat limpasan air pada saluran peresapan; dan (3) sebagai pengumpul tanah yang tererosi, sehingga sedimen tanah lebih mudah dikembalikan ke bidang olah.
Ukuran rorak sangat bergantung pada kondisi dan kemiringan lahan serta besarnya limpasan permukaan. Umumnya rorak dibuat dengan ukuran panjang 12 m, lebar 0,25-0,50 m dan dalam 0,20-0,30 m, atau panjang 1-2 m, lebar 0,3-0,4 m dan dalam 0,4-0,5 m. Jarak antar-rorak dalam kontur adalah 2-3 m dan jarak antara rorak bagian atas dengan rorak di bawahnya 3-5 m.
Alat untuk Membuat Jalur Tanam Memiliki Ketinggian (Garis Kontur Yang Sama)
BAHAN ORGANIK, UNTUK APA YA..?
MULSA
Bucket drip-irrigation system
Drum drip-irrigation system
Bangunan Penahan Air
TANAMAN PENUTUP TANAH Tanaman penutup tanah berfungsi untuk mencegah erosi, menambah bahan organik dan memperbesar kemampuan tanah untuk menyerap dan menahan air hujan yang jatuh. Ada 4 (empat) jenis tanaman penutup tanah, yaitu : •
• • •
Jenis merambat (rendah) contoh : Colopogonium moconoides, Centrosoma sp, Ageratum conizoides,Pueraria sp. Jenis perdu/semak (sedang) contoh : Crotalaria sp, Acasia vilosa, Jenis pohon (tinggi) contoh - Leucaena leucephala (lamtoro gung), Leucaena glauca (lamtoro lokal), Ablizia falcataria Jenis kacang-kacangan contoh : Vigna sinensis, Doli-chos lablab (komak).
Penanaman Rumput Makanan Ternak Rumput ditanam didalam jalur/strip Penanaman dilakukan menurut garis kontur dengan letak penanaman dibuat selang-seling agar rumput dapat tumbuh baik, usahakan penanamannya pada awal musim hujan. Selain itu tempat jalur rumput sebaiknya ditengah antara barisan tanaman pokok Rumput ditanam pada Guludan l galengan Penanamannya diusahakan berselang-seling pada musim penghujan. Jarak tanam diusahakan serapat mungkin agar guludan/galengan lebih kuat.